FILSAFAT SEBAGAI DASAR METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI BEBERAPA ARTIKEL YANG MUNCUL DI BEBERAPA JURNAL ILMIAH AKUNTANSI SEPERTI : The Accounting Review, Journal Of Accounting Research MENGGUNAKAN BERBAGAI VARIASI YANG BERBEDA SATU DENGAN YANG LAIN. PENDEKATAN PERTAMA ADALAH KLASIKAL ATAU MAINSTREAM APPROACH ATAU POSITIVISME SEDANGKAN YANG LAINNYA ADALAH PENDEKATAN RADIKAL ATAU ALTERNATIF DENGAN MEMINJAM BERBAGAI METODOLOGI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL YANG LAIN. PENDEKATAN KLASIKAL YANG LEBIH MENITIK BERATKAN PADA PEMIKIRAN NORMATIF MENGALAMI KEJAYAAN PADA TAHUN 1960. DALAM TAHUN 1970 TERJADI PERGESERAN PENDEKATAN DALAM PENELITIAN AKUNTANSI. PERGESERAN DISEBABKAN ANTARA LAIN OLEH ALASAN : A. PENDEKATAN NORMATIF TIDAK DAPAT MENGHASILKAN TEORI AKUNTANSI YANG SIAP DIPAKAI DI DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI B. UNTUK MENDASARI USAHA PEMAHAMAN AKUNTANSI SECARA EMPIRIS DAN MENDALAM YANG MENITIK BERATKAN PADA PENDEKATAN EKONOMI, DAN PERILAKU (BEHAVIOR), DIMANA PENDEKATAN INI MEMINJAM METODOLOGI DARI ILMU-ILMU SOSIAL YANG LAIN SEPERTI : FILSAFAT, SOSIOLOGI, ANTROPOLOGI UNTUK MEMAHAMI AKUNTANSI. UNTUK MEMUDAHKAN MEMAHAMI DASAR FILOSOFI PENDEKATAN PENELITIAN AKUNTANSI, DIGUNAKAN KERANGKA PENGELOMPOKAN YANG DIKEMBANGKAN OLEH BURRELL DAN MORGAN (1979), YANG DISUSUN DARI DUA DIMENSI INDEPENDEN ATAS ANGGAPAN DARI SIFAT ILMU SOSIAL DAN SIFAT MASYARAKAT. DIMENSI ILMU SOSIAL DIBAGI MENJADI EMPAT ELEMEN YANG SALING BERHUBUNGAN, YAITU ANGGAPAN TENTANG : ONTOLOGY, EPISTEMOLOGY, AKSIOLOGY, SIFAT MANUSIA DAN METODOLOGY. ADALAH CABANG METAFISIKA MENGENAI REALITAS YANG BERUSAHA MENGUNGKAPKAN SEGALA YANG ADA, BAIK CIRI UNIVERSAL MAUPUN YANG KHAS. JADI LANDASAN ONTOLOGIS SUATU PENGETAHUAN MENGACU KEPADA APA YANG DIGARAP DALAM PENELAAHANNYA; DENGAN KATA LAIN, APA YANG HENDAK DIKETAHUI MELALUI KEGIATAN PENELAAHAN ITU. ADALAH CABANG FILSAFAT YANG MENYELIDIKI SECARA KRITIS HAKEKAT, LANDASAN, BATAS-BATAS DAN PATOKAN KESAHIHAN (VALIDITAS) PENGETAHUAN. IA LEBIH MENDASAR DARI METODOLOGI. KARENA ITU ASUMSI-ASUMSI EPISTEMOLOGI SUATU BENTUK PENGETAHUAN, TERCERMIN PADA METODOLOGI YANG DITERAPKAN DALAM PENGEMBANGAN PENGETAHUAN TERSEBUT. LANDASAN EPISTEMOLOGI MENENTUKAN CARA-CARA YANG DIPAKAI UNTUK MEMPEROLEH DAN MEMVALIDASI PENGETAHUAN. ADALAH