JIE Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN : 2301-8828 Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan PDRB Terhadap Pad Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2014 Dwi Hastuti L.K., Encang Kadarisman, Aab Abdul Rohman Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2014 Ade Komaludin, Asep Yusup Hanapia, Dewi Yani Nugraeni Pengaruh Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Tahun 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin Kebijakan Implementasi Dak Sub Bidang Transportasi Mengurangi Ketimpangan Antar Daerah Di Indonesia Wasifah Hanim Perdesaan Dalam Rangka Pengaruh Dependency Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, Dan Disparitas Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003-2014 Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Status Pekerjaan Dan Pengeluaran Biaya Transportasi Terhadap Mobilitas Penduduk Tidak Permanen Di Provinsi Sumatera Barat Salfadri, Agus Sutardjo Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Periode Triwulan I 2009 - IV 2014 Apip Supriadi, Chandra Budhi L.S., Rizal Akmalludin Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 : e-mail :SN [email protected] i JIE ii ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016 Pembina Beben Bahren (Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi) Penanggungjawab Jumri (Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan) Pimpinan Redaksi Apip Supriadi Sekertaris Redaksi Aso Sukarso Andi Rustandi Dewan Redaksi Agus Sutardjo (FE Universitas Ekasakti Padang) Wasifah Hanim ( FE Universitas Widyatama Bandung) Latif Kharie (FE Universitas Fatimura) Asep Yusup Hanapia (FE Universitas Siliwangi ) Ade Komaludin ( FE Universitas Siliwangi) Iis Surgawati (Fe Universitas Siliwangi) M. Syurya Hidayat (FE Universitas Jambi) Ignatiamartha Hendrati (FE Universitas Veteran Jember) Dini Hariyanti ( FE Trisaksi Jakarta) Sekertariat Dwi hastuti LK, Chandra Budi LS, Encang Kadarisman, Nanang Rusliana, Fatimah Zahra Nasution Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail : [email protected] i ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016 DAFTAR ISI DEWAN REDAKSI ............................................................... ........... .. DAFTAR ISI ........................................................................ ............ PENGANTAR REDAKSI ........................................................... ............ i ii iii Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan PDRB Terhadap PAD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2014 Dwi Hastuti L.K., Encang Kadarisman, Aab Abdul Rohman ……………… 1241-1254 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2014 Ade Komaludin, Asep Yusup Hanapia, Dewi Yani Nugraeni ……………… 1255-1271 Pengaruh Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Tahun 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin………………………… 1272 -1293 Kebijakan Imlementasi DAK Sub Bidang Transportasi Perdesaaan Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Antar Daerah Di Indonesia Wasifah Hanim …………………………………………………………………. 1294 -1310 Pengaruh Depencncy Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal dalam Negeri, Dan Disparitas Pendapatan Terhadapa Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Barat Jawa Barat Tahun 2003 - 2014 Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa ……………………………….. 1311-1330 Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Status Pekerjaan Dan Pengeluaran Baiaya Transportasi Terhadap Mobilitas Penduduk Tidak Permanen Di Provinsi Sumatra Barat Salfadri, Agus Sutardjo ……………………………………………………….. 1331-1352 Aanalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Periode Triwulan I 2009 -Triwulan IV 2014 1353-1373 Apip Supriadi, Chandra L.S., Rizal Akmalludin ……………………........... ii ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016 Pengantar Redaksi Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT, bahwa atas Qudrot dan Irodat Nya, penerbitan jurnal penelitian Volume 6 No 2 Juli – Desember 2016 telah selesai di susun. Pada penerbitan Volume ini terdapat perubahan dalam hal dewan redaksi, yaitu dengan meloibatkan staff pengajar dari Perguruan Tinggi di luar Unviersitas Siliwanagi Tasikmalaya, dengan harapan terjadi peningkatan kualitas penulisan pada jurnal ini. Harapan kami semoga jurnal ini menjadi pendorong dosen dalam melakukan penelitian sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kualitas penelitian maupun kualitas akademik. Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca, Aamiin Tasikmalaya, Agustus 2016 Dewan Penyunting iii PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DI INDONESIA TAHUN 2000-2014 (Effect Of Budget Deficit, Exchange Rates, Economic Growth And Money Supply On Inflation Rate Of Indonesia During Period Of 2000-2014) Aso Sukarso1, Andi Rustandi1, Satria Nur Imaduddin2 Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT This study aims to determine the effect of budget deficits, exchange rates, economic growth and the money supply on inflation in 2000-2014. Analysis of the data in this study using multiple linear regression method. Test hypotheses using partial test (t test) and simultaneous (test F). The data used in this research is data budget deficits, exchange rates, economic growth, money supply and inflation in 2000-2014. Results using partial test (t test) with a significance level of 5% is the budget deficit and no significant negative effect on inflation, exchange rates and economic growth is positive and significant impact on inflation and the money supply and a significant negative effect on inflation. Simultaneous (Test F) budget deficits, exchange rates, economic growth and money supply have a significant effect on inflation in 2000-2014 Keywords: budget deficits, exchange rates, economic growth, money supply ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh defisit anggaran, nilai tukar, pertumbuhan ekonomi dan jumlah uang beredar terhadap inflasi pada tahun 2000-2014. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Metode Regresi Linear Berganda. Uji hipotesis menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan simultan (uji F). Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data defisit anggaran, nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, jumlah uang beredar dan inflasi tahun 2000–2014. Hasil dengan menggunakan uji parsial (Uji t) dengan taraf nyata 5% adalah deficit anggaran berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap inflasi, nilai tukar dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi, dan jumlah uang beredar berpengaruh negative dan signifikan terhadap inflasi. Secara Simultan (Uji F) defisit anggaran, nilai tukar, pertumbuhan ekonomi dan jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap inflasi pada tahun 2000-2014 Kata kunci: defisit anggaran, nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, jumlah uang beredar 1 2 Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Alumni Prodi Ekonomi Pembanguanan Fakultas Ekonomi PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA TAHUN 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin _______________________________________________________________________ PENDAHULUAN keseimbangan makro yang ditandai Latar Belakang Penelitian dengan tingkat inflasi yang rendah Capaian indikator ekonomi dan terkendali serta perkembangan makro sangat mempengaruhi pada neraca pembayaran yang seimbang penciptaaan (Endri, 2008:1) dalam situasi dan kondisi perekonomian. Menurut Lufti dan Hidayat (2007), diantara Perkembangan inflasi yang terus meningkat akan memberikan indikator ekonomi makro yang dapat hambatan digunakan untuk melihat stabilitas ekonomi. Inflasi besar-besaran di perekonomian suatu negara adalah beberapa negara pada beberapa inflasi, karena perubahan dalam waktu indikator ini pada lalu pertumbuhan menyebabkan krisis akan berdampak ekonomi hebat pada perekonomian terhadap dinamika dunia. Mulai pada krisis ekonomi Inflasi negara Meksiko di Amerika Latin moneter yang dikenal dengan Tequila effect dalam suatu negara dimana naik dan krisis ekonomi di Thailand yang turunnya dikenal sebagai Contagion Effect langsung pertumbuhan ekonomi. merupakan fenomena inflasi cenderung mengakibatkan terjadinya gejolak (Adrianus dan Niko, 2006: 173). ekonomi. Inflasi merupakan salah satu indikator digunakan strategis untuk perekonomian yang menganalisis suatu negara. Krisis tersebut telah memungkinkan memberikan dampak yang berkepanjangan pada perkembangan inflasi di beberapa Penetapan kebijaksanaan moneter negara memegang peranan penting dalam Sejauh ini di 4 tahun terakhir inflasi menetapkan stabilitas di masih bidang termasuk cenderung di Indonesia. meningkat ekonomi yang sehat dan dinamis, sebagaimana tertera pada Gambar pemeliharaan di bidang ekonomi 1.1 sebagai berikut: akan tercipta melalui pencapaian 1273 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 9 8% 8.38 6.96 7 8.36 6 5 4.3 3.79 4 3 2 1 0 2010 2011 2012 2014 2013 Gambar 1 Perkembangan Inflasi di Indonesia Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Pusat Statistik Berdasarkan Gambar 1.1 Sementara Inflasi paling bahwa inflasi tertinggi terjadi pada rendah terjadi pada tahun 2011 tahun 8.38%. sebesar 3.79%. Rendahnya inflasi Tingginya inflasi pada periode ini pada tahun 2011 diakibatkan adanya diakibatkan oleh kebijakan kenaikan kebijakan pemerintah pada semester harga II 2011, yaitu pengadaan bahan 2013, sebesar BBM bersubsidi oleh pemerintah pada akhir juni 2013, hal pangan ini telah mendorong meningkatnya pengamanan stok domestic bahan inflasi pangan yang diprakirakan dapat sebagai kontribusi dalam negeri administered prices. Selain itu juga membatasi diakibatkan oleh pelemahan rupiah Kemudian dari sisi eksternal inflasi pada dapat diredam dari adanya nilai tukar September 2013 yang tekanan serta berdampak pada kenaikan harga ke rupiah beberapa kelompok barang seperti dikarenakan emas perhiasan, otomotif (mobil, perekonomian dunia yang diikuti oleh sepeda penurunan harga-harga komoditas motor), elektronik, dan komoditas lain dengan kandungan impor yang cukup besar. Kemudian yang inflasi. terapresiasi, melambatnya (Laporan Kebijakan Moneter 2011). Dari fenomena tersebut, juga diakibatkan oleh bencana alam menarik untuk diketahui apa saja dan yang dapat mempengaruhi inflasi banjir produksi dan yang mengganggu distribusi pangan (Laporan Kebijakan Moneter 2013). 