3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Sebagai tinjauan pustaka berikut ini ada beberapa contoh penelitian yang
sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai acuan.
Penelitian dengan judul “ Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi
Penyakit Udang Galah Dengan Metode Teorema Bayes”, identifikasi penyakit
udang galah dengan metode Teorema Bayes yang dapat bekerja seperti layaknya
seorang pakar udang galah. Informasi yang dihasilkan adalah nama penyakit,
definisi penyakit, penyebab, gejala-gejala yang menyertai, solusi, dan probabilitas
penyakit (Wahyudi & Fadlil, 2013).
Penelitian dengan judul “Membangun Sistem Pakar Menggunakan
Teorema Bayes Untuk Mendiagnosa Panyakit Paru-Paru”, dalam penelitian
ini dilakukan perancangan dan pembuatan sistem pakar yang digunakan untuk
membantu menentukan diagnosa suatu penyakit yang diawali dari gejala utama
penyakit paru-paru serta menentukan saran terapi yang harus diberikan. Masalah
ketidakpastian pengetahuan dalam sistem pakar ini diatasi dengan menggunakan
metode probabilitas Bayesian. Proses penentuan diagnosa dalam sistem pakar ini
diawali dengan sesi konsultasi, dimana sistem akan mengajukan pertanyaanpertanyaan yang relevan kepada pasien sesuai gejala utama penyakit paru-paru
yang dialami pasien. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah sistem pakar
untuk melakukan diagnose penyakit paru-paru beserta nilai probabilitas dari
penyakit (Anggara , Pramayu, & Wicaksana, 2016).
Penelitian dengan judul “Aplikasi Pakar Untuk Diagnosa Penyakit
Kulit Menggunakan Metode Forward Chaining di Al Arif Skin Care
Kabupaten Ciamis”, dalam Aplikasi sistem pakar mampu meniru kerja seorang
pakar dalam berbagai bidang, salah satunya mendiganosa penyakit kulit. Aplikasi
pakar ini dibangun dengan metode Expert System Development Life Cycle
menggunakan metode Forward Chaining sebagai teknik pencarian yang dimulai
dari fakta yang diketahui untuk mencapai tujuan. Perancangan aplikasi ini
3
4
menggunakan UML dan bahasa pemograman Java dengan database MySQL
sebagai penerapannya. Penelitian ini mengahasilkan aplikasi sistem pakar yang
dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit kulit dan memberikan informasi
serta solusi penanganan terhadap penyakit yang diderita sehingga pelayanan
terhadap pasien penyakit kulit dapat tetap berjalan tanpa harus menunggu
kehadiran dokter ahli untuk menangani (Nuraeni, Agustin, & Yusup, 2016).
Penelitian dengan judul “Sistem Pakar Untuk Mendignosa Kulit
Dengan Logika Fuzzy Decision Making”, Penggunaan logika fuzzy dalam
penelitian ini untuk memetakan nilai presentase suatu gejala terhadap penyakit
ini,dan digunakan untuk proses dalam pengambian keputusan. Sehingga akan
membantu dan memudahkan pasien dalam identifikasi berkonsultasi terhadap
penyakit yang diderita. Dalam merancang sistem pakar ini penulis menggunakan
bahasa pemerograman Visual Basic.NET dan SQL Server serta dijalankan pada
perangkat Tablet PC dengan sistem operasi Microsoft Windows 8 (Chandra &
Kosdiana, 2013).
Penelitian dengan judul “Sistem Pakar Menggunakan Teorema Bayes
untuk Mendiagnosa Penyakit Kehamilan”, dalam penelitiannya satu penerapan
sistem pakar dalam bidang kedokteran adalah untuk melakukan diagnosa
penyakit. Pada penelitian ini dilakukan perancangan dan pembuatan sistem pakar
yang digunakan untuk membantu menentukan diagnosa suatu penyakit yang
diawali dari gejala utama penyakit pada proses kehamilan serta menentukan saran
terapi yang harus diberikan. Masalah ketidakpastian pengetahuan dalam sistem
pakar ini diatasi dengan menggunakan metode probabilitas Bayesian. Proses
penentuan diagnosa dalam sistem pakar ini diawali dengan sesi konsultasi, dimana
sistem akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan kepada pasien
sesuai gejala utama penyakit kehamilan yang dialami pasien. Hasil akhir dari
penelitian ini adalah sebuah sistem pakar untuk melakukan diagnosa penyakit
kehamilan
beserta
nilai
probabilitas
dari
penyakit
hasil
diagnosa,
yang
menunjukkan tingkat kepercayaan sistem terhadap penyakit tersebut dan saran
terapi
yang
harus
diberikan
(Nugroho
&
Wardoyo,
2013).
5
Penelitian ini fokus pada sistem pakar untuk diagnosa penyakit kulit akibat
virus menggunakan Teorema Bayes. Penerapan metode Teorema Bayes dapat
dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu nilai probabilitas gejala terhadap
masing-masing penyakit. Dalam penelitian ini, membahas tentang aplikasi sistem
pakar untuk mendiagnosa penyakit kulit akibat virus. Data yang digunakan untuk
penelitian terdiri dari 43 gejala dan 4 jenis penyakit. Sistem pakar yang dibangun
menggunakan metode
Teorema Bayes ini sistem
menginputkan gejala-gejala
yang
meminta pasien untuk
dialami kemudian sistem akan secara otomatis
menampilkan hasil diagnosis dari penyakit kulit akibat virus yang diderita oleh
pasien melalui perhitungan Teorema Bayes.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang essensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit sangat kompleks, elastis dan
sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan bergantung pada
lokasi tubuh (Graham-Brown & Burns, 2005).