TELAAH TENTANG NILAI-NILAI, SEDANGKAN TEOLOGI ADALAH TELAAH TENTANG TUJUAN PEMANFAATAN PENGETAHUAN. LANDASAN AKSIOLOGI/TEOLOGIS : MENGACU PADA NILAI-NILAI YANG DIPEGANG DALAM MENENTUKAN PENGEMBANGAN, MEMILIH DAN MENENTUKAN PRIORITAS BIDANG PENELITIAN, DAN MENERAPKAN SERTA MEMANFAATKAN PENGETAHUAN. PADA SISI OBYEKTIF MENITI KBERATKAN PADA SIFAT OBYEKTIF DARI REALITAS ILMU PENGETAHUAN DAN PERILAKU MANUSIA, SEDANGKAN PADA SISI LAIN MENITIKBERATKAN PADA SIFAT SUBYEKTIF DARI REALITAS, ILMU PENGETAHUAN DAN PERILAKU MANUSIA. PERTAMA : BERKAITAN DENGAN KETERATURAN, ORDER DAN STABILITAS YANG DIGUNAKAN UNTUK MENJELASKAN MENGAPA MASYARAKAT CENDERUNG UNTUK SELALU DALAM BERSAMAAN. KEDUA : LEBIH MENITIKBERATKAN PADA PEMBAGIAN MENDASAR DARI KEPENTINGAN, KONFLIK DAN KETIDAK ADILAN DISTRIBUSI KEKUASAAN YANG PADA GILIRANNYA MENIMBULKAN PERUBAHAN RADIKAL. KEDUA DIMENSI YANG INDEPENDEN INI DIGABUNG MEMBENTUK KERANGKA KLASIFIKASI METODOLOGI PENELITIAN MENAJEMEN DAN AKUNTANSI : FUNGSIONALIS ATAU POSITIVIS, INTERPRETIVE, RADIKAL HUMANIS DAN RADIKAL STRUKTURALIS. PENDEKATAN INI BERHUBUNGAN DENGAN PENGEMBANGAN PEMAHAMAN AKAN DUNIA SOSIAL EKONOMI (SOCIAL AND ECONOMIC WORLD) DAN JUGA MEMBENTUK KRITIK TERHADAP STATUS QUO. KARENA DENGAN MENERIMA IDEOLOGI YANG DOMINAN DAN TIDAK MEMPERTANYAKAN HAKEKAT DASAR DARI KAPITALISME, PENDEKATAN FUNGSIONAL DAN INTERPRETIVE DIPANDANG MEMPERTAHANKAN DAN MELEGITIMASI TATANAN SOSIAL DAN EKONOMI DAN POLITIK YANG SAAT ITU. RADIKAL STRUKTURALIS MEMFOKUSKAN PADA KONFLIK MENDASAR SEBAGAI PRODUK HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR INDUSTRI DAN EKONOMI, SEMENTARA RADIKAL HUMANIS MENITIKBERATKAN PADA KESADARAN INDIVIDU, KETERASINGAN MANUSIA. PERBEDAAN ANTARA RADIKAL STRUKTURALIS DAN HUMANIS TERLETAK PADA DIMENSI OBYEKTF-SUBYEKTIF. RADIKAL STRUKTURALIS MEMPERLAKUKAN SOCIAL WORLD SEBAGAI OBYEK EKSTERNAL DAN MEMILIKI HUBUNGAN YANG TERPISAH DARI MANUSIA TERTENTU, SEMENTARA ITU RADIKAL HUMANIS MEMFOKUSKAN PADA PERSEPSI INDIVIDU DAN INTERPRETASIINTERPRETASI NYA. PENDEKATAN POSITIVIS MUNCUL SEJAK PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU DI ABAD 17 YANG MEMUNCULKAN PERTENTANGAN ANTARA RASIONALISME DAN EMPIRISME. RASIONALIS MENEGASKAN BAHWA : DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR TERTENTU DARI AKAL MANUSIA KITA DAPAT MENEMUKAN PENGETAHUAN DALAM