BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari kumpulan komputer yang saling terhubung satu dengan lain yang bertujuan untuk sharing informasi dan bertukar informasi komunikasi sumber daya. Setiap komputer atau perangkat peripheral yang terhubung disebut node, dan jaringan komputer yang terhubung paling sedikit memiliki 2 komputer di dalam jaringan yang memiliki banyak node puluhan bahkan jutaan sehingga terhubung satu dengan lain, dengan perantara memakai kabel tembaga, namun ada juga dengan fiber optick, Bluetooth, bahkan dengan teknologi satelit (Todd Lamle, 2013, p2). Menurut Edhy Sutanta (2005, p504) ada beberapa alasan perlunya komunikasi data dalam jaringan computer dan beberapa keuntungan yang diperoleh dalam jaringan adalah: 1. Transaksi yang sering terjadi pada tempat berbeda yang berjauhan dari tempat pengolahan data. 2. Penggunaan teknologi komunikasi yang didukung Komputer sering kali lebih efisien. 3. Penghematan biaya perangkat keras, dimana sebuah perangkat keras bisa digunakan secara bersama. Keuntungan yang diperoleh dari penerapan jaringan computer adalah: 1. Resource Sharing, yaitu dapat berbagai sumber daya, misalnya pemakaian printer atau peripheral yang 10 11 terhubung dalam jaringan. 1. File Sharing, antar computer dapat melakukan pertukaran data. 2. Reliabilitas tinggi, dengan meggunakan jaringan komputer maka akan memilki sumber alternative. 2.2 Jenis-Jenis Jaringan Komputer Berdasarkan Todd Lamle (2013, p3-p8) jaringan mempunyai jangkauan dan letak geografisnya yang dapat dibedakan menjadi : 2.2.1 Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) adalah jaringan komputer yang terhubung dalam satu area dan tidak begitu luas, seperti di gedung atau kantor. Pada jaringan LAN ada 2 tipe yaitu peer to peer, yaitu komputer yang terhubung dengan komputer ke jaringan sebagai workstation maupun server, satu lagi adalah jaringan client-server, dimana salah satunya berposisi sebagai server dan yang lain sebagai workstation. Sebuah LAN adalah salah satu contoh topologi physical dan topologi logical (Todd Lamle, 2013, p3). 12 GAMBAR 2.1 Topologi Local Area Network (Lammle todd, 2013) 2.2.2 Wide Area Network (WAN) Jaringan yang mencakup area luas dan mampu menjangkau batas profinsi atau satu atau terhubung antar negara satu ke negara lain, tanpa batasan wilayah di belahan bumi lain. Jaringan Wide Area Network (WAN) dapat menghubungkan satu komputer dengan komputer lain dengan satelit atau kabel di bawah laut. Topologi Wide Area Network (WAN) menggunakan topologi yang fleksibilitas yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang akan digunakan. Topologi jaringan ini meliputi server, workstation, pengkabelannya (Todd Lamle, 2013, p8). switch beserta 13 GAMBAR 2.2 Topologi Wide Area Network (Lammle Todd, 2013) 2.3 Topologi Jaringan Menurut Rene Molenaar (2012, p6-p8) topologi jaringan adalah, gambaran dari jaringan yang menjelaskan geometris yang dibagi menjadi 4 menjadi: 1. 2. 3. 4. 2.3.1 Bus Star Ring Mesh Topologi Bus GAMBAR 2.3 Topologi Bus (Molenaar Rene, 2011) 14 Topologi Bus adalah topologi yang menggunakan perangkat ethernet berupa kabel yang berfungsi sebagai media untuk transmisi data. Dalam topologi bus, computer yang terhubung mengirim dan menerima data melalui kabel sebagai pembawa sinyal, dan dalam topologi bus, jaringan hanya terhubung dengan satu jaluran (Todd Lamle, 2013, p11). 2.3.2 Topologi Star Jaringan dengan topologi star mempunyai cakupan yang lebih luas dan fleksibel dibandingakan dengan topologi bus. Dalam topologi star, setiap komputer pada jaringan akan berkomunikasi melalui hub atau switch dahulu sebelum menuju server yang dituju. Hub atau switch akan mentransmisikan ke seluruh komputer yang tersambung dalam jaringan. Dalam kelebihannya topologi ini mempunyai kemampuan bila terjadi kerusakan pada komputer maka akan berdampak pada komputer itu saja dan tidak berdampak pada komputer yang tersambung, dan bila salah satu kerusakan pada sisi kabel maka aka mengalami kerusakan yang berakibat pada seluruh jaringan. Topologi ini juga bisa dikembangan menjadi satu yaitu extended star. (Todd Lamle, 2013, p13). 15 GAMBAR 2.4 Topologi Star (Molenaar Rene, 2011) 2.3.3 Topologi Ring Jenis topologi ring ini, seluruh komputer dihubungkan menjadi satu membentuk lingkaran (ring) yang tertutup dan dibantu oleh Token, Token berisi informasi yang berasal dari komputer sumber yang akan memeriksa apakah informasi tersebut digunakan oleh titik yang bersangkutan, jika ada maka token akan memberikan data yang diminta oleh titik jaringan dan menuju ke titik berikutnya. Seluruh komputer akan menerima setiap signal informasi yang mengalir, informasi akan diterima jika memang sudah sesuai dengan alamat yang dituju, dan signal informasi akan diabaikan jika bukan merupakan alamatnya sendiri. Dengan kata lain proses ini akan berlanjut terus hingga sinyal data diterima ditujuan (Todd Lamle, 2013, p14). 16 GAMBAR 2.5 Topologi Ring (Molenaar Rene, 2011) 2.3.4 Topologi Mesh Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links). Topologi mesh digunakan ketika dibutuhkan jaringan yang tidak boleh kesalahan sedikitpun dalam komunikasi, contohnya sistem kontrol pembangkit tenaga nuklir (Todd Lamle, 2013, p15). 