Isi berita diluar tanggungjawab Direktorat Infomed

advertisement
B.
EKONOMI
:
1. Indonesia Tanggapi Protes AS Soal Impor Hortikultura
Pemerintah Indonesia akan segera menanggapi protes yang dilayangkan oleh pemerintah
Amerika Serikat soal pengetatan impor produk agroindustri, terutama hortikultura. "Sesuai
ketentuan, yakni tidak lebih dari 60 hari sejak pemerintah AS mengajukan notifikasi," kata Kepala
Pusat Humas Kementerian Perdagangan, Arlinda Imbang Jaya, Senin, 14 Januari 2014.
Sebelumnya, Amerika Serikat meminta konsultasi dalam kerangka Dispute Settlement
Mechanism-WTO terkait dengan kebijakan Indonesia tentang ketentuan impor produk hortikultura
dan ketentuan impor hewan dan produk hewan pada Jumat 10 Januari 2013 lalu. Alasannya,
kebijakan impor Indonesia dinilai kompleks dan berdampak buruk bagi kegiatan ekspor produk
hortikultura serta daging Amerika Serikat.
Arlinda menyatakan, hal itu bukan hal aneh. "Ini merupakan langkah yang lazim dilakukan
oleh anggota WTO untuk berkomunikasi dalam rangka penyelesaikan suatu isu perdagangan,"
katanya.
Impor hortikultura Indonesia dari Amerika Serikat sebenarnya tidak terlalu besar, nilainya
sekitar US$ 120 juta per tahun. Impor daging dari Amerika Serikat pun hanya sekitar 3,5 persen
dari total daging sapi yang diimpor oleh Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dari Januari sampai November tahun lalu, Indonesia
telah mengimpor 36.917 ton daging sapi beku dan 97.386 ton sapi hidup (bakalan) senilai US$
416,9 juta. (tempo)
2. AS Dinilai Tak Adil Soal Pembatasan Ekspor Holtikultura
Amerika Serikat dinilai tidak adil melayangkan surat keberatan ke Organisasi Perdagangan
Dunia (World Trade Organization), soal pembatasan impor produk-produk hortikultura Indonesia,
dan penetapan kuota impor daging sapi. Pasalnya, AS pun menerapkan non-tariff barrier terhadap
produk hortikultura Indonesia.
"AS itu selalu mencari lubang. Mencari-cari kesalahan untuk dilaporkan ke WTO karena dia
ingin jadi pemasok dan menguasai perdagangan," kata Profesor (Riset) Balitbang Kementerian
Pertanian yang juga mantan Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian
Pertanian, Djoko Said Damardjati, Minggu (13/1).
Djoko menuturkan, apabila melihat kebijakan AS, seyogianya AS juga melakukan
pembatasan terhadap produk-produk Indonesia, seperti gula Indonesia yang dikenakan bea masuk
yang cukup tinggi.
"Padahal, kedelai AS dengan mudahnya masuk ke Indonesia. Ini kan enggak adil, enggak
fair," tegasnya.
Djoko menuturkan, tim negosiasi Indonesia di WTO harus memiliki kemampuan diplomasi
yang tinggi, untuk menanggapi keberatan AS ini. Menurutnya, kelemahan tim negosiasi Indonesia di
WTO adalah tidak memiliki pengalaman yang cukup, sehingga Indonesia diatur oleh AS.
"Saya sarankan pemerintah membentuk tim negosiasi independen yang punya jam terbang
tinggi yang tidak bisa diatur AS. Malaysia saja enggak bisa diatur AS. Dulu waktu saya ke WTO,
saya ketemu tim negosiasi Filipina dan Thailand yang orangnya itu-itu terus. Kalau Indonesia,
orang-orang baru," ungkapnya.
