Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14

advertisement
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
SEJARAH DUNIA
Sumber : (http://blog-sejarah.blogspot.com/2010/01/sejarah-kraton-solo.html)
Sejarah Kraton Solo
Kota Solo (Surakarta) merupakan sebuah kota tua
yang berumur lebih dari 260 tahun yang sarat
dengan peristiwa sejarah bagi bangsa Indonesia.
Sebut saja peristiwa lahirnya Serikat Islam pada
1911, di mana saat itu reaksi wong Solo bergolak
atas campur tangan ekonomi kolonial. Kemudian,
peristiwa pemberontakan faham komunis yang
dipimpin Haji Mizbah yang bisa menguasai kereta
api pada 1924.
Dalam konteks Kota Solo, kelahiran kota ini
sendiri merupakan peristiwa sejarah yang
ditandai perpindahan keraton dari Kartasura ke Desa Sala. Pemilihan lokasi dibangunnya Keraton
Surakarta sendiri bermakna bagi eksistensi kerajaan. Konsep ‘kutaraja’ yang dikelilingi benteng Baluwarti
dihadirkan di lokasi yang awalnya pusat perdagangan Bengawan Solo, mengingat di sana ada pertemuan
sejumlah sungai yang waktu itu merupakan sarana transportasi perdagangan.
Awalnya, lokasi dibangunnya keraton berupa kedung, dan merupakan pertemuan sejumlah sungai. Ada
Sungai Batangan yang bertemu dengan Sungai Tempuran. Lalu, Sungai Laweyan atau Banaran yang
bertemu dengan Sungai Batangan. Sementara dari arah selatan ada Sungai Wingko dan dari utara ada
Sungai Pepe.
Beberapa kitab Jawa, baik dalam Babad Giyanti (1916, I), Babad Kartasura Pacinan (1940), maupun
Babad Tanah Jawi (1941), kisah perpindahan Keraton dari Kartasura ke Surakarta hampir seragam.
Ketika Sunan Paku Buwono II (1726–1749) kembali dari Ponorogo, (1742), ia menyaksikan kehancuran
bangunan istana. Rusaknya bangunan istana itu disebabkan ulah dari para pemberontak Cina. Bagi
Sunan, keadaan tersebut mendorong niatnya untuk membangun sebuah istana yang baru.
Kemudian, ia mengusulkan kepada para para punggawa kerajaan untuk membangun sebuah istana baru.
Patih R Ad Pringgalaya dan beberapa bangsawan diajak berembug tentang rencana itu. Paku Buwono II
berkeinginan membangun istana baru di tempat yang baru. Ia menghendaki, istana yang baru itu berada
di sebelah timur istana lama, dekat dengan sungai Bengawan Sala. Hal ini dilakukan di samping untuk
menjauhi pengaruh para pemberontak yang mungkin masih bersembunyi di kartasura, juga untuk
menghapus kenangan buruk kehancuran istana Kartasura.
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Akhirnya, Sunan mengutus utusan yang terdiri dari ahli negara, pujangga dan ahli kebatinan untuk
mencari tempat yang cocok bagi pembangunan istana baru. Utusan itu terdiri dari Mayor Hohendorp,
Adipati Pringgalaya, dan Adipati Sindurejo (masing-masing sebagai Patih Jawi ’Patih Luar’ dan Patih
Lebet ‘Patih Dalam’), serta beberapa orang bupati.
Utusan itu diikuti juga oleh abdi dalem ahli nujum, Kyai T Hanggawangsa, RT Mangkuyuda, dan RT
Puspanegara. Singkat cerita, mereka mendapatkan tiga tempat yang dianggap cocok untuk dibangun
istana, yaitu Desa Kadipala, Desa Sala, dan Desa Sana Sewu.
Setelah diadakan musyawarah, para utusan akhirnya memilih Desa Sala sebagai calon tunggal untuk
tempat pembangunan istana baru, dan keputusan ini kemudian disampaikan kepada Sunan di Kartasura.
Setelah Sunan menerima laporan dari para utusan tersebut, kemudian memerintahkan beberapa orang
abdi dalem untuk meninjau dan memastikan tempat itu. Utusan itu adalah Panembahan Wijil, Abdi
Dalem Suranata, Kyai Ageng Khalifah Buyut, Mas Pangulu Fakih Ibrahim, dan Pujangga istana RT
Tirtawiguna (Tus Pajang, 1940:19-21).
Sesampainya di desa Sala, utusan tersebut menemukan suatu tempat yang tanahnya berbau harum,
maka disebut Desa Talangwangi (tala=tanah; wangi=harum), terletak di sebelah barat laut desa Sala
(sekarang menjadi kampung Gremet). Setelah tempat tersebut diukur untuk calon lokasi istana, ternyata
kurang luas, maka selanjutnya para utusan melakukan “samadhi” (bertapa) untuk memperoleh ilham
(“wisik”) tentang cocok atau tidaknya tempat tersebut dijadikan pusat istana. Mereka kemudian bertapa
di Kedhung Kol (termasuk kampung Yasadipuran sekarang).
Setelah beberapa hari bertapa, mereka memperoleh ilham bahwa desa Sala sudah ditakdirkan oleh
Tuhan menjadi pusat kerajaan baru yang besar dan bertahan lama (Praja agung kang langgeng). Ilham
tersebut selanjutnya memberitahukan agar para utusan menemukan Kyai Gede Sala (sesepuh desa
Sala). Orang itulah yang mengetahui ‘sejarah’ dan cikal bakal desa Sala . Perlu diketahui, bahwa nama
Kyai Gede Sala berbeda dengan Bekel Ki Gede Sala, seorang bekel yang menepalai desa Sala pada jman
Pajang. Sedang Kyai Gede Sala adalah orang yang mengepalai desa Sala pada jaman kerajaan Mataram
Kartasura (Pawarti Surakarta, 1939:6-7).
Selanjutnya Kyai Gede Sala menceritakan tentang desa Sala sebagai berikut. Ketika jaman Pajang, salah
seorang putera Tumenggung Mayang, Abdi Dalem kerajaan Pajang, bernama Raden Pabelan, dibunuh di
dalam istana, sebaba ketahuan bermain asmara dengan puteri Sekar Kedaton atau Ratu Hemas, puteri
Sultan Hadiwijaya, raja Pajang (Atmodarminto, 1955:83; Almanak Cahya Mataram, 1921:53;
Dirjosubrata, 1928:75-76). Selanjutnya mayat raden Pabelan dihanyutkan (dilarung) di sungai Lawiyan
(sungai Braja), hanyut dan akhirnya terdampar di pinggir sungai dekat Desa Sala. Bekel Kyai Sala yang
saat itu sebagai penguasa Dsa Sala, pagi hari ketika ia pergi kesungai melihat mayat. Kemudian mayat itu
didorong ke tengah sungai agar hanyut. Memang benar, mayat itu hanyut dibawa arus air sungai Braja.
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Pagi berikutnya, kyai Gede Sala sangat heran karena kembali menemukan mayat tersebut sudah di
tempatnya semula. Sekali lagi mayat itu dihanyutkan ke sungai. Namun anehnya, pagi berikutnya
peristiwa sebelumnya berulang lagi. Mayat itu kembali ke tempat semula, sehingga Kyai Gede Sala
menjadi sangat heran. Akhirnya ia maneges, minta petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa atas peristiwa itu.
Setelah tiga hari tiga malam bertapa, Kyai Gede Sala mendapat ilham atau petunjuk. Ketika sedang
bertapa, seakan-akan ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda gagah. Pemuda itu mengatakan,
bahwa dialah yang menjadi mayat itu dan mohon dengan hormat kepada Kyai Gede Sala agar dia
dikuburkan di situ.
Namun sayang, sebelum sempat menanyakan tempat asal dan namanya, pemuda itu telah
raib/menghilang. Akhirnya Kyai Gede Sala menuruti permintaan pemuda tersebut, dan mayatnya
dimakamkan di dekat desa Sala. Karena namanya tidak diketahui, maka mayat itu desebut Kyai Bathang
(bathang=mayat). Sedangkan tempat makamnya disebut Bathangan (makam itu sekarang berada di
kawasan Beteng Plaza, Kelurahan Kedung Lumbu). Dengan adanya Kyai Bathang itu, desa Sala semakin
raharja (Sala=raharja_, kehidupan rakyatnya serba kecukupan dan tenang tenteram (Roorda, 1901:861).
Demikian cerita singkat Kyai Gede Sala. Kuburan itu terletak di tepi rawa yang dalam dan lebar. Keadaan
ini kemudian oleh para utusan dilapokan kepada Sunan di Kartasura.
Sesudah Sunan Paku Buwana II menerima laporan, maka segera memerintahkan kepada Kyai Tohjaya
dan Kyai Yasadipura (I), serta RT. Padmagara, untuk mengupayakan agar desa Sala dapat dibangun
istana baru. Ketigautusan tersebut kemudian pergi ke desa Sala. Sesampainya di desa Sala, mereka
berjalan mengelilingi rawa-rawa yang ada disekeliling desa Sala.
Akhirnya, mereka dapat menemukan sumber Tirta Amerta Kamandanu (air kehidupan, sumber mata
air). Hal itu dilaporkan kepada Sunan, dan kemudian Sunan memutuskan bahwa desa Sala-lah yang akan
dijadikan pusat istana baru. Sunan segera memerintahkan agar pembangunan istana segera dimulai.
Atas perintah Sunan, seluruh Abdi Dalem dan Sentana dalem membagi tugas: Abdi Dalem mancanegara
Wetan dan Kilen dimintai balok-balok kayu, jumlahnya tergantung pada luas wilayahnya. Balok-balok
kayu tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam rawa di desa Sala sampai penuh. Meskipun demikian
belum dapat menyumbat mata air rawa tersebut, bahkan airnya semakin deras.
Sanadyan kelebetana sela utawi balok ingkang ageng-ageng ngantos pinten-pinten ewu, meksa mboten
saget pampet, malah toya saya ageng ambalaber pindha samodra.(Tus Pajang, 1940:24-25).
(Walaupun diberi batu ataupun balok-balik kayu yang besar-besar sampai beribu-ribu banyaknya,
terpaksa tidak dapat tertutup, bahkan keluarnya air semakin besar dan menyeruap bagaikan samudra).
Bahkan lebih mengherankan lagi, dari sumber air tersebut keluar berbagai jenis ikan yang biasa hidup di
air laut (teri pethek, dsb). Menyaksikan kejadian itu, Panembahan Wijil dan Kyai Yasadipura bertapa
selama tujuh hari tujuh malam tanpa makan dan tidur. Akhirnya pada malam hari Anggara Kasih (Selasa
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Kliwon) Kyai Yasadipura mendapatkan ilham sebagai berikut:
He kang padha mangun pujabrata, wruhanira, telenging rawa iki ora bisa pampet amarga dadi
tembusaning samodra kidul. Ewadene yen sira ngudi pampete, kang dadi saranane, tambaken Gong
Kyai Sekar Dlima godhong lumbu, lawan sirah tledhek, cendhol mata uwong, ing kono bisa pampet
ponang teleng. Ananging ing tembe kedhung nora mili nora pampet, langgeng toyanya tan kena
pinampet ing salawas-lawase (Pawarti Surakarta, 1939:7).
(Hai, kalian yang bertapa, ketahuilah, bahwa pusat rawa ini tidak dapat ditutup, sebab menjadi
tembusannya Lautan Selatan. Namun demikian bila kalian ingin menyumbatnya gunakan cara: gunakan
Gong Kyai Sekar Delima, daun lumbu (talas), dan kepala ronggeng, cendol mata orang, disitulah pasti
berhenti keluarnya mata air. Akan tetapi besok kenghung itu tidak akan mengalir, tetapi juga tidak
berhenti mengeluarkan air, kekal tidak dapat disumbat selama-lamanya).
