BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Komunikasi Komunikasi

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ilmu Komunikasi
Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari
satu pihak kepihak lainnya, yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana
dimulai dengan sejumlah ide – ide yang abstrak atau pikiran dalam otak
seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian
dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara
langsung maupun tidak langsung menggunakan bahasa barbentuk kode
visual, suara, atau tulisan.2
Pengertian komunikasi secara ilmiah dapat juga diartikan sebagai
proses penyampaian pesan atau informasi dari si pengirim pesan (
komunikator ) kepada si penerima pesan ( komunikan ) dengan menggunakan
simbol atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung (
menggunakan media ) untuk mendapatkan suatu umpan balik ( Feed Back ).2
Proses terjadinya komunikasi dimulai dari pikiran orang yang akan
menyampaikan pesan atau informasi, yang kemudian dilambangkan, baik
berupa ucapan atau isyarat, proses selanjutnya dengan melakukan transmisi
berupa media dan perantara atau channel, hingga pesan dapat diterima oleh
komunikan.2
2
Onong Uchjna Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung : Remaja Rosda karya, 2006)
10
Banyak sekali konsep dan definisi tentang komunikasi, antara lain
adalah menurut :Carl L. Hovland mengatakan ilmu komunikasi yang di
terjemahkan oleh Drs. Onong Uchjana adalah : “Upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegas asas – asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap.
Dan mengenai komunikasi pun Carl L. Hovland, juga mengatakan sebagai
berikut :
“Communication is the process to modify the behavior of other individuals”
atau dengan kata lain “ Proses mengubah perilaku orang lain”
Ilmu Komunikasi sebagai ilmu pengetahuan social yang bersifat
multidisipliner, tidak menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik
pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi
menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai
penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada
dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan
dengan perkembangan ilmu komunikasi.3
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri
seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi
tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah
proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan
pesan. Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat
3
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (Rosda, 2006)
11
tindakan, yakni ; membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah
pesan.
Ke-empat
tindakan
tersebut
lazimnya
terjadi
secara
berurutan.Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu ide dan gagasan.
Ini terjadi dalam benak kepala seseoarang melalui proses kerja system syaraf.
Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain.
Baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bentuk dan mengirim pesan,
sesorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain. Pesan yang
diterimanya ini kemudian akan diolah melalui system syaraf dan
diinterpretasikan.
Setelah
diinterpretasikan,
pesan
tersebut
dapat
menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi,
maka si orang tersebut kembali akan membentuk dan menyampaikanpesan
baru. Demikianlah ke-empat tindakan ini akan terus-menerus terjadi secara
berulang-ulang.3
Dari berbagai definisi komunikasi yang ada,ada pula tujuh definisi
yang bisa kita jabarkan yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks
pengertian komunikasi. Definisi-definisi tersebut antara lain :
1. Komunikasi adalah suatu proses melalui, dimana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
Devinisi ini seperti dikemukakan Hovland, Janis & Kelley (1953)
2. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi
keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan symbol-simbol seperti kata-
12
kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain. Komunikasi ini seperti
yang dikemukakan Berelson dan Stainer (1964)
3. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan
siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat
apa atau hasil apa? (who? Says what? In which channel? To Whom? With
what effect?). Definisi seperti ini seperti yang dikemukakan Gode (1960.)
4. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula
dimiliki oleh seseorang(monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua
orang atau lebih. Definisi ini seperti yang dikemukakanGode (1959)
5. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi
rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau
memperkuat ego. Definisi ini seperti dikemukakan Barnlund (1964)
6. Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan
bagian lainnya dalam kehidupan. Definisi ini seperti yang disampaikan
Ruesch (1957)
7. Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui dimana pikiran seseorang
dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. Definisi ini seperti yang
dikemukakan Weaver (1949) (Zubair, 2006).4
Sementara
Riswandi
menyimpulkan
beberapa
karakteristik
komunikasi berdasar berbagai definisi yang dikemukakan para ahli, antara
lain :
4
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar ilmu komunikasi (2006)
13
1. Komunikasi adalah suatu proses, artinya komunikasi merupakan
serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta
berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.
2. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar,
disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku
yang terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihakpihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat
dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topic pesan
yang disampaikan.
4. Komunikasi bersifat simbolis karena dilakukan dengan menggunakan
lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam
komunikasi anatar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata,
kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.
5. Komunikasi bersifat transaksional. Komunikasi pada dasarnya menuntut
dua tindakan, yaitu member dan menerima. Dua tindakan tersebut
tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proposional.
6. Komunikasi menembus factor ruang dan waktu maksudnya bahwa para
pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta
tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi
14
seperti telepon, faximili, dan lain-lain, factor ruang dan waktu tidak lagi
bermasalah dalam berkomunikasi.5
Jika dilihat sekilas dari ulasan di atas, kiranya dapat ditarik benang
merah bahwa tiap ahli bisa memiliki pandangan beragam dalam
mendefinisikan komunikasi.Komunikasi terlihat sebagai kata yang abstrak
sehingga memiliki banyak arti. Kenyataannya untuk menetapkan satu definisi
terbukti sulit dan tidak mungkin terutama jika melihat kutipan – kutipan dari
pandangan para pakar diatas tersebut.
Ilmu komunikasi merupakan ilmu pengetahuan social yang bersifat
multidisipliner sehingga definisi komunikasi pun menjadi banyak dan
beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang
berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya berbagai definisi komunikasi
yang ada sesungguhnya saling melengkapi dan meyempurnakan sejalan
dengan perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri.
Tujuan orang berkomunikasi, antara lain5 :
1) Untuk memberikan informasi yang dimiliki dengan orang lain.
2) Untuk membujuk atau mempengaruhi orang.
3) Untuk mengerti satu sama lain.
4) Ubtuk menyampaikan sesuatu yang dirasakan.
5) Untuk mendapatkan informasi tentang keadaan diri sendiri.
5
Riswandi, Understanding Intercultural Communication
15
Komunikasi akan berhasil dengan baik, jika5 :
1) Pesan yang disampaikan harus jelas dan dimengerti oleh penerima.
2) Perlu penegasan mengenai maksud dan tujuan pengiriman pesan.
3) Memperhatikan unsure kemanusian dan lingkungan.
4) Perlu dialog antara pengirim dengan penerima pesan.
5) Adanya unsure-unsur yang menguntungkan bagi penerima dengan
adanya pesan tersebut.
6) Tindak lanjut dari apa yang dikomunikasikan.
7) Memberikan contoh-contoh yang nyata.
8) Memperhatikan berbagai hubungan yang terdapat dalam masyarakat,
seperti hubungan organisasi and sebagainya.
2.2
Integrated Marketing Communication (IMC)
2.2.1
Definisi IMC
Integrated Marketing (IMC), konsep yang berkembang di
tahun 1980an ini didefinisikan oleh Schultz (2004) sebagai sebuah
strategi dalam bisnis dengan membuat perencanaan, membangun,
mengeksekusi dan mengevaluasi pelaksanaan program komunikasi
merk yang terkoordinasi pada konsumen, pelanggan atau sasaran lain
yang relevan dengan audience eksternaldan internal. Di lain
kesempatan
yang
pengintegrasian
dan
terdiri
dari
penerapan
perancanaan,
berbagai
bentuk
penciptaan,
komunikasi
pemasaran (iklan, sales promotion publikasi, event, dan lain
16
sebagainya). Sedangkan asosiasi agen periklanan Amerika atau yang
dikenal dengan nama The 4As (The American Assosiation of
Advertising Agency) mengatakan bahwa IMC adalah konsep
perencanaan komunikasi pemasaran (periklanan umum, sales
promotion, public relations dan lain-lain) dan memadukan bentukbentuk komunikasi pemasaran ini untuk memberikan kejelasan,
konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal ).6
Dengan mempelajari ketiga definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa IMC adalah sebuah konsep komunikasi yang
