SOCIAL MEDIA MARKETING : ANTECEDENTS DAN CONSEQUENCES La Moriansyah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia [email protected] Abstrak Penggunaan Media Sosial berkembang sangat pesat di Indonesia, sehingga para pemasar menggunakan media sosial sebagai salah satu alat pemasaran. Banyak penelitian atau riset yang meneliti tentang pemasaran melaui media sosial (Social Media Marketing). Untuk lebih mengoptimalkan pemasaran melalui media sosial, motivasi atau alasan para pemasar dan hasil yang bisa diraih melalui pemasaran media sosial harus dijelaskan. Oleh karena itu penelitian ini melalui tinjuan dari penelitian yang sudah ada, akan menganalisa antecendents dan consequences dari pemasaran melalui media sosial (Social Media Marketing). Metode yang digunakan adalah studi literatur dari 23 penelitian pada periode 2010-2015, dan peniliti mengajukan model penelitian dari Social Media Marketing. Dijelaskan juga mengenai Media Sosial dan beberapa pertanyaan penelitian untuk dikembangkan penelitian di masa mendatang. Abstract The number of Social Media users is significantly increasing in Indonesia, therefore marketers use social media as a marketing communication tools, or known as Social Media Marketing. Current research has gave us broad understanding about opportunities and potential of social media marketing. To optimilized, the motivation and output of social media marketing should be explained, as well as the continued growth of social media. Based on current studies, researcher conduct analysis the antecedents and consequences of social media marketing. This research was using literature study from 23 literatures from 2010-2015. Researcher also presents current issues about social media and propose model of social media marketing. Furthermore, important questions for future research will be proposed. Keywords: social media, social media marketing, antecedents, consequences Seminar and call for paper 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 sebagai alat pemasaran? Dan hasil apa yang 1. Latar Belakang Masalah Pengguna media sosial berkembang dengan pesat di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia. Bagi individu, motivasi dapat dicapai jika menggunakan media sosial sebagai alat pemasaran? Pada tulisan ini akan dijelaskan alasan atau menggunakan media sosial adalah mencari motivasi informasi, hiburan, menggunakan media sosial sebagai alat relaksasi, dan interaksi sosial (Whiting dan komunikasi pemasaran. Selain itu akan Williams. 2013). Bagi organisasi atau dibahas juga apa yang bisa dihasilkan perusahaan, media sosial banyak digunakan (consequences) dengan menggunakan media sebagai media atau alat untuk melakukan sosial sebagai alat komunikasi pemasaran. komunikasi pemasaran. Tidak seperti media Pada bagian akhir diajukan Pertanyaan tradisional yang hanya mampu menerapkan Penelitian untuk dapat mengoptimalisasikan komunikasi satu arah, media sosial mampu penggunaan menerapkan komunikasi dua arah atau lebih. komunikasi pemasaran dan sebagai pedoman Dalam menggunakan media sosial sebagai penelitian berikutnya. Penelitian dilakukan alat komunikasi pemasaran tidak hanya dengan seperti menggunakan internet dan tehnologi, peneltian akan tetapi harus menggunakan taktik dan media social sebagai alat pemasaran atau strategi komunikasi (Wigstrom dan Wigmo. studi literatur. Literatur yang digunakan 2010). disusun sebagai referensi adalah 23 literatur yang berdasarkan kapabilitas yang dimiliki dan memiliki topik media sosial sebagai alat target Dengan pemasaran yang dipublikasikan antara tahun sosial 2010-2015. Pada akhir tulisan akan diberi dengan optimal, dapat diraih hasil yang kesimpulan dan diajukan model tentang ditargetkan dengan maksimal. Oleh karena Social Media Marketing dan beberapa itu sangat penting mengetahui dengan penelitian mendalam kapabilitas media sosial sebagai dikembangkan terkait dengan topik tersebut. berbagi Taktik yang menggunakan informasi, dan ingin strategi diraih. kapabilitas media (antecedants) media cara dari sosial sebagai menganalisa sebelumnya lanjutan