Sehingga Ia lebih utama dari segala sesuatu (Sehingga Dia menempati tempat yang pertama dalam segalanya – terjemahan Inggris) Kol 1:18 Victor Hall David Falk David Baker Kehidupan Persembahan Sehingga Ia lebih utama dari segala sesuatu (Sehingga Dia menempati tempat yang pertama dalam segalanya – terjemahan Inggris) Victor Hall David Falk David Baker Edisi Pertama November 2009 Ayat-ayat Alkitab dikutip dati NASB, NKJV, KJV dan AV. Dimana ada penekanan huruf miring digunakan dalam ayat-ayat referensi, itu adalah ditambahkan dan tidak muncul pada terjemahan yang asli. Desain Cover oleh Dan Proud Diterbitkan oleh visionone © Vision One Inc. 2009 TCF 10 Old Goombungee Road Toowoomba QLD 4350 Phone: +61 1300 885 048 Email: info @ visionone.org.au Untuk katalog musik dan terbitan Kristen kami silahkan kunjungi: Daftar Isi Pendahuluan i BAB 1 8 Tempat pertama dalam segalanya Yang pertama dan yang terbaik Yang pertama milik Tuhan Anda adalah ladang Allah Musim-musim Allah Menabur benih yang berharga Menunggu dengan sabar Yang pertama dari tuaian Persepuluhan dari semua Persembahan tuaian Dia memangkas/membersihkan setiap ranting 8 10 11 14 15 16 18 19 21 23 24 BAB 2 26 Kerajaan dunia ini Persediaan makanan Berada dibawah kuasa jahat Megumpulkan/menumpuk kekayaan adalah musuh dari persembahan Mempercayai kekayaan Jangan menjadi serupa dengan dunia ini Tidak mengikuti perintah manusia 26 27 29 BAB 3 38 30 32 34 35 Kerajaan persembahan yang kekal 38 Terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia 40 Dihakimi oleh kerajaan persembahan-Nya 41 Tujuh perumpamaan mengenai kerajaan 43 Perumpamaan mengenai ragi 44 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN Menerima kerajaan 46 BAB 4 48 Korban keselamatan (Persembahan damai – terjemahan Inggris) Persembahan sukarela Korban syukur Membayar nazar Nazar dan sumpah Nasehat Yakobus Jika seseorang kedapatan melakukan pelanggaran Nazar dipersembahkan dalam iman Pertimbangan praktek 48 50 53 55 58 59 61 63 65 BAB 5 68 Persembahan Khusus (Persembahan yang diangkat – terjemahan Inggris) Yang pertama dan yang terakhir Pada Israel zaman dulu Pada gereja mula-mula Beban untuk pertambahan Ujilah aku dalam perpuluhan dan persembahan khusus Pekerjaan dari persembahan khusus Ekonomi pertambahan Pertambahan yang tak henti-henti dan terus menerus Persembahan waktu, sumber dan uang Apa yang diperlukan? Untuk infrasturktur Prioritas dari rumah Tuhan Untuk Personil Menerima pekerjaan Pekerjaan pelayanan yang terus menerus 68 69 70 71 73 74 75 77 78 80 81 82 83 84 85 87 BAB 6 90 Berkenan kepada Allah Dermawan Krisis persembahan 90 92 93 Persembahan yang berkenan Sepenuhnya dan terus menerus Meletakkan tangan keatas korban Menyembelih persembahan Diterima oleh api Bau yang menyenangkan Aku akan bertemu dengan kamu 94 96 97 99 101 103 105 Pendahuluan Kita telah memperhatikan jalan persembahan bertahun-tahun. Ini adalah pengejaran yang tidak akan pernah berakhir karena itu tegak lurus dengan kedalaman dari Allah sendiri. Persembahan adalah jalan yang dihidupi Allah. Dan persembahan adalah jalan yang Allah berikan. Tidak ada jalan kehidupan lain bagi orang Kristen. Karenanya, kami memberi judul buku ini Kehidupan persembahan. Sejak permulaan, mari kita memperhatikan perkataan rasul Yohanes. ‘Anakanakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran’ 1 Yoh 3:18. Bahaya yang akan datang bagi kita adalah dalam-perkataan. Apakah kita pendengar firman atau yang melakukan? Apakah kita tahu bahasa persembahan, dan terus berada dalam model yang sama dengan sebelumnya? Persembahan bukanlah nama baru untuk praktek-praktek zaman dulu. Persembahan adalah pemberian, tapi tidak semua pemberian adalah persembahan. Apakah kita menggunakan terminology, tapi tidak pernah melakukan perubahan gaya hidup? Apakah Tuhan dan kerajaan persembahan-Nya telah menjadi yang pertama dalam segalanya? Dalam kehidupan, kita harus membuat order dan prioritas untuk mempersembahkan korban syukur, mengangkat persembahan khusus dan membuat nazar. Hanyalah disaat kita menghormati Tuhan dengan kekayaan dan yang pertama dari semua pertambahan kita maka kita berpartisipasi dalam kerajaan yang tidak tersentuh, tidak tergoncangkan dan tak tergoyahkan. Ditengah masa ekonomi yang tidak pasti, inilah motivasi dibalik buku ini. Mazmur Asaf Pemazmur Asaf memberi kesaksian bahwa Tuhan, Yang Maha Kuasa, telah berfirman. Dia mengumpulkan orang-orang kudus-Nya. Tuhan mengadili langit yang diatas dan bumi yang dibawah dengan api persembahan, karena sesungguhnya, api menjilat dihadapan-Nya. Maz 50:1-5. i KEHIDUPAN PERSEMBAHAN Api persembahan akan menguji pekerjaan masing-masing orang. Jika kita membangun dengan emas, perak dan batu berharga oleh persembahan, maka pekerjaan kita akan bertahan. Tapi, jika kita membangun dengan kayu, rumput kering dan jerami oleh perolehan dan penumpukan kekayaan duniawi, maka kita akan menderita kerugian yang besar. Yesus sangat jelas. Tidak ada seorangpun dapat melayani dua tuan. Kita harus mencari kerajaan dan kebenaran-Nya pertama-tama. ‘Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah Hakim’. Maz 50:6. Permulaan kehidupan persembahan adalah pengakuan bahwa Tuhan pemilik hewan di bukit. Setiap binatang di padang kepunyaan-Nya. Dunia dan segala isinya adalah milik-Nya. Jika Dia lapar, Dia tidak akan meminta kepada kita. Maz 50:10-12. Dia tidak memerlukan persembahan kita. Dan Tuhan mendorong kita untuk membuat persembahan karena Dia menegakkan kerajaan yang bertambah selama-lamanya. Inilah ekonomi persembahan. Kita adalah pelayan dari sumber-sumber dalam dunia bukan untuk alasan lain selain untuk menghasilkan/membangkitkan persembahan bagi kerajaan-Nya. Asaf meneruskan, ‘Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi’. Maz 50:14. Dalam buku ini, kita melihat persembahan khusus dan tiga level/tingkat korban keselamatan. Level pertama adalah persembahan sukarela, kedua adalah korban syukur, dan ketiga adalah membuat dan membayar nazar. Masing-masing dari tiga persembahan ini dapat dinaikkan sebagai persembahan khusus. Membayar nazar sebagai persembahan khusus adalah persembahan yang paling lanjut dari semua. Rasul menyebutnya ‘ucapan bibir’. Ibr 13:15. Dalam perkataan pembukaannya untuk gereja di roma, Paulus berbicara dari kerinduannya untuk datang kepada mereka dan menemukan beberapa buah ditengah mereka, ‘seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain’. Rom 1:13. Dalam keterangan penutupnya, dia berbicara mengenai persembahan khusus yang gereja-gereja bukan Yahudi kumpulkan untuk Yudea. Paulus menerima persembahan mereka dan menyerahkannya di Yerusalem. Dengan melakukan itu, dia memeteraikan buah mereka. Rom ii Pendahuluan 15:28. Ini adalah ucapan bibir mereka (buah dari ucapan mereka – terjemahan Inggris), dipersembahkan kepada Tuhan sebagai pembayaran nazar mereka. Meterai adalah tanda bahwa pekerjaan tuaian telah lengkap dan pertambahannya dalam musim yang akan datang terjamin. Paulus kemudian bebas untuk pergi ke Roma dengan sukacita, dengan kehendak Allah, dan menemukan rest/istirahat ditengah mereka. Setelah melengkapi siklus persembahan, dia tahu dia akan dapat datang kepada mereka dalam kepenuhan berkat dari Kristus. Pemazmur menyimpulkan, ‘Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya’. Maz 50:23. Ketika kita menghormati Tuhan dengan kekayaan dan dengan yang pertama dari hasil kita, kita mendemonstrasikan bahwa kita telah ‘meng-order’ jalan kita. Kita telah mengorder, mengatur dan membuat prioritas kehidupan kita dalam jalan dimana Tuhan yang pertama dari segalanya. Setelah kehidupan yang dikomitkan pada persembahan, perkataan terakhir dari Raja Daud adalah, ‘Bukankah seperti itu keluargaku di hadapan Allah? Sebab Ia menegakkan bagiku suatu perjanjian kekal, teratur dalam segala-galanya dan terjamin. Sebab segala keselamatanku dan segala kesukaanku bukankah Dia yang menumbuhkannya?’ 2 Sam 23:5. Lebih diberkati adalah memberi Kita hampir pasti diberkati oleh Tuhan. Pertanyaan dihadapan kita adalah ini: setelah menerima berkat dari kelimpahan rumah-Nya, akankah kita menjadi berkat? Yesus berkata, ‘Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma’. Mat 10:8. Demikian juga, ‘Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima (Adalah lebih diberkati memberi daripada menerima – terjemahan Inggris)’. Kis 20:35. Kita telah dipanggil untuk tujuan ini. Kita telah menerima berkat, tapi seperti yang rasul Paulus katakan, kita juga ‘memberkati’. 1 Pet 3:9. Pamazmur memproklamirkan, ‘Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya’. Maz 145:2. iii KEHIDUPAN PERSEMBAHAN Dan sekali lagi, ‘Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu’. Maz 63:4. Apa artinya ini? Tentu saja itu lebih dari ekspresi kasih dari rasa syukur kepada Tuhan. Kita memberkati Tuhan, dan sesungguhnya memberkati masing-masing yang lain ketika kita bersatu dengan persekutuan dan ekonomi persembahan. Inilah persekutuan memberi dan menerima. Inilah korban yang berkenan. Kita tahu bahwa adalah berkat Tuhan yang membuat kita kaya. Namun, ketika kita makan dan kita dipuaskan, kita harus memberkati Tuhan untuk tanah yang baik yang Dia berikan kepada kita. Kita harus menghormati Dia dengan kekayaan dan yang pertama dari hasil kita. Ingat bahwa Tuhan-lah yang memberikan kuasa untuk memperoleh kekayaan. Kita diingatkan akan perkataan Raja Daud, ‘Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tanganMu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu’. 1 Taw 29:14. Ketika kita mengembalikan dengan memberkati, kita bersatu dengan persekutuan memberi dan menerima. Tapi, jika kita memperoleh dan bertambah untuk diri kita sendiri daripada membuat persembahan, kita akan habis binasa dan punah dari tanah itu. Ul 4:26; 8:14-20. Setelah menerima dari tangan-Nya, ada berkat kedua yang datang kepada kita ketika kita memeluk persekutuan persembahan. Partisipasi dalam persembahan membawa kemakmuran pada pekerjaan kita, kita tahu bahwa pekerjaan ini disiapkan sebelum dunia dijadikan. Berkat ini memberikan kita kuasa untuk hidup dan berlipatganda. Musa mengatakan kepada bangsa ketika mereka diseimbangkan untuk masuk ke Tanah Perjanjian, ‘Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu’. Ul 8:1. Tanah itu sendiri adalah berkat. Namun, mereka perlu untuk membawa yang pertama dari hasil mereka untuk memasuki ekonomi persembahan dan dengan demikian menerima hujan untuk berkat kedua. Kita harus pergi dan memiliki tanah kita, pekerjaan kita, membuat persembahan dan menjadi berkat. iv Pendahuluan Rasul Paulus cukup kesulitan dalam meyakinkan orang Korintus untuk bersatu dan memelihara persekutuan persembahan ini. Mereka kaya dalam kepemilikan dunia dan mereka tidak kekurangan satu karuniapun.1 Kor 1:7. Dalam satu kejadian, dia bermaksud ‘pertama-tama’ untuk datang kepada mereka supaya mereka ‘dapat menerima berkat kedua kali’. Dia bermaksud untuk mampir kepada mereka dalam perjalanan ke Makedonia; dan kemudian setelah kembali lagi dari Makedonia, untuk datang dan diberkati mereka ketika mereka menolong dia dalam perjalanannya. Pada ‘pertama kali’, kita menerima berkat; tapi kedua kali’ kita menjadi berkat. Inilah iman Paulus bagi orang Korintus. Dia mau menjadi sumber berkat bagi mereka pada ‘pertama kali’. Tapi, pada ‘kedua kali’ dia ingin melihat buah dari berkat diantara mereka. Penuh berkat Paulus selalu pergi dalam ‘penuh berkat Kristus’. Rom 15:29. Penuh ini adalah persekutuan persembahan dimana mereka yang menerima berkat, menjadi berkat. Pada ‘kedua kali’, iman mempersembahkan tersebar lebih lagi. Setelah berbagi dalam hal-hal rohani, kita harus memberkati dan melayani dalam halhal materi. Paulus bersukacita ketika mengatakan, ‘Apabila aku sudah menunaikan tugas itu dan sudah menyerahkan hasil usaha bangsa-bangsa lain itu kepada mereka’ Rom 15:28. Hanya dengan demikian dia dapat datang dalam penuh berkat Kristus. Kemudian Tuhan sendiri akan datang dan menemukan pekerjaan kita selesai. Tapi, jika kita tidak datang dalam berkat ‘kedua kali’ maka Dia akan mengambil semua milik kita. Pekerjaan kita tidak selesai. 2 Kor 8:6; Wah 3:2. Tuhan telah mengkomitkan kepada kita firman dan budaya persembahan. Dan Dia memberikan kasih karunia kepada kita untuk melayani dalam keimamatan yang berkenan. Kita harus melayani kasih karunia ini dalam persekutuan persembahan. Kalau tidak, kita akan kekurangan kasih karunia dan ketika Dia datang Dia tidak akan menemukan kita seperti yang Dia harapkan. 2 Kor 12:20. Jika kita kehilangan kasih yang semula maka kita harus menemukan berkat kedua dan menyelesaikan pekerjaan kita. Kedua teguran v KEHIDUPAN PERSEMBAHAN berikut adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. ‘engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula’ dan kemudian, ‘tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.’. Wah 3:2. Paulus bertanya kepada gereja Galatia, ‘Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu? (Dimanakah rasa memberkatimu? – terjemahan Inggris)’ Gal 4:15. Banyak orang terus dalam persembahan sampai Tuhan memindahkan ‘yang pertama’. Dia mau menegakkan berkat yang kedua. Ketika Allah mulai mengambil ‘yang pertama’, kita tidak boleh berpindah dari kasih yang semula dan pekerjaan yang semula atau kita tidak akan memasuki berkat yang kedua dari persembahan. Kita harus menyiapkan pekerjaan kita di ladang supaya dapat menghisap air hujan yang sering turun, menghasilkan buah dan menerima berkat dari Allah. Ibr 6:7. Nabi Hosea berkata, ‘Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru (Hancurkan tanah kita yang keras, kosong – terjemahan Inggris), sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan’. Hos 10:12. Kasih karunia dari hujan ini mengaktifkan berkat yang kedua. Melipatgandakan benih kita untuk menabur dan pertambahan tuaian kebenaran kita. Mari kita melihat bahwa Tuhan datang menghujani kebenaran atas kita, tapi hanya ketika kita mencari kerajaan dan kebenarannya terlebih dahulu. Waktunya untuk mencari Tuhan. Bagi beberapa kita, waktunya untuk menghancurkan tanah kita yang kosong, keras yang tidak dapat menerima hujan. Bagi yang lain, waktunya untuk menabur benih dengan pandangan kepada kebenaran. Dia yang menjaga angin tidak akan menabur. Jika anda telah menaburkan benih anda, maka anda harus menunggu dengan sabar untuk hujan awal dan hujan akhir. Jangan menjadi termakan oleh kekhawatiran dan kesusahan dunia ini. Petani menunggu buah yang berharga dengan sabar. Mungkin anda telah menghasilkan buah dan anda sekarang dalam musim pembersihan. Tidak perlu untuk berkecil hati. Setiap ranting yang menghasilkan buah, Dia bersihkan/pangkas. vi Pendahuluan Tanpa menghiraukan pribadi, keluarga, atau situasi bisnis anda, inilah waktunya untuk mencari Tuhan. Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya dan semua hal ini akan ditambahkan kepada anda. Jangan menjadi khawatir mengenai hari esok. Dia harus menduduki tempat pertama dalam segalanya. Mari kita menjadi nyaman dengan firman Tuhan yang mengatakan, ‘Ujilah Aku’. Tidakkah Dia akan membuka pintu surga, dan mencurahkan berkat sampai itu mengalir dan tidak ada cukup tempat lagi untuk menampungnya? vii BAB 1 Tempat pertama dalam segalanya Dalam surat pertamanya untuk Kolose, rasul Paulus berbicara mengenai Yesus Kristus sebagai yang sulung dari segala yang diciptakan dan yang sulung dari antara orang mati. Yesus sendiri berkata, ‘Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir’. Wah 22:13. Pada akhir zaman, setiap orang akan sujud dihadapan-Nya dan setiap mulut akan mengaku bahwa Dia adalah Tuhan. Yesus Kristus pasti menjadi yang pertama dalam segalanya. Pertanyaan bagi kita sekarang adalah apakah Dia adalah ‘yang pertama’ dalam kehidupan kita, disini dan sekarang. 1. Tempat pertama dalam segalanya Setiap orang percaya akan mengaku bahwa Yesus adalah ‘yang pertama’ dalam hati mereka. Tapi, mencari kerajaan-Nya dahulu/pertama bukanlah menaruh Dia yang pertama dalam hati kita. Kerajaan Allah adalah seluruh ekonomi persembahan. Dia tidak mau menjadi ‘yang pertama’ dalam cara emosional atau teori. Tuhan menginginkan kita untuk mempunyai ‘yang lebih utama dalam segala sesuatu’. Kol 1:18. Ini artinya Dialah yang pertama dalam tingkah laku kita, dalam budaya kita, dalam seluruh gaya hidup kita. Tuhan haruslah mendapat tempat pertama dalam waktu kita, sumber-sumber kita, dan uang. Tentu saja, yang paling sulit disini adalah menempatkan Tuhan yang pertama dalam keuangan kita. Menyadari bahwa ini adalah benar, Yesus memulai dari situ. ‘Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.’ Mat 6:19,20. Salah satu tema utama kita dalam buku ini adalah mengidentifikasi kerajaan yang tidak dapat dihancurkan oleh ngengat dan karat dunia ini. Tidak dapat ditelan dengan cara apapun. Dan lebih lanjut dari ini, kita mengidentifikasi kerajaan kekal dimana semua kekayaan bangsa-bangsa akan datang. Ini adalah ‘terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia’ yang menimpa patung kerajaan dunia. Dan 2:34. Bagaimanapun, sebelum kita maju untuk melihat pada kerajaan ini, mari kita menjadi jelas dengan perkataan Yesus yang berikutnya. Inilah yang Dia katakan segera setelah mengidentifikasi perbedaan antara harta di bumi dan harta di sorga. ‘Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada’ Mat 6:21. Ini tidak meninggalkan tempat bagi keraguan. Jika Tuhan adalah yang pertama dalam waktu, sumber, dan uang seseorang, maka Dia yang pertama dalam hati mereka. Dan sebaliknya juga adalah benar. Jika Tuhan bukanlah yang pertama dalam keuangan seseorang, bagaimana Dia dapat menjadi yang pertama di hati mereka? 9 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN Yang pertama dan yang terbaik Ketika kita membuat persembahan, Tuhan meminta keduanya, yang pertama dan yang terbaik dari kita. Kitab Maleakhi banyak sekali mengatakan mengenai persembahan yang terbaik. Pada saat itu, meja Tuhan dianggap rendah karena orang-orang membawa hewan yang buta, lemah dan sakit keatas mezbah. Jelaslah bahwa orang-orang tidak membawa yang terbaik dari mereka. Tuhan meresponi, ‘Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu.’ Mal 1:8. Jika kita memimpin diri kita sendiri dalam gereja dengan cara yang tidak akan pernah kita lakukan dalam pekerjaan kita atau tempat kerja kita, adalah jelas bahwa kita tidak membawa ‘yang terbaik’ untuk Tuhan. Inilah yang menjadi masalah diantara kita dari waktu ke waktu, tapi secara keseluruhan ada sedikit keraguan bahwa setiap orang sepenuhnya berkomitmen untuk membawa yang terbaik untuk Tuhan. Perihal dihadapan kita saat ini adalah ‘yang pertama’. Mari kita katakan bahwa membawa ‘yang terbaik’ tidaklah cukup. Kita hanya mengaktifkan mujizat persembahyan ketika kita membawa yang pertama. Yang pertama adalah milik Tuhan. Kita dapat pergi sejauh yang dikatakan bahwa jika persembahan kita bukanlah yang pertama, maka itu bukanlah persembahan sama sekali. Ada banyak orang yang mempersembahkan dengan sukarela, dan itu pasti yang terbaik dari mereka, tapi mereka tidak melakukan itu sampai semua kebutuhan mereka teralamatkan. Dengan definisi, inilah persembahan dari surplus/kelebihan. Itulah aktivitas dermawan. Orang seperti itu akan heran mengapa mujizat persembahan tidak bekerja. Itu tidak bekerja untuk satu alasan sederhana. Mereka tidak memberi yang pertama. Inilah cara Yesus memulai pelayanan-Nya. ‘Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.’ Mat 6:33. Ketika kita mencari kerajaan yang pertama, Tuhan mengukurkan ‘tambahan’ kepada kita dan kemampuan kita untuk menghasilkan bertambah dalam kerajaan. Inilah mujizat persembahan. ‘Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.’ Ams 10:22. ketika kita hidup oleh persembahan, Tuhan memberkati pekerjaan tangan kita. Tapi, 10 1. Tempat pertama dalam segalanya kita tidak pernah menyentuh mujizat ini jika kita tidak memberikan Dia tempat pertama dalam segalanya. Dimana kita tidak menghasilkan buah, itu karena prinsip dari yang pertama tidak pada tempatnya. Roh Kudus menyesuaikan kita dengan ini. Kita perlu untuk terus menerus dibaharui dalam pikiran kita mengenai apa yang membuat persembahan berkenan/diterima. Kita mengingat perkataan Paulus, ‘mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah’. Rom 12:1. Dia menuliskan kepada orang Filipi, ‘Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.’ Fil 4:18. Kita adalah imamat rajani yang mempersembahkan korban rohani yang berkenan kepada Allah. 1 Pet 2:5. apa yang membuat persembahan berkenan? Persembahan tidak berkenan hanya karena kita membawanya. Itu harus dipersembahkan berkenan karena itu untuk diterima. Tiga ketetapan yang menjadi parameter dari persembahan yang berkenan adalah ‘yang pertama’, ‘yang terbaik’, dan ‘seluruhnya’. Persembahan kita harus sempurna dalam kepenuhannya dan keseluruhannya. Paulus menerima sepenuhnya dari Filipi. Dosa Ananias dan Safira adalah tidak membawa seluruhnya. Mereka menyimpan beberapa dari yang mereka nazarkan untuk berikan kepada Tuhan. Kita akan memperhatikan ini lebih lanjut pada bab berikut. Ketertarikan utama kita disini adalah bahwa persembahan haruslah ‘yang pertama’. Yang pertama milik Tuhan Jika kita sungguh-sungguh menginginkan untuk memberi kepada Tuhan ‘yang pertama dalam segalanya’, maka kita harus memberikan ‘yang pertama’. Ini adalah prinsip fundamental dari Alkitab. Apakah manusia, binatang atau hasil, ‘yang pertama’ adalah milik Tuhan. Tuhan mengatakan kepada Musa. ‘Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu (pertama 11 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN – terjemahan Inggris) dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka.’. Kel 13:2. Dan demikian juga, Dia menginstruksikan anak-anak Israel, ‘maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu (mengambil beberapa yang pertama dari semua yang dihasilkan oleh tanahmu – terjemahan Inggris) yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana.’. Ul 26:2. Ini membuktikan bahwa keduanya yang sulung dan buah sulung adalah milik Tuhan. Pemazmur mencatat firman dari Bapa kepada Anak, ‘Akupun juga akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi yang mahatinggi di antara raja-raja bumi.’. Maz 89:27. Yesus Kristus adalah yang sulung dari segala yang diciptakan, yang sulung dari antara orang mati, dan yang sulung diantara banyak saudara-saudara. Dia menjadi anak sulung Bapa oleh persembahan. dan lebih dari ini, Dia menjadi buah sulung dari banyak orang melalui persembahan. setelah dibangkitkan dari kematian, Dia adalah buah sulung dari mereka yang meninggal. 1 Kor 15:20. Dalam buku ini, kita tidak banyak memperhatikan perbedaan antara anak sulung dan buah sulung. Penekanan kami adalah bahwa Dia adalah ‘yang pertama’. Sekalipun Alkitab Bahasa Inggris kita mengatakan Dia mempunyai tempat pertama dalam segalanya, itu agak lemah. Kata ‘tempat’ tidaklah begitu penting. Dia murni dan sesederhana ‘yang pertama’. Dan kita mengenali bahwa Dia adalah yang pertama ketika kita memberikan Dia yang pertama dari kita. Yang pertama adalah milik Tuhan dan ketika kita menerima yang pertama dari kita, kita adalah milik-Nya. Kita diingatkan perkataan Paulus, ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya’. 2 Tim 2:19. Ketika kita memberikan yang pertama, kita terbukti menjadi bagian dari gereja anak sulung. Dan kita adalah buah sulung yang pasti dengan jaminan akan kebangkitan pada akhir zaman. 12 1. Tempat pertama dalam segalanya Stevanus secara puitis menunjuk kepada bangsa Israel sebagai ‘sidang jemaah di padang gurun’. Sesungguhnya, mereka adalah bangsa yang khusus, harta yang istimewa. Tuhan menginstruksikan Musa untuk mengatakan kepada Firaun, ‘Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung’. Kel 4:22. Dengan cara ini, adalah jelas bahwa seluruh bangsa adalah milik Tuhan. Mereka adalah bangsa yang kudus bagi Tuhan karena Dia telah memilih mereka untuk menjadi milik-Nya sendiri diluar dari semua bangsa-bangsa di muka bumi. Ul 7:6. Mereka adalah buah sulung dari kumpulan orang banyak, tuaian dari setiap bangsa, suku bangsa dan bahasa. Nabi Yeremia mengatakan, ‘Israel kudus bagi TUHAN, sebagai buah bungaran dari hasil tanah-Nya (yang pertama dari tuaian-Nya – terjemahan Inggris)’. Yer 2:3. Sebagai yang pertama dari tuaian-Nya, Tuhan membawa mereka ke tanah yang mengalir dengan susu dan madu. Dia memberikan kepada mereka tempat dimana mereka dapat menabur, menuai, dan menghasilkan persembahan. Mereka diinstruksikan untuk membawa yang pertama dari yang dihasilkan kepada Tuhan dan memberi kesaksian, ‘Ia membawa kami ke tempat ini, dan memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya TUHAN.’ Ul 26:9. Mereka diperingatkan untuk tidak melupakan Tuhan dan mempercayai dusta bahwa tangan mereka sendirilah yang membuat mereka kaya. Pada saat mereka berhenti membawa yang pertama dari yang mereka hasilkan, mereka tidak lagi menjadi bagian dari ekonomi Tuhan di tempat itu. Tuhan mengutuk tanah dan tanah itu sendiri memuntahkan mereka. Sama juga dengan kita. Orang bijak berkata, ‘Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu’. Ams 3:9. Setiap orang dalam bisnis atau yang aktif bekerja menghasilkan kekayaan. Kita semua diserahkan ke tanah dan pekerjaan untuk menghasilkan pertambahan bagi kerajaan Allah. Pertanyaan bagi kita sangat sederhana. Apakah kita menghasilkan kekayaan dan pertambahan dengan persembahan atau apakah 13 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN kita mengikuti perintah manusia? Apakah kita mencari kerajaan Allah yang pertama atau apakah kita dipekerjakan oleh kerajaan dunia? Anda adalah ladang Allah Mari kita memperhatikan bahwa kita adalah ladang Allah. 1 Kor 3:9. Itu adalah benar untuk kita sekarang, seperti pada bangsa Israel zaman dulu. Dia telah membawa kita ke tempat ini dan memberikan kita tanah ini, tanah yang mengalir dengan susu dan madu. Tuhan memberikan kepada masing-masing kita sebuah konteks untuk pekerjaan kita. Disinilah tenpat dimana kita dapat menabur, menuai, bertambah dan membuat persembahan. Entahkan pekerjaan atau bisnis, kita semua harus mencita-citakan pertambahan dan persembahan. Karena itu, kita mengambil yang pertama dari semuanya dan mengaturnya di hadapan Tuhan Allah kita untuk menyembah dihadapan-Nya. Ul 26:10. Paulus menunjuk kepada ini ketika dia menuliskan mengenai ibadah penyembahan keimamatan kita dimana kita terbukti baik dan berkenan, dan kehendak Allah yang sempurna. Hal pertama untuk kita sadari adalah bahwa bumi adalah milik Tuhan dan semua kepenuhannya. Ini bukanlah pernyataan abstrak dan berteori. Setiap hewan di ladang adalah miliknya dan kepunyaan-Nyalah semua ternak di perbukitan. Kita harus berhati-hati untuk mencegah menduga-duga seolaholah tangan kita sendirilah yang membuat kita makmur. Adalah harapan untuk menyadari perihal kepemilikan, ladang dan pekerjaan kita ini adalah, karena itu, konteks yang oleh mana kita membuat pertambahan untuk kerajaan. Jika jelas bagi kita siapa yang memiliki ladang, perihal mencari kerajaan yang pertama tidak lagi sulit atau yang membuat kita tersandung. Tuhan memperhatikan ladang dan pekerjaan kita, dan kepada tingkat yang lebih besar, tidak lagi sebagai konteks disiplin dan penyesuaian pribadi kita. Ini seharusnya menjadi sasaran setiap orang kepada siapa Tuhan mengkomitkan pekerjaan. Tuhan mengkomitkan kepada masing-masing kita ladang didalam mana kita dapat menabur dan menuai. Adalah penting untuk mempunyai mata yang baik kepada pertambahan kerajaan-Nya, daripada 14 1. Tempat pertama dalam segalanya ‘mata jahat’, yang dipenuhi dengan iri hati dan kecemburuan. Adalah pengharapan kita bahwa setelah dekade keimamatan yang berkenan, kita terus di dalam kasih yang semula dan pekerjaan yang semula. Jika ini adalah komitmen kita untuk mempersembahkan, maka kita tidak akan mati dengan patah hati, dipenuhi dengan kekecewaan. Ketika kita hidup dalam persembahan,c kita dalam latihan konstan dan pengalaman iman. Kita mencampurkan perkataan dengan ragi iman supaya itu menguntungkan kita. Kita mengingat teguran kepada Israel bahwa perkataan tidak menguntungkan bagi mereka karena tidak dicampurkan dengan iman. Rest/istirahat/tenang adalah kondisi yang kita temukan bagi diri kira sendiri ketika kita hidup dengan iman. Iman persembahan adalah terus menerus dan tak henti-henti. Sebagai konsekuensi, kita menghasilkan buah pada musimnya. Yesus berkata, ‘Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal’. Yoh 4:36. Mari kita mengatakan sekali lagi, Tuhan mengkomitkan kepada masing-masing kita pekerjaan. Secara alegori ini adalah ladang kebun anggur yang mana, tentu saja, adalah subyek dar siklus musim. Musim-musim Allah Ketika kita berbicara mengenai siklus musim-musim, secara khusus kita menunjuk kepada musim-musim pekerjaan Tuhan, bukan mengenai siklus alam. Kita baca dalam kitab Yakobus, ‘Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur (hujan awal – terjemahan Inggris) dan hujan musim semi (hujan akhir – terjemahan Inggris)’.Yak 5:7. Adalah penting bagi kita untuk mengingat perkataan yang diberikan kepada Nuh, ‘Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai’. Kej 8:22. Firman ini diberikan kepadanya setelah dia membuat mezbah dan mempersembahkan korban bakaran sebagai yang mewakili kehidupannya sendiri, sepenuhnya diberikan kepada Allah. Alkitab meneruskan, Tuhan mencium persembahan yang harum 15 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN dan Tuhan berfirman. Kej 8:20-22. Siklus persembahan secara tersirat pada silkus musim-musim dimana Tuhan memberikan keatas kita. Ada musim membersihkan, istirahat, menabur, menyiram dan menuai. Pada saat ini, akibat dari firman atas kita seperti bajak, menghancurkan tanah supaya dapat menghisap hujan. Ini adalah metaphor yang Alkitab berikan bagi kita supaya kita dapat menghasilkan buah pada musim yang benar dan tepat. Adalah mungkin dan dapat untuk masuk kedalam siklus ini dari segala titik. Kita semua tahu pengalaman memasuki kerja keras dari yang lain. Kita beriman di dalam milik orang lain, dan kemudian Tuhan mengkomitkan kepada kita sesuatu yang adalah milik kita. Dia memberikan kepada kita ladang dan benih yang berharga untuk ditabur. Menabur benih yang berharga Jadi bagaimana kita memulai? Kita menabur benih kita pada pagi dan petang hari karena kita tidak tahu yang mana yang akan menghasilkan buah. Kita melemparkan roti kita ke permukaan air, membagi bagian kita menjadi tujuh atau bahkan delapan. Pengkh 11:1,2,6. Kita diingatkan pada perumpamaan penabur dimana benih tersebar secara bebas di segala arah. Paulus mengatakan bahwa yang menabur sedikit (dengan hemat – terjemahan Inggris) dijamin akan menuai sedikit. Kita harus menabur berlimpah-limpah, tapi seperti yang dikatakan oleh orang bijak, ‘Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai’. Pengkh 11:4. Selalu ada alasan praktis dan masuk akal untuk kita tidak menabur hari ini. Karena itu, kitab Ibrani terus menarik perhatian kita kepada pentingnya ‘hari ini’. Kita harus mendorong satu dengan yang lain untuk menaburkan benih kita yang berharga setiap hari, sementara itu disebut ‘hari ini’. Ibr 3:13. 16 1. Tempat pertama dalam segalanya Mengatakan ini, menabur bukanlah mengerjakan oportunis dengan dorongan dan obsesi idividu. Dalam segala waktu kita seharusnya mencegah keputusan pragmatis1 dalam ambisi atau ketakutan. Kita tidak seharusnya menjadi oportunis, mengambil keuntungan atas yang miskin atau yang lemah. Prinsip fundamental dari pekerjaan kita seharusnya adalah mencari kerajaan-Nya terlebih dahulu dan pertambahannya. Dengan melakukan demikian, Tuhan sendiri menyediakan kesempatan untuk buah itu yang datang dari benih penentuan kita sendiri. Kita tidak dapat membawa persembahan kepada Tuhan jika kita tidak pertama-tama menabur benih dari firman yang Tuhan berikan kepada kita. Benih adalah firman Allah dan adalah firman penentuan kita. Dia telah mengkomitkan ini kepada kita dan kita menabur kedalam ladang pekerjaan kita. Yang pertama, benih penentuan kita akan datang kepada kita sebagai firman dari utusan dan kita menerima firman itu kedalam tanah yang baik dari hati kita. Dan yang kedua, benih itu adalah kita; anakanak dari kerajaan. Dalam perumpamaan ini, ladang adalah dunia. Kita di dalam dunia, tapi bukan dari dunia, seperti yang Yesus katakan. Namun, kita tidak boleh menemukan diri kita sendiri berdagang. Kita seharusnya mengingat bahwa dengan kelimpahan dari perdagangan, Lucifer mencemarkan gunung Allah. Tentu saja, kita tidak boleh berkata dalam hati, ‘"Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",…Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."’ Yak 4:13,15. Maksudnya dalam praktek adalah bahwa perkataan dari utusan adalah kontributor utama dalam mendefinisikan ladang dimana kita bekerja. Kita harus menaiki kapal persekutuan persembahan, mempersembahkan diri kita sendiri sebagai hamba Kristus supaya kita dapat mengetahui yang baik, 1 Memandang sesuatu menurut kegunaannya 17 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN berkenan dan kehendak Allah yang sempurna. Persembahan adalah arti yang paling fundamental oleh mana kita dapat menabur benih. Kita tidak mencampurkan kiasan. Ketika kita mempersembahkan diri kita sendiri untuk membuktikan kehendak Allah, kehendak-Nya akan diberitahukan kepada kita dan benih kehidupan kita ditabur sesuai dengan itu. Dia akan memberikan kesempatan dimana kita dapat menabur benih. Jika kita masih dalam tahap kehidupan sekunder atau tersier, kita harus mengkomitkan diri kita untuk dilatih dalam persembahan. Ini akan mengartikan bahwa kita setia dalam milik orang lain. Disinilah kita menegosiasikan dan menyadari pernyataan dari penghambaan. Kita menjadi hamba/budak kebenaran. Tuhan telah memberikan kepada kita pekerjaan masing-masing, kepada beberapa otoritas dan telah memanggil penjaga untuk menjaga. Kita semua harus mengerti pekerjaan kita. Menunggu dengan sabar Kembali lagi ke kitab Yakobus, kita tahu ‘petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi (hujan awal dan hujan akhir – terjemahan Inggris)’. Yak 5:7. Setelah menabur benih, kesabaran segera diminta. Hujan awal menyiapkan tanah untuk menerima benih. Dan hujan akhir atau hujan musim semi yang menjamin tuaian. Kita diingatkan akan perkataan Hosea, ‘Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.’ Hos 6:3. Nabi yang sama yang mengatakan kepada bangsa Israel untuk ‘Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan’. Hos 10:12 Ketika kita mempersembahkan, Dia membukakan jendela surga dan mencurahkan hujan yang membuat benih kebenaran/keadilan bertumbuh. Ini adalah hasil dari mencari kerajaan-Nya yang pertama dan kebenarannya. Dia 18 1. Tempat pertama dalam segalanya akan memberikan kepada kita jumlah hujan yang tepat pada musimnya. Tapi bagaimana jika musim ketika hujan datang terlambat dari perkiraan kita? Kita tidak boleh mengambil dari persembahan. Tapi, kita berdoa dan menantikan Tuhan dengan sabar. Petani menunggu dengan sabar untuk buah dari tuaian. Jenis kesabaran ini bukan hanya menunggu waktu sementara musim berlalu dari kita. Seperti pertanian kompeten apapun, ada sejumlah besar pekerjaan lain yang harus dilakukan sementara benih berkecambah dalam tanah. Mungkin kita membuat variasi hasil dengan siklus berbeda. Ada yang tersebar dengan luas dan bertambah lebih lagi. Apa yang kita tahu adalah ‘Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum’. Ams 11:25. Kiasan dari hujan dan memberi air adalah penting. Paulus mengatakan, ‘Aku menanam’ dan ‘Apolos menyiram’. 1 Kor 3:6. Menghormati ini, kita mendukung pekerjaan dari saudara-saudara kita supaya kita mendapatkan kecukupan dalam segalanya dan berlimpah dalam setiap pekerjaan yang baik. Adalah Allah yang membuat pertumbuhan. Yang pertama dari tuaian Ketika yang pertama dari tuaian dituai, kita berkonfrontasi dengan keputusan yang sangat penting. Akankah kita membawa yang pertama dari hasil kita ke tempat dimana Tuhan Allah kita telah pilih untuk menegakkan nama-Nya? Akankah kita menghormati Tuhan dari kekayaan kita dan dari yang pertama dari semua hasil kita? Atau akankah kita melupakan Tuhan Allah kita dan berkata dalam hati bahwa tangan kita sendiri yang membuat kita kaya? Ini adalah masalah orang Korintus. Paulus memperingatkan mereka dengan berkata, ‘apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima?’ 1 Kor 4:7. Dia melanjutkan dengan mengatakan, ‘Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi dari pada kamu’ 1 Kor 9:11. Menurut perkataan utusan hal yang umum bagi mereka yang berlimpah untuk tidak terus dalam persekutuan persembahan. Yakobus menunjuk kepada mereka yang ingin menggunakan pertambahan untuk 19 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN kesenangan mereka sendiri, daripada terus dalam persekutuan memberi dan menerima. Yak 4:3. Buah sulung dipersembahkan kepada Tuhan untuk menguduskan tuaian yang akan datang. ‘Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus’ Rom 11:16. Dalam ayat ini, Paulus menggunakan simbol korban sajian yang dimana orang Israel mempersembahkan buah sulung mereka kepada Tuhan. Jika kita berpikir sejenak mengenai bagian ingat-ingatan dari korban sajian ini, kita akan mengingatkan diri kita bahwa Allah mengingat kita dalam persembahan itu. Tidak ada jalan lain untuk menarik perhatiannya. Ketika kita membawa yang pertama dari semuanya, kita diingat dihadapan Allah. Itu mendemonstrasikan bahwa Dia ditempatkan yang pertama dalam segalanya. Kebutuhan untuk mengontrol akan membuat kita khawatir. Sampai pada tingkat kita khawatir, kita tidak akan menjadi orang yang mempersembahkan. Persembahan akan membawa kita melampaui materi, emosi, dan sumbersumber kesadaran. Kita memberi ‘yang pertama’ untuk menguduskan tuaian yang akan datang. Jika tidak ada buah sulung yang dipersembahkan maka tidak ada tuaian. Bahkan jika Tuhan membuka pintu surga bagi kita, tapi tidak menghardik pelahap, tuaian tetap akan hilang. Kehidupan orang-orang dihancurkan dimana-mana karena mereka tidak bersatu dengan siklus persemahan. Tuhan memberikan mereka kekayaan dan kemakmuran dan kehormatan, tapi tidak mempunyai kuasa untuk memakan dari situ. Segala yang mereka hasilkan dinikmati oleh orang asing atau dihancurkan oleh kekuatan pasar. Buah sulung tidak pernah diukur. Tapi, dari sudut pandang Yahudi, persembahan buah sulung minimal menggambarkan mata yang jahat. Kitab Amsal mengatakan, ‘Orang yang kikir (Orang dengan mata jahat – terjemahan Inggris) tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan’. Ams 28:22. Seseorang dengan mata jahat akan berdagang tanpa kecuali dan tersinggung/sakit hati ketika Tuhan tidak bertemu dengan mereka dengan cara yang mereka harapkan. Yesus mengatakan perumpamaan mengenai pekerja kebun anggur yang menjadi 20 1. Tempat pertama dalam segalanya marah ketika mereka tidak menerima lebih dari jumlah yang disetujui. Mereka mempunyai mata yang jahat atau iri, dipenuhi dengan membandingkan dan kebencian terhadap kemurahan hati tuan kepada yang lain. Sejarah Yahudi menceritakan kepada kita bahwa seseorang yang memberikan buah sulung sekedarnya dikatakan ‘mata yang sekedarnya/sedang-sedang’. Itu bukanlah formula, tapi meskipun demikian, ‘Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga’. Demikian juga dengan memberikan buah sulung. Ukuran buah sulung mengindikasikan iman orang tersebut untuk tuaian yang akan datang. Ingat, Tuhan dapat melipatgandakan benih kita untuk menabur dan menambahkan tuaian kebenaran kita. 2 Kor 9:10. Seseorang yang memberikan buah sulung dalam jumlah besar dikatakan mempunyai ‘mata yang berkemurahan’. Sesungguhnya, mata mereka baik dan seluruh tubuh mereka terang. ‘Mata yang Berkemurahan’ sepenuhnya dan seutuhnya fokus pada pertambahan kerajaan Allah. ‘Orang yang baik hati (Orang yang berkemurahan – terjemahan Inggris) akan diberkati’. Ams 22:9. Prinsip ‘yang pertama’ ini harus meresap dalam setiap segi kehidupan kita. Itu pasti memerintah segala yang dilakukan oleh rasul Paulus. Dia memperhitungkan rumah Epenetus dan Stafanus sebagai buah sulung di daerah mereka. Rom 16:5. 1 Kor 16:15. Cukup jelas terlihat bahwa Paulus tidak melakukan pendekatan penginjilan dari sudut pandang pengusaha dan motivasi. Tapi, dia menemukan buah sulung yang mereka sendiri perwakilan pengudusan tuaian yang akan datang. Persepuluhan dari semua Disaat tuaian seluruhnya berada dalam lumbung, dapatlah dikatakan, hal pertama yang kita lakukan adalah membayar perpuluhan kita. Ini memindahkan bagian yang kudus dari rumah kita. Perpuluhan adalah sepuluh persen dari pertambahan sebagai pengganti dari seluruhnya. Kita tidak boleh lupa bahwa seluruh tuaian adalah milik Tuhan. Dia yang empunya beribu-ribu 21 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN hewan di gunung dan kekuatan kita untuk menghasilkan pertambahan yang akan datang dari Dia. Akan menjadi perampokan jika kita menurunkan bayaran perpuluhan kepada perjanjian yang telah dihapuskan, dipindahkan, atau dibuat berlebihan. Asal mula pembayaran perpuluhan tidak ditemukan dalam Perjanjian Hukum. Itu ditegakkan sebagai bagian dari Perjanjian Abraham, yang sesuai dengan kesaksian Tuhan, adalah Perjanjian Kekal. Tuhan berkata kepada Abraham, ‘Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal’ Kej 17:7. Rasul Paulus meng-substansikan kepermanenan dari perjanjian ini ketika dia berkata, ‘Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.’ Gal 3:17. Bahkan lebih khusus mengenai pembayaran perpuluhan, Paulus mengatakan, ‘Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan’. Ibr 7:9. Ketika Abraham bertemu dengan Melkizedek, respon pertamanya adalah memberikan kepadanya sepersepuluh dari semua. Dia menyadari bahwa dia mengangkat tangannya kepada Tuhan, Yang Maha Tinggi, yang adalan pemilik surga dan bumi. Dengan cara demikian, Yakub menyadari bahwa segala sesuatu datang dari Tuhan dan dia membuat nazar untuk membayar persepuluhan. Ditempat dimana Tuhan bertemu dengannya, dia berkata, ‘Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu’. Kej 28:22. Perpuluhan adalah fondasi dari partisipasi kita dalam ekonomi Allah. Ketika kita membayar perpuluhan, kita juga membuat persembahan karena kita hanya memberikan kepada Tuhan bagian yang tidak pernah menjadi milik kita. Tapi, jika kita gagal untuk memindahkan bagian yang kudus ini dari rumah kita, kita merampok Allah dan tidak ada persembahan yang kita berikan yang efektif. Ini adalah situasi 22 1. Tempat pertama dalam segalanya pada hari-hari Maleakhi. Umat-Nya merampok Allah dalam perpuluhan dan persembahan khusus. Persembahan tuaian Persembahan khusus adalah bagian yang spesifik dari korban keselamatan yang memprakarai dimulainya tuaian yang berikut. Korban keselamatan adalah persembahan tuaian. Ini menandakan puncak dan penggenapan dari musim dan siklus persembahan. Ini adalah titik puncak dari pertambahan dan kelimpahan yang dikembalikan kepada Tuhan. Ketika korban keselamatan dipersembahkan kepada Tuhan, itu adalah benih dari musim berikut. Sekalipun korban keselamatan adalah yang terakhir dalam siklus persembahan, adalah benar mengatakan itu yang pertama dari tuaian yang akan datang. Dengan cara ini, prinsip yang terakhir menjadi yang pertama adalah benar. Mat 19:30. Ada tiga tipe dari korban keselamatan – persembahan sukarela, persembahan syukur, dan membayar nazar. Kita akan melihat ini lebih detail pada bab-bab berikut. Ketika masing-masing dari persembahan ini dipersembahkan kepada Tuhan diikuti dengan tepung tak beragi dan beragi. Satu dari tepung yang beragi diangkat sebagai persembahan khusus. Inilah mengapa Yesus menyerupakan kerajaan Allah dengan perempuan yang mencampur tiga sukat/ukuran tepung dengan ragi. Dia menyiapkan persembahan khusus sebagai puncak dari satu tuaian dan permulaan dari tuaian yang akan datang. Dalam ekonomi Israel, persembahan khusus sebagai membayar nazar adalah ciri-ciri yang mendefinisikan siklus persembahan. Dalam persembahan ini, mereka dapat membayar nazar mereka dan membuat nazar untuk musim yang akan datang. Ini adalah wewenang eksklusif dari mereka yang hidup dengan iman. Mereka dapat dengan akurat memprediksi atau memperkirakan musim yang kedepan. Mereka tidak mengontrol atas keuntungan atau kerugian yang dapat terjadi atas mereka. Namun, mereka membuat dan membayar nazar mereka dalam iman. Orang seperti itu mengambil firman Allah dengan serius ketika Dia berkata, ‘ujilah Aku’. Mal 3:10. 23 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN Ketika Paulus berbicara mengenai menjadi diperkaya untuk semua kebebasan yang menghasilkan ucapan syukur kepada Allah, dia menunjuk kepada mempersembahkan korban keselamatan. Dengna cara ini, kita ditambahkan supaya musim-musim menabur yang akan datang melebihi musim yang sebelumnya. Rasul Yakobus mengatakan, ‘Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai’. Yak 3:18. Ini artinya pribadi yang mempersembahkan korban keselamatan dapat menabur benih tuaian berikut dengan aman. Tuhan sepenuhnya bekerja dalam pekerjaan mereka dan menambahkan tuaian kebenaran mereka pada setiap musim. Dia memangkas/membersihkan setiap ranting Kita seharusnya menghasilkan buah lebih dalam setiap musim-musim yang mengikuti. Tapi, ini bukan berarti bahwa kita tidak akan mengalami pengalaman dibersihkan. Pada kenyataannya, pembersihan adalah bagian yang penting dari siklus persembahan. Segala sesuatu dibawah langit ada waktunya. Untuk alasan ini, kita tidak seharusnya gelisah/takut ketika Tuhan bergerak untuk membersihkan kita. Selama waktu ini, kita akan berkontraksi. Kehidupan kita akan terlihat menurun dalam ukuran. Ketika Yesus berbicara mengenai pokok anggur yang benar dan ranting-rantingnya, Dia berkata bahwa Bapa membersihkan ‘setiap ranting yang berbuah’. Yoh 15:2. Dibersihkan/dipangkas adalah tanda bahwa kita telah menghasilkan buah pada musimnya dan kita dipersiapkan untuk pertumbuhan musim berikut. Demikian juga, kita seharusnya tidak menjadi risau dengan periode istirahat. Kita harus tahu musim istirahat dan Alkitab cukup jelas mengenai hal itu. Sabat adalah untuk istirahat, dan dalam tahun Sabat tanah dibiarkan kosong. Hal-hal ini penting bagi kita. Kita tidak dapat terus seolah-olah ladang kehidupan kita dapat menghasilkan buah untuk tiga ratus lima puluh enam hari per tahun. Pembatasan kredit bank di dunia pada saat ini, adalah kesempatan untuk semua orang Kristen yang bijaksana dalam bisnis untuk 24 1. Tempat pertama dalam segalanya menyesuaikan praktek-praktek mereka supaya mereka dapat menghasilkan lebih banyak buah untuk persembahan di masa depan. 