10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh Definisi penaruh (Influence) menurut The American Heritage Dictionary (1996) adalah sebagai berikut : “a power affecting person, thing, or course of events, especially one that operates without any direct or apparent effort” Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), pengertian pengaruh adalah : “Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda)yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan orang” 2.2 Akuntansi Manajemen 2.2.1 Pengertian Akuntansi Ada beberapa pengertian mengenai akuntansi. Menurut S. Munawir (2002:5), pengertian akuntansi dari segi prosesnya adalah : “Suatu proses penggolongan, indentifikasi, pelaporan, dan pengukuran, penganalisisan pencatatan, transaksi – transaksi keuangan suatu organisasi secara sistematis.” Berdasarkan kepada siapa penyajian informasi keuangan lebih dititikberatkan, Halim dan Supomo (2005:3) menyatakan bahwa : “Akuntansi dapat dikelompokan menjadi dua; yaitu akuntansi manajemen yang menyajikan informasi untuk pihak internal dan informasi akuntansi keuangan untuk pihak eksternal perusahaan.” 2.2.2 Pengertian Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya adalah menyajikan laporan-laporan sebagai satu satuan usaha untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan 11 proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Menurut Halim dan Supomo ( 2005:3 ) menyatakan bahwa akuntansi manajemen adalah : “suatu kegiatan (process) yang menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam melaksanakan fungsi manajemen”. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:1) menyatakan pendapat bahwa : “akuntansi manajemen memiliki dua arti, yaitu akuntansi manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan dan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi “. Akuntansi manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan dimaksudkan sebagai suatu proses pengolahan informasi untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, koordinasi, dan pengendalian organisasi. Sedangkan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi dimaksudkan sebagai penggambaran informasi yang dihasilkan oleh pengolahan informasi keuangan. Informasi merupakan suatu fakta, data pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang lain yang menambah pengetahuan. Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang, yang mengandung ketidakpastian, dan selalu menyangkut pemilihan suatu alternatif tindakan diantara sekian alternatif yang tersedia. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:4), mengemukakan bahwa perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan terletak pada : 1. 2. 3. 4. dasar pencatatan fokus informasi lingkup informasi sifat laporan yang dihasilkan 12 5. keterlibatan dalam perilaku manusia 6. disiplin sumber yang melandasi berdasarkan perbedaan pokok diatas, Mulyadi mengemukakan suatu penjelasan mengenai akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan bagi keperluan manajemen, yang digunakan oleh mereka yang berada dalam perusahaan. Karena akuntansi manajemen menggunakan informasi ini terutama untuk pengambilan keputusan, maka fokus informasi manajemen adalah orientasi masa depan. Akuntansi manajemen juga dapat menyediakan informasi akuntansi mengenai perusahaan secara keseluruhan, namun lingkup informasi yang disediakan akuntansi manajemen terutama mengenai bagian-bagian dalam perusahaan, dan informasi inilah yang menjadi acuan bagi para pengambil keputusan dalam suatu bagian perusahaan ( Mulyadi,2001:6 ). Selain itu, akuntansi manajemen tidak dibatasi oleh prinsipprinsip akuntansi yang lazim, dan memiliki dua disiplin sumber, yaitu ilmu ekonomi dan ilmu psikologi sosial, yang membimbing perilaku manusia dalam organisasi. Berdasar pendapat-pendapat tersebut, maka akuntansi manajemen adalah suatu proses atau suatu kegiatan yang menghasilkan informasi keuangan yang berorientasi kemasa yang akan datang, ditujukan untuk pihak internal perusahaan, terutama pihak manajemen perusahaan untuk pemenuhan kebutuhan manajemen dalam melaksanakan fungsi- fungsinya. 2.2.3 Tipe Informasi Akuntansi Manajemen Sesuai dengan tujuannya, akuntansi manajemen ditujukan untuk menyediakan informasi akuntansi bagi pihak manajemen yang dalam pelaksanaan fungsi pokoknya sangat memerlukan informasi ini, terutama untuk perencanaan, koordinasi dan pengendalian kegiatan bisnis perusahaan. 13 Menurut Mulyadi (2001:16) informasi akuntansi manajemen dibagi menjadi tiga tipe, yaitu : informasi akuntansi penuh (full accounting information), informasi akuntansi pertanggung-jawaban (responsibility accounting information), dan informasi akuntansi diferensial (differential accounting information). • Informasi Akuntansi Penuh (full accounting information) Informasi akuntansi penuh dapat mencakup informasi masa lalu maupun informasi yang akan datang dan mencakup informasi mengenai biaya, pendapatan, dan atau aktiva, produk, atau departemen karena informasi digunakan untuk pelaporan informasi keuangan dan analisis kemampuan menghasilkan laba-rugi suatu divisi atau bagian secara khusus, pada bagian inilah akuntansi informasi penuh yang berisi informasi masa lalu digunakan. Menurut Mulyadi (2001:17) dalam hubungannya dengan kesatuan usaha tertentu (divisi atau bagian tertentu dalam perusahaan ) informasi akuntansi penuh dapat berupa biaya penuh (full cost information), informasi pendapatan penuh (full revenue information), dan atau informasi aktiva penuh ( full asset information). Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi mengenai masa yang akan datang bermanfaat untuk pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan yang menghasilkan laba, pemberian jawaban atas pertanyaan “berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan sesuatu, dan penentuan harga jual dalam cost type contract” (Mulyadi,2001:17) “informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datang digunakan untuk penyusunan perencanaan, khususnya perencanaan jangka panjang, yang sering pula disebut penyusunan program. Di samping itu informasi biaya penuh dapat pula digunakan untuk penetapan harga jual dalam kondisi yang normal.” (Halim, Supomo,2005:7) 14 • Informasi Akuntansi Diferensial (differential accounting informatiom ) Dalam pengambilan keputusan, manajemen menggunakan berbagai masukan didalam model pengambilan keputusan mereka, yang dapat bersifat keuangan, non keuangan, dan bahkan yang bersifat non kuantiatif. Informasi akuntansi manajemen digunakan dalam rangka untuk menjalankan fungsinya yaitu fungsi manajemen yang utama adalah planning atau perencanaan, coordinating atau koordinasi, dan controlling atau pengendalian. Konsep informasi diferensial adalah informasi akuntansi yang dihubungkan dengan pemilihan alternatif. Menurut Mulyadi (2001:17) menyatakan bahwa : “Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan biaya, pendapatan, dan atau aktiva dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain”. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Halim dan Supomo (2005:8) adalah : “Akuntansi diferensial menyajikan informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih, dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain”. informasi ini memiliki dua unsur pokok, yaitu merupakan informasi yang akan datang dan berbeda diantara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Sedangkan menurut S.Munawir (2002:305) informasi akuntansi diferensial adalah : “informasi biaya yang akan terjadi dimasa depan (future cost) yang diperkirakan akan berbeda untuk setiap alternatif dan bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan memilih salah satu alternatif tindakan yang terbaik”. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua ciri utama : pertama, informasi akuntansi merupakan informasi masa yang akan 15 datang . kedua, informasi akuntansi merupakan informasi yang berbeda diantara berbagai macam alternatif yang dihadapi oleh berbagai keputusan. Informasi akuntansi diferensial ini sangat diperlukan oleh manajemen untuk pengambilam keputusan, yaitu mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif yang tersedia, ditinjau dari segi pengorbanan dan manfaat yang diperoleh bila suatu alternatif tindakan diambil. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang, maka informasi akuntansi diferensial adalah informasi yang akan datang, karena pengambilan keputusan selalu menyangkut pemilihan alternatif diantara berbagai alternatif yang tersedia maka informasi akuntansi yang bermanfaat adalah informasi akuntansi yang berbeda diantara setiap alternatif tindakan yang dipilih. Adapun manfaat informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan jangka pendek ( Mulyadi,2001:126) yaitu : 1. Membeli atau membuat sendiri (make or buy decision) 2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk (sell or process further) 3. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha suatu bagian perusahaan (stop or continue product line) 4. Menerima atau menolak pesanan khusus (special order decision) Informasi akuntansi diferensial terdiri dari : biaya diferensial (differential cost), pendapatan diferensial (differential revenue), dan aktiva diferensial (differential cost) (Mulyadi,2001:17) • Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (responsibility accounting information) “Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan Informasi aktiva, pendapatan dan atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu yang dibutuhkan dalam proses penyusunan anggaran”. (Mulyadi,2001:18) 16 Tiap manajer dalam organisasi merencanakan biaya, pendapatan dan aktiva yang menjadi tanggung jawabnya dibawah koordinasi manajemen puncak, dan menyusun anggaran berdasarkan informasi akuntansi pertanggungjawaban pertanggungjawaban tersebut juga ini. Informasi digunakan untuk akuntansi mengamati pelaksanaan anggaran dan menilai seberapa jauh setiap manajer tersebut melaksanakan rencananya. Berdasarkan hal tersebut, Mulyadi (2001:19) mengemukakan : “dengan demikian informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan dasar untuk menganalisis prestasi manajer sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing – masing” Menurut Halim dan Supomo (2005:9) jaga mengemukakan bahwa “untuk tujuan analisis prestasi masing – masing manajer pusat pertanggungjawaban, informasi akuntansi ini lebih efektif daripada informasi akuntansi penuh, karena prestasi masing – masing manajer dapat lebih diidentifikasikan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan informasi akuntansi pertanggungjawaban lebih bersifat khusus pada suatu pusat pertanggungjawaban.” Berikut ini disajikan perbandingan manfaat ketiga tipe informasi akuntansi manajemen. 