BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari kumpulan
komputer yang saling terhubung satu dengan lain yang bertujuan untuk sharing
informasi dan bertukar informasi komunikasi sumber daya. Setiap komputer atau
perangkat peripheral yang terhubung disebut node, dan jaringan komputer yang
terhubung paling sedikit memiliki 2 komputer di dalam jaringan yang memiliki
banyak node puluhan bahkan jutaan sehingga terhubung satu dengan lain, dengan
perantara memakai kabel tembaga, namun ada juga dengan fiber optick,
Bluetooth, bahkan dengan teknologi satelit (Todd Lamle, 2013, p2). Menurut
Edhy Sutanta (2005, p504) ada beberapa alasan perlunya komunikasi data dalam
jaringan computer dan beberapa keuntungan yang diperoleh dalam jaringan
adalah:
1.
Transaksi yang sering terjadi pada tempat berbeda yang berjauhan
dari tempat pengolahan data.
2.
Penggunaan teknologi komunikasi yang didukung Komputer
sering kali lebih efisien.
3.
Penghematan biaya perangkat keras, dimana sebuah perangkat
keras bisa digunakan secara bersama.
Keuntungan yang diperoleh dari penerapan jaringan computer adalah:
1.
Resource Sharing, yaitu dapat berbagai sumber daya, misalnya
pemakaian printer atau peripheral yang
10
11
terhubung dalam jaringan.
1. File Sharing, antar computer dapat melakukan pertukaran
data.
2. Reliabilitas tinggi, dengan meggunakan jaringan komputer
maka akan memilki sumber alternative.
2.2 Jenis-Jenis Jaringan Komputer
Berdasarkan Todd Lamle (2013, p3-p8) jaringan mempunyai jangkauan
dan letak geografisnya yang dapat dibedakan menjadi :
2.2.1 Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) adalah jaringan komputer yang
terhubung dalam satu area dan tidak begitu luas, seperti di gedung atau
kantor. Pada jaringan LAN ada 2 tipe yaitu peer to peer, yaitu komputer
yang terhubung dengan komputer ke jaringan sebagai workstation
maupun server, satu lagi adalah jaringan client-server, dimana salah
satunya berposisi sebagai server dan yang lain sebagai workstation.
Sebuah LAN adalah salah satu contoh topologi physical dan topologi
logical (Todd Lamle, 2013, p3).
12
GAMBAR 2.1 Topologi Local Area Network (Lammle todd, 2013)
2.2.2 Wide Area Network (WAN)
Jaringan yang mencakup area luas dan mampu menjangkau
batas profinsi atau satu atau terhubung antar negara satu ke negara lain,
tanpa batasan wilayah di belahan bumi lain. Jaringan Wide Area
Network (WAN)
dapat menghubungkan
satu
komputer dengan
komputer lain dengan satelit atau kabel di bawah laut. Topologi Wide
Area Network (WAN) menggunakan topologi yang fleksibilitas yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang akan digunakan. Topologi
jaringan
ini
meliputi
server,
workstation,
pengkabelannya (Todd Lamle, 2013, p8).
switch
beserta
13
GAMBAR 2.2 Topologi Wide Area Network (Lammle Todd, 2013)
2.3 Topologi Jaringan
Menurut Rene Molenaar (2012, p6-p8) topologi jaringan adalah,
gambaran dari jaringan yang menjelaskan geometris yang dibagi menjadi 4
menjadi:
1.
2.
3.
4.
2.3.1
Bus
Star
Ring
Mesh
Topologi Bus
GAMBAR 2.3 Topologi Bus (Molenaar Rene, 2011)
14
Topologi Bus adalah topologi yang menggunakan perangkat
ethernet berupa kabel yang berfungsi sebagai media untuk transmisi
data. Dalam topologi bus, computer yang terhubung mengirim dan
menerima data melalui kabel sebagai pembawa sinyal, dan dalam
topologi bus, jaringan hanya terhubung dengan satu jaluran (Todd
Lamle, 2013, p11).
2.3.2 Topologi Star
Jaringan dengan topologi star mempunyai cakupan yang lebih
luas dan fleksibel dibandingakan dengan topologi bus. Dalam
topologi star, setiap komputer pada jaringan akan berkomunikasi
melalui hub atau switch dahulu sebelum menuju server yang dituju.
Hub atau switch akan mentransmisikan ke seluruh komputer yang
tersambung dalam jaringan. Dalam kelebihannya topologi ini
mempunyai kemampuan bila terjadi kerusakan pada komputer maka
akan berdampak pada komputer itu saja dan tidak berdampak pada
komputer yang tersambung, dan bila salah satu kerusakan pada sisi
kabel maka aka mengalami kerusakan yang berakibat pada seluruh
jaringan. Topologi ini juga bisa dikembangan menjadi satu yaitu
extended star. (Todd Lamle, 2013, p13).
15
GAMBAR 2.4 Topologi Star (Molenaar Rene, 2011)
2.3.3
Topologi Ring
Jenis topologi ring ini, seluruh komputer dihubungkan
menjadi satu membentuk lingkaran (ring) yang tertutup dan dibantu
oleh Token, Token berisi informasi yang berasal dari komputer
sumber yang akan memeriksa apakah informasi tersebut digunakan
oleh titik yang bersangkutan, jika ada maka token akan memberikan
data yang diminta oleh titik jaringan dan menuju ke titik berikutnya.
Seluruh komputer akan menerima setiap signal informasi yang
mengalir, informasi akan diterima jika memang sudah sesuai dengan
alamat yang dituju, dan signal informasi akan diabaikan jika bukan
merupakan alamatnya sendiri. Dengan kata lain proses ini akan
berlanjut terus hingga sinyal data diterima ditujuan (Todd Lamle,
2013, p14).
16
GAMBAR 2.5 Topologi Ring (Molenaar Rene, 2011)
2.3.4
Topologi Mesh
Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat
dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat
lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh
setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat
yang dituju (dedicated links). Topologi mesh digunakan ketika
dibutuhkan jaringan yang tidak boleh kesalahan sedikitpun dalam
komunikasi, contohnya sistem kontrol pembangkit tenaga nuklir
(Todd Lamle, 2013, p15).
