Jurnal Ilmu Ekonomi JIE - Simpemaus

advertisement
JIE Jurnal Ilmu Ekonomi
ISSN : 2301-8828
Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan PDRB Terhadap Pad Provinsi Jawa Barat Tahun
2005-2014
Dwi Hastuti L.K., Encang Kadarisman, Aab Abdul Rohman
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, Dan Tingkat Pendidikan
Terhadap Tingkat Pengangguran Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2014
Ade Komaludin, Asep Yusup Hanapia, Dewi Yani Nugraeni
Pengaruh Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi Dan Jumlah Uang Beredar
Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Tahun 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin
Kebijakan Implementasi Dak Sub Bidang Transportasi
Mengurangi Ketimpangan Antar Daerah Di Indonesia
Wasifah Hanim
Perdesaan Dalam Rangka
Pengaruh Dependency Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri,
Dan Disparitas Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Barat Tahun
2003-2014
Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa
Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Status Pekerjaan Dan Pengeluaran Biaya Transportasi
Terhadap Mobilitas Penduduk Tidak Permanen Di Provinsi Sumatera Barat
Salfadri, Agus Sutardjo
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Periode Triwulan I
2009 - IV 2014
Apip Supriadi, Chandra Budhi L.S., Rizal Akmalludin
Program Studi
Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi
Universitas Siliwangi
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
Telp
: 0265 – 330634
Fax
: 0265-325812
:
e-mail :SN
[email protected]
i
JIE
ii
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016
Pembina
Beben Bahren
(Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi)
Penanggungjawab
Jumri
(Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan)
Pimpinan Redaksi
Apip Supriadi
Sekertaris Redaksi
Aso Sukarso
Andi Rustandi
Dewan Redaksi
Agus Sutardjo (FE Universitas Ekasakti Padang)
Wasifah Hanim ( FE Universitas Widyatama Bandung)
Latif Kharie (FE Universitas Fatimura)
Asep Yusup Hanapia (FE Universitas Siliwangi )
Ade Komaludin ( FE Universitas Siliwangi)
Iis Surgawati (Fe Universitas Siliwangi)
M. Syurya Hidayat (FE Universitas Jambi)
Ignatiamartha Hendrati (FE Universitas Veteran Jember)
Dini Hariyanti ( FE Trisaksi Jakarta)
Sekertariat
Dwi hastuti LK, Chandra Budi LS, Encang Kadarisman,
Nanang Rusliana, Fatimah Zahra Nasution
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
Telp : 0265 – 330634
Fax
: 0265-325812
e-mail : [email protected]
i
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016
DAFTAR ISI
DEWAN REDAKSI ............................................................... ........... ..
DAFTAR ISI ........................................................................ ............
PENGANTAR REDAKSI ........................................................... ............
i
ii
iii
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan PDRB Terhadap PAD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2014
Dwi Hastuti L.K., Encang Kadarisman, Aab Abdul Rohman ……………… 1241-1254
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, Dan
Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran Di
Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2014
Ade Komaludin, Asep Yusup Hanapia, Dewi Yani Nugraeni ……………… 1255-1271
Pengaruh Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi Dan
Jumlah Uang Beredar Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia
Tahun 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin………………………… 1272 -1293
Kebijakan Imlementasi DAK Sub Bidang Transportasi Perdesaaan
Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Antar Daerah Di Indonesia
Wasifah Hanim …………………………………………………………………. 1294 -1310
Pengaruh Depencncy Ratio, Penanaman Modal Asing, Penanaman
Modal dalam Negeri, Dan Disparitas Pendapatan Terhadapa
Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Barat Jawa Barat
Tahun 2003 - 2014
Jumri, Hj Iis Surgawati, Derry Chairun Nissa ………………………………..
1311-1330
Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Status Pekerjaan Dan
Pengeluaran Baiaya Transportasi Terhadap Mobilitas Penduduk Tidak
Permanen Di Provinsi Sumatra Barat
Salfadri, Agus Sutardjo ………………………………………………………..
1331-1352
Aanalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah Periode Triwulan I 2009 -Triwulan IV 2014
1353-1373
Apip Supriadi, Chandra L.S., Rizal Akmalludin ……………………...........
ii
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 6, Nomor 2, Juli – Desember 2016
Pengantar Redaksi
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT,
bahwa atas Qudrot dan Irodat Nya, penerbitan jurnal penelitian Volume 6 No 2
Juli – Desember 2016 telah selesai di susun.
Pada penerbitan Volume ini terdapat perubahan dalam hal dewan redaksi,
yaitu dengan meloibatkan staff pengajar dari Perguruan Tinggi di luar Unviersitas
Siliwanagi Tasikmalaya, dengan harapan terjadi peningkatan kualitas penulisan
pada jurnal ini. Harapan kami semoga jurnal ini menjadi pendorong dosen dalam
melakukan penelitian sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kualitas
penelitian maupun kualitas akademik.
Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca, Aamiin
Tasikmalaya, Agustus 2016
Dewan Penyunting
iii
PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN
EKONOMI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI
DI INDONESIA
TAHUN 2000-2014
(Effect Of Budget Deficit, Exchange Rates, Economic Growth And Money Supply
On Inflation Rate Of Indonesia During Period Of 2000-2014)
Aso Sukarso1, Andi Rustandi1, Satria Nur Imaduddin2
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of budget deficits, exchange
rates, economic growth and the money supply on inflation in 2000-2014. Analysis
of the data in this study using multiple linear regression method. Test hypotheses
using partial test (t test) and simultaneous (test F). The data used in this research
is data budget deficits, exchange rates, economic growth, money supply and
inflation in 2000-2014. Results using partial test (t test) with a significance level of
5% is the budget deficit and no significant negative effect on inflation, exchange
rates and economic growth is positive and significant impact on inflation and the
money supply and a significant negative effect on inflation. Simultaneous (Test F)
budget deficits, exchange rates, economic growth and money supply have a
significant effect on inflation in 2000-2014
Keywords: budget deficits, exchange rates, economic growth, money supply
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh defisit anggaran, nilai
tukar, pertumbuhan ekonomi dan jumlah uang beredar terhadap inflasi pada tahun
2000-2014. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Metode Regresi Linear
Berganda. Uji hipotesis menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan simultan
(uji F). Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data defisit
anggaran, nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, jumlah uang beredar dan inflasi
tahun 2000–2014. Hasil dengan menggunakan uji parsial (Uji t) dengan taraf nyata
5% adalah deficit anggaran berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap
inflasi, nilai tukar dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap inflasi, dan jumlah uang beredar berpengaruh negative dan signifikan
terhadap inflasi. Secara Simultan (Uji F) defisit anggaran, nilai tukar, pertumbuhan
ekonomi dan jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap inflasi pada
tahun 2000-2014
Kata kunci: defisit anggaran, nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, jumlah uang
beredar
1
2
Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Alumni Prodi Ekonomi Pembanguanan Fakultas Ekonomi
PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA
TAHUN 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin
_______________________________________________________________________
PENDAHULUAN
keseimbangan makro yang ditandai
Latar Belakang Penelitian
dengan tingkat inflasi yang rendah
Capaian indikator ekonomi
dan terkendali serta perkembangan
makro sangat mempengaruhi pada
neraca pembayaran yang seimbang
penciptaaan
(Endri, 2008:1)
dalam
situasi
dan
kondisi perekonomian. Menurut Lufti
dan
Hidayat
(2007),
diantara
Perkembangan inflasi yang
terus meningkat akan memberikan
indikator ekonomi makro yang dapat
hambatan
digunakan untuk melihat stabilitas
ekonomi. Inflasi besar-besaran di
perekonomian suatu negara adalah
beberapa negara pada beberapa
inflasi, karena perubahan dalam
waktu
indikator
ini
pada
lalu
pertumbuhan
menyebabkan
krisis
akan
berdampak
ekonomi hebat pada perekonomian
terhadap
dinamika
dunia. Mulai pada krisis ekonomi
Inflasi
negara Meksiko di Amerika Latin
moneter
yang dikenal dengan Tequila effect
dalam suatu negara dimana naik
dan krisis ekonomi di Thailand yang
turunnya
dikenal sebagai Contagion Effect
langsung
pertumbuhan
ekonomi.
merupakan
fenomena
inflasi
cenderung
mengakibatkan terjadinya gejolak
(Adrianus dan Niko, 2006: 173).
ekonomi. Inflasi merupakan salah
satu
indikator
digunakan
strategis
untuk
perekonomian
yang
menganalisis
suatu
negara.
Krisis
tersebut
telah
memungkinkan memberikan dampak
yang
berkepanjangan
pada
perkembangan inflasi di beberapa
Penetapan kebijaksanaan moneter
negara
memegang peranan penting dalam
Sejauh ini di 4 tahun terakhir inflasi
menetapkan stabilitas di
masih
bidang
termasuk
cenderung
di
Indonesia.
meningkat
ekonomi yang sehat dan dinamis,
sebagaimana tertera pada Gambar
pemeliharaan di bidang ekonomi
1.1 sebagai berikut:
akan tercipta melalui pencapaian
1273
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
9
8%
8.38
6.96
7
8.36
6
5
4.3
3.79
4
3
2
1
0
2010
2011
2012
2014
2013
Gambar 1 Perkembangan Inflasi di Indonesia Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Pusat Statistik
Berdasarkan
Gambar
1.1
Sementara
Inflasi
paling
bahwa inflasi tertinggi terjadi pada
rendah terjadi pada tahun 2011
tahun
8.38%.
sebesar 3.79%. Rendahnya inflasi
Tingginya inflasi pada periode ini
pada tahun 2011 diakibatkan adanya
diakibatkan oleh kebijakan kenaikan
kebijakan pemerintah pada semester
harga
II 2011, yaitu pengadaan bahan
2013,
sebesar
BBM
bersubsidi
oleh
pemerintah pada akhir juni 2013, hal
pangan
ini telah mendorong meningkatnya
pengamanan stok domestic bahan
inflasi
pangan yang diprakirakan dapat
sebagai
kontribusi
dalam
negeri
administered prices. Selain itu juga
membatasi
diakibatkan oleh pelemahan rupiah
Kemudian dari sisi eksternal inflasi
pada
dapat diredam dari adanya nilai tukar
September
2013
yang
tekanan
serta
berdampak pada kenaikan harga ke
rupiah
beberapa kelompok barang seperti
dikarenakan
emas perhiasan, otomotif (mobil,
perekonomian dunia yang diikuti oleh
sepeda
penurunan harga-harga komoditas
motor),
elektronik,
dan
komoditas lain dengan kandungan
impor yang cukup besar. Kemudian
yang
inflasi.
terapresiasi,
melambatnya
(Laporan Kebijakan Moneter 2011).