1274 selama periode pengamatan. Diantara tingginya inflasi disebabkan PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA TAHUN 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin _______________________________________________________________________ oleh ketidakstabilan nilai tukar yang mengakibatkan meningkatnya biaya mempengaruhi arus modal atau impor serta menambah beban bagi investasi pemerintah pada pembiayaan untuk dan Internasional. perdagangan Indonesia sebagai barang dan jasa. Selain itu kebijakan- negara yang banyak mengimpor kebijakan yang dikeluarkan oleh bahan pemerintah baku industri mengalami dalam mengatasi dampak dan ketidakstabilan kurs, masalah-masalah ekonomi, sosial melalui melonjaknya biaya produksi maupun sehingga pelaksanaannya menyebabkan barang-barang mengalami produk harga Indonesia peningkatan. Dengan budaya pembiayaan besar pula. Meskipun penerimaan pemerintah bertambah perekonomian bertambahnya menjadi memerlukan yang melemahnya rupiah menyebabkan Indonesia dalam bamun akan pula diikuti pengeluaran goyah dan dilanda krisis ekonomi dan pemerintah, kepercayaan terhadap mata uang mengatasinya tersebut tidak cukup dalam negeri (Triyono, 2008:156). dibiayai dari penerimaan pemerintah Dengan adanya lonjakan-lonjakan saja, namun pemerintah terpaksa drastis melalui tingkat kurs tersebut harus meminjam dana dari luar ini akan menajdikan para produsen negeri. Setelah masalah teratasi kesulitan untuk mendapatkan bahan muncul kewajiban melunasi hutang baku, barang modal dan barang dan membayar bunga. Pengeluaran modal yang berkandungan impor pemerintah yang terus bertambah ini tinggi sehingga berdampak pada pada naiknya tekanan-tekanan Inflasi. biaya impor barang. Naikknya beban perolehan input ini mendorong produksi pembiayaan meningkat mempengaruhi dikarenakan akhirnya dalam menimbulkan Oleh karena hal-hal di atas proses bahwa dalam penelitian ini, penulis sehingga tertarik untuk menganalisis penelitian terhadap naiknya dengan judul “Pengaruh Defisit harga domestik yang merupakan Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan cerminan dari tingkat inflasi. Ekonomi, Dan Jumlah Uang Beredar Melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing Terhadap Inflasi Di Indonesia Tahun 2000-2014”. Tujuan Penelitian 1275 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 Pada penelitian ini yang Uang Beredar terhadap Inflasi, baik menjadi tujuannya adalah untuk secara mengetahui bagaimana pengaruh bersama-sama terhadap Inlasi di Defisit Indonesia pada tahun 2000 sampai Anggaran, Nilai Tukar, parsial maupun Pertumbuhan Ekonomi, dan Jumlah dengan tahun 2014. KERANGKA PEMIKIRAN tergantung Menurut moneter, perspektif ahli penawaran uang akan pada secara perubahan penawaran uang. Umumnya, defisit anggaran tidak menyebabkan mendongkrak inflasi. Jika kebijakan tekanan yang bersifat inflasi, tetapi moneter diterapkan terhadap defisit mempengaruhi tingkat harga melalui anggaran, penawaran uang terus dampaknya pada agregat uang dan meningkat dalam waktu yang lama. ekspektasi Permintaan meningkat gilirannya memicu pergerakan harga. sebagai hasil dari pembiayaan defisit Hubungan sebab-akibat penawaran ini, uang didasarkan pada teori uang yang agregat menyebabkan output publik, pada meningkat di atas tingkat output terkenal alamiah. Permintaan tenaga kerja menyatakan bahwa inflasi kapan saja yang meningkat akan menaikkan dan di mana saja selalu merupakan upah, fenomena moneter. yang pada menyebabkan penawaran menurun. gilirannya pergeseran agregat Setelah Milton yang Friedman, Teori tersebut menjelaskan ke arah bahwa pertumbuhan harga secara kurun waktu terus menerus dan menetap selalu tertentu ekonomi kembali ke tingkat didahului output alami. Akan tetapi, ini terjadi peningkatan berkelanjutan dengan biaya pada tingkat harga penawaran lebih tinggi secara permanen. hubungan Menurut moneter, defisit yang pandangan ahli melalui anggaran bisa waktu, atau disertai uang. dengan dalam Ekspekatasi sebab-akibat bekerja kendala anggaran antar yang mengimplikasikan menyebabkan inflasi, tetapi hanya bahwa pemerintah harus mengalami sampai defisit masa sekarang, dan pada tingkat anggaran di mana defisit ditalangi masa mendatang akan mengalami (Hamburger dan Zwick, 1981). Dalam surplus anggaran (Walsh, 1998). model ahli moneter (dan neo-klasik), Satu cara yang mungkin untuk perubahan tingkat inflasi sangat menghasilkan surplus adalah dengan 1276 tersebut PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA TAHUN 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin _______________________________________________________________________ meningkatkan pencetakan sehingga pendapatan uang dari (seignorage), publik mungkin berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat inflasi dalam jangka pendek maupun dalam jangka mengharapkan pertumbuhan uang panjang. Koefisien regresi nilai tukar masa mendatang. Hubungan defisit- rupiah sebesar 2.2366 dalam jangka inflasi dengan pendek menunjukkan bahwa dengan mempertimbangkan efek langsung naiknya