BAB I - BAB V - Widyatama Repository

advertisement
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Pengaruh
Definisi penaruh (Influence) menurut The American Heritage
Dictionary (1996) adalah sebagai berikut :
“a power affecting person, thing, or course of events, especially
one that operates without any direct or apparent effort”
Dan menurut
Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1995),
pengertian pengaruh adalah :
“Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda)yang
ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan orang”
2.2
Akuntansi Manajemen
2.2.1
Pengertian Akuntansi
Ada beberapa pengertian mengenai akuntansi. Menurut S. Munawir
(2002:5), pengertian akuntansi dari segi prosesnya adalah :
“Suatu
proses
penggolongan,
indentifikasi,
pelaporan,
dan
pengukuran,
penganalisisan
pencatatan,
transaksi
–
transaksi keuangan suatu organisasi secara sistematis.”
Berdasarkan
kepada
siapa
penyajian
informasi
keuangan
lebih
dititikberatkan, Halim dan Supomo (2005:3) menyatakan bahwa :
“Akuntansi dapat dikelompokan menjadi dua; yaitu akuntansi
manajemen yang menyajikan informasi untuk pihak internal dan
informasi
akuntansi
keuangan
untuk
pihak
eksternal
perusahaan.”
2.2.2
Pengertian Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang
tujuan utamanya adalah menyajikan laporan-laporan sebagai satu satuan
usaha untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan
11
proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian.
Menurut Halim dan Supomo ( 2005:3 ) menyatakan bahwa
akuntansi manajemen adalah :
“suatu kegiatan (process) yang menghasilkan informasi keuangan
bagi manajemen untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam
melaksanakan fungsi manajemen”.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001:1) menyatakan pendapat
bahwa :
“akuntansi manajemen memiliki dua arti, yaitu akuntansi
manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan
dan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi “.
Akuntansi manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi
keuangan dimaksudkan sebagai suatu proses pengolahan informasi untuk
memenuhi
kebutuhan
manajemen
dalam
melaksanakan
fungsi
perencanaan, koordinasi, dan pengendalian organisasi. Sedangkan
akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi dimaksudkan sebagai
penggambaran informasi yang dihasilkan oleh pengolahan informasi
keuangan. Informasi merupakan suatu fakta, data pengamatan, persepsi,
atau sesuatu yang lain yang menambah pengetahuan. Informasi
diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan
datang, yang mengandung ketidakpastian, dan selalu menyangkut
pemilihan suatu alternatif tindakan diantara sekian alternatif yang
tersedia.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001:4), mengemukakan bahwa
perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen sebagai
suatu sistem pengolahan informasi keuangan terletak pada :
1.
2.
3.
4.
dasar pencatatan
fokus informasi
lingkup informasi
sifat laporan yang dihasilkan
12
5. keterlibatan dalam perilaku manusia
6. disiplin sumber yang melandasi
berdasarkan perbedaan pokok diatas, Mulyadi mengemukakan
suatu penjelasan mengenai akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen
ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan bagi keperluan
manajemen, yang digunakan oleh mereka yang berada dalam perusahaan.
Karena akuntansi manajemen menggunakan informasi ini terutama untuk
pengambilan keputusan, maka fokus informasi manajemen adalah
orientasi masa depan. Akuntansi manajemen juga dapat menyediakan
informasi akuntansi mengenai perusahaan secara keseluruhan, namun
lingkup informasi yang disediakan akuntansi manajemen terutama
mengenai bagian-bagian dalam perusahaan, dan informasi inilah yang
menjadi acuan bagi para pengambil keputusan dalam suatu bagian
perusahaan ( Mulyadi,2001:6 ).
Selain itu, akuntansi manajemen tidak dibatasi oleh prinsipprinsip akuntansi yang lazim, dan memiliki dua disiplin sumber, yaitu
ilmu ekonomi dan ilmu psikologi sosial, yang membimbing perilaku
manusia dalam organisasi.
Berdasar pendapat-pendapat tersebut, maka akuntansi manajemen
adalah suatu proses atau suatu kegiatan yang menghasilkan informasi
keuangan yang berorientasi kemasa yang akan datang, ditujukan untuk
pihak internal perusahaan, terutama pihak manajemen perusahaan untuk
pemenuhan
kebutuhan
manajemen
dalam
melaksanakan
fungsi-
fungsinya.
2.2.3
Tipe Informasi Akuntansi Manajemen
Sesuai dengan tujuannya, akuntansi manajemen ditujukan untuk
menyediakan informasi akuntansi bagi pihak manajemen yang dalam
pelaksanaan fungsi pokoknya sangat memerlukan informasi ini, terutama
untuk perencanaan, koordinasi dan pengendalian kegiatan bisnis
perusahaan.
13
Menurut Mulyadi (2001:16) informasi akuntansi manajemen
dibagi menjadi tiga tipe, yaitu : informasi akuntansi penuh (full
accounting information), informasi akuntansi pertanggung-jawaban
(responsibility accounting information), dan informasi akuntansi
diferensial (differential accounting information).
•
Informasi Akuntansi Penuh (full accounting information)
Informasi akuntansi penuh dapat mencakup informasi masa lalu
maupun informasi yang akan datang dan mencakup informasi mengenai
biaya, pendapatan, dan atau aktiva, produk, atau departemen karena
informasi digunakan untuk pelaporan informasi keuangan dan analisis
kemampuan menghasilkan laba-rugi suatu divisi atau bagian secara
khusus, pada bagian inilah akuntansi informasi penuh yang berisi
informasi masa lalu digunakan.
