BAB I PENDAHULUAN II LATAR BELAKANG Setelah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. LATAR BELAKANG
Setelah perang dunia kedua, pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil
mengalami kemajuan dengan pesat, PBB melalui WHO dan UNICEF-nya
membantu perkembangan Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA di seluruh
dunia dengan uang, obat-obatan, tenaga terampil, dan peralatan; terutama untuk
negara-negara yang sedang berkembang. BKIA merupakan pusat pengawasan ibu
dan anak. Dengan usaha ini ternyata angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi
jelas menurun.
Orang dulu menyangka bahwa pertolongan sewaktu bersalin merupakan yang
paling penting. Sekarang sangkaan ini dianggap salah, karena ibarat main sepak bola
tidak mungkin suatu kesebelasan menang bila tidak ada latihan-latihan yang intensif
sebelumnya. Jadi kedua-duanya, pemeriksaan dan pengawasan selagi hamil serta
pertolongan persalinan, merupakan hal yang penting. Banyak penyulit-penyulit
sewaktu hamil dengan pengawasan yang baik dan bermutu dapat diobati dan
dicegah, sehingga persalinan dapat berjalan mudah dan normal. Apabila suatu
tindakan akan diambil, hal ini dilakukan sedini mungkin tanpa menunggu terjadinya
komplikasi dan persalinan tidak terlantar.
Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada dokter ahli kebidanan, dokter
ahli lain, dokter umum, bidan, dan dukun terlatih. Dalam satu komunitas seperti di
Indonesia ada pusat-pusat kesehatan PUSKESMAS dan KIA-nya dimana seorang
ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya.4
Page | 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I. DEFINISI
Perawatan Prenatal adalah monitoring dan manajemen dari pasien selama kehamilan
untuk mencegah komplikasi dari kehamilan dan mempromosikan akhir dari
kehamilan untuk ibu dan infan.7
II.II. TUJUAN PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN IBU HAMIL
Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak
yang sehat.
Tujuan khusus adalah:
1) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas.
2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin.
3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
4) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi.
5) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
6) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
7) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan dan komplikasi yang mungkin
terjadi.
8) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
Page | 2
9) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan memberikan ASI
eksklusif.
10) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.4
II.III. STANDAR MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL “7T”
a. Timbang berat badan
b. Ukur Tekanan darah
c. Ukur Tinggi badan
d. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid TT lengkap
e. Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama hamil
f. Tes terhadap penyakit menular seksual
g. Temu wicara dalam rangka rujukan
Manfaat dari masing-masing pemeriksaan tersebut adalah:
a. Timbang Berat Badan
Pemantauan berat badan sangat penting selama masa kehamilan. Kenaikan berat
badan menunjukan kesehatan dan petumbuhan janin. Oleh karena itu sebaiknya
berat badan selama hamil jangan terlalu melonjak maupun terlalu minim. Ibu yang
berat badannya terlalu melonjak akan berakibat pada preeklampsia, diabetes
mellitus, jantung dan lain-lain. Ibu yang memiliki berat badan kurang maka selama
masa kehamilan kenaikan berat badannya harus mencapai 12-16 kg, ibu yang
memiliki berat badan seimbang atau normal, kenaikan berat badan selama hamil
antara 9-12 kg, dan ibu yang memiliki berat badan berlebih, kenaikan berat badan
selama kehamilan adalah 6-9 kg.
Page | 3
b. Tekanan Darah
Saat kondisi tubuh normal, tekanan darah diastol berkisar antara 60-80 mmHg dan
sistol 90-120 mmHg. Akan tetapi saat hamil terjadi penurunan tekanan darah.
Setelah usia kehamilan 20-32 minggu tekanan darah kembali normal. Peningkatan
tekanan darah harus selalu dilihat selama masa kehamilan untuk menghindari hal-hal
buruk seperti eklampsia, gagal ginjal, penyakit jantung koroner dan lain-lain.
Standar pemeriksaan tekanan darah adalah 4x selama masa kehamilan, yakni 1x
pada trimester pertama, 1x pada trimester kedua dan 2x pada trimester ketiga.
c. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Imunisasi ini diberikan untuk memberikan perlindungan untuk ibu dan janin
terhadap penyakit tetanus. Biasanya diberikan secara berulang dengan selang waktu
(interval), diberikan minimal 2x pada ibu hamil.
Tabel 2.1
Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Antigen
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
Interval
ANC 1
4 mgg TT1
6 bln TT 2
1 th TT 3
1 th TT 4
Perlindungan
0
3 th
5 th
10 th
25 th
Perlindungan %
0
80%
95%
99%
99%
Paling lambat 2 minggu sebelum melahirkan
d. Pemberian Tablet Besi
Tablet besi diberikan minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Setiap tablet
mengandung 320 mg FeSO4. Tablet ini berfungsi untuk pembentukan sel darah
merah. Seorang ibu hamil akan mengalami penambahan volume darah selama
kehamilannya, sehingga darah menjadi lebih encer dan kondisi ini yang dinamakan
anemia kehamilan. Anemia pada kehamilan akan mengakibatkan kelelahan, asupan
oksigen sedikit mengakibatkan kecacatan, atonia uteri pada saat kelahiran dan
perdarahan pasca salin.
Page | 4
e. Ukuran Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran fundus uteri selama kehamilan dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan janin di dalam rahim, tinggi fundus juga untuk menentukan tuanya
kehamilan.
f. Tes terhadap penyakit menular
Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya bibit penyakit
(virus/mikroorganisme) yang dapat menimbulkan penyakit dan dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin.
g. Temu Wicara dengan ibu dan keluarga
Hal ini dilakukan sebagai perencanaan, antisipasi dan persiapan dini untuk
pengambilan keputusan dalam melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.2,4
II.IV. DIAGNOSIS KEHAMILAN
Lama Kehamilan
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan (lunar months).
Kehamilan dibagi atas 3 trimester: a) kehamilan trimester I antara 0-12 minggu, b)
kehamilan trimester II antara 12-28 minggu, dan c) kehamilan trimester III antara
28-40 minggu.4
II.V. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
1. Tanda-tanda presumtif:

