Informasi laba dalam laporan keuangan pada umumnya penting

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
INTERAKSI KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK DI BEI
Resha Novi Widiana
[email protected]
Bambang Suryono
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to test empirically the influence of the cash flow statement components (operating
cash flow, investment, and funding), gross profit, return on investment (ROI), and economic value added (EVA)
to the stock return. Multiple linear regressions is used in this research and the samples are 13 food & beverages
companies which are go public in Indonesia Stock Exchange in the period of 2009 until 2012. This research is
conducted in Indonesia Stock Exchange Corner STIESIA Surabaya. The analysis instrument that is used in this
research is SPSS version 21.0 program. The result that has been obtained is based on the goodness of fit test
shows that the regressions model is feasible to used to predict the influence of operating cash flow (PAOit),
investment cash flow (PAIit), funding cash flow (PAPit), gross profit (PLKit), return on invesment (ROI), and
economic value added (EVA) to the dependent variable that is stock return (Rt) at food and beverages companies
which are go public in Indonesia Stock Exchange in the period of 2009 until 2012. By using the determination
coefficient test (R2) has a strong contribution. Partially the hypothesis test only generates gross profit variable
(PLKit) which has no significant influence and it has negative tendency to the stock return (Rt).
Keywords: operating cash flow, investment cash flow, funding cash flow, gross profit, return on investment,
economic value added and stock return.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh komponen laporan arus kas (arus kas
operasi, investasi, dan pendanaan), laba kotor, return on invesment (ROI), dan economic value added
(EVA) terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan sampel
sebanyak 13 perusahaan food & beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia periode 2009
sampai dengan 2012. Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA. Alat
analisis yang digunakan adalah program SPSS versi 21.0. Hasil yang didapat berdasarkan uji
goodness of fit menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan untuk memprediksi pengaruh
arus kas operasi (PAOit), arus kas investasi (PAIit), arus kas pendanaan (PAPit), laba kotor (PLKit),
return on invesment (ROI), dan economic value added (EVA) terhadap variabel dependen yaitu
return saham (Rt) pada perusahaan food & beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2009 sampai dengan 2012. Dengan uji Koefisien determinasi (R2) mempunyai kontribusi kuat.
Untuk pengujian hipotesis secara parsial dihasilkan hanya variabel laba kotor (PLKit) yang tidak
berpengaruh signifikan dan berarah negatif terhadap return saham (Rt).
Kata kunci: arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba kotor, return on invesment,
economic value added dan return saham.
PENDAHULUAN
Di dalam dunia usaha faktor yang paling utama dalam menjamin kelangsungan usaha
adalah modal. Untuk itu perusahaan sangat membutuhkan sumber dana sebagai modal
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
2
dalam menjalankan operasi dan pembangunan perusahaan. Salah satu sumber dana yang
bisa menjadi alternatif perusahaan adalah pasar modal (Kasmir, 2002:193).
Dengan banyaknya perusahaan yang telah go public dan telah terdaftar di Bursa Efek
Jakarta (BEJ) salah satu diantaranya adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi
sub sektor food and baverage. Alasan obyek penelitian ini pada perusahaan manufaktur sektor
barang konsumsi sub sektor food and baverage karena perusahaan tersebut hampir tidak
terpengaruh oleh fluktuasi perekonomian melainkan perusahaan tersebut akan tetap eksis
dan bertahan. Karena permintaan akan produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur di
sub sektor food and baverage akan tetap stabil walaupun ada suatu penurunan namun tidak
berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba yang optimal.
Pasar modal merupakan media yang mempertemukan pihak yang membutuhkan
dana (perusahaan) dengan pihak yang ingin menginvestasikan kelebihan dana (investor)
yang dimiliki. Perusahaan dapat menerbitkan saham atau obligasi di pasar modal untuk
memperoleh dana dari investor, sedangkan investor membutuhkan informasi sebagai dasar
pertimbangan dan pengambilan keputusan investasinya. Informasi bagi pengambilan
keputusan di pasar modal berasal dari sumber internal dan eksternal perusahaan. Informasi
dari sumber eksternal perusahaan berhubungan dengan lingkungan di luar perusahaan
seperti kondisi perekonomian, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah dan sebagainya.
Sedangkan informasi dari sumber internal perusahaan salah satunya adalah laporan
keuangan (Hidayati, 2008:2)
Salah satu informasi penting dari laporan keuangan yang sering digunakan investor
sebagai determinan utama pengambilan keputusan investasi adalah kinerja keuangan.
Kinerja perusahaan ini mencerminkan kekuatan perusahaan yang angka-angkanya diambil
dari laporan keuangan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dalam Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Par. 17 (IAI 2009) informasi kinerja
perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber
daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat
untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dan sumber daya
yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan
tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya.
Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan
kreditor dari laporan keuangan ini adalah laba dan arus kas. Salah satu bentuk tindak
pengungkapan laporan keuangan adalah dengan melaporkan arus kas. Di dalam PSAK no 2
(2009) menyatakan bahwa entitas harus menyusun laporan arus kas sesuai persyaratan
dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan
(integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Sehingga tidak sedikit para analisis laporan keuangan menggunakan informasi yang
berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang lebih mencerminkan likuiditas
perusahaan.
Pertimbangan untuk mengetahui apakah laporan arus kas dan laba dapat
mempengaruhi kepercayaan investor dalam pengambilan keputusan investasi didasarkan
pada beberapa penelitian. Kusuma (2004) menguji kandungan informasi tambahan dari laba,
modal kerja operasi dan arus kas pada perusahaan manufaktur membuktikan bahwa
perubahan arus kas operasi memiliki kandungan informasi tambahan dalam memprediksi
return saham. Utari (2006), meneliti tentang kandungan informasi laba dan arus kas guna
pengambilan keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Hasil analisisnya menunjukkan
bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta laba akuntansi
berpengaruh terhadap harga dan return saham, namun secara parsial memiliki pengaruh
yang berbeda. Pada tingkat signifikansi di level 10% hanya laba akuntansi yang berpengaruh
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
3
signifikan terhadap harga saham. Arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan serta laba
akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham, dengan arus kas operasi memiliki
pengaruh paling signifikan.
