Penulis Sigit Candra Setia

advertisement
JUSIKOM, Vol 2, No. 1, Juni 2017
Sigit Candra Setia
Smart Tester Berbasis Mikrokontroler ATMega 328P
Sigit Candra Setia
STT Pagaralam
Jl. Masik Siagim No.75 Simpang Mbacang Dempo Tengah Pagar Alam
e-mail: [email protected]
Abstrak
Mikrokontroler kini semakin berkembang pesat dan semakin banyak diminati dalam
aplikasi sistem kendali. Bahkan saat ini sudah banyak mikrokontroler yang menjadi yang sudah
dalam bentuk modul. Salah satu modul mikrokontroler yang banyak digunakan adalah arduino.
Arduino adalah jenis suatu papan yang berisi mikrokontroler. Multimeter yang biasa dijual
dipasaran kebanyakan hanya untuk mengukur arus, tegangan, dan resistansi suatu komponen
elektronika dan tidak dapat mengukur kutub-kutub dari masing-masing komponen tersebut
sehingga harus mempelajari lebih lanjut untuk mengetahui mana saja kutub dari komponenkomponen. Hal ini tentu jadi suatu permasalahan tersendiri bagi yang akan merangkai suatu
komponen elektronika. Maka dari itu, sangat dibutuhkan suatu alat ukur yang tidak hanya
mengukur besaran arus, tegangan, dan resistansi suatu komponen, tetapi juga dapat
mengetahui kutub-kutub dan kaki-kaki seperti komponen dioda dan transistor. Hal ini dapat
diwujudkan dengan merancang suatu Smart Tester yang dapat mengukur kaki-kaki komponen
elektronika. Dengan menggunakan mikrokontroler. Data hasil pengukuran setiap komponen
akan ditampilkan melalui LCD Display.
Kata kunci— Mikrokontroler, Smart Tester, LCD
Abstract
Microcontrollers are now growing rapidly and increasingly in demand in control
system applications. Even now there are many microcontrollers that are already in the form of
modules. One of the most widely used microcontroller modules is arduino. Arduino is a type of
board that contains a microcontroller. The commonly sold multimeters on the market are mostly
just to measure the current, voltage, and resistance of an electronic component and can not
measure the poles of each component so that has to learn more to know which poles of the
components are. This is certainly a problem for who will assemble an electronic component.
Therefore, it is needed a measuring instrument that not only measures the current, voltage, and
resistance of a component, but also can know the poles and legs such as components of diodes
and transistors. This can be realized by designing a Smart Tester that can measure the legs of
electronic components. By using microcontroller. The measurement data of each component
will be displayed through LCD Display.
Keywords— Microcontroler, Smart Tester, LCD
I.
PENDAHULUAN
Mikrokontroler
kini
semakin
berkembang pesat dan semakin banyak
diminati dalam aplikasi sistem kendali.
Bahkan
saat
ini
sudah
banyak
mikrokontroler yang sudah dalam bentuk
modul. Salah satu modul mikrokontroler
yang banyak digunakan adalah arduino.
STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau
Arduino adalah jenis suatu papan yang
berisi mikrokontroler. Arduino menjadi
sangat popular dalam beberapa tahun ini
dikarenakan
penggunaaannya
yang
sederhana dan mudah untuk di rancang
sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Multimeter yang biasa dijual
dipasaran kebanyakan hanya
untuk
mengukur arus, tegangan, dan resistansi
44
JUSIKOM, Vol 2, No. 1, Juni 2017
suatu komponen elektronika dan tidak dapat
mengukur kutub-kutub dari masing-masing
komponen
tersebut
sehingga
harus
mempelajari lebih lanjut untuk mengetahui
mana saja kutub dari komponen-komponen.
