UTS Manajemen Keuangan

advertisement
KISI – KISI UTS MANAJEMEN KEUANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Definisi Manajemen Keuangan
Fungsi Value dan Present Value
Laporan Keuangan (Bentuk-bentuk laporan keuangan)
Analisis mengenai kupon, common size, dan index
Contoh kasus Angka Index
Pengelolaan kas dan sekuritas
Keputusan penawaran kredit
Kriteria Investasi
PEMBAHASAN (MODUL 1-7) – Diluar catatan
MODUL 1 - MANAJEMEN KEUANGAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN
Pengertian Manajemen Keuangan Perusahaan
 Bambang Riyanto, mendefinisikan :
Semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang berhubungan dengan upaya memperoleh
dana yang dibutuhkan dengan biaya yang seminimal mungkin dan syarat yang menguntungkan
serta upaya untuk mempergunakan dana yang diperoleh tersebut secara efisien dan efektif
 Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan.
Meskipun tugas dan tanggungjawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok
manajemen keuangan antara lain meliputi: keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan
usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan. (Weston dan Copeland, 1992:2)
Konsep Manajemen Keuangan
 Manajemen keuangan adalah manajemen mengenai fungsi keuangan, dan fungsi manajemen
keuangan merupakan bagaimana mempergunakan serta menempatkan dana yang ada. fungsi
fungsi yang ada dalam perusahaan harusnya dilaksanakan dengan baik mengingat fungsi fungsi
yang ada saling berkaitan satu sama lain.
 Manajemen keuangan memiliki tiga kegiatan yang utama:
1. Perolehan Dana
2. Penggunaan Dana
3. Pengelolaan Aset (Aktiva)
Fungsi Manajemen Keuangan
 Perencanaan Keuangan
 Penganggaran Keuangan
 Pengelolaan Keuangan
 Pencarian Keuangan
 Penyimpanan Keuangan
 Pengendalian Keuangan
 Pemeriksaan Keuangan
 Pelaporan keuangan
Peranan Manajemen Keuangan
 Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi
keuangan tersebut meliputi:


- Bagaimana memperoleh dana (rising of fund), dan
- Bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund)
Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi
pada berbagai aktiva dan memilih sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari dalam maupun luar
perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, bisa berbentuk
hutang
atau modal sendiri.
Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab Manajer Keuangan
 Peran Manajer Keuangan
Kesuksesan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan manajer keuangan untuk
beradaptasi terhadap perubahan, meningkatkan dana perusahaan sehingga kebutuhan
perusahaan dapat terpenuhi, investasi dalam aset-aset perusahaan dan kemampuan
mengelolanya secara bijaksana.
Apabila perusahaannya dapat dikembangkan dengan baik oleh manajer keuangan, maka pada
gilirannya kondisi perekonomian secara keseluruhan juga menjadi lebih baik.

Tugas Manajer Keuangan

Penggunaan dana efektif dan efisien
Analisis laporan keuangan
Analisis lingkungan internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan
khusus.
Lima Aspek yang harus dilakukan Manajer Keuangan

Perolehan dana dengan biaya murah
Peramalan dan perencanaan
Keputusan-keputusan investasi dan pendanaan
Koordinasi dan kontrol
Berinteraksi dengan pasar keuangan
Manajemen risiko
Tanggung Jawab Manajer Keuangan
-
Mengambil keputusan investasi /pembelanjaan aktif (investment decision)
Mengambil keputusan pendanaan /pembelanjaan pasif (financing decision)
Mengambil keputusan dividen (dividend decision)
Keputusan-keputusan Manajemen Keuangan
 Penganggaran Modal (Capital Budgeting)
Proses perencanaan dan pengolahan investasi jangka panjang sebuah perusahaan
 Struktur Modal (Capital Structure)
Kombinasi spesifik ekuitas dan utang jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk mendanai
operasinya.
 Modal Kerja (Working Capital)
Aset dan kewajiban jangka pendek yang dimiliki sebuah perusahaan
Tujuan Manajemen Keuangan
 memaksimalkan nilai perusahaan
 memaksimalkan nilai kekayaan para pemegang saham. Nilai kekayaan dapat dilihat melalui
perkembangan harga saham (common stock) perusahaan di pasar.
Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam
memberi penilaian keefesienan yaitu:
 Tujuan normatif manajemen keuangan
 Nilai perusahaan yang belum go-public dapat diukur dengan harga jual seandainya perusahaan
tersebut dijual.
Tahapan dalam Manajemen Keuangan
Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap
penelitian, ketiga tahap dalam manajemen keuangan adalah :
 Tahap Perencanaan (Peramalan keuangan)
 Tahap Pelaksanaan (Perencaaan keuangan dan penganggaran)
 Tahap Penelitian (Fungsi anggaran)
Prinsip Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan dalam prakteknya merupakan aktivitas yang dilakukan dan muncul dalam rangka
untuk menyehatkan keuangan perusahaan atau organisasi. maka dari itu, dalam membuat sebuah
sistem manajemen keuangan, kita membutuhkan prinsip-prinsip ini yang menjadi dasarnya, diantarnya:
 Konsistensi (Consistency)
 Akuntabilitas (Accountability)
 Transparansi (Transparency)
 Kelangsungan Hidup (Viability)
 Integritas (Integrity)
 Pengelolaan (Stewardship)
 Standar Akuntansi (Accounting Standard)
Referensi
 Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005.
 Corporate Finance, Ross, Westerfield, 2005.
MODUL 2 - MANAJEMEN KEUANGAN
NILAI WAKTU DARI UANG
Konsep Nilai Waktu Uang
 Nilai satu rupiah yang ada ditangan sekarang lebih tinggi dari satu rupiah yang akan diterima
pada masa datang.
 Nilai waktu dari uang (time value of money) mempunyai arti bahwa uang yang diterima pada
waktu yang berbeda mempunyai nilai yang berbeda. Time value of money mencerminkan
hubungan antara waktu, jumlah uang, dan tingkat bunga atau tingkat keuntungan investasi yang
diminta, dan risiko.
Bunga Majemuk dan Nilai Masa yang akan Datang (Future Value)
 Bunga yang terjadi bila bunga yang dibayarkan pada investasi selama periode pertama
ditambahkan ke pokoknya, kemudian dalam periode kedua, bunga didapatkan dari jumlah baru
ini
 Rumus : FV1 = PV(1+i)
FV
= nilai masa depan (future value) investasi di akhir 1 tahun
i
= tingkat suku bunga tahunan (atau diskonto)
PV
= nilai sekarang (present value), atau jumlah investasi awal pada awal tahun
pertama
 Contoh
Kita memasukkan $100 ke dalam tabungan dengan tingkat suku bunga majemuk 6% setiap tahunnya.
Bagaimana pertambahan tabungan kita?
FV1 = PV(1+ i)
= $100 (1 + 0,06)
= $100 (1,06)
= $106
Perhitugan ini akan mempengaruhi periode selanjutnya, karena bunga yang diterima setiap tahun
diperoleh dari jumlah investasi awal ditambah
Pendapatan bunga tahun lalu