Menurut Mulyadi (2001:17) dalam hubungannya dengan
kesatuan usaha tertentu (divisi atau bagian tertentu dalam perusahaan )
informasi akuntansi penuh dapat berupa biaya penuh (full cost
information), informasi pendapatan penuh (full revenue information),
dan atau informasi aktiva penuh ( full asset information).
Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi mengenai masa
yang akan datang bermanfaat untuk pelaporan informasi keuangan
kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis
kemampuan yang menghasilkan laba, pemberian jawaban atas pertanyaan
“berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan sesuatu,
dan
penentuan
harga
jual
dalam
cost
type
contract”
(Mulyadi,2001:17)
“informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang
akan datang digunakan untuk penyusunan perencanaan, khususnya
perencanaan jangka panjang, yang sering pula disebut penyusunan
program. Di samping itu informasi biaya penuh dapat pula
digunakan untuk penetapan harga jual dalam kondisi yang normal.”
(Halim, Supomo,2005:7)
14
•
Informasi Akuntansi Diferensial (differential accounting
informatiom )
Dalam
pengambilan
keputusan,
manajemen
menggunakan
berbagai masukan didalam model pengambilan keputusan mereka, yang
dapat bersifat keuangan, non keuangan, dan bahkan yang bersifat non
kuantiatif. Informasi akuntansi manajemen digunakan dalam rangka
untuk menjalankan fungsinya yaitu fungsi manajemen yang utama adalah
planning atau perencanaan, coordinating atau koordinasi,
dan
controlling atau pengendalian.
Konsep informasi diferensial adalah informasi akuntansi yang
dihubungkan dengan pemilihan alternatif. Menurut Mulyadi (2001:17)
menyatakan bahwa :
“Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan
biaya, pendapatan, dan atau aktiva dalam alternatif tindakan
tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain”.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Halim dan
Supomo (2005:8) adalah :
“Akuntansi diferensial menyajikan informasi mengenai taksiran
pendapatan, biaya dan atau aktiva yang berbeda jika suatu
tindakan tertentu dipilih, dibandingkan dengan alternatif
tindakan yang lain”.
informasi ini memiliki dua unsur pokok, yaitu merupakan
informasi yang akan datang dan berbeda diantara alternatif yang dihadapi
oleh pengambil keputusan. Sedangkan menurut S.Munawir (2002:305)
informasi akuntansi diferensial adalah :
“informasi biaya yang akan terjadi dimasa depan (future cost)
yang diperkirakan akan berbeda untuk setiap alternatif dan
bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan
memilih salah satu alternatif tindakan yang terbaik”.
Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua ciri utama :
pertama, informasi akuntansi merupakan informasi masa yang akan
15
datang . kedua, informasi akuntansi merupakan informasi yang berbeda
diantara berbagai macam alternatif yang dihadapi oleh berbagai
keputusan. Informasi akuntansi diferensial ini sangat diperlukan oleh
manajemen untuk pengambilam keputusan, yaitu mengenai pemilihan
alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif yang tersedia, ditinjau
dari segi pengorbanan dan manfaat yang diperoleh bila suatu alternatif
tindakan diambil. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut
masa yang akan datang, maka informasi akuntansi diferensial adalah
informasi yang akan datang, karena pengambilan keputusan selalu
menyangkut pemilihan alternatif diantara berbagai alternatif yang tersedia
maka informasi akuntansi yang bermanfaat adalah informasi akuntansi
yang berbeda diantara setiap alternatif tindakan yang dipilih.
Adapun
manfaat
informasi
akuntansi
diferensial
dalam
pengambilan keputusan jangka pendek ( Mulyadi,2001:126) yaitu :
1. Membeli atau membuat sendiri (make or buy decision)
2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk (sell or
process further)
3. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau
kegiatan usaha suatu bagian perusahaan (stop or continue product
line)
4. Menerima atau menolak pesanan khusus (special order decision)
Informasi akuntansi diferensial terdiri dari : biaya diferensial
(differential cost), pendapatan diferensial (differential revenue), dan
aktiva diferensial (differential cost) (Mulyadi,2001:17)
•
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (responsibility
accounting information)
“Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan
Informasi aktiva, pendapatan dan atau biaya yang
dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas
pusat pertanggungjawaban tertentu yang dibutuhkan dalam
proses penyusunan anggaran”. (Mulyadi,2001:18)
16
Tiap manajer dalam organisasi merencanakan biaya, pendapatan
dan aktiva yang menjadi tanggung jawabnya dibawah koordinasi
manajemen puncak, dan menyusun anggaran berdasarkan informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
pertanggungjawaban
tersebut
juga
ini.
Informasi
digunakan
untuk
akuntansi
mengamati
pelaksanaan anggaran dan menilai seberapa jauh setiap manajer tersebut
melaksanakan rencananya.
Berdasarkan hal tersebut, Mulyadi (2001:19) mengemukakan :
“dengan demikian informasi akuntansi pertanggungjawaban
merupakan dasar untuk menganalisis prestasi manajer sekaligus
untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana
mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing – masing”
Menurut Halim dan Supomo (2005:9) jaga mengemukakan
bahwa “untuk tujuan analisis prestasi masing – masing manajer
pusat pertanggungjawaban, informasi akuntansi ini lebih efektif
daripada informasi akuntansi penuh, karena prestasi masing –
masing manajer dapat lebih diidentifikasikan sesuai dengan pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan informasi akuntansi
pertanggungjawaban lebih bersifat khusus pada suatu pusat
pertanggungjawaban.”
Berikut ini disajikan perbandingan manfaat ketiga tipe informasi
akuntansi manajemen.