25 BAB 2 Kerajaan dunia ini Kita mengingat perkataan Yesus ketika Dia berdiri dihadapan Pontius Pilatus, ‘"Kerajaan-Ku bukan dari dunia in’. Yoh 18:36. Berulang-ulang Dia berbicara mengenai dua kerajaan dan dua model kebenaran. Demikian juga, ‘Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan’. Mat 6:24. Apakah kita menyimpan harta di dunia pada kerajaan duniawi atau kita menyimpan harta di surga; yaitu, dalam kerajaan surga. Suatu pernyataan yang jelas bahwa dimana harta kita, disitu juga hati kita. Salah satu dari kerajaan ini akan menjadi tuan atas kita. Kita akan diperhamba kepada yan satu atau yang lain. Entahkah kita diperhamba kepada dosa yang menghasilkan maut, atau budak kebenaran yang menghasilkan kehidupan dan kelimpahan. Sebagai orang Kristen, kita dipaksa untuk berpartisipasi dalam ekonomi dunia. Tapi, kita harus menggunakan mekanisme dan prinsip persembahan dalam ekonomi Allah. Yesus berkata, ‘Ikatlah persahabatan dengan 2. Kerajaan dunia ini mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi (supaya ketika itu jatuh – terjemahan Inggris), kamu diterima di dalam kemah abadi’. Luk 16:9. Karena dimulainya waktu, setiap kuasa dunia telah mengerjakan dan memelihara kuasanya dengan kekayaan dan kekuatan ekonomi. Namun, setiap kuasa akan jatuh. Karena itu, Yesus berkata, ‘tidak dapat menolong lagi (ketika itu jatuh – terjemahan Inggris)’. Inilah hasilnya ketika Allah memusnahkan persediaan makanan. Dia menghancurkan kuasa dari yang satu dan memberikan itu kepada yang lain. Allah Yang Maha Tinggi memerintah dalam kerajaan manusia dan memberikan itu kepada siapa saja yang Dia pilih. Kita mencari kerajaan yang tidak dapat digoncangkan dan digoyahkan. Inilah ‘terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia’ yang dibicarakan Daniel. Inilah kerajaan persembahan yang bertambah selama-lamanya. Persediaan makanan Ketika Alkitab berbicara mengenai persediaan makanan, itu mengacu kepada sumber-sumber dunia. Kekuatan dari persediaan makanan adalah kemampuan dunia untuk mengatur sumber-sumbernya dengan efektif. Biasanya ditangani dengan cara yaitu sumber-sumber dunia dimaksimalkan ketika masingmasing negara dalam spesialisasi dan kemudian saling berdagang sesuai dengan itu. Kerajaan dunia ini bergerak dengan cepat mendirikan satu sistem ekonomi, dengan satu mata uang, untuk membuat perdagangan ini lebih efektif. Dalam ekonomi global, Australia di desain sebagai negara sumber utama. Namun, sekalipun dengan pertambahan spesialisasi, masih ada keprihatinan yang tersebar luas yang sumber-sumber dunia tidak mencukupi. tidak ada jaminan bahwa ekonomi dunia dapat menopang dirinya sendiri ke masa depan. Dan ini tidak terhitung dengan kenyataan bahwa Tuhan sendiri campur tangan dalam urusan manusia untuk memusnahkan persediaan makanan. Contoh yang jelas mengenai hal ini terjadi pada zaman Yusuf. Pemazmur menuliskan bahwa Tuhan ‘mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan 27 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN menghancurkan seluruh persediaan makanan’. Maz 105:16. Kitab Kisah para Rasul menunjuk kepada krisis yang sama. Pada zaman Klaudius, ada kelaparan di seluruh dunia. Lukas menceritakan bahwa Paulus dan Barnabas mengajarkan gereja selama periode satu tahun sebelum krisis ini. Hal itu berlawanan dengan latar belakang gereja mengumpulkan persembahan khusus untuk orang-orang kudus di Yerusalem. Ini adalah inisiatif pelayanan Paulus yang pertama yang tertulis. Dan juga mendemonstrasikan iman dari orang-orang percaya di Antiokhia dalam ekonomi persembahan yang melebihi kelaparan. Kita mengalami sesuatu yang sama dalam ekomoni saat ini. Pada zaman Yusuf dan zaman gereja mula-mula, tepung gandum yang terbatas. Krisis global pada saat ini tidak berbasis pada komoditas. Ini adalah krisis kredit global. Keuangan untuk investasi telah menjadi sangat terbatas. ‘Jika Aku memusnahkan persediaan makananmu, maka sepuluh perempuan akan membakar roti di dalam satu pembakaran. Mereka akan mengembalikan rotimu menurut timbangan tertentu, dan kamu akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang’. Im 26:26. Inilah kondisi kita ketika persediaan sumbersumber penting terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka yang bersandar kepada sumber-sumber itu. Tidak seorangpun yang dapat memastikan mengenai lamanya penyusutan ekonomi saat ini. Tapi, kita tahu Yang Maha Tinggi memerintah dalam urusan manusia. Kekhawatiran adalah bukti bahwa kita bersandar pada persediaan makanan dalam dunia. Yesus mengatakan untuk tidak khawatir apa yang akan kita makan, apa yang akan kita minum, atau apa yang akan kita pakai. Bangsabangsa bukan Yahudi mencari akan hal-hal ini. Ekonomi dunia bercirikan ketetapan untuk memperoleh dan bertambah-tambah sebagai jawaban dari kekhawatiran dan ketakutan akan hari esok. ‘Menyimpan untuk musim hujan’ digambarkan sebagai manajemen keuangan yang bijaksana. Tapi, keamanan tidak pernah akan ditemukan dalam perolehan dan mengumpulkan kekayaan dimana ngengat dan karat dapat hancurkan. Kesaksian mengenai ini adalah terjadinya kehilangan banyak dana pensiun dan investasi saat ini. Ketika 28 2. Kerajaan dunia ini Tuhan menghancurkan persediaan makanan dan kekhawatiran bertambah, kebutuhan untuk memperoleh dan bertambah-tambah semakin berlipat. Tuhan berkata kepada nabi Yehezkiel, ‘Aku akan memusnahkan persediaan makanan di Yerusalem -- dan mereka akan memakan roti yang tertentu timbangannya dengan hati yang cemas; juga mereka akan meminum air dalam ukuran terbatas dengan hati yang gundah gulana --’. Yeh 4:16. Berada dibawah kuasa jahat Adalah ilusi untuk berpikir bahwa pemerintah, bank-bank, dan pasar modal mengontrol dunia dan ekonominya. Ketika Setan menunjukkan kepada Yesus kerajaan dunia dan semua kemuliaannya, dia berkata bahwa ‘itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki’. Luk 4:6. Tentu saja, ini hanya sebagian yang benar. Seluruh dunia dibawah pengaruh yang jahat. Ekonomi dunia diberdayakan sesuai dengan pekerjaan setan. Namun, Yang Maha Tinggi tetap memerintah dalam kerajaan manusia. Adalah Dia yang memberikan kerajaan dunia ini kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Dia mengangkat ini orang yang paling kecil. Dan 4:17. Kita dapat berpartisipasi dalam kerajaan dunia tanpa dibawah pengaruh dari yang jahat. Kita tahu bahwa kita berasal Allah. 1 Yoh 5:19. Ketika kita dapat berteman untuk diri kita sendiri dalam arti mamon tidak jujur, kita harus menjadi jelas bawa kita adalah hamba dari satu tuan, dan hanya satu tuan. Kita adalah hamba Tuhan Yesus Kristus, melakukan bisnis sampai Dia datang. Pendekatan semua usaha kita harus dari sudut pandang ini. Kita adalah hamba-Nya dan kita ‘melakukan bisnis’ di dunia ini dengan tujuan untuk menghasilkan pertambahan bagi persembahan. Ingat bahwa sejak permulaan Lucifer telah terkorupsi oleh kelimpahan perdagangannya. Yeh 28:16. Dengan cara yang sama, Babel adalah hirarki dari perdangangan agamawi yang tidak hidup oleh persembahan. Babel berusaha keras untuk menghubungkan kerajaan Allah dengan kerajaan dunia ini. Yesus jelas, ‘Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini’. Yoh 18:36. Kita berpartisipasi dalam 29 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN ekonomi Allah oleh persekutuan memberi dan menerima. Alternatif lain, sistem ekonomi dunia bertransaksi dan berdagang barang-barang dan pelayanan dengan mata uang. Sebagai akibatnya, kekayaan diukur dengan nilai aset dan mengumpulkan uang. Ada diskusi dalam level tertinggi dari pemerintahan mengenai satu mata uang pada saat ini. Uang dan aset bukan dari kekayaan itu sendiri. Mereka adalah subyek untuk persediaan dan permintaan. Mereka dihargai atau menurun sesuai dengan itu. Mereka adalah ukuran dari kekayaan. Namun, tanpa uang atau aset, kita tidak dapat bertransaksi dalam ekonomi dunia. Jadi dunialah yang menekan kita untuk memperoleh sumber-sumber, hak menurut keadilan dan uang. Pada hari-hari kita kedepan, tidak seorangpun dapat bertransaksi; yaitu, tidak seorangpun dapat membeli dan menjual tanpa mereka memiliki tanda dari binatang. Kapasitas kita untuk membeli dan menjual dibawah kontrol langsung oleh sistem bank. Tapi, ketika Tuhan menghakimi Babel, raja-raja di bumi yang berkomitmen kepada imoralitas dan hidup dengan nafsu bersamanya, akan menangis dan meratapinya ketika mereka melihat asap dari api yang membakarnya. Dalam satu jam penghakiman atas dia akan datang. Dalam satu jam kekayaan Babel yang besar akan terbuang. Hanya mereka yang hidup dalam ekonomi persembahan lolos dari semua hal-hal ini. Megumpulkan/menumpuk kekayaan adalah musuh dari persembahan Memperoleh dan mengumpulkan kepemilikan meringankan dan berlawanan dengan persembahan. Dunia memandang ‘persembahan’ sebagai pelanggaran hak individu untuk menetapkan kualitas hidup kita. Ekonomi dunia ini secara fundamental berpusat pada diri sendiri, dengan lapisan menghormati yang menutupi realita ini. Sasaran mendapatkan kemanan yang berpusat pada diri sediri dipersembahkan kepada kita sebagai pengelola yang baik. Sebagai akibat, kita menjadi masyarakat yang tamak, menyimpan dimana ngengat dan karat mengikis dan melahap kekayaan duniawi kita. Jika kita tidak waspada, 30 2. Kerajaan dunia ini sikap ini mudah mengalir dalam gereja. Kita dalam bahaya menjadi duniawi dan sekuler dalam sikap kita terhadap kepunyaan/kepemilikan. Kemampuna kita untuk mengelola kekayaan yang Tuhan jaminkan bagi kita adalah karunia. Jika kita tidak mendapatkan kemurahan dari Allah, maka kita tidak akan mendapatkan kekayaan yang sebenarnya. Tidak boleh dalam hati kita ada keinginan untuk memperoleh dan mengumpulkan untuk diri kita sendiri. Dia berkata kepada dirinya sendiri, ‘Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah’ Luk 12:19. Yesus menyebut orang ini bodoh karena dia tidak tahu bahwa jiwanya akan diambil dari dia pada malam itu. Dia telah menyimpan harta untuk dirinya sendiri, tapi dia tidak kaya untuk Allah. Kita hidup dalam masyarakat yang tamak dimana hak dari yang miskin tidak dipedulikan. Dalam ekonomi persembahan, mengumpulkan harus disendirikan untuk orang miskin dan tidak mengambil keuntungan. Yakobus menggambarkan agama yang murni dan tanpa cacat dihadapan Allah adalah mempedulikan para janda dan yatim piatu dalam kesusaha mereka. Yak 1:27. Uang bukanlah kekayaan. Itu hanya ukuran kekayaan. Kekayaan adalah berkat ketika itu dipegang sebagai arti dari penyediaan dalam ekonomi Allah. Mereka yang kaya dalam harta benda dunia adalah untuk mengelola kekayaan ini, mengakui ketuhanan Kristus atas segala sesuatu. Ayub mengerti hal ini ketika dia memberi kesaksian bahwa Tuhan memberikan dan Tuhan mengambil. Ayub 1:21. Banyak saudara dan saudari yang telah pergi mendahului kita menegosiasikan ini. Alkitab mengatakan mereka dengan sukacita menerima harta mereka dirampas. Ibr 10:34. Jika kita tidak mengkomitkan diri kita kepada ekonomi persembahan, maka suku bunga, perpajakan, dan penilaian mata uang akan melahap kekayaan dan pertambahan kita. Sesuai dengan itu, kekhawatiran dan ketamakan akan memerintah motivasi kita. Mereka yang kaya dalam harta benda dunia percaya bahwa tangan mereka sendiri yang membuat mereka kaya. Mereka yang hidup dalam ekonomi persembahan memegang kesaksian bahwa Tuhan Allah-lah 31 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN yang memberikan kita kuasa untuk menghasilkan kekayaan. Musa berkata kepada bangsa Israel ketika mereka masuk ke tanah perjanjian, ‘Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu’. Ul 8:18. Seperti Abraham, kita haruslah tidak memperoleh kekayaan dari raja Sodom. Kej 14:21. Keamanan pribadi, kenyamanan dan kesenangan telah dirasionalisasikan sebagai alasan yang sah untuk memperoleh dan mengumpulkan kekayaan. Satu-satunya alasan orang Kristen dapat memperoleh kekayaan adalah untuk berpartisipasi dalam ekonomi dan persekutuan persembahan. 1 Taw 29:16. Kemampuan untuk berpartisipasi ini adalah karunia dari Allah. Kekayaan bukanlah karunia. Kemurahan berpartisipsi adalah kekayaan yang sebenarnya dan berkat yang sesungguhnya. Mempercayai kekayaan Mengapa kita percaya pada kekayaan? Itu karena mereka memberikan kita ilusi akan keamanan dan kekuasaan. Berbicara mengenai kuasa, maksud kami adalah kapasitas untuk mengontrol kualitas dan arah kehidupan kita. Cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan. 1 Tim 6:10. Mempercayai kekayaan akan benar-benar membuat kita khawatir akan hari esok. Kekayaan membuat sayapnya dan terbang. Ams 23:5. Rasul Paulus berbicara mengenai kesalehan dengan merasa cukup sebagai arti dari keuntungan yang besar. Dia memberi kesaksian, ‘Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan’. Fil 4:12. Rasul Paulus mempunyai pandangan yang kuat mengenai hal ini. Dia dimotivasi untuk melindungi orang-orang percaya dari bahaya kebinasaan 32 2. Kerajaan dunia ini mempercayai kekayaan. Menuliskan kepada Timotius dia berkata, ‘Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan’ 1 Tim 6:9. Kerajaan dunia ini diperdaya oleh pencarian kesenangan dan perolehan. Jika kita menginginkan hal-hal ini, maka kita akan tergoda. Ingat perkataan Yesus, ‘Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya’ Mark 8:36. Orang bijak berkata, ‘Orang fasik mengingini jala orang jahat, tetapi akar orang benar mendatangkan hasil’. Ams 12:12. Jika kita memeluk ekonomi persembahan, maka kita haruslah tidak berpartisipasi dalam maksud duniawi yang menjanjikan kekayaan yang tidak bertambah dengan kerja keras. Yesus memperhatikan tempat penukaran uang di bait dan mengusir mereka karena maksud-maksud mereka yang jahat. Kita tidak boleh berkata dalam hati kita, ‘Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung’. Yak 4:13. Kita harus memperhatikan karena milik (warisan – terjemahan Inggris) yang diperoleh dengan cepat pada awalnya tidak akan bertahan sampai akhir. Ams 20:21. Pemazmur berkata, ‘Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan’ Maz 39:6. Ini bukanlah jalan persembahan. Tuhan mengkomitkan kekayaan yang sebenarnya kepada kita supaya kita dapat mengelolanya dalam ekonomi persembahan. Dia telah menginvestasikan di dalam kita talenta sesuai dengan kemampuan. Kita seharusnya membuat sasaran untuk bertambah tiga puluh, enam puluh, dan seratus kali lipat. Ketika kita makmur kita harus melakukan itu dalam persekutuan persembahan, tidak pernah menyatakan bahwa tangan kita sendirilah yang membut kita kaya. Ul 8:18. Tuhan-lah yang memberikan kita kuasa pertambahan. Kita adalah hamba-Nya, melakukan bisnis sampai Dia datang, dan kita akan dipanggil untuk memberi pertanggungjawaban atas pengelolaan kita. Apa yang kita miliki yang tidak kita terima? Kita harus memberi 33 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN kesaksian seperti Daud, ‘Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu’. 1 Taw 29:14. Jangan menjadi serupa dengan dunia ini Dengan mendorong kita untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai korban yang hidup, Paulus meneruskan, ‘Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini’. Rom 12:2. Kita tidak dapat menyerupakan atau mengadaptasikan persekutuan persembahan dengan ekonomi dunia. Ekonomi persembahan adalah mujizat, jadi ketika Tuhan melipatgandakan benih kita adalah supaya kita dapat menghasilkan tuaian. Sebagai akibatnya, kita harus diubahkan dengan membaharui pikiran kita supaya kita berpikir dan mengerti jalan persembahan. Memberi bukanlah serta merta persembahan. Namun, persembahan adalah jalan yang Allah berikan. Dengan demikian, komitmen kita bukan serta merta adalah nazar. Tapi, nazar adalah komitmen tanpa-negosiasi. Alkitab memberikan kepada kita seluruh rezim pemikiran sekitar pembahasan persembahan. Ekonomi ini tidak pernah bertambah dengan berdagang, spekulasi, atau oportunis. Ini adalah persekutuan memberi dan menerima. Jika Tuhan tidak bertemu dengan kita ketika kita membawa persembahan, maka kita akan mengalami kekurangan. Pada kenyataannya, seperti yang dikatakan Paulus, kita akan menjadi ‘orang-orang yang paling malang dari segala manusia’. 1 Kor 15:19. Persembahan membuat kita bergantung pada Tuhan untuk memberikan hujan dan embun kemurahan-Nya atas pekerjaan tangan kita. Persembahan itu sendiri adalah permohonan kepada Allah untuk memasukkan kita kedalam ekonomi-Nya. Pemazmur mengerti ini ketika dia mendeklarasikan bahwa Tuhan yang empunya beribu-ribu hewan di gunung. Ini adalah pernyataan sederhana di satu sisi, tapi sulit di sisi lain. Tanpa Tuhan sendiri mengulurkan tangan-Nya kepada kita, maka kita bekerja keras dalam kesia-siaan. Bagaimana kita memperkirakan mujizat persembahan? Itu hanya dapat terjadi dengan mengerjakan iman. Sejarah Yahudi mengajarkan 34 2. Kerajaan dunia ini kepada kita pelajaran akan yang jahat, sekedarnya, dan mata yang berkemurahan. Ketika mata kita tunggal, tubuh kita penuh dengan terang. Kita tidak dapat mencampurkan di dalam ekonomi persembahan. Jika kita memulai dengan Roh, kita tidak menyelesaikan dengan daging. Adalah tidak mungkin menegosiasikan tingkat mujizat persembahan. Dengan ini maksud kami, Allah menjawab dan memberkati atau tidak. Kita dapat memiliki keyakinan yang besar dalam pernyataan, ‘ujilah Aku’. Mal 3:10. Namun, kita tidak dapat mencampur persembahan dengan perdagangan oportunis. Ada jalan yang terlihat benar bagi manusia tapi ujungnya adalah maut. Tidak mengikuti perintah manusia Pelajaran dari kitab Hosea adalah bahwa kita akan tertindas dan diremukkan dalam penghakiman jika mengikuti perintah manusia. Hos 5:11. Ini bukan menyatakan secara tidak langsung bahwa semua orang yang mengikuti ortodoks dan prosedur standar dari pelayanan mereka akan menderita kerugian. Namun, persembahan ditemukan dalam firman yang datang kepada kita, bukan dalam hikmat yang dari dalam. Pragmatis dan hikmat dunia adalah perintah manusia. Semua hal-hal ini ada dan bertransaksi dalam ekonomi dunia. Ekonomi persembahan lahir dalam kebodohan dari pesan yang diberitakan. Praktek pengelolaan persembahan semua berbeda untuk praktek bisnis yang baik. Itu bukan untuk mengatakan kita seharusnya menggunakan random dan kebodohan dan menyebutnya ‘persembahan’. Namun, mereka yang bersatu dengan ekonomi persembahan melakukan itu dengan mencari kerajaan terlebih dahulu. Paulus memberi kesaksian mengenai Makedonia, ‘Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami’. 2 Kor 8:5. Dalam prakteknya, ini berarti bahwa kita tidak mengurus kebutuhan kita sendiri sebelum kontribusi perpuluhan, buah sulung, dan persembahan khusus. Ketika kita bersatu dengan ekonomi persembahan, kita melepaskan kontrol kehidupan kita kepada ketuhanan Kristus. Kebergantungan kita atas mujizat 35 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN berkat dan bukan atas pragmatis perintah manusia. Persembahan dapat dan tahan menghadapi tren dan perkiraan. Kita tidak dapat memprediksi cara Tuhan akan memberkati kita dengan kesempatan untuk bertambah. Tidak seorangpun dapat memperkirakan mujizat persembahan. Dia yang memperhatikan langit tidak akan menabur. Ayat ini mencakup tingkah laku dari seseorang yang menegakkan pekerjaan mereka pada tren, daripada pada perkataan/firman iman. Persembahan melampaui sumber-sumber praktek, kapasitas kognitif, kekuatan emosi, dan koneksi hubungan. Firman mengenai ladang pekerjaan kita dan persembahan kita datang kepada kita dalam konsultasi dengan utusan. Tapi, ketika bangsa berbalik kepada perintah manusia, nabi memberi kesaksian, ‘Sebab itu Aku ini akan seperti ngengat bagi Efraim dan seperti belatung bagi kaum Yehuda. Ketika Efraim melihat penyakitnya, dan Yehuda melihat bisulnya, maka pergilah Efraim ke Asyur’ Hos 5:12-13. Analogi dari bagian ini adalah bahwa orang-orang tidak berbalik kepada Tuhan dan utusan-Nya untuk mencari nasehat. Mereka mencari hikmat Asyur, menyimbolkan dunia dan sudut pandangnya. Kita diingatkan kepada raja Asa yang bersandar kepada raja Aram daripada Tuhan ketika dia dalam krisis militer. Dan demikian juga, ditengah krisis kesehatan yang parah, ‘ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabibtabib’. 2 Taw 16:12. Kembali ke kitab Hosea, itu adalah bukti bahwa bangsa Israel akhirnya menyadari. Mereka berkata, ‘Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, … Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.’ Hos 6:1,3. Dalam latar belakang yang tidak berbeda, nabi Maleakhi menuliskan firman Tuhan, ‘Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan (Kembalilah kepada-Ku, dan Aku akan kembali kepadamu – terjemahan Inggris) … ujilah Aku … apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.’ Mal 3:10. Pernyataan 36 2. Kerajaan dunia ini profetik mengenai hujan awal dan akhir, yang juga dibicarakan oleh Yakobus, menyimbolkan kekuasaan dan pekerjaan mujizat Allah kepada kita. Setelah membuktikan Dia dengan perpuluhan dan persembahan khusus, Dia mencurahkan hujan dan embun atas ladang persembahan kita supaya benih dapat berkecambah dan menghasilkan buah pada musim yang lain. Kerajaan dan ekonomi persembahan tidak boleh mengikuti perintah manusia. Hos 5:11. Inilah masalahnya. Setelah memulai dengan Roh, kita semua cenderung membelok dan melihat kepada daging untuk mengakhiri dan menggenapi. Mujizat persembahan tidak dapat dimanipulasi, diperkirakan atau dikontrol. ‘Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.’ Maz 127:1. Kita harus ingat bahwa tujuan tunggal dari persembahan adalah rumah Tuhan dan pekerjaan Tuhan. Ini adalah cara dimana kerajaan Allah bertumbuh dan bertambah selamanya. 37 BAB 3 Kerajaan persembahan yang kekal Keyakinan kami adalah bahwa Tuhan menegakkan kerajaan yang tidak dapat digoncangkan atau digoyahkan pada hari-hari ini. Kita adalah untuk menjadi imam-raja dalam kerajaan kekal. Yesus berbicara mengenai hal ini ketika Dia berkata, ‘Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu’. Mat 6:33. Kita tahu bahwa ini adalah kerajaan persembahan. Yakobus mengatakan kepada kita bahwa Abraham dibenarkan, dibuat benar, ketika dia mempersembahkan Ishak. Yak 2:21. Bersama dengan pembenaran ini ada mujizat penyediaan Tuhan. Karena Abraham tidak menahan anak tunggalnya, Tuhan bersumpah demi diri-Nya sendiri dan mendeklarasikan, ‘Aku akan memberkati engkau berlimpah- 3. Kerajaan persembahan yang kekal limpah’. Kej 22:17. Jika kita mencari yang pertama kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, semua ini akan ditambahkan kepada kita. Kita tidak dapat berjalan di jalan yang benar dalam kehidupan tanpa kita dibenarkan oleh persembahan. Abraham mencari kota yang pendiri dan pembuatnya adalah Allah. Tidak diragukan dia senantiasa memandang Tuhan. Maz 16:8. Ketika Abraham dibenarkan oleh persembahannya, dia menjadi bapa iman dan bapa semua orang yang percaya. Karena itu, kita mengikuti faedahnya. Kita dibenarkan oleh iman dan pekerjaan persembahan ketika kita mencari kerajaan yang pertama. Inilah artinya kita menjadikan Dia ‘yang pertama’. Inilah jalan persembahan dalam kerajaan-Nya. Adalah benar bahwa jika persembahan bukan ‘yang pertama’, itu bukan persembahan sama sekali. Tidak akan ada mujizat dari hal-hal yang ditambahkan kepada kita tanpa Dia mendapatkan tempat pertama dalam segalanya. Mari kita menjadi sangat jelas. Ada kerajaan yang sepenuhnya dibuat oleh persembahan. Dan ada kerajaan pilihan lain yang dipekerjakan dikerjakan dengan memperoleh dan mengumpulkan kekayaan yang berpusat pada diri sendiri. Ketika murid-murid bertanya kepada Yesus mengapa Dia berbicara dalam perumpamaan, Dia menjawab dengan mengatakan, ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga’. Mat 13:11. Kita ingat bahwa nabi Yesaya berbicara mengenai perumpamaan sebagai kebutaan atas mereka yang tidak berpartisipasi dalam kerajaan dan ekonomi persembahan. Sekalipun persembahan adalah konsep yang benar-benar tidak familiar dalam masyarakat kita, itu adalah fundamental yang dimaksudkan dengan apa orang Israel mendekat kepada Allah. ‘Janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan hampa.’ Kel 34:20. Ketika setiap tangan dipenuhi dengan persembahan, ada persediaan yang cukup untuk menegakkan kerajaan yang tidak dapat digoyahkan. Paulus menunjuk kepada ini ketika dia berkata bahwa dia menerima kerajaan yang tidak dapat digoncangkan. Ini adalah kerajaan para imam dan kita menerima karunia untuk menjadi imam dari keimamatan yang berkenan. Ingat bahwa 39 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN tujuan tunggal dari imam adalah menerima persembahan di mezbah dan mempersembahkan itu di hadapan Tuhan. Kita adalah imamat yang kudus, mempersembahkan persembahan rohani dalam rumah rohani. Dengan cara ini, Tuhan akan mengatur kerajaan yang adalah batu yang terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia. Terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia Kita familiar dengan cerita mengenai raja Nebukadnezar ketika dia melihat patung yang sangat besar. Dari kepala sampai kaki dikerjakan, nabi Daniel menjelaskan artinya. Itu menggambarkan kerajaan-kerajaan dunia dari zamannya sampai akhir zaman. Ketertarikan khusus kita adalah interpretasi dari ‘terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia’ yang menimpa kaki patung itu dan menghancurkannya. Itu kemudian menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. Dan 2:31-35. ‘Terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia’ ini menggambarkan kerajaan yang tidak akan pernah dihancurkan. Allah surgawi akan membuat kerajaan kekal yang ‘kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya’. Dan 2:44. Pada akhir zaman, batu ini akan menimpa kerajaan-kerajaan dunia ini pada kakinya, yang membuat mereka jatuh. Gambaran ini cukup jelas. Jika kaki dari patung yang terbuat campuran yang tidak cocok besi dengan tanah liat dihancurkan, maka seluruh kerajaan yang buas itu akan runtuh. Kerajaan-kerajaan dunia ini tidak akan pernah menghancurkan kerajaan persembahan yang kekal. Itu adalah kerajaan yang yang dibenarkan oleh ekonomi persembahan, dan dengan demikian memenuhi seluruh bumi. Ini akan digenapi ketika tujuh sangkakala memproklamirkan bahwa ‘Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya (kerajaan dunia telah menjadi kerajaan Tuhan kita dan KristusNya;, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya’. Wah 11:15. Adalah suatu kesalahan untuk berpikir bahwa batu yang terungkit lepas ‘tanpa perbuatan tangan manusia’ yang menghancurkan kerajaan-kerajaan dunia adalah simbol dari supremasi militer atau politik. Itu adalah batu yang 40 3. Kerajaan persembahan yang kekal dibuang yang menjadi batu penjuru. Itu adalah Kristus, oleh Roh Kekal, mempersembahkan diri-Nya kepada Allah. Lebih dari ini, itu adalah bait yang telah dihancurkan tapi dibangun kembali ‘tanpa perbuatan tangan manusia’. Kita adalah bait itu; rumah rohani dimana kita mempersembahkan korban rohani. Ketika persembahan adalah fondasi dari rumah, maka rumah tidak dapat digoyahkan. Dan tidak akan beralih kepada bangsa lain. Dan 2:44. Ketika Tuhan mengatur kerajaan-Nya, dan sesungguhnya Dia mengaturnya pada zaman kita, itu tak tersentuh oleh kerajaan dan ekonomi dunia ini. ‘Batu’ adalah simbol dari ekonomi persembahan; persekutuan memberi dan menerima dimana dunia dan alamiah manusia tidak dapat menerima. Kita adalah batu yang terungkit lepas ‘tanpa perbuatan tangan manusia’. Dan kita adalah sunat yang dibuat ‘tanpa perbuatan tangan manusia’. ‘karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.’ Fil 3:3. Sunat ini memotong keluar hal-hal yang menghalangi kita supaya kita disesuaikan dengan persekutuan dan ekonomi persembahan. Kalimat ‘tanpa perbuatan tangan manusia’ ini menunjuk kepada pengerjaan Allah oleh mana kita mencapai kepenuhan, penyelesaian dan kesempurnaan. Kerajaan binatang buas dan antikris akan, dengan demikian, hancur ‘tanpa perbuatan tangan manusia’. Pada hari-hari itu, pengadilan akan duduk untuk penghakiman dan kuasanya akan diambil. Dihakimi oleh kerajaan persembahan-Nya Ketika kita bertumbuh dalam ekonomi persembahan, kita akan datang dibawah pemeriksaan dengan jelas dan penghakiman akan persembahan kita. Ini adalah kasus Tesalonika. Kita harus mengingat bahwa mereka dalam wilayah Makedonia dan diantara mereka yang sungguh-sungguh mencari kemurahan untuk berpartisipasi dalam persembahan untuk orang-orang kudus di Yerusalem. Maka dari itu, mereka mengalami penghakiman kebenaran Allah sehingga mereka tidak akan dihakimi dan dihukum bersama 41 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN dengan dunia. Setiap persembahan yang diberikan dihadapan mezbah akan diperiksa dan dihakimi sebelum diterima. Menuliskan kepada Tomotius, Paulus berkata, ‘Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi KerajaanNya’. 2 Tim 4:1. Itu adalah penegakkan dan bentuk dari kerajaan dalam persembahan yang akan menghakimi dunia. Kerajaan-kerajaan dari dunia ini akan dibawa kepada penghakiman oleh kerajaan kekal yang dia sendiri telah dihakimi oleh persembahan. Persembahan mengukur segalanya. Dalam kitab Daniel yang sama, kerajaan Belsyazar diambil alih setelah dia diukur dan ditemukan kurang. Dia juga dihancurkan ‘tanpa perbuatan tangan manusia’ supaya dia tahu bahwa Yang Maha Kuasa memerintah dalam kerajaan manusia. Ketika umat Tuhan membawa persembahan, penghakiman mezbah diaktifkan diantara mereka. Ini adalah penghakiman oleh api. Seperti yang Paulus katakan, ‘sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu’. 1 Kor 3:13. Ketika masing-masing tabernakel atau bait didirikan, termasuk gereja pada Hari Pentakosta, api datang dari hadirat Tuhan untuk menerima persembahan. Tuhan menerima persembahan kita dengan api. Ujian api adalah bukti bahwa Tuhan sendiri bekerja dalam persembahan kita. Dia bertemu dengan kita di mezbah. Kita mengingat perkataan Paulus, ‘Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan’. Ibr 12:29. Demikian juga, api adalah bukti bahwa Tuhan menguji hati kita dan persembahan kita. Dia masuk kedalam pernghakiman dengan kita. Ketika anak-anak Harun mempersembahkan api asing dalam perbaraan mereka, mereka mati di hadapan Tuhan. Api keluar dari hadirat Tuhan dan menghanguskan mereka. Korupsi persembahan ini adalah penghakiman yang sama atas Ananias dan Safira. Setelah bernazar untuk memberikan hasil dari kepunyaan mereka, mereka mengingkari dan dengan demikian jatuh mati. 42 3. Kerajaan persembahan yang kekal Mereka tidak dibawah paksaan apapun untuk memberi. Namun, setelah mengkomitkan diri mereka sendiri untuk mempersembahkan dengan nazar, mereka jatuh dibawah penghakiman dari persembahan mereka sendiri. Tujuh perumpamaan mengenai kerajaan Sepanjang pelayanan-Nya, Yesus memberitakan kerajaan Allah dan kerajaan sorga. Pada pasal tiga belas kitab Injil Matius, kita menemukan tujuh perumpamaan mengenai kerajaan. Perumpamaan-perumpamaan ini menjelaskan seperti apa kerajaan itu dan bagaimana dia bertumbuh. Para komentator di seluruh dunia setuju bahwa angka tujuh adalah yang paling terkemuka dari semua angka-angka dalam Alkitab. Itu adalah angka dari sepenuhnya dan selengkapnya. Contohnya, Mazmur dua puluh sembilan menunjuk ini sebagai ‘Mazmur tujuh gemuruh’ karena tujuh ekspresinya yang digunakan mengekspresikan ‘suara Yahweh’. Demikian juga, Yesaya pasal delapan menuliskan untuk tujuh julukan dari Roh ilahi, Roh Tuhan. Yesus berbicara mengenai tujuh perkataan Bahagia dalam MAtius pasal lima, tujuh perumpamaan kerajaan dalam Matius pasal tiga belas, dan tujuh kutuk ata Farisi dalam Matius pasal dua puluh delapan. Dan mungkin yang paling berarti dari semua, Injil Yohanes menuslikan tujuh ‘Aku adalah’. Dalam kitab Wahyu, kita melihat Anak Domba dan Dia adalah jumlah dari semua persembahan. Anak Domba mempunyai tujuh mata. Kita tahu tujuh mata Tuhan menjelajah diseluruh bumi mencari laki-laki dan perempuan yang mempersembahkan. Ini adalah tujuh mata dalam batu fondasi dari bait yang bersukacita melihat tali pengkur di tangan Zerubabel. Mereka bersukacita ketika orang-orang dikendalikan oleh suara nabi-nabi untuk menyelesaikan bangunan rumah Tuhan dengan persembahan. Dengan semua ini, kita tahu adalah berarti jika kita menemukan tujuh perumpamaan kerajaan. Perumpamaan yang pertama dari tujuh perumpamaan ini adalah perumpamaan tentang penabur. Dalam perumpamaan ini, benih adalah firman Tuhan yang datang ke hati kita. Paulus menunjuk kepada perkataan pertumbuhan dan pelipatgandaan dengan cara yang sama dengan benih di 43 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN tanah yang baik yang menghasilkan tiga puluh, enam puluh, dan seratus kali lipat. Dalam perumpamaan yang kedua, benih diumpamakan sebagai anakanak kerajaan. Yaitu bahwa setelah menerima perkataan kedalam hati kita kita menjadi surat yang hidup dari firman, ‘yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang’. 2 Kor 3:2. Perumpamaan ketiga menunjuk kepada benih biji sesawi. Itu berbicara mengenai pertambahan kerajaan-Nya. Benih biji sesawi, yang paling kecil dari bebijian, bertumbuh menjadi pohon terbesar dimana burung-burung membuat sarangnya. Inilah tubuh Kristus pada hari-hari terakhir. Itu adalah kumpulan orang banyak yang tidak terhitung. Jika kita memandang rendah hal-hal yang kecil, kita tidak akan pernah mengerti benih biji sesawi. Ingat bahwa kerajaan Nebukadnezar disamakan dengan pohon dimana burungburung di udara bernaung. Tapi, pohon ini dipotong sampai tunggulnya. Itu adalah tempat dari setiap burung-burung yang bodoh, dan Tuhan membawa itu kepada penghakiman. Perumpamaan mengenai ragi Tiga perumpamaan pertama berbicara mengenai benih; masing-masing dengan penekanan perbedaan. Perumpamaan yang keempat dan yang tengah mengatakan, ‘Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi’. Mat 13:33. Kita akan melihat bahwa perumpamaan ini adalah pusat dari pernyataan persembahan. Jika kita tidak mengerti perumpamaan ini, kita tidak akan mengerti bagaimana kerajaan Allah bertambah. Pada beberapa peristiwa, Yesus menunjuk kepada ragi sebagai kontaminasi. Tapi, dalam hal ini, ragi adalah ragi iman. Kita harus mencampur firman dengan iman atau itu tidak akan menguntungkan kita. Dalam perumpamaan ini, Yesus berbicara mengenai perempuan yang mencampurkan ragi dalam tepung tiga sukat/ukuran dan kemudian menunggu sampai semua khamir. Arti dari tepung tiga sukat/ukuran dalam perumpamaan ini tidak serta merta jelas bagi kita. Kita mengingat bahwa ketika Tuhan datang kepada Abraham sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus, 44 3. Kerajaan persembahan yang kekal Abraham menyuruh Sarah menyiapkan tepung tiga sukat/ukuran dan membuat roti. Kita tidak tahu apakah roti-roti ini diberi ragi atau tidak. Hanya ada dua peristiwa dimana ragi digunakan dalam persembahan. Pada Hari Raya Menuai (Hari Raya Buah Sulung – terjemahan Inggris), dua roti dibakar dengan ragi dan dipersembahkan kepada Tuhan sebagai persembahan unjukan. Mereka dipersembahkan dalam iman bahwa kerajaan akan bertumbuh dengan cara yang sama persis ragi membuat pertumbuhan. Karena itu, rasul Paulus berkata, ‘Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus’. Rom 11:16. Tapi, kita tahu bahwa perempuan dalam perumpamaan ini tidak mempersembahkan buah sulung. Dia menyiapkan tepung tiga sukat/ukuran, bukan dua. Penyimbolan jelas ketika kita melihat bahwa tiga roti beragi dipersembahkan dengan korban keselamatan. Korban keselamatan adalah persembahan pada akhir siklus menabur dan menuai. Itu adalah penggenapan dari siklus persembahan. Musim telah berakhir karena tuaian telah dituai dan dibawa kedalam lumbung. Bagaimanapun juga, ketika kita siap berkata, korban keselamatan juga adalah awal dari tuaian yang akan datang. Dengan cara ini, yang terakhir menjadi yang pertama. Itu adalah waktu dimana orang Israel mempersembahkan korban keselamatan untuk membayar nazar mereka dan membuat nazar dalam lanjutan tuaian yang akan datang. Ada tiga macam korban keselamatan yang dituliskan dalam Alkitab – persembahan sukarela, korban syukur, dan korban nazar atau membayar nazar. Itu semua menunjuk sebagai tiga kelas dari shelamim. Ini akan menjadi perhatian khusus kita dalam bab berikut. Tepung tiga sukat/ukuran menggambarkan tiga korban keselamatan ini. Dengan masing-masing persembahan ini, orang-orang mempersembahkan tiga macam roti tidak beragi dicampur dengan minyak. Tapi lebih dari ini, mereka juga mempersembahkan tiga roti beragi. Ini adalah hukum dari korban keselamatan. ‘Ia harus mempersembahkan persembahannya itu beserta dengan roti bundar yang beragi, di samping korban syukur yang menjadi korban keselamatannya’ Im 7:13. Ayat berikut adalah kunci kita untuk mengerti apa yang perempuan 45 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN dalam perumpamaan sedang lakukan. ‘Dan dari padanya, yakni dari setiap bagian persembahan itu haruslah dipersembahkannya satu roti sebagai persembahan khusus bagi TUHAN.’ Im 7:14. Perempuan itu sedang menyiapkan tiga roti beragi untuk membawa persembahan khusus kepada Tuhan. Mungkin ini adalah persembahan khusus untuk membayar nazar. Yesus hanya memberi kita gambaran. Dia tidak mengatakan apapun mengenai menabur benih, menunggu dengan sabar untuk hujan awal dan hujan akhir, mempersembahkan buah sulung, atau membayar perpuluhan. Dia hanya mengidentifikasi bagian yang penting dalam siklus pertumbuhan kerajaan. Ini adalah pelajaran yang Yesus ajarkan ketika Dia mengatakan, ‘Kerajaan sorga seperti ragi’. Ketika kita membuat nazar kita mendahulukan kerajaan. Ketika kita membayar nazar itu maka kerajaan bertumbuh untuk memenuhi seluruh bumi. Kita dapat membawa persembahan khusus sebagai sukarela, syukur atau nazar. Tapi, nazar dari persembahan khusus adalah yang paling lanjut dari semua persembahan. Menerima kerajaan Kita adalah imam dari keimamatan yang berkenan dan dengan demikian menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan. Semua sumber-sumber dengan mana kita memberi persembahan adalah dari Tuhan yang empunya beriburibu hewan di gunung. Kita diingatkan akan perkataan Raja Daud ketika dia berkata, ‘Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu’. 1 Taw 29:14. Semua pertambahan adalah dari sumber-sumber yang Dia telah komitkan kepada kita. Injil Lukas menuliskan bahwa murid-murid mengira bahwa kerajaan Allah akan muncul secepatnya. Berlawanan dengan latar belakang ini, Yesus memberikan perumpamaan mengenai mina. Dia berbicara mengenai seorang bangsawan yang berangkat ke negeri yang jauh untuk menerima kerajaan bagi dia sendiri. Sebelum dia pergi dia memberikan mina kepada masing-masing hambanya dan menginsturksikan mereka, ‘Pakailah ini untuk berdagang 46 3. Kerajaan persembahan yang kekal sampai aku datang kembali (Lakukanlah bisnis sampai aku datang – terjemahan Inggris)’. Luk 19:13. Itu bukan seolah-olah Tuhan kita menerima kerajaan dari negeri yang jauh. Ketika kita melakukan bisnis dalam dunia ini, menghasilkan pertambahan dan mempersembahkan persemabahan, Dia menerima kerajaan untuk diri-Nya. Kerajaan dunia ini menjadi kerajaan Tuhan kita. Semua kekayaan dari bangsa-bangsa lain datang ke tubuh Kristus. Kita bertumbuh kedalam bait suci dalam Tuhan dan kerajaan-Nya ditegakkan di tengah kita. Lukas menuliskan kembali perkataan Yesus, ‘Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku’. Luk 22:29-30. Ini adalh kerajaan persembahan, dan sesuai dengan itu, kita adalah imam-raja. Hanya dengan cara ini kita memerintah atas bumi. Tuhan telah mengkomitkan kepada kita masing-masing pekerjaan dan ladang dimana kita bekerja dan menghasilkan buah. Dan dalam menghasilkan buah dari kerja keras kita, kita mempersembahkan korban keselamatan dari tuaian kita. Ketika kita membuat nazar berkenaan dengan tuaian kita, kita memberi Dia tempat pertama dalam segalanya. Ketika kita mencari kerajaan-Nya yang pertama dengan cara ini, berkat Tuhan ditambahkan kepada kita. Kita terbukti baik, berkenan dan kehendak Allah yang sempurna. Dan Dia menjamin kepada kita semua yang berguna untuk kehidupan dan kesalehan/keilahian, supaya kita dapat bertambah, tiga puluh, enam puluh dan seratus kali lipat. Ini adalah buah dan pertambahan dari persembahan. Dan dengan cara ini, perkataan bertumbuh dan berlipatganda, dengan demikian menegakkan kerajaan yang bertambah selamanya. Kerajaan itu tidak dapat digoncangkan atau digoyahkan. Artinya, tidak ada akhir kepada pertambahan pemerintahan-Nya. Itu adalah kerajaan persembahan. 47 BAB 4 Korban keselamatan (Persembahan damai – terjemahan Inggris) Adalah kehendak Allah kita dengan bebas menabur dan menuai dengan berlimpah. Kemudian sesuai dengan itu, Dia akan menambahkan tuaian kebenaran kita. Dengan cara ini, banyak syukur dipersembahkan kepada Tuhan. Apakah anda tahu bahwa kata-kata ini bukan hanya ekspresi puitis dari rasa syukur? Korban syukur adalah satu dari tiga macam korban keselamatan. Korban keselamatan adalah persembahan tuaian, dipersembahkan kepada Tuhan pada akhir siklus persembahan. 4. Korban keselamatan Adalah penting untuk tidak berpikir mengenai korban keselamatan dengan kata ‘keselamatan (damai – terjemahan Inggris)’ yang biasa kita pakai seharihari. Itu bukan mengacu kepada ketiadaan permusuhan. Kata itu artinya ‘selesai, lengkap, atau sempurna’. Contohnya, tiga kali setahun Salomo mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan (shelem) dihadapan Tuhan, dan dia ‘menyelesaikan [shalam] rumah itu’. Korban keselamatan menandakan selesainya atau lengkapnya siklus persembahan. Kemudian yang membawa persembahan berada pada posisi damai dengan Allah. Kita mempunyai persahabatan dengan Allah karena persembahan kita. Ada tiga level/tingkat dari shelamim atau korban keselamatan. Yang pertama adalah persembahan sukarela, kedua adalah korban syukur, dan ketiga adalah membayar nazar. Masing-masing persembahan bersama-sama dengan tiga ukuran tepung tidak beragi. Ketika Tuhan datang kepada Abraham, dia mengeluarkan tiga ukuran tepung/makanan. Ini adalah cerita paling awal mengenai korban keselamatan. Karena ini, Abraham disebut sahabat Allah. Dan Tuhan menegakkan perjanjian damai dengan dia. Menunjuk kembali kepada perumpamaan ragi, adalah cukup mengartikan perempuan dalam perumpamaan membawa tiga sukat/ukuran tepung dan menaruhkan ragi kedalam masing-masing ukuran. Kita memperhatikan ini dalam bab sebelumnya. Dalam hal ini, ragi adalah simbol dari iman yang harus dicampurkan dengan firman Allah untuk memberi keuntungan kepada kita. Roti tidak beragi menggambarkan hati dari orang yang membuat persembahan dalam ketulusan dan kebenaran. Ketika Yesus berbicara mengenai kerajaan diumpamakan dengan ragi. Dia tidak secara khusus menunjuk kepada hati dari perempuan yang menyiapkan tepung tiga sukat/ukuran. Dia menggambarkan bagaimana kerajaan bertumbuh. Sesungguhnya, kerajaan bertumbuh oleh nazar, yang paling lanjut dari korban keselamatan. Ini pastilah bukti bahwa pribadi yang membuat persembahan mendahulukan kerajaan. 49 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN Persembahan sukarela Level/tingkat pertama dari korban keselamatan adalah persembahan sukarela. Persembahan-persembahan ini adalah secara umum tidak ditentukan dan bebas untuk ditentukan. Itu adalah kontribusi yang diberikan dengan bebas oleh siapapun yang mempunyai hati yang mau. Dalam Perjanjian Baru, Maz 110 dikutip lebih dari bagian Perjanjian Lama manapun. Dimulai dengan perkataan, ‘Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu."’ Maz 110:1. Kemudian diteruskan dengan mengatakan, ‘Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju (Umat-Mu akan dengan bebas menjadi sukarelawan pada hari kekuasaan-Mu’. Maz 110:3. Ini adalah terjemahan yang lemah. Itu seharusnya dibaca, ‘Umat-Mu akan memberi persembahan sukarela pada hari kekuasaan-Mu’. Mempertimbangkan kembali ayat kunci kita, ‘Carilah dahulu kerajaan Allah’, itu menandakan bahwa ketika tongkat kerajaan-Nya diulurkan dari Sion, Dia akan memerintah diantara musuh-musuh-Nya. Mat 6:33. Maz 110:2. Pada hari itu, kerajaan kekal akan diatur sebagai ekonomi persembahan sukarela. Subyeknya adalah berpakaian kekudusan. Ini adalah kumpulan orang banyak yang berpakaian lenan halus keimamatan. Pemazmur meneruskan, ‘TUHAN ada di sebelah kananmu; Ia meremukkan raja-raja pada hari murka-Nya’. Maz 110:5. Ingat, ‘batu terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia’ akan menimpa kaki dari patung. Adalah atas fondasi korban keselamatan, kerajaanNya didirikan sebagai kerajaan kekal. Itu dimulai dengan persembahan sukarela dan diselesaikan dengan nazar komitmen dan diangkatnya persembahan khusus. Ini adalah kerajaan para imam yang berjalan dengan Kristus dalam lenan halus. ‘TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek."’ Maz 110:4. Ada banyak kejadian lain orang-orang membawa persembahan sukarela kepada Tuhan. Ketika Musa memanggil untuk persembahan khusus, setiap orang yang mempunyai hati yang berkemauan membawa persembahan khusus 50 4. Korban keselamatan mereka. Kel 35:5. Semua laki-laki dan perempuan yang hatinya tergerak, membawa persembahan sukarela kepada Tuhan. Kel 35:29. Ini adalah respon pertama bagi setiap orang yang hatinya tergerak terhadap rumah Tuhan. Ezr 3:5. Membawa persembahan sukarela adalah pengenalan kita kepada ekonomi persembahan. Ini adalah ukuran pertama dari iman didalam kita. Dan ini adalah tepung ukuran pertama darimana kerajaan bertambah. Untuk alasan ini, Tuhan menerima persembahan sukarela kita yang dengan kecacatan yang biasanya tidak berkenan sebagai membayar nazar. Im 22:23. Pemazmur berseru, ‘Kiranya persembahan sukarela yang berupa puji-pujian berkenan kepada-Mu, ya TUHAN, dan ajarkanlah hukum-hukum-Mu kepadaku’. Maz 119:108. Raja Daud berkata, ‘Dengan segenap kemampuan aku telah mengadakan persediaan untuk rumah Allahku … oleh karena cintaku kepada rumah Allahku, maka sebagai tambahan pada segala yang telah kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri’ 1 Taw 29:2-3. Lalu para kepala puak dan para kepala suku Israel dan para kepala pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pemimpin pekerjaan untuk raja menyatakan kerelaannya, 1 Taw 29:6. Orang-orang bersukacita bahwa mereka telah mempersembahkan dengan bebas, karena mereka membuat persembahan mereka kepada Tuhan dengan sepenuh hati. Arti yang disampaikan yaitu mereka membawa diri mereka sendiri sepenuhnya. Ini adalah korban keselamatan; persembahan yang sepenuhnya dan sempurna dengan mana mereka menerima persahabatan dengan Allah. Tanpa Roh Kudus bergerak atas kita dengan cara yang sama atas orang-orang zaman dulu, kita tidak akan mempunyai hati untuk melihat pertambahan kerajaan. Ini bukan seolah-olah persembahan sukarela lahir dari motivasi manusiawi. Pada saat dibangunnya kembali bait, Roh Allah menggerakkan kepala-kepala kaum keluarga dan para imam untuk pergi dan membangun rumah Tuhan di Yerusalem. Ezr 1:5. Bahkan Koresh, raja Persia, digerakkan kepada rumah Tuhan. Dia memerintahkan mereka dengan berkata, ‘Siapa di 51 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN antara kamu termasuk umat-Nya … Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem … [dengan] persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem.’. Ezr 1:3-4. Setelah tiba untuk memulai pekerjaan, orang-orang membawa persembahan sukarela untuk rumah Allah untuk memulihkan fondasinya. Mari kita memberi kesan bahwa persembahan sukarela adalah fondasi dan kita tidak akan pernah terpisah dari itu. Kita tidak boleh memberi dibawah tekanan/paksaan atau dengan menyesal. Tuhan menyukai orang yang memberi dengan sukacita. Yesus menyampaikan hati/inti dari persembahan sukarela ketika Dia berkata, ‘Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma’. Mat 10:8. Kita tidak menerima ‘roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita’. 1 Kor 2:12. Kita tidak boleh lupa bahwa Bapa telah dengan cuma-cuma melimpahkan kemuliaan kasih karunia-Nya keatas kita. Ini adalah kekayaan kasih karunia-Nya dan telah dicurahkan keatas kita dalam hikmat dan pengertian. Dan ketika hati kita tergerak untuk persembahan sukarela, maka Dia dapat memberi tahu kepada kita rahasia kehendak-Nya. Ef 1:6-9. Disaat Pulus mendorong orang Korintus untuk memberi dengan sukacita, dia menasehatkan mereka untuk memeluk hati/inti dari persembahan sukarela. Kita dengan bermurah hari memberi kepada-Nya dan hati kita tidak boleh bersedih. Ada banyak yang percaya bahwa kita memberi supaya kita dapat menerima. Menuliskan kepada Timotius, Paulus berbicara mengenai mereka yang berpikir ibadah (kesalehan – terjemahan Inggris) adalah arti dari keuntungan. Tentu saja, ibadah (kesalehan – terjemahan Inggris) adalah arti dari keuntungan besar ketika bersama-sama dengan rasa cukup. 1 Tim 6:5-6. Satu-satunya jalan lain adalah memperoleh dan mengumpulkan kekayaan. Beberapa orang melakukan ini karena mereka mencari ‘serakah (keuntungan dari keserakahan – terjemahan Inggris)’, dan yang lain melakukannya dari kekhawatiran. 1 Tim 3:8. 52 4. Korban keselamatan Korban syukur Level/tingkat kedua dari korban keselamatan adalah korban syukur. Nabi Amos berkata, ‘Bakarlah korban syukur dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan-persembahan sukarela; siarkanlah itu’. Amos 4:5. Seperti persembahan sukarela, korban syukur sepenuhnya diberikan dengan bebas. Tapi, itu adalah persembahan dengan mana kita membuktikan Allah dalam hati kita. Itu adalah persembahan dari pengakuan dan pujian. Korban syukur adalah arti oleh mana kita mengekspresikan rasa syukur kita kepada Tuhan, bukan hanya untuk benih, tapi untuk pertambahan yang Dia jamin kepada kita dalam tuaian kita. Ketika Paulus menuliskan kepada orang Korintus berkenaan dengan persembahan mereka untuk gereja di Yerusalem, dia menyerahkan mereka kepada ‘melimpahkan ucapan syukur (ucapan syukur yang berlimpah – terjemahan Inggris’ dan pertambahan dalam tuaian kebenaran mereka. Latar belakang dari tulisan Paulus adalah kebutuhan mereka untuk menabur dengan berlimpah-limpah kalau mereka mau menuai dengan berlimpahlimpah. Tidak seorangpun dibawah tekanan. Persembahan mereka haruslah dari kehendak bebas. Ini bukan diberikan dengan menyesal karena Tuhan dapat membuat kasih karunia berlimpah. Firman kasih karunia-Nya adalah benih. Dia menyediakan benih kepada penabur dan roti kepada yang memakan. Paulus menyimpulkan ini dengan mengatakan mereka akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, dengan demikian menghasilkan ‘syukur’ kepada Allah. Maka persembahan bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, itu ‘melimpahkan ucapan syukur kepada Allah’. 