Peran Keluarga Sebagai Motivator Pasien Ca Mammae Post

advertisement
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Peran Keluarga
2.1.1 Pengertian Peran Keluarga
Peran keluarga adalah seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu (Efendy, 2009). Dapat dikatakan bahwa peran
merupakan sesuatu yang diharapkan akan dilakukan seseorang
yang kemudian akan memberikan pemenuhan kebutuhan. Jika
mengaitkan peranan keluarga dengan upaya memenuhi kebutuhan
individu, keluarga merupakan lembaga pertama yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu peran keluarga juga
merupakan salah satu fungsi keluarga dalam upaya pemeliharaan
kesehatan
seluruh
anggota
keluarga,
tempat
pengambilan
keputusan (decision making) dan perantara yang efektif dalam
berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat (Mubarak, 2009).
2.1.2 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah salah satu institusi masyarakat yang paling
penting.
Keluarga
mewakili
9
kelompok
sosial
primer
yang
10
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh individu dan instansi lain.
Setiap individu dalam keluarga mengakui keluarga sebagai unit
sosial dasar karena kebanyakan individu memiliki kedekatan untuk
berinteraksi dan berhubungan secara terus- menerus dengan
anggota keluarganya daripada dengan kelompok sosial lain. Bobak,
dkk (2004: 11-12). Lebih lanjut, menurut Mubarak, (2009) keluarga
adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau odopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu sama lain.
2.1.3 Tipe-Tipe Keluarga
Menurut Friedman, (1998) ada beberapa tipe keluarga secara umum
antara lain : Keluarga inti (konjugal) adalah keluarga yang menikah,
sebagai orang tua, atau pemberian nafkah, keluarga inti terdiri dari
suami, istri, dan anak mereka, anak kandung, anak adopsi atau
keduanya, keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga
yang didalamnya seseorang dilahirkan, sedangkan keluarga besar
merupakan keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh
darah) yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu
salah
satu
teman
kelurga
inti
(termasuk
sanak
keluarga,
kakek/nenek, tante paman dan sepupu. Sedangkan menurut
Mubarak ada berbagai Tipe keluarga diantaranya :
11
1. Traditional Nuclear. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu,
dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksi-sanksi
legal
dalam
suatu
ikatan
perkawinan,
satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah
2. Extended family. Extended family adalah keluarga inti
ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya
3. Reconstituted nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti
melalui
perkawinan
kembali
suami/istri,
tinggal
dalam
pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu
bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan
baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah
4. Middle age/aging couple. Suami sebagai pencari uang, istri
dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karier
5. Dyadic nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak
mempunyai anak, keduanya/salah satu bekerja di luar rumah
6. Single
parent.
Satu
orang
tua
sebagai
akibat
perceraian/kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat
tinggal di rumah atau di luar rumah
7. Dual carrier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa
anak
12
8. Commuter married. Suami istri atau keduanya orang karier dan
tinggal pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada
waktu-waktu tertentu
9. Single adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal dalam
sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk menikah
10. Three generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu
rumah
11. Institusional. Anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam
suatu panti-panti
12. Comunal. Satu rumah terdiri atas dua atau lebih pasangan
yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama
dalam penyediaan fasilitas.
13. Group marriage. Satu perumahan terdiri atas orang tua dan
keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap
individu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak
14. Unmaried parent and child. Ibu dan anak dimana perkawinan
tidak dikehendaki, anaknya diadopsi
15. Cohobing cauple. Dua orang atau satu pasangan yang tinggal
bersama tanpa pernikahan
13
2.1.4 Fungsi Keluarga
Dalam satu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga
yang dapat dijalankan diantaranya sebagai berikut :
1. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan,
memelihara dan membesarkan anak, serta memenuhi
kebutuhan gizi keluarga
2. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa
aman
bagi
keluarga,
memberikan
perhatian
diantara
keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota
keluarga, serta memeberikan identitas pada keluarga
3. Fungsi sosialisasi, yaitu membina sosialisasi pada anak,
membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai
budaya
4. Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung
untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang
5. Fungsi
pendidikan,
yaitu
menyekolahkan
anak
untuk
memberikan pengetahuan, ketrampilan, membentuk perilaku
anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,
14
memepersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa,
serta
mendidik
anak
sesuai
dengan
tingkat
perkembangannya.
