Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na PERBEDAAN BRAND IMAGE SEPEDA MOTOR YAMAHA DAN HONDA DITINJAU DARI KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MASYARAKAT MEDANG LESTARI TANGERANG Oleh Lod Sulivyo, S.E., M.M. (Dosen STIE PPI) ABSTRAK Ketatnya persaingan bisnis dibidang industri kendaraan bermotor, membuat perusahaan harus mampu menciptakan sesuatu yang berbeda. Perusahaan dituntut untuk memiliki citra merek yang baik dimata konsumen, untuk membedakan suatu perusahaan dengan produk yang lain. Merek tidak dapat ditiru apalagi citra merek yang baik yang tersimpan dalam benak konsumen. Jika citra merek dianggap positif bagi konsumen maka merek akan selalu diingat, diucapkan kepada orang lain, dan sangat menentukan konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan perbedaan antara Brand Image sepedah motor Yamaha dan Honda ditinjau dari Keputusan Pembelian pada Masyarakat Medang Lestari Tangerang. Berdasarkan hasil penelitian, pengumpulan data dan pembahasan, maka hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara Brand Image Sepedah Motor Yamaha dan Honda ditinjau dari Keputusan Pembelian Pada Masyarakat Medang Lestari Tangerang. Hal ini dapat ditunjukan dengan nilai p-value (0.488) > 0,05 maka H0 diterima. PENDAHULUAN Dalam dunia perdagangan dan bisnis ada sebuah istilah yang disebut dengan pemasaran, untuk memasarkan suatu barang dan jasa perusahaan memerlukan suatu usaha promosi dimana salah satu alat promosi yang sering digunakan adalah iklan, iklan adalah sebuah bentuk komunikasi untuk pemasaran dan digunakan untuk mendorong atau membujuk pembaca, penonton atau pemirsa untuk melanjutkan atau mengambil beberapa tindakan baru. Tindakan yang diharapkan adalah pembelian produk atau jasa yang telah diiklankan tersebut, tanpa adanya iklan perusahaan tidak akan bekerja secara maksimal menunjukan produk dan jasanya kepada masyarakat luas. Dalam pasar nasional yang semakin terbuka, masalah daya saing akan menghadapi tantangan yang tidak ringan, maka tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan saing yang tinggi niscaya produk atau jasa suatu perusahaan tidak akan mampu bersaing dengan keunggulan produk para pesaingnya. InoVasi Volume 12: Nopember 15 Page 830 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na Keputusan pembelian yang dilakukan oleh calon konsumen merupakan awal dari sebuah laku tidaknya produk yang dipasarkan oleh suatu perusahaan, karena keputusan untuk membeli merupakan proses pembelian yang nyata. Sebagai akibat dari penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian.Maka dari itu, sebuah perusahaan harus mampu meyakinkan para konsumennya terhadap produk yang dijualnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan proses keputusan pembelian dalam diri konsumen sangat kurang, yaitu kurangnya efektifnya mempromosikan produk melalui media iklan. Kedua variabel tersebut sangat mempengaruhi konsumen dalam merek dan mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut.Dengan demikian perusahaan dapat semakin berkembang dan dapat bersaing di pasaran yang semakin hari semakin mengikuti persaingan yang sangat ketat. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, selanjutnya peneliti akan meneliti dalam sebuah jurnal yang berjudul ”Perbedaan antara Brand Image Sepedah Motor Yamaha Dan Honda Ditinjau dari Keputusan Pembelian Pada Masyarakat Medang Lestari Tangerang”. KAJIAN PUSTAKA A. Merek (Brand) 1. Pengertian Merek (Brand) Buchari (2005 : 147) mendefinisikan merek, sebagai berikut : Merek adalah “Barang yang dihasilkan pabrik untuk dijual yang dibubuhi tanda lukisan/perkataan yang digunakan untuk membedakan dari barangbarang sejenis yang dihasilkan oleh pabrik lain”. Ujang Sumarwan (2002 : 303) mendefinisikan merek, sebagai berikut : Merek adalah “Nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merekmerek produk yang sudah lama dikenal oleh konsumen telah menjadi sebuah citra bahkan symbol status bagi produk tersebut”. Sedangkan Asosiasi pemasaran Amerika dikutip oleh Philip Kotler (2005 : 97) mendefinisikan merek, sebagai berikut : Merek adalah “Nama, istilah, tanda, symbol, atau desain, atau kombinasinya, yang ditunjukan agar dapat mengenali barang atau jasa dari satu atau sekelompok penjual dan membedakannya produk dan jasa para pesaing”. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa merek adalah suatu symbol atau logo dari produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, yang dapat membedakan produk atau jasa yang sejenis. Dan merek dapat memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan dan konsumennya. Dijelaskan oleh Fajar Laksana (2008:78) bagian-bagian dari merek, yaitu: InoVasi Volume 12: Nopember 15 Page 831 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na a. Nama merek (brand name) adalah sebagian dari merek dan yang dapat diucapkan. Misal: Suzuki, Avan, Chevrolet dan lain-lain. b. Tanda merek (Brand Mark) adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal namun tidak dapat diucapkan, seperti misalnya lambang, disain, huruf, atau warna khusus. Contoh : “Tiga berlian” dari Mitsubishi. c. Tanda merek dagang (Tarde Mark) adalah adalah merek atau sebagian dari merk yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek dan atau tanda merek. d. Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni. Kriteria bagi merek yang tepat menururt Fajar Laksana (2008 : 79), sebagai berikut : a. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk. b. Merek harus menggambarkan kualitas, warna, dan sebagainya. c. Merek harus mudah diucapkan, dikenal dan diingat. d. Merek harus khas. e. Merek harus dapat didaftarkan dan mendapatkan perlindungan hukum. Sejumlah merek yang sangat kuat di dunia ini adalah jasa. Pikiran para pemimpin jasa keuangan seperti Citibank, American Express, JP Morgan, HSBC, dan Goldman Sachs. Sejumlah rumah sakit mendapat reputasi “megamerek” karena terbaik dibidangnya, seperti Mayo Clinic, Massachusets General, dan Sloan-kettring. Rumah sakit ini mampu membuka klinik di sejumlah kota lain dan menarik pasien karena kuatnya ruputasi merek. Seperti jumlah merek lain, merek jasa harus terampil mendeferensiasi dirinya dan menyusun strategi merek yang memadai. Kotler (2007 : 66). 2. Pengertian Brand Image (Citra Merek) Kadang kita tidak dapat membedakan sesuatu secara jelas antara identitas dan citra. Untuk membedakannya, maka akan kita lihat pengertian masing-masing menurut Kotler (2007:259) : “ Identitas dalah berbagai cara yang diarahkan perusahaan untuk mengidentifikasikan dirinya atau memposisikan produknya”. Sedangkan citra / image, yaitu : “Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya”. Maka jelas jika, “ Brand Image” atau citra merek adalah bagaimana suatu merek mempengaruhi persepsi, InoVasi Volume 12: Nopember 15 Page 832 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na pandangan masyarakat atau konsumen terhadap perusahaan atau produknya. Pengertian Brand Image (Keller, 2003:166) bahwa: a. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yangberpegang pada ingatan konsumen. b. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk. Membangun Brand Image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen-elemen yang mendukung, dapat menciptakan Brand Image yang kuat bagi konsumen. Faktor-faktor pendukung terbentuknya Brand Image dalam keterkaitannya dalam asosiasi merek (Keller.2003:167): a. Keunggulan asosiasi merek (Favorability of brand association) Salah satu factor pembentuk Brand Image adalah keunggulan produk, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dan cirri khas itulah yang menyebabkan suatu produk mempunyai daya tarik terssendiri bagi konsumen. b. Kekuatan asosiasi merek (Strength of brand association) Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi melalui periklanan. Setiap merek yang berharga mempunyai jiwa, suatu kepribadian khusus adalah kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa/keperibadian tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus yang menjadi penghubung antara produk/merek dengan konsumen. Dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah-tengah maraknya persaingan. Membangun popularitas sebuah merek tidaklah mudah, namun demikian popularitas adalah salah satu kunnci yang dapat membentuk Brand Image. c. Keunikan asosiasi merek (Uniqueness of brand association) Merupakan keunikan-kunikan yang dimiliki oleh produk tersebut. Beberapa keuntungan dengan terciptanya Brand Image yang kuat adalah : 1) Peluang bagin produk /merek untuk terus mengembangkan diri dan memiliki prospek bisnis yang bagus. InoVasi Volume 12: Nopember 15 Page 833 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na 2) Memimpin produk untuk semakin memiliki system keuangan yang bagus. 3) Menciptakan loyalitas konsumen. 4) Membantu dalam efisiensi Marketing, karena merek telah berhasil dikenal dan diingat oleh konsumen. 5) Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin merek dikenal dengan masyarakat, maka perbedaan/ keunikan baru yang diciptakan perusahaan akan mudah dukenali oleh konsumen. 6) Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan. 7) Meminimumkan kehancuran / kepailitan perusahaan. 8) Mempermudah mendaptakn mengembangkan produk. investor baru guna A. Keputusan Pembelian 1. Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Schiffman dan kanuk yang dikutip oleh Nana Herdiana Abdurrahman (2015:43), Keputusan Pembelian adalah keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan alternative pilihan yang penting bagi pemasar. Menurut Fandy Tjiptono (2014:464), Proses keputusan pembelian di dengan indentifikasi kebutuhan atau masalah, dimana konsumen merasakan adanya perbedaaan antara kondisi actual dan kondisi yang diharapkan. Menurut Kotler & Amstrong dalam Zoeldhan (2012:34), keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Disini dikatakan bahwa konsumen bebas memilih produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya, memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya, banyak pembelian, kapan membeli, dan mengapa harus membeli. Konsumen membeli dan mengonsumsi produk bukan sekedar karena nilai fungsi awalnya, namun juga karena nilai social dan emosional. 2. Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Tahap-tahap pengambilan keputusan Armstrong (2004:224) adalah sebagai berikut: InoVasi Volume 12: Nopember 15 menurut Kotler dan Page 834 Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia a. Pengenalan kebutuhan (need recognition) Pengenalan kebutuhan merupakan tahap pertama proses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulan internal ketika salah satu kebutuhan normal−lapar, haus, seks−naik ke tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong. Selain itu pula kebutuhan juga dipicu oleh rangsangan eksternal. b. Pencarian informasi Pencarian informasi merupakan tahap proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Sumber itu meliputi: 1) Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja) 2) Sumber komersial (iklan, penjualan, pengecer, bungkus, situs Web, dll) 3) Sumber publik (media masa, organisasi pemberi peringkat) 4) Sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti, menggunakan produk). c. Pengevaluasian alternatif Pengevaluasian alternatif merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan situas pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis. Dalam waktu yang lain, konsumen bersangkutan mengerjakan sedikit atau tidak mengerjakan evaluasi sama sekali; melainkan mereka membeli secara impulsif atau bergantung pada intuisi. d. Menentukan pembelian Menentukan pembelian merupakan tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, karena konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapat yang diharapkan. InoVasi Volume 12: Nopember 15 Page 835 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na Faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga, karena keadaan tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian. Dalam keputusan membeli konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pembelian. Umumnya ada lima peran yang dapat dilakukan seorang konsumen. Adakalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun sering kali pula peranan tersebut dilakukan oleh beberapa orang. Menurut Kotler ( 2005:159 ) kelima peranan tersebut meliputi : 1) Pemrakarsa ( Initiator ), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu. 2) Pemberi Pengaruh ( Influencer ), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau pendapatannya mempengaruhi keputusan pembelian. 3) Pengambilan Keputusan ( Decider ), yaitu orang yang mengambil keputusan pembelian. 4) Pembeli ( Buyer ), yaitu orang yang melakukan pembelian. 5) Pemakai ( User ), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang dibeli. e. Perilaku setelah pembelian Perilaku setelah pembelian merupakan tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidak puasan mereka. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:228) yang menentukan puas tidak pusanya pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja produk yang dirasakan. Jika produk jauh di bawah harapan konsumen, maka konsumen kecewa; jika produk memenuhi harapannya, konsumen terpuaskan; jika melebihi harapannya, maka konsumen akan sangat senang. Tahap-tahap pengambilan keputusan di atas dapat digambarkan sebagai berikut : Pengenalan Masalah Pencarian Informasi maa Sumber : Kotler dan Armstrong (2004:224) Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian v Perilaku Pasca Pembelian Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dibahas pada kerangka pemikiran dan juga didukung oleh hasil penelitian terdahulu. Merek InoVasi Volume 12: Nopember 15 Page 836 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na merupakan suatu symbol atau logo dari produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, yang