17
Tabel 2.1
Tipe Informasi Akuntansi Akuntansi Manajemen dan Manfaatnya
Tipe Informasi
Manfaat bagi Informsi
Manfaat bagi
Akuntansi Manajemen
masa lalu
Informasi yang akan
(aktiva, pendapatan,
Datang
dan atau biaya)
Informasi
Akuntansi Pelaporan
Informasi Penyusunan program
Penuh (full accounting keuangan
information)
Analisis
kemampuan
mengahasilkan laba
Penentuan
harga
jual
normal
Jawaban atas pertanyaan: “
berapa biaya yang telah
Penentuan harga tranfer
dikeluarkan
untuk Penentuan haraga jual
menghasilkan sesuatu?”
dalam perusahaan yang
Penetapan Harga jual dalam
cost type contact
Informasi
Diferensial
Akuntansi Tidak ada
(differential
diatur dalam peraturan
pemerintah.
Pengambilan keputusan
pemilihan alternatif, baik
jangka pendek maupun
accounting information)
jangka panjang.
Informasi
Akuntansi Penialian kinerja manajer
Penyusunan anggaran
Pertanggungjawaban
Pemotivasian manajer
Sumber : Mulyadi, akuntansi manajemen, konsep, manfaat dan rekayasa. Hal 8
18
2.3
Informasi Akuntansi Diferensial
Seperti telah dikatakan bahwa salah satu fungsi utama manajemen
adalah perencanaan. Di dalam perencanaan ini manajemen dihadapkan
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai
alternative
manajemen
tindakan.
Di
dalam
sering menghadapi
proses
pengambilan
ketidakpastian.
Oleh
keputusan,
karena itu
manajemen memerlukan informasi yang relevan yang dapat diandalkan
sehingga
dapat
mengurangi
ketidakpastian
yang
dihadapi
dan
memungkinkan manajemen menentukan pilihan yang tepat.
Menurut Mulyadi (2001:17) dikatakan :
“Salah satu informasi yang penting biasanya diperlukan
sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan
adalah informasi akuntansi diferensial. Informasi akuntansi
diferensial terbagi menjadi tiga jenis, yaitu biaya diferensial,
pendapatan diferensial, dan aktiva diferensial”.
Berikut ini penulis akan menguraikan tiap – tiap jenis informasi
diferensial.
2.3.1
Biaya Diferensial
A. Pengertian Biaya
Biaya menurut S. Munawir (2002:307) didefinisikan sebagai
berikut:
“Sebagai nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk
memperoleh barang atau jasa yang diperkirakan akan
memberi manfaat saat ini atau masa depan pada organisasi
(Pengorbanan yang terjadi dalam rangka untuk memperoleh
suatu barang atau jasa yang bermanfaat) dikatakan setara
dengan kas karena sumber daya non kas juga dapat
ditukarkan dengan barang atau jasa”
19
Sedangkan menurut Mulyadi dalam buku akuntansi biaya
(2003:8) mengemukakan pengertian biaya dalam arti luas adalah :
“Pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu”
Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut :
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan ekonomi
untuk memperoleh manfaat tertentu.
B. Biaya Diferensial
Biaya dalam hubungannya dengan keputusan yang diusulkan,
pelaksanaan, atau evaluasi dapat dikelompokan dalam beberapa
kelompok, dan salah satunya adalah biaya diferensial. Biaya diferensial
ini dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Biaya Diferensial menurut Mulyadi (2001:118) menyatakan
sebagai berikut:
“biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang
diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh
suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai
macam alternatif”.
Dalam buku akuntansi Keuangan dan Manajemen, S. Munawir
(2002:498) menyatakan :
20
“biaya relevan juga disebut sebagai biaya diferensial, karena
biaya relevan adalah semua biaya yang akan mempengaruhi
suatu pengambilan keputusan”.
Sedangkan menurut Halim dan Supomo (2005:76) biaya
diferensial didefinisikan sebagai berikut :
“ biaya diferensial adalah biaya yang berbeda dalam suatu
kondisi, dibandingkan dengan kondisi – kondisi yang lain”.
Mulyadi (2001:116) membedakan antara pengertian istilah biaya
diferensial dengan biaya relevan walaupun seringkali istilah biaya
diferensial digunakan untuk maksud yang sama untuk menyebutkan biaya
diferensial.
Beliau menyatakan bahwa sebenarnya semua biaya adalah relevan
karena menurut definisi biaya, semua biaya adalah pengorbanan ekonomi
untuk tujuan tertentu, sehingga tidak ada biaya yang tidak relevan.
Menurut pembedaan ini biaya diferensial adalah biaya yang relevan
dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan
pendapat
–
pendapat
tersebut,
maka
dapat
didefinisikan bahwa biaya diferensial memiliki dua karakteristik utama
yaitu :
1. Biaya diferensial sebagai biaya masa yang akan datang (future cost)
Pengambilan keputusan merupakan pemilihan berbagai macam
alternatif untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu, informasi
yang diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan masa yang
akan datang. Biaya masa yang akan datang adalah biaya yang
diperkirakan akan terjadi dalam periode yang akan datang.
21
2. Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda
Karena banyaknya macam informasi akuntansi yang tersedia
dalam suatu perusahaan, tidak mungkin semua informasi ini relevan
dengan berbagai macam alternatif yang akan dipilih. Oleh karena itu
tidak semua tipe informasi akuntansi harus dilaporkan kepada
manajemen
untuk
keperluan
pengambilan
keputusan.
Biaya
diferensial merupakan biaya masa yang akan datang dan berbeda
diantara alternatif maka biaya tersebut relevan dengan analisis yang
dilakukan oleh manajemen.
