BAB I PENDAHULUAN I.I. LATAR BELAKANG Setelah perang dunia kedua, pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil mengalami kemajuan dengan pesat, PBB melalui WHO dan UNICEF-nya membantu perkembangan Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA di seluruh dunia dengan uang, obat-obatan, tenaga terampil, dan peralatan; terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. BKIA merupakan pusat pengawasan ibu dan anak. Dengan usaha ini ternyata angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi jelas menurun. Orang dulu menyangka bahwa pertolongan sewaktu bersalin merupakan yang paling penting. Sekarang sangkaan ini dianggap salah, karena ibarat main sepak bola tidak mungkin suatu kesebelasan menang bila tidak ada latihan-latihan yang intensif sebelumnya. Jadi kedua-duanya, pemeriksaan dan pengawasan selagi hamil serta pertolongan persalinan, merupakan hal yang penting. Banyak penyulit-penyulit sewaktu hamil dengan pengawasan yang baik dan bermutu dapat diobati dan dicegah, sehingga persalinan dapat berjalan mudah dan normal. Apabila suatu tindakan akan diambil, hal ini dilakukan sedini mungkin tanpa menunggu terjadinya komplikasi dan persalinan tidak terlantar. Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada dokter ahli kebidanan, dokter ahli lain, dokter umum, bidan, dan dukun terlatih. Dalam satu komunitas seperti di Indonesia ada pusat-pusat kesehatan PUSKESMAS dan KIA-nya dimana seorang ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya.4 Page | 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.I. DEFINISI Perawatan Prenatal adalah monitoring dan manajemen dari pasien selama kehamilan untuk mencegah komplikasi dari kehamilan dan mempromosikan akhir dari kehamilan untuk ibu dan infan.7 II.II. TUJUAN PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN IBU HAMIL Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Tujuan khusus adalah: 1) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan nifas. 2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin. 3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. 4) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi. 5) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 6) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi. 7) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan dan komplikasi yang mungkin terjadi. 8) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin. Page | 2 9) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan memberikan ASI eksklusif. 10) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.4 II.III. STANDAR MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL “7T” a. Timbang berat badan b. Ukur Tekanan darah c. Ukur Tinggi badan d. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid TT lengkap e. Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama hamil f. Tes terhadap penyakit menular seksual g. Temu wicara dalam rangka rujukan Manfaat dari masing-masing pemeriksaan tersebut adalah: a. Timbang Berat Badan Pemantauan berat badan sangat penting selama masa kehamilan. Kenaikan berat badan menunjukan kesehatan dan petumbuhan janin. Oleh karena itu sebaiknya berat badan selama hamil jangan terlalu melonjak maupun terlalu minim. Ibu yang berat badannya terlalu melonjak akan berakibat pada preeklampsia, diabetes mellitus, jantung dan lain-lain. Ibu yang memiliki berat badan kurang maka selama masa kehamilan kenaikan berat badannya harus mencapai 12-16 kg, ibu yang memiliki berat badan seimbang atau normal, kenaikan berat badan selama hamil antara 9-12 kg, dan ibu yang memiliki berat badan berlebih, kenaikan berat badan selama kehamilan adalah 6-9 kg. Page | 3 b. Tekanan Darah Saat kondisi tubuh normal, tekanan darah diastol berkisar antara 60-80 mmHg dan sistol 90-120 mmHg. Akan tetapi saat hamil terjadi penurunan tekanan darah. Setelah usia kehamilan 20-32 minggu tekanan darah kembali normal. Peningkatan tekanan darah harus selalu dilihat selama masa kehamilan untuk menghindari hal-hal buruk seperti eklampsia, gagal ginjal, penyakit jantung koroner dan lain-lain. Standar pemeriksaan tekanan darah adalah 4x selama masa kehamilan, yakni 1x pada trimester pertama, 1x pada trimester kedua dan 2x pada trimester ketiga. c. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid Imunisasi ini diberikan untuk memberikan perlindungan untuk ibu dan janin terhadap penyakit tetanus. Biasanya diberikan secara berulang dengan selang waktu (interval), diberikan minimal 2x pada ibu hamil. Tabel 2.1 Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid Antigen TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5 Interval ANC 1 4 mgg TT1 6 bln TT 2 1 th TT 3 1 th TT 4 Perlindungan 0 3 th 5 th 10 th 25 th Perlindungan % 0 80% 95% 99% 99% Paling lambat 2 minggu sebelum melahirkan d. Pemberian Tablet Besi Tablet besi diberikan minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Setiap tablet mengandung 320 mg FeSO4. Tablet ini berfungsi untuk pembentukan sel darah merah. Seorang ibu hamil akan mengalami penambahan volume darah selama kehamilannya, sehingga darah menjadi lebih encer dan kondisi ini yang dinamakan anemia kehamilan. Anemia pada kehamilan akan mengakibatkan kelelahan, asupan oksigen sedikit mengakibatkan kecacatan, atonia uteri pada saat kelahiran dan perdarahan pasca salin. Page | 4 e. Ukuran Tinggi Fundus Uteri Pengukuran fundus uteri selama kehamilan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan janin di dalam rahim, tinggi fundus juga untuk menentukan tuanya kehamilan. f. Tes terhadap penyakit menular Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya bibit penyakit (virus/mikroorganisme) yang dapat menimbulkan penyakit dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. g. Temu Wicara dengan ibu dan keluarga Hal ini dilakukan sebagai perencanaan, antisipasi dan persiapan dini untuk pengambilan keputusan dalam melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.2,4 II.IV. DIAGNOSIS KEHAMILAN Lama Kehamilan Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan (lunar months). Kehamilan dibagi atas 3 trimester: a) kehamilan trimester I antara 0-12 minggu, b) kehamilan trimester II antara 12-28 minggu, dan c) kehamilan trimester III antara 28-40 minggu.4 II.V. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN 1. Tanda-tanda presumtif: Amenorea (tidak dapat haid) Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan rumus Naegele: TTP = (hari pertama HT + 7) dan (bulan HT + 3). Page | 5 Mual dan muntah (nausea and vomiting) Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir trimester pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemis. Mengidam (ingin makanan khusus) Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulanbulan trimester pertama. Tidak tahan bau-bauan Pingsan Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan. Tidak ada selera makan (anoreksia) Hanya berlangsung pada trimester pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali. Lelah (fatigue) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat membesar. Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang yang membesar. Gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin. Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), aerola mammae, leher, dan dinding perut (linea nigra = grisea). Epulis: hipertrofi dari papil gusi. Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva biasanya dijumpai pada trimester akhir. Page | 6 2. Tanda-tanda kemungkinan hamil Perut membesar Perut akan membesar pada kehamilan dan makin membesar seiring bertambahnya usia kehamilan. Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Tanda Hegar Pada wanita hamil minggu ke 6, isthmus uteri akan sangat lembek karena peningkatan kadar estrogen dan progesteron. Sehingga pada pemeriksaan bimanual, corpus uteri seolah-olah menyatu dengan serviks. Goedel Sign Pada wanita hamil 6-8 minggu, serviks uteri menjadi sangat lembek, yang juga disebabkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron. Piskacek Sign Adalah suatu tanda dimana uterus membesar tidak rata, karena perkembangan organ janin. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang = Braxton Hicks Ballotement Suatu tanda dimana volume air ketuban lebih banyak daripada volume bayi, sehingga jika dilakukan pemeriksaan ballotement, akan terasa lentingan, dan jika bayi melenting seluruhnya disebut ballotement in toto. Page | 7 Pemeriksaan Hcg Pada wanita hamil, kadar Hcg akan meningkat, dan urine akan mengandung Hcg. 3. Tanda pasti (positif) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin. Denyut jantung janin: 1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec 2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler 3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram 4) Dilihat pada ultrasongrafi Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.3,5,8 II. VI. DIAGNOSIS BANDING KEHAMILAN Suatu kehamilan kadang harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang dalam pemeriksaan meragukan: 1) Hamil palsu (pseudocyesis = kehamilan spuria): Gejala dapat sama dengan kehamilan, seperti amenorea, perut membesar, mual, muntah, air susu keluar, dan bahkan wanita ini merasakan gerakan janin. Namun pada pemeriksaan, uterus tidak membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan negatif. 