Terlibat Kelompok Kecil: Terlibat Di Dalam Kristus Dr. David Platt August 12, 2007 KELOMPOK KECIL: TERLIBAT DI DALAM KRISTUS Yohanes 17: 20-26 (kecuali disebutkan lain, ayat-ayat di sini menggunakan Alkitab LAI Terjemahan Baru) Ya Bapa, kami berdoa agar Yesus menjadi pusat dari kehidupan kami, gereja kami, dan komunitas kami satu dengan yang lain, dan perkembangannya akan memberi dampak kepada bangsa-bangsa bagi kemuliaan Nama-Nya. Di dalam Nama-Nya kami berdoa, Amin. Jika Anda membawa Alkitab, saya mengundang Anda untuk membuka bersama saya pada Injil Yohanes 17. Hari ini juga merupakan suatu hari, dan saya telah menyebutkan sebelumnya, bahwa kita sedang menuju suatu gambaran baru. Selama empat minggu ke depan, kita akan menjalani serangkaian seri yang berjudul “Engage” atau “Terlibat,” dan kita akan merenungkan tentang komunitas iman dan apa artinya menjadi gereja, dan khususnya, saya ingin kita memikirkan tentang kelompok kecil, dan peran kelompok kecil di dalam gereja. Yang akan kita lakukan pada hari ini adalah kita akan mendalami Yohanes 17, yang, jika Anda ingat dan Anda berada di sini pada awal tahun, kami menghabiskan enam minggu untuk mempelajari apa artinya memuridkan. Sepanjang tahun yang lalu, kita telah melihat bahwa kita dirancang sebagai Gereja-Nya, Gereja Tuhan, untuk mempengaruhi dunia bagi kemuliaan NamaNya, dan Dia telah memberikan kepada kita strategi tentang bagaimana mencapai hal tersebut. Hal itu disebut memuridkan, “menjadikan murid”, dan itu merupakan suatu perintah. Kita tidak bisa mengatakan bahwa memuridkan adalah panggilan atau bukan panggilan kita. Jika kita telah percaya kepada Kristus, maka kita diperintahkan untuk menjadikan semua bangsa murid Yesus. Jadi, yang akan kita lakukan pada pagi ini adalah saya ingin kita mempelajari bagian Alkitab yang sama dengan yang kita pelajari mengenai pemuridan di awal tahun ini, dan saya ingin kita melihat implikasi dari ayat-ayat tersebut terhadap kita sebagai suatu komunitas iman yang disebut gereja. Saya ingin kita mulai menghubungkan titik-titik untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya cara saya dan cara Anda memuridkan seluruh bangsa diharapkan terjadi dalam konteks sebuah gereja lokal. @David Platt 1 Saya ingin Anda membaca bersama saya dimulai dari Yohanes 17:20. Ini adalah doa Tuhan Yesus. Fokus utama dari doa-Nya adalah bagi murid-murid-Nya, yang akan ditinggalkanNya. Dia akan menuju salib. Ketika Anda tiba pada ayat 20, ada suatu perubahan, dan Dia mulai berdoa, bukan hanya bagi murid-murid-Nya, tetapi bagi semua murid di segala abad, semua orang yang akan mengikut Kristus, termasuk kita yang hidup pada zaman sekarang. Perhatikanlah ayat 20 dan Yesus berdoa seperti ini, “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.” Mengapa Kelompok Kecil? Kita akan menyoroti secara khusus ayat 20 sampai 23, dan kita akan membiarkan doa Yesus di ayat-ayat tersebut memberikan kepada kita suatu gambaran tentang apa yang sesungguhnya telah dirancangkan oleh Allah bagi umat-Nya sejak awal penciptaan. Ketika sebagai gereja kita mulai merenungkan tentang kelompok kecil, saya ingin menunjukkan kepada Anda lima alasan mengapa saya yakin kelompok kecil perlu dianggap penting dalam tubuh orang percaya yang disebut sebagai gereja, dan mengapa kelompok kecil penting di gereja Brook Hills. Pagi ini saya ingin menunjukkan kepada Anda hal-hal tersebut, kemudian kita akan membedah @David Platt 2 sebagian dari hal tersebut secara spesifik pada minggu-minggu yang akan datang, tetapi ada lima alasan…dan tuliskanlah di dalam catatan Anda....mengapa perlu kelompok kecil. Pola dari Pencipta kita … Yang pertama, karena Kelompok Kecil Merupakan Pola dari Pencipta kita. Apa yang menarik ketika Anda membaca doa yang Yesus panjatkan bagi semua orang yang akan percaya kepada-Nya melalui murid-murid-Nya. Dia berkata…dengarkanlah hal ini, di dalam ayat 21, “...supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau.” Sesungguhnya, ini sangat menarik. Secara teologis, pernyataan tersebut sarat dengan makna. “Sama seperti Engkau di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau.” Yang perlu kita sadari adalah bahwa sejak awal Kitab Suci, Allah itu bersifat tunggal sekaligus jamak. Ini adalah percakapan antara Allah Anak dan Allah Bapa. Kita tahu bahwa Allah Roh Kudus juga ada dalam adegan ini. Kita mendapati satu Allah dalam tiga pribadi di seluruh Kitab Suci, dan hal itu sangat berarti untuk memahami mengapa Yesus mendoakan hal ini pada saat itu. Tandai Alkitab Anda pada Yohanes 17 dan bukalah bersama saya Kejadian 1, kitab pertama di dalam Alkitab. Perhatikanlah Kejadian 1:26. Saya ingin kita memperhatikan penciptaan manusia. Baliklah Alkitab Anda ke sebelah kiri, kitab pertama di dalam Alkitab, Kejadian 1. Perhatikan bersama saya pada ayat 26, dan saya ingin kita melihat bahasa yang memperkenalkan Allah sejak awal Kitab Suci, ketika Dia menciptakan kita. Dengarkanlah ini, Kejadian 1:26. Dikatakan, Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…” Mari kita berhenti sejenak di sana. Apakah Anda menangkapnya? Ini agak sedikit aneh. “Berfirmanlah Allah…”, baiklah, itu bersifat tunggal. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…” Tiga kali Anda mendapatkan bentuk jamak untuk menunjuk kepada satu Allah. Inilah pengajaran Kitab Suci sejak awal. Ada satu Allah yang layak menerima penyembahan dan pujian, dan kemuliaan dan hormat. Pada saat yang sama, Dia adalah tiga pribadi: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Bahkan di dalam gambaran ini, Anda melihat pada Kejadian 1:2, dikatakan, “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Tentunya Anda menemukan Allah Bapa di sini, yang sedang berinteraksi dengan Adam dan Hawa, tetapi Anda juga melihat pada kitab yang sedang @David Platt 3 kita pelajari, yaitu Yohanes 1:1-3, dan dikatakan, “Pada mulanya adalah Firman…” Dan di sana Firman itu menunjuk kepada Yesus. “Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” Jadi, Yohanes 1:1-3 memberitahu kita bahwa Yesus ada juga dalam adegan ini. Jadi, di awal Kitab Suci, yang Anda dapati adalah Satu Allah, tiga pribadi. Itu berarti bahwa Allah, dalam penampilan-Nya, karakter-Nya, adalah pribadi yang senang menjalin hubungan. Bahkan sebelum manusia diciptakan, Anda mendapatkan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus menjalin hubungan satu dengan yang lain dalam komunitas. Selanjutnya di seluruh bagian Kitab Suci lainnya; pada kesempatan yang berbeda, mereka saling menjalin hubungan satu dengan yang lain, dan ketika Yesus dibaptis, Matius 3:1618, Anda melihat ketiganya: Allah Bapa, Allah Roh Kudus, dan Allah Anak bekerjasama. Itulah gambaran yang kita lihat di seluruh Kitab Suci. Saya tidak mau berpura-pura mampu menjelaskan hal tersebut. Ada begitu banyak analogi yang dipakai oleh orang-orang untuk berusaha menjelaskan tentang Tritunggal. “Anda tahu, itu seperti es, air, dan uap.” Janganlah kita berusaha memberikan gambaran untuk menjelaskan misteri dari Allah kita. Ada hal-hal yang tidak dapat kita mengerti secara lengkap dan total tentang Allah kita. Bukan juga berarti kita tidak perlu menggunakan akal pikiran kita ketika kita membaca Firman Tuhan, tetapi itu berarti, pada saat yang sama, kita menyadari bahwa kita ini terbatas, dan Dia tak terbatas. Dia adalah satu Allah dalam tiga pribadi, dan akibatnya, gambarannya adalah bahwa dalam hal menjalin relasi satu dengan yang lain, Allah adalah komunitas dan kita melihat hal itu ditunjukkan di sini di dalam Yohanes 17, ketika Yesus sedang berdoa kepada Bapa...Allah Anak, berdoa kepada Allah Bapa, dan berkata, “...Aku ingin agar mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.” Jadi, permohonan itu, doa untuk kesatuan di dalam Yohanes 17 didasarkan pada karakter Allah sendiri. Namun demikian, di sinilah hal