17
GAMBAR 2.6Topologi Mesh (Lamle Todd, 2013)
2.4 Arsitektur Protokol Jaringan
Menurut Rene Molenaar (2012, p11-p12) terdapat 2 jenis arsitektur
penting yang dipakai pada standar jaringan komputer, yaitu model OSI dan
model TCP/IP, yaitu:
2.4.1 Model Referensi OSI
Model Open Systems Interconnection (OSI) didasari atas usulan
yang dikembangkan oleh International Standarts Organization (ISO)
sebagai langkah pertama menuju
Protocol
International
Standardization
yang digunakan dalam berbagai lapisan dan telah direvisi
pada tahun 1995. Model OSI terdiri atas tujuh Layer sehingga biasa
disebut 7 OSI Layer. Model OSI hanya memberitahukan apa saja yang
harus dilakukan setiap Layer (Rene Molenaar, 2012, p11-p12).
18
Gambar 2.7 OSI Layer
Sehingga, setiap Layer (Upper Layer) menangani fungsi-fungsi yang
ada di dalamnya
dan bergantung
pada Layer
(Lower Layer)
dibawahnya. Tujuh Model OSI Layer adalah sebagai berikut :
2.4.1.1 Lapisan Fisik (Physical Layer)
Lapisan
ini
berfungsi
untuk
pengiriman
dan
menerjemahkan media transmisi jaringan berupa data-data yang
diterjemahkan menjadi bit-bit/sinyal analog dan diteruskan
melalui media kabel bisa juga Lapisan ini menjelaskan hal-hal
seperti level tegangan, waktu, fisik data, konektor fisik dan
sebagainya (Edy sutanta, 2005, h524).
19
2.4.1.2 Lapisan Data Link (Data Link Layer)
Berfungsi
membagi data
menjadi
paket-paket
dan
menangani pengiriman data. Sebagai fasilitas transmisi raw
data dan mentransformasikan data tersebut ke saluran bebas
kesalahan transmisi, dengan memecah data menjadi frame.
Pada lapisan
penanganan
inijuga
error
pengalamatan MAC
dilakukan
pemeriksaan dan
apabila
terjadi
kesalahan
antara
address
dan hardware penghubung
jaringan lainnya seperti hub, Switch, repeater (Edy sutanta,
2005, h524).
2.4.1.3 Lapisan Network (Network Layer)
Berfungsi mengendalikan operasi subnet, menentukan
bagaimana route pengiriman paket dari sumber ke tujuan.
Mengatur sistem transmisi dan pencarian jalur/route (Edy
sutanta, 2005, h524).
2.4.1.4 Lapisan Transport (Transport Layer)
Berfungsi unutk memahami media pengiriman yang
dipakai, seperti multiplexing, arah dan kecepatan. Menerima
data dari session layer, membuat koneksi jaringan yang
berbeda bagi setiap koneksi (Edy sutanta, 2005, h524).
20
2.4.1.5 Lapisan Session (Session Layer)
Berfungsi unutk mempertahankan jalur yang dilalui oleh
data, antar-muka antar user dan jaringan. Mengendalikan
dialog (manajemen token) dan sinkronisasi bila terjadi crash
data (Edy sutanta, 2005, h524).
2.4.1.6 Lapisan Presentasi (Presentation Layer)
Berfungsi unutk mengatur data struktur, mengkonversi
dari representasi komputer menjadi standar jaringan dan
sebaliknya, encoding data, memberikan penyelesaian umum
kepada user, seperti encryption dan data compression (Edy
sutanta, 2005, h524).
2.4.1.7 Lapisan Aplikasi (Application Layer)
Berfungsi unutk memberikan fasilitas aplikasi jaringan
untuk user,
seperti
database
jaringan
(Oracle,
Mysql,
Postgress), word processing, dll (Edy sutanta, 2005, h524).
2.4.2 Model Referensi TCP/IP Layer
Menurut Rene Molenaar (2012, p14-p15) model TCP/IP
(Transmission Control Protocol/Internet Protocol) merupakan hasil
eksperimen dan
pengembangan
terhadap ARPANET
(Advanced
Research Project Agency Network). ARPANET (Advanced Research
21
Project Agency Network) adalah sebuah badan research network yang
disponsori oleh DoD (Department of Defence) Amerika Serikat.
GAMBAR 2.8 TCP/IP Layer
Menurut Onno W. Purbo (2000, h21), arsitektur Open Systems
Interconnection (OSI) hampir sama dengan arsitektur model OSI tetapi
pada layer TCP/IP lebih dipersingkat lagi ketimbang pada model OSI,
arsitektur TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
menggunakan prinsip Layering, dimana fungsi-fungsi komunikasi
dibagi atas beberapa Layer. Tiap Layer bertanggung jawab atas
sebagian fungsi unutk melayani Layer diatasnya dan bertanggung jawab
pada Layer di bawahnya untuk melakukan fungsi yang lebih pada
Layer-Layer arsitektur TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet
Protocol) terbagi atas :
2.4.2.1 Application Layer
Application merupakan Layer paling atas pada model
TCP/IP, yang bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada
22
aplikasi
terhadap
layanan
jaringan
(Transmission
Control
Protocol/Internet Protocol) TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) yaitu protocol untuk
menentukan alamat ip secara dinamis ke pengguna, Domain Name
System (DNS) yaitu distribute database system yang digunakan
untuk pencarian nama komputer di jaringan yang menggunakan
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
Hypertext Transfer Protocol (HTTP) yaitu sebuah protokol
jaringan lapisan aplikasi yang digunakan untuk sistem informasi
terdistribusi, kolaboratif, dan
menggunakan
hipermedia.,
File
Transfer Protocol (FTP) yaitu protokol yang berfungsi untuk tukarmenukar file dalam suatu network yang mensupport TCP/IP
protokol. Telnet (Telecommunication network) yaitu protocol yang
memungkinkan seorang user dapat log on dan bekerja pada sistem
jarak jauh, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) protokol yang
umum digunakan untuk pengiriman surat elektronik di Internet,
Simple Network Management Protocol (SNMP) merupakan protokol
yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen jaringan., dan
masih banyak protokol lainnya (Edy sutanta, 2005, h525).
2.4.2.2 Transport Layer
Transport berguna untuk membuat komunikasi menggunakan
sesi koneksi yang bersifat connection-oriented atau broadcast yang
bersifat
connectionless.