Hal ini tentu jadi suatu permasalahan
tersendiri bagi yang akan merangkai suatu
komponen elektronika. Maka dari itu,
sangat dibutuhkan suatu alat ukur yang
tidak hanya mengukur besaran arus,
tegangan, dan resistansi suatu komponen,
tetapi juga dapat mengetahui kutub-kutub
dan kaki-kaki seperti komponen resistor.
Hal ini dapat diwujudkan dengan
merancang suatu Smart Tester yang dapat
mengukur kaki-kaki komponen elektronika.
Dengan menggunakan mikrokontroler. Data
hasil pengukuran setiap komponen akan
ditampilkan melalui LCD Display.
II. METODE PENELITIAN
2.1 Smart Tester
Smart tester adalah sebuah alat
yang bisa difungsikan untuk mengecek
macam-macam komponen Elektronika.
penggunaannya tinggal sambungkan probe
(bebas) ke komponen yg mau ditest
kemudian tekan tombol test yang diatas
tombol power wama merah, maka akan
terbaca nilai dan jenis komponen tersebut,
seperti contoh jenis komponen Transistor
NPN / PNP serta urutan kaki BCE-nya, bisa
membaca nilai ESR Capasitor, Resistor,
Dioda, Triac, Capasitor, Inductance, LED
dan masih banyak lagi kegunaannya [1].
2. 2 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah
sistem komputer fungsional dalam sebuah
chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti
prosesor, memori (sejumlah kecil RAM,
memori program, atau keduanya), dan
perlengkapan input output [1].
Dengan kata lain, mikrokontroler
adalah suatu alat elektronika digital yang
mempunyai masukan dan keluaran serta
kendali dengan program yang bisa ditulis
dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja
mikrokontroler sebenarnya membaca dan
menulis data. Sekedar contoh, bayangkan
STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau
Sigit Candra Setia
diri Anda saat mulai belajar membaca dan
menulis, ketika Anda sudah bisa melakukan
hal itu Anda bisa membaca tulisan apapun
baik buku, cerpen, artikel dan sebagainya,
dan Andapun bisa pula menulis hal-hal
sebaliknya. Begitu pula jika Anda sudah
mahir membaca dan menulis data maka
Anda dapat membuat program untuk
membuat suatu sistem pengaturan otomatik
menggunakan
mikrokontroler
sesuai
keinginan
Anda.
Mikrokontroler
merupakan komputer didalam chip yang
digunakan untuk mengontrol peralatan
elektronik, yang menekankan efisiensi dan
efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa
disebut “pengendali kecil” dimana sebuah
sistem elektronik yang sebelumnya banyak
memerlukan
komponen-komponen
pendukung seperti IC TTL dan CMOS
dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya
terpusat
serta
dikendalikan
oleh
mikrokontroler ini.
Mikrokonktroler digunakan dalam
produk dan alat yang dikendalikan secara
automatis, seperti sistem kontrol mesin,
remote controls, mesin kantor, peralatan
rumah tangga, alat berat, dan mainan.
Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan
konsumsi tenaga dibandingkan dengan
mendesain menggunakan mikroprosesor
memori, dan alat input output yang
terpisah,
kehadiran
mikrokontroler
membuat kontrol elektrik untuk berbagai
proses menjadi lebih ekonomis.
Agar sebuah mikrokontroler dapat
berfungsi, maka mikrokontroler tersebut
memerlukan komponen eksternal yang
kemudian disebut dengan sistem minimum.
Untuk membuat sistem minimal paling
tidak dibutuhkan sistem clock dan reset,
walaupun pada beberapa mikrokontroler
sudah menyediakan sistem clock internal,
sehingga tanpa rangkaian eksternal pun
mikrokontroler sudah beroperasi. Yang
dimaksud dengan sistem minimal adalah
sebuah rangkaian mikrokontroler yang
sudah dapat digunakan untuk menjalankan
sebuah aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler
tidak akan berarti bila hanya berdiri sendiri.
Pada dasarnya sebuah sistem minimal
45
JUSIKOM, Vol 2, No. 1, Juni 2017
mikrokontroler AVR memiliki prinsip yang
sama.