Selain menggunakan informasi laporan arus kas dalam melakukan penilaian kinerja
perusahaan, laba akuntansi juga menjadi salah satu fokus utama yang diperhatikan. Alat
ukur finansial yang sering digunakan untuk mengukur tingkat laba adalah Return on
Investment (ROI). Menurut Munawir (2000), analisis ROI dalam rasio keuangan memiliki
arti yang penting sebagai salah satu teknik analisis rasio keuangan yang bersifat menyeluruh
(komperhensif). Namun, penggunaan alat ukur terhadap laba akuntansi seperti ROI (Return
on Investment) memiliki kelemahan yaitu tidak memperhatikan risiko yang dihadapi
perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal dan hanya memperhatikan hasilnya
(laba perusahaan) sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah
berhasil menciptakan nilai perusahaan atau tidak.
Untuk mengatasi suatu kelemahan yang dimiliki oleh ROI sebagai salah satu teknik
analisis rasio keuangan, Stewart & Stern seorang analisis keuangan dari perusahaan Stern &
Co pada tahun 1993 mengembangkan suatu konsep baru yaitu EVA (Economic Value
Added). EVA atau nilai tambah ekonomis merupakan pendekatan baru dalam menilai
kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil ekspektasi penyandang dana. Tidak
seperti ukuran kinerja konvensional, konsep EVA dapat berdiri sendiri tanpa perlu analisa
perbandingan dengan perusahaan sejenis ataupun membuat analisa kecenderungan (Trend).
EVA adalah suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam
tahun berjalan, dan hal ini berbeda dengan laba akuntansi. Pada dasarnya, EVA mengukur
nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan
memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan. Secara matematis, EVA
dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jika EVA positif,
menunjukkan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan
mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat modalnya. Hal ini
sejalan dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang
negatif menunnjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih
rendah dari biaya modal. Metoda EVA akan sesuai dengan kepentingan para investor. EVA
merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh komponen laporan
arus kas (arus kas operasi, investasi, dan pendanaan), laba kotor, return on invesment (ROI),
dan economic value added (EVA) terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda dengan sampel sebanyak 13 perusahaan food & beverage yang go
publik di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2012. Penelitian ini dilakukan di
Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA. Alat analisis yang digunakan adalah program
SPSS versi 21.0.
TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
Pasar Modal
Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang
diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna
menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Sebagai salah satu elemen ekonomi, maka
aspek untuk memperoleh keuntungan yang optimal adalah tujuan yang menjiwai pasar
modal sebagai lembaga jual beli efek. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Pasar
Modal Nomor 8 tahun 1995, “Pasar modal adalah tempat kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Menurut Widiatmodjo
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
4
(2005:15), “Pasar modal adalah pasar abstrak, dimana yang diperjual belikan adalah dana-dana
jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun”.
Pengertian Saham
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock).
Saham merupakan salah satu jenis efek yang paling populer diantara surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal. Berikut beberapa pengertian saham yang dikemukakan
oleh beberapa ahli, yaitu : Menurut Ahmad (2004:69), saham adalah surat bukti atau tanda
kepemilikan bagian modal pada perusahaan. Sedangkan menurut Widiatmodjo (2005:54),
saham adalah tanda penyertaan pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang
menunjukkan kepemilikan seseorang atas lembaga atau badan hukum terhadap sutau
perusahaan yang sah secara hukum.
Return Saham
Motif pemodalan atau investor menanamkan dananya pada sekuritas adalah
mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan resiko tertentu atau
memperoleh return tertentu pada resiko yang minimal. Dalam melakukan investasi sekuritas
saham, investor akan memilih saham perusahaan mana yang akan memberikan return yang
tinggi. Menurut Jogiyanto (2008:107), return saham merupakan hasil yang diperoleh dari
investor. Sedangkan menurut Samsul (2006:291), return sahamadalah pendapatan yang
dinyatakan dalam prosentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham
ini meliputi keuangan jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi
disebut capital loss.
Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
Menurut Resmi (2002) yang dikutip dari Bramantyo (2006:2) menyatakan terdapat 2
(dua) macam analisis untuk menentukan return saham, yaitu informasi fundamental dan
informasi teknikal. Informasi fundamental diperoleh dari intern perusahaan meliputi
deviden dan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan, sedangkan informasi teknikal
diperoleh di luar perusahaan seperti ekonomi, politik, dan finansial.
Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang digunakan adalah
informasi keuangan berupa informasi akuntansi yang terangkum dalam laporan keuangan
dan informasi non keuangan berupa informasi non akuntansi yang tidak terangkum dalam
laporan keuangan. Informasi fundamental dan teknikal dapat digunakan sebagai faktor
yang digunakan investor untuk memprediksi return saham. Jika prospek perusahaan
tersebut sangat kuat dan baik maka return saham perusahaan tersebut diperkirakan dapat
meningkat pula.
Arus kas operasi
Arus kas dari aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
5
Arus kas investasi
Arus kas dari aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau
pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak
termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan
piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktivitas jangka panjang
produktif. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber
daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Arus kas pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna
untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
perusahaan.
Pengertian Laba
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Yang pertama laba dalam
ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai
hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan
penanaman modal tersebut. Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai
selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.Perbedaan diantara keduanya adalah
dalam hal pendefisian biaya. Umumnya perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan
tertentu, yaitu memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal. Untuk
mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam setiap aktivitas
usahanya agar perusahaan dapat terus membiayai seluruh kegiatan yang berlangsung secara
terus menerus. Pengertian laba menurut Zaky Baridwan (2004:29) adalah kenaikan modal
(aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari
badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha
selama satu periode kecuali yang termasuk pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.
