Sehingga Ia lebih utama dari segala sesuatu (Sehingga Dia

advertisement
Sehingga Ia lebih utama dari segala sesuatu
(Sehingga Dia menempati tempat yang pertama
dalam segalanya – terjemahan Inggris)
Kol 1:18
Victor Hall
David Falk
David Baker
Kehidupan Persembahan
Sehingga Ia lebih utama dari segala sesuatu
(Sehingga Dia menempati tempat yang pertama dalam segalanya – terjemahan
Inggris)
Victor Hall David Falk
David Baker
Edisi Pertama November 2009
Ayat-ayat Alkitab dikutip dati NASB, NKJV, KJV dan AV. Dimana ada
penekanan huruf miring digunakan dalam ayat-ayat referensi, itu adalah
ditambahkan dan tidak muncul pada terjemahan yang asli.
Desain Cover oleh Dan Proud
Diterbitkan oleh visionone
© Vision One Inc. 2009
TCF 10 Old Goombungee Road
Toowoomba QLD 4350
Phone: +61 1300 885 048
Email: info @ visionone.org.au
Untuk katalog musik dan terbitan Kristen kami silahkan kunjungi:
Daftar Isi
Pendahuluan
i
BAB 1
8
Tempat pertama dalam segalanya
Yang pertama dan yang terbaik
Yang pertama milik Tuhan
Anda adalah ladang Allah
Musim-musim Allah
Menabur benih yang berharga
Menunggu dengan sabar
Yang pertama dari tuaian
Persepuluhan dari semua
Persembahan tuaian
Dia memangkas/membersihkan setiap ranting
8
10
11
14
15
16
18
19
21
23
24
BAB 2
26
Kerajaan dunia ini
Persediaan makanan
Berada dibawah kuasa jahat
Megumpulkan/menumpuk kekayaan adalah musuh dari
persembahan
Mempercayai kekayaan
Jangan menjadi serupa dengan dunia ini
Tidak mengikuti perintah manusia
26
27
29
BAB 3
38
30
32
34
35
Kerajaan persembahan yang kekal
38
Terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia 40
Dihakimi oleh kerajaan persembahan-Nya
41
Tujuh perumpamaan mengenai kerajaan
43
Perumpamaan mengenai ragi
44
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
Menerima kerajaan
46
BAB 4
48
Korban keselamatan (Persembahan damai – terjemahan Inggris)
Persembahan sukarela
Korban syukur
Membayar nazar
Nazar dan sumpah
Nasehat Yakobus
Jika seseorang kedapatan melakukan pelanggaran
Nazar dipersembahkan dalam iman
Pertimbangan praktek
48
50
53
55
58
59
61
63
65
BAB 5
68
Persembahan Khusus (Persembahan yang diangkat – terjemahan
Inggris)
Yang pertama dan yang terakhir
Pada Israel zaman dulu
Pada gereja mula-mula
Beban untuk pertambahan
Ujilah aku dalam perpuluhan dan persembahan khusus
Pekerjaan dari persembahan khusus
Ekonomi pertambahan
Pertambahan yang tak henti-henti dan terus menerus
Persembahan waktu, sumber dan uang
Apa yang diperlukan?
Untuk infrasturktur
Prioritas dari rumah Tuhan
Untuk Personil
Menerima pekerjaan
Pekerjaan pelayanan yang terus menerus
68
69
70
71
73
74
75
77
78
80
81
82
83
84
85
87
BAB 6
90
Berkenan kepada Allah
Dermawan
Krisis persembahan
90
92
93
Persembahan yang berkenan
Sepenuhnya dan terus menerus
Meletakkan tangan keatas korban
Menyembelih persembahan
Diterima oleh api
Bau yang menyenangkan
Aku akan bertemu dengan kamu
94
96
97
99
101
103
105
Pendahuluan
Kita telah memperhatikan jalan persembahan bertahun-tahun. Ini adalah
pengejaran yang tidak akan pernah berakhir karena itu tegak lurus dengan
kedalaman dari Allah sendiri. Persembahan adalah jalan yang dihidupi Allah.
Dan persembahan adalah jalan yang Allah berikan. Tidak ada jalan kehidupan
lain bagi orang Kristen. Karenanya, kami memberi judul buku ini Kehidupan
persembahan.
Sejak permulaan, mari kita memperhatikan perkataan rasul Yohanes. ‘Anakanakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah,
tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran’ 1 Yoh 3:18. Bahaya yang akan
datang bagi kita adalah dalam-perkataan. Apakah kita pendengar firman atau
yang melakukan? Apakah kita tahu bahasa persembahan, dan terus berada
dalam model yang sama dengan sebelumnya? Persembahan bukanlah nama
baru untuk praktek-praktek zaman dulu. Persembahan adalah pemberian,
tapi tidak semua pemberian adalah persembahan. Apakah kita menggunakan
terminology, tapi tidak pernah melakukan perubahan gaya hidup? Apakah
Tuhan dan kerajaan persembahan-Nya telah menjadi yang pertama dalam
segalanya?
Dalam kehidupan, kita harus membuat order dan prioritas untuk
mempersembahkan korban syukur, mengangkat persembahan khusus dan
membuat nazar. Hanyalah disaat kita menghormati Tuhan dengan kekayaan
dan yang pertama dari semua pertambahan kita maka kita berpartisipasi
dalam kerajaan yang tidak tersentuh, tidak tergoncangkan dan tak
tergoyahkan. Ditengah masa ekonomi yang tidak pasti, inilah motivasi dibalik
buku ini.
Mazmur Asaf
Pemazmur Asaf memberi kesaksian bahwa Tuhan, Yang Maha Kuasa, telah
berfirman. Dia mengumpulkan orang-orang kudus-Nya. Tuhan mengadili
langit yang diatas dan bumi yang dibawah dengan api persembahan, karena
sesungguhnya, api menjilat dihadapan-Nya. Maz 50:1-5.
i
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
Api persembahan akan menguji pekerjaan masing-masing orang. Jika kita
membangun dengan emas, perak dan batu berharga oleh persembahan, maka
pekerjaan kita akan bertahan. Tapi, jika kita membangun dengan kayu,
rumput kering dan jerami oleh perolehan dan penumpukan kekayaan duniawi,
maka kita akan menderita kerugian yang besar. Yesus sangat jelas. Tidak ada
seorangpun dapat melayani dua tuan. Kita harus mencari kerajaan dan
kebenaran-Nya pertama-tama. ‘Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab
Allah sendirilah Hakim’. Maz 50:6.
Permulaan kehidupan persembahan adalah pengakuan bahwa Tuhan pemilik
hewan di bukit. Setiap binatang di padang kepunyaan-Nya. Dunia dan segala
isinya adalah milik-Nya. Jika Dia lapar, Dia tidak akan meminta kepada kita.
Maz 50:10-12. Dia tidak memerlukan persembahan kita. Dan Tuhan
mendorong kita untuk membuat persembahan karena Dia menegakkan
kerajaan yang bertambah selama-lamanya. Inilah ekonomi persembahan. Kita
adalah pelayan dari sumber-sumber dalam dunia bukan untuk alasan lain
selain untuk menghasilkan/membangkitkan persembahan bagi kerajaan-Nya.
Asaf meneruskan, ‘Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan
bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi’. Maz 50:14. Dalam buku ini, kita
melihat persembahan khusus dan tiga level/tingkat korban keselamatan. Level
pertama adalah persembahan sukarela, kedua adalah korban syukur, dan
ketiga adalah membuat dan membayar nazar. Masing-masing dari tiga
persembahan ini dapat dinaikkan sebagai persembahan khusus. Membayar
nazar sebagai persembahan khusus adalah persembahan yang paling lanjut
dari semua. Rasul menyebutnya ‘ucapan bibir’. Ibr 13:15.
Dalam perkataan pembukaannya untuk gereja di roma, Paulus berbicara dari
kerinduannya untuk datang kepada mereka dan menemukan beberapa buah
ditengah mereka, ‘seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang
lain’. Rom 1:13. Dalam keterangan penutupnya, dia berbicara mengenai
persembahan khusus yang gereja-gereja bukan Yahudi kumpulkan untuk
Yudea. Paulus menerima persembahan mereka dan menyerahkannya di
Yerusalem. Dengan melakukan itu, dia memeteraikan buah mereka. Rom
ii
Pendahuluan
15:28. Ini adalah ucapan bibir mereka (buah dari ucapan mereka – terjemahan
Inggris), dipersembahkan kepada Tuhan sebagai pembayaran nazar mereka.
Meterai adalah tanda bahwa pekerjaan tuaian telah lengkap dan
pertambahannya dalam musim yang akan datang terjamin. Paulus kemudian
bebas untuk pergi ke Roma dengan sukacita, dengan kehendak Allah, dan
menemukan rest/istirahat ditengah mereka. Setelah melengkapi siklus
persembahan, dia tahu dia akan dapat datang kepada mereka dalam
kepenuhan berkat dari Kristus.
Pemazmur menyimpulkan, ‘Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai
korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari
Allah akan Kuperlihatkan kepadanya’. Maz 50:23. Ketika kita menghormati
Tuhan dengan kekayaan dan dengan yang pertama dari hasil kita, kita
mendemonstrasikan bahwa kita telah ‘meng-order’ jalan kita. Kita telah mengorder, mengatur dan membuat prioritas kehidupan kita dalam jalan dimana
Tuhan yang pertama dari segalanya. Setelah kehidupan yang dikomitkan pada
persembahan, perkataan terakhir dari Raja Daud adalah, ‘Bukankah seperti itu
keluargaku di hadapan Allah? Sebab Ia menegakkan bagiku suatu perjanjian
kekal, teratur dalam segala-galanya dan terjamin. Sebab segala keselamatanku
dan segala kesukaanku bukankah Dia yang menumbuhkannya?’ 2 Sam 23:5.
Lebih diberkati adalah memberi
Kita hampir pasti diberkati oleh Tuhan. Pertanyaan dihadapan kita adalah ini:
setelah menerima berkat dari kelimpahan rumah-Nya, akankah kita menjadi
berkat? Yesus berkata, ‘Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma,
karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma’. Mat 10:8. Demikian juga,
‘Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima (Adalah lebih diberkati
memberi daripada menerima – terjemahan Inggris)’. Kis 20:35. Kita telah
dipanggil untuk tujuan ini. Kita telah menerima berkat, tapi seperti yang rasul
Paulus katakan, kita juga ‘memberkati’. 1 Pet 3:9.
Pamazmur memproklamirkan, ‘Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan
hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya’. Maz 145:2.
iii
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
Dan sekali lagi, ‘Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan
menaikkan tanganku demi nama-Mu’. Maz 63:4. Apa artinya ini? Tentu saja
itu lebih dari ekspresi kasih dari rasa syukur kepada Tuhan. Kita memberkati
Tuhan, dan sesungguhnya memberkati masing-masing yang lain ketika kita
bersatu dengan persekutuan dan ekonomi persembahan. Inilah persekutuan
memberi dan menerima. Inilah korban yang berkenan.
Kita tahu bahwa adalah berkat Tuhan yang membuat kita kaya. Namun,
ketika kita makan dan kita dipuaskan, kita harus memberkati Tuhan untuk
tanah yang baik yang Dia berikan kepada kita. Kita harus menghormati Dia
dengan kekayaan dan yang pertama dari hasil kita. Ingat bahwa Tuhan-lah
yang memberikan kuasa untuk memperoleh kekayaan. Kita diingatkan akan
perkataan Raja Daud, ‘Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tanganMu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu’. 1 Taw 29:14.
Ketika kita mengembalikan dengan memberkati, kita bersatu dengan
persekutuan memberi dan menerima. Tapi, jika kita memperoleh dan
bertambah untuk diri kita sendiri daripada membuat persembahan, kita akan
habis binasa dan punah dari tanah itu. Ul 4:26; 8:14-20.
Setelah menerima dari tangan-Nya, ada berkat kedua yang datang kepada kita
ketika kita memeluk persekutuan persembahan. Partisipasi dalam
persembahan membawa kemakmuran pada pekerjaan kita, kita tahu bahwa
pekerjaan ini disiapkan sebelum dunia dijadikan. Berkat ini memberikan kita
kuasa untuk hidup dan berlipatganda. Musa mengatakan kepada bangsa
ketika mereka diseimbangkan untuk masuk ke Tanah Perjanjian, ‘Segenap
perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan
dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki
serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada
nenek moyangmu’. Ul 8:1. Tanah itu sendiri adalah berkat. Namun, mereka
perlu untuk membawa yang pertama dari hasil mereka untuk memasuki
ekonomi persembahan dan dengan demikian menerima hujan untuk berkat
kedua. Kita harus pergi dan memiliki tanah kita, pekerjaan kita, membuat
persembahan dan menjadi berkat.
iv
Pendahuluan
Rasul Paulus cukup kesulitan dalam meyakinkan orang Korintus untuk
bersatu dan memelihara persekutuan persembahan ini. Mereka kaya dalam
kepemilikan dunia dan mereka tidak kekurangan satu karuniapun.1 Kor 1:7.
Dalam satu kejadian, dia bermaksud ‘pertama-tama’ untuk datang kepada
mereka supaya mereka ‘dapat menerima berkat kedua kali’. Dia bermaksud
untuk mampir kepada mereka dalam perjalanan ke Makedonia; dan kemudian
setelah kembali lagi dari Makedonia, untuk datang dan diberkati mereka
ketika mereka menolong dia dalam perjalanannya. Pada ‘pertama kali’, kita
menerima berkat; tapi kedua kali’ kita menjadi berkat. Inilah iman Paulus bagi
orang Korintus. Dia mau menjadi sumber berkat bagi mereka pada ‘pertama
kali’. Tapi, pada ‘kedua kali’ dia ingin melihat buah dari berkat diantara
mereka.
Penuh berkat
Paulus selalu pergi dalam ‘penuh berkat Kristus’. Rom 15:29. Penuh ini adalah
persekutuan persembahan dimana mereka yang menerima berkat, menjadi
berkat. Pada ‘kedua kali’, iman mempersembahkan tersebar lebih lagi. Setelah
berbagi dalam hal-hal rohani, kita harus memberkati dan melayani dalam halhal materi. Paulus bersukacita ketika mengatakan, ‘Apabila aku sudah
menunaikan tugas itu dan sudah menyerahkan hasil usaha bangsa-bangsa lain
itu kepada mereka’ Rom 15:28. Hanya dengan demikian dia dapat datang
dalam penuh berkat Kristus. Kemudian Tuhan sendiri akan datang dan
menemukan pekerjaan kita selesai. Tapi, jika kita tidak datang dalam berkat
‘kedua kali’ maka Dia akan mengambil semua milik kita. Pekerjaan kita tidak
selesai. 2 Kor 8:6; Wah 3:2.
Tuhan telah mengkomitkan kepada kita firman dan budaya persembahan. Dan
Dia memberikan kasih karunia kepada kita untuk melayani dalam
keimamatan yang berkenan. Kita harus melayani kasih karunia ini dalam
persekutuan persembahan. Kalau tidak, kita akan kekurangan kasih karunia
dan ketika Dia datang Dia tidak akan menemukan kita seperti yang Dia
harapkan. 2 Kor 12:20. Jika kita kehilangan kasih yang semula maka kita harus
menemukan berkat kedua dan menyelesaikan pekerjaan kita. Kedua teguran
v
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
berikut adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. ‘engkau telah
meninggalkan kasihmu yang semula’ dan kemudian, ‘tidak satupun dari
pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.’. Wah 3:2.
Paulus bertanya kepada gereja Galatia, ‘Dan sekarang, di manakah bahagiamu
itu? (Dimanakah rasa memberkatimu? – terjemahan Inggris)’ Gal 4:15. Banyak
orang terus dalam persembahan sampai Tuhan memindahkan ‘yang pertama’.
Dia mau menegakkan berkat yang kedua. Ketika Allah mulai mengambil ‘yang
pertama’, kita tidak boleh berpindah dari kasih yang semula dan pekerjaan
yang semula atau kita tidak akan memasuki berkat yang kedua dari
persembahan. Kita harus menyiapkan pekerjaan kita di ladang supaya dapat
menghisap air hujan yang sering turun, menghasilkan buah dan menerima
berkat dari Allah. Ibr 6:7.
Nabi Hosea berkata, ‘Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah
menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru (Hancurkan tanah kita yang
keras, kosong – terjemahan Inggris), sebab sudah waktunya untuk mencari
TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan’. Hos 10:12.
Kasih karunia dari hujan ini mengaktifkan berkat yang kedua.
Melipatgandakan benih kita untuk menabur dan pertambahan tuaian
kebenaran kita. Mari kita melihat bahwa Tuhan datang menghujani
kebenaran atas kita, tapi hanya ketika kita mencari kerajaan dan
kebenarannya terlebih dahulu.
Waktunya untuk mencari Tuhan. Bagi beberapa kita, waktunya untuk
menghancurkan tanah kita yang kosong, keras yang tidak dapat menerima
hujan. Bagi yang lain, waktunya untuk menabur benih dengan pandangan
kepada kebenaran. Dia yang menjaga angin tidak akan menabur. Jika anda
telah menaburkan benih anda, maka anda harus menunggu dengan sabar
untuk hujan awal dan hujan akhir. Jangan menjadi termakan oleh
kekhawatiran dan kesusahan dunia ini. Petani menunggu buah yang berharga
dengan sabar. Mungkin anda telah menghasilkan buah dan anda sekarang
dalam musim pembersihan. Tidak perlu untuk berkecil hati. Setiap ranting
yang menghasilkan buah, Dia bersihkan/pangkas.
vi
Pendahuluan
Tanpa menghiraukan pribadi, keluarga, atau situasi bisnis anda, inilah
waktunya untuk mencari Tuhan. Carilah dahulu kerajaan Allah dan
kebenaran-Nya dan semua hal ini akan ditambahkan kepada anda. Jangan
menjadi khawatir mengenai hari esok. Dia harus menduduki tempat pertama
dalam segalanya. Mari kita menjadi nyaman dengan firman Tuhan yang
mengatakan, ‘Ujilah Aku’. Tidakkah Dia akan membuka pintu surga, dan
mencurahkan berkat sampai itu mengalir dan tidak ada cukup tempat lagi
untuk menampungnya?
vii
BAB 1
Tempat pertama dalam
segalanya
Dalam surat pertamanya untuk Kolose, rasul Paulus berbicara mengenai Yesus
Kristus sebagai yang sulung dari segala yang diciptakan dan yang sulung dari
antara orang mati. Yesus sendiri berkata, ‘Aku adalah Alfa dan Omega, Yang
Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir’. Wah 22:13. Pada
akhir zaman, setiap orang akan sujud dihadapan-Nya dan setiap mulut akan
mengaku bahwa Dia adalah Tuhan. Yesus Kristus pasti menjadi yang pertama
dalam segalanya. Pertanyaan bagi kita sekarang adalah apakah Dia adalah
‘yang pertama’ dalam kehidupan kita, disini dan sekarang.
1. Tempat pertama dalam segalanya
Setiap orang percaya akan mengaku bahwa Yesus adalah ‘yang pertama’ dalam
hati mereka. Tapi, mencari kerajaan-Nya dahulu/pertama bukanlah menaruh
Dia yang pertama dalam hati kita. Kerajaan Allah adalah seluruh ekonomi
persembahan. Dia tidak mau menjadi ‘yang pertama’ dalam cara emosional
atau teori. Tuhan menginginkan kita untuk mempunyai ‘yang lebih utama
dalam segala sesuatu’. Kol 1:18. Ini artinya Dialah yang pertama dalam tingkah
laku kita, dalam budaya kita, dalam seluruh gaya hidup kita. Tuhan haruslah
mendapat tempat pertama dalam waktu kita, sumber-sumber kita, dan uang.
Tentu saja, yang paling sulit disini adalah menempatkan Tuhan yang pertama
dalam keuangan kita.
Menyadari bahwa ini adalah benar, Yesus memulai dari situ. ‘Janganlah kamu
mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan
pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di
sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak
membongkar serta mencurinya.’ Mat 6:19,20. Salah satu tema utama kita
dalam buku ini adalah mengidentifikasi kerajaan yang tidak dapat
dihancurkan oleh ngengat dan karat dunia ini. Tidak dapat ditelan dengan
cara apapun. Dan lebih lanjut dari ini, kita mengidentifikasi kerajaan kekal
dimana semua kekayaan bangsa-bangsa akan datang. Ini adalah ‘terungkit
lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia’ yang menimpa patung
kerajaan dunia. Dan 2:34.
Bagaimanapun, sebelum kita maju untuk melihat pada kerajaan ini, mari kita
menjadi jelas dengan perkataan Yesus yang berikutnya. Inilah yang Dia
katakan segera setelah mengidentifikasi perbedaan antara harta di bumi dan
harta di sorga. ‘Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada’
Mat 6:21. Ini tidak meninggalkan tempat bagi keraguan. Jika Tuhan adalah
yang pertama dalam waktu, sumber, dan uang seseorang, maka Dia yang
pertama dalam hati mereka. Dan sebaliknya juga adalah benar. Jika Tuhan
bukanlah yang pertama dalam keuangan seseorang, bagaimana Dia dapat
menjadi yang pertama di hati mereka?
9
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
Yang pertama dan yang terbaik
Ketika kita membuat persembahan, Tuhan meminta keduanya, yang pertama
dan yang terbaik dari kita. Kitab Maleakhi banyak sekali mengatakan
mengenai persembahan yang terbaik. Pada saat itu, meja Tuhan dianggap
rendah karena orang-orang membawa hewan yang buta, lemah dan sakit
keatas mezbah. Jelaslah bahwa orang-orang tidak membawa yang terbaik dari
mereka. Tuhan meresponi, ‘Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu,
apakah ia berkenan kepadamu.’ Mal 1:8. Jika kita memimpin diri kita sendiri
dalam gereja dengan cara yang tidak akan pernah kita lakukan dalam
pekerjaan kita atau tempat kerja kita, adalah jelas bahwa kita tidak membawa
‘yang terbaik’ untuk Tuhan. Inilah yang menjadi masalah diantara kita dari
waktu ke waktu, tapi secara keseluruhan ada sedikit keraguan bahwa setiap
orang sepenuhnya berkomitmen untuk membawa yang terbaik untuk Tuhan.
Perihal dihadapan kita saat ini adalah ‘yang pertama’. Mari kita katakan
bahwa membawa ‘yang terbaik’ tidaklah cukup. Kita hanya mengaktifkan
mujizat persembahyan ketika kita membawa yang pertama. Yang pertama
adalah milik Tuhan. Kita dapat pergi sejauh yang dikatakan bahwa jika
persembahan kita bukanlah yang pertama, maka itu bukanlah persembahan
sama sekali. Ada banyak orang yang mempersembahkan dengan sukarela, dan
itu pasti yang terbaik dari mereka, tapi mereka tidak melakukan itu sampai
semua kebutuhan mereka teralamatkan. Dengan definisi, inilah persembahan
dari surplus/kelebihan. Itulah aktivitas dermawan. Orang seperti itu akan
heran mengapa mujizat persembahan tidak bekerja. Itu tidak bekerja untuk
satu alasan sederhana. Mereka tidak memberi yang pertama.
Inilah cara Yesus memulai pelayanan-Nya. ‘Tetapi carilah dahulu Kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.’
Mat 6:33. Ketika kita mencari kerajaan yang pertama, Tuhan mengukurkan
‘tambahan’ kepada kita dan kemampuan kita untuk menghasilkan bertambah
dalam kerajaan. Inilah mujizat persembahan. ‘Berkat Tuhanlah yang
menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.’ Ams 10:22. ketika
kita hidup oleh persembahan, Tuhan memberkati pekerjaan tangan kita. Tapi,
10
1. Tempat pertama dalam segalanya
kita tidak pernah menyentuh mujizat ini jika kita tidak memberikan Dia
tempat pertama dalam segalanya. Dimana kita tidak menghasilkan buah, itu
karena prinsip dari yang pertama tidak pada tempatnya. Roh Kudus
menyesuaikan kita dengan ini.
Kita perlu untuk terus menerus dibaharui dalam pikiran kita mengenai apa
yang membuat persembahan berkenan/diterima. Kita mengingat perkataan
Paulus, ‘mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah’. Rom 12:1. Dia menuliskan kepada
orang Filipi, ‘Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan
lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima
kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban
yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.’ Fil 4:18. Kita adalah imamat
rajani yang mempersembahkan korban rohani yang berkenan kepada Allah. 1
Pet 2:5. apa yang membuat persembahan berkenan? Persembahan tidak
berkenan hanya karena kita membawanya. Itu harus dipersembahkan
berkenan karena itu untuk diterima.
Tiga ketetapan yang menjadi parameter dari persembahan yang berkenan
adalah ‘yang pertama’, ‘yang terbaik’, dan ‘seluruhnya’. Persembahan kita
harus sempurna dalam kepenuhannya dan keseluruhannya. Paulus menerima
sepenuhnya dari Filipi. Dosa Ananias dan Safira adalah tidak membawa
seluruhnya. Mereka menyimpan beberapa dari yang mereka nazarkan untuk
berikan kepada Tuhan. Kita akan memperhatikan ini lebih lanjut pada bab
berikut. Ketertarikan utama kita disini adalah bahwa persembahan haruslah
‘yang pertama’.
Yang pertama milik Tuhan
Jika kita sungguh-sungguh menginginkan untuk memberi kepada Tuhan ‘yang
pertama dalam segalanya’, maka kita harus memberikan ‘yang pertama’. Ini
adalah prinsip fundamental dari Alkitab. Apakah manusia, binatang atau hasil,
‘yang pertama’ adalah milik Tuhan. Tuhan mengatakan kepada Musa.
‘Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu (pertama
11
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
– terjemahan Inggris) dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia
maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka.’. Kel 13:2. Dan demikian
juga, Dia menginstruksikan anak-anak Israel, ‘maka haruslah engkau
membawa hasil pertama dari bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu
(mengambil beberapa yang pertama dari semua yang dihasilkan oleh tanahmu
– terjemahan Inggris) yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan
haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang
akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana.’. Ul
26:2.
Ini membuktikan bahwa keduanya yang sulung dan buah sulung adalah milik
Tuhan. Pemazmur mencatat firman dari Bapa kepada Anak, ‘Akupun juga
akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi yang mahatinggi di antara
raja-raja bumi.’. Maz 89:27. Yesus Kristus adalah yang sulung dari segala yang
diciptakan, yang sulung dari antara orang mati, dan yang sulung diantara
banyak saudara-saudara. Dia menjadi anak sulung Bapa oleh persembahan.
dan lebih dari ini, Dia menjadi buah sulung dari banyak orang melalui
persembahan. setelah dibangkitkan dari kematian, Dia adalah buah sulung
dari mereka yang meninggal. 1 Kor 15:20.
Dalam buku ini, kita tidak banyak memperhatikan perbedaan antara anak
sulung dan buah sulung. Penekanan kami adalah bahwa Dia adalah ‘yang
pertama’. Sekalipun Alkitab Bahasa Inggris kita mengatakan Dia mempunyai
tempat pertama dalam segalanya, itu agak lemah. Kata ‘tempat’ tidaklah
begitu penting. Dia murni dan sesederhana ‘yang pertama’. Dan kita mengenali
bahwa Dia adalah yang pertama ketika kita memberikan Dia yang pertama
dari kita. Yang pertama adalah milik Tuhan dan ketika kita menerima yang
pertama dari kita, kita adalah milik-Nya. Kita diingatkan perkataan Paulus,
‘Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya’. 2 Tim 2:19. Ketika kita memberikan
yang pertama, kita terbukti menjadi bagian dari gereja anak sulung. Dan kita
adalah buah sulung yang pasti dengan jaminan akan kebangkitan pada akhir
zaman.
12
1. Tempat pertama dalam segalanya
Stevanus secara puitis menunjuk kepada bangsa Israel sebagai ‘sidang jemaah
di padang gurun’. Sesungguhnya, mereka adalah bangsa yang khusus, harta
yang istimewa. Tuhan menginstruksikan Musa untuk mengatakan kepada
Firaun, ‘Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung’. Kel 4:22. Dengan cara ini,
adalah jelas bahwa seluruh bangsa adalah milik Tuhan. Mereka adalah bangsa
yang kudus bagi Tuhan karena Dia telah memilih mereka untuk menjadi
milik-Nya sendiri diluar dari semua bangsa-bangsa di muka bumi. Ul 7:6.
Mereka adalah buah sulung dari kumpulan orang banyak, tuaian dari setiap
bangsa, suku bangsa dan bahasa. Nabi Yeremia mengatakan, ‘Israel kudus bagi
TUHAN, sebagai buah bungaran dari hasil tanah-Nya (yang pertama dari
tuaian-Nya – terjemahan Inggris)’. Yer 2:3.
