AGAMA Agama merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Agama berkaitan dengan kepercayaan, keyakinan terhadap Tuhan dan alam ghaib, pengaturan tentang upacara ritual serta aturan dan norma yang mengikat para pengikutnya. Masalah ketuhanan merupakan dasar yang paling penting dalam agama. Macam-macam keyakinan : Animisme : keprcayaan ini berpendapat bahwa semua benda, baik yang bernyawa atau tidak bernyawa mempunyai roh yang tersusun dari suatu zat atau materi yang halus, mempunyai kekuatah dan kehendak, bisa senang dan bisa marah dll. Dinamisme : kepercayaan terhadap kekuatan Ghaib yang dimiliki oleh benda-benda tertentu. Kemudian berkembang menjadi Politheisme , yaitu roh atau kepercayaan dalam animisme yang lebih mempunyai bentuk dan sifat yang jelas.. Misalnya dewa surya kepribadiannya memberikan cahaya Selanjutnya para pemikir sekuler memandang agama sebagai bentuk keterpaksaan dari sutau individu atau masyarakat sehingga agama dijadikan suatu kebutuhan yang bersifat sementara. Mereka berpendapat bahwa agama tumbuh dan berkembang sebagai akibat dari suatu keadaan tertentu yang menimpa masyarakat. Misalnya, agama tumbuh adanya rasa takut sedangkan individu membutuhkan perlindingan dari sesuatu yang menakutkan tersebut. Sebagian lagi berpendapat bahwa agama diperlukan karena kebodohan. Apabila rasa takut telah hilang, keteraturan telah dapat dirasakan, masyarakat tidak lagi terkungkung dlam kebodohan, sebagai hasil dari kemajuan imu pengetahuan dan teknologi , menurut mereka agama sudah tidak diperlukan lagi. Kaum Marxisme melihat agama diwujudkan agara kelas penindas tetap dapat mempertahankan kedududkan dan kekauasaannya di kalangan bangsa-bangsa. Kelas penguasa menghidupkan agama agar kaum proletar tidak melancarkan pemberontakan terhadapnya. Menurut pendapat ini bahwa agama dapat mengekang kendali kemarahan kaum proletar dan merupakan candu yang membius mereka agar tetap dalam kelelapan dan ketidaksadaran. Dalam pandangan para ahli psikologi, agama sipandang sebagai dorongan antara apa yang ada di dalam diri individu dan interaksi dengan lingkungan di luar dirinya menurut Freud, memandang agama sebagai sesuatu yang berasal dari ketidakmampuan manusia mengahadapi kekuatan alam di luar diri dan juga kekuatan insting dari dalam diri. Agama ada pada tingkat perkembangan manusia yang pertama, di saat manusia belum mampu menggunakan akal untuk mengurusi kekuatan yang ada di luar dan di dalam diri dan harus menghadapi atau mengatur dengan bantuan kekuatan lain yang efektif. Atau menurutnya agama dipandang sebagai kebutuhan sesaaat, pada waktu orang berada dalam situasi ketidakberdayaan. Carl Gustav Jung juga berpendapat bahwa hakekat dari pengalaman keagamaan adalah ketundukan pada kekuatan yang lebih tinggi daripada kekuatan kita sendiri. Agama menurut beliau adalah menahan dan mengontrol subyek manusia yang selalu dan sering menjadi korban dari penciptanya. Pengalaman keagamaan menurutnya merupakan ketidaksadaran yang disebabkan oleh kekuatan di luar diri yang disebutnya sebagai ketaksadaran agamis. Menurut kaum Sosiolog agama dianggap sebagai suatu fenomena sosial dengan melihat kelembagaan suatu agama dan perilaku para pemeluk agama. Salahsatunya di kemukakan oleh Durkheim yang menyatakan bahwa agama adalah suatu kesatuan sistem kepercayaan dan pengalaman terhadap sesuatu yang sakral, yaitu yang lain dari pada yang lain, kepercayaan dan pengalaman yang menyatu ke dalam suatu komunitas moral yang disebut gereja. Dalam pandangan ini agama hanya dipandang sebagai komunitas moral, padahal moral bagian dari atau salah satu dimensia dari agama. Diantara sekian banyak pendapat yang dikemukana oleh para ahli, ada yang menyebutkan bahwa agama berasal dari bahasa sanskerta yaitu Gam yang artinya pergi, yang kemudian mendapat awalan a dan akhiran a artinya menjadi Jalan , sehingga dari asal kata tersebut sebagian orang mengemukakan pendapat atu rumusan tentang definisi agama yaitu suatu jalan yang harus diikuti supaya orang dapat sampai ke suatu tujuan yang mulia dan suci. Pengertian yang lebih populer menyebutkan, bahwa agama berasal dari kata a-gama yaitu a berarti tidak dan gama yang artinya kacau, jadi agama ialah (yang membuat sesuatu ) yang tidak kacau. Menurut H. Bahrum Rangkuti, agama berasal dari kata a-gama . A artinya (panjang) ialah cara atau the way , sedangkan gama berasal dari kata Indo-Jerman gam yang berarti sama dengan Inggris to go yaitu berjalan atau pergi. Jadi agama menurut beliau adalah caracara berjalan atau cara-cara sampai kepada keridlaan Tuhan. Menurut Drs. Habullah Bakry, agama adalah jalan hidup dengan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta Berpedoman kitab suci dan dipimpin oleh seorang Nabi. Dalam Al-qur’an, agama disebut dengan Millah / Millatu Ibrahim ( QS. An-Nahl : 123) yang artinya agama yang dibawa Ibrahim. Selain itu dalam Qs.Al- Kafirun : 6 disebutkan Lakum dinukum waliyadiin , bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Selain ad-diin berarti agama juga berarti pembalasan, hari kiamat, adat kebiasaan, undang-undang, peraturan serta patuh. Kemudian menurut istilah bahwa agama mengandung 3 unsur yaitu : 1. Credo ( tata keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak diluar manusia. 2. Ritus ( peribadatan ) 3. Norma ( mengatur hubugan manusia dengan manusia dan lainnya) DOKTRIN DAN KEBENARAN AGAMA Banyak orang yang terjebak oleh doktri (ajaran keyakinan) yang mengatasnamakan agama, seolah-olah diktrin tersebut adalah doktrin agama, padahal bukan. Diktri agama berasal dari wahyu Allah Ta’ala, yang tertuang dalam kitab suci yang asli, yang disampaikan oleh Nabi dan Rosul, sifat kebenaran doktrin agama ini adalah mutlak. Sedanghkan doktrin yang bersumber dari pikiran manusia bukan doktrin agama, melainkan doktrin keberagamaan. Doktrin ini sangat tergantung pada tingkat hasil pemahaman manusia. Apa yang dipahami oleh manusia tentang agama disebut doktrin keberagamaan, yang bersifat relatif, karena masih terbuka untuk keliru. Qs. Al-Mu’minun : 52-53 PENTINGNY A AGAMA DALAM KEHIDUPAN Agama merupakan sumber moral Agama merupakan petunjuk kebenaran Agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika Agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun duka. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AGAMA Kefitrian agama bagi manusia menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama, karena agama merupakan kebutuhan hidupnya. Menurut William James selama manusia masih memiliki naluri cemas dan mengharap, selama itu pula ia beragama. Perasaan takut merupakan salah satu faktor pendororng manusia untuk beragama.