17 GAMBAR 2.6Topologi Mesh (Lamle Todd, 2013) 2.4 Arsitektur Protokol Jaringan Menurut Rene Molenaar (2012, p11-p12) terdapat 2 jenis arsitektur penting yang dipakai pada standar jaringan komputer, yaitu model OSI dan model TCP/IP, yaitu: 2.4.1 Model Referensi OSI Model Open Systems Interconnection (OSI) didasari atas usulan yang dikembangkan oleh International Standarts Organization (ISO) sebagai langkah pertama menuju Protocol International Standardization yang digunakan dalam berbagai lapisan dan telah direvisi pada tahun 1995. Model OSI terdiri atas tujuh Layer sehingga biasa disebut 7 OSI Layer. Model OSI hanya memberitahukan apa saja yang harus dilakukan setiap Layer (Rene Molenaar, 2012, p11-p12). 18 Gambar 2.7 OSI Layer Sehingga, setiap Layer (Upper Layer) menangani fungsi-fungsi yang ada di dalamnya dan bergantung pada Layer (Lower Layer) dibawahnya. Tujuh Model OSI Layer adalah sebagai berikut : 2.4.1.1 Lapisan Fisik (Physical Layer) Lapisan ini berfungsi untuk pengiriman dan menerjemahkan media transmisi jaringan berupa data-data yang diterjemahkan menjadi bit-bit/sinyal analog dan diteruskan melalui media kabel bisa juga Lapisan ini menjelaskan hal-hal seperti level tegangan, waktu, fisik data, konektor fisik dan sebagainya (Edy sutanta, 2005, h524). 19 2.4.1.2 Lapisan Data Link (Data Link Layer) Berfungsi membagi data menjadi paket-paket dan menangani pengiriman data. Sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasikan data tersebut ke saluran bebas kesalahan transmisi, dengan memecah data menjadi frame. Pada lapisan penanganan inijuga error pengalamatan MAC dilakukan pemeriksaan dan apabila terjadi kesalahan antara address dan hardware penghubung jaringan lainnya seperti hub, Switch, repeater (Edy sutanta, 2005, h524). 2.4.1.3 Lapisan Network (Network Layer) Berfungsi mengendalikan operasi subnet, menentukan bagaimana route pengiriman paket dari sumber ke tujuan. Mengatur sistem transmisi dan pencarian jalur/route (Edy sutanta, 2005, h524). 2.4.1.4 Lapisan Transport (Transport Layer) Berfungsi unutk memahami media pengiriman yang dipakai, seperti multiplexing, arah dan kecepatan. Menerima data dari session layer, membuat koneksi jaringan yang berbeda bagi setiap koneksi (Edy sutanta, 2005, h524). 20 2.4.1.5 Lapisan Session (Session Layer) Berfungsi unutk mempertahankan jalur yang dilalui oleh data, antar-muka antar user dan jaringan. Mengendalikan dialog (manajemen token) dan sinkronisasi bila terjadi crash data (Edy sutanta, 2005, h524). 2.4.1.6 Lapisan Presentasi (Presentation Layer) Berfungsi unutk mengatur data struktur, mengkonversi dari representasi komputer menjadi standar jaringan dan sebaliknya, encoding data, memberikan penyelesaian umum kepada user, seperti encryption dan data compression (Edy sutanta, 2005, h524). 2.4.1.7 Lapisan Aplikasi (Application Layer) Berfungsi unutk memberikan fasilitas aplikasi jaringan untuk user, seperti database jaringan (Oracle, Mysql, Postgress), word processing, dll (Edy sutanta, 2005, h524). 2.4.2 Model Referensi TCP/IP Layer Menurut Rene Molenaar (2012, p14-p15) model TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) merupakan hasil eksperimen dan pengembangan terhadap ARPANET (Advanced Research Project Agency Network). ARPANET (Advanced Research 21 Project Agency Network) adalah sebuah badan research network yang disponsori oleh DoD (Department of Defence) Amerika Serikat. GAMBAR 2.8 TCP/IP Layer Menurut Onno W. Purbo (2000, h21), arsitektur Open Systems Interconnection (OSI) hampir sama dengan arsitektur model OSI tetapi pada layer TCP/IP lebih dipersingkat lagi ketimbang pada model OSI, arsitektur TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) menggunakan prinsip Layering, dimana fungsi-fungsi komunikasi dibagi atas beberapa Layer. Tiap Layer bertanggung jawab atas sebagian fungsi unutk melayani Layer diatasnya dan bertanggung jawab pada Layer di bawahnya untuk melakukan fungsi yang lebih pada Layer-Layer arsitektur TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) terbagi atas : 2.4.2.1 Application Layer Application merupakan Layer paling atas pada model TCP/IP, yang bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada 22 aplikasi terhadap layanan jaringan (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) yaitu protocol untuk menentukan alamat ip secara dinamis ke pengguna, Domain Name System (DNS) yaitu distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer di jaringan yang menggunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Hypertext Transfer Protocol (HTTP) yaitu sebuah protokol jaringan lapisan aplikasi yang digunakan untuk sistem informasi terdistribusi, kolaboratif, dan menggunakan hipermedia., File Transfer Protocol (FTP) yaitu protokol yang berfungsi untuk tukarmenukar file dalam suatu network yang mensupport TCP/IP protokol. Telnet (Telecommunication network) yaitu protocol yang memungkinkan seorang user dapat log on dan bekerja pada sistem jarak jauh, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) protokol yang umum digunakan untuk pengiriman surat elektronik di Internet, Simple Network Management Protocol (SNMP) merupakan protokol yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen jaringan., dan masih banyak protokol lainnya (Edy sutanta, 2005, h525). 