17 Tabel 2.1 Tipe Informasi Akuntansi Akuntansi Manajemen dan Manfaatnya Tipe Informasi Manfaat bagi Informsi Manfaat bagi Akuntansi Manajemen masa lalu Informasi yang akan (aktiva, pendapatan, Datang dan atau biaya) Informasi Akuntansi Pelaporan Informasi Penyusunan program Penuh (full accounting keuangan information) Analisis kemampuan mengahasilkan laba Penentuan harga jual normal Jawaban atas pertanyaan: “ berapa biaya yang telah Penentuan harga tranfer dikeluarkan untuk Penentuan haraga jual menghasilkan sesuatu?” dalam perusahaan yang Penetapan Harga jual dalam cost type contact Informasi Diferensial Akuntansi Tidak ada (differential diatur dalam peraturan pemerintah. Pengambilan keputusan pemilihan alternatif, baik jangka pendek maupun accounting information) jangka panjang. Informasi Akuntansi Penialian kinerja manajer Penyusunan anggaran Pertanggungjawaban Pemotivasian manajer Sumber : Mulyadi, akuntansi manajemen, konsep, manfaat dan rekayasa. Hal 8 18 2.3 Informasi Akuntansi Diferensial Seperti telah dikatakan bahwa salah satu fungsi utama manajemen adalah perencanaan. Di dalam perencanaan ini manajemen dihadapkan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai alternative manajemen tindakan. Di dalam sering menghadapi proses pengambilan ketidakpastian. Oleh keputusan, karena itu manajemen memerlukan informasi yang relevan yang dapat diandalkan sehingga dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi dan memungkinkan manajemen menentukan pilihan yang tepat. Menurut Mulyadi (2001:17) dikatakan : “Salah satu informasi yang penting biasanya diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi diferensial. Informasi akuntansi diferensial terbagi menjadi tiga jenis, yaitu biaya diferensial, pendapatan diferensial, dan aktiva diferensial”. Berikut ini penulis akan menguraikan tiap – tiap jenis informasi diferensial. 2.3.1 Biaya Diferensial A. Pengertian Biaya Biaya menurut S. Munawir (2002:307) didefinisikan sebagai berikut: “Sebagai nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang diperkirakan akan memberi manfaat saat ini atau masa depan pada organisasi (Pengorbanan yang terjadi dalam rangka untuk memperoleh suatu barang atau jasa yang bermanfaat) dikatakan setara dengan kas karena sumber daya non kas juga dapat ditukarkan dengan barang atau jasa” 19 Sedangkan menurut Mulyadi dalam buku akuntansi biaya (2003:8) mengemukakan pengertian biaya dalam arti luas adalah : “Pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu” Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut : 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. Diukur dalam satuan uang 3. Yang telah terjadi atau potensial akan terjadi 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan ekonomi untuk memperoleh manfaat tertentu. B. Biaya Diferensial Biaya dalam hubungannya dengan keputusan yang diusulkan, pelaksanaan, atau evaluasi dapat dikelompokan dalam beberapa kelompok, dan salah satunya adalah biaya diferensial. Biaya diferensial ini dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Biaya Diferensial menurut Mulyadi (2001:118) menyatakan sebagai berikut: “biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif”. Dalam buku akuntansi Keuangan dan Manajemen, S. Munawir (2002:498) menyatakan : 20 “biaya relevan juga disebut sebagai biaya diferensial, karena biaya relevan adalah semua biaya yang akan mempengaruhi suatu pengambilan keputusan”. Sedangkan menurut Halim dan Supomo (2005:76) biaya diferensial didefinisikan sebagai berikut : “ biaya diferensial adalah biaya yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi – kondisi yang lain”. Mulyadi (2001:116) membedakan antara pengertian istilah biaya diferensial dengan biaya relevan walaupun seringkali istilah biaya diferensial digunakan untuk maksud yang sama untuk menyebutkan biaya diferensial. Beliau menyatakan bahwa sebenarnya semua biaya adalah relevan karena menurut definisi biaya, semua biaya adalah pengorbanan ekonomi untuk tujuan tertentu, sehingga tidak ada biaya yang tidak relevan. Menurut pembedaan ini biaya diferensial adalah biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa biaya diferensial memiliki dua karakteristik utama yaitu : 1. Biaya diferensial sebagai biaya masa yang akan datang (future cost) Pengambilan keputusan merupakan pemilihan berbagai macam alternatif untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu, informasi yang diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan masa yang akan datang. Biaya masa yang akan datang adalah biaya yang diperkirakan akan terjadi dalam periode yang akan datang. 21 2. Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda Karena banyaknya macam informasi akuntansi yang tersedia dalam suatu perusahaan, tidak mungkin semua informasi ini relevan dengan berbagai macam alternatif yang akan dipilih. Oleh karena itu tidak semua tipe informasi akuntansi harus dilaporkan kepada manajemen untuk keperluan pengambilan keputusan. Biaya diferensial merupakan biaya masa yang akan datang dan berbeda diantara alternatif maka biaya tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen. Dalam konsep biaya, terdapat biaya yang relevan terhadap pengambilan keputusan, dan juga biaya yang tidak relevan terhadap pengambilan keputusan. Berikut ini akan dibahas biaya – biaya yang relevan terhadap pengambilan keputusan : • Biaya tambahan (incremental cost) Menurut Mulyadi (2001:121) salah satu biaya diferensial yang relevan terhadap keputusan adalah biaya tambahan (incremental cost). Biaya tambahan merupakan jumlah semua biaya diferensial yang berhubungan dengan suatu alat yang bersangkutan dengan penambahan atau pengurangan volume kegiatan Hal ini sesuai dengan pendapat Halim dan Supomo (2005;81) yang mengemukakan bahwa : “biaya tambahan adalah biaya tambahan yang akan terjadi jika suatu alternatif dipilih”. Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut, dapat didefinisikan bahwa biaya tambahan adalah biaya suatu jumlah biaya diferensial yang bertambah yang merupakan akibat dari pemilihan alternatif pilihan. 22 • Biaya Terhindarkan (avoidable cost) Jika suatu alternatif yang diusulkan tidak berhubungan dengan penambahan kegiatan, maka biaya yang menyangkut kegiatan tersebut dapat dihindari. Biaya tersebut disebut biaya terhindarkan (avoidable cost),Menurut (Mulyadi,2001:122)yaitu : “Suatu biaya yang dapat ditiadakan jika alternative dipilih. Biaya terhindarkan ini sesungguhnya merupakan variasi dari biaya tambahan, sehingga biaya terhindarkan ini sering disebut dengan istilah penghematan biaya tambahan (incremental cost saving atau negative incremental cost)”. Sedangkan Garrison dan Norren (2001:569) mengemukakan bahwa “biaya terhindarkan adalah biaya yang dapat dihilangkan baik seluruhnya maupun sebagian dengan memilih salah satu alternatif yang tersedia” Sehingga berdasarkan pendapat tersebut maka dapat didefinisikan bahwa biaya terhindarkan adalah biaya yang dapat dihindari jika suatu alternatif yang dipilih menyangkut peniadaan suatu kegiatan. Sedangkan kebalikan dari biaya terhindarkan (avoidable cost) adalah biaya tak terhindarkan (unavoidable cost) Menurut S Munawir (2002:500) biaya tak terhindarkan atau unavoidable cost adalah : “biaya yang tetap akan terjadi terlepas dari alternatif mana yang dipilih” • Biaya Kesempatan (opportunity cost) Biaya diferensial lain yang juga merupakan biaya yang relevan terhadap pengambilan keputusan adalah biaya kesempatan. Menurut Mulyadi (2001:123) biaya kesempatan adalah : 23 “pendapatan yang dikorbankan/ penghematan biaya jika suatu alternatif dipilih”. Pendapat tersebut didukung oleh Samryn (2001:279) yang mengemukakan bahwa: “biaya kesempatan yaitu potensi perolehan keuntungan berupa pendapatan atau penghematan biaya yang hilang karena memilih suatu alternatif”. Dari pendapat – pendapat tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa biaya kesempatan merupakan pendapatan yang hilang akibat suatu pemilihan alternatif. • Biaya Keluar dari Kantong (out of pocket cost) Salah satu biaya diferensial yang relevan terhadap pengambilan keputusan adalah biaya keluar dari kantong (out of pocket cost), yang didefinisikan sebagai “biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sekarang atau dalam jangka waktu dekat sebagai akibat keputusan yang diambil” (Mulyadi,2001:123). Dari pendapat yang telah dikemukakan, maka jelaslah bahwa biaya keluar dari kantong adalah biaya yang menyangkut pengeluaran kas yang harus digunakan untuk membiayai suatu proyek atau kegiatan. • Biaya Variabel (variable cost) Biaya variabel akan berubah jumlah sesuai dengan perubahan volume kegiatan. Tetapi Mulyadi (2001:120). menyatakan bahwa : “Tidak semua biaya variable selalu sama dengan biaya diferensial maksudnya tidak semua biaya variable selalu relevan terhadapa pengambilan keputusan mungkin saja keputusan yang akan diambil berhubungan dengan biaya variable, tetapi tidak selalu berpengaruh terhadap jumlah biaya variable tersebut.” 24 Contoh yang lebih lanjut dikemukakan, misalnya manajemen menghadapi pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai pengangkutan bahan baku dan penggudangannnya. Metode apapun yang akhirnya diambil tidak akan mempengaruhi jumlah biaya variabel. Sedangkan Halim dan Supomo (2005:15) mengemukakan bahwa : “biaya variabel adalah biaya – biaya yang totalnya selalu berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan volume kegiatan perusahaan”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa biaya variabel dapat menjadi biaya relevan dalam pengambilan keputusan, tetapi hal tersebut tidak mutlak mengingat adanya kondisi tertentu pada keputusan yang akan diambil, sehingga harus dilakukan pengamatan yang hati – hati dan teliti untuk menentukan apakah biaya variabel tersebut relevan atau tidak. Demikian telah dibahas biaya – biaya yang relevan terhadap pengambilan keputusan, dan selanjutnya akan dibahas biaya – biaya yang tidak relevan dalam pengambilan keputusan sebagai berikut : • Biaya Tetap (Fixed cost) Biaya tetap adalah biaya – biaya yang dalam jarak kapasitas (range of capacity) tertentu totalnya tidak akan berubah, meskipun volume kegiatan perusahaan berubah – ubah. Sejauh tidak melampaui kapasitas. “biaya tetap total tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatan perusahaan”(Halim dan Supomo,2005:18). Pendapat ini didukung oleh pendapat Mulyadi (2001:120) yang mengemukakan “bila suatu biaya tetap dapat diusut jejaknya ke dalam suatu keputusan khusus dan hanya akan terjadi bila keputusan khusus tersebut dilaksanakan, maka biaya tetap tersebut dapat diperhitungkan sebagai biaya relevan”. 