STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia

advertisement
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
PERBEDAAN BRAND IMAGE SEPEDA MOTOR YAMAHA DAN HONDA
DITINJAU DARI KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MASYARAKAT
MEDANG LESTARI TANGERANG
Oleh
Lod Sulivyo, S.E., M.M. (Dosen STIE PPI)
ABSTRAK
Ketatnya persaingan bisnis dibidang industri kendaraan bermotor,
membuat perusahaan harus mampu menciptakan sesuatu yang berbeda.
Perusahaan dituntut untuk memiliki citra merek yang baik dimata konsumen,
untuk membedakan suatu perusahaan dengan produk yang lain. Merek tidak
dapat ditiru apalagi citra merek yang baik yang tersimpan dalam benak
konsumen. Jika citra merek dianggap positif bagi konsumen maka merek akan
selalu diingat, diucapkan kepada orang lain, dan sangat menentukan
konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan
menjelaskan perbedaan antara Brand Image sepedah motor Yamaha dan
Honda ditinjau dari Keputusan Pembelian pada Masyarakat Medang Lestari
Tangerang.
Berdasarkan hasil penelitian, pengumpulan data dan pembahasan, maka
hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
antara Brand Image Sepedah Motor Yamaha dan Honda ditinjau dari
Keputusan Pembelian Pada Masyarakat Medang Lestari Tangerang. Hal ini
dapat ditunjukan dengan nilai p-value (0.488) > 0,05 maka H0 diterima.
PENDAHULUAN
Dalam dunia perdagangan dan bisnis ada sebuah istilah yang disebut
dengan pemasaran, untuk memasarkan suatu barang dan jasa perusahaan
memerlukan suatu usaha promosi dimana salah satu alat promosi yang sering
digunakan adalah iklan, iklan adalah sebuah bentuk komunikasi untuk
pemasaran dan digunakan untuk mendorong atau membujuk pembaca,
penonton atau pemirsa untuk melanjutkan atau mengambil beberapa tindakan
baru. Tindakan yang diharapkan adalah pembelian produk atau jasa yang
telah diiklankan tersebut, tanpa adanya iklan perusahaan tidak akan bekerja
secara maksimal menunjukan produk dan jasanya kepada masyarakat luas.
Dalam pasar nasional yang semakin terbuka, masalah daya saing akan
menghadapi tantangan yang tidak ringan, maka tanpa dibekali kemampuan
dan keunggulan saing yang tinggi niscaya produk atau jasa suatu perusahaan
tidak akan mampu bersaing dengan keunggulan produk para pesaingnya.
InoVasi Volume 12: Nopember 15
Page 830
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
Keputusan pembelian yang dilakukan oleh calon konsumen merupakan
awal dari sebuah laku tidaknya produk yang dipasarkan oleh suatu
perusahaan, karena keputusan untuk membeli merupakan proses pembelian
yang nyata. Sebagai akibat dari penilaian dan seleksi terhadap alternatif
pembelian.Maka dari itu, sebuah perusahaan harus mampu meyakinkan para
konsumennya terhadap produk yang dijualnya. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan proses keputusan pembelian dalam diri konsumen sangat
kurang, yaitu kurangnya efektifnya mempromosikan produk melalui media
iklan.
Kedua variabel tersebut sangat mempengaruhi konsumen dalam merek
dan mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut.Dengan demikian
perusahaan dapat semakin berkembang dan dapat bersaing di pasaran yang
semakin hari semakin mengikuti persaingan yang sangat ketat.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
selanjutnya peneliti akan meneliti dalam sebuah jurnal yang berjudul
”Perbedaan antara Brand Image Sepedah Motor Yamaha Dan Honda
Ditinjau dari Keputusan Pembelian Pada Masyarakat Medang Lestari
Tangerang”.
KAJIAN PUSTAKA
A. Merek (Brand)
1. Pengertian Merek (Brand)
Buchari (2005 : 147) mendefinisikan merek, sebagai berikut :
Merek adalah “Barang yang dihasilkan pabrik untuk dijual yang dibubuhi
tanda lukisan/perkataan yang digunakan untuk membedakan dari barangbarang sejenis yang dihasilkan oleh pabrik lain”.