Tabel berikut menyajikan FVIF untuk beberapa tingkat bunga untuk jumlah periode selama 10
tahun.
Nilai Sekarang (Present Value)

Tabel berikut menyajikan PVIF untuk beberapa tingkat bunga untuk jumlah periode selama 10
tahun.
Anuitas



Serangkaian pembayaran dollar yang sama untuk sejumlah tahun yang telah ditetapkan.
Contoh : Pembayaran bunga obligasi sebagai pengaruh dari anuitas.
Ada 2 jenis Anuitas :
-
Anuitas Biasa
Anuitas Jatuh Tempo
Anuitas Majemuk (Compound Annuities)
 Menabung atau menyimpan sejumlah uang yang sama di akhir tahun untuk sejumlah tahun
tertentu dan membiarkan jumlah itu bertambah.
 Rumus =
Dimana
FVn = nilai masa depan dari anuitas pada akhir tahun ke-n
PMT = pembayaran anuitas yang disimpan atau diterima pada akhir tahun
i
= tingkat suku bunga tahunan (diskonto)
n
= jumlah tahun akan berlangsungnya anuitas
Future Value (Sum) of an Annuity of $1: FVIFA
Nilai Sekarang Anuitas
 Dana pensiun, obligasi asuransi, dan bunga yang diterima dari obligasi semua termasuk anuitas.
 Untuk menentukan nilainya, kita perlu mengetahui nilai sekarang setiap anuitas tersebut.
 Rumus =
Dimana
PMT = pembayaran anuitas yang didepositokan atau diterima pada akhir tiap-tiap tahun
i
= tingkat diskonto (atau suku bunga) tahunan
PV
= nilai sekarang dari anuitas masa depan
n
= jumlah tahunan berlangsungnya anuitas
Present Value of an Annuity of $1: PVIFA
Anuitas Jatuh Tempo
 Untuk menentukan nilai sekarang anuitas jatuh tempo, kita hanya perlu mencari nilai sekarang
dari anuitas biasa dan mengalikan dengan (1 + i), diharapkan pengaruhnya akan menghilang
tahun perdiskontoan satu tahun lebih cepat.
 PV (anuitas jatuh tempo)
= PMT(PVIFAi,n)(1 + i)
Referensi
 Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005.
 Fundamental of Corporate Finance, Breyler, Myer & Markus, 2001.
 Corporate Finance, Ross, Westerfield, 2005.
MODUL 3 - MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan
 Catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat
digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah
bagian dari proses pelaporan keuangan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan)
 Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis yang mengatakan laporan keuangan itu
adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua
daftar itu berupa neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau rugi-laba.
Tujuan Laporan Keuangan
 Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia tujuan
laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan.
 Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business Enterprises, tujuan
pelaporan keuangan adalah:
-
-
Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial
lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit
dan keputusan lain yang sejenis.
Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial
lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek
penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau
jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada
perusahaan.
Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan
perubahannya.
Bentuk Laporan Keuangan
 Neraca (balance sheet)
 Laporan laba rugi (income statement)
 Laporan perubahan ekuitas (statement of change of equity)
 Laporan arus kas (cash flow statement)
 Catatan atas pelaporan keuangan (notes of financial statement)
Laporan Laba Rugi
(income statement)
 Suatu laporan laba rugi, mengukur jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahan dalam jangka
waktu tertentu. Dalam format paling dasar, laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai berikut:

Penjualan – beban = laba
Laporan Laba Rugi menyajikan informasi keuangan yang dihubungkan dengan 5 aktivitas besar
usaha:
1. Penghasilan (Penjualan)
2. Harga Pokok Penjualan
3. Beban Operasi
4. Beban Keuangan dalam menjalankan bisnis
5. Beban Pajak
Contoh : Laporan Laba Rugi tahunan Harley-Davidson, Inc periode 2002 (dalam USD)
Neraca (balance sheet)
 Neraca memberikan gambaran posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu, ekuitas
pemegang saham dari pemilik, kewajiban dan modal yang disediakan pemilik.
 Rumus :
Total aktiva/aset = hutang yg belum dilunasi + ekuitas pemegang saham