Amenorea (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT) supaya dapat
ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung
dengan menggunakan rumus Naegele: TTP = (hari pertama HT + 7) dan (bulan HT
+ 3).
Page | 5

Mual dan muntah (nausea and vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir trimester
pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi).
Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemis.

Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulanbulan trimester pertama.

Tidak tahan bau-bauan

Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.

Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada trimester pertama kehamilan, kemudian nafsu makan
timbul kembali.

Lelah (fatigue)

Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery
terlihat membesar.

Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang yang membesar.
Gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala
ini kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon
steroid.

Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka
(chloasma gravidarum), aerola mammae, leher, dan dinding perut (linea nigra =
grisea).

Epulis: hipertrofi dari papil gusi.

Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva biasanya
dijumpai pada trimester akhir.
Page | 6
2. Tanda-tanda kemungkinan hamil

Perut membesar
Perut akan membesar pada kehamilan dan makin membesar seiring bertambahnya
usia kehamilan.

Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari
rahim.

Tanda Hegar
Pada wanita hamil minggu ke 6, isthmus uteri akan sangat lembek karena
peningkatan kadar estrogen dan progesteron. Sehingga pada pemeriksaan bimanual,
corpus uteri seolah-olah menyatu dengan serviks.

Goedel Sign
Pada wanita hamil 6-8 minggu, serviks uteri menjadi sangat lembek, yang juga
disebabkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron.

Piskacek Sign
Adalah suatu tanda dimana uterus membesar tidak rata, karena perkembangan organ
janin.

Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang = Braxton Hicks

Ballotement
Suatu tanda dimana volume air ketuban lebih banyak daripada volume bayi,
sehingga jika dilakukan pemeriksaan ballotement, akan terasa lentingan, dan jika
bayi melenting seluruhnya disebut ballotement in toto.
Page | 7

Pemeriksaan Hcg
Pada wanita hamil, kadar Hcg akan meningkat, dan urine akan mengandung Hcg.
3. Tanda pasti (positif)

Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian
janin.

