48 tinjauan terhadap penerapan akuntansi pertanggungjawaban

advertisement
TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA PUSAT
LABA PADA PT SANG HYANG SERI (PERSERO) KANTOR
REGIONAL VI
Oleh :
KASMARIA
Email : [email protected]
Pembimbing I :
FARIDAH
Email : [email protected]
Pembimbing II :
THANWAIN
Email : [email protected]
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa
ABSTRACT
The Company is a group of people working together to achieve the goals set. In
order to achieve these objectives, companies need a good management. Accounting
is one part of management accounting is an accounting system that recognizes the
existence of the centers of responsibility in a company.
Accounting arise as a result of the authority granted and how to account for it in
writing. The report in the form of an accountability report that can be used as a
basis for analysis of performance measurement performance for each responsibility
center manager. Profit centers in the accounting system associated with a manager
who has the authority to set the overall organizational unit, in this case the manager
is that the leadership of the company / organization unit. PT Sang Hyang Seri
(Persero) Regional Office VI Sidrap as a profit center.
The aim of this research was to determine how the application of accounting in the
performance appraisal profit center manager at PT Sang Hyang Seri (Persero)
Regional Office VI Sidrap. The results showed that the accounting is applied PT
Sang Hyang Seri (Persero) Regional Office VI Sidrap have been useful in
evaluating performance profit center manager. This is supported by the fulfillment
of the terms of accounting and accountability reports profit center.
--------------------Keywords: Responsibility Accounting, Profit Center, Budget. Performance.
PENDAHULUAN
Perusahaan adalah sekolompok orang yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut,
sebuah perusahaan memerlukan sebuah manajemen yang baik. Sebuah perusahaan
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
48
tidak akan berjalan dengan mulus tanpa adanya manajemen. Kegiatan-kegiatan
yang berjalan dengan lancar dicapai oleh orang-orang yang aktivitasnya
direncanakan secara cermat. Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan pihak
manajemen memiliki peranan yang sangat penting.
Salah
satu
bagian
dari
akuntansi
manajemen
adalah
akuntansi
pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem
akuntansi yang ditujukan mengukur prestasi kerja tiap bagian yang berfokus pada
pengendalian biaya. Pengelompokan dan pelaporan biaya dilakukan tiap tingkatan
manajemen yang hanya dibebani dengan biaya yang berada dibawah
tanggungjawabnya. Menurut sistem ini, tiap bagian yang ada dalam organisasi
dibagi menjadi pusat pertanggungjawaban. Keseluruhan pusat pertanggungjawaban
ini membentuk jenjang hierarki dalam organisasi. Akuntansi pertanggungjawaban
mengidentifikasi bagian organisasi yang mempunyai tanggungjawab untuk setiap
tujuan, mengembangkan ukuran dan target untuk dicapai, dan menciptakan laporan
ukuran oleh bagian kecil organisasi pusat pertanggungjawaban.
Dengan ditetapkannya akuntansi pertanggungjawaban maka dapat diketahui siapa
saja orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas kinerja yang
hubungannya dengan wewenang yang dimiliki tiap-tiap manager. Untuk evaluasi
keuangan, pusat pertanggungjawaban diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu
pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi. Dalam penelian ini
penulis akan membahas mengenai pusat laba.
Pusat
laba
merupakan
pusat
pertanggungjawaban
yang
manajernya
bertanggungjawab untuk biaya-biaya dan pendapatan secara bersama-sama.
Manajer yang bertanggungjawab pada pusat laba diharuskan untuk membuat suatu
laporan pertanggungjawaban yang berisi target laba dan realisasinya, sehingga
melalui laporan tersebut akan dapat diketahui selisih (variance) dari target laba
yang telah ditetapkan, baik yang bersifat menguntungkan maupun yang merugikan.
Untuk
mengetahui
seberapa
baik
manajer
pusat
laba
melaksanakan
tanggungjawabnya tersebut, maka perusahaan memerlukan suatu alat pengukuran
kinerja
yaitu
salah
satunya
dengan
menggunakan
sistem
akuntansi
pertanggungjawaban.