Pekan lalu, AS melaporkan Indonesia ke WTO terkait dengan kebijakan Indonesia yang
membatasi impor daging sapi. Kebijakan ini dinilai AS telah merugikan eksportir daging sapi di
negeri Paman Sam tersebut. Selain kebijakan pembatasan impor daging Indonesia, Amerika Serikat
juga mengeluhkan pembatasan pintu masuk impor produk hortikultura ke Indonesia.
Djoko mengaku heran dengan laporan Amerika Serikat ke WTO, sebab negara tersebut
merupakan salah satu yang mendapat pengecualian untuk ekspor produk hortikulturanya ke
Indonesia. Amerika Serikat merupakan negara yang mendapat keistimewaan untuk memasukkan
produk hortikulturanya ke Indonesia, melalui perjanjian Country Recognition Agreement (CRA).
Setiap negara yang telah memiliki CRA dengan Indonesia, boleh memasukkan produk
hortikulturanya ke tanah air melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
Isi berita diluar tanggungjawab Direktorat Infomed, Kemlu
4
Dalam berbagai kesempatan, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian
Banun Harpini menyatakan, CRA merupakan pass free area tempat mereka bisa memasukkan
produknya, karena Indonesia sudah mengakui kebun mereka bebas penyakit tertentu dari
komoditas tertentu. Saat ini ada empat negara yang sudah memiliki CRA dengan Indonesia yakni
Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan Kanada. ((media indonesia/metro)
3. Pemerintah Perlu Batasi Utang Luar Negeri Swasta
Pemerintah dinilai perlu memberi batasan (ceiling) pada utang luar negeri swasta, seperti
entitas bisnis swasta, BUMN, dan institusi. Pasalnya, utang luar negeri swasta mengalami
peningkatan signifikan dalam beberapa bulan ke belakang.
Sesuai data Statistik Ekonomi & Keuangan Indonesia (SEKI), Utang luar negeri swasta Bank
Indonesia per September 2012 mencapai 112,297 miliar Dolar AS. Totalnya terdiri dari utang luar
negeri swasta bank sebesar 12,987 miliar Dolar AS dan non bank 99,31 miliar Dolar AS.
Secara rasio terhadap pendapatan domestik bruto, utang luar negeri cenderung meningkat.
Private debt to GDP ratio naik dari 26,4 persen di 2011 menjadi 27,3 persen di 2012 dan debt
service ratio (DSR) naik dari 21,1 persen menjadi 30,8 persen.
"Utang luar negeri swasta harus diwaspadai karena bisa menjadi 'silent killer' di saat kita asyik
mengamati utang pemerintah yang rasionya terhadap PDB saat ini 25 persen," ujar pengamat
ekonomi dari Universitas Gajah Mada Tony Prasetiantono di Jakarta, Ahad (13/1).
Tony memproyeksikan tingginya utang luar negeri swasta menjadi batu sandungan
pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2013. Di samping itu, subsidi energi yang terlalu besar,
daya stimulus fiskal yang lemah, serta kenaikan upah minimum yang terlalu agresif akan menjadi
hambatan lainnya.
Di masa lalu, utang luar negeri swasta didorong disparitas suku bunga kredit antara Indonesia
dan luar negeri (negara-negara kreditor). Namun kini, Indonesia sudah mulai bisa menekan suku
bunga. BI rate saat ini berada di level 5,75 persen.
"Mestinya utang luar negeri bisa mulai ditekan. Sementara itu, upaya menekan suku bunga
kredit lebih lanjut harus terus dilanjutkan," tuturnya.
Menurut Tony, pemerintah, BI, dan OJK perlu berdiskusi sekaligus melakukan moral
persuasion terhadap kaum pengusaha agar mau memanfaatkan jasa perbankan nasional. Perlu
penjelasan bahwa bank dalam negeri sudah canggih dalam pelayanan dan teknologi, sehingga tidak
ada alasan untuk terus menerus menggunakan jasa bank asing.
