BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pemasaran
Beberapa definisi tentang pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli:
Philip Kotler & Gery Amstrong (2012) mendefinisakan bahwa “Pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan mereka butuhkan lewat
penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain”.
Kebutuhan,
Keinginan
dan
Permintaan
Produk
Pertukaran
Transaksi
dan
Hubungan
Nilai Budaya
dan
Kepuasan
Pasar
Pertukaran
Transaksi
dan
Hubungan
Gambar II.1
Konsep Inti dari Pemasaran
Sumber: Philip Kotler & Gery Amstrong (2012)
Sedangkan menurut William J. Stanton (2008), pemasaran didefinisikan
sebagai “Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial”. Dari beberapa definisi
mengenai pemasaran diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran
adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan dan kegiatan dari individu maupun
8
9
kelompok melalui proses bauran pemasaran (Marketing Mix) berupa
perencanaan, penentuan harga, promosi serta distribusi.
2. Konsep Pemasaran
Menurut William J. Stanton (2008), pemasaran didefinisikan sebagai
“Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli yang potensial”.
Dari beberapa definisi mengenai pemasaran diatas dapat disimpulkan
bahwa kegiatan pemasaran adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan dan
keinginan dari individu maupun kelompok melalui proses bauran pemasaran
(Marketing Mix) berupa perencanaan, penentuan harga, promosi serta
distribusi.
3. Proses Manajemen Pemasaran
Dengan demikian dapat diketahui bahwa tugas manajemen pemasaran
bukan hanya menawarkan barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pasarnya, tetapi lebih dari itu tugas manajemen pemasaran adalah
mengatur tingkat atau sifat permintaan dengan cara yang dapat membantu
organisasi dalam mencapai tujuan untuk mencari strategi pemasaran kompetitif
yang terbaik. Manajemen pemasaran harus melaksanakan empat fungsi
manajemen penting, yaitu: analisis pemasaran, perencanaan pemasaran,
pelaksanaan pemasaran dan pengendalian pemasaran.
10
4. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah sebagai studi tentang unit pembelian
(buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi,
pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide (Mowen, 2002).
Sedangkan menurut Engel (1994) perilaku konsumen berarti
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului
dan menyusuli tindakan ini.
Dari definisi diatas dapat diambil pelajaran bahwa proses pembelian
(buying process) lebih menjadi perhatian para pemasar ketimbang proses
konsumsi.
b. Kerangka Analisis Perilaku Konsumen
Dengan mengetahui dan memahami analisa perilaku konsumen,
perusahaan akan mempunyai wawasan yang luas tentang konsumen
sehingga dapat menyusun sebuah strategi pemasaran yang baru dan sesuai
dengan keinginan konsumen. Hal-hal yang penting dalam analisa perilaku
konsumen adalah sebagai berikut:
1) Pembelian sebagai suatu proses
Kegiatan pembelian yang nyata adalah salah satu tahap dari
keseluruhan proses pembelian pada satu periode waktu tertentu sebagai
pemenuhan dari suatu kebutuhan. Analisa suatu proses pembelian
merupakan suatu rangkaian tahapan yang diambil oleh konsumen.
11
2) Pendekatan proses pada pengembalian keputusan untuk membeli
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengembalian
keputusan dalam pembelian. Proses tersebut merupakan sebuah
pendekatan penyesuaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli
suatu barang dan jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
Secara sederhana variabel-variabel perilaku konsumen dapat dibagi
dalam tiga bagian:
a) Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen,
terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial
dan referensi, serta keluarga.
b) Faktor-faktor individu dan intern yang menentukan perilaku, terdiri
dari motivasi, persepsi, kepribadian dan konsep diri, belajar dan
sikap dari individu.
c) Proses pengembalian keputusan terdiri dari lima tahap yaitu:
i.
Pengenalan Kebutuhan
ii.
Pencarian Informasi
iii.
Evaluasi terhadap alternatif pembelian
iv.
Keputusan untuk membeli
v.
