Antibiotic Usage in Children Peran Mikrobiologi dan uji kepekaan Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropis Kuntaman ,Loknas PPRA Mikroba dan manusia Sedikit mikroba yang patogen Banyak mikroba yang potensial untuk patogen Sebagian besar mikroba tidak patogen Faktor Biologis Flora Normal Murray PR. Medical Microbiology 2002. Flora Normal Bakteri skin nose faring Mouth Lower GI Staphylococcus epidermidis ++ ++ ++ ++ + Staphylococcus aureus + + + + ++ + ++ Enterococcus fecalis Streptoccuc pneumonia Pseudomonas + + + The benefits of flora normal Murray PR. Medical Microbiology 2002. Bagaimana mengetahui patogen tertentu dapat menyebabkan penyakit tertentu? Diagnosis dan terapi infeksi tidak tergantung dari KUMAN tetapi juga melihat hasil LAB yang lain serta GEJALA KLINIS pasien Gejala Klinis mis. septicaemia, endocarditis, osteomyelitis meningitis, UTI, pneumonia pharyngitis Kondisi pasien Kuman patogen didapat dari kultur Alur Pemeriksaan Mikrobiologi Contents 1 Handling specimen 2 Diagnosis Laboratorium Infeksi 3 Peta medan kuman 44 Pemilihan AB berdasarkan sensitivitas test 5 Mekanisme Resistensi Diagnosis of Bacterial Infection Patient Non-microbiological investigations Clinical diagnosis Radiology Haematology Biochemistry Sample Take the correct specimen Take the specimen correctly Label & package the specimen up correctly Appropriate transport & storage of specimen Biakan Urin 1 -Pengumpulan spesimen minimal kontaminasi -Pengambilan pagi hari - pengambilan sebelum AB. ( neg palsu jk sdh dapat AB) 2 Segera dikirmkan untuk diproses ( pertumbuhan berlipat ), kemas dengan es Jika tidak segera dikirim masukkan almari es ( 4 C ) 3 . Bakteriuria bermakna : -Suprapubik : berapapun -Kateter : 10.000 - mid stream : 100.000 Biakan Darah dan Tinja 1 -Teoritis diambil pada 2 sisi berbeda (Clin Microbiol. Rev 19:788802, 2006) - jumlah volume darah sangat menentukan hasil - waktu bakteremia ( penting) 2 Diambil sebelum diberikan AB Pengambilan di 2 tempat berbeda Tinja : -2 sampel berturutturut - tdk boleh > dr 3 hari 3 . 2 kultur dr vena dan kateter : -Keduanya vena (PPV 98 %) -Keduanya kateter ( 50 %) - satu vena , satu kateter ( 96 % ) Pediatric Blood Cultures - Volume Berat Badan Volume Darah ( minimum ) < 1 kg 1 ml 1.5 – 3.9 kg 1.5 ml 4 – 13.9 kg 3 ml 14-24.9 kg 10 ml > 25 kg 20 ml Increased volume 10 ml 20 ml 20 ml 30 ml Increased Yield 30 % 40 % 10 % 15 % Timing-Culture diagnostic of typhoid 100 90 80 70 % patients with pos culture bloods 60 stool 50 40 30 urine 20 10 0 1 2 3 4 5 weeks 6 7 8 Cara pengambilan, penyimpanan dan pengiriman bahan Petunjuk Umum • Pemeriksaan diambil sebelum diberikan antibiotik • Bahan pemeriksaan diambil saat & lokasi yang tepat( untuk dapat kuman) • Tindakan aseptik • Jumlah cukup • Formulir diisi lengkap(riwayat penyakit, pengobatan,diagnosis • Pelabelan yang jelas Petunjuk Khusus • Air seni –penampungan pagi hari-steril-midstream/ kateter-segera kirim.( Urin diambil < 3 hari MRS) • Darah : diambil sesuai perjalan penyakit • Dengan media “bactec” • Ukuran sesuai dengan aturan Lanjt..... Tinja • Pengambilan pada pagi hari atau tinja yang baru • Hapusan rektum kurang dianjurkan • Jumlah 10 gram • Segera kirim LCS • Pengambilan dengan pungsi • Pengiriman segera mungkin Handling specimen Lab Mikrobiologi Darah Urin Turn Around Time Pus Tinja Sputum Turn Around Time Loknas PPRA 2010. Bandung Contents 1 Handling specimen 2 Diagnosis Laboratorium Infeksi 3 Peta medan kuman 44 Pemilihan AB berdasarkan sensitivitas test 5 Mekanisme Resistensi Murray PR. Medical Microbiology 2002. Gambar kuman gram positif dan negatif Murray PR. Medical Microbiology 2002. Murray PR. Medical Microbiology 2002. Bacterial Shape Murray PR. Medical Microbiology 2002. Characteristic Related to Infection endotoxin enzym exotoxin Toxin production Enzym production adhesins Encapsulation Adherence Murray PR. Medical Microbiology 2002. Laboratorium Mikrobiologi 1 4 2 3 Pemeriksaan Kultur Darah 1 2 4 3 Contents 1 Handling specimen 2 Diagnosis Laboratorium Infeksi 3 Peta medan kuman 44 Pemilihan AB berdasarkan sensitivitas test 5 Mekanisme Resistens Hasil Peta Kuman – sensitivitas PICU-NICU - darah (Jan-Jun 2009)RSDK Chl Gen Cip Ctx Caz DKB FOS MEM MFX SXT Enterobacter.aeroge nes 92 7 84 26 34 33 80 100 76 64 Eschericia