nilai tukar dollar terhadap inflasi pada utang yang belum rupiah sebesar 1% dalam jangka dilunasi, dan pendek, akan menaikkan tingkat pembelanjaan pemerintah. Interaksi inflasi sebesar 2.2366%. Sedangkan dinamis antara defisit pemerintah dan koefisien regresi nilai tukar dollar inflasi bisa berlangsung dalam salah terhadap rupiah dalam jangka satu dari dua arah. Efek inflasi panjang sebesar 1.776, berarti mengurangi nilai riil utang yang bahwa tukar dollar menonjol, atau inflasi memperburuk mengalami posisi fiskal pemerintah disebabkan sebesar 1% dalam jangka panjang, keterlambatan penagihan, yang maka inflasi akan naik pula sebesar mengurangi pendapatan riil juga dibahas pendapatan pajak pemerintah (Dornbusch, 1990). Penelitian Hadi jika nilai kenaikan (apresiasi) 1.776%. Variabel kurs Dollar Amerika Sasana Serikat memiliki hubungan yang (2004) yang berjudul ”Analisis Faktor- signifikan positif terhadap inflasi di faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Di Indonesia. Melemahnya nilai rupiah Indonesia dan Filipina (pendekatan terhadap mata uang asing yang Error Correction Model)”. Penelitian disebabkan oleh hutang luar negeri tersebut menggunakan data runtut pemerintah maupun sektor swasta waktu dari tahun 1990 kuartalan I yang membengkak maka berakibat sampai 2001 kuartalan IV. Variabel pada penurunnya harga barang- yang digunakan antara lain inflasi barang ekspor kita diluar negeri, (INFt), jumlah uang beredar (M1t), sehingga barang ekspor kita menjadi produk domestik bruto (PDBt), nilai lebih murah dibandingkan dengan tukar (ERt), dan tingkat suku bunga barang-barang dari (Rt). Adapun hasil kesimpulan dari Penurunan harga penelitian tersebut nilai tukar ternyata menyebabkan peningkatan mempunyai hubungan positif dan penjualan (hukum negara lain. tersebut pada permintaan 1279 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 ”apabila harga barang menurun Kenaikan maka jumlah barang yang diminta (Agregat Demand/AD) yang tidak akan diimbangi bertambah”), sehingga permintaan dari sisi agregat penawaran penerimaan ekspor kita meningkat agregat (Agregat Supply/AS) akan serta kemampuan untuk mengimpor menimbulkan barang juga meningkat maka supply inflationary gap yang merupakan barang sumber di dalam negeri akan celah dari inflasi. inflasi atau Selain itu, meningkat yang akan berdampak menurut Teori Keynesian kenaikan pada PDB penurunan harga barang sisi pengeluaran akan permintaan efektif tersebut. Kenaikan output dapat meningkatkan memperkecil inflasi, masyarakat. Bila jumlah permintaan dalam efektif bertambahnya negeri laju barang cenderung di menurunkan harga. terhadap meningkat, pada komoditas tingkat harga berlaku, melebihi jumlah maksimum Berarti setiap terjadi dari barang-barang yang bisa depresiasi rupiah terhadap Dollar dihasilkan oleh masyarakat, maka Amerika inflationary gap akan timbul dan Serikat maka akan meningkatkan permintaan uang di menimbulkan masalah inflasi. Indonesia, demikian juga sebaliknya. Menurut Dombusch dan Hal ini disebabkan ketika nilai rupiah Fischer (1997:589), jumlah uang terdepresiasi maka harga barang- beredar khususnya uang kartal dan barang impor menjadi lebih mahal uang giral (M1) yang tinggi secara sehingga diperlukan rupiah yang berkelanjutan akan menghasilkan lebih banyak guna untuk membeli laju inflasi yang tinggi dan laju barang impor pertumbuhan uang beredar yang tersebut (Prasojo, 2003). rendah pada gilirannya akan Menurut Maqrobi (2011:18), mengakibatkan laju inflasi rendah. dalam suatu perekonomian, antara Selanjutnya pernyataan bahwa inflasi inflasi dan pertumbuhan ekonomi merupakan saling Apabila mengandung arti bahwa laju inflasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang tinggi tidak akan berlangsung dapat pula memicu terjadi inflasi yang terus apabila tidak disertai dengan tinggi laju pertumbuhan uang beredar (M1) berkaitan. melalui kenaikan dalam permintaan agregat harga – harga barang yang berakibat pada inflasi. 1280 yang tinggi. fenomena moneter PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA TAHUN 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin _______________________________________________________________________ Ini dapat disimpulkan bahwa maka akan meningkatkan tingkat hubungan jumlah uang beredar (M1) inflasi, sebaliknya jika ada penurunan dengan inflasi memiliki sifat korelasi dalam jumlah uang beredar (M1) positif dimana jika ada peningkatan makan akan menurunkan tingkat dalam jumlah uang beredar (M1) inflasi. Defisit Anggaran Nilai Tukar (Kurs) Pertumbuhan Ekonomi Gambar 2 Kerangka Pemikira Inflasi OBJEK DAN METODE Pertumbuhan Ekonomi, dan Jumlah PENELITIAN Uang Beredar terhadap Inflasi di Objek Penelitian Indonesia tahun 2000-2014. Jumlah Uang Beredar Objek dalam penelitian ini adalah Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Metode Penelitian penelitian ini metode yang digunakan Metode adalah cara utama adalah metode kuantitatif. Data yang digunakan untuk mencapai dalam penelitian ini merupakan data tujuan, runtut waktu (time series) dari tahun misalnya hipotesis dengan untuk menguji menggunakan 2000 sampai dengan tahun 2014. teknis serta alat-alat