Protokol
dalam
lapisan
ini
adalah
Transmission Control Protocol (TCP) dan User Diagram Protocol
23
(UDP), (Edy sutanta, 2005, h525). Menurut Rene Molenaar (2012,
p28) ada dua tipe protocol end to end yaitu:
a.
TCP (Transmision Control Protocol)
Menurut Rene Molenaar (2012, p28) merupakan
protokol
reliable
connection-oriented
yang
mengijinkan
sebuah aliran byte yang berasal pada suatu mesin untuk
dikirimkan tanpa error. TCP (Transmision Control Protocol)
memecah aliran byte dan merakit kembali pesan-pesan saat
diterima.
TCP
(Transmision
Control
Protocol)
juga
menangani pengendalian aliran untuk memastikan bahwa
pengirim yang cepat tidak akan membanjiri pesan-pesan yang
akan diterima penerima yang lambat.
b.
UDP (User Datagram Protocol)
Menurut Rene Molenaar (2012, p28) merupakan
protokol yang tidak reliable dan connectionless bagi aplikasiaplikasi yang tidak memerlukan pengurutan TCP atau
pengendalian aliran dan bagi aplikasi-aplikasi yang ingin
melayani dirinya sendiri. UDP (User Datagram Protocol)
biasa digunakan pada percakapan atau video. Sehingga paket
dikirim ke setiap port, tanpa adanya pegecekan pada alamat
paket tersebut.
24
2.4.2.3 Internet Layer
Internet berfungsi untuk melakukan pemetaan (routing) dan
mengirimkan paket yang telah terenkapsulasi dari paket-paket data
jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan
ini adalah Internet Protocol (IP) yaitu deretan angka biner antara 32bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi jaringan,
Address Resolution Protocol (ARP) menerjemahkan pengalamatan
dari nomor IP (IP Address) menjadi MAC (Media Access Control).,
Internet control Message Protocol (ICMP) protokol yang bertugas
mengirimkan pesan-pesan kesalahan, dan InternetGroup Management
Protocol (IGMP) protokol komunikasi
yang digunakan untuk
mengelola keanggotaan Internet Protocol multicast grup (Edy sutanta,
2005, h525).
2.4.2.4 Network Layer
Network Interface berfungsi untuk meletakkan frame-frame
jaringan
di
atas
media
jaringan
yang
digunakan.
TCP/IP
(Transmision Control Protocol/ Internet Protokol) dapat bekerja
dengan banyak teknologi Transport, mulai dari teknologi Transport
dalam LAN (Local Area Network) dan WAN (seperti halnya dial-up
model yang berjalan di atas Public Switched Telephone Network
(PSTN) merupakan jaringan telpon tetap dengan kabel, Integrated
Services Digital Network (ISDN) suatu sistem telekomunikasi di
mana layanan antara data, suara, dan gambar diintegrasikan ke dalam
suatu jaringan, serta Asynchronous Transfer Mode (ATM) teknologi
25
yang dapat digunakan oleh semua user dan merupakan sebuah
jaringan publik sebagaimana halnya Internet (Edy sutanta, 2005,
h526).
2.5 Jenis – Jenis Kabel Jaringan
Menurut Edy Sutanta (2005, h511-h512) dalam membangun sebuah
jaringan komputer (baik jaringan sederhana maupun besar) memakai beragam
tipe media transmisi yang berbeda. Fungsi sebuah media pada dasarnya adalah
mengantarkan arus informasi melalui sebuah jaringan, sedangkan bentuk media
itu sendiri berbeda-beda, umumnya berupa kabel, dan fiber. Pada jaringan
wireless, medium yang digunakan adalah atmosfir atau ruang udara terbuka.
Media-media umum jaringan komputer itu antara lain:
2.5.1 Coaxial Cable.
Umumnya kabel coaxial digunakan
sebagai media
transmisi pada LAN. Kabel ini juga dapat mengirimkan data suara
dan gambar. Kabel coaxial terdiri dari kabel inti dan kabel
pelindung. Kabel inti terletak dibagian tengah, terbuat dari kawat
pelindung.
GAMBAR 2.9 Coaxial Cable (Micro Andi, 2012)
Didalam LAN (Local Area Network), kabel coaxial mempunyai
nilai plus yang tidak dipunyai kabel STP (Shield Twisted Pair)
26
dan UTP (Unshield Twisted Pair), yaitu jarak maximum yang
dapat digunakan tanpa menggunakan bantuan repeater. Repeater
adalah alat yang memperkuat signal di dalam jaringan agar bisa
meng-cover jarak yang jauh. Coaxial kabel lebih murah dari fiber
optic dan teknologinya
lebih dikenal umum. Kebanyakan
digunakan pada alat-alat telekomunikasi, seperti: Telivisi kabel
(kabel vision). Saat sekarang ini jenis Coaxial kabel sudah jarang
dipakai pada jaringan Ethernet.
2.5.2
Kabel Twisted Pair
Sistem jaringan tertua yang masih menggunakan kabel
twisted pair untuk melakukan transmisi data. Kabel twisted pair
adalah kabel telepon biasa. Terdiri dari dua buah kabel kawat
tembaga. Ada 2 macam kabel twisted pair yaitu shielded twisted
pair dan unshielded twisted pair, kemajuan ini ditandai dengan
bertambahnya kabel kawat didalam peningkatan kecepatan laju
data.
GAMBAR 2.10 STP Cabel (Micro Andi, 2012)
27
GAMBAR 2.11 UTP Cabel (Micro Andi, 2012)
2.5.3 Serat Optik / Fiber Optik
Kabel ini muncul pada akhir 70-an di dunia komunikasi.
Mula-mula hanya untuk jaringan metropolitan, tetapi lambat laun
karena harganya turun dipakai untuk LAN (Local Area Network)
kabel ini memiliki lebar pita yang panjang, dapat menghubungkan
komputer dengan jarak 800 km tanpa bantuan alat penguat sinyal
dan kecepatan transmisinya mencapai 500 Mbps.
GAMBAR 2.12 Optick Cabel (Micro Andi, 2012)
2.5.4 Microwave / Gelombang Radio
Jaringan komputer menggunakan
saluran kabel akan
mengalami masalah apabila harus melewati medan berat, untuk
itu jenis perangkat komunikasi ini menjadi alternatife yang
28
mampu menghubungkan
2
buah komputer
bila
letaknya
berjauhan, maka diperlukan repeater yang berfungsi untuk
memancarkan sinyal ke satu tujuan.