terencana, terintegrasi dan diterapkan dalam berbagai bentuk
komunikasi pemasaran untuk memberikan pemahaman dan dampak
berbagai
bentuk
komunikasi
pemasaran
untuk
memberikan
pemahaman dan dampak yang maksimal melalui konsistensi pesan
komunikasi kepada konsumen, pelanggan ataupun pihak lain yang
relevan dengan barang atau jasa yang dikomunikasikan. Untuk dapat
mencapai tujuan komunikasi, perusahaan dapat menggunakan sebuah
alat bantu yang disebut promotion mix.6
Secara sederhana-nya IMC dapat diartikan sebagai “Proses
dari pengelolaan customer relationships yang menggerakan Brand
value”. Sedangkan secara spesifik, IMC dapat diartikan sebagai
“proses yang mempunyai fungsi bersilang dalam menciptakan dan
memelihara hubungan yang menguntungkan dengan customer dan
6
Belch dan Michael A. Belch, Advertising & Promotion :2009
17
stakeholder lainnya dengan mengontrol dan mempengaruhi secara
strategis semua pesan yang terkirim kepada kelompok ini serta
menggerakan dialog dengan maksud tertentu kepada mereka.
Integrated Marketing Communication (IMC) adalah salah satu
dari sekian proses yang tersedia guna membina hubungan dengan
customer. Apa yang membedakan IMC dengan Proses CustomerCentric lainnya adalah dasar dari proses tersebut adalah komunikasi,
yang merupakan jantung dari semua hubungan, dan juga merupakan
proses yang sirkuler.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, konsep dasar dari IMC
adalah komunikasi. Dengan komunikasi ini, IMC berusaha untuk
memaksimalkan pesan positif dan meminimakan pesan negative dari
suatu brand, dengan sasaran menciptakan dan menyokong Brand
Relationships. Untuk membangun hubungan jangka panjang.IMC
juga digunakan untuk membangun dan memperkuat brand. Brand
Relationships yang positif juga akan menghasilkan keuntungan dan
meningkatkan nilai dari pemegang saham perusahaan tersebut.
Adapun beberapa elemen yang terdapat did lama promotion mix ini
adalah sebagai berikut :
1) Advertising
Adalah segala bentuk komunikasi non-personal melalui berbagai
media
massa
seperti
TV,
radio,
majalah,
dan
Koran
mengenaiinformasi tentang perusahaan, produk dan jasa atau ide
18
sebuah sponsor yang dikenal. Elemen komunikasi ini paling
banyak digunakan pemasar karena dapat menjangkau target
audience dalam jumlah yang lebih besar daripada elemen-elemen
lain. Selain itu, advertising juga dapat membangun ekuitas merek
dengan menciptakan brand image dan brand association melalui
eksekusi iklan ke dalam benak konsumen.
2) Direct Marketing
Merupakan sebuah aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan secara langsung kepada konsumennya. Umumnya
aktivitas pemasaran ini dilakukan dengan cara mengirimkan direct
mail,melakukan telemarketing dan
direct selling kepada
konsumen yang dituju. Untuk dapat melakukan hubungan secara
langsung dengan para konsumen potensialnya maka perusahaan
mengeloladata based konsumen.
3) Interactive / Internet Marketing
Aktivitas pemasaran yang dilakukan secara interaktif melalui CDROMS, handphone digital, TV interaktif dan lain sebagainya atau
secara
online
menggunakan
jaringan
internet
untuk
mengkomunikasikan produk dan jasanya. Melalui aktivitas ini,
perusahaan dan konsumen dapat melakukan komunikasi 2 arah
langsung secara real-time.
4) Sales Promotion
Aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan cara memberikan
nilai
incentive
kepada tim
penjualan, distributor, atau
19
konsumennya secara langsung untuk mendorong penjualan
dengan cepat. Sales Promotion yang dilakukan kepada konsumen
biasanya dengan membagikan sample produk, kupon dan lain
sebagainya ntuk mendorong konsumen agar langsung melakukan
pembelian. Sedangkan sales promotion yang dilakukan kepada
distributor dan pedagang dilakukan dalam bentuk kontes
penjualan, pemberian harga khusus, penyedian merchandising
dan masih banyak lagi bentuk lainnya.