25 Dari pendapat – pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada umumnya karena sifatnya yang tetap, biaya tetap bukan merupakan biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan. Tetapi ada beberapa kondisi yang memungkinkan biaya tetap menjadi biaya relevan. • Biaya Terbenam (sunk cost) (Mulyadi,2001:123). “Biaya terbenam merupakan biaya yang terjadi akibat pengambilan keputusan yang lalu biaya terbenam bukan merupakan biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan.” Garrison dan Norren (2001:569) mengemukakan bahwa : “biaya terbenam adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat dihindari dari apapun keputusan yang dibuat oleh manajer”. Selanjutnya Samryn (2001:280) menguatkan pendapat tersebut lebih lanjut : “biaya terbenam yaitu biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh suatu keputusan yang dibuat sekarang atau pada masa yang akan datang”. Pendapat ini sesuai dengan Mulyadi yang kemudian mengemukakan contoh dari biaya terbenam adalah biaya depresiasi, biaya amortisasi, biaya deplesi (Mulyadi,2001:123). Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut, biaya terbenam merupakan biaya yang tidak relevan dalam pengambilan keputusan, didefinisikansebagai biaya yang terjadi pada masa lalu dan tidak dapat diubah. 26 2.3.2 Pendapatan Diferensial A. Pengertian Pendapatan Henry Simamora (2000:24) mengemukakan bahwa: “pendapatan adalah kenaikan aktiva perusahaan atau penurunan kewajiban perusahaan (atau kombinasi dari keduanya) selama periode tertentu yang berasal dari pengiriman barang – barang, penyerahan jasa, atau kegiatan – kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan sentral perusahaan”. Standar akuntansi Keuangan (IAI,2002;232) mengemukakan bahwa: “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama periode tertentu bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.” Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut, pendapatan adalah pertambahan dalam modal yang bukan diakibatkan oleh pertambahan modal dari pemilik, melainkan dari kegiatan bisnis perusahaan. B. Pengertian Pendapatan Diferensial Halim dan Supomo (2005:76) menyatakan bahwa : “pendapatan diferensial merupakan pendapatan yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi – kondisi yang lain”. Pendapat ini tidak berbeda jauh dengan pendapat yang dikemukakan oleh Samryn (2001:279), yaitu : “pendapatan diferensial yaitu suatu perbedaan atau selisih pendapatan antara dua alternatif umumnya berupa incremental revenue atau suatu kenaikan atau tambahan pendapatan karena memilih suatu alternatif”. 27 Sedangkan menurut Mulyadi (2001:116) mengemukakan bahwa : “pendapatan diferensial merupakan informasi akuntansi diferensial yang berhubungan dengan pendapatan”. Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa pendapatan diferensial adalah informasi masa yang akan datang yang berupa pendapatan yang berbeda pada alternatif keputusan dengan alternatif keputusan yang lain. 2.3.3 Aktiva Diferensial A. Pengertian Aktiva Henry Simamora (2000:12) mengemukakan bahwa : “Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diraih oleh persahaan”. Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2002;13) dikemukakan definisi aktiva adalah: “Aktiva adalah suatu sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.” Berdasarkan pendapat ini juga dikemukakan bahwa karakteristik utama aktiva adalah : (1) aktiva merupakan sumber daya ekonomi, (2) sumber daya ekonomi tersebut harus dikuasai dan dikontrol oleh sebuah entitas (dalam hal ini perusahaan), dan (3) aktiva merupakan sumber daya yang akan digunakan untuk menghasilkan arus kas masuk. 28 Dari pernyataan – pernyataan tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa aktiva adalah sumber daya yang dimiliki dan dikuasai perusahaan yang dapat digunakan (menghasilkan manfaat) oleh perusahaan pada kegiatan masa yang akan datang dan merupakan hasil dari kegiatan masa lalu. Oleh karena itu keberadaan aktiva sangat menunjang kegiatan operasi perusahaan di masa yang akan datang meskipun transaksi perolehan aktiva tersebut terjadi di masa lalu, serta dengan adanya aktiva inilah perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik. B. Pengertian Aktiva Diferensial Menurut Mulyadi (2001:116) menemukakan bahwa: “aktiva diferensial merupakan tambahan investasi dalam mesin dan ekuipmen, sehingga ditekankan bahwa dalam istilah aktiva diferensial yang dimaksud aktiva diferensial adalah aktiva berupa investasi dalam aktiva tetap”. 2.4 Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari fungsi manajemen, yaitu semua fungsi memerlukan pengambilan keputusan. Berikut ini uraian tentang pengambilan keputusan. 