1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kinerja perekonomian Indonesia dapat dilihat pada angka pertumbuhan ekonomi
yang diukur oleh pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun 1998
pertumbuhan ekonomi negatif (-13%), suatu keadaan yang cukup menyulitkan
bagi peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat Indonesia (Nopirin, 2000).
Persoalan yang sedang dihadapi perekonomian Indonesia sekarang masih
dirasakan cukup kompleks karena menyangkut berbagai dimensi ekonomi baik
sistem maupun kelembagaannya. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia diawali
dengan timbulnya krisis nilai tukar rupiah sebagai konsekuensi dari sistem
keuangan yang semakin terintegrasi secara global yang akhirnya mencapai
puncaknya pada krisis kepercayaan, baik kepada lembaga-lembaga ekonomi,
seperti perbankan maupun kepada pemerintah. Membaiknya perekonomian akan
ditunjang dengan stabilitas politik yang mantap dan kecenderungan penurunan suku
bunga di negara maju mendorong masuknya aliran dana ke Indonesia dalam jumlah
cukup besar pada tahun 1990-an.
Gejolak moneter menyebabkan kegiatan transaksi di pasar modal menurun.
Hal ini dapat dilihat dari perkembangan beberapa indikator di pasar modal seperti
Indeks Harga Konsumen Gabungan (IHSG), nilai kapitalisasi pasar, nilai
perdagangan, dan emiten baru. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak
1
terpisahkan, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua
faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar
risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang dikompensasikan
(Hartono, 2003). Return saham dipengaruhi oleh fluktuasi harga saham di pasar
modal. Terjadinya fluktuasi harga saham dikarenakan adanya motivasi yang
berbedabeda dari investor pada saat melakukan investasi. Investor yang
berinvestasi untuk jangka pendek dan menengah lebih bertujuan memperoleh
pendapatan yang berupa capital gain sebesar-besarnya, dari fluktuasi harga saham
yang bersifat normal dan yield berupa dividen. Sedangkan investor yang melakukan
investasi jangka panjang selain memperoleh dividen, juga bertujuan memperoleh
pendapatan dari perubahan harga saham perusahaan di masa yang akan datang.
Fluktuasi harga saham juga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham
perusahaan. Permintaan dan penawaran terhadap saham perusahaan ditentukan oleh
hasil analisis terhadap informasi, baik itu yang berasal dari faktor internal
perusahaan maupun faktor eksternal perusahaan. Analisis terhadap faktor internal
perusahaan dapat dilakukan antara lain dengan menganalisis informasi fundamental
perusahaan.
Analisis fundamental ditujukan untuk menentukan nilai sekuritas dengan
menganalisis yang tepat terhadap hal-hal penting dalam perusahaan, seperti
earnings, risiko, growth, dan posisi perusahaan dalam persaingan, sedangkan
analisis terhadap faktor eksternal perusahaan dapat dilakukan dengan analisis
2
terhadap tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, nilai tukar
mata uang. Perusahaan yang terdaftar (listed) di pasar modal melakukan aktifitas
bisnis melalui penerbitan saham. Peningkatan modal oleh investor dalam
portofolio-portofolio saham yang diinvestasikan membantu entitas dalam
meningkatkan nilai pemegang saham. Aktifitas kontinuitas (going concern),
dimana perusahaan dalam jangka panjang akan mengalami pertumbuhan yang
realitasnya terefleksi dalam informasi keuangan (laporan keuangan) emiten.
Ukuran (size) perusahaan dalam jangka panjang merupakan wujud pertumbuhan
yang baik. Banz (1981) menyatakan faktor size penting dalam signifikansi secara
statistik terhadap return. Daniel dan Titman (1997), Penman (1989), dan Fama dan
French (1995) menemukan bahwa karakteristik perusahaan berupa ukuran (size),
PBV ratio dan price earning ratio berhubungan dengan return. Han dan Chen
(1991) menyatakan perusahaan berskala kecil cenderung bekerja kurang baik dan
tidak efisien. Saham dari perusahaan kecil dengan size yang kecil tingkat frekuensi
perdagangannya tidak secepat dan semudah saham dari perusahaan size yang besar.
Perusahaan dengan size kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi
dan cenderung kurang menguntungkan dari pada saham perusahaan dengan ukuran
(size) yang besar (Fama dan French, 1995). Elton dan Gruber (1995) menyatakan
bahwa perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki kemudahan akses ke
pasar modal dibandingkan dengan ukuran yang lebih kecil.