ARTI YANG PALING KETAT, YAITU PENGETAHUAN YANG DALAM ARTI APAPUN TAK MUNGKIN SALAH. PENGETAHUAN YANG PASTI SECARA MUTLAK TIDAK DAPAT DITEMUKAN HANYA DENGAN PENGALAMAN INDERAWI DAN ITU HARUS DICARI DALAM ALAM PIKIRAN (IN THE REAL OF THE MIND). TEORI EMPIRIS OLEH JOHN LOCKE, BERKELEY DAN DAVID HUME, BERHARAP MENERUKAN SUATU BASIS UNTUK PENGETAHUAN KITA DARI PENGALAMAN INDERAWI, TETAPI MEREKA MENEMUKAN BAHWA PENGALAMAN INDERAWI MENGHASILKAN INFORMASI TENTANG DUNIA JAUH KURANG DARI PADA YANG MEREKA HARAPKAN. HUME LEBIH JAUH MENYATAKAN BAHWA APA YANG MENURUT ANGGAPAN KITA MERUPAKAN PENGETAHUAI TIDAK LAIN HANYALAH SUATU CARA MENGATUR PENGALAMAN YANG TERSODOR KEPADA KITA. PADANGAN HUME TELAH MENG-ILHAMI DUA MACAM PERKEMBANGAN : PERTAMA : PENYEMPURNAAN TEORI EMPIRIS KEDUA : USAHA MENCARI SUATU CARA UNTUK MEMODIFIKASI KESIMPULAN-KESIMPULAN AGAR DAPAT MENGEMBANGKAN SUATU TEORI KOMPROMI YAITU MENERIMA TUNTUTAN KAUM EMPIRIS DAN MENCOBA MENYELAMATKAN BEBERAPA UNSUR DARI TEORI RASIONALIS. GOLONGAN FILSUF YANG BERUSAHA MENGGABUNGKAN EMPIRISME DENGAN RASIONALISME ADALAH APA YANG DISEBUT : POSITIVISME ADA DUA EPISTEMOLOGI KAUM POSITIVIS YANG SELALU DIKAITKAN DENGAN METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI, YAITU : LOGICAL EMPIRICAL/LOGICAL POSITIVISM DAN FALSIFICATIONSM, YANG SELANJUTNYA DIKEMBANGKAN LAGI MENJADI TEORI SEBAGAI SUATU STRUKTUR OLEH THOMAS KUHN DAN IMRE LAKATOS, DAN ANARKI EPISTEMOLOGI MENURUT PAUL FEYERABAND MENURUT CHALMERS (1991) SELAMA TAHUN 1920-AN POSITIVISME TELAH BERKEMBANG MENJADI FILSAFAT ILMU DALAM BENTUK POSITIVISME LOGIS (LOGICAL POSITIVISM). KELOMPOK INI DIKEMBANGKAN OLEH LINGKARAN VIENNA YANG MERUPAKAN KELOMPOK ILMUWAN DAN FILOSOF YANG DIPIMPIN OLEH MORIZT SCHLICK. LOGICAL POSITIVISM MENERIMA DOKTRIN UTAMA “ VERIFICATION THEORY OF MEANING” . TEORI VERIFIKASI MENYATAKAN BAHWA PERNYATAAN ATAU PROPOSAL MEMILIKI ARTI HANYA JIKA MEREKA DAPAT DI-VERIFIKASI SECARA EMPIRIS. KRITERIA INI DIGUNAKAN UNTUK MEMBEDAKAN ANTARA PERNYATAAN : SCIENTIFIC (MEANINGFUL) DAN PERNYATAAN METAFISIS (MEANINGLESS) TEORI DIKEMBANGKAN BERDASARKAN SUATU MASALAH YANG HARUS DIPECAHKAN. SETELAH MASALAH DITENTUKAN, MASALAH TERSEBUT DINYATAKAN DALAM BENTUK HYPOTESIS , YAITU PERNYATAAN YANG MENUNJUKKAN ANTARA DUA FENOMENA/VARIABLE ATAU LEBIH. APABILA HIPOTESIS TELAH DIRUMUSKAN, PENELITI