SIARAN PERS Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110 Telp/Fax. 021-23528400/23528456 www.depdag.go.id Mendag Pimpin Misi Dagang dan Bilateral RI ke Vietnam: Manfaatkan Hubungan Bisnis Guna Tingkatkan Hubungan Dagang dan Investasi Ho Chi Minh City, Vietnam, 24 April 2009 – Untuk lebih meningkatkan hubungan bilateral perdagangan, ekonomi dan investasi antara Indonesia-Vietnam, Menteri Perdagangan RI, Mari Elka Pangestu mengadakan kunjungan kerja ke Ho Chi Minh City, Vietnam, pada 23-25 April 2009. Delegasi Indonesia terdiri dari pejabat pemerintah dari beberapa departemen, seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Luar Negeri, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departeman Perindustrian, BULOG, Badan POM, Pertamina Hulu Energi serta perwakilan KADIN-Komite CLMV (Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam). Agenda utama kunjungan Mendag ke Vietnam adalah memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan bilateral the Fifth Meeting of the Indonesia-Vietnam Joint Commission on Economic, Scientific and Technical Cooperation (JCESTC) serta penandatanganan agreed minutes of the Fifth Meeting JCESTC. Namun, beberapa agenda lain adalah courtessy call dengan Deputi Perdana Menteri Vietnam Nguyen Thien Nhan dan The Leader of Ho Chi Minh City's People Committee; Pertemuan bilateral dengan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam Vu Huy Hoang, Forum Bisnis tentang kondisi terkini Indonesia di bidang ekonomi, perdagangan dan kesempatan investasi, serta menghadiri konferensi Asia Society’s 19th Asian Corporate. “Kunjungan kerja kami ke Vietnam ini sangat penting. Berdasarkan data perdagangan lima tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia selalu mengalami posisi surplus. Dan mengingat total perdagangan kedua negara yang masih berpotensi untuk dikembangkan, perlu dilakukan kerjasama peningkatan perdagangan kedua negara melalui sarana forum joint commission Indonesia-Vietnam, kerjasama promosi perdagangan efektif antara lain dengan misi dagang, pameran dagang dan pertemuan bisnis. Selain itu, perlu ditingkatkan juga pertemuan antara pejabat dan pengusaha kedua pihak untuk mendorong kerjasama dan promosi dagang antar pengusaha kedua negara,” kata Mendag. Sebagai rangkaian dari misi dagang ke Vietnam, diselenggarakan forum bisnis dalam bentuk one-on-one meeting antara pengusaha Indonesia dan Vietnam. Selain untuk lebih mengeratkan hubungan bisnis antar pengusaha kedua negara, forum ini membahas upaya peningkatan hubungan perdagangan kedua negara, sekaligus ajang promosi investasi Indonesia dan Vietnam. Forum bisnis ini dihadiri oleh perwakilan pengusaha Indonesia yang telah memiliki jaringan yang cukup besar dari Vietnam. Dalam forum bisnis ini, Mendag memberikan pemaparan mengenai perkembangan perekonomian dan kebijakan investasi di Indonesia. Mendag juga menjelaskan tentang hubungan bilateral perdagangan antara Indonesia dan Vietnam selama kurun waktu 2008, serta memaparkan beberapa langkah ke depannya untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Pada akhir pemaparannya, Mendag mengajak pengusaha dan investor Vietnam untuk melakukan bisnis dan Investasinya di Indonesia, karena dijelaskan oleh Mendag bahwa Indonesia merupakan pasar yang luas dan berkembang serta merupakan bagian dari pasar Asia. Mengakhiri agenda bisnis forum, Mendag menyaksikan penandatanganan dua Business Contract antara sektor swasta Indonesia dan Vietnam yaitu Coal Business Contract dan Cargo Business Contract. Penandatanganan coal business contract dilakukan oleh Juan Gondokusumo selaku Kepala Komite CLMV-KADIN, sedangkan penandatanganan cargo business contract dilakukan oleh Rudy Pesik, pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang logistik. Misi dagang ke Vietnam ini sangatlah strategis, karena bagi Indonesia, Vietnam merupakan pasar yang cukup menjanjikan. Di tengah-tengah krisis global, Vietnam mampu mempertahankan stabilitas ekonominya dan mengalami kinerja positif dalam perkembangan ekonominya. Capaian GDP sebesar US$ 60 milyar merupakan gambaran dari kuatnya pertumbuhan ekonomi Vietnam, dimana pada 3 tahun terakhir mencapai rata-rata di atas 8%. Keberhasilan ekonomi Vietnam mempertahankan pertumbuhan ekonominya antara lain karena semakin membaiknya kinerja ekspor komoditi Vietnam (produk hasil perikanan, minyak mentah dan sektor jasa), dan tingginya minat investor asing menanamkan modalnya di Vietnam. Selain perdagangan, beberapa pengusaha Indonesia telah melirik Vietnam sebagai tujuan investasi bersama negara-negara IndoChina sekitarnya, antara lain yang cukup prospektif adalah di bidang properti. Dengan dimulainya reformasi ekonomi dan masuknya Vietnam sebagai anggota ASEAN dan WTO serta kecenderungan meningkatnya konsumsi masyarakat Vietnam, hal ini menjadikan Vietnam sebagai pasar potensial yang cukup besar untuk pemasaran produkproduk Indonesia. Selain itu, adanya kebijakan pemerintah Vietnam yang mengurangi hambatan perdagangan dan penghapusan sistem kuota juga dapat berdampak positif dalam upaya peningkatan hubungan perdagangan Indonesia-Vietnam. Perdagangan bilateral Indonesia-Vietnam Total Perdagangan Indonesia-Vietnam pada tahun 2008 tercatat sebesar US$ 2,4 miliar, naik sebesar 1,8% dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar US$ 2,3 miliar. Laju pertumbuhan perdagangan rata-rata selama periode 2004-2008 positif 27,8%. Neraca perdagangan antara Indonesia-Vietnam selama 5 tahun terakhir (2004-2008) menunjukkan posisi surplus bagi Indonesia. Pada tahun 2008 Indonesia surplus sebesar US$ 955,2 juta naik sebesar 164,6% dibandingkan tahun 2007 yang sebesar US$ 361 juta. Laju pertumbuhan neraca perdagangan periode 2004-2008 positif sebesar 44,6%. Ekspor Indonesia ke Vietnam pada tahun 2008 sebesar US$ 1,7 miliar, meningkat 23,4% dibandingkan dengan tahun 2007 yang sebesar US$ 1,4 miliar (nonmigas pada tahun 2008 sebesar US$ 1,7 miliar, meningkat sebesar 23,5% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2007 sebesar US$ 1,4 miliar). Laju pertumbuhan ekspor rata-rata selama periode 2004-2008 positif 31,5%. Impor Indonesia dari Vietnam pada tahun 2008 sebesar US$ 717,7 juta atau turun 27,8% dibandingkan tahun 2007 sebesar US$ 994,2 juta (nonmigas tahun 2008 sebesar US$ 567,9 juta, turun sebesar 6,7% dibandingkan pada tahun 2007 sebesar 608,9 juta). Laju pertumbuhan impor rata-rata selama periode 2004-2008 positif 21%. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Kepala Pusat Humas Telp/Fax: 021-23528400/23528456 Email: [email protected] 2