Dari
fenomena
tersebut,
juga diakibatkan oleh bencana alam
menarik untuk diketahui apa saja
dan
yang dapat mempengaruhi inflasi
banjir
produksi
dan
yang
mengganggu
distribusi
pangan
(Laporan Kebijakan Moneter 2013).
1274
selama
periode
pengamatan.
Diantara tingginya inflasi disebabkan
PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA
TAHUN 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin
_______________________________________________________________________
oleh ketidakstabilan nilai tukar yang
mengakibatkan meningkatnya biaya
mempengaruhi arus modal atau
impor serta menambah beban bagi
investasi
pemerintah pada pembiayaan untuk
dan
Internasional.
perdagangan
Indonesia
sebagai
barang dan jasa. Selain itu kebijakan-
negara yang banyak mengimpor
kebijakan yang dikeluarkan oleh
bahan
pemerintah
baku
industri
mengalami
dalam
mengatasi
dampak dan ketidakstabilan kurs,
masalah-masalah ekonomi, sosial
melalui melonjaknya biaya produksi
maupun
sehingga
pelaksanaannya
menyebabkan
barang-barang
mengalami
produk
harga
Indonesia
peningkatan.
Dengan
budaya
pembiayaan
besar
pula.
Meskipun penerimaan pemerintah
bertambah
perekonomian
bertambahnya
menjadi
memerlukan
yang
melemahnya rupiah menyebabkan
Indonesia
dalam
bamun
akan
pula
diikuti
pengeluaran
goyah dan dilanda krisis ekonomi dan
pemerintah,
kepercayaan terhadap mata uang
mengatasinya tersebut tidak cukup
dalam negeri (Triyono, 2008:156).
dibiayai dari penerimaan pemerintah
Dengan adanya lonjakan-lonjakan
saja, namun pemerintah terpaksa
drastis melalui tingkat kurs tersebut
harus meminjam dana dari luar
ini akan menajdikan para produsen
negeri. Setelah masalah teratasi
kesulitan untuk mendapatkan bahan
muncul kewajiban melunasi hutang
baku, barang modal dan barang
dan membayar bunga. Pengeluaran
modal yang berkandungan impor
pemerintah yang terus bertambah ini
tinggi sehingga berdampak pada
pada
naiknya
tekanan-tekanan Inflasi.
biaya
impor
barang.
Naikknya beban perolehan input ini
mendorong
produksi
pembiayaan
meningkat
mempengaruhi
dikarenakan
akhirnya
dalam
menimbulkan
Oleh karena hal-hal di atas
proses
bahwa dalam penelitian ini, penulis
sehingga
tertarik untuk menganalisis penelitian
terhadap
naiknya
dengan
judul
“Pengaruh
Defisit
harga domestik yang merupakan
Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan
cerminan dari tingkat inflasi.
Ekonomi, Dan Jumlah Uang Beredar
Melemahnya nilai mata uang
rupiah terhadap mata uang asing
Terhadap Inflasi Di Indonesia Tahun
2000-2014”.
Tujuan Penelitian
1275
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
Pada penelitian ini
yang
Uang Beredar terhadap Inflasi, baik
menjadi tujuannya adalah untuk
secara
mengetahui bagaimana pengaruh
bersama-sama terhadap Inlasi di
Defisit
Indonesia pada tahun 2000 sampai
Anggaran,
Nilai
Tukar,
parsial
maupun
Pertumbuhan Ekonomi, dan Jumlah
dengan tahun 2014.
KERANGKA PEMIKIRAN
tergantung
Menurut
moneter,
perspektif
ahli
penawaran uang akan
pada
secara
perubahan
penawaran uang. Umumnya, defisit
anggaran
tidak
menyebabkan
mendongkrak inflasi. Jika kebijakan
tekanan yang bersifat inflasi, tetapi
moneter diterapkan terhadap defisit
mempengaruhi tingkat harga melalui
anggaran, penawaran uang terus
dampaknya pada agregat uang dan
meningkat dalam waktu yang lama.
ekspektasi
Permintaan
meningkat
gilirannya memicu pergerakan harga.
sebagai hasil dari pembiayaan defisit
Hubungan sebab-akibat penawaran
ini,
uang didasarkan pada teori uang
yang
agregat
menyebabkan
output
publik,
pada
meningkat di atas tingkat output
terkenal
alamiah. Permintaan tenaga kerja
menyatakan bahwa inflasi kapan saja
yang meningkat akan menaikkan
dan di mana saja selalu merupakan
upah,
fenomena moneter.
