perancangan portofolio saham perusahaan yang

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
PERANCANGAN PORTOFOLIO SAHAM PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE DEA
DAN SINGLE INDEX MODEL
Rina Sri Wulandari, Ketut Gunarta, dan Sri Gunani Pratiwi
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Email: [email protected]
ABSTRAK
Saat ini, pasar saham menjadi platform investasi yang populer bagi investor baik
institusi maupun individual. Hal ini disebabkan karena adanya kemudahan yang diberikan
oleh bursa efek baik kemudahan informasi maupun kemudahan syarat ketika akan melakukan
investasi. Analisis fundamental digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan pemilihan
saham yang diolah dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Metode
DEA dapat menggabungkan beberapa input dan output dari suatu entitas ke dalam ukuran
tunggal efisiensi organisasi secara keseluruhan. Hasil dari pemilihan saham tersebut yang
akan digunakan dalam pembentukan portofolio. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data 461 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk analisis rasio
finansial digunakan data laporan keuangan tiap emiten saham. Analisis efisiensi yang
dilakukan dengan DEA-BCC menghasilkan 192 saham efisien sebagai kandidat pembentukan
portofolio. Dari 192 saham terpilih 3 saham optimal dengan proporsi dana yang harus
diinvestasikan pada saham saham PTRO (Petrosea Tbk.) sebesar 0,11 atau sekitar 11%. TPIA
(Chandra Asri Petrochemical Tbk.) 0,34 atau sebesar 34%, dan RBMS (Ristia Bintang
Mahkota Sejati Tbk.) 0,55 atau sebesar 55%. Sedangkan return yang akan diperoleh sebesar
0,37%.
Kata kunci: Data Envelopment Analysis, Single Indeks Model
PENDAHULUAN
Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau
sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa datang. Salah satu
keputusan untuk di masa mendatang adalah dengan melakukan investasi. Investasi dapat
diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saaat ini dengan tujuan
memperoleh keuntungan di masa datang. Dengan kata lain, investasi merupakan komitmen
untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption) dengan tujuan
memperbesar konsumsi di masa datang. Saat ini, pasar saham menjadi platform investasi yang
populer bagi investor baik institusi maupun individual. Namun, jumlah saham yang tercatat di
pasar saham meningkat. Tren ini telah meningkatkan tantangan memilih saham untuk
menciptakan portofolio yang akan memiliki pengembalian yang tinggi (Hsin-Hung Chen,
2008).
Situasi operasi mendasar dan efisiensi dapat mempengaruhi harga saham perusahaan.
Konsep ini didasarkan pada studi Brigham dan Houston (2007), yang menunjukkan bahwa
rasio dalam laporan keuangan akan mempengaruhi harga saham. Bahkan, angka-angka dalam
laporan keuangan mencerminkan kinerja dan efisiensi perusahaan. Penilaian terhadap sahamsaham perusahaan berdasarkan data-data keuangan perusahaan seperti pendapatan, penjualan,
resiko disebut sebagai analisis fundamental.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-34-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Investasi dalam saham perusahaan dengan efisiensi yang lebih baik akan
menghasilkan hasil yang lebih baik. Meskipun mengevaluasi efisiensi perusahaan dengan
input dan output yang berbeda sulit, model DEA yang dikembangkan oleh Charnes et al.
(1978) dan Banker et al. (1984) dapat menggabungkan beberapa input dan output dari suatu
entitas ke dalam ukuran tunggal efisiensi organisasi secara keseluruhan. Akibatnya, DEA
harus menjadi metode yang berguna untuk memilih dan penyaringan saham bagi manajer
investasi dalam industri jasa keuangan. Selain itu, studi penerapan model DEA untuk memilih
saham untuk investasi belum ditemukan dalam literatur sebelumnya.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pemilihan saham pada
perusahaan yang tercatat pada bursa efek dengan metode DEA ini adalah Merancang model
portofolio saham dengan menggunakan metode DEA dan Single Indeks Model dan
Melakukan implementasi pada saham yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
METODE
Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam melakukan penelitian ini:
Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan merupakan tahap awal dari proses penelitian ini. Tahap
pendahuluan meliputi studi kepustakaan, observasi pendahuluan, perumusan masalah,
penentuan tujuan dan manfaat penelitian.