organisasi yang penelitianmembahas yang alat komunikasi pemasaran. Oleh karena itu, kemampuan apa saja yang media sosial miliki sehingga digunakan dapat digunakan Seminar and call for paper 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 alat MADIC 2015 dapat 2. Media Sosial media sosial dapat menggakses kapan saja Kaplan dan Haenlin (2010) mendifinisikan Media Sosial adalah suatu grup aplikasi berbasis internet yang menggunkan ideologi dan tehnologi Web 2.0, dimana pengguna dapat membuat atau bertukar informasi pada aplikasi tersebut. Beberapa media sosial yang sangat digemari dan memiliki jutaan pengguna di Indonesia adalah Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Blog, dan lainnya. Sosial media memungkinkan pengguna untuk melakukan komunikasi dengan jutaan pengguna lainnya (Williams dkk. 2012). Bagi para pemasar hal ini merupakan suatu potensi dan kesempatan yang sangat besar untuk digunakan sebagai salah satu alat komunikasi pemasaran. Sosial media memungkinkan berbagi informasi antara pengguna menjadi lebih mudah (Akrimi dan Khemakem. 2012). Dengan potensi yang besar dan telah banyak digunakan oleh perusahaan besar akan terdapat pertanyaan yang menjadi topik pada penelitian ini, yaitu apa saja antecedants dan consequences para pemasar menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi pemasaran? Media sosial memeliki beberapa perbadaan dengan media komunikasi pemasaran lainya, yaitu Always on dan Everywhere (Powers dkk. 2012). Pengguna Seminar and call for paper dan dimana saja, karena selain dikases melalui komputer dapat diakses melalui mobile/smart phone. Hal tersebut yang memberikan peluang bagi para pemasar untuk dapat melakukan komunikasi pemasaran kapan saja dan dimana saja. 3. Antecedants Berdasarkan hasil analisa dari penelitian sebelumnya, peneliti mengkategorikan antecedants atau motivasi bagi pemasar menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi pemasaran. Antecedants dijelaskan sebagai berikut : 3.1. Customer Engagement Motivasi individu menggunakan media sosial adalah untuk berinteraksi sosial (Whiting dan Williams. 2013). Hal ini memberikan organisasi kesempatan untuk menjalin interaksi antara brand/perusahaan dengan konsumen melalui media sosial. Ditambah dengan kemampuan media sosial yang memiliki melakukan kemampuan komunikasi dua untuk arah. Berdasarkan Men dan Tsai (2015), customer engagement adalah hubungan antara pelanggan dan organisasi, dimana pelanggan tidak hanya melakukan konsumsi, akan tetapi memberi kontribusi dan berkreasi 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 terhadap organisasi atau brand. Dimana kegiatan tersebut dimulai dari mulai membaca pesan, komunikasi dua arah, berpartisipasi, dan memberi rekomendasi online. Dalam melakukan engagement melalui media sosial, organisasi diharapakan melakukan dengan menyenangkan, cara terbuka, friendly, empati, dan suportif. Selain itu organisasi harus dapat memegang sifat jujur, tulus, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab (Men dan Tsai, 2015). 3.2. Viral Marketing Viral marketing merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki media sosial dibandingkan dengan media tradisional. Menurut Wigstrom dan Wigmo (2010), Viral marketing adalah membuat pesan pemasaran atau advertising yang bertujuan untuk disebarkan melalui online word of mouth (WOM). Berbagi informasi, seperti foto, video, atau artikel, yang sebelumnya dilakukan pada Web Sites tertentu, pada saat ini sudah bermigrasi ke media sosial (Hutton Dengan melakukan customer engagement, dan Fosdik. 