AKAN MEMBUKTIKAN KEBENARAN HIPOTESIS TERSEBUT. METODE PEMBUKTIANNYA ADALAH DENGAN CARA MEMBANDINGKAN HIPOTESIS TERSEBUT DENGAN HASIL OBSERVASI YANG DILAKUKAN DI DUNIA NYATA. JIKA HASIL PENGAMATAN DI DUNIA NYATA SESUAI DENGAN HIPOTESIS , MAKA HIPOTESIS TERSEBUT TERBUKTI KEBENARANNYA SEHINGGA TERBENTUK SUATU TEORI. PROSES PENGAMBILAN KESIMPULAN UMUM (UNIVERSAL) YANG DIDASARKAN PADA HASIL OBSERVASI DINAMAKAN : INDUKSI. PEMAKAIAN INDUKSI UNTUKMEMBUAT SUATU KESIMPULAN UMUM DAPAT DITERIMA KEBENARANNYA DAN MENJADI VALID, JIKA KONDISI TERTENTU DIPENUHI, SEBAGAI BERIKUT (CHALMERS, 1978) : a. JUMLAH OBSERVASI BANYAK b. OBSERVASI HARUS DI-ULANG PADA KONDISI YANG LUAS (BERBEDA-BEDA) c. HASIL OBSERVASI TIDAK ADA YANG BERTENTENGAN DENGAN TEORI UNIVERSAL YANG DIHASILKAN. DIKEMBANGKAN OLEH KARL POPPER, BERPENDAPAT SEBAGAI BERIKUT : TUJUAN PENELITIAN ILMIAH ADALAH UNTUK MEMBUKTIKAN KESALAHAN (FALSIFY) HIPOTESIS BUKANNYA MEMBUKTIKAN KEBENARAN HIPOTESIS TESEBUT. UNTUK MENGATASI EMPIRISME LOGIS, KARL POPPER, MENAWARKAN METODE ALTERNATIF UNTUK MEN-JUSTIFIKASI SUATU TEORI. MENURUT PENDEKATAN INI, TEORI BUKANLAH SESUATU YANG BENAR ATAU FAKTUAL, TETAPI SESUATU YANG BELUM TERBUKTI SALAH. JIKA SUATU TEORI DITERIMA, MAKA TEORI TERSEBUT HARUS MENYAJIKAN HIPOTESIS YANG MUNGKIN DAPAT DIBUKTIKAN KESALAHANNYA. DENGAN KATA LAIN HIPOTESIS YANG TIDAK DAPAT DIBUKTIKAN SALAH DENGAN CARA OBSERVASI, MAKA AKAN DIHASILKAN TEORI YANG TIDAK VALID. MENURUT FALSIFIKASIONISME ILMU BERKEMBANG SECARA PENDUGAAN (CONJECTURE) DAN PENOLAKAN (REFUTATION) ATAU SECARA TRIAL AND ERROR. TUJUAN ILMU ADALAH MEMECAHKAN MASALAH . PEMECAHAN MASALAH TADI DIWUJUDKAN DALAM TEORI YANG MUNGKIN AKAN DISALAHKAN SECARA EMPIRIS. TEORI YANG BERTAHAN DAN TIDAK DISALAHKAN AKAN DITERIMA SECARA SEMENTARA UNTUK MEMECAHKAN MASALAH. DUA ORANG YANG MENGAJUKAN TEORI SEBAGAI STRUKTUR YANG UTUH ADALAH : IMRE LAKATOS (1974) DENGAN TEORINYA RISET PROGRAM DAN THOMAS KUHN (1972), DENGAN TEORINYA YANG SANGAT TERKENAL PARADIGMA DAN REVOLUSI. RISET PROGRAM OLEH IMRE LAKATOS BERALIH DARI TEORI TUNGGAL. TEORI DIPANDANG SEBAGAI SEBUAH STRUKTUR YANG TERDIRI DARI ASUMSI DASAR DAN SEPERANGKAT HIPOTESIS TAMBAHAN (AUXILARY HYPOTHESES) YANG DIDESAIN KHUSUS UNTUK MELINDUNGI INTI TEORI DARI FALSIFIKASI (PENOLAKAN). TEORI RISET PROGRAM MENURUT LAKATOS TERDIRI DARI : HARD CORE DAN