KISI – KISI UTS MANAJEMEN KEUANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Definisi Manajemen Keuangan Fungsi Value dan Present Value Laporan Keuangan (Bentuk-bentuk laporan keuangan) Analisis mengenai kupon, common size, dan index Contoh kasus Angka Index Pengelolaan kas dan sekuritas Keputusan penawaran kredit Kriteria Investasi PEMBAHASAN (MODUL 1-7) – Diluar catatan MODUL 1 - MANAJEMEN KEUANGAN KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN Pengertian Manajemen Keuangan Perusahaan Bambang Riyanto, mendefinisikan : Semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang berhubungan dengan upaya memperoleh dana yang dibutuhkan dengan biaya yang seminimal mungkin dan syarat yang menguntungkan serta upaya untuk mempergunakan dana yang diperoleh tersebut secara efisien dan efektif Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggungjawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi: keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan. (Weston dan Copeland, 1992:2) Konsep Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah manajemen mengenai fungsi keuangan, dan fungsi manajemen keuangan merupakan bagaimana mempergunakan serta menempatkan dana yang ada. fungsi fungsi yang ada dalam perusahaan harusnya dilaksanakan dengan baik mengingat fungsi fungsi yang ada saling berkaitan satu sama lain. Manajemen keuangan memiliki tiga kegiatan yang utama: 1. Perolehan Dana 2. Penggunaan Dana 3. Pengelolaan Aset (Aktiva) Fungsi Manajemen Keuangan Perencanaan Keuangan Penganggaran Keuangan Pengelolaan Keuangan Pencarian Keuangan Penyimpanan Keuangan Pengendalian Keuangan Pemeriksaan Keuangan Pelaporan keuangan Peranan Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi: - Bagaimana memperoleh dana (rising of fund), dan - Bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund) Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan memilih sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri. Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab Manajer Keuangan Peran Manajer Keuangan Kesuksesan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan manajer keuangan untuk beradaptasi terhadap perubahan, meningkatkan dana perusahaan sehingga kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi, investasi dalam aset-aset perusahaan dan kemampuan mengelolanya secara bijaksana. Apabila perusahaannya dapat dikembangkan dengan baik oleh manajer keuangan, maka pada gilirannya kondisi perekonomian secara keseluruhan juga menjadi lebih baik. Tugas Manajer Keuangan Penggunaan dana efektif dan efisien Analisis laporan keuangan Analisis lingkungan internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus. Lima Aspek yang harus dilakukan Manajer Keuangan Perolehan dana dengan biaya murah Peramalan dan perencanaan Keputusan-keputusan investasi dan pendanaan Koordinasi dan kontrol Berinteraksi dengan pasar keuangan Manajemen risiko Tanggung Jawab Manajer Keuangan - Mengambil keputusan investasi /pembelanjaan aktif (investment decision) Mengambil keputusan pendanaan /pembelanjaan pasif (financing decision) Mengambil keputusan dividen (dividend decision) Keputusan-keputusan Manajemen Keuangan Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Proses perencanaan dan pengolahan investasi jangka panjang sebuah perusahaan Struktur Modal (Capital Structure) Kombinasi spesifik ekuitas dan utang jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk mendanai operasinya. Modal Kerja (Working Capital) Aset dan kewajiban jangka pendek yang dimiliki sebuah perusahaan Tujuan Manajemen Keuangan memaksimalkan nilai perusahaan memaksimalkan nilai kekayaan para pemegang saham. Nilai kekayaan dapat dilihat melalui perkembangan harga saham (common stock) perusahaan di pasar. Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian keefesienan yaitu: Tujuan normatif manajemen keuangan Nilai perusahaan yang belum go-public dapat diukur dengan harga jual seandainya perusahaan tersebut dijual. Tahapan dalam Manajemen Keuangan Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penelitian, ketiga tahap dalam manajemen keuangan adalah : Tahap Perencanaan (Peramalan keuangan) Tahap Pelaksanaan (Perencaaan keuangan dan penganggaran) Tahap Penelitian (Fungsi anggaran) Prinsip Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan dalam prakteknya merupakan aktivitas yang dilakukan dan muncul dalam rangka untuk menyehatkan keuangan perusahaan atau organisasi. maka dari itu, dalam membuat sebuah sistem manajemen keuangan, kita membutuhkan prinsip-prinsip ini yang menjadi dasarnya, diantarnya: Konsistensi (Consistency) Akuntabilitas (Accountability) Transparansi (Transparency) Kelangsungan Hidup (Viability) Integritas (Integrity) Pengelolaan (Stewardship) Standar Akuntansi (Accounting Standard) Referensi Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005. Corporate Finance, Ross, Westerfield, 2005. MODUL 2 - MANAJEMEN KEUANGAN NILAI WAKTU DARI UANG Konsep Nilai Waktu Uang Nilai satu rupiah yang ada ditangan sekarang lebih tinggi dari satu rupiah yang akan diterima pada masa datang. Nilai waktu dari uang (time value of money) mempunyai arti bahwa uang yang diterima pada waktu yang berbeda mempunyai nilai yang