"Utang luar negeri perlu dibelokkan ke utang domestik. Tanpa upaya preventif, utang luar
negeri swasta dapat menjadi 'time bomb' yang bisa menjadi batu sandungan ekonomi Indonesia,"
tutup Tony.(media indonesia/metro tv)
4. Ancam Lapor WTO, AS Ultimatum Indonesia
Amerika Serikat mengancam membawa Indonesia ke Organisasi Perdagangan
Dunia (WTO) jika tidak juga mencabut kebijakan pembatasan pada produk hortikultura dan
daging impor.
Perwakilan Dagang Amerika Serikat Ron Kirk memberikan batas waktu kepada
Indonesia selama 60 hari untuk menanggapi gugatan tersebut. Jika tidak, Amerika Serikat
akan meminta panel sengketa perdagangan untuk membawanya ke tingkat WTO.
Sengketa dagang ini berawal dari eksportir Australia yang berjuang untuk
melakukan reekspor (mengembalikan) 100 kontainer daging beku. Daging milik
perusahaan eksportir yang berbasis di Perth (Australia) Allegro Meats tertahan di
Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta selama enam bulan, karena masalah kekacauan
dokumen Bea dan Cukai. Ada pula yang menyebutkan hak itu disebabkan masalah kuota
impor. Sebanyak 23 kontainer terpaksa direekspor dan membuat kerugian US$ 1 juta dari
biaya pelabuhan dan jatuhnya harga.
Setelah itu, Amerika Serikat mengirimkan surat keluhan yang menyatakan Indonesia
telah membuat kebijakan impor yang tidak adil karena membatasi ekspor Amerika Serikat
dan melindungi pertanian Indonesia.
Isi berita diluar tanggungjawab Direktorat Infomed, Kemlu
5
Dalam keterangannya, Kirk menyatakan kompleksitas Indonesia dalam kebijakan
impor berdampak pada ekspor pertanian Amerika secara keseluruhan. "Ini menjadi
hambatan serius bagi ekspor pertanian Amerika Serikat yang masuk ke Indonesia,
mengurangi akses masyarakat Indonesia untuk memperoleh produk Amerika Serikat yang
berkualitas," kata Kirk seperti dikutif dari laman ABC News, Senin, 14 Januari 2013.
"Pemerintahan Obama berkomitmen melindungi hak-hak petani padi, petani,
peternak, dan prosesor untuk bersaing di lapangan. Kami akan terus membuat kejelasan
pada mitra dagang kami bahwa kami akan berjuang mendukung setiap pekerjaan yang
terdampak akibat hambatan luar negeri yang tidak adil," tutur Kirk.
Eksportir buah Australia, David Minnis, juga menyatakan kekecewaannya terhadap
kebijakan impor yang baru oleh Indonesia. Ketua Asosiasi Eksportir Hortikultura Australia
mendukung langkah Amerika Serikat untuk membawa masalah ini ke WTO.
"Pendaftaran dan perizinan importir meninggalkan banyak pertanyaan. Masalah
penetapan kuota, ketentuan di mana hanya barang-barang tertentu dapat datang dari
Pelabuhan tertentu di Indonesia. Saya rasa itu semua bertentangan dengan aturan WTO,"
ujar David Minnis.
Pemilik Allegro Meats, Geoff Banteng, juga menyambut positif langkah Amerika
Serikat yang membawa kasus ini ke WTO. "Kami menerima, seperti yang diketahui, izin
impor yang sah ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perdagangan dan dicap," ujarnya.
Ia yakin pasti ada aturan-aturan lain di dunia yang menghentikan usaha orang lain
seperti itu. "Ini seperti tanah gangster," katanya. Eksportir hortikultura mengatakan Cina
telah membanjiri pasar Indonesia dengan buah dan sayuran yang murah dengan jumlah
sekitar 500 juta ton.