Penerimaan ilham tersebut terjadi pada hari Anggara Kasih (Selasa Kliwon) tanggal 28 Sapar, Jimawal
1669 (1743 Masehi) (Yasadipura II, 1916: 17-18). Segala kejadian tersebut kemudian dilaporkan kepada
Sunan di Kartasura. Sunan sangat kagum mendengar laporan tersebut dan setelah berpikir keras
akhirnya Sunan bersabda:
Tledhek iku tegese ringgit saleksa. Dene Gong Sekar Dlima tegese gangsa, lambe iku tegese uni. Dadi
watake bebasan kerasan. Gong Sekar Delima, dadi sekaring lathi, ingkang anggambaraken mula bukane
nguni iku Kyai Gede Sala. Saka panimbang iku udanegarane kabener anampi sesirah tledhek arta kehe
saleksa ringgit (cendhol mata uwonng), mangka liruning kang dadi wulu wetuning desa tekan ing
sarawa-rawa pisan (Pawarti Surakarta, 1939:8).
“Tledhek” berarti sepuluh ribu ringgit. Gong Sekar Delima berarti “gangsa”, bibir atau ujar (perkataan).
Jadi bersifat perumpamaan. Gong Sekar Delima menjadi buah bibir yang menggambarkan asal
mula/cikal bakal (desa) yaitu Kyai Gede Sala. Atas pertimbangan itu sepantasnya menerima ganti uang
sebanyak sepuluh ribu ringgit. Sebagai ganti rugi penghasilan desa beserta rawa-rawanya.
Demikian akhirnya Kyai Gede Sala memperoleh ganti rugi sebesar sepuluh ribu ringgit (saleksa ringgit)
dari Sunan. Selanjutnya Kyai Gede Sala bertapa di makam Kyai Bathang. Di dalam bertapa itu Kyai Gede
Sala memperoleh “Sekar Delima Seta” (putih) dan daun lumbu (sejenis daun talas). Kedua barang
tersebut dimasukkan ke dalam sumber mata air (Tirta Amerta Kamandanu). Sesudah itu dilakukan kerja
bhakti (gugur gunung) menutup rawa. Akhirnya pekerjaan itu selesai dengan cepat. Penghuninya
dipindahkan dan dimukimkan kembali di tempat lain (“wong cilik ing desa Sala kinen ngalih marang ing
desa Iyan sami”). Kemudian pembangunan dimulai dengan menguruk tanah yang tidak rata dan dibuat
gambar awal dengan mengukur panjang dan lebarnya (“ingkur amba dawane”). Puluhan ribu (leksan)
buruh bekerja di proyek pembangunan itu. Dinding-dinding pertama dibangun dari bambu karena
waktunya mendesak. Adapun desain umumnya mencontoh model Karaton Kartasura (“anelad
Kartasura”) (Lombard, III: 109).
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Mengapa pilihan jatuh di Desa Sala, ada beberapa alasan yang dapat diajukan, baik dilihat secara
wadhag atau fisik-geografis maupun alasan magis-religius. Desa Sala letaknya dekat dengan Bengawan
Sala, yang sejak lama mempunyai arti penting dalam hubungan sosial, ekonomi, politik, dan militer
antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sebuah sumber menyebutkan, Bengawan Sala atau atau Bengawan Semanggi mempunyai 44 bandar
(Fery Charter abad ke-14), salah satunya bernama Wulayu atau Wuluyu atau sama dengan desa
Semanggi (bandar ke-44). Dalam Serat Wicara Keras disebutkan, Bengawan Sala sebagai Bengawannya
orang Semanggi (bandingkan dengan Babad Tanah Jawi).
Alasan lainnya, di desa Sala cukup tenaga kerja untuk membuat Karaton karena dikelilingi oleh desa
Semanggi, Baturana, dan Babudan (dua desa yang terakhir merupakan tempat Abdi Dalem pembuat
babud permadani pada jaman Kartasura). Desa Sala sendiri zaman Padjang dibawah bekel Kyai Sala.
Alasan politis juga dapat dimasukkan, terutama dalam menjaga kepentingan VOC. Untuk mengawasi
Mataram maka VOC membangun benteng di pusat kota Mataram yang mudah dijangkau dari Semarang
sebagai pintu gerbang ke pedalaman.
Sementara itu terdapat sejumlah alasan magis-religius seperti berikut ini. Pertama, desa Sala terletak di
dekat tempuran, yaitu bertemunya Sungai Pepe dan Bengawan Sala. Tempuran merupakan tempat
magis dan sakral. Dismping itu, kata Sala atau Qala dihubungkan dengan bangunan suci. Kata itu berarti
ruangan atau bangsal besar dan telah disebut-sebut dalam OJO no. XLIII (920) dengan istilah Kahyunan.
Di Qala tedapat sekolah Prahunan (sekarang kampung praon) di dekat muara Sungai Pepe, yang artinya
bangunan suci di Hemad (I Hemad atau Ing Hemad, Ing Gemad = Gremet). “Ning peken ri hemad”,
artinya di pasar ngGremet, tempat dilakukan upacara penyumpahan mendirikan tempat swatantra
perdikan di Sala.
Pembangunan Karaton segera dimulai setelah rawa-rawa berhasil dikeringkan dan tempatnya
dibersihkan. Untuk mengurug Karaton, tanahnya diambil dari desa Talawangi. (dalam sebuah sumber
lain disebutkan, “hawit iku pada kalebu hing jangka, sak mangsa-mangsa ndandani Kadaton bakal njupuk
hurug lemah Kadipala (Tetedakan sangking Buk Ha: Ga, Sana Pustaka). Jadi tanah Talawangi dan tanah
Sala kedua-duanya dipakai untuk pembangunan Karaton. Karaton telah berdiri meskipun belum dipagari
batu dan baru dari bambu (jaro bethek). Sirnaning Resi Rasa Tunggal (1670) menandai saat pengerjaan
Karaton selesai, meskipun nampak tergesa-gesa.
Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Pahlawan_Revolusi)
Monumen Pahlawan Revolusi
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Monumen Pancasila Sakti
Monumen Pahlawan Revolusi dibangun atas gagasan
Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Dibangun di atas tanah
seluas 14,6 hektar. Monumen ini dibangun dengan tujuan
mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang
berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi
komunis.
Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia selamat dari
upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan AH
Nasution, Lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan
bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S - PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan
Revolusi.
Sejarah Dibangunnya Monumen Pahlawan Revolusi
Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 9 Hektar, atas prakarsa Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Dibangun untuk mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan
ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di
sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utara
adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok
Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.
Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang
dijadikan sebagai pusat pelatihan milik Partai Komunis Indonesia. Kemudian, tempat itu
dijadikan sebagai tempat penyiksaan dan pembuangan terakhir para korban Gerakan 30
September 1965 (G30S/PKI).
Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang
digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S/PKI. Sumur tua itu berdiameter 75 Cm.
Kompleks Monumen
Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 9 Hektar dan tediri dari beberapa tempat yang
bersejarah Museum Pengkhianatan PKI (Komunis), Sumur Tua tempat membuang jenazah 7
Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Mobil-Mobil tua
peninggalan Pahlawan Revolusi dan Museum Paseban.
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)
Museum Pengkhianatan PKI menceritakan sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI yang
bertujuan menggantikan dasar negara Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan
Pancasila, sampai pada pemberontakan kedua yang terkenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh
September atau G-30-S/PKI, diawal pintu masuk kita akan disambut dengan beberapa koleksi
foto Pemberontakan PKI, Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan beberapa diorama
yang menceritakan tentang Pemberontakan PKI diberbagai Daerah di Indonesia.
Sumur Tua
Sumur Tua ini adalah tempat membuang 7 Pahlawan Revolusi: - Jend. Anumerta Ahmad Yani Mayjen. Anumerta Donald Ifak Panjaitan - Letjen. Anumerta M.T. Haryono - Kapten CZI
Anumerta Pierre Andreas Tendean - Letjen. Anumerta Siswandono Parman - Letjen. Anumerta
Suprapto - Mayjen. Anumerta Sutoyo Siswomiharjo
Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah sumur tua yang sekarang dinamai Lubang
Buaya, di daerah Lubang Buaya , dekat lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta.
Sedangkan jenazah Brigjen Katamso Dharmakusumo dan Kol. Sugiyono Mangunwiyoto
ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit
Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jend. A.H. Nasution.
Rumah Penyiksaan
Rumah Penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk menandatangani surat
pernyataan untuk mendukung komunisme di Indonesia, mereka disiksa seblum akhirnya
dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7 pahlawan Revolusi beserta kisah
dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau
sekarang lebih dikenal SD dan dialih fungsikan oleh PKI sebagai tempat penyiksaan kejam para
Pahlawan Revolusi.Pos Komando
Tempat ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb. Tampat
ini dipakai oleh pimpinan G/30S/PKI yaitu Letkol Untung dalam rangka perencanaan Penculikan
terhadap 7 Pahlawan Revolusi, didalamnya masih ada barang-barang asli yang menjadi saksi
bisu kekejaman PKI seperti : 3 buah Petromaks, Mesin Jahit, dan Lemari Kaca.
Dapur Umum
Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai dapur Umum,
rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai sebagai tempat sarana konsumsi anggota
G30S/PKI, oleh karaena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan Pakaian keliling
meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan oleh para anggota PKI
untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi saat kembali ternyata rumahnya
sudah dalam keadaan berantakan, hanpir semua benda di rumah tersebut menghilang.
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Museum Paseban
Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh
Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Wndu Hari Kesaktian
Pancasila, didalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai berikut:









Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)
Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)
Penculikan Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)
Pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden (12 Maret 1967)
Tindak Lanjut Pelarangan PKI (26 Juni 1982)
Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto tersebut sudah
diperbesar dari aslinya.
Dan adanya Ruang Relik yang merupakan tempat dipamerkannya barang-barang, terutama
pakaian yang mereka kenakan ketika mereka d culik, di siksa, sampai akhirnya di bunuh, berikut
dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula Aqualungsebuah alat bantu pernapasan
yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7 Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua.
Selain itu terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan jenazah
Pahlawan Revolusi, Pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, dan lain-lain, masa putar
rekaman ini kurang lebih 30 menit.
Dan terdapat Ruang pameran Foto yang menyaikan foto-foto pengangkatan Jenazah Pahlawan
Revolusi dan pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Pranala luar

Mengenang Kekejaman di Lubang Buaya
l•b•s
Museum di Jakarta
Gedung Joang '45 · Gedung Kesenian Jakarta · Gedung
Mohammad Hoesni Thamrin · Planetarium Jakarta ·
Jakarta Monumen Nasional · Museum Adam Malik · Museum
Pusat Anatomy Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ·
Museum Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution ·
Museum Kebangkitan Nasional · Museum Nasional
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Indonesia atau Museum Gajah · Museum Pers ANTARA ·
Museum Perumusan Naskah Proklamasi · Museum Puri
Bhakti Renatama · Museum Sasmita Loka Ahmad Yani ·
Museum Sumpah Pemuda · Museum Taman Prasasti ·
Museum Tekstil · Museum Tosan Aji · Galeri Nasional
Indonesia
Bentara Budaya Jakarta · Museum 12 Mei Universitas
Trisakti · Museum Bank Indonesia · Museum Bank
Jakarta
Barat Mandiri · Museum Fatahillah · Museum Lukisan Universitas
Pelita Harapan · Museum Seni Rupa dan Keramik · Museum
Wayang ·
Museum Dirgantara Mandala · Museum Harry Darsono ·
Museum Kriminal (Mabak) · Museum Layang-Layang ·
Jakarta
Selatan Museum Manggala Wanabhakti · Museum Polri · Museum
Reksa Artha · Museum Satria Mandala · Museum Waspada
Purbawisesa
Bayt Al Qur'an dan Museum Istiqlal · Monumen Pancasila
Sakti · Museum Asmat · Museum Fauna Indonesia ·
Museum Komodo dan Taman Reptil · Museum Indonesia ·
Museum Keprajuritan Indonesia · Museum Listrik dan
Energi Baru · Museum Loka Jala Srana · Museum Minyak
Jakarta dan Gas Bumi · Museum Olahraga · Museum Penerangan ·
Timur Museum Pengkhianatan PKI · Museum Prangko Indonesia ·
Museum Pusaka · Museum Purna Bhakti Pertiwi · Museum
Serangga dan Taman Kupu-Kupu · Museum
Telekomunikasi · Museum Timor Timur · Museum
Transportasi · Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan
Taknologi · Taman Aquarium Air Tawar
Museum Bahari · Museum Laut Ancol · Museum Pulau
Jakarta Onrust
Utara
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
SEJARAH TATA SURYA
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/244531-terungkap--masalalu-planet-mars
Terungkap, Masa Lalu Planet Mars
Pada masa lalu, planet Mars memiliki suhu dingin, samudera yang membeku
dan diselimuti es.