5) Public Relations / MPR
PR dalam konsepsi IMC melakukan pekerjaan yang sangat luas
dana beragam, tidak hanya bertugas men-track opini public saja,
tetapi juga bertugas me-managecorporate brand dan menjaga
reputasinya. Lalu MPR merupakan salah satu fungsi PRyang
digunakan sebagai media tanpa bayar untuk menyampaikan brand
information guna mempengaruhi calon customer atau customer
dan melengkapi strategi marketing.
6) Publicity
Merupakan salah satu jasa yang disediakan oleh Public Relations
Firm maupun Adevertising Agency.Publicity timbul untuk
membantu menangkap perhatian public dan membedakan tiap-tiap
perusahaan tersebut dari perusahaan-perusahaan lain yang menjadi
saingannya.Publicity dalam MPR berarti memperoleh penyebutan
nama merek di media massa dalam cara-cara yang berbeda, waktu
20
dan tempat sesering mungkin sehingga menjadi top-of-mind
awareness. Walaupun PR menawarkan kredibilitas yang lebih
besar dalam membangun publicity, namun advertising dapat
menawarkan awarenessdan control yang lebih besar. Lalu unutk
beberapa alas an, maka sejumlah perusahaan menyampaikan
pesan PR mereka lewat advertising.
7) Personal Selling
Adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan secara langsung oleh
pihak penjual unutk meyakinkan pembeli potensial membeli
produk atau jasa yang ditawarkan.Melalui aktivitas komunikasi
ini, penjual dapat memodifikasi pesan komunikasi agar sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen serta mendapatkan
feedback langsung dari konsumennya.
8) Event / Sponsorships
Event marketing adalah situasi yang signifikansi atau peristiwa
promosional yang mempunyai focus utama untuk menangkap
perhatian dan melibatkan customer dalam event tersebut.
Perusahaan dan organisasi-organisasi non-profit menggunaka
events dengan beberapa alasan, yaitu untuk melibatkan sasaran
khalayak, untuk mengasosiasikan sebuah brand dengan aktivitass,
gaya hidup atau orang-orang tertentu, untuk meraih sasaran
khalayak yang sulit dijangkau, unutk meningkatkan brabd
21
awareness dan untuk menyediakan platform yang baik bagi brand
publicity.
Sponsorship adalah dukungan financial kepada suatu organisasi,
orang, atau aktifitas yang dipertukarkan dengan publisitas merek
dan suatu hubungan, sponsorship dapat membedakan sekaligus
meningkatkan nilai suatu merek. Beberapa pedoman uang
digunakan
oleh
perusahaan-perusahaan
dalam
memilih
sponsorship: target khalayak, penguatan citra merek, dapat
diperpanjang, keterlibatan merek, biaya yang efektif dan sponsor
lainnya.
2.3
Kualitas Pelayanan
2.3.1. Pengertian Pelayanan
Menurut Kotler (2002:83), pelayanan merupakan
setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.1
Menurut Umar (2003), pelayanan secara umum adalah
rasa menyenangkan yang diberikan kepada orang lain disertai
kemudahan-kemudahan dan memenuhi segala kebutuhan
mereka.
Menurut
Payne
(2000),
pelayan
adalah
rasa
menyenangkan atau tidak menyenangkan yang oleh penerima
22
pelayanan pada saat memperoleh pelayanan. Payne juga
mengatakan
bahwa
pelayanan
pelanggan
mengandung
pengertian1 :
1. Segala kegiatan yang dibutuhkan untuk menerima,
memproses, menyampaikan dan memenuhi pesanan
pelanggan dan untuk menindak lanjuti setiap kegiatan yang
mengandung kekeliruan.
2. Ketepatan waktu dan reliabilitas penyampaian jasa kepada
pelanggan sesuai dengan harapan mereka.