Anggur Australia akan menjadi produk eskpor ke Indonesia pada Februari
mendatang, yang pertama sejak pemberlakuan pembatasan impor hortikultura. "Dua bulan
setelah peraturan berlaku, tidak memiliki dampak langsung pada perdagangan, tapi tetap
menjadi perhatian," ujarnya. Namun, upaya membawa ini ke WTO akan memakan waktu
lama. Ia berharap ada pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih cepat. (tempo)
C
SOSBUD
:
1. Warga Abuja Praktek Bahasa Indonesia di KBRI
Warga Abuja, Nigeria, yang pernah tinggal di Indonesia memanfaatkan perayaan Tahun
Baru di Kedutaan Besar RI sebagai ajang berlatih bahasa Indonesia. Sekitar 45 dari 75 jejaring
Indonesia turut memeriahkan acara yang menampilkan musik, hidangan, dan suasana khas Tanah
Air. Banyak di antaranya yang mengenakan batik dan aksesoris khas Indonesia.
Cindy Wockner, mantan wartawan freelance yang saat ini menjadi media konsultan, hadir
bersama suaminya, Chris Sturgeon. Chris pernah bertugas di Kedutaan Inggris di Jakarta dan
sekarang bertugas di Kedutaan Inggris, Abuja. Dia mengatakan masih mengenang masa-masa
indah kala tinggal di Indonesia.
Duta Besar RI untuk Nigeria, Sudirman Haseng, mengatakan bahwa jumlah jejaring
Indonesia yang datang sekitar 45 orang. Jumlah itu seharusnya lebih banyak. Namun, ada di antara
mereka yang belum kembali dari libur tahun baru. “Suasana keindonesiaan tersebut juga menarik
Beat Mosimann dari kantor Palang Merah Internasional untuk turut menyanyikan lagu-lagu
Indonesia terkini,” katanya.
KBRI Abuja mencatat sedikitnya 75 warga setempat dan asing pernah bertugas di Indonesia.
Mereka masih mempraktekkan bahasa Indonesia dan sering meramaikan kegiatan promosi dan
sosial di kedutaan. Umumnya mereka menduduki jabatan-jabatan strategis, baik di kantor
pemerintahan, swasta, maupun sebagai duta besar dan diplomat senior di berbagai negara sahabat
serta organisasi internasional. (tempo)
Isi berita diluar tanggungjawab Direktorat Infomed, Kemlu
6
2. PEMILU 2014: Pemerintah Lakukan Edukasi kepada TKI
Menjelang pemilihan umum 2014, sebanyak 6 juta orang TKI yang bekerja di luar negeri
dan jutaan orang calon tenaga kerja Indonesia (TKI) akan di edukasi untuk menjadi pemilih.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) Ayub
Basalamah, pihaknya akan mengerahkan petugas lapangan, petugas di luar negeri dan semua
jaringannya untuk mendidik calon TKI dan TKI.
“Edukasi tentang pemilu tahun depan yang diberikan kepada calon TKI dan TKI di dalam
maupun luar negeri ini untuk memilih wakil rakyat yang pro penempatan pekerja,” katanya Minggu
(13/1/2013).
Saat ini, Apjati yang beranggotakan 459 perusahaan dengan sembilan pengurus Perwakilan
Daerah dan 3.227 kantor cabang di daerah-daerah kantong TKI.
Terdapat 6 juta orang TKI yang bekerja di luar negeri dan setiap pekerja minimal memiliki 4
orang anggota keluarga yang punya hak pilih (dua orang tua beserta isteri atau suami).
Maka dari itu, lanjut Ayub, ada sedikitnya 24 juta anggota keluarga TKI yang memiliki hak
pilih dan apabila ditambah dengan jutaan calon pekerja yang menanti penempatan maka di
prediksia ada 35 juta orang pemilih dari keluarga TKI.
“Kami ingin mengedukasi calon TKI dan TKI beserta keluarganya untuk memilih pemimpin
yang membuka peluang kerja bagi anak bangsa di mana pun, baik di dalam maupun di luar negeri,”
ungkapnya.
Ayub menuturkan bekerja dimana pun merupakan hak azasi manusia dan dilindungi
peraturan perundangan.