2011). Perbedaan medasar secara tidak langsung pelanggan ikut serta antara viral marketing dan online WOM melakukan komunikasi pemasaran untuk adalah tidak hanya persepsi atau opini perusahaan. Sosial media memungkinkan terhadap suatu produk atau perusahaan yang pengguna untuk melakukan komunikasi disebarkan dalam viral marketing, akan dengan jutaan pengguna lainnya (Williams tetapi lebih terfokus pada berbagi pesan dkk. 2012). pemasaran yang merepresentasikan suatu Menyatukan Brands dan konsumen dalam media sosial saat ini brand. semakin berkembang dan media sosial mempengaruhi iklan di media sosial agar lainnya terus bertambah, misalnya Path dan mendapat sikap positif dari para pengguna Instagram. Aplikasi media sosial tersebut media sosial, yaitu informatif, menghibur, digunakan pemasar sabagai alat komunikasi self-brand congruity, dan peer influence yang terintegrasi dengan alat komunikasi (Taylor dkk. 2011). Penelitan tersebut juga lainnya menjelaskan sehingga hubungan dengan konsumen dapat terus dipertahankan. Terdapat mempengaruhi beberapa faktor-faktor secara faktor yang yang dapat negatif sikap konsumen terhadap iklan pada media sosial, yaitu invasiveness dan privacy concern. Seminar and call for paper 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 3.3. Buzz Marketing Terdapat beberapa faktor yang membuat Buzz marketing mengunakan WOM untuk menyebarkan pengalaman, opini, atau informasi konsumen mengenai brand atau perusahaan kepada sesama pengguna media sosial (Wigstrom dan Wigmo. 2011). Pada penelitian tersebut juga dijelaskan buzz marketing terbagi menjadi dua jenis yaitu, konsumen ke konsumen atau buzzer ke konsumen. Buzzer adalah brand ambasaddor atau orang yang tunjuk perusahaan untuk mewakili perusahaan tersebut. Salah satu alasan pelanggan bergabung pada media sosial adalah untuk berbagi pengalaman kepada pengguna lain (Hutton dan Fosdick. 2011). Orang yang memberikan rekomendasi online berupa kilasan tentang produk atau pengalaman setelah menggunakan produk disebut influencer, sedangkan orang yang mencari rekomendasi online disebut adopter. Para pemasar dapat menggunakan peran para opinion leader untuk melakukan komunikasi pemasaran kepada target konsumen, karena rekomendasi dari mereka lebih dipercaya oleh pengguna media sosial (Katona, Zubcsek, Sarvay. 2011). Dengan luasnya exposure di media sosial, pemasar hanya mendapatkan sedikit kontrol dari komunikasi pemasaran tersebut. Seminar and call for paper para pengguna memberikan sosial online word diantaranya connectivity, media adalah social of untuk mouth, interpersonal influence, product involvement, dan sikap terhadap online word of mouth (Akrimi dan Khemakem. 2012). Online word of mouth merupakan alat komunikasi pemasar yang potensial, akan tetapi terdapat juga resiko bagi pemasar yang harus dihadapai para pemasar dari online word of mouth, yaitu rekomendasi online yang bersifat negatif. Berita negatif dapat menghancurkan reputasi suatu perusahaan atau sebuah brand, dimana berita negatif lebih cepat tersebar diabanding berita positif. 3.4. Peer Influence Meningkatkan hubungan interpersonal merupakan tujuan dari media sosial. Media sosial teridiri dari hubungan antar individu yang menjadi suatu jejaring yang berhubungan. Dengan cara saling bertukar informasi dan melakukan komunikasi antar individu atau di dalam group akan membuat antar individu atau grup menjadi lebih dekat (Taylor dkk. 2011). Menurut Wang, Yu,dan Wei (2012) peer communication dapat mempengaruhi sikap dan perilaku terhadap produk atan brand. Dalam media sosial 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 pengguna yang rekomendasinya sering atau mouth. Di lain pihak motivasi ekstrinsic dipercaya oleh penggguna media sosial yang dapat lain disebut influencer atau opinion leader. opinion leader tersebut. Untuk itu opinion Para pemasar dapat menggunakan peran leader para terhadap motivasi intrinsic dan ekstrinsic. opinion komunikasi leader untuk pemasaran melakukan kepada target konsumen, karena rekomendasi dari mereka mengurangi harus social memiliki capital bagi kesiimbangan 3.5 Online Community lebih dipercaya dan dapat mempengaruhi Menurut jejeringnya atau peer influence (Katona, community Zubcsek, Sarvay. 