itu menjadi semakin baik. Ketika Yesus berdoa, Dia berkata, “Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.” Yang kita dapatkan di sini adalah sebuah gambaran yang luar biasa di dalam Yohanes 17 mengenai fakta bahwa kita telah diundang untuk bergabung ke dalam misteri komunitas ilahi; bahwa kita telah dibawa masuk ke dalamnya. Jadi, sama seperti Yesus menjalin relasi dengan Bapa, dan sebagaimana Bapa menjalin relasi dengan Anak, dengan Roh Kudus, sama seperti mereka saling menjalin @David Platt 4 relasi satu dengan yang lain, kita diundang untuk menjadi bagian dari hal ini dalam hubungan dengan Allah. Ini merupakan kebenaran yang besar dan luar biasa. Renungkanlah hal ini bersama saya. Anda berbagi kehidupan dengan Sang Pencipta Anda, yaitu Allah. Saya berbagi kehidupan dengan Pencipta saya, yaitu Allah. Melalui Kristus, kita berbagi kehidupan dengan Dia, dan sebagai akibatnya...renungkanlah implikasinya bagi kesatuan kita satu dengan yang lain. Itu berarti Anda dan saya berbagi kehidupan bersama. Itu adalah gambaran sejak awal Kitab Suci, dan seperti itulah Allah merancangnya. Allah rindu agar kemuliaan-Nya yang telah Dia tempatkan di dalam kita menjadi fondasi dari komunitas kita di dunia ini. Dia merancang bagi kemuliaan-Nya, citra-Nya ada di dalam kita, agar menjadi fondasi bagi komunitas kita di dalam dunia ini. Ini luar biasa. Kesatuan yang terjalin diantara kita yang ada di gereja bukanlah kesatuan yang dibuat-buat. Ini adalah suatu kesatuan yang sifatnya pribadi, kesatuan alami, fakta bahwa kemuliaan Kristus tinggal di dalam Anda, dan kemuliaan Kristus tinggal di dalam saya. Itulah yang menghasilkan kesatuan. Hal ini tidak didasarkan pada faktor dari luar. Ketika Anda merenungkan tentang dunia kita pada hari ini, dan berusaha untuk mengangkat kesatuan diantara orang yang berbeda-beda, ada banyak faktor eksternal yang berusaha kita persatukan. Mungkin Anda dipersatukan dengan orang-orang di tempat pekerjaan Anda, dan pekerjaan mempersatukan Anda dalam beberapa hal. Mungkin ketrampilan yang berbedalah yang mempersatukan Anda dan orang lain. Mungkin gairah yang berbedalah yang mempersatukan Anda dengan orang lain, atau karunia berbeda yang Anda miliki…mungkin Anda memiliki tingkat sosial ekonomi yang sama dengan orang lain, dan hal itulah yang menyatukan kalian. Anda senang melakukan hal-hal yang sama, semuanya adalah faktor eksternal. Apa yang diajarkan Kitab Suci di sini adalah bahwa ada suatu kemuliaan kekal yang Allah telah percayakan kepada kita di dalam Allah Anak, kemuliaan Yesus Kristus yang Dia tempatkan di dalam kita, yang mempersatukan kita bersama-sama. Ini merupakan suatu gambaran mengenai kesatuan yang luar biasa. Fondasinya…dan inilah alasannya…inilah sebabnya kita menjadi satu keluarga, dari setiap bangsa, setiap suku, dan setiap bahasa di seluruh planet ini, dipersatukan bersama tanpa memandang tingkat sosial ekonomi, dan dipersatukan @David Platt 5 bersama tanpa memandang pekerjaan atau ketrampilan atau kerinduan kita karena kemuliaan Kristus adalah fondasi bagi kesatuan kita satu dengan yang lain. Bukan itu saja, tetapi Allah merindukan agar komunitas kita…pandanglah sekeliling Anda sebentar, komunitas kita menjadi pancaran kemuliaan-Nya di dalam dunia. Itulah yang didoakan oleh Yesus di dalam Yohanes 17, “Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Saya ingin Anda merasakan bobot dari pernyataan itu bersama saya. Yesus sedang mengakui bahwa kemuliaan-Nya akan terpancar melalui cara gereja-Nya saling menjalin hubungan satu dengan yang lain. Ini luar biasa. Dunia yang terhilang tidak dapat melihat Allah, tetapi dunia yang terhilang dapat melihat orang-orang Kristen, dapat melihat gereja. Apa yang Yesus ucapkan di sini sangatlah berbobot. Jika dunia melihat orang-orang Kristen saling mengasihi dan saling memperhatikan satu dengan yang lain, maka mereka akan percaya bahwa Allah adalah kasih. Namun, jika dunia melihat orang-orang Kristen saling berkelahi dan bertengkar satu dengan yang lain, maka mereka akan menolak pesan Injil. Mereka akan menolak semuanya. Itulah sebabnya Francis Schaeffer, salah seorang penulis favorit saya berkata, Hubungan kita satu dengan yang lain adalah kriteria yang dunia gunakan untuk menilai apakah pesan kita benar. Komunitas Kristen adalah pertahanan terakhir. Saya yakin bahwa dunia kita yang semakin relatif, kebudayaan yang semakin pluralis, dan skeptis di mana kita tinggal, bahwa pembelaan terakhir, pertahanan terbesar bagi iman Kristen adalah sebuah gereja yang mengasihi dan mempedulikan dan saling berkorban bagi orang lain sama seperti rancangan Yesus bagi kita. Ini sungguh-sungguh penting. Dia merindukan komunitas menjadi refleksi-Nya, pancaran kemuliaan-Nya di dalam dunia. Sekarang, kita duduk di sini sambil membicarakan tentang komunitas dan datang bersama-sama, bersatu bersama, dan saya tahu ada orang-orang di ruangan ini yang berpikir, “Memang, hal itu kedengarannya baik, tetapi hal itu mustahil terjadi. Maksud saya, dapatkah gereja, dapatkah orang-orang Kristen sungguh-sungguh bersatu? Terdengar agak idealis, bukan?” Menurut saya, kita berpikir seperti itu, karena latar belakang kita, dan banyak diantara kita, mungkin, jika tidak semua kita, memiliki banyak contoh di masa lalu, dan sebagian @David Platt 6 merupakan pengalaman yang dekat dan bersifat pribadi, mengenai perpecahan di gereja ini, dan pertengkaran di gereja dan perpecahan yang sangat menyakitkan di dalam gereja. Kita semua pernah melihat sebuah gereja terpecah; tiba-tiba ada gereja baru dimulai dan letaknya tidaklah jauh, dan mereka lebih memilih untuk menyebut gereja mereka dengan nama Gereja Baptis Kesatuan, dan bukan nama lain. Jadi ada Gereja Baptis pertama, Gereja Baptis Kedua, Gereja Baptis Ketiga, dan Gereja Baptis ke dua puluh tujuh tidak jauh dari jalan di sana. Gereja Metodis ke dua puluh tujuh. “Itu idealis, Dave; hal itu tidak akan terjadi.” Sebelum kita mengatakan hal itu, saya ingin kita menyadari bahwa jika kita berkata bahwa hal itu idealis, dan itu mustahil, maka kita sedang berkata kepada Yesus, di pertengahan doa ini, “Yesus, kedengarannya seperti sebuah impian yang besar, tetapi itu bukanlah kenyataan, jadi Engkau tidak perlu berdoa seperti itu. Yesus, saya tahu Engkau akan berjalan menuju salib, tetapi ini hal idealis yang tidak bisa dipercaya. Ini tidak mungkin terjadi. Bapak-bapak dan ibu-ibu, hal ini bisa terjadi. Yesus mati untuk membuatnya mungkin. Yesus percaya hal ini mungkin terjadi. Dia tentu tidak akan berdoa seperti itu jika menurut-Nya hal itu tidak akan terjadi, jika menurut-Nya ini bukanlah kehendak Bapa-Nya. Hal ini sangat mungkin terjadi. Dipersatukan sebagai umat Allah, tidak diragukan bahwa hal itu mungkin. Pertanyaannya adalah, apakah kita akan berkata, “Baiklah, itu terlalu idealis; hal itu tidak akan pernah terjadi”? Atau kita akan mengejar kesatuan yang seperti itu di sekitar kemuliaan Kristus dengan segala sesuatu yang kita miliki? Jangan lewatkan hal ini. Mentolelir perpecahan, atau dengan cara apa pun memunculkan perpecahan di dalam umat Allah di sekeliling kemuliaan Kristus, sesungguhnya menentang karakter Allah sendiri. Karena apabila dua orang yang didiami oleh kemuliaan Kristus saling bermusuhan satu dengan yang lain, maka ketika mereka berbagi kehidupan dengan Allah yang sama, membuat Allah menderita skizofrenia. Tetapi Allah tidaklah seperti itu. Dia mengumpulkan anak-anak-Nya. Itulah tujuan menyeluruh mengapa Yesus berdoa, “agar mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.” Itu tidak berarti bahwa kita membuang kebenaran, dan kita membuang apa pun yang akan menyatukan kita bersama hanya supaya hubungan kita menjadi akrab. Bukan seperti itu gambarannya. Kita harus mempersatukan sesuatu, tetapi yang kita persatukan adalah kemuliaan Kristus, kebenaran Kristus, kemurahan