1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya dunia baru yang disebut dunia maya. Di dunia maya, setiap individu memiliki hak dan kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain tanpa batasan apapun yang dapat menghalanginya. Globalisasi yang sempurna sebenarnya telah berjalan di dunia maya yang menghubungkan seluruh komunitas digital. Dari seluruh aspek kehidupan manusia yang terkena dampak kehadiran internet, sektor bisnis merupakan sektor yang paling terkena dampak dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi serta paling cepat tumbuh1. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan agar mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan cepat sesuai permintaan konsumen. Untuk mengatasi masalah tersebut, kini muncul transaksi yang menggunakan media internet untuk menghubungkan produsen dan konsumen. Transaksi bisnis melalui internet lebih dikenal dengan nama e-business dan E-commerce (Laudon, 2012). Melalui E-commerce, seluruh manusia di muka bumi memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk bersaing dan berhasil berbisnis di dunia maya. E-commerce dalam partai besar biasanya dilakukan oleh para pelaku bisnis melalui website (situs). Maraknya penggunaan website berkaitan erat dengan keunggulannya dalam menyampaikan informasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Melalui situs jual beli online, pola belanja didalam kehidupan masyarakat terutama masyarakat yang aktif dalam menggunakan internet kini mengalami perubahan yang signifikan. Dengan keberadaan internet, konsumen tidak perlu mendatangi langsung tempat pernbelanjaan tetapi cukup dengan mengakses situssitus penyedia jual beli online. Selain itu, dalam melakukan transaksi pembayaran 1 Tom MC Ifle. 2016. Dampak Bangkitnya Raksasa Online Terhadap UKM. Diakses dari : http://www.pegasuszhan.harianbernas.com/berita-18360-Dampak-Bangkitnya-Raksasa-OnlineTerhadap-UKM.html. Diakses pada: 16 Juli 2016., diakses Pukul: 19.30 WIB 1 pembeli dapat langsung mentransfer dana ke penjual. Tidak hanya transfer langsung, demi menjaga keamanan pembeli juga bisa menggunakan jasa pihak ketiga atau rekening bersama yang disediakan oleh pemilik jual beli online (Sanusi, 2007). Perkembangan bisnis E-commerce di Indonesia melesat dalam lima tahun terakhir. Hasil riset yang diprakarsai oleh Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Google Indonesia, dan TNS (Taylor Nelson Sofres) memperlihatkan bahwa tahun 2013 nilai pasar E-commerce Indonesia mencapai US$8 miliar (Rp 94,5 triliun) dan di tahun 2016 diprediksi naik tiga kali lipat menjadi US$25 miliar (Rp 295 triliun), potensi ini dibarengi dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau sekitar 30 persen dari total penduduk di Indonesia2. Hasil kajian konsultan teknologi Redwing-Asia mengatakan “E-commerce in Indonesia-a Big Bang waiting to happen”, Indonesia dinilai dapat menjadi negara potensial dengan perkembangan E-commerce paling pesat. Menurut Redwing, Indonesia mampu meraih perkiraan jumlah total pendapatan mulai dari sekitar 3 Milyar dollar AS (skenario terendah) hingga 10 Milyar dollar AS (skenario tertinggi) pada tahun 2015. Melihat sisi potensi ini, mampu menarik perhatian para pemain utama E-commerce dan sejumlah kelompok investasi di seluruh dunia3. Pertumbuhan E-commerce yang fantastis tidak semata-mata hanya terjadi di kota-kota besar di Indonesia saja (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan) tetapi juga di sejumlah wilayah di Indonesia yang tersebar baik di Pulau Jawa, Sumatera, dan wilayah-wilayah lainnya. Saat ini yang tercatat, ada sekitar 25 2 Rasyid, Fajrin. 27 April 2015. Bisnis E-commerce di Indonesia Melesat. Diambil dari: www.jpnn.com/read/2015/04/27/300672/, diakses pada: 25 Maret 2016, diakses pukul: 21.15 WIB. 3 Bhaskoro, Avi Tejo. 15 May 2013. Redwing Asia: Indonesia Berpotensi Jadi Pemain Utama ECommerce Dunia. Diambil dari: https:// dailysocial. id/post/indonesia-siap-pimpin-ecommerce/, diakses pada : 25 Maret 2016, diakses pukul: 21.15 WIB. 2 wilayah di Indonesia yang memiliki jumlah masyarakat kelas menengah sebanyak 500.000 populasi, dan diperkirakan pada tahun 2020 mendatang populasi ini akan berlipat ganda menjadi dua kali lipat. Dikabarkan sejumlah investasi besar sekitar >USD 20 juta masuk Indonesia dalam waktu dekat ini. Para pendatang baru ini cenderung untuk bermitra dengan perusahaan lokal untuk membentuk kerja sama pemasaran atau perdagangan dalam bidang E-commerce 4. Saat ini beragam perusahaan E-commerce menjamur dimana-mana, diantarnya : Zalora, Lazada, Blibli, OLX, Tokopedia, Salestock, Bukalapak, Elevenia, Shopee, Berrybenka, dan lain sebagainya. Salah satu situs jual beli online di indonesia yang sedang berkembang dan terus mengalami peningkatan adalah Bukalapak.com. Situs ini dimiliki dan dikelola oleh PT. Bukalapak. Sama halnya seperti situs jual beli online lainnya yang berbasis C2C ((Consumers to Consumers), Bukalapak.com menyediakan sarana penjualan dari konsumen ke konsumen dimanapun dan siapapun dapat membuka toko online untuk melayani calon pembeli dari seluruh Indonesia Berdasarkan data yang diperoleh dari alexa.com, tercatat situs jual beli online yang memiliki peringkat tinggi diantara situs-situs online jenis C2C lainnya yang ada di Indonesia. Situs-situs tersebut adalah: Tokopedia menempati posisi 9 Indonesia dan 341 di dunia5, Bukalapak menempati posisi 12 di Indonesia dan 381 di dunia6, kemudian Elevenia menempati posisi 24 Indonesia dan 1.153 di dunia7. Peringkat situs ini dihitung dengan menggunakan metodologi eksklusif yang menggabungkan perkiraan rata-rata unique visitors sebuah situs setiap hari dan jumlah estimasi atas page views selama 3(tiga) bulan terakhir. 