PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN Ihda Mauliyah ABSTRAK Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak yang disesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Berdasarkan survei awal menunjukkan masih terdapat orang tua yang memberikan alat permainan yang tidak sesuai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan psikoseksual anak dengan jenis APE yang diberikan pada anak usia 1-12 bulan. Desain penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi sebanyak 30 responden, sampel sebanyak 28 responden dengan teknik Simple random sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan observasi, kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan uji Chi Square dengan p = 0,05. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar ibu memiliki pengetahuan cukup sebanyak 16 orang (57,1%), dan sebagian besar orang tua memberikan APE yang sesuai sebanyak 15 orang (53,6%). Melalui uji Chi Square dapat diketahui bahwa hubungan pengetahuan orang tua tentang perkembangan psikoseksual anak dengan jenis APE yang diberikan p = 0,007 dimana p < 0,05 yang berarti kesimpulannya yaitu H1 diterima, artinya terdapat hubungan pengetahuan orang tua dengan jenis APE yang diberikan pada anak usia 1-12 bulan. Melihat hasil penelitian ini maka bidan perlu melakukan penyuluhan kesehatan pada orang tua tentang perkembangan psikoseksual dan APE untuk meminimalkan kesalahan dalam memilih alat permainan pada anak usia 1-12 bulan yang dapat dilakukan pada saat posyandu. Kata kunci : Pengetahuan Ibu, Perkembangan Psikoseksual Anak, APE saling berhubungan serta ada keterkaitan antara satu komponen dan komponen lain (Supartini, 2004). Sebagai individu yang unik, anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai usia tumbuh kembang. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur dan lain – lain. Selain kebutuhan fisiologis tersebut, anak juga sebagai individu yang juga membutuhkan kebutuhan psikologis, social dan spiritual. Hal tersebut dapat terlihat pada tahap usia tumbuh kembang anak, pada saat yang bersamaan perlu memandang tingkat kebutuhan khusus yang dialami oleh anak (Alimul Azis, 2005). Bermain lebih penting untuk bayi daripada orang dewasa, bermain biasanya merupakan bentuk rekreasi untuk bayi, ini adalah bentuk latihan yang berharga dan merupakan cara untuk mempelajari tentang diri sendiri dan dunia sekitarnya. Disamping PENDAHULUAN Setiap individu hidup akan melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu sejak masa embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan kearah peningkatan baik secara ukuran maupun secara perkembangan. Kecapatan pertumbuhan dan perkembangan anak akan bervariasi dari satu anak dengan anak lainnya bergantung pada beberapa hal yang mempengaruhinya, sedangkan pendekatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan sangat bergantung pada tahapan perkembangan mana yang sedang dilalui anak tersebut. Perkembangan berhubungan dengan perubahan secar kualitas, diantaranya terjadi peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan, dan pembelajaran. Proses pematangan berhubungan dengan peningkatan kematangan dan adaptasi. Proses tersebut terjadi secara terus menerus- dan SURYA 36 Vol.01, No.XVII, Maret 2014 Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Psikoseksual Anak Dengan Jenis APE Yang Diberikan Pada Anak Usia 1-12 Bulan itu bermain merupakan aktivitas yang dapat dilakukan anak sebagai upaya stimulasi pertumbuhan dan perkembangan sehingga penting peran tua untuk mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan anak (Supartini, 2004). Anak usia 0 – 11 bulan berdasarkan tahap perkembangannya, khususnya perkembangan psikoseksual mereka dalam tahap fase oral, yaitu sumber kesenangan anak terbesar berpusat pada aktivitas oral, seperti menghisap, menggigit mengunyah, dan mengucap. Sehingga pengetahuan mengenai tahapan perkembangan memungkinkan perawat membimbing orang tua mengenai permainan yang tepat untuk bayi. Contoh alat permainan yang dianjurkan adalah benda yang aman untuk dimasukkan ke mulut. Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada tanggal 24 Januari 2011, di desa Warungering Kec. Kedungpring dari 7 orang tua bayi usia 1-12 bulan didapatkan 2 orang (28,57 %) yang masih memberikan permainan yang tidak sesuai bagi anaknya, yaitu permainan boneka berbulu dan mobilmobilan berukuran besar yang berbahan dari atom, 5 orang (71,43 %) sudah memberikan permainan yang aman, yaitu permainan yang berbahan lunak, seperti permainan perangsang tumbuh gigi dan permainan dari plastik. Berdasarkan kenyataan di atas dapat diketahui bahwa masih ada orang tua yang masih memberikan permainan yang tidak sesuai. (Nursalam, 2005). Kemampuan orang tua dalam memilih alat permainan yang sesuai untuk anak dipengaruhi oleh berapa faktor antara lain, pengetahuan, pekerjaan atau pendapatan keluarga, dan paritas. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan, karena pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Soekidjo Notoatmodjo, 2003). Dengan adanya pengetahuan yang baik akan fungsi dan jenis mainan akan mempengaruhi cara pemberiannya terhadap anak. Jika orang tua mengetahui tahap perkembangan anaknya, SURYA maka mereka akan memberikan alat permainan yang sesuai dengan tahap perkembangan anaknya. Pekerjaan juga mempengaruhi pemilihan alat permainan, dimana ketersediaan waktu orang tua yang bekerja akan lebih sedikit dalam mendampingi anaknya bermain daripada orang tua yang tidak bekerja, sehingga dengan waktu yang sedikit memungkinkan orang tua kurang bisa mengawasi tahap perkembangan anaknya, sehingga orang tua yang memiliki waktu sedikit dengan anaknya memungkinkan mereka kurang tahu alat permainan yang cocok untuk tahap perkembangan yang dialami oleh anak tersebut. Paritas atau jumlah anak dalam keluarga akan mempengaruhi dalam pemberian APE karena semakin pendek jarak usia antar anak, orang tua akan cenderung memberikan alat permainan yang sama walaupun tidak sesuai, stabilitas dan keharmonisan dalam rumah tangga mempengaruhi kesediaan orang tua untuk mencurahkan perhatian dan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya. Dengan adanya faktor-faktor di atas sering kita jumpai orang tua yang masih memberikan permainan yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak, bahkan permainan yang diberikan bisa membahayakan anak tersebut khususnya bagi anak usia 1-12 bulan. Keadaan ekonomi orang tua juga mempengaruhi pemberian alat permainan, semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang maka semakin banyak tersedia alat permainan yang diberikan pada anak karena orang tua sering memberikan permainan yang di anggap bagus untuk anaknya. Sehingga kebutuhan permainan anak akan terpenuhi, kadang orang tua tidak memperhatikan apakah alat permainan tersebut aman bagi anaknya atau tidak, bagi mereka yang penting anaknya suka dengan permainan yang dibelinya tersebut. Orang tua sangat berperan dalam pemilihan alat permainan yang sesuai bagi anak usia 1-12 bulan, karena pada usia ini anak sepenuhnya masih bergantung pada orang tuanya (Supartini, 2004). Jika orang 37 Vol.01, No.XVII, Maret 2014 Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Psikoseksual Anak Dengan Jenis APE Yang Diberikan Pada Anak Usia 1-12 Bulan tua tidak mengetahui tahap perkembangan psikoseksual yang dialami anaknya, khususnya fase oral, maka orang tua sering memberikan permainan yang tidak sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Dampak dari alat permainan yang tidak sesuai antara lain permainan yang diberikan dapat membahayakan anak mereka, akibatnya permainan akan tertelan, anak merasa sakit pada gusi bahkan sampai terjadi perdarahan sehingga anak menjadi rewel serta masuknya kuman kedalam sistem pencernaan melalui alat permainannya. Disamping itu ketidaksesuaian dalam memilih alat permainan dapat pula mengganggu tahap perkembangan anak. Dengan adanya hal tersebut, diharapkan petugas kasehatan lebih berupaya meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pemilihan jenis APE dengan memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang perkembangan anak khususnya perkembangan psikoseksual agar orang tua dapat menyesuaikan alat permaianan yang cocok bagi anak usia 1-12 bulan. Orang tua perlu melakukan pengawasan terhadap anaknya sehingga seorang anak tidak sembarang memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya, termasuk alat permainan yang tidak aman, disamping itu orang tua diharapkan memberikan permainan yang mudah dibersihkan sehingga ketika permainan dimasukkan ke dalam mulut anak diharapkan tidak membahayakan anak tersebut serta menghindari permainan yang berukuran kecil sangat penting untuk mencegah tertelannya mainan ke dalam mulut anak. Cara lain yang perlu diketahui oleh orang tua dalam memberikan permainan pada anaknya yaitu selalu membaca label yang tertera dalam alat permainan, apakah permainan yang akan dibeli itu cocok atau tidak untuk amaknya. Dengan beberapa langkah diatas diharapkan orang tua mampu memberikan alat permainan yang aman bagi anaknya. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan orang tua tentang perkembangan psikoseksual anak dengan jenis APE yang diberikan pada anak usia 1– SURYA 12 bulan di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan tahun 2011. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan Analitik Korelasional. Penelitian analitik penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi (Notoatmodjo, 2005 : 26). Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti mencari, menjelaskan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada (Notoatmodjo, 2005). Pendekatan yang digunakan Cross sectional. Cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran / observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2003). HASIL PENELITIAN 1. Data Umum 1) Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 1 Distribusi usia responden di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Tahun 2011 No Umur Frekuensi (%) 1 <20 tahun 0 0 2 20-45 tahun 27 96,4 3 >45 tahun 1 3,6 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 1 diatas hampir seluruhnya (96,4%) usia responden adalah antara 20-45 tahun dan tidak satupun (0%) usia reponden adalah <20 tahun. 2) Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan Tabel 2. Distribusi Pekerjaan Responden di Desa Warungering Kecamatan. Kedungpring Kabupaten Lamongan Tahun 2011 38 Vol.01, No.XVII, Maret 2014 Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Psikoseksual Anak Dengan Jenis APE Yang Diberikan Pada Anak Usia 1-12 Bulan No 1 2 3 4 Pekerjaan Petani PN/TNI/ POLRI Wiraswasta Tidak bekerja Frekuensi 3 0 (%) 10,7 0 18 7 64,3 25,0 28 100 5) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin anak Tabel 5 Distribusi Jenis Kelamin Anak Responden di Desa warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Tahun 2011. No. Jenis Frekuensi (%) Kelamin Anak Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar (64,3%) pekerjaan responden adalah wiraswasta dan tidak satupun (0%) pekerjaan responden adalah PN/TNI/POLRI. 1 2 Laki-laki 15 53,6 Perempuan 13 46,4 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 5 sebagian besar (53,6%) jenis kelamin anak responden adalah laki-laki. 3) Karakteristik responden berdasarkan Jumlah anak Tabel 3 Distribusi Jumlah Anak Responden di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Tahun 2011 No Jumlah Frekuensi % Anak 1 <2 15 53,6 2 2-3 10 35,7 3 >3 3 10,7 28 100 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar (53,6%) jumlah anak responden adalah kurang dari 2 dan sebagian kecil (10,7%) jumlah anak responden adalah lebih dari 3. 2. Data Khusus 1) Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Psikoseksual Anak. Tabel 6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Perkembangan Psikoseksual Anak di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Tahun 2011. No Pengetahuan Frekuensi % Ibu 1 Kurang 2 7,1 2 Cukup 16 57,1 3 Baik 10 35,7 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar (57,1%) responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perkembangan psikoseksual anak dan sebagian kecil (7,1%) responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang perkembangan psikoseksual anak. 4) Karakteristik responden berdasarkan usia anak Tabel 4 Distribusi Usia Anak Responden di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Tahun 2011 No Usia Anak Frekuensi (%) 1 1-3 bulan 5 17,9 2 4-6 bulan 9 32,1 3 7-12 bulan 14 50 28 100 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian (50%) usia anak responden adalah 7-12 bulan dan sebagian kecil (17,9%) usia anak responden adalah 1-3 bulan. SURYA 2) Jenis APE Yang Diberikan Pada Anak Usia 1-12 Bulan Tabel 7 Distribusi Jenis APE Yang Diberikan Pada Anak Usia 1-12 Bulan di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Tahun 2011. 39 Vol.01, No.XVII, Maret 2014 Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Psikoseksual Anak Dengan Jenis APE Yang Diberikan Pada Anak Usia 1-12 Bulan No Jenis APE Yang Frekuensi (%) Diberikan 1 Tidak sesuai 13 46,4 2 Sesuai 15 53,6 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa sebagian besar (53,6%) responden memberikan APE yang sesuai untuk anak usia 1-12 bulan. dimana p<0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan orang tua tentang perkembangan psikoseksual anak dengan jenis APE yang diberikan pada anak usia 112 bulan di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. 3) Analisa Hubungan Tabel 8 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Psikoseksual Anak Dengan Jenis APE Yang Diberikan Pada Anak Usia 1-12 Bulan di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Tahun 2011. Dari hasil perhitungan Chi-Square didapatkan X2 hitung = 8,551, p = 0,014, tetapi terdapat 3 cell yang nilai harapannya < 5 sehingga hasil uji tidak layak, maka harus diuji dengan Exact Fisher’s dimana didapatkan p = 0,007 berarti p < 0,05 sehingga H1 diterima. Berarti terdapat hubungan antara pengetahuan orang tua tentang perkembangan psikoseksual anak dengan jenis APE yang diberikan pada anak usia 1-12 bulan di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu diantara beberapa faktor yang menyebabkan orang tua memberikan jenis Alat Permainan Edukatif (APE) pada anak adalah pengetahuan dimana pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk sikap dan perilaku seseorang sehingga dengan pengetahuan yang baik tentang perkembangan psikoseksual anak seorang ibu diharapkan mempunyai perilaku untuk melaksakan pemberian APE yang sesuai untuk anaknya (Soekidjo Notoadmodjo, 2010). Pengetahuan ibu tentang perkembangan psikoseksual anak sangat penting mengingat pengetahuan tersebut sangat mempengaruhi orang tua dalam memberikan APE yang sesuai untuk perkembangan anak. Untuk anak usia 1-12 bulan sumber kesenangan anak terbesar berpusat