2.4.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Ibnu Syamsi (2000:10) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai berikut : “Pengambilan keputusan merupakan tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif yang dimungkinkan”. Sedangkan menurut Ulbert Silalahi (2003:207) pengertian pengambilan keputusan adalah : 29 “Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang (pimpinan) atau sekelompok orang (antar pimpinan dan bawahan) dalam usaha memecahkan dan mencari solusi dari suatu problema yang dihadapi dengan merumuskan, menetapkan, berbagai alternatif yang dianggap paling baik tepat dan rasional dipilih untuk dilaksanakan”. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pengambilan keputusan berarti memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap paling tepat dari berbagai alternatif yang akan dipilih. Alternatif yang dipilih dan sekaligus sebagai keputusan harus fleksibel, realistis, dan mungkin untuk dilaksanakan dengan dukungan sarana, prasarana dan sumber – sumber data yang tersedia baik manusia maupun materil. 2.4.2 Langkah – langkah Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan menurut Mulyadi (2001:108) dilaksanakan melalui empat langkah, yaitu : 1. Pengakuan dan perumusan masalah atau kesempatan Keputusan yang harus diambil oleh manajemen kemungkinan merupakan respon terhadap : a. Peristiwa yang mengandung masalah. Sebagai contoh, jika manajemen menerima informasi bahwa biaya produk per unit sesungguhnya masih berada di atas target cost, informasi dapat menjadi pemicu timbulnya kesadaran untuk mengambil keputusan mengenai program pengurangan biaya yang harus dipilih untuk mencapai target cost. b. Ancaman yang dirasakan ada Pengambilan keputusan juga dapat dipicu oleh adanya ancaman yang berupa hadirnya pesaing baru yang sangat agresif memasuki 30 pasar dengan harga produknya jauh dibawah harga yang ditawarkan perusahaan. c. Kesempatan yang diperkirakan Kesempatan yang dipandang akan memberikan peluang bisnis bagi perusahaan juga dapat membantu memicu timbulnya keputusan. 2. Pencarian tindakan alternatif dan pengkualifikasian masing – masing Jika masalah atau kesempatan telah selesai dirumuskan, manajemen kemudian mencari alternatif tindakan untuk memecahakan masalah tersebut danmenghitung secara kuantitaif konsekuensi setiap alternatif tindakan tersebut. Dalam mencari tindakan alternatif, manajemen dapat melihat pengalaman yang sama yang terjadi dimasa lalu, dan menggunakan pemecahan masalah yang pernah berhasil digunakan untuk memecahakan masalah yang sama di masa lalu. 3. Pemilihan alternatif optimum atau alternatif memuaskan Tahap yang paling pelik dalam proses pengambilan keputusan adalah pemilihan satu dimana alternatif yang dapat dipilih. Meskipun tahap ini tampak rasional, namun pemilihan akhir seringkali lebih didasarkan atas pertimbangan yang bersifat politis dan psikologis daripada pertimbangan secara ekonomis rasional. 4. Implementasi dan penindaklanjutan Berhasil atau tidaknya pilihan akhir tergantung atas efisiensi implementasi alternatif yang dapat dipilih. Implementasi hanya kan berhasil jika individu yang memiliki pengendalian terhadap sumber 31 daya organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan tersebut sepenuhnya sanggup mewujudkan alternatif yang dipilih. 2.5 Analisis Informasi Akuntansi Diferensial dalam Pengambilan Keputusan 2.5.1 Manfaat Analisis Informasi Akuntansi Diferensial untuk Pengambilan Keputusan Setelah dibahas pada sub bab sebelumnya bahwa informasi akuntansi diferensial dapat digunakan dalam pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang yaitu digunakan dalam analisis kuantitatif untuk menentukan alternatif tindakan terbaik yang harus dipilih. Menurut Mulyadi (2001;126) bahwa perusahaan pada umumnya menghadapi empat macam pengambilan keputusan jangka pendek sebagai berikut : 1) Membeli atau membuat sendiri 2) Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk 3) Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha suatu bagian perusahaan 4) Menerima atau menolak pesanan khusus Sedangkan keputusan jangka panjang yang sering dihadapi oleh perusahaan menurut Mulyadi adalah : 1) Keputusan membuat atau membeli yang dihadapi perusahaan yang sebelumnya membeli produk tersebut dari pemasok luar dan kemudian mempertimbangkan untuk memproduksi sendiri produk tersebut, (Mulyadi,2001;131) 2) Keputusan merupakan menjual investasi (Mulyadi,2001:143). atau memproses dalam mesin lebih atau lanjut yang ekuipment 32 Maka berdasarkan pendapat – pendapat tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan jangka panjang yang sering dihadapi perusahaan terdiri dari empat macam keputusan yaitu : 1) Keputusan membuat atau membeli, dengan situasi sebelumnya perusahaan membeli dan kemudian mempertimbangkan untuk membuat sendiri. 2) Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut yang membutuhkan penambahan investasi dalam bentuk mesin dan ekuipmen. 3) Keputusan menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan. 4) Keputusan penggantian aktiva tetap. 