2. TELAAH TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Laporan keuangan pemerintah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 tahun 2005). Menurut PP No. 71 tahun 2010, pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan: 1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah; 2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah; 3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi; 4. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya; 5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kas nya; 6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintah; 7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dan mendanai aktivitasnya 5 Komponen laporan keuangan menurut PP No. 71 Tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1. Laporan Realisasi Aggaran (LRA) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD dengan menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan. Struktur Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA). 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Laporan perubahan saldo anggaran lebih menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos saldo anggaran lebih awal, penggunaan saldo anggaran lebih, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran tahun berjalan, koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, lain-lain, dan saldo anggaran lebih akhir. 3. Neraca Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. 4. Laporan Operasional (LO) Laporan operasional ini bermanfaat untuk menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan, dan penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Struktur laporan keuangan terdiri dari pendapatan operasional, beban, surplus/defisit dari operasi, kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit laporan operasi. 6 5. Laporan Arus Kas (LAK) Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris (penerimaan atau pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan). 6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya ekuitas awal, surplus/defisit laporan operasional, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, dan ekuitas akhir. 7. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) adalah bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. CaLK ditujukan agar laporan keuangan dapat dipahami dan dibandingkan dengan laporan keuangan entitas lainnya. 2.2 Usefulness dan Understandability Laporan keuangan bagi para pengguna Laporan keuangan yang ada pada pemerintahan daerah sekarang tidak hanya digunakan sebagai alat pertanggungjawaban dan pencatatan saja, namun juga dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan. Karena itu pemerintah perlu untuk memperhatikan kualitas dari laporan keuangan tersebut. Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Concept Statement No. 2 menyebutkan karakteristik-karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi yang memisahkan informasi yang berguna dari yang tidak begitu berguna untuk tujuan pengambilan keputusan. Dimana 7 menurut Ghozali Imam dan Chariri Anis, (2007) kegunaan (usefulness) bagi pengambilan keputusan dipandang sebagai kualitas informasi yang paling penting, tapi informasi akan berguna dan terdapat manfaat jika para pengguna laporan keuangan memahami (understandability) laporan keuangan itu. Informasi dikatakan berguna jika informasi dari laporan keuangan mempunyai dua kualitas primer yang terhubung dengan tiga kualitas lainnya yaitu, pertama dikatakan relevan. Relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan lainnya, sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil. Informasi dapat dikatakan relevan jika dapat mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa sekarang dan masa akan datang (predictive value) dan menegaskan atau memperbaiki harapan yang dibuat sebelumnya dan juga harus tepat waktu (timeliness) (IAI, 2002) Selain relevan, informasi dikatakan berguna jika juga memiliki kualitas primer andal (reliable), dimana para pemakai informasi sangat tergantung dengan kebenaran informasi yang dihasilkan. Keandalan bagi setiap pemakai laporan keuangan juga berbeda-beda tergantung dari pemahaman (understandability) mereka terhadap aturan-aturan dalam menyajikan informasi. Keandalan memiliki tiga hal yaitu ketika dapat diuji kebenarannya (verifiable), dapat menggambarkan keadaan secara wajar sesuai peristiwa (representational faithfulness) dan juga netral (neutrality). Setelah kedua kualitas primer ini, ada juga yang dapat menambah kegunaan (usefulness) dari laporan keuangan yaitu dapat dibandingkan dan konsisten (comparability). Secara jelas informasi akuntansi akan digambarkan dalam karakteristik kualitas informasi akuntansi berikut: 8 Sumber: SFAC No.2 (FASB 1980) dalam Scott (2009) Menurut SAK No.1 (2007) kualitas penting yang terkandung dalam laporan keuangan selain kegunaan (usefulness) adalah kemudahannya untuk dipahami (understandability) oleh para pemakainya. Untuk tujuan ini pemakai diasumsikan mempunyai kemampuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis serta memiliki kemauan untuk mempelajari informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat tidak dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut sulit untuk dipahami pemakai tertentu. Laporan keuangan understandability bukan berarti laporan keuangan harus dibuat seringkas mungkin supaya pihak berkepentingan dapat memahami laporan keuangan, tetapi lebih kepada dibuat sederhana dan mudah dipahami, sehingga para pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan dengan tepat. Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk mengkomunikasikan informasi kepada pengguna. Pengguna akan menggunakkan laporan keuangan jika mereka memandang bahwa laporan keuangan itu memiliki kegunaan (usefulness) dalam proses pembuatan keputusan. Laporan 9 keuangan berguna jika pengguna dapat memahami (understandability) laporan keuangan tersebut. Karena itu, laporan keuangan wajib untuk memiliki dua kualitas kualitatif utama tersebut, jika laporan keuangan hanya memiliki satu atau tidak ada sama sekali kualitas kualitatif utama, maka praktik pelaporan keuangan adalah aktivitas yang sia-sia. Dalam penelitian Kober, et al. (2010) informasi berbasis akrual dinilai relatif lebih berguna (usefulness) dalam pembuatan keputusan (decision making). Para pengguna yakin dalam mengambil keputusan, karena kualitas laporan keuangan tersebut telah menyajikan informasi dan dipersiapkan dengan baik. Penelitian Kober, et al. (2010) mengungkapkan kerangka konseptual Australia menyoroti empat karakteristik kualitatif informasi yang beguna untuk pengguna yaitu relevansi, keandalan, dapat dipahami dan dapat dibandingkan. 10