Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen dan Sikap

advertisement
Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan
Pembelian Pupuk Phonska (Studi di Kabupaten Mojokerto)
Oleh : Ajeng Lailil Ismiar Rosida
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165 Malang
E-mail : [email protected]
Abstract
This study aims to analyze the influence of Consumer Motivation and Consumer Attitudes on
purchasing decisions Phonska fertilizer PT. Petrokimia Gresik in Mojokerto. To find out how
much influence the dependent variable (buying decisions) to the independent variables
(Consumer Motivation and Consumer Attitudes) used regression analysis with analytical
methods test t and f. This study uses a sample of 105 farmer that use Phonska Phonska fertilizer
PT. Petrokimia Gresik . While sampling using purposive sampling techniques. The results of
studies using multiple linear regression analysis, showed that simultaneous variable Consumer
Motivation (X1) and Consumer Attitudes (X2) has a significant influence on buying decisions
(Y). While partial, variable Consumer Motivation and Consumer Attitude showed a significant
effect on decision buying consumen.
Keyword : Consumer Motivation, Consumer Attitudes, Decision Buying
Perkembangan usaha sejauh ini telah
diwarnai
dengan
berbagai
macam
persaingan di segala bidang. Salah satunya
adalah persaingan bisnis yang semakin ketat
dan mengakibatkan perilaku konsumen di
dalam mengambil keputusan untuk membeli
suatu produk. Seiring perkembangan
teknologi yang makin dinamis, manusia
dituntut dengan cepat dan tepat untuk
bertindak agar tidak kalah bersaing.
Begitu pula pada sektor pertanian,
dimana setiap petani akan selalu berpikir
dan melakukan inovasi untuk bersaing dan
lebih baik. Petani merupakan salah satu
sasaran konsumen produsen pupuk yang
digunakannya. Petani juga merupakan
konsumen dalam penggunaan pupuk untuk
mendukung kegiatan pertaniannya sekaligus
bisnisnya. Di Kabupaten Mojokerto sendiri
memiliki lahan pertanian yang luas
sekaligus hasil panennya juga besar. Faktor
lain yang membuat peneliti memilih
Kabupaten Mojokerto adalah sebagian besar
penduduk bermatapencaharian sebagai
petani. Sekaligus hasil panen dari lahan
pertanian yang ada di Kabupaten Mojokerto
dijadikan sebagai bahan baku dari kegiatan
produksi.
Di sektor pertanian dan perkebunan
tanaman diketahui memerlukan unsur hara
NPK yang ada dalam kandungan dari pupuk
Phonska. Kandungan unsur hara pada pupuk
Phonska masing-masing memiliki komposisi
yang berimbang yaitu mengandung 15%
Nitrogen, 15 % Phospat, 15% Kalium, serta
diperkaya dengan unsur belerang (S)
(Masita, 2008). Serta juga banyak memiliki
manfaat diantaranya adalah mudah larut
dalam air, kandungan unsur setiap butir
pupuk merata, sesuai untuk berbagai jenis
tanaman, larut dalam air sehingga mudah
diserap tanaman, meningkatkan produksi
dan kualitas panen, menambah daya tahan
tanaman terhadap gangguan hama, penyakit
dan kekeringan, menjadikan tanaman lebih
hijau dan segar karena banyak mengandung
butir hijau daun, memacu pertumbuhan akar
dan sistem perakaran yang baik, memacu
pembentukan bunga, mempercepat panen
dan
menambah
kandungan
protein,
menjadikan batang lebih tegak, kuat dan
dapat
mengurangi
risiko
rebah,
memperbesar ukuran buah, umbi dan bijibijian, meningkatkan ketahanan hasil selama
pengangkutan dan penyimpanan, dan
memperlancar proses pembentukan gula dan
pati.
Sebagian besar petani membutuhkan
pupuk yang bisa membuat tanamannya
menjadi lebih subur dan dapat meningkatkan
hasil panen. Salah satunya dengan
menggunakan pupuk
Phonska, dimana
pupuk Phonska ini memiliki kandungan
yang lengkap yakni NPK. Dalam kandungan
NPK yang dimiliki pupuk Phonska masingmasing sebesar 15%. Pupuk Phonska juga
memiliki banyak manfaat selain yang
dibutuhkan oleh para konsumen atau petani.
Pupuk Phonska merupakan salah
satu produk dari PT. Petrokimia Gresik.
Mengenai permintaan pupuk Phonska yang
terus meningkat, produsen terus memantau
perkembangan penjualannya juga. Seperti
data atau tabel di bawah ini yang
menjelaskan mengenai penjualan Pupuk
Phonska yang ada di Kabupaten Mojokerto.