2.5.2 Analisis Informasi Akuntansi Diferensial dalam Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus Produk Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa salah satu kegiatan informasi akuntansi diferensial adalah pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus. Pengambilan keputusan tersebut sering terjadi pada perusahaan pengolahan yang mempunyai fasilitas produksi yang menganggur sehingga menimbulkan pemikiran untuk menerima pesanan khusus produk dari pihak luar. Atau sebaliknya perusahaan selama ini menolak pesanan khusus karena dirasakurang efisien dan biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dari pendapatan yang diterima. Pesanan khusus merupakan pesanan di luar pesanan reguler atau yang dianggarkan dengan harga jual yang diminta lebih rendah dari harga jual normal. Akan tetapi tentu saja penetapan harga jual khusus yang demikian hanya ditetapkan pada pesanan khusus yang tidak berdampak terhadap penjualan regular dengan penjualan untuk melayani pesanan khusus tersebut. Apabila perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh, maka pengerjaan pengerjaan pesanan khusus tersebut menyebabkan 33 kenaikan biaya produksi yang bersifat tetap dan variabel. Untuk membuat keputusan tersebut, manajemen harus memusatkan perhatiannya kepada biaya yang berbeda (biaya diferensial). Biaya diferensial dalam keputusan menerima atau menolak pesanan khusus merupakan perbedaan biaya yang dapat dihindari (avoidable cost) jika perusahaan menerima pesanan khusus produk dibandingkan dengan harga jual (cost) produk jika menolak pesanan dari pemasok luar. Biaya yang dapat dihindari pada keputusan menerima meliputi biaya variabel ditambah sebagian biaya tetap yang dapat dihindari. Dengan demikian biaya produksi tetap dan variabel tersebut merupakan biaya diferensial yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif. Akan tetapi jika operasi perusahaan masih dibawah kapasitas pabrik, maka dalam hal ini biaya produksi yang bersifat variabel merupakan biaya diferensial. Jika dengan pengerjaan pesanan khusus tersebut menyebabkan kenaikan biaya usaha, selain biaya produksi yang berubah, biaya tersebut juga merupakan biaya diferensial yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan tersebut. Menurut Halim dan Supomo (2005:80) yaitu : “untuk mempertimbangkan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, informasi akuntansi diferensial yang relevan adalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial.” Apabila perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh, maka pengerjaan pesanan khusus tersebut menyebabkan kenaikan biaya produksi. Mulyadi (2001:149) mengemukakan : 1) Jika pendapatan diferensial (yaitu tambahan pendapatan dengan diterimanaya pesanan khusus tersebut) lebih tinggi 34 dibandingkan dengan biaya diferensial (yaitu tambahan biaya karena memenuhi pesanan khusus tersebut), maka pesanan khusus tersebut sebaiknya diterima. 2) Dilain pihak, jika pendapatan diferensial lebih rendah dibandingkan dengan biaya diferensial, maka pesanan khusus tersebut sebaiknya ditolak. Maka berdasarkan pendapat – pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penggunaan analisis informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus produk, secara umum adalah membandingkan antara pendapatan diferensial dengan biaya diferensial. 2.6 Pesanan Khusus Menurut Charles T Honagren (2000 : 381) : “ One type of decision that affects output levels involves accepting or rejecting special order when there is idle production capacity and where the order has no long-run implications. We use the term one-time only special orders to describe these conditions .“ Dalam hal ini perusahaan dihadapkan pada masalah kapasitas mesin yang menganggur. Hal tersebut disebabkan pada waktu membeli mesin dan peralatan lain didasarkan pada kapasitas yang sesuai dengan sementara menganggur, manajemen dapat mempertimbangkan untuk menerima pesanan dengan harga di bawah harga jual normal. Fokus dari special order decision adalah menerima atau menolak order dengan harga khusus. Dikatakan pesanan khusus kalau dapat memenuhi syarat bahwa harga jual di bawah harga jual yang normal tersebut dalam rangka pemanfaatan kapasitas yang menganggur dan adanya jaminan bahwa penjualan tersebut tidak akan mempengaruhi penjualan rutin untuk barang yang sama. Dengan demikian, untuk dikatakan sebagai pesanan khusus harus memenuhi syarat (S Munawir, 2002:502) 35 1. Harga jual atau unit pesanan khusus di bawah harga jual normal. 2. Perusahaan masih mempuyai kapasitas menganggur sekarang penambahan produksi untuk memenuhi pesanan khusus tersebut hanya mengakibatkan peningkatan biaya variabel, sedangkan biaya tetap jumlahnya tidak berubah. Jika jumlah pesanan khusus melebihi kapasitas yang menganggur maka pesanan khusus tersebut akan meningkatkan biaya tetap sekarang sebaiknya tidak diterima. 3. Dapat dilakukan pemisahan pasar antara pasar penjualan normal dengan pasar penjualan pesanan khusus, dalam arti bahwapasar penjualan rutin tidak akan terganggu dengan adanya penjualan pesanan tersebut. Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka karekteristik pesanan khusus yaitu: 1. Pesanan khusus termasuk kedalam pengambilan keputusan jangka pendek. 