3. Serangkaian kegiatan yang meliputu semua bidang bisnis
yang terpadu untuk menyampaikan produk-produk dan
jasa tersebut sedemikian rupa sehingga dipersepsikan
memuaskan oleh pelanggan dan merealisasikan pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.
4. Total pesanan yang masuk dan seluruh komunikasi dengan
pelanggan.
5. Penyampaian produk kepada pelangan tepat waktu dan
akurat dengan segala tindak lanjut serta tanggapan
keterangn yang akurat.
2.3.2. Pengertian Kualitas Pelayanan
Berikut beberapa pengertian dan definisi tentang
kualitas pelayanan. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis
23
yang berpengaruh degan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.7Sehingga
definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya
pemenuhan
kebutuhan
dan
keinginan
konsumen
serta
ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan
konsumen.8
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
ada factor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan
yaitu: jasa yang diharapkan da jasa yang dirasakan /
dipersepsikan. Apabila jasa yang dirasakan sesuai dengan jasa
yang diharapkan, maka kualitas pelayanan tersebut akan
dipersepsikan baik atau positif. Jika jasa yang dipersepsikan
sebagai kualitas ideal.Demikianjuga sebaliknya apabila jasa
yang dipersepsikan lebih jelek dibandingkan dengan jasa yang
diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan negative atau
buruk.Maka baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada
kemampuan
penyedia
jasa
dalam
memnuhi
harapan
pelanggannya secara konsisten.
Untuk mempermudah penilaian dan pengukuran
kualitas pelayanan dikembangkan suatu alat ukur kualitas
layanan
yang
disebut
SERVQUAL
(Service
Quality).SERVQUAL ini merupakan skala multi item yang
7
8
Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi offset. Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi offset. Yogyakarta.
24
dapat digunakan untuk mengukur persepsi pelanggan atas
kualitas layanan yang meliputi lima dimensi 7, yaitu :
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu kemampuan suatu
perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak
eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana adalah
prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan
sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang
diberikan perusahaan.
2. Realibility
(kehandalan),
yaitu
kemampuan
untuk
memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera,
akurat dan memuaskan. Kinerja harus sesuai dengan
harapan
pelanggan
yang
berarti
ketepatan
waktu,
pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa
kesalahan, sikap simpatik, dan akurasi yang tinggi.
3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kemampuan untuk
membantu
dan memberikan pelayanan
yang cepat
(responsive) dan tepat kepada para pelanggan dengan
penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan pelanggan
menunggu tanpa adanya suatu alas an yang jelas
menyebabkan persepsi yang negative dalam kualitas
pelayanan.
4. Assurance (jaminan), adanya kepastian yaitu pengetahuan,
kesopanan santunan dan kemampuan para pegawai
25
perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan kepada pelayanan perusahaan yang memiliki
beberapa komponen antara lain :
a. Communication (komunikasi)
b. Credibility (kredibilitas)
c. Security (keamanan)
d. Competence (kompetensi)
e. Courtesy (sopan santun)
5. Empathy (empati), yaitu memberikan perhatian yang tulus
dan bersifat individu atau pribadi yang diberikan kepada
para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan
konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki
pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami
kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat
diambil kesimpulan, bahwa kualitas pelayanan adalah segala
bentuk aktivitas yang dilakukan perusahaan guna memenuhi
harapan konsumen.
26
2.4
Kepuasan Pelanggan
2.4.1
Pengertian Kepuasan Pelanggan
Secara linguistic, satisfaction berasal dari bahasa latin
yaitu satis yang berarti cukup dan facere melakukan atau
membuat. Berdasarkan pendekatan linguistic ini, maka
kepuasan dapat diartikan bahwa produk atau jasa yang mampu
memberikan lebih daripada yang diharapkan konsumen.
