Varisella (cacar air)

advertisement
A. Gambaran Umum
Varisella adalah infeksi virus akut yang ditandai dengan
adanya vesikel pada kulit yang sangat menular. Penyakit ini disebut
juga dengan chiken pox, cacar air, atau varisella zoster. Herpes
zoster mempunyai manifestasi yang ebrbeda meskipun
penyebabnya sama (WIdoyono, 2008).
Varisela adalah infeksi primer oleh virus varisela zoster yang
menyerang kulit dan mukosa , secara klinis terdapat gejala
konstitusi,kelainan kulit polimorfi, terutama berlokasi dibagian
sentarl tubuh. Disebut juga cacar air chiken pox, Tersebar
kosmopolit ,menyerang terutama anak-anak. Transmisi penyakit ini
secara aerogen. Masa penularannya lebih kurang 7 hari dihitung
dari timbulnya gejala penyakit (Mansjoer, 2002).
Varisella (cacar air) merupakan penyakit yang sangat menular pada
umumnya timbul pada anak-anak kurang dari 10 tahun (1-8 tahun) ,
disebabkan oleh virus (varicella zoster). Yang ditularkan melalui tetes-tetes
kecil (ludah, napas) dan udara. Masa inkubasi 10-20 hari.
Cacar air adalah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan
sangat menular, terutama terjadi pada anak-anak.. Secara klinis penyakit ini
ditandai dengan adanya erupsi vesikuler pada kulit atau selaput lendir.
Walaupun manifestasinya ringan, tapi pada anak-anak yang sistem kekebalan
tubuhnya belum sempurna, penyakit ini dapat menjadi berbahaya suatu
penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster yang
mengakibatkan munculnya ruam kulit berupa kumpulan bintik-bintik kecil
baik berbentuk datar maupun menonjol, melepuh serta berkeropeng dan rasa
gatal. Cacar air dikenal juga dengan nama lainnya yaitu varisela dan
chickenpox.Orang yang pernah terkena infeksi virus cacar air maka tubuh
orang tersebut akan membentuk antibodi terhadap virus varicella zoster
sehingga di masa depan tidak akan lagi terserang penyakit virus cacar air dari
penularan yang dilakukan oleh orang lain. Namun cacar air yang tidak
diberantas habis secara tuntas bisa terus hidup di dalam tubuh penderitanya
dan akan muncul menjadi penyakit herpes zoster ketika kekebalan tubuh
orang tersebut sedang tidak baik.. Setelah sembuh, virus ini tidak pernah
benar-benar menghilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di bagian saraf
tertentu dan nantinya akan menyebabkan herpes zoster atau cacar ular.
Penyakit herpes zoster hanya terjadi sekali seumur hidup dengan predileksi
usia di atas 60 tahun (Siti Aisyah, 2003).
Komplikasi : Herpes Zoster adalah penyakit rekuren yang
terjadi karena terjadinya reaktivasi VZV yang tadinya laten di
ganglion sensoris dorsalis kemudian
menyebar melalui persyarafan ke kulit
bereplikasi
dan
Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :
1.
Varisela congenital
Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi
ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis
sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela congenital
sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu menderita
varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali menyebabkan kematian
bayi pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi varisela intrauterin. Tidak
diketahui apakah pengobatan dengan antivirus pada ibu dapat mencegah kelainan
fetus.