Sebagai yang pertama dari tuaian-Nya, Tuhan membawa mereka ke tanah
yang mengalir dengan susu dan madu. Dia memberikan kepada mereka tempat
dimana mereka dapat menabur, menuai, dan menghasilkan persembahan.
Mereka diinstruksikan untuk membawa yang pertama dari yang dihasilkan
kepada Tuhan dan memberi kesaksian, ‘Ia membawa kami ke tempat ini, dan
memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu
dan madunya. Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi
yang telah Kauberikan kepadaku, ya TUHAN.’ Ul 26:9. Mereka diperingatkan
untuk tidak melupakan Tuhan dan mempercayai dusta bahwa tangan mereka
sendirilah yang membuat mereka kaya. Pada saat mereka berhenti membawa
yang pertama dari yang mereka hasilkan, mereka tidak lagi menjadi bagian
dari ekonomi Tuhan di tempat itu. Tuhan mengutuk tanah dan tanah itu
sendiri memuntahkan mereka.
Sama juga dengan kita. Orang bijak berkata, ‘Muliakanlah TUHAN dengan
hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu’. Ams 3:9. Setiap
orang dalam bisnis atau yang aktif bekerja menghasilkan kekayaan. Kita
semua diserahkan ke tanah dan pekerjaan untuk menghasilkan pertambahan
bagi kerajaan Allah. Pertanyaan bagi kita sangat sederhana. Apakah kita
menghasilkan kekayaan dan pertambahan dengan persembahan atau apakah
13
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
kita mengikuti perintah manusia? Apakah kita mencari kerajaan Allah yang
pertama atau apakah kita dipekerjakan oleh kerajaan dunia?
Anda adalah ladang Allah
Mari kita memperhatikan bahwa kita adalah ladang Allah. 1 Kor 3:9. Itu
adalah benar untuk kita sekarang, seperti pada bangsa Israel zaman dulu. Dia
telah membawa kita ke tempat ini dan memberikan kita tanah ini, tanah yang
mengalir dengan susu dan madu. Tuhan memberikan kepada masing-masing
kita sebuah konteks untuk pekerjaan kita. Disinilah tenpat dimana kita dapat
menabur, menuai, bertambah dan membuat persembahan. Entahkan
pekerjaan atau bisnis, kita semua harus mencita-citakan pertambahan dan
persembahan. Karena itu, kita mengambil yang pertama dari semuanya dan
mengaturnya di hadapan Tuhan Allah kita untuk menyembah dihadapan-Nya.
Ul 26:10. Paulus menunjuk kepada ini ketika dia menuliskan mengenai ibadah
penyembahan keimamatan kita dimana kita terbukti baik dan berkenan, dan
kehendak Allah yang sempurna.
Hal pertama untuk kita sadari adalah bahwa bumi adalah milik Tuhan dan
semua kepenuhannya. Ini bukanlah pernyataan abstrak dan berteori. Setiap
hewan di ladang adalah miliknya dan kepunyaan-Nyalah semua ternak di
perbukitan. Kita harus berhati-hati untuk mencegah menduga-duga seolaholah tangan kita sendirilah yang membuat kita makmur. Adalah harapan
untuk menyadari perihal kepemilikan, ladang dan pekerjaan kita ini adalah,
karena itu, konteks yang oleh mana kita membuat pertambahan untuk
kerajaan. Jika jelas bagi kita siapa yang memiliki ladang, perihal mencari
kerajaan yang pertama tidak lagi sulit atau yang membuat kita tersandung.
Tuhan memperhatikan ladang dan pekerjaan kita, dan kepada tingkat yang
lebih besar, tidak lagi sebagai konteks disiplin dan penyesuaian pribadi kita.
Ini seharusnya menjadi sasaran setiap orang kepada siapa Tuhan
mengkomitkan pekerjaan. Tuhan mengkomitkan kepada masing-masing kita
ladang didalam mana kita dapat menabur dan menuai. Adalah penting untuk
mempunyai mata yang baik kepada pertambahan kerajaan-Nya, daripada
14
1. Tempat pertama dalam segalanya
‘mata jahat’, yang dipenuhi dengan iri hati dan kecemburuan. Adalah
pengharapan kita bahwa setelah dekade keimamatan yang berkenan, kita
terus di dalam kasih yang semula dan pekerjaan yang semula. Jika ini adalah
komitmen kita untuk mempersembahkan, maka kita tidak akan mati dengan
patah hati, dipenuhi dengan kekecewaan.
Ketika kita hidup dalam persembahan,c kita dalam latihan konstan dan
pengalaman iman. Kita mencampurkan perkataan dengan ragi iman supaya itu
menguntungkan kita. Kita mengingat teguran kepada Israel bahwa perkataan
tidak menguntungkan bagi mereka karena tidak dicampurkan dengan iman.
Rest/istirahat/tenang adalah kondisi yang kita temukan bagi diri kira sendiri
ketika kita hidup dengan iman. Iman persembahan adalah terus menerus dan
tak henti-henti. Sebagai konsekuensi, kita menghasilkan buah pada
musimnya. Yesus berkata, ‘Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan
ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal’. Yoh 4:36. Mari kita
mengatakan sekali lagi, Tuhan mengkomitkan kepada masing-masing kita
pekerjaan. Secara alegori ini adalah ladang kebun anggur yang mana, tentu
saja, adalah subyek dar siklus musim.
Musim-musim Allah
Ketika kita berbicara mengenai siklus musim-musim, secara khusus kita
menunjuk kepada musim-musim pekerjaan Tuhan, bukan mengenai siklus
alam. Kita baca dalam kitab Yakobus, ‘Sesungguhnya petani menantikan hasil
yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim
gugur (hujan awal – terjemahan Inggris) dan hujan musim semi (hujan akhir –
terjemahan Inggris)’.Yak 5:7. Adalah penting bagi kita untuk mengingat
perkataan yang diberikan kepada Nuh, ‘Selama bumi masih ada, takkan
berhenti-henti musim menabur dan menuai’. Kej 8:22. Firman ini diberikan
kepadanya setelah dia membuat mezbah dan mempersembahkan korban
bakaran sebagai yang mewakili kehidupannya sendiri, sepenuhnya diberikan
kepada Allah. Alkitab meneruskan, Tuhan mencium persembahan yang harum
15
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
dan Tuhan berfirman. Kej 8:20-22. Siklus persembahan secara tersirat pada
silkus musim-musim dimana Tuhan memberikan keatas kita.
Ada musim membersihkan, istirahat, menabur, menyiram dan menuai. Pada
saat ini, akibat dari firman atas kita seperti bajak, menghancurkan tanah
supaya dapat menghisap hujan. Ini adalah metaphor yang Alkitab berikan bagi
kita supaya kita dapat menghasilkan buah pada musim yang benar dan tepat.
Adalah mungkin dan dapat untuk masuk kedalam siklus ini dari segala titik.
Kita semua tahu pengalaman memasuki kerja keras dari yang lain. Kita
beriman di dalam milik orang lain, dan kemudian Tuhan mengkomitkan
kepada kita sesuatu yang adalah milik kita. Dia memberikan kepada kita
ladang dan benih yang berharga untuk ditabur.
Menabur benih yang berharga
Jadi bagaimana kita memulai? Kita menabur benih kita pada pagi dan petang
hari karena kita tidak tahu yang mana yang akan menghasilkan buah. Kita
melemparkan roti kita ke permukaan air, membagi bagian kita menjadi tujuh
atau bahkan delapan. Pengkh 11:1,2,6. Kita diingatkan pada perumpamaan
penabur dimana benih tersebar secara bebas di segala arah. Paulus
mengatakan bahwa yang menabur sedikit (dengan hemat – terjemahan
Inggris) dijamin akan menuai sedikit. Kita harus menabur berlimpah-limpah,
tapi seperti yang dikatakan oleh orang bijak, ‘Siapa senantiasa memperhatikan
angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan
menuai’. Pengkh 11:4. Selalu ada alasan praktis dan masuk akal untuk kita
tidak menabur hari ini. Karena itu, kitab Ibrani terus menarik perhatian kita
kepada pentingnya ‘hari ini’. Kita harus mendorong satu dengan yang lain
untuk menaburkan benih kita yang berharga setiap hari, sementara itu
disebut ‘hari ini’. Ibr 3:13.
16
1. Tempat pertama dalam segalanya
Mengatakan ini, menabur bukanlah mengerjakan oportunis dengan dorongan
dan obsesi idividu. Dalam segala waktu kita seharusnya mencegah keputusan
pragmatis1 dalam ambisi atau ketakutan. Kita tidak seharusnya menjadi
oportunis, mengambil keuntungan atas yang miskin atau yang lemah. Prinsip
fundamental dari pekerjaan kita seharusnya adalah mencari kerajaan-Nya
terlebih dahulu dan pertambahannya. Dengan melakukan demikian, Tuhan
sendiri menyediakan kesempatan untuk buah itu yang datang dari benih
penentuan kita sendiri. Kita tidak dapat membawa persembahan kepada
Tuhan jika kita tidak pertama-tama menabur benih dari firman yang Tuhan
berikan kepada kita. Benih adalah firman Allah dan adalah firman penentuan
kita. Dia telah mengkomitkan ini kepada kita dan kita menabur kedalam
ladang pekerjaan kita. Yang pertama, benih penentuan kita akan datang
kepada kita sebagai firman dari utusan dan kita menerima firman itu kedalam
tanah yang baik dari hati kita. Dan yang kedua, benih itu adalah kita; anakanak dari kerajaan.
Dalam perumpamaan ini, ladang adalah dunia. Kita di dalam dunia, tapi bukan
dari dunia, seperti yang Yesus katakan. Namun, kita tidak boleh menemukan
diri kita sendiri berdagang. Kita seharusnya mengingat bahwa dengan
kelimpahan dari perdagangan, Lucifer mencemarkan gunung Allah. Tentu saja,
kita tidak boleh berkata dalam hati, ‘"Hari ini atau besok kami berangkat ke
kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta
mendapat untung",…Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan
menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."’ Yak 4:13,15.
Maksudnya dalam praktek adalah bahwa perkataan dari utusan adalah
kontributor utama dalam mendefinisikan ladang dimana kita bekerja.
Kita harus menaiki kapal persekutuan persembahan, mempersembahkan diri
kita sendiri sebagai hamba Kristus supaya kita dapat mengetahui yang baik,
1
Memandang sesuatu menurut kegunaannya
17
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
berkenan dan kehendak Allah yang sempurna. Persembahan adalah arti yang
paling fundamental oleh mana kita dapat menabur benih. Kita tidak
mencampurkan kiasan. Ketika kita mempersembahkan diri kita sendiri untuk
membuktikan kehendak Allah, kehendak-Nya akan diberitahukan kepada
kita dan benih kehidupan kita ditabur sesuai dengan itu. Dia akan
memberikan kesempatan dimana kita dapat menabur benih. Jika kita masih
dalam tahap kehidupan sekunder atau tersier, kita harus mengkomitkan diri
kita untuk dilatih dalam persembahan. Ini akan mengartikan bahwa kita setia
dalam milik orang lain. Disinilah kita menegosiasikan dan menyadari
pernyataan dari penghambaan. Kita menjadi hamba/budak kebenaran. Tuhan
telah memberikan kepada kita pekerjaan masing-masing, kepada beberapa
otoritas dan telah memanggil penjaga untuk menjaga. Kita semua harus
mengerti pekerjaan kita.
Menunggu dengan sabar
Kembali lagi ke kitab Yakobus, kita tahu ‘petani menantikan hasil yang
berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur
dan hujan musim semi (hujan awal dan hujan akhir – terjemahan Inggris)’.
Yak 5:7. Setelah menabur benih, kesabaran segera diminta. Hujan awal
menyiapkan tanah untuk menerima benih. Dan hujan akhir atau hujan musim
semi yang menjamin tuaian. Kita diingatkan akan perkataan Hosea, ‘Marilah
kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti
muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan
pada akhir musim yang mengairi bumi.’ Hos 6:3. Nabi yang sama yang
mengatakan kepada bangsa Israel untuk ‘Menaburlah bagimu sesuai dengan
keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab
sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani
kamu dengan keadilan’. Hos 10:12
Ketika kita mempersembahkan, Dia membukakan jendela surga dan
mencurahkan hujan yang membuat benih kebenaran/keadilan bertumbuh. Ini
adalah hasil dari mencari kerajaan-Nya yang pertama dan kebenarannya. Dia
18
1. Tempat pertama dalam segalanya
akan memberikan kepada kita jumlah hujan yang tepat pada musimnya. Tapi
bagaimana jika musim ketika hujan datang terlambat dari perkiraan kita? Kita
tidak boleh mengambil dari persembahan. Tapi, kita berdoa dan menantikan
Tuhan dengan sabar. Petani menunggu dengan sabar untuk buah dari tuaian.
Jenis kesabaran ini bukan hanya menunggu waktu sementara musim berlalu
dari kita. Seperti pertanian kompeten apapun, ada sejumlah besar pekerjaan
lain yang harus dilakukan sementara benih berkecambah dalam tanah.
Mungkin kita membuat variasi hasil dengan siklus berbeda. Ada yang tersebar
dengan luas dan bertambah lebih lagi. Apa yang kita tahu adalah ‘Siapa
banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri
akan diberi minum’. Ams 11:25. Kiasan dari hujan dan memberi air adalah
penting. Paulus mengatakan, ‘Aku menanam’ dan ‘Apolos menyiram’. 1 Kor 3:6.
Menghormati ini, kita mendukung pekerjaan dari saudara-saudara kita supaya
kita mendapatkan kecukupan dalam segalanya dan berlimpah dalam setiap
pekerjaan yang baik. Adalah Allah yang membuat pertumbuhan.
Yang pertama dari tuaian
Ketika yang pertama dari tuaian dituai, kita berkonfrontasi dengan keputusan
yang sangat penting. Akankah kita membawa yang pertama dari hasil kita ke
tempat dimana Tuhan Allah kita telah pilih untuk menegakkan nama-Nya?
Akankah kita menghormati Tuhan dari kekayaan kita dan dari yang pertama
dari semua hasil kita? Atau akankah kita melupakan Tuhan Allah kita dan
berkata dalam hati bahwa tangan kita sendiri yang membuat kita kaya? Ini
adalah masalah orang Korintus. Paulus memperingatkan mereka dengan
berkata, ‘apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima?’ 1 Kor 4:7. Dia
melanjutkan dengan mengatakan, ‘Jadi, jika kami telah menaburkan benih
rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi dari
pada kamu’ 1 Kor 9:11. Menurut perkataan utusan hal yang umum bagi mereka
yang berlimpah untuk tidak terus dalam persekutuan persembahan. Yakobus
menunjuk kepada mereka yang ingin menggunakan pertambahan untuk
19
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
kesenangan mereka sendiri, daripada terus dalam persekutuan memberi dan
menerima. Yak 4:3.
Buah sulung dipersembahkan kepada Tuhan untuk menguduskan tuaian yang
akan datang. ‘Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga
kudus’ Rom 11:16. Dalam ayat ini, Paulus menggunakan simbol korban sajian
yang dimana orang Israel mempersembahkan buah sulung mereka kepada
Tuhan. Jika kita berpikir sejenak mengenai bagian ingat-ingatan dari korban
sajian ini, kita akan mengingatkan diri kita bahwa Allah mengingat kita dalam
persembahan itu. Tidak ada jalan lain untuk menarik perhatiannya. Ketika
kita membawa yang pertama dari semuanya, kita diingat dihadapan Allah. Itu
mendemonstrasikan bahwa Dia ditempatkan yang pertama dalam segalanya.
Kebutuhan untuk mengontrol akan membuat kita khawatir. Sampai pada
tingkat kita khawatir, kita tidak akan menjadi orang yang mempersembahkan.
Persembahan akan membawa kita melampaui materi, emosi, dan sumbersumber kesadaran. Kita memberi ‘yang pertama’ untuk menguduskan tuaian
yang akan datang. Jika tidak ada buah sulung yang dipersembahkan maka
tidak ada tuaian. Bahkan jika Tuhan membuka pintu surga bagi kita, tapi
tidak menghardik pelahap, tuaian tetap akan hilang. Kehidupan orang-orang
dihancurkan dimana-mana karena mereka tidak bersatu dengan siklus
persemahan. Tuhan memberikan mereka kekayaan dan kemakmuran dan
kehormatan, tapi tidak mempunyai kuasa untuk memakan dari situ. Segala
yang mereka hasilkan dinikmati oleh orang asing atau dihancurkan oleh
kekuatan pasar.
Buah sulung tidak pernah diukur. Tapi, dari sudut pandang Yahudi,
persembahan buah sulung minimal menggambarkan mata yang jahat. Kitab
Amsal mengatakan, ‘Orang yang kikir (Orang dengan mata jahat – terjemahan
Inggris) tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan
mengalami kekurangan’. Ams 28:22. Seseorang dengan mata jahat akan
berdagang tanpa kecuali dan tersinggung/sakit hati ketika Tuhan tidak
bertemu dengan mereka dengan cara yang mereka harapkan. Yesus
mengatakan perumpamaan mengenai pekerja kebun anggur yang menjadi
20
1. Tempat pertama dalam segalanya
marah ketika mereka tidak menerima lebih dari jumlah yang disetujui. Mereka
mempunyai mata yang jahat atau iri, dipenuhi dengan membandingkan dan
kebencian terhadap kemurahan hati tuan kepada yang lain.
Sejarah Yahudi menceritakan kepada kita bahwa seseorang yang memberikan
buah sulung sekedarnya dikatakan ‘mata yang sekedarnya/sedang-sedang’. Itu
bukanlah formula, tapi meskipun demikian, ‘Orang yang menabur sedikit,
akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai
banyak juga’. Demikian juga dengan memberikan buah sulung. Ukuran buah
sulung mengindikasikan iman orang tersebut untuk tuaian yang akan datang.
Ingat, Tuhan dapat melipatgandakan benih kita untuk menabur dan
menambahkan tuaian kebenaran kita. 2 Kor 9:10. Seseorang yang memberikan
buah sulung dalam jumlah besar dikatakan mempunyai ‘mata yang
berkemurahan’. Sesungguhnya, mata mereka baik dan seluruh tubuh mereka
terang. ‘Mata yang Berkemurahan’ sepenuhnya dan seutuhnya fokus pada
pertambahan kerajaan Allah. ‘Orang yang baik hati (Orang yang
berkemurahan – terjemahan Inggris) akan diberkati’. Ams 22:9.
Prinsip ‘yang pertama’ ini harus meresap dalam setiap segi kehidupan kita. Itu
pasti memerintah segala yang dilakukan oleh rasul Paulus. Dia
memperhitungkan rumah Epenetus dan Stafanus sebagai buah sulung di
daerah mereka. Rom 16:5. 1 Kor 16:15. Cukup jelas terlihat bahwa Paulus tidak
melakukan pendekatan penginjilan dari sudut pandang pengusaha dan
motivasi. Tapi, dia menemukan buah sulung yang mereka sendiri perwakilan
pengudusan tuaian yang akan datang.
Persepuluhan dari semua
Disaat tuaian seluruhnya berada dalam lumbung, dapatlah dikatakan, hal
pertama yang kita lakukan adalah membayar perpuluhan kita. Ini
memindahkan bagian yang kudus dari rumah kita. Perpuluhan adalah sepuluh
persen dari pertambahan sebagai pengganti dari seluruhnya. Kita tidak boleh
lupa bahwa seluruh tuaian adalah milik Tuhan. Dia yang empunya beribu-ribu
21
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
hewan di gunung dan kekuatan kita untuk menghasilkan pertambahan yang
akan datang dari Dia.
Akan menjadi perampokan jika kita menurunkan bayaran perpuluhan kepada
perjanjian yang telah dihapuskan, dipindahkan, atau dibuat berlebihan. Asal
mula pembayaran perpuluhan tidak ditemukan dalam Perjanjian Hukum. Itu
ditegakkan sebagai bagian dari Perjanjian Abraham, yang sesuai dengan
kesaksian Tuhan, adalah Perjanjian Kekal. Tuhan berkata kepada Abraham,
‘Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta
keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal’ Kej 17:7. Rasul
Paulus meng-substansikan kepermanenan dari perjanjian ini ketika dia
berkata, ‘Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak
dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh
tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.’ Gal 3:17. Bahkan lebih
khusus mengenai pembayaran perpuluhan, Paulus mengatakan, ‘Maka
dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga
persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan’. Ibr 7:9.
Ketika Abraham bertemu dengan Melkizedek, respon pertamanya adalah
memberikan kepadanya sepersepuluh dari semua. Dia menyadari bahwa dia
mengangkat tangannya kepada Tuhan, Yang Maha Tinggi, yang adalan
pemilik surga dan bumi. Dengan cara demikian, Yakub menyadari bahwa
segala sesuatu datang dari Tuhan dan dia membuat nazar untuk membayar
persepuluhan. Ditempat dimana Tuhan bertemu dengannya, dia berkata, ‘Dan
batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala
sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan
sepersepuluh kepada-Mu’. Kej 28:22. Perpuluhan adalah fondasi dari
partisipasi kita dalam ekonomi Allah. Ketika kita membayar perpuluhan, kita
juga membuat persembahan karena kita hanya memberikan kepada Tuhan
bagian yang tidak pernah menjadi milik kita. Tapi, jika kita gagal untuk
memindahkan bagian yang kudus ini dari rumah kita, kita merampok Allah
dan tidak ada persembahan yang kita berikan yang efektif. Ini adalah situasi
22
1. Tempat pertama dalam segalanya
pada hari-hari Maleakhi. Umat-Nya merampok Allah dalam perpuluhan dan
persembahan khusus.
Persembahan tuaian
Persembahan khusus adalah bagian yang spesifik dari korban keselamatan
yang memprakarai dimulainya tuaian yang berikut. Korban keselamatan
adalah persembahan tuaian. Ini menandakan puncak dan penggenapan dari
musim dan siklus persembahan. Ini adalah titik puncak dari pertambahan dan
kelimpahan yang dikembalikan kepada Tuhan. Ketika korban keselamatan
dipersembahkan kepada Tuhan, itu adalah benih dari musim berikut.
Sekalipun korban keselamatan adalah yang terakhir dalam siklus
persembahan, adalah benar mengatakan itu yang pertama dari tuaian yang
akan datang. Dengan cara ini, prinsip yang terakhir menjadi yang pertama
adalah benar. Mat 19:30.
Ada tiga tipe dari korban keselamatan – persembahan sukarela, persembahan
syukur, dan membayar nazar. Kita akan melihat ini lebih detail pada bab-bab
berikut. Ketika masing-masing dari persembahan ini dipersembahkan kepada
Tuhan diikuti dengan tepung tak beragi dan beragi. Satu dari tepung yang
beragi diangkat sebagai persembahan khusus. Inilah mengapa Yesus
menyerupakan kerajaan Allah dengan perempuan yang mencampur tiga
sukat/ukuran tepung dengan ragi. Dia menyiapkan persembahan khusus
sebagai puncak dari satu tuaian dan permulaan dari tuaian yang akan datang.
Dalam ekonomi Israel, persembahan khusus sebagai membayar nazar adalah
ciri-ciri yang mendefinisikan siklus persembahan. Dalam persembahan ini,
mereka dapat membayar nazar mereka dan membuat nazar untuk musim yang
akan datang. Ini adalah wewenang eksklusif dari mereka yang hidup dengan
iman. Mereka dapat dengan akurat memprediksi atau memperkirakan musim
yang kedepan. Mereka tidak mengontrol atas keuntungan atau kerugian yang
dapat terjadi atas mereka. Namun, mereka membuat dan membayar nazar
mereka dalam iman. Orang seperti itu mengambil firman Allah dengan serius
ketika Dia berkata, ‘ujilah Aku’. Mal 3:10.
23
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
Ketika Paulus berbicara mengenai menjadi diperkaya untuk semua kebebasan
yang menghasilkan ucapan syukur kepada Allah, dia menunjuk kepada
mempersembahkan korban keselamatan. Dengna cara ini, kita ditambahkan
supaya musim-musim menabur yang akan datang melebihi musim yang
sebelumnya. Rasul Yakobus mengatakan, ‘Dan buah yang terdiri dari
kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai’.
Yak 3:18. Ini artinya pribadi yang mempersembahkan korban keselamatan
dapat menabur benih tuaian berikut dengan aman. Tuhan sepenuhnya bekerja
dalam pekerjaan mereka dan menambahkan tuaian kebenaran mereka pada
setiap musim.
Dia memangkas/membersihkan setiap ranting
Kita seharusnya menghasilkan buah lebih dalam setiap musim-musim yang
mengikuti. Tapi, ini bukan berarti bahwa kita tidak akan mengalami
pengalaman dibersihkan. Pada kenyataannya, pembersihan adalah bagian yang
penting dari siklus persembahan. Segala sesuatu dibawah langit ada
waktunya. Untuk alasan ini, kita tidak seharusnya gelisah/takut ketika Tuhan
bergerak untuk membersihkan kita. Selama waktu ini, kita akan berkontraksi.
Kehidupan kita akan terlihat menurun dalam ukuran. Ketika Yesus berbicara
mengenai pokok anggur yang benar dan ranting-rantingnya, Dia berkata
bahwa Bapa membersihkan ‘setiap ranting yang berbuah’. Yoh 15:2.
Dibersihkan/dipangkas adalah tanda bahwa kita telah menghasilkan buah
pada musimnya dan kita dipersiapkan untuk pertumbuhan musim berikut.
Demikian juga, kita seharusnya tidak menjadi risau dengan periode istirahat.
Kita harus tahu musim istirahat dan Alkitab cukup jelas mengenai hal itu.
Sabat adalah untuk istirahat, dan dalam tahun Sabat tanah dibiarkan kosong.
Hal-hal ini penting bagi kita. Kita tidak dapat terus seolah-olah ladang
kehidupan kita dapat menghasilkan buah untuk tiga ratus lima puluh enam
hari per tahun. Pembatasan kredit bank di dunia pada saat ini, adalah
kesempatan untuk semua orang Kristen yang bijaksana dalam bisnis untuk
24
1. Tempat pertama dalam segalanya
menyesuaikan praktek-praktek mereka supaya mereka dapat menghasilkan
lebih banyak buah untuk persembahan di masa depan.
25
BAB 2
Kerajaan dunia ini
Kita mengingat perkataan Yesus ketika Dia berdiri dihadapan Pontius Pilatus,
‘"Kerajaan-Ku bukan dari dunia in’. Yoh 18:36. Berulang-ulang Dia berbicara
mengenai dua kerajaan dan dua model kebenaran. Demikian juga, ‘Tak seorang
pun dapat mengabdi kepada dua tuan’. Mat 6:24. Apakah kita menyimpan
harta di dunia pada kerajaan duniawi atau kita menyimpan harta di surga;
yaitu, dalam kerajaan surga. Suatu pernyataan yang jelas bahwa dimana harta
kita, disitu juga hati kita. Salah satu dari kerajaan ini akan menjadi tuan atas
kita. Kita akan diperhamba kepada yan satu atau yang lain. Entahkah kita
diperhamba kepada dosa yang menghasilkan maut, atau budak kebenaran
yang menghasilkan kehidupan dan kelimpahan.
Sebagai orang Kristen, kita dipaksa untuk berpartisipasi dalam ekonomi
dunia. Tapi, kita harus menggunakan mekanisme dan prinsip persembahan
dalam ekonomi Allah. Yesus berkata, ‘Ikatlah persahabatan dengan
2. Kerajaan dunia ini
mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat
menolong lagi (supaya ketika itu jatuh – terjemahan Inggris), kamu diterima
di dalam kemah abadi’. Luk 16:9. Karena dimulainya waktu, setiap kuasa dunia
telah mengerjakan dan memelihara kuasanya dengan kekayaan dan kekuatan
ekonomi. Namun, setiap kuasa akan jatuh. Karena itu, Yesus berkata, ‘tidak
dapat menolong lagi (ketika itu jatuh – terjemahan Inggris)’. Inilah hasilnya
ketika Allah memusnahkan persediaan makanan. Dia menghancurkan kuasa
dari yang satu dan memberikan itu kepada yang lain. Allah Yang Maha Tinggi
memerintah dalam kerajaan manusia dan memberikan itu kepada siapa saja
yang Dia pilih. Kita mencari kerajaan yang tidak dapat digoncangkan dan
digoyahkan. Inilah ‘terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan
manusia’ yang dibicarakan Daniel. Inilah kerajaan persembahan yang
bertambah selama-lamanya.