Kepuasan
konsumen
adalah
kondisi
dimana
harapan
konsumen mampu dipenuhi oleh produk.1
Menurut Oliver dalam Ferrinadewi (2005), kepuasan
merupakan penilaian konsumen terhadap fitur-fitur produk
atau jasa yang berhasil memberikan pemenuhan kebutuhan
pada level yang menyenangkan, baik itu dibawah maupun
diatas harapan.9
Menurut Sumarwan (2003) kepuasan adalah tingkatan
perasaan setelah membandingkan kinerja / hasil yang
dirasakan
dengan
harapannya.Jadi
tingkat
kepuasan
merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang
dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan,
maka pelanggan akan kecewa, bila kinerja sesuai dengan
harapan, maka pelanggan akan sangat puas.5
9
Rangkuti, 2003. Konsep kepuasan Pelanggan
27
Berdasarkan pendapat para ahli diatas bahwa kepuasan
pelanggan merupakan fungsi harapan dan kinerja yaitu
evaluasi pelanggan terhadap kinerja produk / layanan yang
sesuai
atau
melampaui
harapan
konsumen.
Kepuasan
pelanggan secara keseluruhan mempunyai tiga antecedent
yaitu kualitas yang dirasakan, nilai yang dirasakan dan
harapan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila ia
membeli atau mengkonsumsi suatu produk / jasa. Sedangkan
kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa
yang ia terima setelah mengkonsumsi / menggunakan produk /
jasa yang dibeli.
Secara konseptual kepuasan pelanggan dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 2.1
Konseptual kepuasan pelanggan9
Tujuan Perusahaan
Kebutuhan dan
keinginan pelanggan
Produk
(Barang/Jasa)
Harapan Pelanggan
Terhadap Produk
B
Nilai Produk bagi
Pelanggan
B
Tingkat Kepuasan
Pelanggan
28
Berdasarkan Gambar diatas, dketahui bahwa perusahaan
menawarkan jasa sesuai unutk memenuhi kebutuhan dan
keinginan
pelanggan.Produk
yang
ditawarkan
tersebut
diharapkan sesuai harapan pelanggan, sehingga mereka merasa
puas. Apabila pelanggan puas, maka tujuan perusahaan akan
tercapai karena produk yang ditawarkan perusahaan bernilai
bagi konsumen.
2.4.2
Mengukur kepuasan pelanggan
Mengukur kepuasanpelanggan sangat bermanfaat bagi
perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat
ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta
menemukan bagian mana yang membutuhkan pengkatan.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan ada empat
metode pengukuran yang perlu diperhatikan oleh perusahan,
yaitu system keluhan dan saran, survey kepuasan pelanggan,
ghost shopping dan lost customer analysis.1
a) Sistem keluhan dan saran pelanggan. Setiap perusahaan
yang
berorientasi
terhadap
pelanggan
memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada pelanggan untuk
menyampaikan saran, pendapat dan keluhan. Adapun
metode yang digunakan bias berupa kotak saran ataupun
dengan menyediakan saluran telepon khusus.
29
b) Survey kepuasan pelanggan. Umumnya banyak penelitian
mengenai
kepuasan
pelanggan
dilakukan
dengan
menggunakan survey, baik melalui pos, telepon, maupun
dengan wawancara langsung. Untuk mengukur kepuasan
pelanggan dapat dilakukan dengan cara :
1) Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan
pertanyaan seperti ungkapan seberapa puas saudara
terhadap pelayanan.
2) Responden
diminta
untuk
menuliskan
masalah-
masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan
penawaran dari perusahaan dan juga dimintai unutk
menuliskan
perbaikan-perbaikan
yang
mereka
sarankan.
3) Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar
mengharapkan atribut tertentu dan seberapa besar
mereka rasakan.
4) Responden dapat merangking berbagai elemen dan
penawaran berdasarkan derajat penting setiap elemen
seberapa baik kinerja perusahaan dalam masingmasing elemen.
c) Ghost Shopping. Metodw ini dilaksanakan dengan cara
mempekerjakan beberapa orang berperan sebagai pembeli
yang memanfaatkan produk atau jasa perusahaan dan
30
pesaing, sehingga dapat diprediksi tingkat kepuasan
pelanggan atas produk tersebut.
d) Lost Customer Analysis. Dalam metode ini perusahaan
menghubungi para pelanggan yang telah beralih ke
perusahaan lain. Hal ini ditujukan untuk memperoleh
informasi peyebab terjadinya peralihan pelanggan kepada
perusaaan lain, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi selanjutnya.