NEGATIVE HEURISTIC, A PROTECTIVE BELT OF AUXILARY HYPOTHESES, POSITIVE HEURISTIC DAN ELEMEN-ELEMEN YANG MENUNJUKKAN PERKEMBANGAN ATAU KEMUNDURAN SUATU PROGRAM. HARDCORE MERUPAKAN KOMPONEN INTI DARI RISET PROGRAM YANG BERISI ASUMSI-ASUMSI DASAR DARI RISET PROGRAM. ASUMSI INI BERISI DEFINISI KARAKTERISTIK DARI PROGRAM BERUPA HIPOTESIS TEORITIS SECARA UMUM SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN PROGRAM. ASUMSI INI HARUS DITERIMA UNTUK MELAKSANAKAN RISET PROGRAM DAN ASUMSI INI TIDAK DAPAT DITOLAK ATAU DIFALSIFIKASI. KESEPAKATAN OLEH ANGGOTA RISET PROGRAM UNTUK TIDAK MEMPERTANYAKAN HARD CORE INI DISEBUT “ NEGATIVE HEURISTIC “ . HARD CORE TIDAK BOLEH DITOLAK ATAU DIMODIFIKASI SELAMA PENGEMBANGAN PROGRAM TERSEBUT BERLANGSUNG. HARD CORE DARI RISET PROGRAM TIDAK DAPAT DIFALSIFIKASI DAN DILINDUNGI PULA OLEH “ NEGATIVE HEURISTIC ” MEREKA JUGA DIKELILINGI OLEH SEPERANGKAT ASUMSI TAMBAHAN YANG OLEH LAKATOS DISEBUT : “ PROTECTIVE BELT OF AUXILIARY HYPOTHESIS “ HIPOTESES INILAH YANG PERLU MENGALAMI PENYESUAIAN-PENYESUAIAN UNTUK MELINDUNGI HARD CORE. LAKATOS MENETAPKAN : SUATU RISET PROGRAM DIANGGAP ILMIAH DAN BERKEMBANG BERDASARKAN DUA KONDISI : PERTAMA. HARUS MEMILIKI TINGKAT KOHERENSI (KETERKAITAN) UNTUK MEMETAKAN PROGRAM BAGI RISET MASA DATANG. KEDUA. DENGAN ARAHAN POSITIVE HEURISTIC, RISET PROGRAM TADI HARUS MAMPU MENEMUKAN FENOMENA BARU. JIKA RISET PROGRAM TIDAK MEMENUHI KEDUA KRITERIA TADI, MAKA RISET PROGRAM TERSEBUT DIANGGAP MENGALAMI KEMUNDURAN. FILSAFAT ILMU AWALNYA DIGUNAKAN DI DALAM ILMU ALAM, TETAPI SAAT INI DIPINJAM UNTUK MENJELASKAN ILMU LAIN SEPERTI AKUNTANSI, YANG MENGGUNAKAN METODE SCIENTIFIC DI DALAM PROJECT RISET DAN MENGGUNAKAN FILSAFAT ILMU UNTUK MENGGAMBARKAN AKUNTANSI. PARADIGMA KUHN TELAH DIGUNAKAN OLEH WELLS (1976) DAN SATTA (1977) UNTUK MENJELASKAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI SAAT INI. BELKAOUI (1985) MENGGUNAKANNYA UNTUK MENGGAMBARKAN AKUNTANSI SEBAGAI MULTI – PARADIGM SCIENCE PENELITIAN YANG DILAKUKAN BALL DAN WHITTRED (1979) YANG MENGUJI HIPOTESES : TYPE KUALIFIKASI AUDIT TERTENTU BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN PENILAIAN PEMEGANG SAHAM ATAS HARGA SEKURITAS. PURDY, SMITH DAN GRAY (1969), MENELITI PENGARUH METODE DISCLOSURE DALAM LAPORAN KEUANGAN YANG MENYIMPANG DARI STANDAR AKUNTANSI TERHADAP VISIBILITAS