1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

advertisement
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumput laut merupakan salah satu komoditi yang berpotensi untuk
dikembangkan, dan berdasarkan dari data lima tahun terakhir produksi rumput
laut Indonesia mencapai 2.6 juta ton per tahun dengan nilai Rp. 18 Miliar
(BPS, 2008). Sejalan dengan peningkatan produksi, penanganan rumput laut
menjadi satu hal yang harus dilakukan untuk memberikan nilai tambah yang
maksimal. Salah satu pemanfaatan rumput laut yang mendapatkan nilai
tambah adalah pengolahan rumput laut menjadi tepung agar-agar. Saat ini
industri tepung agar-agar memiliki kontribusi penting dalam perekonomian
nasional dan dianggap memiliki peluang untuk membantu mengatasi krisis
perekonomian serta daya saing dalam pasar global. Namun demikian terdapat
juga dampak negatif yang timbul dari aktivitas tersebut terhadap lingkungan
yaitu buangan limbah cair baik yang berasal dari industri besar maupun
industri kecil.
Limbah cair industri rumput laut memiliki kandungan pencemar bahan
organik yang tinggi terhadap limbah cair industri agar-agar. Pengamatan yang
dilakukan menunjukan nilai COD pada limbah cair industri pengolahan
rumput laut sebesar 600 mg/l dengan debit limbah cair yang sebesar 500 m3.
Sedangkan baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri pengolahan rumput
laut yang diizinkan untuk COD adalah 100-300 mg/L (Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995).
Tingginya kandungan bahan organik dalam limbah cair yang masuk ke
badan air dapat mengancam kehidupan biologi pada perairan tersebut.
Kandungan bahan organik yang sangat tinggi memungkinkan terjadinya
proses oksidasi bahan organik oleh mikroorganisme dalam badan air, sehingga
pada akhirnya ketersediaan oksigen bagi lingkungan perairan tersebut
berkurang yang selanjutnya dapat membawa kematian organisme yang hidup
di air.
1
Oleh karena itu, untuk meminimasi pencemaran air yang disebabkan
oleh buangan limbah cair industri hasil pengolahan rumput laut tersebut
diperlukan suatu fasilitas penanganan limbah cair dengan teknologi yang
tepat, salah satunya adalah dengan menggunakan kolam lumpur aktif. Kolam
lumpur aktif adalah kolam yang didalamnya mengandung mikroorganisme
yang ditujukan untuk membantu proses penguraian bahan pencemar organik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pengolahan limbah dengan
menggunakan kolam lumpur aktif ini adalah perbandingan F/M (F/M ratio).
Pengaruh terhadap nilai F/M yaitu dengan perbandingan antara substrat
terhadap mikroorganisme, dimana bahan organik yang masuk kedalam
instalasi pengolahan air limbah secara biologis merupakan makanan bagi
mikroorganisme. Dengan nilai F/M yang tepat akan menjadikan kolam lumpur
aktif dapat bekerja secara maksimal dalam penurunan pencemaran beban
organik yang terdapat dalam limbah cair.
B. TUJUAN
1. Menentukan nilai optimal dari F/M (Food to Microorganism) pengolahan
limbah cair industri tepung agar-agar dengan kolam lumpur aktif.
2. Menerapkan optimasi nilai F/M proses lumpur aktif terhadap Instalasi
Pengolahan Limbah Cair (IPAL) industri tepung agar-agar.
2
Download