Denyut jantung janin:
1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4) Dilihat pada ultrasongrafi

Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.3,5,8
II. VI. DIAGNOSIS BANDING KEHAMILAN
Suatu kehamilan kadang harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang dalam
pemeriksaan meragukan:
1) Hamil palsu (pseudocyesis = kehamilan spuria): Gejala dapat sama dengan
kehamilan, seperti amenorea, perut membesar, mual, muntah, air susu keluar,
dan bahkan wanita ini merasakan gerakan janin. Namun pada pemeriksaan,
uterus tidak membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan negatif.
2) Mioma uteri: Perut dan rahim membesar, namun pada perabaan, rahim terasa
padat, kadang kala berbenjol-benjol. Tanda kehamilan negatif dan tidak
dijumpai tanda-tanda kehamilan lainnya.
3) Kista ovarii: Perut membesar bahkan makin bertambah besar, namun pada
pemeriksaan dalam, rahim teraba seperti biasa. Reaksi kehamilan negatif, tandatanda kehamilan lain negatif.
4) Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin: pada pemasangan kateter keluar
banyak air kencing.
5) Hematometra: Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan hymen
imperforata, stenosis vagina atau serviks.1,4
Page | 8
Diagnosis banding Nulipara dan Multipara
NULIPARA
MULTIPARA
1. Perut tegang
Perut
longgar,
perut
gantung,
banyak striae
2. Perut menonjol
Tidak begitu menonjol
3. Rahim tegang
Agak lunak
4. Payudara tegang
Kurang tegang dan tergantung, ada
striae
5. Labia majora nampak bersatu
Terbuka
6. Hymen terkoyak pada beberapa
Kurunkula hymenalis
tempat
7. Vagina sempit dengan rugae yang
Lebih lebar, rugae kurang menonjol
utuh
8. Serviks licin, bulat dan tidak dapat
dilalui oleh satu ujung jari
Bisa terbuka satu jari, kadang kala
ada bekas robekan persalinan yang
lalu
9. Perineum utuh dan baik
Bekas
robekan
atau
bekas
episiotomi
10. Pembukaan serviks:
-
-
Serviks
mendatar
dulu,
baru
Mendatar sambil membuka hampir
membuka
sekaligus
Pembukaan rata-rata 1 cm dalam 2
2 cm dalam 1 jam
jam
Page | 9
11. Bagian terbawah janin turun pada 46 minggu akhir kehamilan
12. Persalinan hampir selalu dengan
Biasanya tidak terfiksir pada PAP
sampai persalinan mulai
Tidak
episiotomi
II. VII. PEMERIKSAAN PADA MASA ANTENATAL
Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care
a. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12-13 kali selama
kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak
4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.
1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya
satu bulan.
2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan.
3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan sampai
terjadinya persalinan.
b. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu
trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.
c. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila
janin tidak bergerak lebih dari 12 jam.
Sebelum melakukan pemeriksaan kehamilan hendaknya pemeriksa melakukan
pendataan berdasarkan keluhan umum ibu sehingga dapat membuat suatu diagnosa
adapun langkah-langkah dalam pemeriksaan ibu hamil adalah sebagai berikut:
a. Anamnesa
1) Anamnesa identitas istri dan suami: nama, umur, agama, pekerjaan, alamat dan
sebagainya.
Page | 10
2) Anamnesa umum :
a) Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, BAK, BAB, perkawinan dan
sebagainya.
b) Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HPHT)
c) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau kehamilan
mola sebelumnya.
b. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan umum meliputi:
2) Keadaan umum
3) Keadaan status gizi
4) Keadaan jantung dan paru-paru
5) Adanya edema
6) Refleks
7) Berat badan
8) Tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu badan, dan respirasi)
9) Pemeriksaan laboratorium
c. Pemeriksaan status obstetrikus
1) Inspeksi
Pemeriksaan pandang seluruh tubuh meliputi muka, leher, dada, perut, vulva,
ekstremitas atas dan bawah dan sebagainya.
2) Palpasi
a) Pemeriksaan raba untuk menentukan umur kehamilan dengan mengukur besarnya
rahim, menentukan berat janin dan lain-lain.
Page | 11
b) Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi
dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil. Lakukanlah
palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan payudara.