Perilaku sesudah pembelian
c. Faktor-faktor Ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen
Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan
ekstern yang timbul diberbagai lingkungan masyarakat dimana mereka
12
dilahirkan dan dibesarkan, sehingga konsumen yang berasal dari lingkungan
yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap dan
selera yang berbeda-beda pula.
1) Kebudayaan
Budaya menyangkut nilai, norma, kebiasaan yang dibentuk dan
dianut oleh masyarakat, sehingga budaya dijadikan sumber acuan
perilaku mereka. Manusia dengan kemampuan akal budaya telah
mengembangkan berbagai macam sistem perilaku demi keperluan
hidupnya dan berbagai macam sistem perilaku tersebut harus dibiasakan
dengan belajar.
2) Kelas Sosial
Kelas sosial dibentuk berdasar sosio-ekonomis pada umumnya
dimasyarakat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
a) Golongan Atas
Dalam golongan ini terdiri dari pengusaha-pengusaha kaya,
pejabat tinggi yang telah memiliki rumah atau mobil mewah.
b) Golongan Menengah
Termasuk dalam kelas ini antara lain adalah karyawan industri
pemerintah, pengusaha menengah, guru lanjutan, pekerjaan dengan
skill telah memenuhi pendapatan yang seimbang dan ada cadangan
untuk masa depan.
13
c) Golongan Bawah
Dalam kelas ini terdiri dari buruh pabrik, pegawai rendah,
tukang becak, pedagang kecil yang mempunyai pendapatan dan sulit
didorong ke kelas yang lebih tinggi.
3) Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran
seseorang dalam bertingkah laku. Jika ditinjau lebih jauh biasanya
masing-masing kelompok mempunyai pelopor opini maupun norma
kelompok yang mempengaruhi anggota-anggotanya dalam membeli
sesuatu.
4) Keluarga
Peran keluarga dalam keputusan pembelian mempunyai pengaruh
yang sangat besar, selain itu keluarga yang memainkan peran dalam
pembentukan sikap dan perilaku manusia
d. Faktor-faktor Intern yang mempengaruhi perilaku konsumen
Faktor-faktor intern yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti:
motivasi, pengamatan, belajar, konsep diri, kepribadian serta sikap.
1) Motivasi
Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada dalam diri
seseorang akan mewujudkan suatu tungkah laku yang diarahkan pada
tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan.
14
2) Pengamatan
Pengamatan adalah suatu proses dengan nama konsumen
(manusia) menyadari atau menginterpretasikan aspek lingkungannya atau
dapat dikatakan sebagai proses penerimaan dan adanya rangsangan
(stimulasi) dalam lingkungan intern dan ekstern, sehingga pengamatan
bersifat aktif.
3) Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan perilaku
yang terjadi sebagai hasil akibat dari pengalaman. Hasil dari proses
belajar adalah perubahan psikologis yang akan mengubah perilaku
seseorang.
4) Konsep Diri
Konsep diri dapat dipergunakan untuk menggambarkan hubungan
antara konsep diri dengan image merek, image penjual dan tujuan
periklanan.
5) Kepribadian
Kepribadian seseorang selain mempengaruhi perilaku pembelian
juga akan mencerminkan sikap, sifat dan kebiasaan diri seseorang.
6) Sikap
Sikap atau attitude seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah
terpengaruh)
untuk
memberikan
tanggapan
terhadap
rangsangan
lingkungan yang dapat memulai atau membimbing tingkah seseorang.
15
5. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tindakan konsumen untuk memiliki
produk atau jasa sesuai dengan yang dibutuhkan dan diinginkan. Adapun
pengukuran keputusan pembelian dapat dilihat dengan beberapa indikator,
yaitu: keputusan membeli karena fungsinya, keputusan membeli karena
kualitas produk merupakan salah satu atribut produk yang sangat menentukan
bagi pemenuhan kebutuhan konsumen. Kualitas produk yang bagus dari
produk akan memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus memenuhi harapan
konsumen terhadap produk tersebut. (Basu Swastha & Hani Handoko 1982).
