1.22. URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 1. PROGRAM PENINGKATAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT PEDESAAN Indikator kinerja pada Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan salah satunya adalah tingkat kemampuan lembaga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan wilayah yang telah mencapai target yaitu sebanyak 4 organisasi lembaga masyarakat. Jumlah ini sama jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010. Untuk tingkat partisipasi lembaga / organisasi Tingkat Kelurahan dalam penyelenggaraan pembangunan yang ditargetkan sebesar 10 %, capaiannya adalah sebesar 10 %. Jumlah ini sama jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 sebesar 10 %. Selain itu, peningkatan kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam penanganan pembangunan wilayah yang ditargetkan sebesar 10 %, capaiannya adalah sebesar 11%. Jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 sebesar 10 %. Indikator kinerja lainnya adalah keberdayaan masyarakat / kader PKK dalam peningkatan gizi anak usia sekolah bagi keluarga kurang mampu yang ditargetkan sebesar 2 % (dari 4200 siswa), capaiannya adalah sebesar 8 % (4500 siswa). Jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 sebesar 5 %. (Bapermas, Perempuan dan KB; Bagian Pembangunan; 16 Kecamatan) 2. PROGRAM PENGEMBANGAN LEMBAGA EKONOMI PEDESAAN Indikator kinerja pada Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan salah satunya adalah jumlah kelompok masyarakat yang memanfaatkan TTG sesuai dengan kebutuhan yang ditargetkan sebesar 20 %, capaiannya adalah sebesar ....... %. Jumlah ini .......... (lebih tinggi/rendah/sama) jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010, dimana belum terdapat kelompok masyarakat yang memanfaatkan TTG sesuai dengan kebutuhan. Untuk jumlah Posyantek yang aktif / berfungsi yang ditargetkan sejumlah 4 Posyantek, capaiannya adalah sebesar ....... %. Jumlah ini .......... (lebih tinggi/rendah/sama) jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 yaitu sejumlah 1 Posyantek. Indikator kinerja lainnya adalah peningkatan kerjasama dan akses dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ditargetkan sebesar 17 %, capaiannya adalah sebesar ....... %. Jumlah ini .......... (lebih tinggi/rendah/sama) jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 yaitu sejumlah 10 mitra. Sedangkan untuk peningkatan jumlah dan kegiatan usaha ekonomi masyarakat dengan target masing-masing sebesar 3% untuk UPPKS dan UED-SP, capaiannya adalah sebesar ................ % untuk UPPKS dan .................. % untuk UED-SP. Jumlah ini ........... (lebih tinggi/rendah/sama) jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010, yaitu UPPKS sebesar 150 dan UED-SP sebesar 32. (Bapermas, Perempuan dan KB) 3. PROGRAM PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMBANGUN KELURAHAN Salah satu indikator kinerja pada Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Kelurahan adalah tercapainya tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang terindikasi dari telah dilaksanakannya musrenbang di 16 kecamatan dan 177 kelurahan. Selain itu juga terindikasi dari jumlah kelurahan percontohan yang berhasil dibentuk pada tahun 2011, yaitu sejumlah 16 kelurahan. Untuk indikator kinerja berupa tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di kelurahan, dapat tercapai sebesar 100 % yang terlihat dari banyaknya proposal permohonan dari masyarakat yang menunjukkan tingginya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan. Indikator kinerja lainnya pada program ini adalah jumlah swadaya masyarakat dalam mendukung Program TMMD yang sesuai dengan target sebanyak 2 tahap, dimana tahap 1 dilaksanakan pada Kecamatan Genuk dan tahap 2 dilaksanakan pada Kecamatan Tugu. Jumlah ini sama dengan kondisi pada tahun 2010 yang dilaksanakan pada Kecamatan Gayamsari dan Gunungpati. Untuk indikator kinerja berupa jumlah swadaya masyarakat dalam mendukung program pengabdian masyarakat oleh Perguruan Tinggi (Program KKN) yang ditargetkan sebesar 20 %, capaiannya adalah sebesar 19,27 %. Jumlah ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 yaitu sejumlah 20,04 %. Namun dari ijin lokasi KKN yang melaksanakan pengabdian di Kota Semarang mengalami kenaikan dari 11 ijin lokasi di tahun 2010 menjadi 28 ijin lokasi di tahun 2011. Untuk indikator kinerja berupa jumlah lokasi lingkungan permukiman dan prasarana lingkungan RTM yang terfasilitasi yang ditargetkan sejumlah 10 lokasi, capaiannya adalah sebesar ........ Jumlah ini .......... (lebih tinggi/rendah/sama) jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 dimana belum terdapat lokasi lingkungan permukiman dan prasarana lingkungan RTM yang terfasilitasi. Untuk indikator kinerja berupa peningkatan pengetahuan kinerja Pokja Posyandu dalam rangka meningkatnya gizi kesehatan ibu dan anak yang ditargetkan sebesar 10 %, capaiannya adalah sebesar ........ Jumlah ini .......... (lebih tinggi/rendah/sama) jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 sejumlah 1514 Posyandu mandiri 27%. Sedangkan untuk indikator kinerja berupa jumlah fasilitasi Bantuan Infrastruktur dari Pemerintah Lebih Tinggi (APBD Prov dan APBN) yang ditargetkan sejumlah 177 kelurahan, capaiannya adalah sebesar ........ Jumlah ini .......... (lebih tinggi/rendah/sama) jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 sejumlah 177 kelurahan. (Bapermas, Perempuan dan KB; Bagian Pembangunan; 16 Kecamatan) Selain capaian indikator kinerja pada masing-masing program tersebut di atas, terdapat juga capaian indikator kinerja kunci pada Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa pada tahun 2011. Diantaranya berupa jumlah LSM yang aktif di Kota Semarang pada tahun 2011 mencapai ...... LSM dari target 20 LSM. Jumlah ini (lebih tinggi/rendah/sama) jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 sejumlah 20 LSM. Selain itu, juga terdapat ........... Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang berprestasi pada tahun 2011 dari taget sebanyak 8 LPM. Jumlah ini (lebih tinggi/rendah/sama) jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 sejumlah 5 LPM. Kemudian berdasarkan cakupan kegiatannya, selama tahun 2011 PKK yang aktif mencapai target sebesar 100 %, sesuai dengan kondisi pada tahun 2010. Demikian pula dengan jumlah Posyandu yang aktif juga mencapai target sebesar 100 % dan sesuai dengan kondisi pada tahun 2010. Untuk jumlah swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat capaiannya adalah sebesar ......... % dari target sebesar 100 %. Jumlah ini (lebih rendah/sama) jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 sebesar 100 %. Dan untuk pemeliharaan pasca program pemberdayaan masyarakat, capaiannya adalah sebesar ......... % dari target sebesar 100 %. Jumlah ini (lebih rendah/sama) jika dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2010 sebesar 100 %. (Bapermas, Perempuan dan KB; Bagian Pembangunan; 16 Kecamatan) Dari ulasan di atas dapat dilihat bahwa sebagian target indikator program serta indikator kinerja kunci yang telah ditetapkan telah dapat dicapai, namun juga terdapat sebagian indikator yang masih belum tercapai. Selain itu, dalam pelaksanaan program-program di atas terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Seperti pada Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan, Pemerintah telah melaksanakan fasilitasi terhadap lembaga masyarakat yang ada di seluruh kelurahan dan kecamatan melalui SKPD Kecamatan. Lembaga tersebut adalah LPMK, PKK, Karang Taruna dan Pramuka. Fasilitasi tersebut berdampak terhadap penyelenggaraan pelayanan kecamatan dan kelurahan, terutama yang menyangkut tugas-tugas kemasyarakatan. Namun, dana fasilitasi yang minim membuat banyak kegiatan dan program kerja lembaga-lembaga tersebut yang belum berjalan atau belum maksimal berjalan. Perlu adanya kebijakan untuk menambah dana fasilitasi, dan juga penataan serta peningkatan kapasitas organisasi guna meningkatkan pengelolaan, peran dan fungsi lembaga kemasyarakatan dalam kegiatan pembangunan. Namun begitu perilaku yang terlalu bergantung kepada pemerintah juga harus dapat dihilangkan mengingat keterbatasan kemampuan keuangan Pemerintah Kota, sehingga diperlukan adanya swadaya dari masyarakat. Hal yang perlu diperhatikan pada Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan adalah pengembangan lembaga ekonomi pedesaaan yang masih belum maksimal. Hal ini disebabkan karena kurangnya partisipasi dan kemampuan dari masyarakat. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan mengubah perilaku masyarakat, serta mengembangkan kemampuan dan pengorganisiran diri masyarakat. Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan diantaranya kemampuan untuk berusaha, mencari informasi serta pengelolaan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Untuk Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kelurahan, tercapainya tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan terindikasi dari dilaksanakannya musrenbang di 16 kecamatan dan 177 kelurahan. Pelaksanaan musrenbang juga telah diiringi dengan alokasi dana untuk fasilitasi hasil musrenbang. Masalah yang timbul adalah alokasi dana tersebut belum dapat mengakomodasi seluruh hasil musrenbang dan seringkali usulan yang diajukan dalam musrenbang bukanlah prioritas atau kewenangan dari kelurahan dan kecamatan. Keterbatasan kemampuan pendanaan Pemerintah Kota menuntut adanya peningkatan kemampuan perencanaan dari penyelenggara musrenbang dan masyarakat, terutama dalam merencanakan, menentukan prioritas musrenbang, dan mengelola bantuan dari pemerintah. Serta kembali diperlukan adanya kemandirian masyarakat yang terwujud dari peningkatan swadaya murni. Secara umum, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah masalah kemiskinan yang masih belum teratasi. Secara kuantitatif upaya penanggulangan kemiskinan baik skala nasional, regional, maupun lokal telah dilakukan melalui program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam rentan waktu yang relatif lama. Berbagai macam program yang melibatkan masyarakat sebagai subyek dalam pembangunan telah banyak dilakukan seperti Program Raskin dan PNPM Mandiri, ternyata belum mampu membuat masyarakat menjadi mandiri dan terbebas dari kemiskinan serta rentan terhadap perubahan ekonomi dan sosial. Faktor yang menjadi penyebab kurang berhasilnya pemberdayaan masyarakat adalah rendahnya dan belum meratanya partisipasi masyarakat dalam program pembangunan, terbatasnya kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi tepat guna, dan rendahnya kepedulian masyarakat dalam evaluasi pembangunan. Kondisi tersebut membuat upaya pengembangan masyarakat dan kelompok di kelurahan menjadi terhambat. Upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat difokuskan pada kegiatan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan dalam aspek pengembangan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan. Hal tersebut dilakukan melalui penguatan kapasitas lembaga masyarakat dan pengembangan pola pembangunan partisipatif, pemantapan nilai-nilai sosial dasar bagi masyarakat, pengembangan usaha ekonomi produktif masyarakat, pengembangan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup dengan mendayagunakan teknologi tepat guna serta peningkatan efektivitas penyelenggaraan pemerintah desa/ kelurahan.