2.4.2.2 Transport Layer Transport berguna untuk membuat komunikasi menggunakan sesi koneksi yang bersifat connection-oriented atau broadcast yang bersifat connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Diagram Protocol 23 (UDP), (Edy sutanta, 2005, h525). Menurut Rene Molenaar (2012, p28) ada dua tipe protocol end to end yaitu: a. TCP (Transmision Control Protocol) Menurut Rene Molenaar (2012, p28) merupakan protokol reliable connection-oriented yang mengijinkan sebuah aliran byte yang berasal pada suatu mesin untuk dikirimkan tanpa error. TCP (Transmision Control Protocol) memecah aliran byte dan merakit kembali pesan-pesan saat diterima. TCP (Transmision Control Protocol) juga menangani pengendalian aliran untuk memastikan bahwa pengirim yang cepat tidak akan membanjiri pesan-pesan yang akan diterima penerima yang lambat. b. UDP (User Datagram Protocol) Menurut Rene Molenaar (2012, p28) merupakan protokol yang tidak reliable dan connectionless bagi aplikasiaplikasi yang tidak memerlukan pengurutan TCP atau pengendalian aliran dan bagi aplikasi-aplikasi yang ingin melayani dirinya sendiri. UDP (User Datagram Protocol) biasa digunakan pada percakapan atau video. Sehingga paket dikirim ke setiap port, tanpa adanya pegecekan pada alamat paket tersebut. 24 2.4.2.3 Internet Layer Internet berfungsi untuk melakukan pemetaan (routing) dan mengirimkan paket yang telah terenkapsulasi dari paket-paket data jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP) yaitu deretan angka biner antara 32bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi jaringan, Address Resolution Protocol (ARP) menerjemahkan pengalamatan dari nomor IP (IP Address) menjadi MAC (Media Access Control)., Internet control Message Protocol (ICMP) protokol yang bertugas mengirimkan pesan-pesan kesalahan, dan InternetGroup Management Protocol (IGMP) protokol komunikasi yang digunakan untuk mengelola keanggotaan Internet Protocol multicast grup (Edy sutanta, 2005, h525). 2.4.2.4 Network Layer Network Interface berfungsi untuk meletakkan frame-frame jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP (Transmision Control Protocol/ Internet Protokol) dapat bekerja dengan banyak teknologi Transport, mulai dari teknologi Transport dalam LAN (Local Area Network) dan WAN (seperti halnya dial-up model yang berjalan di atas Public Switched Telephone Network (PSTN) merupakan jaringan telpon tetap dengan kabel, Integrated Services Digital Network (ISDN) suatu sistem telekomunikasi di mana layanan antara data, suara, dan gambar diintegrasikan ke dalam suatu jaringan, serta Asynchronous Transfer Mode (ATM) teknologi 25 yang dapat digunakan oleh semua user dan merupakan sebuah jaringan publik sebagaimana halnya Internet (Edy sutanta, 2005, h526). 2.5 Jenis – Jenis Kabel Jaringan Menurut Edy Sutanta (2005, h511-h512) dalam membangun sebuah jaringan komputer (baik jaringan sederhana maupun besar) memakai beragam tipe media transmisi yang berbeda. Fungsi sebuah media pada dasarnya adalah mengantarkan arus informasi melalui sebuah jaringan, sedangkan bentuk media itu sendiri berbeda-beda, umumnya berupa kabel, dan fiber. Pada jaringan wireless, medium yang digunakan adalah atmosfir atau ruang udara terbuka. Media-media umum jaringan komputer itu antara lain: 2.5.1 Coaxial Cable. Umumnya kabel coaxial digunakan sebagai media transmisi pada LAN. Kabel ini juga dapat mengirimkan data suara dan gambar. Kabel coaxial terdiri dari kabel inti dan kabel pelindung. Kabel inti terletak dibagian tengah, terbuat dari kawat pelindung. GAMBAR 2.9 Coaxial Cable (Micro Andi, 2012) Didalam LAN (Local Area Network), kabel coaxial mempunyai nilai plus yang tidak dipunyai kabel STP (Shield Twisted Pair) 26 dan UTP (Unshield Twisted Pair), yaitu jarak maximum yang dapat digunakan tanpa menggunakan bantuan repeater. Repeater adalah alat yang memperkuat signal di dalam jaringan agar bisa meng-cover jarak yang jauh. Coaxial kabel lebih murah dari fiber optic dan teknologinya lebih dikenal umum. Kebanyakan digunakan pada alat-alat telekomunikasi, seperti: Telivisi kabel (kabel vision). Saat sekarang ini jenis Coaxial kabel sudah jarang dipakai pada jaringan Ethernet. 2.5.2 Kabel Twisted Pair Sistem jaringan tertua yang masih menggunakan kabel twisted pair untuk melakukan transmisi data. Kabel twisted pair adalah kabel telepon biasa. Terdiri dari dua buah kabel kawat tembaga. Ada 2 macam kabel twisted pair yaitu shielded twisted pair dan unshielded twisted pair, kemajuan ini ditandai dengan bertambahnya kabel kawat didalam peningkatan kecepatan laju data. GAMBAR 2.10 STP Cabel (Micro Andi, 2012) 27 GAMBAR 2.11 UTP Cabel (Micro Andi, 2012) 2.5.3 Serat Optik / Fiber Optik Kabel ini muncul pada akhir 70-an di dunia komunikasi. Mula-mula hanya untuk jaringan metropolitan, tetapi lambat laun karena harganya turun dipakai untuk LAN (Local Area Network) kabel ini memiliki lebar pita yang panjang, dapat menghubungkan komputer dengan jarak 800 km tanpa bantuan alat penguat sinyal dan kecepatan transmisinya mencapai 500 Mbps. GAMBAR 2.12 Optick Cabel (Micro Andi, 2012) 2.5.4 Microwave / Gelombang Radio Jaringan komputer menggunakan saluran kabel akan mengalami masalah apabila harus melewati medan berat, untuk itu jenis perangkat komunikasi ini menjadi alternatife yang 28 mampu menghubungkan 2 buah komputer bila letaknya berjauhan, maka diperlukan repeater yang berfungsi untuk memancarkan sinyal ke satu tujuan. 