2011). dimana setiap orang bersama-sama dengan Menurut Shi dan Wojnicki (2014) terdapat dua motivasi yang dapat mempengaruhi para opinion leader untuk memberikan online word of mouth, yaitu intrinsik dan ekstrinsik motivasi. Pengguna media sosial memberikan rokemendasi online dengan motivasi intrensik meningkatkan kepercayaan bertujuan social dari para untuk captial, yaitu pengguna lain. Sedangkan motivasi ekstrinsik bertujuan mendapatkan suatu yang bersifat lebih tangible, seperti uang atau barang. Para opinion leader biasanya lebih termotivasi untuk memberika rekomendasi online yang Kraut lain dan adalah untuk Resnick, suatu online virtual berbicara, arena bertukar informasi, belajar, bermain, atau hanya untuk berkumpul. Brand community pada media sosial juga merupakan salah satu dari jenis online community. Brand community yang berbasis di media sosial merupakan kumpulan pelanggan yang memiliki ketertarikan atau kesukaan yang sama pada suatu brand atau perusahaan (Luo dkk. 2015). Dari survei yang dilakukan oleh Huston dan Fosdick (2011), sebanyak 60% dari pengguna media sosial yang bergabung dalam komunitas suatu brand, menggunakan produk dari brand tersebut. apabila diberi motivasi ekstrinsik, akan Komunitas suatu brand dapat dikategorikan tetapi bagi non-opinion leader dipengarhui menjadi dua, yaitu komunitas yang dibentuk oleh motivasi intrinsik (Shi dan Wojnicki. oleh brand tersebut dan komunitas yang 2014). memberikan dibentuk oleh para pelanggan. Menurut Lou montivasi ekstrinsic terhadap opinion leader dkk (2015), suatu komunitas brand dapat untuk memberikan positif online word of memberikan co-creation value terhadap Seminar Pemasar dapat and call for paper 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 brand tersebut. Dimana sebagian besar rekomendasi di media sosial. Para pemasar anggota komunitas merupakan konsumen melakukan hal terebut karena kemampuan dari suatu brand yang sama. media sosial yang dapat melakukan viral dan buzz marketing, yang menggunakan online 4. Consequences Media sosial WOM. Hal ini searah dengan salah satu alat alasan atau individu menggunakan media dengan sosial, yaitu untuk berbagi informasi, opini, program dan target pemasaran. Terdapat dan pengalaman (Hutton dan Fosdick. beberapa consequences atau hasil yang dapat 2011). Menurut Wigstrom dan Wigmo dihasilkan melalui pemasaran media sosial, (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya increased brand awareness, meningkatnya brand awareness tersebut, improved reputation, increased relationship, yaitu (1) pesan atau advertising tersebut brand development, dan increases purchase harus dapat menarik perhatian konsumen intetnion. Berikut akan penjelasan aktifitas dan mampu mengajak konsumen untuk ikut pemasaran di media sosial yang berpartisipasi; komunikasi digunakan pemasaran sebagai sesuai dapat menghasilkan output diatas. (2) menggunakan jalur pemasaran yang tepat dan sesuai dengan target 4.1. Increased Brand Awareness konsumen yang dituju; (3) menggunakan brand ambasador yang sesuai Aaker (1991) menyatakan bahwa ekuitas dengan brand dan target konsumen, dan (4) merek memiliki beberapa kategori yaitu memberikan dorongan atau stimulus untuk kesadaran merek (brand awareness) adalah membuat ukuran kekuatan eksistensi merek di benak konsumen. intensi berpartisipasi pada pelanggan. Brand Awareness terdiri dari brand recall dan brand brand recognition. Meningkatnya brand awareness merupakan salah satu output yang ditargetkan oleh para pemasar. Menurut Taylor dkk (2011), perusahaan melakukan advertising di media sosial untuk meningkatkan awareness, selain itu beberapa perusahaan juga menunjuk brand ambasador untuk menulis atau berbagi Seminar and call for paper Salah satu keunggulan dari media sosial adalah dapat menampilkan iklan sesuai dengan selera para pengguna. Bagi pemasar hal ini dapat menguntungkan karena dapat mempermudah dalam melakukan segmentasi target pelanggan. Sebelum adanya regulasi tentang privacy control pada media sosial, para pemasar menargetkan iklan kepada 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 semua pengguna media sosial tersebut, hal konsumen yang mendapatkan pengalaman tersebut sangat tidak efektif dan menganggu yang baik akan meningkatkan intensi untuk para pengguna lainya yang bukan menjadi memberikan online WOM . Hal tersebut target. Setalah adanya regulasi tentang searah dengan viral marketing, dimana privacy control tersebut, pemasar lebih konsumen efektif dan komunikasi yang dilakukan lewat pengalaman meraka. iklan sesuai dengan target mereka, serta para pengguna juga merasa iklan tersebut berguna karena sesuai dengan selara dan kebutuhan mereka (Tucker. 