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
49
Pengendalian biaya melalui akuntansi pertanggungjawaban dapat dijalankan
dengan cara menyelenggarakan perencanaan suatu sistem pencatatan atas
biayabiaya yang dapat dikendalikan. Dari sistem pencatatan ini akan dihasilkan
laporanlaporan biaya yang menunjukkan bagaimana manajer memenuhi tanggung
jawabnya atas biaya-biaya yang terjadi dalam unit organisasinya.
Dengan adanya laporan pertanggunggungjawaban laba, manajer dapat mengetahui
besarnya perbedaan antara laba yang sebenarnya (realisasi) dengan laba yang
dianggarkan sebelumnya, sehingga perusahaan dapat menganalisis penyebab
terjadinya perbedaan dan mengambil tindakan koreksi apabila diperlukan.
PT Sang Hyang Seri (Persero) adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak di bidang pertanian, khususnya dalam penyediaan benih. Selain
perbenihan, PT Sang Hyang Seri juga bergerak dalam penyediaan sarana produksi
pertanian, pengolahan hasil pertanian, serta penelitian dan pengembangan.
Kepemilikan saham Sang Hyang Seri sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah
Republik Indonesia. Seperti halnya perusahaan-perusahaan lainnya, PT Sang
Hyang Seri juga dihadapkan pada pemikiran untuk memperoleh laba sebagai tujuan
utama perusahaan. Dalam usaha untuk mencapai tujuannya, maka perusahaan akan
berusaha untuk meningkatkan efektivitas maupun efisiensi kerja. Adapun
upayaupaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh laba yaitu dengan
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, memperbesar volume penjualan dan
meminimalisir biaya.
TINJAUAN PUSTAKA Kerangka Teori
Menurut Thomas Sumarsan (2012:1) “Akuntansi dapat diartikan sebagai seni
untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mencatat dan menghasilkan laporan,
yaitu laporan keuangan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) baik pihak dalam perusahaan atau pihak diluar
perusahaan.”
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
50
Akuntansi
pertanggungjawaban
merupakan
alat
yang
dipakai
untuk
mengendalikan biaya, karena dalam akuntansi pertanggungjawaban biaya-biaya
diakumulasikan dan dilaporkan dalam suatu pusat pertanggungjawaban tertentu.
Hansen
dan
Mowen
(2011:116)
mengemukakan
bahwa
“Akuntansi
pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh
setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para
manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.”
Menurut L.M. Samryn (2012:261) tujuan akuntansi pertanggungjawbaan yaitu
“Untuk memberikan keleluasaan kepada manajer untuk mengelola bagian
organisasi yang dipimpinnya secara optimal sebagai salah satu model
desentralisasi.”
Manfaat akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan informasi masa yang akan
datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran, sedangkan berdasarkan informasi
masa lalu bermanfaat sebagai penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
dan pemotivasian manajer.
Menurut Mulyadi (2001:191) dalam kutipan Skripsi Erida Arni (2011:16)
terdapat empat karakteristik sistem akuntansi pertanggungjawaban yaitu :
1.
2.
3.
4.
Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban
Standar ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manajer
Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan anggaran
Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan
kebijakan manajemen yang lebih tinggi.
Menurut Mulyadi (1997:348) dalam kutipan Skripsi Erida Arni (2011:17)
diperlukan beberapa persyaratan agar akuntansi pertanggungjawaban dapat
diterapkan dan dapat terlaksana sesuai dengan tujuan. Adapaun persyaratan yang
dimaksud yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Struktur organisasi yang menetapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab
setiap tingkatan manajemen.
Anggaran biaya disusun menurut pusat pertanggungjawaban.
Penggolongan biaya sesuai dengan dapat tidaknya dikendalikan oleh manajer
pusat pertanggungjawaban.
Sistem akuntansi yang disesuaikan dengan struktur organisasi.
Sistem pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggung jawab.
