PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD

advertisement
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK)
Vol. 2, No. 1, Maret 2017
ISSN 2541-0393 (Media Online)
2541-0385 (Media Cetak )
PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH
PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DESIMAL
Sukardi
SD Negeri Mangunsaren 01 Tarub Tegal
*Diterima Oktober 2016, disetujui Desember 2016, dipublikasikan Maret 2017
Abstrak
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
Matematika pada materi operasi hitung pecahan desimal dengan penggunaan model pembelajaran
Active Learning tipe Index Card Match. Subjek penelitian ini adalah adalah siswa kelas V semester II
tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 31 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian
ini meliputi tes, observasi, dan dokumentasi. Data yang sudah diperoleh dianalisis secara statistik
kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Data-data yang diambil berupa aktivitas belajar siswa pada
setiap pertemuan serta nilai tes hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
model ICM dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil
observasi aktivitas belajar siswa tiap siklusnya. Pada kondisi awal, aktivitas siswa berada pada
kriteria kurang aktif, pada siklus I pada kriteria cukup aktif, dan pada siklus II pada kriteria sangat
aktif. Selain itu, penerapan model ini juga meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti
ketuntasan belajar pada pra siklus hanya 32%, pada siklus I meningkat menjadi 65% dan pada siklus
II meningkat menjadi 90%.
© 2017 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter
Kata Kunci: Active Learning; Index Card Match; Operasi Hitung; Pecahan Desimal.
PENDAHULUAN
Belajar matematika adalah suatu proses perubahan sikap, pengetahuan, pemahaman,
kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang ada dari individu yang timbul akibat suatu proses aktif
dalam menyelesaikan masalah yang muncul sebagaimana individu berpartisipasi secara aktif dalam
latihan matematika di kelas (Nurhayati dan Eko, 2016).
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, peneliti menemukan permasalahan yaitu rendahnya
hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal Matematika khususnya dalam operasi hitung bilangan
pecahan desimal. Rendahnya hasil belajar siswa ini ditunjukkan dari nilai yang didapat pada saat
Ulangan Harian Matematika, hanya 10 dari 31 siswa (32%) yang mampu mencapai nilai KKM,
sedangkan sisanya belum mampu mencapai nilai sesuai dengan KKM yang ditentukan oleh sekolah
yaitu 70. Pembelajaran matematika masih menggunakan metode ceramah, banyak siswa belum
mampu memahami materi yang dijelaskan. Saat siswa diminta mengerjakan soal latihan dengan cara
diskusi, keadaan kelas menjadi ramai dan tidak kondusif. Selain itu, siswa kurang antusias sehingga
kurang aktif dalam pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa
adalah model Active Learning. Menurut Ari Samadhi (2009: 2) pembelajaran aktif (Active Learning)
PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH PADA MATERI OPERASI
HITUNG PECAHAN DESIMAL
Sukardi
1
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK)
Volume 2 Nomor 1, Maret 2017
adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar
dalam proses pembelajaran tersebut. Salah satu tipe atau metode pembelajaran dalam Active Learning
ini adalah tipe Index Card Match (ICM). Menurut Hisyam Zaini (2008: 67), ICM adalah strategi yang
cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.
Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, siswa
diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas
mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Silberman (2009:249), salah satu cara yang pasti
untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu
untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung
lima kali lebih melekat di dalam pikiran daripada materi yang tidak. Model ICM merupakan model
pembelajaran aktif dengan menggunakan metode permainan mencari pasangan kartu. Dengan
menggunakan metode permainan, diharapkan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan
dapat terwujud.
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan
adalah: (1) Apakah model Active Learning tipe ICM dapat meningkatkan aktivitas belajar menghitung
pecahan desimal? (2) Apakah model Active Learning tipe ICM dapat meningkatkan hasil belajar
menghitung pecahan desimal?. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa
materi menghitung pecahan desimal, (2) Meningkatkan hasil belajar siswa materi menghitung
pecahan desimal.
METODE PENELITIAN
Objek tindakan dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar Matematika materi
operasi hitung pecahan desimal pada pembelajaran matematika. Penelitian ini dilaksanakan selama
6 bulan yaitu dari bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Juni 2016. Penelitian Tindakan Kelas ini
dilakukan berasarkan jadwal yang telah disusun sebelumnya. Subjek penelitian ini adalah adalah
siswa kelas V SD Negeri Mangunsaren 01 Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal semester II tahun
pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 31 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 16 siswa
perempuan.