2. 4 Mikrokontroler Atmega 328P
ATMega328
adalah
mikrokontroller keluaran dari atmel yang
mempunyai arsitektur RISC (Reduce
Instruction Set Computer) yang dimana
setiap proses eksekusi data lebih cepat dari
pada
arsitektur
CISC
(Completed
Instruction
Set
Computer)
[2].
Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur
antara lain :
a. 130 macam instruksi yang hampir
semuanya dieksekusi dalam satu siklus
clock.
b. 32 x 8-bit register serba guna.
c. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan
clock 16 MHz.
d. 32 KB Flash memory dan pada
arduino memiliki bootloader yang
menggunakan 2 KB dari flash memori
sebagai bootloader.
e. Memiliki EEPROM (Electrically
Erasable Programmable Read Only
Memory) sebesar 1KB sebagai tempat
penyimpanan data semi permanent
karena
EEPROM
tetap
dapat
menyimpan data meskipun catu daya
dimatikan.
f. Memiliki SRAM (Static Random
Access Memory) sebesar 2KB.
g. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14
pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width
Modulation) output.
h. Master / Slave SPI Serial interface.
Mikrokontroller
ATmega 328
memiliki
arsitektur
Harvard,
yaitu
memisahkan memori untuk kode program
dan memori untuk data sehingga dapat
memaksimalkan kerja dan parallelism.
Instruksi-instruksi dalam memori program
dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana
pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi
berikutnya sudah diambil dari memori
program.
Konsep
inilah
yang
memungkinkan instruksi-instruksi dapat
dieksekusi dalam setiap satu siklus clock.
32 x 8-bit register serba guna digunakan
untuk mendukung operasi pada ALU
(Arithmatic Logic Unit) yang dapat
STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau
Sigit Candra Setia
dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register
serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3
buah register pointer 16-bit pada mode
pengalamatan tidak langsung untuk
mengambil data pada ruang memori data.
Ketiga register pointer 16-bit ini
disebut dengan register X (gabungan R26
dan R27), register Y (gabungan R28 dan
R29), dan register Z (gabungan R30 dan
R31). Hampir semua instruksi AVR
memiliki format 16-bit. Setiap alamat
memori program terdiri dari instruksi 16-bit
atau 32-bit. Selain register serba guna di
atas, terdapat register lain yang terpetakan
dengan teknik memory mapped I/O selebar
64 byte. Beberapa register ini digunakan
untuk fungsi khusus antara lain sebagai
Register Control Timer/ Counter, Interupsi,
ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi
I/O
lainnya.
Register–register
ini
menempati memori pada alamat 0x20h–
0x5Fh.
Gambar 1. Konfigurasi Pin Atmega328P
2. 5 Resistor
Resistor atau disebut juga dengan
Hambatan adalah Komponen Elektronika
Pasif yang berfungsi untuk menghambat
dan mengatur arus listrik dalam suatu
rangkaian Elektronika [3]. Satuan Nilai
Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω).
Nilai Resistor biasanya diwakili dengan
Kode angka ataupun Gelang Warna yang
terdapat di badan Resistor. Hambatan
Resistor sering disebut juga dengan
Resistansi atau Resistance.
Gambar 2. Resistor
46
JUSIKOM, Vol 2, No. 1, Juni 2017
2.6 Dioda
Dioda
adalah
Komponen
Elektronika Aktif yang berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah dan
menghambat arus listrik dari arah
sebaliknya [3]. Diode terdiri dari 2
Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang
umumnya terbuat dari Silikon dan
berfungsi sebagai penyearah arus bolak
balik (AC) ke arus searah (DC).
2. Dioda Zener (Zener Diode) yang
berfungsi
sebagai
pengamanan
rangkaian setelah tegangan yang
ditentukan oleh Dioda Zener yang
bersangkutan. Tegangan tersebut sering
disebut dengan Tegangan Zener.