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
51
Beberapa syarat di atas harus diterapkan agar suatu perusahaan dapat
menjalankan sistem akuntansi pertanggungjawaban dengan efisien dan benar-benar
dapat dijadikan sebagai alat pengukuran kinerja.
Dalam konsep akuntansi pertanggungjawaban terdapat sistem pembentukan unitunit
organisasi
sebagai
pusat
pertanggungjawaban.
Suatu
pusat
pertanggungjawaban dibentuk guna mencapai tujuan tertentu yang secara
individual diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan suatu organisasi secara
keseluruhan.
Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) adalah sistem yang
mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban
menurut informasi yang dibutuhkan olah para manager untuk mengoperasikan
pusat pertanggungjawaban mereka. Empat jenis pusat pertanggungjawaban utama
terdiri dari pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.
Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan dan merupakan
salah satu syarat dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban. Untuk
mencapai tujuan perusaahan tidak terlepas dari pembentukan struktur organisasi.
Struktur organisasi suatu perusahaan menggambarkan jenjang dan tanggungjawab
dan pendelegasian wewenang yang dibuat berdasarkan suatu sistem yang mengarah
pada tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator
prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak di laporan keuangan,
tepatnya laba rugi. Laba berasal dari semua transaksi atau kejadian yang terjadi pada
badan usaha dan akan mempengaruhi kegiatan perusahaan pada periode tertentu
dan laba di dapat dari selisih antara pendapatan dengan beban, apabila pendapatan
lebih besar dari pada beban maka perusahaan akan mendapatkan laba apabila terjadi
sebaliknya maka perusahaan mendapatkan rugi.
Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan
manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indikator komprehensif,
dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator. Menurut Hery
(2013:155) laba dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu laba kotor, laba
operasi, laba sebelum pajak dan laba bersih.
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
52
L.M. Samryn (2012:264) mengemukakan bahwa “Pusat laba yaitu suatu
pusat pertanggungjawaban di mana manajer bertanggungjawab untuk biaya-biaya
dan pendapatan secara bersama –sama.”
Banyak keputusan manajemen yang melibatkan beban dengan harapan bahwa hal
itu akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan penjualan.
Keputusan semacam ini disebut dengan pertimbangan biaya/pendapatan
(expense/revenue trade off).
Menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan itu dibuat oleh para
manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
2. Kecepatan dalam pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena
tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
3. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga
dapat berkonsentrasi kepada hal-hal yang lebih luas.
Selain manfaat yang diperoleh, pusat-pusat laba juga memiliki keterbatasan
dan kekurangan sebagai berikut :
1. Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen
puncak untuk mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan
wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya
pengendalian.
2. Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih
baik daripada manajer pusat laba pada umumnya, maka kualitas keputusan yang
diambil pada tingkat unit akan berkurang.
3. Perselisihan dapat meningkat karena adanya argumen-argumen mengenai harga
tarnsfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat, dan kredit untuk
pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama oleh dua atau
lebih unit bisnis.
Menurut Irham Fahmi (2014:237) “Penilian kinerja adalah suatu penilaian yang
dilakukan kepada pihak manajemen perusahaan baik para karyawan maupun
manajer yang selama ini telah melakukan pekerjaannya.”
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
53
Menilai kinerja manajer merupakan salah satu fungsi akuntansi
pertanggungjawaban. Penilaian kinerja penting dalam rangka pengembangan
karyawan yang berkinerja tinggi maupun rendah. Adapun
beberapa manfaat
penilaian kinerja oleh manajemen yaitu:
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
karyawan secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan,
seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
Kinerja manajer setiap pusat pertanggungjawaban dapat dievaluasi sesuai
dengan jenis ukuran kinerja di masing-masing pusat pertanggungjawaban.
Demikian pula manajer pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan lima ukuran
profitabilitas yaitu laba kontribusi, laba langsung, laba terkendali, laba sebelum
pajak dan laba bersih.