4 Sigmaresearch. Indonesia Menjadi Negara dengan Perkembvangan E-commerce terpesat. Diambil dari: http://sigmaresearch.co.id/index.php/news/46-news/62-indonesia-menjadi-negaradengan-perkembangan-e-commerce-terpesat.html, diakses pada : 25 Maret 2016, diakses pukul: 22.18 WIB. 5 Diakses dari: http://www.alexa.com/siteinfo/tokopedia.com. Diakses pada: 1 April 2016, diakses pukul: 20.28 WIB 6 Diakases dari: http://www.alexa.com/siteinfo/bukalapak.com. Diakses pada: 1 April 2016, diakses pukul: 20.33 WIB 7 Diakses dari: http://www.alexa.com/siteinfo/elevenia.com. Diakses pada: 1 April 2016, diakses pukul: 20.35 WIB 3 Persaingan yang semakin ketat antar competitor menuntut perusahaan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menarik konsumen. Konsep komunikasi pemasaran merupakan hal mendasar yang harus dikuasai perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup E-commerce. Menurut Tjiptono (2008, hlm. 219) komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan jasanya bersedia meminta, membeli, dan loyal pada jasa yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran memerlukan suatu rancangan strategi dan programprogram penjualan. Menurut Sutisna (2003, hlm. 268), komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Rancangan komunikasi pemasaran harus secara tepat. Dalam artian dapat mengkoordinasikan seluruh elemen promosi yang digunakan dan seluruh kegiatan pemasaran lainnya, sehingga semua kegiatan dan elemen pemasaran yang digunakan dapat menyampaikan pesan yang sama kepada pelanggan Konsepsi dasar komunikasi pemasaran adalah pertukaran. Pertukaran yang dimaksud disisni adalah terjadi pertukaran nilai antara perusahaan dan konsumen. Baik itu pertukaran dalam bentuk ekonomis maupun pertukaran dalam bentuk nilai hubungan. Agar sebuah pertukaran nilai dapat terjadi dibutuhkan suatu penggabungan komunikasi yang efektif dan strategis pemasaran yang baik. Untuk mengungguli competitor-nya, Bukalapak perlu melakukan strategi komunikasi yang matang. Strategi komunikasi pemasaran merupakan poin penting yang menentukan bagaimana sebuah pesan pemasaran akan disampaikan kepada konsumen. Dalam menentukan strategi komunikasi pemasaran yang akan digunakan, perlu adanya pertimbangan-pertimbangan agar respon (feedback) sesuai dengan tujuan komunikasi pemasaran yang diharapkan. Didalam komunikasi pemasaran strategi dilakukan dengan berfokus pada bauran pemasaran, marketing communication mix, dan IMC. 4 Pada awalnya Bukalapak dalam mengenalkan situsnya ke konsumen hanya menggunakan strategi komunikasi pemasaran sederhana dan tidak melakukan iklan masif di media seperti situs lainnya, namun mampu meraih peringkat Ecommerce yang bisa dibilang tinggi, serta mampu mendahuli pendahulunya Tokopedia.com. Meskipun telah memperoleh banyak dana dari investor, nyatanya Bukalapak masih tetap mempertahankan strategi komunikasi pemasaran sederhananya tersebut. Bukalapak telah bertransformasi menjadi marketplace dengan jumlah penjual di dalamnya sebanyak 510 ribu pelapak, angka ini meningkat sebanyak 3,5 kali lipat dibanding dengan jumlah di tahun 2014 yang hanya mencapai 145 ribu. Jumlah barang yang kami perdagangkan pun bertambah cukup signifikan. Pertumbuhannya bisa mencapai 5,6 kali lipat dibanding tahun 2014. Pada tahun 2015, jumlah barang yang ada di Bukalapak bisa mencapai 7,5 juta unit. Nilai transaksi pun bertumbuh sebesar tujuh kali lipat hingga akhir tahun lalu. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun 2014 lalu yang hanya lima kali lipat dari pencapaian tahun 2013. Pencapaian lainnya, pendapatan ratarata per pelapak juga meningkat 2 kali lipat dari 2014 ke 2015. Dari sisi traffic lalu lintas dunia maya, Bukalapak kini menempati posisi 12 di Alexa dari seluruh website di Indonesia. Di Play Store, Bukalapak menjadi salah satu produk lokal yang berada di klasemen pemuncak aplikasi Indonesia. Bukalapak bersanding dengan aplikasi-aplikasi global lainnya8. Saat ini di tahun 2016 Bukalapak berhasil meraih dua juta kunjungan setiap harinya, kini Bukalapak merupakan salah satu platform E-commerce terbesar di Indonesia. Bukalapak juga mengklaim kalau 800 ribu lebih penjual 8 Al Hafiz, Muhammad Perkasa. 12 Januari 2016. BukaLapak: Tahun 2015 Merupakan Pencapaian Terbaik Kami. Diambil dari: http://marketeers.com /bukalapak-tahun-2015merupakan-pencapaian-terbaik-kami/, diakses pada : 25 Maret 2016, diakses pukul: 21.48 WIB. 5 yang mereka miliki adalah yang terbanyak di antara E-commerce lainnya di tanah air. Penjual Bukalapak juga tersebar di lebih dari 30 kota di Indonesia9. Beragam kemajuan dan inovasi yang dilakukan oleh Bukalapak.com tidak terlepas dari penggunaan strategi komunikasi pemasaran yang matang. Strategi komunikasi pemasaran memiliki peran yang penting dalam melakukan persaingan dengan kompetitor lain sejenis. Hal ini menjadikan strategi komunikasi pemasaran Bukalapak.com menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka pertanyaan yang muncul sebagai proses lanjutan dari penelitian ini adalah: ”Bagaimana strategi komunikasi pemasaran bisnis online berbasis E-commerce pada website www.bukalapak.com?” C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memberikan deskripsi secara lengkap strategi komunikasi pemasaran bisnis online berbasis Ecommerce pada website www.bukalapak.com. D. Manfaat Penelitian 1) Secara akademis, memberikan masukan terhadap perkembangan studi komunikasi digital khususnya tentang fungsi strategi komunikasi pemasaran pada E-commerce. 2) Secara praktis, memberikan tambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan tentang strategi komunikasi pemasaran dalam mengelola bisnis online berbasis E-commerce website Bukalapak.com. 3) Menjadi sebuah referensi dalam melakukan penelitian lain sejenis. 9 Al Hafiz, Loc.Cit. 6 E. Kerangka Pemikiran 1. Pengertian Strategi Strategi berkaitan dengan arah tujuan dan kegiatan jangka panjang suatu organisasi. Strategi adalah perekat yang bertujuan untuk membantu dan memberikan nilai proposisi yang konsisten dan membangun citra yang berbeda kepada sasaran pasar (Kotler, 2003, hlm. 191). Philip Kotler (2003) mengingatkan bahwa jika suatu bisnis tidak mempunyai keunggulan yang khas dibandingkan dengan rival-rivalnya maka bisnis itu tidak memiliki alasan untuk tetap berdiri. Setiap organisasi membutuhkan strategi apabila menghadapi situasi berikut (Sutisna, 2003): 1) Sumber daya yang dimiliki terbatas. 2) Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi. 3) Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi. 4) Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu. 5) Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif. Pandangan Philip Kotler mengartikan bahwa perusahaan khususnya yang memposisiskan dirinya sebagai pemasar harus meramu strategi yang jitu guna membedakannya dengan para pesaing. Strategi yang baik adalah strategi yang tidak mudah ditiru dan unik sehingga strategi yang demikian akan bertahan lama. Philip Kotler (2003, hlm. 191) mengatakan bahwa sebuah perusahaan memiliki strategi yang unik apabila: 1) Menentukan sasaran pasar dan kebutuhan yang jelas. 2) Mengembangkan proposisi nilai yang berbeda dan unggul bagi pasar tersebut. 3) Mengatur sebuah jaringan pemasokan yang berbeda untuk menyampaikan proposisi nilai tersebut pada sasaran pasarnya. 7 Berbeda dengan strategi, taktik adalah merupakan sebuah cara-cara atau pengaplikasian yang nyata dari strategi yang kemudian digunakan untuk melancarkan rencana tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, taktik memiliki definisi sebagai sebuah rencana atau tindakan yang memiliki sistem untuk dapat mencapai sebuah tujuan, dan juga adalah merupakan pelaksanaan dari sebuah strategi dan merupakan bagian dari sebuah siasat atau muslihat (KBBI, 2015). Strategi dapat bermanfaat melalui kegiatan taktiknya yang mampu membangun dan menciptakan kekuatan melalui kontinuitas serta konsistensi. Selain itu arah strategi yang jelas dan kesepakatan bersama akan menyebabkan perencanaan taktis menjadi lebih mudah dan cepat. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan hanya untuk menunjukkan arah, taktik operasional-lah harus mampu menunjukkan arah yang tepat (Ucahjana, 2000, hlm. 32). 2. Strategi Pemasaran Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, serta distribusi sejumlah barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi (Kotler, 2002, hlm. 9). Didalam pemasaran, komunikasi merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran (Shimp, 2003, hlm. 4). Ketika melakukan suatu kegiatan pemasaran dibutuhkan komunikasi yang efektif dan efisien agar pertukaran nilai-nilai antara perusahaan dengan konsumen dapat tersampaikan dengan tepat. Bahkan telah diklaim bahwa pemasaran diera 1990-an adalah komunikasi dan 8 komunikasi adalah pemasaran. Keduanya tak terpisahkan (Schultz, 1993, hlm. 46). Dalam melakukan kegiatan pemasaran, strategi merupakan bagian penting yang sangat berpengaruh terhadap sukses atau tidaknya aktivitas pemasaran tersebut. Sebelum mengetahui strategi apa yang digunakan, harus ditetapkan dahulu tujuan yang akan dicapai dalam melaksanakan strategi ini. Adapun tujuan dituangkan dalam tiga komponen yang dikenal dengan sebutan STP berikut: 1) Segmenting Menurut Rhenald Kasali (2005, hlm. 119) Segmentasi merupakan suatu proses mengkotak-kotak pasar (yang heterogen) ke dalam kelompok-kelompok “potential customer” yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya”. Tujuan dari segmentasi adalah agar perusahaan dapat melayani konsumen lebih baik dan memperbaiki posisi kompetitif perusahaan (Weinstein, 1994 dalam Rhenald Kasali, 2005). 2) Targeting Menetapkan target pasar dimana produk yang dihasilkan adalah pasar sasaran, yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran (Kasali, 2005, hlm. 527). Dalam hal ini marketer berarti harus memiliki keberanian untuk memfokuskan kegiatannya pada beberapa bagian saja dan meninggalkan bagian lainnya. 3) Positioning Menurut Rhenald Kasali (2005, hlm. 527) Positioning merupakan strategi komunikasi untuk memasuki jendela konsumen agar produk, merek atau nama produk yang 9 mengandung arti tertentu dan didalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap produk, merek, atau nama lain dalam bentuk hubungan asosiatif. Positioning harus bisa mewakili citra yang hendak dicetak dalam benak konsumen terhadap suatu produk. Citra tersebut harus berupa hubungan asosiatif yang mencerminkan karakter produk. Setelah mengetahui tujuan yang akan dicapai maka dapat ditetapkan strategi pemasarannya. Strategi pemasaran memiliki 4 konsep dasar yitu formula 4P yang dirumuskan oleh Kotler (2002) yaitu: Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi). Product (Produk) berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Price (Harga) adalah jumlah uang yang harus dibayakan pelanggan untuk memperoleh produk. Place (Tempat) meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Promotion (Promosi) berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. Dalam setiap “P” terdapat alat-alat pemasaran yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan produk, harga, distribusi, dan promosi disebut bauran pemasaran (marketing mix). Didalam bauran pemasaran, terdapat bauran promosi yang juga disebut dengan istilah bauran komunikasi pemasaran (Kotler, 2002, hlm. 412). Penjelasan mengenai hal tersebut dapat diamati pada gambar 1.1 berikut ini: 10 Gambar 1.1 Alat pemasaran pada setiap P Total bauran promosi disebut juga bauran komunikasi pemasaran Sumber: (Kotler, 2002, hlm. 412) Produk, harga, distribusi, dan promosi yang disebutkan di atas, perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan agar perusahaan dapat melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin. Oleh karena itu dari masing-masing elemen tersebut haruslah saling menunjang demi tercapainya tujuan perusahaan (Kotler, 2002, hlm. 51-52). Dalam bisnis salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memasarkan produk barang atau jasa agar dikenal oleh masyarakat. Didalam bisnis online tentunya juga membutuhkan pemasaran online. Philip Kotler dan Garry Amstrong (2008, hlm. 513) menulis empat cara menyiapkan pemasaran online yaitu: membuat sebuah situs web, menempatkan iklan dan promosi online, ikut serta/berpartisipasi dalam jaringan sosial online, atau menggunakan e-mail. Dari empat cara tersebut kebanyakan pelaku bisnis online di Indonesia menggunakan Website dan ikut serta/berpartisipasi dalam jaringan sosial online. 