berbeda. Time value of money mencerminkan hubungan antara waktu, jumlah uang, dan tingkat bunga atau tingkat keuntungan investasi yang diminta, dan risiko. Bunga Majemuk dan Nilai Masa yang akan Datang (Future Value) Bunga yang terjadi bila bunga yang dibayarkan pada investasi selama periode pertama ditambahkan ke pokoknya, kemudian dalam periode kedua, bunga didapatkan dari jumlah baru ini Rumus : FV1 = PV(1+i) FV = nilai masa depan (future value) investasi di akhir 1 tahun i = tingkat suku bunga tahunan (atau diskonto) PV = nilai sekarang (present value), atau jumlah investasi awal pada awal tahun pertama Contoh Kita memasukkan $100 ke dalam tabungan dengan tingkat suku bunga majemuk 6% setiap tahunnya. Bagaimana pertambahan tabungan kita? FV1 = PV(1+ i) = $100 (1 + 0,06) = $100 (1,06) = $106 Perhitugan ini akan mempengaruhi periode selanjutnya, karena bunga yang diterima setiap tahun diperoleh dari jumlah investasi awal ditambah Pendapatan bunga tahun lalu Tabel berikut menyajikan FVIF untuk beberapa tingkat bunga untuk jumlah periode selama 10 tahun. Nilai Sekarang (Present Value) Tabel berikut menyajikan PVIF untuk beberapa tingkat bunga untuk jumlah periode selama 10 tahun. Anuitas Serangkaian pembayaran dollar yang sama untuk sejumlah tahun yang telah ditetapkan. Contoh : Pembayaran bunga obligasi sebagai pengaruh dari anuitas. Ada 2 jenis Anuitas : - Anuitas Biasa Anuitas Jatuh Tempo Anuitas Majemuk (Compound Annuities) Menabung atau menyimpan sejumlah uang yang sama di akhir tahun untuk sejumlah tahun tertentu dan membiarkan jumlah itu bertambah. Rumus = Dimana FVn = nilai masa depan dari anuitas pada akhir tahun ke-n PMT = pembayaran anuitas yang disimpan atau diterima pada akhir tahun i = tingkat suku bunga tahunan (diskonto) n = jumlah tahun akan berlangsungnya anuitas Future Value (Sum) of an Annuity of $1: FVIFA Nilai Sekarang Anuitas Dana pensiun, obligasi asuransi, dan bunga yang diterima dari obligasi semua termasuk anuitas. Untuk menentukan nilainya, kita perlu mengetahui nilai sekarang setiap anuitas tersebut. Rumus = Dimana PMT = pembayaran anuitas yang didepositokan atau diterima pada akhir tiap-tiap tahun i = tingkat diskonto (atau suku bunga) tahunan PV = nilai sekarang dari anuitas masa depan n = jumlah tahunan berlangsungnya anuitas Present Value of an Annuity of $1: PVIFA Anuitas Jatuh Tempo Untuk menentukan nilai sekarang anuitas jatuh tempo, kita hanya perlu mencari nilai sekarang dari anuitas biasa dan mengalikan dengan (1 + i), diharapkan pengaruhnya akan menghilang tahun perdiskontoan satu tahun lebih cepat. PV (anuitas jatuh tempo) = PMT(PVIFAi,n)(1 + i) Referensi Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005. Fundamental of Corporate Finance, Breyler, Myer & Markus, 2001. Corporate Finance, Ross, Westerfield, 2005. MODUL 3 - MANAJEMEN KEUANGAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan) Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis yang mengatakan laporan keuangan itu adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu berupa neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau rugi-laba. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business Enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah: - - Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya. Bentuk Laporan Keuangan Neraca (balance sheet) Laporan laba rugi (income statement) Laporan perubahan ekuitas (statement of change of equity) Laporan arus kas (cash flow statement) Catatan atas pelaporan keuangan (notes of financial statement) Laporan Laba Rugi (income statement) Suatu laporan laba rugi, mengukur jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam format paling dasar, laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai berikut: Penjualan – beban = laba Laporan Laba Rugi menyajikan informasi keuangan yang dihubungkan dengan 5 aktivitas besar usaha: 1. Penghasilan (Penjualan) 2. Harga Pokok Penjualan 3. Beban Operasi 4. Beban Keuangan dalam menjalankan bisnis 5. Beban Pajak Contoh : Laporan Laba Rugi tahunan Harley-Davidson, Inc periode 2002 (dalam USD) Neraca (balance sheet) Neraca memberikan gambaran posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu, ekuitas pemegang saham dari pemilik, kewajiban dan modal yang disediakan pemilik. Rumus : Total aktiva/aset = hutang yg belum dilunasi + ekuitas pemegang saham Jenis-jenis Aktiva - Aktiva Lancar (Current Assets) - Aktiva Tetap - Aktiva Lain Neraca : Suatu Tinjauan Aktiva lancar meliputi: kas, piutang, usaha, persediaan, dan beban dibayar di muka. Aktiva tetap meliputi: peralatan dan perlengkapan, bangunan, dan tanah. Aktiva lain: aset tidak berwujud seperti hak paten, hak cipta, dan good will. Nilai buku akuntansi: nilai aktiva sebagaimana terlihat pada neraca perusahaan. Nilai ini mewakili biaya historis aktiva yang telah lalu ketimbang nilai pasar saat ini atau biaya penggantian. Analisis Rasio Rasio keuangan (financial ratio) : hubungan yang dihitung dari informasi keuangan sebuah perusahaan dan digunakan untuk tujuan perbandingan. Rasio-rasio keuangan biasanya dikelompokkan ke dalam kategori-kategori berikut ini: 1. Rasio-rasio Solvabilitas jangka pendek atau likuiditas 2. Rasio-rasio Solvabilitas