Kristus, kasih Kristus, dan karakter Kristus yang @David Platt 7 ditempatkan di dalam masing-masing diri kita. Hal ini penting untuk diperhatikan secara serius di dalam gererja. Inilah alasan kita menjalani kehidupan ini bersama-sama, karena pola dari Pencipta kita, karena kita ingin memperlihatkan kemuliaan-Nya. Rencana penciptaan … Sekarang, marilah tetap berada di Kejadian 1 dan 2 untuk sesaat, dan marilah kita melihat hal yang kedua, rencana penciptaan. Rencana penciptaan. Ketika Anda tiba pada Kejadian 1, marilah bersama-sama membaca ayat 27. Allah mengatakan hal ini, ‘Marilah Kita menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Kita...” Jadi, apa yang Dia lakukan? Perhatikanlah ayat 27, “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Ayat 28, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu.’” Jadi, yang terjadi adalah Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Apa maksudnya? Kita ditarik kepada hal itu pada titik ini di dalam Kejadian 1. Ketika Anda mempelajari sisa dari pasal itu dan pasal sebelumnya, Anda lihat bahwa segala sesuatu diciptakan Allah, binatang dan tumbuhan, dan dikatakan bahwa Dia menciptakan mereka menurut jenisnya masing-masing. Namun, manusia diciptakan-Nya berbeda dengan makhluk yang lain. Manusia diciptakan menurut gambar-Nya. Apa maksudnya? Yang pasti, hal itu tidak berarti bahwa Allah mirip dengan Anda atau saya. Yohanes 4 menjelaskan bahwa Allah adalah Roh. Jadi, apa maksudnya diciptakan segambar dengan Allah, apa keuntungannya bahwa kita memiliki gambar Allah? Saya pikir dua kebenaran utama terungkap di dalam Kejadian 1 dan 2 mengenai apa maksudnya diciptakan segambar dengan Allah. Yang pertama, Allah menciptakan kita untuk menikmati kehidupan di dalam Dia…untuk menikmati kehidupan di dalam Dia. Sejak awal cara kita diciptakan, kita melihat suatu gambaran mengenai fakta bahwa kita diciptakan untuk menjalin hubungan dengan Dia, dan Dia memberkati kita, dan di seluruh Kejadian 2, Anda tiba di ayat 4, dan Anda melihat apa yang sebagian orang pikirkan, “Baiklah, ini adalah seluruh kisah penciptaan kedua. Apa ini? Baiklah, ini bukanlah kisah penciptaan yang baru. Ini adalah kisah penciptaan yang sama dari suatu sudut pandang yang berbeda; dan pada dasarnya hal ini berfokus pada hubungan antara Allah dengan laki-laki dan perempuan. @David Platt 8 Di sepanjang Kejadian 2, Anda melihat laki-laki dan wanita menikmati Allah dan berjalan bersama Allah. Anda mencapai bagian akhir dari pasal itu, dan dikatakan di sana, “Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.” Mereka menikmati kehidupan di dalam Allah, dan segala sesuatu berjalan baik, bukan? Baiklah, tidak juga. Tidak semua hal berjalan baik. Kejadian 3 adalah saat ketika dosa masuk ke dalam dunia, tetapi bahkan sebelum dosa masuk ke dalam dunia, ada sesuatu yang tidak baik. Apakah Anda menyadari hal itu? Perhatikanlah Kejadian 2:18 bersama saya. Dengarkan apa yang dikatakan di sana. Di pertengahan Kejadian 2, dikatakan, “TUHAN Allah berfirman: ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.’” Jadi, hal itu mengejutkan kita ketika kita tiba pada pertengahan dari Kejadian 2 karena sampai dengan saat itu, segala sesuatu yang Allah ciptakan…Allah melihat apa yang Dia ciptakan pada hari pertama, dan Ia berkata itu baik. Hari kedua, Allah melihat apa yang Dia ciptakan, dan itu baik. Hari ketiga, baik, Hari keempat, baik. Segala sesuatunya baik. Anda tiba pada akhir dari penciptaan manusia, dan dikatakan di akhir kejadian 1, itu sangat baik. Segala sesuatu baik. Namun, kemudian Anda tiba pada ayat 18 dan dikatakan, “TUHAN Allah berfirman...” Jadi dalam gambaran ini, Anda mendapatkan Adam, tetapi Anda belum bertemu dengan Hawa. “TUHAN Allah berfirman: ‘Tidak baik...’” Jadi, apa maksudnya? Apakah itu berarti Allah lebih suka dengan kaum wanita ketimbang dengan kaum pria? Apakah itu yang dimaksudkan di sini? Apa yang tidak baik mengenai gambaran ini? Yang tidak baik adalah bahwa manusia itu seorang diri saja. Jadi, jangan melewatkan hal ini. Manusia ada dalam hubungan yang sempurna dengan Penciptanya saat itu. Tidak ada dosa di dalam dunia, namun demikian, tetap masih ada sesuatu yang kurang. Anda menangkap hal itu? Kita diciptakan untuk menikmati kehidupan di dalam Dia, tetapi bukan hanya itu alasan mengapa kita diciptakan serupa dengan gambar-Nya. Kita diciptakan sebagai makhluk sosial, yang berarti kita diciptakan bukan hanya untuk menikmati kehidupan di dalam Dia, tetapi untuk menjalani kehidupan bersama satu dengan yang lain. Adalah baik apabila manusia tidak seorang diri, tetapi mempunyai seorang yang mendampinginya. Jadi, Allah menciptakan perempuan. Allah menciptakan kita untuk menikmati kehidupan di dalam Dia dan untuk mengalami kehidupan dengan orang lain. @David Platt 9 Saya pikir kadang kala kita melewatkan hal ini, bahkan di dalam gereja, dan saya sudah pernah mengatakan hal itu sebelumnya. Ketika orang-orang berbicara tentang rasa kesepian mereka dan mereka mengalaminya bahkan di dalam gereja, kita sering kali mengatakan seperti ini...atau saya akan berkata seperti ini, “Anda tahu, Allah menciptakan kita semua dengan suatu ruang hampa di dalam kehidupan kita yang dimaksudkan untuk diisi hanya oleh Tuhan saja. Jadi, kita akan merasa kesepian apabila kita tidak memberi izin kepada-Nya untuk memenuhi ruang hampa di dalam kehidupan kita itu.” Saya yakin hal itu benar. Dalam seluruh Kitab Suci, saya yakin hal itu benar. Namun, pada saat yang sama, berdasarkan Kejadian 2, tampaknya kita juga diciptakan dengan ruang hampa di dalam hidup kita yang dimaksudkan untuk diisi oleh orang-orang lain. Jadi, Allah telah menciptakan kita seperti itu, dan Dia rindu mengisinya dengan relasi kita dengan orang lain. Ini adalah sebuah ruang hampa yang tidak dapat diisi dengan uang Anda. Tidak peduli berapa banyak prestasi yang Anda capai, semuanya tidak dapat mengisi kekosongan itu. Pekerjaan Anda tidak dapat mengisinya, dan kesibukan Anda juga tidak dapat mengisinya. Tidak peduli berapa banyak buku yang Anda baca, Anda tidak bisa mengisi kekosongan tersebut. Ada sesuatu di dalam diri kita, di dalam DNA kita, yang hanya dapat diisi oleh hubungan kita dengan orang lain. Itulah yang diajarkan oleh Kejadian 2. Dengarkanlah beberapa gambaran praktis mengenai hal itu. Ada sebuah penelitian di Harvard yang menelusuri kehidupan 7.000 orang selama jangka waktu sembilan tahun. Dengarkanlah baik-baik...7.000 orang selama 9 tahun...jadi, pada dasarnya mereka meneliti kesehatan manusia dalam kaitan dengan relasi mereka, kehidupan sosial mereka. Dengarkanlah ini: Penelitian itu mendapati bahwa orang-orang yang paling terisolir tiga kali lebih besar kemungkinan meninggalnya dibandingkan dengan mereka yang memiliki relasi sosial yang kuat. Kemungkinan meninggalnya tiga kali lebih besar. Bahkan mereka mendapati, dengarkan baikbaik, bahwa orang-orang yang memiliki kebiasaan yang merusak kesehatan...merokok, kebiasaan makan yang buruk, obesitas, atau penggunaan alkohol...tetapi memiliki ikatan sosial yang kuat...kebiasaan yang merusak kesehatan, tetapi ikatan sosial yang kuat, mereka lebih panjang umur dibandingkan dengan mereka yang memiliki kebiasaan hidup sehat, tetapi terisolir. Seorang penulis berkata...sesungguhnya apa yang mereka katakan adalah, “Lebih baik makan kacang goreng bersama teman-teman daripada makan daging sendirian.” Sebagian dari Anda “mengamini” hal tersebut. Sebenarnya peneliti Harvard tidak mengatakan hal tersebut, @David Platt 10 yang mereka katakan adalah bahwa jika Anda tidak menjadi bagian dari kelompok mana pun juga, tetapi kemudian Anda memutuskan untuk bergabung dengan satu kelompok...orang-orang yang tidak menjadi bagian dari kelompok mana pun dan kemudian memutuskan untuk bergabung dengan satu kelompok...dengarkan baik-baik...sepanjang tahun berikutnya, resiko kematiannya berkurang hingga setengahnya. Bukankah itu menarik? Bergabunglah dengan sebuah kelompok kecil karena hidup Anda bergantung pada hal tersebut pagi ini. Maksud saya, itu merupakan bahan bakar bagi pendeta di sini. Bergabunglah dengan sebuah kelompok kecil karena kehidupan Anda bergantung padanya. Dengarkanlah ini: Penelitian lain, diadakan oleh the Journal of the American Medical Association, 276 sukarelawan disuntikkan sebuah virus yang mengakibatkan flu biasa. 