dapat membedakan produk atau jasa yang sejenis. Merek dapat memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan dan konsumennya. Maka dalam proposal ini penulis membuat kerangka pemikiran yang tertuang dalam gambar-gambar yang menghubungkan antara teori-teori, variabel yang digunakan dan buku acuan yang dipakai dalam penelitian ini. Perbedaan Brand Image Sepedah Motor Yamaha Dan Honda Keputusan Pembelian Ditinjau 1. Pengenalan Kebutuhan 2. Pencarian informasi 3. Pengevaluasian alternative 4. Keputusan pembelian 5. Perilaku pasca pembelian Gambar 1 Kerangka Pemikiran Kotler dan Armstrong (2004:224) METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Untuk menyusun proposal ini peneliti memerlukan data, informasi, mengenalisis dan menjelaskan secara lengkap serta akurat sebagai acuan bahan peneliti buat, dengan itu menggunakan metode desain penentuan sebagai berikut : 1. Berdasarkan Tujuan Tujuan dalam penelitian ini, yaitu penelitian dilakukan dan diarahkan sekedar untuk memahami masalah secara mendalam mengenai Brand ( InoVasi Volume 12: Nopember 15 Page 837 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na Merek) Dapat Menentukan Keputusan Pembelian Sepeda Motor Pada Masyarakat Medang Lestari Tangerang. 2. Berdasarkan Metode Penelitian Metode penelitian memberikan gambaran kepada peneliti tentang langkah bagaimana penelitian dilakukan sehingga masalah tersebut dapat dipecahkan, penelitian yang digunakan yaitu metode survey. 3. Berdasarkan tingkat eksplanasinya Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif dan asosiatif, penelitian yang digunakan untuk mengetahui mengetahui dan menganalisis seberapa besar perbedaan antara brand image sepedah motor Yamaha dan honda di tinjau dari Keputusan Pembelian Pada Masyarakat Medang Lestari Tangerang. 4. Berdasarkan jenis data dan model analisis datanya Metode analisis data yang digunakan yaitu metode penelitian data kuantitatif karena data dan analisis yang digunakan secara kuantitatif yang memunculkan angka-angka untuk dianalisa. B. Metode Pengumpulan Data 1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2014:90). Dalam penelitian ini populasinya yaitu Masyarakat Medang lestari Tangerang. Namun untuk memudahkan perhitungan pengambilan sampel maka, peneliti membatasi jumlah populasi yaitu masyarakat pengguna sepedah motor Honda dan Yamaha di Medang Lestari Tangerang. Sampel adalah bagian populasi yang hendak diteliti dan mewakili karakteristik populasi. Apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah semuanya, namun apabila populasi penelitian berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 1015% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2010:134). Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel jenuh, Sehingga sampel yang diambil adalah seluruh anggota populasi yaitu sebanyak 100 orang. 2. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendukung metode tersebut, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Riset Kepustakaan Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi untuk mendukung analisis data InoVasi Volume 12: Nopember 15 Page 838 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na yang diperlukan. b. Interview / Wawancara Yaitu wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon. c. Kuisioner Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukann dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. 3. Metode Analisis Data a. Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,03 ke atas maka faktor tersebut merupakan contruct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2014:141-142). Reliabilitas Instrumen Uji realibilitas instrument dilakukan untuk mengetahui tingkat realibilitas keseluruhan item sebagai suatu kesatuan instrument, sehingga hasilnya dianggap mewakili aspek-aspek yang diukurnya. Uji realibilitas penelitian ini dibantu dengan menggunakan Software SPSS 17.00 dan dianalisis menggunakan teknik rumus Cronbach Alpha, sugiyono, (2006:24). Untuk instrument yang berupa alat tes, indeks realibilitas dinyatakan reliable jika harga r yang diperoleh paling tidak mencapai 0,60. Jika kriteria yang digunakan untuk menguji realibilitas adalah r α ≥ 0,60, maka pertanyaan reliable, sedangkan jika r α ≤ 0,60, maka pernyataan tidak reliabel. b. Uji Normalitas Pada penelitian ini uji normalitas akan dideteksi melalui perhitungan regresi dengan SPSS dan uji statistik dengan menggunakan uji one-sampel Kolmogorov Smirnov (K-S) Test. Normalitas residual diuji dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Residual terdistribusi dengan normal, H1: Residual tidak terdistribusi dengan