Dengan demikian informasi akuntansi pertanggungjawaban menyajikan
informasi biaya yang sesungguhnya dan informasi biaya yang dianggarkan kepada
setiap manajer yang bertanggungjawab, untuk memungkinkan setiap manajer
mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran mereka dan memungkinkan
mereka untuk memantau pelaksanaan anggarannya.
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode
analisis sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif, yaitu analisis untuk mengetahui penerapan akuntansi
pertanggungjawabaan yang dilakukan oleh PT. Sang Hyang Seri (Persero)
Kantor Regional VI Sidrap.
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
54
2. Analisis selisih , yaitu analisis untuk mengetahui selisih antara anggaran dan
realisasinya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Klasifikasi dan Kode Rekening
Salah satu syarat penerapan akuntansi pertanggungjawaban adalah adanya
klasifikasi dan kode rekening perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, dapat dikatakan bahwa PT Sang Hyang Seri Kantor Regional VI telah
melakukan pengkodean rekening untuk setiap perkiraan dengan cukup memadai.
Adapun pengklasifikasian kode rekening pada PT Sang Hyang Seri Kanroe
Regional VI Sidrap yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1 Golongan dan Jenis Rekening pada Masing-masing Digit
Golongan
Jenis Rekening
11
Aktiva Lancar
12
Aktiva Tetap
21
Hutang Lancar
22
Pinjaman Jangka Panjang
31
Modal
32
Cadangan-Cadangan
34
Laba/Rugi
40
Hasil Penjualan Usaha
71
Biaya Usaha
91
Pendapatan(Biaya) Lain-lain
Biaya Terkendali dan Biaya Tidak terkendali
Manajer memiliki wewenang sehingga dapat mengendalikan sesuatu yang
berada di bawah kewenangannya. Oleh sebab itu, ada atau tidaknya wewenang
manajer dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap suatu biaya. Biaya dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan: (1) biaya terkendali dan (2) biaya tidak
terkendali oleh manajer tersebut. Biaya terkendali adalah biaya yang dapat
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
55
dipengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban tertentu
dalam jangka waktu tertentu. Suatu biaya tidak akan dapat dipengaruhi secara penuh
oleh seorang manajer.
Deskripsi Data
Proses penyusunan anggaran pada PT Sang Hyang Seri didasarkan pada
pendekatan Top Down dan Bottom Up. Pimpinan perusahaan menetapkan kebijakan
pokok perusahaan dan berdasarkan kebijakan pokok perusahaan, para manajer yang
dibantu oleh para bawahannya mengajukan usulan anggaran yang diperlukan dalam
melaksanakan aktivitas operasional. Dalam hal ini PT Sang Hyang Seri Kantor
Regional VI sebagai pusat laba menyusun anggaran labanya dengan memperhatikan
anggaran dan realisasi dari tahun sebelumnya dan juga dalam penyusunan anggaran
laba, semua item yang terkait dengan laba perusahaan akan dicantumkan seperti
halnya harga pokok penjualan, biaya administrasi & umum, biaya pemasaran,
pendapatan dan biaya lain-lain. Adapun anggaran dan realisasi laba pada PT Sang
Hyang Seri Kantor Regional VI Sidrap Tahun 2011 sampai dengan 2014 dapat
dilihat sebagai berikut:
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
56
Tabel di atas menunjukkan laporan laba/rugi PT Sang Hyang Seri (Persero)
KR VI Sidrap Tahun 2011 sampai dengan 2014. Jumlah yang dicantumkan pada
kolom anggaran dan realisasi untuk masing-masing item yang berpengaruh pada
laporan laba/rugi merupakan total dari berbagai produk yang dihasilkan. Untuk
rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 1 (Perhitungan Harga Pokok Penjualan),
Lampiran 2 (Perhitungan Biaya Administrasi dan Umum) sedangkan untuk
rincian laba/rugi dari setiap produk yang dihasilkan, dapat dilihat pada Lampiran
3 (Perhitungan Laba/Rugi PT Sang Hyang Seri Kantor Regional VI).