2) Mioma uteri: Perut dan rahim membesar, namun pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala berbenjol-benjol. Tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda-tanda kehamilan lainnya. 3) Kista ovarii: Perut membesar bahkan makin bertambah besar, namun pada pemeriksaan dalam, rahim teraba seperti biasa. Reaksi kehamilan negatif, tandatanda kehamilan lain negatif. 4) Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin: pada pemasangan kateter keluar banyak air kencing. 5) Hematometra: Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan hymen imperforata, stenosis vagina atau serviks.1,4 Page | 8 Diagnosis banding Nulipara dan Multipara NULIPARA MULTIPARA 1. Perut tegang Perut longgar, perut gantung, banyak striae 2. Perut menonjol Tidak begitu menonjol 3. Rahim tegang Agak lunak 4. Payudara tegang Kurang tegang dan tergantung, ada striae 5. Labia majora nampak bersatu Terbuka 6. Hymen terkoyak pada beberapa Kurunkula hymenalis tempat 7. Vagina sempit dengan rugae yang Lebih lebar, rugae kurang menonjol utuh 8. Serviks licin, bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari Bisa terbuka satu jari, kadang kala ada bekas robekan persalinan yang lalu 9. Perineum utuh dan baik Bekas robekan atau bekas episiotomi 10. Pembukaan serviks: - - Serviks mendatar dulu, baru Mendatar sambil membuka hampir membuka sekaligus Pembukaan rata-rata 1 cm dalam 2 2 cm dalam 1 jam jam Page | 9 11. Bagian terbawah janin turun pada 46 minggu akhir kehamilan 12. Persalinan hampir selalu dengan Biasanya tidak terfiksir pada PAP sampai persalinan mulai Tidak episiotomi II. VII. PEMERIKSAAN PADA MASA ANTENATAL Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care a. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12-13 kali selama kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat. 1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya satu bulan. 2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan. 3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan sampai terjadinya persalinan. b. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali. c. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam. Sebelum melakukan pemeriksaan kehamilan hendaknya pemeriksa melakukan pendataan berdasarkan keluhan umum ibu sehingga dapat membuat suatu diagnosa adapun langkah-langkah dalam pemeriksaan ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Anamnesa 1) Anamnesa identitas istri dan suami: nama, umur, agama, pekerjaan, alamat dan sebagainya. Page | 10 2) Anamnesa umum : a) Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, BAK, BAB, perkawinan dan sebagainya. b) Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HPHT) c) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau kehamilan mola sebelumnya. b. Pemeriksaan diagnostik 1) Pemeriksaan umum meliputi: 2) Keadaan umum 3) Keadaan status gizi 4) Keadaan jantung dan paru-paru 5) Adanya edema 6) Refleks 7) Berat badan 8) Tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu badan, dan respirasi) 9) Pemeriksaan laboratorium c. Pemeriksaan status obstetrikus 1) Inspeksi Pemeriksaan pandang seluruh tubuh meliputi muka, leher, dada, perut, vulva, ekstremitas atas dan bawah dan sebagainya. 2) Palpasi a) Pemeriksaan raba untuk menentukan umur kehamilan dengan mengukur besarnya rahim, menentukan berat janin dan lain-lain. Page | 11 b) Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil. Lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan payudara. c) Palpasi perut untuk menentukan : (1) Besar dan konsistensi rahim (2) Bagian-bagian janin, letak persentasi Manuver palpasi menurut leopold : Leopold I • Pemeriksaan menghadap ke arah muka ibu hamil • Menentukan TFU bagian janin dalam fundus • Konsistensi uterus Variasi menurut Knebel • Menentukan letak kepala atau bokong satu tangan di fundus dan tangan lain diatas simfisis Leopold II • Menentukan batas samping rahim kanan kiri • Menentukan letak punggung janin • Pada letak lintang tentukan dimana kepala janin Variasi menurut Budin : • Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus Leopold III • Menentukan bagian terbawah janin • Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih bisa digoyang Page | 12 Variasi menurut Ahlfeld: • Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakan tegak perut Leopold IV • Pemeriksa menghadap ke arah ibu hamil • Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan seberapa jauh sudah masuk pintu atas panggul (3) Gerakan janin (4) Kontraksi rahim Braxton-Hicks dan his Ukuran Tinggi Fundus Uteri menurut Spiegelberg Umur kehamilan dalam minggu 22-28 minggu 28 minggu 30 minggu 32 minggu 34 minggu 36 minggu 38 minggu 40 