Ujang Sumarwan (2002 : 303) mendefinisikan merek, sebagai
berikut : Merek adalah “Nama penting bagi sebuah produk atau jasa.
Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merekmerek produk yang sudah lama dikenal oleh konsumen telah menjadi
sebuah citra bahkan symbol status bagi produk tersebut”.
Sedangkan Asosiasi pemasaran Amerika dikutip oleh Philip
Kotler (2005 : 97) mendefinisikan merek, sebagai berikut : Merek adalah
“Nama, istilah, tanda, symbol, atau desain, atau kombinasinya, yang
ditunjukan agar dapat mengenali barang atau jasa dari satu atau
sekelompok penjual dan membedakannya produk dan jasa para pesaing”.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa merek adalah
suatu symbol atau logo dari produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan, yang dapat membedakan produk atau jasa yang sejenis. Dan
merek dapat memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan dan
konsumennya.
Dijelaskan oleh Fajar Laksana (2008:78) bagian-bagian dari merek, yaitu:
InoVasi Volume 12: Nopember 15
Page 831
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
a. Nama merek (brand name) adalah sebagian dari merek dan yang dapat
diucapkan.
Misal: Suzuki, Avan, Chevrolet dan lain-lain.
b. Tanda merek (Brand Mark) adalah sebagian dari merek yang
dapat dikenal namun tidak dapat diucapkan, seperti misalnya
lambang, disain, huruf, atau warna khusus. Contoh : “Tiga berlian”
dari Mitsubishi.
c. Tanda merek dagang (Tarde Mark) adalah adalah merek atau
sebagian dari merk yang dilindungi oleh hukum karena
kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda
dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk
menggunakan nama merek dan atau tanda merek.
d. Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi oleh
undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya
tulis, karya musik atau karya seni.
Kriteria bagi merek yang tepat menururt Fajar Laksana (2008 : 79),
sebagai berikut :
a. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk.
b. Merek harus menggambarkan kualitas, warna, dan sebagainya.
c. Merek harus mudah diucapkan, dikenal dan diingat.
d. Merek harus khas.
e. Merek harus dapat didaftarkan dan mendapatkan perlindungan hukum.
Sejumlah merek yang sangat kuat di dunia ini adalah jasa.
Pikiran para pemimpin jasa keuangan seperti Citibank, American
Express, JP Morgan, HSBC, dan Goldman Sachs. Sejumlah rumah
sakit mendapat reputasi “megamerek” karena terbaik dibidangnya,
seperti Mayo Clinic, Massachusets General, dan Sloan-kettring. Rumah
sakit ini mampu membuka klinik di sejumlah kota lain dan menarik
pasien karena kuatnya ruputasi merek. Seperti jumlah merek lain, merek
jasa harus terampil mendeferensiasi dirinya dan menyusun strategi merek
yang memadai. Kotler (2007 : 66).
2. Pengertian Brand Image (Citra Merek)
Kadang kita tidak dapat membedakan sesuatu secara jelas antara
identitas dan citra. Untuk membedakannya, maka akan kita lihat
pengertian masing-masing menurut Kotler (2007:259) : “ Identitas dalah
berbagai cara yang diarahkan perusahaan untuk mengidentifikasikan
dirinya atau memposisikan produknya”.
Sedangkan citra / image, yaitu : “Citra adalah persepsi masyarakat
terhadap perusahaan atau produknya”. Maka jelas jika, “ Brand Image”
atau citra merek adalah bagaimana suatu merek mempengaruhi persepsi,
InoVasi Volume 12: Nopember 15
Page 832
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
pandangan masyarakat atau konsumen terhadap perusahaan atau
produknya.
Pengertian Brand Image (Keller, 2003:166) bahwa:
a. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen
yangberpegang pada ingatan konsumen.
b. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam
pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya,
mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.