Pada data tersebut cuaca atau iklim yang
terjadi juga mempengaruhi akan penjualan
pupuk
Phonska
meningkat
maupun
menurun. Akan tetapi dilihat pada dua tahun
terakhir di bawah ini yang pada awalnya
cenderung naik, dan setelah itu di periode
berikutnya cenderung menurun. Hal ini bisa
terjadi karena beberapa faktor yang
mempengaruhi akan proses tanam, seperti
cuaca yang tidak tentu dan harga bibit yang
naik.
Untuk lebih bisa mencapai tujuan
perusahaan yaitu meningkatkan profit
maupun penjualan, maka perusahaan harus
lebih bisa memahami pasar sasaran.
Perusahaan atau organisasi tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen dengan baik. Ada faktor kondisi
yang berubah dimana dapat mengakibatkan
penjual
mengalami
kesulitan
dalam
membentuk dan mencipakan konsumen
yang loyal. Maka dari itu, sangat perlu
adanya peningkatan persaingan dengan
tujuan agar bisa memenangkan persaingan
dengan
baik.
Dalam
meningkatkan
persaingan masing-masing perusahaan harus
dapat memenangkan persaingan tersebut
dengan menampilkan produk yang terbaik
dan dapat memenuhi selera konsumen yang
selalu berkembang dan berubah-ubah
(Kotler. 2008).
Cara individu mengambil keputusan
untuk memanfaatkan sumber daya mereka
yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna
membeli barang-barang yang behubungan
dengan konsumsi (Schiffaman dan Kanuk,
2008:6). Dari pengertian sekilas tersebut
bisa diketahui bahwa memahami perilaku
konsumen itu bukan pekerjaan yang mudah.
Dikarenakan disana juga terdapat banyak
variabel yang mempengaruhi dan saling
berinteraksi yang bisa dilakukan oleh
perusahaan. Jika hal tersebut dilakukan
maka perusahaan akan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dari pada
pesaingya, karena dengan dipahaminya
perilaku konsumen perusahaan dapat
memberikan kepuasan secara lebih baik
kepada konsumen (Kotler, 2008).
Perilaku konsumen adalah perilaku
yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari,
membeli,
menggunakan,
mengevaluasi, dan menghabiskan produk
dan jasa yang mereka harapkan akan
memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman
dan Kanuk, 2008). Hubungannya dengan
keputusan pembelian suatu produk atau jasa,
pemahaman mengenai perilaku konsumen
meliputi jawaban atas pertanyaan seperti apa
(what) yang dibeli, dimana (where)
membeli, bagaimana kebiasaan (how often)
membeli dan dalam keadaan apa (under
what condition) barang-barang dan jasa-jasa
dibeli. Keberhasilan perusahaan dalam
pemasaran perlu didukung pemahaman yang
baik mengenai perilaku konsumen, karena
dengan memahami perilaku konsumen
perusahaan dapat merancang apa saja yang
diinginkan konsumen.
Untuk
memenuhi
keputusan
pembelian, biasanya didasari oleh beberapa
hal, diantaranya adalah motivasi konsumen,
dan sikap konsumen. Menurut Schiffman
dan Kanuk (2008:72) “Motivation can be
described as the driving force within
individuals that impels them to action”.
Artinya motivasi adalah kekuatan pendorong
dalam diri seseorang yang memaksanya
untuk melakukan suatu tindakan. Sedangkan
Setiadi (2003) mendefinisikan motivasi
konsumen adalah keadaan di dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
guna mencapai suatu tujuan.
Selain motivasi juga ada sikap yang
dapat mempengaruhi dalam keputusan
pembelian. Sikap merupakan kecenderungan
yang dipelajari untuk berperilaku dengan
cara yang tetap menyenangkan atau tidak
menyenangkan terhadap suatu obyek
tertentu (Schiffman dan Kanuk, 2008:248).
Sikap mempunyai arti penting dalam
pembuatan keputusan pemasaran dan ada
kecenderungan
yang
kuat
untuk
menganggap bahwa sikap itu sebagai faktor
yang paling kuat untuk memprediksi
perilaku dimasa yang akan datang serta
dapat membantu perusahaan meramalkan
permintaan produk serta mengembangkan
program pemasaran yang tepat. Pementukan
sikap konsumen sangat dipengaruhi oleh
pengalaman pribadi, pengaruh keluarga, dan
teman-teman, pemasaran langsung dan
media massa (Schiffman dan Kanuk, 2008).
Sikap seseorang terhadap atribut produk
dapat berbeda-beda karena keyakinan serta
evaluasi terhadap atribut yang dimiliki
produk tersebut. Disamping itu masih ada
faktor lain yang turut berpengaruh yang
pada akhirnya akan menentukan minatnya
membeli suatu produk. Dalam penelitian ini
sikap merupakan faktor yang mendapatkan
perhatian dari peneliti, karena sikap
merupakan faktor yang tepat untuk
memprediksi atau meramalkan perilaku
konsumen dimasa yang akan datang. Jadi
dengan mempelajari sikap konsumen
diharapkan dapat menentukan apa yang akan
dilakukan dimasa yang akan datang.