Dalam konsep biaya, terdapat biaya yang relevan terhadap
pengambilan keputusan, dan juga biaya yang tidak relevan terhadap
pengambilan keputusan. Berikut ini akan dibahas biaya – biaya yang
relevan terhadap pengambilan keputusan :
•
Biaya tambahan (incremental cost)
Menurut Mulyadi (2001:121) salah satu biaya diferensial yang
relevan terhadap keputusan adalah biaya tambahan (incremental cost).
Biaya tambahan merupakan jumlah semua biaya diferensial
yang berhubungan dengan suatu alat yang bersangkutan
dengan penambahan atau pengurangan volume kegiatan
Hal ini sesuai dengan pendapat Halim dan Supomo (2005;81)
yang mengemukakan bahwa :
“biaya tambahan adalah biaya tambahan yang akan terjadi
jika suatu alternatif dipilih”.
Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut, dapat didefinisikan
bahwa biaya tambahan adalah biaya suatu jumlah biaya diferensial yang
bertambah yang merupakan akibat dari pemilihan alternatif pilihan.
22
•
Biaya Terhindarkan (avoidable cost)
Jika suatu alternatif yang diusulkan tidak berhubungan dengan
penambahan kegiatan, maka biaya yang menyangkut kegiatan tersebut
dapat dihindari. Biaya tersebut disebut biaya terhindarkan (avoidable
cost),Menurut (Mulyadi,2001:122)yaitu :
“Suatu biaya yang dapat ditiadakan jika alternative dipilih.
Biaya terhindarkan ini sesungguhnya merupakan variasi dari
biaya tambahan, sehingga biaya terhindarkan ini sering
disebut dengan istilah penghematan biaya tambahan
(incremental cost saving atau negative incremental cost)”.
Sedangkan Garrison dan Norren (2001:569) mengemukakan
bahwa “biaya terhindarkan adalah biaya yang dapat
dihilangkan baik seluruhnya maupun sebagian dengan
memilih salah satu alternatif yang tersedia”
Sehingga berdasarkan pendapat tersebut maka dapat didefinisikan
bahwa biaya terhindarkan adalah biaya yang dapat dihindari jika suatu
alternatif yang dipilih menyangkut peniadaan suatu kegiatan. Sedangkan
kebalikan dari biaya terhindarkan (avoidable cost) adalah biaya tak
terhindarkan (unavoidable cost)
Menurut S Munawir (2002:500) biaya tak terhindarkan atau
unavoidable cost adalah :
“biaya yang tetap akan terjadi terlepas dari alternatif mana
yang dipilih”
•
Biaya Kesempatan (opportunity cost)
Biaya diferensial lain yang juga merupakan biaya yang relevan
terhadap pengambilan keputusan adalah biaya kesempatan. Menurut
Mulyadi (2001:123) biaya kesempatan adalah :
23
“pendapatan yang dikorbankan/ penghematan biaya jika suatu
alternatif dipilih”.
Pendapat tersebut didukung oleh Samryn (2001:279) yang
mengemukakan bahwa:
“biaya kesempatan yaitu potensi perolehan keuntungan berupa
pendapatan atau penghematan biaya yang hilang karena memilih
suatu alternatif”.
Dari pendapat – pendapat tersebut, maka dapat didefinisikan
bahwa biaya kesempatan merupakan pendapatan yang hilang akibat suatu
pemilihan alternatif.
•
Biaya Keluar dari Kantong (out of pocket cost)
Salah satu biaya diferensial yang relevan terhadap pengambilan
keputusan adalah biaya keluar dari kantong (out of pocket cost), yang
didefinisikan sebagai “biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas
sekarang atau dalam jangka waktu dekat sebagai akibat keputusan
yang diambil” (Mulyadi,2001:123). Dari pendapat
yang telah
dikemukakan, maka jelaslah bahwa biaya keluar dari kantong adalah
biaya yang menyangkut pengeluaran kas yang harus digunakan untuk
membiayai suatu proyek atau kegiatan.
•
Biaya Variabel (variable cost)
Biaya variabel akan berubah jumlah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan. Tetapi Mulyadi (2001:120). menyatakan bahwa :
“Tidak semua biaya variable selalu sama dengan biaya
diferensial maksudnya tidak semua biaya variable selalu
relevan terhadapa pengambilan keputusan mungkin saja
keputusan yang akan diambil berhubungan dengan biaya
variable, tetapi tidak selalu berpengaruh terhadap jumlah
biaya variable tersebut.”
24
Contoh yang lebih lanjut dikemukakan, misalnya manajemen
menghadapi pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai
pengangkutan bahan baku dan penggudangannnya. Metode apapun yang
akhirnya diambil tidak akan mempengaruhi jumlah biaya variabel.
Sedangkan Halim dan Supomo (2005:15) mengemukakan bahwa :
“biaya variabel adalah biaya – biaya yang totalnya selalu
berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan
volume kegiatan perusahaan”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa
biaya variabel dapat menjadi biaya relevan dalam pengambilan
keputusan, tetapi hal tersebut tidak mutlak mengingat adanya kondisi
tertentu pada keputusan yang akan diambil, sehingga harus dilakukan
pengamatan yang hati – hati dan teliti untuk menentukan apakah biaya
variabel tersebut relevan atau tidak.
Demikian telah dibahas biaya – biaya yang relevan terhadap
pengambilan keputusan, dan selanjutnya akan dibahas biaya – biaya yang
tidak relevan dalam pengambilan keputusan sebagai berikut :
•
Biaya Tetap (Fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya – biaya yang dalam jarak kapasitas
(range of capacity) tertentu totalnya tidak akan berubah, meskipun
volume kegiatan perusahaan berubah – ubah. Sejauh tidak melampaui
kapasitas. “biaya tetap total tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
volume kegiatan perusahaan”(Halim dan Supomo,2005:18). Pendapat
ini didukung oleh pendapat Mulyadi (2001:120) yang mengemukakan
“bila suatu biaya tetap dapat diusut jejaknya ke dalam suatu
keputusan khusus dan hanya akan terjadi bila keputusan
khusus tersebut dilaksanakan, maka biaya tetap tersebut
dapat diperhitungkan sebagai biaya relevan”.