minggu Tinggi Fundus Uteri dalam cm 24-25 cm diatas sympisis 26,7 cm diatas sympisis 29,5-30 cm diatas sympisis 29,5-30 cm diatas sympisis 31 cm diatas sympisis 32 cm diatas sympisis 33 cm diatas sympisis 37,7 cm diatas sympisis Memantau Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) Taksiran berat badan janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson-Tausak. perhitungan ini penting sebagai dasar pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan. Rumus tersebut : Keterangan: N= 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul N= 12 bila masih berada diatas spina isciadica N= 11 bila sudah berada dibawah spina isciadica Page | 13 3) Auskultasi Jantung janin merupakan observasi esensial tentang kesejahteraan janin dan harus di auskultasi pada setiap pemeriksaan abdomen dan setelah pemeriksaan apapun. Mengetahui presentasi dan posisi janin berarti mengetahui di bagian mana alat tersebut diletakkan di abdomen ibu agar dapat mendengar bunyi jantung janin. Jantung janin dikaji: keberadaannya, frekuensinya normalnya 120/160 x/menit, keteraturannya, dan variabilitasnya. d. Pemeriksaan Laboratorium Ibu hamil hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya sekurang-kurangnya 2x selama kehamilan, sekali pada permulaan dan sekali lagi pada akhir kehamilannya. e. Ultrasonografi Dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen, USG tidak berbahaya untuk janin, karena memakai prinsip sonar 9 bunyi O. Jadi boleh dipergunakan pada kehamilan muda.2,5,6 II. VIII. ANJURAN UNTUK IBU PADA MASA ANTENATAL a. Nutrisi (Diet) ibu hamil Wanita hamil yang menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inertia uteri, perdarahan pascasalin, sepsis purpuralis dan lainlain. Sedangkan makan berlebihan, karena dianggap untuk dua orang ibu dan janin, dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre eklampsia, janin besar, dan sebagainya. Zat-zat yang diperlukan dalam pemenuhan gizi ibu hamil antara lain: protein, karbohidrat, zat lemak, mineral dan bermacam-macam garam, terutama kalsium, fosfor dan zat besi (Fe), vitamin dan air. Makanan diperlukan antara lain untuk pertumbuhan janin, plasenta, uterus, buah dada, dan kenaikan metabolisme sebagai pengawasan kecukupan gizi ibu hamil dan Page | 14 pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya. Kenaikan berat badan rata-rata 6,5 sampai 16 kg (10-12 kg). Kenaikan berat badan yang dianjurkan Committee of the national Academy of Science : 1) Untuk ibu dengan BB di bawah berat seharusnya (underweight) kenaikan yang dianjurkan 12.5-18 kg. 2) Untuk ibu dengan BB normal kenaikan yang dianjurkan adalah antara 11.5-16 kg. 3) Untuk ibu dengan BB berlebih (overweight) kenaikan BB yang dianjurkan antara 7-11.5 kg. Body Mass Index ( BMI ) Mengukur tubuh dengan dengan rumus “Body Mass Index“. Nutrisi dan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 300 kalori. Kenaikan berat badan berdasarkan BMI yaitu : BMI = BB/TB2 Underweight : < 19,8 kg/m2 Normoweight : 19,8-26 kg/m2 Overweight : 26 kg/m2 b. Merokok Jelas bahwa bayi dari ibu perokok mempunyai berat badan lebih kecil. Karena itu wanita hamil dilarang merokok. c. Obat-obatan Prinsip jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama pada triwulan pertama. Perlu dipertanyakan mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh karena itu harus dipertimbangkan pemakai obat-obatan tersebut. Page | 15 d. Gerakan badan Gerakan badan atau olahraga ringan sangat berguna bagi ibu hamil, dimana dapat membantu sirkulasi darah menjadi lebih baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak. Dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam udara yang masih segar. e. Kerja Kehamilan bukanlah suatu penyakit yang mengharuskan ibu untuk istirahat, oleh karena ibu hamil tetap dapat melakukan aktivitas seperti biasa asalkan ibu hamil beristirahat dengan cukup dan makan secara teratur serta memeriksakan kehamilan dengan teratur. f. Berpergian Wanita hamil tetap dapat bepergian asalkan tidak terlalu melelahkan dan tidak duduk terlalu lama. Hal ini dikarenakan duduk lama dapat menyebabkan Vena Staganis yang mana dapat menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak. g. Pakaian Pakaian wanita hendaknya memakai pakaian yang longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Pemakaian kutang yang dapat menyokong payudara dan memakai pakaian dalam yang selalu bersih supaya ibu tetap nyaman. Sepatu dengan tumit yang terlalu tinggi dianjurkan tidak dipergunakan oleh wanita yang sedang hamil. h. Istirahat dan rekreasi Wanita hamil sangat memerlukan istirahat yang lebih, terutama pada kehamilan trimester ketiga. Waktu tidur pada