tertentu. Dalam Jenis dan Sumber Data yang diperoleh berdasarkan Data yang digunakan dalam informasi yang telah disusun dan penelitian ini adalah data sekunder dipublikasikan oleh instansi tertentu. runtun waktu (time series), yaitu data Dalam penelitian data yang 1281 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 digunakan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesi (BI), dan Kementrian Keuangan. Metode Penelitian Metode yang Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan digunakan Ekonomi, dan Jumlah Uang Beredar) adalah analisis regresi semi log linear terhadap variabel dependen (Tingkat berganda. Analisis ini digunakan Inflasi). untuk mengetahui seberapa besar pengaruh independen (Defisit Persamaan regresi yang dipakai adalah sebagai berikut: ππ = π·π·ππ + ππππππ π·π·πππΏπΏππ +ππππππ π·π·πππΏπΏππ + π·π·πππΏπΏππ +ππππππ π·π·πππΏπΏππ + U Dimana: Y = Inflasi π½π½0 = Intercept π½π½ = Koefisien Regresi X1 = Variabel Defisit Anggaran X2 = Variabel Nilai Tukar X3 = Variabel Pertumbuhan Ekonomi X4 = Variabel Jumlah Uang Beredar U = Galat HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Variabel Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah defisit anggaran, nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, jumlah uang beredar dan inflasi di Indonesia tahun 2000-2014. ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Indonesia tahun 2000-2014. 2. Variabel penelitian independen dalam ini defisit adalah anggaran, nilai pertumbuhan ekonomi, tukar, dan jumlah uang beredar tahun 20002014. Dari hasil pengolahan data menggunakan E-Views 8 didapat persamaan regresi dalam 1282 dalam penelitian ini adalah inflasi di Hasil Penelitian Variabel dependen bentuk PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA TAHUN 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin _______________________________________________________________________ persamaan ekonometrika sebagai berikut: ππ = π·π·ππ + ππππππ π·π·πππΏπΏππ +ππππππ π·π·πππΏπΏππ +π·π·πππΏπΏππ +ππππππ π·π·πππΏπΏππ + AR(1) Y = -543.0648 + -0.954806 LogX1 + 66.61772 LogX2 + 7.981016 X3 + -16.42576 LogX4 + 0.924900 AR(1) Tabel 1 Hasil Pengolahan Data Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 05/26/16 Time: 22:57 Sample (adjusted): 2000Q2 2014Q4 Included observations: 59 after adjustments Convergence achieved after 29 iterations Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C LOG(X1) LOG(X2) X3 LOG(X4) AR(1) -543.0648 -0.954806 66.61772 7.981016 -16.42576 0.924900 -10.69648 -1.433542 12.06740 10.15850 -6.263145 19.71380 0.0000 0.1576 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 50.77043 0.666046 5.520471 0.785649 2.622605 0.046916 R-squared 0.901321 Adjusted R-squared 0.892012 S.E. of regression 1.200902 Sum squared resid 76.43483 Log likelihood -91.35495 F-statistic 96.81927 Prob(F-statistic) 0.000000 Inverted AR Roots .92 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 8 Berdasarkan persamaan di atas, bahwa koefisien anggaran, tukar, 66.61772; defisit -0.954806; nilai pertumbuhan besarnya pengaruh tiap variabel bebas terhadap variabel terikat (inflasi), yang selanjutnya penulis menganalisisnya melalui hasil parameter dan ekonomi, 7.981016; jumlah uang pengukuran beredar -16.42576. Yang dimaksud pengujian sebagai berikut: koefisien dalam penelitian ini adalah 1283 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 Pengujian Hipotesis monalak atau menerima H0 adalah Uji signifikan parameter individual sebagai berikut: / parsial (Uji t) • Menurut Agus Widarjono maka H0 ditolak atau menerima (2007;71), Uji t ditujukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial Jika nilai t hitung > nilai t kritis Ha • Jika nilai t hitung < nilai t kritis dari variabel independen terhadap maka H0 tidak ditolak atau variabel dependen, dengan cara menolak Ha membandingkan nilai t hitung untuk Pada tingkat keyakinan sebesar 5% masing-masing estimator dengan t (0,05) diperoleh niai t tabel sebesar kritisnya dari tabel. Keputusan untuk 2,015, dengan hasil uji t -nya sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Uji t Pengaruh Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi, dan Jumlah Uang Beredar terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2000-2014 Prob Variabel t- Statistic (t-statistik) Defisit Anggaran -1.433542 0.1576 Nilai Tukar 12.06740 0.0000 Pertumbuhan Ekonomi 10.15850 0.0000 Jumlah Uang Beredar -6.263145 0.0000 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 8 Dari hasil interprestasi di atas, • disimpulkan bahwa: • Variabel nilai tukar (ππ2) berpengaruh positif dan signifikan Variabel defisit anggaran (ππ1) terhadap tingkat inflasi, hal ini berpengaruh negatif dan tidak ditandakan oleh nilai probabilitas signifikan terhadap tingkat inflasi, sebesar 0.0000 < 0.05 atau nilai hal nilai t-Statistic sebesar 12.06740 < probabilitas sebesar 0.1576 > 2,015. Sehingga H0 tidak ditolak 0,05 atau nilai t-Statistic sebesar atau menolak Ha ini ditandai oleh -1.433542 > 2,015. Sehingga H0 ditolak atau menerima Ha . 