25
Dari pendapat – pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada umumnya karena sifatnya yang tetap, biaya tetap bukan
merupakan biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan. Tetapi ada
beberapa kondisi yang memungkinkan biaya tetap menjadi biaya relevan.
•
Biaya Terbenam (sunk cost)
(Mulyadi,2001:123). “Biaya terbenam merupakan biaya yang
terjadi akibat pengambilan keputusan yang lalu biaya terbenam
bukan
merupakan
biaya
yang
relevan
dalam
pengambilan
keputusan.”
Garrison dan Norren (2001:569) mengemukakan bahwa :
“biaya terbenam adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat
dihindari dari apapun keputusan yang dibuat oleh manajer”.
Selanjutnya Samryn (2001:280) menguatkan pendapat tersebut
lebih lanjut :
“biaya terbenam yaitu biaya yang telah terjadi dan tidak dapat
diubah oleh suatu keputusan yang dibuat sekarang atau pada
masa yang akan datang”.
Pendapat
ini
sesuai
dengan
Mulyadi
yang
kemudian
mengemukakan contoh dari biaya terbenam adalah biaya depresiasi,
biaya amortisasi, biaya deplesi (Mulyadi,2001:123). Berdasarkan
pendapat – pendapat tersebut, biaya terbenam merupakan biaya yang
tidak relevan dalam pengambilan keputusan, didefinisikansebagai biaya
yang terjadi pada masa lalu dan tidak dapat diubah.
26
2.3.2
Pendapatan Diferensial
A. Pengertian Pendapatan
Henry Simamora (2000:24) mengemukakan bahwa:
“pendapatan adalah kenaikan aktiva perusahaan atau
penurunan kewajiban perusahaan (atau kombinasi dari
keduanya) selama periode tertentu yang berasal dari
pengiriman barang – barang, penyerahan jasa, atau kegiatan
– kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan sentral
perusahaan”.
Standar akuntansi Keuangan (IAI,2002;232) mengemukakan
bahwa:
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama periode
tertentu bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas,
yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.”
Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut, pendapatan adalah
pertambahan dalam modal yang bukan diakibatkan oleh pertambahan
modal dari pemilik, melainkan dari kegiatan bisnis perusahaan.
B. Pengertian Pendapatan Diferensial
Halim dan Supomo (2005:76) menyatakan bahwa :
“pendapatan
diferensial
merupakan
pendapatan
yang
berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi –
kondisi yang lain”.
Pendapat ini tidak berbeda jauh dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Samryn (2001:279), yaitu :
“pendapatan diferensial yaitu suatu perbedaan atau selisih
pendapatan antara dua alternatif umumnya berupa incremental
revenue atau suatu kenaikan atau tambahan pendapatan karena
memilih suatu alternatif”.
27
Sedangkan menurut Mulyadi (2001:116) mengemukakan bahwa :
“pendapatan
diferensial
merupakan
informasi
akuntansi
diferensial yang berhubungan dengan pendapatan”.
Berdasarkan
pendapat
–
pendapat
tersebut,
maka
dapat
didefinisikan bahwa pendapatan diferensial adalah informasi masa yang
akan datang yang berupa pendapatan yang berbeda pada alternatif
keputusan dengan alternatif keputusan yang lain.
2.3.3
Aktiva Diferensial
A. Pengertian Aktiva
Henry Simamora (2000:12) mengemukakan bahwa :
“Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darinya manfaat
ekonomi dimasa depan diharapkan akan diraih oleh
persahaan”.
Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2002;13)
dikemukakan definisi aktiva adalah:
“Aktiva adalah suatu sumber daya yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh
perusahaan.”
Berdasarkan pendapat ini juga dikemukakan bahwa karakteristik
utama aktiva adalah : (1) aktiva merupakan sumber daya ekonomi, (2)
sumber daya ekonomi tersebut harus dikuasai dan dikontrol oleh sebuah
entitas (dalam hal ini perusahaan), dan (3) aktiva merupakan sumber daya
yang akan digunakan untuk menghasilkan arus kas masuk.
28
Dari pernyataan – pernyataan tersebut, maka dapat didefinisikan
bahwa aktiva adalah sumber daya yang dimiliki dan dikuasai perusahaan
yang dapat digunakan (menghasilkan manfaat) oleh perusahaan pada
kegiatan masa yang akan datang dan merupakan hasil dari kegiatan masa
lalu. Oleh karena itu keberadaan aktiva sangat menunjang kegiatan
operasi perusahaan di masa yang akan datang meskipun transaksi
perolehan aktiva tersebut terjadi di masa lalu, serta dengan adanya aktiva
inilah perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan
baik.
B. Pengertian Aktiva Diferensial
Menurut Mulyadi (2001:116) menemukakan bahwa:
“aktiva diferensial merupakan tambahan investasi dalam mesin
dan ekuipmen, sehingga ditekankan bahwa dalam istilah aktiva
diferensial yang dimaksud aktiva diferensial adalah aktiva
berupa investasi dalam aktiva tetap”.
2.4
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari fungsi manajemen, yaitu semua fungsi memerlukan pengambilan
keputusan. Berikut ini uraian tentang pengambilan keputusan.