2.6 Peralatan Jaringan Menurut Andi Micro (2012, h1) Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagai sumber daya. Peralatan jaringan yang umum dipakai adalah: 2.6.1 Modem Berasal dari singkatan modulator demulator, merupakan bagian atau alat untuk mengubah sinyal analog ke sinyal digital untuk dimengerti oleh komputer. Menurut Andi Micro (2012, h1) modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa dan siap untuk dikirim, sedangkan demulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan keduanya, artinya modem adalah alat komunikasi 2 arah. Jenis Modem: 2.6.1.1 Modem ADSL Modem teknologi ADSL (Asimetric Digital Subscribe Line) yang memungkinkan berselancar internet dan menggunakan telepon analog secara berbarengan. 29 Untuk ADSL (Asimetric Digital Subscribe Line) diberikan sebuah alat yang disebut Splitter atau pembagi Line, berguna untuk menghilangkan gangguan ketika anda sedang menggunakan ADSL (Asimetric Digital Subscribe Line) modem, dengan bersamaan, Splitter sehingga keduanya pengguna dapat berjalan dapat menjawab dan menelpon seseorang dengan telepon biasa. Di sisi lain pegguna tetap dapat terkoneksi dengan internet melalui ADSL modem (Andi Micro, 2012, h1). GAMBAR 2.13 Modem ADSLl (Micro Andi, 2012) 2.6.1.2 Modem Satelit/VSAT Menurut Andi Micro (2012, h5) VSAT singkatan dari Very Small Aperture Terminal adalah stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antenna penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari 3 meter, fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya diatas bumi. Menurut Andi Micro (2012, h6) Komponen VSAT, terdiri 30 dari: GAMBAR 2.14 Parabola VSAT (Micro Andi, 2012) a. Unit Luar (Outdoor Unit (ODU)): 1. Antena atau parabola ukuran 2 hingga 4 kaki yang dipasang pada atap, atau dinding. 2. Buc (Block Up Converter) yang menghantarkan sinyal informasi ke satelit, disebit transmitter. 3. LNB (Low Noise Block Up) yang menerima sinyal informasi dari satelit yang disebut receiver. b. Unit dalam (Indoor Unit (IDU)): 1. Modem adalah sebuah alat dipanggil Return Channel Satelite Terminal yang menyambungkan dari unit dengan IFL kabel dengan ukuran 50 meter. 2. IFL (Inter Facility Link) merupakan media penghubung antara ODU & IDU, biasanya berupa kabel dengan jenis koaksial dan konektor jenis BNC (Bayonet NeillConection). 31 GAMBAR 2.15 Modem VSAT (Micro Andi, 2012) 2.6.2 Komponen Fisik dalam jaringan 2.6.2.1 Switch Menurut Andi Micro (2012, h10) pada switch, frame diteruskan berdasarkan MAC address yang disimpan dalam table MAC Address yang dimiliki switch. Switch bekerja pada layer 2 (Data Link) pada model OSI. Cara kerja switch: 1. Pada saat frame diterima switch, akan diperiksa apakah MAC address (dalam table MAC Address) yang dituju tersambung pada port yang sama dengan MAC address pengirim. 2. Jika pada port yang sama maka pengiriman frame tidak diteruskan. 3. Jika tidak, maka frameakan diteruskan ke port jaringan yang mengandung MAC address tujuan. 4. Dengan demikian terbentuk jalur logikal dalam switch antar membuat dua buah komputer/end-device yang berkomunikasi, sehingga perangkat jaringan lainnya tidak terganggu. kini switch memiliki perbedaan secara fungsional. Pertama, switch dapat menangani beberapa sambungan sekaligus. 32 Artinya switch dapat mengirim dan menerima frame-frame secara bersamaan (full-duplex). Ada dua jenis switch: a. Unmanageable switch. Unmanageable switch hampir sama dengan hub tetapi jauh lebih cepat dan data hanya dikirimkan kepada port yang memiliki jaringan yang dituju (Andi Micro, 2012, h11). GAMBAR 2.16 Switch Unmanagble (Micro Andi, 2012) b. Manageable switch Manageable switch tidak hanya memiliki kemampuan yang sama, juga ditambah dengan kemampuan untuk membuat Virtual LAN dengan melakukan setting terhadap switch, sehingga dapat diatur pengiriman data hanya dari dan ke jaringan tertentu (Andi Micro, 2012, h11). GAMBAR 2.17 Switch Managble (Micro Andi, 2012) Menurut Andi Micro (2012, h11) berdasarkan cara untuk meneruskan data, switch dibedakan menjadi 2 tipe: 1. Switch “Store and forward” (simpan dan teruskan) menerima dan menyimpan seluruh frame secara 33 utuh di dalam buffer, sebelum mengirimkan kembali frrame tersebut. Hal ini memungkinkan switch membaca dan menghitung checksum yang ada pada akhir frame untuk memastikan bahwa frame tidak rusak. 2. Switch “cut through” (lewatkan saja) hanya membaca alamat tujuan dan mengirimkan kembali frame tersebut, termasuk frame yang mengalami kerusakan, namun memiliki kinerja yang lebih cepat dibanding tipe “store and forward”. 2.6.2.2 Router Router adalah peralatan jaringan yang beroperasi pada layer OSI 3 (network layer). Beberapa router bergabung, menghubungkan beberapa segment jaringan atau bahkan seluruh jaringan. Router mengirimkan data berdasarkan informasi pada layer 3 (Onno W. Purbo, 2000, h34). Proses routing dapat dilakukan dengan memasukkan informasi suatu alamat jaringan secara manual kedalam tabel routing ataupun dengan bantuan protokol routing. Cara kerja router yaitu membaca informasi ip address dari paket yang diterimanya dan meneruskan ke jaringan yang dituju. Router berbeda dengan switch. Switch tidak dapat membaca ip address, melainkan MAC address. Switch hanya meneruskan frame ke alamat MAC address yang dituju. Perlu diketahui 34 juga bahwa router melakukan modifikasi terhadap MAC address pada frame. Ketika suatu frame ditujukan ke router, maka MAC address tersebut ditujukan ke MAC address router, kemudian router meneruskan frame tersebut dengan mengganti MAC address router dengan MAC address perangkat tujuan. Selain itu, MAC address dari perangkat pengirim juga diubah menjadi MAC address dari router. 