BATASAN KEWENANGAN NOTARIS DAN PPAT DALAM MEMBUAT AKTA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH THE AUTHORITY LIMIT OF NOTARY PUBLIC AND LAND DEEDS IN DRAWING UP DEEDS RELATING TO LAND Diterima: 11/1/2017; Revisi: 15/08/2016; Disetujui: 30/08/2016` Abstract:The aims of this research are to find out and study the authority limit of Notary Public and Land Deeds in drawing up land deeds, and also the legal consequence of Act Number 2 of 2014 concerning the Amandment of Act Number 30 of 2004 concerning Notary Public Office in relation with the limit of the authority of Notary Public in drawing up land deeds. The benefits of this research is, theoretically to give contribution to further research is normative legal research by studying library or legal resources, namely, primary, secondary and tertiary legal resources. This type of research emphasize void of legal norms, and it is analitytical prescriptive, because it is trying to give argumentation on the research result which has been done. The authority limit of Notary Public in drawing up land deeds consists of three factors, namely Notary’s authority in general, Notary’s authority in particular, and Notary’s authority which is determined later. The limit of Notary’s special authority examined consists of drawing up deeds related to lands as a in Article 15 paragraph (2) letter f of the Notary Office Act which is further elaborated in Notary Office Act, Article 17 point g concerning prohibition to act as Land Deeds Drawing Official and Article 19 figure 2 concerning the domicile of Notary Public as the Land Deed Drawing Official. When a deed has to be made in front of the Land Deed Drawing Official, but the right receiver does not meet requirement to get the land right, then the deed must be drawn up in front of the Notary Public. The legal consequence is that the deed is legal, provided that the making of the deed is in accordance with the prevailing regulations and referring to Act number 2 of 2014 concerning Notary Public Office. However, if in the making of the land deed, Notary Public does not comply with the provisions of Notary Public Office Act, he/she may be sanctioned according to private law, criminal law and administrative law. Keywords: authority limit, Notary Public, Land Deed Abstrak: Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini ada dua hal yaitu pertama adalah untuk mengetahui dan mengkaji batas kewenangan notaris dan PPAT dalam hal membuat akta yang berkaitan dengan tanah. Termasuk akibat hukum Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan UndangUndang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris mengenai batas kewenangan notaris dalam hal membuat akta yang berkaitan dengan tanah. Mengenai kegunaan dari penelitian tesis ini adalah secara teoritis diharapkan dapat memberikan manfaat kepada peneliti dalam menambah ilmu pengetahuan hukum khususnya dalam bidang kenotariatan dan dapat menambah pengetahuan hukum yang dapat digunakan oleh pihak yang memerlukan sebagai bahan kajian ilmu hukum. Metode yang dapat dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan hukum. Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Tipe penelitian ini adalah menitikberatkan adanya kekosongan/kekaburan norma hukum, khususnya Pasal 15 ayat 2 huruf f UUJN mengenai kewenangan notaris membuat akta tanah. Penelitian ini bersifat preskriptif analitis, karena berusaha untuk memberikan argumentasi atas penelitian yang telah dilakukan. Batasan kewenangan notaris dalam membuat akta yang berkaitan dengan tanah meliputi tigal hal yaitu kewenangan notaris secara umum, kewenangan notaris secara khusus dan kewenangan notaris yang ditentukan kemudian. Mencermati batasan kewenangan khusus dari notaris, yaitu membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 15 ayat 2 huruf f UUJN, selanjutnya diperjelaslagi oleh UUJN yaitu pada Pasal 17 butir g mengenai larangan jabatan sebagai PPAT dan Pasal 19 angka 2 mengenai tempat kedudukan notaris sebagai PPAT. Akibat hukum dari suatu akta yang seharusnya dibuat dihadapan PPAT tetapi karena penerima hak tidak memenuhi syarat mendapatkan suatu hak atas tanah maka aktanya harus dibuat dihadapan notaris adalah tetap sah, asalkan dalam pembuatan aktanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris. Namun, apabila notaris dalam membuat akta tanah tidak memenuhi aturan UUJN maka dapat terkena sanksi, baik itu sanksi menurut hukum perdata, pidana dan administratif. yang ada di Indonesia. Lembaga ini PENDAHULUAN adalah timbul dari kebutuhan dalam pergaulan salah satu lembaga kemasyarakatan sesama manusia yang menghendaki Lembaga Kenotariatan adanya suatu alat bukti mengenai Pada tahun 1860 Pemerintah hubungan hukum keperdataan yang ada Hindia-Belanda dan atau terjadi diantara mereka. untuk Berbicara mengenai notaris memandang membuat yang baru perlu peraturan-peraturan mengenai jabatan tentunya