Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007). Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia. (Alrasyid, 2010). Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. LandSteiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah). Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen A-B-O dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfuse imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian (Rasyid, 2010). Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotip untuk untuk karakter ini: Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O. Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB), atau tidak sama sekali (tipe O). Sekitar ± 85% orang-orang Eropa mempunyai golongan Rhesus Positif (Rh Positif). Pada ±15% sisanya, yang sel-selnya tidak diagglutinasikan (tidak digumpalkan) disebut golongan Rhesus negatif (Rh negatif) (Budi, 2009). Insidens yang mengalami Inkompatibilitas Rhesus (yaitu rhesus negatif) adalah 15% pada ras berkulit putih dan 5% berkulit hitam, jarang pada bangsa Asia. Rhesus negatif pada orang Indonesia jarang terjadi, kecuali adanya perkawinan dengan orang asing yang bergolongan rhesus negatif. Pada wanita Rhesus negatif yang melahirkan bayi pertama Rhesus positif, risiko terbentuknya antibodi sebesar 8%. Sedangkan insidens timbulnya antibodi pada kehamilan berikutnya sebagai akibat sensitisitas pada kehamilan pertama sebesar 16%. Tertundanya pembentukan antibodi pada kehamilan berikutnya disebabkan oleh proses sensitisasi, diperkirakan berhubungan dengan respons imun sekunder yang timbul akibat produksi antibodi pada kadar yang memadai. Kurang lebih 1% dari wanita akan tersensitasi selama kehamilan, terutama trimester ketiga. (Darmawati, 2005) Golongan darah yang berbeda yaitu A, B, AB dan O. ditentukan oleh sepasang gen, yang diwarisi dari kedua orang tua. Setiap golongan darah dapat dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang terletak di permukaan sel darah merah. Ketika seseorang membutuhkan transfusi darah, maka darah yang disumbangkan haruslah sesuai dengan golongan darah tertentu. Kesalahan dalam melakukan transfusi akan dapat menimbulkan komplikasi yang serius. (Australia Red Cross, 2008). Sistem penggolongan darah manusia telah cukup banyak ditemukan sampai saat ini, seperti sistem golongan darah ABO, Sistem MNSs, Faktor Rh, dan sebagainya. Golongan darah seseorang ditentukan oleh enis antigen yang terdapat dalam permukaan sel!sel darah merah "eritrosit# yang dimilikinya. Antigen ini akan bereaksi dengan antibodi yang sesuai. Sistem golongan darah yang memperhatikan $aktor Rh berarti darah seseorang dibedakan berdasarkan ada tidaknya antigen!Rh dalam eritrositnya.Menurut Roberts % &embrey "'(()* '+'# sistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel!sel darah merah kera Rhesus kepada marmot "guinea!pig# untuk mendapatkan anti serum. Anti serum yang didapat ternyata bereaksi dengan sel!sel darah merah )- populasi ropa Barat dan Amerika /tara. Suryo "'((+* 0)(# menambahkan bah1a antigen! Rh pertama kali ditemukan dalam darah kera Macaca rhesus oleh 2andsteiner dan 3iener pada tahun '(+4 yang kemudian ditemukan pula antigen!Rh dalam darah manusia. Berdasarkan ada tidaknya antigen!Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua kelompok, yaitu * '.Orang Rh!positi$ "Rh5#, berarti darahnya memiliki antigen!Rh yang ditunukkan dengan reaksi positi$ atau teradi penggumpalan eritrosit pada 1aktu dilakukan tes dengan anti!Rh "antibodi Rh#.6.Orang Rh! negati$ "Rh!