Persediaan makanan
Ketika Alkitab berbicara mengenai persediaan makanan, itu mengacu kepada
sumber-sumber dunia. Kekuatan dari persediaan makanan adalah kemampuan
dunia untuk mengatur sumber-sumbernya dengan efektif. Biasanya ditangani
dengan cara yaitu sumber-sumber dunia dimaksimalkan ketika masingmasing negara dalam spesialisasi dan kemudian saling berdagang sesuai
dengan itu. Kerajaan dunia ini bergerak dengan cepat mendirikan satu sistem
ekonomi, dengan satu mata uang, untuk membuat perdagangan ini lebih
efektif. Dalam ekonomi global, Australia di desain sebagai negara sumber
utama. Namun, sekalipun dengan pertambahan spesialisasi, masih ada
keprihatinan yang tersebar luas yang sumber-sumber dunia tidak mencukupi.
tidak ada jaminan bahwa ekonomi dunia dapat menopang dirinya sendiri ke
masa depan. Dan ini tidak terhitung dengan kenyataan bahwa Tuhan sendiri
campur tangan dalam urusan manusia untuk memusnahkan persediaan
makanan.
Contoh yang jelas mengenai hal ini terjadi pada zaman Yusuf. Pemazmur
menuliskan bahwa Tuhan ‘mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan
27
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
menghancurkan seluruh persediaan makanan’. Maz 105:16. Kitab Kisah para
Rasul menunjuk kepada krisis yang sama. Pada zaman Klaudius, ada
kelaparan di seluruh dunia. Lukas menceritakan bahwa Paulus dan Barnabas
mengajarkan gereja selama periode satu tahun sebelum krisis ini. Hal itu
berlawanan dengan latar belakang gereja mengumpulkan persembahan
khusus untuk orang-orang kudus di Yerusalem. Ini adalah inisiatif pelayanan
Paulus yang pertama yang tertulis. Dan juga mendemonstrasikan iman dari
orang-orang percaya di Antiokhia dalam ekonomi persembahan yang melebihi
kelaparan.
Kita mengalami sesuatu yang sama dalam ekomoni saat ini. Pada zaman Yusuf
dan zaman gereja mula-mula, tepung gandum yang terbatas. Krisis global pada
saat ini tidak berbasis pada komoditas. Ini adalah krisis kredit global.
Keuangan untuk investasi telah menjadi sangat terbatas. ‘Jika Aku
memusnahkan persediaan makananmu, maka sepuluh perempuan akan
membakar roti di dalam satu pembakaran. Mereka akan mengembalikan
rotimu menurut timbangan tertentu, dan kamu akan makan, tetapi tidak
menjadi kenyang’. Im 26:26. Inilah kondisi kita ketika persediaan sumbersumber penting terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka yang
bersandar kepada sumber-sumber itu. Tidak seorangpun yang dapat
memastikan mengenai lamanya penyusutan ekonomi saat ini. Tapi, kita tahu
Yang Maha Tinggi memerintah dalam urusan manusia.
Kekhawatiran adalah bukti bahwa kita bersandar pada persediaan makanan
dalam dunia. Yesus mengatakan untuk tidak khawatir apa yang akan kita
makan, apa yang akan kita minum, atau apa yang akan kita pakai. Bangsabangsa bukan Yahudi mencari akan hal-hal ini. Ekonomi dunia bercirikan
ketetapan untuk memperoleh dan bertambah-tambah sebagai jawaban dari
kekhawatiran dan ketakutan akan hari esok. ‘Menyimpan untuk musim hujan’
digambarkan sebagai manajemen keuangan yang bijaksana. Tapi, keamanan
tidak pernah akan ditemukan dalam perolehan dan mengumpulkan kekayaan
dimana ngengat dan karat dapat hancurkan. Kesaksian mengenai ini adalah
terjadinya kehilangan banyak dana pensiun dan investasi saat ini. Ketika
28
2. Kerajaan dunia ini
Tuhan menghancurkan persediaan makanan dan kekhawatiran bertambah,
kebutuhan untuk memperoleh dan bertambah-tambah semakin berlipat.
Tuhan berkata kepada nabi Yehezkiel, ‘Aku akan memusnahkan persediaan
makanan di Yerusalem -- dan mereka akan memakan roti yang tertentu
timbangannya dengan hati yang cemas; juga mereka akan meminum air dalam
ukuran terbatas dengan hati yang gundah gulana --’. Yeh 4:16.
Berada dibawah kuasa jahat
Adalah ilusi untuk berpikir bahwa pemerintah, bank-bank, dan pasar modal
mengontrol dunia dan ekonominya. Ketika Setan menunjukkan kepada Yesus
kerajaan dunia dan semua kemuliaannya, dia berkata bahwa ‘itu telah
diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang
kukehendaki’. Luk 4:6. Tentu saja, ini hanya sebagian yang benar. Seluruh
dunia dibawah pengaruh yang jahat. Ekonomi dunia diberdayakan sesuai
dengan pekerjaan setan. Namun, Yang Maha Tinggi tetap memerintah dalam
kerajaan manusia. Adalah Dia yang memberikan kerajaan dunia ini kepada
siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Dia mengangkat ini orang yang paling
kecil. Dan 4:17.
Kita dapat berpartisipasi dalam kerajaan dunia tanpa dibawah pengaruh dari
yang jahat. Kita tahu bahwa kita berasal Allah. 1 Yoh 5:19. Ketika kita dapat
berteman untuk diri kita sendiri dalam arti mamon tidak jujur, kita harus
menjadi jelas bawa kita adalah hamba dari satu tuan, dan hanya satu tuan.
Kita adalah hamba Tuhan Yesus Kristus, melakukan bisnis sampai Dia datang.
Pendekatan semua usaha kita harus dari sudut pandang ini. Kita adalah
hamba-Nya dan kita ‘melakukan bisnis’ di dunia ini dengan tujuan untuk
menghasilkan pertambahan bagi persembahan.
Ingat bahwa sejak permulaan Lucifer telah terkorupsi oleh kelimpahan
perdagangannya. Yeh 28:16. Dengan cara yang sama, Babel adalah hirarki dari
perdangangan agamawi yang tidak hidup oleh persembahan. Babel berusaha
keras untuk menghubungkan kerajaan Allah dengan kerajaan dunia ini. Yesus
jelas, ‘Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini’. Yoh 18:36. Kita berpartisipasi dalam
29
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
ekonomi Allah oleh persekutuan memberi dan menerima. Alternatif lain,
sistem ekonomi dunia bertransaksi dan berdagang barang-barang dan
pelayanan dengan mata uang. Sebagai akibatnya, kekayaan diukur dengan
nilai aset dan mengumpulkan uang. Ada diskusi dalam level tertinggi dari
pemerintahan mengenai satu mata uang pada saat ini. Uang dan aset bukan
dari kekayaan itu sendiri. Mereka adalah subyek untuk persediaan dan
permintaan. Mereka dihargai atau menurun sesuai dengan itu. Mereka adalah
ukuran dari kekayaan. Namun, tanpa uang atau aset, kita tidak dapat
bertransaksi dalam ekonomi dunia.
Jadi dunialah yang menekan kita untuk memperoleh sumber-sumber, hak
menurut keadilan dan uang. Pada hari-hari kita kedepan, tidak seorangpun
dapat bertransaksi; yaitu, tidak seorangpun dapat membeli dan menjual tanpa
mereka memiliki tanda dari binatang. Kapasitas kita untuk membeli dan
menjual dibawah kontrol langsung oleh sistem bank. Tapi, ketika Tuhan
menghakimi Babel, raja-raja di bumi yang berkomitmen kepada imoralitas dan
hidup dengan nafsu bersamanya, akan menangis dan meratapinya ketika
mereka melihat asap dari api yang membakarnya. Dalam satu jam
penghakiman atas dia akan datang. Dalam satu jam kekayaan Babel yang besar
akan terbuang. Hanya mereka yang hidup dalam ekonomi persembahan lolos
dari semua hal-hal ini.
Megumpulkan/menumpuk kekayaan adalah musuh dari
persembahan
Memperoleh dan mengumpulkan kepemilikan meringankan dan berlawanan
dengan persembahan. Dunia memandang ‘persembahan’ sebagai pelanggaran
hak individu untuk menetapkan kualitas hidup kita. Ekonomi dunia ini secara
fundamental berpusat pada diri sendiri, dengan lapisan menghormati yang
menutupi realita ini. Sasaran mendapatkan kemanan yang berpusat pada diri
sediri dipersembahkan kepada kita sebagai pengelola yang baik. Sebagai
akibat, kita menjadi masyarakat yang tamak, menyimpan dimana ngengat dan
karat mengikis dan melahap kekayaan duniawi kita. Jika kita tidak waspada,
30
2. Kerajaan dunia ini
sikap ini mudah mengalir dalam gereja. Kita dalam bahaya menjadi duniawi
dan sekuler dalam sikap kita terhadap kepunyaan/kepemilikan.
Kemampuna kita untuk mengelola kekayaan yang Tuhan jaminkan bagi kita
adalah karunia. Jika kita tidak mendapatkan kemurahan dari Allah, maka kita
tidak akan mendapatkan kekayaan yang sebenarnya. Tidak boleh dalam hati
kita ada keinginan untuk memperoleh dan mengumpulkan untuk diri kita
sendiri. Dia berkata kepada dirinya sendiri, ‘Jiwaku, ada padamu banyak
barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah,
minumlah dan bersenang-senanglah’ Luk 12:19. Yesus menyebut orang ini
bodoh karena dia tidak tahu bahwa jiwanya akan diambil dari dia pada malam
itu. Dia telah menyimpan harta untuk dirinya sendiri, tapi dia tidak kaya
untuk Allah. Kita hidup dalam masyarakat yang tamak dimana hak dari yang
miskin tidak dipedulikan. Dalam ekonomi persembahan, mengumpulkan
harus disendirikan untuk orang miskin dan tidak mengambil keuntungan.
Yakobus menggambarkan agama yang murni dan tanpa cacat dihadapan Allah
adalah mempedulikan para janda dan yatim piatu dalam kesusaha mereka. Yak
1:27.
Uang bukanlah kekayaan. Itu hanya ukuran kekayaan. Kekayaan adalah
berkat ketika itu dipegang sebagai arti dari penyediaan dalam ekonomi Allah.
Mereka yang kaya dalam harta benda dunia adalah untuk mengelola kekayaan
ini, mengakui ketuhanan Kristus atas segala sesuatu. Ayub mengerti hal ini
ketika dia memberi kesaksian bahwa Tuhan memberikan dan Tuhan
mengambil. Ayub 1:21. Banyak saudara dan saudari yang telah pergi
mendahului kita menegosiasikan ini. Alkitab mengatakan mereka dengan
sukacita menerima harta mereka dirampas. Ibr 10:34.
Jika kita tidak mengkomitkan diri kita kepada ekonomi persembahan, maka
suku bunga, perpajakan, dan penilaian mata uang akan melahap kekayaan dan
pertambahan kita. Sesuai dengan itu, kekhawatiran dan ketamakan akan
memerintah motivasi kita. Mereka yang kaya dalam harta benda dunia percaya
bahwa tangan mereka sendiri yang membuat mereka kaya. Mereka yang hidup
dalam ekonomi persembahan memegang kesaksian bahwa Tuhan Allah-lah
31
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
yang memberikan kita kuasa untuk menghasilkan kekayaan. Musa berkata
kepada bangsa Israel ketika mereka masuk ke tanah perjanjian, ‘Tetapi
haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang
memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan
maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada
nenek moyangmu’. Ul 8:18.
Seperti Abraham, kita haruslah tidak memperoleh kekayaan dari raja Sodom.
Kej 14:21. Keamanan pribadi, kenyamanan dan kesenangan telah
dirasionalisasikan sebagai alasan yang sah untuk memperoleh dan
mengumpulkan kekayaan. Satu-satunya alasan orang Kristen dapat
memperoleh kekayaan adalah untuk berpartisipasi dalam ekonomi dan
persekutuan persembahan. 1 Taw 29:16. Kemampuan untuk berpartisipasi ini
adalah karunia dari Allah. Kekayaan bukanlah karunia. Kemurahan
berpartisipsi adalah kekayaan yang sebenarnya dan berkat yang
sesungguhnya.
Mempercayai kekayaan
Mengapa kita percaya pada kekayaan? Itu karena mereka memberikan kita
ilusi akan keamanan dan kekuasaan. Berbicara mengenai kuasa, maksud kami
adalah kapasitas untuk mengontrol kualitas dan arah kehidupan kita. Cinta
akan uang adalah akar dari segala kejahatan. 1 Tim 6:10. Mempercayai
kekayaan akan benar-benar membuat kita khawatir akan hari esok. Kekayaan
membuat sayapnya dan terbang. Ams 23:5. Rasul Paulus berbicara mengenai
kesalehan dengan merasa cukup sebagai arti dari keuntungan yang besar. Dia
memberi kesaksian, ‘Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu
kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang
merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal
kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan’. Fil
4:12.
Rasul Paulus mempunyai pandangan yang kuat mengenai hal ini. Dia
dimotivasi untuk melindungi orang-orang percaya dari bahaya kebinasaan
32
2. Kerajaan dunia ini
mempercayai kekayaan. Menuliskan kepada Timotius dia berkata, ‘Tetapi
mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke
dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang
menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan’ 1 Tim 6:9.
Kerajaan dunia ini diperdaya oleh pencarian kesenangan dan perolehan. Jika
kita menginginkan hal-hal ini, maka kita akan tergoda. Ingat perkataan Yesus,
‘Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan
nyawanya’ Mark 8:36. Orang bijak berkata, ‘Orang fasik mengingini jala orang
jahat, tetapi akar orang benar mendatangkan hasil’. Ams 12:12.
Jika kita memeluk ekonomi persembahan, maka kita haruslah tidak
berpartisipasi dalam maksud duniawi yang menjanjikan kekayaan yang tidak
bertambah dengan kerja keras. Yesus memperhatikan tempat penukaran uang
di bait dan mengusir mereka karena maksud-maksud mereka yang jahat. Kita
tidak boleh berkata dalam hati kita, ‘Hari ini atau besok kami berangkat ke
kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta
mendapat untung’. Yak 4:13. Kita harus memperhatikan karena milik (warisan
– terjemahan Inggris) yang diperoleh dengan cepat pada awalnya tidak akan
bertahan sampai akhir. Ams 20:21. Pemazmur berkata, ‘Sungguh, hanya
beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti
sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan’ Maz 39:6. Ini
bukanlah jalan persembahan.
Tuhan mengkomitkan kekayaan yang sebenarnya kepada kita supaya kita
dapat mengelolanya dalam ekonomi persembahan. Dia telah menginvestasikan
di dalam kita talenta sesuai dengan kemampuan. Kita seharusnya membuat
sasaran untuk bertambah tiga puluh, enam puluh, dan seratus kali lipat.
Ketika kita makmur kita harus melakukan itu dalam persekutuan
persembahan, tidak pernah menyatakan bahwa tangan kita sendirilah yang
membut kita kaya. Ul 8:18. Tuhan-lah yang memberikan kita kuasa
pertambahan. Kita adalah hamba-Nya, melakukan bisnis sampai Dia datang,
dan kita akan dipanggil untuk memberi pertanggungjawaban atas pengelolaan
kita. Apa yang kita miliki yang tidak kita terima? Kita harus memberi
33
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
kesaksian seperti Daud, ‘Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari
tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu’. 1 Taw
29:14.
Jangan menjadi serupa dengan dunia ini
Dengan mendorong kita untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai korban
yang hidup, Paulus meneruskan, ‘Janganlah kamu menjadi serupa dengan
dunia ini’. Rom 12:2. Kita tidak dapat menyerupakan atau mengadaptasikan
persekutuan persembahan dengan ekonomi dunia. Ekonomi persembahan
adalah mujizat, jadi ketika Tuhan melipatgandakan benih kita adalah supaya
kita dapat menghasilkan tuaian. Sebagai akibatnya, kita harus diubahkan
dengan membaharui pikiran kita supaya kita berpikir dan mengerti jalan
persembahan.
Memberi bukanlah serta merta persembahan. Namun, persembahan adalah
jalan yang Allah berikan. Dengan demikian, komitmen kita bukan serta merta
adalah nazar. Tapi, nazar adalah komitmen tanpa-negosiasi. Alkitab
memberikan kepada kita seluruh rezim pemikiran sekitar pembahasan
persembahan. Ekonomi ini tidak pernah bertambah dengan berdagang,
spekulasi, atau oportunis. Ini adalah persekutuan memberi dan menerima. Jika
Tuhan tidak bertemu dengan kita ketika kita membawa persembahan, maka
kita akan mengalami kekurangan. Pada kenyataannya, seperti yang dikatakan
Paulus, kita akan menjadi ‘orang-orang yang paling malang dari segala
manusia’. 1 Kor 15:19. Persembahan membuat kita bergantung pada Tuhan
untuk memberikan hujan dan embun kemurahan-Nya atas pekerjaan tangan
kita. Persembahan itu sendiri adalah permohonan kepada Allah untuk
memasukkan kita kedalam ekonomi-Nya. Pemazmur mengerti ini ketika dia
mendeklarasikan bahwa Tuhan yang empunya beribu-ribu hewan di gunung.
Ini adalah pernyataan sederhana di satu sisi, tapi sulit di sisi lain. Tanpa
Tuhan sendiri mengulurkan tangan-Nya kepada kita, maka kita bekerja keras
dalam kesia-siaan. Bagaimana kita memperkirakan mujizat persembahan? Itu
hanya dapat terjadi dengan mengerjakan iman. Sejarah Yahudi mengajarkan
34
2. Kerajaan dunia ini
kepada kita pelajaran akan yang jahat, sekedarnya, dan mata yang
berkemurahan. Ketika mata kita tunggal, tubuh kita penuh dengan terang.
Kita tidak dapat mencampurkan di dalam ekonomi persembahan. Jika kita
memulai dengan Roh, kita tidak menyelesaikan dengan daging. Adalah tidak
mungkin menegosiasikan tingkat mujizat persembahan. Dengan ini maksud
kami, Allah menjawab dan memberkati atau tidak. Kita dapat memiliki
keyakinan yang besar dalam pernyataan, ‘ujilah Aku’. Mal 3:10. Namun, kita
tidak dapat mencampur persembahan dengan perdagangan oportunis. Ada
jalan yang terlihat benar bagi manusia tapi ujungnya adalah maut.
Tidak mengikuti perintah manusia
Pelajaran dari kitab Hosea adalah bahwa kita akan tertindas dan diremukkan
dalam penghakiman jika mengikuti perintah manusia. Hos 5:11. Ini bukan
menyatakan secara tidak langsung bahwa semua orang yang mengikuti
ortodoks dan prosedur standar dari pelayanan mereka akan menderita
kerugian. Namun, persembahan ditemukan dalam firman yang datang kepada
kita, bukan dalam hikmat yang dari dalam. Pragmatis dan hikmat dunia
adalah perintah manusia. Semua hal-hal ini ada dan bertransaksi dalam
ekonomi dunia. Ekonomi persembahan lahir dalam kebodohan dari pesan
yang diberitakan.
Praktek pengelolaan persembahan semua berbeda untuk praktek bisnis yang
baik. Itu bukan untuk mengatakan kita seharusnya menggunakan random dan
kebodohan dan menyebutnya ‘persembahan’. Namun, mereka yang bersatu
dengan ekonomi persembahan melakukan itu dengan mencari kerajaan
terlebih dahulu. Paulus memberi kesaksian mengenai Makedonia, ‘Mereka
memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena
kehendak Allah juga kepada kami’. 2 Kor 8:5. Dalam prakteknya, ini berarti
bahwa kita tidak mengurus kebutuhan kita sendiri sebelum kontribusi
perpuluhan, buah sulung, dan persembahan khusus.
Ketika kita bersatu dengan ekonomi persembahan, kita melepaskan kontrol
kehidupan kita kepada ketuhanan Kristus. Kebergantungan kita atas mujizat
35
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
berkat dan bukan atas pragmatis perintah manusia. Persembahan dapat dan
tahan menghadapi tren dan perkiraan. Kita tidak dapat memprediksi cara
Tuhan akan memberkati kita dengan kesempatan untuk bertambah. Tidak
seorangpun dapat memperkirakan mujizat persembahan. Dia yang
memperhatikan langit tidak akan menabur. Ayat ini mencakup tingkah laku
dari seseorang yang menegakkan pekerjaan mereka pada tren, daripada pada
perkataan/firman iman. Persembahan melampaui sumber-sumber praktek,
kapasitas kognitif, kekuatan emosi, dan koneksi hubungan.
Firman mengenai ladang pekerjaan kita dan persembahan kita datang kepada
kita dalam konsultasi dengan utusan. Tapi, ketika bangsa berbalik kepada
perintah manusia, nabi memberi kesaksian, ‘Sebab itu Aku ini akan seperti
ngengat bagi Efraim dan seperti belatung bagi kaum Yehuda. Ketika Efraim
melihat penyakitnya, dan Yehuda melihat bisulnya, maka pergilah Efraim ke
Asyur’ Hos 5:12-13. Analogi dari bagian ini adalah bahwa orang-orang tidak
berbalik kepada Tuhan dan utusan-Nya untuk mencari nasehat. Mereka
mencari hikmat Asyur, menyimbolkan dunia dan sudut pandangnya. Kita
diingatkan kepada raja Asa yang bersandar kepada raja Aram daripada Tuhan
ketika dia dalam krisis militer. Dan demikian juga, ditengah krisis kesehatan
yang parah, ‘ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabibtabib’. 2 Taw 16:12.
Kembali ke kitab Hosea, itu adalah bukti bahwa bangsa Israel akhirnya
menyadari. Mereka berkata, ‘Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab
Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, … Marilah
kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti
muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan
pada akhir musim yang mengairi bumi.’ Hos 6:1,3. Dalam latar belakang yang
tidak berbeda, nabi Maleakhi menuliskan firman Tuhan, ‘Bawalah seluruh
persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan (Kembalilah
kepada-Ku, dan Aku akan kembali kepadamu – terjemahan Inggris) … ujilah
Aku … apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan
mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.’ Mal 3:10. Pernyataan
36
2. Kerajaan dunia ini
profetik mengenai hujan awal dan akhir, yang juga dibicarakan oleh Yakobus,
menyimbolkan kekuasaan dan pekerjaan mujizat Allah kepada kita. Setelah
membuktikan Dia dengan perpuluhan dan persembahan khusus, Dia
mencurahkan hujan dan embun atas ladang persembahan kita supaya benih
dapat berkecambah dan menghasilkan buah pada musim yang lain.
Kerajaan dan ekonomi persembahan tidak boleh mengikuti perintah manusia.
Hos 5:11. Inilah masalahnya. Setelah memulai dengan Roh, kita semua
cenderung membelok dan melihat kepada daging untuk mengakhiri dan
menggenapi. Mujizat persembahan tidak dapat dimanipulasi, diperkirakan
atau dikontrol. ‘Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah
usaha orang yang membangunnya.’ Maz 127:1. Kita harus ingat bahwa tujuan
tunggal dari persembahan adalah rumah Tuhan dan pekerjaan Tuhan. Ini
adalah cara dimana kerajaan Allah bertumbuh dan bertambah selamanya.
37
BAB 3
Kerajaan persembahan yang
kekal
Keyakinan kami adalah bahwa Tuhan menegakkan kerajaan yang tidak dapat
digoncangkan atau digoyahkan pada hari-hari ini. Kita adalah untuk menjadi
imam-raja dalam kerajaan kekal. Yesus berbicara mengenai hal ini ketika Dia
berkata, ‘Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu’. Mat 6:33. Kita tahu bahwa ini
adalah kerajaan persembahan. Yakobus mengatakan kepada kita bahwa
Abraham dibenarkan, dibuat benar, ketika dia mempersembahkan Ishak. Yak
2:21. Bersama dengan pembenaran ini ada mujizat penyediaan Tuhan. Karena
Abraham tidak menahan anak tunggalnya, Tuhan bersumpah demi diri-Nya
sendiri dan mendeklarasikan, ‘Aku akan memberkati engkau berlimpah-
3. Kerajaan persembahan yang kekal
limpah’. Kej 22:17. Jika kita mencari yang pertama kerajaan Allah dan
kebenaran-Nya, semua ini akan ditambahkan kepada kita. Kita tidak dapat
berjalan di jalan yang benar dalam kehidupan tanpa kita dibenarkan oleh
persembahan.
Abraham mencari kota yang pendiri dan pembuatnya adalah Allah. Tidak
diragukan dia senantiasa memandang Tuhan. Maz 16:8. Ketika Abraham
dibenarkan oleh persembahannya, dia menjadi bapa iman dan bapa semua
orang yang percaya. Karena itu, kita mengikuti faedahnya. Kita dibenarkan
oleh iman dan pekerjaan persembahan ketika kita mencari kerajaan yang
pertama. Inilah artinya kita menjadikan Dia ‘yang pertama’. Inilah jalan
persembahan dalam kerajaan-Nya. Adalah benar bahwa jika persembahan
bukan ‘yang pertama’, itu bukan persembahan sama sekali. Tidak akan ada
mujizat dari hal-hal yang ditambahkan kepada kita tanpa Dia mendapatkan
tempat pertama dalam segalanya.
Mari kita menjadi sangat jelas. Ada kerajaan yang sepenuhnya dibuat oleh
persembahan. Dan ada kerajaan pilihan lain yang dipekerjakan dikerjakan
dengan memperoleh dan mengumpulkan kekayaan yang berpusat pada diri
sendiri. Ketika murid-murid bertanya kepada Yesus mengapa Dia berbicara
dalam perumpamaan, Dia menjawab dengan mengatakan, ‘Kepadamu diberi
karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga’. Mat 13:11. Kita ingat
bahwa nabi Yesaya berbicara mengenai perumpamaan sebagai kebutaan atas
mereka yang tidak berpartisipasi dalam kerajaan dan ekonomi persembahan.
Sekalipun persembahan adalah konsep yang benar-benar tidak familiar dalam
masyarakat kita, itu adalah fundamental yang dimaksudkan dengan apa orang
Israel mendekat kepada Allah. ‘Janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku
dengan tangan hampa.’ Kel 34:20.
Ketika setiap tangan dipenuhi dengan persembahan, ada persediaan yang
cukup untuk menegakkan kerajaan yang tidak dapat digoyahkan. Paulus
menunjuk kepada ini ketika dia berkata bahwa dia menerima kerajaan yang
tidak dapat digoncangkan. Ini adalah kerajaan para imam dan kita menerima
karunia untuk menjadi imam dari keimamatan yang berkenan. Ingat bahwa
39
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
tujuan tunggal dari imam adalah menerima persembahan di mezbah dan
mempersembahkan itu di hadapan Tuhan. Kita adalah imamat yang kudus,
mempersembahkan persembahan rohani dalam rumah rohani. Dengan cara ini,
Tuhan akan mengatur kerajaan yang adalah batu yang terungkit lepas tanpa
perbuatan tangan manusia.
Terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia
Kita familiar dengan cerita mengenai raja Nebukadnezar ketika dia melihat
patung yang sangat besar. Dari kepala sampai kaki dikerjakan, nabi Daniel
menjelaskan artinya. Itu menggambarkan kerajaan-kerajaan dunia dari
zamannya sampai akhir zaman. Ketertarikan khusus kita adalah interpretasi
dari ‘terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia’ yang
menimpa kaki patung itu dan menghancurkannya. Itu kemudian menjadi
gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. Dan 2:31-35.
‘Terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia’ ini
menggambarkan kerajaan yang tidak akan pernah dihancurkan. Allah
surgawi akan membuat kerajaan kekal yang ‘kerajaan itu sendiri akan tetap
untuk selama-lamanya’. Dan 2:44. Pada akhir zaman, batu ini akan menimpa
kerajaan-kerajaan dunia ini pada kakinya, yang membuat mereka jatuh.
Gambaran ini cukup jelas. Jika kaki dari patung yang terbuat campuran yang
tidak cocok besi dengan tanah liat dihancurkan, maka seluruh kerajaan yang
buas itu akan runtuh. Kerajaan-kerajaan dunia ini tidak akan pernah
menghancurkan kerajaan persembahan yang kekal. Itu adalah kerajaan yang
yang dibenarkan oleh ekonomi persembahan, dan dengan demikian memenuhi
seluruh bumi. Ini akan digenapi ketika tujuh sangkakala memproklamirkan
bahwa ‘Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang
diurapi-Nya (kerajaan dunia telah menjadi kerajaan Tuhan kita dan KristusNya;, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya’. Wah 11:15.