yang
pada
menyebabkan
penawaran
menurun.
gilirannya
pergeseran
agregat
Setelah
Milton
yang
Friedman,
Teori tersebut menjelaskan
ke
arah
bahwa pertumbuhan harga secara
kurun
waktu
terus menerus dan menetap selalu
tertentu ekonomi kembali ke tingkat
didahului
output alami. Akan tetapi, ini terjadi
peningkatan berkelanjutan
dengan biaya pada tingkat harga
penawaran
lebih tinggi secara permanen.
hubungan
Menurut
moneter,
defisit
yang
pandangan
ahli
melalui
anggaran
bisa
waktu,
atau
disertai
uang.
dengan
dalam
Ekspekatasi
sebab-akibat
bekerja
kendala anggaran antar
yang
mengimplikasikan
menyebabkan inflasi, tetapi hanya
bahwa pemerintah harus mengalami
sampai
defisit masa sekarang, dan pada
tingkat
anggaran
di
mana defisit
ditalangi
masa mendatang akan mengalami
(Hamburger dan Zwick, 1981). Dalam
surplus anggaran (Walsh, 1998).
model ahli moneter (dan neo-klasik),
Satu cara yang mungkin untuk
perubahan tingkat inflasi sangat
menghasilkan surplus adalah dengan
1276
tersebut
PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA
TAHUN 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin
_______________________________________________________________________
meningkatkan
pencetakan
sehingga
pendapatan
uang
dari
(seignorage),
publik
mungkin
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap tingkat inflasi dalam jangka
pendek
maupun
dalam
jangka
mengharapkan pertumbuhan uang
panjang. Koefisien regresi nilai tukar
masa mendatang. Hubungan defisit-
rupiah sebesar 2.2366 dalam jangka
inflasi
dengan
pendek menunjukkan bahwa dengan
mempertimbangkan efek langsung
naiknya nilai tukar dollar terhadap
inflasi pada utang yang belum
rupiah sebesar 1% dalam jangka
dilunasi,
dan
pendek, akan menaikkan tingkat
pembelanjaan pemerintah. Interaksi
inflasi sebesar 2.2366%. Sedangkan
dinamis antara defisit pemerintah dan
koefisien regresi nilai tukar dollar
inflasi bisa berlangsung dalam salah
terhadap
rupiah
dalam
jangka
satu dari dua arah. Efek inflasi
panjang
sebesar
1.776,
berarti
mengurangi nilai riil utang yang
bahwa
tukar
dollar
menonjol, atau inflasi memperburuk
mengalami
posisi fiskal pemerintah disebabkan
sebesar 1% dalam jangka panjang,
keterlambatan
penagihan,
yang
maka inflasi akan naik pula sebesar
mengurangi
pendapatan
riil
juga
dibahas
pendapatan
pajak
pemerintah (Dornbusch, 1990).
Penelitian
Hadi
jika
nilai
kenaikan
(apresiasi)
1.776%.
Variabel kurs Dollar Amerika
Sasana
Serikat memiliki hubungan yang
(2004) yang berjudul ”Analisis Faktor-
signifikan positif terhadap inflasi di
faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Di
Indonesia. Melemahnya nilai rupiah
Indonesia dan Filipina (pendekatan
terhadap mata uang asing yang
Error Correction Model)”. Penelitian
disebabkan oleh hutang luar negeri
tersebut menggunakan data runtut
pemerintah maupun sektor swasta
waktu dari tahun 1990 kuartalan I
yang membengkak maka berakibat
sampai 2001 kuartalan IV. Variabel
pada penurunnya harga barang-
yang digunakan antara lain inflasi
barang ekspor kita diluar negeri,
(INFt), jumlah uang beredar (M1t),
sehingga barang ekspor kita menjadi
produk domestik bruto (PDBt), nilai
lebih murah dibandingkan dengan
tukar (ERt), dan tingkat suku bunga
barang-barang dari
(Rt). Adapun hasil kesimpulan dari
Penurunan
harga
penelitian tersebut nilai tukar ternyata
menyebabkan
peningkatan
mempunyai hubungan positif dan
penjualan
(hukum
negara lain.
tersebut
pada
permintaan
1279
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
”apabila harga barang menurun
Kenaikan
maka jumlah barang yang diminta
(Agregat Demand/AD) yang tidak
akan
diimbangi
bertambah”),
sehingga
permintaan
dari
sisi
agregat
penawaran
penerimaan ekspor kita meningkat
agregat (Agregat Supply/AS) akan
serta kemampuan untuk mengimpor
menimbulkan
barang juga meningkat maka supply
inflationary gap yang merupakan
barang
sumber
di
dalam
negeri
akan
celah
dari
inflasi.
inflasi
atau
Selain itu,
meningkat yang akan berdampak
menurut Teori Keynesian kenaikan
pada
PDB
penurunan
harga
barang
sisi
pengeluaran
akan
permintaan
efektif
tersebut. Kenaikan output dapat
meningkatkan
memperkecil
inflasi,
masyarakat. Bila jumlah permintaan
dalam
efektif
bertambahnya
negeri
laju
barang
cenderung
di
menurunkan
harga.
terhadap
meningkat,
pada
komoditas
tingkat
harga
berlaku, melebihi jumlah maksimum
Berarti
setiap
terjadi
dari
barang-barang
yang
bisa
depresiasi rupiah terhadap Dollar
dihasilkan oleh masyarakat, maka
Amerika
inflationary gap akan timbul dan
Serikat
maka
akan
meningkatkan permintaan uang di
menimbulkan masalah inflasi.
