W A R T A D A E LAPORAN RAH UTAMA Menteri Agama Suryadharma Ali menghadiri haul KH.Abdul Hamid di Ponpes Bayt Al Hikmah, Pasuruan, Jatim. Menag: Ulama Berperan Dalam Pencerahan dan Pencerdasan Umat Kita semua prihatin dengan tingkah laku dan budaya masyarakat yang saat ini cenderung permissive, adiktif, brutalistik, transgresif, hedonistik, dan materialistik. “Kita juga merasakan pada saat ini, rasa malu masyarakat bangsa ini semakin hari semakin terkikis. M enteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, ulama tidak saja berperan menjaga moral bangsa dan etika keberagamaan, tapi juga berperan dalam pencerahan, pencerdasan dan membimbing umat dengan ajaran dan nilai-nilai Islam. “Dalam dunia semodern apapaun, peran, fungsi dan tanggungjawab ulama tidak akan tergantikan dalam pembangunan moral dan etika.” Hal itu diungkapkan Menteri Agama ketika menghadiri acara haul al maghfurlah KH.Abdul Hamid bin Abdullah Umar dan pencanangan pembangunan Ponpes Bayt Al Hikmah, di Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (23/2). Menurut Menag, kita semua prihatin dengan tingkah laku dan budaya masyarakat yang saat ini cenderung permissive, adiktif, brutalistik, transgresif, hedonistik, dan materialistik. “Kita juga merasakan pada saat ini, rasa malu masyarakat bangsa ini semakin hari semakin terkikis,” keluh Menag. Menghadapi kondisi tersebut, kata Menag, peran dan fungsi ulama sebagai kekuatan moral memiliki keterbatasan jika dihadapkan dengan kekuatan di luar wilayah keulamaan. ”Dalam konteks itulah, saya memandang pentingnya revitalisasi peran dan fungsi ulama di tengah kehidupan umat dan bangsa,” ujarnya. Suryadharma Ali menilai, dalam masyarakat yang sedang berubah, peran dan fungsi ulama harus lebih diperkuat dan dikembangkan seiring dengan Ikhlas BERAMAL, Nomor 61 Tahun XIII Maret 2010 59 W A R T A DAERAH kemajuan masyarakat. ”Ulama memiliki tanggungjawab moral yang tidak hanya mencakup masalah ibadah, tapi juga termasuk kemaslahatan dunia (muamalah) dalam hubungan sosial yang sangat luas,” tambahnya. Terkait haul KH.Abdul Hamid, Menag mengatakan, beliau sebagai ulama sekaligus waratsatul anbiya, memiliki peran yang penting dan strategis, khususnya memperkokoh sendi-sendi etika, moral dan spiritual kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Menag, KH.Abdul Hamid adalah sosok yang fenomenal, tawadhu, tulus dan hormat pada siapapun, dari yang miskin sampai yang kaya, dari yang jelata sampai yang berpangkat, semua dilayani dan dihargai. Menjelaskan Pada kesempatan menghadiri haul tersebut, review” tersebut, undang-undang tentang penistaan agama berlaku diskriminatif. Menurut LMS tersebut bahwa agama harus dibebaskan sebebas-bebasnya. Sebaliknya menurut Menang, kebebasan sebebas-bebasnya atau kebebasan mutlak di dunia ini tidak ada. Kebebasan tentu masih ada batas-batasnya. “Jika sampai `yudicial review` yang diajukan LSM tersebut dikabulkan MK maka menjadi tidak salah jika nantinya muncul nabi baru, agama baru, serta adanya tindakan mengubah-ubah ayat-ayat kitab suci agama yang telah ada,” tutur Menag prihatin. Juga menjadi tidak salah lagi, lanjut Menag, jika nantinya bermunculan aliran-aliran sesat. Menag juga mengingatkan, belakangan ini ada sekelompok orang yang tengah mengembangkan kebebasan mutlak. “Ini artinya tidak memerlukan aturan, atau tidak membutuhkan pemerintahan,” paparnya. Dalam kesempatan itu, Menag minta umat Islam di Indonesia untuk berdoa supaya permohonan “yudicial review” yang diajukan LSM tidak dikabulkan MK. Menag juga menegaskan, undangundang tentang penistaan agama masih dibutuhkan, karena aturannya sudah jelas, penodaan agama-agama yang telah ada jelas salah. “Siapa yang melanggar berarti telah melakukan penistaan atau penodaan agama,” ucapnya menegaskan. Menteri Agama Suryadharma Ali saat berada di Ponpes Bayt Al Hikmah Pasuruan disambut kaum muslimin. Menteri Agama Suryadharma Ali di depan para jemaah haul KH Abdul Hamid menjelaskan dua hal yang kini sedang menjadi sorotan publik, yakni penistaan agama dan nikah siri. Menag menuturkan, saat ini terdapat sebuah LSM yang tengah melakukan “yudicial review” undang-undang tentang penistaan agama ke Mahkamah Konstitusi (MK).LSM tersebut mengajukan “yudicial review” ke MK karena pemerintah hanya melayani enam agama saja, yakni Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Sedangkan bagi penganut aliran lain tidak diakuinya. Menurt LSM yang mengajukan “yudicial 60 Ikhlas BERAMAL, Nomor 61 Tahun XIII Maret 2010 Nikah Siri Dalam kesempatan yang sama, Menag juga menjelaskan tentang Rancangan Undang-Undang Nikah Siri yang menjadi polemik belakangan ini. Menag menjelaskan, tentang rancangan undang-undang nikah siri hingga kini belum ada naskah resmi dari pemerintah. Maka bagi siapa saja yang telah menikah tapi belum mendaftarkannya, supaya segera mendaftarkannya, imbaunya. Namun, lanjut Menag, tentang definisi nikah siri yang berkembang menjadi polemik tersebut telah mengalami pergeseran makna. Dijelaskan, nikah siri adalah nikah yang dilaksanakan sesuai dengan syariat agama tapi belum didaftarkan. Namun ada realitas pula bahwa nikah siri dilakukan hanya oleh dua orang di sebuah hotel. Dari adanya dua kasus yang berbeda tersebut maka Kantor Kementerian Agama akan membahasnya dengan melibatkan semua pihak, di antaranya para ulama, dan tokoh-tokoh masyarakat supaya terjadi kesepahaman(ts)