Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. Ilmu Mekanika Tanah (Soil Mechanics): Adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat fisik dari tanah dan kelakukan massa tanah tersebut bila menerima bermacam-macam gaya. Himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yg relatif lepas (loose) yg terletak di atas batuan dasar (bedrock) Proses pelapukan batuan atau proses geologi lainnya yg tjd di permukaan bumi emmbentuk tanah Pembentukan tanah : - proses fisik - proses kimia Erosi Angin air, Es Manusia Perubahan suhu / cuaca Tanah hasil pelapukan yg msh berada di tempat asalnya Tanah terangkut (transported soil) : tanah yg sudah berpindah tempatnya Lempung: jenis tanah yg bersifat kohesif dan plastis Pasir : tanah yg tdk kohesif dan tdk plastis Lihat gbr klasifikasi butiran tanah pada Hardiyatmo (2006:2) Ukuran partikel tanah bervariasi dari 100 mm << hingga <<0,001 mm Batas-batas interval ukuran dikeluarkan oleh: Unified Soil Clasification System, ASTM, MIT & International Nomenclature ilmu yang akan mendasari analisis dan desain perencanaan suatu pondasi. Mekanika tanah adalah ilmu yang mempelajari perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yang disebabkan oleh gayagaya yang bekerja. Sedangkan Teknik Pondasi merupakan aplikasi prinsip-prinsip Mekanika Tanah dan Geologi., yang digunakan dalam perencanaan dan pembangunan pondasi seperti gedung, jembatan, jalan, bendung dan Iain-lain. Oleh karena itu perkiraan dan pendugaan terhadap kemungkinan adanya penyimpangan di lapangan dari kondisi ideal pada mekanika tanah sangat penting dalam perencanaan pondasi yang benar. (1) Tanah berbutir kasar adaiah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya berupa pasir dan kerikil. (2) Tanah berbutir halus adaiah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya bertipe lempung dan lanau. (3) Tanah organik adaiah tanah yang cukup banyak mengandung bahan-bahan organik. (1) Tanah Kohesif: adaiah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir-butirnya. (tanah lempungan = mengandung lempung cukup banyak). (2). Tanah Non Kohesif : adaiah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir-butirny a. (hampir tidak mengandung lempung misal pasir). (3). Tanah Organik : adaiah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan organik. (sifat tidak baik). Segumpal tanah dpt tdr dr 2 atau 3 bagian Tanah kering (2 bagian) butir2 tanah dan pori2 udara Tanah yg jenuh (2 bag): bag. padat/butiran & air pori Tanah yg tdk jenuh (3 bag): bag padat (butiran), pori2 udara & air pori W = Ws +Ww V = Vs + Vw + Va Vv = Vw + Va Berat udara (Wa) = 0 Hubungan2 volume yg sering digunakan dlm mekanika tanah : kadar air (w), angka pori (e), porositas (n), & derajat kejenuhan (S) Kadar air (w) = (Ww / Ws) . 100% W = Ww +Ws +Wa (dgn Wa = 0), bila Vol udara (Va )= 0, mk tanah menjadi jenuh • Berat vol kering (γd) : Macam tanah Berat jenis (Gs) Kerikil 2,65 - 2,68 Pasir 2,65 - 2,68 Lanau anorganik 2,62 - 2,68 Lempung organik 2,58 - 2,65 Lempung anorganik 2,68 - 2,75 Humus 1,37 Gambut 1,25 - 1,80 Keadaan Tanah Derajat kejenuhan (S) Tanah kering 0 Tanah agak lembab > 0 - 0,25 Tanah lembab 0,26 - 0,50 Tanah sangat lembab 0,51 - 0,75 Tanah basah 0,76 - 0,99 Tanah jenuh air 1 a. Perbedaan Batu dan Tanah Batu merupakan kumpulan butir- butir mineral alam yang saling terikat erat dan kuat. Sehingga sukar untuk dilepaskan. Sedangkan tanah merupakan kumpulan butir butir min al alam yang tidak melekat atau melekat tidak erat, sehingga sangat mudah untuk dipisahkan. Sedangkan Cadas adalah merupakan peralihan antara batu dan tanah. b. Jenis-Jenis Tanah Fraksi-fraksi tanah (Jenis tanah berdasarkan