Membangun Brand Image yang positif dapat dicapai dengan
program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan
memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan
produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen-elemen yang mendukung,
dapat menciptakan Brand Image yang kuat bagi konsumen. Faktor-faktor
pendukung terbentuknya Brand Image dalam keterkaitannya dalam
asosiasi merek (Keller.2003:167):
a. Keunggulan asosiasi merek (Favorability of brand association)
Salah satu factor pembentuk Brand Image adalah keunggulan
produk, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena
keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dan cirri khas itulah
yang menyebabkan suatu produk mempunyai daya tarik terssendiri
bagi konsumen.
b. Kekuatan asosiasi merek (Strength of brand association)
Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi
komunikasi melalui periklanan. Setiap merek yang berharga
mempunyai jiwa, suatu kepribadian khusus adalah kewajiban
mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan,
mensosialisasikan jiwa/keperibadian tersebut dalam satu bentuk
iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal
itulah yang akan terus menerus yang menjadi penghubung antara
produk/merek dengan konsumen. Dengan demikian merek tersebut
akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah-tengah
maraknya persaingan. Membangun popularitas sebuah merek
tidaklah mudah, namun demikian popularitas adalah salah satu
kunnci yang dapat membentuk Brand Image.
c. Keunikan asosiasi merek (Uniqueness of brand association)
Merupakan keunikan-kunikan yang dimiliki oleh produk tersebut.
Beberapa keuntungan dengan terciptanya Brand Image yang kuat
adalah :
1) Peluang bagin produk /merek untuk terus mengembangkan diri
dan memiliki prospek bisnis yang bagus.
InoVasi Volume 12: Nopember 15
Page 833
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
2) Memimpin produk untuk semakin memiliki system keuangan
yang bagus.
3) Menciptakan loyalitas konsumen.
4) Membantu dalam efisiensi Marketing, karena merek telah
berhasil dikenal dan diingat oleh konsumen.
5) Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing.
Semakin merek dikenal dengan masyarakat, maka perbedaan/
keunikan baru yang diciptakan perusahaan akan mudah
dukenali oleh konsumen.
6) Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan.
7) Meminimumkan kehancuran / kepailitan perusahaan.
8) Mempermudah
mendaptakn
mengembangkan produk.
investor
baru
guna
A. Keputusan Pembelian
1. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Schiffman dan kanuk yang dikutip oleh Nana Herdiana
Abdurrahman (2015:43), Keputusan Pembelian adalah keputusan
konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa
merupakan alternative pilihan yang penting bagi pemasar.
Menurut Fandy Tjiptono (2014:464), Proses keputusan pembelian
di dengan indentifikasi kebutuhan atau masalah, dimana konsumen
merasakan adanya perbedaaan antara kondisi actual dan kondisi yang
diharapkan.
Menurut Kotler & Amstrong dalam Zoeldhan (2012:34), keputusan
pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli
dimana konsumen benar-benar membeli. Disini dikatakan bahwa
konsumen bebas memilih produk yang diinginkan sesuai dengan
kebutuhannya, memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya,
banyak pembelian, kapan membeli, dan mengapa harus membeli.
Konsumen membeli dan mengonsumsi produk bukan sekedar karena nilai
fungsi awalnya, namun juga karena nilai social dan emosional.
2. Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan
Tahap-tahap pengambilan keputusan
Armstrong (2004:224) adalah sebagai berikut:
InoVasi Volume 12: Nopember 15
menurut
Kotler
dan
Page 834
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
a. Pengenalan kebutuhan (need recognition)
Pengenalan kebutuhan merupakan tahap pertama proses
keputusan pembelian dimana konsumen mengenali permasalahan atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan
aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat
dipicu oleh stimulan internal ketika salah satu kebutuhan
normal−lapar, haus, seks−naik ke tingkat yang cukup tinggi sehingga
menjadi pendorong. Selain itu pula kebutuhan juga dipicu oleh
rangsangan eksternal.
b. Pencarian informasi
Pencarian informasi merupakan tahap proses pengambilan
keputusan pembeli dimana konsumen tergerak untuk mencari
informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan
perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber.
Sumber itu meliputi:
1) Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja)
2) Sumber komersial (iklan, penjualan, pengecer, bungkus, situs Web,
dll)
3) Sumber publik (media masa, organisasi pemberi peringkat)
4) Sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti,
menggunakan produk).
c. Pengevaluasian alternatif
Pengevaluasian alternatif merupakan tahap proses keputusan
pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.
Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif
pembelian tergantung pada konsumen individual dan situas pembelian
tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi
yang cermat dan pikiran yang logis. Dalam waktu yang lain,
konsumen bersangkutan mengerjakan sedikit atau tidak mengerjakan
evaluasi sama sekali; melainkan mereka membeli secara impulsif atau
bergantung pada intuisi.
d. Menentukan pembelian
Menentukan pembelian merupakan tahap proses keputusan
dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Secara
umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang
paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara
kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama
adalah sikap orang lain, karena konsumen mungkin membentuk
kecenderungan pembelian berdasar pada pendapat yang diharapkan.
InoVasi Volume 12: Nopember 15
Page 835
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga, karena keadaan
tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian.
Dalam keputusan membeli konsumen seringkali ada lebih dari
dua pihak yang terlibat dalam proses pembelian. Umumnya ada lima
peran yang dapat dilakukan seorang konsumen. Adakalanya kelima
peran ini dipegang oleh satu orang, namun sering kali pula peranan
tersebut dilakukan oleh beberapa orang. Menurut Kotler ( 2005:159 )
kelima peranan tersebut meliputi :
1) Pemrakarsa ( Initiator ), yaitu orang yang pertama kali menyadari
adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan
mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
2) Pemberi Pengaruh ( Influencer ), yaitu orang yang pandangan,
nasihat atau pendapatannya mempengaruhi keputusan pembelian.
3) Pengambilan Keputusan ( Decider ), yaitu orang yang mengambil
keputusan pembelian.
4) Pembeli ( Buyer ), yaitu orang yang melakukan pembelian.
5) Pemakai ( User ), yaitu orang yang mengkonsumsi atau
menggunakan barang atau jasa yang dibeli.
e. Perilaku setelah pembelian
Perilaku setelah pembelian merupakan tahap proses keputusan
pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian
berdasarkan pada kepuasan atau ketidak puasan mereka.
Menurut Kotler dan Armstrong (2004:228) yang menentukan puas
tidak pusanya pembelian terletak pada hubungan antara harapan
konsumen dan kinerja produk yang dirasakan. Jika produk jauh di
bawah harapan konsumen, maka konsumen kecewa; jika produk
memenuhi harapannya, konsumen terpuaskan; jika melebihi
harapannya, maka konsumen akan sangat senang.
Tahap-tahap pengambilan keputusan di atas dapat digambarkan
sebagai berikut :
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
maa
Sumber
: Kotler dan Armstrong
(2004:224)
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
v
Perilaku Pasca
Pembelian
Gambar 2.1
Proses Keputusan Pembelian
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teori yang telah dibahas pada kerangka
pemikiran dan juga didukung oleh hasil penelitian terdahulu. Merek
InoVasi Volume 12: Nopember 15
Page 836
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
merupakan suatu symbol atau logo dari produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan, yang dapat membedakan produk atau jasa yang sejenis. Merek
dapat memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan dan konsumennya.
Maka dalam proposal ini penulis membuat kerangka pemikiran yang
tertuang dalam gambar-gambar yang menghubungkan antara teori-teori,
variabel yang digunakan dan buku acuan yang dipakai dalam penelitian ini.
Perbedaan Brand
Image Sepedah
Motor Yamaha Dan
Honda
Keputusan
Pembelian
Ditinjau
1. Pengenalan
Kebutuhan
2. Pencarian
informasi
3. Pengevaluasian
alternative
4. Keputusan
pembelian
5. Perilaku pasca
pembelian
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Kotler dan Armstrong
(2004:224)
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Untuk menyusun proposal ini peneliti memerlukan data, informasi,
mengenalisis dan menjelaskan secara lengkap serta akurat sebagai acuan
bahan peneliti buat, dengan itu menggunakan metode desain penentuan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini, yaitu penelitian dilakukan dan diarahkan
sekedar untuk memahami masalah secara mendalam mengenai Brand (
InoVasi Volume 12: Nopember 15
Page 837
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
Merek) Dapat Menentukan Keputusan Pembelian Sepeda Motor Pada
Masyarakat Medang Lestari Tangerang.