Motivasi
konsumen
dalam
menggunakan pupuk Phonska didasari atas
kebutuhan yang mereka perlukan. Sebagian
besar konsumen pupuk Phonska adalah
petani yang berpendapat bahwa pupuk
Phonska memilki kualitas yang bagus,
dimana memiliki unsur kandungan NPK
yang masing-masing sebesar 15%. Serta
didukung dengan harga pupuk Phonska yang
terjangkau dan bersifat umum atau dapat
digunakan untuk segala macam tumbuhan
sehingga para petani lebih memilih dan
menggunakan pupuk Phonska. Selain itu,
konsumen pupuk Phonska memilih dan
membelinya juga dipengaruhi oleh sikap.
Sebagian besar petani memilih Phonska
yang
merupakan produk yang disukai
karena memiliki keandalan produk yang
pasti menggambarkan keberhasilan pada
saat panen.
Sikap
dilakukan
konsumen
berdasarkan pandangannya terhadap produk
atau jasa dan proses belajar baik dari
pengalaman ataupun dari yang lain. Sikap
konsumen bisa merupakan sikap positif
maupun negatif terhadap produk atau jasa
tertentu. Dengan mempelajari keadaan jiwa
dan keadaan pikir dari sikap seseorang
diharapkan dapat menentukan perilaku
konsumen. Keadaan jiwa tersebut sangat
dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan dari
kebudayaan dan lingkungan sosialnya atau
norma
subjektif
(subjective
norm).
Sedangkan keadaan
pikir seseorang
merupakan cara berfikir yang dipengaruhi
tingkat pendidikannya (Andrian, 2009).
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku konsumen adalah perilaku
yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari,
membeli,
menggunakan,
mengevaluasi, dan menghabiskan produk
dan jasa yang mereka harapkan akan
memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman
dan Kanuk, 2008). Hal yang mengenai
perilaku konsumen memungkinkan para
pemasar memahami dan meramalkan
perilaku konsumen di pasar, hal ini tidak
hanya berhubungan dengan apa yang dibeli
konsumen, tetapi juga mengapa, kapan,
dimana, bagaimana, dan seberapa sering
mereka membelinya (Schiffman dan Kanuk,
2008:6). Menurut Kotler (2008:166) studi
tentang bagaimana individu, kelompok, dan
organisasi memilih membeli, menggunakan,
dan menghabiskan barang, jasa, ide, atau
pengalaman untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginannya. Perilaku konsumen juga
dapat
didefinisikan
sebagai
proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik
individu yang terlibat dalam mengevaluasi,
memperoleh, menggunakan atau membuang
barang dan jasa. Studi perilaku konsumen
adalah studi tentang bagaimana individu
membuat keputusan untuk menghabiskan
sumber daya yang tersedia, uang, waktu, dan
juga upaya, pada item terkait konsumsi
(Rizkyananda, 2013). Dalam mempelajari
perilaku konsumen terdapat tujuan, dimana
untuk mengetahui dan memahami berbagai
aspek yang ada pada konsumen dan akan
digunakan tentunya dalam menyusun
strategi pemasaran yang berhasil (Kotler,
2008:177).
Motivasi Konsumen
Motivasi adalah kekuatan pendorong
dalam diri seseorang yang memaksanya
untuk melakukan suatu tindakan. Setiadi
(2003) mendefinisikan motivasi konsumen
adalah keadaan di dalam pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan
kegiatan-kegiatan
guna
mencapai suatu tujuan. Dengan adanya
motivasi pada diri seseorang akan
menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan
pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran
kepuasan. Motivasi pembelian terbagi
menjadi motivasi rasional dan emosional.
Mereka menggunakan istilah rasional untuk
pengertian tradisional ekonomis yang
mengasumsikan
bahwa
konsumen
bertingkah laku secara rasional dengan
menyadari semua alternatif pilihan secara
seksama dan memilih pilihan yang yang
paling besar secara hati-hati (Shiffman dan
Kanuk,2008:78). . Motivasi yang berasal
dari kebutuhan yang belum terpenuhi
didukung dengan kualitas yang menjadi
dorongan konsumen untuk membeli suatu
produk. Harga merupakan salah satu dari
indikator yang bisa dijadikan pertimbangan
oleh konsumen. Selain itu, manfaat atau
kegunaan dari produk tersebut menjadi
sumber informasi dan juga dapat
menimbulkan dorongan untuk membeli
suatu produk. Beberapa faktor internal juga
mempengaruhi dalam motivasi konsumen,
seperti faktor psikologis, pembelajaran,
kenangan masa lalu, dan pembelajaran. Dari
proses itulah konsumen dapat menentukan
perilakunya yakni membeli produk tersebut
dan menggunakannya.