3
Lingkungan ekonomi makro adalah lingkungan yang mempengaruhi
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, yang berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan. Kinerja perusahaan dengan return saham berkorelasi positif. Oleh
karena itu, kemampuan investor untuk memahami dan meramalkan kondisi
ekonomi makro di masa yang akan datang sangat berguna dalam membuat
keputusan investasi. Pengamatan terhadap perubahan beberapa variabel atau
indikator makroekonomi seperti PDB, inflasi, tingkat bunga ataupun nilai tukar
mata uang, dipercaya bisa membantu investor dalam meramalkan apa yang akan
terjadi pada perubahan pasar modal (Tandelilin, 2001). Produk domestik bruto
(PDB), adalah pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output barang
dan jasa dalam periode tertentu. PDB ini dapat mencerminkan kinerja ekonomi,
sehingga semakin tinggi PDB sebuah negara, dapat dikatakan semakin bagus pula
kinerja ekonomi di negara tersebut (www.bisnisindonesia.co.id).
Selama tahun 2004 perkembangan nilai tukar rupiah secara umum bergerak
stabil, meskipun pada pertengahan tahun sempat mengalami tekanan depresiasi
yang dipicu oleh beberapa faktor internasional dan domestik. Mengingat
pentingnya stabilitas nilai tukar rupiah dalam upaya memperkokoh stabilitas makro
ekonomi, sekaligus memelihara kesinambungan proses perbaikan ekonomi.
Pada bulan Juni 2004, Bank Indonesia meluncurkan Paket Kebijakan
Stabilitas Rupiah. Kombinasi perkembangan makro ekonomi yang semakin
membaik, kondisi sosial politik yang semakin kondusif, serta efektivitas kebijakan
4
yang ditempuh memberi hasil positif dalam menopang stabilitas nilai tukar rupiah
khususnya selama paruh kedua 2004. Guna memelihara kesinambungan stabilitas
nilai tukar rupiah, beberapa langkah kebijakan masih perlu dilakukan terutama
untuk memperbaiki struktur penawaran dan permintaan valuta asing.
Dari uraian di atas, penelitian ini akan mencoba menganalisis pengaruh
perubahan faktor-faktor ekonomi diantaranya ukuran (size) perusahaan, (PDB)
produk domestik bruto dan (Kurs) nilai tukar mata uang terhadap return saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode
pengamatan dari tahun 1999 sampai tahun 2006. maka penulis merumuskan judul
dari penelitian yang akan dilakukan yaitu:
“Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham.”
1.2 Rumusan Masalah
Kemampuan untuk mengestimasi return saham merupakan hal yang angat
penting dan sangat diperlukan untuk investor. Pada dasarnya tujuan investasi
adalah sama bagi setiap investor yaitu untuk mengambil kesempatan yang
menguntungkan untuk memperoleh return yang lebih tinggi. Oleh karena itu
investor harus cermat dalam menganalisis dan memprediksi fluktuasi harga saham.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini:
5
Apakah Perubahan ukuran perusahaan (size), Produk Domestik Bruto
(PDB) dan nilai tukar rupiah (kurs) berpengaruh terhadap return saham di Bursa
Efek Indonesia.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel-variabel yang diteliti adalah return
saham, Perubahan Size, perubahan PDB dan Perubahan Kurs. Return saham
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, return saham pada penelitian ini
sebagai variabel dependen yang diukur menggunakan closing price. Perubahan size
adalah besar atau kecilnya ukuran perusahaan, perubahan size pada penelitian ini
diukur berdasarkan nilai pasar saham. Perubahan Produk Domestik Bruto (PDB)
adalah ukuran produksi barang dan jasa dalam suatu negara, PDB pada penelitian
ini diukur dengan pendekatan pengeluaran. Kurs adalah nilai mata uang sebuah
negara, pada penelitian ini menggunakan kurs rupiah terhadap dollar US. Periode
pengamatan dalam penelitian ini dari tahun 1999 hingga tahun 2006.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perubahan ukuran
perusahaan (size), produk domestik bruto (PDB) dan nilai tukar rupiah (kurs)
terhadap return saham.
6
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah, dengan mengetahui perubahan faktor-faktor ekonomi
seperti: ukuran perusahaan, Produk Domestik Bruto dan nilai tukar rupiah
terhadap perubahan return saham, maka perkiraan return saham pada waktu
tertentu bisa dilakukan dengan melihat kecenderungan perubahan faktorfaktor ekonomi sehingga diharapkan dapat membantu pemerintah dalam
mengukur dan mengevaluasi perkembangan ekonomi yang terjadi pada
tahun yang bersangkutan.
2.
Bagi investor, penelitian ini menjadi salah satu literatur yang memfokuskan
diri pada isu-isu ekonomi global yang terkait pada masalah evaluasi nilai
sekuritas di Indonesia dalam hal ini mencoba menggunakan size, PDB dan
kurs. Diharapkan penelitian ini dapat membantu investor dalam menentukan
kebijakan investasi karena dengan diketahuinya size, PDB dan kurs
terhadap return saham, maka penilaian suatu saham yang diterbitkan dapat
dilaksanakan dengan teliti.
3. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
menentukan kebijakan.
7
Download