Tahap Pengumpulan Data
Objek penelitian yang dipilih adalah saham-saham perusahaan yang dilisting oleh Bursa
Efek Indonesia (BEI) dan aktif diperdagangkan periode Januari 2012 - Desember 2012. Pada
tahap ini dilakukan pengumpulan data. Data yang diperlukan dalam penelitian berupa data
sekunder yaitu: data harga saham bulanan pada saat closing price, dividen masing-masing
emiten, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), obligasi, serta data Laporan Keuangan
Tahunan yang telah diaudit per 31 Desember 2012.
Tahap Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode yang dipilih dalam penelitian ini yaitu
metode DEA dan Single Index Model.
Tahap Pengolahan Data dengan DEA
Metode Data Envelopment Analysis digunakan untuk mendapatkan nilai efisiensi relatif
dari setiap DMU untuk dimasukkan dalam pemilihan portofolio optimal. Yang Disebut DMU
pada penelitian ini adalah perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek Indonesia
(emiten). Langkah-langkah untuk mendapatkan nilai efisiensi relatif adalah:
1. Perhitungan Standar Deviasi, Return dan Koefisien Resiko.
Standar deviasi merupakan alat statistik yang digunakan untuk mengetahui besarnya
penyimpangan yang terjadi antara expected return dengan actual return. Untuk
menghitung nilai standard deviasi digunakan persamaan:
∑
: standar deviasi saham
: return saham periode
( ) : expected return saham
: periode pengamatan
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-34-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Beta mengukur sensitifitas saham terhadap pergerakan pasar. Saham dengan beta tinggi
(rendah) dikatakan sebagai sekuritas yang berisiko tinggi (rendah). Untuk menghitung
koefisien risiko beta digunakan persamaan:
,
: koefisien risiko saham ke: varian pasar
: return pasar (diwakili Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG)
dimana
: return pasar periode .
Return merupakan hasil dari dividend dan capital gain (loss). Untuk menghitung return
digunakan persamaan:
=
+
: harga saham periode
: harga saham periode −1
: dividen (bonus) saham periode Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan
Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan, berikut ini rasio-rasio yang akan
dihitung dalam penelitian ini antara lain:
DER (Debt-Equty Ratio) menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak
kreditur. Semakin tinggi nilai DER maka semakin besar pula dana yang diambil dari luar.
Bila terjadi likuidasi maka hak kreditur akan dipenuhi terlebih dahulu baru kemudian hak
pemegang saham. Rasio ini diukur dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:
/
EPS (Earning Per Share) menunjukkan seberapa besar keuntungan yang dihasilkan oleh
perusahaan untuk tiap lembar saham yang beredar. Untuk menghitung Earning Per Share
digunakan rumusan sebagai berikut:
−1
2.
EPS
BV (Book Value Per Share) menggambarkan perbandingan total modal (ekuitas) terhadap
jumlah saham. Untuk menghitung BV digunakan rumusan sebagai berikut:
PBV (Price Book Value Ratio) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai
buku saham suatu perusahaan.
ROE (Return On Equity) merupakan indikasi tingkat pengembalian investasi yang dapat
dicapai oleh suatu perusahaan dengan modal yang diinvestasikan oleh investor. Untuk
menghitung ROE digunakan rumusan sebagai berikut:
100%
ROA (Return On Asset) menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh
dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba
setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan. Untuk menghitung ROA digunakan
rumusan sebagai berikut:
100%
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-34-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
PER (Price Earning Ratio) memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan
untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada
suatu periode tertentu. Untuk menghitung PER digunakan rumusan sebagai berikut:
NPM (Net Profit Margin ) adalah rasio tingkat profitabilitas yang dihitung dengan cara
membagi keuntungan bersih dengan total penjualan. Untuk menghitung NPM digunakan
rumusan sebagai berikut:
100%
3.