2014). sosial, terdapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan dan memberi tanggapan kepada konsumen yang dapat meningkatkan reputasi baran atau perusahaan, apabila hal tersebut dilakukan dengan benar (Wigstrom dan Wigmo. 2011). Dalam hal ini online community dapat digunakan pemasar untuk meningkatkan reputasi, dengan cara aktif dalam menjawab pertanyaan dan tanggapan anggota komunitas tersebut. Dengan membangun komunikasi yang baik dengan konsumen konsumen komunikasi untuk dan mengajak berpartisipasi tersebut, maka para dalam akan memperkuat hubungan antara brand dan konsumen sehingga dapat meningkatkan reputasi brand atau perusahaan (Floreddu dkk. 2014). Selain itu juga dijelaskan bahwa Seminar and call for opini dan Online word of mouth merupakan alat komunikasi pemasar yang potensial, akan tetapi terdapat juga resiko bagi pemasar online word of mouth, yaitu rekomendasi Ketika perusahaan aktif menggunakan media para memberi yang harus dihadapai para pemasar dari 4.2. Improved Reputation dari saling paper online yang bersifat negatif. Berita negatif dapat menghancurkan reputasi suatu perusahaan atau sebuah brand, dimana berita negatif lebih cepat tersebar diabanding berita positif (Pfeffer, Zorbach, Carley. 2014). Oleh sebab itu perusahaan harus memiliki tata kelola yang baik dalam mengelola reputasi secara online (Floreddu dkk. 2014). 4.3. Increased Relationship Dengan melakukan komunikasi yang baik dengan konsumen, perusahaan dapat meningkatkan hubungan dengan konsumen. Dimana media sosial memungkinkan untuk melakukan komunikasi dengan banyak orang dan komunikasi dua arah. Dengan melakukan public engagment melalui komunikasi dengan media sosial maka akan berpengaruh terhadap peningkatan hubungan 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 antara organisasi dan konsumen (Men dan moving consumer goods). Dengan tehnologi Tsai. 2014). Hal tersebut juga dipengaruhi media oleh karakter organisasi yang dipersepsikan berkomunikasi dengan ribuan pelanggan, konsumen ketika melakukan komunikasi melakukan komunikasi dengan pelanggan melalui media sosial, karakter organisasi menajadi lebih mudah dan murah. yang tulus yang mendapatkan membuat hubungan organisasi dengan konsumen sosial yang mampu untuk 4.4. Brand Development menjadi lebih dekat. Pada penelitian Hudson Dalam pengembangan suatu brand atau dkk produk yang mengikuti kebutuhan atau (2015), interaksi organisasi dan konsumen melalui media sosial berpengaruh selera meningkatkan brand relationship quality mengenai melalui mediasi pengaruh emosional. Oleh konsumen. Dengan menggunakan media karena itu untuk meningkatkan hubungan sosial antara oranganisasi dan konsumen melalui memungkinkan media sosial harus menggunakan pesan yang informasi tersebut. Berdasarkan penelitian dapat mengikat secara emosional. Nguyen Kemampuan CRM (Customer Relationship Management) suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh csutomer-centric management system dan tehnologi media sosial (Trainor dkk. 2013). Kedua hal tersebut harus memperkuat dikombinasikan kapabilitas sehingga meningkatkan relationship performance. tradisional tidak untuk perusahaan customer Pada media memungkinkan dan membutuhkan biaya besar untuk melakukan komunikasi dengan konsumen, khusuhnya produk kategori yang memiliki jumlah konsumen yang sangat banyak (contoh fast Seminar and call for paper konsumen, dibutuhkan perilaku melalui online (2015), melalui kebutuhan community untuk dkk innovation dan informasi akan mendapatkan strategi media brand sosial yaitu dengan cara mendapatkan informasi atau pengetahuan mengenai konsumen dengan menggunakan media sosial. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa hasil dari strategi brand innovation tersebut dipengaruhi oleh social media strategic capability dari masing-masing organisasi. Pada contoh kasus, Pepsi menggunakan media sosial untuk mengetahui rasa yang disukai oleh konsumen untuk menciptakan rasa baru Mountain Dew (Saravanakumar dan SuganthaLakshmi. 