Jenis-jenis Aktiva
- Aktiva Lancar (Current Assets)
- Aktiva Tetap
- Aktiva Lain
Neraca : Suatu Tinjauan
 Aktiva lancar meliputi: kas, piutang, usaha, persediaan, dan beban dibayar di muka.
 Aktiva tetap meliputi: peralatan dan perlengkapan, bangunan, dan tanah.
 Aktiva lain: aset tidak berwujud seperti hak paten, hak cipta, dan good will.
 Nilai buku akuntansi: nilai aktiva sebagaimana terlihat pada neraca perusahaan. Nilai ini
mewakili biaya historis aktiva yang telah lalu ketimbang nilai pasar saat ini atau biaya
penggantian.
Analisis Rasio
 Rasio keuangan (financial ratio) : hubungan yang dihitung dari informasi keuangan sebuah
perusahaan dan digunakan untuk tujuan perbandingan.
 Rasio-rasio keuangan biasanya dikelompokkan ke dalam kategori-kategori berikut ini:
1. Rasio-rasio Solvabilitas jangka pendek atau likuiditas
2. Rasio-rasio Solvabilitas jangka panjang atau pengungkitan (leverage) keuangan
3. Rasio-rasio atau perputaran manajemen aset
4. Rasio-rasio profitabilitas
5. Rasio-rasio nilai pasar
Rasio-rasio Solvabilitas jangka pendek atau likuiditas
 Rasio Lancar (Current Ratio)
 Rasio Cepat (Quick Ratio)
 Rasio-rasio Likuiditas Lainnya
-
Rasio kas
Rasio modal kerja bersih terhadap total aset
Ukuran interval
Rasio-rasio Solvabilitas jangka panjang atau leverage



Rasio total utang
-
Rasio total utang
Rasio utang-ekuitas
Multiplier ekuitas
Kelipatan pembayaran bunga
-
Rasio kelipatan pembayaran utang
Cakupan kas
-
Rasio cakupan kas
Ukuran-ukuran Manajemen Aset atau Perputaran Aset
 Perputaran persediaan dan jumlah hari penjualan persediaan


-
Perputaran persediaan (Inventory Turnover)
Jumlah hari penjualan persediaan
Perputaran piutang dan jumlah hari penjualan dalam piutang
-
Perputaran piutang
Jumlah hari penjualan dalam piutang
Rasio Perputaran Aset
-
Perputaran NWC
Perputaran Aset Tetap
Perputaran Total Aset
Ukuran-ukuran Profitabilitas
 Margin laba (Profit Margin)
 Pengembalian aset (Return on Assets)
 Pengembalian ekuitas (Return on Equity)
Ukuran-ukuran Nilai Pasar
 Rasio harga laba (Price Earning – PE)
 Rasio harga penjualan
 Rasio nilai pasar terhadap nilai buku
Referensi
 Fundamental of Corporate Finance, Breyler, Myer & Markus, 2001.
 Corporate Finance, Ross, Westerfield, 2005.
MODUL 4 - MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISA KEUANGAN PERUSAHAAN, DU PONT, COMMON SIZE DAN INDEX
DEFINISI ANALISIS DU PONT
 Suatu metode yang digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan tingkat
pengembalian ekuitas.
 Pendekatan untuk mengevaluasi profitabilitas dan tingkat pengembalian ekuitas. (Financial
Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005).
 ROA yang dihasilkan melalui pekalian antara keuntungan dari komponen-komponen salesserta
efisiensi penggunaan total aset di dalam menghasilkan keuntungan tersebut (Syamsudin
(2000:64)
 suatu analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan dalam rasio aktivitas dan net profit
margin dan seberapa besar pengaruhnya terhadap ROA (Sutrisno (2001:256)
 Tingkat Pengembalian Ekuitas
= (pengembalian atas aktiva) x (1- total hutang)
total aktiva
Di mana tingkat pengembalian atas aktiva, atau ROA sama dengan :
 Tingkat pengembalian atas aktiva
= laba bersih
total aktiva
Tingkat pengembalian atas aktiva, dapat juga menggunakan rumus berikut :
= (margin laba bersih) x (perputaran total aktiva)
= (laba bersih) x (penjualan)
penjualan
total aktiva
Common Size
 Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam
laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi)
atau dari total aktiva (untuk neraca).
 Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan
masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan
laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal.
 Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement) dapat
memberikan informasi sebagai berikut:
1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi
relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif
utang perusahaan terhadap modal sendiri.
 Apabila Neraca dalam persentase per-komponen disusun secara komparatif (misalnya dua tahun
berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenai perubahan komposisi, baik komposisi
investasi maupun struktur modal.
 Laporan laba-rugi yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size percentage)
dapat menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada masing-masing
elemen biaya dan laba. Apabila disusun secara komparatif, dapat menggambarkan perubahan
distribusi tersebut.




Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di dalam neraca dikategorikan
menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan total pasiva)
dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada masing-masing
kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva (kategori).
% Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% = 9,92%
⇒Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa selama dua
tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnya kas, persediaan) maupun
pasiva (misalnya utang jangka panjang).
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi yang



dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total penghasilan
dinyatakan sebesar 100%).
% Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total Penghasilan) x 100%
= Rp 60.000/Rp 200.000 x 100%
= 30%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada harga
pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya
(pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan.
Analisis Indeks
 Analisis indeks/trend adalah asalah satu metode analisis laporan keuang untuk mengetahui
kecenderungan keadaan keuangan duatu perusahaan apakah naik, turun atau tetap.
Kecenderungan posisi keuangan yang disusun untuk tiga periode atau lebih. Untuk melihat
trend tersebut digunakan angka indeks 100. Oleh karena itu teknik analisisnya disebut analisis
indeks.
 Analisis ini merubah semua angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100.
Pemilihan tahun dasar bukanlah selalu tahun yang paling awal, tetapi tahun yang diangga
normal. Dengan demikian analisis ini dilakukan untuk membandingkan perkembangan dari
waktu ke waktu. Berdasarkan sifat analisis tersebut maka hanya laporan neracalah yang bias
disajikan dalam bentuk indeks karena untuk laporan laba rugi hanya tersedia satu tahun
pelaporan.
 Cara penyusunan laporan dengan indeks :
a. Menentukan tahun dasar.
b. Menentukan angka indeks pada periode tahun yang dianalisis.
c. Pos-pos dari periode laporan yang dianalisis dibandingkan dengan pos-pos yang sama dalam
laporan keuangan tahun dasar.
d. Dalam menghitung rasio trend/kecenderungan pada umumnya tidak semua pos-pos neraca
dan laporan laba rugi dari beberapa periode tersebut dihitung, karena tujuan utama dari
perhitungan rasio adalah membut perbandingan antara pos-pos yang mempunyai
hubungan informasi dengan pos-pos lainnya.
 Trend dari suatu pos neraca atau laba rugi hanyalah merupakan data, dan belum menjadi
informasi. Ia akan menjadi informasi kalau dikaitkan dengan pos-pos lainnya. Misalkan kenaikan
penjualan dikaitkan dengan : aktiva produktif dalam periode yang sama, harga pokok penjualan
dan biaya operasi.
 Kecenderungan naiknya penjualan selama beberapa periode dikaitkan dengan aktiva yang
beroperasi/produktif dalam periode yang sama akan diperoleh informasi besarnya tingkat
perputaran aktiva.
Referensi
 Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005.
 Fundamental of Corporate Finance, Breyler, Myer & Markus, 2001.
MODUL 5 - MANAJEMEN KEUANGAN
PENGELOLAAN KAS DAN SEKURITAS
Pengertian kas
 Kas merupakan mata uang dan koin yang ada di tangan perusahaan dalam laci petty cash, cash
register, atau dalam rekening cek dan pasar uang. (Keown, Martin Myer & Scott)
 Di dalam pengertian akuntansi, kas atau cash merupakan sebuah sebutan untuk account
(rekening) yang sifatnya paling lancar dalam kelompok aset (aktiva).
Proses arus kas
 Perusahaan mengalami kenaikan tak teratur dalam kas yang dipegangnya dari beberapa sumber
eksternal. Dana diperoleh di pasar keuangan dari penjualan sekuritas, seperti obligasi, saham
preferen, dan saham biasa.
 Pejabat keuangan bertanggung jawab atas manajemen kas juga mengontrol transaksi yang
mempengaruhi investasi perusahaan ke dalam sekuritas yang bisa diperdagangkan.
 Selain investasi kas berlebih ke dalam near cash assets, saldo kas mengalami pengurangan
karena tiga alasan :
1- Secara tidak teratur, penarikan dilakukan untuk : (a) membayar deviden kas pada saham
preferen dan biasa, (b) memenuhi tuntutan bunga pada kontrak hutang, (c) membayar kembali
hutang pokok yang dipinjam dari kreditor, (d) membeli saham sendiri di pasar keuangan untuk
digunakan dalam program kompensasi eksekutif ; atau alternatif pembayaran deviden kas, (e)
membayar tagihan pajak.
2- Program belanja modal menunjuk bahwa aktiva tetap didapatkan pada berbagai interval
3- Persediaan dibeli secara teratur untuk menjamin aliran produk jadi dalam lini produksi.
Motif memegang kas
 John Mayner Keynes membagi kebutuhan akan kas perusahaan, atau unit ekonomi apapun ke
dalam tiga kategori:
1- Motif Transaksi
Saldo yang dipegang untuk transaksi memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan kas yang
terjadi dalam kegiatan bisnis biasa.
2- Motif Berjaga-jaga
Saldo untuk berjaga-jaga merupakan buffer stock aktiva likuid. Motif ini berkaitan berkaitan
dengan usaha menjaga saldo yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang mungkin,
tapi masih belum tentu .
3- Motif Spekulatif
Kas dipegang untuk keperluan spekulatif supaya dapat mendapatkan keuntungan dari situasi
profit taking yang potensial.
Sasaran & keputusan manajemen kas
 Tingkat seberapa perusahaan menginvestasikan kas berlebih ke dalam sekuritas yang bisa
diperdagangkan ditentukan oleh besarnya resiko insolvensi yang mau ditanggung perusahaan
agar dapat menerima tambahan pengembalian atas saldo kas mereka.
 Insolvensi yaitu situasi ketika perusahaan tidak bisa membayar tagihan tepat waktu.
Trade-off antara risiko & pengembalian


