Manfaat latihan terhadap penurunan kadar glukosa darah pada

advertisement
Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)
Manfaat latihan terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita
Diabetes Melitus Tipe II
Tobing, Indriati M. S.
Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=83110&lokasi=lokal
-----------------------------------------------------------------------------------------Abstrak
Diabetes melitus ( DPI ) adalah suatu penyakit kelainan metabolik yang secara umum mempunyai
kekurangan insulin yang relatif atau nyata. Insulin mempunyai kemampuan untuk meningkatkan transport
glukosa untuk proses oksidasi lebih lanjut. Insufisiensi insulin menyebabkan ketidakmampuan untuk
menggunakan glukosa sebagai bahan bakar yang menyebabkan kadar glukosa darah meningkat
(hiperglikemi). Gejala-gejala umum dari diabetes antara lain : poliuri, polidipsi dan polifagi.
<br />
<br />
Seperti diketahui kadar glukosa darah merupakan hasil keseimbangan dari mekanisme dalam tubuh yang
saling berkaitan yaitu : glukoneogenesis, glikogenolisis, makanan dan penggunaan glukosa dalam jaringan.
Akibat keempat mekanisme tersebut kadar glukosa darah pada orang normal akan selalu dalam batas batas
normal. Keempat mekanisme ini diatur oleh beberapa hormon antara lain insulin, glukagon, barman
pertumbuhan, kortisol dll.Tetapi yang terpenting adalah hormon insulin. Kerja insulin selain terhadap
metabolisme karbohidrat, juga bekerja pada jaringan lemak dan protein; sedangkan tempat bekerjanya
adalah di hati, otot dan jaringan lunak dengan sifat anabolik dan anti kataboliknya. Hati merupakan tempat
bekerja insulin yang terutama ( 80-85% ).
<br />
<br />
Pengobatan diabetes pada dasarnya masih sama saja, yaitu terdiri dari : diet, olahraga dan obat-obatan,
dengan tujuan utamanya adalah :
<br />
1.Memperbaiki gangguan metabolisme menjadi senormal mungkin sehingga penderita merasakan nyaman
dan aman ( normalisasi ).
<br />
2.Menoegah atau memperlambat timbulnya komplikasi baik yang akut maupun yang menahun ( prevensi ).
<br />
3.Memberikan pengetahuan, motivasi dan bantuan lain pada penderita untuk dapat merawat sendiri
penyakitnya ( edukasi ).
<br />
4.Olahraga sampai sekarang tetap merupakan bagian integral manusia, walaupun dari waktu ke waktu ikut
mengadakan evolusil. Sudah lama diketahui bahwa olahraga menimbulkan penurunan kadar glukosa darah
yang disebabkan oleh karena peningkatan penggunaan glukosa didaerah peri.fer3i. Ini berlaku baik pada
orang normal maupun pada penderita diabetes melitus. Tetapi bila kadar glukosa darah tinggi ( > 320 mg% )
dan bila ada ketosis, olahraga sebaliknya akan menyebabkan keadaan diabetes lebih parah. Pada keadaan
yang demikian maka ketonemi akan meningkat karena bertambahnya glukoneogenesis dan ketogenesis
dalam hati.
<br />
<br />
Hiperglikemia pada permulaan sekresi insulin. Insulin diduga memacu transport glukosa ke sel-sel otot.
Kerja otot telah dibuktikan menyebabkan penurunan kandungan glukosa darah pada tikus dan anjing
percobaan yang pankreasnya diangkat dan juga pada orang diabetes. Aktifitas muskuler meningkatkan
transfer dari gala yang tidak dimetabolisme melalui membran sel baik pada orang normal maupun diabetes.
<br />
<br />
Pada penderita diabetes tipe I ( IDDM ), olahraga akan mempunyai efek sebagaimana keadaan fisiologis
hanya saja insulin diberikan dari luar ( eksogen ). Insulin eksogen yang diberikan per subkutan atau pampa
infus, sekitar 80% akan berefek di perifer, sedangkan sisanya akan bekerja dalam jaringan hati. Dugaan
sebelumnya, pemberian insulin eksogen akan menyebabkan hiperinsulinemia di jaringan perifer dan relatif
hipoinsulinemia di sirkulasi portals. Dengan demikian olah raga pada penderita IDDM yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan hiperglikemia bahkan ketoasidosis akibat adanya defisiensi insulin perifer maupun
hepatik.
<br />
<br />
Apabila penderita IDDM yang mendapat terapi insulin melakukan olahraga dalam keadaan hiperinsulinemia
perifer, maka pembakarran glukosa di jaringan perifer bertambah dan produksi glukosa hepatik tidak
meningkat. Akibatnya maka terjadi normoglikemi atau mungkin dapat terjadi hipoglikemi karena absorpsi
insulin dari tempat suntikan akan lebih cepati. Ada atau tidaknya gejala hipoglikemi tergantung pada
beberapa faktor, diantaranya adalah intensitas dan lamanya olahraga, kadar glukosa dan insulin dalam darah
sebelum melakukan olahraga dan pada waktu melakukan olahraga dalam kaitannya dengan makan dan
pemberian insulin.
<br />
<br />
Padapenderita diabetes tipe II (IDDM), patofisiologinya meliputi 4 resistensi insulin di jaringan perifer,
peninggian produksi glukosa hepatik dan gangguan sekresi insulin.
<br />
Penelitian Ruderman dkk dan Saltin dkk menunjukkan bahwa olahraga yang teratur secara konsisten, dapat
menurunkan resistensi insulin yang terdapat pada penderita gangguan toleransi glukosa maupun IDDM.
Disamping efek menurunkan resistensi insulin, olahraga dapat menghambat aterosklerosis, dan dengan
demikian dapat memperbaiki risiko faktor kardiovaskuler. Latihan fisik menyebabkan adaptasi lokal dalam
otot-otot terutama peningkatan dalam aktifitas beberapa enzim oksidatif.
<br />
<br />
Perubahan dari tingkat aktifitas enzim bersamaan dengan peningkatan kapilarisasi dari otot yang aktif.
Kapilarisasi yang meningkat dan waktu difusi yang pendek dihubungkan dengan peningkatan dalam
sensitifitas insulin. Latihan harus dengan intensitas dan waktu yang cukup, untuk menyebabkan perubahan
dalam sirkulasi dan otot
<br />
Download