2.6.2.3 NIC (Network Interface Card) / LAN Card Network Interface Card adalah expansion board yang digunakan supaya jaringan, sebagian komputer dapat dihubungkan besar NIC (Network dengan Interface Card) dirancang untuk jaringan, protocol, dan media tertentu. NIC (Network Interface Card) biasa disebut LAN Card (Local Area Network) (Andi Micro, 2012, h11). GAMBAR 2.18 NIC Card (Micro Andi, 2012) 2.6.2.4 Repeater Fasilitas paling sederhana dalam jaringan komputer adalah repeater, fungsi utama repeater adalah menerima sinyal dari satu segmen kabel LAN dan memancarkannya kembali dengan 35 kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada segmen (satu atau lebih) kabel LAN yang lain, dengan adanya repeater ini, jarak antar dua jaringan komputer bisa diperjauh (Onno W. Purbo, 2000, h33). 2.6.2.5 Bridge Sebuah bridge meneruskan paket dari satu segmen LAN ke segmen lain, tetapi bridge lebih flexsibel dan lebih cerdas dbandingkan dengan repeater. Bridge bekerja dengan meneruskan paket Ethernet dari satu jaringan ke jaringan lain. Bridge mampu memisahkan strafik karena mengimplementasikan mekanisme pemfilteran frame. Bedanya dengan hub adalah bridge adalah bridge melaksanakan pemeriksaan terhadap data yang datang, dan membuat keputusan apakah data ituboleh dilewatkan atau tidak. Bridge bekerja pada lapisan 2 OSI (misalnya MAC Address) (Onno W. Purbo, 2000, h33-h34). 2.7 IP Address Menurut Onno W. Purbo (2000, h65-h71) semua host dan router didalam internet memiliki IP (Internet Protokol). Kombinasi dari IP (Internet Protokol) harus unik pada dasarnya, dari dua mesin di dalam internet tidak boleh memiliki IP (Internet Protokol) address yang sama. Semua alamat Ip version 4 mempunyai panjang 32 bit dan digunakan dalam field-field source address dan destination address paket IP (Internet Protokol). Berikut klasifikasi masingmasing kelas : 36 2.7.1 IP Kelas A IP kelas A dibuat untuk network yang berskala besar dimana IP kelas A dapat menampung 16.777.214 host per network dan terdapat 128 network didalamnya. Range dari IP kelas A adalah 1.0.0.0 – 126.255.255.255 (Onno W. Purbo, 2000, h65-h71). 2.7.2 IP Kelas B IP Kelas B digunakan untuk network skala sedang sampai skala besar dengan jumlah host yang dapat mencapai 65.534 hosts per network dan terdapat 16.384 network didalamnya. IP kelas B memiliki range dari 128.0.0.0 – 191.255.255.255 dengan default subnet mask yaitu 255.255.0.0 dimana 2 octet awal mewakili network address dan 2 octet sisanya mewakili host address (Onno W. Purbo, 2000, h65-h71). 2.7.3 IP Kelas C IP Kelas C digunakan untuk network skala kecil yang dapat menampung 254 hosts dan 2.097.152 network didalamnya dengan default subnet mask yaitu 255.255.255.0. 3 octet awal mewakili network address dan 1 octet sisanya mewakili sebagai host address. Range ip kelas C dari 192 .0.0.0 – 223.255.255.255 (Onno W. Purbo, 2000, h65-h71). 2.7.4 IP Kelas D IP Kelas D digunakan untuk kepentingan multicast, dimana pengirim dapat mengirimkan paket berupa datagram hanya ke suatu 37 group network tertentu. Range IP kelas D dimulai dari 224.0.0.0 – 239.255.255.255 (Onno W. Purbo, 2000, h65-h71). 2.7.5 IP Kelas E IP Kelas E digunakan untuk keperluan eskperimental dan penelitian. Range dari IP Kelas E adalah 240.0.0.0- 255.255.255.254 (Onno W. Purbo, 2000, h65-h71). 2.8 Private dan Public Address 2.8.1 Private Address Menurut Andi Micro (2012, h30) Private address adalah blok alamat yang digunakan didalam jaringan private dimana hosthost yang tidak memerlukan akses internet dapat menggunakan alamat private ini. Blok alamat dari masing-masing kelas untuk ip private sebagai berikut : Kelas A : 10.0.0.0 – 10.255.255.255 Kelas B : 172.16.0.0 – 172.31.255.255 Kelas C : 192.168.0.0 – 192.168.255.255 Tetapi jaringan internal tetap harus memperhatikan desain dari alamat network untuk memastikan host-host didalam jaringan private menggunakan IP address yang unik didalam lingkungan jaringan tersebut. Tidak dipungkiri bahwa beberapa host yang berbeda jaringan mungkin menggunakan private address yang sama. 38 2.8.2 Public Address Pada umumnya alamat IP versi 4 adalah public address. Selain dari ip diatas merupakan ip public. 2.9 Ethernet Ethernet adalah Protokol MAC yang merupakan salah satu cara untuk mengatur akses fisik ke media transmisi jaringan. Ethernet adalah salah satu jenis skenario perkabelan dan pemrosesan sinyal untuk data jaringan komputer yang dikembangkan oleh Robert Metcalfe dan David Boggs di Xerox Palo Alto Research Center (PARC) pada tahun 1972. Asal Ethernet bermula dari sebuah pengembangan WAN di University of Hawaii pada akhir tahun 1960 yang dikenal dengan naman "ALOHA". Universitas tersebut memiliki daerah geografis kampus yang luas dan berkeinginan untuk menghubungkan komputer-komputer yang tersebar di kampus tersebut menjadi sebuah jaringan komputer kampus. Standar IEEE selanjutnya diadopsi oleh International Organization for Standardization (ISO), sehingga menjadikannya sebuah standar internasional dan mendunia yang ditujukan untuk membentuk jaringan komputer. Karena kesederhanaan dan keandalannya, Ethernet pun dapat bertahan hingga saat ini, dan bahkan menjadi arsitektur jaringan yang paling banyak digunakan (Onno W. Purbo, 2000, h36). 