3. LED (Light Emitting Diode) atau Dioda
Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda
yang peka dengan cahaya sehingga
sering digunakan sebagai Sensor.
5. Dioda Schottky (SCR atau Silicon
Control Rectifier) adalah Dioda yang
berfungsi sebagai pengendali.
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda
yang dapat memancar cahaya Laser.
Dioda Laser sering disingkat dengan
LD.
Sigit Candra Setia
dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN.
UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field
Effect Transistor) dan MOSFET (Metal
Oxide Semiconductor FET) juga merupakan
keluarga dari Transistor.
Gambar 4. Resistor
2. 7 Prototype Model
Prototype adalah model atau
simulasi dari semua aspek produk
sesungguhnya yang akan dikembangkan
yang dimana model tersebut harus
representatif dari produk akhirnya [4].
Gambar 5. Prototype Model
Gambar 3. Dioda
2.6 Transistor
Transistor merupakan Komponen
Elektronika Aktif yang memiliki banyak
fungsi dan merupakan Komponen yang
memegang peranan yang sangat penting
dalam dunia Elektronik modern ini [3].
Beberapa fungsi Transistor diantaranya
adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch
(Pemutus dan penghubung), Stabilitasi
Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan
lain sebagainya. Transistor terdiri dari 3
Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B),
Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K).
Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri
STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau
Penjelasan setiap tahapan dalam Prototype :
1. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersamasama mendefinisikan format dan
kebutuhan keseluruhan perangkat lunak,
mengidentifikasikan semua kebutuhan,
dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2. Membangun prototyping
Membangun
prototyping
dengan
membuat perancangan sementara yang
berpusat pada penyajian kepada
pelanggan (misalnya dengan membuat
input dan contoh outputnya).
3. Evaluasi prototyping
47
JUSIKOM, Vol 2, No. 1, Juni 2017
4.
5.
6.
7.
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan
apakah
prototyping
yang
sudah
dibangun sudah sesuai dengan keinginan
pelanggan. Jika sudah sesuai maka
langkah keempat akan diambil. Jika
tidak, maka prototyping diperbaiki
dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
Konstruksi (Pembangunan) sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah
disepakati diterjemahkan ke dalam
pembangunan sistem yang sesuai.
Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu
sistem yang siap pakai, harus dites
dahulu sebelum digunakan. Pengujian
ini
dilakukan
dengan
pengujian
fungsional sistem, pengujian arsitektur
dan lain-lain.
Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem
yang sudah jadi sudah sesuai dengan
yang diharapkan. Jika sudah, maka
langkah ketujuh dilakukan, jika belum
maka mengulangi langkah 4 dan 5.
Menggunakan sistem
Sistem yang telah diuji dan diterima
pelanggan siap untuk digunakan.
2.6 Analisis Perancangan Sistem
2.6.1 Alat dan Bahan
a. Probe
b. Mikrokontroler Modul
c. LCD Display 16 x 2
2.6.2 Desain Sistem
Desain sistem pintu otomatis
menggunakan android ini, terdiri dari
beberapa desain utama, antara lain :
1. Desain Input
Meliputi desain komponen elektronika
yang akan diukur.
2. Desain Proses
Meliputi desain modul mikrokontroler
atmega328P.
3. Desain Perangkat Output
STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau
Sigit Candra Setia
Meliputi desain LCD Display yang
akan menampilkan hasil pembacaan
dari sensor.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
pada blok diagram dibawah ini :
Perangkat Input
(Komponen
Elektronika)
Perangkat Proses
(Mikrokontroler
Atmega328P)
Perangkat Output
(LCD Display)
Gambar 6. Blok Diagram Sistem
Dari blok diagram diatas, maka
dapat didesain suatu sistem smart tester
menggunakan mikrokontroler atmega328P.