malam hari sebaiknya selama 8-9 jam, dan pada minggu berikutnya ditambahkan tidur siang selama 2 jam dan sebaiknya dilakukan di tempat tidur atau di kursi panjang yang dapat menyangga kedua kaki. Page | 16 i. Mandi Mandi diperlukan untuk kebersihan. Terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut/ringan. j. Koitus Koitus tidak dihalangi kecuali ada riwayat: 1) Sering abortus/prematur 2) Perdarahan per vaginam 3) Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati 4) Bila ketuban pecah koitus dilarang 5) Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus partus prematurus k. Kesehatan jiwa Kehamilan dan persalinan adalah suatu hal yang fisiologis, namun banyak ibu-ibu yang tidak tenang. Merasa kuatir akan hal ini. Untuk itu bidan harus dapat menanamkan kepercayaan kepada ibu hamil dan menerangkan apa yang harus diketahuinya karena kebodohan, rasa takut, dan sebagainya dapat menyebabkan rasa sakit pada waktu persalinan ini akan mengganggu jalannya partus, ibu akan menjadi lelah dan kekuatan hilang. Untuk menghilangkan kecemasan harus ditanamkan kerja sama pasien-penolong. l. Perawatan payudara Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu sebelumnya harus dirawat. Untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah, maka puting susu dan aerola payudara dirawat baik-baik dengan menggunakan air sabun. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar atau dengan cara hoffman. Page | 17 m. Pergerakan Janin Berkurang atau hilangnya pergerakan janin dapat merupakan suatu tanda gawat janin yang dapat berakhir dengan kematian janin. Karena itu sebaiknya ibu mengerti cara menghitung pergerakan janin. Kepentingan dari menghitung gerakan janin ini adalah agar ibu terbiasa menyadari jika ada sesuatu yang salah pada janin yang dikandungnya. Berkurangnya gerakan janin berkaitan dengan kesejahteraannya dalam rahim, jika ibu merasakan janinnya kurang bergerak, segera hubungi dokter karena kemungkinan janin ibu mengalami gangguan yang dapat menyebabkan gawat janin, jika tidak segera diatasi dapat berakibat kematian janin dalam rahim. Pemantauan gerakan janin harus sudah dimulai sejak awal, yakni sejak ibu mulai merasa pergerakan anak, karena ibu sendirilah yang paling tahu dan mungkin mendeteksi kesehatan janinnya, biasakan memperhatikan gerakan anak setiap hari. Dianjurkan untuk memperhatikannya pada malam hari, saat itu janin sedang bangun. Cara menghitung pergerakan janin: Ibu berbaring (malam hari) dan menghitung pergerakan janin selama 20 menit. Janin yang sehat akan bergerak lebih dari 5x dalam 20 menit. Apabila ini terjadi janin ibu akan baik selama 24 jam berikutnya, sehingga dengan memantau gerakan janin ibu dapat memprediksi kesehatan janin setidaknya 24 jam ke depan. Apabila janin bergerak kurang dari 5x dalam 20 menit. Segera hubungi rumah sakit untuk mendapatkan pemantauan yang lebih akurat dengan cara Non Stres Test.4,5,6 Page | 18 BAB III KESIMPULAN Antenatal Care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal. Antenatal Care bertujuan memfasilitasi hasil yang sehat dan positif, bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Pemeriksaan selama hamil pada intinya bertujuan menekan angka kematian ibu melahirkan dan menurunkan angka kematian bayi, serta mendeteksi dini seandainya terdapat gangguan, agar bisa segera diatasi. Pemeriksaan kehamilan penting dilakukan mengingat perkembangan penyakit sering kali berjalan cepat. Selain itu kesehatan ibu hamil dapat dipantau misalnya: kondisi jantung, tekanan darah, dan sebagainya. Pelayanan ANC merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya yang mencakup banyak hal meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik baik umum dan khusus. Pemeriksaan psikologis, pemerikasaan laboratorium atas intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Page | 19 DAFTAR PUSTAKA 1. Cunningham, Mc Donald, Gant. Multifetal Gestation. William Obstetrik, 22st USA. Prentice Hall International, 1 2005. 2. Depkes RI, 1997, Pedoman Pelayanan Antenatal Di Tingkat Pelayanan Dasar, Jakarta 3. Ibrahim Christina. S, 1993, Perawatan Kebidanan, Buana Karya Aksara, Jakarta. 4. Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Jilid 1, Edisi 2, EGC, Jakarta. 5. Saifudin Abdul Bari, dkk, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-YS, Jakarta. 6. Sarwono, 2000, Pelayanan Kesehatan Anternal dan Neonatal 2, NPPKN, Rogi, Jakarta. 7. U.S. Public Health Service. (1989). Caring for our future: The content of prenatal care: A report of the Public Health Service Panel on the Content of Prenatal Care. Washington, DC: US Government Printing Office. 8. http://emedicine.medscape.com Page | 20