Adalah suatu kesalahan untuk berpikir bahwa batu yang terungkit lepas
‘tanpa perbuatan tangan manusia’ yang menghancurkan kerajaan-kerajaan
dunia adalah simbol dari supremasi militer atau politik. Itu adalah batu yang
40
3. Kerajaan persembahan yang kekal
dibuang yang menjadi batu penjuru. Itu adalah Kristus, oleh Roh Kekal,
mempersembahkan diri-Nya kepada Allah. Lebih dari ini, itu adalah bait yang
telah dihancurkan tapi dibangun kembali ‘tanpa perbuatan tangan manusia’.
Kita adalah bait itu; rumah rohani dimana kita mempersembahkan korban
rohani. Ketika persembahan adalah fondasi dari rumah, maka rumah tidak
dapat digoyahkan. Dan tidak akan beralih kepada bangsa lain. Dan 2:44.
Ketika Tuhan mengatur kerajaan-Nya, dan sesungguhnya Dia mengaturnya
pada zaman kita, itu tak tersentuh oleh kerajaan dan ekonomi dunia ini. ‘Batu’
adalah simbol dari ekonomi persembahan; persekutuan memberi dan
menerima dimana dunia dan alamiah manusia tidak dapat menerima.
Kita adalah batu yang terungkit lepas ‘tanpa perbuatan tangan manusia’. Dan
kita adalah sunat yang dibuat ‘tanpa perbuatan tangan manusia’. ‘karena
kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah
dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.’ Fil 3:3.
Sunat ini memotong keluar hal-hal yang menghalangi kita supaya kita
disesuaikan dengan persekutuan dan ekonomi persembahan. Kalimat ‘tanpa
perbuatan tangan manusia’ ini menunjuk kepada pengerjaan Allah oleh mana
kita mencapai kepenuhan, penyelesaian dan kesempurnaan. Kerajaan binatang
buas dan antikris akan, dengan demikian, hancur ‘tanpa perbuatan tangan
manusia’. Pada hari-hari itu, pengadilan akan duduk untuk penghakiman dan
kuasanya akan diambil.
Dihakimi oleh kerajaan persembahan-Nya
Ketika kita bertumbuh dalam ekonomi persembahan, kita akan datang
dibawah pemeriksaan dengan jelas dan penghakiman akan persembahan kita.
Ini adalah kasus Tesalonika. Kita harus mengingat bahwa mereka dalam
wilayah Makedonia dan diantara mereka yang sungguh-sungguh mencari
kemurahan untuk berpartisipasi dalam persembahan untuk orang-orang
kudus di Yerusalem. Maka dari itu, mereka mengalami penghakiman
kebenaran Allah sehingga mereka tidak akan dihakimi dan dihukum bersama
41
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
dengan dunia. Setiap persembahan yang diberikan dihadapan mezbah akan
diperiksa dan dihakimi sebelum diterima.
Menuliskan kepada Tomotius, Paulus berkata, ‘Di hadapan Allah dan Kristus
Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan
dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi KerajaanNya’. 2 Tim 4:1. Itu adalah penegakkan dan bentuk dari kerajaan dalam
persembahan yang akan menghakimi dunia. Kerajaan-kerajaan dari dunia ini
akan dibawa kepada penghakiman oleh kerajaan kekal yang dia sendiri telah
dihakimi oleh persembahan. Persembahan mengukur segalanya. Dalam kitab
Daniel yang sama, kerajaan Belsyazar diambil alih setelah dia diukur dan
ditemukan kurang. Dia juga dihancurkan ‘tanpa perbuatan tangan manusia’
supaya dia tahu bahwa Yang Maha Kuasa memerintah dalam kerajaan
manusia.
Ketika umat Tuhan membawa persembahan, penghakiman mezbah diaktifkan
diantara mereka. Ini adalah penghakiman oleh api. Seperti yang Paulus
katakan, ‘sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena
hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan
bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu’. 1 Kor 3:13.
Ketika masing-masing tabernakel atau bait didirikan, termasuk gereja pada
Hari Pentakosta, api datang dari hadirat Tuhan untuk menerima
persembahan. Tuhan menerima persembahan kita dengan api. Ujian api
adalah bukti bahwa Tuhan sendiri bekerja dalam persembahan kita. Dia
bertemu dengan kita di mezbah. Kita mengingat perkataan Paulus, ‘Sebab
Allah kita adalah api yang menghanguskan’. Ibr 12:29.
Demikian juga, api adalah bukti bahwa Tuhan menguji hati kita dan
persembahan kita. Dia masuk kedalam pernghakiman dengan kita. Ketika
anak-anak Harun mempersembahkan api asing dalam perbaraan mereka,
mereka mati di hadapan Tuhan. Api keluar dari hadirat Tuhan dan
menghanguskan mereka. Korupsi persembahan ini adalah penghakiman yang
sama atas Ananias dan Safira. Setelah bernazar untuk memberikan hasil dari
kepunyaan mereka, mereka mengingkari dan dengan demikian jatuh mati.
42
3. Kerajaan persembahan yang kekal
Mereka tidak dibawah paksaan apapun untuk memberi. Namun, setelah
mengkomitkan diri mereka sendiri untuk mempersembahkan dengan nazar,
mereka jatuh dibawah penghakiman dari persembahan mereka sendiri.
Tujuh perumpamaan mengenai kerajaan
Sepanjang pelayanan-Nya, Yesus memberitakan kerajaan Allah dan kerajaan
sorga. Pada pasal tiga belas kitab Injil Matius, kita menemukan tujuh
perumpamaan mengenai kerajaan. Perumpamaan-perumpamaan ini
menjelaskan seperti apa kerajaan itu dan bagaimana dia bertumbuh. Para
komentator di seluruh dunia setuju bahwa angka tujuh adalah yang paling
terkemuka dari semua angka-angka dalam Alkitab. Itu adalah angka dari
sepenuhnya dan selengkapnya. Contohnya, Mazmur dua puluh sembilan
menunjuk ini sebagai ‘Mazmur tujuh gemuruh’ karena tujuh ekspresinya yang
digunakan mengekspresikan ‘suara Yahweh’. Demikian juga, Yesaya pasal
delapan menuliskan untuk tujuh julukan dari Roh ilahi, Roh Tuhan. Yesus
berbicara mengenai tujuh perkataan Bahagia dalam MAtius pasal lima, tujuh
perumpamaan kerajaan dalam Matius pasal tiga belas, dan tujuh kutuk ata
Farisi dalam Matius pasal dua puluh delapan. Dan mungkin yang paling
berarti dari semua, Injil Yohanes menuslikan tujuh ‘Aku adalah’.
Dalam kitab Wahyu, kita melihat Anak Domba dan Dia adalah jumlah dari
semua persembahan. Anak Domba mempunyai tujuh mata. Kita tahu tujuh
mata Tuhan menjelajah diseluruh bumi mencari laki-laki dan perempuan yang
mempersembahkan. Ini adalah tujuh mata dalam batu fondasi dari bait yang
bersukacita melihat tali pengkur di tangan Zerubabel. Mereka bersukacita
ketika orang-orang dikendalikan oleh suara nabi-nabi untuk menyelesaikan
bangunan rumah Tuhan dengan persembahan. Dengan semua ini, kita tahu
adalah berarti jika kita menemukan tujuh perumpamaan kerajaan.
Perumpamaan yang pertama dari tujuh perumpamaan ini adalah
perumpamaan tentang penabur. Dalam perumpamaan ini, benih adalah firman
Tuhan yang datang ke hati kita. Paulus menunjuk kepada perkataan
pertumbuhan dan pelipatgandaan dengan cara yang sama dengan benih di
43
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
tanah yang baik yang menghasilkan tiga puluh, enam puluh, dan seratus kali
lipat. Dalam perumpamaan yang kedua, benih diumpamakan sebagai anakanak kerajaan. Yaitu bahwa setelah menerima perkataan kedalam hati kita
kita menjadi surat yang hidup dari firman, ‘yang dikenal dan yang dapat
dibaca oleh semua orang’. 2 Kor 3:2.
Perumpamaan ketiga menunjuk kepada benih biji sesawi. Itu berbicara
mengenai pertambahan kerajaan-Nya. Benih biji sesawi, yang paling kecil dari
bebijian, bertumbuh menjadi pohon terbesar dimana burung-burung
membuat sarangnya. Inilah tubuh Kristus pada hari-hari terakhir. Itu adalah
kumpulan orang banyak yang tidak terhitung. Jika kita memandang rendah
hal-hal yang kecil, kita tidak akan pernah mengerti benih biji sesawi. Ingat
bahwa kerajaan Nebukadnezar disamakan dengan pohon dimana burungburung di udara bernaung. Tapi, pohon ini dipotong sampai tunggulnya. Itu
adalah tempat dari setiap burung-burung yang bodoh, dan Tuhan membawa
itu kepada penghakiman.
Perumpamaan mengenai ragi
Tiga perumpamaan pertama berbicara mengenai benih; masing-masing dengan
penekanan perbedaan. Perumpamaan yang keempat dan yang tengah
mengatakan, ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi’. Mat 13:33. Kita akan
melihat bahwa perumpamaan ini adalah pusat dari pernyataan persembahan.
Jika kita tidak mengerti perumpamaan ini, kita tidak akan mengerti
bagaimana kerajaan Allah bertambah. Pada beberapa peristiwa, Yesus
menunjuk kepada ragi sebagai kontaminasi. Tapi, dalam hal ini, ragi adalah
ragi iman. Kita harus mencampur firman dengan iman atau itu tidak akan
menguntungkan kita.
Dalam perumpamaan ini, Yesus berbicara mengenai perempuan yang
mencampurkan ragi dalam tepung tiga sukat/ukuran dan kemudian
menunggu sampai semua khamir. Arti dari tepung tiga sukat/ukuran dalam
perumpamaan ini tidak serta merta jelas bagi kita. Kita mengingat bahwa
ketika Tuhan datang kepada Abraham sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus,
44
3. Kerajaan persembahan yang kekal
Abraham menyuruh Sarah menyiapkan tepung tiga sukat/ukuran dan
membuat roti. Kita tidak tahu apakah roti-roti ini diberi ragi atau tidak.
Hanya ada dua peristiwa dimana ragi digunakan dalam persembahan. Pada
Hari Raya Menuai (Hari Raya Buah Sulung – terjemahan Inggris), dua roti
dibakar dengan ragi dan dipersembahkan kepada Tuhan sebagai persembahan
unjukan. Mereka dipersembahkan dalam iman bahwa kerajaan akan
bertumbuh dengan cara yang sama persis ragi membuat pertumbuhan. Karena
itu, rasul Paulus berkata, ‘Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh
adonan juga kudus’. Rom 11:16. Tapi, kita tahu bahwa perempuan dalam
perumpamaan ini tidak mempersembahkan buah sulung. Dia menyiapkan
tepung tiga sukat/ukuran, bukan dua.
Penyimbolan jelas ketika kita melihat bahwa tiga roti beragi dipersembahkan
dengan korban keselamatan. Korban keselamatan adalah persembahan pada
akhir siklus menabur dan menuai. Itu adalah penggenapan dari siklus
persembahan. Musim telah berakhir karena tuaian telah dituai dan dibawa
kedalam lumbung. Bagaimanapun juga, ketika kita siap berkata, korban
keselamatan juga adalah awal dari tuaian yang akan datang. Dengan cara ini,
yang terakhir menjadi yang pertama. Itu adalah waktu dimana orang Israel
mempersembahkan korban keselamatan untuk membayar nazar mereka dan
membuat nazar dalam lanjutan tuaian yang akan datang.
Ada tiga macam korban keselamatan yang dituliskan dalam Alkitab –
persembahan sukarela, korban syukur, dan korban nazar atau membayar
nazar. Itu semua menunjuk sebagai tiga kelas dari shelamim. Ini akan menjadi
perhatian khusus kita dalam bab berikut. Tepung tiga sukat/ukuran
menggambarkan tiga korban keselamatan ini. Dengan masing-masing
persembahan ini, orang-orang mempersembahkan tiga macam roti tidak beragi
dicampur dengan minyak. Tapi lebih dari ini, mereka juga mempersembahkan
tiga roti beragi. Ini adalah hukum dari korban keselamatan. ‘Ia harus
mempersembahkan persembahannya itu beserta dengan roti bundar yang
beragi, di samping korban syukur yang menjadi korban keselamatannya’ Im
7:13. Ayat berikut adalah kunci kita untuk mengerti apa yang perempuan
45
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
dalam perumpamaan sedang lakukan. ‘Dan dari padanya, yakni dari setiap
bagian persembahan itu haruslah dipersembahkannya satu roti sebagai
persembahan khusus bagi TUHAN.’ Im 7:14.
Perempuan itu sedang menyiapkan tiga roti beragi untuk membawa
persembahan khusus kepada Tuhan. Mungkin ini adalah persembahan khusus
untuk membayar nazar. Yesus hanya memberi kita gambaran. Dia tidak
mengatakan apapun mengenai menabur benih, menunggu dengan sabar untuk
hujan awal dan hujan akhir, mempersembahkan buah sulung, atau membayar
perpuluhan. Dia hanya mengidentifikasi bagian yang penting dalam siklus
pertumbuhan kerajaan. Ini adalah pelajaran yang Yesus ajarkan ketika Dia
mengatakan, ‘Kerajaan sorga seperti ragi’. Ketika kita membuat nazar kita
mendahulukan kerajaan. Ketika kita membayar nazar itu maka kerajaan
bertumbuh untuk memenuhi seluruh bumi. Kita dapat membawa
persembahan khusus sebagai sukarela, syukur atau nazar. Tapi, nazar dari
persembahan khusus adalah yang paling lanjut dari semua persembahan.
Menerima kerajaan
Kita adalah imam dari keimamatan yang berkenan dan dengan demikian
menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan. Semua sumber-sumber dengan
mana kita memberi persembahan adalah dari Tuhan yang empunya beriburibu hewan di gunung. Kita diingatkan akan perkataan Raja Daud ketika dia
berkata, ‘Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu
sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu’. 1 Taw 29:14. Semua
pertambahan adalah dari sumber-sumber yang Dia telah komitkan kepada
kita.
Injil Lukas menuliskan bahwa murid-murid mengira bahwa kerajaan Allah
akan muncul secepatnya. Berlawanan dengan latar belakang ini, Yesus
memberikan perumpamaan mengenai mina. Dia berbicara mengenai seorang
bangsawan yang berangkat ke negeri yang jauh untuk menerima kerajaan bagi
dia sendiri. Sebelum dia pergi dia memberikan mina kepada masing-masing
hambanya dan menginsturksikan mereka, ‘Pakailah ini untuk berdagang
46
3. Kerajaan persembahan yang kekal
sampai aku datang kembali (Lakukanlah bisnis sampai aku datang –
terjemahan Inggris)’. Luk 19:13. Itu bukan seolah-olah Tuhan kita menerima
kerajaan dari negeri yang jauh. Ketika kita melakukan bisnis dalam dunia ini,
menghasilkan pertambahan dan mempersembahkan persemabahan, Dia
menerima kerajaan untuk diri-Nya. Kerajaan dunia ini menjadi kerajaan
Tuhan kita. Semua kekayaan dari bangsa-bangsa lain datang ke tubuh Kristus.
Kita bertumbuh kedalam bait suci dalam Tuhan dan kerajaan-Nya ditegakkan
di tengah kita.
Lukas menuliskan kembali perkataan Yesus, ‘Dan Aku menentukan hak-hak
Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku bahwa
kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku’. Luk
22:29-30. Ini adalh kerajaan persembahan, dan sesuai dengan itu, kita adalah
imam-raja. Hanya dengan cara ini kita memerintah atas bumi. Tuhan telah
mengkomitkan kepada kita masing-masing pekerjaan dan ladang dimana kita
bekerja dan menghasilkan buah. Dan dalam menghasilkan buah dari kerja
keras kita, kita mempersembahkan korban keselamatan dari tuaian kita.
Ketika kita membuat nazar berkenaan dengan tuaian kita, kita memberi Dia
tempat pertama dalam segalanya.
Ketika kita mencari kerajaan-Nya yang pertama dengan cara ini, berkat Tuhan
ditambahkan kepada kita. Kita terbukti baik, berkenan dan kehendak Allah
yang sempurna. Dan Dia menjamin kepada kita semua yang berguna untuk
kehidupan dan kesalehan/keilahian, supaya kita dapat bertambah, tiga puluh,
enam puluh dan seratus kali lipat. Ini adalah buah dan pertambahan dari
persembahan. Dan dengan cara ini, perkataan bertumbuh dan berlipatganda,
dengan demikian menegakkan kerajaan yang bertambah selamanya. Kerajaan
itu tidak dapat digoncangkan atau digoyahkan. Artinya, tidak ada akhir
kepada pertambahan pemerintahan-Nya. Itu adalah kerajaan persembahan.
47
BAB 4
Korban keselamatan
(Persembahan damai –
terjemahan Inggris)
Adalah kehendak Allah kita dengan bebas menabur dan menuai dengan
berlimpah. Kemudian sesuai dengan itu, Dia akan menambahkan tuaian
kebenaran kita. Dengan cara ini, banyak syukur dipersembahkan kepada
Tuhan. Apakah anda tahu bahwa kata-kata ini bukan hanya ekspresi puitis
dari rasa syukur? Korban syukur adalah satu dari tiga macam korban
keselamatan.
Korban
keselamatan
adalah
persembahan
tuaian,
dipersembahkan kepada Tuhan pada akhir siklus persembahan.
4. Korban keselamatan
Adalah penting untuk tidak berpikir mengenai korban keselamatan dengan
kata ‘keselamatan (damai – terjemahan Inggris)’ yang biasa kita pakai seharihari. Itu bukan mengacu kepada ketiadaan permusuhan. Kata itu artinya
‘selesai, lengkap, atau sempurna’. Contohnya, tiga kali setahun Salomo
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan (shelem)
dihadapan Tuhan, dan dia ‘menyelesaikan [shalam] rumah itu’. Korban
keselamatan menandakan selesainya atau lengkapnya siklus persembahan.
Kemudian yang membawa persembahan berada pada posisi damai dengan
Allah. Kita mempunyai persahabatan dengan Allah karena persembahan kita.
Ada tiga level/tingkat dari shelamim atau korban keselamatan. Yang pertama
adalah persembahan sukarela, kedua adalah korban syukur, dan ketiga adalah
membayar nazar. Masing-masing persembahan bersama-sama dengan tiga
ukuran tepung tidak beragi. Ketika Tuhan datang kepada Abraham, dia
mengeluarkan tiga ukuran tepung/makanan. Ini adalah cerita paling awal
mengenai korban keselamatan. Karena ini, Abraham disebut sahabat Allah.
Dan Tuhan menegakkan perjanjian damai dengan dia.
Menunjuk kembali kepada perumpamaan ragi, adalah cukup mengartikan
perempuan dalam perumpamaan membawa tiga sukat/ukuran tepung dan
menaruhkan ragi kedalam masing-masing ukuran. Kita memperhatikan ini
dalam bab sebelumnya. Dalam hal ini, ragi adalah simbol dari iman yang harus
dicampurkan dengan firman Allah untuk memberi keuntungan kepada kita.
Roti tidak beragi menggambarkan hati dari orang yang membuat
persembahan dalam ketulusan dan kebenaran. Ketika Yesus berbicara
mengenai kerajaan diumpamakan dengan ragi. Dia tidak secara khusus
menunjuk kepada hati dari perempuan yang menyiapkan tepung tiga
sukat/ukuran. Dia menggambarkan bagaimana kerajaan bertumbuh.
Sesungguhnya, kerajaan bertumbuh oleh nazar, yang paling lanjut dari korban
keselamatan. Ini pastilah bukti bahwa pribadi yang membuat persembahan
mendahulukan kerajaan.
49
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
Persembahan sukarela
Level/tingkat pertama dari korban keselamatan adalah persembahan sukarela.
Persembahan-persembahan ini adalah secara umum tidak ditentukan dan
bebas untuk ditentukan. Itu adalah kontribusi yang diberikan dengan bebas
oleh siapapun yang mempunyai hati yang mau. Dalam Perjanjian Baru, Maz 110
dikutip lebih dari bagian Perjanjian Lama manapun. Dimulai dengan
perkataan, ‘Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di
sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan
kakimu."’ Maz 110:1. Kemudian diteruskan dengan mengatakan, ‘Pada hari
tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju (Umat-Mu akan dengan
bebas menjadi sukarelawan pada hari kekuasaan-Mu’. Maz 110:3. Ini adalah
terjemahan yang lemah. Itu seharusnya dibaca, ‘Umat-Mu akan memberi
persembahan sukarela pada hari kekuasaan-Mu’.
Mempertimbangkan kembali ayat kunci kita, ‘Carilah dahulu kerajaan Allah’,
itu menandakan bahwa ketika tongkat kerajaan-Nya diulurkan dari Sion, Dia
akan memerintah diantara musuh-musuh-Nya. Mat 6:33. Maz 110:2. Pada hari
itu, kerajaan kekal akan diatur sebagai ekonomi persembahan sukarela.
Subyeknya adalah berpakaian kekudusan. Ini adalah kumpulan orang banyak
yang berpakaian lenan halus keimamatan. Pemazmur meneruskan, ‘TUHAN
ada di sebelah kananmu; Ia meremukkan raja-raja pada hari murka-Nya’. Maz
110:5. Ingat, ‘batu terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia’ akan
menimpa kaki dari patung. Adalah atas fondasi korban keselamatan, kerajaanNya didirikan sebagai kerajaan kekal. Itu dimulai dengan persembahan
sukarela dan diselesaikan dengan nazar komitmen dan diangkatnya
persembahan khusus. Ini adalah kerajaan para imam yang berjalan dengan
Kristus dalam lenan halus. ‘TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan
menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut
Melkisedek."’ Maz 110:4.
Ada banyak kejadian lain orang-orang membawa persembahan sukarela
kepada Tuhan. Ketika Musa memanggil untuk persembahan khusus, setiap
orang yang mempunyai hati yang berkemauan membawa persembahan khusus
50
4. Korban keselamatan
mereka. Kel 35:5. Semua laki-laki dan perempuan yang hatinya tergerak,
membawa persembahan sukarela kepada Tuhan. Kel 35:29. Ini adalah respon
pertama bagi setiap orang yang hatinya tergerak terhadap rumah Tuhan. Ezr
3:5. Membawa persembahan sukarela adalah pengenalan kita kepada ekonomi
persembahan. Ini adalah ukuran pertama dari iman didalam kita. Dan ini
adalah tepung ukuran pertama darimana kerajaan bertambah. Untuk alasan
ini, Tuhan menerima persembahan sukarela kita yang dengan kecacatan yang
biasanya tidak berkenan sebagai membayar nazar. Im 22:23. Pemazmur
berseru, ‘Kiranya persembahan sukarela yang berupa puji-pujian berkenan
kepada-Mu, ya TUHAN, dan ajarkanlah hukum-hukum-Mu kepadaku’. Maz
119:108.
Raja Daud berkata, ‘Dengan segenap kemampuan aku telah mengadakan
persediaan untuk rumah Allahku … oleh karena cintaku kepada rumah
Allahku, maka sebagai tambahan pada segala yang telah kusediakan bagi
rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas
dan perak kepunyaanku sendiri’ 1 Taw 29:2-3. Lalu para kepala puak dan para
kepala suku Israel dan para kepala pasukan seribu dan pasukan seratus dan
para pemimpin pekerjaan untuk raja menyatakan kerelaannya, 1 Taw 29:6.
Orang-orang bersukacita bahwa mereka telah mempersembahkan dengan
bebas, karena mereka membuat persembahan mereka kepada Tuhan dengan
sepenuh hati. Arti yang disampaikan yaitu mereka membawa diri mereka
sendiri sepenuhnya. Ini adalah korban keselamatan; persembahan yang
sepenuhnya dan sempurna dengan mana mereka menerima persahabatan
dengan Allah.
Tanpa Roh Kudus bergerak atas kita dengan cara yang sama atas orang-orang
zaman dulu, kita tidak akan mempunyai hati untuk melihat pertambahan
kerajaan. Ini bukan seolah-olah persembahan sukarela lahir dari motivasi
manusiawi. Pada saat dibangunnya kembali bait, Roh Allah menggerakkan
kepala-kepala kaum keluarga dan para imam untuk pergi dan membangun
rumah Tuhan di Yerusalem. Ezr 1:5. Bahkan Koresh, raja Persia, digerakkan
kepada rumah Tuhan. Dia memerintahkan mereka dengan berkata, ‘Siapa di
51
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
antara kamu termasuk umat-Nya … Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem
… [dengan] persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem.’.
Ezr 1:3-4. Setelah tiba untuk memulai pekerjaan, orang-orang membawa
persembahan sukarela untuk rumah Allah untuk memulihkan fondasinya.
Mari kita memberi kesan bahwa persembahan sukarela adalah fondasi dan
kita tidak akan pernah terpisah dari itu. Kita tidak boleh memberi dibawah
tekanan/paksaan atau dengan menyesal. Tuhan menyukai orang yang memberi
dengan sukacita.
Yesus menyampaikan hati/inti dari persembahan sukarela ketika Dia berkata,
‘Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula
dengan cuma-cuma’. Mat 10:8. Kita tidak menerima ‘roh dunia, tetapi roh yang
berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita’.
1 Kor 2:12. Kita tidak boleh lupa bahwa Bapa telah dengan cuma-cuma
melimpahkan kemuliaan kasih karunia-Nya keatas kita. Ini adalah kekayaan
kasih karunia-Nya dan telah dicurahkan keatas kita dalam hikmat dan
pengertian. Dan ketika hati kita tergerak untuk persembahan sukarela, maka
Dia dapat memberi tahu kepada kita rahasia kehendak-Nya. Ef 1:6-9.
Disaat Pulus mendorong orang Korintus untuk memberi dengan sukacita, dia
menasehatkan mereka untuk memeluk hati/inti dari persembahan sukarela.
Kita dengan bermurah hari memberi kepada-Nya dan hati kita tidak boleh
bersedih. Ada banyak yang percaya bahwa kita memberi supaya kita dapat
menerima. Menuliskan kepada Timotius, Paulus berbicara mengenai mereka
yang berpikir ibadah (kesalehan – terjemahan Inggris) adalah arti dari
keuntungan. Tentu saja, ibadah (kesalehan – terjemahan Inggris) adalah arti
dari keuntungan besar ketika bersama-sama dengan rasa cukup. 1 Tim 6:5-6.
Satu-satunya jalan lain adalah memperoleh dan mengumpulkan kekayaan.
Beberapa orang melakukan ini karena mereka mencari ‘serakah (keuntungan
dari keserakahan – terjemahan Inggris)’, dan yang lain melakukannya dari
kekhawatiran. 1 Tim 3:8.
52
4. Korban keselamatan
Korban syukur
Level/tingkat kedua dari korban keselamatan adalah korban syukur. Nabi
Amos berkata, ‘Bakarlah korban syukur dari roti yang beragi dan
maklumkanlah persembahan-persembahan sukarela; siarkanlah itu’. Amos 4:5.
Seperti persembahan sukarela, korban syukur sepenuhnya diberikan dengan
bebas. Tapi, itu adalah persembahan dengan mana kita membuktikan Allah
dalam hati kita. Itu adalah persembahan dari pengakuan dan pujian. Korban
syukur adalah arti oleh mana kita mengekspresikan rasa syukur kita kepada
Tuhan, bukan hanya untuk benih, tapi untuk pertambahan yang Dia jamin
kepada kita dalam tuaian kita.
Ketika Paulus menuliskan kepada orang Korintus berkenaan dengan
persembahan mereka untuk gereja di Yerusalem, dia menyerahkan mereka
kepada ‘melimpahkan ucapan syukur (ucapan syukur yang berlimpah –
terjemahan Inggris’ dan pertambahan dalam tuaian kebenaran mereka. Latar
belakang dari tulisan Paulus adalah kebutuhan mereka untuk menabur
dengan berlimpah-limpah kalau mereka mau menuai dengan berlimpahlimpah. Tidak seorangpun dibawah tekanan. Persembahan mereka haruslah
dari kehendak bebas. Ini bukan diberikan dengan menyesal karena Tuhan
dapat membuat kasih karunia berlimpah. Firman kasih karunia-Nya adalah
benih. Dia menyediakan benih kepada penabur dan roti kepada yang
memakan. Paulus menyimpulkan ini dengan mengatakan mereka akan
diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, dengan demikian
menghasilkan ‘syukur’ kepada Allah. Maka persembahan bukan hanya
mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, itu ‘melimpahkan
ucapan syukur kepada Allah’. 2 Kor 9:12.