Friedman, 1998 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga,
diantaranya adalah :
1. Fungsi afektif (the affective function)
Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi
afektif
berguna
untuk
pemenuhan
kebutuhan
psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui
keluarga yang gembira dan bahagia. Komponen yang
perlu dipenuhi oleh keluarga untuk fungsi afektif afektif
antara lain :
a. Memelihara saling asuh ( mutual nurturance)
Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan saling
menerima, dan saling mendukung antaranggota.
Setiap anggota yang mendapat kasih sayang dan
dukungan
dari
kemampuannya
anggota
untuk
yang
lain,
memberi
maka
dapat
15
meningkat, sehingga tercipta hubungan yang
hangat dan saling mendukung.
b.
Keseimbangan saling menghargai
Pendekatan yang cukup baik untuk menjadi orang
tua diistilakan dengan keseimbangan saling
menghargai. Adanya sikap saling menghargai
dengan
mempertahankan
dimana
tiap
anggota
iklim
diakui
yang
serta
positif
dihargai
keberadaan dan haknya sebagai orang tua
maupun sebagai anak, sehingga fungsi afektif
akan tercapai
c. Pertalian dan identifikasi
Kekuatan yang besar dibalik persepsi dan
kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan individu
dalam keluarga adalah pertalian (bonding)
atau kasih sayang (attachment) digunakan
secara bergantian. Kasih sayang adaslah
ikatan emosional yang relatif unik dan abadi
antara dua orang tertentu.
16
d.
Keterpisahan dan kepaduan
Salah satu masalah pokok psikologis yang
sentral dan menonjol yang meliputi kehidupan
keluarga adalah cara keluarga memenuhi
kebutuhan psikologis, mempengaruhi identitas
diri dan harga diri individu
2. Fungsi sosialisasi (the socialization )
Sosialisasi dimulai pada saat lahir dan di akhiri
dengan
kematian.
Sosialisasi
merupakan
suatu
proses yang berlangsung seumur hidup, dimana
individu secara kontinu mengubah perilaku mereka
sebagai respon terhadap situasi yang berpola secara
sosial yang mereka alami
3. Fungsi reproduksi (the reproductive function)
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia
4. Fungsi ekonomi (the economic function)
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti :
makanan, pakaian, dan perumahan, maka keluarga
memerlukan sumber keuangan
17
5. Fungsi perawatan keluarga/ pemeliharaan kesehatan
(the helath care function). Bagi para profesional
kesehatan
merupakan
keluarga,
fungsi
pertimbangan
perawatan
vital
dalam
kesehatan
pengkajian
keluarga.
2.1.5 Peran-Peran Formal Keluarga
Menurut Mubarak, (2009) setiap posisi formal dalam keluarga
adalah peran-peran yang terkait, yaitu sejumlah perilaku yang
kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran
secara merata kepada para anggotanya, seperti cara-cara
masyarakat membagi peran-perannya menurut pentingnya
pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu sistem. Peran
dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan
istri-ibu antara lain sebagai berikut : Peran sebagai provider
atau penyedia, Sebagai pengatur rumah tangga, Perawatan
anak, baik yang sehat maupun sakit, Sosialisasi anak,
Rekreasi, Persaudaraan (kinship), memelihara hubungan
keluarga paternal dan maternal, Peran terapeutik (memenuhi
kebutuhan afektif
dari pasangan),
dan Peran
seksual.
Sedangkan peran-peran informal keluarga bersifat implisit,
biasanya tidak tampak, dimainkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan emosional individu dan/untuk menjaga
18
keseimbangan dalam keluarga. Beberapa contoh peran
informal yang bersifat adaptif diantaranya sebagai berikut ;
1. Pendorong. Pendorong memiliki arti bahwa dalam
keluarga terjadi kegiatan mendorong, memuji, setuju
dengan, dan menerima kontribusi dari orang lain.