2.6 Peralatan Jaringan
Menurut Andi Micro (2012, h1) Jaringan komputer adalah sekumpulan
peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagai sumber daya.
Peralatan jaringan yang umum dipakai adalah:
2.6.1 Modem
Berasal dari singkatan modulator demulator, merupakan
bagian atau alat untuk mengubah sinyal analog ke sinyal digital
untuk dimengerti oleh komputer. Menurut Andi Micro (2012, h1)
modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi
kedalam sinyal pembawa dan siap untuk dikirim, sedangkan
demulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi dari
sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat
diterima
dengan baik.
Modem
merupakan
penggabungan
keduanya, artinya modem adalah alat komunikasi 2 arah. Jenis
Modem:
2.6.1.1 Modem ADSL
Modem
teknologi
ADSL
(Asimetric
Digital
Subscribe Line) yang memungkinkan berselancar internet
dan menggunakan telepon analog secara berbarengan.
29
Untuk ADSL (Asimetric Digital Subscribe Line) diberikan
sebuah alat yang disebut Splitter atau pembagi Line,
berguna untuk menghilangkan gangguan ketika anda sedang
menggunakan ADSL (Asimetric Digital Subscribe Line)
modem,
dengan
bersamaan,
Splitter
sehingga
keduanya
pengguna
dapat
berjalan
dapat menjawab
dan
menelpon seseorang dengan telepon biasa. Di sisi lain
pegguna tetap dapat terkoneksi dengan internet melalui
ADSL modem (Andi Micro, 2012, h1).
GAMBAR 2.13 Modem ADSLl (Micro Andi, 2012)
2.6.1.2 Modem Satelit/VSAT
Menurut Andi Micro (2012, h5) VSAT singkatan dari Very
Small Aperture Terminal adalah stasiun penerima sinyal dari
satelit dengan antenna penerima berbentuk piringan dengan
diameter kurang dari 3 meter, fungsi utama dari VSAT adalah
untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit sebagai
penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya diatas bumi.
Menurut Andi Micro (2012, h6) Komponen VSAT, terdiri
30
dari:
GAMBAR 2.14 Parabola VSAT (Micro Andi, 2012)
a.
Unit Luar (Outdoor Unit (ODU)):
1. Antena atau parabola ukuran 2 hingga 4 kaki yang
dipasang pada atap, atau dinding.
2. Buc (Block Up Converter) yang menghantarkan sinyal
informasi ke satelit, disebit transmitter.
3. LNB (Low Noise Block Up) yang menerima sinyal
informasi dari satelit yang disebut receiver.
b.
Unit dalam (Indoor Unit (IDU)):
1. Modem adalah sebuah alat dipanggil Return Channel
Satelite Terminal yang menyambungkan dari unit dengan
IFL kabel dengan ukuran 50 meter.
2. IFL (Inter Facility Link) merupakan media penghubung
antara ODU & IDU, biasanya berupa kabel dengan jenis
koaksial dan konektor jenis BNC (Bayonet NeillConection).
31
GAMBAR 2.15 Modem VSAT (Micro Andi, 2012)
2.6.2
Komponen Fisik dalam jaringan
2.6.2.1 Switch
Menurut Andi Micro (2012, h10) pada switch, frame
diteruskan berdasarkan MAC address yang disimpan dalam
table MAC Address yang dimiliki switch. Switch bekerja pada
layer 2 (Data Link) pada model OSI. Cara kerja switch:
1.
Pada saat frame diterima switch, akan diperiksa apakah
MAC address (dalam table MAC Address) yang dituju
tersambung pada port yang sama dengan MAC address
pengirim.
2.
Jika pada port yang sama maka pengiriman frame tidak
diteruskan.
3.
Jika tidak, maka frameakan diteruskan ke port jaringan
yang mengandung MAC address tujuan.
4.
Dengan demikian terbentuk jalur logikal dalam switch
antar membuat dua buah komputer/end-device yang
berkomunikasi, sehingga perangkat jaringan lainnya
tidak terganggu.
kini switch memiliki perbedaan secara fungsional. Pertama,
switch dapat menangani beberapa sambungan sekaligus.
32
Artinya switch dapat mengirim dan menerima frame-frame
secara bersamaan (full-duplex). Ada dua jenis switch:
a. Unmanageable switch.
Unmanageable switch hampir sama dengan hub tetapi jauh
lebih cepat dan data hanya dikirimkan kepada port yang
memiliki jaringan yang dituju (Andi Micro, 2012, h11).
GAMBAR 2.16 Switch Unmanagble (Micro Andi, 2012)
b. Manageable switch
Manageable switch tidak hanya memiliki kemampuan yang
sama, juga ditambah dengan kemampuan untuk membuat
Virtual LAN dengan melakukan setting terhadap switch,
sehingga dapat diatur pengiriman data hanya dari dan ke
jaringan tertentu (Andi Micro, 2012, h11).
GAMBAR 2.17 Switch Managble (Micro Andi, 2012)
Menurut Andi Micro (2012, h11) berdasarkan cara untuk
meneruskan data, switch dibedakan menjadi 2 tipe:
1. Switch “Store and forward” (simpan dan teruskan)
menerima dan menyimpan seluruh frame secara
33
utuh di dalam buffer, sebelum mengirimkan
kembali frrame tersebut. Hal ini memungkinkan
switch membaca dan menghitung checksum yang
ada pada akhir frame untuk memastikan bahwa
frame tidak rusak.
2. Switch “cut through”
(lewatkan saja) hanya
membaca alamat tujuan dan mengirimkan kembali
frame tersebut, termasuk frame yang mengalami
kerusakan, namun memiliki kinerja yang lebih
cepat dibanding tipe “store and forward”.
2.6.2.2 Router
Router adalah peralatan jaringan yang beroperasi pada
layer OSI 3 (network layer). Beberapa router bergabung,
menghubungkan beberapa segment jaringan atau bahkan
seluruh
jaringan.
Router
mengirimkan
data berdasarkan
informasi pada layer 3 (Onno W. Purbo, 2000, h34).