SASARAN
Trade off resiko dan pengembalian dapat direduksi menjadi dua sasaran utama sistem
manajemen kas :
1- Kas yang cukup harus ada di tangan untuk memenuhi pembayaran yang terjadi dalam
pelaksanaan bisnis.
2- Investasi dalam kas yang menganggur harus dikurangi sampai minimum.
BERBAGAI KEPUTUSAN
Ada 2 kondisi yang memungkinkan perusahaan beroperasi lebih lama dengan saldo kas yang
hampir nol:
1- Perkiraan arus kas bersih yang sangat akurat dalam rentang perencanaan
2- Sinnkronisasi sempurna penerimaan dan pembayaran kas
PROSEDUR PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN
 Efisiensi program manajemen kas perusahaan dapat diperkuat dengan pengetahuan dan
penggunaan berbagai prosedur yang ditujukan untuk :
1- Mempercepat penerimaan kas
2- Memperbaiki metode untuk membayar kas
Mengelola arus kas masuk
 Untuk mempercepat penerimaan kas, penting sekali kita pahami bagaimana mengurangi float.
Float adalah panjangnya waktu dari saat cek ditulis sampai kas benar-benar diterima. Ada 4
elemen float, yakni :
1- Mail float
2- Processing float
3- Transit float
4- Disbursing float
Pengurangan float bisa menghasilkan keuntungan besar dari segi penggunaan dana serta
pengembalian yang diperoleh dari saldo yang bisa dibebaskan itu
 ATURAN LOCK BOX
Sistem lock box mempercepat konversi bukti penerimaan menjadi dana dengan memperkecil
mail dan processing float
 PREAUTHORIZED CHECK (PAC)
PAC jauh lebih efektif dibandingkan lock box. PAC mirip dengan cek biasa, namun tidak
membutuhkan tanda tangan dari orang yang berhak menerima uang itu. PAC hanya dibuat
dengan otorisasi legal individual .
 CONCENTRATION BANKING
Bank di mana perusahaan memiliki rekening pembayaran utama.
 WIRE TRANSFER
Metode untuk memindahkan dana secara elektronik di antara rekening-rekening bank agar
dapat menghilangkan transit float. Dana yang dikirim melalui wire transfer langsung dapat
digunakan di bank penerima.
Sistem pengumpulan kas biasa
Mengelola arus kas keluar
 ZERO BALANCE ACCOUNT
Alat manajemen kas yang memungkinkan kontrol terpusat atas arus kas keluar, namun juga
mempertahankan otoritas pembayaran divisional.
 PAYABLE THROUGH DRAFT
Mekanisme pembayaran yang menggantikan cek biasa dalam arti bahwa draft tidak ditarik pada
sebuah bank, namun ditarik dan diotorisasi oleh perusahaan atas demand deposit account-nya.
Tujuannya adalah mempertahankan kontrol atas pembayaran yang diotorisasi di lapangan.
 REMOTE DISBURSING
Bertujuan untuk meningkatkan disbursement float.
Komposisi portfolio sekuritas yang dapat diperdagangkan
 Sekutitas yang bisa diperdagangkan (marketable securities) juga disebut near cash atau near
cash asset, merupakan investasi sekuritas yang dapat diubah dengan cepat menjadi kas.
 Kriteria Pemilihan secara Umum
Sejumlah kriteria tertentu dapat memberi kerangka kerja yang bermanfaat bagi manajer
keuangan untuk memilih campuran marketable securities yang sesuai. Pertimbangan ini
mencakup evaluasi atas :
1- Resiko finansial (keuangan)
2- Resiko suku bunga
3- Likuiditas
4- Perpajakan
5- Hasil di antara berbagai aktiva keuangan
1- Resiko keuangan
 Merujuk pada ketidakpastian pengembalian yang diharapkan dari suatu sekuritas akibat
kemungkinan perubahan dalam kapasitas keuangan penerbit sekuritas untuk membayar di masa
mendatang.
 Dalam praktek maupun riset keuangan, ketika estimasi pengembalian bebas resiko diinginkan,
hasil yang tersedia pada sekuritas Treasury dilihat dan digunakan sebagai pembanding terhadap
keamanan instrumen keuangan lainnya.
2- Resiko suku bunga
 Merujuk pada ketidakpastian pengembalian yang diharapkan dari instrumen keuangan akibat
perubahan dalam suku bunga.
 Untuk melindungi (hedge) terhadap volatilitas harga akibat resiko bunga, portfolio sekuritas
yang bisa diperdagangkan cenderung terdiri dari instrumen dengan jatuh tempo yang pendek.
3- Likuiditas
 Dalam konteks pengelolaan portfolio sekuritas yang dapat diperdagangkan saat ini, likuiditas
menunjuk pada kemampuan mengubah sekuritas menjadi kas.
 Jika terjadi peristiwa yang tidak diramalkan sehingga sejumlah kas yang cukup besar harus
tersedia segera, maka sebagian besar portfolio harus dijual.
4- perpajakan
 Perlakuan pajak atas pendapatan dari investasi sekuritas tidak mempengaruhi campuran akhir
dari portfolio sekuritas yang dapat dapat diperdagangkan seperti kriteria di atas, karena
pendapatan bunga dari kebanyakan instrumen yang cocok dimasukkan dalam portfolio kena
potongan pajak pada tingkat federal.
 Pendapatan bunga hanya dari satu kelas sekuritas yang bebas dari pajak pendapatan federal,
yakni municipal obligation atau lebih sederhananya disebut municipal.
 Karena sifat bebas pajak pendapatan sekuritas pemerintah daerah, municipals dijual pada hasil
yang lebih rendah di pasar ketimbang sekuritas yang membayar bunga kena pajak yang lebih
tinggi.
 Hasil setelah pajak dari obligasi municipal bisa lebih tinggi dari hasil sekuritas yang tidak bebas
pajak. Ini tergantung pada situasi pajak perusahaan pembeli.
5- hasil
 Kriteria hasil melibatkan evaluasi atas berbagai resiko dan manfaat yang inheren pada semua
faktor.
Merancang Portfolio Sekuritas yang Diperdagangkan
Beberapa alternatif marketable securities







Us Treasury Bill : Obligasi langsung dari pemerintah AS yang dijual secara teratur oleh US
Treasury. Treasury yang baru dijual dengan nominal $1.000 ke atas.
Federal Agency Securities : Obligasi hutang dari perusahaan dan agensi yang telah diciptakan
untuk mempengaruhi berbagai program pinjaman pemerintah AS.
Banker’s Acceptance : Pendapatan dari investasi dalam akseptasi akan kena pajak penuh pada
tingkat federal, lokal, dan negara bagian, karena resiko keuangannya lebih besar dibanding
Treasurry bill dan agency obligation.
Negotiable Certificate of Deposit : Tanda terima yang dapat diperdagangkan atas dana yang
didepositokan di sebuah bank untuk periode waktu tertentu.
Commercial Paper : Surat janji tanpa jaminan jangka pendek yang dijual oleh bisnis besar untuk
menggalang dana.
Repurchase Agreement : Kontrak legal yang melibatkan penjualan aktual sekuritas oleh
peminjam kepada pemberi pinjaman dengan komitmen pada pihak peminjam untuk membeli
kembali pada harga kontrak ditambah beban bunga yang sudah dinyatakan di sana.
Money Market Mutual Fund : Menawarkan tingkat likuiditas yang tinggi bagi para investor.
Referensi
 Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2nd Edition, 2005.

