BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Inggris merupakan sebuah bahasa yang dinamis, penutur bahasa Inggris menyebar ke seluruh penjuru dunia seiring dengan meluasnya daerah jajahan Inggris (British Colony) yang hampir menapaki kurang lebih seperempat luas bumi, sehingga tidak mengherankan jika bahasa ini menjadi lingua franca (bahasa pengantar) bagi bangsa-bangsa di dunia dan banyak yang mempelajari bahasa Inggris sebagai second language bahkan sekarang telah menjadi bahasa internasional. Selain menjadi bahasa internasional, bahasa Inggris juga menjadi bahasa nasional berbagai bangsa seperti: Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan sebagainya. Dari penggunaan bahasa Inggris tersebut, muncul beberapa corak ragam bahasa Inggris seperti: American English, British English, Australian English, Singapore English, Black English dan masih banyak lagi corak ragam bahasa Inggris lainya. Namun bagaimana pun corak ragam bahasa Inggris yang ada, seluruhnya tidak lepas dari 2 (dua) variasi yaitu bahasa Inggris standar (Standard English) yang sesuai dengan peraturan baku serta bahasa Inggris non-standar (NonStandard English). (Cheshire, 1991; Nayar and Widdowson, 1994). Pada penelitian ini, penulis fokus pada corak ragam bahasa Inggris Amerika (American English) yang meliputi ragam bahasa lisan dan tulisan informal, berikut contoh kasus yang terjadi dalam percakapan sehari-hari. 1 2 Evellyn : “What are ya gonna do tomorrow?” Jane : “I dunno. What do ya wanna do?” Evellyn : “I’m not sure yet. I think I hafta do something for my mom cuz she asked me to. I wanted you to help.” Jane : Sorry, I can’t. Look, I’ve gotta go right now. Gimme a call later, OK?” Evellyn : “OK. Bye!” Dialog yang terjadi di atas merupakan contoh dari bahasa informal yang saat ini kian berkembang dikalangan penutur bahasa Inggris di Amerika. Bahasa yang mereka gunakan mengambil penyederhanaan dan kecenderungan pada penyusutan kata-kata sehingga akan terdengar asing dan sangat rumit bagi para pemula atau pun non-penutur asli bahasa tersebut. Proses alami ini terjadi karena suku kata secara fonetis menyatu untuk menciptakan sebuah bentuk singkat dari satuan kata atau pun frasa. Gaya bahasa ini dapat di lihat dari ciri-cirinya sesuai dengan ragam lisan dan tulisan. Sebagai contoh,"Do not you want to get something to eat?” Akan lebih terdengar seperti “Don't'cha wanna get somthin' tweet?" Saat kalimat tersebut diucapkan secara lisan dalam tempo yang cukup cepat. Sedangkan dalam bentuk tulisan seperti, 'smornin' dari kata “this morning”, s'nuff dari kata “is enough” dan y'awake yang berasal dari kata “[are] you awake” dapat dengan mudah ditemukan pada beberapa text messages, memos, social network postings dan personal essays (atau dengan kata lain dalam situasi informal). Perubahan bentuk seperti tersebut di atas di sebut dengan istilah kontraksi yang berasal dari istilah bahasa Inggris contraction (Kridalaksana, 1982:94). Istilah ini dikuatkan oleh beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya 3 mengenai contractions seperti Akmajian (2001); Hurford (1994); Kohl (2008); Collins (2006); dan Manser (2006: 191). 1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini ada dua (2) masalah yang akan di bahas, yaitu: 1. Kategori Contractions apa sajakah yang terdapat pada script film Toy Story? 2. Proses fonologis apa yang terjadi pada masing-masing kategori Contractions tersebut? 1.3 Batasan Masalah Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu “Contractions dan Phonological Process pada film Toy Story: Kajian Fonologis”. Berdasarkan pada Spencer (1987:25-47) Ada beberapa tipe perubahan bunyi secara fonologis yaitu, assimilations and dissimilations, fortitions and lenitions (strengthenings and weakenings), insertions, deletions and coalescence, lenghtening and shortenings, metathesis and reduplications. Merujuk pada beberapa tipe perubahan bunyi secara fonologis di atas, dalam analisis ini, penulis fokus pada dua (2) proses fonologis yaitu assimilation dan deletions (elision). Untuk melengkapi proses penelitian di ambil dari teori Hickey (2005) dan Roach (1983) sebagai acuan serta referensi pendukung. Adapun mengenai jenis-jenis ragam bahasa Inggris informal ada tiga (3) yaitu, colloquialisms, contractions, dan liberties with grammar (Manser, 2006: 190191), untuk mencegah meluasnya permasalahan, penulis meneliti satu (1) jenis saja yaitu mengenai contractions. 