1284 • Variabel pertumbuhan ekonomi (ππ3) berpengaruh positif dan PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA TAHUN 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin _______________________________________________________________________ • signifikan terhadap tingkat inflasi, signifikan terhadap tingkat inflasi, hal ini ditandakan oleh nilai hal ini ditandakan oleh nilai probabilitas sebesar 0.0000 < probabilitasnya sebesar 0.000 < 0.05 atau nilai t-Statistic sebesar 0.05 atau nilai t-Statistic sebesar 10.15850 > 2.015. Maka H0 -6.263145 < 2.015. Maka H0 tidak ditolak atau menerima Ha. ditolak atau menolak Ha . Variabel jumlah uang beredar (ππ4) berpengaruh negatif dan Uji Bersama - Sama (Uji F) Menurut Agus Dari hasil perhitungan Widarjono diperoleh F statistik adalah 96.81927 (2007:73), Uji F dilakukan karena saat F tabel pada taraf nyata 5% perlunya mengevaluasi (yaitu pengaruh 3.47805) dan dengan semua variabel independen terhadap probabilitas 0.00000 pada tingkat α= variabel F 0.05. Berdasarkan hasil perhitungan statistiknya tinggi maka kita akan di atas, maka dapat diketahui bahwa menolak hipotesis nol. Sedangkan F statistik > F tabel atau 96.81927 > jika rendahnya F statistik maka akan 5.19 yang artinya menolak hipotesis tidak menolak hipotesis nol karena nol, variabel probabilitasnya dependen. Apabila independennya hanya Selain itu dilihat dari ternyata lebih sedikit mampu menjelaskan variasi besar dari α, yaitu 0.000000 < 0.05 variabel dependen di sekitar rata- artinya bahwa defisit anggaran, nilai ratanya. tukar, pertumbuhan ekonomi, dan Untuk mengetahui perbandingan F statistik apakah lebih jumlah rendah atau lebih tinggi dilakukan bersama-sama dengan membandingkannya dengan pengaruh yang signifikan terhadap nilai F tabel. inflasi di Indonesia. Koefisien (R2 Determinasi / Goodness of fit) Menurut uang beredar secara mempunyai variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen. Agus Widarjono Dari hasil regresi bahwa nilai R2 (2007:71), koefisien determinasi (R2) adalah digunakan 90.13% hal ini berarti variable Defisit untuk seberapa besar menjelaskan proporsi variasi sebesar 0.901321 atau anggaran, Nilai tukar, Pertumbuhan 1285 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 ekonomi, dan Jumlah uang beredar oleh variabel lain yang tidak dapat menjelaskan perubahan pada dianalisis dalam model regresi ini. variabel Inflasi sebesar 90.13% dan sisanya sebesar 9.87% dijelaskan Uji Asumsi Klasik Sebagai aturan main yang Uji Multikolinieritas Menurut kasar, jika koefisien korelasi cukup Widarjono tinggi katakanlah diatas 0.85 maka (2007:111), Salah satu asumsi yang kita duga ada multikolinieritas dalam digunakan OLS model. Sebaliknya jika koefisien adalah tidak ada hubungan linier korelasi relatif rendah maka kita duga antara variabel independen. Adanya model hubungan multikolinieritas independen Agus dalam metode antara dalam variabel satu regresi disebut multikolinieritas. tidak mengandung unsur (Agus Widarjono:114). Berikut tabel hasil uji multikolinieritas dengan menggunakan e views 8: Tabel 3 Nilai koefisien korelasi (correlation) Sumber : Eviews 8 Dari tabel tersebut, diketahui bahwa tidak ada variabel yang nilai Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas. koefisien korelasinya lebih dari 0.85. dengan R2 yang akan mengikuti distribusi χ2 dengan df sebanyak Uji Heteroskedastis Uji heteroskedastisitas yang variabel independen tidak termasuk ini konstanta auxiliary. Jika nilai χ2 adalah uji Breusch-Pagan-Godfrey. hitung (n.R2) lebih besar dari nilai χ2 Hipotesis nol dalam uji ini adalah kritis tidak ada heteroskedastisitas. Uji kepercayaan tertentu maka ada Breusch-Pagan-Godfrey didasarkan heteroskedastisitas dan sebaliknya pada jumlah sampel (n) dikalikan jika nilai χ2hitung (n.R2) lebih kecil digunakan 1286 dalam penelitian tabel dengan derajat PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA TAHUN 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin _______________________________________________________________________ dari nilai χ2 kritis tabel menunjukan tabel hasil uji Heteroskedastisitas tidak dengan menggunakan e views 8: adanya heteroskedastisitas (Agus Widarjono 2007:140). Berikut Tabel 4 Uji Heteroskedastisitas Sumber : E views 8 Dari hasil uji white dapat tidak ada masalah diperoleh nilai χ2 hitung sebesar heteroskedastisitas, karena nilai χ2 1.545843 dan nilai χ2 tabel adalah hitung lebih kecil dari χ2 tabel. 18.30704 maka dikategorikan bahwa Uji Autokorelasi Uji pada derajat kepercayaan tertentu. autokorelasi digunakan dalam yang ini dari chi-squares tabel, maka model adalah uji yang dikembangkan oleh tidak mengandung unsur korelasi Breusch dan Godfrey yang lebih (Agus Widarjono : 163). Berikut hasil umum dikenal dengan uji langrange pengolahan data untuk mendektesi multiplier autokorelasi dengan menggunakan (LM). penelitian Jika chi-squares hitung lebih kecil Kriterianya yaitu dengan membandingkan chi-squares eviews8: hitung dengan chi-squares tabel Tabel 5 Deteksi Autokorelasi Sumber : E views 8 Dari gambar tersebut diketahui bahwa nilai χ2 deteksi korelasi dengan menggunakan LM test bernilai 0.061060 dan nilai χ2 tabel adalah 18.30704, 1287 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 sehingga mengindikasikan bahwa hal