daftar isi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah
Pergerakan ekonomi dan bisnis yang semakin kompleks melibatkan
adanya aktivitas ekonomi yang semakin dinamis tidak hanya dari sisi
produktivitas, distribusi, dan konsumsi sebagai aktivitas utama dari suatu tindakan
ekonomi, tetapi juga pada pola investasi sebagai sarana pembentukan modal agar
terciptanya suatu aktivitas ekonomi. Investasi adalah tindakan penggunaan
sejumlah uang atau modal pada suatu aktivitas ekonomi dengan adanya komitmen
timbal balik berupa keuntungan dalam bentuk bunga, dividen, atau apresiasi dari
nilai instrumen (keuntungan modal).
Investasi merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi negara.
Rumus Y = C + I + G + (X-M) seringkali digunakan sebagai acuan dari
pertumbuhan ekonomi dari pendekatan pengeluaran. Pada investasi terdapat
akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan
dimasa depan. Meningkatnya nilai investasi berarti meningkatnya jumlah dana di
suatu negara yang tersedia untuk melakukan tindakan ekonomi dimana semakin
sering roda ekonomi berputar maka semakin meningkat pula pertumbuhan
ekonomi di negara tersebut.
Bagi individu, investasi merupakan suatu tindakan untuk meningkatkan
kesejahteraan individu tersebut dalam ruang lingkup finansial. Investasi
merupakan
sarana
penting
dalam
meningkatkan
kemampuan
untuk
1
mengumpulkan dan menjaga kekayaan yang dimilikinya. Kekayaan dalam arti
finansial sangat dipengaruhi oleh sebuah perencanaan jangka panjang yang
dilaksanakan dengan berkesinambungan. Pemahaman konsep dasar investasi
menjadi sangat penting dalam menentukan pilihan investasi yang tepat guna
mencapai tujuan yang diinginkan. Pengetahuan akan instrumen investasi saja
tidak cukup, Kita sebagai individu juga harus memahami konsep dasar investasi.
Jangan hanya tergiur oleh janji-janji keuntungan besar tetapi kerugian yang
didapat.
Return (keuntungan) merupakan salah satu faktor utama yang memotivasi
investor untuk berinvestasi di pasar modal. Menurut Tandeililin (2000), sumber
investasi dapat berupa yield atau capital gain. Yield merupakan komponen return
yang mencerminkan aliran kas atau pedapatan yang diperoleh secara periodik dari
suatu investasi. Sedangkan capital gain merupakan kenaikan harga suatu surat
berharga yang bisa memberikan keuntungan bagi investor. Investasi dalam bentuk
apapun selain berpotensi memberikan return (keuntungan) juga selalu disertai
dengan resiko. Oleh karena itu,selain memperhitungkan nilai return (keuntungan),
investor juga perlu mempertimbangkan besarnya tingkat risiko (ketidakpastian)
yang diterima dalam melakukan investasi.
Saham merupakan salah satu instrumen yang cukup populer dan diminati
oleh para investor individual. Adanya volatilitas pada harga saham memberikan
ruang dan peluang untuk mendapatkan keuntungan (capital gain) atas perubahan
yang terjadi. Investasi saham dalam periode yang lama juga menunjukan
2
kepercayaan
seorang
individu
pada
kondisi
suatu
perusahaan
dalam
memaksimalkan value dari perusahaan tersebut dalam jangka panjang.
Harga saham cenderung lebih tinggi ketika perusahaan mempunyai banyak
peluang bagi investasi yang menguntungkan, karena dari peluang laba ini berarti
mengisyaratkan pendapatan masa depan yang lebih tinggi untuk para pemegang
saham. Jadi harga saham mencerminkan insentif keputusan untuk melakukan
investasi dimana keputusan investasi didasarkan pada rasio antara nilai pasar
modal terpasang (jual) berbanding biaya penggantian modal terpasang (beli).
Saham diperjualbelikan pada pasar modal. Di pasar modal sebuah indeks
memiliki beberapa fungsi antara lain: indikator tren pasar, indikator tingkat
keuntungan dan tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio atau reksa dana
(Fakhruddin, 2008).
Saham sebagai surat berharga dapat diperjualbelikan melalui pasar modal.
Pergerakan harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai perusahaan
tersebut, sehingga kemakmuran dari pemegang saham suatu perusahaan
dicerminkan dari harga pasar sahamnya (Husnan, 2001). Pergerakan harga saham
dapat mengalami fluktuasi dari satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi tersebut
didasarkan pada besarnya permintaan dan penawaran pada saham tersebut atas
asumsi masyarakat terhadap informasi yang diterima mengenai kinerja perusahaan
yang menerbitkan saham tersebut. Apabila masyarakat mendapatkan informasi
yang memberikan kesan positif terhadap kinerja suatu perusahaan, maka harga
saham perusahaan tersebut di pasar modal dapat mengalami pertumbuhan positif.
3
Begitu juga sebaliknya terhadap informasi negatif mengenai kinerja suatu
perusahaan yang dapat menyebabkan turunnya harga saham.
Terdapat tiga konsep dasar yang melatar belakangi tindakan investasi,
yaitu tingkat keuntungan investasi (investment return), struktur portofolio, dan
risiko investasi (investment risk). Perhatian seorang investor sering kali tertuju
hanya pada return yang dijanjikan. Nilai return dianggap sebagai ukuran utama
dari suatu investasi. Akan tetapi perlu disadari bahwa tingkat pengembalian saja
tidaklah cukup. Tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan adalah risiko yang
terkait dengan investasi tersebut. Setiap jenis investasi memberikan tingkat
pengembalian yang berbeda. Demikian pula risikonya.