pada aktivitas oral, seperti menghisap, menggigit, mengunyah, dan menegucap sehingga jenis permainan yang diberikan harus aman bagi anak, permainan tersebut diantaranya adalah mainan gantung yang berwarna terang dengan bunyi musik yang menarik, memberi mainan yang mudah dipegangnya dan berwarna terang, serta hindari alat permainan yang mudah terurai No 1 2 3 Pengeta huan Kurang Cukup Baik Jumlah Jenis APE Tidak Sesuai sesuai % % 1 50 1 50 11 68,8 5 31,2 1 10 9 90 13 46,4 15 53,6 PEMBAHASAN … (%) 2 16 10 28 % 100 100 100 100 Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan kurang, sebagian (50%) memberikan APE yang sesuai dan sebagian (50%) memberikan APE yang tidak sesuai. Sedangkan Ibu yang memilki pengetahuan cukup, sebagian besar (68,8%) memberikan APE yang tidak sesuai dan hampir sebagian memberikan APE yang sesuai. Kemudian Ibu yang memiliki pengetahuan baik, hampir seluruhnya (90%) memberikan APE yang sesuai dan sebagian kecil (10%) memberikan APE yang tidak sesuai. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan SPSS for windows versi 16,00 dan menggunakan uji statistic Chi Square menunjukkan nilai signifikan p = 0,01 dimana p<0,05 karena didalam tabel Chi Square didapatkan 3 sell (50%) mempunyai nilai harapan <5, artinya sel tersebut berjumlah 20% dari sell yang ada maka dilakukan uji Fisher Exact. Hasil dari Fisher Exact didapatkan nilai signifikan p = 0,007 SURYA 40 .… Vol.01, No.XVII, Maret 2014 Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Psikoseksual Anak Dengan Jenis APE Yang Diberikan Pada Anak Usia 1-12 Bulan (misalnya kalung dengan manik-manik), permainan yang mengandung bahan dan cat yang berbahaya serta alat permainan yang berbahan dari bulu, mata dan hidung harus tertempel kuat agar tidak mudah terlepas. PENUTUP pelayanan yang berkualitas, khususnya asuhan pada anak usia 1-12 bulan, khususnya dalam pemberian APE yang sesuai. 4) Bagi Profesi Kebidanan Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi profesi dalam memberikan asuhan kebidanan pada anak dalam upaya pemilihan jenis APE. … 1. Kesimpulan Berdasarkan tujuan, hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan pengetahuan orang tua dengan jenis APE yang diberikan pada anak usia 1-12 bulan di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Pengetahuan orang tua tentang perkembangan psikoseksual anak di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Tahun 2011 sebagian besar cukup. 2) Jenis APE yang diberikan pada anak usia 1-12 bulan di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Tahun 2011 sebagian besar sesuai dengan tahap perkembangan anak. 3) Terdapat hubungan antara pengetahuan orang tua tentang perkembangan psikoseksual anak dengan jenis APE yang diberikan pada anak usia 1-12 bulan di Desa Warungering Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. DAFTAR PUSTAKA A. Wawan dan Dewi M. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika Handayani, Faras. (2010). Alat Permainan Yang Berbahaya. Http://musafircyber,blogspot.com/20 10/12/alat -permainan yang berbahaya-dan.html. Diakses 26 Februari Jam 20.00 WIB Hidayat, A. Aziz Alimul. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika _______________ . (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Koesworini, Erni. (2004). Tahap Perkembangan Psikoseksual. PT Sarana Kinasih Satya Sejati 2. Saran 1) Bagi Peneliti Yang Akan Datang Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan acuan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan perkembangan psikoseksual anak dan APE. 2) Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi bagi mahasiswa STIKES Muhammadiyah Lamongan khususnya dalam hal peran keluarga tentang pemberian APE yang sesuai dengan perkembangan anak. 3) Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil dijadikan penelitian SURYA … Maulina, Mirza. (2008). Panduan Lengkap kehamilan. Yogyakarta : Kata Hati Mayke S. Tedjasaputra. (2001). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta : Grasindo Mochtar, Rustam. (2002). Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi,obstetri patologi. Jakarta : EGC Mohamad, Syuropati. (2009). Inspirasi anak Anda dengan Permainan yang Mencerdaskan. Bantul : IN AzNa Books penelitian ini dapat masukan bagi lahan guna meningkatkan Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC 41 Vol.01, No.XVII, Maret 2014 Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Psikoseksual Anak Dengan Jenis APE Yang Diberikan Pada Anak Usia 1-12 Bulan Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta _______________. (2010). Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta Metode Jakarta : Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta : Salemba Medika ________. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Soetjiningsih. (2003). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suharsimi, Arikunto (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC SURYA 42 Vol.01, No.XVII, Maret 2014