Minggu, 4 September 2011, 11:31 Muhammad Firman
Planet Mars, 2 miliar tahun yang lalu kemungkinan punya samudera dingin membeku.
(universetoday.com)
BERITA TERKAIT
VIVAnews - Banyak ilmuwan memperkirakan bahwa Mars, planet yang saat ini dingin dan sangat
kering, dulunya memiliki samudera yang penuh air di permukaannya. Namun demikian, bukan berarti planet
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
tersebut sebelumnya merupakan kawasan tropik.
Dari laporan yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience, astrobiolog Alberto Fairyn dan rekan-rekannya
dari SETI Institute and NASA Ames Research Center menyebutkan bahwa Mars lebih buruk dari perkiraan.
Absennya phyllosilicate di kawasan dataran rendah di bagian utara planet Mars mengindikasikan bahwa
samudera yang pernah ada di sana merupakan samudera dingin, dan kemungkinan berbatasan dengan gletser
yang membeku.
Dikutip dari Universe Today, 4 September 2011, phyllosilicate atau lapisan silicate merupakan kelompok
mineral yang penting, termasuk mica, chlorite, serpentine, talc, dan mineral lumpur. Di planet Bumi, zat
tersebut umumnya ditemukan di sedimen bebatuan yang terbentuk akibat adanya laut.
Meski di kawasan utara tidak dijumpai, lewat spectrometer yang dipasang di pesawat ruang angkasa, mineral
itu sendiri ditemukan di kawasan khatulistiwa planet Mars.
Tertarik dengan jauhnya perbedaan mineral yang ditemukan di Mars, Fairyn dan timnya melakukan studi lebih
lanjut. Menggunakan model geokimia dan klimatik baru, disimpulkan bahwa samudera di kawasan utara planet
itu kemungkinan nyaris beku, dengan sebagian besar di antaranya diselimuti es.
Studi yang dilakukan oleh Fairyn dan rekan-rekannya berbeda, namun lebih tepatnya, menggabungkan dua
teori sebelumnya seputar masa lalu planet Mars. Teori pertama, planet itu dingin namun kering dan hadirnya
air di planet Mars hanya sesaat, tepatnya di kawasan khatulistiwa.
Teori kedua, planet itu pernah memiliki iklim hangat dan basah serta memiliki sungai, danau, dan laut selama
periode yang cukup panjang. Namun, temuan baru ini menunjukkan bahwa Mars dahulu kala dingin, namun
memiliki samudera yang serupa dengan kutub utara Bumi.
Fairyn menyebutkan, penelitian lebih lanjut sedang dipersiapkan, termasuk menjalankan tes menggunakan
model temperatur yang lebih rendah serta mencari kawasan pesisir yang kemungkinan terkena dampak adanya
gunung es.
Langkah ini memang akan sangat sulit karena sebagian besar bukti dipastikan terkubur oleh sedimen baru dan
muntahan volkanik. Namun demikian, Fairyn yakin bahwa model yang ia buat akan mampu menuntaskan
perdebatan panjang seputar sejarah planet merah itu. (umi)
Neptunus
.
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Neptunus
Neptunus dari wahana Voyager 2
Penemuan
Penemu
Tanggal ditemukan
Urbain Le Verrier
John Couch Adams
Johann Galle
23 September 1846[1]
Penamaan
Ciri-ciri orbit[2]
Epos J2000
Aphelion
4.553.946.490 km
30,44125206 SA
Perihelion
4.452.940.833 km
29,76607095 SA
Sumbu semi-mayor
4.503.443.661 km
30,10366151 SA
Eksentrisitas
0,011214269
Periode orbit
60.190 hari
164,79 tahun
Periode sinodis
367,49 hari[3]
Kecepatan orbit rata-rata 5,43 km/s[3]
Anomali rata-rata
Inklinasi
267,767281°
1,767975° ke Ekliptika
6,43° ke ekuator Matahari
0,72° ke bidang Invariabel[4]
Bujur node menaik
131,794310°
Argumen perihelion
265,646853°
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Satelit
13
Ciri-ciri fisik
Jari-jari khatulistiwa
24.764 ± 15 km[5][6]
3,883 Bumi
Jari-jari kutub
24.341 ± 30 km[5][6]
3,829 Bumi
Kepepatan
0,0171 ± 0,0013
Luas permukaan
7,6408×109 km²[6]
14,98 Bumi
Volume
6,254×1013 km³[3][6]
57,74 Bumi
Massa
1,0243×1026 kg[3]
17,147 Bumi
Massa jenis rata-rata
1,638 g/cm³[3][6]
Gravitasi permukaan di
khatulistiwa
11.15 m/s²[3][6]
1.14 g
Kecepatan lepas
23,5 km/s[3][6]
Hari sideris
Kecepatan rotasi
Kemiringan sumbu
Asensio rekta bagi Kutub
Utara
0,6713 hari[3]
16 j 6 men 36 d
2,68 km/det
9,660 km/jam
28,32°[3]
19j 57m 20d[5]
Deklinasi bagi Kutub Utara 42,950°[5]
Albedo
Suhu permukaan
level 1 bar
0,1 bar
(10 kPa)
Magnitudo tampak
Diameter sudut
0,290 (terikat)
0,41 (geometrik)[3]
min
rata-rata
72 K[3]
55 K[3]
8,0 sampai 7,78[3]
2,2″–2.4″[3]
Atmosfer[3]
Tinggi skala
Komposisi
19,7 ± 0,6 km
80±3,2% Hidrogen (H2)
19±3,2% Helium
1,5±0,5% Metana
maks
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
~0,019% Hidrogen deuterida (HD)
~0,00015% Etana
Es:
Amonia
Air
Amonium
hidrosulfida(NH4SH)
Metana (?)
Neptunus merupakan planet terjauh (kedelapan) jika ditinjau dari Matahari. Planet ini dinamai
dari dewa lautan Romawi. Neptunus merupakan planet terbesar keempat berdasarkan diameter
(49.530 km) dan terbesar ketiga berdasarkan massa. Massa Neptunus tercatat 17 kali lebih besar
daripada Bumi, dan sedikit lebih besar daripada Uranus.[7] Neptunus mengorbit Matahari pada
jarak 30,1 SA atau sekitar 4.450 juta km. Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam, sedangkan
periode revolusinya adalah 164,8 tahun. Simbol astronomisnya adalah ♆, yang merupakan
trident dewa Neptunus.
Neptunus ditemukan pada tanggal 23 September 1846.[1] Planet ini merupakan planet pertama
yang ditemukan melalui prediksi matematika. Perubahan yang tak terduga di orbit Uranus
membuat Alexis Bouvard menyimpulkan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh gangguan gravitasi
dari planet yang tak dikenal. Neptunus selanjutnya diamati oleh Johann Galle dalam posisi yang
diprediksikan oleh Urbain Le Verrier. Satelit alam terbesarnya, Triton, ditemukan segera
sesudahnya, sementara 12 satelit alam lainnya baru ditemukan lewat teleskop pada abad ke-20.
Neptunus telah dikunjungi oleh satu wahana angkasa, yaitu Voyager 2, yang terbang melewati
planet tersebut pada tanggal 25 Agustus 1989.
Komposisi penyusun planet ini mirip dengan Uranus, dan komposisi keduanya berbeda dari
raksasa gas Yupiter dan Saturnus. Atmosfer Neptunus mengandung hidrogen, helium,
hidrokarbon, kemungkinan nitrogen, dan kandungan "es" yang besar seperti es air, amonia, dan
metana. Astronom kadang-kadang mengategorikan Uranus dan Neptunus sebagai "raksasa es"
untuk menekankan perbedaannya.[8] Seperti Uranus, interior Neptunus terdiri dari es dan batu.[9]
Metana di wilayah terluar planet merupakan salah satu penyebab kenampakan kebiruan
Neptunus.[10]
Sementara atmosfer Uranus relatif tidak berciri, atmosfer Neptunus bersifat aktif dan
menunjukkan pola cuaca. Contohnya, pada saat Voyager 2 terbang melewatinya pada tahun
1989, di belahan selatan planet terdapat Titik Gelap Besar yang mirip dengan Titik Merah Besar
di Yupiter. Pola cuaca tersebut diakibatkan oleh angin yang sangat kencang, dengan kecepatan
hingga 2.100 km/jam.[11] Karena jaraknya yang jauh dari Matahari, atmosfer luar Neptunus
merupakan salah satu tempat terdingin di Tata Surya, dengan suhu terdingin −218 °C (55 K).
Suhu di inti planet diperkirakan sebesar 5.400 K (5.000 °C).[12][13] Neptunus memiliki sistem
cincin yang tipis. Sistem cincin tersebut baru dilacaktemu pada tahun 1960-an dan dipastikan
keberadaannya oleh Voyager 2 pada tahun 1989.[14]
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Sejarah
Penemuan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Penemuan Neptunus
Lukisan Galileo menunjukkan bahwa ia pertama melihat Neptunus pada tanggal 28 Desember
1612 dan 27 Januari 1613. Pada kedua hari tersebut, Galileo salah menganggap Neptunus
sebagai sebuah bintang tetap ketika planet ini muncul sangat dekat—konjungsi—dengan Yupiter
pada langit malam;[15] karena itu, ia tidak dianggap sebagai penemu Neptunus. Pada masa
pengamatan pertamanya bulan Desember 1612, Neptunus bersifat tetap di langit karena planet
ini baru saja mengalami penghuluan pada hari itu. Gerakan ke belakang ini terbentuk ketika orbit
Bumi membawa Bumi melewati planet terluar. Karena Neptunus baru saja memulai siklus
penghuluan tahunannya, gerakan planet ini terlalu sulit dilacak menggunakan teleskop kecil
Galileo.[16] Pada Juli 2009, fisikawan Universitas Melbourne, David Jamieson mengumumkan
adanya bukti baru yang menyatakan bahwa Galileo setidaknya sadar bahwa bintang yang ia
amati telah berpindah relatif terhadap bintang tetap.[17]
Tahun 1821, Alexis Bouvard menerbitkan tabel astronomi orbit tetangga Neptunus, yaitu
Uranus.[18] Pengamatan selanjutnya menemukan pergeseran dari tabel tersebut, sehingga
mendorong Bouvard berhipotesis bahwa suatu benda tak diketahui sedang melakukan perturbasi
pada orbitnya melalui interaksi gravitasi.[19] Tahun 1843, John Couch Adams mulai mengamati
orbit Uranus menggunakan data yang ia miliki. Melalui James Challis, ia meminta Sir George
Airy, Astronomer Royal, mengirimkan data tersebut pada Februari 1844. Adams terus
melakukan pengamatannya pada 1845–1846 dan menghasilkan beberapa perkiraan yang berbeda
tentang sebuah planet baru, namun tidak menanggapi permintaan dari Airy tentang orbit
Uranus.[20][21]
Urbain Le Verrier
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Tahun 1845–1846, Urbain Le Verrier, terlepas dari Adams, mengembangkan penghitungannya
sendiri namun juga mengalami kesulitan memunculkan antusiasme rekannya tersebut. Pada Juni
1846, setelah melihat terbitan perkiraan pertama bujur planet karya Le Verrier dan kesamaan
dengan perkiraan Adams, Airy membujuk Direktur Cambridge Observatory, James Challis untuk
mencari planet itu. Challis dengan semangat mengamati langit sepanjang Agustus dan
September.[19][22]
Sementara itu, melalui surat, Le Verrier meminta astronom Observatorium Berlin, Johann
Gottfried Galle untuk mencari planet ini menggunakan refraktor observatorium. Heinrich
d'Arrest, seorang pelajar di observatorium ini, memberitahu Galle bahwa mereka mampu
membandingkan carta langit terkini di wilayah lokasi prediksi Le Verrier dengan keadaan langit
saat itu untuk menemukan karakteristik perpindahan suatu planet, berbeda dengan bintang tetap.