276 sukarelawan disuntikkan sebuah virus yang mengakibatkan flu biasa. Orang-orang dengan koneksi emosional yang kuat melawan sakit penyakit empat kali lebih baik dibandingkan mereka yang lebih terisolir. Orang-orang tersebut, orang-orang yang memiliki relasi yang kuat, tidak mudah tertular flu, memiliki lebih sedikit virus, dan menghasilkan jauh lebih sedikit...perhatikan inilah hasil dari penelitian tersebut; penelitian menyatakan...mereka menghasilkan jauh lebih sedikit lendir (ingus) dibandingkan orang-orang yang secara relasi terisolir. Saya tidak mengadaada. Itulah hasil penelitian tersebut. Jika Anda bergabung dengan sebuah kelompok kecil, Anda akan memiliki lebih sedikit lendir (ingus) di dalam hidung. Mungkin, ini hanya kemungkinan, Allah telah menciptakan kita dan merancang kita untuk saling membutuhkan. Mungkin ada sesuatu di dalam diri kita yang sangat membutuhkan pengalaman hidup bersama. Tidak peduli betapa dalamnya suntikan bagi keangkuhan kita yang berkata, “Kami dapat melakukan sendiri hal ini”, saya pikir Kitab Suci mengajarkan hal yang berbeda. Allah merancang kita untuk menikmati kehidupan di dalam Dia dan untuk mengalami kehidupan bersama orang lain. Jadi, kita tahu bahwa kita membutuhkan komunitas. Kita melihat komunitas di dalam pribadi Allah sendiri, dan kita membutuhkan komunitas karena demikianlah kita diciptakan. Teladan Kristus … Sekarang, kembali melihat Yohanes 17 bersama saya, dan saya ingin kita mulai memikirkan tentang teladan Kristus yang ditetapkan-Nya, karena ketika Dia memanjatkan doa ini di dalam Yohanes 17...Dia sedang mendoakan sebuah kelompok kecil...fokus utama dalam @David Platt 11 doa-Nya adalah untuk sekelompok kecil orang, dua belas murid-Nya, di mana sebagian besar kehidupan-Nya dilewatkan bersama dengan mereka. Jadi, kita tahu bahwa sasaran Yesus, kerinduan Dia, adalah agar seluruh dunia mengenal kasih Bapa. Kita tahu hal itu. Pada kenyataannya, ketika Anda menelusuri Yohanes 17, khususnya bagian tengah sampai akhir dari doa itu, Anda akan melihat Yesus menyebutkan kata “dunia” lebih dari sepuluh kali. Dunia ada di dalam hati-Nya. Dia ingin dunia mengenal kasih Bapa. Namun, yang menarik adalah cara Dia membawa dunia untuk mengenal kasih Bapa adalah dengan cara mencurahkan hidup-Nya ke dalam diri dua belas murid-Nya. Jangan melewatkan hal ini. Metode Yesus untuk menjangkau banyak orang adalah melalui sekelompok kecil orang. Inilah teladan yang Yesus tetapkan. Dia ingin menjangkau banyak orang dan massa, dan Dia berkata, “Aku akan melakukan hal itu melalui sekelompok kecil orang.” Ini merupakan strategi Yesus. Ini adalah strategi kelompok kecil. Anda tiba pada Yohanes 17, Anda membaca seluruh pasal ini, tidak satu kalipun Dia menyebutkan tentang mujizat yang Dia adakan. Tidak satu kali pun Dia menyebutkan tentang berapa banyak orang dan jumlah massa yang mengikut Dia. Namun demikian, empat puluh kali...empat puluh kali Dia menyebutkan orang-orang yang Allah telah berikan dari dunia, di mana Dia mencurahkan kehidupan-Nya di dalam diri mereka. Apa sesungguhnya pesan yang ingin disampaikan kepada kita? Yesus memiliki sebuah strategi, dan itu berkisar diantara orangorang itu, sebuah kelompok kecil yang terdiri dari dua belas orang, dan saya bahkan akan mengatakan, sebuah kelompok kecil yang terdiri dari dua belas orang dipecah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi. Catatlah itu dalam catatan Anda. Saya ingin Anda melihat hal itu bersama saya. Kita tidak memiliki waktu untuk melihat semua perikop yang berbeda-beda ini, tetapi bacalah Matius 10, Markus 3, Lukas 6, dan Kisah Para Rasul 1, Anda akan melihat dalam masing-masing perikop tersebut...Anda akan melihat daftar nama murid-murid. Setiap kali Anda melihat nama mereka dicatat, Anda akan melihat nama-nama yang disebutkan dalam huruf tebal pada poin yang persis sama, dan nama-nama lain di bawah nama-nama mereka bergerak tak beraturan. Itu sangat menarik. Saya akan mendorong Anda, bacalah dalam Alkitab Anda sendiri selama minggu ini, dan lingkari, mungkin tiga nama tersebut, karena mereka selalu berada di tempat yang sama. @David Platt 12 Setiap kali Anda melihat nama murid-murid tercatat, Anda melihat nama Petrus di posisi paling atas. Petrus adalah pemimpin kelompok, kira-kira seperti itu. Ia adalah orang yang selalu melangkah keluar, orang yang memiliki mulut seperti bentuk kaki. Itulah Petrus; seperti itulah dia. Dia selalu berada di depan. Dia selalu mengucapkan hal-hal yang agak tajam. Kemudian, setelah Anda melihat nama Petrus disebutkan, Anda mendapati nama Andreas, Yakobus, dan Yohanes disebutkan di bawah namanya, dengan cara yang berbeda, pada kesempatan yang berbeda. Semua orang ini adalah orang-orang yang cukup bersemangat dan impulsif. Anda tidak akan mendapatkan julukan, “Anak-anak Guruh”, tanpa alasan. Orang-orang ini akan mengejar apa saja. Mereka sangat ambisius. Kemudian Anda melihat Filipus. Anda akan melihat namanya disebutkan berulang kali. Di bawah dia, dalam daftar yang berbeda, Anda akan melihat Bartolomeus dan Tomas dan Matius disebutkan dengan cara yang berbeda. Filipus, memimpin satu kelompok...ketika Anda melihat penampilan orang-orang ini, mereka adalah orang-orang yang agak filosofis. Kemudian di bawah mereka ada Yakobus anak Alfeus, dan Anda melihat ia disebutkan di posisi yang sama, dan Anda melihat di bawahnya sekelompok revolusionaris politik: Tadeus, Simon orang Zelot, Yudas Iskariot. Orang-orang ini, bahkan kedua belas murid, tampaknya dibagi lagi menjadi kelompokkelompok yang lebih kecil, dan kita mengetahui hal itu dengan pasti melalui kesaksian kehidupan Yesus. Ada saat-saat yang cukup sering ketika Dia membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes, dan kadang-kadang Andreas, tetapi paling sering, Petrus, Yakobus, Yohanes. Dia akan membawa ketiga orang tersebut untuk melakukan hal-hal yang tidak dilakukan oleh murid-murid yang lain. Mereka naik ke atas gunung ketika Yesus berubah rupa. Mereka akan pergi ke rumah seseorang untuk melihat orang itu bangkit dari kematian atau disembuhkan dari sakit penyakit mereka. Yesus seringkali mengadakan percakapan dengan hanya sekelompok kecil orang. Jadi, Yesus...perhatikan baik-baik...Yesus, Allah di dalam daging, ingin membuat kemuliaan Bapa dikenal oleh seluruh dunia, memilih 12 orang, dan kemudian menyusutkan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yang terdiri dari tiga orang dan berkata, “Ini akan menjadi metode yang Aku pakai untuk mengubah dunia.” Tidakkah itu aneh? Itu tidak biasa. Maksud saya, ada banyak pengusaha pria dan wanita di seluruh ruangan ini. Apakah hal in adalah struktur organisasi terbaik untuk mengubah dunia? Apakah orang-orang itu merupakan orangorang yang paling berpotensi, calon-calon yang akan berhasil mengubah dunia? Entah @David Platt 13 bagaimana, Yesus mendapat ide bahwa strategi paling efektif untuk menjungkir balikkan dunia bagi kemuliaan Bapa-Nya adalah melalui sebuah kelompok kecil orang-orang, dan saya harus mempercayai bahwa Dia tahu apa yang sedang Dia lakukan. Saya harus mempercayai bahwa seberapa kuat pun insting bisnis kita, 2000 tahun kemudian, kita tidak mendapatkan sebuah strategi yang lebih baik daripada strategi ini. Saya yakin, bapak-bapak dan ibu-ibu, dan catatlah di dalam catatan Anda bahwa orang-oranglah, bukan program yang