Sebagai lembaga pengawas dan pengontrol di bidang kegiatan

advertisement
BAB II
PENENTUAN FAKTA MATERIAL MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL
A. Instrumen Utama dan Para Pelaku Terkait di Pasar Modal
1. Saham Sebagai Instrumen Utama yang Diperdagangkan di Pasar Modal
Saham merupakan instrumen atau efek yang paling utama diperdagangkan di
pasar modal. 69 Selain itu masih banyak jenis efek yang dapat diperjualbelikan melalui
Pasar Modal, dalam Pasal 1 angka 5 UU No.8 Tahun 1995 antara lain adalah surat
berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas
efek, dan setiap derivatif dari efek.
Saham merupakan salah satu dari jenis-jenis efek yang ditentukan dalam Pasal
1 angka 5 UU No.8 Tahun 1995. Pengertian saham dalam Wall Street Dictionary
diartikan sebagai stock yaitu sebuah unit kepemilikan perusahaan. 70 Saham berupa
tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau suatu badan dalam suatu
perusahaan. 71 Kepemilikan atas saham , berupa institusi atau individual,
mencerminkan kepemilikan atas perusahaan publik (emiten) tersebut.. 72
69
Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op. Cit., hal. 18.
R.J. Shook, Wall Street Dictionary, Kamus Lengkap Wall Street, Sumber Acuan Istilah
Keuangan Terkini, (Jakarta: Erlangga dan Gelora Aksara Pratama, 2002), hal. 562.
71
Sawidji Widoatmodjo, Op. cit., hal. 43.
72
Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op. Cit., hal. 18.
70
Universitas Sumatera Utara
Saham adalah bukti penyertaan modal di suatu perusahaan atau merupakan
bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Klasifikasi saham dibedakan atas beberapa
hal sebagai berikut: 73
a. Ditinjau dari cara peralihan hak atas saham dibedakan atas:
1) Saham atas unjuk (bearer stocks), pada saham ini tertulis nama
pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor
lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham, maka dialah yang
diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
2) Saham atas nama (registered stocks), merupakan saham yang ditulis
dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus
melalui prosedur tertentu.
b. Jika ditinjau dari segi kemampuan hak tagihan atau klaim, maka saham
dibedakan atas:
1) Saham biasa (common stocks), yaitu saham yang menempatkan
pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen, dan berhak atas
harta kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham
biasa merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan
di pasar modal.
2) Saham preferen (preferred stocks), merupakan saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap berupa dividen tetap (seperti bunga
73
Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar….Op. cit., hal. 175-177.
Universitas Sumatera Utara
obligasi), dan dapat juga mendapatkan capital gain. Saham preferen
serupa dengan saham biasa karena yaitu: mewakili kepemilikan ekuitas
dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran
saham tersebut, dan mendapat dividen. Sedangkan persamaan antara
saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal: ada klaim atas laba
dan aktiva sebelumnya; dividennya tetap selama saham masih berlaku;
memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham
biasa. Oleh karena saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang
ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham preferen
dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu
akan bersaing dengan obligasi di pasar. Walaupun demikian, obligasi
perusahaan menduduki tempat yang lebih senior dibanding dengan saham
preferen.
c. Jika dilihat dari kinerja perdagangan saham biasa maka saham dapat
dikategorikan:
1) Blue Chip Stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki
reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan
yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
2) Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan
membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan
pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen
Universitas Sumatera Utara
tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan
potensi pertumbuhan harga saham.
3) Growth Stocks (Well-Known), yaitu saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri
sejenis yang memiliki reputasi tinggi. Selain itu terdapat pula growth
stocks (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader
dalam industri. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang
populer di kalangan emiten.
4) Speculative Stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi
memiliki kemampuan penghasilan yang tinggi di masa mendatang,
meskipun belum pasti.
5) Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi
ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu
memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten
dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten
seperti ini biasanya bergerak dengan produk yang selalu dibutuhkan
masyarakat seperti rokok, consumer goods.
Selain bentuk-bentuk saham yang diklasifikasikan di atas, ada pula istilahistilah yang dikenal dengan saham yaitu saham bonus, saham gorengan, saham asing,
dan saham tidur. Saham bonus adalah saham yang diberikan secara cuma-cuma oleh
Universitas Sumatera Utara
emiten kepada pemegang saham yang merupakan kapitalisasi dari agio saham. Saham
bonus (bonus shares) merupakan agio saham yang dikembalikan kepada pemegang
saham. Saham bonus bukanlah dividen meski jadwal pembagian saham bonus sama
dengan jadwal pembagian dividen. Tujuan penerbitan saham bonus adalah untuk
memicu kinerja saham, dapat menarik minat beli para investor, sehingga
meningkatkan perdagangan dan harga saham. 74
Saham gorengan adalah istilah saham di kalangan investor yang
menggambarkan saham perusahaan yang diperdagangkan bukan berdasarkan
fundamentalnya tetapi sering diperdagangkan oleh para bandar saham untuk
memperoleh keuntungan. Ciri saham ini adalah memiliki kapitalisasi kecil sehingga
mudah bagi para bandar untuk memainkan saham tersebut karena jumlahnya yang
relatif sedikit. Sedangkan saham asing adalah saham yang diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan asing, pemerintah atau badan pemerintah asing, di luar
wilayah Indonesia. Saham tidur adalah istilah di kalangan para pelaku pasar yang
menggambarkan saham yang tidak aktif diperdagangkan dalam kurun waktu relatif
lama. 75
Saham biasa inilah yang biasa disebut dengan saham yaitu di mana para
pemegang sahamnya mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar modal yang
ditanamkan. Kepemilikan ini akan berhenti sampai saham tersebut dijual kepada
74
Taufik Hidayat, Kamus Populer Istilah Investasi, (Jakarta: Mediakita, 2011), hal. 166.
Terkait dengan saham bonus, jika dikaitkan dari segi akuntansi, tidak ada cash inflow dan cash outflow
karena kapitalisasi dari agio saham ini akan menjadi akun modal disetor penuh.
75
Ibid., hal. 178-179.
Universitas Sumatera Utara
investor lain. Dengan sifatnya yang biasa, saham ini memiliki karakterisitik
pemegang sahamnya memiliki dividen dan capital gain, jika perusahaan dilikuidasi
(bangkrut) pemegang saham sebagai pihak yang paling akhir atas kalaim terhadap
hak-haknya. 76
Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya.
Saat ini sudah dikenal sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading system)
dan sudah mulai dilakukan di BEI yang bentuk kepemilikannya tidak lagi diberi nama
pemiliknya tetapi sudah berupa account atas nama pemilik atau saham tanpa warkat
sehingga penyelesaian transaksi semakin mudah dan cepat. Saham atau ekuitas
merupakan surat berharga yang sudah banyak dikenal masyarakat.
Umumnya jenis saham yang dikenal adalah saham biasa (common stock).
Saham biasa diartikan dalam Wall Street Dictionary adalah:
Unit kepemilikan sebuah perusahaan publik yang memberi hak suara bagi si
pemegangnya dalam urusan-urusan pengelolaan perusahaan dan hak untuk
menerima dividen dari pertumbuhan perusahaan. Akan tetapi dalam hal
likuidasi, pemegang saham berada pada urutan prioritas terakhir. Ini berbeda
dengan saham preferen yang memiliki tarif dividen tetap. 77
Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir
terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan jika perusahaan
tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-hak istimewa) atau memiliki klaim terakhir. 78
Karakteristik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan selama perusahaan
memperoleh laba. Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam RUPS dengan
76
Taufik Hidayat, Op. cit., hal. 165.
R.J. Shook, Op. cit., hal. 97.
78
Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar….Op. cit., hal. 179.
77
Universitas Sumatera Utara
istilah one share one vote. Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas
terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk
mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain. 79
Dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common
stock) inilah yang paling banyak dikenal di kalangan masyarakat investor. 80
Daya tarik dari melakukan investasi saham di Pasar Modal adalah karena ada
dua keuntungan yang dapat diperoleh pemodal dengan membeli saham atau memiliki
saham, yaitu memperoleh dividen dan capital gain. Dividen adalah sebahagian dari
laba yang dibagikan kepada para pemegang saham. Bagi investor jumlah rupiah yang
diterima dari pembayaran dividen biasanya lebih kecil dari capital gain, selain itu
dividen lebih dapat diperkirakan sebelumnya. Sedangkan capital gain lebih sulit
diperkirakan, bahkan dapat juga mengalami kerugian.
Pembayaran dividen yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki
tingkat keuntungan yang baik. Sebaliknya, penurunan pembayaran dividen dapat
diartikan bahwa prospek perusahaan kurang baik. Akhirnya harga saham cenderung
mengikuti naik turunnya besaran dividen yang dibayarkan. 81
79
http://organisasi.org/pengertian-arti-definisi-saham-biasa-dan-saham-preferen-ilmupengetahuan-dasar-investasi-ekonomi-keuangan, diakses tanggal 4 Desember 2013. Ditulis di
Organisasi.Org, “Pengertian Saham Biasa dan Saham Preferen Ilmu Pengetahuan Dasar Investasi
Ekonomi”.
80
Sawidji Widoatmodjo, Loc. cit.
81
Abdul halim, Op. cit., hal. 21.