Sikap Konsumen
Terdapat faktor selain motivasi yaitu
akan muncul pula sikap seseorang dalam
menilai suatu objek yang akan diminati dan
untuk dimiliki. Sikap sebagai suatu evaluasi
yang menyeluruh dan memungkinkan
seseorang untuk merespon dengan cara yang
menguntungkan atau tidak terhadap objek
yang dinilai. Sikap adalah kecenderungan
yang dipelajari dalam berperilaku dengan
cara yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan terhadap suatu obyek
tertentu (Schiffman dan Kanuk, 2008:222).
Sikap
memiliki
tiga
karakteristik,
diantaranya
adalah
sikap
adalah
kecenderungan yang dipelajari, sikap
mempunyai konsistensi, dan sikap terjadi
dalam situasi tertentu. Menurut Schiffman
dan Kanuk (2008:222) sikap adalah
kecenderungan yang dipelajari. Ini berarti
bahwa sikap yang berkaitan dengan perilaku
membeli dibentuk sebagai hasil dari
pengalaman langsung mengenai produk,
informasi secara lisan yang diperoleh dari
orang lain, atau terpapar oleh iklan di media
massa, internet, dan berbagai bentuk
pemasaran langsung. Penting diingat bahwa
walaupun sikap mungkin dihasilkan dari
perilaku, tetapi tidak sama dengan perilaku.
Sebaliknya, mereka mencerminkan penilaian
yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan terhadap obyek sikap.
Sebagai kecenderungan yang dipelajari,
sikap mempunyai kualitas memotivasi yaitu
mereka dapat mendorong konsumen ke arah
perilaku tertentu atau menarik konsumen
dari perilaku tertentu. Selanjutnya mengenai
karakteristik dari sikap yang kedua dan
ketiga. Dimana karakteristik dari sikap yang
lain adalah mempunyai konsistensi. Dimana
sikap relatif konsisten dengan perilaku yang
dicerminkannya.
Tetapi,
walaupun
mempunyai konsistensi, sikap tidak selalu
harus permanen, sikap dapat berubah. Maka
dari itu kita juga harus mempertimbangkan
berbagai pengaruh situasi yang mungkin ada
terhadap sikap dan perilaku konsumen
(Schiffman
dan
Kanuk,
2008:223).
Berikutnya karakteristik dari sikap adalah
terjadi dalam situasi tertentu. Artinya
dengan situasi disini adalah berbagai
peristiwa atau keadaan yang pada tahap dan
waktu tertentu, mempengaruhi hubungan
antara sikap dan perilaku (Schiffman dan
Kanuk,2008:223).
Menurut Schiffman dan Kanuk
(2008) pembentukan sikap konsumen sangat
dipengaruhi oleh pengalaman pribadi,
pengaruh keluarga dan teman-teman,
pemasaran langsung, dan media massa.
Sarana utama pada terbentuknya sikap
terhadap barang-barang dan jasa-jasa adalah
melalui pengalaman langsung konsumen
dalam mencoba dan menilai barang atau jasa
tersebut. Ketika kita bergaul dengan orang
lain, terutama keluarga, teman-teman akrab,
dan orang-orang yang dikagumi, kita
membentuk sikap yang mempengaruhi
kehidupan kita. Keluarga merupakan sumber
pengaruh yang sangat penting dalam
pembentukan sikap, karena keluargalah
yang member kita berbagai nilai dasar dan
bermacam keyakinan yang tidak terlalu
pokok.
Keputusan Pembelian
Proses
pengambilan
keputusan
pembelian pada setiap orang pada dasarnya
adalah sama, hanya saja semua proses
tersebut tidak semua dilaksanakan oleh para
konsumen. Berdasarkan tujuan pembelian,
konsumen dapat diklasifikasikan menjadi
dua kelompok yaitu konsumen akhir atau
individual dan konsumen organisasional
atau konsumen industrial. Konsumen akhir
terdiri atas individu dan rumah tangga yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan
konsumen organisasional terdiri atas
organisasi, pemakai industri, pedagang dan
lembaga non-profit, tujuan pembeliannya
adalah untuk keperluan bisnis atau
meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Perilaku
konsumen
dalam
proses
pengambilan keputusan untuk melakukan
pembelian akan diwarnai oleh ciri
kepribadiannya, usia, pendapatan dan gaya
hidupnya (Akbar, 2010).
Proses keputusan pembelian menurut
Kotler (2008:184) terdiri lima tahap yaitu
pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian,
perilaku pasca pembelian. Dalam proses
pengambilan keputusan pembelian barang
konsumsi dalam hal ini produk pupuk
Phonska yang diproduksi oleh PT
Petrokimia Gresik. Dimana konsumen yang
memutuskan untuk membeli pupuk Phonska
didasari oleh motivasi dan sikap mereka.
Keputusan pembelian menunjuk arti
kesimpulan terbaik konsumen untuk
melakukan
pembelian.