Pengertian Return On Invesment
Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (tingkat pengembalian), yang
akan digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan (Sutrisno 2005). Laba yang
digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak (EAT = Earning After
Tax). Menurut Munawir (2010) analisis ROI dalam analisis rasio keuangan memiliki arti
penting sebagai salah satu teknik analisis rasio keuangan yang bersifat menyeluruh
(komperhensif). Analisis ROI lazim digunakan oleh pihak manajemen untuk mengukur
efektivitas operasi perusahaan secara menyeluruh. ROI merupakan salah satu bentuk rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam
aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. Dengan demikian, rasio ini
membandingkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (net
operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva (net operating assets) yang digunakan
untuk menghasilkan keuntungan tersebut. Sebutan lain untuk rasio ini adalah net operating
profit rate of return atau operating earnings power.
Pengertian EVA
EVA merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi
setiap tahun pada suatu perusahaan. EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
6
perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu dan merupakan salah
satu cara untuk menilai kinerja keuangan. Adanya EVA menjadi relevansi untuk mengukur
kinerja berdasarkan nilai ekonomis yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya
EVA, maka pemilik perusahaan akan memberikan imbalan aktivitas yang menambah nilai
dan membuang fasilitas yang merusak atau mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan
dan membantu manajemen dalam hal menentukan tujuan internal perusahaan untuk
implikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek.
Pengembangan Hipotesis
Hubungan Antara Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham.
Martani (2009) yang menguji pengaruh rasio keuangan, ukuran perusahaan dan arus
kas dari aktivitas operasi dalam laporan keuangan terhadap return saham. Hasilnya
menunjukkan bahwa rasio keuangan, ukuran perusahaan dan arus kas dari aktivitas operasi
mempengaruhi return saham dan abnormal return. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 : Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap return saham.
Hubungan Antara Arus Kas Investasi Terhadap Return Saham.
Utari (2006), meneliti tentang kandungan informasi laba dan arus kas guna
pengambilan keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Hasil analisisnya menunjukkan
bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta laba akuntansi
berpengaruh terhadap harga dan return saham, namun secara parsial memiliki pengaruh
yang berbeda. Pada tingkat signifikansi di level 10% hanya laba akuntansi yang berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan serta laba
akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham, dengan arus kas operasi memiliki
pengaruh paling signifikan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2 : Arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh terhadap return saham.
Hubungan Antara Arus Kas Pendanaan Terhadap Return Saham.
Utari (2006), meneliti tentang kandungan informasi laba dan arus kas guna
pengambilan keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Hasil analisisnya menunjukan arus
kas dari aktivitas operasi dan pendanaan serta laba akuntansi berpengaruh signifikan
terhadap return saham, dengan arus kas operasi memiliki pengaruh paling signifikan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H3 : Arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh terhadap return saham.
Hubungan Antara Laba Kotor Dengan Return Saham.
Febrianto (2005) dalam penelitiannya yang menguji angka laba mana antara laba kotor,
laba operasi, dan laba bersih yang direaksi lebih kuat oleh investor dan seberapa signifikan
perbedaan reaksi pasar terhadap ketiga angka laba tersebut. Penelitian Febrianto (2005) ini
menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih
baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan
return saham. Laba kotor lebih terkendali oleh manajemen karena rekening cost barang
terjual menentukan daya saing produk dipasar. Manajemen pasti berusaha untuk
mengendalikan biaya tersebut pada tingkat yang rendah agar produk bisa dijual dengan
harga yang kompetitif. Rekening yang membentuk cost barang terjual pun relatif bebas dari
pilihan metode akuntansi, jikapun ada itu hanya pilihan antara FIFO dan LIFO yang
didalam penelitian dibuktikan tidak mempengaruhi keputusan investor dan masalah
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
7
pembebanan biaya overhead pabrik yang sebenarnya tidak terlalu mengubah nilai akhir cost
barang terjual. Metode ABC dan Just in Time misalnya adalah bukti bahwa manajemen
berusaha keras untuk mengendalikan cost barang terjual. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
H4 : Laba kotor berpengaruh terhadap return saham.
Hubungan Antara ROI Dengan Return Saham.
Dewi (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Return
on Investment, dan Earnings Per Share terhadap perubahan harga saham pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.
Variabel yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah Current Ratio, Return on
Investment (ROI), dan Earnings Per Share (EPS). Metoda analisis data yang digunakan
adalah uji asumsi klasik, analisis linier berganda, R2, uji t dan uji f. Berdasarkan hasil analisis
data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa secara simultan dan parsial Current
Ratio, Return on Investment, dan Earnings Per Share dapat mempengaruhi harga saham.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H5 : Return on Investment (ROI) berpengaruh terhadap return saham.
Hubungan Antara EVA Dengan Return Saham
Marini (2008) meneliti pengaruh EVA, ROE dan arus kas operasi terhadap return
saham pada perusahaan yang terdaftar di JII (Jakata Islamic Index) menunjukan bahwa uji
parsial antara EVA dengan return saham memiliki pengaruh positif. Nilai tambah yang
dihasilkan perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal berhasil meningkatkan
return saham bagi pemegang saham. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H6 : EVA berpengaruh terhadap return saham.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009-2012 (4 tahun). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel
adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), (2) b.