1. Pengenalan
Kebutuhan
2. Pencarian
Informasi
3. Evaluasi
Alteratif
4. Keputusan
Pembelian
5. Perilaku
Setelah
Pembelian
Gambar II.2
Model proses pengambilan keputusan pembelian lima tahap
Sumber: Kotler, (2009)
16
Proses pengambilan keputusan dalam pembelian terdiri atas lima tahap
yaitu (Kotler, 2009):
a. Pengenalan Kebutuhan
Jika kebutuhan diketahui, maka konsumen akan segera memahami
adanya kebutuhan yang belum segera dipenuhi atau masih bisa ditunda
pemenuhan serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. Tahap
ini adalah proses pembelian mulai dilakukan.
b. Pencarian Informasi
Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau
eksternal. Pencarian informasi aktif berupa kunjungan ke beberapa toko
untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan
pencarian pasif hanya dengan membaca iklan di majalah atau surat kabar
tanpa mempunyai tujuan khusus tentang gambaran produk yang diinginkan.
Pencarian informasi intern berasal dari komunikasi perorangan, terutama
berasal dari pelopor opini. Sedangkan informasi ekstern berasal dari media
massa dan sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.
c. Evaluasi Alternatif
Meliputi dua tahap yaitu menentukan tujuan pembelian dan meilai
serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan
tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing-masing tidak selalu
sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya.
17
d. Keputusan Pembelian
Bila konsumen memutuskan untuk membeli akan menjumpai
serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merk,
penjual, kuantitas, waktu pembelian, dan cara pembayarannya. Bila
konsumen dapat dipuaskan maka pembelian berikutnya akan membeli merk
tersebut lagi dan sebaliknya.
e. Perilaku Setelah Pembelian
Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah pembelian juga
sangat penting. Perilaku mereka dapat mempengaruhi penjualan ulang dan
jasa mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli pada pihak lain tentang produk
perusahaan.
Ada lima macam peran dalam keputusan pembelian (Kotler, 2009)
yaitu:
a. Penetus Ide: seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk
membeli suatu produk atau jasa tertentu.
b. Pemberi Pengaruh: seseorang yang pandangan atau pendapatnya
mempengaruhi keputusan pembelian.
c. Pengambil Keputusan: seseorang yang memutuskan setiap komponen
dalam keputusan pembelian: apakah membeli, apa yang dibeli,
bagaimana membeli atau dimana membeli.
d. Pembeli: seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
e. Pemakai: seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau
jasa tersebut.
18
6. Strategi Marketing Mix
Bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan salah satu konsep
utama dalam pemasaran modern bisa juga dikatakan Marketing Mix adalah
perangkat
variabel-variabel
pemasaran
terkontrol
yang
digabungkan
perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar
sasaran. Empat kelompok variabel dari Marketing Mix (Philip Kotler & Gary
Amstrong, (2012) diantaranya adalah:
a. Produk
Merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan
pada pasar sasaran kombinasi tersebut. Berupa mutu, ciri khas, gaya, merek,
pengemasan, servis, jaminan dsb.
Pengertian produk menurut Daryanto (2013) adalah segala sesuatu yang
dapat
ditawarkan
produsen
untuk
diperhatikan,
dicari,
dibeli,
digunakan/dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan
pasar yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Kotler (2008) produk adalah segala sesuatu
yang ditawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan, dipakai atau
dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Produk biasa berupa benda fisik, jasa, orang, tempat dan organisasi. Dalam
studinya mengenai keunggulan market pioneer membuktikan bahwa
pengembangan lini produk yang luas berpotensi untuk meningkatkan porsi
pasar dan market pioneer cenderung mengembangkan strategi lini produk
yang luas. Dengan demikian keberhasilan dari pengembangan lini produk
19
yang luas dapat meningkatkan volume penjualan dan porsi pasar sehingga
mempengaruhi kinerja pemasaran.
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa produk mengandung
elemen-elemen fisik, jasa, hal-hal simbolis yang dapat dibuat dan dijual,
kepuasan dan keuntungan. Kegiatan perusahaan untuk memilih barang dan
jasa yang akan diproduksi /diperdagangkan, berwujud dapat mempengaruhi
kelancaran arus barang dari produsen ke konsumen. Oleh karena itu di
dalam memproduksi suatu barang, perusahaan harus melihat selera (taste)
dan kemampuan daya beli konsumen agar barang yang diproduksi dapat
terjual dan memuaskan konsumen.