coli 50 25 87 37 50 87 100 87 50 Pseudomonas aeroginosa 81 6 68 0 37 0 87 25 50 Staphylococcus epidemidis 83 33 33 33 50 100 50 33 100 80 Ruang Anak VAN 100 Contents 1 Handling specimen 2 Diagnosis Laboratorium Infeksi 3 Peta medan kuman 44 Pemilihan AB berdasarkan sensitivitas test 5 Mekanisme Resistensi Pengamatan Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Sebelum Terapi Empirik Sesudah Terapi Definitif Spektrum luas De-escalating Data epidemiologi Narrow sp Pengamatan aman oost 12 Steps to Prevent Antimicrobial Resistance: Hospitalized Adults Use Antimicrobials Wisely Treat infection, not contamination Fact: A major cause of antimicrobial overuse is “treatment” of contaminated cultures. Actions: use proper antisepsis for blood & other cultures culture the blood, not the skin or catheter hub use proper methods to obtain & process all cultures Link to: CAP standards for specimen collection and management 12 Steps to Prevent Antimicrobial Resistance: Hospitalized Adults Use Antimicrobials Wisely Treat infection, not colonization Fact: A major cause of antimicrobial overuse is treatment of colonization. Actions: treat bacteremia, not the catheter tip or hub treat pneumonia, not the tracheal aspirate treat urinary tract infection, not the indwelling catheter Link to: IDSA guideline for evaluating fever in critically ill adults Follow Established Guidelines Consult Specialist Follow Guidelines Use Local Data • Know your antibiogram • Know your formulary • Know your patient population Stop Antimicrobial Treatment When infection is not diagnosed When infection is unlikely Peta Kuman Kultur Urin RS Kariadi 43 Kultur Darah (2009) 44 Pasien DSS mengalami : -Sepsis -VAP + Gagal Nafas -Perdarahan Sembuh Perawatan selama 2 bulan Invitro : Chloramphenicol = S Invivio : Pseudomonas tidak bisa dengan Chloramphenicol Pasien dengan diare kronis Hasil Kultur feses : Escherichia coli EPEC (+), berarti memang didapatkan infeksi di saluran cerna Contents 1 Handling specimen 2 Diagnosis Laboratorium Infeksi 3 Peta medan kuman 44 Pemilihan AB berdasarkan sensitivitas test 5 Mekanisme Resistensi Am.J.Infect Control 2003. Mechanisms of antibiotic bakteri resistance Mekanisme Pertahanan •Efflux Pumps •Hydrolysis •Reduced Uptake •Sequestering •Enzymatic Modification The Science Creative Quarterly 2: Jan-March 2007. Factors That Promote Resistance Mechanisms of antimicrobial resistance Antimicrobial agents are catagorized according to their principle mechanism of action 1. Interference with cell wall synthesis ( lactams, Glycopeptide agents) 2. Inhibition of protein synthesis (macrolide, tetracycline) 3. Interference with nucleic acid synthesis (fluoroquinolones, rifampin) 4. Inhibition of a metabolic pathway (trimetopim sulfamethoxazole) 5. Disruption of bacterial membrane structure (polymixin) Tenover FC. Am J Med 2006;119(6):S3-S10 51 betalaktamase 1 3 Metabolisme alternatif Permeabilitas 4 2 5 asertiltransferase Proses Resistensi bakteria proses biologi alamiah • • • • Mutation Gene exchange Selection Transmission Campaign to Prevent Antimicrobial Resistance in Healthcare Settings Emergence of Antimicrobial Resistance Susceptible Bacteria Resistant Bacteria Resistance Gene Transfer New Resistant Bacteria Who.int/infectious disease.2004. Murray PR. Medical Microbiology 2002. Mutation Gene Exchange Murray PR. Medical Microbiology 2002. Murray PR. Medical Microbiology 2002. Gene exchange R Gene exchange R R R Campaign to Prevent Antimicrobial Resistance in Healthcare Settings Selection for antimicrobial-resistant Strains Resistant Strains Rare Antimicrobial Exposure Resistant Strains Dominant Antibiotic Selection for Resistant Bacteria Murray PR. Medical Microbiology 2002. Selection Transmission • • • • • • • Air Droplets Contact Water Food Blood Vectors Rangkuman • Pemeriksaan mikrobiologi khususnya biakan dan sensitifitas test sangat berperan dalam menegakkan suatu penyakit infeksi • Handling dan koleksi spesimen haruslah mengikuti kaidah yang sudah ditentukan • Pelaporan peta medan kuman disetiap RS dengan rutin sangat mendukung dalam pengelolaan pasien infeksi di RS tersebut • Penentuan pemberian antibiotik berdasarkan hasil biakan haruslah hati-hati, mengingat kadang ada perbedaan antara invivo dan invitro Terimakasih Anggota UKK IPT IDAI