Saham
perusahaan yang tercatat di BEI selama 4 tahun berturut-turut mulai dari tahun 2009 – 2012
(4 tahun), (3) Perusahaan yang melaporkan secara publik laporan keuangan tahunan dalam
tahun fiskal yang berakhir 31 Desember yang telah diaudit untuk masa tahun 2009-2012 (4
tahun), (4) Perusahaan yang membagikan deviden selama 4 tahun berturut-turut yaitu dari
tahun 2009-2012.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Independen
a. Arus kas operasi (X1)
Arus kas dari aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi
dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
8
penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari
operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
PAOit = (AOit – AOit-1) / AOit-1
b. Arus kas investasi (X2)
Arus kas dari aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau
pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak
termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan
piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktivitas jangka panjang
produktif. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
PAIit = (AIit – AIit-1) / AIit-1
c. Arus kas pendanaan (X3)
Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna
untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan yang berasal dari total arus kas dari
masing-masing aktivitas di dalam laporan arus kas pada saat dipublikasikan. Persamaan
dalam variabel ini adalah:
PAPit = (APit – APit-1) / APit-1
d. Laba Kotor (X4)
Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost barang
terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan untuk perusahaan
manufaktur, mulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, dan hingga
dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk
tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual. Laba kotor (gross profit) yang berasal
dari total laba kotor dalam laporan laba rugi pada saat dipublikasikan. Persamaan dalam
variabel ini adalah:
PLKit = (LKit – LKit-1) / LKit-1
e. ROI/Return on Investment (X5)
Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (tingkat pengembalian), yang
akan digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan (Sutrisno 2005). Laba yang
digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak (EAT = Earning
After Tax).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
9
f. EVA/Economic Value Added (X6)
EVA merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi setiap
tahun pada suatu perusahaan. EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan
perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu dan merupakan salah
satu cara untuk menilai kinerja keuangan. Tahapan analisis data untuk menghitung
Economic Value Added (EVA) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)
Menghitung biaya modal hutang (cost of debt)
K = Kd ( 1 – T )
Dimana :
Keterangan :
Kd
= Tingkat suku bunga dan hutang sebelum pajak
T
= Tarif pajak
2)
Biaya Modal Saham (cost of equity)
Ke = Rf + ( Rm - Rf ) β
Keterangan :
Ke
= Tingkat keutungan yang disyaratkan investor
Rf
= Tingkat return bebas resiko
β
= Beta, pengukuran risiko sistematis saham
Rm
= Tingkat keutungan pasar
Dimana :
Keterangan :
n
=
Banyaknya periode pengamatan
X
=
Tingkat keuntungan portofolio pasar (Rm)
Y
=
Tingkat keuntungan suatu saham (Ri)
Dimana :
IHSGt = Indeks harga saham gabungan periode t
IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan sebelum periode t
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
10
Dimana :
Ri
= Pengembalian keutungan saham pada periode ke t
Dt
= Deviden saham pada periode ke t
Pt
= Harga saham pada periode t
Pt-1
= Harga saham pada periode t-1
3)
Biaya rata-rata tertimbang (WACC)
Keterangan :
WACC
Ke
Kd
E
D
V
=
=
=
=
=
=
Biaya modal rata-rata tertimbang
Biaya modal saham biasa
Biaya modal hutang
Equity
Hutang
Jumlah modal saham dan modal hutang
4)
Capital
Perhitungan capital dengan menggunakan rumus:
Capital = Hutang + Modal sendiri
5)
Menghitung Economic Value Added (EVA)
EVA = NOPAT – (WACC x Capital)
Variabel Dependen
Return Saham
Return saham adalah keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas investasi yang
dilakukan. Konsep return saham dalam penelitian ini adalah perbandingan antara selisih
harga saham saat ini dengan harga saham periode sebelumnya ditambah deviden dibagi
dengan harga saham periode sebelumnya. Adapun nilai closing price dalam penelitian ini
diambil dari closing price tahunan yang tercantum dalam Jakarta Stocks Excange. Secara
matematis return saham dapat diformulasikan sebagai berikut:
Dimana:
Rt = Return saham
Pt = Harga saham pada akhir periode
Pt-1 = Harga saham pada awal periode
D = Deviden
Pengujian Hipotesis
Uji Asumsi Klasik
Hipotesis penelitian akan diuji dengan persamaan regresi berganda, yaitu :
Rt = α + β1PAO1 + β2PAI2 + β3PAP3 + β4PLK 4 + β5ROI5 + β6EVA6 + e
Dalam hal ini:
Rt
= Return saham
α
= Konstanta
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
11
β1, β2…β6
PAO1
PAI2
PAP3
PLK4
ROI5
EVA6
e
=
=
=
=
=
=
=
=
Koefisien regresi masing-masing variabel independent
Perubahan arus kas dari aktivitas operasi pada periode t
Perubahan arus kas dari aktivitas investasi pada periode t
Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan pada periode t
Perubahan laba kotor pada periode t
Return on Investment
Economic Value Added
Error
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi linier berganda
dengan menggunakan 6 (enam) variabel independent dan 1 (satu) variabel dependent.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh laporan arus kas dari aktivitas operasi,
laporan arus kas dari aktivitas investasi, laporan arus kas dari aktivitas pendanaan, laba
kotor, ROI dan EVA terhadap return saham dengan menggunakan metode regresi linier
berganda yang menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi
21.0.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Rasio Keuangan
Arus Kas Operasi
Tabel 1 menunjukkan hasil perhitungan arus kas operasi dari 13 perusahaan
manufaktur food and baverage mulai dari tahun 2009-2014.