Untuk lebih jelasnya, maka dapat dilihat
dari gambar berikut :
Mikrokontroler
Atmega328P
Komponen
Elektronika
LCD Display
Gambar 7. Desain Smart Tester
Berikut adalah diagram alir dari sistem
smart tester :
Begin
Baca Data Dari
komponen Elektronika
(Transistor, Dioda,
Resistor)
Pembacaan
mikrokontroler
Atmega328P?
Tidak
Ukur Ulang
Komponen
Ya
Tampilkan hasil
pengukuran
komponen di LCD
Matriks 16x2
Finish
Gambar 8. Flowchart Sistem
2.6.3 Perancangan Sistem
Dari hasil analisis dan desain sistem, maka
didapat suatu rangkaian skematik sistem
smart
tester
dengan
menggunakan
48
JUSIKOM, Vol 2, No. 1, Juni 2017
Sigit Candra Setia
mikrokontroler atmega328P. rangkaian
skematik ini memuat keseluruhan sistem
dan alat-alat yang akan digunakan sehingga
sistem dapat terangkai secara keseluruhan.
Gambar 10. Prototyping Implementasi
Sistem Smart Tester
III.
Gambar 9. Rangkaian Skematik Smart Tester
Dari gambar 8, secara keseluruhan
power yang digunakan dihasilkan dari
rangkaian power supply dengan tegangan
input 9 Vdc yang menghasilkan output
tegangan 5 Vdc dengan menggunakan IC
regulator 7805. Komponen elektronika
yang akan diukur dihubungkan dengan pin
ADC0 (TP1), pin ADC1(TP2), dan pin
ADC3 (TP3). Data analog hasil pembacaan
dari komponen elektronika akan diubah
kedalam
bentuk
digital
dengan
menggunakan Analog to Digital Conventer.
Mikrokontroler Atmega 328P telah
memiliki ADC didalamnya sehingga hanya
perlu penginisialisasian terhadap port ADC
tersebut. Jika pembacaan telah diolah oleh
ADC yang ada dimikrokontroler, maka
hasil pembacaan dapat ditampilkan ke
dalam unit output LCD Display. Resistor
pada input berguna untuk menahan laju
arus yang mengalir ke rangkaian
mikrokontroler. Sehingga arus yang
mengalir sesuai yang dibutuhkan oleh
mikrokontroler.
2.6.4 Implementasi Sistem
Setelah melakukan perancangan
sistem,
tahapan
selanjutnya
yaitu
mengimplementasikan sistem agar tercipta
suatu sistem smart tester menggunakan
mikrokontroler ini. Implementasi sistem
dibangun berupa prototype sistem.
STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan yang dimaksud disini
adalah penerapan dari hasil implementasi
sistem yang telah dirancang. Pembahasan
tidak terlepas dari hasil pengujian terhadap
sistem, yaitu untuk menguji apakah sistem
smart tester ini memang benar-benar layak
diimplementasikan ke dalam sistem.
Pengujian Terhadap Pembacaan Resistor
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji
pembacaan
terhadap
resistor.
Pada
pengujian pertama, pengukuran dilakukan
dengan menggunakan multimeter analog
dengan menggunakan resistor 10 Kohm.
Pengujian
dilakukan
dengan
menghubungkan kaki-kaki resistor dengan
menggunakan kabel penjepit. Hasil dari
pengujian
ini
untuk
mendapatkan
perbandingan antara multimeter standar
dengan smart tester. Berikut gambar hasil
pengujian terhadap resistor.