Pada banyak peristiwa, ketika Tuhan membentuk kembali umat-Nya, mereka
meresponi dengan korban keselamatan. Persembahan-persembahan ini
bersam-sama dengan pengakuan di mulut mereka, dalam perkataan dan
nyanyian. Ezr 10:11. Neh 12:27. Maz 26:7. Mereka bersama-sama dengan suara
sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang
mengadakan perayaan (ketika orang banyak membentuk prosesi ke rumah
53
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
Allah – terjemahan Inggris). Maz 42:4. Beberapa sejarawan memberi kesan
bahwa tujuan pusat dari mezbah Tuhan adalah persekutuan dan persahabatan
dalam korban keselamatan. Pada akhir dari siklus persembahan, setiap orang
bersukacita bersama, mempersembahkan kepada Allah korban syukur dan
jujur jalannya (mengatur jalan mereka dengan benar – terjemahan Inggris).
Maz 50:23.
Penulis menggambarkan pada akhir kitab Ibrani dengan mengarahkan
perhatian kita kepada mezbah persembahan kita. Kita mempunyai mezbah!
Disitulah hati kita dikuatkan oleh kasih karunia. Dan dia meneruskan,
‘marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur … sebab
korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah’. Ibr 13:15, 16.
Pemazmur membawa roh dari persembahan ini. ‘Beribadahlah kepada
TUHAN dengan sukacita … Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan
nyanyian syukur’ Maz 100:2,4. Pada yang pertama, melayani Tuhan artinya
melakukan pekerjaan-Nya. Dan memasuki gerbang-Nya dengan syukur dan
masuk dengan korban dari korban keselamatan. Ini adalah kata Ibrani todoh.
Pada zaman dulu, kita dapat memikirkan ayat-ayat ini ketika masuk dalam
rumah Tuhan dengan sungguh-sungguh menyanyi dan memberi pujian dengan
mulut kita; dan ini adalah benar. Namun, arti substansi dari korban syukur,
sebagai level/tingkat kedua dari korban keselamatan, harus dimengerti. Jika
kita tidak mengerti ini, kita akan cenderung kepada satu dari dua perbedaan
besar. Kita akan menarik diri dan tidak berpartisipasi dalam pembangunan
rumah Tuhan dan penegakkan dari kerajaan persembahan yang kekal. Atau
pada pilihan lain, kita akan bernazar dengan terburu-buru dan membuat
komitmen mengikat yang tidak menopang dimana kita tidak mampu untuk
membayarnya.
Sebelum kita maju kepada membuat nazar dan benar-benar menghasilkan
ucapan bibir kita, kita harus menegosiasikan korban syukur. Dalam
persembahan ini kita mulai menguji diri kita sendiri jika kita dalam iman
persembahan. Pada waktu yang sama, Tuhan menguji hati kita. Korban
syukur adalah jalan dimana kita menguji dan membuktikan hati kita sendiri
54
4. Korban keselamatan
dihadapan Dia. Adalah komitmen kita untuk pengujian ini supaya
persembahan kita efektif untuk pembangunan rumah Tuhan. Ini adalah
dedikasi kita kepada ibadah keimamatan, dan dengan cara ini, kita benarbenar melayani Tuhan dengan sukacita. Kita mulai mengerti pekerjaan kita
sendiri dan bersukacita dalam pekerjaan tangan kita ketika kita menghasilkan
pertambahan untuk persembahan.
Disaat kita membaca dan mempertimbangkan hal-hal ini, akan sepenuhnya
tepat untuk mempertimbangkan apakah kita orang-orang yang
mempersembahkan syukur dengan berlimpah kepada Allah. Atau, masihkah
kita memperhatikan memperoleh dan mengumpulkan kekayaan? Kekayaan
tidak akan menguntungkan pada hari murka-Nya atau pada hari kekuasaanNya. Ams 11:4. Inilah waktunya untuk mempertimbangkan kembali tempat
kita di mezbah. Seperti yang dikatakan pemazmur, kita dapat berpakaian
kekudusan dari kerajaan para imam. Dan beginilah kitab Wahyu dimulai.
Inilah hari-hari persembahan. Tuhan membuka bagi kita jalan kebenaran
dengan cara yang sama Abraham dibenarkan ketika dia membuat
persembahan. Abraham mengerti tiga ukuran tepung sebagai persembahan
sukarela, korban syukur dan nazar.
Membayar nazar
Yang ketiga, dan sesungguhnya level/tingkat tertinggi dari korban
keselamatan, shelamim, adalah membuat dan membayar nazar. Pemazmur Asaf
berkata, ‘Bernazarlah dan bayarlah nazarmu itu kepada TUHAN, Allahmu!
Biarlah semua orang yang di sekeliling-Nya menyampaikan persembahan
kepada Dia yang ditakuti’ Maz 76:11. Adalah penting kita memberikan
pertimbangan yang tepat untuk bernazar. Itu adalah titik puncak dari tuaian
untuk korban keselamatan. Mereka yang melayani Tuhan selama beberapa
dekade akan mengingat dengan jelas saat dimana kami mengkomitkan
kehidupan kami kepada Kristus. Kami mengerti bahwa komitmen ini disertai
dengan kewajiban. Melalui jalan bertahun-tahun, banyak yang gagal dalam
55
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
iman karena mereka tidak terus menerus dalam komitmen mereka. Nazar
adalah komitmen yang tidak dapat dibatalkan.
Yang pertama, kita harus menegosiasikan validitas dan pentingnya nazar.
Akan menjadi meremehkan jika menghubungkan komitmen kita dengan
program gereja sebagai nazar. Nazar secara prinsip adalah arti dari
menghasilkan pertambahan gereja sebagai kerajaan kekal. Ini bukan
meminimalisir komitmen yang biasanya kita buat, namun, tidak setiap
komitmen adalah nazar. Nazar adalah kewajiban yang mengikat yang kita
taruh atas diri kita sendiri untuk mengangkat persembahan khusus dan
datang dibawah beban pekerjaan. Pemazmur memproklamirkan, ‘Nazarku
kepada-Mu, ya Allah, akan kulaksanakan, dan korban syukur akan kubayar
kepada-Mu’. Maz 56:12.
Orang-orang beriman dulu mengkomitkan diri mereka kepada pekerjaan
Tuhan dengan bernazar. Ketika Tuhan bertemu dengan Yakub di Bethel, dia
mendirikan batu sebagai pilar dari rumah Tuhan dan bernazar. Dengan nazarlah Raja Daud mengkomitkan dirinya untuk pembangunan rumah Tuhan. Ini
adalah langkah yang sangat praktis. Substansi dari nazarnya adalah
mengumpulkan sumber-sumber dan persediaan untuk membangun rumah itu.
Tujuan dari nazar selalu membangun rumah Tuhan. Untuk alasan ini,
membayar nazar adalah persembahan khusus yang membawa beban
pekerjaan.
Nabi Samuel adalah anak nazar. Alkitab mencatat bahwa Elkana pergi ke bait
setiap tahun setelah kelahiran Samuel. Dia meneguhkan nazar yang dibuat
Hana. Dengan melakukan itu, dia melibatkan diti dengan itu. Adalah penting
suami dan istri memiliki iman yang sama berkenaan dengan nazar dan
komitmen yang mereka ikat atas keluarga mereka untuk rumah Tuhan.
Seperti membayar perpuluhan, bagi praktek Perjanjian Lama adalah kesalahan
untuk menurunkan pembuatan nazar. Tidak diragukan bahwa rasul Paulus
membuat nazar dihadapan Tuhan. Alkitab mencatat bahwa ‘ia mencukur
rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar.’ Kis 18:18. Sekilas, ini
56
4. Korban keselamatan
kelihatan hal yang ganjil untuk dilakukan. Kita tidak tahu substansi dari
nazarnya, tapi dia menggunakan simbolis nazar orang Nazir untuk
menegaskan maksudnya. Seorang Nazir didedikasikan kepada Tuhan dan
pisau cukur tidak boleh menyentuh kepalanya sampai hari nazarnya. Ketika
nazarnya dibayar, kepalanya dicukur dan rambutnya dibakar. Ini, tentu saja,
tidak memberi arti nyata bagi rasul ini, selain dari simbol bahwa dia
membawa teman senegaranya. Dia telah membuat dengan jelas dan membayar
nazar.
Rasul Paulus adalah model dari kehidupan yang dibangun diatas persembahan
dan nazar. Dan dia mendorong semua gereja-gereja untuk melakukan yang
sama. Ketika dia melayani kepada gereja-gereja bangsa lain, dia menantang
mereka untuk menyendirikan hari pertama dari tiap minggu selama satu
tahun. Dia mendorong mereka untuk mengumpulkan persembahan khusus
bagi orang-orang kudus di Yerusalem. Ketika komitmen dari orang Korintus
menurun dia memohon mereka untuk memenuhi dan melengkapi hal yang
telah mereka tetapkan dalam hati mereka untuk dilakukan satu tahun
sebelumnya. Dia menyebut ini persembahan ‘pemberian yang telah kamu
janjikan sebelumnya’. Gereja Makedonia memberikan teladan mengenai hal
ini. Mereka meminta kemurahan untuk berpartisipasi dan kemudian memberi
sesuai dengan kemampuna mereka, dan bahkan melampaui kemampuan
komitmen mereka. 2 Kor 8:3-4.
Jika kita akan membangun rumah Tuhan, maka kita harus membuat nazar
dari pertambahan tuaian kebenaran kita. Membuat dan membayar nazarlah
yang penting. Dalam hal yang pertama, bukanlah kuantitas yang penting.
Mereka yang berkomitmen untuk mengumpulkan persembahan khusus
dengan nazar menjadi tersirat dengan ekonomi kerajaan. Ketika waktu,
sumber dan uang mereka diperkirakan dalam nazar, maka itu dapat dipercaya.
Ini adalah yang paling lanjut dari semua persembahan. Nazar dari
persembahan khusus menciptakan kepentingannya sendiri. Dengan cara ini,
orang yang membuat nazar menjadi pilar dalam bait Allah. Dan dia tidak akan
keluar lagi; dia tidak akan menarik diri.
57
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
Nazar kita adalah ketetapan iman untuk membawa pertambahan dengan
persembahan. Ada dua pernyataan yang memerintah nazar kita. Pertama, kita
tida kboleh bernazar terburu-buru. Dan kedua, kita harus membayar nazar
kita. Penghakiman yang jatuh atas Ananias dan Safira adalah penghakiman
nazar. Sebelum mereka membuat komitmen apapun berkenaan dengan
kepunyaan mereka, mereka bebas. Kegagalan mereka untuk membayar nazar
dan fakta bahwa mereka bersekongkol untuk melakukan itu, adalah dusta
kepada Roh Kudus. Adalah lebih baik tidak bernazar sama sekali, daripada
bernazar dan tidak membayar. Inilah yang dimaksudkan Yesus ketika Dia
berkata untuk membuat ‘ya’ adalah ‘ya’. Mat 5:37. Dan Paulus mengulangi
pertanyaan ini ketika dia berkata, ‘janji kami kepada kamu bukanlah serentak
"ya" dan "tidak"’. 2 Kor 1:18
Nazar dan sumpah
Kita harus berhati-hati untuk tidak menempatkan nazar kepada hal-hal yang
dari hukum yang telah lewat. Demikian juga, kita tidak boleh
membingungkan sumpah dengan nazar. Yesus mengatakan bahwa kita
seharusnya tidak bersumpah sama sekali. Mat 5:34. Dia mengalamatkan
praktek Yahudi akan bersumpah demi sesuatu dari luar. Secara umum, mereka
bersumpah demi surga, atau demi bumi, atau demi kepala mereka sendiri.
Sepanjang Alkitaab, sumpah dan nazar adalah hal yang sangat berbeda. Nazar
adalah melakukan level ketiga dari korban keselamatan. Sumpah, secara
esensial adalah sesuatu yang hanya Allah yang dapat sumpahkan. Bersumpah
maksudnya dengan mana perjanjian ditegakkan. Maz 105:9. Yes 45:23. Yer
22:5. Yer 49:13. Luk 1:73. Ibr 6:13.
Arti sebenarnya dari bersumpah adalah membuat sesuatu selesai; yaitu,
kepada ‘tujuh’ itu sendiri. Untuk mengerti ini sepenuhnya, kita perlu menjadi
familiar dengan konsep Ibrani disekeliling angka tujuh dan arti simbolis dari
selengkapnya, sepenuhnya, dan kesempurnaan. Angka tujuh sejauh ini adalah
angka yang terkemuka yang dituliskan dalam Alkitab. Seluruh Alkitab
ditemukan atas angka ini. Ada tujuh hari penciptaan, tujuh hari roti tidak
58
4. Korban keselamatan
beragi, tujuh percikan pada Hari Pendamaian, dan tujuh percikan untuk
membersihkan seorang kusta. Sunat dilakukan pada hari ketujuh setelah lahir.
Ini hanya sedikit referensi. Tujuh adalah angka dari sumpah Allah. Itu adalah
ekspresi penuh dari perjanjian-Nya. Dengan cara ini, Yesus berkata, ‘Janganlah
sekali-kali bersumpah’. Kita tidak dapat mengambil hak istimewa yang hanya
Allah sendiri dapat bersumpah. Mat 5:34.
Kita harusnya ‘jika ya, hendaklah kamu katakan: ya’ dan ‘jika tidak,
hendaklah kamu katakan: tidak’. Inilah arti dari nazar. Nazar adalah
komitmen, tapi tidak semua komitmen adalah nazar. ‘Ya’ dan ‘tidak’
menetapkan cakupan dari nazar kita. Tidak lebih dan tidak kurang dari yang
kita janjikan sebelumnya. Dengan cara ini, mereka yang membuat nazar dari
persembahan khusus mereka menjadi pilar dalam rumah, bait Allah.
Persembahan khusus dari nazar mereka membawa beban pekerjaan. Setelah
sebelumnya dijanjikan, itu adalah persembahan yang dapat diandalkan.
Titik puncak dari seluruh siklus persembahan adalah membayar nazar ketika
itu dinaikan sebagai persembahan khusus. Persembahan ini, dipersembahkan
sebagai nazar, adalah perkiraan dan komitmen ikut serta/terlibat. Nazar telah
dibuat sebelumnya di hadapan utusan. Berdasarkan pada rasul Paulus, ini
adalah ‘ucapan bibir’. Setelah diucapkan dihadapan utusan, itu adalah buah
dari tuaian dipersembahkan kepada Tuhan ketika penggenapan dari perkatan
yang keluar dari mulut kita, pada akhir dari musim awal. Nazar adalah benarbenar ‘yang pertama’ karena itu menggambarkan komitmen kita yang tidak
dapat dibatalkan untuk memberi korban keselamatan kepada Tuhan, tanpa
memandang tuaian yang akan datang.
Nasehat Yakobus
Rasul Yakobus menasehatkan kita dengan cara yang sama. Dia mengatakan,
‘janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu
yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu
katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman’. Yak 5:12. Dan lebih dari
59
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
ini, dia berkata bahwa nazar dipersembahkan dalam iman memulihkan yang
sakit. Kita akan melihat ini lebih lanjut sebentar lagi.
Kita harus ingat bahwa Yakobus adalah yang memimpin saudara-saudara
dalam gereja di Yerusalem. Dia sangat menyadari persembahan yang Paulus
dan Barnabas kumpulkan untuk gereja Yerusalem bertahun-tahun
sebelumnya. Yakobus adalah saudara yang meyokong pelayanan Paulus
kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Dia sepenuhnya mendukung pelayanan
Paulus dan nazar yang Paulus gerakkan diantara semua gereja-gereja bangsabangsa bukan Yahudi. Penyediaan ini akan menjawab doa yang dibawa
kehadapan Tuhan oleh semua orang percaya di Yerusalem di tengah
pencobaan dan penganiayaan mereka.
Pada waktu rasul Yakobus menuliskan suratnya, ada banyak yang tersebar
dari gereja Yerusalem. Kita tahu dengan beberapa kepastian bahwa mereka
telah tinggal di sepanjang privinsi Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia dan
Bitinia. Yakobus mengalamatkan suratnya kepada dua belas suku yang
tersebar. Dia mulai memperingatkan saudara-saudaranya untuk menganggap
sebagai sukacita ketika mereka menghadapi berbagai pencobaan. Dari situ, dia
dengan cepat bergerak untuk mengalamatkan kepada mereka yang makmur.
Dia mendorong mereka untuk memelihara etika persembahan, dengan
mengatakan bahwa Abraham bapa mereka dibenarkan oleh yang dia kerjakan
ketika dia mempersembahkan Ishak di atas mezbah. Iman bekerja dalam yang
dikerjakan Abraham oleh persembahannya. Yak 2:22.
Mungkin mereka yang tersebar bertambah dalam kemakmuran pada saat itu.
‘Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! (Kamu pezinah – terjemahan
Inggris)’, dia katakan, ‘Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan
dunia adalah permusuhan dengan Allah?’, Yak 4:4. Cukup jelas bahwa
perbantahan dan konflik terjadi, dan sekalipun doa mereka terhalang karena
mereka telah berhenti dari beban permohonan. Mereka berdoa dengan motif
yang salah. Pertambahan mereka tidak lagi sumber dari nazar mereka karena
mereka menghabiskannnya untuk kesenangan mereka.
60
4. Korban keselamatan
Dalam pasal terakhirnya, Yakobus menceritakan kembali perkataan Yesus dan
Ucapan Bahagia. Bagaimanapun juga, dia berbicara seolah-olah firman telah
tergenapi secara profetik. ‘pakaianmu telah dimakan ngengat … emas dan
perakmu sudah berkarat … kamu telah mengumpulkan harta.’ Yak 5:3. Orangorang percaya ini, yang telah mencapai kemuliaan iman seperti itu ketika
mereka tersebar dari Yerusalem, telah menjadi ‘gemuk’ dalam hati mereka.
Kehidupan mereka telah turun kepada kemewahan di bumi dan kesenangan
yang ceroboh. Mereka menahan upah dan seruan mereka yang melakukan
penuaian telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam. Akibatnya, banyak dari
mereka menjadi sakit dan lemah.
Jika seseorang kedapatan melakukan pelanggaran
Sesuai dengan Musa, siapapun yang mengambil bagian dalam korban
keselamatan sementara mereka tidak tahir, mereka akan dilenyapkan dari
bangsanya. Im 7:20. Mereka memerlukan korban penebus salah. Paulus
menunjuk kepada ini ketika dia berkata, ‘kalaupun seorang kedapatan
melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin
orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut’. Gal 6:1. Yakobus
berbicara yang sama, ‘Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang
menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik,
ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya
yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi
banyak dosa’. Yak 5:19. Korban penebus salah mungkin adalah ekspresi yang
paling gamblang dari kasih Allah dalam Kristus. Kita harus berpartisipasi
dalam persembahan ini dengan memperoleh kembali dan memulihkan mereka
yang menyimpang dari kebenaran. Ketika kita berdoa, ‘Ampunilah kesalahn
kami,’ kita memohonkan kemurahan yang disediakan korban penebus salah.
Rasul Petrus mengatakan, ‘Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh
seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa’. 1 Pet 4:8.
Yohanes dengan pasti memproklamirkan, ‘Jika kita mengaku dosa kita, maka
Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
61
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
menyucikan kita dari segala kejahatan’. 1 Yoh 1:9. Jika kita mencari untuk
dibersihkan dari ketidakbenaran, kita perlu diurapi dengan minyak. Yakobus
katakan bahwa barangsiapa yang sakit harus memanggil penatua supaya
mereka dapat berdoa untuknya dan mengurapinya dengan minyak dalam
nama Tuhan.
Kita diingatkan bahwa, pada hari pentahiran kusta, minyak dipercikkan tujuh
kali dihadapan Tuhan. Itu kemudian dibubuhkan diatas darah korban
penebus salah ke cuping telinga kanan dari orang yang akan ditahirkan dan
pada ibu jari tangan kanan dan pada ibu jari kaki kanannya. Akhirnya
dibubuhkan pada kepala orang itu. Im 14:14-18. Dalam banyak situasi, Tuhan
mau menyembuhkan kusta diantara kita. Kusta adalah simbol dari kehidupan
yang terkorupsi. Jika tidak ditahirkan, maka hasilnya bagi orang kusta adalah
rumahnya akan dirobohkan. Daud berkata, ‘Selama aku berdiam diri (Ketika
aku berdiam mengenai dosaku – terjemahan Inggris), tulang-tulangku menjadi
lesu karena aku mengeluh sepanjang hari’. Maz 32:3. Pengakuanlah yang
mengaktifkan korban penebus salah. Dengan cara ini, para penatua
meletakkan tangan atas yang sakit dan mengurapi mereka dalam nama Tuhan.
Minyak yang sama digunakan untuk mengurapi para imam; pilar dalam bait
Allah. Yakub mencurahkan diatas tugu/pillar yang dia dirikan di Bethel. Maka
dari itu, dia membuat nazar. Beberapa waktu kemudian Yakub kembali ke
Bethel, mencurahkan korban curahan, dan sekali lagi mencurahkan minyak ke
atas tugu/pillar. Dalam penggenapan iman Yakub, minyak urapan dicurahkan
diatas kepala Harun untuk mengurapi dia. Itu karena minyak inilah dia diberi
tanggung jawab untuk tidak keluar dari hadirat Tuhan. Dia mempunyai
minyak urapan yang kudus atasnya. Harun dan anak-anak-Nya menjadi tiangtiang/pillar yang diurapi dalam rumah Tuhan. Kita tahu bahwa para penatua
dan diaken dalam gereja adalah tiang/pillar. Sesungguhnya, semua kita adalah
untuk menjadi tiang/pillar dalam bait Allah dan tidak keluar lagi dari situ.
Yohanes telah mendorong kita bahwa kita mempunyai pengurapan dari Yang
Kudus. Ini adalah minyak yang mentahirkan orang kusta, minyak yang
62
4. Korban keselamatan
mengurapi imam, dan minyak yang dicampur dengan bagian ingat-ingatan
dari buah sulung.
Bagaimanapun juga, penggunaan minyak dalam korban keselamatan tidak
dapat lari dari perhatian kita. Keduanya, roti beragi dan tidak beragi dari
korban keselamatan dicampur dengan minyak. Itu adalah simbol dari sukacita
Tuhan dalam mencurahkan Roh Kudus atas kita. Setiap nazar yang dibuat,
harus diurapi dengan minyak dan diakui oleh Roh Kudus. Yang lelah, lemah
dan sakit dipulihkan ketika mereka diurapi dengan Roh Kudus untuk
membayar nazar mereka. Sesungguhnya, nazar dipersembahkan dalam iman
memulihkan yang sakit.
Nazar dipersembahkan dalam iman
Dalam pasal lima dari suratnya, Yakobus menunjuk kepada perkataan Yesus
berkenaan dengan pertambahan harta dan kutuk yang jatuh atas mereka yang
mencari mengumpulkan untuk kemewahan mereka sendiri dan kesenangan.
Dalam pasal yang sama, dia menuliskan kesabaran petani ketika dia
menunggu hujan awal dan hujan akhir. Ingat bahwa hujan adalah berkat dari
kasih karunia yang turun atas kita ketika kita membuktikan Tuhan dalam
perpuluhan dan persembahan khusus. Kemudian Yakobus meletakkan
pernyataan yang menarik. Ketika penatua mengurapi seseorang dengan
minyak, maka nazar yang dipersembahkan dalam iman akan membebaskan
dan melindungi yang lemah. Versi Inggris kita menerjemahkan kata ini sebagai
‘doa’. Pada setiap peristiwa lain dalam Perjanjian Baru, itu diterjemahkan
sebagai ‘nazar’. Adalah nazar yang dipersembahkan dalam iman yang
memulihkan orang yang menjadi lemah, lelah dan sakit.
Kita diingatkan akan Daud yang memberi kesaksian berkenaan dengan ini
dari krisisnya sendiri. Dalam salah satu mazmurnya, dia berbicara mengenai
dililit oleh tali-tali maut. Kegentaran dunia orang mati (Sheol – terjemahan
Inggris) menimpanya dan dia mengalami kesesakan dan kedukaan. Krisis
khusus Daud ditunjuk dalam mazmur ini adalah jelas, tapi kami berpendapat
dia diperingatkan oleh kemungkinan tidak dapat membayar nazarnya. Kita
63
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
tahu bahwa Daud bernazar kepada Tuhan dengan berkata, ‘Sesungguhnya aku
tidak akan masuk ke dalam kemah kediamanku, tidak akan berbaring di
ranjang petiduranku. Sesungguhnya aku tidak akan membiarkan mataku tidur
atau membiarkan kelopak mataku terlelap, sampai aku mendapat tempat
untuk TUHAN, kediaman untuk Yang Mahakuat dari Yakub.’ Maz 132:2-5. Ini
adalah bukti bahwa Daud mengkomitkan dirinya untuk tidak beristirahat
sampai nazar ini terbayar/terpenuhi.
Kita tahu Daud bersandar kepada seluruh bangsa untuk mengumpulkan
persembahan bagi rumah Tuhan. Mungkin beberapa orang telah membuat
komitmen dan kemudian tidak memenuhinya. Mungkin ‘ya’ mereka menjadi
‘tidak’. Dalam kegelisahannya, Daud berkata, ‘Semua manusia pembohong’.
Dia ditakutkan dengan fakta bahwa orang-orang tidak memenuhi komitmen
mereka. Dan lebih dari ini, dia bersandar kepada komitmen mereka untuk
membayar nazarnya. Bagaimana dia dapat memberikan kepada Tuhan
persembahan yang diminta jika orang-orang tidak bersatu dengan dia?
Mungkin ini adalah latar belakang permohonannya kepada Tuhan. Apa yang
kita tahu adalah Daud sakit dan menjadi lelah dalam jiwanya, tapi dia
mengkomitkan kembali dirinya kepada membayar nazarnya. Nazar yang
dipersembahkan dalam iman-lah yang akan memulihkan yang sakit.
Daud bersukacita bahwa Tuhan memelihara orang-orang sederhana. Dia
mengingatkan dirinya sendiri, ‘Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN
telah berbuat baik kepadamu.’ Daud mengkomitkan dirinya kembali kepada
nazarnya dan Tuhan meluputkan jiwanya dari maut, matanya dari pada air
mata, dan kakinya dari tersandung, Dengan tegas dia memproklamirkan, ‘Aku
akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN
akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya’ Maz
116:13,14. Sesuai dengan itu, dia membayar nazarnya. Dia mengumpulkan
persembahan khususnya untuk rumah Tuhan dari sumber-sumber pribadinya,
perbendaharaan raja, dan para pemimpim pasuka seribu dan pasukan seratus
bersama dengan semua orang mengikuti dengan kerelaan.
64
4. Korban keselamatan
Pertimbangan praktek
Bagi mayoritas orang yang membaca buku ini, level/tingkat kedua dari korban
keselamatan akan menjadi hal yang paling penting untuk dialamatkan.
Dengan cara ini, kita seperti korban unjukan, mendedikasikan diri kita sendiri
kepada pekerjaan dan pelayanan di rumah Tuhan. Kita menguji dan
membuktikan diri kita sendiri; sekalipun dalam privasi pemikiran kita sendiri,
meditasi dan doa. Kita harus memberikan pertimbangan mengenai nazar
sebelum kita mengucapkan dan memperdengarkan kepada utusan. Kita tidak
boleh berdosa dalam ucapan kita, dan berkata dihadapan utusan bahwa itu
suatu kesalahan. Mengapa Allah menjadi marah dengan ucapan kita dan
menghancurkan pekerjaan tangan kita?
Orang bijak berkata, ‘Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah
Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada
mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh …
janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas
mengeluarkan perkataan di hadapan Allah’. Pengkh 5:1-2. Dalam banyak
bermimpi dan banyak bicara ada kekosongan. Lebih baik tidak bernazar
daripada bernazar tapi tidak membayar. Namun, kami mendorong untuk
membuat nazar yang dipertimbangkan baik-baik dan membayarnya. Setelah
menegosiasikan level/tingkat kedua dari korban syukur, kita siap untuk
mendiskusikan dengan utusan tempat dan pekerjaan kita dalam ekonomi
persembahan. Apa tambahan pekerjaan kita? Ini disamakan dengan
menetapkan cakupan nazar kita.
Adalah penting untuk menetapkan maksud kita ketika kita membuat nazar.
Apakah nazar dari waktu, sumber atau uang kita? Berapa kuantitas dan nilai
yang kita nazarkan? Jika kita akan menjadi orang-orang yang memberikan
persembahan khusus dan nazar, maka kita tidak boleh memisahkan bisnis
kita dari diri kita sendiri. Adalah sesuatu yang kritis kita tidak memposisikan
65
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
diri kita sendiri sebagai pekerja PAYG (Pay As You Go)2 dalam bisnis kita,
seolah-olah itu sesuatu yang sungguh berbeda dari kita. Ini adalah legitimasi
untuk tujuan perpajakan tapi itu bukan demikian untuk perpuluhan,
persembahan khusus dan nazar. Pernyataan/Rekening Laba Rugi
mengindikasikan pertambahan kita dan, karena itu, kewajiban kita. Kita
harus menghormati Tuhan dengan ‘yang pertama’. Kita tidak boleh
‘meminimalkan perpuluhan’.
