Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Pupuk Phonska (Studi di Kabupaten Mojokerto) Oleh : Ajeng Lailil Ismiar Rosida Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang E-mail : [email protected] Abstract This study aims to analyze the influence of Consumer Motivation and Consumer Attitudes on purchasing decisions Phonska fertilizer PT. Petrokimia Gresik in Mojokerto. To find out how much influence the dependent variable (buying decisions) to the independent variables (Consumer Motivation and Consumer Attitudes) used regression analysis with analytical methods test t and f. This study uses a sample of 105 farmer that use Phonska Phonska fertilizer PT. Petrokimia Gresik . While sampling using purposive sampling techniques. The results of studies using multiple linear regression analysis, showed that simultaneous variable Consumer Motivation (X1) and Consumer Attitudes (X2) has a significant influence on buying decisions (Y). While partial, variable Consumer Motivation and Consumer Attitude showed a significant effect on decision buying consumen. Keyword : Consumer Motivation, Consumer Attitudes, Decision Buying Perkembangan usaha sejauh ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Salah satunya adalah persaingan bisnis yang semakin ketat dan mengakibatkan perilaku konsumen di dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Seiring perkembangan teknologi yang makin dinamis, manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Begitu pula pada sektor pertanian, dimana setiap petani akan selalu berpikir dan melakukan inovasi untuk bersaing dan lebih baik. Petani merupakan salah satu sasaran konsumen produsen pupuk yang digunakannya. Petani juga merupakan konsumen dalam penggunaan pupuk untuk mendukung kegiatan pertaniannya sekaligus bisnisnya. Di Kabupaten Mojokerto sendiri memiliki lahan pertanian yang luas sekaligus hasil panennya juga besar. Faktor lain yang membuat peneliti memilih Kabupaten Mojokerto adalah sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani. Sekaligus hasil panen dari lahan pertanian yang ada di Kabupaten Mojokerto dijadikan sebagai bahan baku dari kegiatan produksi. Di sektor pertanian dan perkebunan tanaman diketahui memerlukan unsur hara NPK yang ada dalam kandungan dari pupuk Phonska. Kandungan unsur hara pada pupuk Phonska masing-masing memiliki komposisi yang berimbang yaitu mengandung 15% Nitrogen, 15 % Phospat, 15% Kalium, serta diperkaya dengan unsur belerang (S) (Masita, 2008). Serta juga banyak memiliki manfaat diantaranya adalah mudah larut dalam air, kandungan unsur setiap butir pupuk merata, sesuai untuk berbagai jenis tanaman, larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman, meningkatkan produksi dan kualitas panen, menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan, menjadikan tanaman lebih hijau dan segar karena banyak mengandung butir hijau daun, memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang baik, memacu pembentukan bunga, mempercepat panen dan menambah kandungan protein, menjadikan batang lebih tegak, kuat dan dapat mengurangi risiko rebah, memperbesar ukuran buah, umbi dan bijibijian, meningkatkan ketahanan hasil selama pengangkutan dan penyimpanan, dan memperlancar proses pembentukan gula dan pati. Sebagian besar petani membutuhkan pupuk yang bisa membuat tanamannya menjadi lebih subur dan dapat meningkatkan hasil panen. Salah satunya dengan menggunakan pupuk Phonska, dimana pupuk Phonska ini memiliki kandungan yang lengkap yakni NPK. Dalam kandungan NPK yang dimiliki pupuk Phonska masingmasing sebesar 15%. Pupuk Phonska juga memiliki banyak manfaat selain yang dibutuhkan oleh para konsumen atau petani. Pupuk Phonska merupakan salah satu produk dari PT. Petrokimia Gresik. Mengenai permintaan pupuk Phonska yang terus meningkat, produsen terus memantau perkembangan penjualannya juga. Seperti data atau tabel di bawah ini yang menjelaskan mengenai penjualan Pupuk Phonska yang ada di Kabupaten Mojokerto. Pada data tersebut cuaca atau iklim yang terjadi juga mempengaruhi akan penjualan pupuk Phonska meningkat maupun menurun. Akan tetapi dilihat pada dua tahun terakhir di bawah ini yang pada awalnya cenderung naik, dan setelah itu di periode berikutnya cenderung menurun. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi akan proses tanam, seperti cuaca yang tidak tentu dan harga bibit yang naik. Untuk lebih bisa mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan profit maupun penjualan, maka perusahaan harus lebih bisa memahami pasar sasaran. Perusahaan atau organisasi tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan baik. Ada faktor kondisi yang berubah dimana dapat mengakibatkan penjual mengalami kesulitan dalam membentuk dan mencipakan konsumen yang loyal. Maka dari itu, sangat perlu adanya peningkatan persaingan dengan tujuan agar bisa memenangkan persaingan dengan baik. Dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah (Kotler. 2008). Cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang behubungan dengan konsumsi (Schiffaman dan Kanuk, 2008:6). Dari pengertian sekilas tersebut bisa diketahui bahwa memahami perilaku konsumen itu bukan pekerjaan yang mudah. Dikarenakan disana juga terdapat banyak variabel yang mempengaruhi dan saling berinteraksi yang bisa dilakukan oleh perusahaan. Jika hal tersebut dilakukan maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pada pesaingya, karena dengan dipahaminya perilaku konsumen perusahaan dapat memberikan kepuasan secara lebih baik kepada konsumen (Kotler, 2008). Perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman dan Kanuk, 2008). Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa, pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti apa (what) yang dibeli, dimana (where) membeli, bagaimana kebiasaan (how often) membeli dan dalam keadaan apa (under what condition) barang-barang dan jasa-jasa dibeli. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran perlu didukung pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen, karena dengan memahami perilaku konsumen perusahaan dapat merancang apa saja yang diinginkan konsumen. Untuk memenuhi keputusan pembelian, biasanya didasari oleh beberapa hal, diantaranya adalah motivasi konsumen, dan sikap konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:72) “Motivation can be described as the driving force within individuals that impels them to action”. Artinya motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan. Sedangkan Setiadi (2003) mendefinisikan motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Selain motivasi juga ada sikap yang dapat mempengaruhi dalam keputusan pembelian. Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan cara yang tetap menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu (Schiffman dan Kanuk, 2008:248). Sikap mempunyai arti penting dalam pembuatan keputusan pemasaran dan ada kecenderungan yang kuat untuk menganggap bahwa sikap itu sebagai faktor yang paling kuat untuk memprediksi perilaku dimasa yang akan datang serta dapat membantu perusahaan meramalkan permintaan produk serta mengembangkan program pemasaran yang tepat. Pementukan sikap konsumen sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga, dan teman-teman, pemasaran langsung dan media massa (Schiffman dan Kanuk, 2008). Sikap seseorang terhadap atribut produk dapat berbeda-beda karena keyakinan serta evaluasi terhadap atribut yang dimiliki produk tersebut. Disamping itu masih ada faktor lain yang turut berpengaruh yang pada akhirnya akan menentukan minatnya membeli suatu produk. Dalam penelitian ini sikap merupakan faktor yang mendapatkan perhatian dari peneliti, karena sikap merupakan faktor yang tepat untuk memprediksi atau meramalkan perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap konsumen diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Motivasi konsumen dalam menggunakan pupuk Phonska didasari atas kebutuhan yang mereka perlukan. Sebagian besar konsumen pupuk Phonska adalah petani yang berpendapat bahwa pupuk Phonska memilki kualitas yang bagus, dimana memiliki unsur kandungan NPK yang masing-masing sebesar 15%. Serta didukung dengan harga pupuk Phonska yang terjangkau dan bersifat umum atau dapat digunakan untuk segala macam tumbuhan sehingga para petani lebih memilih dan menggunakan pupuk Phonska. Selain itu, konsumen pupuk Phonska memilih dan membelinya juga dipengaruhi oleh sikap. Sebagian besar petani memilih Phonska yang merupakan produk yang disukai karena memiliki keandalan produk yang pasti menggambarkan keberhasilan pada saat panen. Sikap dilakukan konsumen berdasarkan pandangannya terhadap produk atau jasa dan proses belajar baik dari pengalaman ataupun dari yang lain. Sikap konsumen bisa merupakan sikap positif maupun negatif terhadap produk atau jasa tertentu. Dengan mempelajari keadaan jiwa dan keadaan pikir dari sikap seseorang diharapkan dapat menentukan perilaku konsumen. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan dari kebudayaan dan lingkungan sosialnya atau norma subjektif (subjective norm). Sedangkan keadaan pikir seseorang merupakan cara berfikir yang dipengaruhi tingkat pendidikannya (Andrian, 2009). TINJAUAN PUSTAKA Perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman dan Kanuk, 2008). Hal yang mengenai perilaku konsumen memungkinkan para pemasar memahami dan meramalkan perilaku konsumen di pasar, hal ini tidak hanya berhubungan dengan apa yang dibeli konsumen, tetapi juga mengapa, kapan, dimana, bagaimana, dan seberapa sering mereka membelinya (Schiffman dan Kanuk, 2008:6). Menurut Kotler (2008:166) studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih membeli, menggunakan, dan menghabiskan barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Perilaku konsumen juga dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu yang terlibat dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau membuang barang dan jasa. Studi perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu membuat keputusan untuk menghabiskan sumber daya yang tersedia, uang, waktu, dan juga upaya, pada item terkait konsumsi (Rizkyananda, 2013). Dalam mempelajari perilaku konsumen terdapat tujuan, dimana untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek yang ada pada konsumen dan akan digunakan tentunya dalam menyusun strategi pemasaran yang berhasil (Kotler, 2008:177). Motivasi Konsumen Motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan. Setiadi (2003) mendefinisikan motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Motivasi pembelian terbagi menjadi motivasi rasional dan emosional. Mereka menggunakan istilah rasional untuk pengertian tradisional ekonomis yang mengasumsikan bahwa konsumen bertingkah laku secara rasional dengan menyadari semua alternatif pilihan secara seksama dan memilih pilihan yang yang paling besar secara hati-hati (Shiffman dan Kanuk,2008:78). . Motivasi yang berasal dari kebutuhan yang belum terpenuhi didukung dengan kualitas yang menjadi dorongan konsumen untuk membeli suatu produk. Harga merupakan salah satu dari indikator yang bisa dijadikan pertimbangan oleh konsumen. Selain itu, manfaat atau kegunaan dari produk tersebut menjadi sumber informasi dan juga dapat menimbulkan dorongan untuk membeli suatu produk. Beberapa faktor internal juga mempengaruhi dalam motivasi konsumen, seperti faktor psikologis, pembelajaran, kenangan masa lalu, dan pembelajaran. Dari proses itulah konsumen dapat menentukan perilakunya yakni membeli produk tersebut dan menggunakannya. Sikap Konsumen Terdapat faktor selain motivasi yaitu akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu objek yang akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap objek yang dinilai. Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu (Schiffman dan Kanuk, 2008:222). Sikap memiliki tiga karakteristik, diantaranya adalah sikap adalah kecenderungan yang dipelajari, sikap mempunyai konsistensi, dan sikap terjadi dalam situasi tertentu. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:222) sikap adalah kecenderungan yang dipelajari. Ini berarti bahwa sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain, atau terpapar oleh iklan di media massa, internet, dan berbagai bentuk pemasaran langsung. Penting diingat bahwa walaupun sikap mungkin dihasilkan dari perilaku, tetapi tidak sama dengan perilaku. Sebaliknya, mereka mencerminkan penilaian yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan terhadap obyek sikap. Sebagai kecenderungan yang dipelajari, sikap mempunyai kualitas memotivasi yaitu mereka dapat mendorong konsumen ke arah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu. Selanjutnya mengenai karakteristik dari sikap yang kedua dan ketiga. Dimana karakteristik dari sikap yang lain adalah mempunyai konsistensi. Dimana sikap relatif konsisten dengan perilaku yang dicerminkannya. Tetapi, walaupun mempunyai konsistensi, sikap tidak selalu harus permanen, sikap dapat berubah. Maka dari itu kita juga harus mempertimbangkan berbagai pengaruh situasi yang mungkin ada terhadap sikap dan perilaku konsumen (Schiffman dan Kanuk, 2008:223). Berikutnya karakteristik dari sikap adalah terjadi dalam situasi tertentu. Artinya dengan situasi disini adalah berbagai peristiwa atau keadaan yang pada tahap dan waktu tertentu, mempengaruhi hubungan antara sikap dan perilaku (Schiffman dan Kanuk,2008:223). Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) pembentukan sikap konsumen sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga dan teman-teman, pemasaran langsung, dan media massa. Sarana utama pada terbentuknya sikap terhadap barang-barang dan jasa-jasa adalah melalui pengalaman langsung konsumen dalam mencoba dan menilai barang atau jasa tersebut. Ketika kita bergaul dengan orang lain, terutama keluarga, teman-teman akrab, dan orang-orang yang dikagumi, kita membentuk sikap yang mempengaruhi kehidupan kita. Keluarga merupakan sumber pengaruh yang sangat penting dalam pembentukan sikap, karena keluargalah yang member kita berbagai nilai dasar dan bermacam keyakinan yang tidak terlalu pokok. Keputusan Pembelian Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, hanya saja semua proses tersebut tidak semua dilaksanakan oleh para konsumen. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir atau individual dan konsumen organisasional atau konsumen industrial. Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang dan lembaga non-profit, tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian akan diwarnai oleh ciri kepribadiannya, usia, pendapatan dan gaya hidupnya (Akbar, 2010). Proses keputusan pembelian menurut Kotler (2008:184) terdiri lima tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian. Dalam proses pengambilan keputusan pembelian barang konsumsi dalam hal ini produk pupuk Phonska yang diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik. Dimana konsumen yang memutuskan untuk membeli pupuk Phonska didasari oleh motivasi dan sikap mereka. Keputusan pembelian menunjuk arti kesimpulan terbaik konsumen untuk melakukan pembelian. Konsumen melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai kesimpulanya. Kualitas setiap kegiatan membentuk totalitas kesimpulan terbaik sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelititan explanatory. Penelitian explanatory ini menguji suatu hipotesis antara variabel satu dengan variabel yang lain yang saling berpengaruh antara satu dengan yang lain. Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menjelaskan analisis pengaruh motivasi konsumen, dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian pupuk Phonska di Kabupaten Mojokerto. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi penelitian ini adalah konsumen dari pupuk Phonska yang ada di daerah Kabupaten Mojokerto yang merupakan petani. Sugiyono (2008:116) berpendapat bahwa, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, sedangkan Cooper dan Schindler (2008:711) berpendapat bahwa, sampel adalah kelompok kasus, partisipan, kejadian atau bukti yang terdiri atas target populasi, yang dipilih secara hati-hati untuk mempresentasikan populasi Sampel ini diambil karena dalam penelitian ini meneliti seluruh populasi konsumen pupuk Phonska yang ada di Kabupaten Mojokerto. Dalam penelitian ini, penentuan ukuran sampel mengacu pada pedoman yang dikatakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2006) bahwa dalam penelitian multivariate yang termasuk dalam analisis regresi berganda yang menjelaskan bahwa ukuran sampel sebaiknya minimal 10 kali dari jumlah variabel dalam studi dan maksimal sebesar 500. Pada penelitian ini jumlah variabel yang diteliti sebanyak 2 variabel bebas (motivasi konsumen dan sikap konsumen) dan 1 variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Berdasarkan pedoman yang dijelaskan di atas, maka ukuran sampel minimal sebanyak 10 x 3 variabel = 30 responden. Akan tetapi, dengan pertimbangan dan agar dapat memperkuat hasil penelitian, maka dalam penelitian ini ditetapkan jumlah responden sebanyak 100 orang (10 x 10 indikator = 100). Namun penulis mengantisipasi adanya data yang harus valid dan reliabel, maka penulis sedikit menambahkan jumlah responden sebanyak 5 sehingga total responden dari penelitian ini sebanyak 105 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan non probability sampling yaitu judgement sampling. Kuncoro (2009:138) menyatakan judgement sampling adalah peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian. Peneliti memilih menggunakan metode sampling ini karena telah memahami bahwa informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari satu kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki,. Alasannya karena mereka memang memiliki informasi seperti yang diharapkan dan mereka memenuhi syarat dan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Syarat dari sampel penelitian ini adalah : 1. Responden (petani) yang usianya min 17 tahun 2. Responden (petani) yang membeli pupuk Phonska 3. Responden (petani) yang menggunakan pupuk Phonska 4. Responden (petani) yang ber-KTP di Kabupaten Mojokerto Untuk melengkapi penelitian ini maka perlu didukung oleh data yang lengkap dan akurat. Berdasarkan sumbernya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang belum tersedia sehingga untuk menjawab masalah penelitian, data harus diperoleh dari sumber aslinya (Simamora, 2004:222), sedangkan Kuncoro (2009:157) berpendapat bahwa, data primer adalah data diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari jawaban responden melalui kuesioner dan wawancara langsung di lapangan. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia atau sudah dikumpulkan untuk suatu tujuan sebelumnya (Simamora, 2004:222), sedangkan Kuncoro (2009:148) menyatakan bahwa, data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna. Sumber data sekunder peneliti antara lain buku, jurnal, disertasi, penelitian terdahulu, literaturliteratur, media cetak (surat kabar dan majalah) dan artikel-artikel dari internet. Teknik pengumpulan data atau cara memperoleh informasi atau dari berbagai sumber, dilakukan dengan dua cara yakni 1.) penyebaran kuisioner yang merupakan sebuah instrument yang dikirimkan kepada para partisipan secara personal melalui tatap muka secara langsung, telepon atau secara non personal (dikirim melalui komputer atau surat elektronik/email) yang harus dilengkapi oleh partisipan (Cooper dan Schindler, 2008:710). Data kemudian dapat diolah dan dianalisis sesuai dengan penelitian yang dilakukan. 2.) Pengambilan Referensi dari Studi Pustaka, metode ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur, sumber pustaka, laporan penelitian-penelitian sebelumnya serta artikel yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada metode ini peneliti memindahkan data yang relevan dari suatu sumber informasi atau dokumen yang diperlukan. Data yang diperoleh dari penyebaran angket (kuesioner) dianalisis sedemikian rupa sehingga penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Adapun beberapa analisis yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji F, uji t, dan uji dominan. Dalam analisis regresi berganda, Secara umum analisis ini digunakan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y) (Ghozali, 2006). Pada regresi berganda variabel independen (variabel X) yang diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel dependen (variabel Y), jumlahnya lebih dari satu. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah motivasi konsumen (X1), sikap konsumen (X2), sedangkan variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y) sehingga persamaan regresi bergandanya adalah : Y = a+ b1X1 + b2X2 + e Keterangan : Y a = Keputusan Pembelian = Konstanta b1,b2 = Koefisien masing-masing faktor x1 = Motivasi Konsumen x2 = Sikap Konsumen e = standard error Dalam penelitian ini persamaan regresi dtentukan dengan menggunakan standardized coefficient beta karena masingmasing koefisien variabel bebas (independen) distandarisasikan lebih dulu agar menghasilkan koefisien yang sama satuannya. Maka garis regresi yang dihasilkan melewati garis origin (titik pusat) sehingga tidak ada konstantanya. Keuntungan dengan menggunakan standardized beta adalah mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel independen (Ghozali, 2006). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel X1 memiliki koefisien regresi sebesar 0.180 dan diperoleh statisitik uji t sebesar 3.502 dengan signifikansi sebesar 0.001. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada ttabel (3.502 > 1.983) dan nilai signifikan lebih kecil daripada α = 0.05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X1 berpengaruh signifikan terhadap Y. Variabel X2 memiliki koefisien regresi sebesar 0.249 dan diperoleh statisitik uji t sebesar 2.883 dengan signifikansi sebesar 0.005. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada ttabel (2.883 > 1.983) dan nilai signifikan lebih kecil daripada α = 0.05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X2 berpengaruh signifikan terhadap Y. Begitu pula secara simultan, pengujian secara simultan dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel yang digunakan dalam model regresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y. Semua variabel tersebut diuji secara serentak dengan menggunakan uji F. Hasil penelitian ini menuunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 54.414 sedangkan Ftabel sebesar 3.085, karena Fhitung > Ftabel dan memiliki sig F < 0.05 yaitu sebesar 0.000 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa secara simultan / serentak, variabel X1, X2 berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Dalam