2. Berdasarkan Metode Penelitian
Metode penelitian memberikan gambaran kepada peneliti tentang
langkah bagaimana penelitian dilakukan sehingga masalah tersebut dapat
dipecahkan, penelitian yang digunakan yaitu metode survey.
3. Berdasarkan tingkat eksplanasinya
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif dan asosiatif,
penelitian yang digunakan untuk mengetahui mengetahui dan menganalisis
seberapa besar perbedaan antara brand image sepedah motor Yamaha dan
honda di tinjau dari Keputusan Pembelian Pada Masyarakat Medang Lestari
Tangerang.
4. Berdasarkan jenis data dan model analisis datanya
Metode analisis data yang digunakan yaitu metode penelitian data
kuantitatif karena data dan analisis yang digunakan secara kuantitatif yang
memunculkan angka-angka untuk dianalisa.
B. Metode Pengumpulan Data
1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(Sugiyono, 2014:90).
Dalam penelitian ini populasinya yaitu Masyarakat Medang lestari
Tangerang. Namun untuk memudahkan perhitungan pengambilan sampel
maka, peneliti membatasi jumlah populasi yaitu masyarakat pengguna
sepedah motor Honda dan Yamaha di Medang Lestari Tangerang.
Sampel adalah bagian populasi yang hendak diteliti dan mewakili
karakteristik populasi. Apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100
maka sampel yang diambil adalah semuanya, namun apabila populasi
penelitian berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 1015% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2010:134).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel jenuh, Sehingga
sampel yang diambil adalah seluruh anggota populasi yaitu sebanyak 100
orang.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendukung metode tersebut, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Riset Kepustakaan
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi untuk mendukung analisis data
InoVasi Volume 12: Nopember 15
Page 838
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
yang diperlukan.
b. Interview / Wawancara
Yaitu wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun
dengan menggunakan telepon.
c. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukann dengan
cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden
untuk
dijawabnya.
3. Metode Analisis Data
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan pengalaman
empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen.
Instrumen tersebut
dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Setelah data
ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis
faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu
faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi
tiap faktor tersebut positif dan besarnya
0,03 ke atas maka faktor tersebut merupakan contruct yang kuat. Jadi
berdasarkan
analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki
validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2014:141-142).
Reliabilitas Instrumen
Uji realibilitas instrument dilakukan untuk mengetahui tingkat realibilitas
keseluruhan item sebagai suatu kesatuan instrument, sehingga hasilnya
dianggap mewakili aspek-aspek yang diukurnya. Uji realibilitas penelitian ini
dibantu dengan menggunakan Software SPSS 17.00 dan dianalisis
menggunakan teknik rumus Cronbach Alpha, sugiyono, (2006:24).
Untuk instrument yang berupa alat tes, indeks realibilitas dinyatakan
reliable jika harga r yang diperoleh paling tidak mencapai 0,60. Jika kriteria
yang digunakan untuk menguji realibilitas adalah r α ≥ 0,60, maka pertanyaan
reliable, sedangkan jika r α ≤ 0,60, maka pernyataan tidak reliabel.
b. Uji Normalitas
Pada penelitian ini uji normalitas akan dideteksi melalui perhitungan
regresi dengan SPSS dan uji statistik dengan menggunakan uji one-sampel
Kolmogorov Smirnov (K-S) Test. Normalitas residual diuji dengan
hipotesis sebagai berikut: Ho: Residual terdistribusi dengan normal, H1:
Residual tidak terdistribusi dengan normal. Statistik uji yang digunakan
InoVasi Volume 12: Nopember 15
Page 839
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
adalah Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
(K-S) Test. Kriteria yang digunakan adalah: Terima Ho bila signifikan K-S >
α (0,05), Tolak Ho bila signifikan K-S < α (0,05).