tersbut tidak terjadi masalah autokorelasi karena nilai χ2 hitung kurang dari χ2 table. Uji Normalitas Sumber: Eviews 8 Gambar 3 Uji Normalitas Uji normalitas yang dipilih adalah uji jarque-bera. Jika tabel, dapat diartikan bahwa data residual terdistribusi secara normal. Atau bisa terdistribusi secara normal maka juga dengan membandingkan nilai diharapkan nilai statistik JB akan probabilitas sama dengan nol. Nilai statistik JB ini keyakinan, jika probabilitasnya lebih didasarkan pada distribusi χ2 dengan besar dari tingkat keyakinan maka derajat kebebasan (df) 2. artinya Diketahui nilai dari χ2 tabel data dengan tingkat terdistribusi secara normal. Dapat dilihat dari hasil adalah sebesar 18.30704 dan nilai JB pengolahan data 4.104609 Maka itu artinya JB < χ2 0.128439 > 0.05. diatas yaitu diketahui bahwa defisit anggaran di Pembahasan Pengaruh Indonesia berpengaruh negatif dan Defisit Anggaran terhadap Inflasi di Indonesia Berdasarkan hasil regresi (uji t) dengan tingkat keyakinan 95% 1288 tidak signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Hipotesis yang menyatakan bahwa defisit anggaran berpengaruh signifikan terhadap PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA TAHUN 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin _______________________________________________________________________ inflasi ditolak. Penelitian ini sejalan menyebabkan inflasi, tetapi hanya dengan penelitian terdahulu oleh sampai Yusni Maulida, Mardiana dan Anthoni anggaran Mayes (Hamburger dan Zwick, 1981). Defisit (2010), yang berjudul tingkat di mana defisit tersebut ditalangi “Pengaruh Defisit Anggaran, Jumlah anggaran Uang Beredar dan Independensi terhadap inflasi karena pengeluaran Bank Indonesia Terhadap Inflasi”. pemerintah yang memicu terjadinya Adapun inflasi hasil kesimpulan dari berpengaruh sudah diimbangi negatif dengan penelitian tersebut, adalah defisit kebijakan fiskal yang tepat, yaitu anggaran dalam penelitian ini faktor dengan menaikan tarif pajak dan juga defisit anggaran tidak berpengaruh melakukan pinjaman luar negeri. Di terhadap inflasi. Negara berkembang, untuk menutup Menurut moneter, defisit pandangan ahli defisit anggarannya lebih banyak anggaran bisa melakukan pinjaman luar negeri. Pengaruh Nilai Tukar terhadap dari penelitian tersebut, adalah nilai Inflasi di Indonesia tukar , dalam penelitian ini faktor nilai Berdasarkan hasil regresi (uji t) tukar berpengaruh terhadap inflasi. dengan tingkat diketahui bahwa keyakinan nilai 95% di tukar (semakin terdepresiasi nilai Indonesia berpengaruh positif dan tukar) maka akan meningkatkan signifikan inflasi. terhadap Indonesia. tukar Artinya semakin tinggi nilai inflasi Hipotesis menyatakan bahwa berpengaruh signifikan inflasi diterima. nilai di Depresiasi nilai rupiah yang terhadap Dollar akan mengakibatkan tukar meningkatnya biaya untuk terhadap mengimpor. Untuk menutupi biaya Hal ini sejalan impor yang menjadi mahal produsen dengan penelitian terdahulu oleh akan Adrian Sutawijaya, dan Zulfahmi, sehingga yang berjudul “Pengaruh faktor-faktor kenaikan tingkat harga di Indonesia ekonomi yang merupakan cerminan dari laju terhadap inflasi di Indonesia”. Adapun hasil kesimpulan menaikan akan harga barang mengakibatkan inflasi. 1289 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi tertentu. Berdasarkan hasil terhadap Tingkat Inflasi di penelitian, pertumbuhan ekonomi di Indonesia Indonesia lebih banyak ditopang oleh Berdasarkan hasil regresi (uji sisi permintaan yaitu t) pada penelitian ini dengan tingkat konsumsi keyakinan 95% diketahui bahwa konsumsi pemerintah. Itu artinya pertumbuhan ekonomi berpengaruh bahwa tingginya tingkat konsumsi positif dan signifikan terhadap inflasi. menggambarkan Hipotesis yang menyatakan bahwa permintaan barang dan jasa, sesuai pertumbuhan ekonomi berpengaruh dengan signifikan terhadap inflasi diterima. penawaran terhadap harga apabila Artinya, semakin besar masyarakat tingginya dan tingginya hukum permintaan permintaan juga semakin dan meningkat pertumbuhan ekonomi maka akan maka akan menaikan tingkat harga. meningkatkan Oleh tingkat inflasi. karena pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ekonomi mencerminkan pertambahan output tingginya konsumsi masyarakat dan produksi pemerintah tanpa diimbangi dengan periode barang dan jasa dari ke periode menggambarkan atau juga kenaikan yang itu, penawaran didorong (pertambahan oleh ouput produksi barang dan jasa ) akan pendapatan pada suatu periode menaikan tingkat inflasi. Pengaruh Jumlah Uang Beredar jumlah uang beredar berpengaruh (M1) terhadap Tingkat Inflasi di signifikan terhadap inflasi diterima. Indonesia Menurut teori, jumlah uang Berdasarkan hasil regresi (uji beredar berpengaruh positif terhadap t) pada penelitian ini dengan tingkat inflasi. Pada saat jumlah uang keyakinan 95% diketahui bahwa beredar jumlah uang beredar secara parsial maka akan meningkatkan inflasi. memberikan pengaruh negatif dan Namun signifikan terhadap inflasi. Ini berarti berbanding terbalik dengan teori. bahwa peningkatan Hubungan dari jumlah uang beredar persentase jumlah uang beredar terhadap inflasi adalah negatif. Pada sebesar 1 persen, akan