c) Palpasi perut untuk menentukan :
(1) Besar dan konsistensi rahim
(2) Bagian-bagian janin, letak persentasi
Manuver palpasi menurut leopold :
Leopold I
• Pemeriksaan menghadap ke arah muka ibu hamil
• Menentukan TFU bagian janin dalam fundus
• Konsistensi uterus
Variasi menurut Knebel
• Menentukan letak kepala atau bokong satu tangan di fundus dan tangan lain
diatas simfisis
Leopold II
• Menentukan batas samping rahim kanan kiri
• Menentukan letak punggung janin
• Pada letak lintang tentukan dimana kepala janin
Variasi menurut Budin :
• Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus
Leopold III
• Menentukan bagian terbawah janin
• Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih bisa digoyang
Page | 12
Variasi menurut Ahlfeld:
• Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakan tegak perut
Leopold IV
• Pemeriksa menghadap ke arah ibu hamil
• Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan seberapa jauh sudah masuk
pintu atas panggul
(3) Gerakan janin
(4) Kontraksi rahim Braxton-Hicks dan his
Ukuran Tinggi Fundus Uteri menurut Spiegelberg
Umur kehamilan dalam minggu
22-28 minggu
28 minggu
30 minggu
32 minggu
34 minggu
36 minggu
38 minggu
40 minggu
Tinggi Fundus Uteri dalam cm
24-25 cm diatas sympisis
26,7 cm diatas sympisis
29,5-30 cm diatas sympisis
29,5-30 cm diatas sympisis
31 cm diatas sympisis
32 cm diatas sympisis
33 cm diatas sympisis
37,7 cm diatas sympisis
Memantau Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ)
Taksiran berat badan janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson-Tausak.
perhitungan ini penting sebagai dasar pertimbangan memutuskan rencana persalinan
pervaginam secara spontan.
Rumus tersebut :
Keterangan:
N= 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul
N= 12 bila masih berada diatas spina isciadica
N= 11 bila sudah berada dibawah spina isciadica
Page | 13
3) Auskultasi
Jantung janin merupakan observasi esensial tentang kesejahteraan janin dan harus di
auskultasi pada setiap pemeriksaan abdomen dan setelah pemeriksaan apapun.
Mengetahui presentasi dan posisi janin berarti mengetahui di bagian mana alat
tersebut diletakkan di abdomen ibu agar dapat mendengar bunyi jantung janin.
Jantung janin dikaji: keberadaannya, frekuensinya normalnya 120/160 x/menit,
keteraturannya, dan variabilitasnya.
d. Pemeriksaan Laboratorium
Ibu hamil hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya sekurang-kurangnya 2x
selama kehamilan, sekali pada permulaan dan sekali lagi pada akhir kehamilannya.
e. Ultrasonografi
Dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen, USG tidak berbahaya untuk janin,
karena memakai prinsip sonar 9 bunyi O. Jadi boleh dipergunakan pada kehamilan
muda.2,5,6
II. VIII. ANJURAN UNTUK IBU PADA MASA ANTENATAL
a. Nutrisi (Diet) ibu hamil
Wanita hamil yang menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan
janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus,
partus prematurus, inertia uteri, perdarahan pascasalin, sepsis purpuralis dan lainlain. Sedangkan makan berlebihan, karena dianggap untuk dua orang ibu dan janin,
dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre eklampsia, janin besar, dan
sebagainya. Zat-zat yang diperlukan dalam pemenuhan gizi ibu hamil antara lain:
protein, karbohidrat, zat lemak, mineral dan bermacam-macam garam, terutama
kalsium, fosfor dan zat besi (Fe), vitamin dan air.
Makanan diperlukan antara lain untuk pertumbuhan janin, plasenta, uterus, buah
dada, dan kenaikan metabolisme sebagai pengawasan kecukupan gizi ibu hamil dan
Page | 14
pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya.
Kenaikan berat badan rata-rata 6,5 sampai 16 kg (10-12 kg).
Kenaikan berat badan yang dianjurkan Committee of the national Academy of
Science :
1) Untuk ibu dengan BB di bawah berat seharusnya (underweight) kenaikan yang
dianjurkan 12.5-18 kg.
2) Untuk ibu dengan BB normal kenaikan yang dianjurkan adalah antara 11.5-16
kg.
3) Untuk ibu dengan BB berlebih (overweight) kenaikan BB yang dianjurkan antara
7-11.5 kg.
Body Mass Index ( BMI )
Mengukur tubuh dengan dengan rumus “Body Mass Index“. Nutrisi dan kalori
yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 300 kalori.
Kenaikan berat badan berdasarkan BMI yaitu :
BMI = BB/TB2