2.4.1
Pengertian Pengambilan Keputusan
Ibnu Syamsi (2000:10) mendefinisikan pengambilan keputusan
sebagai berikut :
“Pengambilan keputusan merupakan tindakan pimpinan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang
dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif
yang dimungkinkan”.
Sedangkan menurut Ulbert Silalahi (2003:207) pengertian
pengambilan keputusan adalah :
29
“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang (pimpinan) atau
sekelompok orang (antar pimpinan dan bawahan) dalam usaha
memecahkan dan mencari solusi dari suatu problema yang
dihadapi dengan merumuskan, menetapkan, berbagai alternatif
yang dianggap paling baik tepat dan rasional dipilih untuk
dilaksanakan”.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pengambilan
keputusan berarti memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap
paling tepat dari berbagai alternatif yang akan dipilih. Alternatif yang
dipilih dan sekaligus sebagai keputusan harus fleksibel, realistis, dan
mungkin untuk dilaksanakan dengan dukungan sarana, prasarana dan
sumber – sumber data yang tersedia baik manusia maupun materil.
2.4.2
Langkah – langkah Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan
menurut
Mulyadi
(2001:108)
dilaksanakan melalui empat langkah, yaitu :
1. Pengakuan dan perumusan masalah atau kesempatan
Keputusan yang harus diambil oleh manajemen kemungkinan
merupakan respon terhadap :
a. Peristiwa yang mengandung masalah.
Sebagai contoh, jika manajemen menerima informasi bahwa biaya
produk per unit sesungguhnya masih berada di atas target cost,
informasi dapat menjadi pemicu timbulnya kesadaran untuk
mengambil keputusan mengenai program pengurangan biaya yang
harus dipilih untuk mencapai target cost.
b. Ancaman yang dirasakan ada
Pengambilan keputusan juga dapat dipicu oleh adanya ancaman
yang berupa hadirnya pesaing baru yang sangat agresif memasuki
30
pasar dengan harga produknya jauh dibawah harga yang
ditawarkan perusahaan.
c. Kesempatan yang diperkirakan
Kesempatan yang dipandang akan memberikan peluang bisnis
bagi perusahaan juga dapat membantu memicu timbulnya
keputusan.
2. Pencarian tindakan alternatif dan pengkualifikasian masing –
masing
Jika masalah atau kesempatan telah selesai dirumuskan, manajemen
kemudian mencari alternatif tindakan untuk memecahakan masalah
tersebut danmenghitung secara kuantitaif konsekuensi setiap alternatif
tindakan tersebut. Dalam mencari tindakan alternatif, manajemen
dapat melihat pengalaman yang sama yang terjadi dimasa lalu, dan
menggunakan pemecahan masalah yang pernah berhasil digunakan
untuk memecahakan masalah yang sama di masa lalu.
3. Pemilihan alternatif optimum atau alternatif memuaskan
Tahap yang paling pelik dalam proses pengambilan keputusan adalah
pemilihan satu dimana alternatif yang dapat dipilih. Meskipun tahap
ini tampak rasional, namun pemilihan akhir seringkali lebih
didasarkan atas pertimbangan yang bersifat politis dan psikologis
daripada pertimbangan secara ekonomis rasional.
4. Implementasi dan penindaklanjutan
Berhasil atau tidaknya pilihan akhir tergantung atas efisiensi
implementasi alternatif yang dapat dipilih. Implementasi hanya kan
berhasil jika individu yang memiliki pengendalian terhadap sumber
31
daya organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan
tersebut sepenuhnya sanggup mewujudkan alternatif yang dipilih.
2.5
Analisis Informasi Akuntansi Diferensial dalam Pengambilan
Keputusan
2.5.1
Manfaat
Analisis
Informasi
Akuntansi
Diferensial
untuk
Pengambilan Keputusan
Setelah dibahas pada sub bab sebelumnya bahwa informasi
akuntansi diferensial dapat digunakan dalam pengambilan keputusan
jangka pendek maupun jangka panjang yaitu digunakan dalam analisis
kuantitatif untuk menentukan alternatif tindakan terbaik yang harus
dipilih. Menurut Mulyadi (2001;126) bahwa perusahaan pada umumnya
menghadapi empat macam pengambilan keputusan jangka pendek
sebagai berikut :
1) Membeli atau membuat sendiri
2) Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk
3) Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau
kegiatan usaha suatu bagian perusahaan
4) Menerima atau menolak pesanan khusus
Sedangkan keputusan jangka panjang yang sering dihadapi
oleh perusahaan menurut Mulyadi adalah :
1) Keputusan membuat atau membeli yang dihadapi perusahaan
yang sebelumnya membeli produk tersebut dari pemasok luar
dan kemudian mempertimbangkan untuk memproduksi sendiri
produk tersebut, (Mulyadi,2001;131)
2) Keputusan
merupakan
menjual
investasi
(Mulyadi,2001:143).
atau
memproses
dalam
mesin
lebih
atau
lanjut
yang
ekuipment
32
Maka berdasarkan pendapat – pendapat tersebut diatas, dapat
diambil kesimpulan bahwa keputusan jangka panjang yang sering
dihadapi perusahaan terdiri dari empat macam keputusan yaitu :
1) Keputusan membuat atau membeli, dengan situasi sebelumnya
perusahaan membeli dan kemudian mempertimbangkan untuk
membuat sendiri.
2) Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut yang membutuhkan
penambahan investasi dalam bentuk mesin dan ekuipmen.
3) Keputusan menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan.
4) Keputusan penggantian aktiva tetap.