Pada sore 23 September 1846 ketika surat Le Verrier diterima, Neptunus ditemukan 1° dari
tempat yang diprediksi Le Verrier, dan sekitar 12° dari prediksi Adams. Challis kemudian
menyadari bahwa ia telah mengamati planet ini dua kali pada bulan Agustus dan gagal
mengidentifikasinya karena pendekatannya yang kasual terhadap pengamatan tersebut.[19][23]
Setelah penemuan tersebut, muncul persaingan yang lebih nasionalis antara Perancis dan Britania
Raya mengenai pihak yang pantas mendapat penghargaan atas penemuan planet ini. Konsensus
internasional memutuskan bahwa Le Verrier dan Adams sama-sama berhak mendapat
penghargaan. Sejak 1966, Dennis Rawlins mempertanyakan kredibilitas klaim Adams tentang
penemuan bersama dan masalah ini dievaluasi kembali oleh sejarawan dengan pengembalian
dokumen bersejarah "Neptune papers" pada tahun 1998 ke Royal Observatory, Greenwich.[24]
Setelah meninjau dokumen tersebut, mereka menyatakan bahwa, "Adams tidak pantas menerima
penghargaan bersama Le Verrier atas penemuan Neptunus. Penghargaan ini berhak diberikan
kepada orang yang sama-sama berhasil memprediksikan lokasi planet dan meyakinkan para
astronom untuk mencarinya."[25]
Penamaan
Sesaat setelah penemuannya, Neptunus hanya disebut sebagai "planet di luar Uranus" atau
"planet Le Verrier". Usulan nama pertama berasal dari Galle, yang mengusulkan Janus. Di
Inggris, Challis mengusulkan Oceanus.[26]
Dengan mengklaim hak pemberian nama temuannya, Le Verrier langsung mengusulkan nama
Neptunus untuk planet ini, sementara secara keliru menyatakan bahwa nama tersebut resmi
disetujui oleh Bureau des Longitudes Perancis.[27] Pada bulan Oktober, ia mengusulkan agar
planet ini diberi nama Le Verrier, sesuai nama dirinya, dan ia mendapatkan dukungan setia dari
Direktur Observatorium, François Arago. Usulan ini ditentang di luar Perancis.[28] Almanak
Perancis langsung memperkenalkan kembali nama Herschel untuk Uranus, sesuai nama
penemunya Sir William Herschel, dan Leverrier untuk planet baru ini.[29]
Struve membawa nama Neptunus kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Saint Petersburg pada 29
Desember 1846.[30] Neptunus kelak menjadi nama yang disetujui secara internasional. Dalam
mitologi Romawi, Neptunus adalah dewa laut, yang dapat dikenali dari Poseidon Yunaninya.
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Permintaan nama mitologi sepertinya mendukung tata nama planet-planet lain, yang semuanya,
kecuali Bumi, diberi nama sesuai mitologi Yunani dan Romawi.[31]
Banyak bahasa di dunia saat ini, bahkan di negara-negara yang tidak memiliki hubungan
langsung dengan budaya Yunani-Romawi, memakai berbagai varian nama "Neptunus" untuk
planet ini; dalam bahasa Cina, Jepang, dan Korea, nama planet ini dapat diterjemahkan secara
harfiah sebagai "bintang raja laut" (海王星), karena Neptunus adalah dewa laut.[32]
Status
Sejak penemuannya tahun 1846 hingga penemuan Pluto pada tahun 1930, Neptunus adalah
planet terjauh yang diketahui manusia. Setelah penemuan Pluto, Neptunus menjadi planet kedua
terakhir selama 20 tahun antara 1979 dan 1999 ketika orbit elips Pluto membawanya lebih dekat
dengan Matahari dibandingkan Neptunus.[33] Penemuan Sabuk Kuiper tahun 1992 mendorong
banyak astronom memperdebatkan apakah Pluto pantas dianggap sebagai planet atau bagian dari
struktur terbesar sabuk tersebut.[34][35] Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional
mendefinisikan kata "planet" untuk pertama kalinya, kembali mengelompokkan Pluto sebagai
"planet kerdil" dan menjadikan Neptunus sekali lagi planet terakhir di Tata Surya.[36]
Komposisi dan struktur
Neptunus memiliki massa sebesar 1,0243×1026 kg,[3] atau tujuh belas kali massa Bumi dan 1/19
kali massa Yupiter.[7] Planet ini merupakan salah satu dari dua planet (selain Yupiter) yang
gravitasi permukaannya lebih besar daripada Bumi.[37] Jari-jari khatulistiwanya tercatat sebesar
24.764 km,[5] atau sekitar empat kali jari-jari Bumi. Neptunus dan Uranus sering dijuluki
"raksasa es", karena ukurannya yang lebih kecil dan kadar volatil yang lebih tinggi daripada
Yupiter dan Saturnus.[38] Dalam pencarian planet luar surya, Neptunus telah digunakan sebagai
metonim: objek-objek luar surya dengan massa yang mirip sering dijuluki dengan nama
"Neptunes".[39]
Struktur internal
Struktur internal Neptunus mirip dengan Uranus. Atmosfer Neptunus membentuk sekitar lima
hingga sepuluh persen massanya, dan kira-kira meliputi 10 hingga 20 persen struktur planet
tersebut. Tekanan di atmosfer dapat mencapai 10 GPa. Metana, amonia, dan air dapat ditemui di
daerah bawah atmosfer.[12]
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Struktur internal Neptunus:
1. Atmosfer atas
2. Atmosfer yang terdiri dari hidrogen, helium, dan gas metana
3. Mantel yang terdiri dari es air, amonia, dan metana
4. Inti yang terdiri dari bebatuan (silikat dan nikel-besi)
Suhu di daerah mantel dapat mencapai 2.000 K hingga 5.000 K. Massa mantel tersebut sama
dengan 10 hingga 15 kali massa Bumi, serta kaya akan air, amonia, dan metana.[1] Seperti
kebiasaan dalam ilmu keplanetan, campuran ini dijuluki ber-es, meskipun "es" tersebut
merupakan fluida superkritikal. Fluida ini, dengan konduktivitas elektrik yang tinggi, kadangkadang disebut samudra air-amonia.[40] Di kedalaman 7.000 km, metana dapat terurai menjadi
kristal intan yang lalu berpresipitasi ke inti.[41] Mantel terdiri dari lapisan air ionik, yaitu tempat
molekul air pecah menjadi sup ion hidrogen dan oksigen. Di lapisan mantel yang lebih dalam,
terdapat air superionik, yaitu tempat oksigen mengristal, namun ion hidrogen mengapung dengan
bebas di oksigen.[42]
Inti Neptunus terdiri dari besi, nikel, dan silikat, dengan massa 1,2 kali Bumi.[43] Tekanan di inti
diperkirakan sebesar 7 Mbar (700 GPa), jutaan kali lebih besar daripada tekanan di permukaan
Bumi. Sementara itu, suhu di inti dapat mencapai 5.400 K.[12][13]
[sunting] Atmosfer
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Gabungan gambar berwarna dan hampir-inframerah Neptunus memperlihatkan pita metana di
atmosfernya, dan empat satelitnya, Proteus, Larissa, Galatea, dan Despina.
Di ketinggian tinggi, atmosfer Neptunus terdiri dari 80% hidrogen dan 19% helium.[12] Jejakjejak metana juga ada di Neptunus. Pita penyerap metana terbentuk di rentang gelombang di atas
600 nm, di bagian merah dan inframerah spektrum. Seperti Uranus, penyerapan cahaya merah
oleh metana atmosfer adalah bagian yang memberikan Neptunus warna biru,[44] meski warna
azure cerah Neptunus berbeda daripada warna cyan sejuk Uranus. Karena zat metana atmosfer
Neptunus sama seperti Uranus, sejumlah konstituen atmosfer yang tidak dikenal diduga turut
berkontribusi pada warna Neptunus.[10]
Atmosfer Neptunus terbagi lagi menjadi dua wilayah utama; troposfer bawah, tempat suhu terus
menurun seiring ketinggiannya, dan stratosfer, tempat suhu terus meningkat seiring
ketinggiannya. Batas di antara keduanya, yaitu tropopause, ada pada tekanan 01 bar (100 kPa).[8]
Stratosfer kemudian dilanjutkan oleh termosfer pada tekanan kurang dari 10−5 hingga 10−4
mikrobar (1 hingga 10 Pa).[8] Termosfer secara bertahap berubah menjadi eksosfer.
Pita awan tinggi memberi bayangan pada dek awan bawah Neptunus
Model menunjukkan bahwa troposfer Neptunus dilapisi oleh awan dengan berbagai komposisi
tergantung ketinggiannya. Awan tingkat atas muncul pada tekanan kurang dari satu bar, yang
suhunya cocok bagi metana untuk mengembun. Untuk tekanan antara satu dan lima bar (100 dan
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
500 kPa), awan amonia dan hidrogen sulfida diyakini terbentuk. Di atas tekanan lima bar, awan
Neptunus terdiri dari amonia, amonium sulfida, hidrogen sulfida dan air. Awan es air yang lebih
dalam ditemukan pada tekanan sekitar 50 bar (5.0 MPa), yang suhunya mencapai 0 °C. Di
bawahnya, awan amonia dan hidrogen sulfida terbentuk.[45]
Awan tinggi di Neptunus telah diamati menghasilkan bayangan pada lapisan awan opak di
bawahnya. Ada pula pita awan tinggi yang menyelimuti planet ini pada garis lintang yang sama.