Dari tabel diatas diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Tahun 2011dan 2012 Perusahaan memperoleh laba dan tidak terdapat subsidi.
Sedangkan untuk tahun 2013 dan 2014 Perusahaan mengalami rugi dan
terdapat subsidi. Pada tahun 2011 nampak bahwa laba bersih sebesar Rp
33.437.526.391 dan pada tahun 2012 laba bersih sebesar Rp 29.996.681.630
yang dihasilkan perusahaan merupakan laba bersih tanpa adanya subsidi,
dikarenakan pada tahun ini jumlah rekening pendapatan lebih besar daripada
rekening biaya.
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
57
2. Laba (Rugi) bersih yang nampak pada tahun 2013 dan 2014 merupakan
laba(rugi)
bersih setelah adanya subsidi untuk menutupi kerugiannya.
Sedangkan perusahaan sebenarnya mengalami rugi. Pada tahun 2013 nampak
bahwa rugi bersih sebesar Rp 57.587.743.446 merupakan angka terakhir pada
perhitungan laba/rugi perusahaan. Dapat ditelusuri pada laporan laba/rugi
bahwa nilai tersebut merupakan hasil dari rugi kotor usaha di tambah dengan
subsidi dari pemerintah sebesar Rp 35.920.452.063, namun subsidi tersebut
belum dapat menutupi kerugian perusahaan yang sangat besar. Beda halnya
dengan tahun 2014, pada tahun ini terlihat bahwa laba bersih sebesar Rp
10.406.310.617 merupakan laba bersih dari hasil perhitungan rugi kotor di
tambah dengan subsidi dari pemerintah sebesar Rp 72.759.431.986. Jumlah
subsidi tersebut dapat menutupi kerugian yang yang terjadi pada tahun 2014.
3. Subsidi yang nampak pada laporan keuangan laba/rugi pada tahun 2013 dan
2014 merupakan bantuan dari pemerintah, dikarenakan PT Sang Hyang Seri
Kantor Regional VI
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan bahwa perusahaan-perusahaan negara
yang merugi besar, akan mendapatkan bantuan dari pemerintah dengan
beberapa syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan. PT Sang Hyang Seri
Kantor Regional VI merupakan salah satu BUMN sehingga disaat perusahaan
merugi, pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk subsidi dana.
4. Dari tabel di atas dapat pula dilihat bahwa setiap tahunnya, laba yang
dianggarakan lebih besar dari pada laba yang terealisasi. Laba yang
dianggarkan setiap tahun lebih besar daripada laba yang terealisasi. Hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu besarnya biaya yang dianggarkan
jauh lebih kecil dibanding dari tahun sebelumnya, sedangkan biaya yang
terealisasi cukup besar. Selain itu juga terdapat kenaikan pada biaya-biaya
yang berperan penting dalam harga pokok produksi. Hal ini dapat ditelusuri
pada perhitungan harga pokok penjualan (Lampiran 1).
5. Tidak nampak adanya pajak perseroan pada setiap laporan keuangan laba/rugi
perusahaan. Pada umumnya, perusahaan menghitung pajaknya sendiri, namun
pada kasus PT Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional VI Sidrap, Pajak
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
58
Perseroan tidak dihitung. Hal ini disebabkan karena adanya kebijakan dari
Kantor Pusat Bahwa untuk Pajak Perseroan setiap Kantor Regional akan
dihitung oleh Kantor Pusat. Jadi, setiap kantor regional setiap tahunnya akan
mengirimkan laporan keuangannya ke kantor pusat kemudian di hitung berapa
pajak perseroan secara keseluruhan.
Pengendalian Laba Perusahaan
Laba yang telah direncanakan, harus diikuti dengan pengendalian. Tanpa
pengendalian, rencana menjadi tidak berarti. Sebagai alat analisis diperlukan
keuangan yang selenggarakan secara rapi dan teratur. Sasaran pengendalian adalah
tingkat penjualan dan perputaran dana sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan menghasilkan laba. Jika penjualan semakin kecil, maka laba akan
semakin menurun. Penurunan laba dapat juga disebabkan oleh meningkatnya biaya,
misalnya pemborosan, kenaikan
harga(bahan baku, upah kerja dan lain
sebagainya).