Indonesia, demikian juga sebaliknya.
Menurut
Dombusch
dan
Hal ini disebabkan ketika nilai rupiah
Fischer (1997:589), jumlah uang
terdepresiasi maka harga barang-
beredar khususnya uang kartal dan
barang impor menjadi lebih mahal
uang giral (M1) yang tinggi secara
sehingga diperlukan rupiah yang
berkelanjutan akan menghasilkan
lebih banyak guna untuk membeli
laju inflasi yang tinggi dan laju
barang impor
pertumbuhan uang beredar yang
tersebut (Prasojo,
2003).
rendah
pada
gilirannya
akan
Menurut Maqrobi (2011:18),
mengakibatkan laju inflasi rendah.
dalam suatu perekonomian, antara
Selanjutnya pernyataan bahwa inflasi
inflasi dan pertumbuhan ekonomi
merupakan
saling
Apabila
mengandung arti bahwa laju inflasi
pertumbuhan ekonomi yang tinggi
yang tinggi tidak akan berlangsung
dapat pula memicu terjadi inflasi yang
terus apabila tidak disertai dengan
tinggi
laju pertumbuhan uang beredar (M1)
berkaitan.
melalui
kenaikan
dalam
permintaan agregat harga – harga
barang yang berakibat pada inflasi.
1280
yang tinggi.
fenomena
moneter
PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA
TAHUN 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin
_______________________________________________________________________
Ini dapat disimpulkan bahwa
maka akan meningkatkan tingkat
hubungan jumlah uang beredar (M1)
inflasi, sebaliknya jika ada penurunan
dengan inflasi memiliki sifat korelasi
dalam jumlah uang beredar (M1)
positif dimana jika ada peningkatan
makan akan menurunkan tingkat
dalam jumlah uang beredar (M1)
inflasi.
Defisit Anggaran
Nilai Tukar (Kurs)
Pertumbuhan Ekonomi
Gambar 2 Kerangka Pemikira
Inflasi
OBJEK DAN METODE
Pertumbuhan Ekonomi, dan Jumlah
PENELITIAN
Uang Beredar terhadap Inflasi di
Objek Penelitian
Indonesia tahun 2000-2014.
Jumlah Uang Beredar
Objek dalam penelitian ini
adalah Defisit Anggaran, Nilai Tukar,
Metode Penelitian
penelitian ini metode yang digunakan
Metode adalah cara utama
adalah
metode
kuantitatif.
Data
yang digunakan untuk mencapai
dalam penelitian ini merupakan data
tujuan,
runtut waktu (time series) dari tahun
misalnya
hipotesis
dengan
untuk
menguji
menggunakan
2000 sampai dengan tahun 2014.
teknis serta alat-alat tertentu. Dalam
Jenis dan Sumber Data
yang
diperoleh
berdasarkan
Data yang digunakan dalam
informasi yang telah disusun dan
penelitian ini adalah data sekunder
dipublikasikan oleh instansi tertentu.
runtun waktu (time series), yaitu data
Dalam
penelitian
data
yang
1281
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
digunakan diperoleh dari Badan
Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesi
(BI), dan Kementrian Keuangan.
Metode Penelitian
Metode
yang
Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan
digunakan
Ekonomi, dan Jumlah Uang Beredar)
adalah analisis regresi semi log linear
terhadap variabel dependen (Tingkat
berganda. Analisis ini digunakan
Inflasi).
untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh
independen
(Defisit
Persamaan
regresi
yang
dipakai adalah sebagai berikut:
𝒀𝒀 = 𝜷𝜷𝟎𝟎 + 𝒍𝒍𝒍𝒍𝒍𝒍 πœ·πœ·πŸπŸπ‘Ώπ‘ΏπŸπŸ +𝒍𝒍𝒍𝒍𝒍𝒍 πœ·πœ·πŸπŸπ‘Ώπ‘ΏπŸπŸ + πœ·πœ·πŸ‘πŸ‘π‘Ώπ‘ΏπŸ‘πŸ‘ +𝒍𝒍𝒐𝒐𝒐𝒐 πœ·πœ·πŸ’πŸ’π‘Ώπ‘ΏπŸ’πŸ’ + U
Dimana:
Y
= Inflasi
𝛽𝛽0
= Intercept
𝛽𝛽
= Koefisien Regresi
X1
= Variabel Defisit Anggaran
X2
= Variabel Nilai Tukar
X3
= Variabel Pertumbuhan Ekonomi
X4
= Variabel Jumlah Uang Beredar
U
= Galat
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Variabel
Pada penelitian ini yang menjadi
objek penelitiannya adalah defisit
anggaran, nilai tukar, pertumbuhan
ekonomi, jumlah uang beredar dan
inflasi di Indonesia tahun 2000-2014.
ini
menggunakan
dua
variabel yaitu variabel independen
dan variabel dependen.