Universitas Sumatera Utara
Dividen merupakan bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang
sahamnya. Setiap tahun perusahaan publik wajib menerbitkan laporan keuangan agar
para investor dapat menentukan nilai perusahaan tersebut. 82
Dalam laporan keuangan tentu terbaca berapa keuntungan perusahaan pada
tahun bersangkutan. Kemudian dalam RUPS biasanya diputuskan besarnya dividen
yang akan diterima oleh para pemegang saham. Dividen harus diputuskan melalui
RUPS sebab selain untuk dibagi sebagai dividen, laba perusahaan bisa dialokasikan
dalam laba ditahan (retain earning). Bisa saja suatu waktu RUPS memutuskan untuk
tidak membagi dividen dan mengalokasikan seluruh labanya sebagai laba ditahan
sebab perusahaan sedang melakukan ekspansi.
Dividen merupakan keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham
atas laba yang dihasilkan oleh operasional perusahaan. Biasanya dividen dibagikan
setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun sekali. Agar
investor berhak memperoleh dividen, pemodal harus memegang saham tersebut untuk
kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut diakui sebagai pemegang
saham dan berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat
berupa uang tunai, atau memperoleh konversi berupa sejumlah saham tambahan.
Sedangkan capital gain merupakan selisih antara harga jual dan harga beli
saham. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar
82
Sawidji Widoatmodjo, Op. cit., hal. 49.
Universitas Sumatera Utara
sekunder. Umumnya investor jangka pendek mengharapkan keuntungan dari capital
gain. 83
Dalam Wall Street Dictionary, capital gain diartikan sebagai keuntungan
modal yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga perolehan dikurangi
penyusutan. Pada aset keuangan, merupakan selisih antara harga penjualan dengan
harga pembelian yang telah disesuaikan terhadap biaya-biaya transaksi. 84
Setiap investor memiliki perspektif yang berbeda, sebahagian menganggap
dividen sebagai harapan utama dalam berinvestasi, namun tidak semua investor
berpandangan demikian, terlebih dengan investor jangka pendek di mana investor ini
dapat membeli saham di pagi hari (gelombang I) dan menjual kembali di siang hari
(gelombang II) guna mengejar capital gain. Pola investasi jangka pendek pada
umumnya lebih mengedepankan capital gain daripada dividen. Di sisi lain
perusahaan (emiten) tidak sedikit yang mementingkan melakukan retain earning
(laba ditahan/dividen tidak dibagikan) dengan tujuan menginvetasikan kembali laba
ditahan tersebut untuk pengembangan perusahaan. 85
Saham dikenal memiliki karakteristik sebagai surat berharga yang
memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi (high
risk-high return). Saham memungkinkan pemodal memperoleh keuntungan dalam
jumlah besar dalam waktu singkat, namun sering dengan berfluktuasinya harga
83
Sebagai contoh: misalnya seorang yang bernama Andi membeli saham PT. Astra
Internasional dengan harga per sahamnya Rp.1.800 dan menjualnya dengan harga Rp.2.200 berarti
Andi telah memperoleh capital gain sebesar Rp.400 per lembar saham.
84
R.J. Shook, Op. cit., hal. 70.
85
Hendy M. Fakhruddin, Go Public…Op. cit, hal. 191-192..
Universitas Sumatera Utara
saham, saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu
singkat. Sesungguhnya sebagai pelaku bisnis di Pasar Modal jika memutuskan untuk
berinvestasi dalam bentuk saham yang perlu ditelaah ulang adalah tingkat risiko yang
terkandung (high risk) dengan meneliti dan menganalisis perusahaan publik di Pasar
Modal. 86
Berdasarkan uraian di atas, kegiatan di Pasar Modal melalui bursa (BEI)
sesungguhnya merupakan kegiatan seputar jual-beli efek. Efek yang dimaksud adalah
surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. 87
Berbagai instrumen di atas dapat diperjualbelikan melalui Pasar Modal dalam
jangka panjang, baik berupa utang ataupun modal sendiri. Berdasarkan kegiatankegiatan efek yang diperdagangkan tersebut, dalam Pasal 1 angka 13 UU No.8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal sendiri juga disebutkan bahwa Pasar Modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek.
86
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2010/07/19/pasar-modal-indonesia-2010potensi-risiko-dan-prospek/, diakses tanggal 4 Desember 2013. Perdana Wahyu Santoso, “Pasar Modal
Indonesia 2010, Potensi, Risiko, dan Prospek”, Artikel yang ditulis di Kompasiana. Penulis adalah
Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas YARSI, Dosen Program S3 DMB IPB, MBA School of
Business and Management ITB, PPM School of Management, MM Biztel IM Telkom dan Chief
Knowledge Officer CAPITAL PRICE (Research Center for Capital Market, Portfolio Investment,
Corporate Finance and Economics).
87
Pasal 1 angka 5 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Universitas Sumatera Utara
Kontribusi Pasar Modal bagi perekonomian suatu negara sangat penting sebab
berinvestasi di Pasar Modal memberikan dua fungsi sekaligus, yakni fungsi ekonomi
dan fungsi keuangan. Pasar Modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena
menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana.
Di dalam Pasar Modal perusahaan-perusahaan publik dapat memperoleh dana segar
dari masyarakat investor melalui penjualan efek perusahaan dengan mekanisme IPO.
Sebagai fungsi keuangan dari Pasar Modal adalah memberikan kemungkinan
dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai dengan
karakteristik investasi yang dipilih. 88 Keuntungan lainnya adalah sebagai sumber
pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana
secara optimal.
Dalam kegiatan berinvestasi saham, investor akan mempertimbangkan
keputusan investasinya, mengambil atau tidak, membeli saham atau tidak, dengan
menganalisis terlebih dahulu hal-hal sebagai faktor kondusif yang berdampak pada
naik turunya harga saham atau efek lainnya.
2. Para Pelaku Terkait di Pasar Modal
Banyak pihak pelaku yang terkait di dalam mekanisme pasar modal. Secara
umum kegiatan di pasar modal dilaksanakan oleh bursa efek yaitu pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
88
Perdana Wahyu Santoso, Loc. cit.
Universitas Sumatera Utara
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek
di antara mereka (Pasal 1 angka 4) dalam hal ini adalah Bursa Efek Indonesia. 89
Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau
kelompok yang terorganisasi. 90 Dalam UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal para pihak tersebut antara lain:
a. Perantara Pedagang Efek (PPE)
Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual
beli Efek untuk kepentingan sendiri atau Pihak lain. PPE inilah yang sering disebut
dengan pialang (broker), yaitu pihak yang melaksanakan atau mengeksekusi baik
pembelian maupun penjualan saham. Pialang bekerja berdasarkan amanat investor
baik untuk kegiatan beli maupun jual. Pialang memperoleh komisi dari aktifitasnya
tersebut berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh perusahaan pialang. Dalam pasar
modal yang telah maju dikenal beberapa jenis pialang antara lain: 91
1) Retail broker, atau sering disebut juga individual broker. Pialang jenis ini
hanya melayani kepentingan pelanggan individu, jadi tidak melayani
pelanggan dari lembaga atau institusi seperti reksa dana.
2) Institusional broker, yaitu pialang yang hanya melayani investor institusional
seperti reksa dana, dana pensiun, dan lain-lain.
89
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan hasil merger dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya.
90
Pasal 1 angka 23 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
91
Sawidji Widioatmodjo, Op. cit., hal. 21-23. Lihat juga: Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar
Modal, Op. cit., hal. 26.
Universitas Sumatera Utara
3) Discount broker, yaitu jenis pialang yang memberikan pelayanan tidak
lengkap. Pelayanan disebut lengkap jika di samping melaksanakan eksekusi
order, pialang juga memberikan pelayanan berupa nasihat investasi,
penyampain informasi terbaru, atau hasil analisis perusahaan di mana pialang
tersebut bekerja. Bisa jadi, seseorang hanya memerlukan pialang untuk
eksekusi saja, karena ia telah melakukan analisis tersendiri. Dengan demikian
tentu saja biaya komisi lebih rendah dibanding dengan pialang yang
memberikan pelayanan secara lengkap.
4) Full service broker, yaitu pialang yang memberikan pelayanan lengkap
kepada investor. Misalnya memperkenalkan dunia investasi, memberikan
nasehat investasi, eksekusi jual-beli, menyampaikan hasil riset/analisis
perusahaan, dan sebagainya.
Perantara Pedagang Efek (PPE) adalah anggota Bursa Efek yang telah
memperoleh izin usaha dari Bapepam (Otoritas Jasa Keuangan) dan mempunyai hak
untuk mempergunakan sistem dan atau sarana bursa efek sesuai dengan peraturan
bursa efek. 92 Perantara Pedagang Efek ini disebut juga dengan perusahaan efek yang
kegiatannya berperan sebagai perantara untuk para nasabah (investor) dan sekaligus
melakukan kegiatan transaksi untuk kepentingan portofolio nasabah tersebut. 93
Dalam hal ini Perantara Pedagang Efek juga disebut sebagai broker.
92
93
Pasal 1 angka 2 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar Modal, Op. cit., hal. 27.
Universitas Sumatera Utara
Tugas dan tanggung jawab Perantara Pedagang Efek adalah melakukan
transaksi (jual-beli saham) sesuai dengan pesanan nasabah (investor).