Akibatnya ia dapat merangkul orang lain dan
membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka
penting dan bernilai untuk didengarkan
2. Pengharmonis.
Pengharmonis
yaitu
berperan
menengahi perbedaan yang terdapat diantara para
anggota,
penghibur,
dan
menyatukan
kembali
perbedaan pendapat
3. Insiator-kontributor. Mengemukakan dan mengajukan
ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalahmasalah atau tujuan-tujuan kelompok
4. Pendamai. Pendamai berarti jika terjadi konflik yaitu
peranik
dalam
keluarga
maka
konflik
dapat
diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai
5. Pencari nafkah. Pencari nafkah yaitu peran yang
dijalankan
oleh
orang
tua
dalam
memenuhi
19
kebutuhan,
baik
material
maupun
nonmaterial
anggota keluarganya
6. Perawatan keluarga. Perawatan keluarga adalah
peran yang dijalankan terkait merawat anggota
keluarga jika ada yang sakit.
7. Penghubung keluarga. Perantara keluarga adalah
penghubung, biasanya ibu mengirim dan memonitor
komunikasi dalam keluarga
8. Pionir keluarga. Pionir keluarga yaitu membawa
keluarga
pindah
ke
suatu
wilayah
asing
dan
mendapatkan pengalaman baru
9. Sahabat, penghibur, dan koordinator. Koordinator
keluarga berarti mengorganisasi dan merencanakan
kegiatan-kegiatan
keluarga
yang
berfungsi
mengangkat keakraban dan memerangi kepedihan
Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan dengan
baik berarti
sanggup
menyelesaikan
masalah
kesehatan
keluarga. Selain keluarga mampu melaksanakan fungsi dengan
baik, keluarga juga harus mampu melakukan tugas kesehatan
keluarga. Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
20
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak
berarti . perubahan sekecil
apapun yang dialami oleh
anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi
perhaian keluarga atau orang tua
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,
dengan pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat,
tetapi jika keluarga masih merasa mengalami keterbatasan,
maka
anggota
kesehatan
perlu
keluarga
yang
memperoleh
mengalami
tindakan
gangguan
lanjutan
atau
perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi
4. Mempertahankan yang suasana rumah yang sehat
Rumah
merupakan
tempat
berteduh,
berlindung,
dan
bersosialisasi bagi anggota keluarga. Sehingga anggota
21
keluarga akan memilki waktu lebih banyak berhubungan
dengan lingkungan tempat tinggal
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan
dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus
dapat memaafkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya
2.2 Keluarga Sebagai Motivator
Keluarga adalah salah satu institusi masyarakat yang paling penting.
Keluarga mewakili kelompok sosial primer yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh individu dan instansi lain.
Motivasi adalah kondisi internal yang terdiri dari kebutuhan,
dorongan, dan hasrat yang menggerakkan perilaku individu untuk
berbuat sesuatu guna mencapai tujuan tertentu (Shobiah, 2002).
Motivasi juga merupakan kondisi internal yang membangkitkan kita
untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan
membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu (Elliot et al. 2000).
Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan
internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan
adanya (1) hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, (2) dorongan
dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, (3) harapan dan cita-cita, (4)
22
penghargaan dan penghormatan atas diri, (5) lingkungan yang baik,
serta (6) kegiatan yang menarik
2.2.1 Teori Motivasi
Berdasarkan beberapa pendekatan mengenai motivasi, Swansburg
(2001), mengklasifikasikan motivasi kedalam teori-teori isi motivasi dan
proses motivasi.
2.2.1.1 Teori Isi Motivasi
Teori – teori isi motivasi berfokus pada faktor-faktor atau kebutuhan
dalam diri seseorang untuk menimbulkan semangat, mengarahkan,
mempertahankan dan menghentikan perilaku
A.
Teori Motivasi kebutuhan (Abraham A. Maslow)
Maslow menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia secara
hierarki, yang terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok defisiensi
dan
kelompok
pengembangan.
hierarkis adalah fisiologis,
rasa
Kelompok
aman,
defisiensi
kasih
secara
sayang
dan
penerimaaan, serta kebutuhan akan harga diri.
Kelompok pengembangan mencakup kebutuhan aktualisasi diri
(Ahmadi dan Supriyono, 1991).