MODUL 6 - MANAJEMEN KEUANGAN
PENGELOLAAN PIUTANG
Pentingnya Pengelolaan Piutang
 Piutang merupakan aset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan manajemen
pengelolaan piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam
piutang sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas.
 Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusan-keputusan sebagai berikut :
1. Standar Kredit
2. Syarat Kredit
3. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang
Kredit dan Piutang
 Ketika sebuah perusahaan menjual barang dan jasa, perusahaan dapat meminta kas pada atau
sebelum tanggal pengiriman atau perusahaan dapat memberikan kredit pada pelanggan dalam
memperkenankan penundaan dalam pembayaran.
 Pemberian kredit adalah membuat investasi dalam pelanggan – sebuah investasi yang terkait
dengan penjualan dari produk atau jasa.
 Mengapa perusahaan memberikan kredit? Karena ini adalah cara untuk menstimulasi penjualan.
 Biaya-biaya yang terkait dengan pemberian kredit tidak sepele. Pertama, terdapat kemungkinan
bahwa pelanggan tidak akan membayar. Kedua, perusahaan harus menanggung biaya dari
memberikan piutang. Oleh karena itu, keputusan memberikan kredit meliputi pertukaran antara
manfaat meningkatkan penjualan dan biaya dari pemberian kredit
 Dari sudut pandang akuntansi, ketika kredit diberikan, piutang usaha diciptakan. Piutang seperti
ini meliputi kredit ke perusahaan lain (kredit dagang / trade credit), dan kredit yang diberikan
kepada konsumen (kredit konsumsi / consumer credit).
Komponen dari Kebijakan Kredit
 Jika sebuah perusahaan memutuskan untuk memberikan kredit, maka perusahaan harus
menetapkan prosedur untuk memberikan kredit dan penghimpunan dana. Secara khusus,
perusahaan harus berurusan dengan komponen kebijakan kredit berikut ini:
1. Syarat penjualan : Suatu kondisi di mana dalam perusahaan menjual barang dan jasa secara
tunai atau kredit.
2. Analisis Kredit : Proses menentukan probabilitas bahwa seseorang pelanggan tidak akan
membayar.
3. Kebijakan Penghimpun : Prosedur-prosedur yang diikuti oleh sebuah perusahaan dalam
menghimpun piutang usaha.
Arus Kas dari Pemberian Kredit

Seperti yang ditunjukkan oleh garis waktu di atas, urutan kejadian yang umum ketika sebuah
perusahaan memberikan kredit adalah sebagai berikut : (1) penjualan kredit dibuat, (2)
pelanggan mengirimkan sebuah cek ke perusahaan, (3) perusahaan mendepositokan cek, dan
(4) rekening perusahaan dikredit dengan jumlah yang tertera di cek.
Investasi dalam Piutang
 Investasi dalam piutang usaha untuk setiap perusahaan tergantung dari jumlah penjualan kredit
dan periode penghimpunan rata-rata.
 Contoh: Jika periode penghimpunan rata-rata perusahaan (ACP) adalah 30 hari, maka pada
suatu waktu, akan terdapat penjualan senilai 30 hari yang berada di luar. Jika penjualan kredit
senilai $1.000 per hari, piutang usaha perusahaan maka akan sama dengan 30 hari x $1.000 per
hari = $30.000 secara rat-rata.
 Piutang Usaha = Rata-rata penjualan harian x ACP
 Jadi, sebuah investasi perusahaan dalam piutang usaha bergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhi penjualan kredit dan penghimpunan penjualan.
Menganalisis Kebijakan Kredit
 Efek-efek Kebijakan Kredit
Dalam mengevaluasi kebijakan kredit, terdapat lima faktor utama untuk dipertimbangkan :
1. Efek Pendapatan
2. Efek Biaya
3. Biaya Utang
4. Kemungkinan tidak adanya pembayaran
5. Diskon Kas
Kebijakan Kredit Optimal
 Kurva Biaya Total Kredit
-
Kurva Biaya Kredit (Credit Cost Curve): Jumlah dari biaya bawaan dan biaya kesempatan dari
kebijakan kredit tertentu.
Untuk memulai, biaya bawaan yang diasosiasikan dengan pemberian kredit dapat memiliki
tiga bentuk :
1. Tingkat pengembalian yang diharapkan dari piutang.
2. Kerugian dari gagal bayar.
3. Biaya mengelola kredit dan penghimpunan kredit.
Biaya Pemberian Kredit
Biaya bawaan (Carrying Cost) : arus kas yang harus dimasukkan ketika kredit diberikan. Mereka secara
positif terkait dengan jumlah kredit yang diberikan.
Biaya kesempatan (Opportunity Cost) : penjualan yang hilang karena menolak memberikan kredit. Biayabiaya ini menurun ketika kredit diberikan

Mengelola Fungsi Kredit
-
Berbagai perusahaan yang mengelola kegiatan operasional kredit internal memiliki asuransi
untuk risiko gagal bayar.
Perusahaan besar sering memberikan kredit melalui perusahaan keuangan captive yang
merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki dan menangani fungsi kredit untuk
perusahaan induk. Contoh : Ford Motor Credit.
Mengapa sebuah perusahaan memilih untuk membuat perusahaan yang berbeda untuk
menangani fungsi kreditnya? Alasan yang paling utama adalah untuk memisahkan fungsi
produksi dan pembiayaan untuk produk perusahaan dalam hal manajemen, pembiayaann,
dan pelaporan.
Analisis Kredit
 Analisis kredit mengacu pada proses menentukan apakah akan atau tidak akan memberikan
kredit untuk pelanggan tertentu.
 Analisis kredit biasanya meliputi dua tahap: mengumpulkan informasi yang relevan dan
menentukan kelayakan.
 Analisis kredit itu penting, karena kerugian potensial dari piutang dapat bernilai besar. Berbagai
perusahaan melaporkan jumlah piutang yang tidak diharapkan dapat dihimpun dalam laporan
neraca mereka.
Kapan Kredit Harus Diberikan?
 Penjualan Satu Kali
Contoh: Seorang pelanggan baru ingin membeli satu unit produk dengan harga P per unit secara
kredit. Jika kredit ditolak, pelanggan tidak akan melakukan pembelian. Tetapi, jika kredit
diberikan, maka dalam satu bulan, pelanggan akan membayar atau gagal bayar. Kemungkinan
dari gagal bayar adalah π. Dalam hal ini, probabilitas (π) dapat diinterpretasikan sebagai
presentasi pelanggan baru yang tidak dapat membayar. Bisnis kita tidak memiliki pelanggan
ulang, maka ini adalah penjualan satu kali. Akhirnya, tingkat pengembalian piutang adalah R per
bulan, dan biaya variabel adalah v per unit.
Analisis di sini adalah langsung. Jika perusahaan menolak kredit, maka arus kas inkremental
adalah nol. Jika perusahaan memberikan kredit, maka perusahaan mengeluarkan v (biaya
variabel) pada bulan ini dan berharap akan menghimpun (1 – π) P bulan depan. NPV
karena memberikan kredit adalah :
NPV = -v + (1 – π) P / (1 + R)