Investor
memesan beli atau jual saham pada harga tertentu melalui Perantara Pedagang Efek
(Broker). Broker ini mencatatkan pesanan investor tersebut kepada bursa (melalui
system jaringan internet Bursa Efek Indonesia / JATS). Semua transaksi nasabah
dilaporkan secara berkala (rekening koran bulanan), sehingga setiap nasabah dapat
mengetahui portofolio transaksi yang telah terjadi.
b. Kustodian
Salah satu contoh lembaga kustodian adalah PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI). Pasal 1 angka 8 UU Nomor 8 Tahun 1995 yang dimaksud dengan
kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang
berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hakhak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya.
KSEI merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar
modal Indonesia, yang didirikan di Jakarta, pada tanggal 23 Desember 1997 dan
memperoleh izin operasional pada tanggal 11 November 1998. 94 Menurut ketentuan
Pasal 1 angka 10 UU Nomor 8 Tahun 1995 yang dimaksud dengan LPP adalah pihak
yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan
94
http://www.ksei.co.id/company/about_us, diakses tanggal 4 Desember 2013. Situs Resmi
PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Universitas Sumatera Utara
efek, dan pihak lain. KSEI inilah yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral
bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain.
Dalam kelembagaan pasar modal Indonesia, KSEI merupakan salah satu dari
Self Regulatory Organization (SRO), selain Bursa Efek Indonesia (BEI) serta
Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Berdasarkan ketentuan
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, KSEI menjalankan
fungsinya sebagai Lembaga Penyimpan dan Penjamin di pasar modal Indonesia
dengan menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek yang
teratur, wajar, dan efisien.
Sesuai fungsinya KSEI memberikan layanan jasa penyimpanan dan
penyelesaian transaksi efek, meliputi: penyimpanan efek dalam bentuk elektronik,
penyelesaian transaksi efek, administrasi rekening efek, distribusi hasil perusahaan,
dan jasa-jasa terkait lainnya. Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan para
investor dalam melakukan transaksi di pasar modal, seluruh kegiatan KSEI
dioperasikan melalui sistem penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek secara
pemindah-bukuan, yang dinamakan The Central Depository and Book Entry
Settlement System (C-BEST). Sistem ini merupakan platform elektronik terpadu yang
mendukung penyelesaian transaksi efek secara pemindah-bukuan di pasar modal
Indonesia. Sejak bulan Juni 2002, KSEI menuntaskan program konversi seluruh
saham yang tercatat di bursa efek dari warkat menjadi scripless. 95
95
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Tugas dan tanggung jawab PT.KSEI antara lain memberikan proteksi
terhadap aset nasabah, menyelesaikan transaksi efek, menghimpun pendapatan
nasabah, dan mengurus pembukuan / akuntansi nasabah. 96
c. Penjamin Emisi Efek
Penjamin emisi efek disebut dengan underwriter. Penjamin Emisi Efek adalah
pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi
kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak
terjual. Penjamin emisi termasuk setiap orang atau pihak yang melakukan pembelian
efek dari emiten dengan kontrak atau perjanjian untuk melakukan penawaran umum
bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang
tidak terjual. 97
Penjamin emisi (underwriter) merupakan lembaga yang menjamin terjualnya
saham atau obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang
diinginkan emiten. Tugas pokok penjamin emisi adalah menjualkan efek yang
diterbitkan perusahaan (emiten) kepada publik.
Biasanya penjamin emisi membeli sekuritas dengan harga yang lebih rendah
dibandingkan dengan harga penawaran, dan menerima risiko atas tidak terjualnya
semua sekuritas tersebut. Tentang penerimaan risiko dan yang menjadi tanggung
jawab penjamin emisi ini, terdapat 3 (tiga) jenis penerbitan emisi dasar yaitu: a) full
96
97
Imam Sjahputra, Pengantar Hukum Pasar Modal, (Jakarta, Harvarindo, 2012), hal. 131
Asril Sitompul, Due Diligence…Op. cit, hal. 14.
Universitas Sumatera Utara
commitment (komitmen penuh) atau disebut juga firm commitment (komitmen kuat),
b) best efforts (upaya lebih baik), c) dutch auction (pelelangan).
Full commitment, dalam hal ini penerbit menjual seluruh emisi yang
diterbitkan kepada penjamin emisi, yang kemudian berupaya untuk menjualnya. Efek
yang tidak laku dijual merupakan tanggung jawab penjamin emisi.
Dalam sistem best efforts, penjamin emisi secara legal diharuskan
memberikan ”upaya terbaik” untuk menjual sekuritas pada harga penawaran yang
sudah ditentukan, tetapi tidak berkewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak
habis.
Dutch auction, penjamin emisi tidak menentukan harga tertentu untuk saham
yang akan dijual, tetapi penjamin emisi melaksanakan suatu lelang dimana para
investor memberikan penawaran untuk membeli. Harga penawaran ditentukan
berdasarkan tawaran yang diberikan. 98
d. Emiten
Pihak yang berperan penting adalah investor dan perusahaan (emiten).
Pengertian emiten ditentukan dalam Pasal 1 angka 6 UU Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal adalah pihak yang melakukan penawaran umum yaitu
melakukan kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek
98
Iman Sjahputra, Op. cit., hal 9-10
Universitas Sumatera Utara
kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan
peraturan pelaksanaannya. 99
Emiten disebut juga dengan perusahaan publik yakni perusahaan yang akan
melakukan penjualan efek atau surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa.
Emiten melakukan transaksi efek dapat memilih dua macam instrumen pasar modal
apakah bersifat kepemilikan atau hutang. Jika bersifat kepemilikan, maka
diterbitkanlah saham dan jika yang dipilih instrumen hutang maka yang dipilih
adalah obligasi. Tujuan emiten masuk ke dalam pasar modal adalah:
1) Untuk perluasan, meluas bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas
produksi.
2) Untuk memperbaiki struktur modal, dalam menyeimbangkan antara modal
sendiri dengan modal asing.
3) Untuk memperoleh pengalihan pemegang saham. Pengalihan ini dapat
berbentuk dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.
e. Investor
Investor adalah masyarakat pemodal. Investor atau pemodal adalah orang
perorangan (individual) atau lembaga (institusi) yang menanamkan dananya pada
instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan lain-lain. 100 Instrumen keuangan
tersebut di dalam pasar modal disebut dengan efek antara lain: surat berharga, yaitu
99
Taufik Hidayat, Op. cit., hal. 66.
Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar…Op. sit., hal. 98.
100
Universitas Sumatera Utara
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang,
unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap
derivatif dari efek. 101
Istilah investor tidak dipergunakan di dalam UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal tetapi dalam undang-undang ini dipergunakan istilah pemodal atau
masyarakat. Pada prinsipnya, istilah pemodal atau masyarakat sama maksudnya
dengan investor. Istilah investor lebih khusus diterapkan kepada mereka yang sudah
masuk ke dalam pasar modal sebagai pemodal.
Investor atau pemodal inilah yang diharapkan oleh para emiten akan membeli
atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi. Tujuan investor
masuk ke bursa adalah: 102
1) Untuk memperoleh dividen. Tujuan investor ditujukan juga kepada
keuntungan yang akan diperolehnya berupa pembagian laba yang dibayar oleh
emiten dalam bentuk dividen.
2) Kepemilikan perusahaan. Dalam hal ini tujuan investor untuk menguasai
perusahaan dengan pertimbangan semakin banyak saham yang dimiliki, maka
semakin besar penguasaan atas perusahaan.
3) Berdagang. Tujuan investor untuk menjual kembali sahamnya atau efek
lainnya pada saat harga tinggi dengan harapan memperoleh keuntungan dari
jual beli sahamnya.
101
102
Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Andrias Harefa, Op. Cit., hal. 25-26.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum membeli efek (saham) yang ditawarkan emiten, para investor
biasanya melakukan penelitian dan analisis-analisis tertentu. Penelitian ini mencakup
bonafiditas suatu perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya. Jika investor
salah menganalisis perkembagan tentang emiten, dapat mengakibatkan fatal dan
investor akan merugi, sebaliknya jika hasil analisis investor tersebut tepat, maka
investor tersebut akan memperoleh keuntungan.
f. Lembaga Penunjang
Kustodian, Biro Administrasi Efek, dan Wali Amanat merupakan lembagalembaga penunjang pasar modal. Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa
penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk
menerima dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan
mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya (Pasal 1 angka 8). Biro
Administrasi Efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten
melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan
efek (Pasal 1 angka 3). Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan
pemegang efek yang bersifat utang (Pasal 1 angka 30). Wali amanat dalam emisi
saham sangat diperlukan, terutama sebagai wali dari si pemberi amanat. Dalam hal
ini, si pemberi amanat adalah investor. Jadi wali amanat mewakili pihak investor.