11 Seiring berkembangnya teknologi, infomasi, dan komunikasi, bauran pemasaran yang terdiri dari 4P kemudian mengalami pengembangan menjadi New Wave Marketing dimana produk atau jasa dimulai dari pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula, sehingga yang menjadi pertimbangan utama adalah apa yang bernilai bagi konsumen. Dikarenakan konsumen sudah menjadi prioritas, maka promosi yang sepihak dari produsen sudah tidak ditanggapi, namun justru komunikasi dua arah dan jalinan hubungan dengan konsumen justru harus diupayakan. New Wave Marketing terdiri dari Co-creation, Currency, Communal Activation, Conversation, dan Connect (Kertajaya, 2010). Dari perkembangan marketing mix 4P menjadi marketing mix 5C sebenarnya tidak ada perubahan yang mendasar, karena terdapat kesamaan diantara keduanya yang membedakan hanyalah akibat dari kemajuan teknologi dan perubahan ekonomi, membuat pasar menjadi horizontal. Sehingga konsumen sejajar dengan produsen dan keduanya bisa saling bertukar informasi dari berbagai tempat dengan dukungan teknologi informasi. Dalam 4P, co-creation sama dengan product (produk); currency sama dengan price (harga); communal activation sama dengan place (tempat/saluran distribusi); conversation sama dengan promotion (promosi); dan connect yang menjadi penekanan dari new wave marketing, yaitu pemasar senantiasa terhubung dengan berbagai orang, menggunakan teknologi komunikasi dan melalui situs jejaring sosial. 3. Komunikasi Pemasaran Komunikasi sebagai proses di mana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antara organisasi dengan individu (Shimp, 2003, hlm. 4). Sedangkan pemasaran merupakan kumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya menransfer nilai-nilai antara mereka dan pelanggannya. 12 Tom Duncan & Sandra Moriarty (2005) memberi definisi komunikasi pemasaran sebagai pendekatan pemasaran generasi baru yang digunakan perusahaan untuk lebih memokuskan upaya mereka dalam memperoleh, mempertahankan, dan mengembangkan hubungan perusahaan dengan para pelanggan serta pihak-pihak terkait lainnya. (Morrisan, 2007, hlm. 8). Fungsi penting komunikasi pemasaran adalah menerima dan menyampaikan informasi, menjembatani kebutuhan dan keinginan orang dengan produk, yang dapat memberikan kepuasan kepada mereka (Sutisna, 2003, hlm. 268). Oleh karenanya, komunikasi pemasaran lebih dari sekedar membentuk arus komunikasi, tetapi juga fokus terhadap desain dari produk yang akan ditawarkan. Selain itu, distribusi pesan produk kepada pengguna yang dianggap potensial sangat berperan dalam membentuk pertukaran nilai (exchange of value). Oleh karena itu, komunikasi pemasaran perlu dilakukan secara terencana, matang dengan pemilihan media yang tepat. Didalam menjalankan fungsinya, komunikasi pemasaran memiliki beberapa tujuan utama yaitu: to secure understanding, to establish acceptance, to motivate action (Chitty, 2005, hlm. 5). Jika digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua elemen dalam bauran pemasaran yang memfasilitasi pertukaran dengan menargetkan dan menentukan posisi merek untuk sekelompok pelanggan agar menjadi pembeda dengan merk lainnya. Melalui komunikasi pemasaran, diharapkan target dari komunikasi pemasaran dapat menerima pesan yang disampaikan oleh perusahaan dan merealisasikan informasi tersebut dalam bentuk tindakan yang diharapkan oleh perusahaan. Secara garis besar proses komunikasi pemasaran bisa dijelaskan melalui gambar berikut ini: 13 Bagan 1.1 Proses Komunikasi Pemasaran Gangguan Pesan Sumber Kode Media Penguraian Penerima Informasi /program (Cetak, kode (konsumen (Pemasar) (iklan, radio, (penafsiran) potensial) demostran, internet, pemberitaan, televisi) penawaran) Umpan Balik Sumber: Machfoedz, Komunikasi Pemasaran, 2010 Proses komunikasi pemasaran tersebut dapat dipahami sebagai berikut (Machfoedz, 2010, hlm. 17): 1) Sumber informasi Sumber informasi ialah pemasar (perusahaan atau organisasi). 2) Kode/Program Proses pembetukan pesan atau ide kedalam bentuk yang dapat dipahami dan diharapkan dapat mempengaruhi penerima, Tahapan ini mencerminkan strategi kreatif atau saran penjualan, janji yang dibuat oleh perusahaan tentang produk dan perusahaan. 3) Pesan Pesan adalah pelaksanaan strategi kreatif. Pesan dapat diungkapkan dengan berbagai cara, meliputi kata-kata (secara lisan atau tertulis), diagram, gambar, dan dramatisasi dalam berbagai bentuk. Misalnya presentasi 14 penjualan, label kemasan, atau iklan yang didesain untuk surat kabar, majalah, atau televisi. 4) Media Saluran yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan seperti radio, televisi, media cetak, telepon, faksimili, internet dan hubungan langsung. 5) Sumber Informasi Sumber informasi terdiri dari pemasar, kode/program (iklan, demontrasi, pemberitaan, penawaran), media (cetak, radio, wiraniaga, televisi), penguraian kode (penafsiran), penerima (konsumen potensial) antara wiraniaga dan konsumen, atau kata-kata yang diucapkan oleh konsumen. 6) Penguraian kode Penafsiran pesan oleh penerima. Pesan yang sama dapat ditafsirkan berbeda oleh penerima yang beragam, yang mempunyai pengalaman, pengetahuan, dan lingkungan masing-masing. 7) Penerima Penerima merupakan pihak yang menerima pesan, perusahaan, konsumen, atau stakeholders pengirim pesan yang ingin mempengaruhi dengan cara tertentu. 8) Umpan balik Respon penerima terhadap pesan, yang diharapkan oleh pemasar akan dapat mengubah sikap atau perilaku atau permintaan informasi yang lebih rinci. 15 4. Strategi Komunikasi Pemasaran Peran komunikasi pemasaran dari tahun ke tahun dirasakan semakin penting dan memerlukan pemikiran ekstra, terutama dalam rangka untuk memperkenalkan, menginformasikan, menawarkan, mempengaruhi dan mempertahankan tingkah laku pembeli dari konsumen dan pelanggan potensial suatu perusahaan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Keberadaan komunikasi merupakan hal yang mutlak. Konsekuensinya tanpa komunikasi, maka pelanggan, konsumen, maupun masyarakat umum tidak akan mengetahui suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Philip Kotler (2002, hlm. 408) mengatakan bahwa total bauran promosi (promotion mix) sebuah perusahaan juga disebut bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) terdiri dari campuran spesifik periklanan, public relations, personal selling, promosi penjualan, dan alat-alat direct marketing yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan dengan pelanggan. Ada lima alat promosi utama didefinisikan sebagai berikut: 1) Periklanan (Advertising) Semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu. 2) Promosi Penjualan (Sales Promotion) Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. 3) Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation and Publicity) 16 Berbagai program untuk mempromosikan dan membangun atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. 4) Penjualan secara pribadi (Personal Selling) Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. 5) Pemasaran langsung (Direct Marketing) Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Dengan menggunakan marketing communication mix yang tepat, perusahaan selaku komunikator dapat memperkenalkan serta memasarkan barang atau jasanya kepada konsumen selaku komunikan. Menurut Smith (1996:19) Marketing Communication Mix biasanya terdiri atas, penjualan (selling), iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), pemasaran langsung (direct marketing, sponsor (sponsorship), identitas korporasi (corporate identity), kemasan (packaging), point of sale and merchandising, word of mouth (WOM). Oleh karena itu, perencanaan dan pemilihan marketing communication tools menjadi penting sebab tools tersebut merupakan perantara komunikasi perusahaan dalam memasarkan dan menentukan kesuksesaan dari bauran pemasaran (marketing communication mix). Beragamnya bentuk saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak maka, komunikasi pemasaran modern yang saling berintegrasi perlu dilakukan dengan menggunakan beberapa komponen bauran komunikasi pemasaran. Saat ini, perusahaan lebih banyak mengadopsi konsep komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication (IMC) Dalam konsep ini, perusahaan dengan seksama mengintegrasikan saluran-saluran komunikasinya untuk memberikan 17 pesan yang jelas, konsisten, dan meyakinkan tentang perusahaan dan mereknya (Kotler, 2002, hlm. 412). IMC mengarah pada total strategi komunikasi pemasaran yang bertujuan membangun hubungan dengan pelanggan yang kuat dengan menunjukkan bagaimana perusahaan dan produk yang dapat membantu pelanggan memecahkan masalah merek. Menurut Tom Duncan (2002) terdapat beberapa instrumen penting dalam IMC, diantaranya: 1) Periklanan Iklan merupakan salah satu alat utama bagi perusahaan untuk melakukan promosi. Iklan adalah semua bentuk- bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor barang atau jasa yang akan dilakukan oleh sponsor tertentu dan dibayar oleh pihak yang membutuhkan iklan tersebut. 2) Personal Selling Merupakan penyajian secara lisan dalam melakukan perakapan dengan calon pembeli. Terdapat beberapa tujuan dari personal selling yaitu: membangkitkan kesadaran mengenai tersedianya suatu produk, meningkatkan minat pembeli, membina, potensi produk tertentu, menyelesaikan jual beli, dan mengusulkan penegakan pesan penjualan. 3) Publisitas Cara yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen agar mereka menjadi tahu dan menyenangi produk yang ditawarkan. 4) Promosi penjualan Kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya yang dibentuk sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan 18 dengan cara penempatannya dan pengaturan tertentu, sehingga produk tersebut akan menarik perhatian konsumen. 5) Direct Marketing Bentuk hubungan langsung perusahaan dengan customer tanpa melalui retailer melalui direct-response marketing yang terdiri dari: close-loop, interactive, database-driven messaging system yang menggunakan banyak jenis media untuk menciptakan respon behavioral. 6) Interactive marketing Interactive marketing disini lebih tertuju kepada bagaimana suatu perusahaan mampu atau tidak berkomunikasi dengan customer-nya atau mampu memberikan solusi yang baik, yang terkait dengan penggunaan produk. Dalam hal ini interactive marketing juga terkait dengan customer relationship management. 7) Event/sponsorship Event marketing adalah situasi yang signifikan atau peristiwa promosional yang mempunyai fokus utama untuk menangkap perhatian dan melibatkan customer dalam event tersebut. Sponsorship adalah dukungan finansial kepada suatu organisasi, individu, atau aktivitas yang menghasilkan publisitas merek dan suatu hubungan. Sponsorship dapat membedakan sekaligus meningkatkan nilai suatu merek. Beberapa pedoman yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam memilih sponsorship, yaitu: target khalayak, penguatan citra merek, dapat diperpanjang, keterlibatan merek, biaya yang efektif dan sponsor lainnya. Strategi didalam strategi komunikasi pemasaran dibagi menjadi dua definisi, yaitu seni mendistribusikan dan menerapkan fungsi-fungsi 19 bisnis untuk memenuhi kebijakan akhir (visi dan misi perusahaan), dan arti yang kedua adalah seni dan ilmu mengadaptasi dan mengatur berbagai sumber daya demi pencapaian tujuan (Delozier, 1976, hlm. 271). Pada definisi kedua ini, jelas digambarkan bahwa strategi lebih diarahkan pada aspek mikro perusahaan, secara spesifik mengacu pada hal yang fungsional seperti perencanaan strategis untuk marketing mix dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal demi membentuk suatu pesan penawaran produk/jasa yang integratif/terpadu kepada target konsumen. 5. New Media dan Internet (E-commerce) Internet merupakan hasil perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan dan merupakan media interaktif yang terjadinya pertukaran arus informasi yang dinamis. Pengguna internet dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan konten informasi yang didistribusikan. Berbeda dengan media lain yang berkomunikasi dengan publik secara one to many) (MC Quail, 2000, hlm. 138), media ini memberikan keuntungan bagi sektor ekonomi dan jasa sehingga menyebabkan berkembangnya ekonomi baru dengan adanya dematerialisasi output dalam bentuk kode, konten media, desain, informasi, dan jasa (Flew, 2003, hlm. 51). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sedemikian pesat menawarkan model pemasaran baru menggunakan internet sehingga lebih interaktif dan real time. Karakteristik media baru dapat membuka jalur komunikasi melalui two way communication sehingga membuka terjadinya interaktivitas dalam komunikasi sehingga dapat menghasilkan feedback dan pertukaran informasi. Kemampuan sistem komunikasi digunakan untuk bercakapcakap (talk back) dalam sebuah percakapan. Efektivitas dan interaktivitas yang tinggi berhubungan dengan biaya komunikasi dan waktu yang diperlukan untuk berkomunikasi. 20 Media baru memiliki kekuatan di bidang komunikasi. Efek komunikasi satu arah (one way communication), memberikan model konvergensi komunikasi informasi yang sebagai disebabkan bagian dari karena proses interaktivitas pertukaran media baru. Interaktivitas berarti bahwa konten pesan individu yang tinggi dapat dikomunikasikan di masa lampau (Efraim, 2006 , hlm. 211). Perkembangan internet membawa perubahan core model transformasi bisnis yang dulunya dilakukan secara langsung, sekarang dapat dilakukan lebih interaktif dan real time. Akselerasi pertumbuhan dan pelayanan jasa menunjukkan tren yang berkesinambungan sehingga mendasari lahirnya konsep internet marketing dan perdagangan elektronik, yang dikenal dengan nama E-commerce dan e-business untuk menciptakan interaktivitas di bidang bisnis. Internet marketing dapat didefinisikan sebagai penggunaan internet dan teknologi digital untuk mencapai tujuan kegiatan pemasaran dan mendukung konsep pemasaran modern. Istilah ini sering disamakan dengan E-commerce dan menjadi tema standar untuk kegiatan bisnis seperti jual-beli online, pembayaran online, home shopping/banking untuk menjaga efisiensi pasar baru. Kegiatan pemasaran menggunakan internet disebut juga Ecommerce atau e-business, dimana kegiatan pemasaran dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi berbasis jaringan komputer, internet, atau menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi (Efraim, 2006, hlm. 9). Internet marketing merupakan cara untuk memulai dan memperkuat hubungan dengan customer. Akan tetapi, pemasar dapat mendesain dan mengirimkan pesan dan informasi secara online selama masih berada dalam kontrol melalui email dan website. Istilah E-commerce selanjutnya menjadi tema standar untuk kegiatan bisnis seperti jual-beli online, pembayaran online, home 21 shopping/banking untuk menjaga efisiensi pasar (Chaffey, 2000, hlm. 6). Tipe-tipe E-commerce dibagi dan diperinci lagi menjadi 8, yaitu (Efraim, 2002, hlm. 173): Business to Business (B2B, Business to Consumer (B2C), Consumer to Business (C2B), Consumer to Consumer (C2C), Intrabusiness (intraorganizational) commerce, Government to citizens (G2C) and others, Collaborative commerce (c-commerce, Mobile commerce (m-commerce). Dalam e-commerce, perusahaan dapat menggunakan website untuk mempromosikan produk dan jasa dengan menyediakan informasi kepada customer potensial dan berinteraksi dengannya. Media ini dapat melakukan direct marketing, personal selling, dan public relation secara efektif dan efisien. User dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan konten informasi, menerima/merubah informasi dan gambar, mencari informasi lain, menjawab pertanyaan, dan melakukan pembelian. Perusahaan menggunakan website memasarkan produk dan jasa kepada customer potensial serta berinteraksi dengannya. Media ini dapat melakukan direct marketing, personal selling, dan public relation secara efektif dan efisien. Visitor dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk serta konten informasi yang diterima, menerima/merubah informasi dan gambar, mencari informasi lain, menjawab pertanyaan, dan melakukan pembelian. Perkembangan model bisnis menggunakan internet diadopsi toko daring dengan memanfaatkan melibatkan C2C supplier, (Consumer to dan customer Consumer). Website dengan dapat menimbulkan kepedulian terhadap produk dan perspektif consumer di seluruh pasar. Kepedulian produk khusus atau jasa dapat dibawa melalui medium pesan. Melalui pesan yang sesuai, detail informasi produk akan diteruskan kepada customer sehingga dapat mendapatkan manfaat dari produk dan jasa tersebut. 22 6. Website Pertumbuhan web sebagai media online semakin meningkat. Setidaknya terdapat dua faktor yang menjadikan web melonjak tinggi. Pertama, karena teknologi dan infrastruktur telah menyebar dalam jumlah besar di masyarakat khususnya telepon dan komputer. Kedua, web sangat multifungsi didukung dengan internet yang mempunyai fungsi meluas. Selain itu, web pada awalnya gratis karena penyediaan akses internet dilakukan oleh pemerintah dan perusahaan non profit (Carveth, 2004). Dengan diperkenalkannya World Wide Web (www), Internet mampu menyediakan informasi tanpa batas ke seluruh dunia, sekaligus memungkinkan terjadinya interaksi bisnis secara serentak tanpa adanya batas-batas negara, wilayah, serta waktu. Penggunaan internet secara komersil mewujudkan timbulnya pemasaran di internet serta perdagangan secara elektronik. Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringanjaringan halaman (hyperlink) (Yuhefizar, 2008, hlm. 159). Secara umum website digolongkan menjadi tiga jenis yaitu: 1) Website statis: Isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. 2) Website dinamis: Website yang secara struktur diperuntukan untuk update sesering mungkin. Website yang bisa diupdate secara mudah sehingga isi dari website tersebut bisa berubah sesuai keinginan pemilik website (dinamis). 3) Website Interaktif: Website interaktif adalah pengembangan lebih lanjut website dinamis. Dimana dalam website interaktif terjadi komunikasi dua arah antara pengunjung dan 23 pengurus website atau antara pengunjung dengan sesama pengunjung Menurut Usnodo (2010, hlm. 34), terdapat dua macam situs yang biasa digunakan oleh suatu perusahaan yaitu: situs perusahaan (corporate website) dan situs pemasaran (marketing website). Situs perusahaan merupakan situs yang dirancang untuk membangun hubungan yang baik dengan pelanggan. Situs pemasaran merupakan situs yang melibatkan konsumen dalam interaksi yang dapat membuat mereka semakin dekat dengan pembeli online dan hasil kegiatan pemasaran lainya. Selain situs, sebuah perusahaan juga bisa memasang iklan online diberbagai situs yang tingkat pengunjungnya tinggi. Ada berbagai bentuk iklan online yang tersedia di dunia internet. Setiap bentuk memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing dan tentu harus disesuaikan dengan tujuan pemasangan iklan dan tujuan komunikasi pemasaran dari perusahaan. F. Kerangka Konsep Kemajuan teknologi informasi dan kemunculan internet menimbulkan peluang bisnis baru bagi banyak orang. Peluang ini tentunya dimanfaatkan banyak pihak dan menelurkan banyak bisnis baru yang bergerak secara online/offline memanfaatkan internet sebagai tools utamanya. Tidak sedikit perusahaan E-commerce yang bergerak dalam pemanfaataan website. Setiap perusahaan tersebut tentunya selalu berupaya agar website Ecommerce yang mereka miliki memiliki jumlah kunjungan yang maksimal dan lebih menonjol dibandingkan website E-commerce lain sejenis, hal ini juga terkait dengan tujuan dalam menjaga eksistensi dari perusahaan itu sendiri. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan strategi yang baik dan tepat yaitu strategi yang mencakup komunikasi dan pemasaran. Strategi adalah perekat yang bertujuan untuk membentu dan memberikan nilai proposisi yang konsisten dan membangun citra yang berbeda kepada sasaran pasar (Kotler, 2003, hlm, 191). 24 Strategi kemudian diaplikasika secara nyata melalui taktik untuk melancarkan jalannya suatu strategi. Komunikasi dan pemasaran merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (Schultz, 1993, hlm. 46). Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa strategi pemasaran dan strategi komunikasi saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Penggabungan antara kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan kajian baru yang disebut Marketing Communications Strategy (strategi komunikasi pemasaran) dimana kajian ini bertujuan untuk membantu kelangsungan bisnis perusahaan. Strategi pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, serta distribusi sejumlah barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi (Kotler, 2002, hlm. 9). Menurut Philip Kotler (2003, hlm. 279) strategi pemasaran dapat dibagi menjadi tiga yaitu Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP). Ecommerce adalah bagian dari new media dimana pada pelaksanaan strategi pemasarannya turut menerapkan new wave marketing (Kertajaya, 2010) yang terdiri dari Communitization, Confrimation, Clarification. Pada strategi pemasaran juga terdapat 4P (Product, Price, Place, dan Promotion) yang menjadi formula dasar dari strategi pemasaran (Kotler, 2002). Konsep 4P kemudian disesuaikan dengan perkembangan lebih lanjut pada era new wave marketing yaitu 5C (Co-creation, Currency, Communal Activation, Conversation, dan Connect) (Kertajaya, 2010). Strategi pemasaran sangat bergantung dengan suksesnya aktivitas strategi komunikasi pemasaran. Didalam komunikasi pemasaran strategi dilakukan dengan berfokus pada bauran pemasaran, marketing communication mix, dan IMC. Bauran pemasaran yang dikenal dengan istilah 4P di atas salah satunya adalah promotion dan menurut Kotler (2002, hlm. 408) total bauran promosi (promotion mix) sebuah perusahaan juga disebut bauran komunikasi pemasaran (marketing communications mix). Saat ini terjadi perkembangan dari penggunaan marketing communications mix, dimana perusahaan lebih banyak mengadopsi 25 konsep komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication, IMC). Didalam strategi komunikasi pemasaran terdapat tiga poin penting untuk memposisikan target dalam pikiran konsumen yaitu strategi pull positioning, push positioning, dan Profile Positioning (Fill, 2010, hlm. 295). Strategi yang didasarkan untuk membangun hubungan yang menguntungkan dan kuat dengan pelanggan serta stakeholders lainnya merupakan bagian dari rencana pemasaran, dan komunikasi pemasaran yang efektif harus mendukung semua itu. Pemahaman strategi IMC harus didasarkan pada proses perencanaan ketat yang akan mengidentifikasi sasaran yang tepat, menetapkan tujuan komunikasi spesifik untuk sasaran, mengembangkan komunikasi pemasaran yang akan mencapai tujuan mereka secara konsisten dan menemukan cara tebaik untuk menyampaikan pesan (Percy, 2008, hlm. 9). Identifikasi strategi pemasaran dan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan dalam pengelolaan website juga turut mempengaruhi konten website Ecommerce. Berlandaskan penelitian Luo dan Seyedian (2003), persepsi contextual marketing memiliki pengaruh positif terhadap persepsi pengguna ecommerce. Keberhasilan implementasi praktik contextual marketing diukur dari ramuan informasi kontekstual yang diadaptasikan dengan kebutuhan informasi dan transaksi data pelanggan yang mendetail setiap kliknya. Ditambah lagi, takkan lepas dari integrasi beberapa aktivitas yang fokus pada contextual marketing communication yang terhubung diantara lingkungan online, mobile, dan offline (Lee, 2005). Fitur konten yang lengkap mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi yang dicarinya. Ungkapan “content is a king” sangat penting dalam kegiatan pemasaran online. Kriteria yang memengaruhi kelengkapan E-commerce diantaranya adalah kecepatan loading, konten, navigasi, daya tarik situs, kelengkapan informasi, interaktivitas, dan kecepatan respons dalam menjawab email (Chaffey, 2007, hlm. 84). Kerangka konsep dari penelitian ini apabila dirangkai dalam suatu bagan penelitian maka dapat diamati sebagai berikut: 26 Segmenting, Targeting, Positioning (Kotler, 2003) Communitization, PT.Bukalapak Confirmation, Clarification (Kertajaya, 2010) Identifikasi Strategi Pemasaran 4P (Kotler, 2002) 5C (Kertajaya, 2010) Identifikasi Strategi Komunikasi Pemasaran Konten Marketing Communication Mix Website IMC www.bukalapak.com E-commerce 27 G. Metodologi Penelitian 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas strategi komunikasi pemasaran bisnis E-commerce pada website www.bukalapak.com yang dilakukan oleh PT.Bukalapak pada tanggal 1 Januari 2014 – 15 Juli 2016, pada periode ini Bukalapak mengalami banyak peningkatan signifikan pada beberapa aspek diantaranya: jumlah traffic kunjungan, meningkatnya jumlah pelapak, dan meningkatnya omzet perusahaan10. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana Pendekatan kualitatif merupakan sebuah pendekatan yang dilakukan dengan latar alamiah dari suatu keutuhan (entity). Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moeloeng, 2010, hlm. 6). Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Secara mikro tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka. 10 Wawancara dengan Miftachur Rochman, pada: 2 Mei 2016, dilakukan pukul: 10.00 WIB di Jakarta. 28 3. Metode Penelitian Penelitian ini meneliti bisnis online yang berupa website, dalam penerapan strategi komunikasi pemasarannya saat merintis bisnis tersebut. Bisnis online yang dipilih adalah website Bukalapak.com yang mulai dirintis pada tahun 2010. Pada awal berdirinya Bukalapak belum melakukan iklan dan rangkaian IMC secara maksimal dikarenakan dana yang dimiliki terbatas. Kemudian di awal tahun 2015 setelah mendapatkan tambahan dana investasi dari beberapa pihak Bukalapak mampu memaksimalkan strategi komunikasi pemasarannya dan hal ini memberikan banyak dampak yang signifikan pada pertumbuhan bisnis Bukalapak. Oleh karenannya, penelitian ini akan berfokus pada aktivitas strategi komunikasi pemasaran Bukalapak pada bulan Januari 2014-Juli 2016. Dimana pada periode ini Bukalapak mengalami banyak kemajuan yang signifikan sebagai dampak dari strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan pada periode tahun tersebut. Metode penelitian yang dipilih adalah studi kasus, untuk memahami secara lebih baik suatu kasus tertentu. Studi kasus, dalam khazanah metodologi, dikenal sebagai suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer, dan kekinian (Bungin, 2003, hlm. 20). Bisnis online berbasis E-commerce sedang mengalami perkembangan yang begitu pesat saat ini di Indonesia seiring dengan kemajuan informasi dan teknologi. Penerapan strategi komunikasi pemasaran E-commerce melalui website tentunya berbeda dengan strategi komunikasi pemasaran offline dikarenakan terdapat peran internet yang sangat signifikan di dalamnya. Untuk memasarkan sebuah website E-commerce yang berperan sebagai platform jual-beli, Bukalapak.com melakukannya dalam berbagai jenis bentuk yang akan diteliti lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut studi kasus menjadi 29 sesuai digunakan dalam meneliti strategi komunikasi pemasaran Bukalapak.com. Studi kasus ini memaparkan pemahaman-pemahaman strategi komunikasi pemasaran saat merintis bisnis online bagi rintisan bisnis online lainnya. Menurut Daymon & Holloway (2008), studi kasus adalah sebuah strategi penelitian dengan berbagai sumber bukti (bukti kualitatif, kuantitatif, maupun gabungan keduanya) dari sebuah satuan pengamatan yang dibatasi waktu dan tempat tertentu. Kasus yang diangkat bisa berupa organisasi, sekelompok orang sebagai kesatuan sosial atau kelompok kerja, komunitas, sebuah peristiwa (event), suatu proses, isu atau kampanye. Oleh karena itu metode ini paling tepat digunakan dalam penelitian ini karena dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi didalam PT.Bukalapak yang merupakan suatu organisasi atau perusahaan yang melakukan strategi komunikasi pemasaran melalui Bukalapak.com dan masih berlangsung hingga saat ini. Studi kasus yang digunakan adalah studi kasus tunggal dengan single level analysis, yaitu studi kasus yang lebih menyoroti perilaku individu atau kelompok individu dengan satu masalah penting. Dengan model pengkajian yang akan digunakan adalah deskriptif. Deskriptif dipilih karena pada bentuk penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti membagi teknik pengumpulan data menjadi pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui teknik wawancara mendalam individual (in depth interview). Wawancara mendalam (in-depth interview) secara sederhana dapat didefiniskan sebagai percakapan terarah antara peneliti dan seorang 30 informan menyangkut masalah yang diteliti dengan pertanyaan terbuka dengan menggunakan teknik-teknik probing (mengorek jawaban responden agar terarah pada tujuan penelitian). Wawancara ini dilakukan dengan pihak-pihak terkait yaitu: 1) Nama : Ambrosia Tyas (Oci) Jabatan : Brand and Marketing Manager Bukalapak 2) Nama : Miftachur Rochman Jabatan : Public Relation Staff Bukalapak Kemudian dalam pengumpulan data sekunder atau pendukung, peneliti melakukan studi dokumen dari literatur seperti buku, jurnal, dan internet. Studi dokumen merupakan metode pengumpulan data dan teori menggunakan sumber cetak (buku, majalah, tabloid, suratkabar, newsletter, press release) dan sumber digital (rekaman video, suara, dan internet) serta sumber lain yang dapat menunjang penelitian. Studi dokumen dilakukan karena acara tersebut telah selesai dilaksanakan sehingga pengambilan data yang memungkinkan adalah dengan menggunakan dokumen pasca kegiatan. Data pendukung ini digunakan untuk memperkuat konsep dan kerangka pemikiran yang akan dibuktikan dan diterapkan melalui penelitian. Studi dokumen ini juga menjadi langkah awal dalam melakukan penelitian. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian deskriptif adalah teknik analisis data kualitatif, tanpa menggunakan alat bantu rumus statistik. Pengolahan dan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif menekankan pada segi pengamatan langsung secara partisipatif dari penelitian. Dengan menganalisis data yang telah didapatkan peneliti melalui pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dan studi dokumen. Dari sekian banyak data yang didapatkan 31 dari pengumpulan data, kemudian dilakukan penjodohan pola antara data empiris dengan kerangka teoritis. Validitas dalam penelitian ini dilihat berdasarkan akurasi sebuah alat ukur yaitu instrumen. Validitas dalam penilitian kualitatif mengacu pada apakah temuan penelitian secara akurat mencerminkan situasi dan didukung oleh bukti. Penelitian ini akan menggunakan metode Triangulasi data dalam mengukur validitas penelitian. Triangulasi merujuk pada konsistensi suatu penelitian. Tetapi inkonsistensi sebuah analisis tidak boleh dilihat sebagai kelemahan bukti, tetapi kesempatan untuk mengungkap makna lebih didalam data. Triangulasi jenis ini melakukan pemeriksaan konsistensi temuan yang dihasilkan pengumpulan data wawancara dan studi dokumen 32 oleh metode