2 Kor 9:12. Pada banyak peristiwa, ketika Tuhan membentuk kembali umat-Nya, mereka meresponi dengan korban keselamatan. Persembahan-persembahan ini bersam-sama dengan pengakuan di mulut mereka, dalam perkataan dan nyanyian. Ezr 10:11. Neh 12:27. Maz 26:7. Mereka bersama-sama dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan (ketika orang banyak membentuk prosesi ke rumah 53 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN Allah – terjemahan Inggris). Maz 42:4. Beberapa sejarawan memberi kesan bahwa tujuan pusat dari mezbah Tuhan adalah persekutuan dan persahabatan dalam korban keselamatan. Pada akhir dari siklus persembahan, setiap orang bersukacita bersama, mempersembahkan kepada Allah korban syukur dan jujur jalannya (mengatur jalan mereka dengan benar – terjemahan Inggris). Maz 50:23. Penulis menggambarkan pada akhir kitab Ibrani dengan mengarahkan perhatian kita kepada mezbah persembahan kita. Kita mempunyai mezbah! Disitulah hati kita dikuatkan oleh kasih karunia. Dan dia meneruskan, ‘marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur … sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah’. Ibr 13:15, 16. Pemazmur membawa roh dari persembahan ini. ‘Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita … Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur’ Maz 100:2,4. Pada yang pertama, melayani Tuhan artinya melakukan pekerjaan-Nya. Dan memasuki gerbang-Nya dengan syukur dan masuk dengan korban dari korban keselamatan. Ini adalah kata Ibrani todoh. Pada zaman dulu, kita dapat memikirkan ayat-ayat ini ketika masuk dalam rumah Tuhan dengan sungguh-sungguh menyanyi dan memberi pujian dengan mulut kita; dan ini adalah benar. Namun, arti substansi dari korban syukur, sebagai level/tingkat kedua dari korban keselamatan, harus dimengerti. Jika kita tidak mengerti ini, kita akan cenderung kepada satu dari dua perbedaan besar. Kita akan menarik diri dan tidak berpartisipasi dalam pembangunan rumah Tuhan dan penegakkan dari kerajaan persembahan yang kekal. Atau pada pilihan lain, kita akan bernazar dengan terburu-buru dan membuat komitmen mengikat yang tidak menopang dimana kita tidak mampu untuk membayarnya. Sebelum kita maju kepada membuat nazar dan benar-benar menghasilkan ucapan bibir kita, kita harus menegosiasikan korban syukur. Dalam persembahan ini kita mulai menguji diri kita sendiri jika kita dalam iman persembahan. Pada waktu yang sama, Tuhan menguji hati kita. Korban syukur adalah jalan dimana kita menguji dan membuktikan hati kita sendiri 54 4. Korban keselamatan dihadapan Dia. Adalah komitmen kita untuk pengujian ini supaya persembahan kita efektif untuk pembangunan rumah Tuhan. Ini adalah dedikasi kita kepada ibadah keimamatan, dan dengan cara ini, kita benarbenar melayani Tuhan dengan sukacita. Kita mulai mengerti pekerjaan kita sendiri dan bersukacita dalam pekerjaan tangan kita ketika kita menghasilkan pertambahan untuk persembahan. Disaat kita membaca dan mempertimbangkan hal-hal ini, akan sepenuhnya tepat untuk mempertimbangkan apakah kita orang-orang yang mempersembahkan syukur dengan berlimpah kepada Allah. Atau, masihkah kita memperhatikan memperoleh dan mengumpulkan kekayaan? Kekayaan tidak akan menguntungkan pada hari murka-Nya atau pada hari kekuasaanNya. Ams 11:4. Inilah waktunya untuk mempertimbangkan kembali tempat kita di mezbah. Seperti yang dikatakan pemazmur, kita dapat berpakaian kekudusan dari kerajaan para imam. Dan beginilah kitab Wahyu dimulai. Inilah hari-hari persembahan. Tuhan membuka bagi kita jalan kebenaran dengan cara yang sama Abraham dibenarkan ketika dia membuat persembahan. Abraham mengerti tiga ukuran tepung sebagai persembahan sukarela, korban syukur dan nazar. Membayar nazar Yang ketiga, dan sesungguhnya level/tingkat tertinggi dari korban keselamatan, shelamim, adalah membuat dan membayar nazar. Pemazmur Asaf berkata, ‘Bernazarlah dan bayarlah nazarmu itu kepada TUHAN, Allahmu! Biarlah semua orang yang di sekeliling-Nya menyampaikan persembahan kepada Dia yang ditakuti’ Maz 76:11. Adalah penting kita memberikan pertimbangan yang tepat untuk bernazar. Itu adalah titik puncak dari tuaian untuk korban keselamatan. Mereka yang melayani Tuhan selama beberapa dekade akan mengingat dengan jelas saat dimana kami mengkomitkan kehidupan kami kepada Kristus. Kami mengerti bahwa komitmen ini disertai dengan kewajiban. Melalui jalan bertahun-tahun, banyak yang gagal dalam 55 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN iman karena mereka tidak terus menerus dalam komitmen mereka. Nazar adalah komitmen yang tidak dapat dibatalkan. Yang pertama, kita harus menegosiasikan validitas dan pentingnya nazar. Akan menjadi meremehkan jika menghubungkan komitmen kita dengan program gereja sebagai nazar. Nazar secara prinsip adalah arti dari menghasilkan pertambahan gereja sebagai kerajaan kekal. Ini bukan meminimalisir komitmen yang biasanya kita buat, namun, tidak setiap komitmen adalah nazar. Nazar adalah kewajiban yang mengikat yang kita taruh atas diri kita sendiri untuk mengangkat persembahan khusus dan datang dibawah beban pekerjaan. Pemazmur memproklamirkan, ‘Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kulaksanakan, dan korban syukur akan kubayar kepada-Mu’. Maz 56:12. Orang-orang beriman dulu mengkomitkan diri mereka kepada pekerjaan Tuhan dengan bernazar. Ketika Tuhan bertemu dengan Yakub di Bethel, dia mendirikan batu sebagai pilar dari rumah Tuhan dan bernazar. Dengan nazarlah Raja Daud mengkomitkan dirinya untuk pembangunan rumah Tuhan. Ini adalah langkah yang sangat praktis. Substansi dari nazarnya adalah mengumpulkan sumber-sumber dan persediaan untuk membangun rumah itu. Tujuan dari nazar selalu membangun rumah Tuhan. Untuk alasan ini, membayar nazar adalah persembahan khusus yang membawa beban pekerjaan. Nabi Samuel adalah anak nazar. Alkitab mencatat bahwa Elkana pergi ke bait setiap tahun setelah kelahiran Samuel. Dia meneguhkan nazar yang dibuat Hana. Dengan melakukan itu, dia melibatkan diti dengan itu. Adalah penting suami dan istri memiliki iman yang sama berkenaan dengan nazar dan komitmen yang mereka ikat atas keluarga mereka untuk rumah Tuhan. Seperti membayar perpuluhan, bagi praktek Perjanjian Lama adalah kesalahan untuk menurunkan pembuatan nazar. Tidak diragukan bahwa rasul Paulus membuat nazar dihadapan Tuhan. Alkitab mencatat bahwa ‘ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar.’ Kis 18:18. Sekilas, ini 56 4. Korban keselamatan kelihatan hal yang ganjil untuk dilakukan. Kita tidak tahu substansi dari nazarnya, tapi dia menggunakan simbolis nazar orang Nazir untuk menegaskan maksudnya. Seorang Nazir didedikasikan kepada Tuhan dan pisau cukur tidak boleh menyentuh kepalanya sampai hari nazarnya. Ketika nazarnya dibayar, kepalanya dicukur dan rambutnya dibakar. Ini, tentu saja, tidak memberi arti nyata bagi rasul ini, selain dari simbol bahwa dia membawa teman senegaranya. Dia telah membuat dengan jelas dan membayar nazar. Rasul Paulus adalah model dari kehidupan yang dibangun diatas persembahan dan nazar. Dan dia mendorong semua gereja-gereja untuk melakukan yang sama. Ketika dia melayani kepada gereja-gereja bangsa lain, dia menantang mereka untuk menyendirikan hari pertama dari tiap minggu selama satu tahun. Dia mendorong mereka untuk mengumpulkan persembahan khusus bagi orang-orang kudus di Yerusalem. Ketika komitmen dari orang Korintus menurun dia memohon mereka untuk memenuhi dan melengkapi hal yang telah mereka tetapkan dalam hati mereka untuk dilakukan satu tahun sebelumnya. Dia menyebut ini persembahan ‘pemberian yang telah kamu janjikan sebelumnya’. Gereja Makedonia memberikan teladan mengenai hal ini. Mereka meminta kemurahan untuk berpartisipasi dan kemudian memberi sesuai dengan kemampuna mereka, dan bahkan melampaui kemampuan komitmen mereka. 2 Kor 8:3-4. Jika kita akan membangun rumah Tuhan, maka kita harus membuat nazar dari pertambahan tuaian kebenaran kita. Membuat dan membayar nazarlah yang penting. Dalam hal yang pertama, bukanlah kuantitas yang penting. Mereka yang berkomitmen untuk mengumpulkan persembahan khusus dengan nazar menjadi tersirat dengan ekonomi kerajaan. Ketika waktu, sumber dan uang mereka diperkirakan dalam nazar, maka itu dapat dipercaya. Ini adalah yang paling lanjut dari semua persembahan. Nazar dari persembahan khusus menciptakan kepentingannya sendiri. Dengan cara ini, orang yang membuat nazar menjadi pilar dalam bait Allah. Dan dia tidak akan keluar lagi; dia tidak akan menarik diri. 57 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN Nazar kita adalah ketetapan iman untuk membawa pertambahan dengan persembahan. Ada dua pernyataan yang memerintah nazar kita. Pertama, kita tida kboleh bernazar terburu-buru. Dan kedua, kita harus membayar nazar kita. Penghakiman yang jatuh atas Ananias dan Safira adalah penghakiman nazar. Sebelum mereka membuat komitmen apapun berkenaan dengan kepunyaan mereka, mereka bebas. Kegagalan mereka untuk membayar nazar dan fakta bahwa mereka bersekongkol untuk melakukan itu, adalah dusta kepada Roh Kudus. Adalah lebih baik tidak bernazar sama sekali, daripada bernazar dan tidak membayar. Inilah yang dimaksudkan Yesus ketika Dia berkata untuk membuat ‘ya’ adalah ‘ya’. Mat 5:37. Dan Paulus mengulangi pertanyaan ini ketika dia berkata, ‘janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak"’. 2 Kor 1:18 Nazar dan sumpah Kita harus berhati-hati untuk tidak menempatkan nazar kepada hal-hal yang dari hukum yang telah lewat. Demikian juga, kita tidak boleh membingungkan sumpah dengan nazar. Yesus mengatakan bahwa kita seharusnya tidak bersumpah sama sekali. Mat 5:34. Dia mengalamatkan praktek Yahudi akan bersumpah demi sesuatu dari luar. Secara umum, mereka bersumpah demi surga, atau demi bumi, atau demi kepala mereka sendiri. Sepanjang Alkitaab, sumpah dan nazar adalah hal yang sangat berbeda. Nazar adalah melakukan level ketiga dari korban keselamatan. Sumpah, secara esensial adalah sesuatu yang hanya Allah yang dapat sumpahkan. Bersumpah maksudnya dengan mana perjanjian ditegakkan. Maz 105:9. Yes 45:23. Yer 22:5. Yer 49:13. Luk 1:73. Ibr 6:13. Arti sebenarnya dari bersumpah adalah membuat sesuatu selesai; yaitu, kepada ‘tujuh’ itu sendiri. Untuk mengerti ini sepenuhnya, kita perlu menjadi familiar dengan konsep Ibrani disekeliling angka tujuh dan arti simbolis dari selengkapnya, sepenuhnya, dan kesempurnaan. Angka tujuh sejauh ini adalah angka yang terkemuka yang dituliskan dalam Alkitab. Seluruh Alkitab ditemukan atas angka ini. Ada tujuh hari penciptaan, tujuh hari roti tidak 58 4. Korban keselamatan beragi, tujuh percikan pada Hari Pendamaian, dan tujuh percikan untuk membersihkan seorang kusta. Sunat dilakukan pada hari ketujuh setelah lahir. Ini hanya sedikit referensi. Tujuh adalah angka dari sumpah Allah. Itu adalah ekspresi penuh dari perjanjian-Nya. Dengan cara ini, Yesus berkata, ‘Janganlah sekali-kali bersumpah’. Kita tidak dapat mengambil hak istimewa yang hanya Allah sendiri dapat bersumpah. Mat 5:34. Kita harusnya ‘jika ya, hendaklah kamu katakan: ya’ dan ‘jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak’. Inilah arti dari nazar. Nazar adalah komitmen, tapi tidak semua komitmen adalah nazar. ‘Ya’ dan ‘tidak’ menetapkan cakupan dari nazar kita. Tidak lebih dan tidak kurang dari yang kita janjikan sebelumnya. Dengan cara ini, mereka yang membuat nazar dari persembahan khusus mereka menjadi pilar dalam rumah, bait Allah. Persembahan khusus dari nazar mereka membawa beban pekerjaan. Setelah sebelumnya dijanjikan, itu adalah persembahan yang dapat diandalkan. Titik puncak dari seluruh siklus persembahan adalah membayar nazar ketika itu dinaikan sebagai persembahan khusus. Persembahan ini, dipersembahkan sebagai nazar, adalah perkiraan dan komitmen ikut serta/terlibat. Nazar telah dibuat sebelumnya di hadapan utusan. Berdasarkan pada rasul Paulus, ini adalah ‘ucapan bibir’. Setelah diucapkan dihadapan utusan, itu adalah buah dari tuaian dipersembahkan kepada Tuhan ketika penggenapan dari perkatan yang keluar dari mulut kita, pada akhir dari musim awal. Nazar adalah benarbenar ‘yang pertama’ karena itu menggambarkan komitmen kita yang tidak dapat dibatalkan untuk memberi korban keselamatan kepada Tuhan, tanpa memandang tuaian yang akan datang. Nasehat Yakobus Rasul Yakobus menasehatkan kita dengan cara yang sama. Dia mengatakan, ‘janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman’. Yak 5:12. Dan lebih dari 59 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN ini, dia berkata bahwa nazar dipersembahkan dalam iman memulihkan yang sakit. Kita akan melihat ini lebih lanjut sebentar lagi. Kita harus ingat bahwa Yakobus adalah yang memimpin saudara-saudara dalam gereja di Yerusalem. Dia sangat menyadari persembahan yang Paulus dan Barnabas kumpulkan untuk gereja Yerusalem bertahun-tahun sebelumnya. Yakobus adalah saudara yang meyokong pelayanan Paulus kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Dia sepenuhnya mendukung pelayanan Paulus dan nazar yang Paulus gerakkan diantara semua gereja-gereja bangsabangsa bukan Yahudi. Penyediaan ini akan menjawab doa yang dibawa kehadapan Tuhan oleh semua orang percaya di Yerusalem di tengah pencobaan dan penganiayaan mereka. Pada waktu rasul Yakobus menuliskan suratnya, ada banyak yang tersebar dari gereja Yerusalem. Kita tahu dengan beberapa kepastian bahwa mereka telah tinggal di sepanjang privinsi Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia dan Bitinia. Yakobus mengalamatkan suratnya kepada dua belas suku yang tersebar. Dia mulai memperingatkan saudara-saudaranya untuk menganggap sebagai sukacita ketika mereka menghadapi berbagai pencobaan. Dari situ, dia dengan cepat bergerak untuk mengalamatkan kepada mereka yang makmur. Dia mendorong mereka untuk memelihara etika persembahan, dengan mengatakan bahwa Abraham bapa mereka dibenarkan oleh yang dia kerjakan ketika dia mempersembahkan Ishak di atas mezbah. Iman bekerja dalam yang dikerjakan Abraham oleh persembahannya. Yak 2:22. Mungkin mereka yang tersebar bertambah dalam kemakmuran pada saat itu. ‘Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! (Kamu pezinah – terjemahan Inggris)’, dia katakan, ‘Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?’, Yak 4:4. Cukup jelas bahwa perbantahan dan konflik terjadi, dan sekalipun doa mereka terhalang karena mereka telah berhenti dari beban permohonan. Mereka berdoa dengan motif yang salah. Pertambahan mereka tidak lagi sumber dari nazar mereka karena mereka menghabiskannnya untuk kesenangan mereka. 60 4. Korban keselamatan Dalam pasal terakhirnya, Yakobus menceritakan kembali perkataan Yesus dan Ucapan Bahagia. Bagaimanapun juga, dia berbicara seolah-olah firman telah tergenapi secara profetik. ‘pakaianmu telah dimakan ngengat … emas dan perakmu sudah berkarat … kamu telah mengumpulkan harta.’ Yak 5:3. Orangorang percaya ini, yang telah mencapai kemuliaan iman seperti itu ketika mereka tersebar dari Yerusalem, telah menjadi ‘gemuk’ dalam hati mereka. Kehidupan mereka telah turun kepada kemewahan di bumi dan kesenangan yang ceroboh. Mereka menahan upah dan seruan mereka yang melakukan penuaian telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam. Akibatnya, banyak dari mereka menjadi sakit dan lemah. Jika seseorang kedapatan melakukan pelanggaran Sesuai dengan Musa, siapapun yang mengambil bagian dalam korban keselamatan sementara mereka tidak tahir, mereka akan dilenyapkan dari bangsanya. Im 7:20. Mereka memerlukan korban penebus salah. Paulus menunjuk kepada ini ketika dia berkata, ‘kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut’. Gal 6:1. Yakobus berbicara yang sama, ‘Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa’. Yak 5:19. Korban penebus salah mungkin adalah ekspresi yang paling gamblang dari kasih Allah dalam Kristus. Kita harus berpartisipasi dalam persembahan ini dengan memperoleh kembali dan memulihkan mereka yang menyimpang dari kebenaran. Ketika kita berdoa, ‘Ampunilah kesalahn kami,’ kita memohonkan kemurahan yang disediakan korban penebus salah. Rasul Petrus mengatakan, ‘Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa’. 1 Pet 4:8. Yohanes dengan pasti memproklamirkan, ‘Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan 61 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN menyucikan kita dari segala kejahatan’. 1 Yoh 1:9. Jika kita mencari untuk dibersihkan dari ketidakbenaran, kita perlu diurapi dengan minyak. Yakobus katakan bahwa barangsiapa yang sakit harus memanggil penatua supaya mereka dapat berdoa untuknya dan mengurapinya dengan minyak dalam nama Tuhan. Kita diingatkan bahwa, pada hari pentahiran kusta, minyak dipercikkan tujuh kali dihadapan Tuhan. Itu kemudian dibubuhkan diatas darah korban penebus salah ke cuping telinga kanan dari orang yang akan ditahirkan dan pada ibu jari tangan kanan dan pada ibu jari kaki kanannya. Akhirnya dibubuhkan pada kepala orang itu. Im 14:14-18. Dalam banyak situasi, Tuhan mau menyembuhkan kusta diantara kita. Kusta adalah simbol dari kehidupan yang terkorupsi. Jika tidak ditahirkan, maka hasilnya bagi orang kusta adalah rumahnya akan dirobohkan. Daud berkata, ‘Selama aku berdiam diri (Ketika aku berdiam mengenai dosaku – terjemahan Inggris), tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari’. Maz 32:3. Pengakuanlah yang mengaktifkan korban penebus salah. Dengan cara ini, para penatua meletakkan tangan atas yang sakit dan mengurapi mereka dalam nama Tuhan. Minyak yang sama digunakan untuk mengurapi para imam; pilar dalam bait Allah. Yakub mencurahkan diatas tugu/pillar yang dia dirikan di Bethel. Maka dari itu, dia membuat nazar. Beberapa waktu kemudian Yakub kembali ke Bethel, mencurahkan korban curahan, dan sekali lagi mencurahkan minyak ke atas tugu/pillar. Dalam penggenapan iman Yakub, minyak urapan dicurahkan diatas kepala Harun untuk mengurapi dia. Itu karena minyak inilah dia diberi tanggung jawab untuk tidak keluar dari hadirat Tuhan. Dia mempunyai minyak urapan yang kudus atasnya. Harun dan anak-anak-Nya menjadi tiangtiang/pillar yang diurapi dalam rumah Tuhan. Kita tahu bahwa para penatua dan diaken dalam gereja adalah tiang/pillar. Sesungguhnya, semua kita adalah untuk menjadi tiang/pillar dalam bait Allah dan tidak keluar lagi dari situ. Yohanes telah mendorong kita bahwa kita mempunyai pengurapan dari Yang Kudus. Ini adalah minyak yang mentahirkan orang kusta, minyak yang 62 4. Korban keselamatan mengurapi imam, dan minyak yang dicampur dengan bagian ingat-ingatan dari buah sulung. Bagaimanapun juga, penggunaan minyak dalam korban keselamatan tidak dapat lari dari perhatian kita. Keduanya, roti beragi dan tidak beragi dari korban keselamatan dicampur dengan minyak. Itu adalah simbol dari sukacita Tuhan dalam mencurahkan Roh Kudus atas kita. Setiap nazar yang dibuat, harus diurapi dengan minyak dan diakui oleh Roh Kudus. Yang lelah, lemah dan sakit dipulihkan ketika mereka diurapi dengan Roh Kudus untuk membayar nazar mereka. Sesungguhnya, nazar dipersembahkan dalam iman memulihkan yang sakit. Nazar dipersembahkan dalam iman Dalam pasal lima dari suratnya, Yakobus menunjuk kepada perkataan Yesus berkenaan dengan pertambahan harta dan kutuk yang jatuh atas mereka yang mencari mengumpulkan untuk kemewahan mereka sendiri dan kesenangan. Dalam pasal yang sama, dia menuliskan kesabaran petani ketika dia menunggu hujan awal dan hujan akhir. Ingat bahwa hujan adalah berkat dari kasih karunia yang turun atas kita ketika kita membuktikan Tuhan dalam perpuluhan dan persembahan khusus. Kemudian Yakobus meletakkan pernyataan yang menarik. Ketika penatua mengurapi seseorang dengan minyak, maka nazar yang dipersembahkan dalam iman akan membebaskan dan melindungi yang lemah. Versi Inggris kita menerjemahkan kata ini sebagai ‘doa’. Pada setiap peristiwa lain dalam Perjanjian Baru, itu diterjemahkan sebagai ‘nazar’. Adalah nazar yang dipersembahkan dalam iman yang memulihkan orang yang menjadi lemah, lelah dan sakit. Kita diingatkan akan Daud yang memberi kesaksian berkenaan dengan ini dari krisisnya sendiri. Dalam salah satu mazmurnya, dia berbicara mengenai dililit oleh tali-tali maut. Kegentaran dunia orang mati (Sheol – terjemahan Inggris) menimpanya dan dia mengalami kesesakan dan kedukaan. Krisis khusus Daud ditunjuk dalam mazmur ini adalah jelas, tapi kami berpendapat dia diperingatkan oleh kemungkinan tidak dapat membayar nazarnya. Kita 63 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN tahu bahwa Daud bernazar kepada Tuhan dengan berkata, ‘Sesungguhnya aku tidak akan masuk ke dalam kemah kediamanku, tidak akan berbaring di ranjang petiduranku. Sesungguhnya aku tidak akan membiarkan mataku tidur atau membiarkan kelopak mataku terlelap, sampai aku mendapat tempat untuk TUHAN, kediaman untuk Yang Mahakuat dari Yakub.’ Maz 132:2-5. Ini adalah bukti bahwa Daud mengkomitkan dirinya untuk tidak beristirahat sampai nazar ini terbayar/terpenuhi. Kita tahu Daud bersandar kepada seluruh bangsa untuk mengumpulkan persembahan bagi rumah Tuhan. Mungkin beberapa orang telah membuat komitmen dan kemudian tidak memenuhinya. Mungkin ‘ya’ mereka menjadi ‘tidak’. Dalam kegelisahannya, Daud berkata, ‘Semua manusia pembohong’. Dia ditakutkan dengan fakta bahwa orang-orang tidak memenuhi komitmen mereka. Dan lebih dari ini, dia bersandar kepada komitmen mereka untuk membayar nazarnya. Bagaimana dia dapat memberikan kepada Tuhan persembahan yang diminta jika orang-orang tidak bersatu dengan dia? Mungkin ini adalah latar belakang permohonannya kepada Tuhan. Apa yang kita tahu adalah Daud sakit dan menjadi lelah dalam jiwanya, tapi dia mengkomitkan kembali dirinya kepada membayar nazarnya. Nazar yang dipersembahkan dalam iman-lah yang akan memulihkan yang sakit. Daud bersukacita bahwa Tuhan memelihara orang-orang sederhana. Dia mengingatkan dirinya sendiri, ‘Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu.’ Daud mengkomitkan dirinya kembali kepada nazarnya dan Tuhan meluputkan jiwanya dari maut, matanya dari pada air mata, dan kakinya dari tersandung, Dengan tegas dia memproklamirkan, ‘Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya’ Maz 116:13,14. Sesuai dengan itu, dia membayar nazarnya. Dia mengumpulkan persembahan khususnya untuk rumah Tuhan dari sumber-sumber pribadinya, perbendaharaan raja, dan para pemimpim pasuka seribu dan pasukan seratus bersama dengan semua orang mengikuti dengan kerelaan. 64 4. Korban keselamatan Pertimbangan praktek Bagi mayoritas orang yang membaca buku ini, level/tingkat kedua dari korban keselamatan akan menjadi hal yang paling penting untuk dialamatkan. Dengan cara ini, kita seperti korban unjukan, mendedikasikan diri kita sendiri kepada pekerjaan dan pelayanan di rumah Tuhan. Kita menguji dan membuktikan diri kita sendiri; sekalipun dalam privasi pemikiran kita sendiri, meditasi dan doa. Kita harus memberikan pertimbangan mengenai nazar sebelum kita mengucapkan dan memperdengarkan kepada utusan. Kita tidak boleh berdosa dalam ucapan kita, dan berkata dihadapan utusan bahwa itu suatu kesalahan. Mengapa Allah menjadi marah dengan ucapan kita dan menghancurkan pekerjaan tangan kita? Orang bijak berkata, ‘Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh … janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah’. Pengkh 5:1-2. Dalam banyak bermimpi dan banyak bicara ada kekosongan. Lebih baik tidak bernazar daripada bernazar tapi tidak membayar. Namun, kami mendorong untuk membuat nazar yang dipertimbangkan baik-baik dan membayarnya. Setelah menegosiasikan level/tingkat kedua dari korban syukur, kita siap untuk mendiskusikan dengan utusan tempat dan pekerjaan kita dalam ekonomi persembahan. Apa tambahan pekerjaan kita? Ini disamakan dengan menetapkan cakupan nazar kita. Adalah penting untuk menetapkan maksud kita ketika kita membuat nazar. Apakah nazar dari waktu, sumber atau uang kita? Berapa kuantitas dan nilai yang kita nazarkan? Jika kita akan menjadi orang-orang yang memberikan persembahan khusus dan nazar, maka kita tidak boleh memisahkan bisnis kita dari diri kita sendiri. Adalah sesuatu yang kritis kita tidak memposisikan 65 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN diri kita sendiri sebagai pekerja PAYG (Pay As You Go)2 dalam bisnis kita, seolah-olah itu sesuatu yang sungguh berbeda dari kita. Ini adalah legitimasi untuk tujuan perpajakan tapi itu bukan demikian untuk perpuluhan, persembahan khusus dan nazar. Pernyataan/Rekening Laba Rugi mengindikasikan pertambahan kita dan, karena itu, kewajiban kita. Kita harus menghormati Tuhan dengan ‘yang pertama’. Kita tidak boleh ‘meminimalkan perpuluhan’. Untuk orang bisnis dan seperti pegawai, siklus gaji satu-bulan adalah sama. Jalan lain, siklus Laba Rugi tiga-bulan, bersama dengan pembayaran Pajak Barang dan Jasa, adalah sama. Kalau tidak, tahun pembukuan memerintah yang bekerja dan kembali kepada kita semua. Rasul Paulus mendorong gereja Korintus untuk menyendirikan mingguan selama satu tahun. Siapa saja dari tambahan ini dapat menetapkan lamanya nazar. Ini bukan mengatakan bahwa kerangka waktu yang lain tidak berlangsung. Yang paling penting adalah pertimbangan yang tepat dari nazar. Itu tidak boleh berdasarkan pada banyak mimpi dan banyak bicara. Demikian juga, kita tidak boleh membuat nazar dengan maksud untuk mendapatkan dari situ. Seperti yang orang bijak katakan, ‘Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.’