2.10 Network Address Translation (NAT) Menurut Andi Micro (2012, h31) Network address translation memiliki mekanisme yaitu untuk menerjemahkan alamat private ke alamat public. NAT (Network address translation) di implementasikan pada ujung dari 39 suatu jaringan private. Tanpa system penerjemah, host yang menggunakan private address didalam network tidak dapat mengakses internet. 2.11 Subnetting Menurut Andi Micro (2012, h33) Subnetting menyediakan cara mudah yang sangat bagus untuk mengurangi total number dari network number yang ditugaskan. Idenya adalah mengambil single IP (Internet Protokol) network number dan membagikan IP address dengan network number ke beberapa physical network. GAMBAR 2.19 Network Address dan Broadcast Addrsess (Micro Andi, 2012) 2.11.1 Subnet Mask Menurut Andi Micro (2012, h34) Subnet mask adalah binary number yang dapat digunakan untuk melakukan beberapa kalkulasi dari alamat TCP/IP untuk menentukan Network ID dari Host ID. Subnet mask dibutuhkan untuk semua host. Menggunakan Class A, B, C mempunyai default subnet mask yang sudah ada. Berikut default subnet mask dari masing-masing kelas IP : 40 2.12 Routing Menurut Hendra Wijaya (2001, h137-h152) pada saat pengiriman paket, paket tersebut dapat melewati jaringan yang berbeda. Intermediary device, seperti router adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk menghubungkan antara jaringan tersebut. Selain itu, peran dari router adalah untuk memilih jalur terbaik dan membawa paket ke tujuan, proses tersebut dinamakan routing. 2.12.1 Static Route Static route pada umumnya digunakan saat mengirimkan paket dari jaringan ke internet yang hanya memiliki 1 jalur. Static route tidak membutuhkan banyak proses dan tidak menghabiskan sumber daya dibandingkan dynamic route. Static route dikonfigurasi secara manual oleh administrator (Hendra Wijaya, 2001, h137-h152). 2.12.2 Dynamic Route Menurut Hendra Wijaya (2001, h137-h152) Dynamic Route mempelajari rute sendiri dimana rute yang terbaik maka itu yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah jaringan ke jaringan lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic 41 routing berubah sesuai dengan informasi yang didapatkan oleh router. Menurut Todd Lamle (2013, p296) Dynamic route ini digunakan apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh routing protocol. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi secara dinamis yang mengikuti perubahan kondisi jaringan. Routing protocol mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Routing protocol dirancang tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama putus, namun juga dirancang untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Router saling bertukar informasi agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima routing table. Berikut protocol Dynamic Routing : 2.12.2.1 RIP Menurut Todd Lamle (2013, p299) Routing Information Protocol (RIP) ditentukan di RFC (Request For Comments) 1058 salah satu dari seri dokumen infomasi dan standar Internet bernomor yang diikuti secara luas oleh perangkat lunak untuk digunakan dalam jaringan. Routing Information Protocol (RIP) yaitu menggunakan hop count sebagai metrik untuk memiliki jalur terbaik, jika jumlah hop untuk network lebih dari 15 42 maka RIP tidak bisa memenuhi rute ke jaringan (Destination unreachable), Routing update dikirim secara broadcast atau multicast setiap 30 detik secara default. 2.12.2.2 IGRP Menurut Hendra Wijaya (2001, h137-h152) Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah protokol yang dimiliki oleh Cisco. IGRP memiliki beberapa karakteristik yaitu : bandwidth, delay, load, relaibity yang digunakan untuk membuat metric. Selain itu IGRP melakukan routing update secara broadcast setiap 90 detik secara default. IGRP adalah pendahulu dari EIGRP. Menurut hendra wijaya (2001, h147) menambahkan Tujuan dari IGRP yaitu: 1. Penjaluran stabil pada jaringan yang kompleks dan tidak ada pengulangan penjaluran. 2. IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya. 3. Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel. 4. Mempertimbangkan perhitungan laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda. Perubahan IGRP kemudian melalui proses pembaharuan Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) kemudian menjadi EIGRP (Enhanced IGRP), persamaannya adalah IGRP dan EIGRP sama-sama kompatibel dan antara 43 router-router yang menjalankan EIGRP dan IGRP dengan autonomous system yang sama akan langsung otomatis terdistribusi. Jadi perbedaan IGRP dan disimpulkan seperti berikut EIGRP EIGRP (Enhanced dapat IGRP) meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan ruter IGRP. EIGRP (Enhanced IGRP) mendukung multiprotocol, tetapi IGRP tidak. 2.12.2.3 EIGRP Menurut Todd Lamle (2013, p301) Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) adalah distance vector routing protocol yang dimiliki oleh Cisco. EIGRP memiliki melakukan beberapa unequal cost menggunakan algoritma karakteristik yaitu dapat load balancing, EIGRP Diffusing Update Algortihm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek. Menurut Todd Lamle (2013, p316-317) yang memberikan keunggulan yang nyata dibandingkan protocol propierty Cisco lainnya ialah protocol distsnace-vektor sudah ditingkatkan, sehingga memberika keunggulan dari protocol IGRP atau pendahulunya. Ada sejumlah fitur yang kuat dan membuat EIGRP jauh lebih baik dibandigkan IGRP dan protocol lainya, yang utamanya ialah: 44 1. Mendukung Inthernet Protokol (IP), Internet Packet Exchange (IPX) yaitu protokol jaringan komputer yang digunakan oleh sistem operasi Novell NetWare, dan AppleTalk untuk operasi IOS, melalui modulmodul yang bersifat protocol dependent (bergantung pada protokol). 