Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) INTERAKSI KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK DI BEI Resha Novi Widiana [email protected] Bambang Suryono Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to test empirically the influence of the cash flow statement components (operating cash flow, investment, and funding), gross profit, return on investment (ROI), and economic value added (EVA) to the stock return. Multiple linear regressions is used in this research and the samples are 13 food & beverages companies which are go public in Indonesia Stock Exchange in the period of 2009 until 2012. This research is conducted in Indonesia Stock Exchange Corner STIESIA Surabaya. The analysis instrument that is used in this research is SPSS version 21.0 program. The result that has been obtained is based on the goodness of fit test shows that the regressions model is feasible to used to predict the influence of operating cash flow (PAOit), investment cash flow (PAIit), funding cash flow (PAPit), gross profit (PLKit), return on invesment (ROI), and economic value added (EVA) to the dependent variable that is stock return (Rt) at food and beverages companies which are go public in Indonesia Stock Exchange in the period of 2009 until 2012. By using the determination coefficient test (R2) has a strong contribution. Partially the hypothesis test only generates gross profit variable (PLKit) which has no significant influence and it has negative tendency to the stock return (Rt). Keywords: operating cash flow, investment cash flow, funding cash flow, gross profit, return on investment, economic value added and stock return. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh komponen laporan arus kas (arus kas operasi, investasi, dan pendanaan), laba kotor, return on invesment (ROI), dan economic value added (EVA) terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan sampel sebanyak 13 perusahaan food & beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2012. Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA. Alat analisis yang digunakan adalah program SPSS versi 21.0. Hasil yang didapat berdasarkan uji goodness of fit menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan untuk memprediksi pengaruh arus kas operasi (PAOit), arus kas investasi (PAIit), arus kas pendanaan (PAPit), laba kotor (PLKit), return on invesment (ROI), dan economic value added (EVA) terhadap variabel dependen yaitu return saham (Rt) pada perusahaan food & beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 sampai dengan 2012. Dengan uji Koefisien determinasi (R2) mempunyai kontribusi kuat. Untuk pengujian hipotesis secara parsial dihasilkan hanya variabel laba kotor (PLKit) yang tidak berpengaruh signifikan dan berarah negatif terhadap return saham (Rt). Kata kunci: arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba kotor, return on invesment, economic value added dan return saham. PENDAHULUAN Di dalam dunia usaha faktor yang paling utama dalam menjamin kelangsungan usaha adalah modal. Untuk itu perusahaan sangat membutuhkan sumber dana sebagai modal Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 2 dalam menjalankan operasi dan pembangunan perusahaan. Salah satu sumber dana yang bisa menjadi alternatif perusahaan adalah pasar modal (Kasmir, 2002:193). Dengan banyaknya perusahaan yang telah go public dan telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) salah satu diantaranya adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi sub sektor food and baverage. Alasan obyek penelitian ini pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi sub sektor food and baverage karena perusahaan tersebut hampir tidak terpengaruh oleh fluktuasi perekonomian melainkan perusahaan tersebut akan tetap eksis dan bertahan. Karena permintaan akan produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur di sub sektor food and baverage akan tetap stabil walaupun ada suatu penurunan namun tidak berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba yang optimal. Pasar modal merupakan media yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) dengan pihak yang ingin menginvestasikan kelebihan dana (investor) yang dimiliki. Perusahaan dapat menerbitkan saham atau obligasi di pasar modal untuk memperoleh dana dari investor, sedangkan investor membutuhkan informasi sebagai dasar pertimbangan dan pengambilan keputusan investasinya. Informasi bagi pengambilan keputusan di pasar modal berasal dari sumber internal dan eksternal perusahaan. Informasi dari sumber eksternal perusahaan berhubungan dengan lingkungan di luar perusahaan seperti kondisi perekonomian, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Sedangkan informasi dari sumber internal perusahaan salah satunya adalah laporan keuangan (Hidayati, 2008:2) Salah satu informasi penting dari laporan keuangan yang sering digunakan investor sebagai determinan utama pengambilan keputusan investasi adalah kinerja keuangan. Kinerja perusahaan ini mencerminkan kekuatan perusahaan yang angka-angkanya diambil dari laporan keuangan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Par. 17 (IAI 2009) informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dan sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya. Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan ini adalah laba dan arus kas. Salah satu bentuk tindak pengungkapan laporan keuangan adalah dengan melaporkan arus kas. Di dalam PSAK no 2 (2009) menyatakan bahwa entitas harus menyusun laporan arus kas sesuai persyaratan dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Sehingga tidak sedikit para analisis laporan keuangan menggunakan informasi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang lebih mencerminkan likuiditas perusahaan. Pertimbangan untuk mengetahui apakah laporan arus kas dan laba dapat mempengaruhi kepercayaan investor dalam pengambilan keputusan investasi didasarkan pada beberapa penelitian. Kusuma (2004) menguji kandungan informasi tambahan dari laba, modal kerja operasi dan arus kas pada perusahaan manufaktur membuktikan bahwa perubahan arus kas operasi memiliki kandungan informasi tambahan dalam memprediksi return saham. Utari (2006), meneliti tentang kandungan informasi laba dan arus kas guna pengambilan keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta laba akuntansi berpengaruh terhadap harga dan return saham, namun secara parsial memiliki pengaruh yang berbeda. Pada tingkat signifikansi di level 10% hanya laba akuntansi yang berpengaruh Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 3 signifikan terhadap harga saham. Arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan serta laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham, dengan arus kas operasi memiliki pengaruh paling signifikan. Selain menggunakan informasi laporan arus kas dalam melakukan penilaian kinerja perusahaan, laba akuntansi juga menjadi salah satu fokus utama yang diperhatikan. Alat ukur finansial yang sering digunakan untuk mengukur tingkat laba adalah Return on Investment (ROI). Menurut Munawir (2000), analisis ROI dalam rasio keuangan memiliki arti yang penting sebagai salah satu teknik analisis rasio keuangan yang bersifat menyeluruh (komperhensif). Namun, penggunaan alat ukur terhadap laba akuntansi seperti ROI (Return on Investment) memiliki kelemahan yaitu tidak memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal dan hanya memperhatikan hasilnya (laba perusahaan) sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan nilai perusahaan atau tidak. Untuk mengatasi suatu kelemahan yang dimiliki oleh ROI sebagai salah satu teknik analisis rasio keuangan, Stewart & Stern seorang analisis keuangan dari perusahaan Stern & Co pada tahun 1993 mengembangkan suatu konsep baru yaitu EVA (Economic Value Added). EVA atau nilai tambah ekonomis merupakan pendekatan baru dalam menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil ekspektasi penyandang dana. Tidak seperti ukuran kinerja konvensional, konsep EVA dapat berdiri sendiri tanpa perlu analisa perbandingan dengan perusahaan sejenis ataupun membuat analisa kecenderungan (Trend). EVA adalah suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan, dan hal ini berbeda dengan laba akuntansi. Pada dasarnya, EVA mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan. Secara matematis, EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jika EVA positif, menunjukkan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif menunnjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal. Metoda EVA akan sesuai dengan kepentingan para investor. EVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh komponen laporan arus kas (arus kas operasi, investasi, dan pendanaan), laba kotor, return on invesment (ROI), dan economic value added (EVA) terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan sampel sebanyak 13 perusahaan food & beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2012. Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA. Alat analisis yang digunakan adalah program SPSS versi 21.0. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Sebagai salah satu elemen ekonomi, maka aspek untuk memperoleh keuntungan yang optimal adalah tujuan yang menjiwai pasar modal sebagai lembaga jual beli efek. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995, “Pasar modal adalah tempat kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Menurut Widiatmodjo Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 4 (2005:15), “Pasar modal adalah pasar abstrak, dimana yang diperjual belikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun”. Pengertian Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Saham merupakan salah satu jenis efek yang paling populer diantara surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal. Berikut beberapa pengertian saham yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu : Menurut Ahmad (2004:69), saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada perusahaan. Sedangkan menurut Widiatmodjo (2005:54), saham adalah tanda penyertaan pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seseorang atas lembaga atau badan hukum terhadap sutau perusahaan yang sah secara hukum. Return Saham Motif pemodalan atau investor menanamkan dananya pada sekuritas adalah mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan resiko tertentu atau memperoleh return tertentu pada resiko yang minimal. Dalam melakukan investasi sekuritas saham, investor akan memilih saham perusahaan mana yang akan memberikan return yang tinggi. Menurut Jogiyanto (2008:107), return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investor. Sedangkan menurut Samsul (2006:291), return sahamadalah pendapatan yang dinyatakan dalam prosentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuangan jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Menurut Resmi (2002) yang dikutip dari Bramantyo (2006:2) menyatakan terdapat 2 (dua) macam analisis untuk menentukan return saham, yaitu informasi fundamental dan informasi teknikal. Informasi fundamental diperoleh dari intern perusahaan meliputi deviden dan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan, sedangkan informasi teknikal diperoleh di luar perusahaan seperti ekonomi, politik, dan finansial. Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang digunakan adalah informasi keuangan berupa informasi akuntansi yang terangkum dalam laporan keuangan dan informasi non keuangan berupa informasi non akuntansi yang tidak terangkum dalam laporan keuangan. Informasi fundamental dan teknikal dapat digunakan sebagai faktor yang digunakan investor untuk memprediksi return saham. Jika prospek perusahaan tersebut sangat kuat dan baik maka return saham perusahaan tersebut diperkirakan dapat meningkat pula. Arus kas operasi Arus kas dari aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 5 Arus kas investasi Arus kas dari aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktivitas jangka panjang produktif. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas pendanaan Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Pengertian Laba Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Yang pertama laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut. Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefisian biaya. Umumnya perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal. Untuk mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam setiap aktivitas usahanya agar perusahaan dapat terus membiayai seluruh kegiatan yang berlangsung secara terus menerus. Pengertian laba menurut Zaky Baridwan (2004:29) adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang termasuk pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Pengertian Return On Invesment Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (tingkat pengembalian), yang akan digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan (Sutrisno 2005). Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak (EAT = Earning After Tax). Menurut Munawir (2010) analisis ROI dalam analisis rasio keuangan memiliki arti penting sebagai salah satu teknik analisis rasio keuangan yang bersifat menyeluruh (komperhensif). Analisis ROI lazim digunakan oleh pihak manajemen untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan secara menyeluruh. ROI merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. Dengan demikian, rasio ini membandingkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva (net operating assets) yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. Sebutan lain untuk rasio ini adalah net operating profit rate of return atau operating earnings power. Pengertian EVA EVA merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi setiap tahun pada suatu perusahaan. EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 6 perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu dan merupakan salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan. Adanya EVA menjadi relevansi untuk mengukur kinerja berdasarkan nilai ekonomis yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan akan memberikan imbalan aktivitas yang menambah nilai dan membuang fasilitas yang merusak atau mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan dan membantu manajemen dalam hal menentukan tujuan internal perusahaan untuk implikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek. Pengembangan Hipotesis Hubungan Antara Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham. Martani (2009) yang menguji pengaruh rasio keuangan, ukuran perusahaan dan arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan keuangan terhadap return saham. Hasilnya menunjukkan bahwa rasio keuangan, ukuran perusahaan dan arus kas dari aktivitas operasi mempengaruhi return saham dan abnormal return. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap return saham. Hubungan Antara Arus Kas Investasi Terhadap Return Saham. Utari (2006), meneliti tentang kandungan informasi laba dan arus kas guna pengambilan keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta laba akuntansi berpengaruh terhadap harga dan return saham, namun secara parsial memiliki pengaruh yang berbeda. Pada tingkat signifikansi di level 10% hanya laba akuntansi yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan serta laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham, dengan arus kas operasi memiliki pengaruh paling signifikan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H2 : Arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh terhadap return saham. Hubungan Antara Arus Kas Pendanaan Terhadap Return Saham. Utari (2006), meneliti tentang kandungan informasi laba dan arus kas guna pengambilan keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Hasil analisisnya menunjukan arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan serta laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham, dengan arus kas operasi memiliki pengaruh paling signifikan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H3 : Arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh terhadap return saham. Hubungan Antara Laba Kotor Dengan Return Saham. Febrianto (2005) dalam penelitiannya yang menguji angka laba mana antara laba kotor, laba operasi, dan laba bersih yang direaksi lebih kuat oleh investor dan seberapa signifikan perbedaan reaksi pasar terhadap ketiga angka laba tersebut. Penelitian Febrianto (2005) ini menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan return saham. Laba kotor lebih terkendali oleh manajemen karena rekening cost barang terjual menentukan daya saing produk dipasar. Manajemen pasti berusaha untuk mengendalikan biaya tersebut pada tingkat yang rendah agar produk bisa dijual dengan harga yang kompetitif. Rekening yang membentuk cost barang terjual pun relatif bebas dari pilihan metode akuntansi, jikapun ada itu hanya pilihan antara FIFO dan LIFO yang didalam penelitian dibuktikan tidak mempengaruhi keputusan investor dan masalah Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 7 pembebanan biaya overhead pabrik yang sebenarnya tidak terlalu mengubah nilai akhir cost barang terjual. Metode ABC dan Just in Time misalnya adalah bukti bahwa manajemen berusaha keras untuk mengendalikan cost barang terjual. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H4 : Laba kotor berpengaruh terhadap return saham. Hubungan Antara ROI Dengan Return Saham. Dewi (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Return on Investment, dan Earnings Per Share terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah Current Ratio, Return on Investment (ROI), dan Earnings Per Share (EPS). Metoda analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis linier berganda, R2, uji t dan uji f. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa secara simultan dan parsial Current Ratio, Return on Investment, dan Earnings Per Share dapat mempengaruhi harga saham. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H5 : Return on Investment (ROI) berpengaruh terhadap return saham. Hubungan Antara EVA Dengan Return Saham Marini (2008) meneliti pengaruh EVA, ROE dan arus kas operasi terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di JII (Jakata Islamic Index) menunjukan bahwa uji parsial antara EVA dengan return saham memiliki pengaruh positif. Nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal berhasil meningkatkan return saham bagi pemegang saham. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H6 : EVA berpengaruh terhadap return saham. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009-2012 (4 tahun). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), (2) b. Saham perusahaan yang tercatat di BEI selama 4 tahun berturut-turut mulai dari tahun 2009 – 2012 (4 tahun), (3) Perusahaan yang melaporkan secara publik laporan keuangan tahunan dalam tahun fiskal yang berakhir 31 Desember yang telah diaudit untuk masa tahun 2009-2012 (4 tahun), (4) Perusahaan yang membagikan deviden selama 4 tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2009-2012. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Arus kas operasi (X1) Arus kas dari aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 8 penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. PAOit = (AOit – AOit-1) / AOit-1 b. Arus kas investasi (X2) Arus kas dari aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktivitas jangka panjang produktif. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. PAIit = (AIit – AIit-1) / AIit-1 c. Arus kas pendanaan (X3) Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan yang berasal dari total arus kas dari masing-masing aktivitas di dalam laporan arus kas pada saat dipublikasikan. Persamaan dalam variabel ini adalah: PAPit = (APit – APit-1) / APit-1 d. Laba Kotor (X4) Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan untuk perusahaan manufaktur, mulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual. Laba kotor (gross profit) yang berasal dari total laba kotor dalam laporan laba rugi pada saat dipublikasikan. Persamaan dalam variabel ini adalah: PLKit = (LKit – LKit-1) / LKit-1 e. ROI/Return on Investment (X5) Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (tingkat pengembalian), yang akan digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan (Sutrisno 2005). Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak (EAT = Earning After Tax). Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 9 f. EVA/Economic Value Added (X6) EVA merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi setiap tahun pada suatu perusahaan. EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu dan merupakan salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan. Tahapan analisis data untuk menghitung Economic Value Added (EVA) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Menghitung biaya modal hutang (cost of debt) K = Kd ( 1 – T ) Dimana : Keterangan : Kd = Tingkat suku bunga dan hutang sebelum pajak T = Tarif pajak 2) Biaya Modal Saham (cost of equity) Ke = Rf + ( Rm - Rf ) β Keterangan : Ke = Tingkat keutungan yang disyaratkan investor Rf = Tingkat return bebas resiko β = Beta, pengukuran risiko sistematis saham Rm = Tingkat keutungan pasar Dimana : Keterangan : n = Banyaknya periode pengamatan X = Tingkat keuntungan portofolio pasar (Rm) Y = Tingkat keuntungan suatu saham (Ri) Dimana : IHSGt = Indeks harga saham gabungan periode t IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan sebelum periode t Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 10 Dimana : Ri = Pengembalian keutungan saham pada periode ke t Dt = Deviden saham pada periode ke t Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 3) Biaya rata-rata tertimbang (WACC) Keterangan : WACC Ke Kd E D V = = = = = = Biaya modal rata-rata tertimbang Biaya modal saham biasa Biaya modal hutang Equity Hutang Jumlah modal saham dan modal hutang 4) Capital Perhitungan capital dengan menggunakan rumus: Capital = Hutang + Modal sendiri 5) Menghitung Economic Value Added (EVA) EVA = NOPAT – (WACC x Capital) Variabel Dependen Return Saham Return saham adalah keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas investasi yang dilakukan. Konsep return saham dalam penelitian ini adalah perbandingan antara selisih harga saham saat ini dengan harga saham periode sebelumnya ditambah deviden dibagi dengan harga saham periode sebelumnya. Adapun nilai closing price dalam penelitian ini diambil dari closing price tahunan yang tercantum dalam Jakarta Stocks Excange. Secara matematis return saham dapat diformulasikan sebagai berikut: Dimana: Rt = Return saham Pt = Harga saham pada akhir periode Pt-1 = Harga saham pada awal periode D = Deviden Pengujian Hipotesis Uji Asumsi Klasik Hipotesis penelitian akan diuji dengan persamaan regresi berganda, yaitu : Rt = α + β1PAO1 + β2PAI2 + β3PAP3 + β4PLK 4 + β5ROI5 + β6EVA6 + e Dalam hal ini: Rt = Return saham α = Konstanta Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 11 β1, β2…β6 PAO1 PAI2 PAP3 PLK4 ROI5 EVA6 e = = = = = = = = Koefisien regresi masing-masing variabel independent Perubahan arus kas dari aktivitas operasi pada periode t Perubahan arus kas dari aktivitas investasi pada periode t Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan pada periode t Perubahan laba kotor pada periode t Return on Investment Economic Value Added Error Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan 6 (enam) variabel independent dan 1 (satu) variabel dependent. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh laporan arus kas dari aktivitas operasi, laporan arus kas dari aktivitas investasi, laporan arus kas dari aktivitas pendanaan, laba kotor, ROI dan EVA terhadap return saham dengan menggunakan metode regresi linier berganda yang menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 21.0. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan Arus Kas Operasi Tabel 1 menunjukkan hasil perhitungan arus kas operasi dari 13 perusahaan manufaktur food and baverage mulai dari tahun 2009-2014. Tabel 1 Hasil Perhitungan Arus Kas Operasi Perusahaan Food & Beverage Periode 2009 - 2012 Perusahaan PT Akhasa Wira International Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Ultra Jaya Milk Tbk PT. Cahaya Kalbar PT. Sekar Laut Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Fast Food Indonesia Tbk PT. Prashida Aneka Niaga Tbk PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Rata-rata 2009 -1,35 0,05 -0,14 2,22 -0,88 -3,52 -0,08 -11,22 0,68 1,94 -1,54 -0,33 0,27 -1.07 Tahun 2010 2011 -2,76 -2,92 -0,81 4,59 1,99 -0,28 -0,47 -3,55 15,82 0,22 -2,97 -1,61 -0,31 0,26 -1,14 -7,64 -1,41 -2,28 -0,2 0,64 -1,47 -1,22 0,7 0,56 -0,39 -0.51 1,1 -0.93 2012 0,53 0,4 0,49 -2,37 0,52 0,31 0,49 -0,73 2,69 -1 -3,35 0,27 -1 -0.21 Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 12 Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata arus kas operasi selama periode 2009 sampai dengan 2012 mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika perusahaan itu sendiri dalam arus kas operasi. Pada tahun 2009 rata-rata arus kas operasi sebesar -1.07 mengalami penurunan -0.56 pada tahun 2010 sebesar -0.51. pda tahun 2011 naik 0.42 sehingga menjadi 0.93, disusul kemudian pada tahun 2012 mengalami penurunan lagi sebesar -0.72 sehingga menjadi -0.21. Arus Kas Investasi Tabel 2 menunjukkan hasil perhitungan arus kas investasi dari 13 perusahaan manufaktur food and baverage mulai dari tahun 2009-2014. Tabel 2 Hasil Perhitungan Arus Kas Investasi Perusahaan Food & Beverage Periode 2009 - 2012 Perusahaan PT Akhasa Wira International Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Ultra Jaya Milk Tbk PT. Cahaya Kalbar PT. Sekar Laut Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Fast Food Indonesia Tbk PT. Prashida Aneka Niaga Tbk PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Rata-rata 2009 -1.12 3.1 -0.63 -0.31 -1.33 -1.06 -0.05 -0.74 -0.56 -2.34 -0.66 -0.63 0.16 -0.47 Tahun 2010 2011 36.66 -4.33 1.71 0.13 -0.26 0.48 0.06 1.5 -4.79 0.34 -3.63 -0.41 -0.2 -0.03 0.71 9.85 -0.56 5.48 0.44 0.14 3.14 0.28 2.69 0.88 0.13 0.31 2.78 1.12 2012 -1.08 0.09 0.64 -0.25 -0.82 18.96 1.46 -0.37 -0.39 0.29 -0.62 0.88 -1 1.37 Tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata arus kas investasi selama periode 2009 sampai dengan 2012 mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika perusahaan itu sendiri pada arus kas investasi. Pada tahun 2009 rata-rata arus kas investasi sebesar -0.47 mengalami peningkatan sebesar 3.25 pada tahun 2010 sehingga menjadi 2.78. Pada tahun 2011 penurunan sebesar 1.66 sehingga menjadi 1.12, disusul kemudian pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 0.25 sehingga menjadi 1.37. Arus Kas Pendanaan Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan arus kas investasi dari 13 perusahaan manufaktur food and baverage mulai dari tahun 2009-2014. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 13 Tabel 3 Hasil Perhitungan Arus Kas Pendanaan Perusahaan Food & Beverage Periode 2009 - 2012 Perusahaan PT Akhasa Wira International Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Ultra Jaya Milk Tbk PT. Cahaya Kalbar PT. Sekar Laut Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Fast Food Indonesia Tbk PT. Prashida Aneka Niaga Tbk PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Rata-rata 2009 -1.21 -0.02 -0.22 7.16 -0.66 -3.32 -1.60 -15.16 1.21 0.83 -2.33 -0.52 -1.69 -1.35 Tahun 2010 2011 0.07 -0.67 0.47 -35.31 7.65 0.58 7.83 2.37 3.30 -0.65 -0.82 -3.93 -1.55 8.67 1.61 0.78 -2.52 0.42 0.45 -4.57 0.47 4.36 -0.26 -0.64 3.00 -3.55 1.52 -2.47 2012 0.49 -4.44 -0.77 -9.48 0.63 -0.02 -0.34 -1.97 6.90 3.45 -5.40 -0.31 -1.00 -0.94 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata arus kas pendanaan selama periode 2009 sampai dengan 2012 mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika perusahaan itu sendiri pada arus kas pendanaan. Pada tahun 2009 rata-rata arus kas pendanaan sebesar 1.35 mengalami peningkatan sebesar 2.87 pada tahun 2010 sehingga menjadi 1.52. Pada tahun 2011 penurunan sebesar -3.99 sehingga menjadi -2.47, disusul kemudian pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar -1.53 sehingga menjadi -0.94. Laba Kotor Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan arus kas investasi dari 13 perusahaan manufaktur food and baverage mulai dari tahun 2009-2014. Tabel 4 Hasil Perhitungan Laba Kotor Perusahaan Food & Beverage Periode 2009 - 2012 Tahun Perusahaan 2009 2010 2011 PT Akhasa Wira International Tbk 0,36 0,66 0,42 PT. Delta Djakarta Tbk 0,19 0,06 0,09 