Konsumen
melakukan
kegiatan-kegiatan
dalam
mencapai kesimpulanya. Kualitas setiap
kegiatan membentuk totalitas kesimpulan
terbaik sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelititan
explanatory. Penelitian explanatory ini
menguji suatu hipotesis antara variabel satu
dengan variabel yang lain yang saling
berpengaruh antara satu dengan yang lain.
Jenis penelitian yang dilakukan penulis
adalah dengan menjelaskan analisis
pengaruh motivasi konsumen, dan sikap
konsumen terhadap keputusan pembelian
pupuk Phonska di Kabupaten Mojokerto.
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek dan subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya
(Sugiyono,
2008:115).
Populasi penelitian ini adalah konsumen dari
pupuk Phonska yang ada di daerah
Kabupaten Mojokerto yang merupakan
petani.
Sugiyono (2008:116) berpendapat
bahwa, sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, sedangkan Cooper dan Schindler
(2008:711) berpendapat bahwa, sampel
adalah kelompok kasus, partisipan, kejadian
atau bukti yang terdiri atas target populasi,
yang dipilih secara hati-hati untuk
mempresentasikan populasi Sampel ini
diambil karena dalam penelitian ini meneliti
seluruh populasi konsumen pupuk Phonska
yang ada di Kabupaten Mojokerto.
Dalam penelitian ini, penentuan
ukuran sampel mengacu pada pedoman yang
dikatakan oleh Roscoe dalam Sekaran
(2006) bahwa dalam penelitian multivariate
yang termasuk dalam analisis regresi
berganda yang menjelaskan bahwa ukuran
sampel sebaiknya minimal 10 kali dari
jumlah variabel dalam studi dan maksimal
sebesar 500. Pada penelitian ini jumlah
variabel yang diteliti sebanyak 2 variabel
bebas (motivasi konsumen dan sikap
konsumen) dan 1 variabel terikat yaitu
keputusan pembelian. Berdasarkan pedoman
yang dijelaskan di atas, maka ukuran sampel
minimal sebanyak 10 x 3 variabel = 30
responden.
Akan
tetapi,
dengan
pertimbangan dan agar dapat memperkuat
hasil penelitian, maka dalam penelitian ini
ditetapkan jumlah responden sebanyak 100
orang (10 x 10 indikator = 100). Namun
penulis mengantisipasi adanya data yang
harus valid dan reliabel, maka penulis
sedikit menambahkan jumlah responden
sebanyak 5 sehingga total responden dari
penelitian ini sebanyak 105 orang.
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui
pendekatan
non probability
sampling yaitu judgement sampling.
Kuncoro (2009:138) menyatakan judgement
sampling adalah peneliti memilih sampel
berdasarkan penilaian terhadap beberapa
karakteristik
anggota
sampel
yang
disesuaikan dengan maksud penelitian.
Peneliti memilih menggunakan metode
sampling ini karena telah memahami bahwa
informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh
dari satu kelompok sasaran tertentu yang
mampu memberikan informasi yang
dikehendaki,. Alasannya karena mereka
memang memiliki informasi seperti yang
diharapkan dan mereka memenuhi syarat
dan kriteria yang ditentukan oleh peneliti.
Syarat dari sampel penelitian ini adalah :
1.
Responden (petani) yang usianya
min 17 tahun
2.
Responden (petani) yang membeli
pupuk Phonska
3.
Responden
(petani)
yang
menggunakan pupuk Phonska
4.
Responden (petani) yang ber-KTP di
Kabupaten Mojokerto
Untuk melengkapi penelitian ini
maka perlu didukung oleh data yang lengkap
dan akurat. Berdasarkan sumbernya, jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi dua data yaitu data primer dan data
sekunder.
Data primer adalah data yang belum
tersedia sehingga untuk menjawab masalah
penelitian, data harus diperoleh dari sumber
aslinya (Simamora, 2004:222), sedangkan
Kuncoro (2009:157) berpendapat bahwa,
data primer adalah data diperoleh dengan
survey lapangan yang menggunakan semua
metode pengumpulan data original. Dalam
penelitian ini, data primer diperoleh dari
jawaban responden melalui kuesioner dan
wawancara langsung di lapangan.
Data sekunder adalah data yang
sudah tersedia atau sudah dikumpulkan
untuk suatu tujuan sebelumnya (Simamora,
2004:222), sedangkan Kuncoro (2009:148)
menyatakan bahwa, data sekunder adalah
data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat
pengguna.
Sumber
data
sekunder peneliti antara lain buku, jurnal,
disertasi, penelitian terdahulu, literaturliteratur, media cetak (surat kabar dan
majalah) dan artikel-artikel dari internet.