Teori manajemen keuangan menjelaskan mengenai adanya pilihan antara
risiko dan return. Suatu kondisi yang lebih realistis yang dihadapi oleh seseorang
adalah risiko, sedangkan return merupakan laba atau net cash flow yang diterima
karena melakukan investasi. Jika risiko tinggi, investor mengharapkan return yang
lebih tinggi. Namun demikian, investor akan berusahan meminimalisir risiko
dalam berinvestasi terhadap return yang diharapkan. Kalimat ”High Risk, High
Return” merupakan salah satu alasan mengapa seorang investor perlu
memperhatikan resiko dari suatu investasi. Bila kita mengatakan bahwa investasi
tersebut berisiko tinggi, secara umum ini berarti bahwa tingkat pengembalian
yang diharapkan mungkin saja tidak tercapai selama waktu investasi walau bisa
saja memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari apa yang kita
harapkan.
4
Risiko menjadi salah satu penentu utama dalam keputusan berinvestasi,
oleh karena itu diperlukan suatu teknik pengukuran risiko yang bertujuan untuk
memberikan gambaran bagi investor dalam berinvestasi. Walau pada dasarnya
kita tidak bisa menghilangkan semua risiko yang ada, akan tetapi kita bisa
meminimalisasi risiko dengan menggunakan strategi investasi yang sesuai.
Meminimalisasi risiko berarti memahami risiko tersebut dan mengetahui
bagaimana mengukurnya.
Secara umum, kita mengukur risiko dengan melihat volatilitas dari total
tingkat pengembalian. Fluktuasi harga aset ini diukur secara statistik dengan
menggunakan standard deviation of return. Aset dengan tingkat volatilitas
tertinggi adalah aset yang berisiko tertinggi.
Risiko secara umum terbagi atas dua garis besar, risiko yang bisa didiversifikasi (unsystematic risk) dan risiko yang tidak bisa di-diversifikasi
(systematic risk) - (Tandeililin, 2010). Unsystematic risk merupakan risiko yang
tidak dipengaruhi oleh pasar dan dapat dikurangi dengan membentuk portofolio
yang terdiri dari beberapa jenis saham yang berbeda. Systematic risk merupakan
risiko yang dipengaruhi oleh pergerakan pasar secara keseluruhan. Beta
merupakan pengukur dari volatilitas saham yang menggambarkan besarnya resiko
sistematik pada suatu instrumen investasi berdasarkan keadaan pasar yang
mempengaruhinya. Semakin besar volatilitas return yang saham terhadap return
pasar, maka semakin besar pula beta saham tersebut. Dengan demikian,
mengetahui nilai beta suatu sekuritas atau beta suatu portofolio dapat menunjukan
sistematiknya yang tidak bisa dihilangkan (Tandeililin, 2010). Risiko sistematis
5
sebagai komponen penting dalam mengestimasi return saham tidaklah bersifat
stationer, sehingga perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi pasar.
Gambar 1. Risiko sistematis dan tidak sistematis
Selain data pasar, data fundamental juga memiliki pengaruh terhadap beta
saham. Data fundamental yang mengacu pada data akuntansi seringkali menjadi
acuan bagi investor untuk melakukan keputusan investasi. Dengan mengetahui
aspek fundamental suatu perusahaan, investor dapat menilai dan memiliki
gambaran akan kinerja perusahaan tersebut. Sebagian pakar berpendapat bahwa
teknis analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih
saham perusahaan mana yang akan dibeli untuk jangka panjang.
Data fundamental suatu perusahaan seringkali diukur melalui rasio-rasio
keuangan perusahaan tersebut yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Beaver, Kettler dan Scholes (1970)
menyatakan jika data akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan risiko, hal itu
6
akan merupakan peningkatan dalam pengambilan keputusan bagi investor untuk
keperluan analisis portofolio.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor
fundamental terhadap risiko sistematis yang tidak dapat di-diversifikasi, dengan
hanya membatasi variabel-variabel penelitian pada 4 jenis rasio keuangan yang
dikemukakan oleh Brigham dan Ehrdhard (2005) yaitu liquidity ratio, asset
management ratio, debt management ratio, dan profitability ratio.
I.2
Perumusan Masalah
Rumusan permasalahan dari penelitian yang akan dilakukan adalah meliputi
beberapa hal:
1.
Apakah rasio likuiditas berpengaruh terhadap risiko sistematik pada
saham-saham di Bursa Efek Indonesia
2.
Apakah rasio aktivitas berpengaruh terhadap risiko sistematik pada sahamsaham di Bursa Efek Indonesia
3.
Apakah rasio hutang berpengaruh terhadap risiko sistematik pada sahamsaham di Bursa Efek Indonesia
4.
Apakah rasio profitabilitas berpengaruh terhadap risiko sistematik pada
saham-saham di Bursa Efek Indonesia
7
I.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk menguji pengaruh rasio likuiditas terhadap risiko sistematik pada
saham-saham di Bursa Efek Indonesia
2.
Untuk menguji pengaruh rasio aktivitas terhadap risiko sistematik pada
saham-saham di Bursa Efek Indonesia
3.
Untuk menguji pengaruh rasio hutang terhadap risiko sistematik pada
saham-saham di Bursa Efek Indonesia
4.
Untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas berpengaruh risiko sistematik
pada saham-saham di Bursa Efek Indonesia
I.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian tentang
“Pengaruh Fundamental Variabel terhadap Risiko Sistematik di Bursa Efek
Indonesia” ini antara lain :
1.
Informasi tambahan dan bukti empiris bagi emiten dan investor terkait
nilai Beta dan hal yang mempengaruhinya pada Bursa Efek Indonesia.
2.
Bagi investor, pengukuran Beta dapat menjadi masukan dan faktor
pertimbangan dalam berinvestasi.
8
Download