Untuk orang bisnis dan seperti pegawai, siklus gaji satu-bulan adalah sama.
Jalan lain, siklus Laba Rugi tiga-bulan, bersama dengan pembayaran Pajak
Barang dan Jasa, adalah sama. Kalau tidak, tahun pembukuan memerintah
yang bekerja dan kembali kepada kita semua. Rasul Paulus mendorong gereja
Korintus untuk menyendirikan mingguan selama satu tahun. Siapa saja dari
tambahan ini dapat menetapkan lamanya nazar. Ini bukan mengatakan bahwa
kerangka waktu yang lain tidak berlangsung.
Yang paling penting adalah pertimbangan yang tepat dari nazar. Itu tidak
boleh berdasarkan pada banyak mimpi dan banyak bicara. Demikian juga, kita
tidak boleh membuat nazar dengan maksud untuk mendapatkan dari situ.
Seperti yang orang bijak katakan, ‘Siapa mencintai uang tidak akan puas
dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan
penghasilannya.’. Pengkh 5:10. Maksud dari nazar bukanlah untuk
pertambahan kekayaan dan kedudukan kita sendiri. Tujuan tunggal dari nazar
adalah generasi dan penyediaan dari sumber-sumber untuk persembahan
supaya ada kelimpahan dalam rumah Tuhan.
Tuhan telah memberikan kepada masing-masing kita pekerjaan. Beberapa dari
kita telah diberikan otoritas dan yang lain dipanggil untuk berjaga-jaga, tapi
2
Sistem yang digunakan ketika seseorang bekerja sendiri dan membayar gaji mereka setelah mereka
(bisnisnya) telah membayar semua biaya-biaya. Jadi itu bukan refleksi yang benar dari berapa
sebenarnya yang mereka dapatkan dalam bisnis karena semua biaya-biaya tidak dimasukkan. Tapi itu
adalah sisten yang digunakan untuk membayar pajak karena itu dibayarkan pada jumlah setelah
membuat semua biaya-biaya diselesaikan.
66
4. Korban keselamatan
masing-masing ada pekerjaan. Siapapun dan apapun kita, kita harus mencari
dahulu/pertama kerajaan Allah. Jika ini bukan perhatian kita, maka kerajaan
Allah akan diambil dari kita dan diberikan kepada orang-orang yang
menghasilkan buah dari itu. Perumpamaan itu cukup jelas. Tuan telah pergi ke
negeri yang jauh untuk menerima kerajaan. Kitalah kerajaan itu. Dalam
berbagai musim, Dia mengunjungi kita untuk melihat apakah kita
menghasilkan buah kerajaan-Nya. Sesuai dengan itu Yesus berkata, ‘sekarang
juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup
yang kekal’. Yoh 4:36. ‘Buah’ adalah kata yang sangat luas dan meliputi
banyak, menggambarkan pertambahan dan pelipatgandaan dari pekerjaan
kita. Haruslah menjadi sasaran kita untuk menghasilkan tiga puluh, enam
puluh dan seratus kali lipat.
67
BAB 5
Persembahan Khusus
(Persembahan yang diangkat –
terjemahan Inggris)
Seseorang yang mengumpulkan persembahan khusus membuat komitmen
untuk bersatu dan membawa beban untuk pertambahan. Mereka menjadi
‘pembawa-beban’ yang aktif dalam ekonomi persembahan. Administrasi
tubuh bergantung kepada mereka. Mereka yang memberikan persembahan
khusus membawa pertanggungjawaban beban dan pekerjaan mereka. Secara
simbolis mereka mengkomitkan bagian ‘paha kanan’ dan ‘bahu kanan’. Mereka
adalahpilar dalam bait. Kita adalah rumah Allah. Dan rumah ini bertumbuh
5. Persembahan khusus
kedalam bait suci dalam Tuhan. Kita mempersembahkan korban rohani dan
dengan melakukan itu dibangun bersama sebagai tempat kediaman Roh.
Untuk membangun tabernakel zaman dulu di padang gurun, orang-orang
mengumpulkan persembahan khusus dari sumber-sumber yang diperoleh dari
orang Mesir. Sama dengan kita, ada bermacam cara dimana penyediaan datang
kepada kita yang tidak membutuhkan keterlibatan kita secara langsung.
Namun, seperti Israel zaman dulu, ketika kita masuk dan menduduki tanah
perjanjian, bentuk dari persembahan khusus kita benar-benar berubah. Tuhan
meminta kita untuk ‘menabur dan menuai’ dan kemudian membawa ‘korban
keselamatan’.
Persembahan khusus kita adalah buah dari kerja keras kita di ladang.
‘Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai?
(Jangan katakana ada empat bulan lagi sampai musim menuai – terjemahan
Inggris).’ Yoh 4:35,36. Sekarang juga mereka yang bekerja keras menerima
upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal. ‘Benih untuk
menabur’ kita dan ‘kapasitas untuk pertambahan’ datang dari Tuhan yang
memperhatikan ladang kita. Kita adalah ladang Allah. ‘Ia yang menyediakan
benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan
benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah
kebenaranmu’ 2 Kor 9:10. Persembahan khusus adalah oleh mana benih kita
atau sumber-sumber dasar kita berlipatganda. Jika kita menabur sedikit
(dengan hemat – terjemahan Inggris) kita akan menuai sedikit (dengan hemat
– terjemahan Inggris), tapi jika kita menabur banyak (berlimpah – terjemahan
Inggris) kita akan menuai banyak (berlimpah – terjemahan Inggris). 2 Kor 9:6.
Yang pertama dan yang terakhir
Sementara kita menuai di ladang kita, adalah penting kita meninggalkan
untuk orang miskin. Im 19:9-10. Ini adalah ibadah (agama – terjemahan
Inggris) yang murni dan tak bercacat. Yak 1:27. Kemudian kita harus
membawa buah sulung untuk menguduskan seluruh tuaian, dan meminta
kepada Tuhan untuk ‘mengingat’ semua usaha keras kita. Sesudah seluruh
69
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
tuaian telah dituai, perpuluhan dapat dikalkulasikan dan dibayar sebagai
bagian yang kudus. Dan akhirnya, dalam roh syukur, korban keselamatan
dapat dibawa dan dipersembahkan kepada Tuhan.
Mari kita katakan lagi, korban keselamatan adalah persembahan tuaian. Dan
pada level yang paling lanjut mereka adalah substansi dari nazar; ucapan bibir.
Mereka dipersembahkan dalam syukur kepada Allah dalam raya syukur untuk
tuaian dan dalam iman untuk musim yang akan datang. Dengan cara ini,
persembahan yang terakhir adalah awal dari musim baru. Yang terakhir
menjadi yang pertama.
Dari setiap korban keselamatan satu bagian diambil dan dipersembahkan
sebagai ‘persembahan khusus’. ‘Dada’ digunakan sebagai ‘persembahan
unjukan’ menandakan kesetiaan/ketaatan dan dedikasi dari pemberi
persembahan. Paha kanan dan pundak kanan dipersembahkan sebagai
‘persembahan khusus’ menggambarkan hati dari pemberi persembahan
membawa beban rumah Tuhan. Kel 29:27-28. Dengan mengangkat
persembahan khusus, orang-orang membuat komitmen untuk terus menerus
dalam proses menabur dan menuai untuk menghasilkan pertambahan dalam
kerajaan. Iman ini memberikan substansi ketika pemberi persembahan
membuat nazar dengan murah hati dan mata yang baik, dan dengan
melakukan itu, memulaikan awal dari tuaian baru.
Pada Israel zaman dulu
Ketika Musa memanggil untuk persembahan khusus bagi pendirian
tabernakel, orang-orang meresponi dengan kerelaan, ‘Sesudah itu datanglah
setiap orang yang tergerak hatinya, setiap orang yang terdorong jiwanya,
membawa persembahan khusus kepada TUHAN untuk pekerjaan melengkapi
Kemah Pertemuan dan untuk segala ibadah di dalamnya dan untuk pakaian
kudus itu’ Kel 35:21. Mereka mempunyai ‘lebih dari cukup’ untuk
menyelesaikan pekerjaan yang Tuhan suruhkan kepada mereka.
70
5. Persembahan khusus
Persembahan khusus adalah persembahan ‘sukarela’. Seperti persembahan
sukarela yang lain, itu diberikan dengan ‘hati yang berkemauan’. Setelah Raja
Daud bernazar untuk rumah Tuhan, dia mulai mengumpulkan keperluan
persembahan untuk pekerjaan monumental seperti itu. Pertama dari
kekayaannya sendiri, kemudian dari perbendaharaan raja, dia membuat
persembahan. Kemudian pemimpin seribu dan semua umat mengikuti dengan
berkemauan. Daud bersukacita bahwa orang-orang memberi dengan
berlimpah dan melampaui ukuran yang diperlukan. ‘Sebab siapakah aku ini
dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan
sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tanganMu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.’ 1 Taw 29:9-17.
Selama pemerintahan Raja Hizkia di Yehuda, bait, keimamatan dan
persembahan semua dipulihkan. Orang-orang sangat berlimpah dalam
perpuluhan, buah sulung, dan persembahan khusus yang benar-benar
‘bertimbun-timbun’ . 2 Taw 31:4-7. Imam besar pada hari pemeriksaan, ‘Sejak
persembahan khusus mulai dibawa ke rumah TUHAN, kami telah makan
sekenyang-kenyangnya, namun sisanya masih banyak. Sebab TUHAN telah
memberkati umat-Nya, sehingga tinggal sisa yang banyak ini’. 2 Taw 31:10.
Pada gereja mula-mula
Pada awal gereja Perjanjian Baru, kita melihat laki-laki dan perempuan
mengambil langkah iman untuk menjual kepunyaan mereka dan
meletakkannya di kaki para rasul. ‘Kaki para rasul’ mewakili mezbah. Mezbah
adalah tempat persembahan, kaki Allah sendiri. Kita membaca mengenai
Kristus bahwa ‘Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam
perapian’. Wah 1:15. Ini menyamakan kaki Kristus dengan mezbah tembaga
pada tabernakel Musa. Ketika orang-orang meletakkan persembahan mereka
di kakai para rasul, mereka meletakkan itu di kaki Kristus sendiri. Tapi,
dipercayakan kepada para rasul untuk mengurus dan mendistribusikan
persembahan khusus. Mereka membawa pertanggungjawaban sumber-
71
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
sumber dari tubuh Kristus, dengan demikian menegakkan administrasi yang
akan membuat pertambahan dari itu sendiri melalui persembahan.
Satu generasi berikut, Paulus membawa beban untuk mengurus sumbersumber dari tubuh sebagai ‘administrasi apostolik’. Prakarsa pertama yang
dicatat diambil oleh rasul Paulus adalah mengumpulkan persembahan dari
gereja di Antiokhia untuk orang-orang kudus di Yerusalem. Adalah kerinduan
tetap dari Paulus untuk dibuatnya persembahan dalam persekutuan dari
semua gereja-gereja. Beberapa tahun kemudian, Paulus juga mengkomitkan
dirinya untuk mengumpulkan persembahan selama periode sekitar satutahun,
juga untuk gereja-gereja di Yerusalem. Dia menyamakan dirinya dengan imam
yang membawa persembahannya dari bangsa-bangsa lain. Dan dia dicurahkan
atas korban dan ibadah iman mereka. Fil 2:17.
Pekerjaannya adalah melayani sebagai iman injil Allah, supaya
persembahannya dari bangsa-bangsa lain dapat menjadi berkenan, dikuduskan
oleh Roh Kudus. Rom 15:16. Dia menetapkan hanya injil persembahan yang
dapat memberikan pelipatgandaan. Untuk beberapa alasan, ini telah menjadi
batu sandungan bagi orang Korintus. Mereka membuat komitmen yang luas
kepada Paulus berkenaan dengan persembahan mereka. Gereja Korintus
adalah jemaat yang makmur, dan mereka tidak kekurangan dalam karunia
rohani apapun. Tapi, mereka tidak belajar rahasia persembahan seperti di
Makedonia. Fil 4:12.
Setelah dia meninggalkan wilayah Makedonia, Paulus menulis untuk
mempercayakan mereka karena tidak ada gereja lain yang berbagi dengan dia
dalam hal (perkataan) hutang dan piutang (memberi dan menerima –
terejemahan Inggris). Fil 4:15. Mereka mengirimkan pemberian pada beberapa
peristiwa untuk menyediakan kebutuhan dan mereka terus menopang dia.
Iman jenis apa yang memampukan mereka melakukan ini? Itu adalah iman
persembahan khusus. Mereka bekerja keras dengan tangan mereka sendiri
untuk mengumpulkan persembahan ini. Mereka dengan kerinduan yang besar
berpartisipasi dalam administrasi rasuli. Dengan cara ini, firman bertumbuh
dan berlipatganda. Ada musim-musim damai dan musim-musim terpencar72
5. Persembahan khusus
pencar. Tersebar dan tertabur. entah oleh pembajakan atau dengan damai,
kerajaan
menghasilkan
pertambahannya
sendiri.
Orang-orang
mempersembahkan dengan berkemauan.
Beban untuk pertambahan
Sama seperti setiap generasi sepanjang sejarah, mengumpulkan persembahan
khusus akan memberikan ‘persediaan yang berlimpah’. Itu akan melampaui
kebutuhan yang ada karena itu setaraf dengan kebutuhan yang akan datang.
Persembahan khusus adalah persediaan untuk pertambahan. Persembahan
unjukan menandakan dedikasi dari personil. Tapi persembahan khusus
membawa beban dari personil dan infrastruktur setaraf dengan musim yang
akan datang dari kita dalam tubuh Kristus.
Banyak dari kita membawa beban untuk melihat tubuh Kristus dipulihkan
dan bertambah menjadi kumpulan banyak yang tak terhitung. Bagaimana injil
diproklamirkan keluar wilayah? Bagaimana orang-orang dilatih untuk tugas
seperti itu? Bagaimana kita membiayai infrastruktur yang lebih besar dari
kebutuhan sekarang? Bagaimana kita mempersiapkan sejumlah besar orang
yang akan datang kepada Kristus di hari-hari yang akan datang? Bagaimana
kita memastikan mereka akan diperhatikan dan menemukan tempat mereka?
Ketika kita melihat pada pernyataan gereja saat ini, kita melihat banyak
pekerjaan untuk dilakukan. Ini dapat menjadi cukup besar sekali. Bagaimana
kita dapat pergi dimana Tuhan memanggil kita dari dimana kita berada?
Pengertian yang seksama dari persembahan khusus menjawab pertanyaanpertanyaan ini. Ini menunjukkan kita jalan untuk kedepan. Itu adalah sumbersumber dan penyediaan bagi personil, latihan dan infrastruktur supaya para
diaken berlimpah dalam pekerjaan itu. Dengan cara ini, tidak ada akhir dari
pertambahan dalam kerajaan.
73
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
Ujilah aku dalam perpuluhan dan persembahan khusus
Kita membaca dalam kitab Maleakhi, ‘Bolehkah manusia menipu (merampok
– terjemahan Inggris) Allah? Namun kamu menipu (merampok – terjemahan
Inggris) Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu
(merampok – terjemahan Inggris) Engkau?" Mengenai persembahan
persepuluhan dan persembahan khusus!’. Mal 3:8. Keduanya persepuluhan
dan persembahan khusus adalah bagian yang kudus untuk pekerjaan
pelayanan. Tapi, ada beberapa perbedaan antara keduanya. Perpuluhan
ditegakkan ketika Melkizedek bertemu dengan Abraham, sekalipun anakanak Israel hanya mulai membayar perpuluhan setelah mendapatkan
pekerjaan dan ladang untuk menuai. Perpuluhan adalah sepersepuluh dari
pertambahan. Karena itu, itu tidak dapat dikalkulasikan sampai sepenuhnya,
seluruh tuaian dituai. Karena itu, perintahnya; bawalah seluruh persembahan
persepuluhan. Perkiraan atas bersih semua dan jumlah kasar/bruto
menghilangkan inti dari persepuluhan. Kita harus membawa perpuluhan dari
semua pertambahan kita. Semua pertambahan kita datang dari Tuhan dan
segala yang kita hasilkan adalah milik-Nya. Perpuluhan adalah sepersepuluh
sebagai pengganti dari seluruhnya. Itu adalah bagian yang kudus, dan dengan
demikian, itu tidak pernah menjadi milik kita. Dengan keadaan mendesak kita
‘pindahkan persembahan kudus itu dari rumahku’. Ul 26:13.
Perpuluhan sesungguhnya setaraf dengan keperluaan saat itu dari tubuh
Kristus. Ini adalah pernyataan akan ‘apa sekarang’. Pada kontrasnya,
persembahan khusus selalu lebih besar dari kebutuhan saat itu, memberikan
kapasitas untuk menghasilkan pertambahan. Itu adalah pernyataan ‘apa yang
akan datang’. Persembahan khusus mempunyai kapasitas untuk menyokong
pekerjaan pelayanan pada level lebih tinggi dari kebutuhan saat itu, dank
arena itu, membuat pertumbuhan. Persembahan khusus adalah bagian dari
korban keselamatan. Tapi, ketika kita diidentifikasi, itulah permulaan dari
musim berikut. Itu menegakkan pekerjaan pelayanan sebagai platform bagi
tuaian masa depan. Dalam arti, menyediakan ‘benih untuk menabur’.
74
5. Persembahan khusus
Kita merampok Allah jika kita tidak membawa persembahan khusus. Kita
merampok-Nya dari sumber-sumber yang perlu untuk menegakkan ekonomi
dan administrasi yang sesuai untuk kegenapan waktu. Inilah arti satu-satunya
oleh mana tubuh Kristus bertambah dan berlipatganda. Tuhan-lah yang
memerlukan rumah. Tapi, orang-orang-lah yang membangun didalamnya
persekutuan persembahan. Jika kita merampok Allah dari perpuluhan dan
persembahan khusus maka kita akan dikutuk. ‘Kamu telah kena kutuk, tetapi
kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!’ Mal 3:9. Pertama, kutuk
adalah ketiadaan berkat. Dia tidak lagi membuka jendela surga untuk
mencurahkan berkat ke ladang persembahan kita. Dan Dia tidak lagi
menghalau pelahap dan kita dihancurkan oleh hal-hal yang tidak dapat kita
kontrol. Kita ditinggalkan melarat, hidup dibawah matahari, dan diperintah
oleh elemen waktu dan kesempatan. Tuhan tidak lagi ‘beserta kita’.
Setelah tersesat, kita dipulihkan oleh memperhatikan suara Tuhan dan
kembali kepada-Nya. ‘Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali
kepadamu, firman TUHAN semesta alam’ Mal 3:7. Kebutuhan akan pemulihan
dalam gereja saat ini jelas terbukti, dan banyak orang memiliki hati untuk
pemulihan seperti ini. Pertanyaannya adalah bagaimana kita dipulihkan?
Maleakhi berpikir bahwa pemulihan ditemukan dalam ‘persembahan’ dan
secara spesifik ‘persembahan khusus’. Ditegakkannya kembali persembahan
khusus pada zaman raja Hizkia-lah yang menjadi tiang penyokong proses
pemulihan saat itu, ‘Kemudian Hizkia menyuruh menyediakan bilik-bilik di
rumah TUHAN dan mereka menyediakannya. Dan dengan setia mereka
membawa segala persembahan khusus, persembahan persepuluhan dan
persembahan-persembahan kudus itu ke sana.’ 2 Taw 31:11-12.
Pekerjaan dari persembahan khusus
Mari kita melihat lebih dekat sekarang pada pekerjaan dari persembahan
khusus. Sebelum kita melakukannya, adalah penting untuk memperhatikan
bahwa Alkitab versi paling modern tidak menerjemahkan kata ini dengan
akurat. Ini dalam kata Ibrani trumah yang seharusnya diterjemahkan
75
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
‘persembahan khusus’. The New King James version hanya menggunakan kata
umum ‘persembahan’. Ini artinya semua perbedaan yang penting antara
bermacam persembahan tidak jelas. The New American Standard Bible
menggunakan kata ‘kontribusi’ daripada persembahan khusus.
Persembahan khusus (persembahan yang diangkat – terjemahan Inggris)
adalah ‘diangkat’ atau ‘ditinggikan’ dihadapan Tuhan. Seperti persembahan
unjukan, itu secara simbolis adalah bertemu dengan yang turun dari surga.
Dalam arti yang lebih luas, disaat kita diidentifikasi lebih awal, adalah
pekerjaan dari persembahan khusus untuk menegakkan permulaan. Artinya
adalah dari mana ‘sesuatu’ diciptakan dari ‘tidak ada’. Bagi orang Israel, itu
adalah perbedaan antara lantai padang pasir dan fungsional tabernakel dab
tempat pertemuan. Dengan menegakkan permulaan, persembahan khusus
juga adalah fondasi untuk menghasilkan pertambahan. Masing-masing
permulaan baru adalah ‘pertambahan’ itu sendiri. Tapi, persembahan khusus
melakukan lebih dari itu. Dia menegakkan kapasitas, dalam arti personil,
infrastruktur dan sumber-sumber, untuk menghasilkan pertambahan. Setiap
administrasi dalam Alkitab ditegakkan oleh persembahan khusus.
Pertumbuhan pada gereja mula-mula didasari oleh fakta bahwa ‘semua orang
yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil
penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul’.
Kis 4:34-35.
Setelah Israel menanggung 400 tahun dalam perbudakan di tanah Mesir,
Tuhan mengutus Musa untuk memerintahkan Firaun, ‘Israel ialah anak-Ku,
anak-Ku yang sulung … Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah
kepada-Ku’. Kel 4:22. Tapi, setelah mereka dibebaskan dan berjalan di padang
gurun, mereka tidak secara otomatis mempunyai konteks dimana mereka
Tuhan dan mempraktekkan melayani Dia. Maka mereka membangun
tabernakel dengan sumber-sumber yang disediakn oleh ‘persembahan khusus’
yang pertama dalam Alkitab. Pada zaman Musa, persembahan khusus
pertama-tama disediakan untuk tabernakel dan kemudian untuk peneguhan
para imam dalam jabatan mereka. Mereka diperlengkapi dan berpakaian
76
5. Persembahan khusus
sesuai dengan itu. Itu juga menyediakan untuk pemeliharaan yang terus
menerus dan pekerjaan dari tabernakel dalam dalam syikal kudus. Ketika ini
dibentuk pada generasi berikut, itu diketahui sebagai bea (pajak bait –
terjemahan Inggris).
Itu diturunkan sampai pada zaman kita. Gereja, tubuh, tidak menyediakan
topangannya sendiri dan pertambahan tanpa mengumpulkan persembahan
khusus. Persembahan khusus menegakkan personil dalam pelayanan,
infrastruktur untuk pelayanan, dan kemudian menyediakan untuk
pelipatgandaan yang terus menerus dan pertambahan pekerjaan pelayanan.
Untuk tubuh Kristus bertumbuh dan berlipatganda, maka sumber-sumber
firman perlu pada level yang besar. Gedung harus dibangun. Utusan perlu
melakukan perjalan, pengajaran dan memberitakan firman. Perpuluhan dan
perpuluhan dari perpuluhan tidak akan cukup untuk memfasilitasi keperluan
perluasan. Persembahan khusus menjembatani jurang pemisah antara dimana
kita berada dan dimana Tuhan memanggil kita untuk berada.
Ekonomi pertambahan
Persembahan khusus membawa kita dari ‘tidak ada kepada sesuatu’. Seperti
Israel di Mesir, kita tidak mempunyai kapasitas untuk bertambah ssampai
Tuhan membawa kita kedalam ‘ladang-Nya’. Kemudian persembahan khusus
melipatgandakan kita dari ‘sesuatu kepada sesuatu’; satu tingkat ke tingkat
yang lain. Satu menabur dan yang lain menyiram, tapi Allah yang memberikan
pertambahan. Ketika orang Israel keluar dari Mesir, mereka tidak mempunyai
apa-apa dari mereka sendiri dan tidak mempunyai kapasitas untuk
menghasilkan pertambahan. Dalam situasi ini, persembahan khusus
menciptakan ‘sesuatu dari tidak ada’. ‘Orang Israel melakukan juga seperti
kata Musa; mereka meminta dari orang Mesir barang-barang emas dan perak
serta kain-kain. Dan TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap
bangsa itu, sehingga memenuhi permintaan mereka.’ Kel 12:35,36. Mereka
tidak secara militer mendapatkan barang-barang ini. Tuhan memberikan
mereka kemurahan di mata orang Mesir. Sama dengan itu, pada awal
77
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
pemulihan setelah pembuangan di Babel, ‘TUHAN menggerakkan hati Koresh,
raja Persia’. Ezr 1:1. Sekali lagi, Tuhan memberikan umat-Nya kemurahan
dimata orang Persia yang mengontrol sumber-sumber pada saat itu. Dalam
kedua contoh, orang-orang perlu menemukan kemurahan dimata mereka yang
mengontrol sumber-sumber supaya dapat menerima sesuatu dari mana
mereka dapat mengumpulkan persembahan khusus. Dengan beginilah
‘Pemerintahan atas dunia (kerajaan dunia – terjemahan Inggris)’ menjadi
‘dipegang oleh Tuhan kita (kerajaan Tuhan kita – terjemahan Inggris)’. Wah
11:15.
Pada saat anak-anak Israel memasuki Tanah Perjanjian, Tuhan memberikan
ladang persembahan untuk ‘menabur dan menuai’. Ini adalah kapasitas untuk
menghasilkan pertambahan dan mengumpulkan persembahan khusus dari
tuaian mereka. Di padang gurun, sumber-sumber untuk persembahan khusus
adalah ‘barang rampasan dari Mesir’. Tapi, saat mereka di tanah itu, mereka
mulai menghasilkan sumber-sumber dengan menabur dan menuai. Penekanan
dari persembahan khusus telah berubah. Tidak lagi ‘sesuatu dari tidak ada’. Ini
adalah ‘sesuatu dari sesuatu’. Namun, perintah untuk mempersembahkan
persembahan khusus tetap sama. Tuhan memperingatkan orang-orang untuk
tidak berkata dalam hati mereka, ‘Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah
yang membuat aku memperoleh kekayaan ini’ Ul 8:17. Dia tahu bahwa jika
sikap ini meliputi hati mereka, kemudian mereka dapat berhenti membawa
persembahan dari tuaian mereka. Jika persembahan khusus berhenti maka
kapasitas untuk menghasilkan pertambahan dalam kerajaan berhenti.
Pertambahan yang tak henti-henti dan terus menerus
Bagaimana ekonomi persembahan ditegakkan supaya dengan itu pertambahan
selamanya? ‘Lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya
disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja
Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di
atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya (Tidak ada akhir pertambahan
pemerintahan-Nya atau damai – terejemahan Inggris)’ Yes 9:6-7. Penekanan
78
5. Persembahan khusus
disini bukanlah ‘pemerintahan-Nya’. Tapi, ‘pertambahan’ dari pemerintahanNya. Model dan mekanisme pertambahan adalah berlipatganda oleh
persembahan khusus. Disaat kita bekerja keras, kita menabur, menuai dan
menghasilkan tuaian darimana kita dapat mengumpulkan persembahan
khusus. Kita mengetahui dan mengakui bahwa semua benih kita untuk
menabur datang dari Tuhan. Benih datang dari persembahan khusus. Karena
itu, kita harus tetap berkomitmen kepada prinsip persembahan khusus jika
kita mau melipatgandakan benih kita. Firman itu sendiri bertumbuh dan
berlipatganda ketika para rasul, nabi, dan diaken diberikan kepada perkataan
nubuatan. Beginilah firman menumbuhkan dan melipatgandakan. Kita harus
menjamin sumber-sumber untuk pekerjaan ini. Firman adalah ‘benih bagi
penabur dan roti untuk dimakan’.