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data (Sugiyono, 2008:308). Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Data
yang sudah diperoleh dianalisis secara statistik kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Data-data yang
diambil berupa aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan serta nilai tes evaluasi.
Cara pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini berdasarkan atas indikator kinerja.
Penelitian ini dikatakan berhasil jika indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini tercapai.
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah: 1) Aktivitas belajar siswa mencapai kriteria sekurangkurangnya aktif atau mencapai persentase 71%; 2) Ketuntasan belajar siswa secara klasikal sekurangkurangnya mencapai 80%. KKM dalam pembelajaran Matematika adalah sebesar 70. Penelitian
tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Model Kemmis & McTaggrat
yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing) dan refleksi (reflecting).
2
PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH
PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DESIMALPOLITIK
Sukardi
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK)
Volume 2 Nomor 1, Maret 2017
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil observasi aktivitas belajar
siswa dan hasil belajar siswa. Hasil observasi aktivitas belajar siswa tiap siklusnya mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus
Siklus I
Siklus II
No Indikator yang diamati
Jumlah
Jumlah
%
Kriteria
%
Kriteria
siswa
siswa
1
Siswa
memperhatikan
Cukup
Sangat
pembelajaran dengan sungguh- 18
58%
29
94%
aktif
Aktif
sungguh
2
Siswa terlihat gembira mengikuti
pembelajaran
26
84%
Aktif
30
97%
Sangat
aktif
3
Siswa
berusaha
mencari
pasangan kartu dalam model
pembelajaran Index Card Match
19
61%
Cukup
aktif
30
97%
Sangat
aktif
Siswa mencatat hal-hal yang
penting dalam pembelajaran
20
65%
Cukup
aktif
28
90%
Sangat
aktif
20,75
67%
Cukup
aktif
29,25
94%
Sangat
aktif
4
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas, hasil observasi aktivitas belajar siswa tiap siklusnya mengalami
peningkatan. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I memperoleh skor sebesar 20,75
dengan persentase sebesar 67% berada pada kriteria cukup aktif. Pada siklus II, hasil observasi
aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan perolehan skor sebesar 29,25 dengan persentase
sebesar 94% berada pada kriteria sangat aktif.
Besarnya peningkatan aktivitas belajar siswa tiap siklusnya akan semakin jelas terlihat pada
grafik berikut.
100%
80%
94%
67%
60%
40%
20%
0%
Siklus I
Siklus II
Grafik 1. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus
Berikut ini analisis hasil belajar Matematika materi operasi hitung pecahan desimal melalui
model Active Learning tipe Index Card Match (ICM) pada siswa semester II tahun pelajaran 2015/2016.
PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH
PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DESIMAL
Sukardi
3
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK)
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
Indikator
Nilai Rata-rata
Jumlah Siswa yang Tuntas
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas
Persentase Ketuntasan
Persentase Siswa yang Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Volume 2 Nomor 1, Maret 2017
Pra Siklus
59
10
21
32%
68%
90
40
Siklus I
70
20
11
65%
35%
100
40
Siklus II
81
28
3
90%
10%
100
50
Dari tabel hasil belajar di atas, dapat dijelaskan bahwa pada pra siklus terdapat 21 siswa atau
68% yang belum tuntas dalam belajarnya, sedangkan 10 siswa atau 32% telah tuntas dalam belajarnya.
Nilai terendah pada pra siklus siswa yaitu 40 sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 90 dengan nilai
rata-rata 59. Hasil belajar siswa pada Siklus I menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hasil belajar
pada siklus I terdapat 20 siswa atau 65% yang tuntas dan 11 siswa atau 35% belum tuntas. Nilai
terendah siswa pada siklus I adalah 40 dan nilai tertinggi siklus I adalah 100 dengan nilai rata-rata 70.
Hasil yang diperoleh setelah Siklus II adalah 90% atau 28 siswa telah tuntas belajarnya. Nilai terendah
pada siklus II adalah 50 dan nilai tertingginya adalah 100 dengan nilai rata-rata 81.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa
dari tiap Siklus. Peningkatan hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata
siswa tiap siklusnya sehingga banyaknya siswa yang mencapai KKM meningkat tiap siklusnya. Data
peningkatan ketuntasan klasikal bila disajikan dengan grafik, terlihat seperti pada gambar berikut.