Indonesia tahun 2000-2014.
2. Variabel
penelitian
independen
dalam
ini
defisit
adalah
anggaran,
nilai
pertumbuhan
ekonomi,
tukar,
dan
jumlah uang beredar tahun 20002014.
Dari hasil pengolahan data
menggunakan E-Views 8 didapat
persamaan regresi dalam
1282
dalam
penelitian ini adalah inflasi di
Hasil Penelitian
Variabel
dependen
bentuk
PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA
TAHUN 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin
_______________________________________________________________________
persamaan ekonometrika sebagai
berikut:
𝒀𝒀 = 𝜷𝜷𝟎𝟎 + 𝒍𝒍𝒍𝒍𝒍𝒍 πœ·πœ·πŸπŸπ‘Ώπ‘ΏπŸπŸ +𝒍𝒍𝒍𝒍𝒍𝒍 πœ·πœ·πŸπŸπ‘Ώπ‘ΏπŸπŸ +πœ·πœ·πŸ‘πŸ‘π‘Ώπ‘ΏπŸ‘πŸ‘ +𝒍𝒍𝒍𝒍𝒍𝒍 πœ·πœ·πŸ’πŸ’π‘Ώπ‘ΏπŸ’πŸ’ + AR(1)
Y = -543.0648 + -0.954806 LogX1 + 66.61772 LogX2 + 7.981016 X3 +
-16.42576 LogX4 + 0.924900 AR(1)
Tabel 1
Hasil Pengolahan Data
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 05/26/16 Time: 22:57
Sample (adjusted): 2000Q2 2014Q4
Included observations: 59 after adjustments
Convergence achieved after 29 iterations
Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
LOG(X1)
LOG(X2)
X3
LOG(X4)
AR(1)
-543.0648
-0.954806
66.61772
7.981016
-16.42576
0.924900
-10.69648
-1.433542
12.06740
10.15850
-6.263145
19.71380
0.0000
0.1576
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
50.77043
0.666046
5.520471
0.785649
2.622605
0.046916
R-squared
0.901321
Adjusted R-squared 0.892012
S.E. of regression 1.200902
Sum squared resid 76.43483
Log likelihood
-91.35495
F-statistic
96.81927
Prob(F-statistic)
0.000000
Inverted AR Roots
.92
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 8
Berdasarkan persamaan di
atas,
bahwa
koefisien
anggaran,
tukar,
66.61772;
defisit
-0.954806; nilai
pertumbuhan
besarnya pengaruh tiap variabel
bebas
terhadap
variabel
terikat
(inflasi), yang selanjutnya penulis
menganalisisnya
melalui
hasil
parameter
dan
ekonomi, 7.981016; jumlah uang
pengukuran
beredar -16.42576. Yang dimaksud
pengujian sebagai berikut:
koefisien dalam penelitian ini adalah
1283
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
Pengujian Hipotesis
monalak atau menerima H0 adalah
Uji signifikan parameter individual
sebagai berikut:
/ parsial (Uji t)
•
Menurut
Agus
Widarjono
maka H0 ditolak atau menerima
(2007;71), Uji t ditujukan untuk
mengetahui pengaruh secara parsial
Jika nilai t hitung > nilai t kritis
Ha
•
Jika nilai t hitung < nilai t kritis
dari variabel independen terhadap
maka H0 tidak ditolak atau
variabel dependen, dengan cara
menolak Ha
membandingkan nilai t hitung untuk
Pada tingkat keyakinan sebesar 5%
masing-masing estimator dengan t
(0,05) diperoleh niai t tabel sebesar
kritisnya dari tabel. Keputusan untuk
2,015, dengan hasil uji t -nya sebagai
berikut:
Tabel 2
Hasil Uji t Pengaruh Defisit Anggaran, Nilai Tukar, Pertumbuhan Ekonomi, dan
Jumlah Uang Beredar terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2000-2014
Prob
Variabel
t- Statistic
(t-statistik)
Defisit Anggaran
-1.433542
0.1576
Nilai Tukar
12.06740
0.0000
Pertumbuhan Ekonomi
10.15850
0.0000
Jumlah Uang Beredar
-6.263145
0.0000
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 8
Dari hasil interprestasi di
atas,
•
disimpulkan bahwa:
•
Variabel
nilai
tukar
(𝑋𝑋2)
berpengaruh positif dan signifikan
Variabel defisit anggaran (𝑋𝑋1)
terhadap tingkat inflasi, hal ini
berpengaruh negatif dan tidak
ditandakan oleh nilai probabilitas
signifikan terhadap tingkat inflasi,
sebesar 0.0000 < 0.05 atau nilai
hal
nilai
t-Statistic sebesar 12.06740 <
probabilitas sebesar 0.1576 >
2,015. Sehingga H0 tidak ditolak
0,05 atau nilai t-Statistic sebesar
atau menolak Ha
ini
ditandai
oleh
-1.433542 > 2,015. Sehingga H0
ditolak atau menerima Ha .