. Pengkh 5:10. Maksud dari nazar bukanlah untuk pertambahan kekayaan dan kedudukan kita sendiri. Tujuan tunggal dari nazar adalah generasi dan penyediaan dari sumber-sumber untuk persembahan supaya ada kelimpahan dalam rumah Tuhan. Tuhan telah memberikan kepada masing-masing kita pekerjaan. Beberapa dari kita telah diberikan otoritas dan yang lain dipanggil untuk berjaga-jaga, tapi 2 Sistem yang digunakan ketika seseorang bekerja sendiri dan membayar gaji mereka setelah mereka (bisnisnya) telah membayar semua biaya-biaya. Jadi itu bukan refleksi yang benar dari berapa sebenarnya yang mereka dapatkan dalam bisnis karena semua biaya-biaya tidak dimasukkan. Tapi itu adalah sisten yang digunakan untuk membayar pajak karena itu dibayarkan pada jumlah setelah membuat semua biaya-biaya diselesaikan. 66 4. Korban keselamatan masing-masing ada pekerjaan. Siapapun dan apapun kita, kita harus mencari dahulu/pertama kerajaan Allah. Jika ini bukan perhatian kita, maka kerajaan Allah akan diambil dari kita dan diberikan kepada orang-orang yang menghasilkan buah dari itu. Perumpamaan itu cukup jelas. Tuan telah pergi ke negeri yang jauh untuk menerima kerajaan. Kitalah kerajaan itu. Dalam berbagai musim, Dia mengunjungi kita untuk melihat apakah kita menghasilkan buah kerajaan-Nya. Sesuai dengan itu Yesus berkata, ‘sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal’. Yoh 4:36. ‘Buah’ adalah kata yang sangat luas dan meliputi banyak, menggambarkan pertambahan dan pelipatgandaan dari pekerjaan kita. Haruslah menjadi sasaran kita untuk menghasilkan tiga puluh, enam puluh dan seratus kali lipat. 67 BAB 5 Persembahan Khusus (Persembahan yang diangkat – terjemahan Inggris) Seseorang yang mengumpulkan persembahan khusus membuat komitmen untuk bersatu dan membawa beban untuk pertambahan. Mereka menjadi ‘pembawa-beban’ yang aktif dalam ekonomi persembahan. Administrasi tubuh bergantung kepada mereka. Mereka yang memberikan persembahan khusus membawa pertanggungjawaban beban dan pekerjaan mereka. Secara simbolis mereka mengkomitkan bagian ‘paha kanan’ dan ‘bahu kanan’. Mereka adalahpilar dalam bait. Kita adalah rumah Allah. Dan rumah ini bertumbuh 5. Persembahan khusus kedalam bait suci dalam Tuhan. Kita mempersembahkan korban rohani dan dengan melakukan itu dibangun bersama sebagai tempat kediaman Roh. Untuk membangun tabernakel zaman dulu di padang gurun, orang-orang mengumpulkan persembahan khusus dari sumber-sumber yang diperoleh dari orang Mesir. Sama dengan kita, ada bermacam cara dimana penyediaan datang kepada kita yang tidak membutuhkan keterlibatan kita secara langsung. Namun, seperti Israel zaman dulu, ketika kita masuk dan menduduki tanah perjanjian, bentuk dari persembahan khusus kita benar-benar berubah. Tuhan meminta kita untuk ‘menabur dan menuai’ dan kemudian membawa ‘korban keselamatan’. Persembahan khusus kita adalah buah dari kerja keras kita di ladang. ‘Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? (Jangan katakana ada empat bulan lagi sampai musim menuai – terjemahan Inggris).’ Yoh 4:35,36. Sekarang juga mereka yang bekerja keras menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal. ‘Benih untuk menabur’ kita dan ‘kapasitas untuk pertambahan’ datang dari Tuhan yang memperhatikan ladang kita. Kita adalah ladang Allah. ‘Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu’ 2 Kor 9:10. Persembahan khusus adalah oleh mana benih kita atau sumber-sumber dasar kita berlipatganda. Jika kita menabur sedikit (dengan hemat – terjemahan Inggris) kita akan menuai sedikit (dengan hemat – terjemahan Inggris), tapi jika kita menabur banyak (berlimpah – terjemahan Inggris) kita akan menuai banyak (berlimpah – terjemahan Inggris). 2 Kor 9:6. Yang pertama dan yang terakhir Sementara kita menuai di ladang kita, adalah penting kita meninggalkan untuk orang miskin. Im 19:9-10. Ini adalah ibadah (agama – terjemahan Inggris) yang murni dan tak bercacat. Yak 1:27. Kemudian kita harus membawa buah sulung untuk menguduskan seluruh tuaian, dan meminta kepada Tuhan untuk ‘mengingat’ semua usaha keras kita. Sesudah seluruh 69 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN tuaian telah dituai, perpuluhan dapat dikalkulasikan dan dibayar sebagai bagian yang kudus. Dan akhirnya, dalam roh syukur, korban keselamatan dapat dibawa dan dipersembahkan kepada Tuhan. Mari kita katakan lagi, korban keselamatan adalah persembahan tuaian. Dan pada level yang paling lanjut mereka adalah substansi dari nazar; ucapan bibir. Mereka dipersembahkan dalam syukur kepada Allah dalam raya syukur untuk tuaian dan dalam iman untuk musim yang akan datang. Dengan cara ini, persembahan yang terakhir adalah awal dari musim baru. Yang terakhir menjadi yang pertama. Dari setiap korban keselamatan satu bagian diambil dan dipersembahkan sebagai ‘persembahan khusus’. ‘Dada’ digunakan sebagai ‘persembahan unjukan’ menandakan kesetiaan/ketaatan dan dedikasi dari pemberi persembahan. Paha kanan dan pundak kanan dipersembahkan sebagai ‘persembahan khusus’ menggambarkan hati dari pemberi persembahan membawa beban rumah Tuhan. Kel 29:27-28. Dengan mengangkat persembahan khusus, orang-orang membuat komitmen untuk terus menerus dalam proses menabur dan menuai untuk menghasilkan pertambahan dalam kerajaan. Iman ini memberikan substansi ketika pemberi persembahan membuat nazar dengan murah hati dan mata yang baik, dan dengan melakukan itu, memulaikan awal dari tuaian baru. Pada Israel zaman dulu Ketika Musa memanggil untuk persembahan khusus bagi pendirian tabernakel, orang-orang meresponi dengan kerelaan, ‘Sesudah itu datanglah setiap orang yang tergerak hatinya, setiap orang yang terdorong jiwanya, membawa persembahan khusus kepada TUHAN untuk pekerjaan melengkapi Kemah Pertemuan dan untuk segala ibadah di dalamnya dan untuk pakaian kudus itu’ Kel 35:21. Mereka mempunyai ‘lebih dari cukup’ untuk menyelesaikan pekerjaan yang Tuhan suruhkan kepada mereka. 70 5. Persembahan khusus Persembahan khusus adalah persembahan ‘sukarela’. Seperti persembahan sukarela yang lain, itu diberikan dengan ‘hati yang berkemauan’. Setelah Raja Daud bernazar untuk rumah Tuhan, dia mulai mengumpulkan keperluan persembahan untuk pekerjaan monumental seperti itu. Pertama dari kekayaannya sendiri, kemudian dari perbendaharaan raja, dia membuat persembahan. Kemudian pemimpin seribu dan semua umat mengikuti dengan berkemauan. Daud bersukacita bahwa orang-orang memberi dengan berlimpah dan melampaui ukuran yang diperlukan. ‘Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tanganMu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.’ 1 Taw 29:9-17. Selama pemerintahan Raja Hizkia di Yehuda, bait, keimamatan dan persembahan semua dipulihkan. Orang-orang sangat berlimpah dalam perpuluhan, buah sulung, dan persembahan khusus yang benar-benar ‘bertimbun-timbun’ . 2 Taw 31:4-7. Imam besar pada hari pemeriksaan, ‘Sejak persembahan khusus mulai dibawa ke rumah TUHAN, kami telah makan sekenyang-kenyangnya, namun sisanya masih banyak. Sebab TUHAN telah memberkati umat-Nya, sehingga tinggal sisa yang banyak ini’. 2 Taw 31:10. Pada gereja mula-mula Pada awal gereja Perjanjian Baru, kita melihat laki-laki dan perempuan mengambil langkah iman untuk menjual kepunyaan mereka dan meletakkannya di kaki para rasul. ‘Kaki para rasul’ mewakili mezbah. Mezbah adalah tempat persembahan, kaki Allah sendiri. Kita membaca mengenai Kristus bahwa ‘Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian’. Wah 1:15. Ini menyamakan kaki Kristus dengan mezbah tembaga pada tabernakel Musa. Ketika orang-orang meletakkan persembahan mereka di kakai para rasul, mereka meletakkan itu di kaki Kristus sendiri. Tapi, dipercayakan kepada para rasul untuk mengurus dan mendistribusikan persembahan khusus. Mereka membawa pertanggungjawaban sumber- 71 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN sumber dari tubuh Kristus, dengan demikian menegakkan administrasi yang akan membuat pertambahan dari itu sendiri melalui persembahan. Satu generasi berikut, Paulus membawa beban untuk mengurus sumbersumber dari tubuh sebagai ‘administrasi apostolik’. Prakarsa pertama yang dicatat diambil oleh rasul Paulus adalah mengumpulkan persembahan dari gereja di Antiokhia untuk orang-orang kudus di Yerusalem. Adalah kerinduan tetap dari Paulus untuk dibuatnya persembahan dalam persekutuan dari semua gereja-gereja. Beberapa tahun kemudian, Paulus juga mengkomitkan dirinya untuk mengumpulkan persembahan selama periode sekitar satutahun, juga untuk gereja-gereja di Yerusalem. Dia menyamakan dirinya dengan imam yang membawa persembahannya dari bangsa-bangsa lain. Dan dia dicurahkan atas korban dan ibadah iman mereka. Fil 2:17. Pekerjaannya adalah melayani sebagai iman injil Allah, supaya persembahannya dari bangsa-bangsa lain dapat menjadi berkenan, dikuduskan oleh Roh Kudus. Rom 15:16. Dia menetapkan hanya injil persembahan yang dapat memberikan pelipatgandaan. Untuk beberapa alasan, ini telah menjadi batu sandungan bagi orang Korintus. Mereka membuat komitmen yang luas kepada Paulus berkenaan dengan persembahan mereka. Gereja Korintus adalah jemaat yang makmur, dan mereka tidak kekurangan dalam karunia rohani apapun. Tapi, mereka tidak belajar rahasia persembahan seperti di Makedonia. Fil 4:12. Setelah dia meninggalkan wilayah Makedonia, Paulus menulis untuk mempercayakan mereka karena tidak ada gereja lain yang berbagi dengan dia dalam hal (perkataan) hutang dan piutang (memberi dan menerima – terejemahan Inggris). Fil 4:15. Mereka mengirimkan pemberian pada beberapa peristiwa untuk menyediakan kebutuhan dan mereka terus menopang dia. Iman jenis apa yang memampukan mereka melakukan ini? Itu adalah iman persembahan khusus. Mereka bekerja keras dengan tangan mereka sendiri untuk mengumpulkan persembahan ini. Mereka dengan kerinduan yang besar berpartisipasi dalam administrasi rasuli. Dengan cara ini, firman bertumbuh dan berlipatganda. Ada musim-musim damai dan musim-musim terpencar72 5. Persembahan khusus pencar. Tersebar dan tertabur. entah oleh pembajakan atau dengan damai, kerajaan menghasilkan pertambahannya sendiri. Orang-orang mempersembahkan dengan berkemauan. Beban untuk pertambahan Sama seperti setiap generasi sepanjang sejarah, mengumpulkan persembahan khusus akan memberikan ‘persediaan yang berlimpah’. Itu akan melampaui kebutuhan yang ada karena itu setaraf dengan kebutuhan yang akan datang. Persembahan khusus adalah persediaan untuk pertambahan. Persembahan unjukan menandakan dedikasi dari personil. Tapi persembahan khusus membawa beban dari personil dan infrastruktur setaraf dengan musim yang akan datang dari kita dalam tubuh Kristus. Banyak dari kita membawa beban untuk melihat tubuh Kristus dipulihkan dan bertambah menjadi kumpulan banyak yang tak terhitung. Bagaimana injil diproklamirkan keluar wilayah? Bagaimana orang-orang dilatih untuk tugas seperti itu? Bagaimana kita membiayai infrastruktur yang lebih besar dari kebutuhan sekarang? Bagaimana kita mempersiapkan sejumlah besar orang yang akan datang kepada Kristus di hari-hari yang akan datang? Bagaimana kita memastikan mereka akan diperhatikan dan menemukan tempat mereka? Ketika kita melihat pada pernyataan gereja saat ini, kita melihat banyak pekerjaan untuk dilakukan. Ini dapat menjadi cukup besar sekali. Bagaimana kita dapat pergi dimana Tuhan memanggil kita dari dimana kita berada? Pengertian yang seksama dari persembahan khusus menjawab pertanyaanpertanyaan ini. Ini menunjukkan kita jalan untuk kedepan. Itu adalah sumbersumber dan penyediaan bagi personil, latihan dan infrastruktur supaya para diaken berlimpah dalam pekerjaan itu. Dengan cara ini, tidak ada akhir dari pertambahan dalam kerajaan. 73 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN Ujilah aku dalam perpuluhan dan persembahan khusus Kita membaca dalam kitab Maleakhi, ‘Bolehkah manusia menipu (merampok – terjemahan Inggris) Allah? Namun kamu menipu (merampok – terjemahan Inggris) Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu (merampok – terjemahan Inggris) Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!’. Mal 3:8. Keduanya persepuluhan dan persembahan khusus adalah bagian yang kudus untuk pekerjaan pelayanan. Tapi, ada beberapa perbedaan antara keduanya. Perpuluhan ditegakkan ketika Melkizedek bertemu dengan Abraham, sekalipun anakanak Israel hanya mulai membayar perpuluhan setelah mendapatkan pekerjaan dan ladang untuk menuai. Perpuluhan adalah sepersepuluh dari pertambahan. Karena itu, itu tidak dapat dikalkulasikan sampai sepenuhnya, seluruh tuaian dituai. Karena itu, perintahnya; bawalah seluruh persembahan persepuluhan. Perkiraan atas bersih semua dan jumlah kasar/bruto menghilangkan inti dari persepuluhan. Kita harus membawa perpuluhan dari semua pertambahan kita. Semua pertambahan kita datang dari Tuhan dan segala yang kita hasilkan adalah milik-Nya. Perpuluhan adalah sepersepuluh sebagai pengganti dari seluruhnya. Itu adalah bagian yang kudus, dan dengan demikian, itu tidak pernah menjadi milik kita. Dengan keadaan mendesak kita ‘pindahkan persembahan kudus itu dari rumahku’. Ul 26:13. Perpuluhan sesungguhnya setaraf dengan keperluaan saat itu dari tubuh Kristus. Ini adalah pernyataan akan ‘apa sekarang’. Pada kontrasnya, persembahan khusus selalu lebih besar dari kebutuhan saat itu, memberikan kapasitas untuk menghasilkan pertambahan. Itu adalah pernyataan ‘apa yang akan datang’. Persembahan khusus mempunyai kapasitas untuk menyokong pekerjaan pelayanan pada level lebih tinggi dari kebutuhan saat itu, dank arena itu, membuat pertumbuhan. Persembahan khusus adalah bagian dari korban keselamatan. Tapi, ketika kita diidentifikasi, itulah permulaan dari musim berikut. Itu menegakkan pekerjaan pelayanan sebagai platform bagi tuaian masa depan. Dalam arti, menyediakan ‘benih untuk menabur’. 74 5. Persembahan khusus Kita merampok Allah jika kita tidak membawa persembahan khusus. Kita merampok-Nya dari sumber-sumber yang perlu untuk menegakkan ekonomi dan administrasi yang sesuai untuk kegenapan waktu. Inilah arti satu-satunya oleh mana tubuh Kristus bertambah dan berlipatganda. Tuhan-lah yang memerlukan rumah. Tapi, orang-orang-lah yang membangun didalamnya persekutuan persembahan. Jika kita merampok Allah dari perpuluhan dan persembahan khusus maka kita akan dikutuk. ‘Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!’ Mal 3:9. Pertama, kutuk adalah ketiadaan berkat. Dia tidak lagi membuka jendela surga untuk mencurahkan berkat ke ladang persembahan kita. Dan Dia tidak lagi menghalau pelahap dan kita dihancurkan oleh hal-hal yang tidak dapat kita kontrol. Kita ditinggalkan melarat, hidup dibawah matahari, dan diperintah oleh elemen waktu dan kesempatan. Tuhan tidak lagi ‘beserta kita’. Setelah tersesat, kita dipulihkan oleh memperhatikan suara Tuhan dan kembali kepada-Nya. ‘Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam’ Mal 3:7. Kebutuhan akan pemulihan dalam gereja saat ini jelas terbukti, dan banyak orang memiliki hati untuk pemulihan seperti ini. Pertanyaannya adalah bagaimana kita dipulihkan? Maleakhi berpikir bahwa pemulihan ditemukan dalam ‘persembahan’ dan secara spesifik ‘persembahan khusus’. Ditegakkannya kembali persembahan khusus pada zaman raja Hizkia-lah yang menjadi tiang penyokong proses pemulihan saat itu, ‘Kemudian Hizkia menyuruh menyediakan bilik-bilik di rumah TUHAN dan mereka menyediakannya. Dan dengan setia mereka membawa segala persembahan khusus, persembahan persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus itu ke sana.’ 2 Taw 31:11-12. Pekerjaan dari persembahan khusus Mari kita melihat lebih dekat sekarang pada pekerjaan dari persembahan khusus. Sebelum kita melakukannya, adalah penting untuk memperhatikan bahwa Alkitab versi paling modern tidak menerjemahkan kata ini dengan akurat. Ini dalam kata Ibrani trumah yang seharusnya diterjemahkan 75 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN ‘persembahan khusus’. The New King James version hanya menggunakan kata umum ‘persembahan’. Ini artinya semua perbedaan yang penting antara bermacam persembahan tidak jelas. The New American Standard Bible menggunakan kata ‘kontribusi’ daripada persembahan khusus. Persembahan khusus (persembahan yang diangkat – terjemahan Inggris) adalah ‘diangkat’ atau ‘ditinggikan’ dihadapan Tuhan. Seperti persembahan unjukan, itu secara simbolis adalah bertemu dengan yang turun dari surga. Dalam arti yang lebih luas, disaat kita diidentifikasi lebih awal, adalah pekerjaan dari persembahan khusus untuk menegakkan permulaan. Artinya adalah dari mana ‘sesuatu’ diciptakan dari ‘tidak ada’. Bagi orang Israel, itu adalah perbedaan antara lantai padang pasir dan fungsional tabernakel dab tempat pertemuan. Dengan menegakkan permulaan, persembahan khusus juga adalah fondasi untuk menghasilkan pertambahan. Masing-masing permulaan baru adalah ‘pertambahan’ itu sendiri. Tapi, persembahan khusus melakukan lebih dari itu. Dia menegakkan kapasitas, dalam arti personil, infrastruktur dan sumber-sumber, untuk menghasilkan pertambahan. Setiap administrasi dalam Alkitab ditegakkan oleh persembahan khusus. Pertumbuhan pada gereja mula-mula didasari oleh fakta bahwa ‘semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul’. Kis 4:34-35. Setelah Israel menanggung 400 tahun dalam perbudakan di tanah Mesir, Tuhan mengutus Musa untuk memerintahkan Firaun, ‘Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung … Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku’. Kel 4:22. Tapi, setelah mereka dibebaskan dan berjalan di padang gurun, mereka tidak secara otomatis mempunyai konteks dimana mereka Tuhan dan mempraktekkan melayani Dia. Maka mereka membangun tabernakel dengan sumber-sumber yang disediakn oleh ‘persembahan khusus’ yang pertama dalam Alkitab. Pada zaman Musa, persembahan khusus pertama-tama disediakan untuk tabernakel dan kemudian untuk peneguhan para imam dalam jabatan mereka. Mereka diperlengkapi dan berpakaian 76 5. Persembahan khusus sesuai dengan itu. Itu juga menyediakan untuk pemeliharaan yang terus menerus dan pekerjaan dari tabernakel dalam dalam syikal kudus. Ketika ini dibentuk pada generasi berikut, itu diketahui sebagai bea (pajak bait – terjemahan Inggris). Itu diturunkan sampai pada zaman kita. Gereja, tubuh, tidak menyediakan topangannya sendiri dan pertambahan tanpa mengumpulkan persembahan khusus. Persembahan khusus menegakkan personil dalam pelayanan, infrastruktur untuk pelayanan, dan kemudian menyediakan untuk pelipatgandaan yang terus menerus dan pertambahan pekerjaan pelayanan. Untuk tubuh Kristus bertumbuh dan berlipatganda, maka sumber-sumber firman perlu pada level yang besar. Gedung harus dibangun. Utusan perlu melakukan perjalan, pengajaran dan memberitakan firman. Perpuluhan dan perpuluhan dari perpuluhan tidak akan cukup untuk memfasilitasi keperluan perluasan. Persembahan khusus menjembatani jurang pemisah antara dimana kita berada dan dimana Tuhan memanggil kita untuk berada. Ekonomi pertambahan Persembahan khusus membawa kita dari ‘tidak ada kepada sesuatu’. Seperti Israel di Mesir, kita tidak mempunyai kapasitas untuk bertambah ssampai Tuhan membawa kita kedalam ‘ladang-Nya’. Kemudian persembahan khusus melipatgandakan kita dari ‘sesuatu kepada sesuatu’; satu tingkat ke tingkat yang lain. Satu menabur dan yang lain menyiram, tapi Allah yang memberikan pertambahan. Ketika orang Israel keluar dari Mesir, mereka tidak mempunyai apa-apa dari mereka sendiri dan tidak mempunyai kapasitas untuk menghasilkan pertambahan. Dalam situasi ini, persembahan khusus menciptakan ‘sesuatu dari tidak ada’. ‘Orang Israel melakukan juga seperti kata Musa; mereka meminta dari orang Mesir barang-barang emas dan perak serta kain-kain. Dan TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga memenuhi permintaan mereka.’ Kel 12:35,36. Mereka tidak secara militer mendapatkan barang-barang ini. Tuhan memberikan mereka kemurahan di mata orang Mesir. Sama dengan itu, pada awal 77 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN pemulihan setelah pembuangan di Babel, ‘TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia’. Ezr 1:1. Sekali lagi, Tuhan memberikan umat-Nya kemurahan dimata orang Persia yang mengontrol sumber-sumber pada saat itu. Dalam kedua contoh, orang-orang perlu menemukan kemurahan dimata mereka yang mengontrol sumber-sumber supaya dapat menerima sesuatu dari mana mereka dapat mengumpulkan persembahan khusus. Dengan beginilah ‘Pemerintahan atas dunia (kerajaan dunia – terjemahan Inggris)’ menjadi ‘dipegang oleh Tuhan kita (kerajaan Tuhan kita – terjemahan Inggris)’. Wah 11:15. Pada saat anak-anak Israel memasuki Tanah Perjanjian, Tuhan memberikan ladang persembahan untuk ‘menabur dan menuai’. Ini adalah kapasitas untuk menghasilkan pertambahan dan mengumpulkan persembahan khusus dari tuaian mereka. Di padang gurun, sumber-sumber untuk persembahan khusus adalah ‘barang rampasan dari Mesir’. Tapi, saat mereka di tanah itu, mereka mulai menghasilkan sumber-sumber dengan menabur dan menuai. Penekanan dari persembahan khusus telah berubah. Tidak lagi ‘sesuatu dari tidak ada’. Ini adalah ‘sesuatu dari sesuatu’. Namun, perintah untuk mempersembahkan persembahan khusus tetap sama. Tuhan memperingatkan orang-orang untuk tidak berkata dalam hati mereka, ‘Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini’ Ul 8:17. Dia tahu bahwa jika sikap ini meliputi hati mereka, kemudian mereka dapat berhenti membawa persembahan dari tuaian mereka. Jika persembahan khusus berhenti maka kapasitas untuk menghasilkan pertambahan dalam kerajaan berhenti. Pertambahan yang tak henti-henti dan terus menerus Bagaimana ekonomi persembahan ditegakkan supaya dengan itu pertambahan selamanya? ‘Lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya (Tidak ada akhir pertambahan pemerintahan-Nya atau damai – terejemahan Inggris)’ Yes 9:6-7. Penekanan 78 5. Persembahan khusus disini bukanlah ‘pemerintahan-Nya’. Tapi, ‘pertambahan’ dari pemerintahanNya. Model dan mekanisme pertambahan adalah berlipatganda oleh persembahan khusus. Disaat kita bekerja keras, kita menabur, menuai dan menghasilkan tuaian darimana kita dapat mengumpulkan persembahan khusus. Kita mengetahui dan mengakui bahwa semua benih kita untuk menabur datang dari Tuhan. Benih datang dari persembahan khusus. Karena itu, kita harus tetap berkomitmen kepada prinsip persembahan khusus jika kita mau melipatgandakan benih kita. Firman itu sendiri bertumbuh dan berlipatganda ketika para rasul, nabi, dan diaken diberikan kepada perkataan nubuatan. Beginilah firman menumbuhkan dan melipatgandakan. Kita harus menjamin sumber-sumber untuk pekerjaan ini. Firman adalah ‘benih bagi penabur dan roti untuk dimakan’. ‘Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu’ 2 Kor 9:10. Benih-Nya adalah firman, tapi benih kita menunjuk kepada ‘sumber-sumber’ dari persembahan darimana kita menghasilkan pertambahan. Kebenaran kita menunjuk kepada ‘pekerjaan dalam kerajaan’ kita. Pertambahan dalam benih artinya pertambahan kapasitas untuk menghasilkan tuaian kebenaran. Jalan-jalan kebenaran ini dibuka sebagai pintu gerbang dan pintu keluar masuk. Mereka menyediakan kita tempat untuk berjalan dan ladang dimana kita bekerja keras. Pertambahan dalam tuaian kebenaran artinya bahwa Dia menambahkan daerah pekerjaan kita. Ini adalah proses tak tersentuh dari pertambahan yang tak henti-henti dan terus menerus. Dia memberikan kasih karunia yang lebih; Dia memberikan kita benih lebih. Maka kita perlu bekerja lebih. Dia memberikan kita kerajaan persembahan yang tidak tergoncangkan dan tidak tergoyahkan. Ketika Dia melipatgandakan pekerjaan kita, maka Dia melipatgandakan benih kita. Paulus menggambarkan ini sebagai arti dari mana ‘kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati’. 