Mangkunegara (2005), menjabarkan hierarki Maslow sebagai berikut
23
a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan pemenuhan unsur
biologis. Kebutuhan ini berupa : kebutuhan makan, minum,
bernapas, seksual dan sebagainya.
b. Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari
ancaman dan bahaya lingkungan.
c. Kebutuhan akan kasih sayang dan cinta, yaitu kebutuhan untuk
diterima dalam kelompok, berafiliasi, berinteraksi, mencintai dan
dicintai
d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan
dihargai.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu
kebutuhan untuk
menggunakan kebutuhan (skill) dan potensi, serta berpendapat
dengan mengemukakan penilaian dan kritik terhadap sesuatu
B. Teori ERG ( Alderfer’s ERG Theory)
Teory ERG (existence, relstedness and growth), dikembangkan oleh
Clayton Alderfer. Menurut teori ini, komponen existence adalah
mempertahankan eksitensi merupakan kebutuhan setiap manusia
untuk menjadi terhormat. Hampir sama dengan teori Maslow,
kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan fisiologis juga terdapat
kebutuhan akan keamanan yang merupakan komponen existence.
Relatedness tercermin dari sifat manusia sebagai insan sosial yang
24
ingin berafiliasi, dihargai, dan diterima oleh lingkungan sosial.
Growth lebih menekankan kepada keinginan seseorang untuk
tumbuh dan berkembang mengalami kemajuan dalam kehidupan,
pekerjaan dan kemampuan, serta mengaktualisasi diri (Siagian,
2004)
C. Teori Motivasi Dua Faktor (Frederick Herzbeg’s Two FactorsTheory)
Hezberg,
seorang
psikolog
yang
berusaha
mengembangkan
kebenaran teorinya, melakukan penelitian kepada sejumlah pekerja
untuk menemukan jawaban dari : ” Timbulnya keinginan Hezberg
untuk meneliti adalah karena adanya keyakinan bahwa terdapat
hubungan yang mendasar antara seseorang dengan pekerjaannya.
Oleh karena itu, sikap seseorang terhadap pekerjaannya akan
sangat menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalannya (siagian,
2004).
2.2.1.2 Teori Proses Motivasi
Teori
proses
motivasi
terdiri
atas
teori
penguatan,
teori
pengharapan, teori keadilan, dan teori penetapan tujuan.
a. Teori Penguatan (Skinner’s Reinfircement theory)
Skinner mengemukakan suatu teori proses motivasi yang
desebut operant conditioning. Pembelajaran timbul sebagai
akibat dari perilaku, yang juga disebut modifikasi perilaku.
25
Perilaku merupakan operant, yang dapat dikendalikan dan
diubah melalui penghargaan dan hukuman. Perilaku positif yang
diinginkan harus dihargai dan diperkuat, karena penguatan
yang baik akan memberikan motivasi, meningkatkan kekuatan
dari suatu respon atau menyebabkan pengulangannya.
b. Teori Pengharapan (Victor H. Vroom’s Expectancy Theory)
Teori harapan dikembangkan oleh Vroom yang diperluas oleh
porter dan Lawler. Inti dari teori harapan terletak pada pendapat
yang
mengemukakan
bahwa
kuatnya
kecenderungan
seseorang bertindak bergantung pada harapan bahwa tindakan
tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan terdapat daya
tarik pada hasil tersebut bagi orang yang bersangkutan (Siagian,
2004).
c. Teori Keadilan (Adam’s Equity Theory)
Teori keadilan yang dikembangkan oleh adam didasari pada
asumsi bahwa puas atau tidaknya seseorang terhadap apa yang
dikerjakannya merupakan hasil dari membandingkan antara
input usaha, pengalaman, skill, pendidikan, dan jam kerjanya
dengan output atau hasil yang didapatkan dari pekerjaan
tersebut (Mangkunegara, 2005).
26
d. Teori Penetapan Tujuan (Edwin Locke’s Theory)
Dalam teori ini, Edwin Locke mengemukakan kesimpulan bahwa
penetapan suatu tujuan tidak hanya berpengaruh terhadap
pekerjaan saja, tetapi juga mempengaruhi orang tersebut untuk
mencari
cara
yang
efektif
dalam
mengerjakannya
(Mangkunegara, 2005). Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
oleh
seseorang
dalam
melaksanakan
tugasnya
akan
menumbuhkan motivasi yang tinggi. Tujuan yang sulit sekalipun
apabila ditetapkan sendiri oleh orang yang bersangkutan atau
organisasi yang membawahinya akan membuat prestasi yang
meningkat, asalkan dapat diterima sebagai tujuan yang pantas
dan layak dicapai (Siagian, 2004).