Universitas Sumatera Utara
g. Profesi Penunjang
Dalam pasar modal juga terdapat profesi penunjang pasar modal sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 64 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1995, profesi penunjang
pasar modal terdiri dari: akuntan, konsultan hukum, penilai, notaris, dan profesi lain
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pendapat atau penilaian dari profesi penunjang pasar modal sangat penting
bagi pemodal dalam mengambil keputusan investasinya, namun peran dan fungsi
profesi penunjang tersebut sangat penting untuk menampung kemungkinan
diperlukannya jasa profesi untuk memberikan pendapat atau penilaian sesuai dengan
perkembangan pasar modal di masa mendatang dan terdaftar di Bapepam. Oleh sebab
itu, kegiatan profesi di pasar modal perlu diawasi dengan mewajibkannya mendaftar
di Bapepam. 103
Misalnya peranan akuntan publik sangat dibutuhkan untuk melakukan
penilaian dan menentukan kelayakan dari laporan keuangan seperti neraca, laporan
laba/rugi,dan laporan perubahan modal emiten. Setelah melalui beberapa penilaian
terhadap laporan keuangan emiten, maka akuntan publik akan melakukan pernyataan
atau pendapat terhadap hasil penilaian yang telah dilakukannya. 104
103
104
Penjelasan Pasal 64 ayat (2) UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Asril Sitompul, Op. Cit., hal. 15-16.
Universitas Sumatera Utara
B. Mekanisme Transaksi di Pasar Modal
Dalam bertransaksi di pasar modal, sering terjadi adanya penyalahgunaan
yang dilakukan oleh para pelaku pasar modal. Dalam penyalahgunaan tersebut berupa
tindakan-tindakan yang dilarang oleh UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
termasuk didalamnya menggunakan fakta material yang tidak pada waktu dan tempat
yang seharusnya. Sehingga dengan penyalahgunaan itu dapat mempengaruhi harga
saham di bursa (pasar modal).
Salah satu mekanisme yang harus dilalui sebelum melakukan transaksi di
pasar modal adalah investor harus terlebih dahulu terdaftar menjadi nasabah di salah
satu perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Seperti halnya dalam membuka
tabungan di bank, harus ada minimal investasi awal yang ditempatkan. Jumlah
deposit yang diwajibkan bervariasi, misalnya ada perusahaan efek yang mewajibkan
sebesar Rp.15.000.000,- (lima belas juta rupiah), ada sebesar Rp.25.000.000,- (dua
puluh lima juta rupiah), ada sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan
lain-lain. Namun ada juga perusahaan yang menentukan misalnya 50 (lima puluh)
persen dari transaksi yang akan dilakukan sebagai deposit. Misalkan seorang nasabah
akan bertransaksi sebesar Rp.10.000.000 (sepuluh juta rupiah) maka yang
bersangkutan diminta untuk menyetor dana sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta
rupiah). 105
105
Liestyowati, ”Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa Efek”, Modul III Bahan Kuliah,
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Mercubuana, 2012, hal. 2-3.
Universitas Sumatera Utara
Setelah nasabah membuka deposit di sebuah perusahaan efek dan
mendapatkan persetujuan dari perusahaan efek tersebut baru kemudian dapat
melakukan transaksi beli-jual
saham. Transaksi efek diawali dengan pemesanan
(order) untuk harga tertentu. Pesanan tersebut dapat berupa surat maupun melalui
telepon yang disampaikan kepada perusahaan efek melalui broker. Pesan tersebut
harus menyebutkan jumlah saham yang akan dibeli atau dijual dengan menyertakan
harga yang diinginkan. 106
Pada dasarnya Pesanan jual atau beli saham para investor dapat dibedakan
menjadi: 107
1. Market order, yaitu pesanan jual atau beli pada harga yang terbaik;
2. Limit order, yaitu order jual atau beli pada harga yang telah ditetapkan oleh
nasabah;
3. All order none atau fill or kill, dalam hal ini transaksi baru bisa dilaksanakan
bila jumlah efek yang ditawarkan sesuai dengan jumlah yang dipesan, jika
tidak transaksi tidak dilaksanakan;
4. Discretionary order, yaitu order yang dilaksanakan berdasarkan tingkat harga
yang menurut PPE merupakan harga terbaik untuk nasabahnya;
5. Good trough the week, yaitu order yang harus dilaksanakan dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan oleh nasabah.
106
Sebagai contoh: misalkan seorang investor yang bernama Andi ingin membeli saham
Telkom (TLKM) sebanyak 5 lot (2.500 lembar) pada harga Rp.4.625. Jadi dalam pesan ini ada jumlah
saham sebanyak 5 lot dan harga saham Rp.4.625.
107
Andrias Harefa, Op. Cit., hal. 25.
Universitas Sumatera Utara
Pesanan jual atau beli saham para investor dari berbagai perusahaan efek akan
bertemu pada lantai bursa (sekarang memakai sistem JATS). Setelah terjadi
pertemuan (match) antar order, maka proses selanjutnya adalah proses penyelesaian
transaksi. Proses pembelian saham diawali dengan investor menghubungi perusahaan
efek di mana investor tersebut telah terdaftar terlebih dahulu sebagai nasabah.
Investor tersebut menyampaikan instruksi beli kepada pialang. Misalnya investor
ingin membeli saham Telkom (TLKM) pada harga Rp.4.625,- (empat ribu enam ratus
dua puluh lima rupiah) per lembar saham, maka instruksi disampaikan kepada trader
atau Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE) perusahaan efek terkait. Kemudian
trader tersebut memasukkan instruksi beli ke dalam sistim komputer perdagangan di
BEI yang dikenal dengan Jakarta Automated Trading System (JATS).
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan
fasilitas JATS ini. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh anggota
bursa yang juga menjadi anggota kliring di KPEI. Anggota Bursa Efek yang terdaftar
di BEI bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di bursa baik
untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
Berikut ini disajikan skema transaksi saham di bursa dengan melibatkan
berbagai pihak, sebagaimana yang ditunjukkan pada skema berikut ini: 108
108
Liestyowati, Op. cit., hal. 5.
Universitas Sumatera Utara
Skema 1:
Mekanisme Transaksi di Bursa Efek Indonesia
Sumber: Bursa Efek Indonesia (2009)
Dari skema di atas menggambarkan bahwa peran pasar modal menjembatani
hubungan antara berbagai kepentingan antara pemilik dana (investor) dan pengguna
dana (perusahaan/emiten) sehingga pasar modal sebagai wahana untuk berinvestasi
bagi para investor dan sumber dana bagi pengguna dana. Dari mekanisme itu juga
tampak bahwa peran pasar modal berupa mengumpulkan tabungan masyarakat
(investor) untuk keperluan berinvestasi secara efisien dari pemilik dana (saver)
kepada pemakai dana terakhir (ultimate user). 109
Dalam mekanisme tersebut, JATS secara otomatis melaksanakan mekanisme
tawar-menawar secara terus-menerus hingga transaksi beli akan diperoleh pada harga
pasar terendah dan sebaliknya untuk transaksi jual diperoleh harga pasar tertinggi.
Transaksi atas saham tidak hanya terjadi sekali atau dua kali dalam satu hari di bursa,
109
Jusuf Anwar, Op. cit., hal. 121-122.
Universitas Sumatera Utara
tetapi bisa berkali-kali dan tidak terjadi pada harga yang sama. Bisa saja pada awal
hari bursa, harga suatu saham mencapai angka yang tertinggi, kemudian terus
menurun pada akhir hari bursa, atau sebaliknya. Namun juga bisa berubah-ubah
setiap saat atau tidak terjadi transaksi sama sekali. 110 Suatu transaksi dinyatakan
berhasil bila terjadi pertemuan/kesepakatan (matched) antara penawaran jual dan beli.
Jika matched telah bertemu, maka proses selanjutnya adalah penyelesaian transaksi.
Dalam sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading system),
penyelesaian transaksi dapat dilakukan lebih efisien, cepat, dan mudah. Para investor
di sini tidak perlu lagi mendaftarkan lembar saham yang dimilikinya, karena semua
transaksi terjadi secara elektronik dan tidak secara manual. Dengan scripless trading
system tanpa adanya penyerahan fisik sertifikat saham, tidak ada lagi risiko
pemalsuan saham. Proses penyelesaian transaksi dalam scripless trading system
hanya dilakukan pemindahbukuan antar rekening. 111
Scripless trading system adalah suatu sistem yang memiliki mekanisme
perdagangan di pasar modal, di mana saham-saham yang biasanya diperdagangkan
dalam bentuk kertas-kertas saham dan dilakukan secara manual, maka dengan sistem
ini perdagangan itu dilakukan secara elektronik seperti yang ada pada rekening
110
Sawidji Widoatmodjo, Op. cit, hal. 47. Harga tertinggi: Dari harga-harga yang terjadi itu,
tentu ada harga yang paling tinggi pada satu hari bursa, inilah yang dinamakan harga tertinggi. Sudah
lazim pula dipakai istilah harga tertinggi untuk menentukan harga tertinggi yang terjadi pada waktu
tertentu dan dalam kurun waktu sebulan atau setahun, tergantung keperluan. Sedangkan harga
terendah: harga ini merupakan lawan dari tertinggi. Penggunaannya sama dengan harga tertinggi, bisa
untuk mendeteksi transaksi harian, bulanan, atau tahunan.
111
Megarita, Scripless Trading dan Prinsip Keterbukaan Menciptakan Pasar Yang Efisien dan
Mengurangi Resiko Investasi”, Artikel di Jurnal Equality, Vol. 10 No. 1 Februari 2005, hal. 26.
Megarita adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.