LAPORAN TERSEBUT. DENGAN KATA LAIN APAKAH PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN AKAN MENGETAHUI PENYIMPANGAN TERSEBUT JIKA HANYA DI-UNGKAPKAN PADA SATU TEMPAT ?. PENELITI MENYATAKAN MASALAH TERSEBUT DALAM BENTUK HIPOTESIS NOL DAN HASIL PENELITIAN TIDAK MENOLAK HIPOTESIS NOL. PARADIGMA KUHN SERING DISINGGUNG DALAM LITERATUR AKUNTANSI DAN OLEH PENELITI LAIN JUGA DIBENARKAN BAHWA REVOLUSI KUHN SANGAT TEPAT DIGUNAKAN DALAM MEMAHAMI PERKEMBANGAN AKUNTANSI SAAT INI. KUHN MENGATAKAN REVOLUSI SCIENCE TERJADI DALAM LIMA TAHAP : AKUMULASI ANOMALI / PENYIMPANGAN (PRE-SCIENCE) PERIODE KRISIS PERKEMBANGAN DAN PERDEBATAN ALTERNATIF IDE IDENTIFIKASI ALTERNATIF DARI BERBAGAI PANDANGAN PARADIGMA BARU YANG DOMINAN WELLS, BERUSAHA MENGKAITKAN TAHAPAN REVOLUSI DENGAN AKUNTANSI, DAN BERPENDAPAT BAHWA AKUNTANSI BERADA PADA EMPAT TAHAP PERTAMA, MENINGGALKAN PARADIGMA COST HISTORIS. SETELAH BEBERAPA TAHUN DAN TERJADI KRISIS DAN PERDEBATAN BERBAGAI ALTERNATIF PENGUKURAN, DIA MENYIMPULKAN BAHWA AKUNTANSI AKAN MENCAPAI TAHAP AKHIR YANG MENGHASILKAN PARADIGMA BARU SEPERTI CURRENT COST ACCOUNTING. NAMUN, DANOS (1977), TIDAK SETUJU DENGAN PENDAPAT WELLS, DAN MELIHAT BAHWA AKUNTANSI SEBENARNYA BERADA PADA TAHAP “ PRE-SCIENCE “ DAN SELAMA INI TIDAK ADA PARADIGMA PENTING YANG MUNCUL DAN MENDOMINASI AKUNTANSI. BUKTI LAIN YANG MASIH MENDUKUNG RESEARCH PROGRAMMES NYA LAKATOS, MENYATAKAN BAHWA RISET AKUNTANSI YANG DILAKUKAN SELAMA INI, CENDERUNG MENGGUNAKAN MODEL YANG BERBEDABEDA DAN SALING MENGGANTIKAN, SEPERTI YANG DIINTERPRETASIKAN LAKATOS. BEBERAPA KASUS MENUNJUKKAN BAHWA RESEARCH PROGRAMMES DIHASILKAN KEMBALI DAN KEMUDIAN DIBATALKAN OLEH PENELITI, MISALKAN RESEARCH PROGRAMMES YANG BERHUBUNGAN DENGAN : - INCOME SMOOTHING HIPOTESIS - AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA - AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SOSIAL, -.RISET TENTANG HUBUNGAN ANTARA VARIABLE AKUNTANSI DENGAN HARGA SAHAM YANG DIDASARKAN PADA EFFICIENT MARKET HYPOTHESIS AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA MERUPAKAN SALAH SATU RESEARCH PROGRAMMES YANGMUNCUL BERDASARKAN SUDUT PANDANG EKONOMI YANG BERKAITAN DENGAN AKTIVA, ATAS KEYAKINAN BAHWA; KARYAWAN ADALAH SALAH SATU SUMBER EKONOMI YANG PALING PENTING BAGI ENTITAS KEGAGALAN AKUNTANSI MENGUNGKAPKAN HAL INI MERUPAKAN KELEMAHAN.