Underweight : < 19,8 kg/m2

Normoweight : 19,8-26 kg/m2

Overweight
: 26 kg/m2
b. Merokok
Jelas bahwa bayi dari ibu perokok mempunyai berat badan lebih kecil. Karena itu
wanita hamil dilarang merokok.
c. Obat-obatan
Prinsip jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan
terutama pada triwulan pertama. Perlu dipertanyakan mana yang lebih besar
manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh karena itu harus
dipertimbangkan pemakai obat-obatan tersebut.
Page | 15
d. Gerakan badan
Gerakan badan atau olahraga ringan sangat berguna bagi ibu hamil, dimana dapat
membantu sirkulasi darah menjadi lebih baik, nafsu makan bertambah, pencernaan
lebih baik, dan tidur lebih nyenyak. Dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam
udara yang masih segar.
e. Kerja
Kehamilan bukanlah suatu penyakit yang mengharuskan ibu untuk istirahat, oleh
karena ibu hamil tetap dapat melakukan aktivitas seperti biasa asalkan ibu hamil
beristirahat dengan cukup dan makan secara teratur serta memeriksakan kehamilan
dengan teratur.
f. Berpergian
Wanita hamil tetap dapat bepergian asalkan tidak terlalu melelahkan dan tidak
duduk terlalu lama. Hal ini dikarenakan duduk lama dapat menyebabkan Vena
Staganis yang mana dapat menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak.
g. Pakaian
Pakaian wanita hendaknya memakai pakaian yang longgar, bersih dan tidak ada
ikatan yang ketat pada daerah perut. Pemakaian kutang yang dapat menyokong
payudara dan memakai pakaian dalam yang selalu bersih supaya ibu tetap nyaman.
Sepatu dengan tumit yang terlalu tinggi dianjurkan tidak dipergunakan oleh wanita
yang sedang hamil.
h. Istirahat dan rekreasi
Wanita hamil sangat memerlukan istirahat yang lebih, terutama pada kehamilan
trimester ketiga. Waktu tidur pada malam hari sebaiknya selama 8-9 jam, dan pada
minggu berikutnya ditambahkan tidur siang selama 2 jam dan sebaiknya dilakukan
di tempat tidur atau di kursi panjang yang dapat menyangga kedua kaki.
Page | 16
i. Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan. Terutama perawatan kulit, karena fungsi
ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut/ringan.
j. Koitus
Koitus tidak dihalangi kecuali ada riwayat:
1) Sering abortus/prematur
2) Perdarahan per vaginam
3) Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati
4) Bila ketuban pecah koitus dilarang
5) Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus partus
prematurus
k. Kesehatan jiwa
Kehamilan dan persalinan adalah suatu hal yang fisiologis, namun banyak ibu-ibu
yang tidak tenang. Merasa kuatir akan hal ini. Untuk itu bidan harus dapat
menanamkan kepercayaan kepada ibu hamil dan menerangkan apa yang harus
diketahuinya karena kebodohan, rasa takut, dan sebagainya dapat menyebabkan rasa
sakit pada waktu persalinan ini akan mengganggu jalannya partus, ibu akan menjadi
lelah dan kekuatan hilang. Untuk menghilangkan kecemasan harus ditanamkan kerja
sama pasien-penolong.
l. Perawatan payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi
bayi, karena itu sebelumnya harus dirawat. Untuk mencegah puting susu kering dan
mudah pecah, maka puting susu dan aerola payudara dirawat baik-baik dengan
menggunakan air sabun. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan
jalan menarik-narik keluar atau dengan cara hoffman.
Page | 17
m. Pergerakan Janin
Berkurang atau hilangnya pergerakan janin dapat merupakan suatu tanda gawat