2012). Media sosial dapat memberikan dibutuhkan 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 informasi perusahaan MADIC 2015 yang dalam mengembangkan brand atau produknya, Sebelum akan tetapi informasi yang terdapat di dalam pengguna media sosial biasanya mecari media informasi terlebih dahulu tentang brand atau sosial masih terpisah-pisah, dan belum terstruktur, berjumlah banyak. produk megambil tersebut. keputusan Powers para dkk (2012) Perusahaan harus dapat melakukan analisa menjelaskan beberapa faktor yang memberi dari dan implikasi terhadap pengguna media sosial. suatu Pertama adalah media sosial yang Always pengetahuan yang dapat memberi kontribusi on, para pengguna media sosial bisa dibagi untuk pengembangan brand atau produk. menjadi dua, yaitu pasif dan aktif shopping. informasi menformulasikan tersebut, menajadi Ketika menjadi pasif shopping, pengguna 4.5. Increased Purchase Intention mendapatkan informasi atau rekomendasi Pada era digital ini proses pengambilan dari keputusan pelanggan dapat dipengaruhi oleh menimbulkan keinginan untuk membeli media produk sosial, termasuk mempengaruhi jaringan atau komunitasnya tersebut. Sedangkan yang ketika keputusan untuk membeli sebuah produk pelanggan pada kondisi aktif shopping, (Powers dkk. 2012; Mikalef, Gianakof, dan mereka akan mencari informasi yang terkait Pateli. 2012). Menurut Wang, Yu, dan Wei produk atau brand yang dibutuhkan. Oleh (2012), peer influence mempengaruhi sikap karena itu pengguna akan berpindah dari konsumen terhadap suatu produk, dengan posisi meningkatkan sikap positif terhadap produk mendorong akan meningkatkan intensi untuk membeli teresebut dan memberikan layanan untuk produk tersebut. Dari survei yang dilakukan mempermudah para aktif shoppers untuk oleh Huston dan Fosdick (2011), sebanyak lebih mudah dalam melakukan pencarian 60% dari pengguna media sosial yang informasi. bergabung dalam komunitas suatu brand, pelanggan menggunakan produk dari brand tersebut. informasi Dapat smartphone atau tablets, informasi yang disimpulkan aktifitas pemasran pasif ke aktif, atau menfasilitasi Kedua, dapat dari pemasar pada mana transisi era mencari dapat mobile, informasi saja melalui melalui media sosial dapat meningkatkan terdapat purchase intention. dikombinasikan dengan media tradisional di media sosial juga lainnya seperti TV, radio, dan media cetak. Oleh karena itu pemasar harus melakukan Seminar and call for paper 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 komunikasi pemasaran secara terintegrasi Pelanggan pada seluruh media. Ketiga adalah peran dengan yang diharapakan, melalui media emosi pelanggan sangat berengaruh dalam sosial perusahaan dapat mengetahui apa proses pengambilan keputusan. Dengan yang diharapkan menggunakan media sosial pemasar dapat pelanggan terhadap brandnya. Perusahaan memberikan kenyamaan tersebut kepada dapat membangun komunikasi dengan para para pelanggan. Emosi terhadap suatu brand pelanggan atau menganalisa komunikasi juga mempengaruhi kepercayaan pelanggan para pelanggan tanpa mengganggu mereka. terhadap brand tersebut, oleh sebab itu Faktor terakhir adalah terjadinya evolusi pemasar harus mengerti bahwa emosi dapat terhadap proses membeli barang. Sebelum mempengaruhi adalah era media sosial pelanggan hanya memiliki media sosial dapat membentuk jaringan sedikit informasi mengenai brand atau yang dapat dipercaya oleh para masing- produk yang ingin dibeli, informasi tersebut masing pengguna. Pada suatu komonitas terbatas sebuah pemasar. brand, logika. Keempat sesama anggota saling menginginkan dari atau brand diinginkan promosi Setelah yang era sesuai para dilakukan media sosial, mempercayai satu sama lain, walaupun pelanggan dapat mencari informasi dari mereka terkadang tidak saling mengenal di berbagi dunia nyata. Kepercayaan terebut sangat diinginkan dan dapat dilakukan dimana saja mempengaruhi dan kapan saja. proses pengambilan keputusan bagi pengguna media sosial. Kelima, peralatan mobile berpengaruh sumber tentang produk yang 5. Simpulan terhadap proses pengambilan keputusan. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan Pelanggan dapat merasakan pengalaman bahwa berbelanja atau mecari informasi baru, yang komunikasi sebelumnya tidak dapat dilakukan sebelum dikategorikan era mobile. Melalui peralatan mobile seperti motivasi smartphone atau tablets terus mempengaruhi sosial (antecedants) dan target dari progam peningkatan adopter atau pencari infomarsi pemasaran (consequences) yang dapat diraih dan dengan juga pelanggan lebih cenderung media sosial merupakan pemasaran yang berdasarkan pemasar alasan menggunakan menggunakan media alat dapat atau media sosial. berbelanja online melalui peralatan mobile. Antecedants dapat dikombinasikan dalam Keenam adalah peran dari sebuah brand. strategi untuk mendapatkan hasil yang Seminar and call for paper 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 optimal, akan tetapi manajemen media sosial pada perusahaan juga harus dilaksanakan dengan maksimal dan efektif. Kombinasi yang dapat dilakukan seperti yang dijelaskan Powers dkk (2012): Dalam kondisi aktif ANTECEDENTS Customer Engagement Viral Marketing Buzz Marketing Peer Influence Online Community CONSEQUENCES Increased Brand Awarness Improved Reputation Increased Relationship Increased Purchase Intention Brand Development SOCIAL MEDIA shopping, pelanggan akan mencari informasi sebanyak-banyaknya baik informasi positif ataupun negatif, untuk membantu proses Gambar 1. Model Social Media Marketing pengambilan keputusan. Sedangkan pada Dari hasil analisa dari beberapa penelitian kondisi pasif shopping, pelanggan akan terdahulu, mendapatkan stimulus dari promosi yang rerangka penelitian dan beberapa pertanyaan dilakukan pemasar, keluarga, teman, atau penelitian yang dapat digunakan untuk komonitas online, untuk menjadi aktif acuan penelitian masa depan. peneliti memformulasikan shopping. Stimulus tersebut dapat datang terus menerus di dalam media sosial. Customer Engagement Implakasi pemasar terhadap evolusi tersebut RQ1 adalah brand harus dapat menyebar dan mendorong fleksibel, berpartisipasi secara berkelanjutan di brand harus membangun komunikasi dengan pelanggan dan calon : Bagaimana konsumen cara untuk aktif media sosial ? pelanggan pada awal dan akhir proses pengambilan keputusan, brand harus terlihat Viral Marketing di setiap tempat yang memungkinkan untuk RQ2 meningkatkan awareness pelanggan, dan viral marketing di media sosial yang tidak brand harus menerima masukan-masukan mengganggu dari pelanggan. Peneliti mengajukan model konsumen ? : Bagaimana cara melakukan privasi dan kenyamana dari Social Media Marketing (Gambar 1). Buzz Marketing RQ3 : Bagaimana cara melakukan kontrol terhadap buzz marketing agar tidak memunculkan opini negatif di media sosial ? Seminar and call for paper 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 Peer Influence RQ4 : maka pemasar dapat merumuskan strategi Bagaimana cara memilih influencer dan opinion leader yang tepat pemasaran sesuai dengan objektif pemasaran. untuk mencapai target konsumen pada media sosial ? REFERENSI Online Community Akrimi, Y., & Khemakem, R. 2012. What RQ5 : Bagaimana menganalisa perilaku Drive Customers to Spread The cara atau Word in Social Media. Journal of selera Marketing Research and Case konsumen melalui online community di Studies. media sosial ? Floreddu, P.B., Cabiddu, F., & Evaristo R. 6. Saran 2014. Inside your social media Media sosial merupakan alat komunikasi ring: How to optimize online pemasaran yang memiliki kemampuan yang corporate besar Scholl karena kemampuan komunikasi dengan cakupan yang luas, kemampuan reputation, Kelley Business, Indiana of University. berbagi informasi, dan memecahkan batasan geografis. Oleh karena itu media sosial tidak Hudson, S., Roth, M.S., Madden, T.J., & Hudson, R. 2015. The Effect of menjadi pengganti media tradisional, akan tetapi diintegrasikan dengan Social Media on Emotions, Brand media Relationship Quality, dan Word of tradisonal untuk mendapatkan hasil yang Mouth. lebih optimal. Selain itu menentukan target pemasaran sangatlah penting, dengan mengetahui hal tersebut dapat of Tourism Management. atau output yang ingin dicapai dalam menggunakan media sosial sebagai alat Journal Hutton, G., & Fosdick, M,. 