Kulit juga merupakan organ yang sangat rentan terhadap penyakit, karena
kulit terletak pada daerah yang paling luar dari tubuh manusia. Kulit bisa
terserang penyakit disebabkan adanya virus, bakteri, atau jamur yang hidup dan
berkoloni didalam lapisan kulit. Sehingga kulit bisa terasa gatal, nyeri dan
dampak-dampak lain akibat dari virus, bakteri, atau jamur tersebut.
Penyakit kulit memiliki beragam jenis penyakit dan biasanya disebabkan
oleh adanya kuman. Penyakit kulit yang disebabkan oleh virus terdiri dari
beberapa macam, beberapa diantaranya seperti berikut (Harahap, 2000).
2.2.1.1 Herpes simpleks
Herpes Simpleks adalah penyakit kulit/selaput lendir yang disebabkan oleh
virus Herpes simpleks. Virus ditularkan melalui udara (aerogen) dan sebagian
kecil
melalui
kontak
kulit
langsung
(termasuk
disini
melalui
hubungan
6
badaniah/koitus). Berikut adalah penyakit herpes simplek seperti pada Gambar
1.1.
Gambar 1.1 Penyakit Simplek (Harahap, 2000)
2.2.1.2 Herpes Zoster
Herpes Zoster adalah radang kulit akut dan setempat,terutama terjadi pada orang
tua yang kas ditandai nyeri radikuler unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang
terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf sepinal maupun ganglion
serabut saraf sensorik dari nervus kranialis. Infeksi ini merupakan reaktivitas virus
varisela-zoster dari infeksi endogen yang telah menetap dalam bentuk laten
setelah infeksi primer oleh virus. Berikut adalah penyakit herpes zoster seperti
pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Penyakit Zoster (Harahap, 2000)
2.2.1.3 Varisela
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi
di bagian sentral tubuh. Penyakit ini merupakan hasil infeksi primer pada
penderita yang rentan. Berikut adalah penyakit varisela seperti pada Gambar 1.3.
7
Gambar 1.3 Penyakit Vaeisela (Harahap, 2000)
2.2.1.4 Variola
Variola adalah penyakit infeksi kulit akut yang disertai keadaan umum
yang buruk, sangat menular, dan dapat menyebabkan kematian, dengan ruam kulit
yang monomorf, terutama tersebar di bagian perifer tubuh. Virus ini sangat setabil
pada suhu ruangan, sehingga dapat hidup di luar tubuh selama berbulan-bulan.
Berikut adalah penyakit variola seperti pada Gambar 1.4.
Gambar 1.4 Penyakit Variola (Harahap, 2000)
2.2.2 Sistem Pakar
Sistem pakar adalah suatu sistem yang dirancang untuk dapat menirukan
keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan suatu
masalah. Sistem pakar akan memberikan pemecahan suatu masalah yang didapat
dari dialog dengan pengguna. Dengan bantuan sistem pakar seseorang yang bukan
pakar/ahli dapat menjawab pertanyaan, menyelesaikan masalah serta mengambil
keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pakar (Sutojo dkk, 2010).
Ada
dua
bagian
terpenting
dari
sistem
pakar,
yaitu
lingkungan
pengembangan dan lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan digunakan
8
oleh pembuat sistem pakar untuk membangun komponen-komponenya dan
memperkenalkan pengetahuan ke dalam knowledge base (basis pengetahuan).
Lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna untuk berkonsultasi sehingga
pengguna mendapatkan pengetahuan dan nasihat dari sistem pakar layaknya
sedang berkonsultasi dengan seorang pakar. Arsitektur sistem pakar bisa dilihat
pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Arsitektur Sistem Pakar (Sutojo dkk, 2010)
2.2.3 Metode Teorema Bayes
Pobabilitas bayes adalah salah satu cara untuk mengatasi ketidakpastian
data dengan formula bayes yang dinyatakan seperti pada Persamaan 2.1 (Sutojo
dkk, 2010).
(2.1)
∑
Dimana:
P(Hi|E) = Probabilitas hipotesa Hi terjadi jika evidence E terjadi.
P(E|Hi) = Probabilitas munculnya evidence E jika diketahui hipotesa Hk
benar.
P(Hi)
= Probabilitas hipotesa Hk , tanpa memandang evidence apapun.
9
n
= Jumlah hipotesa yang mungkin
Dari teorema
bayes dapat dikembangkan jika dilakukan pengujian
terhadap hipotesa muncul lebih dari sebuah evidence,
dinyatakan
seperti
pada Persamaan 2.2.
(2.2)
Dimana:
e
: evidence lama
E
: evidence baru
P(H|E,e)
: probabilitas hipotesa H, jika muncul evidence baru E dari
evidence lama e
P(e|E,H)
: probabilitas kaitan antara e dan E jika hipotesa H benar
P(e|E)
: Probabilitas kaitan antara e dan E tanpa memandang
hipotesa apa pun.
Download