menjadi metode Allah untuk memenangkan dunia bagi Diri-Nya. Orang-oranglah, bukan program yang menjadi metode Allah untuk memenangkan dunia bagi Diri-Nya. Itulah gambarannya; itulah yang Yesus lakukan, jangan melewatkan hal itu, mulai dari satu menjadi tiga, menjadi dua belas. Ketika Anda tiba pada Kisah Para Rasul 1, Anda mendapati 120 orang, dan di pasal selanjutnya, Anda mendapati ribuan orang. Pasal berikutnya lagi, ribuan dan ribuan, dan pada akhirnya jutaan dan jutaan orang. Eugene Peterson mengatakan hal ini; saya suka kutipannya: “Yesus menginvestasikan 90 persen waktu-Nya dengan dua belas pria Yahudi sehingga Dia bisa menjangkau semua orang Amerika.” Renungkanlah hal itu bersama saya. “Yesus menginvestasikan 90 persen waktu-Nya bersama dengan dua belas pria Yahudi sehingga Dia dapat menjangkau semua orang Amerika.” Anda bertanya, “Apa maksud Anda, Dave? Orang Amerika? Kita tidak membahas mengenai hal itu.” Tepat sekali. Yesus hidup bagi banyak orang melalui sebagian kecil orang, dan Dia tahu, Dia mencurahkan hidup-Nya kepada orang-orang tersebut. Mereka akan menghasilkan lagi kehidupan rohani dalam diri orang-orang lain dengan berjalan bersama, berbagi kehidupan bersama, dan menghasilkan kehidupan rohani dalam lebih banyak dan lebih banyak orang lagi. Lalu 2.000 tahun kemudian, Anda dan saya akan duduk di sini, menyanyikan pujian tentang Yesus Kristus dan Allah Bapa. Itulah gambarannya. Tadinya hanya sebuah kelompok kecil, dan bukanlah program yang revolusioner yang diusung-Nya. Bukan kerumunan orang banyak yang Dia tarik kepada Diri-Nya. Dia tidak pernah menghantar orang-orang masuk ke dalam kerajaanNya dengan memanfaatkan kerumunan orang dan menghasilkan pasukan tentara atau melakukan ini dan itu. Pada kenyataannya, ketika banyak orang mulai mengikuti Dia, Dia mulai berbicara keras tentang betapa mereka perlu untuk minum darah-Nya dan makan tubuh-Nya, dan mereka meninggalkan Dia. Para murid mengerlingkan mata mereka memberi isyarat, “Jangan pernah lagi berkhotbah tentang minum darah-Mu.” Namun, Dia melakukannya berulang-ulang kali. Di @David Platt 14 dalam Yohanes 6, ketika Dia melakukan hal itu, semua orang meninggalkan-Nya, kecuali muridmurid-Nya. Dia bertanya, “Tidakkah kamu pun mau meninggalkan Aku?” Mereka berkata, “Kepada siapa kami harus pergi? Orang-orang sudah mengira kami gila, kami terikat denganMu.” Mereka berkata, “Kepada siapa kami harus pergi? Engkau adalah Kristus. Engkau adalah Anak Allah yang hidup. Kami tetap bersama-Mu.” Jadi, jika dua belas orang ini melakukan hal itu di dalam Yohanes 6, dan ketika tiba pada Kisah Para Rasul 17 mereka telah menjungkir balikkan dunia bagi kemuliaan Kristus, apa yang akan terjadi jika 4000 orang melakukan hal itu dan berkata, “Aku akan memberikan diriku untuk strategi-Mu. Aku akan mencurahkan diriku kepada orang-orang dan bukan pada programprogram baru, dan hasilnya adalah bahwa kita akan membuat kemuliaan Bapa dikenal di seluruh bumi ini.” Itu adalah strategi Yesus: Orang-orang, bukan program. Kita harus berhati-hati mengenai hal ini, karena bahkan kelompok-kelompok kecil bisa menjadi sebuah program jika kita tidak berhati-hati. Namun, keindahan dari semua ini adalah, agar gereja Perjanjian Baru bertumbuh, mereka tidak perlu membangun gedung-gedung yang lebih besar dan mengalirkan orang-orang dan sumber daya ke dalam semua acara dan program baru. Sebaliknya, mereka mengasihi orang-orang. Mereka membagikan Firman kepada orangorang. Mereka mengajarkan Firman kepada orang-orang. Mereka melayani dunia bersama-sama dan entah bagaimana mereka meyakini bahwa Yesus tahu apa yang sedang Dia bicarakan. Saya berdoa agar seperti itulah yang terjadi di dalam gereja pada masa kini. Itu adalah teladan Kristus. Dia menunjukkan kepada kita mengapa kelompok-kelompok kecil begitu penting. Kebiasaan gereja mula-mula… Bagaimana hal itu menuntun kepada apa yang terjadi di gereja mula-mula? Saya ingin Anda melihat kebiasaan di gereja mula-mula, dan saya ingin membawa Anda melakukan perjalanan kecil-kecilan. Ini adalah Injil Yohanes, Injil terakhir. Sekarang marilah bersama saya membuka Kisah Para Rasul 2:46, dan yang ingin saya lakukan adalah menunjukkan kepada Anda kebiasaan gereja mula-mula dalam beberapa ayat, dan bagaimana gereja mula-mula mempraktekkan hal ini. Saya yakin akan hal ini, dengan teladan yang telah Yesus tetapkan dan cara Dia melakukan pelayanan di dunia ini, bahwa kelompok kecil....inilah penekanan yang ingin saya berikan, dan saya rasa kelompok kecil bukanlah suatu pilihan. Saya pikir kelompok kecil @David Platt 15 diperlukan dalam tubuh Kristus pada titik ini. Jika ini yang Yesus lakukan, maka kita perlu bangkit dan berkata, “Baiklah, bagaimana kita dapat melakukannya?” Lihatlah Kisah Para Rasul 2:46. Marilah kita mencari tahu apa yang dilakukan oleh gereja mula-mula. Ini adalah perikop yang kita pelajari pada Musim Gugur yang lalu, dan kita membahas tentang mengapa hal ini penting di gereja mula-mula, tetapi lihatlah gambarannya di sini. Ayat 46, “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di...” Di mana? “...di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” Bagaimanakah mereka melakukan hal itu tanpa sebuah gedung ibadah? Mereka melakukannya dengan menyadari bahwa ibadah terjadi di rumah masing-masing, dan memuridkan terjadi di rumah masing-masing. Mereka bertemu dari rumah ke rumah. Kita maju menuju Kisah Para Rasul 12. Saya hanya akan menunjukkan kepada Anda sedikit...Kisah Para Rasul 12, perhatikan ayat 12. Ini adalah suatu saat ketika Petrus berada dalam penjara. “Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah” itulah yang dikatakan Alkitab. Namun, bagaimana gereja berdoa? Apakah mereka berkumpul bersama dan mengadakan sebuah kebaktian doa di gereja? Tidak, dengarkanlah ayat 12. “Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia (Petrus) ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.” Berdoa bersama-sama di dalam rumah. Mereka berjemaat di rumah mereka. Mari buka Kisah Para Rasul 20. Saya akan menunjukkan kepada Anda satu kali lagi di dalam kitab Kisah Para Rasul. Kisah Para Rasul 20:8. Ini merupakan salah satu kisah favorit saya di dalam Perjanjian Baru karena hal ini mengingatkan saya bahwa Paulus juga adalah seorang pengkhotbah yang khotbahnya panjang dan lama. Saya tidak tahu mengapa Anda merasa hal ini lucu, tetapi lihatlah pada ayat 7. Dengarkanlah: “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudarasaudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.” Anda lihat, bersyukur, bukan? Ayat 8, “Di ruang atas, di mana kami berkumpul, dinyalakan banyak lampu.” Mereka mengadakan pertemuan di ruangan ini bersama-sama. Mereka berkumpul bersama di ruangan ini. Mereka tidak berkumpul di tempat-tempat umum. Mereka bertemu di ruangan ini, Bahkan, @David Platt 16 ketika Paulus melakukan perjalanan misinya, ia akan masuk ke sinagoga dan berkhotbah, tetapi seringkali ia akan diusir, dan ia akan mulai mengadakan pertemuan di rumah-rumah dan di tempat yang berbeda-beda, tempat pertemuan yang berbeda-beda yang mereka dapatkan. Mari saya tunjukkan kepada Anda dua contoh lagi. Terus ke sebelah kanan dan bukalah kitab Roma. Lihatlah kitab Roma. Terus balik Alkitab Anda sampai Roma pasal 16, bagian terakhir dari kitab Roma. Saya ingin menunjukkan kepada Anda, hanya dua surat pertama setelah kitab Kisah Para Rasul, dan bagaimana kedua kitab itu menekankan hal ini. Lihatlah Roma 16. Kita hampir melewatkan hal ini karena tampaknya tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi ini sangat berbeda dengan apa yang seringkali jemaat kita lakukan. Dengarkan Roma 16:5. Paulus sedang membicarakan tentang Priskila dan Akwila, dan ia berkata, “Salam juga kepada jemaat di...” Di mana? ”...di rumah mereka. Jemaat bertemu di sebuah rumah. Sekarang, satu kitab lagi. Carilah