Analisi Data
Bahwa sesuai dengan metode analisis yang digunakan oleh penulis, dimana
analanisis
deskriptif
untuk
menggambarkan
penerapan
akuntansi
pertanggungjawaban pada PT Sang Hyang Seri Kantor Regional VI Sidrap dan
analisis varians (selisih) untuk menilai kinerja General Manajer, maka penulis
menggunakan alat analisis sebagai berikut:
1. Margin Kontribusi
2. Laba Langsung
3. Laba Yang Dapat Dikendalikan
4. Laba Sebelum Pajak
5. Laba Bersih
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
59
Berdasarkan laporan di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 hingga
2014 perusahaan terus menerus mengalami penurunan laba (diluar subsidi). Dilihat
pada tahun 2011 perusahaan mengalami laba sebesar Rp 33.437.526.391 kemudia
pada tahun 2012 perusahaan mengalami penurunan laba sebesar Rp 3.440.844.761,
pada tahun 2013 perusahaan mengalami rugi sebesar Rp 93.508.195.508 dan pada
tahun 2014 juga mengalami rugi sebesar Rp 62.353.121.370. Kinerja GM KR VI
Sidrap dapat diukur sampai laba langsung. Hal disebabkan karena tidak adanya
biaya kantor pusat yang dapat dikendalikan oleh Kantor Regional VI. Demikian
pula halnya dengan pajak perseroan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya di
atas bahwa pajak perseroan dihitung oleh kantor pusat. Kantor pusat menghimpun
laporan keuangan dari masing-masing kantor regionalnya, kemudian menhitungkan
laba perseroan secara keseluruhan, sehingga untuk masing-masing kantor regional
tidak menghitung pajaknya secara individu.
Dibandingkan dengan laporan laba/rugi perusahan, jumlah perhitungan
terakhir jelas berbeda. Dikemukakan sebelumnya bahwa salah satu cara mengukur
kinerja manajer pusat laba yaitu dengan melihat laporan laba/rugi. Dengan
anggapan bahwa semakin besar labanya maka kinerja pimpinan perusahaan tersebut
semakin baik, begitu pula sebaliknya. Jika laporan laba/rugi menunjukkan angka
minus, berarti kinerja dari pimpinan perusahaan kurang baik. Akan tetapi, informasi
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
60
yang ditunjukan pada laporan laba/rugi belum tentu menjamin kinerja dari pimpinan
perusahaan tersebut.
Cara lain untuk mengukur kinerja manajer pusat laba (dalam hal ini
pimpinan kantor regional VI yaitu General Manager) digunakan lima pendekatan
sebagaimana yang telah dikemukakan di atas. Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut dapat
dilihat bahwa hasil perhitungan akhir yang ditunjukkan jelas berbeda dengan hasil
perhitungan akhir pada laporan laba/rugi. Hal ini disebabkan karena adanya Subsidi
yang dapat menutupi kerugian perusahaan.
Jika kinerja manajer pusat laba dinilai sebatas dari perhitungan laba/rugi
perusahaan, maka kita hanya perlu melihat angka terakhir pada perhitungan
laba/rugi perusahaan. Namun hal ini kurang efektif dikarenakan adanya sebuah
rekening yaitu Subsidi yang dapat mempengaruhi perhitungan akhir dari laba/rugi
perusahaan.
Berdasarkan alat analisis yang digunakan, maka penulis memperoleh
informasi bahwa ukuran kinerja pusat laba pada PT Sang Hyang Seri Kantor
Regionall VI Sidrap hanya dapat diukur sampai Laaba Langsung. Dan pengukuran
kinerja tersebut mencerminkan bahwa General manager PT Sang Hyang Seri
(Persero) Kantor Regional VI Sidrap masih kurang baik. hal ini tercermin dari
laba/rugi perusahaan yang dari tahun ke tahun semakin merosot.