2.2.1.3.
Jenis Motivator
Manusia sifatnya unik sehingga untuk memotivasi satu dengan
yang lain tidak harus sama. Melalui pemahaman tentang hierarki
kebutuhan maslow, kita dapat mengetahui jenis-jenis motivator.
Individu
memiliki
hierarki
kebutuhan
yang
menentukan
tindakannya. Sekali kebutuhan paling dasar dipuaskan, individu
akan termotivasi untuk mencapai klebutuhan berikutnya.
Menurut Abraham C. dan Shanley F. (1997), jenis motivator
secara umum adalah uang, penghormatan, tantangan, pujian,
kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja
27
yang
fleksibel,
penghargaan,
promosi,
kemandirian,
persahabatan,
lingkiungan
pengakuan,
yang
kreatif,
bonus/hadiah, ucapan terima kasih, dan keyakinan dalam
bekerja.
A. Cara Memotivasi
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memotivasi
seseorang, yaitu :
a. Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force), yaitu
cara
memotivasi
dengan
menggunakan
ancaman
hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat
melakukan apa yang harus dilakukan
b. Memotivasi dengan bujukan (Motivating by enticement),
yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi
hadiah agar melakukan sesuatu sesuai harapan yang
memberikan motivasi
c. Memotivasi
dengan
identifikasi
(motivating
by
indentification or ego-involvement),yaitu cara memotivasi
dengan
menanamkan
kesadaran
sehingga
individu
berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari
dalam dirinya sendiri dalam mencapai sesuatu.
28
Keluarga menyediakan suatu fungsi proteksi bagi anggotanya.
Fungsi ini memberi dukungan, sosialisasi anak-anak, memenuhi
kebutuhan makanan, dan tempat tinggal serta merupakan tempat
yang aman dari dunia luar. Sebagai bagian dari masyarakat
keluarga adalah suatu subsistem dari sistem sosial yang lebih besar
(Karen Stolte).
Petze (1994) mengemukakan kompetensi keluarga sebagai
ketrampilan berkomunikasi, pembelajaran sebelumnya dan perilaku
koping yang berhubungan, pengertian terhadap tindakan dan
motivasi seseorang, kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain secara emosional, kemampuan untuk menjadi jujur dan terbuka
dalam menghadapi orang lain, kapasitas mengatasi masalah dan
mengikuti rencana
2.3 Konsep Kanker Payudara
2.3.1 Pengertian kanker payudara
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada
payudara yang terus tumbuh berlipat kali ganda. Pada akhirnya selsel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu
tidak dibuang atau tidak terkontrol maka sel sel kanker bisa
menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain dan nantinya
dapat mengakibatkan kematian. Metastase bisa terjadi pada kelenjar
getah bening (limfe), ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu
29
sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit dan
bawah kulit. Akibat penyakit ini penderita bisa meras nyeri, fungsi
dari organ-organ yang terserang menurun hingga bisa menyebabkan
kematian (Tapan, 2005).
2.3.2 Penyebab Kanker Payudara
Menurut Brunner & Suddarth, Penyebab langsung kanker
payudara hingga saat ini belum diketahui, namun menurut hasil
penelitian bahwa ternyata banyak faktor resiko yang menyebabkan
terjadinya kanker payudara. Faktor penyebab tersebut antara lain :
1) Riwayat pribadi tentang kanker payudara (risiko mengalami
kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1%
setiap tahun). 2) Hubungan keluarga langsung dari wanita dengan
kanker payudara (risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena
kanker sebelum berusia 60 tahun. 3) Risiko meningkat 4 sampai 6
kali jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung).
4) Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun (menarke dini). 5) Wanita yang
mempunyai anak pertama setelah berusia 30 tahun mempunyai
risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara dibanding
dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada usia
sebelum 20 tahun. 6) Menopause pada usia lanjut (setelah 50 tahun)
meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara dalam
30
perbandingan wanita yang telah menjalani ooforektomi bilateral
sebelum usia 35 tahun mempunyai resiko sepertiganya, 7) Riwayat
penyakit payudara jinak mempunyai resiko dua kali lipat untuk
mengalami kanker payudara. 8) pemajanan terhadap radiasi ionisasi
setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun berisiko hampir
dua kali lipat. 9) Obesitas (risiko terendah diantara wanita
pascamenopause) yang mana wanita gemuk yang didiagnosa
penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi yang paling
sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat. 10) Wanita
yang
menggunakan
kontraseptif
oral
beresiko
tinggi
untuk
mengalami kanker payudara dan resiko tinggi ini menurun dengan
cepat setelah penghentian medikasi. 11) Terapi penggantian
hormone : wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan
ekstrogen suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang
atau lebih dari 10 sampai 15 tahun dapat mengalami peningkatan
risiko sedangkan penambahan progesteron terhadap penggantian
ekstrogen menigkatkan insidens kanker endometrium yang mana hal
ini tidak menurunkan resiko kanker payudara). 12) Wanita yang
mengkonsumsi alkohol ( sedikit peningkatan risiko ditemukan pada
wanita yang mengkonsumsi alkohol bahkan dengan hanya sekali
minum dalam sehari.
31
2.3.3 Gejala Klinis Kanker Payudara
Menurut Tapan, 2005 gambaran klinis pada kanker payudara
adalah teraba adanya benjolan, tidak sakit, tunggal pada payudara,
dengan konsistensi yang keras dan padat. Benjolan tersebut
berbatas tegas, dengan ukuran kurang dari 5 cm. Biasanya dalam
stadium dini ini, belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar
payudara. Sedangkan menurut Jane, 2003, manifestasi kanker
payudara dapat digolongkan menjadi tiga antara lain : (1) Gejala
yang paling sering ditemukan : massa (terutama jika keras, ireguler,
tidak nyeri tekan) atau penebalan pada payudara, atau daerah
aksila; rabas puting payudara unilateral, persisten, spontan yang
mempunyai karakter serosanguineous (mengandung serum dan
darah); retraksi atau inversi puting susu; perubahan ukuran, bentuk
atau struktur, payudara (asimetris); pengerutan atau pelekukan kulit
di sekitarnya; kulit yang bersisik di sekitar puting susu; (2) gejala
penyebaran lokal atau regional : kemerahan, ulserasi edema, atau
pelebaran vena; pelebaran peau d’ orange (seperti kulit jeruk);
pembesaran kelenjar getah bening aksila; (3) bukti metastasis :
pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal; hasil
rontgen
toraks
abnormal
dengan
atau
tanpa
efusi
pleura;
peningkatan alkali fosfatase, kalsium, pindai tulang positif dan atau
nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang; tes fungsi hati
abnormal
32
Menurut Brunner & Suddart (2000) tumor mempunyai tahap I
–IV tergantung pada ukuran, nodus limfe yang terkena, dan
metastasis): (1) Tahap I : tumor kecil kurang dari 2 cm, nodus limfe
negatif dan tidak terdeteksi metastasis; (2) Tahap II : tumor lebih
besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, nodus limfe terfiksasi positif,
tidak terdeteksi metastasis; (3) Tahap III : Tumor lebih besar dari 5
cm, atau tumor dengan ukuran berapa saja dengan invasi kulit atau
dinding dada atau nodus limfe terfiksasi positif dala area klavikular,
tanpa bukti metastasis; (4) Tahap IV: Tumor dalam ukuran berapa
saja dengan nodus limfe positif atau negatif dengan metastasis jauh
2.3.4 Tipe Kanker Payudara
Menurut Otto E. Shirley ( 2005) beberapa tipe kanker payudara antara
lain
a. Karsinoma in situ
Karsinoma in situ adalah kanker yang masih berada pada
tempatnya,
merupakan
karsinoma
duktker
dini
yang
belum
menyebar atau meyusup keluar dari tempat asalnya
b. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang
menuju ke puting susu. Sekitar 90 % kanker payudara merupakan
carsinoma duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah
masa menopause. Kadang kanker ini dapat diraba dan pada
33
pemeriksaan mammograf, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik
kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikas). Kanker ini biasanya
terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara
keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-35 % penderita
karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada
payudara yang sama)
c. Karsinoma Lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya
terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak
terlihat pada mammogram, tetapi biasanya ditemukan secara tidak
sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain.