2011. The Globalization of Social Media – Consumer Relationships with menformulasikan strategi yang efektif dan Brands Evolve in The Digital efisien untuk disesuaikan dengan objektif Space. Journal of Advertising pemasaran. Dengan mengetahui kemampuan Research. yang dimiliki media sosial (antecedants) Seminar and call for paper 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 Katona, Z., Zubscek, P,P,. & Sarvary, M. Nguyen, B., Yu, X., Melewar, T,C., & Chen, 2011. Network Effects and Personal J. 2015. Brand Innovation and Influences: The Diffusion of an Social Online Social Network. Journal of Acquisition from Social Media, Marketing Research. Marketi 2014. in Corporate Human Outcomes. with Decision Journal Process. Journal Pynta, P., Seixas, S,A,S., Nield, G,E., Hier, Relational J,. Millward, E., dan Silberstein, of Public R,B. 2014. The Power of Social Television: Can Social Media Build Viewer Engagement. Journal of Advertising. 2012. Shoping and Word-of-Mouth Intention on Social Media. Journal and Saravanakumar, M., & SuganthaLakshmi, T. Applied Electronic Commerce Research, 2012. Social Media Marketing. Life Science Journal. Vol.9 No.4 Vol.8 and call for of Public Mikalef, P., Giannakos, M., & Pateli, A. Seminar of Advertising Research. Humanity: and Theoretical Journal S., & Snyder, J. 2012. Digital and Relation. of of Social Media in The Purchase Character, Engagement, Word Powers, T., Advincula, D., Austin M, Graiko Men, L,R., & Tsai, W,S. 2015. Infusing Media Negative Online Marketing Communication. Behaviour, Vol.48 Social Understanding Environments, Brand Community and Achieving Computers Industrial Mouth Dynamics in Social Media Co-Creation Practices on Building Harmonious China. Capability. Firestorm: Luo, N., Zhang, M., & Liu, W. 2015. The Brand Loyalty on Social Media in the Pfeffer, J., Zorbach, T., & Carley, K,M., pp. 59-68 Value and Marketing Management. and opportunities of social media. of Orientation, Strategic of the world, unite! The challenges Effects Knowledge Moderating role of Social Media Kaplan, A,M., & Haenlein, M. 2010. Users Business Horizons, Vol. 53 No. 1, Media: paper 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 Shi, M,. & Wojnicki, A,C. 2014. Money Williams, D,L., Crittenden, V,L., Keo, T., & Talks to Online Opinion Leader. McCarty, P. 2012. The use of social Journal of Advertising Research. media: an exploratory study of uses among digital natives, Journal of Stanaland, A,J,S., Lwin, M,O., & Miyazaki, A,D. 2011. Trustmarks Perceived Online Enhancing Ethics Advertising, of Public Affairs, Vol. 12 No. 2, pp. Privacy 127-136 The Digital Whiting, A., & Williams, D. 2013. Why of People Use Social Media: a uses Journal Advertising Research. and International Journal, Vol. 16 2011. Do Ads Work On Social No.4 Media, Journal of Advertising Wikstrom, E., & Wigmo, J. 2010. Social Trainor, K,J., Andzulis, J., Rapp, A., & Agnihotri, R. 2014. Social Media Technology Usage and Customer Relationship Performance, Journal of Business Research. Vol 27 Tucker, C,E. 2014. approach. Qualitative Market Research: An Taylor, D,G., Lewin, J,E., & Struton, D. Research. gratification Social Media Marketing – What Role Can Social Media Play as Marketing Tool?. Bachelor Thesis, Shcool of Computer Science, Physics, and Mathematics Linnæus University Network Personalized Ad, Privacy Contro, Journal of Marketing Research. Wang, X., Yu, C., & Wei, Y. 2012. Social Media Peer Communication and Impacts on Purchase Intentions: A Consumer Socialization Framework. Journal of Interactive Marketing, p.198-208. Seminar and call for paper 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015 Seminar and call for paper 2015 Strategic Agility: Thrive in Turbulent Environment (Research and Practices) Hotel Grasia, Semarang 7 Oktober 2015 MADIC 2015