Teknik pengumpulan data atau cara
memperoleh informasi atau dari berbagai
sumber, dilakukan dengan dua cara yakni 1.)
penyebaran kuisioner yang merupakan
sebuah instrument yang dikirimkan kepada
para partisipan secara personal melalui tatap
muka secara langsung, telepon atau secara
non personal (dikirim melalui komputer atau
surat
elektronik/email)
yang
harus
dilengkapi oleh partisipan (Cooper dan
Schindler, 2008:710). Data kemudian dapat
diolah dan dianalisis sesuai dengan
penelitian yang dilakukan. 2.) Pengambilan
Referensi dari Studi Pustaka, metode ini
dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari literatur, sumber pustaka,
laporan penelitian-penelitian sebelumnya
serta artikel yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti. Pada metode ini peneliti
memindahkan data yang relevan dari suatu
sumber informasi atau dokumen yang
diperlukan.
Data yang diperoleh dari penyebaran
angket (kuesioner) dianalisis sedemikian
rupa sehingga penelitian ini dapat
bermanfaat dan dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan. Adapun beberapa
analisis yang digunakan adalah uji validitas,
uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis
regresi berganda, uji F, uji t, dan uji
dominan. Dalam analisis regresi berganda,
Secara umum analisis ini digunakan untuk
meneliti pengaruh dari beberapa variabel
independen (variabel X) terhadap variabel
dependen (variabel Y) (Ghozali, 2006). Pada
regresi berganda variabel independen
(variabel
X)
yang
diperhitungkan
pengaruhnya terhadap variabel dependen
(variabel Y), jumlahnya lebih dari satu.
Dalam penelitian ini, variabel independen
adalah motivasi konsumen (X1), sikap
konsumen (X2), sedangkan variabel
dependen adalah keputusan pembelian (Y)
sehingga persamaan regresi bergandanya
adalah :
Y = a+ b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y
a
= Keputusan Pembelian
= Konstanta
b1,b2
= Koefisien masing-masing
faktor
x1
= Motivasi Konsumen
x2
= Sikap Konsumen
e
= standard error
Dalam penelitian ini persamaan regresi
dtentukan
dengan
menggunakan
standardized coefficient beta karena masingmasing
koefisien
variabel
bebas
(independen) distandarisasikan lebih dulu
agar menghasilkan koefisien yang sama
satuannya. Maka garis regresi yang
dihasilkan melewati garis origin (titik pusat)
sehingga
tidak
ada
konstantanya.
Keuntungan
dengan
menggunakan
standardized
beta
adalah
mampu
mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada
variabel independen (Ghozali, 2006).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial pada variabel X1 memiliki koefisien
regresi sebesar 0.180 dan diperoleh statisitik
uji t sebesar 3.502 dengan signifikansi
sebesar 0.001. Nilai statistik uji thitung
tersebut lebih besar daripada ttabel (3.502 >
1.983) dan nilai signifikan lebih kecil
daripada α = 0.05. Pengujian ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel X1
berpengaruh signifikan terhadap Y.
Variabel X2 memiliki koefisien
regresi sebesar 0.249 dan diperoleh statisitik
uji t sebesar 2.883 dengan signifikansi
sebesar 0.005. Nilai statistik uji thitung
tersebut lebih besar daripada ttabel (2.883 >
1.983) dan nilai signifikan lebih kecil
daripada α = 0.05. Pengujian ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel X2
berpengaruh signifikan terhadap Y.
Begitu pula secara simultan,
pengujian secara simultan dilakukan untuk
menunjukkan apakah semua variabel yang
digunakan dalam model regresi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Y.
Semua variabel tersebut diuji secara
serentak dengan menggunakan uji F. Hasil
penelitian ini menuunjukkan bahwa nilai
Fhitung sebesar 54.414 sedangkan Ftabel
sebesar 3.085, karena Fhitung > Ftabel dan
memiliki sig F < 0.05 yaitu sebesar 0.000
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Artinya bahwa secara simultan / serentak,
variabel X1, X2 berpengaruh signifikan
terhadap variabel Y.
Dalam
menentukan
variabel
independen yang paling berpengaruh
terhadap variabel Y, dapat dilakukan dengan
membandingkan koefisien regresi (β) antara
variabel yang satu dengan yang lain.
Variabel independen yang paling dominan
pengaruhnya terhadap variabel Y adalah
variabel yang memiliki koefisien regresi
yang paling besar. hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel X2 adalah
variabel yang paling dominan. Artinya
bahwa variabel Y (keutusan pembelian)
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor sikap
konsumen daripada variabel X2. Koefisien
yang dimiliki oleh variebl X1 bertanda
positif, hal ini berarti bahwa semakin tinggi
nilai X1 maka semakin meningkatkan nilai
variabel Y.
Untuk mengetahui ketepatan atau kecocokan
garis regresi yang diperoleh dari hasil
pendugaan parameter, penelitian ini
menggunakan Adjusted R Square. Besarnya
kontribusi dari variabel independen secara
simultan terhadap variabel dependen,
berdasarkan hasil perhitungan, nilai
koefisien determinasi sebesar 0,507. Hasil
tersebut menjelaskan kontribusi dari
variabel-variabel bebas (X1 dan X2) yang
disertakan dalam persamaan regresi terhadap
Y, adalah sebesar 50.7%, sedangkan 49.3%
lainnya disumbangkan oleh variabel lainnya
yang tidak dimasukkan ke dalam persamaan
ini.