2 Kor 9:11. Inilah administrasi kemurahan hati yang ditegakkan dan disokong oleh persembahan khusus. Ekonomi ini adalah ‘bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan 79 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN syukur kepada Allah’ 2 Kor 9:12. Ketika Paulus mengatakan, ‘limpah ucapan syukur’, dia menunjuk kepada korban keselamatan yang berulang-ulang dan bagian persembahan khusus. Persembahan waktu, sumber dan uang Tuhan sendiri berkomitmen untuk melihat ekonomi-Nya ditegakkan. Dia memberi perintah kepada bangsa kolektif Israel. Persembahan khusus perlu dikumpulkan. Tapi, dalam hal individu, persembahan khusus bukanlah untuk termotivasi oleh perintah tapi oleh respon kepada firman. ‘dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepadaKu itu’. Kel 25:2. Tuhan menginginkan persembahan khusus dari hati yang mau; yaitu, dari mereka yang membawa beban itu dari hati mereka. Persembahan khusus menggambarkan beban Tuhan. Dalam hal tabernakel, adalah beban Tuhan untuk melihat itu ditegakkan; bukan hanya ide baik dari seseorang.dengan mengumpulkan persembahan khusus, orang-orang membuat komitmen mereka untuk bersatu dengan beban itu. Mereka memberi isyarat kemauan mereka untuk menyatukan diri mereka dengan persembahan. Persembahan khusus selalu adalah komitmen untuk ‘bersatu’ dengan beban dan kemudian ‘membawa’nya. ‘sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.’ Gal 6:5. Di padang gurun, orang-orang mengumpulkan persembahan khusus dari emas, perak, lenan halus, minyak, diantara barang-barang yang lain. Paulus menunjuk kepada ini ketika dia menulis mengenai bangunan Allah dan fondasi dari ‘emas, perak dan batu berharga’. Orang-orang dengan bebas memberikan ‘sumber-sumber’ dan ‘ukuran kekayaan’. Kemudian Tuhan berkata, ‘Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka’. Kel 25:8. Secepatnya, Dia juga membuat permintaan pada ‘waktu’ mereka. Dalam ekonomi dan budaya kita saat ini, kita mengumpulkan persembahan khusus dari waktu, sumber-sumber dan uang. Kita tidak dapat menekankan nilai dari memberi ‘waktu’. Waktu adalah 80 5. Persembahan khusus platform dari kerja keras, diberikan dengan bebas. Itu adalah asset terbesar untuk menghasilkan pertambahan dalam ekonomi Allah. Banyak orang telah diberikan kemampuan spesifik dan keahlian khusus dari Tuhan. Dia memberikan talenta sesuai dengan kemampuan. Dari ini mereka dapat mengumpulkan persembahan khusus dari ‘waktu’ mereka dan melihat ekonomi persembahan bertambah. Memperhatikan tukang-tukang yang Musa tugaskan, Tuhan berkata Dia telah memberikan mereka keahlian dan hikmat dari hati supaya mereka dapat membuat segala yang diperlukan untuk tabernakel. Kel 31:6. Nabi Hagai menulis berkenaan dengan pemulihan bait, ‘TUHAN menggerakkan semangat Zerubabel … semangat selebihnya dari bangsa itu, maka datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah TUHAN semesta alam, Allah mereka’. Hag1:14. Sementara mereka menempatkan batu demi batu, mereka memulihkan ekonomi dan menegakkan platform untuk pertambahan. Apa yang diperlukan? Tuhan meminta sumber-sumber yang sangat spesifik karena ada ‘contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya’ yang spesifik. Kel 25:9. Sumber mana yang dibutuhkan untuk menghasilkan pertambahan? Itu adalah emas, perak, batu berharga dan sebagainya. Kita menunjuk disini kepada tabernakel zaman dulu dan baitnya. Tapi kita lebih fokus kepada ‘bait yang sebenarnya’ dari batu yang hidup. Bait ini disusun bersama dan bertumbuh kepada bait suci dalam Tuhan. Dalam hal waktu, sumber dan uang kita, kita tidak menetapkan ‘keperluan’ berdasarkan apa yang kita mau berikan. Tapi, kita dapat mempersembahkan persembahan khusus kita sebelum diperlukan. Ketika kita termotivasi untuk mempersembahkan dan memberikan, kita meletakkannya di kaki para rasul. Kemudian persembahan kita dapat dialokasikan kepada keperluan yang sebenarnya. Contohnya, gereja mulamula tidak memerlukan ‘tanah’; mereka memerlukan uang. ‘karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul81 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya’ Kis 4:34-35. Pertimbangan fundamental dari persembahan khusus adalah ‘keperluan’ dari tubuh Kristus. Apakah beban Tuhan, dan bagaimana kita bersatu dengan itu? Sesudah kita mengerti beban Tuhan, itu menjadi beban kita. Maka kita dapat menagatur diri kita sendiri untuk menghasilkan dari waktu, sumber dan uang kita untuk membawa dan memenuhi beban itu. Semua keahlian kita, keringat kita dan taburan dan tuaian kita, harus berfokus pada menyediakan yang kurang dan yang diperlukan untuk pertambahan kerajaan. Untuk infrasturktur Ketika orang Israel meresponi kepada Tuhan dan mengumpulkan persembahan khusus, itu membuat persediaan untuk tiga hal. Konstruksi tabernakel dan semua perabotan yang pertama. Kemudian pakaian, perlengkapan dan pentahbisan imam berikutnya. Setelah itu, pekerjaan yang terus menerus dari tabernakel mengikuti. Tabernakel dibangun dan didirikan sebagai konteks untuk persembahan. Itu adalah rumah Tuhan dan tempat bekerja dari para imam. Jadi itu untuk kita. Kita adalah bait dari Allah yang hidup. Dan kita adalah rumah korporat dari persembahan. Tabernakel Allah harus dibangun ‘sesuai dengan pola/contoh’ karena ada aturan spesifik untuk mendirikan platform pelayanan. Kel 25:9. Dalam konteks dimana kerajaan imam melayani dihadapan Tuhan. Itu adalah tempat deklarasi oleh ‘utusan Tuhan semesta alam’. Mal 2:7. Dalam hal order, kita melihat bahwa persembahan khusus pertam-tama menyediakan untuk infrastruktur. Kemudian penyediaan untuk personil yang melakukan pekerjaan untuk mencapai hasil. Jadi aliran penyediaan adalah dari ‘infrastruktur’, kepada ‘personil’, kepada ‘pekerjaan’, kepada ‘hasil’. Namun, Tuhan melihat itu di sisi lain. Dia selalu memulai dengan hasil-Nya sendiri. Sasaran dan hasil-Nya adalah menegakkan administrasi oleh mana kebenaran bertambahan selamanya. Ini menetapkan sifat dari pekerjaan. Sebagai balasan, sifat dari pekerjaan menetapkan personil yang diperlukan. Akhirnya, 82 5. Persembahan khusus pekerjaan dan personil menetapkan insfrastruktur yang diperlukan. Bangunan secara mutlak penting, tapi hanya sejauh itu mendukung pekerjaan pelayanan dan menegakkan platform pertambahan dalam kerajaan. Ini menyoroti perintah bahwa semua ‘infrastruktur’ haruslah dibangun ‘sesuai dengan pola/contoh’ Prioritas dari rumah Tuhan ‘Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.’ Hag 1:9. Betapa tegoran yang berkuasa! Ini adalah pesan yang diberikan kepada orang-orang yang kembali dari pembuangan, yang tidak lagi berkomitmen untuk membangun bait kembali. Daripada membawa beban melihat rumah Tuhan dibangun kembali, mereka berpaling dengan fokus kepada rumah-rumah mereka sendiri, kehidupan mereka sendiri dan kepentingan sendiri. Seperti terang dengan gelap dan timur dengan barat, ada kontras yang sesungguhnya antara ekonomi dunia dan ekonomi Allah. Kita berpartisipasi dalam ekonomi dunia untuk menghasilkan sumber-sumber persembahan bagi kerajaan. Orang Israel memerlukan kemurahan dimata orang Mesir untuk menerima barang-barang mereka, dan orang-orang Yahudi yang di pembuangan memerlukan kemurahan dimata orang Persia, Yesus berkata. ‘Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur.’ Luk 16:9. Tapi, pernyataan yang menunggangi dan kesimpulan mengenai ekonomi dunia adalah ‘jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi (ketika dunia gagal/jatuh – terejemahan Inggris)’. Kita ada ‘di dalam dunia’, tapi tidak pernah ‘dari dunia’. Tidak seorangpun dapat melayani dua tuan. Uang hanyalah ukuran kekayaan dan untuk ditukarkan. Ekonomi dunia akan gagal/jatuh. Seberapa khawatirnya kita mengenai hari esok? Mengapa menyimpan harta yang ‘ngengat dan karat’ akan hancurkan? 83 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN Hagai mengidentifikasi bahwa orang-orang tidak dapat menghasilkan pertambahan dalam setiap segi kehidupan mereka karena rumah Tuhan dalam reruntuhan. Mereka tidak punya komitmen untuk persembahan khusus dan pertambahan dalam kerajaan Allah. Pertambahan yang terus-menerus hanya dapat dihasilkan dalam ekonomi Allah. Dalam hal menghasilkan pertambahan dalam kerajaan dan kehidupan, Yesus mengajarkan prinsip yang sangat sederhana berikut. ‘Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu’ Mat 6:33 Untuk Personil Bagaimana kita menghasilkan persediaan supaya lebih banyak orang dapat dilatih dalam pekerjaan pelayanan? Ini bukan menunjuk kepada pekerja sepenuh waktu. Kita tahu bahwa imam ‘didedikasikan kepada pekerjaan ini’ dengan persembahan unjukan dari dedikasi dan devotion. Mereka berpakaian putih, diurapi dengan darah dan minyak, dan mereka diberikan roti tidak beragi menggambarkan ketulusan hati mereka. ‘Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN.’ Kel 29:24. Tapi, mereka dibantu oleh persediaan dari persembahan khusus. ‘Maka haruslah itu menjadi persembahan khusus dari pihak orang Israel, yang diambil dari korban keselamatan mereka, dan menjadi persembahan khusus mereka bagi TUHAN.’ Kel 29:28. Persembahan khusus ditinggikan atau dinaikkan dihadapan Tuhan menandakan bahwa para imam diberikan kepada-Nya. Kemudian itu diberikan kepada pelayanan lima, disimbolkan oleh Harun dan empat anaknya, untuk mengelola. Dengan demikian artinya, persembahan khusus adalah ‘kepada’ Tuhan, dan juga ‘untuk’ pelayanan. Pertanggungjawaban untuk mengelola persembahan khusus ditempatkan dengan tepat di pundak Harun dan anak-anaknya. Dengan sikap yang sama, persembahan khusus pada gereja mula-mula ditempatkan ‘pada kaki para rasul’. ‘Itulah bagian Harun dan 84 5. Persembahan khusus bagian anak-anaknya … pada hari mereka itu disuruh datang untuk memegang jabatan imam bagi TUHAN… pada hari mereka itu diurapi-Nya.’ Im 7:35,36. Secara spesifik, sebagai bagian dari persembahan-persembahan pentahbisan, para imam menerima dada dari domba jantan sebagai persembahan unjukan,dan kemudian paha kanan dari domba jantan yang samasebagai persembahan khusus. Persembahan-persembahan ini tidak ‘memelihara’ Harun dan empat anaknya’; itu ‘mentahbiskan’ mereka. Itu adalah persembahan-persembahan yang menegakkan dan menyokong mereka sebagai imama dihadapan Tuhan. Ketika orang-orang membawa persembahanpersembahan pentahbisan, mereka mendedikasikan para imam kepada pekerjaan mereka. Mereka mengakui otoritas Harun dan anak-anaknya untuk berdiri dihadapan Tuhan sebagai imam-imam, sebagai tipe dan simbol dari pelayanan karunia lima-jawatan yang naik. Bagaimana kita menjamin pertambahan pelayanan dalam generasi berikut? Bagaimana kita membuat persediaan untuk memperhatikan mereka yang masih datang kedalam kerajaan? Persembahan hanya menjamin keefektivan dan kelangsungan dari gereja kepada generasi berikut. Kita harus berkomitmen untuk mengumpulkan persembahan khusus. Kita mengumpulkan persembahan khusus untuk membolehkan dan menyokong dedikasi personil baru kepada pekerjaan pelayanan. Dan pada akhirnya, dimensi utusan lima-jawatan dari tubuh Kristus bertambah. Inilah platform untuk pertambahan dalam tubuh Kristus sebagai keseluruhan. Dalam kitab Wahyu, kita melihat Kristus, mengenakan pakaian imam dan dengan tujuh disposisi pelayanan, berjalan ditengah kaki dian. Persembahan khusus adalah oleh mana personil baru dilatih dan ditahbiskan untuk berjalan dengan Kristus dalam baju putih. Wah 3:4. Menerima pekerjaan Jika persembahan khusus adalah oleh mana personil bagi didedikasikan kepada pekerjaan pelayanan, maka kita dengan secepatnya dapat menafsirkan ini program latihan. Dengan mengumpulkan persembahan khusus dari tuaian 85 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN kita, kita mendemonstrasikan iman untuk menemukan dan membantu pekerjaan kerajaan. Berdasarkan pada pengudusan Roh, masing-masing anggota tubuh Kristus akan mempunyai pekerjaan yang berbeda. Entahkan seseorang menerima pemberian upah dari persembahan khusus atau tidak, sepenuhnya tergantung pada sifat dari pekerjaan. Tidak semua orang yang mengumpulkan persembahan khusus akan menerima persembahan khusus. Dalam bangunan tabernakel, kita dapat mengatakan bahwa Bezaleel dan orang ahli yang lain menjadi contoh dari orang-orang yang menerima persembahan khusus dan mempunyai ‘pekerjaan’ yang dikomitkan kepada mereka. Untuk menerima persembahan khusus memerlukan pekerjaan tertentu sebagai ‘penatalayanan’. ‘Lalu Musa memanggil Bezaleel dan Aholiab dan setiap orang yang ahli, yang dalam hatinya telah ditanam TUHAN keahlian, setiap orang yang tergerak hatinya untuk datang melakukan pekerjaan itu. Mereka menerima dari pada Musa seluruh persembahan khusus, yang telah dibawa oleh orang Israel untuk melaksanakan pekerjaan mendirikan tempat kudus.’ Kel 36:3. Keduanya laki-laki dan perempuan dapat mengumpulkan persembahan kudus. Tuhan mengkomitkan ‘pekerjaan’ keahlian yang dengan laki-laki kepada persempuan. ‘Semua perempuan yang tergerak hatinya oleh karena ia berkeahlian, memintal bulu kambing’. Kel 35:26. Menerima persembahan khusus tidak membuat seseorang menjadi imam; artinya hanya bahwa adalah ‘pekerjaan’ yang harus dilakukan. Seorang imam harus mempunyai ‘jubah’ dan ‘masuk’. Jubah adalah simbol dari otoritas imama untuk masuk dalam tempat kudus ketika kita dengan keberanian masuk ke tempat kudus yang bukan buatan tangan manusia. Persembahan khusus menyediakan kesempatan untuk seseorang untuk ‘terbukti’ dalam pekerjaan. Ini adalah latihan penyediaan dan koteks dimana untuk membuktikan kehendak Allah dengan persembahan. Itu adalah lingkungan untuk melihat jenis pekerjaan yang Tuhan berikan kepada mereka. ‘mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu’. Wah 3:4. Personil baru dapat menerima perpuluhan, tapihanya setelah Tuhan memberikan mereka jubah dan mentahbiskan 86 5. Persembahan khusus mereka melalui persembahan khusus. Transisi dari persembahan khusus kepada perpuluhan adalah dari ‘tangan-kanan’ Kristus. Rasul Paulus mempunyai hak untuk menerima perpuluhan, tapi, dia memilih untuk menyokong dirinya sendiri melalui perlayanannya dengan persembahan khusus yang dia kumpulkan dengan membuat tenda. Dari waktu ke waktu, dia meyokong seluruh kelompok pelayanannya dengan cara demikian. Kita membawa mengenai Paulus di Korintus, ‘ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah’. Kis 18:3. Barnabas mendapatkan pengenalan kepada para rasul dengan cara persembahan khusus. ‘Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.’ Kis 4:36-37. Keduanya Paulus dan Barnabas berkomitmen kepada prinsip persembahan khusus ini. Dapat dilihat bahwa dua orang ini dipisahkan untuk pekerjaan ketika ‘berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka."’ Kis 13:2. Pekerjaan pelayanan yang terus menerus Persembahan khusus menegakkan pekerjaan pelayanan; menyediakan untuk pertambahan dalam pekerjaan dan juga menjamin pertambahan dapat ditopang. Dengan demikian itu adalah struktur topangan yang penting bagi pekerjaan. Personil dan infrastruktur adalah penting hanya jika ada pertambahan dalam pekerjaan. Kita dapat mengatakan bahwa persembahan ‘menaruh kaki’ dibawah pekerjaan Tuhan. Inilah arti oleh mana kita dapat bersatu dengan Tuhan dalam pekerjaan-Nya. Setiap orang yang hatinya tergerak dan setiap orang yang rohnya digerakkan datang dan membawa persembahan khusus Tuhan untuk pekerjaan kemah pertemuan dan untuk semua ibadahnya. Kel 35:21. Setelah tabernakel dibangun, setiap orang diperlukan untuk memberi setengah syikal untuk memungkinkan pekerjaan pelayanan diteruskan. Ini 87 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN adalah persembahan khusus. Tuhan mengatakan kepada Musa untuk ‘menggunakannya untuk ibadah dalam Kemah Pertemuan’. Kel 30:16. Terus berpartisipasi dalam persembahan khusus memastikan bahwa orang-orang memelihara ‘satu tujuan’ dengan Tuhan. Itu memastikan mereka terus memelihara fokus mereka dan partisipasi mereka dalam pekerjaan Tuhan. Kita menerima kerajaan yang tidak dapat digoncangkan. Itu adalah administrasi yang turun dari Kristus yang diterima dan ditegakkan dalam persekutuan dan ekonomi persembahan ekonomi. Persembahan khusus adalah oleh mana ‘setiap bagian menerima’. Hanya demikianlah oleh mana kasih karunia yang keluar dari Kristus ditegakkan dalam administrasi yang menghasilkan pertambahan. ‘kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, —yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota—menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.’ Ef 4:15-16. Paulus menulis kepada Filipi, ‘Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah’. Fil 4:18. Orang Filipi menggerakkan diri mereka sendiri dalam iman untuk mengumpulkan persembahan khusus dan menjamin Paulus ‘berkelimpahan’. Tuhan memerintahkan kita semua untuk datang dibawah beban pekerjaan-Nya. Tuhan mengarahkan mereka yang memproklamirkan injil untuk mendapatkan penghidupan mereka dari injil. 1 Kor 9:14. Dengan demikian, kasih karunia yang Kristus telah komitkan kepada Paulus efektif dalam menegakkan administrasi untuk menghasilkan pertambahan. Gereja Korintus melakukan yang sama, dan Paulus meresponi, ‘apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami. Ya, kami hidup, supaya kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh dari pada daerah kamu’. 2 Kor 10:15-16. 88 5. Persembahan khusus Kasih karunia turun dari Kristus. Tapi, kita harus mengumpulkan persembahan khusus untuk bertemu dengan itu. Inilah arti oleh mana administrasi yang mencapai daerah-daerah melampaui dari yang dapat ditegakkan. Sumber-sumber dari persembahan khusus menyediakan utuk personil dan latihan, bangunan dan infrastruktur, dan keahlian dan kerja keras. Dengan cara ini, administrasi kegenapan waktu ditegakkan dalam kerajaan kekal. Dan pertambahan pemerintahan tidak akan berakhir. Persembahan khusus menjawab pertanyaan, ‘Bagaimana kita dapat pergi kemana kita perlu berada dari mana kita berada?’ 89 BAB 6 Berkenan kepada Allah Kita tidak dapat meyimpulkan buku yang berjudul Kehidupan Persembahan tanpa beberapa pertimbangan akan korban bakaran. Dari semua persembahan dalam Alkitab, korban bakaran adalah yang pertama dan paling fundamental dari semua. Itu adalah dasar dari semua persembahan yang lain. Itu menggambarkan kehidupan kita seluruhnya dan terus menerus diberikan kepada Tuhan. Salah satu dari ayat yang paling dikenal mengenai pembahasan persembahan ditemukan dalam surat Paulus kepada Roma. ‘Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.’ Rom 12:1. Dengan cara ini, Paulus menginstruksikan kita untuk menjadi korban bakaran. Ini adalah ibadah keiamamatan kita. Kita adalah imamat yang kudus 6. Berkenan kepada Allah ‘mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah (mempersembahkan korban rohani yang berkenan kepada Allah – terjemahan Inggris)’. 1 Pet 2:5. Korban bakaran adalah untuk terus menerus dibakar di atas mezbah. Setiap ‘korban api-apian’ yang lain ditambahkan kepada korban bakaran. Ini adalah benar untuk bagian ingat-ingatan dari korban sajian, lemak dari korban keselamatan, korban penghapus dosa dan korban penebus salah. Itu menjaga api tetap menyala. Kita tidak mempersembahkan ‘lembu dan kambing’ seperti Israel zaman dulu. Namun, prinsip persembahan tetap memerintah kehidupan Kristen. Ketika kita melihat sifat dari persembahan Perjanjian Lama, kita mendapatkan pemikiran yang berharga kepada jalan persembahan saat ini. Semua hal ini dituliskan untuk pelajaran kita. Inilahmengapa Paulus menggunakan banyak symbol Perjanjian Lama untuk mengajar mengenai pembahasan persembahan. Kecil keraguan bahwa persembahan, adalah salah satu dari prinsip-prinsip paling dasar dari Paulus. Untuk alasan ini, dia tidak mengatakan, ‘saya rasa ini adalah ide yang baik’ untuk menjadi korban yang hidup. Dia berkata, ‘aku memohon kepadamu!’ Kita merasa bahwa dia mendorong kita dengan semua keyakinannya. Mengapa sebegitu penting dan tidak boleh tidak? Korban bakaran adalah fondasi dari semua pelayanan dalam tabernakel. Itu adalah pintu masuk kepada kehidupan yang berlimpah yang tersedia bagi kita dalam tubuh Kristus. Persembahan kita tidak akan berkenan jika kita tidak mempersembahkan diri kita sendiri sebagai korban yang hidup. Jika kehidupan kita tidak sepenuhnya dan terus menerus diberikan maka tidak akan ada api Roh Kudus atas persembahan kita. Allah kita adalah api yang menghanguskan. Roh Kudus tidak akan tertarik dengan apapun yang kita lakukan atau berikan. Tidak ada yang kita berikan di mezbah akan menghasilkan aroma yang harum dihadapan Tuhan. Jelas, untuk setiap persembahan menjadi efektif, harus didasari oleh kehidupan yang diberikan sepenuhnya. Paulus berkata mengenai gereja di Makedonia, ‘Mereka 91 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami’. 2 Kor 8:5. Dermawan Sesudah meminta kita untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, Paulus menyimpulkan krisis dari persembahan dalam ayat berikut. ‘Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna’. Rom 12:2. Dunia menghargai orang yang memberi dengan murah hati kepada orang miskin dan yang memerlukan. Tentu saja, ini benar dan mulia. Namun, jenis memberi ini tidak langsung disamakan dengan persembahan. Persembahan adalah memberi, tapi tidak semua memberi adalah persembahan. Persembahan adalah cara Tuhan memberikan. Orang duniawi memberi sebagai dermawan. Yesus berkata, ‘Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindungpelindung (dermawan – terjemahan Inggris).’ Luk 22:5. Dermawan mengambil keuntungan pribadi dan mengharap akan posisi tinggi dengan pemberian mereka. Kemurahan hati mereka memberikan keuntungan atas orang lain dan menciptakan kewajiban atas yang menerima. Mereka seharusnya, sebagai balasan, menjadi bersyukur dan menyadari utang mereka. Ini pastinya bukanlah jalan persembahan, bukan juga cara kita mendekati mezbah Allah. Tidak seorangpun yang memperoleh keuntungan apapun dari korban bakaran. Itu naik kepada Allah sebagai aroma, jadi mengindikasikan bahwa kita mengkomitkan sepenuhnya dan terus menerus kepada persembahan sebagai peristiwa setiap hari. Dia tidak memerlukan persembahan kita. Tuhan semesta alam tidak dilayani oleh tangan manusia seolah-oleh Dia memerlukan sesuatu. Jika Dia lapar, Dia tidak akan meminta kepada kita. Ketika kita mempersembahkan diri kita sebagai korban yang hidup kita tidak mengharapkan posisi yang lebih tinggi. Tapi sebaliknyalah yang benar. Kita 92 6. Berkenan kepada Allah mempersembahkan diri kita kepada-Nya sebagai pelayan yang tidak mencari untung, hamba, yang mengemis untuk kemurahan berpartisipasi dalam ekonomi persembahan. Ini tidak lebih dari ibadah keimamatan kita yang layak. Kita respek untuk mempersembahkan. Paulus menginstruksikan kita untuk tidak berpikri lebih tinggi dari yang seharusnya kita pikirkan. Rom 12:3. Jika kita mempersembahkan sebagai dermawan, maka kita berpikir mengenai diri kita sendiri lebih dari hati/inti dari persembahan. Kita perlu dibaharui dalam pikiran kita. Akan menjadi kesalahan yang serius untuk memandang persembahan sebagai melepaskan beban. Ketika kita mendengar firman dan merasa didorong oleh utusan untuk membawa persembahan, adalah benar dan tepat bahwa hati kita digerakkan dan roh kita tergerak untuk datang dan memberi. Namun, kita tidak boleh melepaskan beban, menemukan kelegaan dan kemudian kembali ke jalan-jalan kehidupan kita yang sebelumnya sampai waktu berikut kita terinspirasi untuk mempersembahkan dan memberi. Sebaliknya; ketika kita membuat persembahan, kita datang dibawah beban dari persembahan itu. Semakin kita mempersembahkan diri kita, semakin beban dan kewajiban datang keatas kita. Itu menjadi terus menerus dan diandalkan, dengan demikian menciptakan keperluan akan persembahan. Permberian orang ini membuat ruang bagi mereka dan mereka menjadi tiang/pilar, pembawa beban melalui persembahan dalam rumah Tuhan. Mereka dapat diandalkan terus menerus untuk tetap dibawah beban pekerjaan dimana mereka mempersembahkan. Mereka ‘tidak keluar lagi’. Kita menyentuh persembahan pada level tertinggi ketika kita mulai bernazar kepada persembahan khusus. Krisis persembahan Kita akan bertemu dengan banyak krisis dalam jalan mempelajari untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai korban yang hidup. Kita bertemu dengan masing-masing dan setiap krisis ini karena korban bakaran adalah fondasi dari semua persembahan yang lain. Setelah kita sungguh-sungguh 93 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN menetapkan hati bahwa kehidupan kita sepenuhnya dan terus menerus diberikan kepada Tuhan, maka komitmen kita kepada setiap tipe persembahan menjadi mudah dan dengan sukacita. Krisis pertama adalah persembahan dengan hati yang mau, ‘tanpa cacat’. Im 1:3. Krisis kedua adalah kita perlu untuk meletakkan tangan atas persembahan kita. Itu menggambarkan kita dan kehidupan kita diserahkan. Tidak seorangpun yang mengambilnya dari kita. Im 1:4. Ketiga, adalah perlu untuk menyembelih persembahan dan membuat itu menjadi korban, diberikan sepenuhnya. Im 1:5. Dan keempat adalah krisis dari api. Persembahan kita diterima oleh api. Im 1:6. Jika kita tidak menegosiasikan masing-masing ini dengan tepat, ada bahaya besar kita akan tersinggung/sakit hati pada titik tertentu dan menarik diri kita dari ekonomi persembahan. Persembahan yang berkenan Ketika kita melihat persyaratan dari korban bakaran dalam kita Imamat, kita dapat mengindentifikasi masing-masing krisis persembahan. Yang pertama adalah perlunya persembahan kita menjadi berkenan. Hasil dari korban bakaran disimpulkan dalam satu kata ‘perkenanan/diterima’. Setiap orang mau memastikan bahwa mereka diterima oleh Allah. Ini adalah krisis persembahan. Apakah persembahan kita berkenan? Pemazmur berkata, ‘Kiranya diingat-Nya segala korban persembahan [sajian] mu, dan disukaiNya korban bakaranmu.’