jangka panjang atau pengungkitan (leverage) keuangan 3. Rasio-rasio atau perputaran manajemen aset 4. Rasio-rasio profitabilitas 5. Rasio-rasio nilai pasar Rasio-rasio Solvabilitas jangka pendek atau likuiditas Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio-rasio Likuiditas Lainnya - Rasio kas Rasio modal kerja bersih terhadap total aset Ukuran interval Rasio-rasio Solvabilitas jangka panjang atau leverage Rasio total utang - Rasio total utang Rasio utang-ekuitas Multiplier ekuitas Kelipatan pembayaran bunga - Rasio kelipatan pembayaran utang Cakupan kas - Rasio cakupan kas Ukuran-ukuran Manajemen Aset atau Perputaran Aset Perputaran persediaan dan jumlah hari penjualan persediaan - Perputaran persediaan (Inventory Turnover) Jumlah hari penjualan persediaan Perputaran piutang dan jumlah hari penjualan dalam piutang - Perputaran piutang Jumlah hari penjualan dalam piutang Rasio Perputaran Aset - Perputaran NWC Perputaran Aset Tetap Perputaran Total Aset Ukuran-ukuran Profitabilitas Margin laba (Profit Margin) Pengembalian aset (Return on Assets) Pengembalian ekuitas (Return on Equity) Ukuran-ukuran Nilai Pasar Rasio harga laba (Price Earning – PE) Rasio harga penjualan Rasio nilai pasar terhadap nilai buku Referensi Fundamental of Corporate Finance, Breyler, Myer & Markus, 2001. Corporate Finance, Ross, Westerfield, 2005. MODUL 4 - MANAJEMEN KEUANGAN ANALISA KEUANGAN PERUSAHAAN, DU PONT, COMMON SIZE DAN INDEX DEFINISI ANALISIS DU PONT Suatu metode yang digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas. Pendekatan untuk mengevaluasi profitabilitas dan tingkat pengembalian ekuitas. (Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005). ROA yang dihasilkan melalui pekalian antara keuntungan dari komponen-komponen salesserta efisiensi penggunaan total aset di dalam menghasilkan keuntungan tersebut (Syamsudin (2000:64) suatu analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan dalam rasio aktivitas dan net profit margin dan seberapa besar pengaruhnya terhadap ROA (Sutrisno (2001:256) Tingkat Pengembalian Ekuitas = (pengembalian atas aktiva) x (1- total hutang) total aktiva Di mana tingkat pengembalian atas aktiva, atau ROA sama dengan : Tingkat pengembalian atas aktiva = laba bersih total aktiva Tingkat pengembalian atas aktiva, dapat juga menggunakan rumus berikut : = (margin laba bersih) x (perputaran total aktiva) = (laba bersih) x (penjualan) penjualan total aktiva Common Size Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal. Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut: 1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar. 2. Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri. Apabila Neraca dalam persentase per-komponen disusun secara komparatif (misalnya dua tahun berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenai perubahan komposisi, baik komposisi investasi maupun struktur modal. Laporan laba-rugi yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size percentage) dapat menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada masing-masing elemen biaya dan laba. Apabila disusun secara komparatif, dapat menggambarkan perubahan distribusi tersebut. Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di dalam neraca dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan total pasiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva (kategori). % Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% = 9,92% ⇒Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama. Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa selama dua tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnya kas, persediaan) maupun pasiva (misalnya utang jangka panjang). Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi yang dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total penghasilan dinyatakan sebesar 100%). % Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total Penghasilan) x 100% = Rp 60.000/Rp 200.000 x 100% = 30% ⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama. Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada harga pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya (pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan. Analisis Indeks Analisis indeks/trend adalah asalah satu metode analisis laporan keuang untuk mengetahui kecenderungan keadaan keuangan duatu perusahaan apakah naik, turun atau tetap. Kecenderungan posisi keuangan yang disusun untuk tiga periode atau lebih. Untuk melihat trend tersebut digunakan angka indeks 100. Oleh karena itu teknik analisisnya disebut analisis indeks. Analisis ini merubah semua angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100. Pemilihan tahun dasar bukanlah selalu tahun yang paling awal, tetapi tahun yang diangga normal. Dengan demikian analisis ini dilakukan untuk membandingkan perkembangan dari waktu ke waktu. Berdasarkan sifat analisis tersebut maka hanya laporan neracalah yang bias disajikan dalam bentuk indeks karena untuk laporan laba rugi hanya tersedia satu tahun pelaporan. Cara penyusunan laporan dengan indeks : a. Menentukan tahun dasar. b. Menentukan angka indeks pada periode tahun yang dianalisis. c. Pos-pos dari periode laporan yang dianalisis