4.
5.
Penentuan Variabel Input dan Output DEA
Menentukan tujuan dari investor untuk menentukan variabel output yang diinginkan, dan
menentukan variabel input sebagai sumber daya untuk menghasilkan output yang
diinginkan. Dari sebelas variabel tersebut yang termasuk variabel input adalah standar
deviasi, beta, DER, dan PER. Sedangkan untuk variabel outputnya adalah return, EPS,
BV, PBV, ROE, ROA, dan NPM.
Mengkonversi Nilai Input dan Output
Pada metode DEA terdapat salah satu syarat bahwa nilai input dan output haruslah lebih
besar dari nol (positif). Untuk itu nilai yang benilai negatif terlebih dahulu harus
dilakukan konversi. Berikut ini formula untuk melakukan konversi:
=
{ }+1
Penentuan DMU yang efisien dan inefisien.
Tahap Pengolahan Data dengan Single Index Model
Setelah didapatkan saham-saham yang efisien dengan menggunakan metode DEA,
langkah selanjutnya adalah membentuk portofolio optimal dari saham-saham yang efisien.
Berikut ini langkah-langkah dalam pembentukan portofolio opptimal:
1. Menghitung ERB (excess return to beta), yaitu selisih expected return dengan keuntungan
bebas risiko yang didapatkan dari rata-rata obligasi selama periode pengamatan. ERB
adalah kelebihan keuntungan relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat
didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Dengan persamaan:
: expected return berdasarkan model indeks tunggal untuk saham ke-i
: expected return aktiva bebas resiko
: Beta saham ke-i
2. Menghitung Cut off rate (Ci), yaitu batasan untuk memisahkan saham-saham apa saja yang
akan dimasukkan dalam portofolio optimal. Dengan menggunakan persamaan:
: Variansi pasar dari IHSG
: nilai varian eror saham ke-i
3. Menghitung proporsi dana tiap-tiap saham, yaitu dengan menghitung besarnya presentase
pada masing-masing saham yang terpilih didalam pembentukan portofolio optimal, dengan
persamaan:
∑
∗
: besarnya presentase dana yang diinvestasikan pada saham ke-i
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-34-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
: proporsi saham ke-i
: nilai yang paling besar
4. Menghitung return portofolio, dengan persamaan:
∑
*
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Saham-saham sebagai Kandidat Portofolio dengan Pendekatan DEA
Data Envelopment Analysis digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan.
Tujuan pengukuran efisiensi adalah untuk mengetahui seberapa layak suatu emiten untuk
menjadi pilihan investor dalam melakukan penanaman saham. Yang pertama kali dilakukan
pada tahap pengolahan data dengan metode DEA adalah melakukan perhitungan terhadap
berbagai variabel yang digunakan sebagai input dan output. Variabel yang pertama akan
dilakukan perhitungan adalah standar deviasi, beta, return. Pada tabel 4.1 berikut ini akan
ditunjukkan secara lengkap hasil dari perhitungan standard deviasi, beta, dan return tiap-tiap
emiten.
Tabel 1 Hasil Perhitungan Standar Deviasi, Beta dan Return
KODE EMITEN STD. DEVIASI
BETA
RETURN BISI 0,028
1,31
‐0,00058 CKRA 0,041
0,38
0 AALI 0,021
1,21
0,07 UNSP 0,030
1,53
‐0,74 BWPT 0,019
0,91
‐0,01 GZCO 0,029
1,06
0,01 JAWA 0,021
0,54
0,04 LSIP 0,024
1,01
0,07 Kemudian langkah selanjutnya adalah menghitug rasio keuangan. Data yang
digunakan untuk menghitung rasio berasal dari data laporan keuangan tahunan tiap-tiap
emiten. Pada Tabel 2 berikut ini ditunjukkan sebagian hasil perhitungan rasio dan hasil
perhitungan rasio lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran II.