1284
•
Variabel pertumbuhan ekonomi
(𝑋𝑋3) berpengaruh positif dan
PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA
TAHUN 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin
_______________________________________________________________________
•
signifikan terhadap tingkat inflasi,
signifikan terhadap tingkat inflasi,
hal ini ditandakan oleh nilai
hal ini ditandakan oleh nilai
probabilitas sebesar 0.0000 <
probabilitasnya sebesar 0.000 <
0.05 atau nilai t-Statistic sebesar
0.05 atau nilai t-Statistic sebesar
10.15850 > 2.015. Maka H0
-6.263145 < 2.015. Maka H0 tidak
ditolak atau menerima Ha.
ditolak atau menolak Ha .
Variabel jumlah uang beredar
(𝑋𝑋4) berpengaruh negatif dan
Uji Bersama - Sama (Uji F)
Menurut
Agus
Dari
hasil
perhitungan
Widarjono
diperoleh F statistik adalah 96.81927
(2007:73), Uji F dilakukan karena
saat F tabel pada taraf nyata 5%
perlunya mengevaluasi
(yaitu
pengaruh
3.47805)
dan
dengan
semua variabel independen terhadap
probabilitas 0.00000 pada tingkat α=
variabel
F
0.05. Berdasarkan hasil perhitungan
statistiknya tinggi maka kita akan
di atas, maka dapat diketahui bahwa
menolak hipotesis nol. Sedangkan
F statistik > F tabel atau 96.81927 >
jika rendahnya F statistik maka akan
5.19 yang artinya menolak hipotesis
tidak menolak hipotesis nol karena
nol,
variabel
probabilitasnya
dependen.
Apabila
independennya
hanya
Selain
itu
dilihat
dari
ternyata
lebih
sedikit mampu menjelaskan variasi
besar dari α, yaitu 0.000000 < 0.05
variabel dependen di sekitar rata-
artinya bahwa defisit anggaran, nilai
ratanya.
tukar, pertumbuhan ekonomi, dan
Untuk
mengetahui
perbandingan F statistik apakah lebih
jumlah
rendah atau lebih tinggi dilakukan
bersama-sama
dengan membandingkannya dengan
pengaruh yang signifikan terhadap
nilai F tabel.
inflasi di Indonesia.
Koefisien
(R2
Determinasi
/
Goodness of fit)
Menurut
uang
beredar
secara
mempunyai
variabel dependen dijelaskan oleh
variabel independen.
Agus
Widarjono
Dari hasil regresi bahwa nilai R2
(2007:71), koefisien determinasi (R2)
adalah
digunakan
90.13% hal ini berarti variable Defisit
untuk
seberapa besar
menjelaskan
proporsi
variasi
sebesar
0.901321
atau
anggaran, Nilai tukar, Pertumbuhan
1285
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
ekonomi, dan Jumlah uang beredar
oleh
variabel
lain
yang
tidak
dapat menjelaskan perubahan pada
dianalisis dalam model regresi ini.
variabel Inflasi sebesar 90.13% dan
sisanya sebesar 9.87% dijelaskan
Uji Asumsi Klasik
Sebagai aturan main yang
Uji Multikolinieritas
Menurut
kasar, jika koefisien korelasi cukup
Widarjono
tinggi katakanlah diatas 0.85 maka
(2007:111), Salah satu asumsi yang
kita duga ada multikolinieritas dalam
digunakan
OLS
model. Sebaliknya jika koefisien
adalah tidak ada hubungan linier
korelasi relatif rendah maka kita duga
antara variabel independen. Adanya
model
hubungan
multikolinieritas
independen
Agus
dalam
metode
antara
dalam
variabel
satu
regresi
disebut multikolinieritas.
tidak mengandung unsur
(Agus
Widarjono:114). Berikut tabel hasil uji
multikolinieritas
dengan
menggunakan e views 8:
Tabel 3
Nilai koefisien korelasi (correlation)
Sumber : Eviews 8
Dari tabel tersebut, diketahui
bahwa tidak ada variabel yang nilai
Dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terdapat masalah multikolinieritas.
koefisien korelasinya lebih dari 0.85.
dengan R2 yang akan mengikuti
distribusi χ2 dengan df sebanyak
Uji Heteroskedastis
Uji heteroskedastisitas yang
variabel independen tidak termasuk
ini
konstanta auxiliary. Jika nilai χ2
adalah uji Breusch-Pagan-Godfrey.
hitung (n.R2) lebih besar dari nilai χ2
Hipotesis nol dalam uji ini adalah
kritis
tidak ada heteroskedastisitas. Uji
kepercayaan tertentu maka ada
Breusch-Pagan-Godfrey didasarkan
heteroskedastisitas dan sebaliknya
pada jumlah sampel (n) dikalikan
jika nilai χ2hitung (n.R2) lebih kecil
digunakan
1286
dalam
penelitian
tabel
dengan
derajat
PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA
TAHUN 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin
_______________________________________________________________________
dari nilai χ2 kritis tabel menunjukan
tabel hasil uji Heteroskedastisitas
tidak
dengan menggunakan e views 8:
adanya
heteroskedastisitas
(Agus Widarjono 2007:140). Berikut
Tabel 4
Uji Heteroskedastisitas
Sumber : E views 8
Dari hasil uji white dapat
tidak
ada
masalah
diperoleh nilai χ2 hitung sebesar
heteroskedastisitas, karena nilai χ2
1.545843 dan nilai χ2 tabel adalah
hitung lebih kecil dari χ2 tabel.