Bisnis Berulang (repeat business)
Ilustrasi : Memperpanjang contoh penjualan satu kali milik kita.
Asumsi: Pelanggan tersebut tetap menjadi pelanggang selamanya dan tidak akan pernah gagal
bayar.
Contoh: Jika perusahaan tersebut memberikan kredit, perusahaan membelanjakan v bulan ini.
Bulan depan, perusahaan tidak mendapatkan apapun jika pelanggan gagal bayar, atau
perusahaan mendapatkan P jika pelanggan membayar, maka pelanggan akan membelanjakan
senilai v lagi. Arus kas masuk bersih untuk bulan tersebut adalah P – v. Dalam setiap bulan
selanjutnya, P – v yang sama akan muncul saat pelanggan membayar untuk pesanan bulan lalu
dan menempatkan pesanan baru. Dalam satu bulan, perusahaan akan menerima $0 dengan
probabalitas π. Namun, dengan probabilitas (1 – π), perusahaan akan memiliki pelanggan baru
permanen. Nilai dari pelanggan baru sama dengan nilai sekarang dari (P – v) setiap bulan
selamanya:
PV = (P – v)/R
NPV dari memberikan kredit untuk itu adalah:
NPV = -v + (1 + π) (P –v)/R

Informasi Kredit
Sumber-sumber informasi yang biasa digunakan untuk menilai kelayakan kredit adalah :
1. Laporan keuangan : Sebuah perusahaan dapat meminta pelanggan untuk memasok laporan
keuangan seperti laporan neraca dan laporan rugi laba. Standar minimum dan rules of thumb
berdasarkan rasio finansial dapat digunakan sebagai dasar memberikan atau menolak suatu
kredit.
2. Laporan kredit mengenai sejarah pembayaran pelanggan dengan perusahaan lain : Hanya
sedikit organisasi yang menjual informasi mengenai kekuatan dan catatan kredit dari berbagai
perusahaan bisnis.
3. Bank : Berbagai bank pada umumnya akan memberikan bantuan pada pelanggan bisnisnya
dalam mendapatkan informasi mengenai kelayakan sebuah perusahaan.
4. Sejarah pembayaran pelanggan dengan perusahaan tersebut : Cara yang paling nyata untuk
mendapatkan informasi mengenai kemungkinan pelanggan tidak membayar adalah dengan
memeriksa apakah (seberapa cepat) mereka telah menyelesaikan kewajiban di masa lampau.

Evaluasi dan Penilaian Kredit
Lima C untuk kredit : Lima faktor kredit dasar untuk dievaluasi :
1. Character (Karakter) : Kemauan pelanggan untuk memenuhi kewajiban kredit.
2. Capacity (Kapasitas) : Kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajiban kredit dari arus kas
operasional.
3. Capital (Modal) : Cadangan keuangan pelanggan.
4- Collateral (Jaminan) : Aset yang dijaminkan jika terjadi gagal bayar.
5. Conditions (Kondisi) : Kondisi ekonomi secara umum dalam lini bisnis pelanggan.
Penilaian kredit adalah proses perhitungan peringkat numeris dari pelanggan berdasarkan informasi
yang dikumpulkan; kredit kemudian diberikan atau ditolak berdasarkan hasil tersebut.
Kebijakan Penghimpunan Dana
 Monitoring Piutang
Untuk tetap mengawasi pembayaran oleh pelanggan, sebagian besar perusahaan akan
memonitor rekening yang dananya masih beredar di luar (outstanding).
Pertama, sebuah perusahaan biasanya akan mengawasi periode penghimpunan rata-ratanya
(Average Collection Period – ACP) sejalan dengan waktu.
Jika sebuah perusahaan berada dalam bisnis musiman, ACP akan berfluktuasi dalam setahun;
tetapi peningkatan yang tidak diharapkan dalam ACP merupakan sumber kekhawatiran. Apakah
pelanggan secara umum memperpanjang waktu pembayaran, atau beberapa persen dari
piutang usaha sudah sangat lewat jatuh tempo.
Kedua, Jadwal Aging (Aging Schedule) : Gabungan piutang usaha berdasarkan umur dari setiap
rekening. Contoh :
Jika perusahaan ini memiliki periode kredit selama 60 hari, maka 25% dari piutang ini adalah
terlambat. Sering kali terjadi bahwa rekening di atas umur tertentu hampir tidak pernah dapat
dihimpun.

Upaya-upaya Penghimpunan
Sebuah perusahaan sering kali menjalani prosedur seperti berikut ini untuk pelanggan yang
memiliki rekening yang lewat jatuh tempo :
1. Perusahaan mengirimkan surat peringatan yang menginformasikan bahwa pelanggan
memiliki status lewat jatuh tempo.
2. Menelpon pelanggan.
3. Mempekerjakan agensi penghimpunan.
4. Melakukan tindakan hukum kepada pelanggan.
Sesekali, sebuah perusahaan akan menolak untuk memberikan kredit tambahan kepada
pelanggan hingga piutang telah diselesaikan.
Daftar Pustaka
 Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005.
 Fundamental of Corporate Finance, Breyler, Myer & Markus, 2001.
 Corporate Finance, Ross, Westerfield, 2005. (Jilid 2)
 Skousen, Stice, 2001. Akuntansi Keuangan Menengah. Edisi kesembilan, JilidSatu,
Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta.
 Van Horne, James C. and John M. Wachowicz. 2005. Fundamentals of Financial: Management
Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Penerjemah: DewiFitriasari dan Deny Arnos Kwary.
Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

