BALITBANG PROVINSI RIAU KAJI POTENSI IKAN RUCAH DI KAB. KEPULAUAN MERANTI Oleh : Subkhan Riza Sebagai sebuah Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang sangat besar, diantaranya adalah potensi sumberdaya perikanan budidaya. Namun demikian, besarnya potensi sumberdaya perikanan budidaya belum mampu dimanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan karena masih dijumpai berbagai permasalahan dalam pengembangan usaha budidaya perikanan. Permasalahan yang paling menonjol adalah tingginya harga pakan ikan. Pakan merupakan faktor yang paling dominan dalam kegiatan budidaya ikan, karena 60-70% dari biaya produksi berasal dari biaya pakan. Tingginya harga pakan ikan di Indonesia disebabkan karena bahan essensial untuk pembuatan pakan yakni tepung ikan masih tergantung pada impor. Tepung ikan masih menjadi komponen utama sumber protein dalam formulasi pakan dari ikan. Hingga kini 75% kebutuhan tepung ikan di dalam negeri masih dipenuhi dari impor. Padahal Indonesia sebenarnya sangat kaya akan bahan baku untuk industri tepung ikan, diantaranya adalah ikan rucah. Ikan rucah, adalah kelompok ikan pelagis yang kurang memiliki nilai ekonomis namun memiliki kandungan protein dan lemak yang relatif tinggi. Selama ini para nelayan diberbagai daerah hanya membuang ikan-ikan rucah ini karena dinilai kurang ekonomis, selain itu banyak dari ikan-ikan ini mudah mengalami proses penurunan mutu pasca penangkapan, sehingga ikan-ikan ini dibiarkan membusuk menjadi limbah dan berpotensi merusak lingkungan. Kepulauan Meranti merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang memiliki potensi ikan rucah yang cukup besar. Ikan rucah pada umumnya dihasilkan melalui usaha penangkapan ikan yang menggunakan alat tangkap gombang dan pengerih. Berdasarkan data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Meranti, bahwa 40,57% hasil produksi perikanan tangkap di kepulauan Meranti sebesar 2.076,60 ton merupakan produksi dalam bentuk ikan rucah. Sumber : Dokumentasi Subkhan riza 1 Melihat besarnya potensi ikan rucah di daerah ini, maka Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Riau pada telah melakukan kajian “Potensi Ikan Rucah sebagai bahan baku Industri Tepung Ikan di Kabupaten Kepulauan Meranti”. Berdasarkan hasil penelitian Subkhan Riza, peneliti Balitbang Provinsi Riau, ikan rucah hasil tangkapan nelayan gombang di kabupaten Kepulauan Meranti memiliki kandungan protein sebesar 55,8 persen, total volatile base nitrogen (TVB-N) 80,2 persen, kadar abu 19,4 persen dan kadar lemak 3,35 persen. Protein merupakan komponen yang paling penting di dalam komposisi tepung ikan yang akan dijadikan bahan baku pembuatan pakan ikan. Berdasarkan kandungan proteinnya, ikan rucah di Kepulauan Meranti berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku industri tepung ikan dengan kualitas Mutu B (SNI 2615-2015). Sedangkan jika dilihat dari kadar TVB-N, kadar lemak dan kadar abu ikan rucah memenuhi standar kualitas tepung ikan SNI 2715 – 2013 termasuk dalam kategori mutu A. (SUBKHAN RIZA). 2