2.4.3
Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkat Kepuasan
Menurut Lupiyoadi (2001), terdapat lima factor utama yang
harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menentukan tingkat
kepuasan pelanggan10, yaitu :
1. Kualitas Produk
Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukan
bahwa
produk
yang
mereka
gunakan
berkualitas. Konsumen rasional selalu menuntut produk
berkualitas untuk setiap pengorbanan yang dilakukan
untuk memperoleh produk tersebut. Dalam hal ini, kualitas
produk yang baik akan memberikan nilai tambah di benak
konsumen.
10
Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik Rambat, Jakarta : Salemba Empat, 2001.
31
2. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan terutama dibidang jasa, pelanggan akan
mersa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik
atau yang sesuai dengan yang diharapkan. Pelanggan yang
puas akan menunjukan kemungkinan untuk kembali
membeli produk yang sama. Pelanggan yang puas
cenderung akan memberikan persepsi terhadap produk
perusahaan.
3. Emosional
Pelanggan
akan
merasa
bangga
dan
mendapatkan
keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila
menggunakan
prouk
dengan
merek
tertentu
yang
cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari
produk tetapi nilai social atau self esteem yang membuat
pelanggan menjadi puas terhadap merk tertentu.
4. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi
menetapkann harga yang relative murah akan memberikan
nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya.
5. Biaya
Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau
tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu
32
produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa
itu.
2.5
Trust (Kepercayaan)
Trust merupakan pondasi dari bisnis. Suatu transaksi bisnis
atau pembelian antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila
masing – masing saling mempercayai. Kepercayaan (trust ) tidak
begitu saja dapat diakui oleh pihak lain / mitra bisnis, melainkan harus
dibangun mulai dari awal dan dapat di buktikan.
Kepercayaan (trust) menurut Sheth dan Mittal merupakan
factor paling krusial dalam setiap relasi, sekaligus berpengaruh pada
komitmen.Trust
bisa
diartikan
sebagai
kesediaan
untuk
mengandalakan kemampuan, integritas dan motivasi pihak lain unutk
bertindak dalam rangka memuaskan kebutuhan dan kepentingan
seseorang sebagaimana disepakati bersama secara implisit maupun
eksplisit.3
Dengan
demikian
kepercayaan
dapat
ditinjau
sebagai
komponen yang berharga dalam setiap keberhasilan menjalin
hubungan dan lebih jauh berfungsi sebagai upaya untuk mengurangi
resiko serta membangun hubungan jangka panjang dan meningkatkan
komitmen, selain itu pula dinyatakan bagwa trust adalah kepercayaan
pihak tertentu terhadap yang lain dalam melakukan hubungan
transaksi
berdasarkan
suatu
keyakinan
bahwa
orang
yang
33
dipercayainya tersebut akan memenuhin segala kewajibannya secara
baik sesuai yang diharapkan.
2.5.1
Cara Membangun Kepercayaan (trust)
Pada dasarnya kepercayaan (Trust) sangat penting bagi
organisasi, karena merupakan modal utama untuk dapat
mewujudkan visi dan misinya. Tanpa adanya kepercayaan
(trust) dalam organisasi, maka sudah jelas perusahaan akan
mengalami kesulitan untuk mewujudkan visi dan misinya.
Oleh
karena
itu
perusahaan
perlu
membangun
kepercayaan (trust) di dalam organisasi. Menurut Shaw,
pendekatan formal yang digunakan untuk membangun
kepercayaan (trust) dalam struktur organisasi dilakukan
beberapa tindakan utama, antara lain3 :
1) Mengenalkan target bisnis yang agresif individu dalam
organisasi harus setuju dengan target ke depan yang dapat
dilakukan oleh mereka dengan sepenuh hati.