Klarifikasi produk dapat dilakukan atas berbagai macam sudut
pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya produk dapat diklasifikasikan ke
dalam 2 kelompok utama (Daryanto, 2013) yaitu:
1) Barang
Barang merupakan produk berwujud fisik sehingga bisa dilihat, diraba,
dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau
dari aspek daya tahannya terdapat dua macam barang yaitu:
a) Barang Konsumen
Adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir
sendiri (individual dan rumah tangga) bukan untuk tujuan bisnis dan
macamnya:
20
i.
Convenience goods
Barang convenien adalah barang yang untuk mendapatkannya,
konsumen hanya memerlukan usaha cukup mudah dan biasanya
harganya murah, serta tidak terpengaruh oleh model dan sering
dibeli.
ii. Barang shopping (shopping goods)
Barang shopping adalah barang yang harus dibeli, harus mencari
dahulu dan didalam membelinya harus dipertimbangkan dengan
masak-masak.
iii. Barang special (special goods)
Barang spesial adalah barang yang mempunyai ciri khas, dan
hanya dapat dibeli ditempat tertentu saja, dan konsumen dalam
mendapatkannya harus mengorbankan waktu dan biaya.
Konsumen dalam mendapatkannya memerlukan pertimbangan
yang masak dalam menentukan model dan kualitasnya.
Konsumen selalu mempunyai anggapan bahwa harga yang
menunjukan kualitas yang baik. Barang spesial merupakan
barang yang tidak semua orang mampu mendapatkannya, karena
hanya konsumen dengan tingkat kemampuan tertentu saja yang
dapat membelinya.
21
iv. Barang yang tak dicari (Unsaught goods)
Barang ini adalah barang yang konsumen pada umumnya tak
terpikir untuk mendapatkannya, dan terkadang diketahui atau
tidak diketahui.
b) Barang Industri
Adalah barang yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen
antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain dikonsumsi
langsung, yaitu:
i. Untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian
dijual kembali (oleh produsen).
ii. Untuk dijual kembali (oleh pedagang) tanpa dilakukan
transformasi fisik (proses produksi).
Ada 3 kelompok barang industri yaitu:
i. Material and parts
Yang tergolong dalam kelompok ini adalah barang-barang yang
seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jasa.
ii. Capital items
Adalah barang-barang tahan lama yang memberi kemudahan
dalam mengembangkan dan atau mengelola produk jadi.
iii. Supplies and service
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah barang-barangtidak
tahan lama dan jasa yang memberi kemudahan dalam
mengembangkan dan atau mengelola keseluruhan produk jasa.
22
Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting
oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian
(Daryanto, 2013).
Atribut produk yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan tersebut sangat penting artinya karena berguna untuk menaruh
minat dan selera, disamping itu perlu dilakukan beberapa inovasi-inovasi
terhadap atribut produk yang dihasilkan seperti: peningkatan kualitas suatu
produk. Hal ini penting dilakukan untuk memperluas pangsa pasar dan agar
perusahaan bisa tetap mempertahankan konsumennya.
Atribut-atribut
yang
melekat
pada
sebuah
produk
yang
mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan
pembelian, antara lain:
1) Desain
Desain adalah merupakan salah satu aspek pembentuk citra
produk. Sebuah desain yang unik, lain dari yang lain bisa merupakan
satu-satunya ciri pembeda produk. Peranan desain dalam pemasaran bisa
ditambah dengan desain penampilan produk (appearance product), suatu
tipe desain yang mempunyai nilai penting dalam pemasaran. Desain
produk yang baik dapat meningkatkan kemajuan produk dalam berbagai
hal,
misalnya
dapat
mempermudah
operasi
pemasaran
produk,
meningkatkan nilai kualitas dan keawetan produk dan menambah
penampilan produk. Adapun pengukuran desain dapat dilihat dengan
23
beberapa indikator berikut: desain yang tidak ketinggalan jaman,
kemenarikan bentuk desain, kelengkapan desain dan kemudahan desain.