tidak terlepas dari awal notaris.Untuk itulah maka diundangkan keberadaan itu “Notaris Reglement” pada tanggal 26 sendiri. Pada mulanya notaris muncul Januari 1860 (Stb. No.3) dan mulai di negara Italia atau tepatnya pada diberlakukan pada tanggal 1 Juli 1860 jaman Romawi pada abad kelima. yang Nama lembaga notaris notariat berasal dari sekarang dikenal dengan Peraturan Jabatan Notaris. perkataan Notarius, ialah nama yang Bahkan sampai Indonesia keberadaan lembaga dipakai pada zaman Romawi. Nama merdeka tersebut diberikan kepada orang- kenotariatan sebagaimana yang diatur orang yang menjalankan pekerjaannya dalam Reglement op Het Notaris Ambt menulis.1 in Di negara Perancis ini lembaga kenotariatan sangat berkembang dengan pesat. Pesatnya perkembangan Nederlands Indie(Stb.1860: 3) mengenai peraturan Jabatan Notaris masih diberlakukan. Peraturan Jabatan Notaris di lembaga ini membuat negara jajahan Indonesia yaitu Reglement op Het Perancis Notaris yaitu Belanda membawa lembaga kenotariatan ini ke negaranya. Keberadaan lembaga notaris Ambt Indie(Stb.1860: in Nederlands 3) berikutnya ternyata masa masih banyak sangat diperlukan sekali oleh Belanda kekurangan yang menjajah Indonesia. Keberadaan peraturan ini dalam artian banyak lembaga ini sangat besar manfaatnya ketidakcocokan dalam perkembangan bagi kenotariatan di Indonesia. pemerintah Belanda untuk mengatur pemerintahannya. yang pada dimiliki oleh Setelah beberapa puluh tahun Peraturan Jabatan Notaris buatan Belanda berlaku di Indonesia, maka 1 Henny Tanuwidjaja. 2012. Pranata Jaminan Utang dan sejarah Lembaga Hukum Notariat. Bandung: Refika Aditama, hlm. 4 pada era reformasiperjalanan notaris di Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan negara Begitu juga halnya dengan dan bangsa Indonesia. Hal ini ditandai Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). dengan keluarnya peraturan mengenai Keberadaan Pejabat Pembuat Akta jabatan notaris yaitu Undang-Undang Tanah ini asal mulanya adalah perintah Nomor 30 Tahun 2004 yang mengatur dari Undang-Undang Pokok Agraria tentang Jabatan Notaris atau yang Nomor 5 Tahun 1960 Pasal 19 yang disebut dengan UUJN. menghendaki adanya pendaftaran tanah Undang-Undang Jabatan Notaris menurut ketentuan-ketentuan yang tersebut diatas dalam sepuluh tahun diatur dalam PP. Maka dari itu lah perjalanannya ternyata masih perlu muncul PP Nomor 24 Tahun 1997 perbaikan atau revisi di dalam pasal- Tentang Pendaftaran Tanah. Untuk pasal yang ada. Ini terbukti pemerintah melaksanakan pendaftaran Tanah yang bersama telah dimaksud, Kepala Kantor Pertanahan mengesahkan Undang-Undang Nomor dibantu oleh Pejabat Pembuat Akta 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Tanah (PPAT). dengan DPR Undang-Undang Nomor 30 Tahun Pejabat Pembuat Akta Tanah ini 2004 Tentang Jabatan Notaris pada diatur pada PP Nomor 37 Tahun 1998 tanggal 15 Januari 2014 dan mulai tentang Peraturan Pejabat Pembuat berlaku pada tanggal diundangkan. Akta Tanah (PPAT) Pasal 1 yang Mengenai Notaris itu sendiri, menyebutkan bahwa PPAT adalah pengaturannya dapat ditemui dalam Pejabat UU Nomor 2 Tahun 2014 tentang kewenangan membuat akta-akta otentik Peraturan Jabatan Notaris Pasal 1 mengenai perbuatan hukum tertentu angka 1 menyebutkan bahwa notaris mengenai Hak Atas tanah atau Hak adalah pejabat umum yang berwenang Milik Atas Satuan Rumah Susun. untuk membuat akta autentik kewenangan yang Sebagaimana diberi diketahui, sebagaimana kewenangan pembuatan akta yang dimaksud dalam undang-undang ini berkaitan dengan tanah adalah juga atau merupakan kewenangan dari Pejabat lainnya. lainnya dan Umum berdasarkan undang-undang Pembuat Akta Tanah (PPAT). Dengan kata lain, kewenangan mengenai pembuatan akta tanah yang dimiliki RUMUSAN MASALAH oleh PPAT juga dimiliki oleh notaris 1. Bagaimana batasan kewenangan sebagaimana yang diatur oleh Undang- notaris Undang Nomor 2 Tahun 2014 Pasal 15 membuat ayat 2 huruf f mengenai kewenangan dengan tanah ? notaris membuat akta yang berkaitan dengan tanah. 2. kewenangan notaris dan akta PPAT yang dalam berkaitan Bagaimana akibat hukum UndangUndang Nomor 2 Tahun 2014 membuat akta yang berkaitan dengan tentang tanah ini ternyata masih menimbulkan Undang Nomor30 Tahun 2004 konflik antara notaris dengan pihak tentang Jabatan Notaris dalam hal BPN notaris itu sendiri. Pihak BPN kemungkinan tidak mau memproses Perubahan membuat Undang- akta yang berkaitan dengan tanah ? akta tanah yang dibuat oleh notaris apabila notaris tidak menjabat sebagai TUJUAN PENELITIAN PPAT. Pasal 15 ayat 2 huruf f ini dapat a. Untuk mengetahui dan dikatakan ada kekaburan hukum karena mengkajibatas kewenangannotaris ketidakjelasan dan PPAT dalam hal membuat batas kewenangan notaris dan PPAT dalam membuat akta yang berkaitan dengan tanah. Notaris dan PPAT masih berada akta yang berkaitan dengan tanah; b. Untuk mengetahui dan mengkaji akibat hukum Undang-Undang