dibandingkan dengan pos-pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar. d. Dalam menghitung rasio trend/kecenderungan pada umumnya tidak semua pos-pos neraca dan laporan laba rugi dari beberapa periode tersebut dihitung, karena tujuan utama dari perhitungan rasio adalah membut perbandingan antara pos-pos yang mempunyai hubungan informasi dengan pos-pos lainnya. Trend dari suatu pos neraca atau laba rugi hanyalah merupakan data, dan belum menjadi informasi. Ia akan menjadi informasi kalau dikaitkan dengan pos-pos lainnya. Misalkan kenaikan penjualan dikaitkan dengan : aktiva produktif dalam periode yang sama, harga pokok penjualan dan biaya operasi. Kecenderungan naiknya penjualan selama beberapa periode dikaitkan dengan aktiva yang beroperasi/produktif dalam periode yang sama akan diperoleh informasi besarnya tingkat perputaran aktiva. Referensi Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005. Fundamental of Corporate Finance, Breyler, Myer & Markus, 2001. MODUL 5 - MANAJEMEN KEUANGAN PENGELOLAAN KAS DAN SEKURITAS Pengertian kas Kas merupakan mata uang dan koin yang ada di tangan perusahaan dalam laci petty cash, cash register, atau dalam rekening cek dan pasar uang. (Keown, Martin Myer & Scott) Di dalam pengertian akuntansi, kas atau cash merupakan sebuah sebutan untuk account (rekening) yang sifatnya paling lancar dalam kelompok aset (aktiva). Proses arus kas Perusahaan mengalami kenaikan tak teratur dalam kas yang dipegangnya dari beberapa sumber eksternal. Dana diperoleh di pasar keuangan dari penjualan sekuritas, seperti obligasi, saham preferen, dan saham biasa. Pejabat keuangan bertanggung jawab atas manajemen kas juga mengontrol transaksi yang mempengaruhi investasi perusahaan ke dalam sekuritas yang bisa diperdagangkan. Selain investasi kas berlebih ke dalam near cash assets, saldo kas mengalami pengurangan karena tiga alasan : 1- Secara tidak teratur, penarikan dilakukan untuk : (a) membayar deviden kas pada saham preferen dan biasa, (b) memenuhi tuntutan bunga pada kontrak hutang, (c) membayar kembali hutang pokok yang dipinjam dari kreditor, (d) membeli saham sendiri di pasar keuangan untuk digunakan dalam program kompensasi eksekutif ; atau alternatif pembayaran deviden kas, (e) membayar tagihan pajak. 2- Program belanja modal menunjuk bahwa aktiva tetap didapatkan pada berbagai interval 3- Persediaan dibeli secara teratur untuk menjamin aliran produk jadi dalam lini produksi. Motif memegang kas John Mayner Keynes membagi kebutuhan akan kas perusahaan, atau unit ekonomi apapun ke dalam tiga kategori: 1- Motif Transaksi Saldo yang dipegang untuk transaksi memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan kas yang terjadi dalam kegiatan bisnis biasa. 2- Motif Berjaga-jaga Saldo untuk berjaga-jaga merupakan buffer stock aktiva likuid. Motif ini berkaitan berkaitan dengan usaha menjaga saldo yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang mungkin, tapi masih belum tentu . 3- Motif Spekulatif Kas dipegang untuk keperluan spekulatif supaya dapat mendapatkan keuntungan dari situasi profit taking yang potensial. Sasaran & keputusan manajemen kas Tingkat seberapa perusahaan menginvestasikan kas berlebih ke dalam sekuritas yang bisa diperdagangkan ditentukan oleh besarnya resiko insolvensi yang mau ditanggung perusahaan agar dapat menerima tambahan pengembalian atas saldo kas mereka. Insolvensi yaitu situasi ketika perusahaan tidak bisa membayar tagihan tepat waktu. Trade-off antara risiko & pengembalian SASARAN Trade off resiko dan pengembalian dapat direduksi menjadi dua sasaran utama sistem manajemen kas : 1- Kas yang cukup harus ada di tangan untuk memenuhi pembayaran yang terjadi dalam pelaksanaan bisnis. 2- Investasi dalam kas yang menganggur harus dikurangi sampai minimum. BERBAGAI KEPUTUSAN Ada 2 kondisi yang memungkinkan perusahaan beroperasi lebih lama dengan saldo kas yang hampir nol: 1- Perkiraan arus kas bersih yang sangat akurat dalam rentang perencanaan 2- Sinnkronisasi sempurna penerimaan dan pembayaran kas PROSEDUR PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN Efisiensi program manajemen kas perusahaan dapat diperkuat dengan pengetahuan dan penggunaan berbagai prosedur yang ditujukan untuk : 1- Mempercepat penerimaan kas 2- Memperbaiki metode untuk membayar kas Mengelola arus kas masuk Untuk mempercepat penerimaan kas, penting sekali kita pahami bagaimana mengurangi float. Float adalah panjangnya waktu dari saat cek ditulis sampai kas benar-benar diterima. Ada 4 elemen float, yakni : 1- Mail float 2- Processing float 3- Transit float 4- Disbursing float Pengurangan float bisa menghasilkan keuntungan besar dari segi penggunaan dana serta pengembalian yang diperoleh dari saldo yang bisa dibebaskan itu ATURAN LOCK BOX Sistem lock box mempercepat konversi bukti penerimaan menjadi dana dengan memperkecil mail dan processing float PREAUTHORIZED CHECK (PAC) PAC jauh lebih efektif dibandingkan lock box. PAC mirip dengan cek biasa, namun tidak membutuhkan tanda tangan dari orang yang berhak menerima uang itu. PAC hanya dibuat dengan otorisasi legal individual . CONCENTRATION BANKING Bank di mana perusahaan memiliki rekening pembayaran utama. WIRE TRANSFER