Universitas Sumatera Utara
perbankan. Scripless trading system merupakan sistem perdagangan efek di pasar
modal yang tidak menggunakan warkat dan penyelesaiannya dengan sistem
pemindahbukuan (book-entry settlement). Dalam sistem ini saham tidak lagi dalam
bentuk sertifikat fisik, karena akan dikonversikan menjadi catatan elektronik seperti
halnya rekening perbankan. Posisi efek atau dana tertera dalam suatu laporan seperti
rekening koran, yang diberikan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Perdagangan melalui sistim ini memiliki mekanisme penyelesaian dan penyimpanan
saham secara elektronik merubah sertifikat saham ke dalam bentuk elektronik. 112
C. Pengaturan Fakta Material Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
Tentang Pasar Modal
1. Pengertian Fakta Material
Pengertian fakta material antara isu dalam praktik dan ketentuan yuridis selalu
menjadi perdebatan. Dalam The Free Dictionary diartikan fakta material (material
facts) yaitu:
A material fact is an occurrence, event, or information that is sufficiently
significant to influence an individual into acting in a certain way, such as
entering into a contract. In formal court procedures, a material fact is
anything needed to prove one party’s case, or tending to establish a point that
is crucial to a person’s position. 113
112
Indra Safitri, “Aspek Yuridis Scripless Trading di Indonesia”, Artikel di Legal Journal
From Indonesia Capital and Invesment Market, Tahun 1999, hal. 21.
113
http://legal-dictionary.thefreedictionary.com/material, diakses tanggal 5 Desember 2013.
Ditulis pada The Free Dictionary By Farlex tentang pengertian Material Facts.
Universitas Sumatera Utara
Fakta material menurut pengertian di atas adalah suatu kejadian, peristiwa,
atau informasi yang cukup signifikan untuk mempengaruhi seseorang dalam
bertindak dengan cara tertentu, seperti masuk ke dalam kontrak. Dalam prosedur
pengadilan formal, fakta material adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk
membuktikan dalil-dalil para pihak, atau cenderung untuk menguatkan posisinya
dalam perkara tersebut.
Defenisi fakta material menurut USLegal.com adalah:
Material fact is a fact that is important, significant or essential to a
reasonable person in deciding whether to engage or not to engage in a
particular transaction, issue or matter at hand. It is a fact that is significant
or essential to the issue or matter at hand. 114
Fakta Material berarti terkait dengan fakta atau keadaan yang signifikan dan
penting terhadap keputusan yang dibuat. Dalam pengertian fakta material di atas
hanya berfokus pada signifikansi atau relevansi informasi tersebut terhadap suatu
peristiwa atau kejadian. Hal ini sangat berbeda dengan pengertian fakta material
dalam kegiatan di pasar modal, bahwa dalam pasar modal, selain informasi tersebut
memiliki relevansi dengan kejadian / peristiwa, tetapi harus dapat berpengaruh
terhadap harga efek atau keputusan pemodal atau pihak lain yang berkepentingan.
Artinya informasi tersebut juga mempengaruhi para investor untuk bertindak
(membeli atau menjual atau tidak sama sekali) atas saham perusahaan.
Sebagaimana pengertian fakta material dalam kegiatan bisnis di pasar modal
didefenisikan dalam Borden Ladner Gervais, adalah:
114
http://definitions.uslegal.com/m/material-fact/, diakses tanggal 4 Desember 2013. Ditulit di
USLegal.com dengan judul, “Material Facts & Legal Defenition”.
Universitas Sumatera Utara
A material fact is defined as a fact that significantly affects, or would
reasonably be expected to have a significant effect, on the market price or
value of any securities of the issuer. 115
Fakta material yang dimaksud Borden Ladner Gervais adalah sebagai fakta
yang secara signifikan mempengaruhi, atau akan diperkirakan mungkin memiliki
pengaruh yang signifikan, pada harga pasar atau nilai dari setiap sekuritas penerbit. 116
Pengertian dari Borden Ladner Gervais ini relatif mendekati pengertian fakta material
yang ditentukan di dalam Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal yakni informasi itu mempengaruhi harga saham atau keputusan investor, calon
investor maupun pihak lainnya.
Untuk dapat memahami pengertian tentang apa yang dimaksud dengan fakta
material (material fact) tersebut, maka dalam praktik dikemukakan beberapa contoh
kasus. Beberapa kasus yang dihimpun ada kaitannya dengan penentuan fakta material
sehingga dari kasus-kasus tersebut mudah disimpulkan apa sebenarnya yang
dimaksud dengan fakta material itu. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam kasuskasus ini adalah fakta-fakta material yang terjadi.
Kasus-kasus tersebut antara lain kasus Texas Gulf Sulphur (TGS), hasil dari
eksplorasi di Kanada menemukan cadangan bahan tambang yang luar biasa. Pejabat
TGS melarang agar informasi itu tidak diumumkan dulu ke publik. Sebelum temuan
ini diumumkan ke publik (disclose) beberapa orang pejabat dan pegawai perusahaan
115
Borden Ladner Gervais, “The Facebook IPO: Danier Revisited”, Artikel dalam Securities
& Capital Market Bulletin, Juni 2013, hal. 2.
116
http://www.blg.com/en/newsandpublications/documents/publication_3076.pdf,
diakses
tanggal 5 Desember 2013. Ditulis oleh: Borden Ladner Gervais, judul: “The Facebook IPO: Danier
Revisited”.
Universitas Sumatera Utara
tersebut membeli saham dan opsi saham TGS. Pejabat dan pegawai TGS yang
membeli saham tersebut digugat karena tidak membuka informasi (fakta materiil)
tentang temuan cadangan bahan tambang tersebut namun mereka sekaligus
melakukan transaksi pembelian saham perusahaan. Menurut pendapat pengadilan,
barang siapa mempunyai informasi orang dalam yang material harus melakukan
disclosure kepada masyarakat investor dan jika diperintahkan tidak disclose untuk
melindungi rahasia perusahaan, para pejabat dan pegawai perusahaan harus menjauh
dari perdagangan efek perusahaan selama informasi tersebut belum dibuka kepada
publik. Fakta material termasuk informasi yang membawa dampak kepada investor
untuk melakukan pembelian, penjualan, atau menahan efek tersebut. 117
Selanjutnya kasus Dirks yang mengungkapkan informasi kepada para investor
Equity Funding of America (EFA) bahwa “EFA melakukan penipuan korporat”.
Informasi tentang penipuan tersebut diperoleh Dirks dari orang dalam. Informasi
bersifat non-public. Karena Dirks membocorkan informasi non-public tersebut
kepada investor, para investor menjual saham EFA, akibatnya harga saham EFA
turun dari $26 menjadi $15. Dalam kasus ini informasi yang diungkapkan oleh Dirks
tersebut dikategorikan sebagai fakta material karena informasi tersebut berdampak
pada saham EFA yaitu turun dari $26 menjadi $15. Dalam hal ini Dirks dinyatakan
melanggar (secara derivatif) fiduciary duty kepada pemegang saham. 118
117
Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul, dan Bismar Nasution, Insider Trading, Kejahatan di
Pasar Modal, (Jakarta: Books Terrace & Library, 2007), hal. 73-74.
118
Ibid., hal. 81-83.
Universitas Sumatera Utara
Kasus Bank Pikko. Pada tanggal 8 April 1997 terjadi suatu kejanggalan
bahwa harga saham Bank Pikko naik drastis dari Rp. 1.325 menjadi Rp.4.000,- per
lembar saham dalam kurun waktu 2 jam 24 menit (kurun waktu dari pukul 09.3014.24). Direktur PT. Multi Prakarsa Investama Securities yang dikendalikan oleh
seseorang bersama dengan afiliasinya melakukan transaksi saham Bank Pikko secara
aktif melalui PT. Putra Saridaya Persada Securities (PSP Securities) di mana PSP
Securities memecah order beli dan jual saham Bank Pikko melalui perusahaan efek
lain. Bank Pikko memberikan informasi “tidak ada hal-hal lain material yang bersifat
spekulan”. Sebelum disuspennya perdagangan saham Bank Pikko, pada tanggal 8
April 1997, tampak transaksi atas saham Bank Pikko ada menggunakan identitas
pihak lain melalui perusahaan efek anggota bursa yang mayoritas sahamnya dimiliki
seseorang. Tindakan tersebut menyebabkan gambaran semu mengenai kegiatan
perdagangan, keadaan pasar, dan harga saham di Bursa Efek, yang selanjutnya
mempengaruhi pihak lain untuk mentransaksikan saham Bank Pikko, dan di sisi lain
salah seorang direksi anggota bursa menyebarkan order beli saham kepada 9
(sembilan) perusahaan efek lain sehingga menyebabkan gambaran semu mengenai
kegiatan perdagangan, keadaan pasar, dan harga saham yang selanjut mempengaruhi
pihak lain untuk mentransaksikan saham Bank Pikko. Kejadian ini dinyatakan oleh
Bapepam sebagai pelanggaran terhadap Pasal 91 UUPM yang berbunyi : “setiap
pihak dilarang melakukan tindakan, baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai
kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa Efek.” Dan juga
Universitas Sumatera Utara
melanggar Pasal 92 UUPM yang berbunyi : “Setiap Pihak, baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama dengan pihak lain dilarang melakukan 2 (dua) transaksi Efek
atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan harga Efek
di Bursa Efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk
membeli, menjual, atau menahan Efek. 119
Pada kasus-kasus di atas tampak bahwa unsur mempengaruhi harga saham
yang diperdagangkan pada bursa efek ternyata disepakati oleh kalangan publik
(khususnya para investor) dan termasuk Bapepam (Otoritas Jasa Keuangan) bahwa
informasi tentang fakta tersebut merupakan fakta material. Jadi dalam hal ini,
pengertian fakta material mesti harus dipahami bukan saja yang ditentukan di dalam
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, tetapi pengertian fakta material lebih
ditonjolkan pada aspek relevansinya terhadap dampak harga saham.