dibawah payung hukum yang berbeda. Nomor 2 tahun 2014 tentang Tetapi keduanya berwenang membuat Perubahan akta pertanahan. Apabila ada pihak- Nomor30 Tahun 2004 tentang pihak yang merasa tidak puas atau Jabatan merasa dirugikan oleh adanya UUJN kewenangan notaris dalam hal dan Peraturan Pemerintah mengenai membuat PPAT, maka dapat melakukan cara lain dengan tanah. Undang-Undang Notaris akta mengenai yang berkaitan yaitu dengan cara mengajukan Judicial Review atau hak uji materiil ke Mahkamah Agung. METODE PENELITIAN Metode yang dapat dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan tiga kewenangan utama notaris sebagai bahan hukum yang terdiri dari bahan pejabat umum dalam membuat akta hukum primer, bahan hukum sekunder yang autentik ada pada Pasal 1 angka 1 dan yang UUJN. Selain membuat akta yang kepustakaan. autentik, notaris dapat juga membuat bahan merupakan hukum tersier penelitian Tipe penelitian hukum ini adalah Surat menitikberatkan Tanggungan (SKMHT). Surat Kuasa adanya Kuasa Membebankan kekosongan/kekaburan norma hukum, Membebankan khususnya Pasal 15 ayat 2 huruf f (SKMHT). Pembuatan SKMHT ini pun UUJN mengenai kewenangan notaris ada pada wilayah kewenangan PPAT. dan PPAT dalam membuat akta yang Dalam berkaitan dengan tanah. Sifat penelitian Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan. ini adalah preskriptif analitis karena Undang-undang ini menyatakan pada berusaha Pasal 15 ayat 1 bahwa Surat Kuasa untuk memberikan Hak Hak Tanggungan Undang-Undang Nomor 4 argumentasi atas hasil penelitian yang Membebankan telah (SKMHT) wajib dibuat dengan akta dilakukan mengenai batasan kewenangan notaris dan PPAT dalam membuat akta yang berkaitan dengan tanah. Hak Tanggungan Notaris atau akta PPAT. Ada perbedaan dengan surat yang ada biasanya dibuat oleh masyarakat umum.Surat dapat dicontohkan seperti tiket pesawat, karcis kereta api dan TEORI Kewenangan paling utama dan lain-lain. mendasar yang dimiliki oleh notaris Menurut Sudikno Mertokusumo, adalah membuat akta yang autentik. akta adalah suatu surat yang diberi Keautentikan akta yang dibuat oleh tanda tangani, yang memuat peristiwa- notaris pada peristiwa yang menjadi dasar daripada dasarnyamencerminkan kehendak dari suatu hak atau perikatan, yang dibuat adalah para pihak yang dituangkan kedalam bentuk akta. Oleh karena itu sifat keautentikan akta ini diragukan tidak perlu lagi kebenarannya. Mengenai sejak semula dengan sengaja untuk pembuktian.2 Menurut Mustofa Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang Akta menurut Undang-Undang dapat dibuat oleh notaris adalah dalam Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan hal obyek hak tanggungan. Apabila Notaris menyebutkan dalam Pasal 1 obyek hak tanggungan terletak diluar angka 7 adalah akta autentik yang wilayah kerja PPAT maka SKMHT dibuat oleh atau dihadapan notaris dibuat oleh notaris dengan akta dan menurut bentuk dan tata cara yang nomor urut notaris.5 ditentukan dalam undang-undang ini. Pengertian akta menurut Kamus Besar Bahasa adalah surat pengakuan, berisi dibuat oleh notaris adalah akta-akta Indonesia (KBBI) yang ijazah, piagam, pengoperan hak, akta pengikatan jual- kesaksian, pernyataan juga berupa akta beli, akta pengikatan (keterangan, pelepasan hak atau jual-beli rumah dan tentang peristiwa hukum yang dibuat peraturan dibuat tanda bukti pengakuan, keputusan dan sebagainya) menurut Dalam prakteknya, akta yang hukum hibah, akta pengoperan hak. Dengan demikian SKMHT dibuat yang oleh notaris adalah merupakan sebuah berlaku, disaksikan dan disahkan oleh akta yang wajib dibuat dalam hal obyek pejabat resmi.3 hak tanggungan. Sedangkan arti dari surat itu sendiri berdasarkan Kamus Akta notaris merupakan Besar perjanjian para pihak yang mengikat Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kertas mereka membuatnya, oleh karena itu yang bertulis syarat-syarat sahnya perjanjian harus berbagai-bagai isi dan maksudnya.4 dipenuhi. perjanjian Syarat-syarat ada pada Pasal sahnya 1320 KUHPerdata. 2 Urip Santoso,2016. PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH , Perspektif Regulasi, Wewenang dan Sifat AktaTeknik Pembuatan Akta. Jakarta: Prenadamedia Group, hlm.126. 3 Suharso dan Ana Retno Ningsih. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya, hlm. 639. 