MODUL 7 - MANAJEMEN KEUANGAN
PENGANGGARAN MODAL & KRITERIA INVESTASI
Pengertian capital budgeting
 Capital budgeting atau penganggaran modal yaitu proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan investasi dalam aktiva tetap.
 Menurut James C. Van Horne (2004:324) penganggaran modal adalah proses mengidentifikasi,
menganalisa, dan memilih proyek investasi yang pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih
dari satu tahun.
 Menurut Keown Arthur (2005:306) penganggaran modal adalah proses pembuatan keputusan
investasi pada aset tetap.
 Penganggaran modal merupakan proses dimana perusahaan memperbarui dan menemukan
dirinya kembali – mengadaptasikan proyek lama dan menemukan proyek yang baru.
 Ini melibatkan perbandingan penerimaan kas yang dapat ditampilkan lebih dari beberapa tahun
dengan pengeluaran kas yang secara umum terjadi dalam waktu dekat.
Pentingnya Capital Budgeting
Menurut Dr. Darmawan Sjahrial (2008:19) capital budgeting memiliki beberapa peranan penting bagi
suatu perusahaan, diantaranya adalah :
 Dana yang dikeluarkan untuk penganggaran modal akan terikat untuk jangka waktu yang lama
dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan dapat dicairkan sesuai jangka waktu
penyusutan aktiva tetap tersebut.
 Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di masa yang akan
datang.
 Pengeluaran dana untuk kepentingan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar dan sulit
untuk menjual kembali aktiva tetap yang sudah dipakai.
 Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian barang modal
tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.
Manfaat Penyusunan Capital Budgeting
 Bidang perencanaan yaitu merencanakan penanaman modal sendiri.
 Bidang koordinasi yaitu mengkoordinir penanaman modal yang ada kaitannya dengan :
- Kebutuhan pembelanjaan yaitu kebutuhan kas.
- Pelaksanaan investasi pada berbagai aktivitas operasional
- Potensi penjualan
- Potensi keuntungan
- Potensi return on investment
 Bidang pengendalian yaitu mengendalikan perubahan modal
Periode pengembalian (payback period)
 Periode pengembalian merupakan banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan
pengeluaran kas yang pertama dari proyek penganggaran modal.
 Kriteria ini mengukur seberapa cepat proyek itu akan mengembalikan biaya investasi awalnya,
ini berkaitan dengan arus kas bebas, yang mengukur waktu yang sebenarnya dari suatu
manfaat, bukan keuntungan akuntansi.


Kriteria terima – tolak berpusat pada apakah periode pengembalian modal lebih kecil atau sama
dengan periode pengembalian maksimum yang dikehendaki perusahaan.
Contoh kasus
Jika masa maksimum yang diinginkan perusahaan adalah 3 tahun dan proposal investasi
membutuhkan pengeluaran arus awal sebesar $10.000 dan hasilnya mengikuti serangkaian arus
kas tahunan, berapa masa pengembaliannya? Haruskah proyek tersebut diterima?
Pembahasan kasus
 Pada kasus ini, setelah 3 tahun perusahaan akan memperoleh sebesar $ 9.000 dari investasi
awal sebesar $ 10.000, menyisakan investasi awal $ 1.000 akan dihasilkan dari investasi.
 Selama tahun ke-4, total uang sebanyak $ 3.000 akan dihasilkan dari investasi ini. Asumsikan
bahwa kas akan mengalir ke perusahaan dengan tingkat yang konstan sepanjang tahun, ini akan
membutuhkan sepertiga tahun ($ 1.000 / $ 3.000) untuk mendapatkan kembali sisanya $ 1.000.
Dengan demikian, periode pengembalian untuk proyek ini adalah 3 1/3 tahun, yang melebihi
periode pengembalian yang diinginkan.
 Dengan menggunakan kriteria periode pengembalian, perusahan akan menolak proyek ini,

tanpa harus mempertimbangkan arus kas sebesar $ 10.000 pada arus kas tahun ke-5.
Periode Pengembalian Diskonto
Yaitu variasi dari kriteria keputusan masa pengembalian yang digambarkan sebagai jumlah
tahun yang diperlukan untuk mengembalikan pengeluaran kas awal dari arus kas bersih yang
didiskontokan.
Metode ini menekankan pengembalian yang lebih awal, dimana semua kemungkinan adalah
kecil ketidakpastiannya, dan menyedikan kebutuhan likuiditas perusahaan.
Meskipun keunggulan metode-metode ini signifikan, kelemahannyasangat membatasi nilai
mereka sebagai kriteria penganggaran modal.
NILAI BERSIH SEKARANG
(NET PRESENT VALUE – NPV)
Contoh kasus
 Sebuah proyek diperkirakan memiliki arus kas (cash flow = CF) sebagai berikut (yang bertanda
negative berarti arus kas keluar / pengeluaran kas sedangkan yang bertanda positif berarti arus
kas masuk / penerimaan kas) :
Tahun 0 : CF = -Rp 165 miliar
Tahun 1 : CF = Rp 63,12 miliar ; NI = Rp 13,62 miliar
Tahun 2 : CF = Rp 70,80 miliar ; NI = Rp 3,30 miliar
Tahun 3 : CF = Rp 91,08 miliar ; NI = Rp 29,10 miliar
 Nilai Buku Rata-rata (average) = Rp 72 miliar
 Hasil yang diharapkan dari proyek tersebut pada tingkat resiko yang dihadapi sebesar 15%.
 Diharapkan proyek tersebut akan balik modal dalam waktu 2 tahun.
Indeks profitabilitas (rasio manfaat/biaya)
Tingkat pengembalian internal (internal rate of return - irr)
 Yaitu tingkat diskonto yang menyamai NPV arus kas bersih masa depan proyek dengan
pengeluaran kas awal proyek, dengan persamaan sebagai berikut:

Dimana
FCF
=arus kas tahunan bebas pada waktu periode t (ini dapat diterima baik positif maupun
negatif)
IO
= pengeluaran kas awal
n
= usia yang diharapkan dari sebuah proyek
IRR
= tingkat pengembalian internal suatu proyek
Kriteria keputusan adalah
IRR > tingkat pengembalian yang diinginkan: Diterima
IRR < tingkat pengembalian yang diinginkan: Ditolak
Referensi
 Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott, 2005.
 Corporate Finance, Ross, Westerfield, 2005.
Download