2.5.2
Analisis Informasi Akuntansi Diferensial dalam Pengambilan
Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus Produk
Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa salah satu kegiatan
informasi akuntansi diferensial adalah pengambilan keputusan menerima
atau menolak pesanan khusus. Pengambilan keputusan tersebut sering
terjadi pada perusahaan pengolahan yang mempunyai fasilitas produksi
yang menganggur sehingga menimbulkan pemikiran untuk menerima
pesanan khusus produk dari pihak luar. Atau sebaliknya perusahaan
selama ini menolak pesanan khusus karena dirasakurang efisien dan biaya
yang dikeluarkan lebih tinggi dari pendapatan yang diterima.
Pesanan khusus merupakan pesanan di luar pesanan reguler atau
yang dianggarkan dengan harga jual yang diminta lebih rendah dari harga
jual normal. Akan tetapi tentu saja penetapan harga jual khusus yang
demikian hanya ditetapkan pada pesanan khusus yang tidak berdampak
terhadap penjualan regular dengan penjualan untuk melayani pesanan
khusus tersebut. Apabila perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh,
maka pengerjaan pengerjaan pesanan khusus tersebut menyebabkan
33
kenaikan biaya produksi yang bersifat tetap dan variabel. Untuk membuat
keputusan tersebut, manajemen harus memusatkan perhatiannya kepada
biaya yang berbeda (biaya diferensial). Biaya diferensial dalam keputusan
menerima atau menolak pesanan khusus merupakan perbedaan biaya
yang dapat dihindari (avoidable cost) jika perusahaan menerima pesanan
khusus produk dibandingkan dengan harga jual (cost) produk jika
menolak pesanan dari pemasok luar. Biaya yang dapat dihindari pada
keputusan menerima meliputi biaya variabel ditambah sebagian biaya
tetap yang dapat dihindari.
Dengan demikian biaya produksi tetap dan variabel tersebut
merupakan
biaya diferensial yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan alternatif. Akan tetapi jika operasi perusahaan masih dibawah
kapasitas pabrik, maka dalam hal ini biaya produksi yang bersifat
variabel merupakan biaya diferensial. Jika dengan pengerjaan pesanan
khusus tersebut menyebabkan kenaikan biaya usaha, selain biaya
produksi yang berubah, biaya tersebut juga merupakan biaya diferensial
yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan tersebut.
Menurut Halim dan Supomo (2005:80) yaitu :
“untuk
mempertimbangkan
keputusan
menerima
atau
menolak pesanan khusus, informasi akuntansi diferensial yang
relevan adalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial.”
Apabila perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh, maka
pengerjaan pesanan khusus tersebut menyebabkan kenaikan biaya
produksi.
Mulyadi (2001:149) mengemukakan :
1)
Jika pendapatan diferensial (yaitu tambahan pendapatan
dengan diterimanaya pesanan khusus tersebut) lebih tinggi
34
dibandingkan dengan biaya diferensial (yaitu tambahan biaya
karena memenuhi pesanan khusus tersebut), maka pesanan
khusus tersebut sebaiknya diterima.
2)
Dilain pihak, jika pendapatan diferensial lebih rendah
dibandingkan dengan biaya diferensial, maka pesanan khusus
tersebut sebaiknya ditolak.
Maka berdasarkan pendapat – pendapat diatas dapat ditarik
kesimpulan, bahwa penggunaan analisis informasi akuntansi diferensial
dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus
produk, secara umum adalah membandingkan antara pendapatan
diferensial dengan biaya diferensial.
2.6
Pesanan Khusus
Menurut Charles T Honagren (2000 : 381) : “ One type of
decision that affects output levels involves accepting or rejecting special
order when there is idle production capacity and where the order has
no long-run implications. We use the term one-time only special orders
to describe these conditions .“
Dalam hal ini perusahaan dihadapkan pada masalah kapasitas
mesin yang menganggur. Hal tersebut disebabkan pada waktu membeli
mesin dan peralatan lain didasarkan pada kapasitas yang sesuai dengan
sementara menganggur, manajemen dapat mempertimbangkan untuk
menerima pesanan dengan harga di bawah harga jual normal. Fokus dari
special order decision adalah menerima atau menolak order dengan harga
khusus. Dikatakan pesanan khusus kalau dapat memenuhi syarat bahwa
harga jual di bawah harga jual yang normal tersebut dalam rangka
pemanfaatan kapasitas yang menganggur dan adanya jaminan bahwa
penjualan tersebut tidak akan mempengaruhi penjualan rutin untuk
barang yang sama. Dengan demikian, untuk dikatakan sebagai pesanan
khusus harus memenuhi syarat (S Munawir, 2002:502)
35
1. Harga jual atau unit pesanan khusus di bawah harga jual normal.
2. Perusahaan masih mempuyai kapasitas menganggur sekarang
penambahan produksi untuk memenuhi pesanan khusus tersebut
hanya mengakibatkan peningkatan biaya variabel, sedangkan biaya
tetap jumlahnya tidak berubah. Jika jumlah pesanan khusus melebihi
kapasitas yang menganggur maka pesanan khusus tersebut akan
meningkatkan biaya tetap sekarang sebaiknya tidak diterima.
3. Dapat dilakukan pemisahan pasar antara pasar penjualan normal
dengan pasar penjualan pesanan khusus, dalam arti bahwapasar
penjualan rutin tidak akan terganggu dengan adanya penjualan
pesanan tersebut.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka karekteristik pesanan
khusus yaitu:
1. Pesanan khusus termasuk kedalam pengambilan keputusan jangka
pendek.
2. Pesanan khusus tersebut datangnya sekali-sekali, tidak rutin.
3. Jangka waktu pesanan khusus tersebut rata-rata kurang dari enam
bulan.
4. Pesanan khusus tersebut diterima apabila ada kapasitas produksi yang
menganggur.