c. Uji Hipotesis (Analisis One Way ANOVA)
Analisis One Way ANOVA ini digunakan untuk menguji apakah ada
perbedaan nilai rata-rata (mean) yang signifikan diantara kelompok-kelompok
yang lebih dari 2 grup tentang sesuatu hal, dalam hal ini tentang perbedaan
brand image sepedah motor Yamaha dan Honda ditinjau dari keputusan
pembelian Pada Masyarakat Medang Lestari Tangerang. Dalam pengujian
hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak Ho berdasarkan p-value
adalah jika p-value ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan jika p-value > 0,05, maka Ho
diterima.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
A. Analisis Validitas Variabel Keputusan pembelian
Untuk memastikan bahwa kuesioner variabel keputusan tersebut layak
dijadikan bahan penelitian, maka terlebih dahulu diolah analisis validitas
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Analisis Validitas Variabel Keputusan Pembelian
Item-Total Statistics
Scale
Scale Mean if Variance if
Item Deleted Item Deleted
K_PEM1
K_PEM2
K_PEM3
K_PEM4
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
12.7200
3.133
.526
12.6400
3.101
.569
12.7400
2.962
.619
12.8700
2.943
.539
Sumber : Data dianalisis, 2015
.726
.704
.676
.721
Tabel 4.2
Hasil analisis Reliabilitas Variabel Keputusan pembelian
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.763
Sumber : Data dianalisis, 2015
InoVasi Volume 12: Nopember 15
4
Page 840
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
B. Hasil Uji Normalitas Variabel Keputusan Pembelian dengan
Kolmogorov-smirnov test
Tabel 4.3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KEPUTUSA
N
PEMBELIAN
N
Normal Parametersa,,b
Most Extreme
Differences
100
16.9900
2.23605
.129
.089
-.129
1.290
.072
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : Data dianalisis, 2015
C. Hasil Uji Hipotesis dengan Analisis One Way ANOVA
Tabel 4.4
ANOVA
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Sum of
Squares
Between
Groups
Within
Groups
Total
df
Mean Square
2.430
1
2.430
492.560
98
5.026
F
.483
Sig.
.488
494.990
99
Sumber : Data dianalisis, 2015
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data yang penulis
analisis, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tidak terdapat
InoVasi Volume 12: Nopember 15
Page 841
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
perbedaan antara Brand Sepedah Motor Yamaha dan Honda ditinjau dari
Keputusan Pembelian Pada Masyarakat Medang Lestari Tangerang. Hal ini
dapat ditunjukan dengan nilai p-value (0.488) > 0,05 maka H0 diterima.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah disimpulkan diatas, maka
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
A. Saran bagi Lembaga
1. Kedua perusahaan harus lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan
konsumen karena hal tersebut dapat menarik konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian.
2. Kedua perusahaan harus bisa meningkatkan dibagian promosi untuk
membuat iklan yang lebih bagus, misalnya dengan iklan-iklan yang lebih
menyentuh kehidupan masyarakat kelas menengah kebawah.
B. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih
baik dan terinci agar setiap masalah dalam masalah yang diteliti dapat
terpecahkan dan bermanfaat bagi perusahaan yang diteliti.
Daftar Pustaka
Alma, Buchari. 2005. Kewirausahaan. Penerbit : Alfabeta cetakan kesembilan,
Bandung.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Fajar, Laksana ; 2008. Manajemen Pemasaran, edisi pertama.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Kotler dan Amstrong, (2004), Prinsip-prinsip Marketing, Edisi Ketujuh,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran. Alih bahasa Benyamin Molan
Buku kedua, Edisi keduabelas. Jakarta; PT.INDEKS.
Kotler, Philip. 2007. Manajamen Pemasaran. Edisi Millenium, Jilid 2,
Prenhallindo, Jakarta.
Kevin Lane Keller, 2003, Strategic Brand Manajemen, Second Edition,
Prentice Hall.
Nana Herdina Abdurahman, 2015, Manajemen Pemasaran, Edisi pertama.
Pustaka Setia.
Sugiyono 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sumarwan, Ujang, 2003, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran, Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia & NMA-IPB.
InoVasi Volume 12: Nopember 15
Page 842
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi
STIE Putra Perdana Indonesia
Nop 15
ST
IE
Pu
ST
In tra
d
IE
on P
Pu
es erd
ia an
In tra
do P
a
ne e
si rda
a
na
Tjiptono, Fandy. (2014). Pemasaran Jasa. Jakarta: Gramedia Cawang.
InoVasi Volume 12: Nopember 15
Page 843
Download