#, berarti darahnya tidak memiliki antigen!Rh yang ditunukkan dengan reaksi negati$ atau tidak teradi penggumpalan saat dilakukan tes dengan anti!Rh "antibodi Rh#.Menurut 2andsteiner golongan darah Rh ini termasuk keturunan "herediter# yang diatur oleh satu gen yang terdiri dari 6 alel, yaitu R dan r. R dominan terhadap r sehingga terbentuknya antigen!Rh ditentukan oleh gen dominan R. Orang Rh5 mempunyai genotip RR atau Rr, sedangkan orang Rh! mempunyai genotip rr. 3iener menyatakan bah1a golongan darah Rh ditentukan oleh satu seri alel yang terdiri dari alel. 7al ini didasarkan pada kenyataan tidak semua orang Rh5 mempunyai antigen!Rh yang sama dan begitu uga dengan orang Rh!. 8edelapan alel tersebut yaitu* "'# Rh5, alel! alelnya R9 , R' , R6 , R4 dan "6# Rh!, alel!alelnya ry, r:, r;, r &eneliti lain yaitu R.R. Race dan R.A. Fisher berpendapat bah1a golongan darah Rh ditentukan oleh 0 pasang gen "<,=, dan #. Gen!gen ini bukan alel tetapi terangkai amat berdekatan satu sama lain dan ketiga gen ini dominan terhadap alelnya c,d, dan e. Ada tidaknya antigen!Rh dalam eritrosit seseorang ditentukan oleh gen =. Orang Rh5 mempunyai gen = dan bergenotip <= atau c=e , dan sebagainya. Orang Rh! tidak mempunyai gen = dan genotipnya dapat ditulis cd atau <d . 8etiga sistem tersebut tetap berlaku karena belum dapat dipastikan sistem mana yang benar sampai sekarang "Suryo, '((* 6>>!6>?#. Peranan Faktor Rh dalam Klinik Suryo "'((+* 0>6!0># menyatakan bah1a $aktor Rh dalam darah seseorang mempunyai arti penting dalam klinik. Orang yang serum dan plasma darahnya tidak mempunyai anti!Rh dapat distimulir "dipacu# untuk membentuk anti!Rh. &embentukan anti!Rh ini dapat melalui alan * '.@rans$usi =arah. <ontoh kasus ini misalnya pada seorang perempuan Rh! yang kerena sesuatu hal harus ditolong dengan trans$usi darah. =arah donor kebetulan Rh5, berarti mengandung antigen!Rh. Antigen!Rh ini akan dipandang sebagai protein asing sehingga perempuan itu akan distimulir membentuk anti!Rh. Serum darah perempuan yang semula bersih dari anti!Rh akan mengandung anti!Rh. Anti!Rh akan terus bertambah ika trans$usi dilakukan lebih dari sekali. Anti!Rh akan membuat darah yang mengandung antigen!Rh menadi menggumpal sehingga perempuan Rh! tersebut tidak bisa menerima darah dari orang Rh5. Orang Rh! harus selalu ditrans$usi dengan darah Rh!. Seseorang yang akan melakukan trans$usi sebaiknya selain memeriksa golongan darah dengan sistem ABO uga harus memeriksakan $aktor Rhnya. 6.&erka1inan. 8asus ini bisa teradi misalnya seorang perempuan Rh! "genotip rr# menikah dengan laki!laki Rh5 "bergenotip homoigotik RR# dan perempuan tersebut hamil. anin dari pasangan ini tentunya akan bergolongan darah Rh5 "genotip Rr# yang di1arisi dari ayahnya. Sebagian kecil darah anin yang mengandung antigen!Rh tersebut akan menembus plasenta dan masuk kedalam tubuh ibunya. Serum dan plasma darah ibu distimulir untuk membentuk anti!Rh sehingga darah ibu yang mengalir kembali ke anin mengandung anti!Rh. Anti!Rh ini akan merusak sel darah merah anin yang mengandung antigen!Rh sehingga anin akan mengalami hemolisis eritrosit. 7emolisis eritrosit akan menghasilkan bilirubin indirek yang bersi$at tidak larut air tetapi larut lemak dan tentunya akan meningkatkan kadar bilirubin darah anin. &eningkatan ini dapat menyebabkan ikterus patologis yaitu suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi menimbulkan kern ikterus bila tidak segera ditangani. 8ern ikterus merupakan suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak terutama pada korpus striatum, talamus, nukleus sub talamus, hipokampus, nukleus merah dan nukleus pada dasar Centrikulus DE. Bayi yang mengalami kern ikterus biasanya mengalami kuning disekuur tubuhnya "Mula @arigan, 6440* '!6#. Ada 6 kemungkinan bagi anin yang mengalami ketidakcocokan Rh ini, yaitu * Bayi pertama bisa selamat karena anti!Rh yang dibentuk oleh ibu itu masih sedikit sedangkan bayi pada kehamilan kedua bisa meninggal ika anemia berat. &enyakit seperti ini dikenal dengan nama eritoblastosis $etalis. 8eadian ini akan terulang pada 1aktu ibu hamil berikutnya "<ampbell, dkk, 644+* ('#. Bayi dapat uga hidup, tetapi biasanya akan mengalami cacat, lumpuh, dan retardasi menta