4 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak dicapai penulis adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kategori Contractions yang terdapat pada script film Toy Story. 2. Mendeskripsikan proses fonologis yang terjadi pada kategori Contractions tersebut. Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis diharapkan mampu menambah khazanah tentang ilmu-ilmu linguistik yang selama ini berkembang dikalangan masyarakat. Sedangkan secara praktis diharapkan mampu menambah pengetahuan, wawasan dan ilmu baik bagi penulis maupun pembaca. 1.5 Objek dan Metode Penelitian Objek penelitian pada proposal skripsi ini adalah sebuah film animasi yang berjudul Toy Story, film animasi ini pertama kali di buat oleh Pixar yang disutradarai oleh John Lasseter, sutradara animasi terbaik yang kala itu mendapatkan penghargaan bergengsi Academy Special Achievement Award pada tahun 1996 untuk film ini. Film Toy Story di rilis oleh Walt Disney Pictures dan Buena Vista Distribution di Amerika Serikat pada 21 November 1995 serta di Britania Raya pada 22 Maret 1996. Merupakan film Pixar pertama yang di rilis ke bioskop, meraup keuntungan hingga US$ 356.800.000 di seluruh dunia. Ceritanya berkisar tentang petualangan mainan milik seorang anak yang bernama Andy, yang digambarkan bisa hidup jika tidak ada orang di sekitarnya. Pixar mampu mengemas film ini menjadi film animasi yang sangat digemari oleh anak-anak, sehingga tidak heran jika Toy Story adalah film animasi 5 pixar pertama yang mempunyai rating tertinggi dari semua filmnya, yaitu 100% full positive. Selain itu, dalam dialog film Toy Story ini penulis menemukan banyak sekali data mengenai contractions karena naskah pada dialog film ini di tulis oleh native speaker berkebangsaan Amerika Serikat yaitu Andrew Stanton dan Joss Whedon, hal ini lumrah terjadi karena pengaruh gaya bahasa sehari-hari yang berkembang di kalangan penutur bahasa Inggris-Amerika, itulah sebabnya penulis memutuskan untuk memilih film Toy Story sebagai bahan penelitian dalam penulisan skripsi ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripitif, yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:199). Penelitian deskriptif ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan penelitian metode deskriptif, memungkinkan peneliti untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (West, 1982). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data untuk menguji pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian saat ini, yaitu melaporkan keadaan objek dan subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Dalam proses penelitian, penulis menggunakan perpustakaan sebagai tempat mencari dan mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan objek penelitian, serta menggunakan internet untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan. 6 1.6 Sistematika Penulisan Bab satu membahas tentang Latar Belakang yang berisi tentang pemikiran yang menjadi ide topik, Identifikasi Masalah yang berisi tentang masalah yang merupakan masalah pokok yang ingin diteliti dalam penelitian ini, Batasan Masalah berisi tentang batasan-batasan masalah dari objek penelitian serta asumsi-asumsi dasar penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian merupakan gambaran yang diuraikan pada identifikasi masalah, serta memaparkan manfaat yang bisa di ambil dari penelitian ini, sedangkan Objek dan Metode Penelitian yang berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini. Bab dua berisi tentang kajian teori yang membahas tentang teori-teori yang digunakan dalam skripsi ini diantaranya, teori Spencer (1996) dan Roach (1983) sebagai rujukan utama untuk kajian phonological process, serta beberapa teori pendukung seperti Hicky (2005), Morley (1992) Manser (2206), Crystal (1997), Roberts (2005), dan Mair (2006). Bab tiga berisi tentang analisis data yang membahas tentang kumpulan data yang di analisis sesuai dengan kategori serta proses yang di lihat dari sisi fonologis dan ciri-ciri penulisannya. Bab empat berisi tentang simpulan dan saran dari penulis, berdasarkan hasil yang di peroleh dari hasil penelitian.