BERITA TERKINI Protein Whey Bermanfaat untuk Obesitas dimediasi oleh incretin. Sebagai tambahan, protein whey dapat meningkatkan sintesis protein otot. Disimpulkan bahwa protein whey dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan sintesis protein otot. Studi lain telah dilakukan untuk menilai efek protein whey pada komposisi tubuh, lemak, insulin, dan glukosa dibandingkan dengan casein dan glukosa (kontrol) pada 70 subjek dengan berat badan berlebih atau obesitas berusia rata-rata 48,4 tahun dengan BMI ratarata 31,3 kg/m2; mereka secara acak mendapat suplementasi whey protein, casein, atau glukosa selama 12 minggu dengan desain paralel. Kemudian diambil sampel darah puasa dan pengukuran dual-energy X-ray absorptiometry. Hasilnya menunjukkan bahwa subjek dengan suplementasi protein whey tidak mengalami perubahan komposisi tubuh atau glukosa serum yang bermakna setelah 12 minggu dibanding kelompok kontrol atau kelompok casein. Kadar triacylglyceride puasa secara bermakna lebih rendah pada kelompok protein whey dibanding kelompok kontrol setelah 6 minggu (p=0,025) dan setelah 12 minggu (p=0,035). O besitas telah mencapai proporsi epidemik di seluruh dunia. Konsekuensi kesehatan obesitas lebih berbahaya jika dikaitkan dengan sindrom metabolik. Studi menunjukkan bahwa protein whey dan komponen bioaktifnya dapat lebih bermanfaat dibandingkan sumber protein lain seperti telur dan casein. Protein whey selain mengandung senyawa bioaktif seperti lactoferrin, imunoglobulin, glutamine, dan lactalbumin, juga merupakan sumber asam amino rantai cabang. Hasil kajian dari database PubMed mengenai protein whey dan komponen sindrom metabolik yang dipublikasikan antara 1970 dan 2012, menunjukkan bahwa tampaknya protein whey berperan sebagai anti-obesitas dan pelindung otot selama diet dengan meningkatkan termogenesis dan mempertahankan massa otot. Sebagai tambahan, protein whey telah menunjukkan dapat memperbaiki kadar glukosa dan respons insulin, memicu penurunan tekanan darah dan penurunan kekakuan arteri, serta memperbaiki profil lemak. Konsumsi protein whey menunjukkan efek bermanfaat pada beberapa gejala sindrom metabolik dan penurunan faktor risiko kardiovaskuler. Suatu kajian dari 25 uji klinik yang telah dipublikasikan yang menilai efek kronik dan/atau akut suplementasi protein whey menunjukkan bahwa protein whey tampaknya mempunyai efek menurunkan kadar glukosa dan/atau insulin darah yang sebagian Terdapat penurunan bermakna kadar kolesterol total dan kolesterol LDL setelah 12 minggu pada kelompok protein whey dibanding kelompok casein (masing-masing nilai p=0,026 dan p=0,045), dan dibanding kelompok kontrol (masing-masing nilai p<0,001 dan p<0,003). Kadar insulin puasa dan penilaian model homesotasis skor resistensi insulin juga secara bermakna menurun pada kelompok protein whey dibanding kelompok kontrol (masing-masing nilai p=0,049 dan p=0,034). Disimpulkan bahwa suplementasi dengan protein whey dapat memperbaiki kadar lemak dan insulin puasa pada individu dengan berat badan berlebih dan obesitas. (EKM) REFERENSI: 1. 2. Pal S, Radavelli-Bagatini S. The effects of protein on cardiometabolic risk factors. Obes Rev. 2012. doi: 10.1111/obr.12005. Graf S, Egert S, Heer M. Effects of protein supplements on metabolism: evidence from human intervention studies. Curr Opin Clin Nutr Metab Care. 2011;14(6):569-80. doi: 10.1097/ MCO.0b013e32834b89da. 3. Pal S, Ellis V, Dhaliwal S. Effects of whey protein isolate on body composition, lipids, insulin and glucose in overweight and obese individuals. Br J Nutr. 2010;104(5):716-23. doi: 10.1017/ S0007114510000991. Epub 2010 Apr 9. 130 CDK-213/ vol. 41 no. 2, th. 2014