5. Harga jual pesanan khusus lebih rendah dari harga jual normal.
6. Pesanan khusus tidak memiliki implikasi jangka panjang, maksudnya
dengan diterimanya pesanan tersebut tidak akan dipenaruh pada harga
pasar, pesaing, dan pelanggan yang lain.
36
7. Dapat dilakukan pemisahan pasar antara penjual biasa dengan penjual
untuk melayani pesanan khusus, tujuan pemisahan tersebut agar harga
jual kepada umum yang lebih tinggi tidak rusak atau rendah karena
pengaruh harga jual pesanan khusus yang jumlahnya lebih kecil.
2.7
Laba
2.7.1
Pengertian Laba
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba
dan besar kecilnya laba yang dicapai merupakan ukuran kesuksesan
manajemen
dalam
mengelola perusahaannya.
Kemampuan
suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan dampak dari operasi
perusahaan yang berjalan dengan efektif dan efisien, serta kualitas dari
pimpinan (manajemen yang baik).
Meskipun ada beberapa cara untuk mengukur laba, semua itu
berdasarkan pada konsep dasar bahwa laba adalah pengembalian atau
return yang melebihi investasi. Secara umum pengertian laba adalah
selisih yang menguntungkan (positif) antara pendapatan yang diperoleh
dengan biaya – biaya yang merupakan salah satu tujuan bisnis.
Sedangkan pengertian laba menurut Mulyadi (2001:225) adalah:
“laba merupakan ukuran yang sering kali dipakai untuk menilai
berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan”
laba diferensial menurut Supriyono (1991:275) adalah :
“laba yang akan datang yang berbeda diantara berbagai macam
alternatif yang mungkin dipilih”.
Besarnya laba diferensial dihitung dari perbedaan antara laba pada
alternatif tertentu dibandingkan dengan laba pada alternatif lainnya.
37
2.7.2
Jenis – jenis laba
Laba dapat dibagi kedalam beberapa macam, yaitu :
1. Laba kotor, merupakan selisih antara pendapatan penjualan dengan
harga pokok barang yang dijual.
2. Laba usaha, merupakan laba kotor dikurangi biaya – biaya operasi
perusahaan.
3. Laba sebelum pajak,merupakan laba usaha ditambah hasil luar
operasi perusahaan dan dikuangi biaya atau kerugian yang terjadi di
luar aktifitas normal perusahaan.
4. Laba bersih, merupakan laba sebelum pajak dikurangi oleh pajak
penghasilan. Bagian dari laba bersih inilah yang akan dibandingkan
sebagai deviden pada pemegang saham.
2.7.3
Perhitungan Laba
Perhitungan laba rugi suatu perusahaan dapat dilakukan setiap
bulan namun untuk tujuan praktis, perhitungan laba rugi dilakukan pada
akhir periode akuntansi. Perhitungan ini dinyatakan dalam suatu laporan
laba rugi bersamaan dengan penyusunan neraca. Perhitungan laba rugi
umumnya mempunyai dua tujuan internal dan ekternal.
Tujuan internal berhubungan dengan usaha manajemen untuk
mengarahkan aktivitas perusahaan pada kegiatan yang menguntungkan.
Dengan diketahuinya besarnya laba, manajemen dapat mengukur
peningkatan laba dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya yang
menghasilkan kontribusi pada laba keseluruhan dan usaha – usaha yang
tidak memberikan kontribusi dan sebagainya.
Sedangkan tujuan eksternal perhitungan laba rugi ditujukan untuk
memberikan pertanggungjawaban kepada para pemegang saham, untuk
38
kepentingan perpajakan dan untuk keperluan permohonan kredit pada
bank atau lembaga keuangan lainnya.
2.8
Pengaruh Penerapan Analisis Informasi Akuntansi Diferensial
Dalam Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan
Khusus Terhadap Laba Perusahaan.
Seperti yang telah disajikan sebelumnya bahwa perusahaan pada
umumnya memiliki kapasitas yang lebih baik untuk memenuhi
permintaan pasar tertinggi beberapa tahun yang akan datang. Jadi dalam
jangka pendek perusahaan memiliki kapasitas yang menganggur yang
sekarang mendorong manajemen untuk mempertimbangkan penerimaan
pesanan khusus, tetapi bagaimana jika harga pesanan tersebut lebih
rendah daripada harga normal.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan analisis
informasi akuntansi deferensial yang memakai informasi akuntansi
deferensial yaitu pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika
pendapatan diferensial ( yaitu tambahan pendapatan dengan diterimanya
pesanan tersebut ) lebih tinggi daripada biaya diferensial ( yaitu tambahan
biaya karena memenuhi pesanan tersebut ), maka sebaiknya pesanan
khusus tersebut diterima. Di lain pihak, jika biaya deferensial tersebut
lebih tinggi daripada pendapatan diferensial maka pesanan tersebut
sebaiknya ditolak.
Dalam perhitungan analisis informasi akuntansi diferensial ada
elemen biaya yang tidak dilibatkan yaitu biaya tetap, sehingga harga
pokok pesanan khusus lebih rendah. Biaya tetap tidak diperhitungkan
karena telah dibebankan pada harga pokok produksi reguler.
Apabila dilihat dari harga jual pesanan khusus yang lebih rendah
daripada harga jual normal, sepertinya perusahaan akan rugi. Namun
dengan perhitungan analisis informasi akuntansi diferensial, perusahan
39
sebenarnya bisa mendapatkan tambahan laba. Tambahan laba yang
diperoleh dapat berdampak terhadap peningkatan laba perusahaan
sehingga laba perusahaan yang dicapai menjadi meningkat.
Download