Pita melingkar ini selebar 50–150 km dan berada 50–110 km di atas lapisan awan.[46]
Spektrum Neptunus menunjukkan bahwa stratosfer bawahnya berkabut akibat pengembunan
produk fotolisis ultraviolet metana, seperti etana dan asetilena.[8][12] Stratosfer juga merupakan
tempat bagi jejak-jejak karbon monoksida dan hidrogen sianida.[8][47] Stratosfer Neptunus lebih
hangat daripada Uranus karena konsentrasi hidrokarbon yang tinggi.[8]
Termosfer planet ini memiliki suhu yang tidak normal sebesar 750 K dengan alasan yang masih
belum jelas.[48][49] Planet ini terlalu jauh dari Matahari untuk menghasilkan suhu sepanas ini yang
diakibatkan oleh radiasi ultraviolet. Satu dugaan mekanisme pemanasan ini ialah adanya
interaksi atmosfer di medan magnet planet ini. Dugaan lain adalah adanya gelombang gravitasi
dari dalam planet yang menghilang di atmosfer. Termosfer Neptunus terdiri dari jejak-jejak
karbon dioksida dan air yang diduga terkumpul dari sumber-sumber luar seperti meteorit dan
debu.[45][47]
[sunting] Magnetosfer
Neptune juga memiliki magnetosfer yang mirip Uranus, dengan medan magnet yang sangat
miring relatif terhadap sumbu rotasinya pada 47° dan berimbang pada 0,55 radii, atau sekitar
13500 km dari pusat fisik planet ini. Sebelum Voyager tiba di Neptunus, diduga bahwa
magnetosfer miring Uranus mengakibatkan rotasi Neptunus yang menyamping. Dengan
membandingkan medan magnet dua planet, para ilmuwan sekarang berpikir bahwa orientasi
ekstrem merupakan karakteristik aliran di bagian dalam planet. Medan ini mungkin dibentuk
oleh gerakan cairan konvektif dalam kulit bola tipis pada cairan konduktor listrik (diduga berupa
gabungan amonia, metana dan air)[45] yang menghasilkan gerakan dinamo.[50]
Komponen dipol medan magnet di khatulistiwa magnetik Neptunus sekitar 14 mikrotesla
(0,14 G).[51] Momentum magnetik dipol Neptunus sekitar 2,2 × 1017 T·m3 (14 μT·RN3; RN adalah
radius Neptunus). Medan magnet Neptunus memiliki geometri rumit yang mencakup kontribusi
relatif besar dari komponen non-dipolar, termasuk momentum kuadrupol kuat yang kekuatannya
mungkin melebihi momentum dipol. Bumi, Yupiter, dan Saturnus memiliki momentum
kuadrupol yang relatif kecil, dan medannya sedikit miring dari sumbu kutubnya. Momentum
kuadrupol Neptunus yang besar bisa jadi merupakan hasil dari keseimbangan pusat planet dan
masalah geometri penggerak dinamo medan magnet4.[52][53]
Kejutan busur Neptunus, tempat magnetosfer mulai memperlambat angin surya, terbentuk pada
jarak 34,9 kali radius planet ini. Magnetopause, tempat tekanan magnetosfer mengimbangi angin
surya, terbentuk pada jarak 23–26,5 kali radius Neptunus. Ekor magnetosfer memanjang hingga
72 kali radius Neptunus, dan bisa jadi lebih panjang lagi.[52]
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
[sunting] Cincin planet
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Cincin Neptunus
Cincin Neptunus, diambil oleh Voyager 2
Neptunus memiliki sebuah sistem cincin planet, meski kurang kokoh daripada Saturnus. Cincincincin tersebut terdiri dari partikel es yang diselubungi bahan berdasar silikat atau karbon yang
memberi warna merah pada cincin.[54] Tiga cincin utamanya adalah Cincin Adams yang sempit,
63000 km dari pusat Neptunus, Cincin Le Verrier pada ketinggian 53000 km, dan Cincin Galle
yang luas dan lemah pada ketinggian 42000 km. Perpanjangan lemah ke luar hingga Cincin Le
Verier diberi nama Lassell; perpanjangan ini dibatasi oleh Cincin Arago di pinggiran luarnya
pada ketinggian 57.000 km.[55]
Cincin planet pertama ditemukan tahun 1968 oleh tim yang dipimpin Edward Guinan,[14][56]
namun akhirnya disimpulkan cincin ini belum lengkap.[57] Bukti bahwa cincin-cincin tersebut
memiliki celah pertama muncul pada okultasi bintang tahun 1984 ketika cincin tersebut
mengaburkan sebuah bintang ketika tenggelam, bukan ketika muncul.[58] Gambar yang diambil
Voyager 2 tahun 1989 menyelesaikan masalah ini dengan memperlihatkan beberapa cincin
lemah. Cincin ini memiliki struktur menggumpal,[59] akibatnya belum diketahui namun bisa jadi
karena interaksi gravitasi dengan satelit kecil di orbit dekat cincin.[60]
Cincin terluar, Adams, terdiri dari lima busur utama yang diberi nama Courage, Liberté,
Egalité 1, Egalité 2 dan Fraternité (Keberanian, Kebebasan, Kesetaraan dan Persaudaraan).[61]
Keberadaan busur-busur ini sulit dijelaskan karena hukum gerakan akan memprediksikan bahwa
busur tersebut tersebar menjadi cincin seragam dalam kurun waktu yang sangat singkat. Para
astronom sekarang yakin bahwa busur-busur tersebut mengitari Neptunus sesuai bentuknya
sekarang akibat dampak gravitasi Galatea, sebuah satelit yang dekat dengan cincin ini.[62][63]
Pengamatan dari Bumi pada tahun 2005 menunjukkan bahwa cincin Neptunus lebih tidak stabil
daripada dugaan sebelumnya. Gambar yang diambil dari W. M. Keck Observatory tahun 2002
dan 2003 memperlihatkan kerusakan pada cincin jika dibandingkan dengan gambar dari Voyager
2. Karena itu, sepertinya busur Liberté akan menghilang selambat-lambatnya satu abad
berikutnya.[64]
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
[sunting] Iklim
Salah satu perbedaan antara Neptunus dan Uranus adalah tingkat aktivitas meteorologinya.
Ketika Voyager 2 terbang melewati Uranus pada tahun 1986, planet ini terlihat lemah.
Sebenarnya,Neptunus memiliki fenomena cuaca luar biasa ketika Voyager 2 melintasinya pada
tahun 1989.[65]
Titik Gelap Besar (atas), Scooter (awan putih tengah),[66] dan Titik Gelap Kecil (bawah) yang
sangat kontras.
Cuaca Neptunus dapat dikenali dari sistem badai dinamisnya yang ekstrem, dengan angin
mencapai kecepatan 600 m/detik—hampir menyamai aliran supersonik.[11] Selain itu, dengan
melacak gerakan awan tetap, kecepatan angin juga ditunjukkan beragam mulai dari 20 m/detik
ke timur hingga 325 m/detik ke barat.[67] Di puncak awan, angin kuat memiliki kecepatan yang
berkisar antara 400 m/detik di sepanjang khatulistiwa hingga 250 m/detik di kutub.[45]
Kebanyakan angin di Neptunus berembus dengan arah melawan rotasi planet.[68] Pola angin yang
umum menunjukkan adanya rotasi searah di lintang tinggi vs. rotasi menghulu di lintang bawah.
Perbedaan arah aliran diduga merupakan "efek kulit" dan bukan karena proses atmosfer dalam
apapun.[8] Di lintang 70° S, angin jet berkecepatan tinggi berembus dengan kecepatan
300 m/detik.[8]
Limpahan metana, etana dan etina di khatulistiwa Neptunus 10–100 kali lebih besar daripada di
kutubnya. Ini ditafsirkan sebagai bukti adanya pembalikan massa air di khatulistiwa dan
penyurutan di kutub.[8]
Pada tahun 2007 ditemukan bahwa troposfer atas kutub selatan Neptunus 10 °C lebih panas
daripada keseluruhan Neptunus, yang suhu rata-ratanya sekitar −200 °C (70 K).[69] Perbedaan
panas ini cukup untuk membiarkan metana, di manapun membeku di atmosfer atas Neptunus,
mencair sebagai gas melintasi kutub selatan dan ke luar angkasa. "Titik panas" relatif ini
dikarenakan kemiringan sumbu Neptunus, yang memaparkan kutub selatan ke Matahari selama
seperempat terakhir tahun Neptunus, atau 40 tahun Bumi. Ketika Neptunus perlahan bergerak
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
menuju sisi lain Matahari, kutub selatan akan gelap dan kutub utara terang, mengakibatkan
pelepasan metana berpindah ke kutub utara.[70]
Akibat perubahan musim, pengamatan di pita awan belahan selatan Neptunus menunjukkan
adanya peningkatan ukuran dan albedo. Peristiwa ini pertama kali terlihat tahun 1980 dan
diperkirakan akan terus berlangsung hingga 2020. Periode orbit Neptunus yang panjang
menghasilkan musim-musim yang berlangsung selama 40 tahun.[71]
[sunting] Badai
Titik Gelap Besar, diambil oleh Voyager 2
Pada tahun 1989, Titik Gelap Besar, sebuah sistem badai antisiklon sebesar 13000×6600 km,[65]
ditemukan oleh Voyager 2 NASA. Badai ini menyerupai Titik Merah Besar Yupiter. Sekitar lima
tahun kemudian, pada 2 November 1994, Teleskop Antariksa Hubble tidak melihat Titik Gelap
Besar di planet ini. Sebuah badai baru yang mirip dengan Titik Gelap Besar justru ditemukan di
belahan utara Neptunus.[72]
Scooter (Skuter) adalah badai lain, sebuah kelompok awan putih jauh di selatan Titik Gelap
Besar. Dijuluki Scooter karena ketika pertama kali diamati beberapa bulan sebelum penerbangan
Voyager 2 1989, titik ini bergerak lebih cepat daripada Titik Gelap Besar.[68] Subsequent images
revealed even faster clouds. Titik Gelap Kecil merupakan badai siklon selatan, badai terkencang
kedua yang diamati selama penerbangan tahun 1989. Awalnya tampak gelap, namun ketika
Voyager 2 mendekati planet ini, inti cerah terbentuk dan dapat dilihat di sebagian besar gambar
beresolusi tinggi.[73]
Titik gelap Neptunus diduga terbentuk di troposfer pada ketinggian yang lebih rendah daripada
lapisan awan cerah,[74] sehingga titik ini muncul sebagai lubang di lapisan awan atas. Sebagai
fitur stabil yang terus ada hingga beberapa bulan, titik gelap ini dianggap sebagai struktur
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
vorteks.[46] Titik gelap ini sering dikaitkan dengan awan metana cerah tetap yang terbentuk di
sekitar lapisan tropopause.[75] Ketetapan awan memperlihatkan bahwa sejumlah bekas titik gelap
akan terus ada sebagai siklon meski tidak lagi tampak sebagai sesuatu yang gelap. Titik gelap
bisa menghilang jika bermigrasi terlalu dekat dengan khatulistiwa atau melalui serangkaian
mekanisme yang tidak diketahui.[76]
[sunting] Panas internal
Empat gambar yang diambil selang beberapa jam menggunakan Wide Field Camera 3 di
Teleskop Antariksa Hubble NASA/ESA.[77]
Cuaca Neptunus yang beragam jika dibandingkan dengan Uranus diyakini disebabkan oleh panas
internalnya yang tinggi.[78] Meski Neptunus terletak setengah jarak dari Matahari seperti Uranus,
dan hanya menerima 40% sinar Matahari,[8] suhu permukaan kedua planet ini secara kasar
setara.[78] Wilayah atas troposfer Neptunus memiliki suhu rendah −2.214 °C (−1,941 K). Pada
kedalaman tempat tekanan atmosfer mencapai 1 bar (100 kPa), suhunya mencapai −20.115 °C
(−19,842 K).[79] Jauh di dalam lapisan gas, suhu naik bertahap. Seperti Uranus, sumber
pemanasan ini tidak diketahui, namun perbedaannya sangat besar: Uranus hanya memancarkan
1,1 kali energi yang diterima dari Matahari;[80] sementara Neptunus 2,61 kali energi yang
diterima dari Matahari.[81] Neptunus adalah planet terjauh dari Matahari, namun energi
internalnya mampu menggerakkan angin planet terkuat di Tata Surya. Beberapa penjelasan telah
dikemukakan, termasuk pemanasan radiogenik dari inti planet,[82] konversi metana di bawah
tekanan tinggi menjadi hidrogen, intan dan hidrokarbon (hidrogen dan intan akan naik dan
tenggelam, melepaskan energi potensial gravitasi),[82][83] dan konveksi di atmosfer bawah yang
menyebabkan gelombang gravitasi terpecah di atas tropopause.[84][85]
[sunting] Orbit dan rotasi
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Jarak rata-rata antara Neptunus dan Matahari adalah 4,50 miliar km (sekitar 30,1 AU), dan
menyelesaikan orbitnya setiap 164,79 tahun
Jarak rata-rata antara Neptunus dan Matahari adalah 4,50 miliar km (sekitar 30,1 AU), dan
menyelesaikan orbitnya setiap 164,79 tahun dengan variabilitas sekitar ±0,1 tahun.