4 Ibid,hlm 506. Syarat sahnya suatu perjanjian itu diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata 5 Mustofa.2012.Tuntunan Pembuatan Akta-Akta PPAT. Yogyakarta: Karya Mediahlm.302-303 yang mana perjanjian yang dibuat oleh diharuskan oleh peraturan perundang- para pihak harus memenuhi empat undangan. Untuk Kewenangan notaris syarat: secara khusus adalah seperti membuat 1) Sepakat mereka yang mengikatkan akta yang berkaitan dengan tanah dirinya; sebagaimana yang diatur oleh Pasal 15 2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; ayat 2 huruf f UUJN.Mengenai kewenangan notaris yang ditentukan 3) Suatu hal tertentu; kemudian adalah sepertikewenangan 4) Suatu sebab yang halal. yang Mengenai syarat “suatu hal akan ditentukan berdasarkan aturan hukum lain yang akan datang tertentu” dan syarat ”kuasa yang halal” kemudian dinamakan syarat obyektif, karena misalnya saja dalam pendirian partai berkenaan politik dengan obyek dari perjanjian. Apabila perjanjian dibuat (ius wajib constituendum), dibuat dengan akta notaris.6 dengan tidak memenuhi syarat ini Rumusan Pasal 15 ayat 2 huruf maka berakibat perjanjian batal demi (f) mengatur mengenai kewenangan hukum. notaris dalam membuat akta pertanahan sebagaimana yang disebutkan oleh ANALISIS DAN PEMBAHASAN Kewenangan notaris Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 dalam tentang Perubahan membuat akta menurut Pasal 15 UUJN Undang nomor dapat dibedakan menjadi tiga macam mengenai Jabatan Notaris. Menurut yaitu rumusan Pasal 15 ayat (2) huruf (f) kewenangan notaris secara adalah 30 atas Undang- Tahun kewenangan 2004 umum, kewenangan notaris secara tersebut yang khusus dan kewenangan notaris yang dimiliki oleh Notaris tanpa merangkap ditentukan kemudian. jabatan sebagai PPAT. Mengenai kewenangan notaris Kewenangan yang dimiliki oleh secara umum sebagai contoh adalah notaris dalam membuat akta tanah notaris membuat akta autentik yang menyangkut perjanjian semua dan perbuatan, ketetapan yang 6 Habib Adjie. 2011.Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tematik Terhadap UU Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris). Bandung: Refika Aditama, hlm 83. ternyata mempunyai kewenangan yang dibuat dengan akta Notaris atau akta sama dengan akta pertanahan yang PPAT. dibuat oleh PPAT. Mengenai tugas dan wewenang Pejabat Pembuat Akta Tanah telah dikenal sejak berlakunya Peraturan Menteri Agraria Nomor 10 Tahun 1961 tentang Tanah, yang merupakan lainnya dari PPAT menurut PP Nomor 37 Tahun 1998 Pasal 2 menyebutkan bahwa: Pendaftaran (2) Perbuatan peraturan hukum sebagaimana yang pendaftaran tanah sebagai pelaksanaan dimaksud pada ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 adalah sebagai berikut : tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok 1. Jual beli; Agraria atau lebih dikenal dengan 2. Tukar menukar; nama Undang-Undang Pokok Agraria. 3. Hibah; Dalam peraturan Pejabat Pembuat Akta 4. Pemasukan Tanah disebutkan sebagai pejabat yang berfungsi membuat akta ke dalam perusahaan (inbreng); yang 5. Pembagian hak bersama; bermaksud memindahkan hak atas 6. Pemberian Hak Guna tanah, memberikan hak baru atau Bangunan/Hak membebankan hak atas tanah. Atas Tanah Hak Milik; Untuk melaksanakan kegiatan 7. Pemberian pendaftaran tanah, PPAT mempunyai Pakai hak Tanggungan; tugas dan wewenang untuk melakukan 8. Pemberian kegiatan tersebut. Hal ini dapat ditemui membebankan pada UU Nomor 4 Tahun 1996 Tanggungan. Kuasa Hak Mengenai Hak Tanggungan dan PP Pada prakteknya, pembuatan akta Nomor 37 Tahun 1998 Mengenai yang berkaitan dengan tanah ini dapat Peraturan Jabatan PPAT. Menurut UU dilakukan oleh notaris yang merangkap Nomor 4 Tahun 1996 mengenai Hak jabatan sebagai PPAT. Misalnya saja Tanggungan Pasal 15 1 notaris sebagai PPAT dapat membuat mengatakan bahwa Surat Kuasa akta peralihan hak atas tanah yang ayat Membebankan Hak Tanggungan wajib sudah berakhir jangka waktunya menjadi tanah Negara, tanah yang Mengenai kewenangan Notaris dijadikan hak sewa dan hak-hak yang membuat akta yang berkaitan dengan menumpang pada hak atas tanah pertanahan sebagaimana yang diatur lainnya. Ditambah lagi akta pengikatan dalam Pasal 15 ayat (2) huruf (f) UUJN yang dibuat oleh notaris yaitu akta sampai pada saat sekarang belum ada pengikatan jual-beli rumah dan akta kesepakatan pengikatan hibah. Hukum dan HAM dengan BPN. Lagi antara Kementerian Selain itu ada lagi kewenangan pula pada prakteknya, belum ada yang diberikan oleh undang-undang keberanian dari pihak notaris itu sendiri kepada notaris, yaitu Undang-Undang yang tidak merangkap jabatan sebagai Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak PPAT untuk membuat akta yang Tanggungan. berkaitan dengan tanah. Pihak Badan mengenai Undang-undang hak tanggungan ini Pertanahan Nasional tidak akan menyatakan pada Pasal 15 ayat 1 memproses akta-akta yang berkaitan bahwa Surat Kuasa Membebankan Hak dengan tanah yang dibuat oleh notaris Tanggungan (SKMHT) wajib tanpa ada rangkap jabatan sebagai dengan akta Notaris dibuat atau akta PPAT. PPAT. Sebenarnya kewenangan notaris Mengenai kewenangan notaris membuat akta yang berkaitan dengan membuat akta yang berkaitan dengan tanah pertanahan diatur oleh UUJN. Namun diberikan oleh UUJN. Kewenangan ini dalam banyak diadasarkan atas notaris sebagai pejabat menimbulkan reaksi baik dari pihak umum yang dapat membuat akta Kementerian Hukum HAM, autentik. Jadi sebagai pejabat umum Kementerian Agraria Tata notaris dapat membuat akta tanah dan perjalanannya dan dan adalah