Tabel 1
Hasil Perhitungan Arus Kas Operasi
Perusahaan Food & Beverage
Periode 2009 - 2012
Perusahaan
PT Akhasa Wira International Tbk
PT. Delta Djakarta Tbk
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
PT. Mayora Indah Tbk
PT. Ultra Jaya Milk Tbk
PT. Cahaya Kalbar
PT. Sekar Laut Tbk
PT. Siantar Top Tbk
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT. Fast Food Indonesia Tbk
PT. Prashida Aneka Niaga Tbk
PT. Nippon Indosari Corporindo
Tbk
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
Rata-rata
2009
-1,35
0,05
-0,14
2,22
-0,88
-3,52
-0,08
-11,22
0,68
1,94
-1,54
-0,33
0,27
-1.07
Tahun
2010
2011
-2,76
-2,92
-0,81
4,59
1,99
-0,28
-0,47
-3,55
15,82
0,22
-2,97
-1,61
-0,31
0,26
-1,14
-7,64
-1,41
-2,28
-0,2
0,64
-1,47
-1,22
0,7
0,56
-0,39
-0.51
1,1
-0.93
2012
0,53
0,4
0,49
-2,37
0,52
0,31
0,49
-0,73
2,69
-1
-3,35
0,27
-1
-0.21
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
12
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata arus kas operasi selama periode 2009 sampai
dengan 2012 mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika perusahaan itu sendiri dalam
arus kas operasi. Pada tahun 2009 rata-rata arus kas operasi sebesar -1.07 mengalami
penurunan -0.56 pada tahun 2010 sebesar -0.51. pda tahun 2011 naik 0.42 sehingga menjadi 0.93, disusul kemudian pada tahun 2012 mengalami penurunan lagi sebesar -0.72 sehingga
menjadi -0.21.
Arus Kas Investasi
Tabel 2 menunjukkan hasil perhitungan arus kas investasi dari 13 perusahaan
manufaktur food and baverage mulai dari tahun 2009-2014.
Tabel 2
Hasil Perhitungan Arus Kas Investasi
Perusahaan Food & Beverage
Periode 2009 - 2012
Perusahaan
PT Akhasa Wira International Tbk
PT. Delta Djakarta Tbk
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
PT. Mayora Indah Tbk
PT. Ultra Jaya Milk Tbk
PT. Cahaya Kalbar
PT. Sekar Laut Tbk
PT. Siantar Top Tbk
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT. Fast Food Indonesia Tbk
PT. Prashida Aneka Niaga Tbk
PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
Rata-rata
2009
-1.12
3.1
-0.63
-0.31
-1.33
-1.06
-0.05
-0.74
-0.56
-2.34
-0.66
-0.63
0.16
-0.47
Tahun
2010
2011
36.66
-4.33
1.71
0.13
-0.26
0.48
0.06
1.5
-4.79
0.34
-3.63
-0.41
-0.2
-0.03
0.71
9.85
-0.56
5.48
0.44
0.14
3.14
0.28
2.69
0.88
0.13
0.31
2.78
1.12
2012
-1.08
0.09
0.64
-0.25
-0.82
18.96
1.46
-0.37
-0.39
0.29
-0.62
0.88
-1
1.37
Tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata arus kas investasi selama periode 2009
sampai dengan 2012 mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika perusahaan itu sendiri
pada arus kas investasi. Pada tahun 2009 rata-rata arus kas investasi sebesar -0.47 mengalami
peningkatan sebesar 3.25 pada tahun 2010 sehingga menjadi 2.78. Pada tahun 2011
penurunan sebesar 1.66 sehingga menjadi 1.12, disusul kemudian pada tahun 2012
mengalami peningkatan sebesar 0.25 sehingga menjadi 1.37.
Arus Kas Pendanaan
Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan arus kas investasi dari 13 perusahaan
manufaktur food and baverage mulai dari tahun 2009-2014.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
13
Tabel 3
Hasil Perhitungan Arus Kas Pendanaan
Perusahaan Food & Beverage
Periode 2009 - 2012
Perusahaan
PT Akhasa Wira International Tbk
PT. Delta Djakarta Tbk
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
PT. Mayora Indah Tbk
PT. Ultra Jaya Milk Tbk
PT. Cahaya Kalbar
PT. Sekar Laut Tbk
PT. Siantar Top Tbk
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT. Fast Food Indonesia Tbk
PT. Prashida Aneka Niaga Tbk
PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
Rata-rata
2009
-1.21
-0.02
-0.22
7.16
-0.66
-3.32
-1.60
-15.16
1.21
0.83
-2.33
-0.52
-1.69
-1.35
Tahun
2010
2011
0.07
-0.67
0.47
-35.31
7.65
0.58
7.83
2.37
3.30
-0.65
-0.82
-3.93
-1.55
8.67
1.61
0.78
-2.52
0.42
0.45
-4.57
0.47
4.36
-0.26
-0.64
3.00
-3.55
1.52
-2.47
2012
0.49
-4.44
-0.77
-9.48
0.63
-0.02
-0.34
-1.97
6.90
3.45
-5.40
-0.31
-1.00
-0.94
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata arus kas pendanaan selama
periode 2009 sampai dengan 2012 mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika perusahaan
itu sendiri pada arus kas pendanaan. Pada tahun 2009 rata-rata arus kas pendanaan sebesar 1.35 mengalami peningkatan sebesar 2.87 pada tahun 2010 sehingga menjadi 1.52. Pada
tahun 2011 penurunan sebesar -3.99 sehingga menjadi -2.47, disusul kemudian pada tahun
2012 mengalami peningkatan sebesar -1.53 sehingga menjadi -0.94.
Laba Kotor
Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan arus kas investasi dari 13 perusahaan
manufaktur food and baverage mulai dari tahun 2009-2014.