2. Varisela neonatal
Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum
sampai 2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan
menderita varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin
(VZIG), kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada
saat lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena
mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga
lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus diberikan
profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi maternal bila timbul dalam 2
hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10 hari walaupun telah
diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis, pneumonia, varisela,
hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir intravena. Bayi yang
terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir harus diawasi. Tidak ada
indikasi klinis untuk memberikan antivirus pada varisela neonatal atau asiklovir
profilaksis bila terpajan varisela maternal
B. Etiologi:
Varisela disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV). yang termasuk dalam
kelompok Herpes Virus tipe ;. Virus ini berkapsul dengan diameter kira-kira
150-200 nm. Inti virus disebut capsid yang berebntuk ikosahedral, terdiri dari
protein dan DNA berantai ganda. Berbentuk suatu garis dengan berat molekul
100 juta dan disusun dari 162 isomer. Lapisan ini bersifat infeksius . VZV
dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita. Virus ini
dapat diinokulasikan dengan menggunakan biakan dari fibroblas paru embrio
manusia kemudian dilihat dibawah mikroskop elektron. Di dalam sel yang
terinfeksi akan tampak adanya sel raksasa berinti banyak (multinucleated
giant cell) dan adanya badan inklusi eosinofilik jernih (intranuclear
eosinophilic inclusion bodies). VZV menyebabkan penyakit varisela
dan Herpes Zoster. Kedua penyakit ini memiliki manifestasi
klinis yang berbeda. Pada kontak pertama dengan manusia
menyebabkan penyakit varisela atau cacar air, karena itu
varisela dikatakan sebagai infeksi akut primer. Penderita
dapat sembuh, atau penderita sembuh dengan virus yang
menjadi laten (tanpa manifestasi klinis) dalam ganglia
sensoris dorsalis, jika kemudian terjadi reaktivasi maka virus
akan menyebabkan penyakit Herpes zoster
Varicella zoster diklasifikasikan sebagai berikut:
Family
: Herpesviridae
sub family
: Alphaherpesvirinae
Genus
: Varicellovirus
Species
: Varicella zoster
Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui
benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit.
Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala
sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Karena itu, untuk
mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan)
c. Patofisiologi
d. Epidemiologi
e. Manifestasi Klinis
Gejala awal yang pertama kali muncul adalah panas, lemah, malas,
tidak nafsu makan kadang-kadang disertai kemerahan pada kulit seperti
biang keringat, gejala selanjutnya adalah munculnya bintik merah kecil
yang berubah menjadi benjolan berisi cairan jernih dan mempunyai dasar
kemerahan . Cairan vesikel setlah beberapa hari menjadi keruh . Pada hari
ke3-4 vesikel ini menyebar keseluruh tubuh hingga menimbulkan rasa
gatal (Jati, w) Cacar air lebih sering memilh tempat tumbuhnya dikulit
punggung, dada, dan leher. Jarang tumbuh ditelapak tangan atau kaki.
Namun dia bakal muncul di selaput lendir mulut, dilangit-langit mulut dan
tenggorokan (Nadesul, H).
Cacar air besifat menular dari satu hari sbelum gelembunggelembung terbuka sampai menjadi kering seluruhnya. Pada penderita
anak biasanya bintik-bintik akan sembuh tanpa parut dalam 1-2 minggu.
Pada orang dewasa penyakit dapat berlangsung lebih serius dengan nyeri
kepala serta nyeri punggung hebat terutama dengan mempunyai sistem
imun yang bermasalah akibat penyakit lain atau obat seperti antikanker
(Rahardja, K)
Manifestasi Klinis varisela terdiri atas 2 stadium yaitu stadium prodormal,
stadium erupsi.
1. Stadium Prodormal timbul 10-21 hari, setelah masa inkubasi selesai. Individu
akan merasakan demam yang tidak terlalu tinggi selama 1-3 hari, mengigil,
nyeri kepala anoreksia, dan malaise .
2. Stadium erupsi 1-2 hari kemudian timbuh ruam-ruam kulit “ dew drops on
rose petals” tersebar pada wajah, leher, kulit kepala dan secara cepat akan
terdapat badan dan ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan yang
tertutup, jarang pada telapak tangan dan telapak kaki. Penyebarannya bersifat
sentrifugal (dari pusat). Total lesi yang ditemukan dapat mencapai 50-500
buah. Makula kemudian berubah menjadi papulla, vesikel, pustula, dan krusta.
Erupsi ini disertai rasa gatal. Perubahan ini hanya berlangsung dalam 8-12
jam, sehingga varisella secara khas dalam perjalanan penyakitnya didapatkan
bentuk papula, vesikel, dan krusta dalam waktu yang bersamaan, ini disebut
polimorf. Vesikel akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk
atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan
yang lebih dalam Gambaran vesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak
umbilicated, menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat seperti
tetesan air mata/embun “tear drops”. Cairan dalam vesikel kecil mula-mula
jernih, kemudian vesikel berubah menjadi besar dan keruh akibat sebukan sel
radang polimorfonuklear lalu menjadi pustula. Kemudian terjadi absorpsi dari
cairan dan lesi mulai mengering dimulai dari bagian tengah dan akhirnya
terbentuk krusta. Krusta akan lepas dalam 1-3 minggu tergantung pada
dalamnya kelainan kulit. Bekasnya akan membentuk cekungan dangkal
berwarna merah muda, dapat terasa nyeri, kemudian berangsur-angsur hilang.
