26-10-2017 1/2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id KEMENTERIAN KESEHATAN AKAN TINDAK LANJUTI HASIL SURVEY ICW DIPUBLIKASIKAN PADA : JUMAT, 29 JANUARI 2010 07:31:05, DIBACA : 50.152 KALI Kementerian Kesehatan yang diwakili oleh Kepala Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan (Kapus PJK) drg. Usman Sumantri, M,Sc hari Senin (25/1/2010) menerima penyerahan hasil Survey Citizen Report Card dari Indonesia Corruption Watch (ICW) di Jakarta. Menurut drg. Usman, Kementerian Kesehatan menerima dengan baik hasil survey tersebut sebagai masukan yang positif kepada Kementerian Kesehatan dan akan ditindaklanjuti untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Tak lupa pula drg. Usman menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap upaya yang telah dilakukan oleh ICW dalam melakukan penelitian tersebut. Pihak ICW yang diwakili oleh Ade Irawan, Febri Hendri, dan Ratna Kusumaningsih dari Divisi Monitoring Pelayanan Publik menyebutkan latar belakang diadakannya survey ini adalah karena menurut amanat Undang-undang, setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Kemudian pada tahun 2008 yang lalu pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengeluarkan kebijakan Jamkesmas yang salah satu tujuannya untuk meningkatkan akses masyarakat miskin dan tidak mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Disisi lain, berdasarkan penelusuran di lapangan masih banyak warga miskin yang belum leluasa mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit (RS) serta tidak jelasnya mekanisme komplain jika terjadi keluhan pada pelayanan di sarana-sarana kesehatan tersebut. Survey ini dilakukan melalui metode Citizen Report Card (CRC) yang merupakan metode pelaporan kartu warga terkait dengan pelayanan publik. Metode CRC ini diadopsi dari Bangalore, India. Dalam metode ini, warga diajak untuk menilai pelayanan yang didapatkannya, dan memberikan masukan terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik, ucap Febri. Menurut Febri, survey CRC ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah pelayanan Rumah Sakit terhadap pasien miskin (Jamkesmas, Gakin, dan SKTM), mengukur kualitas pelayanan Rumah Sakit terhadap pasien miskin, dan memberikan masukan kebijakan terkait dengan pelayanan Rumah Sakit terhadap pasien miskin. Lebih lanjut dikatakan oleh Ratna dalam presentasinya bahwa berdasarkan hasil survey tersebut, ditemukan 9 poin permasalahan yaitu; 1. Pasien masih mengeluhkan pelayanan RS, 2. Pasien perempuan lebih banyak didiskriminasi dalam memperoleh pelayanan RS, 3. Diskriminasi pelayanan RS terhadap pasien miskin (pengguna SKTM), 4. Penolakan RS terhadap pasien miskin, 5. RS masih meminta uang muka kepada pasien, 6. Masih ada pungutan dalam mendapatkan kartu jaminan berobat, 7. Pasien miskin masih sulit mengakses obat, 8. Masih ada keluhan terkait fasilitas dan sarana RS yang buruk, serta 9. Berobat gratis belum terealisasi sepenuhnya. ICW memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar mengambil tindakan administratif terhadap RS yang memberikan pelayanan yang buruk terhadap pasien miskin, mendorong RS agar lebih transparan dan akuntabel dalam pelayanan bagi pasien miskin, mendorong tercapainya standar pelayanan minimal RS, 1 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2/2 26-10-2017 membentuk Badan Pengawas Rumah Sakit, serta mewujudkan jaminan sosial kesehatan secara universal sesuai konsep UU SJSN, ujar Ratna. Pada kesempatan yang sama ICW juga memberikan daftar 13 RS nakal disekitar Jabotabek yang selama survey dilakukan didapati masih memberikan pelayanan yang buruk, terutama kepada pasien miskin. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail [email protected], [email protected], [email protected]. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - 2 - Printed @ 26-10-2017 12:10