100%
P
e
r
s s
e e
n
t
a
90%
80%
68%
65%
60%
Tuntas
40%
32%
35%
20%
Tidak Tuntas
10%
0%
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Grafik 2. Ketuntasan Klasikal Tiap Siklus
2.
Pembahasan
Berdasarkan data di atas terlihat peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan hasil
belajar siswa. Kualitas pembelajaran sebelum menggunakan model Active Learning tipe Index Card
Match (ICM) tergolong rendah hal ini dapat terlihat dengan kurang aktif dan berminatnya siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa hanya mendengar, mencatat dan mengerjakan evaluasi
saja. Perolehan nilai rata-rata sebelum menggunakan model ICM adalah 59 dan persentase siswa yang
mencapai KKM hanya 32% atau sebanyak 10 siswa sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran
tersebut belum berhasil. Adanya perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas dan
tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan sudah dapat menangkap materi yang
disajikan oleh guru walaupun hanya dengan ceramah karena 10 siswa ini memang mempunyai daya
tangkap yang lebih dibandingkan temannya yang lain. Sedangkan 21 siswa yang lain belum bisa
4
PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH
PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DESIMALPOLITIK
Sukardi
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK)
Volume 2 Nomor 1, Maret 2017
menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan ceramah atau teori saja karena daya
tangkap mereka rendah.
Sebelum menggunakan model ICM, siswa terlihat pasif dan belum terlihat adanya interaksi
belajar antara satu siswa dengan siswa lain. Setelah diterapkan, maka terlihat siswa mulai mampu
bekerja sama dengan siswa lain, lebih aktif dan percaya diri. Selain itu, penggunaan model tersebut
dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada kondisi awal,
aktivitas siswa berada pada kriteria kurang aktif, pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa sebesar
67% (kriteria cukup aktif) dan pada siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 94% (kriteria sangat
aktif).
Peningkatan aktivitas belajar siswa juga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Setelah menggunakan model ICM yang telah melalui siklus I kemudian berlanjut dengan siklus II,
kualitas pembelajaran menjadi baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran semakin meningkat. Hasilnya nilai rata-rata kelas V meningkat dari 59 menjadi 70 pada
siklus I dan meningkat lagi menjadi 81 pada siklus II.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa setelah menggunakan model
ICM. Melalui model tersebut didapatkan peningkatan jumlah siswa mencapai KKM. Pada pra siklus
siswa yang mencapai KKM hanya 10 siswa (32%), pada siklus I siswa yang mencapai KKM
meningkat menjadi 20 siswa (68%) dan pada siklus II sebanyak 28 siswa (90%) telah mencapai KKM.
Dengan kata lain, pada siklus II ketuntasan klasikal mencapai 90%.
Pada penelitian ini mulai dari tahap pembelajaran pra siklus, siklus I, siklus II mengalami
peningkatan. maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran yang efektif, efisien,
dan variatif pembelajaran Matematika dapat mencapai nilai yang memuaskan khususnya
menggunakan model ICM. Penerapan langkah-langkah model ICM sangat efisien dan efektif karena
media yang mudah dibuat dan dioperasikan, sehingga siswa merasa senang ketika mempelajari mata
pelajaran Matematika.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan
bahwa penerapan model Active Learning tipe Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil observasi aktivitas belajar siswa tiap
siklusnya. Pada kondisi awal, aktivitas siswa berada pada kriteria kurang aktif, pada siklus I persentase
aktivitas belajar siswa sebesar 67% (kriteria cukup aktif) dan pada siklus II persentase aktivitas siswa
sebesar 94% (kriteria sangat aktif). Selain itu, model ini juga dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika pada materi operasi hitung pecahan desimal pada siswa kelas V SD Negeri Mangunsaren
01 Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal semester II tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini terbukti
ketuntasan belajar pada pra siklus hanya 32%, pada siklus I meningkat menjadi 65% dan pada siklus
II meningkat menjadi 90%.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Samadhi. (2009). Active Learning. Jakarta : Teaching Improvement Workshop. Enginering Education Development
Project.
Hisyam Zaini dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani & CTSD.
Nurhayati dan Eko Supraptono. (2016). Peningkatan Keterampilan Menentukan Luas Jaring -Jaring Kubus dan Balok
Menggunakan Metode Demonstrasi. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Volume 17(1):32-36.
Silberman, Melvin. (2009). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Insan Madani
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH
PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DESIMAL
Sukardi
5
Download