Tabel 4
Hasil Perhitungan Laba Kotor
Perusahaan Food & Beverage Periode 2009 - 2012
Tahun
Perusahaan
2009
2010
2011
PT Akhasa Wira International Tbk
0,36
0,66
0,42
PT. Delta Djakarta Tbk
0,19
0,06
0,09
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
0,16
0,19
0,01
PT. Mayora Indah Tbk
0,50
0,51
-0,03
PT. Ultra Jaya Milk Tbk
0,62
0,40
0,06
PT. Cahaya Kalbar
-0,41
-0,40
1,36
PT. Sekar Laut Tbk
-0,08
0,09
0,38
PT. Siantar Top Tbk
0,13
0,30
0,34
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
0,01
0,20
1,30
PT. Fast Food Indonesia Tbk
0,18
0,12
0,14
PT. Prashida Aneka Niaga Tbk
-0,17
0,15
0,25
PT. Nippon Indosari Corporindo
0,38
0,30
0,31
Tbk
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
0,33
0,21
0,05
Rata-rata
0,17
0,21
0,36
2012
1,38
0,32
0,08
0,41
0,44
-0,15
0,46
0,39
0,43
0,11
0,26
0,47
-1,00
0,28
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
14
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata laba kotor selama periode
2009 sampai dengan 2012 mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika perusahaan itu
sendiri pada laba kotor. Pada tahun 2009 rata-rata laba kotor sebesar 0.17 mengalami
peningkatan sebesar 0.04 pada tahun 2010 sehingga menjadi 0.21. Pada tahun 2011
mengalami peningkatan sebesar 0.15 sehingga menjadi 0.36, disusul kemudian pada tahun
2012 mengalami penurunan sebesar 0.08 sehingga menjadi 0.28.
Return On Invesment
Tabel 5 menunjukkan hasil perhitungan ROI dari 13 perusahaan manufaktur food and
baverage mulai dari tahun 2009-2014.
Tabel 5
Hasil Perhitungan ROI
Perusahaan Food & Beverage Periode 2009 - 2012
Perusahaan
PT Akhasa Wira International Tbk
PT. Delta Djakarta Tbk
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
PT. Mayora Indah Tbk
PT. Ultra Jaya Milk Tbk
PT. Cahaya Kalbar
PT. Sekar Laut Tbk
PT. Siantar Top Tbk
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT. Fast Food Indonesia Tbk
PT. Prashida Aneka Niaga Tbk
PT. Nippon Indosari Corporindo
Tbk
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
Rata-rata
2009
9,15
16,64
5,14
11,46
3,53
8,7
6,53
7,49
2,22
17,48
9,18
16,46
34,27
11,4
Tahun
2010
2011
9,76
8,18
19,7
21,79
6,25
9,36
11
7,33
5,34
5,89
3,48
11,7
2,42
2,79
6,57
4,57
3,88
0,01
16,15
14,8
3,12
5,66
17,56
15,27
38,96
11,09
41,56
11,45
2012
21,43
28,64
8,21
8,95
14,6
5,68
3,19
5,97
0,01
11,56
3,75
12,38
0,04
9,57
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata Return on Investment (ROI)
selama periode 2009 sampai dengan 2012 mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika
perusahaan itu sendiri pada Return on Investment (ROI). Pada tahun 2009 rata-rata Return on
Investment (ROI) sebesar 11.4 mengalami penurunan sebesar 0.31 pada tahun 2010 sehingga
menjadi 11.09. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 0.36 sehingga menjadi 11.45,
disusul kemudian pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1.88 sehingga menjadi
9.57.
Economic Value Added
Tabel 6 menunjukkan hasil perhitungan EVA dari 13 perusahaan manufaktur food and
baverage mulai dari tahun 2009-2014.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
15
Tabel 6
Hasil Perhitungan ROI
Perusahaan Food & Beverage Periode 2009 - 2012
Tahun
Perusahaan
PT Akhasa Wira International Tbk
2009
2010
2011
2012
14.805
-972
19.810
62.217
144.989.447
180.825.806
201.116.062
369.003.183
4.187.434
5.167.567
6.651.789
7.172.038
PT. Mayora Indah Tbk
382.501.895.093
499.653.509.421
483.483.128.714
744.426.562.199
PT. Ultra Jaya Milk Tbk
95.030.848.606
106.213.766.404
-67.233.245.284
337.378.844.102
PT. Cahaya Kalbar
44.231.870.018
8.928.507.905
77.438.950.882
-71.393.982.834
PT. Sekar Laut Tbk
7.549.876.585
2.111.421.284
17.060.768.597
27.913.503.393
PT. Siantar Top Tbk
14.150.858.941
22.016.857.564
40.842.113.480
139.427.994.876
184.610.434.172
174.220.204.707
-350.253
-277.866
133.640.460
134.075.957
368.269.618
332.281.654
PT. Prashida Aneka Niaga Tbk
72.199.978.931
52.798.101.350
50.375.234.410
75.965.850.651
PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
64.568.803.595
47.916.707.320
115.932.475.374
149.149.487.711
578.023
740.331
-28.663
14.395
PT. Delta Djakarta Tbk
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT. Fast Food Indonesia Tbk
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
Return Saham
Tabel 7 menunjukkan hasil perhitungan return saham dari 13 perusahaan manufaktur
food and baverage mulai dari tahun 2009-2014.
Tabel 7
Hasil Perhitungan Return Saham
Perusahaan Food & Beverage Periode 2009 - 2012
Tahun
Perusahaan
2009
2010
2011
PT Akhasa Wira International Tbk
0,58
3,08
-0,29
PT. Delta Djakarta Tbk
4,84
2,22
1,05
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
2,28
0,75
0,29
PT. Mayora Indah Tbk
1,95
0,99
0,50
PT. Ultra Jaya Milk Tbk
-0,24
1,26
-0,01
PT. Cahaya Kalbar
0,88
-0,19
-0,09
PT. Sekar Laut Tbk
0,67
0,11
0,17
PT. Siantar Top Tbk
0,61
0,44
0,59
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
1,87
0,76
-0,07
PT. Fast Food Indonesia Tbk
0,63
1,55
0,22
PT. Prashida Aneka Niaga Tbk
2,57
-1,23
2,17
PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
0,05
1,16
0,36
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
1,96
0,49
0,56
2012
0,74
1,71
0,70
0,57
0,23
0,75
0,52
0,62
1,21
0,33
-0,26
0,70
0,78
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
16
Uji Asumsi Klasik
a.
b.
c.
d.
Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10,
demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas.
Uji Autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi pertama adalah 1.878, nilai du
= 1,822, nilai 4-du = 2,178 karena nilai DW lebih besar dari nilai du dan nilai DW
lebih kecil dari 4-du maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak ada
autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik
scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik data tersebar
secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar dengan
baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan.
Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot menunjukkan bahwa titik menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis 1, 2, 3
Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk menjawab hipotesis 1,2 dan 3
Variabel Bebas
Constant
PAOit
PAIit
PAPit
PLKit
ROI
EVA
Fhitung
Signifikan
R
Rsquare
Adjusted RSquare
Varaibel terikat
Tabel 8
Analisis Regresi Linier Berganda
Koefisien Regresi
.452
.012
.029
.033
-.420
1.979
2.862
1.921
.007
.752
.704
.563
thitung
1.940
1.117
3.218
2.230
-1.195
2.357
2.412
Sig.
.050
.047
.030
.042
. 238
.039
.037
Return Saham (Rt)
Dari tabel 8 didapat rumus analisis regresi linier berganda sebagai berikut:
Rt = 0.452 + 0.012PAOit + 0.029PAIit + 0.033PAPit – 0.420PLKit + 1.979ROI + 2.862EVA + e
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase kontribusi
variabel arus kas operasi (PAOit), arus kas investasi (PAIit), arus kas pendanaan (PAPit),
laba kotor (PLKit), return on invesment (ROI), dan economic value added (EVA) terhadap return
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
17
saham (Rt) pada perusahaan food & beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Dari
perhitungan dengan hasil output SPSS 21.0 pada tabel 22 diatas diketahui RSquare (R2) sebesar
0,704 atau 70,4% yang berarti bahwa kontribusi variabel bebas yang terdiri dari arus kas
operasi (PAOit), arus kas investasi (PAIit), arus kas pendanaan (PAPit), laba kotor (PLKit),
return on invesment (ROI), dan economic value added (EVA) terhadap return saham (Rt) pada
perusahaan food & beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia adalah mempunyai
kontribusi kuat. Sedangkan sisanya (100% - 70,4% = 29,6%) dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Koefisien korelasi (R) digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan
antara variabel bebas yang terdiri atas arus kas operasi (PAOit), arus kas investasi (PAIit),
arus kas pendanaan (PAPit), laba kotor (PLKit), return on invesment (ROI), dan economic value
added (EVA) terhadap return saham (Rt) pada perusahaan food & beverage yang go publik di
Bursa Efek Indonesia. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,752 atau
75,2% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel bebas yang terdiri arus kas
operasi (PAOit), arus kas investasi (PAIit), arus kas pendanaan (PAPit), laba kotor (PLKit),
return on invesment (ROI), dan economic value added (EVA) terhadap return saham (Rt) pada
perusahaan food & beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia memiliki hubungan yang
erat.
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa arus kas operasi, arus kas investasi,
arus kas pendanaan, ROI, EVA memiliki hubungan yang positif terhadap return saham.
Sedangkan laba kotor tidak berpengaruh terhadap return saham dan memiliki hubungan
negatif. Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat
hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel arus kas
operasi (PAOit) sebesar 0,047 (lebih kecil dari α = 0,05). Dengan demikian pengaruh
arus kas operasi (PAOit) terhadap return saham (Rt) secara parsial berpengaruh
signifikan. Dimana arus kas operasi (PAOit), hal merupakan indikator yang
menunjukkan bahwa operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar
dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar. Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Martani (2009) yang menguji pengaruh rasio keuangan, ukuran
perusahaan dan arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan keuangan terhadap
return saham.
Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat
hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel arus kas
investasi (PAIit) sebesar 0,030 (lebih kecil dari α = 0,050). Dengan demikian pengaruh
arus kas investasi (PAIit) terhadap return saham (Rt) secara parsial adalah
berpengaruh signifikan. Dimana arus kas investasi (PAIit) mencerminkan
kemampuan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan
untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Hasil pengujian ini
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Utari (2006), meneliti
tentang kandungan informasi laba dan arus kas guna pengambilan keputusan
investasi di Bursa Efek Jakarta.
Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat
hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel arus kas
pendanaan (PAPit) sebesar 0,042 (lebih kecil dari α = 0,05). Dengan demikian
variabel arus kas pendanaan (PAPit) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
return saham. Hal ini menujukkan arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
18
klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Hasil
pengujian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Utari (2006),
meneliti tentang kandungan informasi laba dan arus kas guna pengambilan
keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta.
Dari penjelasan di atas maka hipotesis 1, 2, dan 3 diterima bahwa arus kas operasi,
arus kas investasi, arus kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham.
Pengujian Hipotesis 4
Berdasarkan tabel 8 dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5%
dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel laba
kotor (PLKit) sebesar -0,420 (lebih besar dari α = 0,050). Dengan demikian variabel laba kotor
(PLKit) secara parsial tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap return
saham. Dimana laba kotor (PLKit) merupakan selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi
dengan cost barang terjual. Dimana kondisi perusahaan menunjukkan semakin efisien
penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Hasil pengujian tidak
sependapat dengan pengujian yang dilakukan oleh Febrianto (2005) dalam penelitiannya
yang menguji angka laba mana antara laba kotor, laba operasi, dan laba bersih yang direaksi
lebih kuat oleh investor dan seberapa signifikan perbedaan reaksi pasar terhadap ketiga
angka laba tersebut. Dengan begitu maka hipotesis 4 ditolak, bahwa laba kotor tidak
berpengaruh terhadap return saham.