Tabel 2 Contoh Hasil Perhitungan Rasio
KODE EMITEN BISI CKRA AALI UNSP BWPT GZCO JAWA LSIP EPS 45 2 1.417 0,22 73 19 43 187 BV
450
233
5.452
657
398
311
323
896
PER
17,43
121,61
13,90
424,82
18,87
14,95
8,92
12,32
PBV
1,75
1,11
3,61
0,14
3,47
0,92
1,18
2,57
DER
0,09
0,03
0,40
1,18
1,79
0,89
0,74
0,19
ROE
0,08
0,00
0,19
0,00
0,14
0,05
0,10
0,16
ROA 0,07 0,00 0,14 0,00 0,05 0,03 0,06 0,13 NPM
0,17
0,10
0,20
0,00
0,29
0,28
0,23
0,28
Tahap selanjutnya dari pengolahan data dengan menggunakan Data Envelopment
Analysis adalah melakukan konversi nilai input dan output. Pada tabel 4.3 berikut
ditunjukkan beberapa hasil dari perhitungan konversi.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-34-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 3 Contoh Konversi Hasil Perhitungan Rasio
KODE EMITEN BISI
CKRA AALI UNSP BWPT GZCO JAWA LSIP STD. DEVIASI
0,028
0,041
0,021
0,030
0,019
0,029
0,021
0,024
BETA
1,31
0,38
1,21
1,53
0,91
1,06
0,54
1,01
RETURN 0,999 0
0,07 0,26 0,99 0,01 0,04 0,07 Data yang telah dikonversi seperti pada tabel diatas selanjutnya diolah dengan metode
DEA untuk menentukan DMU yang masuk dalam kategori emiten yang efisien. Pada Tabel 4
berikut ini adalah contoh hasil pengolahan data menggunakan model DEA-BCC.
Tabel 4 Contoh Hasil Pengolahan Data Dengan
Metode DEA-BCC
KODE EMITEN
BISI
CKRA
AALI
UNSP
BWPT
GZCO
JAWA
LSIP
EFISIENSI
1,000343
1,000343
1,000097
1,000044
1,006851
1,013852
1,000000
1,000021
Menurut Joe Zhu (2009) nilai efisiensi yang akan diambil sebagai data pembentuk
portofolio saham adalah efisiensi dengan nilai ≥ 1. Untuk emiten yang memiliki nilai efisiensi
≤ 1 dinyatakan tidak efisien. Hasil pengolahan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran V.
Dari hasil pengolahan dengan menggunakan metode DEA dari 461 jumlah emiten hanya
terdapat 192 emiten yang masuk dalam kategori efisien. Selanjutanya emiten-emiten yang
masuk dalam kategori efisien tersebut akan dilakukan seleksi untuk pembentukan portofolio
dengan menggunakan Single Index Model.
Perancangan Portofolio dengan Single Index Model
Setelah diperoleh saham-saham yang efisien dengan menggunakan metode DEA-BCC,
tahap selanjutnya adalah perancangan portofolio. Perancangan portofolio dilakukan dengan
menggunakan Single Index Model. Single Indeks Model merupakan model yang digunakan
untuk menentukan besarnya proporsi saham. Pada pengolahan data dengan menggunakan
single indeks model yang pertama kali dilakukan adalah menghitung nilai ERB. Saham
dengan nilai ERB negatif berarti saham tersebut mempunyai tingkat pengembalian saham
yang masih di bawah tingkat pengembalian bebas risiko. Portofolio optimal akan terdiri dari
saham-saham yang mempunyai nilai ERB yang tinggi. Pada tabel 4.5 berikut ini adalah
contoh dari hasil perhitungan ERB.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-34-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 5 Contoh Hasil Perhitungan ERB
KODE EMITEN BISI CKRA AALI UNSP BWPT GZCO JAWA LSIP ERB
‐0,16794
‐0,57895
‐0,12397
0,02614
0,84615
‐0,19811
‐0,33333
‐0,14851
KODE EMITEN
BEST
CTRA
CTRP
CTRS
SCBD
DART
KPIG
GWSA
ERB
‐0,24286 ‐0,14679 ‐0,15574 ‐0,10938 ‐2,00000 ‐0,19277 ‐0,12295 0,01739 Selanjutnya dari perhitungan nilai ERB secara keseluruhan akan dicari emiten yang
memiliki nilai ERB yang bernilai positif.