2) Harga
Harga adalah jumlah yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan. Konsumen sangat
tergantung pada harga sebagai indikator kualitas sebuah produk terutama
pada waktu mereka harus membuat keputusan beli sedangkan informasi
yang dimiliki tidak lengkap. Biasanya persepsi konsumen terhadap
kualitas produk berubah-ubah seiring dengan perubahan yang terjadi
pada harga. Jadi semakin tinggi harga suatu produk semakin tinggi pula
kualitas produk yang dipersepsi oleh konsumen. Konsumen mempunyai
persepsi seperti ini pada waktu mereka tidak memiliki petunjuk lain dari
kualitas selain harga. Adapun pengukuran harga dapat dilihat dengan
beberapa indikator berikut: perbandingan harga dengan produk pesaing
dan kesesuaian harga dengan kualitas produk.
3) Kualitas
Kualitas adalah kemampuan yang dimiliki suatu produk untuk
memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen. Meskipun kualitas produk
mutlak harus ada, dalam pelaksanaannya faktor ini merupakan ciri
pembentuk citra yang paling sulit dijabarkan. Dalam masalah ini citra
rasa pribadi sangat berperan. Eksekutif harus mampu membuat keputusan
tentang kualitas produknya, yaitu produk harus mampu mencapai tingkat
kualitas yang sesuai dengan fungsi penggunaannya, tidak perlu melebihi.
24
Adapun pengukuran kualitas dapat dilihat dengan beberapa indikator
berikut: spesifikasi produk, kualitas produk dibandingkan merek lain.
4) Merek
Merek adalah nama, istilah simbol atau desain khusus, atau
beberapa
kombinasi
unsur-unsur
ini
yang
dirancang
untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan penjual. Merek ini
membedakan produk atau jasa sebuah perusahaan dari produk
pesaingnya. Adapun pengukuran merek dapat dilihat dengan beberapa
indikator berikut: perbandingan merek dengan merek pesaing, persepsi
konsumen terhadap suatu merek.
b. Harga
Harga merupakan nilai suatu benda atau barang yang diberikan oleh
seseorang atau masyarakat karena benda atau barang tersebut mampu
memberikan manfaat terhadap seseorang atau masyarakat. Makin tinggi
nilai dan manfaat suatu benda atau barang bagi seseorang atau masyarakat
makin tinggi harga yang diberikan seseorang atau masyarakat terhadap
benda atau barang tersebut. Hal ini disebabkan karena benda atau barang
tersebut memiliki kemampuan obyektif untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan seseorang atau masyarakat. Akan tetapi dalam proses aplikasinya
pada ilmu ekonomi penentuan tingkat harga suatu benda atau barang juga
dipengaruhi oleh dua sebab, yakni:
25
1) Faktor Internal
Benda atau barang tersebut diproses menjadi benda atau barang
oleh kegiatan produksi dan perniagaan. Seberapa besar faktor-faktor
sumber daya ekonomi pada proses produksi dan perniagaan berperan
secara layak salam proses rekayasa pembentukan benda atau barang
tersebut. Makin besar peran dan pengorbanan yang diberikan oleh faktor
sumber daya ekonomi (biaya) dalam proses pembentukan barang tersebut
maka makin tinggi pula kecenderungan tingkat harga yang diberikan.
2) Faktor eksternal (berkaitan dengan mekanisme pasar dan intensitas
pasar)
Jumlah
yang
ditawarkan
(produksi)
tertentu
jika
pasar
membutuhkan dalam jumlah yang semakin besar, maka berakibat akan
ada kecenderungan harga yang akan terjadi akan semakin tinggi. Tetapi
jika pasar makin menurun minatnya untuk membeli, sementara jumlah
yang diproduksi tertentu dan lebih besar jumlahnya daripada yang
dibutuhkan oleh konsumen, maka akan berakibat harga barang tersebut
cenderung merosot atau menurun.