Semua pihak yang peduli, lanjutnya, termasuk para pemimpin hendaknya memberi
kemudahan dan melindungi warga negara yang ingin bekerja untuk memperbaiki kesejahteraan
keluarganya.
“Jika, benar para pemimpin adalah peduli pada anak bangsa, mari duduk bersama
membuat mekanisme perlindungan,” tukasnya. (bisnis indonesia)
3. Apjati Siapkan Rp1,14 Triliun untuk Perlindungan TKI
Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) akan menyiapkan dana US$120
juta atau Rp1,14 triliun per tahun untuk perlindungan dan pelatihan TKI berkualitas, menyongsong
dibukanya lagi penempatan ke sejumlah negara di timur tengah.
Ketum Apjati Ayub Basalamah di Jakarta, Minggu (13/1), mengatakan dana itu berasal dari
recruting fee yang akan mereka sepakati pada pertemuan multilateral asosiasi penempatan tenaga
kerja di Jakarta, Maret mendatang. "Pada pembicaraan dengan mitra Apjati di timur tengah sudah
disepakati dana perlindungan dan pelatihan TKI tersebut dan bagaimana mekanisme penyiapan
dananya," kata Ayub.
Menurutnya, perlindungan TKI tidak hanya membutuhkan sistem, tetapi juga pendanaan
yang besar. Sehingga, jika muncul permasalahan, Apjati bisa bergerak cepat dengan akses dana
yang fleksibel, karena permasalahan TKI acap kali membutuhkan penyelesaian cepat dan informal.
Ayub menjelaskan, penempatan TKI di negara-negara timur tengah berbeda dengan di Asia
Pasifik. Di Arab saudi majikan mengeluarkan biaya perekrutan sekitar US$1.200, sedangkan di Uni
Emirat Arab dan negara lainnya sudah mencapai US$1.500 sampai US$1.700. "Kami akan
bernegosiasi lagi agar biaya perekrutan ke Arab Saudi bisa sama dengan Emirat," ujarnya.
Dari dana rekrutmen itu, kata Ayub, Apjati akan menyisihkan US$100 untuk biaya
perlindungan. Jika penempatan ke sejumlah negara di timur tengah dimulai lagi, rata-rata sekitar
40.000 TKI per bulan akan ditempatkan. "Berarti terdapat US$4 juta dana yang terhimpun," katanya.
Dana itu, jika dikalikan 12 maka terhimpun US$48 juta per tahun atau setara dengan Rp456
miliar. Dana itu juga akan digunakan untuk pembentukan perwakilan Apjati di luar negeri, seperti
diamanatkan oleh undang-undang, dan perekrutan petugas arbitrase serta pengacara untuk TKI
bermasalah. (media indonesia/metro tv)
4. Pemerintah Tingkatkan Kualitas PRT untuk Singapura
Isi berita diluar tanggungjawab Direktorat Infomed, Kemlu
7
Pemerintah berjanji sejak awal tahun ini, meningkatkan kualitas calon pekerja rumah
tangga (PRT) akan dikirim ke Singapura. Peningkatkan kualitas itu dengan cara mengefektifkan
pelatihan selama 200 jam untuk calon TKI.
Demikian dikatakan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhamin Iskandar, dalam
siaran persnya, Minggu (13/1). Ia mengatakan, calon PRT yang dikirim ke Singapura akan dibekali
keterampilan kerja dan kemampuan bahasa yang baik, sehingga nantinya TKI domestic worker yang
berkerja di Singapura harus berbasis pada empat jabatan kerja yaitu pengurus rumah tangga
(house keeper), tukang masak (cooker), pengasuh bayi/ anak (baby sitter), perawat jompo
(caregiver).
Dirjen Pembinaan Penempatan TKI, Kemnakertrans, Reyna Usman, mengatakan, dan yang
satu yang penting adalah antara pekerja dan majikan dibuat kontrak kerja yang jelas serta aturan
yang jelas pula. “Nah, adanya kontrak kerja yang jelas seperti inilah mereka tak bisa disebut pekerja
informal lagi tetapi pekerja formal,” kata Reyna.