pasal terakhir dari kitab 1 Korintus. Perhatikan 1 Korintus 16:19, dan kita akan melihat hal ini diulangi kembali. Ini merupakan gambaran tentang gereja Perjanjian Baru yang kita dapatkan. Perhatikanlah ini...jangan lewatkan hal ini... 1 Korintus 16:19, “Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila dan Jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu.” Jadi, di sinilah arti pentingnya. Ketika kita melihat Yesus berdoa di dalam Yohanes 17, “Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku,” hal itu tampaknya tidak terlalu penting bagi kita, sampai dengan titik tersebut di dalam Yohanes 17, segala sesuatu dalam gambaran Perjanjian Lama dibangun di sekeliling bertemu dengan kemuliaan Allah, di mana? Di bait suci. Anda harus pergi ke bait suci untuk bertemu dengan kemuliaan Allah. Anda ingin melihat kemuliaan Allah, Anda ingin mengalami kemuliaan Allah, maka Anda pergi ke bait suci. Namun, yang terjadi kemudian adalah, Yesus berdoa, “Aku akan memberikan kemuliaanKu kepada mereka, dan kemuliaan-Ku akan ada di dalam mereka.” Jadi, sebagai akibatnya, ketika Anda tiba pada kitab Kisah Para Rasul, dan surat-surat yang mengikutinya, tidak perlu pergi ke bait suci untuk bertemu dengan kemuliaan Allah. Sekarang kemuliaan Allah tinggal di dalam hati dan kehidupan orang-orang yang disebut gereja, dan di mana pun mereka berkumpul bersama, apakah di sebuah rumah atau di sebuah gedung pertemuan, di sana Anda akan mendapatkan kemuliaan Allah berdiam. Itu merupakan suatu gambaran yang mengagumkan. @David Platt 17 Masalahnya adalah, tidak perlu waktu lama untuk kembali ke hal-hal yang lama. Ini merupakan sebuah penyederhanaan yang berlebihan terhadap sejarah gereja, saya tahu bahwa kurang lebih tahun 250 Masehi, Cyprian dari Cartage mulai mengatakan bahwa di gereja kita perlu membedakan antara orang-orang yang melakukan tugas-tugas keagamaan dan orang awam. Akan ada orang-orang Kristen biasa yang adalah orang awam, dan ada juga para pendeta yang adalah “orang-orang Kristen yang Super”, yang memimpin dalam penginjilan. Akibatnya, beberapa tahun kemudian, yaitu pada tahun 313 Masehi, Constantine mengesahkan Kekristenan dan membuka jalan bagi gereja-gereja untuk membangun gedung-gedung bagi para pendeta untuk mereka bekerja di dalamnya. Jadi, sekarang pendeta memiliki sebuah tempat untuk bekerja. Anda bergerak maju lebih jauh, dan Anda memasuki masa Monastisisme, dan sekarang kita menciptakan sebuah tempat tinggal bagi pendeta, tempat yang terisolir dari orang-orang lain. Anda percepat lagi maju ke masa yang belum terlalu lama dalam sejarah, dan Anda tiba di masa Revolusi Industri, dan sekarang pendeta menjalankan sebuah usaha yang disebut gereja. Anda maju lagi sampai dengan zaman sekarang, dan Anda mendengar orang-orang di seluruh gereja kita membicarakan tentang ke gereja mana Anda akan datang, pergi ke gereja, sementara kita gagal menyadari bahwa setiap kali kata-kata tersebut keluar dari mulut kita, kita kehilangan seluruh arti penting Perjanjian Baru. Pergi ke gereja? Siapakah Anda? Andalah gereja itu. Apakah kita sungguh-sungguh mengira gedung ini yang menjadikan kita sebuah gereja? Kitalah gereja itu, bapak-bapak dan ibu-ibu. Kita tidak perlu memiliki hal-hal internal untuk menjadikan kita gereja. Kemuliaan Kristus berdiam di dalam setiap kita. Kita adalah gereja, dan kita perlu...kita perlu mengubah cara bicara kita tentang gereja. Saya tahu...sayalah yang harus pertama-tama mengakui bahwa kalimat-kalimat seperti itu sering sekali keluar dari mulut saya dan kasihan isteri saya...hal itu sungguh-sungguh membuat saya merasa bersalah. Pada suatu ketika kami sedang berkendara di jalan, dan memang tidak mudah menjadi seorang isteri pendeta. Jadi, kami melewati sebuah gedung yang di bagian depannya tertulis “Gereja”, lalu isteri saya berkata kepada Kaleb, “Lihat Kaleb, itu ada gereja.” Saya berpikir, “Itu bukanlah sebuah gereja.” Saya berkata, “Apakah kau tidak menyadari betapa tidak alkitabiahnya pernyataanmu barusan?” Ia berkata, “Hanya memberitahu anak kita gedung apa itu, dan dia bisa menerimanya.” “Aku tahu. Kalau kau ingin berkata, ‘Ada gereja,’ tunjuklah @David Platt 18 aku, dan tunjuklah dirimu sendiri. Tunjuklah orang-orang di sekitarmu. Kita memiliki suatu hubungan dengan Kristus. Mereka adalah gereja.” Jadi, seperti itulah yang saya ingin kita lakukan. Kita berbicara sangat tidak alkitabiah mengenai gereja, dan kita perlu memperbaikinya. Saya sungguh-sungguh yakin kita bisa. Menurut saya ini bukanlah sekedar masalah arti kata. Saya rasa kita terbiasa berpikir bahwa gereja adalah gedung ini, dan hal itu sungguh-sungguh menyesatkan. Jadi, saya ingin mendorong Anda untuk mulai berpikir, setiap kali kita mengatakan “gereja”, kita gunakan kata itu dengan cara yang benar, yaitu kita berbicara tentang umat Allah, setuju? Kita memiliki kebebasan untuk...mungkin tidak setajam ketika saya menegur isteri saya...untuk mengatakan, ketika seseorang berkata, “Hai, apakah kita akan pergi ke gereja pada hari Minggu?” Anda berkata, “Sesungguhnya, Anda tidak pergi ke gereja; Andalah gereja itu,” dan mulailah mengubah cara kita berbicara tentang gereja. Apakah hal itu kedengarannya baik? Saya akan maju terus dan memberitahu Anda...Saya akan mengucapkan satu kalimat ...dan Anda harus berteriak mengikuti kata-kata saya. Teriakkanlah, “Anda adalah gereja.” Siap? Biarkan saya mendengar teriakan Anda. Bagaimana pun, saya sungguh-sungguh merasa ini adalah kuncinya, karena beginilah kesepakatannya: Gereja di Brook Hills, jika kita menjadikan gedung ini sebagai batasan, kita tidak akan pernah mempengaruhi dunia bagi kemuliaan Kristus. Atau, jika gereja adalah sebuah tempat pada sebuah lokasi geografis tertentu, kita tidak akan pernah mengalami...tidak akan pernah mengalami apa yang telah Allah rancangkan bagi kita sebagai umat-Nya. Karena jika segala sesuatu, bahkan kelompok-kelompok kecil, harus bertemu di gereja...baiklah, jika seperti itu kasusnya, maka kita harus membangun banyak ruangan di mana-mana untuk kelompok kecil. Jadi, bagaimana jika...bagaimana jika kita tidak memiliki masalah ruangan karena ada tempat bagi kelompok kecil di rumah-rumah di mana gereja dapat bertemu, di mana gereja dapat berkumpul. Jadi, 2000 orang tidak perlu pergi ke sana, tetapi lima, sepuluh, lima belas, dua puluh orang bisa...dan akan menjadi gereja di rumah Anda. Gambaran yang sangat mengagumkan. Tidak ada tembok-tembok yang membatasi gereja yang seperti itu. Anda sedang memberi dampak kepada dunia saat ini, dan hal itu menuntun kita kepada beberapa pemikiran tentang gereja mula-mula yang tidak akan mampu kita bongkar habis-habisan, tetapi saya hanya...saya @David Platt 19 ingin memastikan ada gereja yang seperti itu di luar sana, karena ini adalah pengajaran dari Perjanjian Baru. Kelompok-kelompok kecil, orang-orang percaya berkumpul bersama di rumah-rumah, merupakan kunci bagi pengudusan mereka. Pengajaran yang penting dalam Perjanjian Baru ...pengudusan, itu adalah kata teologis bernilai dua dollar. Jelas bahwa kata itu berarti “kekudusan” atau bertumbuh di dalam Kristus.” Cara Perjanjian baru ditulis, cara Perjanjian Baru mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi kudus sebagian besar adalah melalui, apa? Semua kitab-kitab tersebut sebagian besar adalah apa? Ya, surat-surat. Surat-surat yang ditulis kepada siapa? Sekumpulan orang percaya. Segala sesuatu tentang bagaimana menjadi kudus dan bertumbuh dalam keserupaan dengan Kristus ditulis dalam konteks sekumpulan orang, yaitu kepada Gereja di Efesus, kepada Gereja di Korintus. Begitulah Anda bertumbuh di dalam Kristus. Roma 6:1-23, suatu nasihat, dorongan untuk hidup kudus, semuanya dalam konteks sekumpulan orang, yaitu kepada Gereja di Roma. Setengah bagian terakhir dari Surat Efesus, Efesus 4:17 atau 18 dan selanjutnya. Yang