Dari analisis diatas maka dapat disimpulkan dalam kegiatan bisnis
penetapan harga juga dipengaruhi oleh adanya keuntungan yang ingin
diharapkan dicapai oleh bisnis itu sendiri. Makin tinggi keuntungan yang
ingin dicapai makin tinggi harga yang akan diberlakukan, tetapi jika makin
rendah harapan keuntungan yang diharapkan maka akan makin rendah harga
yang akan diberlakukan. (menurut Drs. Muslich, MM).
26
Perusahaan menetapkan harga dengan memilih pendekatan harga umum
yang mencakup, yaitu:
1) Penetapan Harga berdasarkan biaya plus
Dengan cara menambahkan bagian laba standard ke biaya produk.
2) Penetapan Harga berdasarkan Nilai
Menetapkan harga berdasarkan pada persepsi pembeli tentang
nilai, bukannya pada biaya yang ditanggung penjual sebagai kunci dalam
penetapan harga. Penetapan harga berdasarkan nilai berarti pemasar tidak
dapat begitu saja merancang produk dan program pemasaran kemudian
menetapkan harganya. Harga dipertimbangkan bersama dengan variabelvariabel bauran pemasaran lainnya sebelum program pemasaran
ditetapkan. Penetapan harga berdasarkan nilai menawarkan kombinasi
yang benar-benar tepat anatara kualitas dan layanan yang bagus pada
harga yang wajar.
3) Penetapan Harga berdasarkan Persaingan
Adalah penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku dimana
perusahaan mendasarkan harga produknya terutama pada harga yang
ditetapkan oleh pesaing, dengan sedikit sekali memperhatikan biaya yang
dikeluarkan ataupun permintaan. Perusahaan bisa menentukan harga
yang lebih tinggi, sama, lebih rendah daripada yang ditetapkan oleh
pesaing utamanya untuk mendapatkan konsumen.
Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga yaitu:
27
1) Tujuan berorientasi pada laba.
Asumsi teori klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu
memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini
dikenal dengan memaksimalisasi laba. Dalam persaingan global
permasalahan yang dihadapi semakin kompleks dan semakin banyak
variabel yang berpengaruh terhadap daya saing perusahaan, sehingga
tidak mungkin perusahaan dapat mengetahui tingkat harga yang dapat
menghasilkan laba secara maksimal. Oleh karena itu perusahaan yang
menggunakan pendekatan target laba yakni laba yang sesuai atau pantas
sebagai sasaran laba.
2) Tujuan berorientasi pada volume
Harga ditetapkan sedemikian rupa sehingga agar dapat mencapai
target volume penjualan atau pangsa pasar dan hal ini banyak digunakan
pada perusahaan penerbangan.
3) Tujuan berorientasi pada citra
Citra perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga,
perusahaan dapat menetapkan harga yang tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga terendah dapat
digunakan untuk membentuk citra image tertentu (image pof value). Pada
hakekatnya baik penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk
meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk
yang ditawarkan perusahaan.
28
4) Tujuan stabilitas harga
Dalam suatu pangsa pasar dimana para konsumennya sangat
sensitif terhadap harga, apabila perusahaan kita menurunkan harga dapat
dipastikan bahwa pesaing juga ikut menurunkan harga pula. Dalam
kondisi yang seperti ini yang mendasari adanya tujuan stabilitas harga
dalam industri tertentu yang produknya telah terstandarisasi. Pendekatan
ini dilakukan dengan jalan menetapkan suatu harga agar dapat
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga perusahaan dan juga
harga pemimpin industri.
5) Tujuan Lainnya
Dalam hal ini penetapan harga dapat mencegah masuknya
pesaing, mempertahankan kesetiaan para konsumen, mendukung untuk
penjualan ulang, ataupun agar dapat menghindari campur tangan dari
pemerintah. Adapun perusahaan non-profit menetapkan harga untuk
tujuan yang berbeda.
Dengan tujuan yang telah dijelaskan diatas dapat mempengaruhi strategi
bersaing suatu perusahaan. Tujuan penetapan harga haruslah konsisten
dengan cara yang ditempuh oleh perusahaan dalam menempatkan posisi
relatif dalam pesaing. Misalkan saja perusahaan berorientasi untuk untuk
memperoleh laba, tanpa memperdulikan harga pesaing.