. Maz 20:3. Mari kita menjadi jelas. Persembahan kita tidak sekedar diterima karena kita membawanya. Itu diterima jika kita membawanya dengan berkenan. Karena itu, haruslah yang pertama dan yang terbaik supaya berkenan. Dan itu seharusnya dipersembahkan dengan hati yang berkemauan. Itu harus tanpa cacat. Im 1:3. Ketika kita mempersembahkan tubuh kita sebagai ‘persembahan (korban – terjemahan Inggris) yang hidup dan kudusm berekenan kepada Allah’, kita adalah keimamatan yang kudus, mempersembahkan ‘persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah (persembahan rohani yang 94 6. Berkenan kepada Allah berkenan kepada Allah melalui Yesus Kristus – terjemahan Inggris)’. 1 Pet 2:5. Paulus menunjuk kepada dirinya sendiri sebagai imama yang membawa persembahannya dari bangsa-bangsa lain dalam pengharapan bahwa persembahannya dapat ‘menjadi berkenan’ di atas mezbah. Rom 15:16. Dia menggambarkan persembahan dari gereja Filipi sebagai ‘persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah’. Fil 4:18. Persyaratan pertama dari korban bakaran yang berkenan adalah ‘Ia harus membawanya (persembahkan itu dari kehendak bebasnya – terjemahan Inggris)’. Im 1:3. Ini bukan berarti secara sukarela. Tuhan mensyaratkan persembahan ini dari kita jika kita akan masuk kedalam hadirat dan ibadahNya. Ini adalah ‘hari yang berkemauan’ dan hati yang mau adalah penting untuk setiap persembahan dapat diterima oleh Tuhan. Ketika Tuhan meminta umat-Nya untuk membawa persembahan khusus untuk membangun tabernakel, itu hanya ‘berkenan’ dari mereka yang memberi dengan hati yang berkemauan. ‘dari setiap orang yang terdorong hatinya (dengan hati yang berkemauan – terjemahan Inggris), haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.’ Kel 25:2. Kita harus memberi dengan sukacita dan tidak dengan enggan dalam hati kita. Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Ketertarikannya selalu dalam hati dari yang membawa persembahan daripada persembahan itu sendiri. Kita tahu bahwa ekspresi praktek dari persembahan telah sangat berubah sejak bangsa Israel berkemah di padang gurun. Tapi, bentuk perintah untuk memberi dengan hati yang berkemauan tidak berubah. ‘Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.’ 1 Sam 16:7. Paulus mengatakan, ‘Bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku’. 1 Kor 13:3. Dia menunjuk kepada partisipasi kita sebagai korban bakaran. Jika kita tidak mempunyai hati dan roh yang benar maka persembahan kita tidak akan memberi keuntungan apa-apa kepada kita. Itu tidak akan diterima. Kita akan menghadapi krisis genting jika persembahan kita ditemukan tidak berkenan karena kecacatan. Ini ada diantara krisis paling tua dari semua, 95 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN kembali kepada Kain dan Habel. Dua bersaudara ini tergerak untuk membawa persembahan kepada Tuhan. Kain bercocok tanam, sesuai dengan itu, mempersembahkan hasil dari tanah. Kita tahu bahwa Tuhan menerima persembahan Habel, tapi menolak persembahan Kain. Alkitab mencatat bahwa persembahan Kain, Tuhan ‘tidak mengindahkan’. Dia tidak memohon atau mengerjakan itu. Kain sangat sakit hati dengan tidak diindahkan dan tidak dihargai. Ada sesuatu dalam hatinya yang cacat dan, karena itu, tidak berkenan kepada Tuhan. Dia dapat meresponi dengan penyesalan yang dalam dan sepenuhnya dipulihkan. Tuhan berkata, ‘Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? (Jika engkau melakukan dengan baik, apakah engkau tidak akan diterima/berkenan? – terjemahan Inggris)’ Kej 4:7. Tapi, itu adalah bukti bahwa Kain membiarkan dirinya menjadi marah. Mukanya muram ketika benih sakit hatinya mengakar dalam hatinya. Akhirnya, gejolak dan kemarahannya meledak dan dia membunuh saudaranya. Jika cacat tertentu diidentifikasikan dalam persembahan kita, kita harus merendahkan hati; kalau tidak, kita dalam bahaya mengikuti ‘jalan yang ditempuh Kain’. Yud 1:11. Sepenuhnya dan terus menerus Korban bakaran yang berkenan mempunyai dua karakteristik yang ditetapkan. Itu haruslah ‘sepenuhnya’ dan ‘terus-menerus’. Dengan rasa hormat kepada yang pertama dari ini, selalu disebut ‘korban bakaran sepenuhnya’. Kita menyadari implikasi langsung kepada kehidupan kita. Kita berpartisipasi dalam korban bakaran ketika kita mempersembahkan ‘seluruh’ kehidupan kita. Tidak ada yang ditahan. Tidaklah mungkin menyerahkan hanya sebagian dari kehidupan kita. Kita mati dengan Kristus atau tidak. Dalam arti, ‘semua atau tidak sama sekali’ dan Dia meminta ‘semua’-nya kita. Yesus ditanyakan untuk menominasikan hukum terbesar. Dia menjawab, ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu’. Mark 12:30. Skala jatuh dari mata penulis yang menanyakan pertanyaan ini. Dia tiba-tiba menyadari bahwa ini adalah penggenapan dari korban bakaran yang dipersembahkan di 96 6. Berkenan kepada Allah atas mezbah selama berabad-abad. ‘Memang mengasihi Dia dengan segenap hati … adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.’ Mengapa lebih? Karena itu adalah penggenapan dari persembahan. Karakteristik yang kedua dari korban bakaran adaah ‘terus-menerus’. Ketika kita mendorong satu dengan yang lain untuk mengasihi dan pekerjaan yang baik, maka kita mempromosikan budaya dan, karena itu, administrasi dari persembahan yang terus-menerus. Korban pagi dan petang hari adalah ‘korban bakaran yang tetap (terus menerus – terjemahan Inggris) di antara kamu turun-temurun, di depan pintu Kemah Pertemuan di hadapan TUHAN.’ Kel 29:42. Itu dipersembahkan pagi dan petang hari, setiap hari. Ini artinya persembahan naik dihadapan Tuhan ‘hari demi hari, terus-menerus’ Kel 29:38. Jelas, ‘hari demi hari’ artinya setiap hari. Lukas menuliskan perintah Yesus yang terkenal, ‘"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku’. Luk 9:23. Sepanjang kehidupan kita perlu untuk dipersembahkan kepada Tuhan setiap hari. Paulus memberi kesaksian mengenai ini dengan berkata, ‘tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut (aku mati setiap hari – terjemahan Inggris)’. 1 Kor 15:31. Meletakkan tangan keatas korban Ketika orang Israel membawa persembahan mereka ke mezbah, mereka pertama-tama ‘meletakkan tangan ke atasnya’. Im 1:4. Ini menandakan bahwa mereka sepenuhnya diidentifikasi dengan persembahan itu. Itu bukan lagi hanya lembu atau kambing; tapi mewakili mereka. Kita tidak dapat mendekati Tuhan tanpa persembahan yang mewakili kita. Ketika kita meletakkan tangan atas persembahan kita mengatakan, ‘Inilah persembahanku; ini mewakili aku!’ Entahkan itu waktu, sumber-sumber atau uang, kita harus sepenuhnya dididentifikasi dengan persembahan kita. Ini artinya bahwa kita adalah pemiliknya; kita mempertanggungjawabkan itu dan sepenuhnya bertanggung jawab untuk itu. Jika kita melihat semua persembahan dengan cara ini, maka 97 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN bagi kita persembahan itu diperkenan. Korban bakaran selalu dipersembahkan dan diterima dengan sikap seperti ini. Itulah ‘baginya persembahan itu diperkenan’. Dengan cara ini, Paulus tidak menggambarkan perbedaan antara persembahan kita dengan kita. Dia hanya mengatakan, ‘Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan (korban – terjemahan Inggris) yang hidup’. Rom 12:1. Kita adalah persembahan/korban yang hidup dan kita harus ‘beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.’ Ibr 12:8. Perlunya kita diidentifikasi dengan persembahan kita adalah sangat penting karena Tuhan tidak mencari persembahan itu sendiri. Seperti Paulus, Dia mencari keuntungan yang ditambahkan kepada kita. Dengan cara yang sama, Paulus mengatakan kepada gereja Korintus, ‘Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri’. 2 Kor 12:14. Hadiah memberi keluasan (ruang – terjemahan Inggris) pada orang dan membawa dia menghadap orang-orang besar, tapi hanya sejauh dia sepenuhnya diidentifikasi dengan persembahan yang dia bawa. Ams 18:16. Menunjuk kembali kepada ayat kunci kita dalam kitab Roma, Paulus memasangkan ‘berkenan’ dengan ‘kudus’. Dua prinsip ini berjalan sama-sama. Persembahan kita tidak dapat menjadi berkenan jika itu tidak pertama-tama kudus. Kata ‘kudus’ mempunyai arti yang sama dengan ‘disucikan’. Itu sepenuhnya menjadi disendirikan, terpisah dan didedikasikan kepada Tuhan. Jika perkenanan adalah sasaran kita, maka pengudusan adalah jalan yang kita jalani untuk mencapai sasaran. Ketika kita meletakkan tangan pada persembahan kita, kita mengdedikasikan dengan sepatutunya dan sebagaimana mestinya diri kita sendiri kepada Tuhan. Orang-orang Makedonia memberi diri mereka sendiri ‘pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami’. ‘Kami’ disini menunjuk kepada utusan dan perkataannya. Semua persembahan mengikat kita kepada pelayanan lima. Perkataan tidak pertam-tama dating dari kita. Kita harus berbagi dalam semua hal yang baik dengan mereka yang memimpin kita dijalan ini dan membawa firman kepada kita. 98 6. Berkenan kepada Allah Kita mempunyai mezbah dan mezbah inilah yang menguduskan persembahan. Mat 23:19. Jika kita diidentifikasi sebagaimana mestinya dengan persembahan kita, maka kehidupan kita akan disendirikan oleh mezbah kepada pekerjaan persembahan. Kita melayani dihadapan-Nya sebagai imam-raja. Seperti para imam zaman dulu, kita menjadi sepenuhnya disendirikan, didedikasikan, dan kudus bagi Tuhan. Dengan cara ini, kita dapat melayani keimamatan yang berkenan dan pekerjaan kita akan bermultiplikasi. Ketika pekerjaan kita bertambah maka administrasi persembahan bertambah dan kita menerima kerajaan yang tidak tergencangkan atau tergoyahkan. Menyembelih persembahan Setelah membawa persembahan ke atas mezbah, orang yang membawa persembahan disyaratkan untuk menyembelihnya sendiri. Im 1:5. Cukup jelas bahwa imama tidak menyembelih persembahan itu bagi mereka. Tidak seorangpun yang mengambil kehidupan kita dari kita. Seperti laki-laki dan perempuan zaman dulu, kita harus meletakkan tangan atas inisiatif kita sendiri. Hanya ketika persembahan disembelih maka itu diberikan sepenuhnya dan dengan bebas sebagai korban. Sebelum sampai disitu, yang membawa persembahan dapat menariknya dari mezbah. Titik kematian adalah waktu dari korban. Kita membaca dalam surat Paulus kepada Efesus, ‘hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah’. Ef 5:2. Perbedaan dapat ditarik antara persembahan dan korban. Kata ‘persembahan’ dapat diterjemahkan ‘pemberian’. Persembahan adalah bagian yang kita bawa atau berikan kepada Tuhan di atas mezbah. Orang Israel mempersembahkan persembahan mereka kepada ima-imam. Ketika yang membawa persembahan membunuhnya, dia membuat itu korban. Kita adalah yang membuat perjanjian dengan korban. Abraham dibenarkan ketika dia mempersembahkan Ishak. Dia tidak menahan anaknya tapi membuatnya menjadi korban. Persembahan perlu untuk dibunuh oleh pembawa 99 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN persembahan, diatur dan diadakan di atas mezbah oleh imam, dan dibakar sebagai bau harum yang naik. Berbicara secara praktek, kita mungkin mempunyai banyak ‘ide bagus’ berkenaan dengan hal-hal yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan. Tapi, ide dan pemikiran kita perlu diubahkan kedalam komitmen yang substansi dan nyata. Persembahan kita menjadi korban yang hidup. Krisis bagi kita disini adalah mengatasi rasa takut akan kehilangan. Rasa takut akan kehilangan mungkin adalah perihal utama yang mencegah kita dari memberikan tubuh kita sebagai korban yang hidup. Seperti yang kita tahu, korban bakaran adalah ‘seluruhnya’ dan sepenuhnya diberikan. Kita harus mau memberikan untuk melepaskan yang menghalangi kita. Untuk menjawan ketakutan ini, penting melihat pada pengalaman Tuhan ketika Dia mempersembahkan diri-Nya oleh Roh Kekal sebagai korban bakaran. Raja Daud telah melihat lebih dulu bahwa saat Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai korban bakaran, Bapa tidak akan membiarkan persembahan-Nya terkorupsi atau membusuk. ‘sebab Engkau [Bapa] tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus [Kristus] -Mu melihat kebinasaan (korupsi – terjemahan Inggris).’ Maz 16:10. Ketika kita mempersembahkan diri kita sebagai korban yang hidup, kita tahu bahwa kehidupan kita segera disentuh oleh api. Tapi, tidak ada yang kita terma dari Bapa yang dapat dihancurkan. Yang lahir dari Allah tidak dapat mati. Kita telah ‘dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana (benih yang terkorupsi – terjemahan Inggris), tetapi dari benih yang tidak fana (benih yang tidak terkodupsi – terjemahan Inggris)’. 1 Pet 1:23. Mengikutinya, bahwa satu-satunya hal yang mempunyai kemungkinan untuk hilang dalam api adalah hal-hal yang bukan ‘dari Allah’. Ini adalah kayu, rumput kering dan jerami. Kita akan mengatasi ketakutan akan kehilangan ketika kita menyadari bahwa segala sesuatu milik Tuhan. Seperti Raja Daud memberi kesaksian, ‘Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu’. 2 Taw 29:14. Ketika dia melihat luasnya 100 6. Berkenan kepada Allah persembahan yang bangsa Israel bawa di hadapan Tuhan, Daud mengerti prinsip fundamental dari persembahan. Ketika kita mempersembahkan, kita hanya memberikan kembali kepada Tuhan yang sudah menjadi milik-Nya. Ini adalah bagi semua persembahan, tapi tidak ada yang lebih dari korban bakaran. Paulus mengingatkan kita, ‘bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu’. 1 Kor 6:19,20. Jika kita memperdagangkan persembahan kita maka itu menunjukkan dua hal. Pertama-tama, kita percaya bahwa milik kita masih kepunyaan kita. Kita belum memecahkan krisis kepemilikan. Dunia dan segala isinya adalah milik Tuhan. Dan kedua, persembahan yang kita buat tidak pernah benar-benar diberikan. Tidak pernah dikorbankan. Kita masih menaruh nilai dan kepemilikan kepada diri kita sendiri. Diterima oleh api Mungkin pernyataan yang paling jelas mengenai korban bakaran adalah bahwa itu adalah ‘sebagai korban api-apian (persembahan yang dibuat oleh api – terjemahan Inggris)’. Im 1:9. Tapi, pernyataan ini mempunyai arti yang lebih daripada sekedar menjelaskan bahwa persembahan dibakar. Api menandakan bahwa Roh Kudus hadir dan bahwa Dia memulai ‘proses pemurnian’ dalam ujian api. Imam meletakkan kayu di atas mezbah setiap pagi dan memastikan bahwa api tidak pernah padam. Tidak akan ada korban bakaran tanpa api. ‘Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam’. Im 6:13. Mengikuti itu, bahwa ketika kita mempersembahkan kehidupan kita sebagai korban bakaran yang terus menerus, kita akan dijamah oleh api. Karena itu Petrus berkata, ‘janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian (jangan berpikir adalah sesuatu yang aneh mengenai ujian api yang menguji engkau – terjemahan Inggris)’. 1 Pet 4:12. 101 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN Api adalah bukti bahwa persembahan kita diterima. Namun, ujian api tetap dapat menjadi suatu krisis bagi kita. Tentu saja, pengharapan kita adalah api menghasilkan sesuatu yang kekal. Siapa yang dapat tinggal dalam api kekal? ‘Orang-orang yang berdosa terkejut di Sion orang-orang murtad diliputi kegentaran. Mereka berkata: "Siapakah di antara kita yang dapat tinggal dalam api yang menghabiskan ini? Siapakah di antara kita yang dapat tinggal di perapian yang abadi ini?"’ Yes 33:14. Jika kita membangun kehidupan kita dari batu berharga maka itu akan dimurnikan dengan api. Tapi, jika kita membangun dengan kayu, rumput kering dan jerami, maka secepatnya itu ditempatkan di mezbah secepat itu pula dia akan dihancurkan. ‘ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu’ 1 Kor 3:13. Ada banyak contoh dalam Alkitab dimana api keluar dari hadapan Tuhan dan membakar persembahan. ‘Allah kita adalah api yang menghanguskan’ menggambarkan aktivitas dari Roh Kudus. Ibr 12:29. Ketika tabernakel selesai, dicatat bahwa, ‘Dan keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan korban bakaran’. Im 9:24. Dengan cara yang sama persis, ‘lidah api’ hinggap keatas murid-murid pada Hari Pentakosta. Jika kita mempersembahkan diri kita dalam sikap korban bakaran, maka api Roh Kudus memurnikan dan menguduskan kita. Jika kita mempersembahkan dengan cara yang lain, maka api yang sama akan menghancurkan kita seperti Nadab dan Abihu, anak-anak Harun, yang mempersembahkan ‘api asing’ dihadapan Tuhan. ‘Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN’ Im 10:2. Penghakiman yang sama inilah yang jatuh atas Ananias dan Safira ketika mereka berdusta kepada Roh Kudus. Mereka berdusta kepada Allah. Kis 5:34. Ketika anak-anak Israel keluar dari Mesir mereka dipimpin oleh awan ‘berapi’. Kel 19:21. Api selalu di dalam awan, tapi itu hanya terlihat di malam hari. Itu adalah Roh Kudus yang memimpin anak-anak Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun. Dia menetapkan kapan mereka bergerak dan dimana 102 6. Berkenan kepada Allah tabernakel didirikan. Yesus berkata, ‘Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran’. Yoh 16:13. Kebenaran apa yang Roh Kudus pimpin kita kedalamnya? ‘Siapa kita’ dan ‘bagaimana kita’ membuat persembahan yang berkenan dihadapan Tuhan adalah tanggung jawab Roh Kudus. Kemudian persembahan kita akan menghadapi ujian api. Roh Kudus dengan cemburu menjaga garis persembahan yang Tuhan tegakkan bagi kita. Paulus mengenali peran penting dari Roh Kudus ini. Dia berdoa bahwa ‘supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus’. Rom 15:16. Bau yang menyenangkan Hasil dari korban bakaran yan terus menerus adalah bau yang menyenangkan naik ke hadapan Tuhan. ‘korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN’. Im 1:17. Kata Ibrani untuk ‘korban bakaran’ adalah olah yang artinya, ‘naik’. Persembahan kita adalah sia-sia tanpa sesuatu naik dihadapan Tuhan. Korban bakaran dengan korban curahannya, bagian ingat-ingatan dari korban sajian dan lemak dari korban keselamatan, semua dipersembahkan di atas mezbah untuk menghasilkan bau yang menyenangkan dihadapan Tuhan. Bau yang menyenangkan adalah penting, karena Tuhan mengingat dan bertemu dengan kita ketika bau dari kehidupan individu dan persembahan kita naik dihadapan-Nya. Bau dari persembahan kita menyenangkan ketika persembahan itu kudus dan berkenan. Tuhan mengingat kita ketika bau yang menyenangkan naik. Dia mengingat nama kita dalam kitab kehidupan Anak Domba. Dia mengingat bahwa kita adalah anak-anak yang mempunyai nama, penentuan dan pekerjaan. Dia mengingat perkataan yang Dia katakan kepada kita. Kita dapat melakukan banyak hal dalam nama Kristus. Tapi, jika tidak ada persembahan naik dihadapan Tuhan maka Dia tidak mengingat kita. Dia akan berkata, ‘Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan’. Mat 7:23. 103 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN Rasul Paulus menasehatkan kita untuk ‘hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah’. Ef 5:2. Dalam hubungan dengan ini, kita diingatkan akan kesaksian Paulus mengenai Filipi. ‘Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.’ Fil 4:18. Bau yang harum ini adalah saksi terbesar dan kesaksian bagi mereka yang bertemu dengan Tuhan. ‘Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana’ 2 Kor 2:14. Kita adalah bau kehidupan. Korban curahan dicurahkan atas korban untuk memastikan bahwa seluruh pemberian menghasilkan bau menyejukkan. Terdiri dari tepung, minyak dan anggur. Ketika semua ini ditambahkan maka ada korban bakaran terus menerus; korban pagi dan korban petang hari. Paling berarti, persiapan dari korban curahan ini termasuk menghancurkan buah anggur dalam tempat pemerasan untuk menghasilkan anggur. Ini menggambarkan sikap Tuhan Yesus yang mengosongkan diri-Nya untuk membuat ruang bagi kita. Nabi Yesaya menggambarkan Yesus dihancurkan untuk kejahatan kita dan ‘dicurahkan’ sebagai korban curahan. ‘ia telah menyerahkan (mencurahkan – terjemahan Inggris) nyawanya ke dalam maut’ Yes 53:12. Dia mencurahkan diri-Nya untuk melipatgandakan kehidupan dari ciptaan baru kepada kepenuhan dalam banyak anak-anak. Adalah sasaran Paulus untuk mencurahkan dirinya atas korban dan ibadah dari yang lain. Dia ingin menjadi korban curahan untuk memastikan bahwa persembahan mereka naik sebagai bau yang menyenangkan. ‘Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian.’ Fil 2:17. 104 6. Berkenan kepada Allah Aku akan bertemu dengan kamu Kecil keraguan bahwa Tuhan mendorong kita kepada kehidupan persembahan yang sepenuhnya dan terus menerus pada saat ini. Jika kita memeluk perkataan ini dan Tuhan tidak bertemu dengan kita maka kita tanpa pengharapan dan paling menyedihkan. Jika kita menyerahkan kehidupan kita dan tidak ada kebangkitan orang mati, maka kita adalah yang paling malang dari segala manusia . 1 Kor 15:19. Jika kita melangkah maju dalam iman untuk mengumpulkan persembahan khusus dan membuat nazar, maka kita akan membuat diri kita dalam janji-janji Allah. Janji Allah mengenai korban bakaran adalah, ‘di sana Aku akan bertemu dengan kamu, untuk berfirman kepadamu’. Kel 29:42. Tuhan menjanjikan untuk bertemu dengan kita di mezbah dalam persekutuan memberi dan menerima. Inilah iman kita. ‘Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah’ 2 Kor 1:20. Dengan respek kepada janji Allah, Abraham tidak mengunjukkan dalam ketidakpercayaan tapi bertumbuh kuat dalam iman. Dia sepenuhnya percaya bahwa bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Dia percaya dalam mujizat persembahan. Iman ini diuji ketika Tuhan meminta dia untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran. Terbukti bahwa Abraham percaya Allah dapat membangkitkan orang mati ketika dia berkata, ‘aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu’ Kej 22:5. Ibr 11:17-19. Abraham dibenarkan dan dibuat benar oleh persembahan ini. Karena dia tidak menahan anak satu-satunya, dia menerima berkat kedua dari Tuhan. Malaikat memanggil Abraham kedua kali dengan berkata, ‘Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit’ Kej 22:17. Cukup jelas bahwa persembahan itu mengaktifkan kelimpahan dari berkat Tuhan. Memperlengkapi kita untuk menjadi berkat. Tuhan bertemu dengan kita ketika kita membuat persembahan. ‘Ujilah Aku’, kata Tuhan, ‘apakah Aku 105 KEHIDUPAN PERSEMBAHAN tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan’ Jika kita mencari terlebih dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, Dia akan menghujani kita dengan kebenaran. Inilah mujizat persembahan ketika kita memberikan kepada Tuhan tempat pertama dalam segalanya. 106