Hasil pengujian hipotesis pertama
menunjukkan bahwa motivasi konsumen
dan sikap konsumen secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap
keputusan pembelian pupuk Phonska di
Kabupaten Mojokerto. Untuk memutuskan
membeli pupuk Phonska seharusnya
konsumen harus mengetahui tentang produk
tersebut. Salah satunya adalah mengenai
pupuk Phonska yang memiliki kandungan
lengkap di dalamnya. Hal itu merupakan
menjadi faktor penting bagi konsumen
dalam membeli pupuk Phonska. Selain itu
konsumen juga harus mengetahui akan
manfaat dan resiko produk yang merupakan
pentingnya akan pengetahuan tentang
produk tersebut yang bisa didapat dari
teman, saudara, dan orang yang ada di
sekitarnya.
Hasil pengujian hipotesis yang kedua
menunjukkan bahwa motivasi konsumen
dan sikap konsumen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian pupuk Phonska di Kabupaten
Mojokerto. Konsumen pastinya akan
mempertimbangkan masalah harga sebelum
memutuskan untuk membeli. Pada pupuk
Phonska ini memilki harga yang terjangkau
sehingga konsumen sangat tertarik untuk
membeli. Selain itu kehandalan yang
dimiliki pupuk Phonska menjadi alasan
penting bagi konsumen untuk membeli
produk ini. Sesuai untuk berbagai jenis
tanaman atau tumbuhan dan meningkatkan
produksi serta kualitas panen secara
konsisten menjadikan konsumen memilih
pupuk Phonska dan membelinya. Dari kedua
penjelasan di atas juga menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh dominan variabel sikap
konsumen terhadap keputusan pembelian
pupuk Phonska di Kabupaten Mojokerto.
Banyaknya konsumen yang menilai tentang
pupuk Phonska dapat diperoleh dari
informasi serta kehandalan yang dimiliki.
Adanya informasi yang dapat memberikan
pengaruh
baik
terhadap
keputusan
pembelian dan dapat meyakinkan kepada
konsumen yang lainnya untuk membeli dan
menggunakan pupuk Phonska.
Hasil analisis tersebut dapat peneliti
ambil kesimpulan bahwa konsumen pupuk
Phonska memiliki motivasi dan sikap dalam
keputusan pembelian. Dari faktor-faktor
yang ada dalam motivasi menjadi
pertimbangan konsumen dalam memutuskan
untuk membeli. Selain itu juga adanya
faktor-faktor yang dapat menimbulkan sikap
untuk
memutuskan
membeli
pupuk
Phonska. Perlu adanya peningkatan sikap
untuk memutuskan pembelian bisa jadi
berasal dari ajakan orang di sekitarnya yang
bisa menjadi motivasi bagi para konsumen
untuk melakukan keputusan pembelian.
Maka dari itu, dengan penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan keputusan
pembelian yang mempengaruhi dari
penjualan pupuk Phonska yang ada di
Kabupaten Mojokerto dengan pengaruh
motivasi dan sikap konsumen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah
dijelaskan pada bab-bab sebelumnya dan
hasil
pengujian
pengaruh
motivasi
konsumen dan sikap konsumen terhadap
keputusan pembelian pupuk Phonska di
Kabupaten Mojokerto dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.
Variabel motivasi konsumen dan
sikap konsumen secara parsial
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap keputusan pembelian pupuk
Phonska di Kabupaten Mojokerto.
2.
Variabel motivasi konsumen dan
sikap konsumen secara simultan
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap keputusan pembelian pupuk
Phonska di Kabupaten Mojokerto.
3.
Hasil penelitian membuktikan bahwa
sikap
konsumen
berpengaruh
dominan
terhadap
keputusan
pembelian pupuk Phonska. Hal ini
dikarenakan faktor-faktor yang ada
dalam sikap konsumen mampu
membuat konsumen atau petani
menyukai pupuk Phonska karena
kehandalan yang dimilikinya.
Saran
Berdasarkan hasil analisis
dan
kesimpulan di atas, maka peneliti dapat
memberikan saran untuk meningkatkan
keputusan pembelian pupuk Phonska, antara
lain :
1.
Untuk
perusahaan
yang
memproduksi
pupuk
Phonska,
konsumen akan jeli mengenai
kualitas akan produk ini. Dari segi
kualitas yang harus dipertahankan
serta harus mengembangkan inovasi
dalam pembuatan kemasan yang
membuat produk ini semakin aman.
Tidak sampai terjadi bocor ataupun
berlubang dalam kemasannya, bisa
ditambahkan kantong plastik di
dalamnya sebelum dikemas dalam
karung berwarna putih tersebut.
2.