Tabel 6 Nilai ERB yang Bernilai Positif
KODE EMITEN
ARII GTBO PTRO DKFT INCO TPIA AUTO SMSM MYTX PBRX ERB
0,004416
0,003585
1,211471
0,122239
0,00879
0,592903
0,00475
0,03
0,087664
0,081111
KODE EMITEN
SCBD
GWSA
JRPT
LCGP
LPCK
LPKR
RBMS
JKON
SSIA
CASS
ERB
0,038
0,142435
0,0952
0,071733
0,041699
0,005278
1,146957
0,149444
0,035163
0,005352
Setelah di peroleh nilai ERB yang bernilai positif kemudian dicari nilai Cut off Rate
(Ci). Cut Off Rate (Ci) adalah batasan yang digunakan untuk memisahkan saham-saham apa
saja yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal. Pada tabel 4.7 ditunjukkan nilai Cut off
Rate dari emiten yang memiliki nilai ERB bernilai positif.
Tabel 7 Nilai Cut off Rate (Ci)
KODE EMITEN
ARII GTBO PTRO DKFT INCO TPIA AUTO Ci
0,0016115
0,0000086
0,3901203
0,0001497
0,0000059
0,0008090
0,0000012
KODE EMITEN
SCBD
GWSA
JRPT
LCGP
LPCK
LPKR
RBMS
Ci
0,0000531
0,0001458
0,0000380
0,0001451
0,0000511
0,0000015
0,0026160
Pada tabel di atas nilai Ci terbesar yaitu 1,389693. Nilai Ci terbesar tersebut menjadi
C* (Cut Off Point ) yang akan digunakan sebagai batasan suatu saham masuk dalam
portofolio.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-34-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 8 ERB dan Ci
KODE EMITEN ARII GTBO PTRO DKFT INCO TPIA AUTO
ERB 0,0044156
0,0035849
1,2114706
0,1222388
0,0087898
0,5929032
0,00475
Ci
0,0016115
0,0000086
0,3901203
0,0001497
0,0000059
0,0008090
0,0000012
KODE EMITEN
SCBD
GWSA
JRPT
LCGP
LPCK
LPKR
RBMS
ERB
0,038
0,142435
0,0952
0,071733
0,041699
0,005278
1,146957
Ci 0,0000531 0,0001458 0,0000380 0,0001451 0,0000511 0,0000015 0,0026160 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 3 saham yang memenuhi kriteria untuk
masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal. Saham-saham tersebut adalah PTRO,
TPIA dan RBMS. Untuk menghitung besarnya presentase besarnya dana tiap saham terlebih
dahulu dihitung proporsi dana tiap-tiap saham.
Tabel 9 Hasil Perhitungan Proporsi Saham
EMITEN PTRO TPIA RBMS BETA 0,68 0,31 0,23 σi2
ERB
C*
X 0,038 1,2114706 0,3901203 14,52961 0,001369 0,5929032 0,3901203 45,91871 0,002304 1,1469565 0,3901203 75,55223 136,0005 Setelah dihitung proporsi dana tiap-tiap saham selanjutnya dihitung besarnya dana
tiap- tiap saham.
