SELINGAN Sansevieria, Tanaman Cantik Berkhasiat Unik juga mampu menjadi media penyerap debu, peredam suara, penyerap polusi udara, hingga pengeleminasi bau. Ada beberapa jenis tanaman yang ditengarai mampu menyerap gas beracun dengan berbagai kapasitas tinggi hingga rendah antara lain lidah mertua, bunga sepatu, puring, sri rejeki, dan pandan bali. Sansevieria sp, Tanaman Penyerap Polutan M inimnya ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), membuat tinggal di kawasan perkotaan terasa padat, panas, kotor dan bahkan tercemar. Tak hanya tercemar debu dan udara, tetapi suara bising juga amat mengganggu suasana lingkungan, baik di perkantoran maupun permukiman. Tingginya laju pertambahan penduduk juga berdampak kepada naiknya volume buangan/limbah/bahan polutan yang dihasilkan. Perlu upaya tindakan preventif melalui pengurangan beban pencemaran yang dibuang dan pengurangan dampak bahan polutan yang ada di udara. Salah satu upaya menyiasati keterbatasan RTH tersebut, kita dapat memanfaatkan sisa-sisa ruang kosong yang ada, baik itu pekarangan rumah, dinding, teras, pagar, maupun lahan sempit di depan rumah dengan menanaminya dengan tanaman penghijauan maupun tanaman hias. Selain sebagai sarana peneduh dan penghias rumah, ternyata beberapa jenis tanaman 40 Volume 40 • KIPRAH Ya, ternyata tanaman hias sansevieria atau dikenal juga dengan sebutan lidah mertua adalah tanaman antipolutan. Tanaman dengan ciri spesifik yang unik ini, mampu bertahan hidup pada rentang suhu dan cahaya yang luas. Jenis tanaman ini sangat resisten terhadap gas udara yang berbahaya (polutan), bahkan mampu menyerapnya sehingga di daerah berlalu lintas padat ataupun di dalam ruangan yang penuh dengan asap nikotin, tanaman ini mampu berfungsi sebagai antipolutan (air freshener). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanaman sanseveira mampu menyerap 107 jenis racun, termasuk racun-racun yang terkandung dalam polusi udara (karbonmonoksida), racun rokok (nikotin), bahkan radiasi nuklir. Putri Widhowati, pada tahun 2008 di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dengan hasil penelitiannya yang berjudul “Analisa Kemampuan Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria sp.) dan Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis) Dalam Penurunan Konsentrasi Gas CO”, mendapatkan bahwa tanaman lidah mertua dengan tinggi 100 cm memiliki kemampuan terbesar dalam penurunan konsentrasi gas CO dibandingkan tanaman kembang sepatu dengan tinggi tanaman yang sama. Sansevieria sp. dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam. Tanaman ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke atas dengan ukuran 50-75 cm dan jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3-6 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti mata pedang, dan karena ini ada yang menyebut sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan. Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen sehingga tahan kekeringan. Namun, dalam kondisi lembab atau basah, tanaman ini bisa tumbuh subur. Warna daunnya beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abuabu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag. Sebagai tanaman hias, tanaman ini sangat mudah dirawat dan tidak membutuhkan banyak lahan. Sansiveria sp. (lidah mertua) memang sering kita temui di pekarangan rumah di kampung-kampung, baik itu ditanam di di sekitar pagar maupun di dalam pot, tetapi mungkin kita belum banyak mengetahui akan salah satu fungsinya yang anti polutan dan radiasi, jadi bagi yang ingin merasakan manfaatnya, jangan ragu lagi, mulailah menanam lidah mertua di rumah kita. (Ade Syaiful R)