Untuk meningkatkan keputusan
pembelian
dalam
kegiatan
pemasaran perlu adanya evaluasi
dalam menilai motivasi konsumen
dan sikap konsumen. Manakah
faktor
yang
paling
positif
signifikannya
kemudian
dikembangkan untuk ke konsumen
lainnya.
Seperti
pada
sikap
konsumen yang terdapat item
mempunyai niat untuk membeli
pupuk Phonska, hal itu bisa terjadi
karena adanya dorongan atau
motivasi
yang
akhirnya
menimbulkan sikap dan memutuskan
untuk membeli.
3.
Perlu
adanya
membuat
dan
melakukan
inovasi
dengan
mengembangkan
lini
produk.
4.
5.
Dimana
perusahaan
harus
mengembangkan produk-produknya
yang sesuai dengan keinginan
konsumen. Misalkan saja dengan
adanya produk pupuk yang bisa
digunakan untuk setiap macam
tanaman. Bisa juga dikembangkan
berdasarkan golongan biji-bijian,
buah-buahan, maupun sayur-sayuran.
Bisa juga megadakan pemberian
garansi terhadap produk yang dibuat
oleh produsen. Misalnya seperti
produk-produk yang ada di pasar,
perusahaan memberikan garansi jika
produknya yang sampai di tangan
konsumen tidak dalam keadaan utuh.
Hal tersebut bisa diatasi dengan
memberikan garansi akan ditukar
dengan barang yang baru. Jika yang
terjadi mengenai kuantitas pada
produk tersebut tidak sesuai dengan
angka yang ditulis pada kemasan,
perlu juga adanya garansi potongan
harga yang dapat disesuaikan dengan
banyak kuantitasnya dan disamakan
dengan harga pupuk Phonska setiap
kilogramnya.
Dalam sistem distribusi juga bisa
ditambahkan proses penyampaian
barang dapat dipastikan dalam waktu
tertentu. Agar konsumen tidak
sampai merasa bahwa stock pupuk
Phonska lambat datangnya. Jika
stock pupuk yang ada di kios
terlambat
datangnya,
maka
konsumen atau petani pun menjadi
lambat dalam kegiatan bertanamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Yan Januar. 2010. Analisis Pengaruh
Motivasi
Konsumen,
Persepsi
Kualitas, Dan Sikap Konsumen
Terhadap Keputusan Pembelian
Sepeda Motor Honda (Studi Pada
Konsumen Sepeda Motor Honda di
Semarang). Skripsi Program Sarjana
Jurusan
Manajemen
Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Semarang.
Andrian, Sandy. 2009. Analisis Sikap
(Attitude),
Norma
Subjektif
(Subjective Norm), dan Niat Perilaku
(Behavior Intention) Konsumen
Hypermart Malang Town Square.
Skripsi Program Sarjana Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Universitas
Brawijaya.
Malang
David,
Fred
R.
2010.
Management,
12th
Manajemen
Strategis
Salemba Empat. Jakarta
Strategic
edition.
Konsep.
Ferdinand,
Augusty.
2006.
Metode
Penelitian Manajemen : Pedoman
Penelitian untuk Skripsi, Tesis dan
Disertasi Ilmu Manajemen, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro. Semarang
Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran
(Edisi Keduabelas). PT. Indeks
Kelompok Gramedia. Jakarta
Loudon, David L and Albert J. Della Bitta.
2004. Consumer Behavior Concepts
and Applicatons. Third Edition. Mc
Graw Hill Inc., Singapore.
Masita, Marittin Dewi, 2008. Pengaruh
Aplikasi Pupuk Biokompos dan
Phonska
pada
Pertumbuhan
Vegetatif Awal Tanaman Tebu
(Saccharum officinarum L.) di Lahan
Kering. Skripsi Program Sarjana
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian. Universitas Brawijaya.
Malang
Pringgo, Ridho. 2005. Analisis Pengambilan
Keputusan Petani dalam Pembelian
Pupuk NPK dan Implikasinya
terhadap Bauran Pemasaran Pupuk
NPK Kujang. Skripsi Program Studi
Manajemen Agribisnis Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Rizkyananda , Bayu. 2013. Analisis
Pengaruh
Motivasi
Konsumen,
Persepsi Kualitas, Dan Sikap
Konsumen terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Honda di
Kota Malang. Skripsi Program
Sarjana Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya. Malang
Schiffman, Leon G, dan Leslie Lazar
Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen.
Petince Hall. Jakarta
Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset
Perilaku Konsumen, Cetakan Kedua,
PT Gramaedia Pustaka Utama.
Jakarta
Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran.
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Sugiyono.
2008.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta. Bandung
Uma, Sekaran. 2006. Research Methods for
Business 4th Ed, Metodologi
Penelitian untuk Bisnis Edisi 4 Buku
2. Salemba Empat. Jakarta
Website PT. Petrokimia, www.petrokimiagresik.com
Download