Jika informasi itu dapat mempengaruhi keputusan investor membeli atau tidak
membeli saham yang dibuktikan dengan terjadinya penurunan atau kenaikan harga
saham, maka informasi tersebut sudah dapat dipandang memiliki relevansi dengan
harga saham dalam konteks “mempengaruhi harga saham” dan ini juga disebut
sebagai fakta material. Walaupun informasi itu sama sekali diungkapkan oleh orangorang yang tidak terafiliasi dengan pasar modal tetapi ia memiliki kepentingan untuk
itu, maka dalam hal ini juga dapat dikatakan bahwa informasi itu adalah fakta
material.
119
Jusuf Anwar, Op Cit, hal. 37-41.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengaturan Fakta Material Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
Apa yang termasuk dengan isu fakta material masih menjadi perdebatan
dalam dunia pasar modal hingga saat ini. Jika berpedoman pada pengertian fakta
material dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal mendefenisikan fakta material adalah:
Informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau
fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau
keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas
informasi atau fakta tersebut.
Karakteristik informasi atau fakta yang termasuk sebagai fakta material
(material facts) dalam pengertian yuridis di Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun
1995 tersebut memiliki dua bentuk fakta material:
1. Informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa (kejadian).
2. Fakta yang dapat mempengaruhi:
a. Harga efek pada bursa efek;
b. Keputusan pemodal;
c. Calon pemodal;
d. Atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.
Jika di dalam Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun 1995 tersebut diatur
tentang fakta material seperti itu, maka bentuk pertama sudah dapat disebut sebagai
fakta material. Sementara pada praktiknya di lapangan ada 2 (dua) bentuk fakta
material yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Informasi atau fakta tersebut merupakan informasi atau fakta penting dan
relevan mengenai peristiwa (kejadian) tetapi tidak mempengaruhi harga
saham, keputusan investor atau calon investor atau pihak lain yang
berkepentingan.
2. Informasi atau fakta tersebut merupakan informasi atau fakta penting dan
relevan mengenai peristiwa (kejadian) dan mempengaruhi harga saham,
keputusan investor atau calon investor atau pihak lain yang berkepentingan.
Dari kedua bentuk ketentuan yuridis tersebut berbeda dengan fakta di
lapangan. Konsekuensi dari norma yang diatur di dalam Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal, jika fakta atau informasi penting dan relevan
mengenai peristiwa (kejadian) tersebut tidak mempengaruhi harga saham, keputusan
investor atau calon investor atau pihak lain yang berkepentingan, maka menurut Pasal
1 angka 7 juga termasuk sebagai fakta material.
Seharusnya undang-undang mengatur , jika suatu informasi atau fakta penting
dan relevan mengenai peristiwa (kejadian) yang tidak mempengaruhi harga saham,
keputusan investor atau calon investor atau pihak lain yang berkepentingan, maka
informasi atau fakta itu bukan sebagai fakta material.
Tetapi jika suatu informasi atau fakta tersebut merupakan informasi atau fakta
penting dan relevan mengenai peristiwa (kejadian) dan terbukti di dalam kegiatan
transaksi saham dapat mempengaruhi harga saham, keputusan investor atau calon
investor atau pihak lain yang berkepentingan, maka informasi atau fakta itu
dikategorikan sebagai fakta material.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP51/PM/1996 tentang pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus
Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum, pengertian fakta material tidak terbatas
hanya pada fakta material yang telah diatur dalam ketentuan perundang-undangan di
bidang pasar modal. Jadi tidak ada suatu defenisi yang baku dapat dijadikan sebagai
pedoman untuk menentukan fakta material itu.
Suatu prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai
penawaran umum dari emiten, yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang
diketahui atau layak diketahui oleh emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek (jika
ada). Prospektus harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif. Faktafakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya
dan diungkapkan pada bagian awal prospektus. Urutan penyampaian fakta pada
Prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu. 120
Emiten dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan fakta material tidak
terbatas hanya pada fakta material yang telah diatur dalam ketentuan Nomor KEP51/PM/1996 ini. Pengungkapan atas fakta material tersebut harus dilakukan secara
jelas dengan penekanan yang sesuai dengan bidang usaha atau sektor industrinya,
sehingga prospektus tidak menyesatkan. emiten, penjamin pelaksana emisi, dan
lembaga serta profesi penunjang pasar modal bertanggung jawab untuk menentukan
dan mengungkapkan fakta tersebut secara jelas dan mudah dibaca.
120
http://www.bapepam.go.id/old/old/hukum/peraturan/emiten/IX.C.2.htm, diakses tanggal 4
Desember 2013. Situs Resmi Bapepam-LK.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
menentukan apa yang dimaksud dengan informasi atau fakta material yaitu informasi
atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat
mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon
pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.
Dalam pengertian di atas, tidak dibedakan suatu informasi yang dapat
mempengaruhi harga dan informasi atau kejadian yang tidak mempengaruhi harga.
Tentang penyebutan dengan kata peristiwa penting dan relevan juga bersifat abstrak,
tidak jelas. Ada kemungkinan informasi suatu informasi relevan dengan
peristiwa/kejadian tetapi tidak mempengaruhi harga saham (tidak naik atau tidak
turun). Tentu dalam hal ini menjadi persoalan yang tidak dapat diakomodasi oleh
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tersebut,
karena peristiwa atau kejadian yang bagaimana tidak didefinisikan dengan tegas.
Kemudian dalam ketentuan undang-undang itu memakai kata sambung “atau” hal
ini memberi makna adanya alternatif pilihan. Dapat dilihat kembali dalam kalimat
berikut ini, “…informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian,
atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek…”.
Tidak menjadi persoalan jika ada dua bentuk fakta material yang terdapat di
dalam Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun 1995, tetapi oleh karena kedua bentuk ini
dihubungkan dengan kata sambung “atau” maka dinilai ketentuan ini menjadi kurang
adaptif antara ketentuan yuridis dengan pengalaman di lapangan. Ketentuan demikian
ini sebagai bentuk kelemahan dari Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun 1995 tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Kelemahannya adalah pada bentuk pertama ketentuan yuridis di atas yang
dihubungkan dengan kata sambung “atau”. Kata “atau” tersebut menunjukkan
alternatif salah satu diantaranya.
Jika demikian maka “informasi atau fakta penting dan relevan mengenai
peristiwa, kejadian,” dapat diterjemahkan bahwa semua informasi atau fakta penting
dan relevan mengenai peristiwa, kejadian baik yang tidak mempengaruhi harga
saham (tidak naik atau tidak turun), maupun yang mempengaruhi harga saham dan
keputusan pemodal adalah merupakan fakta material.
Sebaiknya bunyi undang-undang tidak memberikan penafsiran ganda, yang
dapat ditafsirkan dengan multi tafsir. Bunyi undang-undang seharusnya tegas
bertafsir tunggal, menentukan peristiwa, kejadian penting dan relevan yang mana
yang dapat dianggap sebagai fakta material, agar dalam penegakan hukumnya tidak
menimbulkan masalah.
Dalam Pasal 1 angka 7 disebutkan tentang informasi atau fakta material
adalah informasi penting dan relevan dengan peristiwa atau fakta yang dapat
mempengaruhi harga saham dan keputusan investor. Dalam ketentuan ini
menimbulkan pemaknaan yang ambigu kepada masyarakat sebagai akibat kurangnya
penegasan tentang apa yang dimaksud dengan informasi atau fakta penting dan
relevan dengan kejadian.
Tentang informasi atau fakta penting yang relevan dengan kejadian, banyak
macamnya dan tidak dapat disebut satu persatu. Tentu aspek ini tidak boleh menjadi
ukuran sebagai dasar untuk menentukan fakta material. Misalnya diambil contoh
Universitas Sumatera Utara
suatu perusahaan jasa angkutan transportasi darat berencana akan melakukan IPO di
pasar modal, tentu saja banyak hal informasi atau fakta yang berkaitan dengan
perusahaan jasa angkutan transportasi darat tetapi belum tentu informasi itu
merupakan fakta material.
Dalam penjelasan Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal ini juga disebutkan “Sepanjang informasi tersebut dapat mempengaruhi harga
efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”. Maka oleh sebab itu sudah tepat
kiranya argumentasi dan rekomendasi di atas perlu diperbaiki dalam Pasal 1 angka 7
tersebut agar tidak menimbulkan ambigu karena seolah-olah dalam ketentuan Pasal 1
angka 7 tersebut “informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa,
kejadian terkategorisasi sebagai fakta material, karena kata redaksi sambung “atau”.