Tabel 10 Presentase Proporsi Saham
EMITEN PTRO TPIA RBMS RETURN
0,9 0,26 0,34 PROPORSI
0,1068349
0,3376362
0,5555289
PRESENTASE RETURN PROPORSI PORTOFOLIO 11%
0,0961514 34%
0,0877854 55%
0,1888798 100%
0,3728167 Jadi besarnya presentase untuk saham PTRO (Petrosea Tbk.) sebesar 0,11 atau sekitar
11%. TPIA (Chandra Asri Petrochemical Tbk.) 0,34 atau sebesar 34%, dan RBMS (Ristia
Bintang Mahkota Sejati Tbk.) 0,55 atau sebesar 55%. Jadi besarnya return yang akan diterima
oleh investor sebesar 0,37 atau 37% dari besarnya dana yang diinvestasikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
2.
3.
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Penelitian ini telah menghasilkan model DEA dan Single Index Model yang tepat
digunakan untuk perancangan portofolio saham.
Implikasi model pada bursa efek Indonesia menghasilkan 192 saham yang efisien dari
461 jumlah emiten.
Setelah dilakukan analisis terhadap ke-192 saham yang efisien didapatkan 3 saham
pembentuk portofolio optimal. Portofolio yang optimal dan proporsi dana yang
diinvestasikan pada masing-masing saham ditunjukkan pata Tabel 11 berikut:
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-34-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 11 Proporsi Dana
EMITEN PTRO TPIA RBMS RETURN 0,9 0,26 0,34 BETA
0,68
0,31
0,23
σi2
0,038
0,001369
0,002304
PROPORSI
0,1068349
0,3376362
0,5555289
PRESENTASE PROPORSI 11% 34% 55% 100% 0,0961514
0,0877854
0,1888798
0,3728167
Portofolio dari ketiga saham tersebut memberikan tingkat pengembalian sebesar 0,37
atau 37%.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah penelitian ini dapat
dikembangkan lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek makro keuangan untuk
ditambahkan pada model.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamarudin. 1996. “Dasar-dasar Manajemen Investasi”. Jakarta: Rineka Cipta.
Brown, Stephen. 2008. ” The return to value in Asian stock markets”. Journal Emerging
Markets Review 194–205.
Bulgurcu, Berna (Kiran). 2012. “Application of TOPSIS Technique for Financial
Performance Evaluation of Technology Firms in Istanbul Stock Exchange Market”.
Journal Procedia - Social and Behavioral Sciences 1033 – 1040.
Charnes, A., Cooper, W.W. and Rhodes, E. (1978), “Measuring the efficiency of decision
making units”, European Journal of Operational Research, Vol. 2 No. 6, pp. 429-44.
Edirisinghe, X. Zhang. 2007. “Generalized DEA model of fundamental analysis and its
application to portofolio optimization”. Journal of Banking & Finance 3311–3335.
Gaunt, C. (2004), “Size and book to market effects and Fama French three factor asset pricing
model: evidence from the Australian stock market”, Accounting and Finance Journal,
Vol. 44 No. 1, pp. 27-44.
Hsin, Hung Chen. 2008. “Stock selection using data envelopment analysis”. Journal
Industrial Management & Data Systems Vol. 108 No. 9.
Markowitz, H.M. 1952. “Portofolio Selection”. Journal of Finance 7(1), 77-91
Murhadi, Werner R. 2009. “Analisis Saham Pendekatan Fundamental”. Jakarta : PT. Indeks.
Tandelilin, Eduardus. 2010. “Portofolio dan investasi teori dan aplikasi”. Yogyakarta :
Kanisius.
Sato, Ken. 2011. “Simple Portfolio Strategies Utilizing Inflation Factor in Japanese Equity
Market”. Journal of Procedia Computer Science, 1716–1725.
Zhu, Joe. 2009. “Quantitative Models For Performance Evaluation and Benchmarking (Data
Envelopment Analysis with Spreadsheets)”. Second Edition. Springer.
www.bapepam-lk.co.id
www.idx.co.id
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-34-9
Download