2. Pesanan khusus tersebut datangnya sekali-sekali, tidak rutin. 3. Jangka waktu pesanan khusus tersebut rata-rata kurang dari enam bulan. 4. Pesanan khusus tersebut diterima apabila ada kapasitas produksi yang menganggur. 5. Harga jual pesanan khusus lebih rendah dari harga jual normal. 6. Pesanan khusus tidak memiliki implikasi jangka panjang, maksudnya dengan diterimanya pesanan tersebut tidak akan dipenaruh pada harga pasar, pesaing, dan pelanggan yang lain. 36 7. Dapat dilakukan pemisahan pasar antara penjual biasa dengan penjual untuk melayani pesanan khusus, tujuan pemisahan tersebut agar harga jual kepada umum yang lebih tinggi tidak rusak atau rendah karena pengaruh harga jual pesanan khusus yang jumlahnya lebih kecil. 2.7 Laba 2.7.1 Pengertian Laba Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba dan besar kecilnya laba yang dicapai merupakan ukuran kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaannya. Kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan dampak dari operasi perusahaan yang berjalan dengan efektif dan efisien, serta kualitas dari pimpinan (manajemen yang baik). Meskipun ada beberapa cara untuk mengukur laba, semua itu berdasarkan pada konsep dasar bahwa laba adalah pengembalian atau return yang melebihi investasi. Secara umum pengertian laba adalah selisih yang menguntungkan (positif) antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya – biaya yang merupakan salah satu tujuan bisnis. Sedangkan pengertian laba menurut Mulyadi (2001:225) adalah: “laba merupakan ukuran yang sering kali dipakai untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan” laba diferensial menurut Supriyono (1991:275) adalah : “laba yang akan datang yang berbeda diantara berbagai macam alternatif yang mungkin dipilih”. Besarnya laba diferensial dihitung dari perbedaan antara laba pada alternatif tertentu dibandingkan dengan laba pada alternatif lainnya. 37 2.7.2 Jenis – jenis laba Laba dapat dibagi kedalam beberapa macam, yaitu : 1. Laba kotor, merupakan selisih antara pendapatan penjualan dengan harga pokok barang yang dijual. 2. Laba usaha, merupakan laba kotor dikurangi biaya – biaya operasi perusahaan. 3. Laba sebelum pajak,merupakan laba usaha ditambah hasil luar operasi perusahaan dan dikuangi biaya atau kerugian yang terjadi di luar aktifitas normal perusahaan. 4. Laba bersih, merupakan laba sebelum pajak dikurangi oleh pajak penghasilan. Bagian dari laba bersih inilah yang akan dibandingkan sebagai deviden pada pemegang saham. 2.7.3 Perhitungan Laba Perhitungan laba rugi suatu perusahaan dapat dilakukan setiap bulan namun untuk tujuan praktis, perhitungan laba rugi dilakukan pada akhir periode akuntansi. Perhitungan ini dinyatakan dalam suatu laporan laba rugi bersamaan dengan penyusunan neraca. Perhitungan laba rugi umumnya mempunyai dua tujuan internal dan ekternal. Tujuan internal berhubungan dengan usaha manajemen untuk mengarahkan aktivitas perusahaan pada kegiatan yang menguntungkan. Dengan diketahuinya besarnya laba, manajemen dapat mengukur peningkatan laba dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya yang menghasilkan kontribusi pada laba keseluruhan dan usaha – usaha yang tidak memberikan kontribusi dan sebagainya. Sedangkan tujuan eksternal perhitungan laba rugi ditujukan untuk memberikan pertanggungjawaban kepada para pemegang saham, untuk 38 kepentingan perpajakan dan untuk keperluan permohonan kredit pada bank atau lembaga keuangan lainnya. 2.8 Pengaruh Penerapan Analisis Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus Terhadap Laba Perusahaan. Seperti yang telah disajikan sebelumnya bahwa perusahaan pada umumnya memiliki kapasitas yang lebih baik untuk memenuhi permintaan pasar tertinggi beberapa tahun yang akan datang. Jadi dalam jangka pendek perusahaan memiliki kapasitas yang menganggur yang sekarang mendorong manajemen untuk mempertimbangkan penerimaan pesanan khusus, tetapi bagaimana jika harga pesanan tersebut lebih rendah daripada harga normal. Pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan analisis informasi akuntansi deferensial yang memakai informasi akuntansi deferensial yaitu pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial ( yaitu tambahan pendapatan dengan diterimanya pesanan tersebut ) lebih tinggi daripada biaya diferensial ( yaitu tambahan biaya karena memenuhi pesanan tersebut ), maka sebaiknya pesanan khusus tersebut diterima. Di lain pihak, jika biaya deferensial tersebut lebih tinggi daripada pendapatan diferensial maka pesanan tersebut sebaiknya ditolak. Dalam perhitungan analisis informasi akuntansi diferensial ada elemen biaya yang tidak dilibatkan yaitu biaya tetap, sehingga harga pokok pesanan khusus lebih rendah. Biaya tetap tidak diperhitungkan karena telah dibebankan pada harga pokok produksi reguler. Apabila dilihat dari harga jual pesanan khusus yang lebih rendah daripada harga jual normal, sepertinya perusahaan akan rugi. Namun dengan perhitungan analisis informasi akuntansi diferensial, perusahan 39 sebenarnya bisa mendapatkan tambahan laba. Tambahan laba yang diperoleh dapat berdampak terhadap peningkatan laba perusahaan sehingga laba perusahaan yang dicapai menjadi meningkat.