Anda dapatkan adalah sebuah gambaran tentang menantang gereja untuk hidup kudus. Di dalam Ibrani 10:19-25, Anda telah mendapatkan peringatan keras dalam kitab Ibrani yang mengatakan, “Jangan meninggalkan persekutuan karena Anda perlu saling memacu satu dengan yang lain untuk menjadi serupa dengan Kristus.” Jangan melewatkan hal ini: Pengajaran Perjanjian Baru adalah ini, “Anda akan gagal dalam perjalanan Anda bersama Kristus. Dalam perjalanan Anda bersama dengan Allah, Anda akan gagal jika Anda tidak bertumbuh bersama dengan orang-orang percaya lainnya.” Kekristenan tidak pernah dimaksudkan untuk dijalani dalam kesendirian. Tidak pernah. Saudara-saudara, betapa mudahnya kita melupakan hal ini. Ini adalah beban berat Anda karena kita tahu bagaimana kita dirancang...bahkan dalam gambaran yang menyeluruh, adalah mungkin orangorang datang ke dalam ruangan ini, duduk di sini, bernyanyi dan mempelajari Firman, dan keluar dari sini tanpa sama sekali dikenali dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Anda tahu, saya pernah menggambarkan hal itu dengan ekstrim yang berbeda. Adalah mungkin terlibat dalam segala hal yang dilakukan oleh gereja ini, oleh orang-orang di sini, yang disebut Gereja Brook Hills, untuk terlibat aktif di sini dan begitu sibuk sampai akhirnya, Anda terisolir dari semua orang, dan Anda merasa kesepian, bahkan di tengah-tengah kesibukan gereja. Menurut Anda apakah hal itu mungkin? Jika seperti itu kasusnya, kita akan menghentikan pertumbuhan kita di @David Platt 20 dalam Kristus. Kita saling membutuhkan. Kita tidak hanya membutuhkan doa pribadi, ibadah pribadi, dan pendalaman Alkitab pribadi. Kita perlu kebersamaan untuk bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus Kelompok-kelompok kecil adalah kunci bagi pengudusan mereka dan sangat penting bagi pelipatgandaan mereka. Kelompok kecil penting bagi pelipatgandaan mereka. Agar dapat semakin besar dan berlipat ganda dari rumah ke rumah...bukankah itu merupakan suatu gambaran yang luar biasa? Dari rumah ke rumah ke rumah ke rumah? Itulah sebabnya saya teringat...saya teringat kelompok kecil pertama saya...dua pertemuan pertama ketika saya berada di gereja rumah di Asia, di tempat di mana tidak diperbolehkan membangun gedung gereja, jadi mereka bertemu dari rumah ke rumah ke rumah. Saya berada bersama dua gereja rumah ketika pertama kali berada di sana. Ketika tiba saatnya bagi saya untuk kembali, yaitu lima bulan kemudian, mereka telah bertumbuh menjadi delapan gereja rumah. Mereka telah berkembang empat kali lipat. Mereka telah berlipat ganda. Dalam satu bulan, mereka mengirimkan e-mail kepada saya. Mereka berkata, “David, kami telah menuntun lebih dari 100 orang kepada Kristus di desa kami. Apa yang harus kami lakukan sekarang? Masalah besar. Mereka sedang berlipat ganda, dan semakin bermultiplikasi tanpa hal-hal eksternal yang kadang kala sangat kita andalkan. Itulah kebiasaan gereja mula-mula. Potensi gereja pada masa kini... Semua itu menuntun kita untuk bersama saya pada pagi ini memikirkan tentang potensi gereja pada masa kini. Jika ini merupakan pola dari Pencipta kita sejak awalnya, dan rancanganNya dalam penciptaan, dan ini adalah yang Yesus teladankan bagi kita, dan hal ini juga yang dilakukan oleh gereja mula-mula, maka renungkanlah bersama saya. Saya pikir salah satu kebenaran menyeluruh di dalam Yohanes 17 adalah ini: Komunitas alkitabiah dan misi yang Alkitabiah tidak dapat dipisahkan. Keduanya berjalan bersama. Allah telah merancangkan hal itu sedemikian rupa sehingga kita akan mengalami kehidupan dan komunitas bersama. Tolong jangan lewatkan hal ini. Di sinilah semuanya dimulai. Allah telah merancangkan demikian sehingga kita yang ada di dalam ruangan ini akan mengalami kehidupan, komunitas bersama yang akan menggenapkan misi-Nya. Tetapi, bagaimana kedua hal itu berjalan bersama? Saya pikir ini adalah inti dari apa artinya memuridkan. Memuridkan berarti kita berbagi kehidupan satu dengan yang lain dalam @David Platt 21 perjalanan kita bersama Kristus, dan kita melakukannya dengan cara berbagi Firman Tuhan, menunjukkan Firman dan mengajarkan Firman dan melayani dunia bersama-sama. Kita mengalami komunitas ketika kita Terlibat dalam misi bersama. Hal tersebut berjalan beriringan. Hal tersebut berjalan bersama. Jadi, jika hal itu terjadi ketika terjadi pemuridan, kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri...kami ingin memberikan diri kami kepada kesempatan yang paling efektif agar pemuridan terjadi, garis bawahi. Jika seperti itu kasusnya, komunitas alkitabiah, misi yang alkitabiah tidak dapat dipisahkan, maka kita ingin memberikan diri kita kepada kesempatan yang paling efektif agar pemuridan terjadi. Ketika Anda berpikir tentang kelompok-kelompok kecil, secara alkitabiah, secara teologis, secara praktis memikirkan tentang kelompok kecil, maka yang pertama, kelompok kecil adalah sesuatu yang sesuai dengan ajaran alkitab. Yesus melakukannya; gereja mula-mula melakukannya. Mereka bertemu satu dengan yang lain, berjalan bersama. Hanya sebanyak itulah pengaruh yang dapat Anda berikan di dalam kelas yang terdiri dari katakanlah, lima puluh orang. Itu tidak sungguh-sungguh berbagi kehidupan seperti yang akan Anda alami ketika Anda berjalan bersama dalam kelompok-kelompok kecil. Maksud saya, Yesus memulai dengan dua belas orang, kemudian menyusut menjadi tiga orang; itu penting bagi-Nya secara alkitabiah. Kelompok kecil itu bersifat sederhana. Menurut saya kita punya kecenderungan untuk membuat segala sesuatu rumit di dalam gereja. Jika kita tidak berhati-hati, kita akan mengikuti agenda semua orang di gereja tanpa mempedulikan agenda Tuhan. Dan kita harus mengawal hal itu dengan segala sesuatu yang kita miliki. Keindahan dari hal itu adalah, Anda tidak perlu memiliki lebih banyak uang dan lebih banyak gedung untuk mengembangkan hubungan dan untuk mengasihi orang-orang dan untuk memuridkan. Anda tidak lagi bergantung pada hal-hal tersebut. Itu berarti kelompok kecil dapat dilipatgandakan. Jika dampak yang kita berikan sebagai Gereja Brook Hills...jika pengaruh yang kita berikan sebagai gereja bergantung pada berapa banyak orang yang dapat kita kumpulkan di dalam gedung ini selama beberapa jam dalam satu minggu, maka kita tidak akan pernah mempengaruhi dunia bagi kemuliaan Kristus. Namun, jika dampak yang kita berikan sebagai sebuah gereja didasarkan pada berapa banyak orang diantara kita yang ada di dalam gedung ini bisa pergi keluar dan memuridkan seluruh Birmingham dan kepada bangsa-bangsa, maka tidak akan ada batasan terhadap apa yang akan Allah lakukan dengan memakai kita untuk @David Platt 22 menunjukkan kemuliaan-Nya. Kelompok kecil dapat dilipatgandakan, dan kelompok kecil bersifat lintas budaya. Apakah itu diadakan di gereja-gereja rumah di Asia, di mana ada larangan untuk berkumpul bersama, atau pun di Birmingham, di mana sah-sah saja untuk berkumpul bersama, kelompok kecil dapat memuridkan secara lintas budaya. Semua itu menuntun kepada hal ini: Kita ingin memberikan diri kita bagi perluasan Injil yang paling terencana kepada seluruh dunia. Saya akan bersikap jujur kepada Anda sebagai pendeta Anda. Saya ingin Anda dan saya mengalami kedalaman komunitas alkitabiah yang telah Allah rancangkan bagi kita. Namun, itu bukanlah alasan utama saya ingin kita melakukan kelompok-kelompok kecil. Saya ingin kita melakukan kelompok-kelompok kecil untuk meluaskan Injil kepada seluruh dunia, dan menurut saya gereja Perjanjian Baru tidak akan bertahan karena perluasan Injil yang kurang terencana yang telah menjadi status quo bagi banyak diantara kita di gereja pada masa kini. Jadi, saya ingin mendorong Anda untuk menjadi bagian dari kelompok kecil yang sedang memuridkan. Kalau bukan demi diri Anda sendiri, lakukanlah bagi orang-orang yang belum pernah mendengar