Pada 11 Juli 2011, Neptunus menyelesaikan orbit barisentris pertamanya sejak ditemukan tahun
1846,[86][87] meski tidak muncul pada posisi penemuannya di langit karena Bumi berada pada
lokasi berbeda dalam orbitnya selama 365,25 hari. Akibat gerakan Matahari terhadap barisenter
Tata Surya, pada 11 Juli Neptunus juga tidak berada pada posisi penemuannya terhadap
Matahari; jika sistem koordinat heliosentris digunakan, garis bujur penemuannya tercapai pada
12 Juli 2011.[88][89][90]
Orbit elips Neptunus berinklinasi 1,77° jika dibandingkan dengan Bumi. Akibat eksentrisitas
sebesar 0,011, jarak antara Neptunus dan Matahari mencapai 101 juta km antara perihelion dan
aphelion, titik terdekat dan terjauh planet dari Matahari di sepanjang jalur orbitnya.[2]
Kemiringan sumbu Neptunus adalah 28,32°,[91] sama seperti kemiringan Bumi (23°) dan Mars
(25°). Akibatnya, planet ini mengalami perubahan musim yang sama seperti Bumi. Periode orbit
Neptunus yang lama berarti musim-musim tersebut berlangsung selama 40 tahun Bumi.[71]
Periode rotasi siderealnya (hari) secara kasar yaitu 11,611 jam.[88] Karena kemiringan sumbunya
sama seperti Bumi, variasi panjang hari sepanjang tahunnya tidak terlalu ekstrem.
Karena Neptunus bukan benda padat, atmosfernya mengalami rotasi diferensial. Zona
khatulistiwa yang lebar berotasi selama 18 jam, lebih lambat daripada rotasi medan magnetnya
selama 16,1 jam. Rotasi terbalik terjadi di kawasan kutub yang berlangsung selama 12 jam.
Rotasi diferensial planet ini paling menarik daripada planet-planet lain di Tata Surya,[92] dan
mengakibatkan adanya hembusan angin lintang yang kuat.[46]
[sunting] Resonansi orbit
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sabuk Kuiper, Benda resonan trans-Neptunus, dan
Troya Neptunus
Sebuah diagram memperlihatkan resonansi orbit besar di sabuk Kuiper yang diakibatkan oleh
Neptunus: kawasan berwarna memiliki resonansi 2:3 (plutino), nonresonan "sabuk klasik"
(cubewano), dan resonansi 1:2 (twotino).
Orbit Neptunus memiliki dampak besar terhadap wilayah di sekitarnya yang dikenal sebagai
sabuk Kuiper. Sabuk Kuiper adalah cincin yang terdiri dari bebatuan es kecil, sama seperti sabuk
asteroid namun lebih besar, membentang dari orbit Neptunus di 30 AU hingga 55 AU dari
Matahari.[93] Gravitasi Yupiter mendominasi sabuk asteroid dan membentuk strukturnya, begitu
pula dengan gravitasi Neptunus yang mendominasi sabuk Kuiper. Sepanjang usia Tata Surya,
beberapa kawasan sabuk Kuiper menjadi kurang stabil akibat gravitasi Neptunus dan
menciptakan celah pada struktur sabuk. Kawasan antara 40 dan 42 AU adalah salah satu
contohnya.[94]
Memang ada orbit di kawasan kosong ini tempat objek dapat selamat sepanjang usia Tata Surya.
Resonansi ini terjadi ketika periode orbit Neptunus sangat mirip dengan benda tersebut, yaitu
sebesar 1:2 atau 3:4. Jika dikatakan sebuah benda mengorbit Matahari sekali setiap dua orbit
Neptunus, benda tersebut hanya akan menyelesaikan setengah orbitnya ketika Neptunus kembali
ke posisi aslinya. Resonansi terpadat ada di sabuk Kuiper, dengan 200 benda teridentifikasi,[95]
yaitu 2:3. Benda pada resonansi ini menyelesaikan 2 orbit setiap 3 orbit Neptunus, dan dikenal
sebagai plutino karena benda sabuk Kuiper terbesar, Pluto, termasuk di antaranya.[96] Meski
Pluto secara rutin melintasi orbit Neptunus, resonansi sebesar 2:3 menjamin kedua planet tidak
akan pernah bertabrakan.[97] Resonansi 3:4, 3:5, 4:7 dan 2:5 kurang padat.[98]
Neptunus memiliki beberapa benda troya yang menempati titik Lagrangian L4 MatahariNeptunus— sebuah kawasan gravitasi stabil yang mengatur orbitnya.[99] Benda troya Neptunus
dapat dilihat dengan resonansi 1:1 bersama Neptunus. Troya Neptunus sangat stabil orbitnya dan
mungkin memang terbentuk di pinggir Neptunus, bukan terjebak oleh gravitasinya. Benda
pertama sekaligus satu-atunya yang teridentifikasi berkaitan dengan titik Lagrangian L5 jalur
Neptunus adalah 2008 LC18.[100]
Pembentukan dan perpindahan
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Simulasi yang menunjukkan planet luar dan sabuk Kuiper: a) sebelum Yupiter dan Saturnus
mencapai resonansi 2:1; b) setelah penghamburan objek sabuk Kuiper ke dalam akibat
perpindahan orbit Neptunus; c) setelah pengeluaran objek sabuk Kuiper yang terserak oleh
Yupiter.
Pembentukan raksasa es sulit untuk dimodelkan secara pasti. Berdasarkan model saat ini, metode
akresi inti tidak dapat digunakan karena kepadatan materi di wilayah luar Tata Surya terlalu
rendah. Berbagai hipotesis lain telah diajukan. Salah satunya adalah hipotesis yang mengusulkan
bahwa raksasa es tidak dibentuk oleh akresi inti, tetapi oleh ketidakstabilan dalam cakram
protoplanet awal, dan nantinya atmosfer mereka terembus jauh oleh radiasi dari bintang OB
besar terdekat.[101]
Konsep lain yang digunakan adalah bahwa Neptunus terbentuk di tempat yang lebih dekat dari
Matahari. Di tempat tersebut kepadatan materi besar, dan lalu planet ini mengalami perpindahan
ke orbitnya sekarang setelah penyingkiran cakram protoplanet bergas.[102] Hipotesis perpindahan
setelah pembentukan saat ini didukung karena lebih mampu menjelaskan keberadaan objekobjek kecil di wilayah trans-Neptunus.[103] Penjelasan mengenai hipotesis ini yang paling banyak
didukung[104][105][106] dikenal dengan nama model Nice, yang membahas pengaruh perpindahan
Neptunus dan planet raksasa lain terhadap struktur sabuk Kuiper.
Satelit
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Satelit Neptunus
Neptunus (atas) dan Triton (bawah)
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Warna alami Neptunus bersama Proteus (atas), Larissa (kanan bawah) dan Despina (kiri), dari
Teleskop Antariksa Hubble
Neptunus diketahui memiliki 13 satelit.[3] Satelit terbesar terdiri dari 99,5 persen massa di orbit
sekitar Neptunus[107] dan satu-satunya yang berbentuk sferoid adalah Triton, ditemukan oleh
William Lassell 17 hari setelah penemuan Neptunus. Tidak seperti satelit planet besar lain di
Tata Surya, Triton memiliki orbit menghulu, yang menandakan bahwa Triton terjebak oleh
gravitasi Neptunus, bukannya terbentuk di tempat; Triton diduga pernah menjadi planet kerdil di
sabuk Kuiper.[108] Triton sangat dekat dengan Neptunus sehingga terjebak dalam rotasi
sinkronisnya, dan secara perlahan bergerak spiral ke dalam akibat akselerasi pasang dan akan
terbelah dalam kurun 3,6 miliar tahun ketika Triton mencapai batas Roche.[109] Pada tahun 1989,
Triton merupakan benda terdingin yang pernah diukur di tata surya,[110] dengan perkiraan suhu
sekitar −235 °C (38 K).[111]
Satelit kedua Neptunus (menurut urutan penemuannya), yaitu satelit ireguler Nereid, memiliki
salah satu orbit paling eksentrik di antara semua satelit di tata surya. Eksentrisitas sebesar 0,7512
memberikannya apoapsis tujuh kali lebih panjang daripada periapsisnya dari Neptuus.[112]
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Satelit Neptunus, Proteus
Sejak Juli hingga September 1989, Voyager 2 menemukan enam satelit Neptunus baru.[52] Dari
enam satelit tersebut, Proteus yang berbentuk ireguler terkenal sebagai benda padat besar yang
tidak tertarik menjadi bentuk sferoid akibat gravitasinya sendiri.[113] Meski merupakan satelit
terbesar kedua Neptunus, massa Proteus hanya 0,25% dari massa Triton. Orbit empat satelit
terdalam Neptunus—Naiad, Thalassa, Despina dan Galatea—sangat dekat dengan cincin
Neptunus. Satelit terjauh selanjutnya, Larissa, ditemukan pada 1981 ketika satelit ini
mengokultasi sebuah bintang. Okultasi ini terjadi pada busur cincin, namun ketika Voyager 2
mengamati Neptunus pada tahun 1989, okultasi ini dinyatakan terjadi akibat satelitnya. Lima
satelit ireguler baru yang ditemukan antara tahun 2002 dan 2003 diumumkan pada tahun
2004.[114][115] Karena Neptunus adalah dewa laut Romawi, satelit-satelit Planet ini diberi nama
sesuai nama dewa-dewa laut selanjutnya.[31]
Pengamatan
Neptunus tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, karena memiliki tingkat kecerahan antara
magnitudo +7.7 dan +8.0,[3][116] yang bisa dikalahkan oleh satelit Galileo Yupiter, planet kerdil
Ceres dan asteroid 4 Vesta, 2 Pallas, 7 Iris, 3 Juno dan 6 Hebe.[117] Sebuah teleskop atau
teropong kuat akan menunjukkan Neptunus sebagai lingkaran biru kecil, sama seperti
Uranus.[118]
Karena jarak Neptunus yang jauh dari Bumi, diameter sudut planet ini berkisar dari 2,2 hingga
2,4 detik busur,[3][116] terkecil di antara planet-planet di Tata Surya. Ukuran semunya yang kecil
menjadikan Neptunus sebagai planet yang paling menantang untuk dipelajari secara visual.
Sebagian besar data teleskop sangat terbatas sampai peluncuran Teleskop Antariksa Hubble dan
teleskop darat berukuran besar dengan optik adaptif.[119][120]
Dari Bumi, Neptunus mengalami gerak menghulu setiap 367 hari, mengakibatkan terjadinya
gerakan memutar berlawanan dengan bintang-bintang di belakangnya pada setiap oposisi.
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Gerakan memutar ini membawa Neptunus dekat dengan koordinat penemuan 1846 pada April
dan Juli 2010 dan akan terjadi lagi pada Oktober dan November 2011.[90]
Pengamatan Neptunus pada gelombang frekuensi radio memperlihatkan bahwa planet ini adalah
sumber emisi bersinambungan dan semburan tidak menentu. Kedua sumber diyakini berasal dari
putaran medan magnet planet.[45] Di bagian inframerah spektrumnya, badai Neptunus terlihat
lebih cerah dibandingkan sekitarnya yang lebih dingin, sehingga memungkinkan ukuran dan
bentuk fitur-fitur planet ini siap dilacak.[121]
Penjelajahan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Penjelajahan Neptunus
Ilustrasi Voyager 2 melewati Neptunus pada tahun 1989.