Hal ini cocok diterapkan pada kondisi, yaitu:
1) Tidak adanya pesaing
2) Perusahaan beroperasi pada kapasitas produksi yang maksimum
29
3) Harga bukanlah atribut yang amat penting bagi setiap konsumen
Hal ini berbeda apabila perusahaan berorientasi pada volume, yang
akan dilandaskan pada strategi untuk dapat mengalahkan pesaing
perusahaan. Adapun stabilitas harga didasarkan pada tuntutan persaingan.
Untuk orientasi volume dan stabilitas perusahaan kita hendaknya dapat
menilai tindakan-tindakan apa saja yang akan dilakuka pesaing.
Sedangkan tujuan berorientasi pada citra, perusahaan akan selalu
menghindari persaingan dengan cara diferensi produk ataupun dengan cara
melayani segmen pasar khusus.
Apabila taraf harga ditetapkan berdasarkan semua pertimbangan
diatas, untuk selanjutnya dapat terjadi fleksibilitas harga, dimana struktur
harga divariasikan sesuai dengan permintaan dan biaya berdasarkan
wilayah, segmen pasar dll. Penyesuaian khusus terhadap harga dapat
dilakukan dalam bentuk diskon, allowance dan penyesuaian geografis.
Disamping semua faktor diatas, Kotler dan Amstrong (2012) menambahkan
satu faktor internal yang perlu juga dipertimbangkan dalam strategi
penetapan harga, yakni organisasi. Manajemen perlu memutuskan siapa di
dalam organisasi yang harus menetapkan harga. Setiap perusahaan
menangani masalah penetapan harga menurut caranya masing-masing. Pada
perusahaan kecil, umumnya harga ditetapkan oleh manajemen puncak. Pada
perubahan besar, seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh divisi
atau manajer suatu lini produk. Pihak-pihak lain yang mempunyai pengaruh
30
terhadap penetapan harga adalah manajer penjualan, manajer produksi,
manajer keuangan dan akuntan.
c. Tempat
Menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
untuk menjadikan produk dapat diperoleh dengan mudah. Misalnya: saluran
distribusi yang baik, pencakupan lokasi, persediaan, dan transport.
d. Promosi
Promosi merupakan proses mengkomunikasikan variabel bauran
pemasaran yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam
rangka memasarkan produk. Kegiatan promosi dimulai dari perencanaan,
implementasi dan pengendalian komunikasi untuk menjangkau target
audience (pelanggan – calon pelanggan). Kegiatan promosi dilakukan untuk
mencapai tujuan sebagai berikut:
1) Menciptakan atau meningkatkan awareness produk atau brand.
2) Meningkatkan preferensi brand pada target pasar.
3) Meningkatkan penjualan dan market share.
4) Mendorong pembelian ulang merek yang sama.
5) Memperkenalkan produk baru
6) Menarik pelanggan baru.
Salah satu kegiatan promosi yang diangap paling efektif adalah
periklanan. Pengertian iklan menurut Radio Sunu (1984) adalah “Periklanan
adalah tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi barang dan jasa oleh
sponsor”.
31
Menurut pendapat dari Kotler (1997) mendefinisikan: “Iklan adalah
media untuk menginformasikan, membujuk atau mengingatkan”.
Jadi dengan demikian periklanan adalah merupakan suatu proses dari
rangkaian kegiatan untuk menginformasikan, membujuk atau mengingatkan
dan menyebarluaskan berita oleh sponsor.
1) Tujuan Iklan
Periklanan yang ditujukan untuk konsumen mempunyai tujuan
sebagai berikut (Radio Sunu, 1984):
a) Menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa atau ide.
b) Mencapai organisasi-organisasi yang tidak dapat terjangkau oleh
tenaga penjualan.
c) Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang
lain.
d) Memperkenalkan produk baru.
e) Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru.
f) Mengadakan hubungan dengan para penyalur.
g) Mencegah timbulnya barang-barang tiruan.
h) Memperbaiki reputasi perusahaan dengan mmberikan pelayanan
umum melalui periklanan
Sedangkan tujuan iklan yang lain menurut Kotler (1997) adalah tugas
komunikasi spesifik untuk dilaksanakan dengan audiens sasaran
spesifik dalam periode waktu spesifik.