Proses routing dapat dilakukan dengan memasukkan
informasi suatu alamat jaringan secara manual kedalam tabel
routing ataupun dengan bantuan protokol routing. Cara kerja
router yaitu membaca informasi ip address dari paket yang
diterimanya dan meneruskan ke jaringan yang dituju. Router
berbeda dengan switch. Switch tidak dapat membaca ip
address, melainkan MAC address. Switch hanya meneruskan
frame ke alamat MAC address yang dituju. Perlu diketahui
34
juga bahwa router melakukan modifikasi terhadap MAC
address pada frame. Ketika suatu frame ditujukan ke router,
maka MAC address tersebut ditujukan ke MAC address router,
kemudian router meneruskan frame tersebut dengan mengganti
MAC address router dengan MAC address perangkat tujuan.
Selain itu, MAC address dari perangkat pengirim juga diubah
menjadi MAC address dari router.
2.6.2.3 NIC (Network Interface Card) / LAN Card
Network Interface Card adalah expansion board yang
digunakan
supaya
jaringan, sebagian
komputer
dapat
dihubungkan
besar NIC (Network
dengan
Interface Card)
dirancang untuk jaringan, protocol, dan media tertentu. NIC
(Network Interface Card) biasa disebut LAN Card (Local Area
Network) (Andi Micro, 2012, h11).
GAMBAR 2.18 NIC Card (Micro Andi, 2012)
2.6.2.4 Repeater
Fasilitas paling sederhana dalam jaringan komputer adalah
repeater, fungsi utama repeater adalah menerima sinyal dari satu
segmen kabel LAN dan memancarkannya kembali dengan
35
kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada segmen (satu atau
lebih) kabel LAN yang lain, dengan adanya repeater ini, jarak
antar dua jaringan komputer bisa diperjauh (Onno W. Purbo,
2000, h33).
2.6.2.5 Bridge
Sebuah bridge meneruskan paket dari satu segmen LAN ke
segmen lain, tetapi bridge lebih flexsibel dan lebih cerdas
dbandingkan dengan repeater. Bridge bekerja dengan meneruskan
paket Ethernet dari satu jaringan ke jaringan lain. Bridge mampu
memisahkan strafik karena mengimplementasikan mekanisme
pemfilteran frame. Bedanya dengan hub adalah bridge adalah
bridge melaksanakan pemeriksaan terhadap data yang datang, dan
membuat keputusan apakah data ituboleh dilewatkan atau tidak.
Bridge bekerja pada lapisan 2 OSI (misalnya MAC Address)
(Onno W. Purbo, 2000, h33-h34).
2.7 IP Address
Menurut Onno W. Purbo (2000, h65-h71) semua host dan router
didalam internet memiliki IP (Internet Protokol). Kombinasi dari IP (Internet
Protokol) harus unik pada dasarnya, dari dua mesin di dalam internet tidak boleh
memiliki IP (Internet Protokol) address yang sama. Semua alamat Ip version 4
mempunyai panjang 32 bit dan digunakan dalam field-field source address dan
destination address paket IP (Internet Protokol). Berikut klasifikasi masingmasing kelas :
36
2.7.1 IP Kelas A
IP kelas A dibuat untuk network yang berskala besar dimana
IP kelas A dapat menampung 16.777.214 host per network dan
terdapat 128 network didalamnya. Range dari IP kelas A adalah
1.0.0.0 – 126.255.255.255 (Onno W. Purbo, 2000, h65-h71).
2.7.2 IP Kelas B
IP Kelas B digunakan untuk network skala sedang sampai
skala besar dengan jumlah host yang dapat mencapai 65.534 hosts
per network dan terdapat 16.384 network didalamnya. IP kelas B
memiliki range dari 128.0.0.0 – 191.255.255.255 dengan default
subnet mask yaitu 255.255.0.0 dimana 2 octet awal mewakili
network address dan 2 octet sisanya mewakili host address (Onno
W. Purbo, 2000, h65-h71).
2.7.3 IP Kelas C
IP Kelas C digunakan untuk network skala kecil yang dapat
menampung 254 hosts dan 2.097.152 network didalamnya dengan
default subnet mask yaitu 255.255.255.0. 3 octet awal mewakili
network address dan 1 octet sisanya mewakili sebagai host address.
Range ip kelas C dari 192 .0.0.0 – 223.255.255.255 (Onno W.
Purbo, 2000, h65-h71).
2.7.4 IP Kelas D
IP Kelas D digunakan untuk kepentingan multicast, dimana
pengirim dapat mengirimkan paket berupa datagram hanya ke suatu
37
group network tertentu. Range IP kelas D dimulai dari 224.0.0.0 –
239.255.255.255 (Onno W. Purbo, 2000, h65-h71).
2.7.5 IP Kelas E
IP Kelas E digunakan untuk keperluan eskperimental dan
penelitian.
Range
dari
IP
Kelas
E
adalah
240.0.0.0-
255.255.255.254 (Onno W. Purbo, 2000, h65-h71).
2.8 Private dan Public Address
2.8.1 Private Address
Menurut Andi Micro (2012, h30) Private address adalah
blok alamat yang digunakan didalam jaringan private dimana hosthost yang tidak memerlukan akses internet dapat menggunakan
alamat private ini. Blok alamat dari masing-masing kelas untuk ip
private sebagai berikut :
Kelas A : 10.0.0.0 – 10.255.255.255
Kelas B : 172.16.0.0 – 172.31.255.255
Kelas C : 192.168.0.0 – 192.168.255.255
Tetapi jaringan internal tetap harus memperhatikan desain dari
alamat network untuk memastikan host-host didalam jaringan
private menggunakan IP address yang unik didalam lingkungan
jaringan tersebut. Tidak dipungkiri bahwa beberapa host yang
berbeda jaringan mungkin menggunakan private address yang
sama.
38
2.8.2
Public Address
Pada umumnya alamat IP versi 4 adalah public address. Selain
dari ip diatas merupakan ip public.
2.9 Ethernet
Ethernet adalah Protokol MAC yang merupakan salah satu cara untuk
mengatur akses fisik ke media transmisi jaringan. Ethernet adalah salah satu
jenis skenario perkabelan dan pemrosesan sinyal untuk data jaringan komputer
yang dikembangkan oleh Robert Metcalfe dan David Boggs di Xerox Palo Alto
Research Center (PARC) pada tahun 1972. Asal Ethernet bermula dari sebuah
pengembangan WAN di University of Hawaii pada akhir tahun 1960 yang
dikenal dengan naman "ALOHA". Universitas tersebut memiliki daerah
geografis kampus yang luas dan berkeinginan untuk menghubungkan
komputer-komputer yang tersebar di kampus tersebut menjadi sebuah jaringan
komputer kampus.