nama Yesus. Jadi, Apa yang Perlu Kita Lakukan Sekarang? Minggu ini... Jadi, apa yang perlu kita lakukan sekarang? Ada dua tantangan bagi Anda. Jadi, kita sudah memulai seri ini dan bergerak ke minggu-minggu berikutnya, tantangan pertama adalah, minggu ini, mulailah mempertimbangkan bagaimana Anda akan terlibat dalam sebuah kelompok kecil di gereja. Dalam Buletin Gereja Anda, ada sisipan yang di bagian depannya tertulis, “Anda mengenal diri Anda. Gunakan dialek baru Anda.” Saya ingin menarik perhatian Anda pada hal itu. Minggu depan, Anda akan mulai memiliki kesempatan untuk terlibat dalam sebuah kelompok kecil. Sepanjang minggu berjalan ini, saya ingin Anda mulai memikirkan dan mendoakan bagaimana hal itu akan berdampak bagi kehidupan pribadi Anda, kehidupan keluarga Anda, kehidupan pernikahan Anda. Apa dampaknya? Saya berharap sepanjang mingguminggu yang akan datang, apakah melalui firman, atau melalui sebagian dari drama-drama ini, kita akan menghalau pemikiran-pemikiran yang ada di luar sana setiap kali pun kita mendengar tentang kemungkinan untuk terlibat dalam sebuah kelompok kecil. Saya akan bersikap jujur. Saya tidak bisa menjamin bahwa pengalaman setiap orang di dalam kelompok kecil selama @David Platt 23 bulan-bulan yang akan datang akan mulus dan sempurna. Saya tidak bisa menjamin hal itu. Menurut saya tidak seorang pun dapat menjamin hal itu. Namun, saya dapat menjamin bahwa pada akhirnya hasilnya akan setimpal, seperti yang kita lihat di dalam Kitab Suci. Saya ingin Anda mulai mempertimbangkan apa dampaknya di dalam kehidupan Anda. Hari ini … Yang kedua, saya ingin memberi tantangan kepada Anda hari ini, dan ini adalah sebuah tantangan yang ingin saya berikan kepada setiap anggota Gereja di Brook Hills. Menjadi anggota gereja ini berarti dipersatukan dalam perjanjian dengan gereja ini, berjalan bersama dengan gereja ini, melaksanakan misi gereja, dan tantangan ini adalah bagi setiap anggota gereja. Saya ingin menantang Anda pagi ini untuk melangkah naik dan memimpin sebuah kelompok kecil. Tanpa terkecuali, saya tahu ada berbagai hal yang terlintas dalam pikiran Anda ketika Anda mendengar tentang hal itu. “Baiklah, saya bukanlah seorang guru yang baik. Itu bukanlah perjanjian saya.” Ketika saya mengenali sepenuhnya bahwa di dalam Kitab Suci ada suatu karunia khusus yang diberikan kepada para pengajar, saya juga mengenali hal itu di dalam Amanat Agung, setiap pengikut Yesus Kristus di dalam ruangan ini diperintahkan untuk pergi dan membaptiskan dan mengajar. Itu maksudnya adalah membagikan apa yang Kristus ajarkan kepada Anda kepada orang-orang lain. Anda tidak perlu...ini bukanlah mengajar sebuah kelas yang terdiri dari 150 orang atau seperti memberi kuliah. Ini adalah membagikan Firman kepada orang-orang, membagikan apa yang Kristus ajarkan kepada Anda. Kami ingin memperlengkapi Anda untuk mengajar sebagaimana setiap orang diantara kita, sebagai orang percaya dirancang untuk hal itu. Ketika Anda mendengar, “Baiklah, melangkahlah naik dan pimpinlah sebuah kelompok kecil,” Anda berpikir, “Saya baru saja...saya masih berada di titik di mana saya sendiri masih perlu untuk belajar, bukan memimpin. Saya masih perlu belajar dahulu.” Itu kedengarannya baik, sampai Anda menyadari bahwa cara terbaik untuk menerima adalah dengan memimpin, dan cara terbaik untuk belajar adalah dengan memimpin. Jadi, jika Anda sungguh-sungguh ingin belajar, maka itu akan menjadi jawaban bagi Anda, melangkah naik dan pimpinlah sebuah kelompok kecil. Karena segera setelah Anda melangkah naik,dan mengambil tanggung jawab untuk memimpin orang-orang lain dalam memuridkan, apa dampaknya bagi Anda? Saya sendiri pun harus melakukan hal ini dalam kehidupan saya. Pada titik itu kita berpikir, “Baiklah, saya tidak ...saya @David Platt 24 belum berada di tempat di mana seharusnya saya berada.” Saya pikir itu adalah sebuah kebohongan dari Musuh. Kapan kita akan berada di tempat di mana seharusnya kita berada? Kapan Anda akan tiba di posisi di mana Anda adalah pengikut Kristus yang dewasa penuh, dan memimpin sebuah kelompok kecil? Bolehkah saya berkata jujur kepada Anda? Saya juga belum sampai di sana. Jika kita terus menanti sampai kita tiba di sana, kita akan terus membiarkan misi Kristus berlalu di depan kita. Orang-orang selalu berkata, “Ini adalah sebuah gereja besar. Ada banyak orang di dalamnya. Mana mungkin saya ...bagaimana mungkin saya dibutuhkan?” Inilah jawabannya. Ini bukan tentang memiliki posisi ini atau posisi itu. Ini adalah posisi utama di Gereja Brook Hills, yaitu menjadikan semua bangsa murid Yesus. Jadi, saya ingin mendorong Anda, khususnya Anda yang telah terlibat dalam kelompok kecil sepanjang tahun yang lalu, selama dua tahun, atau bahkan banyak diantara Anda yang sudah terlibat selama bertahun-tahun, yang telah pernah mengecap dan Terlibat dalam kelompok kecil, inilah saatnya bagi Anda untuk melangkah naik dan memimpin. Saya ingin mendorong Anda. Ada begitu banyak kelompok kecil, dan banyak diantara Anda dikaruniai oleh Roh Kudus Allah dengan begitu banyak karunia yang berbeda, diperlengkapi dengan Firman Tuhan, dan diperlengkapi dengan kuasa Allah untuk menjadikan semua bangsa murid Yesus, yang telah membiarkan kebohongan Sang Musuh membuat Anda tetap berada di pinggir lapangan. Saya ingin mengundang Anda untuk menolak untuk menjadi penonton lebih lama lagi dan bangkit dan menjadi peserta dalam misi ini, memimpin gereja-Nya untuk menjadikan semua bangsa murid Yesus. Ini adalah tantangan saya bagi Anda. Jika Anda mau menerima tantangan itu...saya tahu bahwa pada saat ini mungkin Anda belum tahu secara mendetail apa saja yang diperlukan untuk memimpin, tetapi paling tidak Anda mau berkata, “Baiklah, saya bersedia,” maka saya mengundang Anda untuk mengambil Buletin Gereja itu, bagian yang dapat disobek...pada bagian belakang, ada tempat kosong untuk permohonan doa...saya ingin mengundang Anda untuk menuliskan kata “memimpin” di bagian belakang itu. Ada meja yang tersedia di bagian belakang. Anda bisa mendapatkan lebih banyak informasi di Connect table, jika Anda mau, tetapi ada suatu kesempatan. Saya ingin membuat hal ini semudah mungkin bagi Anda, hanya dengan menuliskan kata ”memimpin” pada bagian belakang kartu permohonan doa, jika Anda mau mendapatkan lebih banyak informasi, bukalah kartu itu untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Pastikan untuk @David Platt 25 menuliskan nama Anda di halaman sebelahnya. Jangan mengembalikan kartu tanpa menuliskan nama. Itu berarti Anda tidak serius. “Tuhan, jika Engkau sungguh-sungguh ingin aku melakukan hal itu, aku akan menunjukkan kepada mereka siapa diriku.” Baiklah, ambillah keputusan dan lakukan yang terbaik bagi Dia. Tuhan, kami memuji-Mu karena mengundang kami masuk ke dalam komunitas ilahi, dan karena Engkau menciptakan kami untuk menikmati Engkau dan untuk menjalani kehidupan bersama satu dengan yang lain. Tuhan, kami ingin mengenal komunitas ini sebagai gereja-Mu, dan kami ingin menyelesaikan misi yang telah Engkau hadapkan pada kami. Jadi, kami berdoa agar sepanjang minggu-minggu yang akan datang, ketika kami mempelajari tentang kelompok kecil, ketika kami terlibat di dalamnya, ketika orang-orang di seluruh keluarga gereja ini bangkit dan berkata, “saya ingin memimpin dalam tugas ini,” Ya Tuhan, saya berdoa agar Engkau menunjukkan Diri-Mu kuat demi umat-Mu, dan Engkau akan memakai kami untuk menjadikan semua bangsa murid-Mu, dan sama seperti satu kelompok yang terdiri dari dua belas orang di dalam Perjanjian Baru menjungkirbalikkan dunia, saya berdoa agar akan ada sejumlah besar kelompok yang seperti itu di seluruh gereja ini, yang akan bangkit dan mengguncangkan bangsabangsa bagi kemuliaan-Mu, mengguncangkan Birmingham bagi kemuliaan-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin. @David Platt 26