Ruang/BPN maupun dari Notaris dan berarti PPAT itu sendiri. Pihak BPN PPAT. tidak kewenangan yang notaris dapat disebut sebagai mau menerima akta tanah yang dibuat Pasal 15 ayat 2 huruf f UUJN oleh Notaris yang tidak merangkap mengenai kewenangan notaris dapat sebagai PPAT. membuat akta yang berkaitan dengan tanah adalah kewenangan yang diberikan oleh undang-undang kepada berwenang membuat akta hak atas notaris. Kewenangan yang dimiliki tanah oleh notaris ini memiliki kesamaan membuat akta berdasarkan undang- wewenang dengan PPAT dalam hal undang, membuat akta tanah. Di dalam UUJN berdasarkan tersebut tidak ada larangan notaris Oleh sebab itu, maka kewenangan membuat akta yang berkaitan dengan notaris sebagaimana yang disebutkan tanah. Wewenang notaris membuat dalam Pasal 15 ayat (2) huruf f UUJN akta yang berkaitan dengan tanah pada harus dapat diterapkan sebagaimana prakteknya dapat disebutkan disini mestinya. salah satunya adalah dapat melakukan peralihan hak atas tanah. disebabkan sedangkan notaris dalam PPAT Peraturan hanya Pemerintah. Akibat hukum dari suatu akta yang seharusnya dibuat dihadapan Notaris menurut Pasal 15 ayat 2 PPAT tetapi karena penerima hak tidak huruf f UUJN memang mempunyai memenuhi syarat mendapatkan suatu kewenangan untuk membuat akta yang hak atas tanah maka aktanya harus berkaitan dengan tanah, misalnya saja dibuat dihadapan notaris adalah tetap notaris dapat membuat akta peralihan sah, asalkan dalam pembuatan aktanya hak atas tanah, sebagaimana yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dilakukan oleh PPAT. Notaris memang danberpedoman diperbolehkan Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang untuk membuatnya disebabkan ada undang-undang yang khusus mengatur Undang- Jabatan Notaris. notaris. Mengenai konflik yang terjadi Mengenai undang-undang yang khusus antara notaris dengan pihak BPN mengatur PPAT sampai sekarang tidak mengenai ada pengaturannya dalam undang- antara notaris dan PPAT dalam hal undang. Pejabat Pembuat Akta Tanah membuat akta yang berkaitan dengan hanya diatur jabatan kepada kewenangan yang sama di dalam Peraturan tanah agar tidak menjadi konflik yang saja yaitu Peraturan berkepanjangan, seharusnya Pihak Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 BPN hal harus Tentang Peraturan Jabatan PPAT. memperhatikan Pasal 17 butir g dan Dengan demikian notaris lebih Pasal 19 angka 2 UUJN. Kedua pasal Pemerintah dalam ini ini keduanya saling berkaitan erat. pertentangan antara peraturan Pasal perundang-undangan 17 butir g menyebutkan yang mengenai larangan rangkap jabatan tinggi dengan yang rendah, sebagai PPAT, sedangkan Pasal 19 maka yang tinggilah harus angka 2 mengenai tempat kedudukan didahulukan. notaris sebagai PPAT. Maksud dari Dari dua hal tersebut diatas tersebut mengenai lex porteriori derogat legi adalah kewenangan notaris melakukan priori, hal ini berarti Undang-Undang pekerjaan sebagai PPAT hanya boleh Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014 dilakukan di kabupaten atau kota adalah tempat notaris berkantor, tidak boleh mengalahkan Peraturan lagi dilakukan untuk satu provinsi. yang lama Selain itu pula, berarti notaris tidak mengatur Pejabat Umum boleh membuka kantor PPAT berbeda Nomor dengan Peraturan Jabatan PPAT. tempat UUJN kedudukan kantor notarisnya. Apabila melanggar notaris mendapatkan sanksinya. Cara yang mengatasi persoalan sudah untuk 37 yang Pemerintah berlaku Tahun baru 1998 yang yaitu PP tentang Mengenai lex superior derogat legi terbaik undang-undang inferiori, pertentangan yaitu apabila antara ada peraturan mengenai perundang-undangan yang lebih tinggi kesamaan wewenang ini setidaknya dengan peraturan perundang-undangan dapat yang lebih rendah, maka diselesaikan dengan menggunakan asas-asas hukum, yaitu: a) lex porteriori derogat legi Undang- Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014 adalah peraturan priori, artinya peraturan atau perudang-undangan yang mempunyai undang-undang baru derajat yang lebih tinggi daripada mengesampingkan peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun atau 1998 tentang PPAT. yang undang-undang yang lama yang mengatur hal yang sama. b) lex superior derogat legi inferiori, artinya jika terjadi Selain cara tersebut diatas, apabila ada pihak-pihak yang merasa tidak puas adanya atau merasa UUJN dirugikan dan oleh Peraturan Pemerintah mengenai PPAT, maka Jabatan dapat melakukan cara lain yaitu dengan bertentangan dengan undang-undang cara mengajukan judicial review ke dan Mahkamah Agung. (Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Judicial Review adalah kekuasaan melakukan yudikatif pengujian peraturan yang yang dianggap lebih tinggi tentang Peraturan Jabatan Notaris). merupakan hak menguji (toetsingrecht) dari PPAT) Notaris dalam kewenangannya untuk membuat akta harus sesuai dengan terhadap peraturan perundang-undangan yang peraturan perundang-undangan.7 