Pengujian Hipotesis 5 dan 6
Berdasarkan table 8 dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5%
dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel
return on invesment (ROI) sebesar 0,039 (lebih kecil dari α = 0,050). Dengan demikian
pengaruh return on invesment (ROI terhadap return saham (Rt) secara parsial berpengaruh
signifikan. Dimana ROI umumnya digunakan investor sebagai pedoman dalam membuat
keputusan investasi. Hanya investasi yang mampu memberikan ROI seperti yang
diharapkan oleh investor saja yang diterima. Hasil pengujian ini juga sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2008) melakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh Current Ratio, Return on Investment, dan Earning Per Share terhadap
perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur di BEI.
Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil
perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel economic value added
(EVA) sebesar 0,037 (lebih kecil dari α = 0,050). Dengan demikian pengaruh economic value
added (EVA) terhadap return saham (Rt) secara parsial adalah berpengaruh dan signifikan.
Dimana suatu perusahaan dapat dikatakan meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya,
bila tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih besar daripada biaya modal. Bila EVA
semakin tinggi maka harga saham akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena
perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya,
sehingga return saham yang dimiliki oleh para pemegang saham menjadi ikut naik. Hasil
pengujian ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Marini (2008)
meneliti pengaruh EVA, ROE dan arus kas operasi terhadap return saham pada perusahaan
yang terdaftar di JII (Jakata Islamic Index) menunjukan bahwa uji parsial antara EVA dengan
return saham memiliki pengaruh positif. Nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dengan
cara mengurangi beban biaya modal berhasil meningkatkan return saham bagi pemegang
saham. Dari hasil diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis 5 dan 6 diterima
yaitu ROI dan EVA berpengaruh terhadap return saham.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
19
SIMPULAN DAN KETERBATASAN
Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1)Arus kas operasi
berpengaruh terhadap return saham; (2) Arus kas investasi berpengaruh terhadap return
saham; (3) Arus kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham; (4) Laba kotor tidak
berpengaruh terhadap return saham; (5) Return on investment berpengaruh terhadap return
saham; (6) Economic Value Added berpengaruh terhadap return saham.
Keterbatasan
Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian
selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian yang lebih panjang,
sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih komprehensif dari penelitian yang
dilakukan. Serta penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel
penelitian yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, H. 2005. Analisis Investasi. Salemba Empat. Jakarta
A.H. Rahardjo. 2005. Dasar-Dasar Perekonomian Wilayah. Graha Ilmu. Yogyakarta.
A.T. Ferdinand. 2008. Metode Penelitian Manajemen. Edisi 4. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang
Ahmad, K. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta.
A. R. Utari. 2006. “Kandungan Informasi Laba dan Arus Kas Guna Pengambilan Keputusan
Investasi.” Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Bisnis. Vol. 5 No. 1.
Baridwan, Z. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. BPFE. Yogyakarta.
Bramantyo, R. 2006. Pengaruh Debt Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), dan
Devidend Payout Ratio (DPR) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur.” Skripsi Universitas Negeri Semarang. Fakultas Ilmu Sosial. Semarang
Fauzan, A. 2006. “Analisa Pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Rete of Return pada
Perusahaan yang Tergabung dalam LQ 45.” Skripsi Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi keempat. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro (BPUD). Semarang.
H.M, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi IV. BPFE – UGM.
Yogyakarta.
Hendriksen, Eldon S., dan Breda, Michael F. Van. 2002. Teori Akunting. Edisi 5. Terjemahan
Hermawan Wibowo. Penerbit Interaksara. Batam. Jakarta.
Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Kieso, Donald E et al. 2007. Intermediate Accounting. Terjemahan Emil Salim. Edisi 12. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Leni Marini. 2008. “Analisis Pengaruh EVA, ROE dan Arus Kas Operasi terhadap Return
Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 20032006.” Skripsi Universitas Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Mariewati, Dian & Setyani, Astuti Yuli. 2005. “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan
Kinerja pada Food and Beverages yang Listing di Bursa Efek Jakarta”. Simposium
Akuntansi VII. Solo.
M. D. Mulyono. 2009. The Effect of Financial Ratio, Firm Size, and Cash Flow From Operating
Activities in the interim Report To the Stock Return. Chinnese Bussines Review Volume
8 No. 6.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
20
Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4. Liberty. Yogyakarta.
P. K. Dewi. 2008. Pengaruh EPS, PER, ROA, dan DER Terhadap Harga Saham Sub Sektor
Pada Industri Textille yang Go Public di BEI. Skripsi. Palembang: Universitas
Sriwijaya.
Rahardjo, B. 2005. Laporan Keuangan Perusahaan, seri membaca, memahami, menganalisis.
Cetakan Pertama. Gajah Mada. Yogyakarta.
Samsul, M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Sartono, R. Agus. 2002. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Penerbit BPEF.
Yogyakarta.
Singgih, S. 2001. Statistik Non Parametrik. PT. Elex Media Komutindo. Jakarta.
Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Jakarta: UPP AMP YKPN.
Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit: Alfa Beta. Bandung.
Sutrisno. 2005. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi. Penerbit:
Ekonisia.Yogyakarta.
Tjakrawala. 2001. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi 1. Salemba Empat. Jakarta.
Triyono dan Jogiyanto. 2000. “Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus
Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga Saham dan Return Saham”. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol. 3 No. 1 (Januari): 56-68
T. M. Theodorus. 2001. Teori Akuntansi. Edisi Kedelapan. Buku Dua. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Tuasikal, A (2002). "Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Memprediksi Return Saham:
Studi terhadap Perusahaan Pemanufakturan dan Non Pemanufakturan”. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5. No. 3. September 2002.
Widiatmodjo, S. 2005. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Penerbit PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Y.S. David & O’Byrne Stephen F. 2001. “EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai. Salemba
Empat. Jakarta.
www.idx.co.id
●●●
Download