Metode untuk memindahkan dana secara elektronik di antara rekening-rekening bank agar dapat menghilangkan transit float. Dana yang dikirim melalui wire transfer langsung dapat digunakan di bank penerima. Sistem pengumpulan kas biasa Mengelola arus kas keluar ZERO BALANCE ACCOUNT Alat manajemen kas yang memungkinkan kontrol terpusat atas arus kas keluar, namun juga mempertahankan otoritas pembayaran divisional. PAYABLE THROUGH DRAFT Mekanisme pembayaran yang menggantikan cek biasa dalam arti bahwa draft tidak ditarik pada sebuah bank, namun ditarik dan diotorisasi oleh perusahaan atas demand deposit account-nya. Tujuannya adalah mempertahankan kontrol atas pembayaran yang diotorisasi di lapangan. REMOTE DISBURSING Bertujuan untuk meningkatkan disbursement float. Komposisi portfolio sekuritas yang dapat diperdagangkan Sekutitas yang bisa diperdagangkan (marketable securities) juga disebut near cash atau near cash asset, merupakan investasi sekuritas yang dapat diubah dengan cepat menjadi kas. Kriteria Pemilihan secara Umum Sejumlah kriteria tertentu dapat memberi kerangka kerja yang bermanfaat bagi manajer keuangan untuk memilih campuran marketable securities yang sesuai. Pertimbangan ini mencakup evaluasi atas : 1- Resiko finansial (keuangan) 2- Resiko suku bunga 3- Likuiditas 4- Perpajakan 5- Hasil di antara berbagai aktiva keuangan 1- Resiko keuangan Merujuk pada ketidakpastian pengembalian yang diharapkan dari suatu sekuritas akibat kemungkinan perubahan dalam kapasitas keuangan penerbit sekuritas untuk membayar di masa mendatang. Dalam praktek maupun riset keuangan, ketika estimasi pengembalian bebas resiko diinginkan, hasil yang tersedia pada sekuritas Treasury dilihat dan digunakan sebagai pembanding terhadap keamanan instrumen keuangan lainnya. 2- Resiko suku bunga Merujuk pada ketidakpastian pengembalian yang diharapkan dari instrumen keuangan akibat perubahan dalam suku bunga. Untuk melindungi (hedge) terhadap volatilitas harga akibat resiko bunga, portfolio sekuritas yang bisa diperdagangkan cenderung terdiri dari instrumen dengan jatuh tempo yang pendek. 3- Likuiditas Dalam konteks pengelolaan portfolio sekuritas yang dapat diperdagangkan saat ini, likuiditas menunjuk pada kemampuan mengubah sekuritas menjadi kas. Jika terjadi peristiwa yang tidak diramalkan sehingga sejumlah kas yang cukup besar harus tersedia segera, maka sebagian besar portfolio harus dijual. 4- perpajakan Perlakuan pajak atas pendapatan dari investasi sekuritas tidak mempengaruhi campuran akhir dari portfolio sekuritas yang dapat dapat diperdagangkan seperti kriteria di atas, karena pendapatan bunga dari kebanyakan instrumen yang cocok dimasukkan dalam portfolio kena potongan pajak pada tingkat federal. Pendapatan bunga hanya dari satu kelas sekuritas yang bebas dari pajak pendapatan federal, yakni municipal obligation atau lebih sederhananya disebut municipal. Karena sifat bebas pajak pendapatan sekuritas pemerintah daerah, municipals dijual pada hasil yang lebih rendah di pasar ketimbang sekuritas yang membayar bunga kena pajak yang lebih tinggi. Hasil setelah pajak dari obligasi municipal bisa lebih tinggi dari hasil sekuritas yang tidak bebas pajak. Ini tergantung pada situasi pajak perusahaan pembeli. 5- hasil Kriteria hasil melibatkan evaluasi atas berbagai resiko dan manfaat yang inheren pada semua faktor. Merancang Portfolio Sekuritas yang Diperdagangkan Beberapa alternatif marketable securities Us Treasury Bill : Obligasi langsung dari pemerintah AS yang dijual secara teratur oleh US Treasury. Treasury yang baru dijual dengan nominal $1.000 ke atas. Federal Agency Securities : Obligasi hutang dari perusahaan dan agensi yang telah diciptakan untuk mempengaruhi berbagai program pinjaman pemerintah AS. Banker’s Acceptance : Pendapatan dari investasi dalam akseptasi akan kena pajak penuh pada tingkat federal, lokal, dan negara bagian, karena resiko keuangannya lebih besar dibanding Treasurry bill dan agency obligation. Negotiable Certificate of Deposit : Tanda terima yang dapat diperdagangkan atas dana yang didepositokan di sebuah bank untuk periode waktu tertentu. Commercial Paper : Surat janji tanpa jaminan jangka pendek yang dijual oleh bisnis besar untuk menggalang dana. Repurchase Agreement : Kontrak legal yang melibatkan penjualan aktual sekuritas oleh peminjam kepada pemberi pinjaman dengan komitmen pada pihak peminjam untuk membeli kembali pada harga kontrak ditambah beban bunga yang sudah dinyatakan di sana. Money Market Mutual Fund : Menawarkan tingkat likuiditas yang tinggi bagi para investor. Referensi Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2nd Edition, 2005. MODUL 6 - MANAJEMEN KEUANGAN PENGELOLAAN PIUTANG Pentingnya Pengelolaan Piutang Piutang merupakan aset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan manajemen pengelolaan piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas. Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusan-keputusan sebagai berikut : 1. Standar Kredit 2. Syarat Kredit 3. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang Kredit dan Piutang Ketika sebuah perusahaan menjual barang dan jasa, perusahaan dapat meminta kas pada atau sebelum tanggal pengiriman atau perusahaan dapat memberikan kredit pada pelanggan dalam memperkenankan penundaan dalam pembayaran. Pemberian kredit adalah membuat investasi dalam pelanggan – sebuah investasi yang terkait dengan penjualan dari produk atau jasa. Mengapa perusahaan memberikan kredit? Karena ini adalah cara untuk menstimulasi penjualan. Biaya-biaya yang terkait dengan pemberian kredit tidak sepele. Pertama, terdapat kemungkinan bahwa pelanggan tidak akan membayar. Kedua, perusahaan harus menanggung biaya dari memberikan piutang. Oleh karena itu, keputusan memberikan kredit meliputi pertukaran antara manfaat meningkatkan penjualan dan biaya dari pemberian kredit Dari sudut pandang akuntansi, ketika kredit diberikan, piutang usaha diciptakan. Piutang seperti ini meliputi kredit ke perusahaan lain (kredit dagang / trade credit), dan kredit yang diberikan kepada konsumen (kredit konsumsi / consumer credit). Komponen dari Kebijakan Kredit Jika sebuah perusahaan memutuskan untuk memberikan kredit, maka perusahaan harus menetapkan prosedur untuk memberikan kredit dan penghimpunan dana. Secara khusus, perusahaan harus berurusan dengan komponen kebijakan kredit berikut ini: 1. Syarat penjualan : Suatu kondisi di mana dalam perusahaan menjual barang dan jasa secara tunai atau kredit. 2. Analisis Kredit : Proses menentukan probabilitas bahwa seseorang pelanggan tidak akan membayar. 3. Kebijakan Penghimpun : Prosedur-prosedur yang diikuti oleh sebuah perusahaan dalam menghimpun piutang usaha. Arus Kas dari Pemberian Kredit Seperti yang ditunjukkan oleh garis waktu di atas, urutan kejadian yang umum ketika sebuah perusahaan memberikan kredit adalah sebagai berikut : (1) penjualan kredit dibuat, (2) pelanggan mengirimkan sebuah cek ke perusahaan, (3) perusahaan mendepositokan cek, dan (4) rekening perusahaan dikredit dengan jumlah yang tertera di cek. Investasi dalam Piutang Investasi dalam piutang usaha untuk setiap perusahaan tergantung dari jumlah penjualan kredit dan periode penghimpunan rata-rata. Contoh: Jika periode penghimpunan rata-rata perusahaan (ACP) adalah 30 hari, maka pada suatu waktu, akan terdapat penjualan senilai 30 hari yang berada di luar. Jika penjualan kredit senilai $1.000 per hari, piutang usaha perusahaan maka akan sama dengan 30 hari x $1.000 per hari = $30.000 secara rat-rata. Piutang Usaha = Rata-rata penjualan harian x ACP Jadi, sebuah investasi perusahaan dalam piutang usaha bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan kredit dan penghimpunan penjualan. Menganalisis Kebijakan Kredit Efek-efek Kebijakan Kredit Dalam mengevaluasi kebijakan kredit, terdapat lima faktor utama untuk dipertimbangkan : 1. Efek Pendapatan 2. Efek Biaya 3. Biaya Utang 4. Kemungkinan tidak adanya pembayaran 5. Diskon Kas Kebijakan Kredit Optimal Kurva Biaya Total Kredit - Kurva Biaya Kredit (Credit Cost Curve): Jumlah dari biaya bawaan dan biaya kesempatan dari kebijakan kredit tertentu. Untuk memulai, biaya bawaan yang diasosiasikan dengan pemberian kredit dapat memiliki tiga bentuk : 1. Tingkat pengembalian yang diharapkan dari piutang. 2. Kerugian dari gagal bayar. 3. Biaya mengelola kredit dan penghimpunan kredit. Biaya Pemberian Kredit Biaya bawaan (Carrying Cost) : arus kas yang harus dimasukkan ketika kredit diberikan. Mereka secara positif terkait dengan jumlah kredit yang diberikan. Biaya kesempatan (Opportunity Cost) : penjualan yang hilang karena menolak memberikan kredit. Biayabiaya ini menurun ketika kredit diberikan Mengelola Fungsi Kredit - Berbagai perusahaan yang mengelola kegiatan operasional kredit internal memiliki asuransi untuk risiko gagal bayar. Perusahaan besar sering memberikan kredit melalui perusahaan keuangan captive yang merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki dan menangani fungsi kredit untuk perusahaan induk. Contoh : Ford Motor Credit. Mengapa sebuah perusahaan memilih untuk membuat perusahaan yang berbeda untuk menangani fungsi kreditnya? Alasan yang paling utama adalah untuk memisahkan fungsi produksi dan pembiayaan untuk produk perusahaan dalam hal manajemen, pembiayaann, dan pelaporan. Analisis Kredit Analisis kredit mengacu pada proses menentukan apakah akan atau tidak akan memberikan kredit untuk pelanggan tertentu. Analisis kredit biasanya meliputi dua tahap: mengumpulkan informasi yang relevan dan menentukan kelayakan. Analisis kredit itu penting, karena kerugian potensial dari piutang dapat bernilai besar. Berbagai perusahaan melaporkan jumlah piutang yang tidak diharapkan dapat dihimpun dalam laporan neraca mereka. Kapan Kredit Harus Diberikan? Penjualan Satu Kali Contoh: Seorang pelanggan baru ingin membeli satu unit produk dengan harga P per unit secara kredit. Jika kredit ditolak, pelanggan tidak akan melakukan pembelian. Tetapi, jika kredit diberikan, maka dalam satu bulan, pelanggan akan membayar atau gagal bayar. Kemungkinan dari gagal bayar adalah π. Dalam hal ini, probabilitas (π) dapat diinterpretasikan sebagai presentasi pelanggan baru yang tidak dapat membayar. Bisnis kita tidak memiliki pelanggan ulang, maka ini adalah penjualan satu kali. Akhirnya, tingkat pengembalian piutang adalah R per bulan, dan biaya variabel adalah v per unit. Analisis