janin yang dapat berakhir dengan kematian janin. Karena itu sebaiknya ibu mengerti
cara menghitung pergerakan janin.
Kepentingan dari menghitung gerakan janin ini adalah agar ibu terbiasa
menyadari jika ada sesuatu yang salah pada janin yang dikandungnya. Berkurangnya
gerakan janin berkaitan dengan kesejahteraannya dalam rahim, jika ibu merasakan
janinnya kurang bergerak, segera hubungi dokter karena kemungkinan janin ibu
mengalami gangguan yang dapat menyebabkan gawat janin, jika tidak segera diatasi
dapat berakibat kematian janin dalam rahim.
Pemantauan gerakan janin harus sudah dimulai sejak awal, yakni sejak ibu mulai
merasa pergerakan anak, karena ibu sendirilah yang paling tahu dan mungkin
mendeteksi kesehatan janinnya, biasakan memperhatikan gerakan anak setiap hari.
Dianjurkan untuk memperhatikannya pada malam hari, saat itu janin sedang bangun.
Cara menghitung pergerakan janin: Ibu berbaring (malam hari) dan menghitung
pergerakan janin selama 20 menit. Janin yang sehat akan bergerak lebih dari 5x
dalam 20 menit. Apabila ini terjadi janin ibu akan baik selama 24 jam berikutnya,
sehingga dengan memantau gerakan janin ibu dapat memprediksi kesehatan janin
setidaknya 24 jam ke depan. Apabila janin bergerak kurang dari 5x dalam 20 menit.
Segera hubungi rumah sakit untuk mendapatkan pemantauan yang lebih akurat
dengan cara Non Stres Test.4,5,6
Page | 18
BAB III
KESIMPULAN
Antenatal Care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu
hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan
antenatal. Antenatal Care bertujuan memfasilitasi hasil yang sehat dan positif, bagi
ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu,
mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan
kelahiran, dan memberikan pendidikan.
Pemeriksaan selama hamil pada intinya bertujuan menekan angka kematian ibu
melahirkan dan menurunkan angka kematian bayi, serta mendeteksi dini seandainya
terdapat gangguan, agar bisa segera diatasi. Pemeriksaan kehamilan penting
dilakukan mengingat perkembangan penyakit sering kali berjalan cepat. Selain itu
kesehatan ibu hamil dapat dipantau misalnya: kondisi jantung, tekanan darah, dan
sebagainya.
Pelayanan ANC merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama masa kehamilannya yang mencakup banyak hal meliputi anamnesa,
pemeriksaan fisik baik umum dan khusus. Pemeriksaan psikologis, pemerikasaan
laboratorium atas intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada.
Page | 19
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, Mc Donald, Gant. Multifetal Gestation. William Obstetrik, 22st
USA. Prentice Hall International, 1 2005.
2. Depkes RI, 1997, Pedoman Pelayanan Antenatal Di Tingkat Pelayanan Dasar,
Jakarta
3. Ibrahim Christina. S, 1993, Perawatan Kebidanan, Buana Karya Aksara, Jakarta.
4. Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Jilid
1, Edisi 2, EGC, Jakarta.
5. Saifudin Abdul Bari, dkk, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, YBP-YS, Jakarta.
6. Sarwono, 2000, Pelayanan Kesehatan Anternal dan Neonatal 2, NPPKN, Rogi,
Jakarta.
7. U.S. Public Health Service. (1989). Caring for our future: The content of
prenatal care: A report of the Public Health Service Panel on the Content of
Prenatal Care. Washington, DC: US Government Printing Office.
8. http://emedicine.medscape.com
Page | 20
Download