9 mengandung lapisan intrinsik antara lapisan n dan p. Cahaya diserap di daerah persambungan atau daerah intrinsik menimbulkan pasangan elektron-hole.9 2.2. Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor lengkap yang dikemas dalam sebuah chip. Mikrokontroler dapat menggantikan fungsi komputer dalam pengendalian kerja. Keuntungan penggunaan mikrokontroler adalah sistem elektronik akan menjadi lebih mudah dan ringkas dan rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.10 Mikrokontroler tersusun atas mikroprosesor dan piranti pendukungnya. Sistem kerjanya diatur berdasarkan program dalam bahasa pemrograman yang digunakan, ada beberapa bahasa pemrograman yang dapat digunakan, pada umumnya semua bahasa pemrograman dapat diaplikasikan ke mikrokontroler, akan tetapi membutuhkan kompiler yang mendukung mikrokontroler tersebut. Bahasa pemrograman yang biasa digunakan dalam memrogram mikrokontroler produksi Atmel adalah bahasa Assembler, bahasa C, C++, Basic, ataupun Turbo pascal. ATMega8535 merupakan salah satu mikrokontroler 8 bit buatan Atmel untuk keluarga Alv and Vegard’s Risc processor (AVR). Mikrokontroler keluarga AVR, menggunakan arsitektur RISC. (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit. Pada sistem RISC sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus clock. instruksi dijalankan, instruksi lain berikutnya akan diprefetch dari memori program. 4. Memiliki PWM (Pulse Wide Modulation) internal sebanyak 4 saluran. 5. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. 6. Enam pilihan mode sleep, untuk menghemat penggunaan daya listrik. Mikrokontroler ATMega8535 juga memiliki 40 pin, yang dimana setiap pin memiliki fungsi tertentu. Gambar 2.1 adalah konfigurasi pin pada mikrokontroler ATMega8535. Deskripsi pin pada mikrokontroler ATMega8535:12 1. Vcc : pin masukan sumber tegangan. 2. Ground : pin masukan ground 3. Port A (PA0..PA7) : pin I/O dua arah dan pin masukan ADC. 4. Port B (PB0..PB7) : pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/ Counter, komparator analog,dan SPI 5. Port C (PC0..PC7) : pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI,komparator analog dan Timer Oscillator. 6. Port D (PD0..PD7) : pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial 7. RESET : pin untuk me-reset mikrokontroler. 8. XTAL1 : pin masukan clock internal dan masukan inverting Oscillator amplifier internal ATMega8535 memiliki fitur sebagai berikut:11 1. Sistem mikrokontroler 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. 2. Memiliki memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte dan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte. 3. Memiliki ADC (Pengubah analogke-digital) internal dengan ketelitian 10 bit sebanyak 8 saluran. Gambar 2.1. Konfigurasi Pin AtMega8535.12 10 9. XTAL2 : pin keluaran inverting Oscillator amplifier 10. AVCC : pin masukan tegangan untuk ADC 11. AREF : pin masukan tegangan referensi ADC 2.3. Sensor Garis Sensor garis adalah sensor yang dapat mendeteksi adanya garis atau tidak pada suatu permukaan. Sensor garis sering digunakan pada robot line follower (robot pengikut garis), digunakan juga sebagai pendeteksi objek dengan permukaan bidang pantul yang kontras. Selain menggunakan fotodioda dapat juga dirancang dengan menggunakan photo transsistor, infra red, dan masih banyak lainnya. Fotodioda adalah salah satu jenis sensor yang peka terhadap cahaya (photodetector). Fotodioda akan mengalirkan arus yang membentuk fungsi linear terhadap intensitas cahaya yang diterima. Arus ini umumnya teratur terhadap power density (Dp). Perbandingan antara arus keluaran dengan power density disebut sebagai current responsitivity. Hubungan antara keluaran sensor fotodioda dengan intensitas cahaya yang diterimanya ketika dipanjar mundur adalah membentuk suatu fungsi yang linier.13 Hubungan antara keluaran sensor photodiode dengan intensitas cahaya ditunjukkan pada Gambar 2.2. Pada sensor garis LED berfungsi sebagai pengirim cahaya ke garis untuk dipantulkan lalu dibaca oleh sensor fotodioda. Sifat dari warna putih (permukaan terang) yang memantulkan cahaya dan warna hitam (permukaan gelap) yang tidak memantulkan cahaya digunakan dalam aplikasi ini.14 Gambar 2.3 adalah ilustrasi mekanisme sensor garis. Pada sensor garis fotodioda, nilai resistansi akan berkurang bila terkena cahaya dan bekerja pada kondisi reverse bias. Untuk pemberi pantulan cahaya digunakan LED superbright, komponen ini mempunyai cahaya yang sangat terang, sehingga cukup untuk mensuplai pantulan cahaya ke fotodioda. Gambar 2.2. Hubungan keluaran fotodioda dengan intensitas cahaya.13 Gambar 2.3. Ilustrasi mekanisme sensor garis.14 Saat fotodioda tidak terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan besar atau dapat diasumsikan tak hingga. Sehingga tidak ada arus yang mengalir. Saat terkena cahaya, maka fotodioda akan bersifat sebagai sumber tegangan dan nilai resistansinya akan menjadi kecil, sehingga akan ada arus yang mengalir. 2.4. Op-amp Op-amp adalah rangkaian penguat sinyal (signal amplifier). Op-Amp memiliki 4 jenis penguatan dasar; penguat noninverting, penguat inverting, penguat penjumlahan dan penguat differensial.15 Berikut ini adalah parameter Op-Amp yang dianggap berlaku ideal; (i) arus masukan, tegangan offset masukan dan impedansi keluaran bernilai nol. (ii) impedansi masukan dan gainnya bernilai tak hingga.16 Pada penguat inverting (Gambar 2.4), sinyal masukan vin, dihubungkan dengan input minus (-) dan input plus (+) digroundkan. Faktor penguat ditentukan oleh perbandingan hambatan (Rin dan Rf) yang dipakai.17 sinyal yang masuk akan mengalami pergeseran fasa 1800 pada sinyal keluaran Besarnya faktor penguatannya dapat ditulis sebagai: (2.1)