Hal lain yang diperoleh penulis berdasarkan analisis data dan penjelasan di
atas yaitu hampir seluruh kriteria penerapan akuntansi pertanggungjawaban
terdapat PT Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional VI Sidrap, maka :
1. Hipotesis “Diduga Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban pada PT Sang
Hyang Seri (Persero) Kantor Regional VI Sidrap belum memadai ” tidak dapat
diterima.
2. Hipotesis “Diduga Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban belum bermafaat
dalam Penilaian Kinerja Pusat Laba pada PT Sang Hyang Seri (Persero) Kantor
Regional VI Sidrap” tidak dapat diterima.
Akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan pada PT Sang Hyang Seri
(Persero) Kantor Regional VI Sidrap sebagian besar telah memenuhi syarat
penerapan
akuntansi
pertanggungjawaban.
Oleh
karena
itu
akuntansi
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
61
pertanggungjawaban dapat digunakan untuk mengukur kinerja PT Sang Hyang Seri
(Persero) Kantor Regional VI Sidrap. Berdasarkan hasil perhitungan kinerja yang
telah sesuai dengan alat analisis yang penulis gunakan, maka dapat disimpulkan
bahwa kinerja General Manager sebagai pimpinan tertinggi PT Sang Hyang Seri
(Persero) Kantor Regional VI Sidrap sebagi Pusat Laba masing kurang baik.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis PT Sang Hyang Seri
(Persero) Kantor Regional VI Sidrap mengenai tinjauan tehadap penerapan
akuntansi pertanggungjawaban dalam penilaian kinerja pusat laba, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan di PT Sang Hyang Seri
(Persero) Kantor Regional VI Sidrap telah memadai. Hal ini didukung
dengan
terpenuhinya
sebagian
besar
syarat-syarat
akuntansi
pertanggungjawaban antara lain : struktur organisasi dan pendelegasian
wewenang, anggaran biaya pusat pertanggungjawaban, sistem organisasi
yang disesuaikan dengan struktur organisasi, dan sistem pelaporan biaya
kepada manajemen yang bertanggungjawab.
b. Akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan di PT Sang Hyang Seri
(Persero) Kantor Regional VI Sidrap telah bermanfaat dalam penilaian
kinerja pusat laba. Hal tersebut terbukti dengan adanya laporan
pertanggungjawaban pusat laba yang dapat mencerminkan kinerja General
Manajer PT Sang Hyang Seri (Persero) Kantor Regional VI Sidrap yang
sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan Syahrial. Purba Djahotman. 2012, Akuntansi Manajemen, Mitra
Wacana Utama, Jakarta
Erida Arni. 2011. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat
Pengendalian Manajamen pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah Utama
VII Makassar. Skripsi Universitas Hasanuddin.
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
62
Hansen. Mowen. 2011. Managerial Accounting, Salemba Empat, Jakarta.
Hery. 2013. Teori Akuntansi, Suatu Pengantar, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Irham Fahmi. 2014. Manajemen. Teori, Kasus, dan Solusi, Alfabeta, Bandung.
L.M. Samryn. 2012. Akuntansi Manajemen, Kencana, Jakarta.
Rahman Pura. 2013. Pengantar Akuntansi I, Pendekatan Siklus Akuntansi,
Erlangga, Jakarta
Anthony, N. Robert dan Vijay. 2011. Sistem Pengendalian Manajemen, Salemba
Empat, Jakarta.
Rudianto. 2011. Akuntansi Manajemen, Erlangga. Jakarta
Slamet Sugiri Sodikin. 2015. Akuntansi Manajemen. Sebuah Pengantar, Edisi
Revisi, UPP STIM YKPN, Yogyakarta
Sofyan Syahri Harahap. 2011. Teori Akuntansi, Edisi Revisi 2011, Rajawali Pers,
Jakarta.
Thomas Sumarsan. 2013. Sistem Pengendalian Manajemen, Indeks, Jakarta.
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
63
Download