2. Pencarian network tetangga dengan pemilihan jalur terbaik melalui Diffusing Update Algoritm (DUAL). 3. Komunikasi melalui Relaible Transport Protokol (RTP). Ada beberapa karakteristik dari Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP), yaitu: 1. Menggunakan protokol routing enhanced distance vector. 2. Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state. 3. Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek. 2.12.2.4 OSPF Menurut Todd Lamle (2013, p396) Open Shortest Path First (OSPF) adalah link-state routing protocol yang dibangun untuk menggantikan distance vector routing protocol RIP (Routing Information Protocol). Open Shortest Path First (OSPF) memiliki 45 keuntungan dibandingkan RIP (Routing Information Protocol), karena Open Shortest Path First (OSPF) memillki fitur fast convergence dan scalability untuk di implementasikan di network yang besar. Open Shortest Path First (OSPF) adalah classless routing protocol yang menggunakan konsep area untuk scalability. Alasan untuk menciptakan OSPF dalam rancangan hierarkis, diantarnya yaitu untuk mengurangi overhead (waktu pemprosesan) routing dan untuk mempercepat convergience, dalam hal ini membuat konfigurasi OSPF lebih mudah, tetapi malah menjadi lebih banyak dan sulit. 2.13 Load Balancing Menurut Nurul Fadilah Zamzani, Secara harfiah load balancing adalah pembagian beban secara seimbang. Sedangkan load balancing dalam computer internetworking adalah proses distribusi beban terhadap sebuah service yang ada pada sekumpulan server atau perangkat jaringan ketika ada permintaan dari pengguna. Menurut Iwan Rijayana, Load balancing atau penyeimbangan beban dalam jaringan sangat penting bila skala dalam jaringan komputer makin besar demikian juga traffic data yang ada dalam jaringan komputer makin lama makin tinggi. Layanan Load Balancing dimungkinkan pengaksesan sumber daya dalam jaringan didistribusikan ke beberapa host 46 lainnya agar tidak terpusat sehingga untuk kerja jaringan komputer secara keseluruhan bisa stabil. GAMBAR 2.20 Load Balancing dengan 2 ISP/Provider (Sumarno, 2012) Menurut Iwan Rijayana pada jurnalnya yang berjudul Teknologi Load Balancing Untuk Mengatasi Beban Server, ada 4 algoritma load balancing diantaranya: 2.13.1 Round Robin Algoritma round robin merupakan algoritma yang paling sederhana dan banyak digunakan oleh perangkat load balancing. Algoritma ini membagi beban secara bergiliran dan berurutan dari satu link ke link lain atau server dari server lain, sehingga membentuk putaran. Misalkan suatu perusahaan mempunyai tiga koneksi internet di satu router, koneksi pertama di sebut Batman, koneksi kedua disebut Baskin dan koneksi ketiga disebut Williams, maka konsep round-robin adalah sang Robin akan selalu berpindah-pindah secara 47 berurutan mengambil source-address (bukan random). Misal ada satu TCP session dari komputer di jaringan internal, maka koneksi TCP tersebut tetap di source-address pertama hingga sesi TCP selesai (menjadi Batman & Robin). Saat TCP session Batman & Robin tersebut belum selesai, akan ada request koneksi baru dari jaringan, maka sang Robin akan mengambil source-address koneksi berikutnya, menjadi Baskin & Robin. Dan seterusnya sang Robin akan me-round-round setiap koneksi tanpa memperhatikan penuh atau tidaknya salah satu koneksi. 2.13.2 Ratio Algoritma berisi parameter yang diberikan untuk masingmasing server yang akan dimasukkan kedalam sistem load balancing. Dari parameter ratio ini akan dilakukan pembagian beban terhadap jalur link koneksi atau server-server yang diberi rasio. Server atau jaringan dengan rasio terbesar diberi beban besar dan server dengan rasio kecil akan diberi beban kecil. 2.13.3 Fastest Pembagian beban dengan mengutamakan jaringan atau server-server yang memiliki respon yang paling cepat. Jaringan yang memiliki respon yang paling cepat akan mengambil beban pada saat permintaan masuk. 48 2.13.4 Least Connection Algoritma Least Connection akan membagi beban berdasarkan banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh sebuah server. Server yang memiki koneksi paling sedikit akan melayani permintaan yang masuk. Menurut Iwan rijayana, ada beberapa perbandingan dalam teknik load balancing tersebut yaitu dari sisi hardware dan software diataranya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing antara lain: 1. Software load balancing Dimana load balancing disebuah pc atau server, dan aplikasi load balancing di install dan perlu dikonfigurasi sebelum dapat berfungsi. Adanya kelebihan dan kekuranganya antara lain: a. Kelebihan load balancer software: 1. Lebih murah 2. Beberapa software aplikasi memilki banyak pilihan konfigurasi yang dapat di sesuaikan dengan kebutuhan. b. Kekurangan load balancer software: 1. Sebagian besar aplikasi tidak dapat menangani situs besar atau jaringan kompleks. 49 2. Paket aplikasi yang akan mendukung sistem yang lebih besar memerlukan jumlah hardware lebih banyak. 