10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ngin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang ada didalam dirinya. Rasa keingintahuan ini yang memaksa manusia untuk berkomunikasi. Istilah “komunikasi” (bahasa Inggris Communicatio) berasal dari bahasa Latin “Communicatius, Communicatio atau Communicare” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.1 Menurut Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.2 Laswell menerangkan bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan paradigmatic Laswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi : komunikator, pesan, 1 2 Riswandi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009. Hal:1 Dedy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. 2005. Hal: 62 10 11 media, komunikan, dan efek (Effendy, 2003 : 253). Paradigm tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Who (Siapa) : Komunikator ; orang yang menyampaikan pesan 2. Says What : Pernyataan yang didukung oleh lambing-lambang 3. In Which Channel : Media ; sarana atau salauran yang mendukung pesan yang disampaikan. 4. To Whom : Komunikan ; orang yang menerima pesan 5. Whit What Effect : Efek dampak sebagai pengaruh pesan atau dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi. Shannon dan Weaver (1949) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja.3 Komunikasi sendiri memiliki banyak definisi, dan setiap definisi tidak ada yang benar ataupun salah, seperti model atau teori, definisi harus dilihat dari kemanfaatannya untuk menjelskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. 4 3 Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.2009. hal: 20 4 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.2007. hal 46 12 2.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa sendiri adalah saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern, dan hal ini perlu ada penekanan karena ada media yang bukan termasuk media massa, yang kita kenal dengan nama media tradisional seperti kentongan, angklung, gamelan dan lain – lain.5 Jadi bisa dikatakan media massa adalah sebagai produk teknologi modern sebagai saluran atau alat dalam komunikasi massa. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya masal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, surat kabar dan film.6 Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003: 188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).7 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. 5 Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo.2007.hal 4 Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. 1989. Hal: 152 7 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2007. hal 3 6 13 Gebner mengatakan komunikasi massa adalah “ Mass communication is the technologocally and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societies” (Komunikasi massa adalah produksi dari distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berlanjut serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri).8 Definisi komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Defleur dan Dennis dalam bukunya “Understanding Mass Communication” (1985) bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.9 Secara sederhana, komunikasi massa adalah komunikasi yang dapat dilakukan melalui media massa, seperti surat kabar, radio, televisi, majalah dan internet (new media). 8 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Edisi Revis. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005. hal 188 9 Sasa Djuarsa Sendjaja. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: 2005. Hal 73 14 2.3 Karakteristik Komunikasi Massa. Drs. Elvinaro & Lukiati menerangkan karakteristik komunikasi massa sebagai berikut:10 a. Komunikator terlembaga Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Menurut Wright komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. b. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. c. Komunikan Anonim dan Heterogen Dalam komunikasi massa, komunikatornya tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jeniskelamin, pendidikan, pekerjaan, latarbelakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 10 Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Hal 6-12. 15 d. Pesan Serempak Kelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi lainya adalah, jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. e. Mengutamakan Isi daripada Hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komunikasi massa, yang penting adalah isi. Pada komunikasi antarpersonal, pesan yang disampaikan atau topik yang dibicarakan tidak perlu menggunakan sistematika tertentu. Dalam komunukasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. f. Bersifat Satu Arah Secara singkat komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog 16 sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesonal. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah. g. Stimulasi Alat Indera yang Terbatas Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. h. Umpan Balik Tertunda (Delayed) Umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik ini bersifat langsung (direct feedback) atau umpan balik yang bersifat segera (immediate feedback). 2.4 Fungsi Komunikasi Massa Laswell mengungkapkan fungsi komunikasi massa sebagai berikut:11 a. Surveillance, menunjukkan pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di 11 Fred Wibowo. Dasar-Dasar Produksi Bagian Program Televisi. Jakarta: Grasindo. 1997. Hal: 1 17 dalam maupun di luar masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut handling of news. b. Correlation, meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam memberikan reaksi terhadap kejadian-kejadian. Bagi sebagian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial dan propaganda. c. Entertainment, menuju pada kejadian-kejadian komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan dampak-dampak tertentu. Fungsi-fungsi tersebut sebenarnya serupa dengan fungsi-fungsi komunikasi pada umumnya. Fungsi-fungsi ini telah ada sebelum komunikasi massa lahir. Dalam setiap masyarakat termasuk masyarakat primitif, dapat ditemukan adanya pengamat lingkungan, guru, penghibur serta acara-acara yang menghubungkan informasi sehingga suatu masyarakat tetap berfungsi. 2.5 Media Massa Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat – alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV.12 Secara spesifik institusi media massa adalah:13 12 Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007.Hal. 126 18 a. Sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis. b. Sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada. c. Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela d. Menggunakan standar profesional dan birokrasi e. Media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan. McLuhan mengungkapkan pendapatnya yang dikenal dengan teori perpanjangan alat indera (sense extension theory), menyatakan bahwa media massa adalah perluasan dari alat indera manusia; radio adalah perpanjangan telinga, media cetak adalah perpanjangan mata, dan televisi adalah perpanjangan telinga dan mata.14 Menurut Cangara (2003:134), media adalah suatu alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber ke khalayak (penerima) dengan menggunakan alat – alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media massa merupakan media yang digunakan dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada khalayak yang berjumlah besar secara serempak. 13 14 Apriadi Tamburaka. Agenda Setting Media Massa.Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Hal. 13 Jalaluddin Rahkmat. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007. Hal: 220 19 2.6 Televisi Sebagai Saluran Media Massa Televisi menciptakan suasana tertentu. Penyampaian pesan seolah – olah langsung dari komunikator kepada komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi akan mudah dimengerti karena terdengar jelas secara audio dan terlihat secara visual.15 Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se – Asia IV atau Asean Games di senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (stasiun call) hingga sekarang (Effendy, 1993:54). Selama tahun 1962 – 1963 TVRI berada diudara rata – rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya. Televisi memiliki fungsi yang sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian – penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adlah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. 15 Wawan Kuswandi.Komunikasi Massa Suatu Analisis Media Televisi. Jakarta :PT Rineka Cipta. 1995, hal 101 20 2.7 Program Tayangan Televisi Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari dari jam ke jam setiap harinya. Jadi program dalam televisi adalah susunan kesatuan acara dalam sehari dan media televisi mengistilahkannya programming atau pemograman.16 Berbagai jenis program televisi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu:17 1. Program Informasi (Berita) Program informasi ditelevisi, sesuai dengan namanya, memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal. Program televisi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual”kepada audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: 16 R.M Soenarto. Programa televisi: dari penyusunan sampai pengaruh siaran. Jakarta:FFTV-IKJ Press 2007, hal 1 17 Morissan. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008.hal 208 21 a. Hard News Berita keras atau hard news adalah segala jenis informasi penting yang menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak umum secepatnya. Peran televisi sebagai sumber utama hard news bagi masyarakat cenderung trus meningkat. Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi mulai dari beberapa menit saja (breakig news) hingga program berita yang berdurasi 30 menit, bahkan satu jam. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi menjadi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu: Straigh News Straight news berarti berita langsung, maksudnya suatu berita singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Feature Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian menarik disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh menimbulkan kekaguman, rasa simpati dan sebagainya. 22 Infotainment Infotainment adlah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang – orang yang dikenal masyarakat (selebritis), dan karena sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan seperti pemain film atau sinetron, penyanyi dan sebagainya. b. Soft News Ini merupakan beriya lunak yaitu segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk ke dalam kategori soft news yaitu: Current Affairs Current Affairs adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Magazine Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam dan dengan durasi yang lebih panjang. Dokumenter Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun menyajikan dengan menarik. 23 Talk Show Talk show adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). 2. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Berikut adalah program yang termasuk dalam kategori hiburan : a. Drama Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atuau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Sinetron Sineteron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Film Televisi sering menayangkan film sebagai salah satu jenis program yang masuk dalam kelompok atau kategori drama. Adapun yang dimaksud film di sini adalah film film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan – perusahaan film. 24 b. Permainan Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Quiz Show Quiz merupakan permainan yang menekankan pada kemampuan intelektualitas. Ketangkasan Peserta dalam permainan ini harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati suatu halang rintang. Reality Show Sesuai dengan namanya, maka program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan, atau hubungan berdasarkan realita yang ada. c. Musik Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu video klip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) atau di dalam ruangan (indoor). 25 d. Pertunjukkan Pertunjukkan adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan (outdoor). 2.8 Dokumenter Religi Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an.18 Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propoganda bagi orang atau kelompok tertentu. Dokumenter juga merupakan program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup dan situasi nyata. Sedangkan religi atau agama dalam pengertiannya yang paling umum diartikan sebagai sistem orientasi dan objek pengabdian.19 Sedangkan secara terminologi, agama dan religi ialah suatu tata kepercayaan atas adanya yang 18 Effendy Heru. Mari Membuat Film Panduan Menjadi Produser. Yogyakarta: Panduan. 2006 hal 11 19 Azyumardi Azra, dkk. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta :Departemen Agama RI. 2002. Hal 28 26 Agung di luar manusia, dan suatu tata penyembahan kepada yang Agung tersebut, serta suatu tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan yang Agung, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam yang lain, sesuai dengan tata kepercayaan dan tata penyembahan tersebut. Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dokumenter religi adalah sebuah program yang menyajikan fakta – fakta tentang keterikatan seseorang terhadap suatu agama. Dokumenter religi juga dapat memberikan pendidikan tentang agama kepada audience. 2.9 Islam Islam sendiri berasal dari kata’as la ma – yus li mu – Is la man’, artinya tunduk, patuh, menyerahkan diri. Kata Islam terambil dari kata dasar sa la ma atau sa li ma yang artinya selamat, sejahtera, tidak cacat, tidak tercela. Islam adalah nama yang diberikan oleh Allah sendiri, dibeberapa ayat Al-Qur’an disebutkan : “Sesungguhnya agama disisi Allah adalah Islam” (Qs. Ali Imran: 19). “Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu agamamu” (Qs. Al Maidah : 3). Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad dan ia adalah agama yang berintikan keimanan dan perbuatan (amal). Keimanan itu merupakan akidah dan pokok, yang atasnya berdiri syariat Islam kemudian dari pokok itu keluarlah cabang – cabangnya. Perbuatan itu merupakan syariat dan cabang – cabang yang dianggap sebagai buah yang keluar dari keimanan serta 27 akidah, keimanan dan perbuatan atau dengan kata lain akidah dan syariat, keduanya itu antara satu dan yang lain sambung menyambung, hubung – menghubungi dan tidak dapat berpisah yang satu dengan yang lain. 20 Islam dalam bahasa Arab : al-islam, yang artinya “berserah diri kepada Tuhan”. Agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Islam memiliki arti “penyerahan”, atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Pengikut ajaran Islam disebut dengan sebutan muslim yang berarti “seseorang yang tunduk kepada Tuhan”. 