Puasa dan Risiko Hipoglikemia pada Pasien Diabetes

advertisement
 | LIBRARY AND KNOWLEDGE CENTER
Puasa dan Risiko Hipoglikemia pada Pasien
Diabetes
Bramirus Mikail | Asep Candra | Senin, 11 Juni 2012 | 09:09 WIB
KOMPAS.com - Penderita diabetes yang berencana menjalankan ibadah puasa diharapkan
senantiasa waspada akan ancaman hipoglikemia atau kekurangan gula darah. Hipoglikemia pada
saat berpuasa kebanyakan terjadi pada sore hari menjelang berbuka puasa dan terutama pada
pasien diabetes berusia lanjut.
Demikian disampaikan spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Premier Bintaro dr. A. B.
Wardoyo, Sp.PD saat acara Diabetes Gathering XXVII dengan tema 'Diabetesi Saat Puasa
Ramadhan', Sabtu, (9/6/2012) kemarin.
Wardoyo memaparkan, gejala hipoglikemia biasanya dirasakan ketika kadar gula darah kurang
dari 70 mg/dL, meskipun pada beberapa pasien diabetes gejalanya sudah dirasakan pada kadar
gula darah masih di atas 70 mg/dL. Gejala yang biasanya timbul dari hipoglikemia adalah rasa
lemah dan lapar, gemetar, berdebar-debar, keringat dingin, pandangan kabur, pusing dan
penurunan kesadaran.
"Bila dirasakan gejala hipoglikemia seperti itu, maka harus segera membatalkan puasa dengan
minum air bergula (sirup atau teh manis), lalu makan nasi seperti biasanya," ujarnya.
Hipoglikemia, kata Wardoyo, dapat terjadi pada pasien diabetes yang menggunakan insulin dan
beberapa tablet obat diabetes tertentu. Takaran insulin dan tablet obat diabetes terlalu tinggi,
makan sedikit mengandung karbohidrat, terlambat atau tidak makan, aktivitas fisik berlebih,
penurunan fungsi hati dan ginjal merupakan beberapa keadaan yang juga dapat memicu
hipoglikemia.
"Berpuasa sebenarnya cukup aman bagi pasien diabetes yang kadar gula darahnya terkendali.
Bahkan beberapa penelitian menunjukkan, berpuasa justru dapat memperbaiki kadar gula dan
lemak darah disertai penurunan berat badan," ungkapnya.
Cara yang cukup mudah untuk mengetahui seberapa terkendali gula darah pada pasien diabetes
adalah dengan memeriksakan HbA1c dan kadar gula darah. Bila pemeriksaan HbA1c hasilnya
kurang dari 7 persen dan kadar gula darah puasa kurang dari 130 mg/dL dan kadar gula darah 2
jam sesudah makan kurang dari 180 mg/dL, maka tergolong sudah terkendali.
"Idealnya pemantauan gula darah mandiri dirumah oleh pasien diabetes selama berpuasa
dilakukan sebelum sahur, dua jam sesudah sahur, sebelum buka, dan dua jam sesudah berbuka,
juga saat dirasakan adanya gejala hipoglikemia," jelasnya.
Referensi :
Mikail, Bramirus | Candra, Asep (2012, Juni 11) Puasa dan Risiko Hipoglikemia pada
Pasien Diabetes – KOMPAS health. KOMPAS health. Retrieved Juni 11, 2012, from
http://health.kompas.com/read/2012/06/11/09093976/Puasa.dan.Risiko.Hipoglikemia.pad
a.Pasien.Diabetes
Download