Sebagai alternatif cara menentukan apa yang dimaksud dengan fakta material
sangat penting di dalam kegiatan bisnis di pasar modal. Dalam mengatasi masalah
yuridis tentang ketentuan fakta materil di dalam Pasal 1 angka 7 UU Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal, perlu diketahui cara menentukan fakta material pada
praktik.
Tidak ada tata cara untuk menentukan fakta material di dalam UU Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal kecuali hanya menentukan defenisi saja. Dalam
tradisi Common Law, untuk menentukan fakta material dalam sebuah kasus,
sehubungan dengan ketentuan yang telah diatur di dalam Pasal 1 angka 7 UU Nomor
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka seseorang perlu memahami terlebih dahulu
Universitas Sumatera Utara
apa yang dimaksud dengan fakta material itu (understand what material facts are).
Perlu pemahaman pada pengertian yang paling dasar, sebuah fakta material bahwa
fakta tersebut harus “relevan” dan mempengaruhi sistem (dalam hal ini harga saham),
fakta-fakta tersebut memiliki efek langsung pada keputusan atau yang mengacu pada
hubungan hukum antara para pihak, misalnya sebab akibat yang ditimbulkan yaitu
berubahnya harga-harga saham di pasar modal atau sejauh mana informasi itu
mempengaruhi atau dapat mempengaruhi keputusan pemodal (investor). 121
Selanjutnya mempertimbangkan apa yang mungkin dan apa yang tidak
mungkin tidak sebagai fakta material. Ketika mengangani sebuah kasus, harus
memperhatikan fakta-fakta material yang masuk ke sistem, apakah informasi itu
menyebabkan atau tidak mempengaruhi hasil kegiatan bisnis. Jika fakta itu relevan
tetapi tidak mempengaruhi sistem, maka fakta itu tidak termasuk sebagai fakta
material, jika fakta itu relevan dan ternyata mempengaruhi sistem maka fakta itu
adalah fakta material.
Dalam menganalisis suatu informasi atau fakta benar-benar fakta material
haruslah memiliki relevansi kuat, penting dan dapat mempengaruhi sistem atau
indeks harga-harga saham pada bursa. Jika untuk menunjukkan dan memahami fakta
material yang relevan dan penting melalui identifikasi fakta material tersebut, maka
penentuan fakta material itu telah didasarkan pada ketentuan hukum yang berlaku,
yakni fakta tersebut benar-benar relevan dan mempengaruhi sistem atau
121
http://www.wikihow.com/Determine-the-Material-Facts-in-a-Case-(Common-Law),
diakses tanggal 6 Desember 2013. Dalam Wiki How to do Anything, tentang “How to Determine the
Material Facts in a Case (Common Law)”.
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi harga saham serta keputusan pemodal, calon pemodal, dan pihak lain
dalam transaksi tersebut.
Jadi dalam hal ini, dalam penentuan fakta material harus dipahami bahwa
informasi atau fakta itu harus dapat mempengaruhi harga saham dan keputusan
pemodal, kalau tidak dapat mempengaruhi harga saham dan keputusan investor, maka
informasi atau fakta penting tentang kejadian itu tidak termasuk sebagai fakta
material. Maka oleh sebab itu, ketentuan penegasan di Pasal 1 angka 7 UU Nomo 8
Tahun 1995 perlu ditegaskan agar dipergunakan kata penghubung “dan/atau” yang
menghubungkan antara informasi penting dan relevan dengan peristiwa/kejadian
“dan/atau” mempengaruhi harga efek dan keputusan pemodal, calon pemodal, dan
pihak lain yang berkepentingan terhadap informasi tersebut. Atau undang-undang
tersebut dirubah dan membuat rumusan yang baru tentang fakta material, sekaligus
menyempurnakan keseluruahan undang-undang tersebut disesuaikan dengan adanya
perkembangan pasar modal sejak tahun 1995 sampai dengan sekarang.
D. Fakta Material Dalam Kaitannya Dengan Prinsip Keterbukaan
Prinsip keterbukaan atau transparansi merupakan syarat mutlak yang bersifat
universal dalam bisnis pasar modal demi terciptanya suatu pasar modal yang wajar,
teratur, dan efisien.
Para pelaku pasar modal dituntut untuk menerapkan prinsip keterbukaan
sehingga kepada para pemodal dapat diberikan perlindungan optimal terhadap
Universitas Sumatera Utara
praktek yang merugikan. Bila fungsi prinsip keterbukaan ini dilaksanakan dengan
baik akan dapat memberikan manfaat, antara lain : 122
1. Terciptanya suatu perdagangan yang fair dan efisien, karena semua
pemodal / investor memperoleh informasi yang sama (equal treatment)
2. Kepercayaan investor meningkat terhadap pasar modal dan juga terhadap
emiten, sehingga menambah nilai perusahaan
3. Transparansi akan mencegah penyimpangan atau penipuan dalam pasar
modal sehingga dapat meminimumkan kerugian para investor
Pengertian prinsip keterbukaan atau disebut juga dengan prinsip transparansi
dalam UUPM diartikan sebagai berikut: 123
Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten,
perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk
menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh
informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh
terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek
tersebut.
Prinsip keterbukaan menegaskan bahwa setiap perusahaan yang menawarkan
efeknya melalui pasar modal diwajibkan mengungkapkan seluruh informasi
mengenai fakta material secara transparan (full disclosure) mengenai kondisi
usahanya, termasuk keuangan, aspek hukum, manajemen, dan harta kekayaan
perusahaan kepada para investor. 124 Keterbukaan informasi tidak saja diwajibkan
pada saat perusahaan tersebut menawarkan efeknya kepada masyarakat investor
122
Iman Sjahputra, Pengantar Hukum Pasar Modal, hal 84
Pasal 1 angka 25 UUPM.
124
Jusuf Anwar, Op. Cit., hal. 208.
123
Universitas Sumatera Utara
pertama kali pada pasar perdana, tetapi juga wajib dilakukan pada saat efek
perusahaan tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. 125
Handy M. Fakhruddin mengatakan, prinsip keterbukaan sebagai oksigen pasar
modal. Ini berarti jika oksigen tidak ada, potensial mengakibatkan pasar modal akan
mengalami stagnasi (hambatan). Membuka informasi fakta material pada waktunya,
berarti fakta material tersebut dibuka secara penuh (full disclosure) kepada para
investor. 126 Dengan melaksanakan prinsip keterbukaan pada hakikatnya sebagai
wujud perlindungan terhadap para investor dari kemungkinan kerugian yang
terjadi. 127
Keterbukaan tentang fakta material sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada
keberadaan
prinsip
keterbukaan
yang
memungkinkan
tersedianya
bahan
pertimbangan bagi investor, sehingga investor secara rasional dapat mengambil
keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. Tanpa kewajiban
melaksanakan prinsip keterbukaan mustahil tercipta pasar modal yang efisien,
sebaliknya bisa terjadi kemungkinan investor yang tidak memperoleh informasi
karena tidak meratanya informasi kepada investor yang disebabkan ada informasi
yang tidak di-disclose atau terdapat suatu informasi yang belum tersedia untuk
publik, tetapi telah disampaikan kepada orang-orang tertentu. 128
125
Ibid.
Hendy M. Fakhruddin, Go Public…Op. cit, hal. 157.
127
Jusuf Anwar, Op. Cit., hal. 209.
128
Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, Op. cit, hal. 1
126
Universitas Sumatera Utara
Informasi yang diwajibkan dibuka (disclose) adalah informasi atau fakta
material yang potensial mempengaruhi keputusan investor. Fakta material yang
dimaksud menyangkut segala informasi atau data penting dan relevan mengenai
peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa dan
keputusan investor, calon investor, atau pihak lain yang berkepentingan atas
informasi atau fakta material tersebut. 129
Bismar Nasution mengatakan prinsip keterbukaan sebagai jiwa pasar modal
sekaligus dapat memberikan peluang bagi investor untuk mempertimbangkan
mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. 130
Fokus sentral dari hukum pasar modal adalah prinsip keterbukaan, oleh karena
hakikatnya prinsip keterbukaan membuat investor atau pemegang saham dan pelakupelaku bursa mempunyai informasi yang cukup dan akurat dalam pengambilan
keputusannya dalam berinvestasi.
Tujuan prinsip keterbukaan untuk menciptakan efisiensi dalam transaksi efek
di mana para investor dalam perdagangan efek dapat melakukan perdagangan secara
transparan, adil, dan bijaksana. 131 Menciptakan pasar modal yang likuid dan efisien
bergantung kepada lembaga-lembaga yang ada di dalam pasar modal untuk
129
Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul, dan Bismar Nasution, Op. cit, hal. 11.
Bismar Nasution, ”Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal”, Makalah
Disampaikan pada Seminar Mengupas serta Mencermati Fenomena Tindak Pidana di Pasar Modal,
pada Bina Manajemen Bisnis dan Investasi Dharma Nusantara, Jakarta, Tanggal 8 Mei 2003, hal. 1.
131
Najib A. Gisymar, Op. cit., hal. 2.