Standar IEEE selanjutnya diadopsi oleh International Organization for
Standardization (ISO), sehingga menjadikannya sebuah standar internasional
dan mendunia yang ditujukan untuk membentuk jaringan komputer. Karena
kesederhanaan dan keandalannya, Ethernet pun dapat bertahan hingga saat ini,
dan bahkan menjadi arsitektur jaringan yang paling banyak digunakan (Onno
W. Purbo, 2000, h36).
2.10 Network Address Translation (NAT)
Menurut Andi Micro (2012, h31) Network address translation
memiliki mekanisme yaitu untuk menerjemahkan alamat private ke alamat
public. NAT (Network address translation) di implementasikan pada ujung dari
39
suatu jaringan private. Tanpa system penerjemah, host yang menggunakan
private address didalam network tidak dapat mengakses internet.
2.11 Subnetting
Menurut Andi Micro (2012, h33) Subnetting menyediakan cara
mudah yang sangat bagus untuk mengurangi total number dari network number
yang ditugaskan. Idenya adalah mengambil single IP (Internet Protokol)
network number dan membagikan IP address dengan network number ke
beberapa physical network.
GAMBAR 2.19 Network Address dan Broadcast Addrsess (Micro Andi, 2012)
2.11.1 Subnet Mask
Menurut Andi Micro (2012, h34) Subnet mask adalah
binary number yang dapat digunakan untuk melakukan beberapa
kalkulasi dari alamat TCP/IP untuk menentukan Network ID dari
Host ID. Subnet mask dibutuhkan untuk semua host. Menggunakan
Class A, B, C mempunyai default subnet mask yang sudah ada.
Berikut default subnet mask dari masing-masing kelas IP :
40
2.12 Routing
Menurut Hendra Wijaya (2001, h137-h152) pada saat pengiriman
paket, paket tersebut dapat melewati jaringan yang berbeda. Intermediary
device, seperti router adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk
menghubungkan antara jaringan tersebut. Selain itu, peran dari router adalah
untuk memilih jalur terbaik dan membawa paket ke tujuan, proses tersebut
dinamakan routing.
2.12.1 Static Route
Static route pada umumnya digunakan saat mengirimkan
paket dari jaringan ke internet yang hanya memiliki 1 jalur. Static
route tidak membutuhkan banyak proses dan tidak menghabiskan
sumber
daya
dibandingkan
dynamic
route.
Static
route
dikonfigurasi secara manual oleh administrator (Hendra Wijaya,
2001, h137-h152).
2.12.2 Dynamic Route
Menurut Hendra Wijaya (2001, h137-h152) Dynamic
Route mempelajari rute sendiri dimana rute yang terbaik maka itu
yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah
jaringan ke jaringan lainnya. Administrator tidak menentukan rute
yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator
hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket dan
kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic
41
routing berubah sesuai dengan informasi yang didapatkan oleh
router.
Menurut Todd Lamle (2013, p296) Dynamic route ini
digunakan apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan
rute untuk tujuan yang sama. Sebuah dynamic routing dibangun
berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh routing protocol.
Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi secara
dinamis yang mengikuti perubahan kondisi jaringan. Routing
protocol mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat
dan akurat. Routing protocol dirancang tidak hanya untuk
mengubah ke rute backup bila rute utama putus, namun juga
dirancang untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk
mencapai tujuan tersebut. Router saling bertukar informasi agar
dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima routing table.
Berikut protocol Dynamic Routing :
2.12.2.1 RIP
Menurut Todd Lamle (2013, p299) Routing
Information Protocol (RIP) ditentukan di RFC (Request
For Comments) 1058 salah satu dari seri dokumen
infomasi dan standar Internet bernomor yang diikuti
secara luas oleh perangkat lunak untuk digunakan dalam
jaringan. Routing Information
Protocol
(RIP) yaitu
menggunakan hop count sebagai metrik untuk memiliki
jalur terbaik, jika jumlah hop untuk network lebih dari 15
42
maka RIP tidak bisa memenuhi
rute ke jaringan
(Destination unreachable), Routing update dikirim secara
broadcast atau multicast setiap 30 detik secara default.
2.12.2.2 IGRP
Menurut
Hendra
Wijaya
(2001,
h137-h152)
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah protokol
yang dimiliki oleh Cisco. IGRP memiliki beberapa
karakteristik yaitu : bandwidth, delay, load, relaibity yang
digunakan untuk membuat metric. Selain itu IGRP
melakukan routing update secara broadcast setiap 90 detik
secara default. IGRP adalah pendahulu dari EIGRP.
Menurut hendra wijaya (2001, h147) menambahkan
Tujuan dari IGRP yaitu:
1.
Penjaluran stabil pada jaringan yang kompleks dan
tidak ada pengulangan penjaluran.
2.
IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang
diperlukan untuk tugasnya.
3. Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
4. Mempertimbangkan perhitungan laju kesalahan dan
tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.
Perubahan
IGRP
kemudian
melalui
proses
pembaharuan Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
kemudian menjadi EIGRP (Enhanced IGRP), persamaannya
adalah IGRP dan EIGRP sama-sama kompatibel dan antara
43
router-router yang menjalankan EIGRP dan IGRP dengan
autonomous system yang sama akan langsung otomatis
terdistribusi.
Jadi perbedaan IGRP dan
disimpulkan
seperti berikut
EIGRP
EIGRP (Enhanced
dapat
IGRP)
meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian
sinyal Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) dan EIGRP
saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas
dengan ruter IGRP. EIGRP (Enhanced IGRP) mendukung
multiprotocol, tetapi IGRP tidak.
2.12.2.3 EIGRP
Menurut Todd Lamle (2013, p301) Enhanced
Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
adalah
distance vector routing protocol yang dimiliki oleh Cisco.