ukuran butir) (1). kerikil (gravel) > 2.00 mm (2). pasir (sand) 2.00 — 0.06 mm (3). lanau (silt) 0.06 — 0.002 mm (4). lempung (clay) < 0.002 mm Pengelompokan jenis tanah dalam praktek berdasarkan campuran butir (1). Tanah berbutir kasar adalah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya berupa pasir dan kerikil. (2). Tanah berbutir halus adalah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya berupa lempung dan lanau. (3). Tanah organik adalah tanah yang cukup banyak mengandung bahan-bahan organik. Pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatannya (1). Tanah Kohesif : adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir-butirnya. (tanah lempungan = mengandung lempung cukup banyak). (2). Tanah Non Kohesif : adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir-butirnya. (hampir tidak mengandung lempung misal pasir). (3). Tanah Organik : adalah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan organik. (sifat tidak baik). Ilmu ini mempelajari sifat-sifat tanah melalui serangkaian percobaan laboratorium dan percobaan di lapangan: Percobaan di lapangan Pengambilan contoh dan benda uji tanah Pendataan lapisan dengan cara pengeboran Uji CPT atau Sondir Uji Tekan Pelat Uji kepadatan tanah di lapangan Uji Permeabilitas sumur Uji SPT (Standard Penetration Test) Uji DCP Uji Kekuatan Geser Tanah di lapangan, dengan menggunakan Uji Baling-Baling Percobaan di laboratorium Distribusi Butiran Tanah, untuk tanah berbutir besar digunakan Uji Ayak (Sieve Analysis), untuk tanah berbutir halus digunakan Uji Hidrometer (Hydrometer). Berat JenisTanah (Specific Grafity) KerapatanTanah (Bulk Density) dengan menggunakan Piknometer. Kadar Air (Water Content) Angka Pori (Pore Ratio) dan Kejenuhan Tanah (Saturation Ratio;) Permeabilitas(Permeability) Konsolidasi (Consolidation Test) Uji Kekuatan Geser Tanah, di laboratorium terdapat tiga percobaan untuk menentukan kekuatan geser tanah, yaitu: 1. Percobaan Geser Langsung (Direct Shear Test,), 2 Uji Pembebanan Satu Arah (Unconvined Test) 3 Uji Pembebanan Tiga Arah (Triaxial) Uji Kemampatan dengan menggunakan Uji Proctor 1) Pd kondisi di lap, tanah mempunyai vol 10 cm3 & berat basah 18 gram. Berat tanah kering oven adl 16 gram. Jika berat jenis tanah Gs=2,71. Hitung: kadar air (w), berat vol basah (γb), berat vol kering (γd), angka pori (e), porositas (n), dan derajat kejenuhan (S). Catt: berat vol air 1 gr/cm3 2) Data dr pengujian di lab pd benda uji jenuh menghasilkan angka pori e = 0,45 dan berat jenis Gs = 2,65. Untuk keadaan ini, tentukan berat vol basah (γb) dan kadar airnya ! 3) Dari lokasi pengambilan bahan timbunan, diperoleh data bahwa angka pori tanah tsb e=1,2. Jika jumlah material yg dibutuhkan utk timbunan 15000 m3 dgn angka pori e =0,8. Berapakah juml material yg harus disediakan pd lokasi pengambilan ? 4) Proyek bendungan memerlukan tanah padat 200000 m3 dgn angka pori e=0,60. Dari peta terlihat 2 lokasi yg memungkinkan utk pengambilan tanah ini. Dari survei di kedua lokasi diperoleh data sbb: Lokasi pengamb ilan Angka pori (e) Upah angkutan per m3 I 0,90 Rp. 3000 II 1,65 Rp. 2500 Pilihlah tempat pengambilan yg lebih ekonomis Kerapatan relatif (%); Dr = γd(max) . γd - γd(min) γd γd(max) - γd(min) Kepadatan relatif (Rc): Rc = γd / γd(max) = Ro = 80 + 0,2 . Dr 1 - Dr . (1-Ro) Bila tanah terendam air, berat vol apung / berat vol efektif dinyatakan sbg γ' dengan : γ' = (Gs - 1) . γw = γ sat - γw 1+e γw = 1t/m3 atau 9,81 kN/m3 Kerapatan relatif (Dr): γd (max) = Gs. γw atau e(min) = Gs. γw -1 1+e(min) γd(max) e(max) = Gs. γw 1 γd(min) Berat vol basah / lembab: γb= Gs.γw . (1+w) 1 +e Berat vol jenuh air (S=100%) γ sat = γw . (Gs + e) 1+e