di sini adalah langsung. Jika perusahaan menolak kredit, maka arus kas inkremental adalah nol. Jika perusahaan memberikan kredit, maka perusahaan mengeluarkan v (biaya variabel) pada bulan ini dan berharap akan menghimpun (1 – π) P bulan depan. NPV karena memberikan kredit adalah : NPV = -v + (1 – π) P / (1 + R) Bisnis Berulang (repeat business) Ilustrasi : Memperpanjang contoh penjualan satu kali milik kita. Asumsi: Pelanggan tersebut tetap menjadi pelanggang selamanya dan tidak akan pernah gagal bayar. Contoh: Jika perusahaan tersebut memberikan kredit, perusahaan membelanjakan v bulan ini. Bulan depan, perusahaan tidak mendapatkan apapun jika pelanggan gagal bayar, atau perusahaan mendapatkan P jika pelanggan membayar, maka pelanggan akan membelanjakan senilai v lagi. Arus kas masuk bersih untuk bulan tersebut adalah P – v. Dalam setiap bulan selanjutnya, P – v yang sama akan muncul saat pelanggan membayar untuk pesanan bulan lalu dan menempatkan pesanan baru. Dalam satu bulan, perusahaan akan menerima $0 dengan probabalitas π. Namun, dengan probabilitas (1 – π), perusahaan akan memiliki pelanggan baru permanen. Nilai dari pelanggan baru sama dengan nilai sekarang dari (P – v) setiap bulan selamanya: PV = (P – v)/R NPV dari memberikan kredit untuk itu adalah: NPV = -v + (1 + π) (P –v)/R Informasi Kredit Sumber-sumber informasi yang biasa digunakan untuk menilai kelayakan kredit adalah : 1. Laporan keuangan : Sebuah perusahaan dapat meminta pelanggan untuk memasok laporan keuangan seperti laporan neraca dan laporan rugi laba. Standar minimum dan rules of thumb berdasarkan rasio finansial dapat digunakan sebagai dasar memberikan atau menolak suatu kredit. 2. Laporan kredit mengenai sejarah pembayaran pelanggan dengan perusahaan lain : Hanya sedikit organisasi yang menjual informasi mengenai kekuatan dan catatan kredit dari berbagai perusahaan bisnis. 3. Bank : Berbagai bank pada umumnya akan memberikan bantuan pada pelanggan bisnisnya dalam mendapatkan informasi mengenai kelayakan sebuah perusahaan. 4. Sejarah pembayaran pelanggan dengan perusahaan tersebut : Cara yang paling nyata untuk mendapatkan informasi mengenai kemungkinan pelanggan tidak membayar adalah dengan memeriksa apakah (seberapa cepat) mereka telah menyelesaikan kewajiban di masa lampau. Evaluasi dan Penilaian Kredit Lima C untuk kredit : Lima faktor kredit dasar untuk dievaluasi : 1. Character (Karakter) : Kemauan pelanggan untuk memenuhi kewajiban kredit. 2. Capacity (Kapasitas) : Kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajiban kredit dari arus kas operasional. 3. Capital (Modal) : Cadangan keuangan pelanggan. 4- Collateral (Jaminan) : Aset yang dijaminkan jika terjadi gagal bayar. 5. Conditions (Kondisi) : Kondisi ekonomi secara umum dalam lini bisnis pelanggan. Penilaian kredit adalah proses perhitungan peringkat numeris dari pelanggan berdasarkan informasi yang dikumpulkan; kredit kemudian diberikan atau ditolak berdasarkan hasil tersebut. Kebijakan Penghimpunan Dana Monitoring Piutang Untuk tetap mengawasi pembayaran oleh pelanggan, sebagian besar perusahaan akan memonitor rekening yang dananya masih beredar di luar (outstanding). Pertama, sebuah perusahaan biasanya akan mengawasi periode penghimpunan rata-ratanya (Average Collection Period – ACP) sejalan dengan waktu. Jika sebuah perusahaan berada dalam bisnis musiman, ACP akan berfluktuasi dalam setahun; tetapi peningkatan yang tidak diharapkan dalam ACP merupakan sumber kekhawatiran. Apakah pelanggan secara umum memperpanjang waktu pembayaran, atau beberapa persen dari piutang usaha sudah sangat lewat jatuh tempo. Kedua, Jadwal Aging (Aging Schedule) : Gabungan piutang usaha berdasarkan umur dari setiap rekening. Contoh : Jika perusahaan ini memiliki periode kredit selama 60 hari, maka 25% dari piutang ini adalah terlambat. Sering kali terjadi bahwa rekening di atas umur tertentu hampir tidak pernah dapat dihimpun. Upaya-upaya Penghimpunan Sebuah perusahaan sering kali menjalani prosedur seperti berikut ini untuk pelanggan yang memiliki rekening yang lewat jatuh tempo : 1. Perusahaan mengirimkan surat peringatan yang menginformasikan bahwa pelanggan memiliki status lewat jatuh tempo. 2. Menelpon pelanggan. 3. Mempekerjakan agensi penghimpunan. 4. Melakukan tindakan hukum kepada pelanggan. Sesekali, sebuah perusahaan akan menolak untuk memberikan kredit tambahan kepada pelanggan hingga piutang telah diselesaikan. Daftar Pustaka Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005. Fundamental of Corporate Finance, Breyler, Myer & Markus, 2001. Corporate Finance, Ross, Westerfield, 2005. (Jilid 2) Skousen, Stice, 2001. Akuntansi Keuangan Menengah. Edisi kesembilan, JilidSatu, Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta. Van Horne, James C. and John M. Wachowicz. 