‘Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga
yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan
menumbuhkan buah-buah kebenaranmu’ 2 Kor 9:10. Benih-Nya adalah firman,
tapi benih kita menunjuk kepada ‘sumber-sumber’ dari persembahan
darimana kita menghasilkan pertambahan. Kebenaran kita menunjuk kepada
‘pekerjaan dalam kerajaan’ kita. Pertambahan dalam benih artinya
pertambahan kapasitas untuk menghasilkan tuaian kebenaran. Jalan-jalan
kebenaran ini dibuka sebagai pintu gerbang dan pintu keluar masuk. Mereka
menyediakan kita tempat untuk berjalan dan ladang dimana kita bekerja
keras. Pertambahan dalam tuaian kebenaran artinya bahwa Dia menambahkan
daerah pekerjaan kita. Ini adalah proses tak tersentuh dari pertambahan yang
tak henti-henti dan terus menerus. Dia memberikan kasih karunia yang lebih;
Dia memberikan kita benih lebih. Maka kita perlu bekerja lebih. Dia
memberikan kita kerajaan persembahan yang tidak tergoncangkan dan tidak
tergoyahkan. Ketika Dia melipatgandakan pekerjaan kita, maka Dia
melipatgandakan benih kita. Paulus menggambarkan ini sebagai arti dari
mana ‘kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati’. 2 Kor 9:11.
Inilah administrasi kemurahan hati yang ditegakkan dan disokong oleh
persembahan khusus. Ekonomi ini adalah ‘bukan hanya mencukupkan
keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan
79
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
syukur kepada Allah’ 2 Kor 9:12. Ketika Paulus mengatakan, ‘limpah ucapan
syukur’, dia menunjuk kepada korban keselamatan yang berulang-ulang dan
bagian persembahan khusus.
Persembahan waktu, sumber dan uang
Tuhan sendiri berkomitmen untuk melihat ekonomi-Nya ditegakkan. Dia
memberi perintah kepada bangsa kolektif Israel. Persembahan khusus perlu
dikumpulkan. Tapi, dalam hal individu, persembahan khusus bukanlah untuk
termotivasi oleh perintah tapi oleh respon kepada firman. ‘dari setiap orang
yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepadaKu itu’. Kel 25:2. Tuhan menginginkan persembahan khusus dari hati yang
mau; yaitu, dari mereka yang membawa beban itu dari hati mereka.
Persembahan khusus menggambarkan beban Tuhan. Dalam hal tabernakel,
adalah beban Tuhan untuk melihat itu ditegakkan; bukan hanya ide baik dari
seseorang.dengan mengumpulkan persembahan khusus, orang-orang
membuat komitmen mereka untuk bersatu dengan beban itu. Mereka
memberi isyarat kemauan mereka untuk menyatukan diri mereka dengan
persembahan. Persembahan khusus selalu adalah komitmen untuk ‘bersatu’
dengan beban dan kemudian ‘membawa’nya. ‘sebab tiap-tiap orang akan
memikul tanggungannya sendiri.’ Gal 6:5.
Di padang gurun, orang-orang mengumpulkan persembahan khusus dari
emas, perak, lenan halus, minyak, diantara barang-barang yang lain. Paulus
menunjuk kepada ini ketika dia menulis mengenai bangunan Allah dan
fondasi dari ‘emas, perak dan batu berharga’. Orang-orang dengan bebas
memberikan ‘sumber-sumber’ dan ‘ukuran kekayaan’. Kemudian Tuhan
berkata, ‘Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku
akan diam di tengah-tengah mereka’. Kel 25:8. Secepatnya, Dia juga membuat
permintaan pada ‘waktu’ mereka. Dalam ekonomi dan budaya kita saat ini,
kita mengumpulkan persembahan khusus dari waktu, sumber-sumber dan
uang. Kita tidak dapat menekankan nilai dari memberi ‘waktu’. Waktu adalah
80
5. Persembahan khusus
platform dari kerja keras, diberikan dengan bebas. Itu adalah asset terbesar
untuk menghasilkan pertambahan dalam ekonomi Allah.
Banyak orang telah diberikan kemampuan spesifik dan keahlian khusus dari
Tuhan. Dia memberikan talenta sesuai dengan kemampuan. Dari ini mereka
dapat mengumpulkan persembahan khusus dari ‘waktu’ mereka dan melihat
ekonomi persembahan bertambah. Memperhatikan tukang-tukang yang Musa
tugaskan, Tuhan berkata Dia telah memberikan mereka keahlian dan hikmat
dari hati supaya mereka dapat membuat segala yang diperlukan untuk
tabernakel. Kel 31:6. Nabi Hagai menulis berkenaan dengan pemulihan bait,
‘TUHAN menggerakkan semangat Zerubabel … semangat selebihnya dari
bangsa itu, maka datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan
rumah TUHAN semesta alam, Allah mereka’. Hag1:14. Sementara mereka
menempatkan batu demi batu, mereka memulihkan ekonomi dan menegakkan
platform untuk pertambahan.
Apa yang diperlukan?
Tuhan meminta sumber-sumber yang sangat spesifik karena ada ‘contoh
Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya’ yang spesifik. Kel 25:9.
Sumber mana yang dibutuhkan untuk menghasilkan pertambahan? Itu adalah
emas, perak, batu berharga dan sebagainya. Kita menunjuk disini kepada
tabernakel zaman dulu dan baitnya. Tapi kita lebih fokus kepada ‘bait yang
sebenarnya’ dari batu yang hidup. Bait ini disusun bersama dan bertumbuh
kepada bait suci dalam Tuhan. Dalam hal waktu, sumber dan uang kita, kita
tidak menetapkan ‘keperluan’ berdasarkan apa yang kita mau berikan. Tapi,
kita dapat mempersembahkan persembahan khusus kita sebelum diperlukan.
Ketika kita termotivasi untuk mempersembahkan dan memberikan, kita
meletakkannya di kaki para rasul. Kemudian persembahan kita dapat
dialokasikan kepada keperluan yang sebenarnya. Contohnya, gereja mulamula tidak memerlukan ‘tanah’; mereka memerlukan uang. ‘karena semua
orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan
hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul81
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya’
Kis 4:34-35.
Pertimbangan fundamental dari persembahan khusus adalah ‘keperluan’ dari
tubuh Kristus. Apakah beban Tuhan, dan bagaimana kita bersatu dengan itu?
Sesudah kita mengerti beban Tuhan, itu menjadi beban kita. Maka kita dapat
menagatur diri kita sendiri untuk menghasilkan dari waktu, sumber dan uang
kita untuk membawa dan memenuhi beban itu. Semua keahlian kita, keringat
kita dan taburan dan tuaian kita, harus berfokus pada menyediakan yang
kurang dan yang diperlukan untuk pertambahan kerajaan.
Untuk infrasturktur
Ketika orang Israel meresponi kepada Tuhan dan mengumpulkan
persembahan khusus, itu membuat persediaan untuk tiga hal. Konstruksi
tabernakel dan semua perabotan yang pertama. Kemudian pakaian,
perlengkapan dan pentahbisan imam berikutnya. Setelah itu, pekerjaan yang
terus menerus dari tabernakel mengikuti. Tabernakel dibangun dan didirikan
sebagai konteks untuk persembahan. Itu adalah rumah Tuhan dan tempat
bekerja dari para imam. Jadi itu untuk kita. Kita adalah bait dari Allah yang
hidup. Dan kita adalah rumah korporat dari persembahan. Tabernakel Allah
harus dibangun ‘sesuai dengan pola/contoh’ karena ada aturan spesifik untuk
mendirikan platform pelayanan. Kel 25:9. Dalam konteks dimana kerajaan
imam melayani dihadapan Tuhan. Itu adalah tempat deklarasi oleh ‘utusan
Tuhan semesta alam’. Mal 2:7.
Dalam hal order, kita melihat bahwa persembahan khusus pertam-tama
menyediakan untuk infrastruktur. Kemudian penyediaan untuk personil yang
melakukan pekerjaan untuk mencapai hasil. Jadi aliran penyediaan adalah dari
‘infrastruktur’, kepada ‘personil’, kepada ‘pekerjaan’, kepada ‘hasil’. Namun,
Tuhan melihat itu di sisi lain. Dia selalu memulai dengan hasil-Nya sendiri.
Sasaran dan hasil-Nya adalah menegakkan administrasi oleh mana kebenaran
bertambahan selamanya. Ini menetapkan sifat dari pekerjaan. Sebagai balasan,
sifat dari pekerjaan menetapkan personil yang diperlukan. Akhirnya,
82
5. Persembahan khusus
pekerjaan dan personil menetapkan insfrastruktur yang diperlukan. Bangunan
secara mutlak penting, tapi hanya sejauh itu mendukung pekerjaan pelayanan
dan menegakkan platform pertambahan dalam kerajaan. Ini menyoroti
perintah bahwa semua ‘infrastruktur’ haruslah dibangun ‘sesuai dengan
pola/contoh’
Prioritas dari rumah Tuhan
‘Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu
membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa?
demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap
menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan
rumahnya sendiri.’ Hag 1:9. Betapa tegoran yang berkuasa! Ini adalah pesan
yang diberikan kepada orang-orang yang kembali dari pembuangan, yang
tidak lagi berkomitmen untuk membangun bait kembali. Daripada membawa
beban melihat rumah Tuhan dibangun kembali, mereka berpaling dengan
fokus kepada rumah-rumah mereka sendiri, kehidupan mereka sendiri dan
kepentingan sendiri. Seperti terang dengan gelap dan timur dengan barat, ada
kontras yang sesungguhnya antara ekonomi dunia dan ekonomi Allah. Kita
berpartisipasi dalam ekonomi dunia untuk menghasilkan sumber-sumber
persembahan bagi kerajaan.
Orang Israel memerlukan kemurahan dimata orang Mesir untuk menerima
barang-barang mereka, dan orang-orang Yahudi yang di pembuangan
memerlukan kemurahan dimata orang Persia, Yesus berkata. ‘Ikatlah
persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur.’ Luk 16:9.
Tapi, pernyataan yang menunggangi dan kesimpulan mengenai ekonomi dunia
adalah ‘jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi (ketika dunia gagal/jatuh –
terejemahan Inggris)’. Kita ada ‘di dalam dunia’, tapi tidak pernah ‘dari dunia’.
Tidak seorangpun dapat melayani dua tuan. Uang hanyalah ukuran kekayaan
dan untuk ditukarkan. Ekonomi dunia akan gagal/jatuh. Seberapa
khawatirnya kita mengenai hari esok? Mengapa menyimpan harta yang
‘ngengat dan karat’ akan hancurkan?
83
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
Hagai mengidentifikasi bahwa orang-orang tidak dapat menghasilkan
pertambahan dalam setiap segi kehidupan mereka karena rumah Tuhan dalam
reruntuhan. Mereka tidak punya komitmen untuk persembahan khusus dan
pertambahan dalam kerajaan Allah. Pertambahan yang terus-menerus hanya
dapat dihasilkan dalam ekonomi Allah. Dalam hal menghasilkan pertambahan
dalam kerajaan dan kehidupan, Yesus mengajarkan prinsip yang sangat
sederhana berikut. ‘Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu’ Mat 6:33
Untuk Personil
Bagaimana kita menghasilkan persediaan supaya lebih banyak orang dapat
dilatih dalam pekerjaan pelayanan? Ini bukan menunjuk kepada pekerja
sepenuh waktu. Kita tahu bahwa imam ‘didedikasikan kepada pekerjaan ini’
dengan persembahan unjukan dari dedikasi dan devotion. Mereka berpakaian
putih, diurapi dengan darah dan minyak, dan mereka diberikan roti tidak
beragi menggambarkan ketulusan hati mereka. ‘Haruslah kautaruh seluruhnya
ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan
haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di
hadapan TUHAN.’ Kel 29:24. Tapi, mereka dibantu oleh persediaan dari
persembahan khusus. ‘Maka haruslah itu menjadi persembahan khusus dari
pihak orang Israel, yang diambil dari korban keselamatan mereka, dan menjadi
persembahan khusus mereka bagi TUHAN.’ Kel 29:28.
Persembahan khusus ditinggikan atau dinaikkan dihadapan Tuhan
menandakan bahwa para imam diberikan kepada-Nya. Kemudian itu
diberikan kepada pelayanan lima, disimbolkan oleh Harun dan empat
anaknya, untuk mengelola. Dengan demikian artinya, persembahan khusus
adalah ‘kepada’ Tuhan, dan juga ‘untuk’ pelayanan. Pertanggungjawaban
untuk mengelola persembahan khusus ditempatkan dengan tepat di pundak
Harun dan anak-anaknya. Dengan sikap yang sama, persembahan khusus pada
gereja mula-mula ditempatkan ‘pada kaki para rasul’. ‘Itulah bagian Harun dan
84
5. Persembahan khusus
bagian anak-anaknya … pada hari mereka itu disuruh datang untuk memegang
jabatan imam bagi TUHAN… pada hari mereka itu diurapi-Nya.’ Im 7:35,36.
Secara spesifik, sebagai bagian dari persembahan-persembahan pentahbisan,
para imam menerima dada dari domba jantan sebagai persembahan
unjukan,dan kemudian paha kanan dari domba jantan yang samasebagai
persembahan khusus. Persembahan-persembahan ini tidak ‘memelihara’
Harun dan empat anaknya’; itu ‘mentahbiskan’ mereka. Itu adalah
persembahan-persembahan yang menegakkan dan menyokong mereka sebagai
imama dihadapan Tuhan. Ketika orang-orang membawa persembahanpersembahan pentahbisan, mereka mendedikasikan para imam kepada
pekerjaan mereka. Mereka mengakui otoritas Harun dan anak-anaknya untuk
berdiri dihadapan Tuhan sebagai imam-imam, sebagai tipe dan simbol dari
pelayanan karunia lima-jawatan yang naik.
Bagaimana kita menjamin pertambahan pelayanan dalam generasi berikut?
Bagaimana kita membuat persediaan untuk memperhatikan mereka yang
masih datang kedalam kerajaan? Persembahan hanya menjamin keefektivan
dan kelangsungan dari gereja kepada generasi berikut. Kita harus
berkomitmen untuk mengumpulkan persembahan khusus. Kita
mengumpulkan persembahan khusus untuk membolehkan dan menyokong
dedikasi personil baru kepada pekerjaan pelayanan. Dan pada akhirnya,
dimensi utusan lima-jawatan dari tubuh Kristus bertambah. Inilah platform
untuk pertambahan dalam tubuh Kristus sebagai keseluruhan. Dalam kitab
Wahyu, kita melihat Kristus, mengenakan pakaian imam dan dengan tujuh
disposisi pelayanan, berjalan ditengah kaki dian. Persembahan khusus adalah
oleh mana personil baru dilatih dan ditahbiskan untuk berjalan dengan
Kristus dalam baju putih. Wah 3:4.
Menerima pekerjaan
Jika persembahan khusus adalah oleh mana personil bagi didedikasikan
kepada pekerjaan pelayanan, maka kita dengan secepatnya dapat menafsirkan
ini program latihan. Dengan mengumpulkan persembahan khusus dari tuaian
85
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
kita, kita mendemonstrasikan iman untuk menemukan dan membantu
pekerjaan kerajaan. Berdasarkan pada pengudusan Roh, masing-masing
anggota tubuh Kristus akan mempunyai pekerjaan yang berbeda. Entahkan
seseorang menerima pemberian upah dari persembahan khusus atau tidak,
sepenuhnya tergantung pada sifat dari pekerjaan. Tidak semua orang yang
mengumpulkan persembahan khusus akan menerima persembahan khusus.
Dalam bangunan tabernakel, kita dapat mengatakan bahwa Bezaleel dan
orang ahli yang lain menjadi contoh dari orang-orang yang menerima
persembahan khusus dan mempunyai ‘pekerjaan’ yang dikomitkan kepada
mereka. Untuk menerima persembahan khusus memerlukan pekerjaan
tertentu sebagai ‘penatalayanan’. ‘Lalu Musa memanggil Bezaleel dan Aholiab
dan setiap orang yang ahli, yang dalam hatinya telah ditanam TUHAN
keahlian, setiap orang yang tergerak hatinya untuk datang melakukan
pekerjaan itu. Mereka menerima dari pada Musa seluruh persembahan
khusus, yang telah dibawa oleh orang Israel untuk melaksanakan pekerjaan
mendirikan tempat kudus.’ Kel 36:3. Keduanya laki-laki dan perempuan dapat
mengumpulkan persembahan kudus. Tuhan mengkomitkan ‘pekerjaan’
keahlian yang dengan laki-laki kepada persempuan. ‘Semua perempuan yang
tergerak hatinya oleh karena ia berkeahlian, memintal bulu kambing’. Kel
35:26. Menerima persembahan khusus tidak membuat seseorang menjadi
imam; artinya hanya bahwa adalah ‘pekerjaan’ yang harus dilakukan.
Seorang imam harus mempunyai ‘jubah’ dan ‘masuk’. Jubah adalah simbol dari
otoritas imama untuk masuk dalam tempat kudus ketika kita dengan
keberanian masuk ke tempat kudus yang bukan buatan tangan manusia.
Persembahan khusus menyediakan kesempatan untuk seseorang untuk
‘terbukti’ dalam pekerjaan. Ini adalah latihan penyediaan dan koteks dimana
untuk membuktikan kehendak Allah dengan persembahan. Itu adalah
lingkungan untuk melihat jenis pekerjaan yang Tuhan berikan kepada mereka.
‘mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah
layak untuk itu’. Wah 3:4. Personil baru dapat menerima perpuluhan,
tapihanya setelah Tuhan memberikan mereka jubah dan mentahbiskan
86
5. Persembahan khusus
mereka melalui persembahan khusus. Transisi dari persembahan khusus
kepada perpuluhan adalah dari ‘tangan-kanan’ Kristus.
Rasul Paulus mempunyai hak untuk menerima perpuluhan, tapi, dia memilih
untuk menyokong dirinya sendiri melalui perlayanannya dengan persembahan
khusus yang dia kumpulkan dengan membuat tenda. Dari waktu ke waktu,
dia meyokong seluruh kelompok pelayanannya dengan cara demikian. Kita
membawa mengenai Paulus di Korintus, ‘ia tinggal bersama-sama dengan
mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang
kemah’. Kis 18:3. Barnabas mendapatkan pengenalan kepada para rasul dengan
cara persembahan khusus. ‘Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul
disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia
menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di
depan kaki rasul-rasul.’ Kis 4:36-37. Keduanya Paulus dan Barnabas
berkomitmen kepada prinsip persembahan khusus ini. Dapat dilihat bahwa
dua orang ini dipisahkan untuk pekerjaan ketika ‘berkatalah Roh Kudus:
"Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah
Kutentukan bagi mereka."’ Kis 13:2.
Pekerjaan pelayanan yang terus menerus
Persembahan khusus menegakkan pekerjaan pelayanan; menyediakan untuk
pertambahan dalam pekerjaan dan juga menjamin pertambahan dapat
ditopang. Dengan demikian itu adalah struktur topangan yang penting bagi
pekerjaan. Personil dan infrastruktur adalah penting hanya jika ada
pertambahan dalam pekerjaan. Kita dapat mengatakan bahwa persembahan
‘menaruh kaki’ dibawah pekerjaan Tuhan. Inilah arti oleh mana kita dapat
bersatu dengan Tuhan dalam pekerjaan-Nya. Setiap orang yang hatinya
tergerak dan setiap orang yang rohnya digerakkan datang dan membawa
persembahan khusus Tuhan untuk pekerjaan kemah pertemuan dan untuk
semua ibadahnya. Kel 35:21.
Setelah tabernakel dibangun, setiap orang diperlukan untuk memberi
setengah syikal untuk memungkinkan pekerjaan pelayanan diteruskan. Ini
87
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
adalah persembahan khusus. Tuhan mengatakan kepada Musa untuk
‘menggunakannya untuk ibadah dalam Kemah Pertemuan’. Kel 30:16. Terus
berpartisipasi dalam persembahan khusus memastikan bahwa orang-orang
memelihara ‘satu tujuan’ dengan Tuhan. Itu memastikan mereka terus
memelihara fokus mereka dan partisipasi mereka dalam pekerjaan Tuhan.
Kita menerima kerajaan yang tidak dapat digoncangkan. Itu adalah
administrasi yang turun dari Kristus yang diterima dan ditegakkan dalam
persekutuan dan ekonomi persembahan ekonomi. Persembahan khusus
adalah oleh mana ‘setiap bagian menerima’. Hanya demikianlah oleh mana
kasih karunia yang keluar dari Kristus ditegakkan dalam administrasi yang
menghasilkan pertambahan. ‘kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia,
Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, —yang rapih
tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai
dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota—menerima pertumbuhannya dan
membangun dirinya dalam kasih.’ Ef 4:15-16.
Paulus menulis kepada Filipi, ‘Kini aku telah menerima semua yang perlu dari
padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah
menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu
korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah’. Fil 4:18. Orang Filipi
menggerakkan diri mereka sendiri dalam iman untuk mengumpulkan
persembahan khusus dan menjamin Paulus ‘berkelimpahan’. Tuhan
memerintahkan kita semua untuk datang dibawah beban pekerjaan-Nya.
Tuhan mengarahkan mereka yang memproklamirkan injil untuk mendapatkan
penghidupan mereka dari injil. 1 Kor 9:14. Dengan demikian, kasih karunia
yang Kristus telah komitkan kepada Paulus efektif dalam menegakkan
administrasi untuk menghasilkan pertambahan. Gereja Korintus melakukan
yang sama, dan Paulus meresponi, ‘apabila imanmu makin bertumbuh, kami
akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, jika
dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami. Ya, kami hidup,
supaya kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh dari
pada daerah kamu’. 2 Kor 10:15-16.
88
5. Persembahan khusus
Kasih karunia turun dari Kristus. Tapi, kita harus mengumpulkan
persembahan khusus untuk bertemu dengan itu. Inilah arti oleh mana
administrasi yang mencapai daerah-daerah melampaui dari yang dapat
ditegakkan. Sumber-sumber dari persembahan khusus menyediakan utuk
personil dan latihan, bangunan dan infrastruktur, dan keahlian dan kerja
keras. Dengan cara ini, administrasi kegenapan waktu ditegakkan dalam
kerajaan kekal. Dan pertambahan pemerintahan tidak akan berakhir.
Persembahan khusus menjawab pertanyaan, ‘Bagaimana kita dapat pergi
kemana kita perlu berada dari mana kita berada?’
89
BAB 6
Berkenan kepada Allah
Kita tidak dapat meyimpulkan buku yang berjudul Kehidupan Persembahan
tanpa beberapa pertimbangan akan korban bakaran. Dari semua persembahan
dalam Alkitab, korban bakaran adalah yang pertama dan paling fundamental
dari semua. Itu adalah dasar dari semua persembahan yang lain. Itu
menggambarkan kehidupan kita seluruhnya dan terus menerus diberikan
kepada Tuhan. Salah satu dari ayat yang paling dikenal mengenai pembahasan
persembahan ditemukan dalam surat Paulus kepada Roma. ‘Karena itu,
saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya
kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.’ Rom
12:1. Dengan cara ini, Paulus menginstruksikan kita untuk menjadi korban
bakaran. Ini adalah ibadah keiamamatan kita. Kita adalah imamat yang kudus
6. Berkenan kepada Allah
‘mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan
kepada Allah (mempersembahkan korban rohani yang berkenan kepada Allah
– terjemahan Inggris)’. 1 Pet 2:5.
Korban bakaran adalah untuk terus menerus dibakar di atas mezbah. Setiap
‘korban api-apian’ yang lain ditambahkan kepada korban bakaran. Ini adalah
benar untuk bagian ingat-ingatan dari korban sajian, lemak dari korban
keselamatan, korban penghapus dosa dan korban penebus salah. Itu menjaga
api tetap menyala. Kita tidak mempersembahkan ‘lembu dan kambing’ seperti
Israel zaman dulu. Namun, prinsip persembahan tetap memerintah kehidupan
Kristen. Ketika kita melihat sifat dari persembahan Perjanjian Lama, kita
mendapatkan pemikiran yang berharga kepada jalan persembahan saat ini.
Semua hal ini dituliskan untuk pelajaran kita. Inilahmengapa Paulus
menggunakan banyak symbol Perjanjian Lama untuk mengajar mengenai
pembahasan persembahan.
Kecil keraguan bahwa persembahan, adalah salah satu dari prinsip-prinsip
paling dasar dari Paulus. Untuk alasan ini, dia tidak mengatakan, ‘saya rasa ini
adalah ide yang baik’ untuk menjadi korban yang hidup. Dia berkata, ‘aku
memohon kepadamu!’ Kita merasa bahwa dia mendorong kita dengan semua
keyakinannya. Mengapa sebegitu penting dan tidak boleh tidak? Korban
bakaran adalah fondasi dari semua pelayanan dalam tabernakel. Itu adalah
pintu masuk kepada kehidupan yang berlimpah yang tersedia bagi kita dalam
tubuh Kristus. Persembahan kita tidak akan berkenan jika kita tidak
mempersembahkan diri kita sendiri sebagai korban yang hidup.
Jika kehidupan kita tidak sepenuhnya dan terus menerus diberikan maka
tidak akan ada api Roh Kudus atas persembahan kita. Allah kita adalah api
yang menghanguskan. Roh Kudus tidak akan tertarik dengan apapun yang
kita lakukan atau berikan. Tidak ada yang kita berikan di mezbah akan
menghasilkan aroma yang harum dihadapan Tuhan. Jelas, untuk setiap
persembahan menjadi efektif, harus didasari oleh kehidupan yang diberikan
sepenuhnya. Paulus berkata mengenai gereja di Makedonia, ‘Mereka
91
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena
kehendak Allah juga kepada kami’. 2 Kor 8:5.
Dermawan
Sesudah meminta kita untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai
persembahan yang hidup, Paulus menyimpulkan krisis dari persembahan
dalam ayat berikut. ‘Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan
yang sempurna’. Rom 12:2. Dunia menghargai orang yang memberi dengan
murah hati kepada orang miskin dan yang memerlukan. Tentu saja, ini benar
dan mulia. Namun, jenis memberi ini tidak langsung disamakan dengan
persembahan. Persembahan adalah memberi, tapi tidak semua memberi
adalah persembahan. Persembahan adalah cara Tuhan memberikan. Orang
duniawi memberi sebagai dermawan.
Yesus berkata, ‘Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan
orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindungpelindung (dermawan – terjemahan Inggris).’ Luk 22:5. Dermawan mengambil
keuntungan pribadi dan mengharap akan posisi tinggi dengan pemberian
mereka. Kemurahan hati mereka memberikan keuntungan atas orang lain dan
menciptakan kewajiban atas yang menerima. Mereka seharusnya, sebagai
balasan, menjadi bersyukur dan menyadari utang mereka. Ini pastinya
bukanlah jalan persembahan, bukan juga cara kita mendekati mezbah Allah.
Tidak seorangpun yang memperoleh keuntungan apapun dari korban bakaran.
Itu naik kepada Allah sebagai aroma, jadi mengindikasikan bahwa kita
mengkomitkan sepenuhnya dan terus menerus kepada persembahan sebagai
peristiwa setiap hari. Dia tidak memerlukan persembahan kita. Tuhan semesta
alam tidak dilayani oleh tangan manusia seolah-oleh Dia memerlukan sesuatu.
Jika Dia lapar, Dia tidak akan meminta kepada kita. Ketika kita
mempersembahkan diri kita sebagai korban yang hidup kita tidak
mengharapkan posisi yang lebih tinggi. Tapi sebaliknyalah yang benar. Kita
92
6. Berkenan kepada Allah
mempersembahkan diri kita kepada-Nya sebagai pelayan yang tidak mencari
untung, hamba, yang mengemis untuk kemurahan berpartisipasi dalam
ekonomi persembahan. Ini tidak lebih dari ibadah keimamatan kita yang
layak. Kita respek untuk mempersembahkan. Paulus menginstruksikan kita
untuk tidak berpikri lebih tinggi dari yang seharusnya kita pikirkan. Rom
12:3.
Jika kita mempersembahkan sebagai dermawan, maka kita berpikir mengenai
diri kita sendiri lebih dari hati/inti dari persembahan. Kita perlu dibaharui
dalam pikiran kita. Akan menjadi kesalahan yang serius untuk memandang
persembahan sebagai melepaskan beban. Ketika kita mendengar firman dan
merasa didorong oleh utusan untuk membawa persembahan, adalah benar dan
tepat bahwa hati kita digerakkan dan roh kita tergerak untuk datang dan
memberi. Namun, kita tidak boleh melepaskan beban, menemukan kelegaan
dan kemudian kembali ke jalan-jalan kehidupan kita yang sebelumnya sampai
waktu berikut kita terinspirasi untuk mempersembahkan dan memberi.
Sebaliknya; ketika kita membuat persembahan, kita datang dibawah beban
dari persembahan itu. Semakin kita mempersembahkan diri kita, semakin
beban dan kewajiban datang keatas kita. Itu menjadi terus menerus dan
diandalkan, dengan demikian menciptakan keperluan akan persembahan.
