perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perhatian terhadap praktik corporate governance (CG) pada perusahaan
telah meningkat dalam dasawarsa terakhir ini, terutama sejak keruntuhan
perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat, seperti Enron Corporation dan
Worldcom (Maharani, 2012). Isu corporate governance di Indonesia semakin
mendapat perhatian khusus setelah terjadi krisis keuangan pada tahun 1997
sampai dengan tahun 1998. Krisis di Indonesia ini berkembang menjadi krisis
multidimensi yang berkepanjangan disebabkan antara lain karena banyak
perusahaan belum melaksanakan corporate governance secara konsisten (Wawo,
2010). Dampak dari krisis tersebut menunjukkan banyak perusahaan yang tidak
mampu bertahan, salah satu sebabnya adalah karena pertumbuhan yang dicapai
tidak dibangun di atas landasan yang kokoh sesuai prinsip pengelolaan
perusahaan yang sehat (Hasanah et al, 2014). Berbagai pihak menyatakan bahwa
lemahnya corporate governance menjadi salah satu penyebab krisis ekonomi
tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa good corporate governance
merupakan faktor penting dalam pemulihan krisis ekonomi, mengingat good
corporate governance merupakan alat penting dalam menciptakan organisasi
yang efisien dan efektif.
Masalah utama pelaksanaan corporate governance timbul karena
adanya pemisahan kepemilikan dari pengendalian dalam perusahaan. Pemisahan
antara fungsi kepemilikan dan pengelolaan menimbulkan kemungkinan
commit to user
1
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terjadinya agency problem yang dapat menyebabkan agency conflict, yaitu
konflik yang timbul akibat keinginan manajemen (agent) untuk melakukan
tindakan yang sesuai dengan kepentingannya yang dapat mengorbankan
kepentingan pemegang saham (principal) (Rebecca dan Siregar, 2012).
Corporate
governance
merupakan
mekanisme
yang
digunakan
untuk
mengurangi agency problem dengan meningkatkan pemantauan terhadap
tindakan manajemen, membatasi perilaku oportunistik manajer, dan mengurangi
risiko informasi yang ditanggung oleh pemegang saham.
Konsep corporate governance merupakan suatu tuntutan yang harus
dihadapi ketika perusahaan telah listing di Bursa Efek Indonesia. Keputusan
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan
Publik yang menggantikan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor: Kep-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006
tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan bagi Emiten dan
Perusahaan Publik, menyebutkan bahwa laporan tahunan yang disampaikan
wajib memuat tata kelola perusahaan. Peraturan ini berlaku untuk penyusunan
laporan tahunan untuk tahun buku yang berakhir pada atau setelah tanggal 31
Desember 2012. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk menerapkan tata
kelola perusahaan sebaik mungkin supaya terus dapat bersaing dan menjadi
contoh bagi perusahaan yang lain.
Komitmen Indonesia dalam implementasi corporate governance terus
berlanjut sampai saat ini. Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diterbitkannya Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate
Governance) oleh PT Bursa Efek Indonesia pada bulan Maret 2011. PT Bursa
Efek Indonesia sebagai fasilitator dan regulator pasar modal di Indonesia
memiliki komitmen untuk menjadi Bursa Efek yang sehat dan berdaya saing
global. Wujud dari komitmen ini adalah dengan memasukkan penerapan good
corporate governance menjadi bagian dari misi BEI dalam rangka meningkatkan
daya saing untuk menarik investor dan emiten. Di samping itu implementasi
good corporate governance pada BEI dapat berdampak positif pada terciptanya
akuntabilitas perseroan, transaksi yang wajar dan independen, serta keandalan
dan kualitas informasi keuangan untuk publik. Tujuan utama dilaksanakan good
corporate governance adalah untuk mengoptimalkan nilai perusahaan bagi
pemegang saham dan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya dalam
jangka panjang. Agar implementasi good corporate governance di perseroan
dapat berjalan dengan efektif, maka dibuatlah kerangka kerja (framework)
implementasi good corporate governance yang memberikan gambaran umum
mengenai keterkaitan organ-organ good corporate governance, pedomanpedoman dan pelaporan-pelaporan yang relevan.
Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus
dan
berkesinambungan
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat merealisasikan
tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.
Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara
dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4
digilib.uns.ac.id
dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan
yang berguna bagi kepentingan bersama. Bagi negara-negara yang ada di dunia
ini pajak merupakan unsur penting dan bahkan paling penting dalam rangka
untuk menopang anggaran penerimaan negara (Budiman dan Setiyono, 2012).
Penggunaan Self Assessment System dalam sistem pemungutan pajak di
Indonesia memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan
kewajiban maupun hak perpajakannya, diantaranya adalah dalam menghitung,
membayar, dan melaporkan kewajiban pajaknya melalui Surat Pemberitahuan.
Hal tersebut menyebabkan kebenaran pembayaran pajak tergantung pada
kejujuran dan kepatuhan wajib pajak itu sendiri dalam melaporkan kewajiban
pajaknya. Dalam praktik pelaksanaan pajak itu sendiri, salah satu pihak yang
memberikan kontribusi besar dalam sektor pajak adalah perusahaan atau pemilik
usaha. Namun, tujuan dari pemerintah untuk memaksimalkan penerimaan dari
sektor pajak bertentangan dengan tujuan dari perusahaan sebagai Wajib Pajak.
Bagi perusahaan pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih, dan
bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa perusahaan selalu menginginkan
pembayaran pajak seminimal mungkin. Kepentingan fiskus bertolak belakang
dengan kepentingan dari perusahaan, fiskus menginginkan penerimaan pajak
yang besar secara kontinyu, sementara perusahaan menginginkan pembayaran
pajak yang seminimal mungkin. Pemungutan pajak mengurangi penghasilan atau
kekayaan baik individu maupun perusahaan, tetapi sebaliknya merupakan
pendapatan bagi negara yang kemudian dikembangkan lagi kepada masyarakat
melalui pengeluaran-pengeluaran pembangunan yang bermanfaat bagi rakyat
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
baik
yang
membayar
pajak
maupun
yang
tidak
membayar
pajak.
Ketidaksenangan membayar pajak ini salah satunya dipengaruhi oleh sifat pajak
yang tidak memberikan kontra prestasi secara langsung bagi pembayar pajak.
Strategi perusahaan untuk mengurangi atau menghindari pajak memang dapat
menguntungkan pemegang saham tetapi hal itu mengorbankan masyarakat
mengingat bahwa pajak digunakan sebagaian untuk infrastruktur pemerintah dan
program-program sosial.
Perencanaan pajak yang masih dalam koridor Undang-Undang disebut
penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak merupakan usaha untuk
mengurangi hutang pajak yang bersifat legal, kegiatan ini memunculkan resiko
bagi perusahaan antara lain denda dan buruknya reputasi perusahaan dimata
publik (Prakosa, 2014). Apabila penghindaran pajak melebihi batas atau
melanggar hukum dan ketentuan yang berlaku maka aktivitas tersebut dapat
tergolong ke dalam penggelapan pajak (tax evasion). Penggelapan pajak adalah
usaha untuk mengurangi hutang pajak yang bersifat ilegal (Prakosa, 2014). Oleh
karenanya persoalan penghindaran pajak merupakan persoalan yang rumit dan
unik. Di satu sisi penghindaran pajak diperbolehkan, tapi di sisi yang lain
penghindaran pajak tidak diinginkan (Budiman dan Setiyono, 2012).
Tax avoidance merupakan salah satu kendala dalam rangka optimalisasi
penerimaan pajak suatu negara. Tax avoidance merupakan upaya wajib pajak
untuk melakukan perbuatan yang dikenakan pajak atau upaya-upaya yang masih
dalam kerangka ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk
memperkecil jumlah pajak yang terutang (Chasbiandani dan Martani, 2012).