2) Membangun kinerja yang dapat dipertanggung jawabkan,
pertanggung jawaban yang dibuat harus jelas dan tidak
membingungkan, sehingga secara umum cukup untuk
mengijinkan tindakan-tindakan yang tidak dikekang
3) Membangun struktur organisasi dengan rasa kepemilikan
yang tinggi, struktur organisasi harus dibangun dengan
menekankan pada otoritas local sehingga setiap individu
34
yang terlibat dalam organisasi dapat memiliki rasa
kepemilikan yang tinggi.
4) Memastikan talenta-talenta yang superior pada semua level
talenta dalam semua level harus dicari da diperkuat secara
aktif
melauli
penilaian-penilaian
dan
seleksi,
pengembangan strategi dan kinerja dari keputusankeputusan yang dibuat.
5) Memelihara system untuk pembagian informasi individu
pada masing-masing kelompok dan pada setiap level harus
memiliki informasi yang penting untuk memenuhi
tanggung jawab dan pekerjaan mereka dalam mencapai
tujuan organisasi
6) Membentuk
pengendalian
strategi
yang
teliti.
Pengendalian dibutuhkan unutk memonitor kinerja dan
hasil yang ada. Pengendalian yang dilakukan secara tepat
dapat meningkatkan kemungkinan hasil yang dapat
diprediksi dan tingkat kepercayaan.
2.5.2
Dimensi Trust
Menurut Mayer et al. (1995) factor yang membentuk
kepercayaan seseorang terhadap yang lain ada tiga yaitu
kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan
35
integritas (integrity). Ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a) Kemampuan (Ability)
Kemampuan mengacu pada kompetisi dan karakteristik
penjual/organisasi
dalam
mempengaruhi
dan
mengotorisasi wilayah spesifik. Dalam hal ini, bagaimana
penjual
mampu
menyediakan,
melayani,
sampai
mengamankan transaksi dari gangguan pihak lain. Artinya
bahwa
konsumen
memiliki
jaminan
kepuasan
dan
keamanan dari penjual dalam melakukan transaksi.Kim et
al. (2003) menyatakan bahwa ability meliputi kompetensi,
pengalaman, pengesahan institusional, dan kemampuan
dalam ilmu pengetahuan.
b) Kebaikan hati (Benevolence)
Kebaikan hati
merupakan kemauan penjual
dalam
memberikan kepuasan yang saling menguntungkan antara
dirinya dengan konsumen.Profit yang diperoleh penjual
dapat dimaksimumkan, tetapi kepuasan konsumen juga
tinggi. Penjual bukan semata – mata mengejar profit
maksimum semata, melainkan juga memiliki perhatian
yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen.
Menurut Kim et al. (2003a), benevolence meliputi
perhatian, empati, keyakinan, dan daya terima.
36
c) Integritas (Integrity)
Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau
kebiasaan penjual dalam menjalankan bisnisnya.Informasi
yang diberikan kepada konsumen apakah benar sesuai
dengan fakta atau tidak.Kualitas produk yang dijual
apakah dapat dipercaya atau tidak.Kim et al. (2003a)
mengemukakan bahwa Integrity dapat dilihat dari sudut
kewajaran (fairness), pemenuhan (fulfillment), kesetiaan
(Loyalty), keterus – terangan (Honestly), keterkaitan
(Dependability), dan kehandalan (Reability).11
2.6
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2
Kerangka pemikiran
H1
Kepuasan
Kualitas
Pelayanan
H2
Trust
11
M.Suyanto, Prof.Dr, M.M., 2003. Strategi Periklanan Pada E-Commerce. Yogyakarta: Andi
37
2.7
Perumusan Hipotesis
Hipotesis
merupakan
jawaban
sementara
terhadap
rumusan
masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho1:
Tidak ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan.
Ha1:
Ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan.
Ho2:
Tidak
ada
pengaruh
kualitas
pelayanan
terhadap
kepercayaan.
Ha2:
Ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepercayaan.
Download