Sekitar 25-30 % penderita karsinoma lobuler pada akhirnya akan
menderita kanker invasif (pada payudara yang sama atau payudara
lainnya atau pada kedua payudara)
d. Kanker invasif
Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak
jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun
metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80 % kanker
payudara invasif adalah kanker duktal dan 10 % adalah kanker
lobuler
e. Karsinoma medular
Kanker ini berasal dari kelenjar susu dan tumbuh dalam kapsul di
dalam duktus. Tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan
34
lambat sehingga prognosisnya lebih baik. Sekitar 6% dari kanker
payudara termasuk jenis ini
f.
Karsinoma duktal-tubular
Kanker ini berasal dari kelenjar susu, jarang terjadi, menempati
sekitar 2 % kanker. Prognosisnya sangat baik karena metastasis
aksilaris secara histologi tidak lazim
g. Karsinoma inflamatori
1%-2% menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker
payudara lainnya. Tumor setemoat, nyeri tekan, payudara secara
abnormal keras dan membesar, kulit di atas tumor ini merah dan
agak hitam, sering terjadi edema dan retraksi puting susu
h. Penyakit paget’s payudara
Tipe ini jarang terjadi, gejala yang sering timbul adalah rasa terbakar
dan gatal pada payudara, tumor ini dapat duktal atau invasif. Massa
sering tidak dapat diraba dibawah puting tempat dimana penyakit ini
timbul
i.
Kanker musinus
3% dari kanker payudara penghasil lendir, tumbuh dengan lambat
sehingga kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik
35
2.3.5 Penatalaksanaan
Menurut Smeltzer (2002), penatalaksanaan kanker payudara
terdiri
dari :
1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi : keseluruhan payudara
diangkat bersamaan dengan nodus limfe aksilar.
2. Pembedahan
payudara-konservasi:
lumpektomi,
mastektomi,
segmental atau kuadranektomi, dan diseksi aksilaris diikuti dengan
terapi radiasi terhadap penyakit mikroskopik residual
3. Mastektomi memberikan kesempatan maksimum pengangkatan
tumor, dan nodus yang terkena
4. Serangkaian terapi sinar eksternal pada masa tumor, untuk
mengurangi kemungkinan kekambuhan dan eradiksi kanker residual.
5. Kemoterapi diberikan untuk eradikasi penyebaran mikrometastasis
penyakit misalnya : cytoxan(C), metotreksat (M), fluorourasil(F) dan
AdrIamycin (A)
6. Program kemoterapi untuk kanker payudara
menggabungkan
beberapa preparat untuk menggambungkan beberapa preparat
untuk
meningkatkan
penghancuran
sel
tumor
dan
untuk
meminimalkan resistensi medikasi. Preparat kemoterapeutik yang
paling sering digunakan dalam kombinasi adalah cytoxsan (C),
36
methot rexate (M), Fluororacil (F) dan adryamicin (A) Regimen CMF
atau CAF adalah protokol pengobatan yang sering.
7. Transplan sumsum tulang autolog (ABMT) sekarang ini sudah
menunjukan peningkatan dalam penggunaannya; penggunaan
faktor-faktor pertumbuhan untuk menstimulasi sumsum tulang
mempunyai penurunan mortalitas yang tinggi
8. Terapi hormonal berdasarkan pada indeks reseptor, estrogen dan
progesteron. Tamoksifen merupakan agen hormonal utama yang
digunakan untuk menekan tumor yang tergantung pada hormon.
Preparat hormonal lainnya adalah megace. Halotestin, dan cytadren
9. Pembedahan
rekonstruktif
elektif
memberikan
pertimbangan
keuntungan psikologis, tetapi merupakan kontraindikasi jika kanker
merupakan tahap lanjut setempat, metastatik, atau inflamasi
Download