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Melihat
fungsi
pajak
sebagai
pendistribusi
pendapatan,
masyarakat
membutuhkan suatu indikator dalam melihat tingkat partisipasi perusahaan
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembayaran pajak.
Penilaian masyarakat menentukan keyakinan mereka dalam memilih perusahaan,
baik itu sebagai investor maupun sebagai pelanggan. Calon investor tentunya
akan memilih perusahaan yang bebas risiko. Perusahaan yang melakukan
penghindaran pajak memberi kesan yang buruk karena masyarakat memandang
bahwa aktivitas ini akan membatasi transfer pendapatan kepada masyarakat luas.
Padahal menurut masyarakat, semestinya perusahaan berpartisipasi dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembayaran pajak. Salah satu
bentuk pengawasan bagi tindakan manajerial dalam bidang pajak adalah
membentuk tata kelola perusahaan yang baik (Maharani, 2015).
Prinsip-prinsip
Organization
for
Economic
Cooperation
and
Development (OECD) yang dikutip oleh Friese et al (2006) menyebutkan bahwa
penting untuk menganalisis interaksi antara corporate governance dengan sistem
pajak. Secara spesifik yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah pengaruh
organ-organ pendukung good corporate governance terhadap tax avoidance
yang dilakukan perusahaan. Meskipun penelitian di Indonesia mengenai
corporate governance sudah banyak dilakukan, peneliti termotivasi untuk
melakukan penelitian ini karena masih sedikit yang mengkaitkan pengaruh dari
organ-organ pendukung good corporate governance terhadap tax avoidance.
Penelitian yang secara khusus meneliti hubungan antara organ-organ pendukung
good corporate governance dengan tax avoidance belum pernah dilakukan.
commit to user
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain itu, keterbatasan data mengenai pajak penghasilan badan usaha yang
dibayar juga tidak mudah untuk didapatkan karena bersifat rahasia.
Corporate governance dalam penelitian ini mengacu pada Pedoman
Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) yang diterbitkan oleh
PT Bursa Efek Indonesia pada Maret 2011. Penelitian ini meneliti organ-organ
pendukung good corporate governance yang ada dalam framework implementasi
good corporate governance pada pedoman tersebut sebagai variabel independen
yang akan diuji pengaruhnya terhadap tax avoidance. Di dalam framework
tersebut terlihat bahwa RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi memiliki peran
yang penting dalam penerapan prinsip-prinsip good corporate governance di
Perseroan. Oleh karena itu, ketiganya disebut sebagai organ utama. Selanjutnya,
organ utama ini akan dibantu oleh organ-organ pendukung, baik yang ada di
tingkatan Dewan Komisaris seperti Komite-komite Komisaris, maupun yang ada
di tingkatan Direksi. Organ utama dan organ pendukung serta pegawai perseroan
dilengkapi dengan pedoman (code), piagam (charter), kebijakan dan prosedur
(SOP) sebagai acuan baku dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Perseroan
selanjutnya menerbitkan laporan-laporan sebagai perwujudan akuntabilitasnya
kepada para stakeholders perseroan.
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber: Pedoman Tata Kelola Perusahaan
Gambar 1.1
Framework Implementasi Good Corporate Governance
Organ pendukung merupakan pihak-pihak yang mendukung organ
utama dalam melaksanakan tugas dan wewenang terutama terkait pelaksanaan
good
corporate
governance.
Organ-organ
pendukung
good
corporate
governance berdasarkan framework di atas adalah Komite-komite Komisaris
yang di dalamnya terdapat Komite Audit dan Komite Remunerasi, Komitekomite Direksi, Sekretaris Perusahaan, Eksternal Audit, Internal Audit dan
Manajemen Risiko. Organ-organ pendukung yang diteliti dalam penelitian ini
adalah Komite Audit, Komite Remunerasi, Eksternal Audit dan Manajemen
Risiko.