menentukan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel Y, dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien regresi (β) antara variabel yang satu dengan yang lain. Variabel independen yang paling dominan pengaruhnya terhadap variabel Y adalah variabel yang memiliki koefisien regresi yang paling besar. hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel X2 adalah variabel yang paling dominan. Artinya bahwa variabel Y (keutusan pembelian) lebih banyak dipengaruhi oleh faktor sikap konsumen daripada variabel X2. Koefisien yang dimiliki oleh variebl X1 bertanda positif, hal ini berarti bahwa semakin tinggi nilai X1 maka semakin meningkatkan nilai variabel Y. Untuk mengetahui ketepatan atau kecocokan garis regresi yang diperoleh dari hasil pendugaan parameter, penelitian ini menggunakan Adjusted R Square. Besarnya kontribusi dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen, berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien determinasi sebesar 0,507. Hasil tersebut menjelaskan kontribusi dari variabel-variabel bebas (X1 dan X2) yang disertakan dalam persamaan regresi terhadap Y, adalah sebesar 50.7%, sedangkan 49.3% lainnya disumbangkan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam persamaan ini. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa motivasi konsumen dan sikap konsumen secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian pupuk Phonska di Kabupaten Mojokerto. Untuk memutuskan membeli pupuk Phonska seharusnya konsumen harus mengetahui tentang produk tersebut. Salah satunya adalah mengenai pupuk Phonska yang memiliki kandungan lengkap di dalamnya. Hal itu merupakan menjadi faktor penting bagi konsumen dalam membeli pupuk Phonska. Selain itu konsumen juga harus mengetahui akan manfaat dan resiko produk yang merupakan pentingnya akan pengetahuan tentang produk tersebut yang bisa didapat dari teman, saudara, dan orang yang ada di sekitarnya. Hasil pengujian hipotesis yang kedua menunjukkan bahwa motivasi konsumen dan sikap konsumen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pupuk Phonska di Kabupaten Mojokerto. Konsumen pastinya akan mempertimbangkan masalah harga sebelum memutuskan untuk membeli. Pada pupuk Phonska ini memilki harga yang terjangkau sehingga konsumen sangat tertarik untuk membeli. Selain itu kehandalan yang dimiliki pupuk Phonska menjadi alasan penting bagi konsumen untuk membeli produk ini. Sesuai untuk berbagai jenis tanaman atau tumbuhan dan meningkatkan produksi serta kualitas panen secara konsisten menjadikan konsumen memilih pupuk Phonska dan membelinya. Dari kedua penjelasan di atas juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dominan variabel sikap konsumen terhadap keputusan pembelian pupuk Phonska di Kabupaten Mojokerto. Banyaknya konsumen yang menilai tentang pupuk Phonska dapat diperoleh dari informasi serta kehandalan yang dimiliki. Adanya informasi yang dapat memberikan pengaruh baik terhadap keputusan pembelian dan dapat meyakinkan kepada konsumen yang lainnya untuk membeli dan menggunakan pupuk Phonska. Hasil analisis tersebut dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa konsumen pupuk Phonska memiliki motivasi dan sikap dalam keputusan pembelian. Dari faktor-faktor yang ada dalam motivasi menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan untuk membeli. Selain itu juga adanya faktor-faktor yang dapat menimbulkan sikap untuk memutuskan membeli pupuk Phonska. Perlu adanya peningkatan sikap untuk memutuskan pembelian bisa jadi berasal dari ajakan orang di sekitarnya yang bisa menjadi motivasi bagi para konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Maka dari itu, dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keputusan pembelian yang mempengaruhi dari penjualan pupuk Phonska yang ada di Kabupaten Mojokerto dengan pengaruh motivasi dan sikap konsumen. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya dan hasil pengujian pengaruh motivasi konsumen dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian pupuk Phonska di Kabupaten Mojokerto dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel motivasi konsumen dan sikap konsumen secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian pupuk Phonska di Kabupaten Mojokerto. 2. Variabel motivasi konsumen dan sikap konsumen secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian pupuk Phonska di Kabupaten Mojokerto. 