Lesi-lesi pada membran mukosa (hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna,
saluran kemih, vagina dan konjungtiva) tidak langsung membentuk krusta,
vesikel-vesikel akan pecah dan membentuk luka yang terbuka, kemudian
sembuh dengan cepat. Karena lesi kulit terbatas terjadi pada jaringan
epidermis dan tidak menembus membran basalis, maka penyembuhan kirakira 7-10 hari terjadi tanpa meninggalkan jaringan parut, walaupun lesi hyperhipo pigmentasi mungkin menetap sampai beberapa bulan. Penyulit berupa
infeksi sekunder dapat terjadi ditandai dengan demam yang berlanjut dengan
suhu badan yang tinggi (39-40,5 oC) mungkin akan terbentuk jaringan paru
Varisela yang menyerang wanita hamil sangat jarang Sekitar 17 % anak yang
dilahirkan dari wanita yang mendapat varisela pada 20 minggu pertama
kehamilannya akan menderita kelainan bawaan berupa bekas luka dikulit (cutaneous
scarr), mikrosefali, berat badan lahir rendah, hipoplasia tungkai, kelumpuhan, atrofi
tungkai, kejang, retardasi mental, korioretinitis, mikropthalmia, atrofi kortikal,
katarak dan defisit neurologis lainnya.
Komplikasi
Komplikasi Varisela Beberapa komplikasi dapat terjadi pada infeksi varisela, infeksi
yang dapat terjadi diantaranya adalah:
Infeksi sekunder dengan bakteri Infeksi bakteri sekunder biasanya terjadi
akibat stafilokokus. Stafilokokus dapat muncul sebagai impetigo, selulitis, fasiitis,
erisipelas furunkel, abses, scarlet fever, atau sepsis. Varisela Pneumonia Varisela
Pneumonia terutama terjadi pada penderita immunokompromis, dan kehamilan.
Ditandai dengan panas tinggi, Batuk, sesak napas, takipneu, Ronki basah, sianosis,
dan hemoptoe terjadi beberapa hari setelah timbulnya ruam. Pada pemeriksaan
radiologi didapatkan gambaran noduler yang radio-opak pada kedua paru.
f. Manifestasi oral
g. Terapi
Cacar air dapat dihindari dengan pemberian vaksinasi pada anak usia 1,5
tahun.
Pengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan gejala, yang dapat
dilakukan dengan:
 Istirahat secukupnya
 Mandi dengan air hangat atau air dingin setiap 3-4 jam pada hari-hari pertama
un-tuk mengurangi rasa gatal
 Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal
 Dapat diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung salisil 2%
atau mentol 1-2%
 Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai sarung tangan untuk mencegah
mengga-ruk ruam-ruam
 Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika terdapat ruam di
dalam mulut.
 Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, seperti jus jeruk, dan hindari
juga garam
 Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun
 Menjaga kebersihan tangan
 Kuku dipotong pendek
 Baju harus kering dan bersih
Sedangkan untuk pengobatan medis dapat dilakukan dengan menggunakan:
 Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen
 Antibiotik, jika ada infeksi bakteri
 Obat anti-virus asiklovir, jika kasusnya terlalu berat (diberikan pada anak berusia
lebihdari 2 tahun atau remaja karena pada remaja, penyaakit ini lebih berat)
 Obat anti-virus vidarabin
Tanpa komplikasi varisela akan sembuh dengan sendirinya,
Immunoglobulinzooster immune globulin (VZIG) hanya diberikan pada anak
penderita gangguan sistem imun yang kontak dengan penderita varisela.
Vidarabine diberikan jika penderita mengalami komplikasi pneumonia varisela yang
berat atau pada anak dengan gangguan sistem imun yang menderita varisela . Jika
terjadi infeksi sekunder antibiotika dapat diberikan, sedangkan untuk mengurangi
keluhan penderita dapat diberikan pengobatan stomatitis.
h. Endemis di Indonesia
i. Endemis di luar Indonesia
Download