menurunkan keadaan jumlah uang beredar yang inflasi sebesar 16, 42576 persen. tinggi menggambarkan tingkat suku Hipotesis yang menyatakan bahwa bunga yang rendah , rendahnya 1290 adanya mengalami hasil peningkatan pengolahan data PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA TAHUN 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin _______________________________________________________________________ tingkat suku mendorong kenaikan, bahkan apabila investasi melakukan investasi. terus terjadi akan mampu secara Atas adanya investasi tersebut, maka terus-menerus menciptakan output akan mampu menciptakan usaha- barang usaha baru atau produktifitas baru penawaran akan barang dan jasa sehingga, output barang dan jasa di mengalami peningkatan dan tingkat masyarakat pun bertambah. Artinya harga nya pun turun. Sesuai dengan bahwa jumlah uang beredar yang hukum permintaan dan penawaran tinggi adanya terhadap harga, Jika barang dan jasa pertambahan output barang dan jasa yang ditawarkan meningkat maka sehingga akan menurunkan tingkat harga. masyarakat harga di bunga imbangi pada tidak oleh akhirnya akan tingkat dan jasa sehingga mengalami Gambar 4 Investasi Dan Jumlah Uang Beredar Dari gambar tersebut membuktikan uang beredar akan meningkatkan bahwa semakin tingginya jumlah investasi Pengaruh Defisit anggaran nilai tukar, Pertumbuhan Ekonomi, dan Jumlah Uang Beredar secara bersama-sama terhadap Inflasi di Indonesia 1291 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016 Berdasarkan hasil regresi uang beredar terhadap tingkat inflasi diketahui bahwa defisit anggaran, di Indonesia Periode 2000-2014 nilai tukar, pertumbuhan ekonomi secara dan jumlah uang beredar secara signifikan. simultan memberikan pengaruh yang bersama sama adalah Kemudian berdasarkan nilai 2 signifikan (nyata) terhadap Inflasi di R sebesar 0.901321 atau 90.13% Indonesia. Dari hasil perhitungan hal ini berarti Defisit anggaran, Nilai diperoleh πΉπΉβππππππππππ sebesar 96.819 tukar, Pertumbuhan ekonomi, dan pada taraf nyata 5% adalah 3.081. Jumlah uang beredar dapat Berdasarkan hasil perhitungan, maka menjelaskan perubahan pada faktor dapat disimpulkan bahwa pengaruh Inflasi sebesar 90.13% dan sisanya variabel defisit anggaran, nilai tukar, sebesar 9.87% dijelaskan oleh faktor pertumbuhan ekonomi, dan jumlah lain. (nyata) terhadap inflasi di Indonesia KESIMPULAN Periode 2000-2014. Tujuan utama dari penelitian ini adalah pengaruh untuk defisit mengetahui dengan menggunakan tingkat kepercayaan nilai yang sama 95%, secara individu tukar, pertumbuhan ekonomi, dan defisit anggaran memiliki pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi negatif dan tidak signifikan terhadap di tingkat Indonesia Berdasarkan anggaran, Namun tahun 2000-2014. hasil penelitian, inflasi. pertumbuhan Nilai ekonomi dan dan memiliki perhitungan dan pembahasan pada pengaruh bab-bab sebelumnya, penelitian ini terhadap Inflasi di Indonesia. Di sisi menghasilkan kesimpulan sebagai lain jumlah uang beredar memiliki berikut: pengaruh Defisit anggaran, nilai tukar, positif tukar negatif diperkuat uang beredar secara bersama-sama penelitian terdahulu). secara 1292 dengan beberapa signifikan DAFTAR PUSTAKA ______Badan dan signifikan (berlawanan dengan hipotesis dan pertumbuhan ekonomi dan jumlah berpengaruh signifikan Pusat Statistik. Statistik Indonesia 2000-2014. ______Badan Pusat Statistik, Inflasi di Indonesia Tahun 2000-2014, Badan Pusat Statistik. ______Kementrian Keuangan, Defisit Anggaran Tahun 2000-2014, PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA TAHUN 2000-2014 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin _______________________________________________________________________ Kementrian Keuangan ______Badan Pusat Statistik, Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Tahun 2000-2014, Badan Pusat Statistik ______ Bank Indonesia, Jumlah Uang Beredar Tahun 2000-2014, Bank Indonesia. ______ Badan Pusat Statistik, Pertumbuhan Ekonomi 2000-2014, Badan Pusat Statistik Boediono. 1985. Ekonomi Moneter, edisi 3. BPFE : Yogyakarta. Komaludin Ade. 2009. Teori dan Studi Empiris Ekonomi Moneter, Rizqi Press : Bandung Nopirin. 1992. Ekonomi Internasional, edisi 3. BPFE : Yogyakarta. ______ 1987. Ekonomi Moneter, edisi. BPFE : Yogyakarta. Universitas Kristen Satya Wacana Loly mulya, Syamsul amar, Idris. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat inflasi dan kinerja perekonomian di Indonesia. Adrian Sutawijaya, Zulfahmi. Pengaruh faktorfaktor ekonomi terhadap inflasi di Indonesia. Vecky Masinambow, Hanly Siwu, Theodores Manuela Langi, Vol 14 no.2 Mei 2014. Analisis pengaruh suku bunga bi, jumlah uang beredar, dan tingkat kurs terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Universitas Sam Ratulangi, Manado Yusni Maulida, Mardiana, dan Antoni Mayes. Pengaruh Defisisit anggaran, jumlah uang beredar, dan independensi Bank Indonesia terhadap Inflasi. Universitas Riau Endri. (2013). Analisis factor factor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia. ABFI Institus PERBANAS Jakarta. Rio Manggi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia: Model Demand Pull Inflation. 1293