BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan kajian dalam tesis ini dapat diambil kesimpulan bahwa pemikiran teologi lingkungan Islam Mujiyono Abdillah adalah teologi proporsional, dan teori meta-sosial-Islam. Teologi proporsional adalah teologi yang menempatkan manusia dalam posisi wajar karena sebagaimana makhluk yang lain manusia juga mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan ia merupakan bagian integral dari lingkungan. Adapun teori meta-sosial-sistem adalah teori yang dirumuskan berdasarkan pendekatan ekologi dan Islam, dan teori ini menegaskan bahwa manusia tidak sama derajatnya dengan spesies lainnya tetapi manusia juga bukanlah makhluk yang bisa berlaku seenaknya terhadap spesies lain. Teologi proporsional dan teori meta-sosial-sistem saling mendukung satu sama lain. Artinya maksud dari teologi proporsional akan semakin dipahami melalui teori meta-sosial-sistem dan begitu juga sebaliknya. Sebagaimana Abdillah, pemikiran teologi lingkungan Kristen Robert Borrong pun ada dua yaitu teologi teosentris inklusif, dan etika bumi baru. Teologi teosentris inklusif adalah teologi yang didasarkan pada nilai-nilai Alkitab dan berpandangan bahwa segala sesuatu berpusat pada Allah. Maksudnya Allah berperan aktif dalam menjaga, memelihara dan menebus seluruh ciptaan-Nya. Sedangkan Etika 157 bumi baru adalah etika lingkungan yang didasarkan kepada nilai-nilai Alkitab, dan menurunkan tiga etika lingkungan yaitu; etika kepelayanan, etika solidaritas, dan etika damai sejahtera. Dari keempat metode yang dikemukakan oleh Abdillah (teologi proposional dan teori meta-sosial-sistem) dan Borrong (teologi teosentris inklusif dan etika bumi baru) mempunyai kesamaan yang mendasar yakni mereka mendasarkan metodenya dari nilai-nilai kitab suci yaitu al-Qur’an dan Alkitab. Melalui keempat metode ini baik Abdillah maupun Borrong juga sama-sama ingin menyadarkan manusia agar menata kembali hubungan mereka terhadap lingkungannya. Memang membangun kesadaran yang benar-benar datang dari lubuk hati pada setiap individu untuk menjaga lingkungannya adalah tujuan pokok yang ingin dicapai oleh Abdillah dan Borrong. Kendati demikian dalam membenahi kesadaran individu akan lingkungannya tersebut metode yang dipakai mereka sedikit berbeda, yaitu Abdillah hanya menggunakan teologi lingkungan Islam, sementara Borrong selain menggunakan teologi lingkungan Kristen juga menggunakan etika-etika Alkitab. Lebih jauh baik pemikiran Abdillah maupun Borrong berusaha untuk mengkritik sekaligus melengkapi teori-teori lingkungan yang sudah ada, khususnya teori antroposentris. Oleh karena perilaku manusia berpaham antroposentris inilah yang ditengarahi sangat merusak lingkungannya. Dengan demikian pemikiran Abdillah dan Borrong adalah sumbangan yang sangat berharga, sebab pemikiran mereka bisa sebagai teori lingkungan alternatif untuk masyarakat dalam memperlakukan lingkungannya. Adapun dalam konteks teologi lingkungan Islam dan 158 Kristen pemikiran Abdillah dan Borrong ini bisa sebagai pegangan yang lengkap bagi masyarakat Islam dan Kristen sebab pemikiran mereka didasarkan pada nilai-nilai kitab suci dengan sangat cermat. Di sisi lain pemikiran ini juga sebagai kritik terhadap teologi tradisional yang masih tekstual seperti untuk memahami konsep manusia sebagai khalifatullah dan imago dei. 2. Saran-saran Pemikiran teologi lingkungan dalam Islam dan Kristen yang dikemukakan oleh Abdillah dan Borrong adalah sumbangan yang sangat berharga untuk krisis lingkungan sebab pemikiran mereka berupaya untuk menyadarkan manusia untuk menata kembali hubungan mereka dengan lingkungannya berdasarkan nilai-nilai kitab suci. Adapun agar pemikiran teologi lingkungan mereka tersebut menjadi sebuah konsep yang dapat disosialisasikan kepada masyarakat luas maka diperlukan pendidikan dan penelitian lebih lanjut. Misalnya para pemuka agama baik dalam Islam maupun Kristen melakukan pendidikan tentang lingkungan secara intensif terhadap warganya melalui kegiatan keagamaan atau kegiatan lainnya. Adapun untuk mendukung pendidikan tersebut idealnya juga dilakukan penelitian yang terus menerus tentang teologi lingkungan. Membicarakan masalah agama dan Lingkungan bukan hanya menegaskan bahwa Islam dan Kristen adalah agama yang mendukung pemeliharan lingkungan dengan menyajikan dasar-dasarnya dari kitab suci, sebab semua itu belumlah cukup seiring dengan perkembangan ilmu yang terus berubah. 159