Voyager 2 berada di jarak terdekat dengan Neptunus pada 25 Agustus 1989. Karena Neptunus
merupakan planet besar terakhir yang dikunjungi wahana antariksa ini, diputuskan agar Voyager
2 diterbangkan dalam jarak dekat dengan Triton, satelit Neptunus, tanpa mempertimbangkan
konsekuensi terhadap lintasan terbangnya, sama seperti yang dilakukan kepada Voyager 1 ketika
melintasi Saturnus dan satelitnya, Titan. Gambar yang dikirimkan ke Bumi dari Voyager 2
menjadi dasar program malam PBS tahun 1989, Neptune All Night.[122]
Mosaik Triton oleh Voyager 2
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Ketika bertemu dengan Neptunus, sinyal dari wahana ini membutuhkan 246 menit untuk tiba di
Bumi. Karena itu, sebagian besar misi Voyager 2 bergantung pada komando yang telah dimuat
untuk pendekatan Neptunus. Voyager 2 melakukan pendekatan dengan satelit Nereid sebelum
berada 4400 km dari atmosfer Neptunus pada 25 Agustus, kemudian terbang dekat dengan satelit
terbesar Triton pada hari itu juga.[123]
Voyager 2 membenarkan keberadaan medan magnet mengitari planet ini dan menemukan bahwa
medan ini seimbang dengan pusatnya dan mengambang sama seperti medan di sekitar Uranus.
Pertanyaan tentang rotasi planet ini dipecahkan menggunakan pengukuran emisi radio. Voyager
2 juga memperlihatkan bahwa Neptunus memiliki sistem cuaca yang aktif. Enam satelit baru
ditemukan, dan planet ini diperlihatkan memiliki lebih dari satu cincin.[52][123]
Pada tahun 2003, "Vision Missions Studies" NASA diusulkan untuk mengimplementasikan misi
"Neptune Orbiter with Probes" yang melaksanakan ilmu tingkat Cassini tanpa tenaga listrik atau
dorongan berbasis fisi. Penelitiannya sedang dilakukan di JPL dan California Institute of
Technology.[124]
PENEMU TINTA
Di zaman kuno adalah sangat sulit bagi manusia untuk menghasilkan bahan pencelupan warga
ungu dari bahan alami. Itulah sebabnya mengapa kain celup ungu sangat jarang dan mahal pada
zaman itu. Adipati Huan dari Negara Qi masa periode Semi dan Gugur (722 – 481 Sebelum
Masehi) menjadi sangat kejam karena ia lebih menyukai pakaian ungu, maka itu, menyebabkan
para pedagang menaikkan harga barang tenunan warna ungu yang sudah mahal menjadi sepuluh
kali lipat.
Pada masa Yunani dan Romawi kuno mampu membuat bahan celup kristal (alizarin) ungu dari
akar suatu tanaman, dan mereka memanfaatkan bahan celup alizarin untuk bahan celup kain serta
untuk lukisan. Kekurangannya adalah tidak benar-benar ungu namun warna yang mendekati
burgundy. Pada masa Yunani, India dan Persia kuno, mengatasi masalah ini dengan mencampur
bahan celup warna merah dan biru. Ketika ahli ilmu pengetahuan melakukan penelitian materi
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
untuk superkonduktor pada tahun 1980-an, mereka secara tidak sengaja menghasilkan bahan
celup ungu – BaCuSi206, juga disebut “Ungu Han.” BaCuSi206 tidak pernah ditemukan di alam,
dan sulit untuk menghasilkan BaCuSi206 bahkan dengan teknologi modern.
Penemuan para ahli pengawetan artifak dari Jerman membuat kegemparan dan menimbulkan
banyak pertanyaan baru di bidang arkeologi: “Bagaimana orang Tionghoa kuno menghasilkan
BaCuSi40 dan BaCuSi206? Apalagi pertukaran informasi terbatas pada zaman kuno. Jadi, bahan
celup disiapkan dari materi yang ditemukan di alam di tiap daerah. Lagi pula, manusia sekarang
tidak mampu menghasilkan BaCuSi206 dengan teknologi modern sampai beberapa dekade yang
lalu. Bagaimana mungkin orang Tionghoa memiliki teknologi untuk menghasilkan BaCuSi206
pada 200 Sebelum Masehi?”
Bahan celup ungu yang tercetak pada tanah liat tentara yang dikubur bersama Kaisar Pertama
Dinasti Qin adalah BaCuSi206, juga dikenal Ungu Han.
Penemuan lain terhadap bahan celup modern pada artifak kuno berasal dari Amerika Serikat.
Yakni Peta Vinland yang kontroversial. Peta Vinland merupakan sebuah peta Latin bertanggal
1434. Sekarang disimpan di Yale University. Banyak ilmuwan berpikir ini nyata, namun banyak
yang menganggapnya palsu karena terdapat zat anatase pada tinta, sebuah bentuk khusus dari
dioksida titanium. Laporan yang dipublikasikan pada Agustus 2002 mengenai jurnal
Radiocarbon, para ilmuwan menyimpulkan bahwa tanggal perkamen Peta Vinland berkisar 1434
Sebelum Masehi, atau hampir 60 tahun sebelum Christopher Columbus menginjakkan kaki di
Hindia Barat. [1]
Peta Vinland pertama kali ditemukan pada 1957 di toko buku di Genewa, Switzerland. Terbuat
dari kulit domba dengan panjang 15,76 inci dan lebar 11.03 inci. Tak seorangpun yang tahu siapa
pemilik sebelumnya. Menurut peta, Vinland terletak di bagian barat Eropa. Tulisan pada peta itu
tertulis, pada bagian, “Dengan kehendak Tuhan, selama melakukan pelayaran panjang dari pulau
Greenland menuju selatan ke bagian-bagian tersisa yang paling tidak ramah dari samudera barat,
melayari di tengah-tengah es, rekan Bjarni dan Leif Erikson menemukan daratan baru, sangat
subur dan bahkan memiliki tumbuh-tumbuhan merambat,….. dimana pulau tersebut mereka
namakan Vinland.”
Perkamen yang kontroversial ini, disebut Peta Vinland, disimpan di Beinecke Rare Book Yale
University dan Perpustakaan Manuskrip.
Awal tahun 1995, Harbottle, bersama dengan Douglas J. Donahue dari Universitas Arizona, dan
Jacqueline S. Olin dari Smithsonian Center for Materials Research and Education, melakukan
studi ilmiah secara terperinci terhadap parkamen itu. Menggunakan Akselerator Spektrometer
Massa milik Yayasan Ilmu Pengetahuan Nasional – Universitas Arizona, para ilmuwan
menentukan dengan tepat tanggal 1434 Sebelum Masehi ditambah dan dikurangi 11 tahun.
Keakuratan tinggi yang unik terhadap tanggal tersebut dimungkinkan karena tanggal parkamen
itu berada pada kurva kalibrasi penanggalan carbon-14. Pengumuman ini telah dikonfirmasikan
bahwa tanggal Peta Vinland pada abad ke-15. Columbus mungkin sudah mengetahui Peta
Vinland sebelum penemuan Amerika Utara.
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Sejak ditemukan Peta Vinland, banyak ilmuwan menyatakan itu adalah palsu. Argumen terbesar
adalah: “Tinta pada peta itu hanya dapat dibuat dengan teknologi sintetik modern. Orang Eropa
tidak mempunyai teknologi semacam itu pada abad pertengahan.” Robin Clark, D. Sc., Sir
William Ramsay, Profesor Kimia dari University College London, Inggris, dan kandidat
doktoral, Katherine Brown, menggunakan spectroscopy microprobe Roman untuk
mengidentifikasi komponen kimia dari tinta di atas Peta Vinland. Mereka menemukan bahwa
tinta tersebut mengandung anatase (Ti02), bentuk umum dari dioksida titanium di alam.
Beberapa ilmuwan telah menyimpulkan bahwa peta tersebut pasti berasal pada abad ke-20
karena anatase tidak dapat dikumpulkan sampai sekitar 1923 [2].
Jacqueline Olin menirukan tinta empedu keras, seperti tinta yang ditemukan di peta tersebut.
Peniruannya terhadap tinta empedu keras mengandung antase (Ti02) [3]. Namun demikian, Dr.
Kenneth M. Towe, seorang geologi di Departemen Paleobiologi, Institut Smithsonia,
memberikan argumentasi pada artikelnya 2004 di Analytical Chemistry, “Tinta empedu keras
kaya akan besi.” Namun, bukti analitis menunjukkan bahwa persentasi besi pada tinta yang
ditemukan di peta itu sangat rendah. [4].
Tanggapan Olin adalah bahwa mungkin besi telah hilang karena kemerosotan tinta dan dia
menyarankan untuk penyelidikan lebih lanjut dengan cara lain pada tinta yang mengandung
titanium. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa tinta yang ditemukan pada peta itu mengandung
tembaga, seng, aluminium, dan emas, dimana mirip dengan banyak tinta pada abad pertengahan.
Namun begitu, Rojin J.H. Clark, Christopher Ingold Laboratories, University College London,
dengan cepat menyangkal argumentasinya: “Sayang sekali artikelnya berdasarkan spekulasi,
kurang logika, dan juga kurang informasi atau pandangan baru tentang tinta, hanya terdiri atas
penulisan ulang dari publikasi awalnya. Publikasinya telah menyiram minyak kepada ilmu
pengetahuan dan pers populer dimana akan membakarnya, sepenuhnya tidak tepat, kontroversial
terhadap topik ini.” [5]
Ada dua ulasan utama atas perdebatan panas terhadap keaslian Peta Vinland. Pertama, asumsi
umum terhadap bahan kimia bahwa teknologi kuno pasti kurang berkembang dari pada teknologi
modern. Kemudian, ketika sebuah relik mengandung bahan campuran yang dibuat oleh teknologi
yang ditemukan pada zaman modern, ilmuwan modern dengan cepat memegang asumsi mereka
dan menyatakan itu adalah palsu. Kedua, untuk pengetahuan sejarah dari keaslian Peta Vinland
adalah persiapan untuk penulisan ulang sejarah dimana Columbus pertama kali menemukan
Amerika Utara. Ini adalah sebuah perubahan dimana para sejarawan ortodoks modern belum
ingin menerimanya.
Dibandingkan dengan kontroversial tingkat tinggi Peta Vinland, bahan celup Biru Han dan Ungu
Han Tionghoa agak kurang kontroversi. Karena contoh bahan celup diambil langsung dari kayu
dan patung-patung tanah liat serdadu serta kuda yang ditimbun di dalam makam Kaisar Pertama
Dinasti Qin, tidak ada seorangpun menanyakan keaslian bahan celup tersebut. Jika contoh bahan
celup dikumpulkan dari koleksi barang-barang antik dari pedagang barang antik China di
Beijing, banyak orang pikirannya sangat dibatasi oleh keterbatasan mereka, apakah akan
melompat ke kaki mereka dan berargumentasi bahwa bahan celup Han Ungu kuno sebagai
sebuah kepalsuan zaman modern.
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
Banyak relik kuno dan catatan-catatan bersejarah telah ditemukan. Banyak artifak ditemukan di
makam-makam kuno atau penemuan-penemuan kuno yang tercatat pada catatan-catatan
bersejarah dibuat dengan teknologi yang tingkatnya sama atau melebihi teknologi modern.