EIGRP
memiliki
melakukan
beberapa
unequal
cost
menggunakan algoritma
karakteristik yaitu dapat
load
balancing,
EIGRP
Diffusing Update Algortihm
(DUAL) untuk menghitung jalur terpendek. Menurut Todd
Lamle (2013, p316-317) yang memberikan keunggulan
yang nyata dibandingkan protocol propierty Cisco lainnya
ialah
protocol
distsnace-vektor
sudah
ditingkatkan,
sehingga memberika keunggulan dari protocol IGRP atau
pendahulunya. Ada sejumlah fitur yang kuat dan membuat
EIGRP jauh lebih baik dibandigkan IGRP dan protocol
lainya, yang utamanya ialah:
44
1. Mendukung Inthernet Protokol (IP), Internet Packet
Exchange (IPX) yaitu protokol jaringan komputer
yang digunakan oleh sistem operasi Novell NetWare,
dan AppleTalk untuk operasi IOS, melalui modulmodul yang bersifat protocol dependent (bergantung
pada protokol).
2. Pencarian network tetangga dengan pemilihan jalur
terbaik melalui Diffusing Update Algoritm (DUAL).
3. Komunikasi melalui Relaible Transport Protokol
(RTP).
Ada beberapa karakteristik dari Enhanced Interior Gateway
Routing Protocol (EIGRP), yaitu:
1.
Menggunakan protokol routing enhanced distance
vector.
2.
Menggunakan
algoritma
kombinasi
antara
distance vector dan link-state.
3.
Menggunakan
Diffusing
Update
Algorithm
(DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
2.12.2.4 OSPF
Menurut
Todd Lamle
(2013,
p396)
Open
Shortest Path First (OSPF) adalah link-state routing
protocol yang dibangun untuk menggantikan distance
vector routing
protocol
RIP (Routing
Information
Protocol). Open Shortest Path First (OSPF) memiliki
45
keuntungan dibandingkan
RIP (Routing Information
Protocol), karena Open Shortest Path First (OSPF)
memillki fitur fast convergence dan scalability untuk di
implementasikan di network yang besar. Open Shortest
Path First (OSPF) adalah classless routing protocol yang
menggunakan konsep area untuk scalability. Alasan untuk
menciptakan OSPF dalam rancangan hierarkis, diantarnya
yaitu untuk mengurangi overhead (waktu pemprosesan)
routing dan untuk mempercepat convergience, dalam hal
ini membuat konfigurasi OSPF lebih mudah, tetapi malah
menjadi lebih banyak dan sulit.
2.13 Load Balancing
Menurut Nurul Fadilah Zamzani, Secara harfiah load balancing
adalah pembagian beban secara seimbang. Sedangkan load balancing dalam
computer internetworking adalah proses distribusi beban terhadap sebuah
service yang ada pada sekumpulan server atau perangkat jaringan ketika ada
permintaan dari pengguna.
Menurut Iwan Rijayana, Load balancing atau penyeimbangan beban
dalam
jaringan
sangat
penting
bila
skala
dalam jaringan komputer
makin besar demikian juga traffic data yang ada dalam jaringan komputer
makin
lama
makin tinggi.
Layanan
Load Balancing
dimungkinkan
pengaksesan sumber daya dalam jaringan didistribusikan ke beberapa host
46
lainnya agar tidak terpusat sehingga untuk kerja jaringan komputer secara
keseluruhan bisa stabil.
GAMBAR 2.20 Load Balancing dengan 2 ISP/Provider (Sumarno, 2012)
Menurut Iwan Rijayana pada jurnalnya yang berjudul Teknologi Load
Balancing Untuk Mengatasi Beban Server, ada 4 algoritma load balancing
diantaranya:
2.13.1 Round Robin
Algoritma round robin merupakan algoritma yang
paling sederhana dan banyak digunakan oleh perangkat load
balancing. Algoritma ini membagi beban secara bergiliran dan
berurutan dari satu link ke link lain atau server dari server lain,
sehingga membentuk putaran. Misalkan suatu perusahaan
mempunyai tiga koneksi internet di satu router, koneksi
pertama di sebut Batman, koneksi kedua disebut Baskin dan
koneksi ketiga disebut Williams, maka konsep round-robin
adalah sang Robin akan selalu berpindah-pindah secara
47
berurutan mengambil source-address (bukan random). Misal
ada satu TCP session dari komputer di jaringan internal, maka
koneksi TCP tersebut tetap di source-address pertama hingga
sesi TCP selesai (menjadi Batman & Robin). Saat TCP session
Batman & Robin tersebut belum selesai, akan ada request
koneksi baru dari jaringan, maka sang Robin akan mengambil
source-address koneksi berikutnya, menjadi Baskin & Robin.
Dan seterusnya sang Robin akan me-round-round setiap
koneksi tanpa memperhatikan penuh atau tidaknya salah satu
koneksi.
2.13.2 Ratio
Algoritma berisi parameter yang diberikan untuk masingmasing server yang akan dimasukkan kedalam sistem load
balancing. Dari parameter ratio ini akan dilakukan pembagian
beban terhadap jalur link koneksi atau server-server yang
diberi rasio. Server atau jaringan dengan rasio terbesar diberi
beban besar dan server dengan rasio kecil akan diberi beban
kecil.
2.13.3 Fastest
Pembagian beban dengan mengutamakan jaringan atau
server-server yang memiliki respon yang paling cepat. Jaringan
yang memiliki respon yang paling cepat akan mengambil
beban pada saat permintaan masuk.
48
2.13.4 Least Connection
Algoritma Least Connection akan membagi beban
berdasarkan banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh
sebuah server. Server yang memiki koneksi paling sedikit akan
melayani permintaan yang masuk.
Menurut Iwan rijayana, ada beberapa perbandingan dalam teknik
load balancing tersebut yaitu dari sisi hardware dan software diataranya
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing antara lain:
1. Software load balancing
Dimana load balancing disebuah pc atau server, dan aplikasi
load balancing di install dan perlu dikonfigurasi sebelum dapat
berfungsi. Adanya kelebihan dan kekuranganya antara lain:
a. Kelebihan load balancer software:
1.
Lebih murah
2.
Beberapa software aplikasi memilki banyak
pilihan konfigurasi yang dapat di sesuaikan
dengan kebutuhan.
b. Kekurangan load balancer software:
1.
Sebagian besar aplikasi tidak dapat menangani
situs besar atau jaringan kompleks.
49
2.
Paket aplikasi yang akan mendukung sistem
yang lebih besar memerlukan jumlah hardware
lebih banyak.