32
2) Fungsi-fungsi dari Periklanan
Adapun fungsi-fungsi dari periklanan antara lain:
a) Memberikan Informasi
Dalam kegiatan pemasaran dapat menciptakan beberapa
faedah yaitu faedah tempat, waktu, milik dan informasi. Periklanan
dapat menambah nilai dari suatu produk dengan memberikan
informasi. Informasi ini meliputi harga, produk, lokasi, persediaan,
keinginan dan lain-lain. Jadi disini sifat iklan semata-mata hanya
memberitahu saja dan membujuk. Pada tahap perkenalan dalam daur
hidup produk, sasaran perusahaan adalah untuk membangun
permintaan.
b) Membujuk atau mempengaruhi
Iklan yang besifat membujuk lebih penting pada tahap
pertumbuhan. Pada tahap ini sasaran perusahaan adalah membangun
sasaran selektif. Disini perusahaan berusaha membangun suatu posisi
penting baik produk dengan merek tertentu dalam benak konsumen.
Iklan yang bersifat persuasif telah beralih pada iklan perbandingan,
yang berusaha untuk meyakinkan hakikat sebuah merek melalui
perbandingan dengan merek lain.
c) Menciptakan image atau kesan
Setiap orang dapat mempunyai kesan tertentu terhadap suatu
iklan, dapat memberikan kesan gengsi, misalnya iklan yang
mendorong pembelian mobil, mebel lux, rumah mewah. Disamping
33
itu dapat pula menciptakan kesan murah misalnya mendorong
masyarakat untuk melakukan pembelian yang rasional dan ekonomisl
d) Memuaskan keinginan
Para konsumen menginginkan pembelian yang memuaskan
keinginan. Disini penjual mempunyai tujuan yang dapat memuaskan
konsumen untuk dapat mencapai pertukaran yang memuaskan
keinginan konsumen tersebut. Iklan dapat menjadi sarananya yaitu
dengan
jalan
memberitahu
lebih
dahulu
sebelum
konsumen
melakukan pembelian.
e) Sebagai alat komunikasi
Periklanan merupakan suatu alat untuk membuka komunikasi
dua orang antara penjual dan pembeli, sehingga keinginannya dapat
terpenuhi dengan cara yang efektif dan efisien.
3) Pemilihan Jenis-jenis Media
Dalam kaitannya dengan media periklanan, pihak manajemen
selalu dihadapkan pada masalah pemilihan media yang akan digunakan.
Hal ini tidak seluruh media yang ada itu selalu sesuai. Setiap media akan
mempunyai keunggulan dan kelemahan. Dalam pemilihan media ini
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a) Kebiasaan media terhadap orang-orang yang menjadi sasaran.
b) Pesan, perusahaan menginginkan agar beritanya cepat sampai
kepada masyarakat umum, maka dapat menggunakan surat kabar
atau radio.
34
c) Produk, produk yang diiklankan memerlukan gambar yang menarik
dan berwarna.
d) Biaya masing-masing kelompok media, pertimbangan biaya ini
dikaitkan dengan jumlah dana yang tersedia dan biaya yang dapat
dijangkau oleh suatu media.
B. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah:
DESAIN
(X1)
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
(Y)
HARGA
(X2)
IKLAN
(X3)
Gambar II.3
Kerangka Penelitian
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka penelitian di atas, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah :
1. Diduga desain berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Yamaha Nmax di Sumber Baru Rejeki Yogyakarta.
35
2. Diduga harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Yamaha Nmax di Sumber Baru Rejeki Yogyakarta.
3. Diduga iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Yamaha Nmax di Sumber Baru Rejeki Yogyakarta.
4. Diduga desain, harga dan iklan secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Nmax di Sumber Baru
Rejeki Yogyakarta..
Download