Bahan celup Ungu Han ditemukan pada kayu dan tanah liat serdadu dan kuda yang ditanam di
dalam makam merupakan salah satu kasus asli dimana ilmuwan modern tidak dapat
menyangkalnya. Para ilmuwan sekali lagi menyatakan lukisan-lukisan prasejarah di gua
Altamira adalah kebohongan moderm karena pigmen bumi ditemukan pada lukisan-lukisan
tersebut adalah terlalu indah sekali bagi ilmuwan untuk percaya dimana merupakan pigmen
prasejarah. Akhirnya ilmuwan membuktikan lukisan-lukisan di gua Altamira adalah asli. Ini
adalah sebuah pelajaran, jika kita dapat membebaskan diri kita sendiri dari banyak konsepkonsep sebelumnya dan berada dalam kerangka ilmu pengetahuan serta bersikap objektif dalam
analisa ilmiah, umat manusia akan berkembang lebih akurat dan memahami lebih mendalam
terhadap sejarah dan budaya kita sendiri. (Erabaru/har)
Penemu Internet
http://linezone.wordpress.com/2011/02/06/penemu-internet/
Pada bulan Agustus tahun 1962, J.C.R Licklider dari MIT
(Massachuet Institute of Technology) mengemukakan sebuah konsep bahwa interaksi sosial
dapat dilakukan juga melalui sebuah jaringan komputer. Konsep ini dikenal dengan nama sistem
kerja galatic network. Licklider ini mempunyai vise sebuah jaringan komputer global yang saling
berhubungan di mana setiap orang dapat mengakses data dan program secara tepat dari tempat di
manapun. Semangat konsep tersebut sangat sesuai dengan konsep internet sekarang ini.
Lincklider adalah pimpinan pertama riset program komputer dari proyek DARPA, yang dimulai
pada bulan Oktober tahun 1962. Selama DARPA, Licklider bekerja sama dengan Ivan
Sutherland. Bob Taylor dan Lawrence G. Roberts Leonard Kletirock di MIT mempublikasikan
tulisannya berjudul “The first paper on packet switching theory” dalam bulan Juli tahun 1961
dan “The first book on the subject” tahun 1964. Kleinrock sepaham dengan Roberts dalam teori
kelayakan komunikasi mempergunakan sistem paket data daripada hanya mempergunakan
sebuah rangkaian elektronik. Teori ini merupakan cikal bakal adanya jaringan komputer.
Langkah penting lainnya adalah membuat komputer dapat saling berkomunikasi secara bersama-
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
sama. Untuk membuktikan hal tersebut, pada tahun 1965 Roberts bekeja sama dengan Thomas
Merrill, menghubungkan komputer TX-2 yang ada di Mass dengan komputer Q-32 yang ada di
California dengan mempergunakan sebuah saluran dengan dial-up yang berkecepatan rendah. Ini
merupakan jaringan komputer pertama yang luas dan dibuat untuk pertama kalinya dalam skala
kecil. Hasil dari percobaan ini membuktikan bahwa penggunaan waktu dalam komputerkomputer tersebut dapat bekerja dengan baik, menjalankan program, mengambil atau mengedit
data seperti yang biasa dilakukan pada sebuah mesin dengan remote controlnya.
Pada tahun 1966 Roberts pergi ke DARPA untuk mengembangkan konsep jaringan komputer
dan dipublikasikan pada tahun 1967. Pada waktu yang bersamaan, Donald Davies dan Roger
Scantlebury dari NPL menulis makalah yang berhubungan dengan konsep paket pada jaringan
komputer. Berdasarkan kurun waktu, kelompok peneliti dari MIT bekerja pada tahun 1961-1967.
Kelompok dari RAND bekerja pada tahun 1962-1965 dan kelompok NPL bekerja pada tahun
1964-1967. Kata paket telah diadopsi dari hasil kerja kelompok NPL dan diusulkan
dipergunakan dalam saluran komunikasi data ARPANET. Sehingga komunikasi data dalam
proyek itu diubah dari 22 kbps menjadi 50 kbps.
Bulan Agustus tahun 1968, setelah Roberts dan penyandang dana proyek DARPA merevisi
struktur dan spesifikasi ARPANET. DARPA mengembangkan salah satu komponen kunci paket
data yang disebut interface message processor (IMP). Topologi dan ekonomi jaringan dirancang
dan dioptimisasi oleh Roberts bersama Howard Frank dan tim lainnya dari Network Analysis
Corporation. Pengukuran sistem jaringan dilakukan oleh tim pempinan Kleinrock di UNCLA.
Karena pada awalnya dilakukan pengembangan teori paket data oleh Kleinrock, maka Network
Meassurement Center yang dibangun Kleinrock di UNCLA terpilih sebagai note pertama proyek
ARPANET. Hal ini terjadi pada awal September 1969 di mana host pertama komputer pertama
telah tersambung. Sebagai node kedua dipilih dari proyek Dough Englebart yang mengerjakan
augmentation of human intellect di Stanford Research Insttitute (SRI). SRI mendukung Network
Information Center sebagai pemiliharaan tabel nama host addres mapping sesuai dengan
direktori
RFC’s
Sebulan kemudian, pada saat SRI telah telah tersambung ke ARPANET, pesan pertama dari host
ke host telah dikirimkan dari laboratorium Kleinrock ke SRI. Dua node lainnya segera dibangun
di UC Santa Barbara di University of Utah. Pada Akhir tahun 1969, empat komputer host telah
bergambung bersama dalam inisial ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network)
maka cikal bakal internet telah lahir.
Jaringan dalam ARPANET menghubungkan pusat penelitian Departement Pertahanan AS
dengan pusat penelitian di universitas-universitas di AS. Pada perkembangannya banyak
lembaga pemerintahan yang lain seperti perpustakaan dan kelompok-kelompok bisnis bergabung
dengan jaringan ini. ARPANET dirancang untuk menghadapi kemungkinan serangan nuklir. Jika
musuh menyerang salah satu titik pada jaringan Internet, sistem ini dirancang, sedemikian rupa
sehingga jaringan tersebut tidak akan lumpuh. Hal ini dimungkin-kan karena sistem ini
menggunakan rute-rute alternatif sehingga jaringan internet tidak memiliki pusat dalam jaringan.
Karena tidak adanya sentralisasi maka jaringan internet dapat berkembang dengan sangat cepat.
Siapapun dapat bergabung dengan menambah jumlah komputer dan jaringan lokal dalam
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
internet. Bulan Desember tahun 1970. Network Working Group (NWG) menyelesaikan protokol
dalam ARPANET yang sering disebut Network Control Protocol (NCP). ARPANET secara
lengkap mempergunakan NCP selama periode 1971-1972 dan para pengguna jaringan komputer
akhirnya dapat melakukan pengembangan aplikasinya. Pada tahun 1971 ada sekitar 15 node (23
host) yang ada dalam ARPANET yang menciptakan pesan dalam berkomunikasi. Pesan melalui
jaringan ini disebut e-mail, yang sampai saat ini dipakai dalam berkomunikasi. Bulan Oktober
tahun 1972. Kahn telah mengorganisasikan sebuah demonstrasi besar dan sukses ARPANET di
International Computer Communication Conference (ICCC). Ini merupakan pertama kalinya
diperkenalkan ke masyarakat luas. Dalam demo ini diperkenalkan instilah e-mail (electronic
mail). Dalam bulan Maret, ROy Tomlinson dari BBN membuat program penulisan pesan e-mail
pertama. Hal ini dilakukan atas dorongan kebutuhan ARPANET akan sebuah mekanisme
koordinasi yang mudah. Dalam bulan Juli, Roberts mengembangkan utility dengan membuat
program e-mail utility pertama ke dalam daftar, pemilihan untuk pembacaan file, meneruskan
(forward) dan memberikan jawaban sebuah pesan. Dari penemuan ini maka e-mail merupakan
aplikasi yang paling banyak dipergunakan dalam jaringan komputer selama beberap dekade.
Pada tahun 1973, hubungan international dilakukan pertamakali ARPANET yaitu universitas
College of London di Inggrus dengan Royal Radar Establishment (Norway). Pada waktu itu
dirancang ethernet yang menjadi dasar hubungan jaringan lokal (local area network). Selain itu
dirancang gateway yang merupakan penghubung jaringan-jaringan yang arsitektirnya berbedabeda dan pengenalan file transfer protocol sebagai sarana komputer untuk mengirim dan
menerima data.
Pada tahun 1974 TCP mulai banyak digunakan sebagai dasar dalam komunikasi di Internet. Dan
dalam waktu yang bersamaan ditemukan telnet, yang merupakan versi komersial dari
ARPANET. Pada tahun 1976 penggunaan jaringan pada internet semakin banyak. AT & T Bell
Laboratories mengembangkan UUCP (Unix to Unix Copy) yang disebarluaskan dengan sistem
operasi Unix. Pada waktu itu Unix masih menjadi sistem operasi di universitas-universitas dan
badan-badan penelitian. Tahun berikutnya, jumlah host yang mengakses internet bertambah
bahkan menembus angka 100. Pada waktu itu THEORYNET menyediakan e-mail ke lebih dari
100 peneliti di bidang komputer dan menggunakan protokol Internet melalui gateway.
Sekitar 1979 situs-situs multiuser yang interaktif mulai dibuat dan banyak fasilitas lainnya yang
ditemukan dan menambah fasilitas dalam. Di antaranya, newsgroup, www dan masih banyak
lainnya. Di awal 1980-an, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu ARPANET dan
Milnet (sebuah jaringan militer). Tetapi keduanya mempunyai hubungan sehingga komunikasi
latar jaringan tetap dapat dilakukan. Pada mulanya jaringan interkoneksi ini disebut DARPA
itnernet, tapai lama-kelamaan disebut sebagai iternet saja. Di tahun 1986 lahir National Science
Foundation Network dengan 5 buah pusat super komputer. Jaringan ini kemudian berkembang
untuk menghubungkan berbagai jaringan akademis lainnya yang terdiri atas universitas dan
konsorsium-konsorsium riset, NSFNET mulai menggantikan ARPANET sebagai jaringan riset
utama di Amerika Pada bulan Maret 1990 ARPANET secara resmi dibubarkan. Pada saat
NSFNET dibangun, berbagai jaringan internasional didirikan dan dihubungkan ke NSFNET.
Australia, negara-negara Skandinavia, Inggris, Perancis, Jerman, Kanada dan Jepang segera
bergabung. Pada saat ini Internet terdiri atas lebih dari 15000 jaringan yang mengelilingi dunia
(70 negara di 7 benua). Sekitar 25 juta orang dapat saling mengirimkan pesan melalui internet
dan jaringan-jaringan lain terhubung dengannya. Pemakaiannya sudah bukan murni untuk riset
Ovi Norma Yunianti XI IPA 2 *14
saja, tetapi mecakup kegiatan sosial, komersial (melalui jaringan antar komersial bernama CIX)
budaya dan lain-lain. Saat ini kebanyakan orang menyebut internet sebagai struktur fisik
jaringan, yang terdiri dari komputer client dan server serta line telepon yang menghubungkan
segala sesuatunya. Beberapa macam layanan telah dikembangkan selama bertahun-tahun untuk
dipakai sebagai fasilitas berbagai informasi antar bermacam-macam situs yang ada di internet.
Pada awal tahun 1991, modernisasi Internet dimulai. Commercial Internet eXchange (CIX)
dibentuk setelah NSF mengangkat batasan-batasan penggunaan komersial dari jaringan. Dalam
hal ini mekanisme untuk index dan akses informasi di internet semakin diperluas.
Pengembangannya internet diperluas, misalnya: e-mail message, teks, computer code, image,
graphics, sound files, database dan aplikasi lainnya. Kemampuan teknis pencarian data yang
lebih baik juga diimplementasikan, yaitu dengan keyword search. Munculnya World Wide Web
(WWW) menambah variasi dalam aplikasi internet serta lebih poluler, karena dalam WWW
aspek multimedia bisa masuk dan lebih mudah untuk diakses.
Download