normal. Statistik uji yang digunakan InoVasi Volume 12: Nopember 15 Page 839 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na adalah Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (K-S) Test. Kriteria yang digunakan adalah: Terima Ho bila signifikan K-S > α (0,05), Tolak Ho bila signifikan K-S < α (0,05). c. Uji Hipotesis (Analisis One Way ANOVA) Analisis One Way ANOVA ini digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan nilai rata-rata (mean) yang signifikan diantara kelompok-kelompok yang lebih dari 2 grup tentang sesuatu hal, dalam hal ini tentang perbedaan brand image sepedah motor Yamaha dan Honda ditinjau dari keputusan pembelian Pada Masyarakat Medang Lestari Tangerang. Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak Ho berdasarkan p-value adalah jika p-value ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan jika p-value > 0,05, maka Ho diterima. Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Analisis Validitas Variabel Keputusan pembelian Untuk memastikan bahwa kuesioner variabel keputusan tersebut layak dijadikan bahan penelitian, maka terlebih dahulu diolah analisis validitas dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Analisis Validitas Variabel Keputusan Pembelian Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted K_PEM1 K_PEM2 K_PEM3 K_PEM4 Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted 12.7200 3.133 .526 12.6400 3.101 .569 12.7400 2.962 .619 12.8700 2.943 .539 Sumber : Data dianalisis, 2015 .726 .704 .676 .721 Tabel 4.2 Hasil analisis Reliabilitas Variabel Keputusan pembelian Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .763 Sumber : Data dianalisis, 2015 InoVasi Volume 12: Nopember 15 4 Page 840 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na B. Hasil Uji Normalitas Variabel Keputusan Pembelian dengan Kolmogorov-smirnov test Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KEPUTUSA N PEMBELIAN N Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences 100 16.9900 2.23605 .129 .089 -.129 1.290 .072 Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber : Data dianalisis, 2015 C. Hasil Uji Hipotesis dengan Analisis One Way ANOVA Tabel 4.4 ANOVA KEPUTUSAN PEMBELIAN Sum of Squares Between Groups Within Groups Total df Mean Square 2.430 1 2.430 492.560 98 5.026 F .483 Sig. .488 494.990 99 Sumber : Data dianalisis, 2015 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data yang penulis analisis, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tidak terdapat InoVasi Volume 12: Nopember 15 Page 841 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na perbedaan antara Brand Sepedah Motor Yamaha dan Honda ditinjau dari Keputusan Pembelian Pada Masyarakat Medang Lestari Tangerang. Hal ini dapat ditunjukan dengan nilai p-value (0.488) > 0,05 maka H0 diterima. Saran Berdasarkan penelitian yang telah disimpulkan diatas, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : A. Saran bagi Lembaga 1. Kedua perusahaan harus lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen karena hal tersebut dapat menarik konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. 2. Kedua perusahaan harus bisa meningkatkan dibagian promosi untuk membuat iklan yang lebih bagus, misalnya dengan iklan-iklan yang lebih menyentuh kehidupan masyarakat kelas menengah kebawah. B. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih baik dan terinci agar setiap masalah dalam masalah yang diteliti dapat terpecahkan dan bermanfaat bagi perusahaan yang diteliti. Daftar Pustaka Alma, Buchari. 2005. Kewirausahaan. Penerbit : Alfabeta cetakan kesembilan, Bandung. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Fajar, Laksana ; 2008. Manajemen Pemasaran, edisi pertama.Yogyakarta: Graha Ilmu. Kotler dan Amstrong, (2004), Prinsip-prinsip Marketing, Edisi Ketujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran. Alih bahasa Benyamin Molan Buku kedua, Edisi keduabelas. Jakarta; PT.INDEKS. Kotler, Philip. 2007. Manajamen Pemasaran. Edisi Millenium, Jilid 2, Prenhallindo, Jakarta. Kevin Lane Keller, 2003, Strategic Brand Manajemen, Second Edition, Prentice Hall. Nana Herdina Abdurahman, 2015, Manajemen Pemasaran, Edisi pertama. Pustaka Setia. Sugiyono 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Sumarwan, Ujang, 2003, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia & NMA-IPB. InoVasi Volume 12: Nopember 15 Page 842 Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia Nop 15 ST IE Pu ST In tra d IE on P Pu es erd ia an In tra do P a ne e si rda a na Tjiptono, Fandy. (2014). Pemasaran Jasa. Jakarta: Gramedia Cawang. InoVasi Volume 12: Nopember 15 Page 843