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0,16 0,19 0,01 PT. Mayora Indah Tbk 0,50 0,51 -0,03 PT. Ultra Jaya Milk Tbk 0,62 0,40 0,06 PT. Cahaya Kalbar -0,41 -0,40 1,36 PT. Sekar Laut Tbk -0,08 0,09 0,38 PT. Siantar Top Tbk 0,13 0,30 0,34 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0,01 0,20 1,30 PT. Fast Food Indonesia Tbk 0,18 0,12 0,14 PT. Prashida Aneka Niaga Tbk -0,17 0,15 0,25 PT. Nippon Indosari Corporindo 0,38 0,30 0,31 Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0,33 0,21 0,05 Rata-rata 0,17 0,21 0,36 2012 1,38 0,32 0,08 0,41 0,44 -0,15 0,46 0,39 0,43 0,11 0,26 0,47 -1,00 0,28 Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 14 Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata laba kotor selama periode 2009 sampai dengan 2012 mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika perusahaan itu sendiri pada laba kotor. Pada tahun 2009 rata-rata laba kotor sebesar 0.17 mengalami peningkatan sebesar 0.04 pada tahun 2010 sehingga menjadi 0.21. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 0.15 sehingga menjadi 0.36, disusul kemudian pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0.08 sehingga menjadi 0.28. Return On Invesment Tabel 5 menunjukkan hasil perhitungan ROI dari 13 perusahaan manufaktur food and baverage mulai dari tahun 2009-2014. Tabel 5 Hasil Perhitungan ROI Perusahaan Food & Beverage Periode 2009 - 2012 Perusahaan PT Akhasa Wira International Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Ultra Jaya Milk Tbk PT. Cahaya Kalbar PT. Sekar Laut Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Fast Food Indonesia Tbk PT. Prashida Aneka Niaga Tbk PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Rata-rata 2009 9,15 16,64 5,14 11,46 3,53 8,7 6,53 7,49 2,22 17,48 9,18 16,46 34,27 11,4 Tahun 2010 2011 9,76 8,18 19,7 21,79 6,25 9,36 11 7,33 5,34 5,89 3,48 11,7 2,42 2,79 6,57 4,57 3,88 0,01 16,15 14,8 3,12 5,66 17,56 15,27 38,96 11,09 41,56 11,45 2012 21,43 28,64 8,21 8,95 14,6 5,68 3,19 5,97 0,01 11,56 3,75 12,38 0,04 9,57 Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata Return on Investment (ROI) selama periode 2009 sampai dengan 2012 mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika perusahaan itu sendiri pada Return on Investment (ROI). Pada tahun 2009 rata-rata Return on Investment (ROI) sebesar 11.4 mengalami penurunan sebesar 0.31 pada tahun 2010 sehingga menjadi 11.09. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 0.36 sehingga menjadi 11.45, disusul kemudian pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1.88 sehingga menjadi 9.57. Economic Value Added Tabel 6 menunjukkan hasil perhitungan EVA dari 13 perusahaan manufaktur food and baverage mulai dari tahun 2009-2014. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 15 Tabel 6 Hasil Perhitungan ROI Perusahaan Food & Beverage Periode 2009 - 2012 Tahun Perusahaan PT Akhasa Wira International Tbk 2009 2010 2011 2012 14.805 -972 19.810 62.217 144.989.447 180.825.806 201.116.062 369.003.183 4.187.434 5.167.567 6.651.789 7.172.038 PT. Mayora Indah Tbk 382.501.895.093 499.653.509.421 483.483.128.714 744.426.562.199 PT. Ultra Jaya Milk Tbk 95.030.848.606 106.213.766.404 -67.233.245.284 337.378.844.102 PT. Cahaya Kalbar 44.231.870.018 8.928.507.905 77.438.950.882 -71.393.982.834 PT. Sekar Laut Tbk 7.549.876.585 2.111.421.284 17.060.768.597 27.913.503.393 PT. Siantar Top Tbk 14.150.858.941 22.016.857.564 40.842.113.480 139.427.994.876 184.610.434.172 174.220.204.707 -350.253 -277.866 133.640.460 134.075.957 368.269.618 332.281.654 PT. Prashida Aneka Niaga Tbk 72.199.978.931 52.798.101.350 50.375.234.410 75.965.850.651 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 64.568.803.595 47.916.707.320 115.932.475.374 149.149.487.711 578.023 740.331 -28.663 14.395 PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Fast Food Indonesia Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Return Saham Tabel 7 menunjukkan hasil perhitungan return saham dari 13 perusahaan manufaktur food and baverage mulai dari tahun 2009-2014. Tabel 7 Hasil Perhitungan Return Saham Perusahaan Food & Beverage Periode 2009 - 2012 Tahun Perusahaan 2009 2010 2011 PT Akhasa Wira International Tbk 0,58 3,08 -0,29 PT. Delta Djakarta Tbk 4,84 2,22 1,05 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 2,28 0,75 0,29 PT. Mayora Indah Tbk 1,95 0,99 0,50 PT. Ultra Jaya Milk Tbk -0,24 1,26 -0,01 PT. Cahaya Kalbar 0,88 -0,19 -0,09 PT. Sekar Laut Tbk 0,67 0,11 0,17 PT. Siantar Top Tbk 0,61 0,44 0,59 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1,87 0,76 -0,07 PT. Fast Food Indonesia Tbk 0,63 1,55 0,22 PT. Prashida Aneka Niaga Tbk 2,57 -1,23 2,17 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 0,05 1,16 0,36 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 1,96 0,49 0,56 2012 0,74 1,71 0,70 0,57 0,23 0,75 0,52 0,62 1,21 0,33 -0,26 0,70 0,78 Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 16 Uji Asumsi Klasik a. b. c. d. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. Uji Autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi pertama adalah 1.878, nilai du = 1,822, nilai 4-du = 2,178 karena nilai DW lebih besar dari nilai du dan nilai DW lebih kecil dari 4-du maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak ada autokorelasi. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik data tersebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar dengan baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan. Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot menunjukkan bahwa titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis 1, 2, 3 Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk menjawab hipotesis 1,2 dan 3 Variabel Bebas Constant PAOit PAIit PAPit PLKit ROI EVA Fhitung Signifikan R Rsquare Adjusted RSquare Varaibel terikat Tabel 8 Analisis Regresi Linier Berganda Koefisien Regresi .452 .012 .029 .033 -.420 1.979 2.862 1.921 .007 .752 .704 .563 thitung 1.940 1.117 3.218 2.230 -1.195 2.357 2.412 Sig. .050 .047 .030 .042 . 238 .039 .037 Return Saham (Rt) Dari tabel 8 didapat rumus analisis regresi linier berganda sebagai berikut: Rt = 0.452 + 0.012PAOit + 0.029PAIit + 0.033PAPit – 0.420PLKit + 1.979ROI + 2.862EVA + e Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase kontribusi variabel arus kas operasi (PAOit), arus kas investasi (PAIit), arus kas pendanaan (PAPit), laba kotor (PLKit), return on invesment (ROI), dan economic value added (EVA) terhadap return Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 17 saham (Rt) pada perusahaan food & beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Dari perhitungan dengan hasil output SPSS 21.0 pada tabel 22 diatas diketahui RSquare (R2) sebesar 0,704 atau 70,4% yang berarti bahwa kontribusi variabel bebas yang terdiri dari arus kas operasi (PAOit), arus kas investasi (PAIit), arus kas pendanaan (PAPit), laba kotor (PLKit), return on invesment (ROI), dan economic value added (EVA) terhadap return saham (Rt) pada perusahaan food & beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia adalah mempunyai kontribusi kuat. Sedangkan sisanya (100% - 70,4% = 29,6%) dipengaruhi oleh faktor lainnya. Koefisien korelasi (R) digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel bebas yang terdiri atas arus kas operasi (PAOit), arus kas investasi (PAIit), arus kas pendanaan (PAPit), laba kotor (PLKit), return on invesment (ROI), dan economic value added (EVA) terhadap return saham (Rt) pada perusahaan food & beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,752 atau 75,2% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel bebas yang terdiri arus kas operasi (PAOit), arus kas investasi (PAIit), arus kas pendanaan (PAPit), laba kotor (PLKit), return on invesment (ROI), dan economic value added (EVA) terhadap return saham (Rt) pada perusahaan food & beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia memiliki hubungan yang erat. Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, ROI, EVA memiliki hubungan yang positif terhadap return saham. Sedangkan laba kotor tidak berpengaruh terhadap return saham dan memiliki hubungan negatif. Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel arus kas operasi (PAOit) sebesar 0,047 (lebih kecil dari α = 0,05). Dengan demikian pengaruh arus kas operasi (PAOit) terhadap return saham (Rt) secara parsial berpengaruh signifikan. Dimana arus kas operasi (PAOit), hal merupakan indikator yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Martani (2009) yang menguji pengaruh rasio keuangan, ukuran perusahaan dan arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan keuangan terhadap return saham. Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel arus kas investasi (PAIit) sebesar 0,030 (lebih kecil dari α = 0,050). Dengan demikian pengaruh arus kas investasi (PAIit) terhadap return saham (Rt) secara parsial adalah berpengaruh signifikan. Dimana arus kas investasi (PAIit) mencerminkan kemampuan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Utari (2006), meneliti tentang kandungan informasi laba dan arus kas guna pengambilan keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel arus kas pendanaan (PAPit) sebesar 0,042 (lebih kecil dari α = 0,05). Dengan demikian variabel arus kas pendanaan (PAPit) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap return saham. Hal ini menujukkan arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 18 klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Utari (2006), meneliti tentang kandungan informasi laba dan arus kas guna pengambilan keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Dari penjelasan di atas maka hipotesis 1, 2, dan 3 diterima bahwa arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham. Pengujian Hipotesis 4 Berdasarkan tabel 8 dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel laba kotor (PLKit) sebesar -0,420 (lebih besar dari α = 0,050). Dengan demikian variabel laba kotor (PLKit) secara parsial tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham. Dimana laba kotor (PLKit) merupakan selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost barang terjual. Dimana kondisi perusahaan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Hasil pengujian tidak sependapat dengan pengujian yang dilakukan oleh Febrianto (2005) dalam penelitiannya yang menguji angka laba mana antara laba kotor, laba operasi, dan laba bersih yang direaksi lebih kuat oleh investor dan seberapa signifikan perbedaan reaksi pasar terhadap ketiga angka laba tersebut. Dengan begitu maka hipotesis 4 ditolak, bahwa laba kotor tidak berpengaruh terhadap return saham. Pengujian Hipotesis 5 dan 6 Berdasarkan table 8 dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel return on invesment (ROI) sebesar 0,039 (lebih kecil dari α = 0,050). Dengan demikian pengaruh return on invesment (ROI terhadap return saham (Rt) secara parsial berpengaruh signifikan. Dimana ROI umumnya digunakan investor sebagai pedoman dalam membuat keputusan investasi. Hanya investasi yang mampu memberikan ROI seperti yang diharapkan oleh investor saja yang diterima. Hasil pengujian ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Return on Investment, dan Earning Per Share terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur di BEI. Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel economic value added (EVA) sebesar 0,037 (lebih kecil dari α = 0,050). Dengan demikian pengaruh economic value added (EVA) terhadap return saham (Rt) secara parsial adalah berpengaruh dan signifikan. Dimana suatu perusahaan dapat dikatakan meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya, bila tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih besar daripada biaya modal. Bila EVA semakin tinggi maka harga saham akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya, sehingga return saham yang dimiliki oleh para pemegang saham menjadi ikut naik. Hasil pengujian ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Marini (2008) meneliti pengaruh EVA, ROE dan arus kas operasi terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di JII (Jakata Islamic Index) menunjukan bahwa uji parsial antara EVA dengan return saham memiliki pengaruh positif. Nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal berhasil meningkatkan return saham bagi pemegang saham. Dari hasil diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis 5 dan 6 diterima yaitu ROI dan EVA berpengaruh terhadap return saham. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 19 SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1)Arus kas operasi berpengaruh terhadap return saham; (2) Arus kas investasi berpengaruh terhadap return saham; (3) Arus kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham; (4) Laba kotor tidak berpengaruh terhadap return saham; (5) Return on investment berpengaruh terhadap return saham; (6) Economic Value Added berpengaruh terhadap return saham. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian yang lebih panjang, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih komprehensif dari penelitian yang dilakukan. Serta penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel penelitian yang lain. DAFTAR PUSTAKA Abdul, H. 2005. Analisis Investasi. Salemba Empat. Jakarta A.H. Rahardjo. 2005. Dasar-Dasar Perekonomian Wilayah. Graha Ilmu. Yogyakarta. A.T. Ferdinand. 2008. Metode Penelitian Manajemen. Edisi 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Ahmad, K. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta. A. R. Utari. 2006. “Kandungan Informasi Laba dan Arus Kas Guna Pengambilan Keputusan Investasi.” Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Bisnis. Vol. 5 No. 1. Baridwan, Z. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. BPFE. Yogyakarta. Bramantyo, R. 2006. Pengaruh Debt Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), dan Devidend Payout Ratio (DPR) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur.” Skripsi Universitas Negeri Semarang. Fakultas Ilmu Sosial. Semarang Fauzan, A. 2006. “Analisa Pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Rete of Return pada Perusahaan yang Tergabung dalam LQ 45.” Skripsi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro (BPUD). Semarang. H.M, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi IV. BPFE – UGM. Yogyakarta. Hendriksen, Eldon S., dan Breda, Michael F. Van. 2002. Teori Akunting. Edisi 5. Terjemahan Hermawan Wibowo. Penerbit Interaksara. Batam. Jakarta. Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta. Kieso, Donald E et al. 2007. Intermediate Accounting. Terjemahan Emil Salim. Edisi 12. Penerbit Erlangga. Jakarta. Leni Marini. 2008. “Analisis Pengaruh EVA, ROE dan Arus Kas Operasi terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 20032006.” Skripsi Universitas Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Mariewati, Dian & Setyani, Astuti Yuli. 2005. “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Kinerja pada Food and Beverages yang Listing di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Akuntansi VII. Solo. M. D. Mulyono. 2009. The Effect of Financial Ratio, Firm Size, and Cash Flow From Operating Activities in the interim Report To the Stock Return. Chinnese Bussines Review Volume 8 No. 6. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014) 20 Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4. Liberty. Yogyakarta. P. K. Dewi. 2008. Pengaruh EPS, PER, ROA, dan DER Terhadap Harga Saham Sub Sektor Pada Industri Textille yang Go Public di BEI. Skripsi. Palembang: Universitas Sriwijaya. Rahardjo, B. 2005. Laporan Keuangan Perusahaan, seri membaca, memahami, menganalisis. Cetakan Pertama. Gajah Mada. Yogyakarta. Samsul, M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Penerbit Erlangga. Jakarta. Sartono, R. Agus. 2002. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Penerbit BPEF. Yogyakarta. Singgih, S. 2001. Statistik Non Parametrik. PT. Elex Media Komutindo. Jakarta. Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Jakarta: UPP AMP YKPN. Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit: Alfa Beta. Bandung. Sutrisno. 2005. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi. Penerbit: Ekonisia.Yogyakarta. Tjakrawala. 2001. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi 1. Salemba Empat. Jakarta. Triyono dan Jogiyanto. 2000. “Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga Saham dan Return Saham”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3 No. 1 (Januari): 56-68 T. M. Theodorus. 2001. Teori Akuntansi. Edisi Kedelapan. Buku Dua. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Tuasikal, A (2002). "Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Memprediksi Return Saham: Studi terhadap Perusahaan Pemanufakturan dan Non Pemanufakturan”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5. No. 3. September 2002. Widiatmodjo, S. 2005. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Penerbit PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Y.S. David & O’Byrne Stephen F. 2001. “EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai. Salemba Empat. Jakarta. www.idx.co.id ●●●