Gambar 11. Pengujian Pengukuran Resistor
Dengan Multimeter
Dari gambar diatas, dapat dilihat
bahwa jarum analog pada multimeter
menunjukkan angka 10 dengan kalibraasi 1
KOhm. Artinya resistor yang diukur
sebesar 10 KOhm. Salah satu cara lagi
untuk menentukan nilai resistansi dari suatu
resistor adalah dengan membaca gelanggelang warna dari resistor tersebut. Setiap
49
JUSIKOM, Vol 2, No. 1, Juni 2017
Sigit Candra Setia
gelang warna mempunyai nilai-nilai pengali
tersendiri. Berikut tabel yang menunjukkan
nilai-nilai dari gelang warna tersebut :
Tabel 1 Nilai Dari Gelang Warna Resistor
Gambar 13. Pengujian Pengukuran Resistor
Nilai resistor yang digunakan
sebesar 10 Kohm. Dari hasil pembacaan
smart tester adalah sebesar 10.06 Kohm.
Berikut hasil pembacaan dari pengukuran
resistor.
Dari tabel diatas, kita dapat
menghitung nilai resistansi resistor yang
akan kita ukur.
Gambar 12. Resistor 10 Kohm
Gambar 14. Hasil Dari Pengukuran Resistor
Gambar
diatas
menunjukkan
resistor 10 Kohm. Jika diperhatikan,
resistor diatas mempunyai 5 gelang dengan
berturut-turut warna dari gelang tersebut
adalah :
Gelang 1 : Coklat (dengan Nilai “1”)
Gelang 2 : Hitam (dengan Nilai “0”)
Gelang 3 : Hitam (dengan Nilai “0”)
Gelang 4 : Merah (dengan Nilai “102”)
Gelang 5 : Emas (Dengan Toleransi 5 %)
Nilai resistansi dari kelima warna
tersebut adalah :
100 x 102 = 10000 Ohm ± 5 %
Kemudian,
baru
dilakukan
pengujian dengan menggunakan smart
tester. Gambar dibawah menunjukkan
pengukuran resistor dengan menggunakan
smart tester.
Dari hasil pengujian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa sistem smart
tester dengan menggunakan mikrokontroler
ini dapat bekerja seperti yang diinginkan
oleh peneliti. Sistem ini dapat diterapkan
dengan baik dan membantu pihak yang
membutuhkan alat ukur digital yang akurat
dan praktis..
STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau
IV.
KESIMPULAN
Setelah alat smart tester ini
direalisasi, kemudian diuji, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Smart Tester ini terdiri atas perangkat
keras (Hardware) dan perangkat lunak
(Software). Perangkat ini terdiri dari
beberapa rangkaian yaitu:
a. Rangkaian komponen elektronika
yang akan diukur.
b. Rangkaian
Mikrokontroler
Atmega328P
50
JUSIKOM, Vol 2, No. 1, Juni 2017
2.
c. Rangkaian Display LCD 16 x 2
Smart tester ini dapat mendeteksi kakikaki komponen elektronika seperti
menentukan
kaki-kaki
transistor,
dioda, dan LED.
V. SARAN
Kepada semua pihak yang berniat
untuk mengadakan penelitian dengan alat
serupa, disarankan untuk memberikan
tambahan antara lain :
1. Pengembangan unit output dapat
menggunakan sistem display yang
lebih canggih sehingga tampilan
gambar
yang dihasilkan dapat
maksimal.
2. Pengembangan sistem yang dengan
menambahkan box untuk keseluruhan
modulnya.
STMIK MUSIRAWAS Lubuklinggau
Sigit Candra Setia
VI.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Pihak STT Pagaralam yang telah
memberi dukungan baik moril maupun
materiil terhadap penelitian ini.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Setiawan,
A
2011,
20
Aplikasi
Mikrokontroler Atmega 8535 & Atmega
16 Menggunakan Bascom-AVR, Andi
Publisher, Jakarta.
Kadir, A 2015, Buku Pintar Pemrograman
Arduino,
Penerbit
Mediacom,
Yogyakarta
Malvino, A.P 2013, Prinsip-Prinsip
Elektronika, Penerbit Salemba Teknika,
Jakarta.
Pressman, R 2013, Software Enginering (A
Practitioner’s Approach), McGraw-Hill
Higher Companies. Seventh Edition, New
York
51
Download