2. Hardware load balancing Dimana load balancing berjalan di sebuah divice atau alat yang sudah disiapkan dari pabrik dan siap digunakan, sehingga user hanya perlu konfigurasi load balancing, tanpa harus harus menginstall terlebih dahulu, tipe ini sangat banyak digunakan oleh user atau perusahaan, dikarenakan kemudahaanya, adanya kelebihan dan kekuranganya antara lain: a. Kelebihan load balancer hardware: 1. Pendekatan biasanya lebih akurat dari pilihan perangkat lunak. 2. Proses lalu lintas pada tingkat jaringan, yang akan secara nominal lebih efisien daripada dekripsi perangkat lunak. 3. Bekerja pada banyak OS atau platform. b. Kekurangan load balancer hardware: 1. Biaya lebih tinggi dibandingkan software. Menurut artikel penelitian yang dilakukan Cisco IOS Release (2006) menambahkan bahwa Load balancing memiliki beberapa metode dalam pendistribusian data pada jaringan, diantaranya: 50 a. Per-Paket Load Balancing Metode ini memungkinkan distribusi lalu lintas di mode round robin yang berarti bahwa dengan paket load balancing diaktifkan, router mengirimkan satu paket untuk destination A atas jalan pertama, paket kedua untuk tujuan yang sama atas kedua jalan, dan sebagainya. Per paket beban balancing digunakan untuk menghindari jalur kemacetan dan untuk mengasuransikan pemanfaatan yang sama bagi semua jalur ke tujuan yang sama. b. Per-Destination Load Balancing Ini adalah metode standar beban balancing diaktifkan pada router. Paket untuk diberikan pasangan ke tujuan atau sumbertujuan akan mengambil jalan yang sama, bahkan jika beberapa jalur yang tersedia. Sebagai contoh, diberikan dua jalur ke jaringan yang sama, semua paket untuk destination A pada jaringan yang pergi ke jalan atau jalur pertama, semua paket untuk destination B pada jaringan yang pergi ke jalan kedua, dan sebagainya. Jika sebagian besar lalu lintas adalah untuk satu (sumber, tujuan), semua lalu lintas akan menggunakan jalan yang sama untuk meninggalkan jalan lain yang tidak digunakan. 2.14 Failover Menurut Tony Bourke (2001, p16), failover adalah sebuah konsep sederhana, jika salah satu perangkat mengalami kegagalan maka sistem yang lain akan mengambil tempat dan kemampuan sebuah sistem untuk dapat 51 mengambil alih fungsinya. Menurut Simmons dan Carstarphen (2012, p34) heartbeat adalah pemeriksaan suatu jalur atau koneksi bila terjadi kerusakan pada salah satu link atau koneksi dan dikirimkan ke antara node untuk menjamin ketersedian setiap node. GAMBAR 2.21 Heartbeat (Gerits Silvia, 2013) Menurut Mcbee (2008, p457) failback adalah ketika layanan mendeteksi heartbeat dari node yang gagal sebelumnya telah pulih, failback dapat dimulai. Proses ini melalui step yang sama dengan failover, perbedaanya hanya kembalinya node yang gagal yang telah di failover menjadi sedia kala atau sedia kala. GAMBAR 2.22 Failback (Gerits Silvia, 2013) 52 Menurut Tony Bourke (2001, p11), istilah failover hampir sama bahkan serupa dengan istilah cluster service atau redundansi karena cluster service tidak dapat dilepaskan dari layanan load balancing, dan mempunyai tujuan untuk pencegahan kegagalan layanan bagi pengguna jaringan komputer bila salah satu sistem atau aplikasi yang ada dalam jaringan komputer mengalami kegagalan. Biasanya setelah layanan load balancing ini di implementasikan maka cluster service juga di aplikasikan untuk membuat cadangan sistem atau aplikasi yang berjalan dalam jaringan komputer. Menurut Tony Bourke (2001, p17-19) ada 2 teknik dalam failover: 2.14.1 Active-Standby Scenario Skenario aktif-standby adalah teknik yang paling mudah untuk dipahami dan dilaksanakan. Satu jaringan atau perangkat mengambil lalu lintas, sementara jaringan atau perangkat lain menunggu bila terjadi jaringan yang mengalami kegagalan. Sehingga Skenario aktif-standby memiliki komponen yang jumlahnya lebih dari satu pada fungsi tertentu, dan satu atau lebih komponen aktif sementara komponen lainnya akan bekerja jika komponen aktif tersebut gagal melalui sebuah proses switching. 53 GAMBAR 2.23 Active-Standby Scenario (Tony, 2011) 2.14.2 Active-Active Scenario Ada beberapa variasi skenario aktif-aktif. Dalam semua kasus, bagaimanapun, kedua unit menerima lalu lintas. Dalam salah satu hal jaringan atau perangkat yang gagal, yang lain mengambil alih fungsi unit yang gagal tersebut. Dalam satu variasi, VeriSign Identity Protection (VIP) adalah Jaringan yang menawarkan lapisan keamanan tambahan ketika user atau pengguna masuk ke situs web yang menampilkan logo VeriSign Identity Protection (VIP). Bila ada situs yang menampilkan logo VIP berarti situs yang dikunjungi aman. VeriSign Identity Protection (VIP) didistribusikan antara dua balancers beban untuk berbagi lalu lintas yang masuk (incoming). VeriSign Identity Protection (VIP) 1 pergi ke load balancer A dan VeriSign Identity Protection (VIP) 2 ke load balancer B. Seperti dalam semua skenario aktif-aktif, jika salah satu penyeimbang beban harus 54 gagal, VeriSign Identity Protection (VIP) akan terus menjawab pada satu yang tersisa, sehingga unit lain mengambil alih semua fungsi. Scenario aktif-aktif memiliki pengertian bahwa kerja sistem pada fungsi tertentu dilakukan oleh lebih dari satu komponen secara bersamaan, dan jika salah satu komponen gagal, maka komponen aktif lainnya akan mengambil alih fungsi kerja tersebut. GAMBAR 2.24 Active-Active Scenario (Tony, 2011)