2005. Fundamentals of Financial: Management Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Penerjemah: DewiFitriasari dan Deny Arnos Kwary. Penerbit Salemba Empat: Jakarta. MODUL 7 - MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL & KRITERIA INVESTASI Pengertian capital budgeting Capital budgeting atau penganggaran modal yaitu proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi dalam aktiva tetap. Menurut James C. Van Horne (2004:324) penganggaran modal adalah proses mengidentifikasi, menganalisa, dan memilih proyek investasi yang pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih dari satu tahun. Menurut Keown Arthur (2005:306) penganggaran modal adalah proses pembuatan keputusan investasi pada aset tetap. Penganggaran modal merupakan proses dimana perusahaan memperbarui dan menemukan dirinya kembali – mengadaptasikan proyek lama dan menemukan proyek yang baru. Ini melibatkan perbandingan penerimaan kas yang dapat ditampilkan lebih dari beberapa tahun dengan pengeluaran kas yang secara umum terjadi dalam waktu dekat. Pentingnya Capital Budgeting Menurut Dr. Darmawan Sjahrial (2008:19) capital budgeting memiliki beberapa peranan penting bagi suatu perusahaan, diantaranya adalah : Dana yang dikeluarkan untuk penganggaran modal akan terikat untuk jangka waktu yang lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan dapat dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap tersebut. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di masa yang akan datang. Pengeluaran dana untuk kepentingan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar dan sulit untuk menjual kembali aktiva tetap yang sudah dipakai. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. Manfaat Penyusunan Capital Budgeting Bidang perencanaan yaitu merencanakan penanaman modal sendiri. Bidang koordinasi yaitu mengkoordinir penanaman modal yang ada kaitannya dengan : - Kebutuhan pembelanjaan yaitu kebutuhan kas. - Pelaksanaan investasi pada berbagai aktivitas operasional - Potensi penjualan - Potensi keuntungan - Potensi return on investment Bidang pengendalian yaitu mengendalikan perubahan modal Periode pengembalian (payback period) Periode pengembalian merupakan banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan pengeluaran kas yang pertama dari proyek penganggaran modal. Kriteria ini mengukur seberapa cepat proyek itu akan mengembalikan biaya investasi awalnya, ini berkaitan dengan arus kas bebas, yang mengukur waktu yang sebenarnya dari suatu manfaat, bukan keuntungan akuntansi. Kriteria terima – tolak berpusat pada apakah periode pengembalian modal lebih kecil atau sama dengan periode pengembalian maksimum yang dikehendaki perusahaan. Contoh kasus Jika masa maksimum yang diinginkan perusahaan adalah 3 tahun dan proposal investasi membutuhkan pengeluaran arus awal sebesar $10.000 dan hasilnya mengikuti serangkaian arus kas tahunan, berapa masa pengembaliannya? Haruskah proyek tersebut diterima? Pembahasan kasus Pada kasus ini, setelah 3 tahun perusahaan akan memperoleh sebesar $ 9.000 dari investasi awal sebesar $ 10.000, menyisakan investasi awal $ 1.000 akan dihasilkan dari investasi. Selama tahun ke-4, total uang sebanyak $ 3.000 akan dihasilkan dari investasi ini. Asumsikan bahwa kas akan mengalir ke perusahaan dengan tingkat yang konstan sepanjang tahun, ini akan membutuhkan sepertiga tahun ($ 1.000 / $ 3.000) untuk mendapatkan kembali sisanya $ 1.000. Dengan demikian, periode pengembalian untuk proyek ini adalah 3 1/3 tahun, yang melebihi periode pengembalian yang diinginkan. Dengan menggunakan kriteria periode pengembalian, perusahan akan menolak proyek ini, tanpa harus mempertimbangkan arus kas sebesar $ 10.000 pada arus kas tahun ke-5. Periode Pengembalian Diskonto Yaitu variasi dari kriteria keputusan masa pengembalian yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan pengeluaran kas awal dari arus kas bersih yang didiskontokan. Metode ini menekankan pengembalian yang lebih awal, dimana semua kemungkinan adalah kecil ketidakpastiannya, dan menyedikan kebutuhan likuiditas perusahaan. Meskipun keunggulan metode-metode ini signifikan, kelemahannyasangat membatasi nilai mereka sebagai kriteria penganggaran modal. NILAI BERSIH SEKARANG (NET PRESENT VALUE – NPV) Contoh kasus Sebuah proyek diperkirakan memiliki arus kas (cash flow = CF) sebagai berikut (yang bertanda negative berarti arus kas keluar / pengeluaran kas sedangkan yang bertanda positif berarti arus kas masuk / penerimaan kas) : Tahun 0 : CF = -Rp 165 miliar Tahun 1 : CF = Rp 63,12 miliar ; NI = Rp 13,62 miliar Tahun 2 : CF = Rp 70,80 miliar ; NI = Rp 3,30 miliar Tahun 3 : CF = Rp 91,08 miliar ; NI = Rp 29,10 miliar Nilai Buku Rata-rata (average) = Rp 72 miliar Hasil yang diharapkan dari proyek tersebut pada tingkat resiko yang dihadapi sebesar 15%. Diharapkan proyek tersebut akan balik modal dalam waktu 2 tahun. Indeks profitabilitas (rasio manfaat/biaya) Tingkat pengembalian internal (internal rate of return - irr) Yaitu tingkat diskonto yang menyamai NPV arus kas bersih masa depan proyek dengan pengeluaran kas awal proyek, dengan persamaan sebagai berikut: Dimana FCF =arus kas tahunan bebas pada waktu periode t (ini dapat diterima baik positif maupun negatif) IO = pengeluaran kas awal n = usia yang diharapkan dari sebuah proyek IRR = tingkat pengembalian internal suatu proyek Kriteria keputusan adalah IRR > tingkat pengembalian yang diinginkan: Diterima IRR < tingkat pengembalian yang diinginkan: Ditolak Referensi Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005. Corporate Finance, Ross, Westerfield, 2005.