2.
Hardware load balancing
Dimana load balancing berjalan di sebuah divice atau alat yang
sudah disiapkan dari pabrik dan siap digunakan, sehingga user
hanya perlu konfigurasi load balancing, tanpa harus harus
menginstall terlebih dahulu, tipe ini sangat banyak digunakan
oleh user atau perusahaan, dikarenakan kemudahaanya, adanya
kelebihan dan kekuranganya antara lain:
a. Kelebihan load balancer hardware:
1. Pendekatan biasanya lebih akurat dari pilihan
perangkat lunak.
2. Proses lalu lintas pada tingkat jaringan, yang
akan secara nominal lebih efisien daripada
dekripsi perangkat lunak.
3. Bekerja pada banyak OS atau platform.
b. Kekurangan load balancer hardware:
1. Biaya lebih tinggi dibandingkan software.
Menurut artikel penelitian yang dilakukan Cisco IOS Release (2006)
menambahkan bahwa Load balancing memiliki beberapa metode dalam
pendistribusian data pada jaringan, diantaranya:
50
a. Per-Paket Load Balancing
Metode ini memungkinkan distribusi lalu lintas di mode round
robin yang berarti bahwa dengan paket load balancing
diaktifkan, router mengirimkan satu paket untuk destination A
atas jalan pertama, paket kedua untuk tujuan yang sama atas
kedua jalan, dan sebagainya. Per paket beban balancing
digunakan untuk menghindari jalur kemacetan dan untuk
mengasuransikan pemanfaatan yang sama bagi semua jalur ke
tujuan yang sama.
b. Per-Destination Load Balancing
Ini adalah metode standar beban balancing diaktifkan pada
router. Paket untuk diberikan pasangan ke tujuan atau sumbertujuan akan mengambil jalan yang sama, bahkan jika beberapa
jalur yang tersedia. Sebagai contoh, diberikan dua jalur ke
jaringan yang sama, semua paket untuk destination A pada
jaringan yang pergi ke jalan atau jalur pertama, semua paket
untuk destination B pada jaringan yang pergi ke jalan kedua, dan
sebagainya. Jika sebagian besar lalu lintas adalah untuk satu
(sumber, tujuan), semua lalu lintas akan menggunakan jalan
yang sama untuk meninggalkan jalan lain yang tidak digunakan.
2.14 Failover
Menurut Tony Bourke (2001, p16), failover adalah sebuah konsep
sederhana, jika salah satu perangkat mengalami kegagalan maka sistem yang
lain akan mengambil tempat dan kemampuan sebuah sistem untuk dapat
51
mengambil alih fungsinya. Menurut Simmons dan Carstarphen (2012, p34)
heartbeat adalah pemeriksaan suatu jalur atau koneksi bila terjadi kerusakan
pada salah satu link atau koneksi dan dikirimkan ke antara node untuk
menjamin ketersedian setiap node.
GAMBAR 2.21 Heartbeat (Gerits Silvia, 2013)
Menurut Mcbee (2008, p457) failback adalah ketika layanan
mendeteksi heartbeat dari node yang gagal sebelumnya telah pulih, failback
dapat dimulai. Proses ini melalui step yang sama dengan failover, perbedaanya
hanya kembalinya node yang gagal yang telah di failover menjadi sedia kala
atau sedia kala.
GAMBAR 2.22 Failback (Gerits Silvia, 2013)
52
Menurut Tony Bourke (2001, p11), istilah failover hampir sama
bahkan serupa dengan istilah cluster service atau redundansi karena cluster
service tidak dapat dilepaskan dari layanan load balancing, dan mempunyai
tujuan untuk pencegahan kegagalan layanan bagi pengguna jaringan komputer
bila salah satu sistem atau aplikasi yang ada dalam jaringan komputer
mengalami kegagalan. Biasanya setelah layanan load balancing ini di
implementasikan maka cluster service juga di aplikasikan untuk membuat
cadangan sistem atau aplikasi yang berjalan dalam jaringan komputer. Menurut
Tony Bourke (2001, p17-19) ada 2 teknik dalam failover:
2.14.1 Active-Standby Scenario
Skenario aktif-standby adalah teknik yang paling
mudah untuk dipahami dan dilaksanakan. Satu jaringan atau
perangkat mengambil lalu lintas, sementara jaringan atau
perangkat lain menunggu bila terjadi jaringan yang mengalami
kegagalan. Sehingga Skenario aktif-standby memiliki komponen
yang jumlahnya lebih dari satu pada fungsi tertentu, dan satu
atau lebih komponen aktif sementara komponen lainnya akan
bekerja jika komponen aktif tersebut gagal melalui sebuah
proses switching.
53
GAMBAR 2.23 Active-Standby Scenario (Tony, 2011)
2.14.2 Active-Active Scenario
Ada beberapa variasi skenario aktif-aktif. Dalam
semua kasus, bagaimanapun, kedua unit menerima lalu lintas.
Dalam salah satu hal jaringan atau perangkat yang gagal, yang
lain mengambil alih fungsi unit yang gagal tersebut. Dalam satu
variasi, VeriSign Identity Protection (VIP) adalah Jaringan yang
menawarkan lapisan keamanan tambahan ketika user atau
pengguna masuk ke situs web yang menampilkan logo VeriSign
Identity Protection (VIP).
Bila ada situs yang menampilkan logo VIP berarti
situs yang dikunjungi aman. VeriSign Identity Protection (VIP)
didistribusikan antara dua balancers beban untuk berbagi lalu
lintas yang masuk (incoming). VeriSign Identity Protection
(VIP) 1 pergi ke load balancer A dan VeriSign Identity
Protection (VIP) 2 ke load balancer B. Seperti dalam semua
skenario aktif-aktif, jika salah satu penyeimbang beban harus
54
gagal, VeriSign Identity Protection (VIP) akan terus menjawab
pada satu yang tersisa, sehingga unit lain mengambil alih semua
fungsi. Scenario aktif-aktif memiliki pengertian bahwa kerja
sistem pada fungsi tertentu dilakukan oleh lebih dari satu
komponen secara bersamaan, dan jika salah satu komponen
gagal, maka komponen aktif lainnya akan mengambil alih fungsi
kerja tersebut.
GAMBAR 2.24 Active-Active Scenario (Tony, 2011)
Download