3. Hasil penelitian membuktikan bahwa sikap konsumen berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian pupuk Phonska. Hal ini dikarenakan faktor-faktor yang ada dalam sikap konsumen mampu membuat konsumen atau petani menyukai pupuk Phonska karena kehandalan yang dimilikinya. Saran Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran untuk meningkatkan keputusan pembelian pupuk Phonska, antara lain : 1. Untuk perusahaan yang memproduksi pupuk Phonska, konsumen akan jeli mengenai kualitas akan produk ini. Dari segi kualitas yang harus dipertahankan serta harus mengembangkan inovasi dalam pembuatan kemasan yang membuat produk ini semakin aman. Tidak sampai terjadi bocor ataupun berlubang dalam kemasannya, bisa ditambahkan kantong plastik di dalamnya sebelum dikemas dalam karung berwarna putih tersebut. 2. Untuk meningkatkan keputusan pembelian dalam kegiatan pemasaran perlu adanya evaluasi dalam menilai motivasi konsumen dan sikap konsumen. Manakah faktor yang paling positif signifikannya kemudian dikembangkan untuk ke konsumen lainnya. Seperti pada sikap konsumen yang terdapat item mempunyai niat untuk membeli pupuk Phonska, hal itu bisa terjadi karena adanya dorongan atau motivasi yang akhirnya menimbulkan sikap dan memutuskan untuk membeli. 3. Perlu adanya membuat dan melakukan inovasi dengan mengembangkan lini produk. 4. 5. Dimana perusahaan harus mengembangkan produk-produknya yang sesuai dengan keinginan konsumen. Misalkan saja dengan adanya produk pupuk yang bisa digunakan untuk setiap macam tanaman. Bisa juga dikembangkan berdasarkan golongan biji-bijian, buah-buahan, maupun sayur-sayuran. Bisa juga megadakan pemberian garansi terhadap produk yang dibuat oleh produsen. Misalnya seperti produk-produk yang ada di pasar, perusahaan memberikan garansi jika produknya yang sampai di tangan konsumen tidak dalam keadaan utuh. Hal tersebut bisa diatasi dengan memberikan garansi akan ditukar dengan barang yang baru. Jika yang terjadi mengenai kuantitas pada produk tersebut tidak sesuai dengan angka yang ditulis pada kemasan, perlu juga adanya garansi potongan harga yang dapat disesuaikan dengan banyak kuantitasnya dan disamakan dengan harga pupuk Phonska setiap kilogramnya. Dalam sistem distribusi juga bisa ditambahkan proses penyampaian barang dapat dipastikan dalam waktu tertentu. Agar konsumen tidak sampai merasa bahwa stock pupuk Phonska lambat datangnya. Jika stock pupuk yang ada di kios terlambat datangnya, maka konsumen atau petani pun menjadi lambat dalam kegiatan bertanamnya. DAFTAR PUSTAKA Akbar, Yan Januar. 2010. Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas, Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Pada Konsumen Sepeda Motor Honda di Semarang). Skripsi Program Sarjana Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Andrian, Sandy. 2009. Analisis Sikap (Attitude), Norma Subjektif (Subjective Norm), dan Niat Perilaku (Behavior Intention) Konsumen Hypermart Malang Town Square. Skripsi Program Sarjana Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang David, Fred R. 2010. Management, 12th Manajemen Strategis Salemba Empat. Jakarta Strategic edition. Konsep. Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen : Pedoman Penelitian untuk Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran (Edisi Keduabelas). PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta Loudon, David L and Albert J. Della Bitta. 2004. Consumer Behavior Concepts and Applicatons. Third Edition. Mc Graw Hill Inc., Singapore. Masita, Marittin Dewi, 2008. Pengaruh Aplikasi Pupuk Biokompos dan Phonska pada Pertumbuhan Vegetatif Awal Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di Lahan Kering. Skripsi Program Sarjana Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang Pringgo, Ridho. 2005. Analisis Pengambilan Keputusan Petani dalam Pembelian Pupuk NPK dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran Pupuk NPK Kujang. Skripsi Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor Rizkyananda , Bayu. 2013. Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas, Dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda di Kota Malang. Skripsi Program Sarjana Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang Schiffman, Leon G, dan Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Petince Hall. Jakarta Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Cetakan Kedua, PT Gramaedia Pustaka Utama. Jakarta Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung Uma, Sekaran. 2006. Research Methods for Business 4th Ed, Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku 2. Salemba Empat. Jakarta Website PT. Petrokimia, www.petrokimiagresik.com