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penelitian mengenai corporate governance dan tax avoidance sudah
banyak dilakukan di Indonesia, hasil penelitian pun juga beragam. Penelitian
tersebut antara lain dilakukan oleh Sari dan Martani (2010), Timothy (2010),
Annisa dan Kurniasih (2012), Irawan dan Farahmita (2012), Budiman dan
Setiyono (2012), Septiani dan Martani (2014), Rusyandi dan Martani (2014),
Winarsih et al (2014), Darmawan dan Sukartha (2014), Simanjuntak dan Sari
(2014), dan Prakosa (2014). Penelitian ini mengacu pada penelitian Annisa dan
Kurniasih (2012) yang meneliti pengaruh kepemilikan institusional, struktur
dewan komisaris, komite audit dan kualitas audit terhadap tax avoidance.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Annisa dan
Kurniasih (2012) adalah
penelitian ini memfokuskan corporate governance
pada organ-organ pendukung good corporate governance sesuai dengan
Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang diterbitkan oleh PT Bursa Efek Indonesia
pada Maret 2011, selain itu pengukuran tax avoidance dalam penelitian ini
menggunakan Logaritma Natural Book Tax Gap. Atas dasar tersebut penulis
mengambil judul penelitian
-organ Pendukung Good
Corporate Governance terhadap Tax Avoidance
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1.
bagaimana pengaruh Komite Audit terhadap tindakan tax avoidance yang
dilakukan oleh perusahaan?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2.
10
digilib.uns.ac.id
bagaimana pengaruh Komite Remunerasi terhadap tindakan tax avoidance
yang dilakukan oleh perusahaan?
3.
bagaimana pengaruh Eksternal Audit terhadap tindakan tax avoidance yang
dilakukan oleh perusahaan?
4.
bagaimana pengaruh Komite Manajemen Risiko terhadap tindakan tax
avoidance yang dilakukan oleh perusahaan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1.
untuk memberi bukti empiris pengaruh Komite Audit terhadap tindakan tax
avoidance yang dilakukan oleh perusahaan.
2.
untuk memberi bukti empiris pengaruh Komite Remunerasi terhadap
tindakan tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan.
3.
untuk memberi bukti empiris pengaruh Eksternal Audit terhadap tindakan
tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan.
4.
untuk memberi bukti empiris pengaruh Komite Manajemen Risiko terhadap
tindakan tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan penelitian ini
akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain:
1.
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai pengaruh organ-organ pendukung good corporate governance
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang diproksikan menggunakan Komite Audit, Komite Nominasi, Eksternal
Audit dan Komite Manajemen Risiko terhadap Tax Avoidance.
2.
Bagi para praktisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai dampak dari adanya organ-organ pendukung good
corporate governance terhadap tax avoidance.
3.
Bagi para akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti
empiris dan mendukung penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya mengenai pengaruh Organ-organ Pendukung corporate
governance terhadap Tax Avoidance, serta sebagai informasi dan bahan
masukan dalam melakukan penelitian di waktu yang akan datang.
1.5. Orisinalitas Penelitian
Penelitian tentang corporate governance dan tax avoidance antara lain
seperti: Sari dan Martani (2010), Timothy (2010), Annisa dan Kurniasih (2012),
Irawan dan Farahmita (2012), Budiman dan Setiyono (2012), Amstrong et al
(2013), Septiani dan Martani (2014), Puspita dan Harto (2014), Rusyandi dan
Martani (2014), Winarsih et al (2014), Darmawan dan Sukartha (2014),
Simanjuntak dan Sari (2014), dan Prakosa (2014). Penelitian ini berbeda dengan
penelitian sebelumnya perbedaan, penelitian ini hanya meneliti organ-organ
pendukung good corporate governance berbeda dengan penelitian sebelumnya
yang belum membedakan good corporate governance yang ditelitidalam organ
utama
atau
organ
pendukung
commit to user
yang
lebih
spesifik
Download