Reyna mengatakan, pihaknya menjadikan Singapura sebagai salah satu pilot project
penerapan roadmap zero domestic worker tahun 2017. Menurut Reyna, kebijakan ini diambil
sebagai persiapan awal penerapan roadmap zero domestic worker pada tahun 2017
yang merupakan bagian dari upaya pembenahan penempatan dan perlindungan TKI serta
perbaikan kualitas kompetensi kerja masyarakat Indonesia yang hendak bekerja di luar negeri.
“Dengan kebijakan baru pendekatan kerja TKI domestic worker di Singapura harus dilakukan secara
formal yaitu harus ada terikat kontrak kerja yang memuat hak dan kewajiban yang jelas serta job
desknya harus jelas,” kata Reyna.
Yang harus lebih ditekankan lagi, kata dia, adalah adanya kejelasan standar gaji, one day
off, jabatan kerja , uraian tugas dan jam kerja serta tanggung jawab dan resiko bekerja yang tidak
boleh membahayakan. “Jadi harus ada pengakuan kerja berdasarkan jabatan dan profesi. Negara
penempatan harus mengakui sebagai pekerja dengan jabatan dan profesi tertentu dengan memiliki
hak-hak normatif seperti hak jam kerja, hak libur, hak pendapatan sesuai standar minimal, standar
upah atau jaminan sosial seperti pekerja formal lainnya," tegas Reyna.
Saat ini, jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Singapura tercatat sebanyak
197.913 orang yang terdiri dari TKI informal sebanyak 104.437 orang, pelaut sebanyak 19.451
orang, Tenaga kerja sektor jasa sebanyak 11.521 orang, profesional sebanyak 9.137 orang,
pelajar/mahasiswa 24.529 orang dan lain-lain 28.838 orang (ibu rumah tangga dan manula).
Reyna menambahkan selama ini, pemerintah telah melakukan pembenahan sistem
penempatan dan Pelindungan TKI sejak pra, selama dan purna penempatan. Pemerintah telah
melakukan memberlakukan pengetatan dalam penempatan TKI, terutama untuk sektor domestic
worker. Jadi saat ini tidak semua calon TKI yang ingin bekerja di luar negeri bisa berangkat.
“Pemerintah Indonesia setuju bahwa untuk calon TKI yang akan bekerja harus mengikuti
pelatihan minimal 200 jam pelajaran untuk menjamin para TKI yang berangkat kerja di Singapura
adalah TKI yang berkualitas dan mempunyai keterampilan kerja yang baik,” kata dia.
Reyna menambahkan, Kemnakertrans bekerja sama dengan Kemlu melalui KBRI Singapura
dan Kemdikbud telah sepakat untuk memberdayakan para TKI dengan menggelar pelatihan khusus
bagi para TKI di Singapura.
Setiap minggu pada hari libur para TKI di Singapura bisa meningkatakan keterampilan kerja
dengan mengikuti pelatihan /kursus dan sekolah paket B dan C dengan jurusan komputer, bahasa
Inggris, menjahit salon dan kecantikan, bahasa Mandarin serta lain-lain. [suarapembaruan]
D
HANKAM
:
E.
HUKUM
:
tidak ada
1. Malaysia Gelar Operasi Imigrasi, 121 WNI Ditahan
Sebanyak 121 warga negara Indonesia ditahan dalam operasi yang digelar petugas imigrasi
Malaysia di tiga lokasi berbeda karena berbagai kesalahan, diantaranya masuk ke Malaysia tanpa
dokumen sah dan melebihi masa tinggal.
Media-media lokal yang terbit di Kuala Lumpur, Senin melaporkan, dalam operasi pertama
Isi berita diluar tanggungjawab Direktorat Infomed, Kemlu
8
Download