130
Universitas Sumatera Utara
memberikan kemampuan investasi dan kualitas pelayanan yang tinggi melalui
pelaksanaan prinsip keterbukaan. 132
Suatu teori yang memandang pembenaran dari prinsip keterbukaan ini
difokuskan berbagai alasan sebagaimana yang disebutkan oleh John C. Coffee,
alasannya adalah: 133
1. Karena informasi memiliki berbagai karakteristik dari suatu barang umum;
2. Ketidakefisienan yang lebih besar akan terjadi tanpa sistem keterbukaan;
3. Karena munculnya teori self induced disclosure yang terlalu banyak
memandang bahwa kepentingan manajer dan pemegang saham dapat
diluruskan secara sempurna; dan
4. Karena dalam pasar modal yang efisien, masih ada informasi lain yang
dibutuhkan oleh investor untuk mengoptimalkan portofolio sahamnya.
Informasi demikian sangat baik diberikan melalui prinsip keterbukaan secara
wajib.
Kurangnya ketersediaan informasi bukan berarti bahwa informasi yang
diberikan emiten tidak dapat diverifikasi secara optimal. Prinsip keterbukaan sebagai
suatu strategi pengurangan biaya dengan konsekuensi adanya jaminan keakuratan
informasi secara baik dan transparan. Prinsip keterbukaan mengantisipasi kerugian
investor karena para investor dapat membeli atau menjual saham berdasarkan
informasi material yang diperolehnya. 134
Prinsip keterbukaan disebut juga dengan prinsip transparansi. Barry A.K
Rider, mengatakan “Sun light is the best disinfectant and electric light the
policeman.” Dalam pasar keuangan pendapat tersebut tidak perlu lagi dibuktikan,
132
Bapepam, Cetak Biru Pasar Modal di Indonesia 2000-2004, (Jakarta: Bapepam, 1999),
133
John C. Coffee dalam Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op. cit., hal.
134
Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op. cit, hal. 25-26.
hal. 17.
24-25.
Universitas Sumatera Utara
tetapi lebih banyak tergantung kepada informasi apa yang harus diungkapkan dan
kepada siapa informasi itu disampaikan. Prinsip keterbukaan sekarang ini bukan
merupakan hal baru, tetapi sudah merupakan sejarah yang panjang dalam kegiatan
perusahaan atau di dunia pasar modal. 135
Keterbukaan dalam transaksi efek menghendaki seluruh informasi mengenai
keadaan usahanya yang meliputi aspek keuangan, hukum, manajemen, dan harta
kekayaan perusahaan yang akan melakukan emisi saham menyebabkan calon investor
dapat memahami dan memutuskan kebijakan untuk investasinya.
Prinsip keterbukaan dilaksanakan melalui penyampaian laporan mengenai
fakta material. Prinsip keterbukaan mulai diterapkan dalam mekanisme pasar modal
yakni pada saat perusahaan memasuki tahap pra pencatatan pernyataan pendaftaran.
Pernyataan pendaftaran yang wajib diserahkan kepada Bapepam terdiri dari
prospektus awal (preliminary prospectus) dan dokumen-dokumen pendukung. 136
Keterbukaan berlaku sejak emiten atau perusahaan publik tersebut didaftarkan
(listing) di bursa, maka sejak itu emiten tersebut wajib melaporkan dan membuka ke
publik mengenai segala sesuatunya yang ada di dalam prospektus. Keterbukaan pada
saat ini ditujukan kepada Bapepam (Otoritas Jasa Keuangan) antara lain pernyataan
tentang fakta material dalam prospektus harus sejelas-jelasnya dibuka termasuk
135
Bismar Nasution, “Aspek Hukum Dalam Transparansi Pengelolaan Perusahaan
BUMN/BUMD Sebagai Upaya Memberantas KKN”, Makalah Disampaikan pada Semiloka Peran
Masyarakat (Stakeholder) melalui lembaga Pengawasan Pengelolaan Perusahaan Dalam Mendukung
Pelaksanaan Good Corporate Governance Di Sumatera Utara, pada tanggal 30 April 2003, hal. 5-6.
136
John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Dictionary of Finance and Investment Term,
Penerjemah Soesanto Budhidarmo, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), hal. 438.
Universitas Sumatera Utara
laporan berkala atau laporan atas peristiwa yang dapat mempengaruhi harga efek
perusahaan . 137
Pelanggaran ketentuan pelaksanaan prinsip keterbukaan dapat juga dipahami
dari praktek perdagangan orang dalam (insider trading). Karena orang dalam
(insider) mempunyai informasi yang mengandung fakta material yang dapat
mempengaruhi harga saham. 138 Perbuatan insider yang curang berarti menggunakan
fakta material yang bukan miliknya untuk kepentingannya sendiri.
Informasi fakta material perusahaan menyangkut segala data, fakta ataupun
peristiwa yang telah, akan atau dapat terjadi di dalam atau berkaitan dengan
perusahaan, baik informasi menyangkut efek yang diterbitkan perusahaan ataupun
tidak berkaitan dengan efek perusahaan tersebut. Bentuk-bentuk informasi fakta
material perusahaan dapat berupa informasi publik, informasi non publik, informasi
yang jelas; dan informasi material yang sensitif. 139
Dalam pasar modal, informasi yang wajib diungkapkan (disclose) adalah
informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam
perdagangan saham perusahaan.
Emiten atau perusahaan publik adalah pihak yang memiliki kewajiban
terbanyak untuk melakukan keterbukaan informasi. Hal ini dapat dimaklumi karena
137
Jusuf Anwar, Op. cit., hal. 105.
Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal, Good Corporate Governance,
Perlindungan Lingkungan Hidup dan Insider Trading, (Medan: USU, 2005), hal. 47.
139
Asril Sitompul, Zulkarnain Sitompul, dan Bismar Nasution, Op. Cit., hal. 10.
138
Universitas Sumatera Utara
emiten telah memperoleh banyak manfaat dari pasar modal yaitu mendapat dana
dalam jumlah besar yang berasal dari investor.
Pada dasarnya pelaksanaan keterbukaan di pasar modal yang dilakukan oleh
emiten dapat dikelompokkan atas :
1. Tahap keterbukaan pada saat melakukan penawaran umum (Primary
market level)
2. Tahap keterbukaan setelah emiten mencatatkan dan memperdagangkan
sahamnya di bursa efek (secondary market level) yaitu emiten wajib
menyampaikan secara terus menerus laporan berkala kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan kepada bursa (Continuously disclosure)
3. Tahap keterbukaan karena terjadi peristiwa penting (bersifat insidentil)
yang laporannya harus disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas
Jasa Keuangan dan kepada bursa (Timely Disclosure). 140
4. Keterbukaan informasi dalam rangka pelaksanaan aksi korporasi
(corporate action)
5. Kewajiban Public Expose 141
Aspek-aspek keterbukaan informasi tersebut di atas diuraikan lebih lanjut
seperti di bawah ini.
140
141
Iman Sjahputra, Pengantar Hukum Pasar Modal , Op cit , hal 85
Hendry M. Fakhruddin, Go public, Op cit, hal 159
Universitas Sumatera Utara
1. Laporan Pasar Perdana
Laporan Pasar Perdana merupakan jenis pelaporan emiten sehubungan dengan
pelaksanaan penawaran umum saham kepada publik di mana salah satu periode
kegiatan penawaran umum adalah penjatahan. Manajer Penjatahan harus melaporkan
dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penjatahan. 142
2. Laporan Berkala
Laporan Berkala merupakan kewajiban keterbukaan informasi yang
disampaikan emiten kepada Bapepam-LK (Otoritas Jasa Keuangan/ OJK) dan Bursa
Efek pada periode yang telah ditentukan dan sifatnya berulang yaitu Laporan
Keuangan Tahunan, Laporan Keuangan Tengah Tahunan, Laporan Tahunan, dan
Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. Emiten wajib mengumumkan
laporan tersebut dalam 2 (dua) surat kabar harian, dan bukti pengumuman tersebut
harus diserahkan kepada OJK selambat-lambatnya
2 (dua) hari kerja setelah
pengumuman. 143
3. Laporan Insidentil
Peraturan Bapepam Nomor X.M.1 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang
Saham Tertentu berbunyi : Direktur atau komisaris emiten wajib melaporkan kepada
Bapepam (OJK) atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikan atas saham
142
143
Loc. cit
Ibid, hal. 160
Universitas Sumatera Utara
perusahaan selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak terjadinya
transaksi. Kewajiban tersebut juga berlaku bagi setiap pihak yang memiliki 5 %
(lima persen) atau lebih saham disetor. Selain itu emiten wajib mengumumkan
kepada masyarakat, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah keputusan
atau terdapat fakta material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek
perusahaan: keputusan investasi pemodal, adanya permohonan Pailit/PKPU, RUPS,
penggantian akuntan publik, perubahan anggaran dasar
4. Keterbukaan Aksi Korporasi
Hal-hal yang harus dilaporkan antara lain: adanya transaksi afiliasi, transaksi
benturan kepentingan, transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama,
pengambilalihan perusahaan terbuka, penggabungan atau peleburan usaha, buy back
saham, right issue, penawaran tender, dll. 144
5. Kewajiban Public Expose
Public expose adalah suatu pemaparan umum kepada publik untuk menjelaskan
mengenai kinerja emiten agar informasi mengenai emiten tersebut tersebar merata.
Wajib dilakukan minimum sekali dalam setahun (Peraturan BEJ No. 1-E). 145
144
145
Iman Sjahputra, Op. cit., hal 537
Hendy M. Fakhruddin, Op. cit., hal 187
Universitas Sumatera Utara
Download