145 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil

advertisement
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil temuan dan hasil pengamatan yang sudah dilakukan hingga
proses pembahasan kasus dan lintas kasus maka dapat dirumuskan kesimpulan
dari hasil penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini meliputi ringkasan temuan,
kontribusi teoritik, implikasi kebijakan dan rekomendasi. Kesimpulan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
6.1
Ringkasan Temuan
Terdapat beberapa temuan terkait proses perencanaan partisipatif dalam
rehabilitasi dan rekonstruksi permukiman pascabencana Merapi 2010 di Desa
Wukirsari dan Desa Candibinangun, di antaranya sebagai berikut:
1. Perbedaan kepentingan individu yang terjadi pada masyarakat Desa
Candibinangun dengan Wukirsari, di mana kepentingan individu yang ada di
Desa Wukirsari lebih pada kepentingan keluarga. Hal ini dikarenakan
kerusakan yang terjadi di sana adalah kerusakan hunian tempat tinggal.
Berbeda dengan yang terjadi di Desa Candibinangun yang lebih condong pada
kepentingan beberapa kelompok masyarakat, di mana dalam hal ini hanya
menyangkut beberapa sarana prasarana sekitar pemukiman saja. Sehingga
mengakibatkan proses perencanaan partisipatif dan faktor yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
Merapi berbeda antara kedua kasus tersebut.
145
2. Proses perencanaan partisipatif pascabencana Merapi 2010 yang terjadi di Desa
Wukirsari dan Candibinangun bisa diterapkan pada rehabilitasi dan
rekonstruksi pascabencana di daerah lainnya, selama faktor-faktor yang
mempengaruhi perencanaan partisipatif dan partisipasi masyarakat terpenuhi.
6.2
Kontribusi Teoritik
Kontribusi teoritik dalam penelitian ini menghasilkan kontribusi teoritik
bahwa baik faktor perencanaan partisipatif dan proses perencanaan partisipatif
yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi
dan rekonstruksi pascabencana dibedakan berdasarkan tingkat keparahan yang
menyebabkan perbedaan tingkat kepentingan individu masyarakat. Ketika tingkat
keparahan itu tergolong tinggi bisa dicerminkan dengan kepentingan tiap individu
masing-masing masyarakat dan bukan perwakilan dari kepentingan individu maka
proses perencanaan partisipatif akan lebih rinci, dan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap perencanaan partisipatif akan menjadi berkurang dan lebih
sederhana. Hanya daerah pedesaan dengan karakter sosial masyarakat yang rukun
dan tingkat kepedulian gotong-royong serta tenggang rasa yang tinggi, yang bisa
menerapkan proses perencanaan partisipatif dalam kaitannya rehabilitasi dan
rekonstruksi permukiman pascabencana.
146
6.3
Implikasi Kebijakan
Sebagai masukan dalam perencanaan partisipatif yang melibatkan
partisipasi
masyarakat
dalam
rehabilitasi
dan
rekonstruksi
permukiman
pascabencana, dirumuskan beberapa saran sebagai berikut:
1) Dalam pelaksanaan perencanaan partisipatif, pemahaman masyarakat terkait
program yang akan ditawarkan dalam perencanaan partisipatif tersebut harus
mendalam dan jelas. Hal ini dikarenakan tanpa pemahaman yang jelas dan
mendalam, program-program tersebut tidak akan berjalan sesuai harapan dan
optimal.
2) Pelaksanaan perencanaan partisipatif terkait program rehabilitasi dan
rekonstruksi permukiman pascabencana tidak hanya bisa dimulai dengan
program yang tersusun secara sistematis, akan tetapi harus disertai dengan
pendekatan sosial sebelum melakukan sosialisasi. Hal ini dikarenakan
masyarakat juga butuh mengenal siapa yang mengusung program untuk rakyat
tersebut.
3) Untuk masyarakat sendiri dalam hal ini adalah korban bencana, perlu belajar
dan mengingat secara rinci apa saja yang telah diberikan atau diajarkan oleh
lembaga atau instansi pemerintah yang memberikan program bantuan dalam
hal ini adalah bagaimana tahapan-tahapan dalam melakukan rehabilitasi dan
rekonstruksi permukiman pascabencana. Sehingga pada nantinya ketika terjadi
bencana lagi, masyarakat sedikit banyak bisa langsung bergerak untuk
melakukan pertolongan terhadap warga lainnya.
147
6.4
Rekomendasi Penelitian Lebih Lanjut
Peluang pengembangan penelitian terkait perencanaan partisipatif yang
melibatkan
partisipasi
masyarakat
dalam
rehabilitasi
dan
rekonstruksi
permukiman pascabencana masih luas, hal ini dikarenakan potensi bencana yang
terjadi pada beberapa tahun akhir ini semakin sering terjadi, tidak hanya gunung
meletus, akan tetapi seperti gempa dan lain-lain, dan juga penelitian yang
dilakukan sekarang ini masih tergolong umum, sehingga hanya menggambarkan
secara deskriptif saja perencanaan partisipatif yang terjadi di Desa Wukirsari dan
Candibinangun. Sehingga dalam hal ini penulis memberikan rekomendasi untuk
dilakukan penelitian-penelitian yang lebih mendalam terkait bagian-bagian proses
yang terjadi dalam perencanaan partisipatif itu sendiri, misalnya: (a) pengaruh
penyusunan RPP terhadap pembuatan site plan; (b) pengaruh Rekompak dalam
proses perencanaan partisipatif pascabencana; dan (c) perbandingan proses
perencanaan partisipatif antara daerah pascabencana gempa bumi dan daerah
pascabencana badai.
Penulis juga menyarankan adanya pengujian terhadap hasil-hasil penelitian
ini dengan kasus-kasus yang sudah pernah terjadi di daerah lain, hal ini bertujuan
untuk melihat pola penelitian yang ada terkait perencanaan partisipatif yang
melibatkan
partisipasi
masyarakat
terkait
rehabilitasi
dan
rekonstruksi
permukiman pascabencana. Sehingga, hasil penelitian ini pada nantinya dapat
digunakan untuk perbandingan dengan penelitian lainnya yang sejenis.
148
Download