Permberian orang ini membuat ruang bagi mereka dan mereka menjadi
tiang/pilar, pembawa beban melalui persembahan dalam rumah Tuhan. Mereka
dapat diandalkan terus menerus untuk tetap dibawah beban pekerjaan dimana
mereka mempersembahkan. Mereka ‘tidak keluar lagi’. Kita menyentuh
persembahan pada level tertinggi ketika kita mulai bernazar kepada persembahan
khusus.
Krisis persembahan
Kita akan bertemu dengan banyak krisis dalam jalan mempelajari untuk
mempersembahkan tubuh kita sebagai korban yang hidup. Kita bertemu
dengan masing-masing dan setiap krisis ini karena korban bakaran adalah
fondasi dari semua persembahan yang lain. Setelah kita sungguh-sungguh
93
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
menetapkan hati bahwa kehidupan kita sepenuhnya dan terus menerus
diberikan kepada Tuhan, maka komitmen kita kepada setiap tipe
persembahan menjadi mudah dan dengan sukacita.
Krisis pertama adalah persembahan dengan hati yang mau, ‘tanpa cacat’. Im
1:3. Krisis kedua adalah kita perlu untuk meletakkan tangan atas persembahan
kita. Itu menggambarkan kita dan kehidupan kita diserahkan. Tidak
seorangpun yang mengambilnya dari kita. Im 1:4. Ketiga, adalah perlu untuk
menyembelih persembahan dan membuat itu menjadi korban, diberikan
sepenuhnya. Im 1:5. Dan keempat adalah krisis dari api. Persembahan kita
diterima oleh api. Im 1:6. Jika kita tidak menegosiasikan masing-masing ini
dengan tepat, ada bahaya besar kita akan tersinggung/sakit hati pada titik
tertentu dan menarik diri kita dari ekonomi persembahan.
Persembahan yang berkenan
Ketika kita melihat persyaratan dari korban bakaran dalam kita Imamat, kita
dapat mengindentifikasi masing-masing krisis persembahan. Yang pertama
adalah perlunya persembahan kita menjadi berkenan. Hasil dari korban
bakaran disimpulkan dalam satu kata ‘perkenanan/diterima’.
Setiap orang mau memastikan bahwa mereka diterima oleh Allah. Ini adalah
krisis persembahan. Apakah persembahan kita berkenan? Pemazmur berkata,
‘Kiranya diingat-Nya segala korban persembahan [sajian] mu, dan disukaiNya korban bakaranmu.’. Maz 20:3. Mari kita menjadi jelas. Persembahan kita
tidak sekedar diterima karena kita membawanya. Itu diterima jika kita
membawanya dengan berkenan. Karena itu, haruslah yang pertama dan yang
terbaik supaya berkenan. Dan itu seharusnya dipersembahkan dengan hati
yang berkemauan. Itu harus tanpa cacat. Im 1:3.
Ketika kita mempersembahkan tubuh kita sebagai ‘persembahan (korban –
terjemahan Inggris) yang hidup dan kudusm berekenan kepada Allah’, kita adalah
keimamatan yang kudus, mempersembahkan ‘persembahan rohani yang
karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah (persembahan rohani yang
94
6. Berkenan kepada Allah
berkenan kepada Allah melalui Yesus Kristus – terjemahan Inggris)’. 1 Pet 2:5.
Paulus menunjuk kepada dirinya sendiri sebagai imama yang membawa
persembahannya dari bangsa-bangsa lain dalam pengharapan bahwa
persembahannya dapat ‘menjadi berkenan’ di atas mezbah. Rom 15:16. Dia
menggambarkan persembahan dari gereja Filipi sebagai ‘persembahan yang
harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah’. Fil 4:18.
Persyaratan pertama dari korban bakaran yang berkenan adalah ‘Ia harus
membawanya (persembahkan itu dari kehendak bebasnya – terjemahan
Inggris)’. Im 1:3. Ini bukan berarti secara sukarela. Tuhan mensyaratkan
persembahan ini dari kita jika kita akan masuk kedalam hadirat dan ibadahNya. Ini adalah ‘hari yang berkemauan’ dan hati yang mau adalah penting
untuk setiap persembahan dapat diterima oleh Tuhan. Ketika Tuhan meminta
umat-Nya untuk membawa persembahan khusus untuk membangun
tabernakel, itu hanya ‘berkenan’ dari mereka yang memberi dengan hati yang
berkemauan. ‘dari setiap orang yang terdorong hatinya (dengan hati yang
berkemauan – terjemahan Inggris), haruslah kamu pungut persembahan
khusus kepada-Ku itu.’ Kel 25:2. Kita harus memberi dengan sukacita dan
tidak dengan enggan dalam hati kita. Tuhan mengasihi orang yang memberi
dengan sukacita. Ketertarikannya selalu dalam hati dari yang membawa
persembahan daripada persembahan itu sendiri.
Kita tahu bahwa ekspresi praktek dari persembahan telah sangat berubah
sejak bangsa Israel berkemah di padang gurun. Tapi, bentuk perintah untuk
memberi dengan hati yang berkemauan tidak berubah. ‘Manusia melihat apa
yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.’ 1 Sam 16:7. Paulus
mengatakan, ‘Bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku
tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku’. 1 Kor 13:3.
Dia menunjuk kepada partisipasi kita sebagai korban bakaran. Jika kita tidak
mempunyai hati dan roh yang benar maka persembahan kita tidak akan
memberi keuntungan apa-apa kepada kita. Itu tidak akan diterima.
Kita akan menghadapi krisis genting jika persembahan kita ditemukan tidak
berkenan karena kecacatan. Ini ada diantara krisis paling tua dari semua,
95
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
kembali kepada Kain dan Habel. Dua bersaudara ini tergerak untuk membawa
persembahan kepada Tuhan. Kain bercocok tanam, sesuai dengan itu,
mempersembahkan hasil dari tanah. Kita tahu bahwa Tuhan menerima
persembahan Habel, tapi menolak persembahan Kain. Alkitab mencatat
bahwa persembahan Kain, Tuhan ‘tidak mengindahkan’. Dia tidak memohon
atau mengerjakan itu. Kain sangat sakit hati dengan tidak diindahkan dan
tidak dihargai.
Ada sesuatu dalam hatinya yang cacat dan, karena itu, tidak berkenan kepada
Tuhan. Dia dapat meresponi dengan penyesalan yang dalam dan sepenuhnya
dipulihkan. Tuhan berkata, ‘Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau
berbuat baik? (Jika engkau melakukan dengan baik, apakah engkau tidak
akan diterima/berkenan? – terjemahan Inggris)’ Kej 4:7. Tapi, itu adalah bukti
bahwa Kain membiarkan dirinya menjadi marah. Mukanya muram ketika
benih sakit hatinya mengakar dalam hatinya. Akhirnya, gejolak dan
kemarahannya meledak dan dia membunuh saudaranya. Jika cacat tertentu
diidentifikasikan dalam persembahan kita, kita harus merendahkan hati;
kalau tidak, kita dalam bahaya mengikuti ‘jalan yang ditempuh Kain’. Yud 1:11.
Sepenuhnya dan terus menerus
Korban bakaran yang berkenan mempunyai dua karakteristik yang
ditetapkan. Itu haruslah ‘sepenuhnya’ dan ‘terus-menerus’. Dengan rasa
hormat kepada yang pertama dari ini, selalu disebut ‘korban bakaran
sepenuhnya’. Kita menyadari implikasi langsung kepada kehidupan kita. Kita
berpartisipasi dalam korban bakaran ketika kita mempersembahkan ‘seluruh’
kehidupan kita. Tidak ada yang ditahan. Tidaklah mungkin menyerahkan
hanya sebagian dari kehidupan kita. Kita mati dengan Kristus atau tidak.
Dalam arti, ‘semua atau tidak sama sekali’ dan Dia meminta ‘semua’-nya kita.
Yesus ditanyakan untuk menominasikan hukum terbesar. Dia menjawab,
‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu’. Mark 12:30. Skala jatuh
dari mata penulis yang menanyakan pertanyaan ini. Dia tiba-tiba menyadari
bahwa ini adalah penggenapan dari korban bakaran yang dipersembahkan di
96
6. Berkenan kepada Allah
atas mezbah selama berabad-abad. ‘Memang mengasihi Dia dengan segenap
hati … adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban
sembelihan.’ Mengapa lebih? Karena itu adalah penggenapan dari
persembahan.
Karakteristik yang kedua dari korban bakaran adaah ‘terus-menerus’. Ketika
kita mendorong satu dengan yang lain untuk mengasihi dan pekerjaan yang
baik, maka kita mempromosikan budaya dan, karena itu, administrasi dari
persembahan yang terus-menerus. Korban pagi dan petang hari adalah ‘korban
bakaran yang tetap (terus menerus – terjemahan Inggris) di antara kamu
turun-temurun, di depan pintu Kemah Pertemuan di hadapan TUHAN.’ Kel
29:42. Itu dipersembahkan pagi dan petang hari, setiap hari. Ini artinya
persembahan naik dihadapan Tuhan ‘hari demi hari, terus-menerus’ Kel 29:38.
Jelas, ‘hari demi hari’ artinya setiap hari. Lukas menuliskan perintah Yesus
yang terkenal, ‘"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku’. Luk 9:23. Sepanjang
kehidupan kita perlu untuk dipersembahkan kepada Tuhan setiap hari.
Paulus memberi kesaksian mengenai ini dengan berkata, ‘tiap-tiap hari aku
berhadapan dengan maut (aku mati setiap hari – terjemahan Inggris)’. 1 Kor
15:31.
Meletakkan tangan keatas korban
Ketika orang Israel membawa persembahan mereka ke mezbah, mereka
pertama-tama ‘meletakkan tangan ke atasnya’. Im 1:4. Ini menandakan bahwa
mereka sepenuhnya diidentifikasi dengan persembahan itu. Itu bukan lagi
hanya lembu atau kambing; tapi mewakili mereka. Kita tidak dapat mendekati
Tuhan tanpa persembahan yang mewakili kita. Ketika kita meletakkan tangan
atas persembahan kita mengatakan, ‘Inilah persembahanku; ini mewakili aku!’
Entahkan itu waktu, sumber-sumber atau uang, kita harus sepenuhnya
dididentifikasi dengan persembahan kita. Ini artinya bahwa kita adalah
pemiliknya; kita mempertanggungjawabkan itu dan sepenuhnya bertanggung
jawab untuk itu. Jika kita melihat semua persembahan dengan cara ini, maka
97
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
bagi kita persembahan itu diperkenan. Korban bakaran selalu
dipersembahkan dan diterima dengan sikap seperti ini. Itulah ‘baginya
persembahan itu diperkenan’.
Dengan cara ini, Paulus tidak menggambarkan perbedaan antara persembahan
kita dengan kita. Dia hanya mengatakan, ‘Persembahkanlah tubuhmu sebagai
persembahan (korban – terjemahan Inggris) yang hidup’. Rom 12:1. Kita
adalah persembahan/korban yang hidup dan kita harus ‘beribadah kepada
Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.’ Ibr
12:8. Perlunya kita diidentifikasi dengan persembahan kita adalah sangat
penting karena Tuhan tidak mencari persembahan itu sendiri. Seperti Paulus,
Dia mencari keuntungan yang ditambahkan kepada kita. Dengan cara yang
sama, Paulus mengatakan kepada gereja Korintus, ‘Sebab bukan hartamu yang
kucari, melainkan kamu sendiri’. 2 Kor 12:14. Hadiah memberi keluasan (ruang
– terjemahan Inggris) pada orang dan membawa dia menghadap orang-orang
besar, tapi hanya sejauh dia sepenuhnya diidentifikasi dengan persembahan
yang dia bawa. Ams 18:16.
Menunjuk kembali kepada ayat kunci kita dalam kitab Roma, Paulus
memasangkan ‘berkenan’ dengan ‘kudus’. Dua prinsip ini berjalan sama-sama.
Persembahan kita tidak dapat menjadi berkenan jika itu tidak pertama-tama
kudus. Kata ‘kudus’ mempunyai arti yang sama dengan ‘disucikan’. Itu
sepenuhnya menjadi disendirikan, terpisah dan didedikasikan kepada Tuhan.
Jika perkenanan adalah sasaran kita, maka pengudusan adalah jalan yang kita
jalani untuk mencapai sasaran.
Ketika kita meletakkan tangan pada persembahan kita, kita mengdedikasikan
dengan sepatutunya dan sebagaimana mestinya diri kita sendiri kepada
Tuhan. Orang-orang Makedonia memberi diri mereka sendiri ‘pertama-tama
kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami’. ‘Kami’
disini menunjuk kepada utusan dan perkataannya. Semua persembahan
mengikat kita kepada pelayanan lima. Perkataan tidak pertam-tama dating
dari kita. Kita harus berbagi dalam semua hal yang baik dengan mereka yang
memimpin kita dijalan ini dan membawa firman kepada kita.
98
6. Berkenan kepada Allah
Kita mempunyai mezbah dan mezbah inilah yang menguduskan persembahan.
Mat 23:19. Jika kita diidentifikasi sebagaimana mestinya dengan persembahan
kita, maka kehidupan kita akan disendirikan oleh mezbah kepada pekerjaan
persembahan. Kita melayani dihadapan-Nya sebagai imam-raja. Seperti para
imam zaman dulu, kita menjadi sepenuhnya disendirikan, didedikasikan, dan
kudus bagi Tuhan. Dengan cara ini, kita dapat melayani keimamatan yang
berkenan dan pekerjaan kita akan bermultiplikasi. Ketika pekerjaan kita
bertambah maka administrasi persembahan bertambah dan kita menerima
kerajaan yang tidak tergencangkan atau tergoyahkan.
Menyembelih persembahan
Setelah membawa persembahan ke atas mezbah, orang yang membawa
persembahan disyaratkan untuk menyembelihnya sendiri. Im 1:5. Cukup jelas
bahwa imama tidak menyembelih persembahan itu bagi mereka. Tidak
seorangpun yang mengambil kehidupan kita dari kita. Seperti laki-laki dan
perempuan zaman dulu, kita harus meletakkan tangan atas inisiatif kita
sendiri. Hanya ketika persembahan disembelih maka itu diberikan
sepenuhnya dan dengan bebas sebagai korban. Sebelum sampai disitu, yang
membawa persembahan dapat menariknya dari mezbah. Titik kematian
adalah waktu dari korban.
Kita membaca dalam surat Paulus kepada Efesus, ‘hiduplah di dalam kasih,
sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan
diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah’.
Ef 5:2. Perbedaan dapat ditarik antara persembahan dan korban. Kata
‘persembahan’ dapat diterjemahkan ‘pemberian’. Persembahan adalah bagian
yang kita bawa atau berikan kepada Tuhan di atas mezbah. Orang Israel
mempersembahkan persembahan mereka kepada ima-imam. Ketika yang
membawa persembahan membunuhnya, dia membuat itu korban. Kita adalah
yang membuat perjanjian dengan korban. Abraham dibenarkan ketika dia
mempersembahkan Ishak. Dia tidak menahan anaknya tapi membuatnya
menjadi korban. Persembahan perlu untuk dibunuh oleh pembawa
99
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
persembahan, diatur dan diadakan di atas mezbah oleh imam, dan dibakar
sebagai bau harum yang naik.
Berbicara secara praktek, kita mungkin mempunyai banyak ‘ide bagus’
berkenaan dengan hal-hal yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan. Tapi,
ide dan pemikiran kita perlu diubahkan kedalam komitmen yang substansi
dan nyata. Persembahan kita menjadi korban yang hidup. Krisis bagi kita
disini adalah mengatasi rasa takut akan kehilangan. Rasa takut akan
kehilangan mungkin adalah perihal utama yang mencegah kita dari
memberikan tubuh kita sebagai korban yang hidup. Seperti yang kita tahu,
korban bakaran adalah ‘seluruhnya’ dan sepenuhnya diberikan. Kita harus
mau memberikan untuk melepaskan yang menghalangi kita. Untuk menjawan
ketakutan ini, penting melihat pada pengalaman Tuhan ketika Dia
mempersembahkan diri-Nya oleh Roh Kekal sebagai korban bakaran. Raja
Daud telah melihat lebih dulu bahwa saat Yesus mempersembahkan diri-Nya
sebagai korban bakaran, Bapa tidak akan membiarkan persembahan-Nya
terkorupsi atau membusuk. ‘sebab Engkau [Bapa] tidak menyerahkan aku ke
dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus [Kristus] -Mu melihat
kebinasaan (korupsi – terjemahan Inggris).’ Maz 16:10.
Ketika kita mempersembahkan diri kita sebagai korban yang hidup, kita tahu
bahwa kehidupan kita segera disentuh oleh api. Tapi, tidak ada yang kita
terma dari Bapa yang dapat dihancurkan. Yang lahir dari Allah tidak dapat
mati. Kita telah ‘dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana (benih yang
terkorupsi – terjemahan Inggris), tetapi dari benih yang tidak fana (benih
yang tidak terkodupsi – terjemahan Inggris)’. 1 Pet 1:23. Mengikutinya, bahwa
satu-satunya hal yang mempunyai kemungkinan untuk hilang dalam api
adalah hal-hal yang bukan ‘dari Allah’. Ini adalah kayu, rumput kering dan
jerami.
Kita akan mengatasi ketakutan akan kehilangan ketika kita menyadari bahwa
segala sesuatu milik Tuhan. Seperti Raja Daud memberi kesaksian, ‘Sebab dari
pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang
kami berikan kepada-Mu’. 2 Taw 29:14. Ketika dia melihat luasnya
100
6. Berkenan kepada Allah
persembahan yang bangsa Israel bawa di hadapan Tuhan, Daud mengerti
prinsip fundamental dari persembahan. Ketika kita mempersembahkan, kita
hanya memberikan kembali kepada Tuhan yang sudah menjadi milik-Nya. Ini
adalah bagi semua persembahan, tapi tidak ada yang lebih dari korban
bakaran. Paulus mengingatkan kita, ‘bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu’. 1 Kor 6:19,20.
Jika kita memperdagangkan persembahan kita maka itu menunjukkan dua
hal. Pertama-tama, kita percaya bahwa milik kita masih kepunyaan kita. Kita
belum memecahkan krisis kepemilikan. Dunia dan segala isinya adalah milik
Tuhan. Dan kedua, persembahan yang kita buat tidak pernah benar-benar
diberikan. Tidak pernah dikorbankan. Kita masih menaruh nilai dan
kepemilikan kepada diri kita sendiri.
Diterima oleh api
Mungkin pernyataan yang paling jelas mengenai korban bakaran adalah
bahwa itu adalah ‘sebagai korban api-apian (persembahan yang dibuat oleh
api – terjemahan Inggris)’. Im 1:9. Tapi, pernyataan ini mempunyai arti yang
lebih daripada sekedar menjelaskan bahwa persembahan dibakar. Api
menandakan bahwa Roh Kudus hadir dan bahwa Dia memulai ‘proses
pemurnian’ dalam ujian api.
Imam meletakkan kayu di atas mezbah setiap pagi dan memastikan bahwa api
tidak pernah padam. Tidak akan ada korban bakaran tanpa api. ‘Harus dijaga
supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam’. Im 6:13.
Mengikuti itu, bahwa ketika kita mempersembahkan kehidupan kita sebagai
korban bakaran yang terus menerus, kita akan dijamah oleh api. Karena itu
Petrus berkata, ‘janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang
kepadamu sebagai ujian (jangan berpikir adalah sesuatu yang aneh mengenai
ujian api yang menguji engkau – terjemahan Inggris)’. 1 Pet 4:12.
101
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
Api adalah bukti bahwa persembahan kita diterima. Namun, ujian api tetap
dapat menjadi suatu krisis bagi kita. Tentu saja, pengharapan kita adalah api
menghasilkan sesuatu yang kekal. Siapa yang dapat tinggal dalam api kekal?
‘Orang-orang yang berdosa terkejut di Sion orang-orang murtad diliputi
kegentaran. Mereka berkata: "Siapakah di antara kita yang dapat tinggal
dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal
di perapian yang abadi ini?"’ Yes 33:14.
Jika kita membangun kehidupan kita dari batu berharga maka itu akan
dimurnikan dengan api. Tapi, jika kita membangun dengan kayu, rumput
kering dan jerami, maka secepatnya itu ditempatkan di mezbah secepat itu
pula dia akan dihancurkan. ‘ia akan nampak dengan api dan bagaimana
pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu’ 1 Kor 3:13.
Ada banyak contoh dalam Alkitab dimana api keluar dari hadapan Tuhan dan
membakar persembahan. ‘Allah kita adalah api yang menghanguskan’
menggambarkan aktivitas dari Roh Kudus. Ibr 12:29. Ketika tabernakel
selesai, dicatat bahwa, ‘Dan keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu
menghanguskan korban bakaran’. Im 9:24. Dengan cara yang sama persis,
‘lidah api’ hinggap keatas murid-murid pada Hari Pentakosta. Jika kita
mempersembahkan diri kita dalam sikap korban bakaran, maka api Roh
Kudus memurnikan dan menguduskan kita. Jika kita mempersembahkan
dengan cara yang lain, maka api yang sama akan menghancurkan kita seperti
Nadab dan Abihu, anak-anak Harun, yang mempersembahkan ‘api asing’
dihadapan Tuhan. ‘Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu
menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN’ Im 10:2.
Penghakiman yang sama inilah yang jatuh atas Ananias dan Safira ketika
mereka berdusta kepada Roh Kudus. Mereka berdusta kepada Allah. Kis 5:34.
Ketika anak-anak Israel keluar dari Mesir mereka dipimpin oleh awan ‘berapi’.
Kel 19:21. Api selalu di dalam awan, tapi itu hanya terlihat di malam hari. Itu
adalah Roh Kudus yang memimpin anak-anak Israel dalam perjalanan mereka
di padang gurun. Dia menetapkan kapan mereka bergerak dan dimana
102
6. Berkenan kepada Allah
tabernakel didirikan. Yesus berkata, ‘Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran’. Yoh 16:13.
Kebenaran apa yang Roh Kudus pimpin kita kedalamnya? ‘Siapa kita’ dan
‘bagaimana kita’ membuat persembahan yang berkenan dihadapan Tuhan
adalah tanggung jawab Roh Kudus. Kemudian persembahan kita akan
menghadapi ujian api. Roh Kudus dengan cemburu menjaga garis
persembahan yang Tuhan tegakkan bagi kita. Paulus mengenali peran penting
dari Roh Kudus ini. Dia berdoa bahwa ‘supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi
dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya,
yang disucikan oleh Roh Kudus’. Rom 15:16.
Bau yang menyenangkan
Hasil dari korban bakaran yan terus menerus adalah bau yang menyenangkan
naik ke hadapan Tuhan. ‘korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya
menyenangkan bagi TUHAN’. Im 1:17. Kata Ibrani untuk ‘korban bakaran’
adalah olah yang artinya, ‘naik’. Persembahan kita adalah sia-sia tanpa sesuatu
naik dihadapan Tuhan. Korban bakaran dengan korban curahannya, bagian
ingat-ingatan dari korban sajian dan lemak dari korban keselamatan, semua
dipersembahkan di atas mezbah untuk menghasilkan bau yang
menyenangkan dihadapan Tuhan. Bau yang menyenangkan adalah penting,
karena Tuhan mengingat dan bertemu dengan kita ketika bau dari kehidupan
individu dan persembahan kita naik dihadapan-Nya.
Bau dari persembahan kita menyenangkan ketika persembahan itu kudus dan
berkenan. Tuhan mengingat kita ketika bau yang menyenangkan naik. Dia
mengingat nama kita dalam kitab kehidupan Anak Domba. Dia mengingat
bahwa kita adalah anak-anak yang mempunyai nama, penentuan dan
pekerjaan. Dia mengingat perkataan yang Dia katakan kepada kita. Kita dapat
melakukan banyak hal dalam nama Kristus. Tapi, jika tidak ada persembahan
naik dihadapan Tuhan maka Dia tidak mengingat kita. Dia akan berkata,
‘Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan’. Mat 7:23.
103
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
Rasul Paulus menasehatkan kita untuk ‘hiduplah di dalam kasih, sebagaimana
Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya
untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah’. Ef 5:2.
Dalam hubungan dengan ini, kita diingatkan akan kesaksian Paulus mengenai
Filipi. ‘Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih
dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari
Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan
yang berkenan kepada Allah.’ Fil 4:18. Bau yang harum ini adalah saksi
terbesar dan kesaksian bagi mereka yang bertemu dengan Tuhan. ‘Tetapi
syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan
kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman
pengenalan akan Dia di mana-mana’ 2 Kor 2:14. Kita adalah bau kehidupan.
Korban curahan dicurahkan atas korban untuk memastikan bahwa seluruh
pemberian menghasilkan bau menyejukkan. Terdiri dari tepung, minyak dan
anggur. Ketika semua ini ditambahkan maka ada korban bakaran terus
menerus; korban pagi dan korban petang hari. Paling berarti, persiapan dari
korban curahan ini termasuk menghancurkan buah anggur dalam tempat
pemerasan untuk menghasilkan anggur. Ini menggambarkan sikap Tuhan
Yesus yang mengosongkan diri-Nya untuk membuat ruang bagi kita. Nabi
Yesaya menggambarkan Yesus dihancurkan untuk kejahatan kita dan
‘dicurahkan’ sebagai korban curahan. ‘ia telah menyerahkan (mencurahkan –
terjemahan Inggris) nyawanya ke dalam maut’ Yes 53:12. Dia mencurahkan
diri-Nya untuk melipatgandakan kehidupan dari ciptaan baru kepada
kepenuhan dalam banyak anak-anak.
Adalah sasaran Paulus untuk mencurahkan dirinya atas korban dan ibadah
dari yang lain. Dia ingin menjadi korban curahan untuk memastikan bahwa
persembahan mereka naik sebagai bau yang menyenangkan. ‘Tetapi sekalipun
darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan
aku bersukacita dengan kamu sekalian.’ Fil 2:17.
104
6. Berkenan kepada Allah
Aku akan bertemu dengan kamu
Kecil keraguan bahwa Tuhan mendorong kita kepada kehidupan
persembahan yang sepenuhnya dan terus menerus pada saat ini. Jika kita
memeluk perkataan ini dan Tuhan tidak bertemu dengan kita maka kita tanpa
pengharapan dan paling menyedihkan. Jika kita menyerahkan kehidupan kita
dan tidak ada kebangkitan orang mati, maka kita adalah yang paling malang
dari segala manusia . 1 Kor 15:19. Jika kita melangkah maju dalam iman untuk
mengumpulkan persembahan khusus dan membuat nazar, maka kita akan
membuat diri kita dalam janji-janji Allah. Janji Allah mengenai korban
bakaran adalah, ‘di sana Aku akan bertemu dengan kamu, untuk berfirman
kepadamu’. Kel 29:42.
Tuhan menjanjikan untuk bertemu dengan kita di mezbah dalam persekutuan
memberi dan menerima. Inilah iman kita. ‘Sebab Kristus adalah "ya" bagi
semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk
memuliakan Allah’ 2 Kor 1:20. Dengan respek kepada janji Allah, Abraham
tidak mengunjukkan dalam ketidakpercayaan tapi bertumbuh kuat dalam
iman. Dia sepenuhnya percaya bahwa bahwa Allah berkuasa untuk
melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Dia percaya dalam mujizat
persembahan.
Iman ini diuji ketika Tuhan meminta dia untuk mempersembahkan Ishak
sebagai korban bakaran. Terbukti bahwa Abraham percaya Allah dapat
membangkitkan orang mati ketika dia berkata, ‘aku beserta anak ini akan
pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu’
Kej 22:5. Ibr 11:17-19. Abraham dibenarkan dan dibuat benar oleh persembahan
ini. Karena dia tidak menahan anak satu-satunya, dia menerima berkat kedua
dari Tuhan. Malaikat memanggil Abraham kedua kali dengan berkata, ‘Aku
akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu
sangat banyak seperti bintang di langit’ Kej 22:17.
Cukup jelas bahwa persembahan itu mengaktifkan kelimpahan dari berkat
Tuhan. Memperlengkapi kita untuk menjadi berkat. Tuhan bertemu dengan
kita ketika kita membuat persembahan. ‘Ujilah Aku’, kata Tuhan, ‘apakah Aku
105
KEHIDUPAN PERSEMBAHAN
tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat
kepadamu sampai berkelimpahan’ Jika kita mencari terlebih dahulu kerajaan
Allah dan kebenaran-Nya, Dia akan menghujani kita dengan kebenaran. Inilah
mujizat persembahan ketika kita memberikan kepada Tuhan tempat pertama
dalam segalanya.
106
Download