2.10 Konsep Framing Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita. Framing adalah prinsip dari seleksi, penekanan, dan presentasi dari realita.21 Analiasis framing adalah salah satu metode penelitian yang termasuk baru dalam dunia ilmu komunikasi. Para ahli meyebutkan bahwa analisis framing ini merupakan perpanjangan dari analisis wacana yang dielaborasi terus menerus ini, menghasilkan suatu metode yang up to date untuk memahami fenomena – fenomena media mutakhir.22 20 Sayyid, Sabiq. Aqidah Islam. Bandung: 2006. Hal 15 Eriyanto. Analisis Wacana, Pengantar Teks Analisis Teks Media. LKIS. Yogya. 2001 hal 35 22 Agus Sudibyo. Politik media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta. LkiS. 2001 hal 23 21 28 Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses kontruksi. Akhir – akhir ini, konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan aspek – aspek khusus sebuah realita oleh media. Berdasarkan konsepnya, Gamson medefinisikan framing dalam dua pendekatan, yaitu pendekatan kultural yang menghasilkan framing dalam level kultural dan pendekatan psikologis yang menghasilkan framing dalam level individual. Dalam level kultural, frame pertama – tama dapat dimaknai sebagai batasan – batasan wacana serta elemen – elemen konstitutif yang tersebar dalam konstruksi wacana. Sedangkan asumsi dasar dari framing level individu adalah bahwa individu selalu bertindak atau mengambil keputusan secara sadar, rasional dan intensional. Individu selalu menyertakan pengalaman hidup, wawasan sosial, dan kecenderungan psikologisnya dalam menginterpretasi pesan yang ia terima.23 2.11 Framing Gamson dan Modigliani Model ini menganggap frame sebagai cara bercerita atau gugusan ide – ide yang tersusun sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan suatu wacana. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh 23 Alex Sobur.Analisis Teks Media. 2006 29 wartawan ketika menyeleksi isu atau berita. Cara pandang itu akhirnya menentukkan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dan dihilangkan dan kemana arah berita tersebut. Cara pandang inilah yang disebut Gamson dan Modigliani sebagai kemasan (package). Package ini merupakan rangkaian ide yang menunjukkan isu apa yang dibicarakan dan peristiwa mana yang relevan.24 Package adalah semaam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima.25 Keberadaan dari suatu package terlihat dari adanya gagasan sentral yang kemudian didukung oleh perangkat-perangkat wacana seperti kata, kalimat, pemakaian gambar atau grafik tertentu, proposisi, dan sebagainya. Semua elemen dan struktur wacana tersebut mengarah kepada ide tertentu dan mendukung ide sentral dari suatu berita. 26 Gamson dan Modigliani (1987), seperti dikutip oleh Scheufele (1999), mendefinisikan media framing sebagai:... a central organizing idea or storybline that provides meaning to an unfolding strip of events. . . . the frame suggest what the controversy is about, the essence of the issue (... suatu pokok pengorganisasian gagasan atau pemberitaan yang memberikan makna terhadap serangkaian peristiwa. Framing bersangkutan memberikan isyarat kepada khalayak mengenai kontroversi apa yang ada serta apa yang menjadi pokok dari isu yang 24 Rachmat Kriyantono.Teknik Praktis Riset Komunikasi.Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010 hal 259 25 Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta: LkiS. 2002. Hal 261-262 26 Ibid 262 30 diberitakan.27 Model Gamson dan Modigliani juga memasukkan unsur gambar sebagai salah satu alat yang penting dalam melakukan analisis framing, karenanya model ini cocok untuk penelitian data yang bersifat audio visual. Perangkat framing yang dikemukakan oleh Gamson dan Modigliani dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 2.1 FRAMING ANALYSIS MODEL GAMSON DAN MODIGLIANI MEDIA PACKAGE CORE FRAME (Gagasan sentral) CONDENSING SYMBOLS 27 Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta. LkiS. 2007 hal 187 31 FRAMING DEVICES 1. Metaphors (perumpamaan framing) 2. Catchphrases (fase yang menarik, kontras) 3. Exemplars (mempertautkan bingkai dengan contoh atau uraian yang mendukungnya) 4. Depictions (penggambaran atau REASONING DEVICES 1. Roots (analisis kasual atau sebab akibat) 2. Appeal to Principle (Efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai) 3. Concequences (efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai) pelukisan isu yang bersifat konotatif. Depiction ini umumnya berupa kosakata, leksion, atau melabeli sesuatu) 5. Visual images (gambar, grafik, citra yang mendukung bingkai secara keseluruhan. Bisa berupa foto, kartun ataupun grafik untuk menekankan dan mendukung yang ingin disampaikan) 1. Sumber : Diadopsi dari Wiliam A. Gamson dan Andre Modigliani “Media Discourse and Public Opinion on Nuclear Power a Constructionist Approach”, Journal of Sociology, Vol 95, No. 1 , July 1989, hlm. 3, dalam Siahaan et al., 2001, hlm. 87