berlaku.Notaris dapat dikenakan sanksi Sehubungan mengenai judicial baik secara administrasi, perdata review ini antara peraturan perundang- bahkan dapat dikenai pidana akibat undangan ketidakcermatan dan kelalaian dalam yang mengatur jabatan notaris dan peraturan pemerintah yang mengatur tentang jabatan PPAT ada membuat akta. Akta yang dibuat oleh notaris peluang bagi pihak-pihak yang merasa tentunya dirugikan atas timbulnya UUJN dan kesepakatan perjanjian yang dibuat Peraturan Pemerintah mengenai PPAT oleh para pihak. Adanya keterikatan untuk mengajukan judicial review ke antara pihak yang satu terhadap pihak Mahkamah saja yang lain tentunya ada kesepakatan mengajukan judicial review (hak uji dalam perjanjian. Hal ini sesuai dengan materiil) Pemerintah syarat sahnya suatu perjanjian itu diatur mengenai PPAT terhadap Undang- dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang Undang Jabatan Notaris. mana perjanjian yang dibuat oleh para Agung. Misalnya Peraturan Pengajuan judicial reviewdapat dilakukan karena materi peraturan perundang-undangan di bawah undangundang (Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan harus berpatokan pihak harus memenuhi empat syarat: 1) Sepakat mereka Uji yang mengikatkan dirinya; 2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3) Suatu hal tertentu; 7 Imam Soebechi. 2016. Hak Materiil.Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 65 pada 4) Suatu sebab yang halal. Mengenai unsur kalimat sepakat 2) Tidak mereka yang mengikatkan dirinya dan umum kecakapan atau untuk perikatan adalah membuat syarat suatu subyektif. maka bersangkutan; Menurut Undang-Undang Nomor tersebut 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas dapat dibatalkan. Selanjutnya mengenai Undang-Undang Nomor 30 Tahun syarat kalimat suatu hal tertentu dan 2004 Mengenai Jabatan Notaris dalam suatu sebab yang halal tidak dapat Pasal 84 ditentukan ada ketentuan terpenuhi maka perjanjian tersebut sanksi bagi notaris yang melakukan batal demi hukum. Maka perjanjian pelanggaran dalam membuat aktayang yang tidak memenuhi syarat obyektif mengakibatkan ini mempunyai dianggap perjanjian yang pejabat 3) Cacat dalam bentuknya. Apabila syarat subyektif ini tidak dapat dipenuhi mempunyai perjanjiannya secara yuridis tidak pernah ada. suatu kekuatan akta hanya pembuktian sebagai akta di bawah tangan atau Apabila notaris menganggap hal- suatu akta hanya menjadi batal demi hal yang diperjanjikan oleh pihak-pihak hukum dapat menjadikan alasan bagi yang menghadap tersebut memenuhi pihak yang menderita kerugian untuk syarat sahnya suatu perjanjian maka menuntut penggantian biaya, ganti rugi notaris dapat menuangkan kehendak dan bunga kepada notaris. pihak-pihak ke dalam suatu akta. notaris Menurut UUJN tersebut adalah Menurut Habib Adjie, akta tindakan pelanggaran yang dilakukan yang mempunyai kekuatan oleh pembuktian sebagai terhadap ketentuan dibawah sebagaimana yang dimaksud dalam tangan dapat ditemukan pada Pasal Pasal 16 ayat (1) huruf i, Pasal 16 ayat 1869 KUH Perdata dapat terjadi jika (1) huruf k, Pasal 41, Pasal 44, Pasal tidak memenuhi ketentuan karena:8 48, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51 atau 1) Tidak akta notaris berwenangnyapejabat umum yang bersangkutan;atau pasal 52. Sebagai pejabat umum notaris dituntut untuk menanggung segala sesuatu 8 Habib Adjie.Op.cit., hlm.94 terhadap akta yang telah dibuatnya. Apabila akta yang dibuat ternyata di belakang hari menimbulkan dinyatakan akibat perbuatan pidana. hukum sengketa, atau maka menimbulkan hal ini patut bersalah Bentuk-bentuk melakukan sanksi inipun dipertanyakan apakah akta yang dibuat bervariasi, seperti pidana mati, pidana tersebut merupakan kesalahan notaris seumur atau kesalahan para pihak yang tidak kurungan dan pidana denda yang mau merupakan pidana pokok.9 jujur dalam memberikan keterangannya di hadapan notaris. hidup, pidana penjara, Undang-Undang Jabatan Notaris Dapat juga dikatakan adanya tidak memuat ketentuan pidana bagi kesepakatan yang telah dibuat antara notaris. Namun hal itu tidak berarti notaris dengan salah satu atau kedua notaris kebal hukum ketika melakukan belah pihak yang menghadap. Jika akta pelanggaran yang diterbitkan notaris mengandung menjalankan jabatannya. cacat hukum kesalahan yang terjadi karena notaris, kelalaiannya baik maupun karena kesengajaan hukum dalam Secara umum tindak pidana yang berpeluang dan sering terjadi terkait jabatan notaris diantaranya adalah notaris itu sendiri maka notaris yang pemalsuan dokumen atau surat (Pasal menanggung akibat kesalahan yang 263 dan 264 KUHP), penggelapan disebabkan lalai atau kesengajaan. (Pasal 372 dan 374 KUHP, pencucian Notaris yang menanggung akibat terhadap kesalahan akta yang dibuatnya tentu akan ada merupakan alat hukuman, juga ketetapan yang uang dan keterangan palsu (Pasal 242 KUHP).10 sanksi. Sanksi Akibat hukum yang ditimbulkan pemaksa, selain oleh notaris secara pidana dikenakan menaati apabila notaris melakukan perbuatan untuk ditentukan dalam pidana. peraturan atau perjanjian. Perbuatan Dalam hukum pidana, sanksi pidana pada hakikatnya merupakan jenis sanksi digunakan di yang paling dalam banyak menjatuhkan hukuman terhadap seseorang yang Moeljatno 9 adalah pidana menurut perbuatan yang Mahrus Ali. 2012. Dasar-Dasar Hukum Pidana. Bandung: Sinar Grafika. hlm.193 10 Anton Setiadjie. 2013. Permasalahan Hukum Terkait tugas Jabatan Notaris. Http://www.medianotaris.com.Diakses tanggal 26 Maret 2016. dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman Penempatan Sanksi administrasi berupa teguran lisan dan teguran (sanksi) yang berupa pidana tertentu, tertulis bagi barang siapa yang melanggar sebagai awal untuk menjatuhkan sanksi larangan tersebut.11 yang Notaris dalam menjalankan sebelum dijatuhkan adalah selanjutnya bukan termasuk sanksi administratif. tugasnya tidak menutup kemungkinan Dalam sanksi administratif akta yang dibuatnya dapat bermasalah berupa paksaan pemerintah sebelum dikemudian hari. Misalnya saja akta dijatuhkan yang dibuatnya ternyata menimbulkan dengan teguran lisan dan tertulis. Hal akibat ini hukum. Perbuatan yang dilakukan oleh notaris dalam membuat sanksi dimaksudkan sebagai aspek Sanksi terhadap notaris berupa menyalahi aturan hukum sehingga pemberhentian dapat dipidana. jabatannya dengan aspek formal akta notaris, pihak didahului prosedur paksaan nyata. akta menimbulkan perbuatan yang Perkara pidana yang berkaitan harus berikutnya sementara merupakan dari tahap setelah penjatuhan sanksi teguran lisan dan tertulis. penyidik, penuntut umum dan hakim Kedudukan sanksi berupa akan mengkategorikan notaris telah pemberhentian sementara dari jabatan melakukan tindakan hukum seperti notaris atau skorsing merupakan masa Pasal 263 (Membuat surat palsu/yang menunggu pelaksanaan sanksi paksaan dipalsukan), Pasal 264 (Melakukan pemerintah. pemalsuan), Pasal 266 (Menyuruh Sanksi hukum administrasi mencantumkan keterangan palsu dalam terhadap karena kesalahannya yang akta autentik) jo. Pasal 55 (Melakukan, membuat akta autentik menurut Pasal menyuruh melakukan, yang turut serta 85 melakukan) atau Pasal 56 (membantu sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal melakukan) 7, Pasal 15 ayat (1), ayat (2) dan ayat Kitab Undang-undang Hukum Pidana. UUJN menyangkut ketentuan (3), Pasal 16 ayat (1) huruf b, Pasal 16 ayat (1) huruf c, Pasal 16 ayat (1) huruf 11 Mahrus Ali. Op.cit., hlm. 97. d, Pasal 16 ayat (1) huruf e, Pasal 16 ayat (1) huruf f, Pasal 16 ayat (1) huruf Pusat pemberhentian sementara g, Pasal 16 ayat (1) huruf h, Pasal 16 bulan sampai dengan Enam bulan dan ayat (1) huruf l, Pasal 16 ayat (1) huruf pemberhentian tidak hormat. j, Pasal 16 ayat (1) huruf k, Pasal 17, Majelis Pengawas tiga Pusat Pasal 20,Pasal 27, Pasal 32, Pasal 37, selanjutnya melakukan pemberhentian Pasal 54, Pasal 58 dan atau Pasal 63. sementara serta berhak mengusulkan Sanksi terhadap Notaris berupa pemberhentian sementara jabatannya dari merupakan tahap kepada menteri berupa pemberhentian dengan tidak hormat. Kemudian Menteri atas usulan Majelis Pengawas berikutnya setelah penjatuhan sanksi Pusat dapat memberhentian teguran dengan lisan dan teguran secara tertulis. notaris hormat dan pemberhentian tidak hormat. Prosedur penjatuhan sanksi Akibat hukum tersebut dapat administratif dilakukan secara langsung dihindari oleh instansi yang diberi wewenang mempunyai tanggungjawab yang baik untuk menjatuhkan terhadap akta yang dibuatnya. sanksi tersebut. Penjatuhan sanksi administrasi adalah sebagai langkah oleh notaris apabila ia Selain itu pula, akibat hukum preventif yang ditimbulkan oleh notaris dalam (pengawasan) dan langkah represif membuat suatu akta tidak serta-merta (penerapan sanksi). berakibat Langkah tersebut langsung dilakukan menjadi akta yang tidak auntentik. melalui pemeriksaan protokol notaris Akibat hukum itu dapat muncul atau secara berkala dapat adanya preventif akta dan kemungkinan pelanggaran dalam pelaksanaan jabatan notaris. dirasakan selanjutnya. pada Misalnya saja waktu notaris sudah merasa benar membuat akta Sedangkan langkah represifnya yang diinginkan oleh para pihak yang adalahdilakukan melalui penjatuhan menghadap, namun ia lengah, lalai sanksi Majelis Pengawas bahkan sengaja mengabaikan peraturan Wilayah, berupa teguran lisan dan perundang-undangan dan kode etik teguran yang berlaku pada saat ini. Ketika oleh tertulis serta berhak mengusulkan kepada Majelis Pengawas beberapa tahun kemudian ada permasalahan yang menimpa notaris dan wewenang PPAT sebagaimana akibat akta yang dibuatnya itu, maka yang notaris akan mendapatkan sanksinya. Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 diatur dalam Peraturan Akibat yang ditimbulkan karena tentang PPAT. Dua macam aturan notaris tidak membuat secara benar ini ternyata menimbulkan polemik. akta yang dibuat itu dapat berakibat Ditambah lagi pihak BPN selalu akta mempermasalahkan yang ada tidak memiliki dan dapat Kewenangan notaris dan PPAT menimbulkan kerugian bagi pihak yang dalam membuat akta yang berkaitan menghadapnya. dengan keautentikannya Para pihak yang tanah. Batasan Apabila polemik merasa dirugikan ini dapat menggugat terjadi dapat melakukan cara lain notaris ke pengadilan. Bahkan apabila yaitu ada para pihak yang merasa bahwa akta judicial review atau hak uji materiil yang dibuat oleh notaris ada indikasi ke pemalsuan (ada konflik tindak pidananya) dengan cara Mahkamah yang mengajukan Agung supaya terjadi dapat maka dapat melapor kepada pihak yang diselesaikan dengan sebaik-baiknya. berwajib. Tidak hanya itu pula, notaris 2. Notaris lebih berwenang membuat yang melanggar kode etik menurut akta hak atas tanah disebabkan Ikatan Notaris Indonesia (INI) dapat notaris diproses melalui Majelis Kehormatan berdasarkan undang-undang, yaitu Notaris. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 dalam membuat tentang Jabatan akta Notaris, sedangkan PPAT hanya berdasarkan PENUTUP 1. Kewenangan notaris membuat yang akta dalam berkaitan dengan tanah adalah merupakan batasan kewenangan notaris secara khusus sebagaimana yang diatur dalam Pasal 15 ayat 2 huruf f UUJN. Hal ini juga ada pada tugas Peraturan Pemerintah, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1998 Pejabat tentang Peraturan Pembuat Akta Tanah.Mengenai kesamaan wewenang antara notaris dan PPAT dalam jabatannya pembuatan akta melaksanakan yang berkaitan dengan tanah dan masing-masing akta dapat menimbulkan kerugian ada aturan hukumnya seperti tugas dikemudian dan wewenang notaris diatur dalam Kerugian atas akta yang ditimbulkan UUJN dan PPAT diatur dalam oleh notaris yang tidak jujur tersebut bentuk menurut Peraturan Pemerintah. hari hukum bagi kliennya. perdata adalah Timbulnya konflik hukum yang berakibat notaris mendapat sanksi mengatur hal yang sama dapat berupa ganti rugi apabila akta yang diselesaikan dengan asas hukum dibuat merugikan para pihak yang yaitu dengan mengikuti asas lex berkaitan didalamnya dan akta yang superiori derogat legi inferiori yang dibuat dapat menjadi batal. Tidak menyebutkan ketentuan hukum yang hanya itu saja secara administratif lebih tinggi mengalahkan ketentuan notaris dapat diberikan hukum yang berada dibawahnya. teguran Hal pemberhentian ini berarti lisan, teguran sanksi tertulis, UUJN sebagai peraturan undang-undang yang pemberhentian dengan hormat dan harus diikuti dan ditaati daripada pemberhentian dengan tidak hormat Peraturan Pemerintah Nomor 37 sebagai seorang Notaris. Ditambah Tahun lagi, 1998 tentang Peraturan PPAT. notaris sementara, melakukan tindak pidana dan merugikan pihak yang 3. Secara garis besar dalam hal notaris menghadap, maka notaris dapat membuat akta yang mengabaikan dilaporkan kepada peraturan perundang-undangan dan berwajib dan dikenakan pasal-pasal melanggar aturan hukum ada akibat di dalam KUH Pidana. hukum bagi notaris yaitu akibat hukum menurut hukum perdata, akibat hukum menurut hukum pidana dan akibat hukum menurut hukum administrasi. Akibat hukum satu sama lain sangat berkaitan erat dan selalu berhubungan. Notaris BIBLIOGRAFI yang tidak jujur dalam membuat Literatur/Buku-Buku pihak yang Adjie, Habib. 2011. Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tematik Terhadap UU Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris). Bandung: Refika Aditama. Ali, Mahrus. 2012. Dasar-Dasar Hukum Pidana. Bandung: Sinar Grafika. Mustofa.2012.Tuntunan Pembuatan Akta-Akta PPAT. Yogyakarta: Karya Media. Santoso,Urip. 2016. PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH , Perspektif Regulasi, Wewenang dan Sifat AktaTeknik Pembuatan Akta. Jakarta: Prenadamedia Group. Suharso dan Ana Retno Ningsih. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya. Soebechi, Imam. 2016. Hak Uji Materiil. Jakarta: Sinar Grafika. Tanuwidjaja,Henny. 2012. Pranata Jaminan Utang dan sejarah Lembaga Hukum Notariat. Bandung: Refika Aditama. Jurnal, Tesis, Artikel Internet Setiadjie, Anton. 2013. Permasalahan Hukum Terkait tugas Jabatan Notaris.Http://www.medianotar is.com. Diakses tanggal 26 Maret 2016. Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata(Stb. 1847: 23). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Stb. 1915: 732). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria(Lembaran Negara R.I Tahun 1960 Nomor 104 Tambahan LNRI Nomor 2043). Undang-Undang Nomor4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah (Lembaran Negara R.I Tahun 1996 Nomor 42 Tambahan LNRI Nomor 3632). Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. (Lembaran Negara R.I Tahun 2014 Nomor 3 Tambahan LNRI Nomor 5491). Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998tentangPeraturan Jabatan PPAT(Lembaran Negara R.I Tahun 1998 Nomor 52 Tambahan LNRI Nomor 3746);