18.30704 maka dikategorikan bahwa
Uji Autokorelasi
Uji
pada derajat kepercayaan tertentu.
autokorelasi
digunakan
dalam
yang
ini
dari chi-squares tabel, maka model
adalah uji yang dikembangkan oleh
tidak mengandung unsur korelasi
Breusch dan Godfrey yang lebih
(Agus Widarjono : 163). Berikut hasil
umum dikenal dengan uji langrange
pengolahan data untuk mendektesi
multiplier
autokorelasi dengan menggunakan
(LM).
penelitian
Jika chi-squares hitung lebih kecil
Kriterianya yaitu
dengan membandingkan chi-squares
eviews8:
hitung dengan chi-squares tabel
Tabel 5
Deteksi Autokorelasi
Sumber : E views 8
Dari gambar tersebut diketahui bahwa nilai χ2 deteksi korelasi dengan
menggunakan LM test bernilai 0.061060 dan nilai χ2 tabel adalah 18.30704,
1287
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
sehingga mengindikasikan bahwa hal tersbut tidak terjadi masalah autokorelasi
karena nilai χ2 hitung kurang dari χ2 table.
Uji Normalitas
Sumber: Eviews 8
Gambar 3 Uji Normalitas
Uji normalitas yang dipilih adalah
uji
jarque-bera.
Jika
tabel, dapat diartikan bahwa data
residual
terdistribusi secara normal. Atau bisa
terdistribusi secara normal maka
juga dengan membandingkan nilai
diharapkan nilai statistik JB akan
probabilitas
sama dengan nol. Nilai statistik JB ini
keyakinan, jika probabilitasnya lebih
didasarkan pada distribusi χ2 dengan
besar dari tingkat keyakinan maka
derajat kebebasan (df) 2.
artinya
Diketahui nilai dari χ2 tabel
data
dengan
tingkat
terdistribusi
secara
normal. Dapat dilihat dari hasil
adalah sebesar 18.30704 dan nilai JB
pengolahan
data
4.104609 Maka itu artinya JB < χ2
0.128439 > 0.05.
diatas
yaitu
diketahui bahwa defisit anggaran di
Pembahasan
Pengaruh
Indonesia berpengaruh negatif dan
Defisit
Anggaran
terhadap Inflasi di Indonesia
Berdasarkan hasil regresi (uji
t) dengan tingkat keyakinan 95%
1288
tidak signifikan terhadap inflasi di
Indonesia.
Hipotesis
yang
menyatakan bahwa defisit anggaran
berpengaruh
signifikan
terhadap
PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA
TAHUN 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin
_______________________________________________________________________
inflasi ditolak. Penelitian ini sejalan
menyebabkan inflasi, tetapi hanya
dengan penelitian terdahulu oleh
sampai
Yusni Maulida, Mardiana dan Anthoni
anggaran
Mayes
(Hamburger dan Zwick, 1981). Defisit
(2010),
yang
berjudul
tingkat
di
mana defisit
tersebut
ditalangi
“Pengaruh Defisit Anggaran, Jumlah
anggaran
Uang Beredar dan Independensi
terhadap inflasi karena pengeluaran
Bank Indonesia Terhadap Inflasi”.
pemerintah yang memicu terjadinya
Adapun
inflasi
hasil
kesimpulan
dari
berpengaruh
sudah
diimbangi
negatif
dengan
penelitian tersebut, adalah defisit
kebijakan fiskal yang tepat, yaitu
anggaran dalam penelitian ini faktor
dengan menaikan tarif pajak dan juga
defisit anggaran tidak berpengaruh
melakukan pinjaman luar negeri. Di
terhadap inflasi.
Negara berkembang, untuk menutup
Menurut
moneter,
defisit
pandangan
ahli
defisit anggarannya lebih banyak
anggaran
bisa
melakukan pinjaman luar negeri.
Pengaruh Nilai Tukar terhadap
dari penelitian tersebut, adalah nilai
Inflasi di Indonesia
tukar , dalam penelitian ini faktor nilai
Berdasarkan hasil regresi (uji t)
tukar berpengaruh terhadap inflasi.
dengan
tingkat
diketahui
bahwa
keyakinan
nilai
95%
di
tukar (semakin terdepresiasi nilai
Indonesia berpengaruh positif dan
tukar) maka akan meningkatkan
signifikan
inflasi.
terhadap
Indonesia.
tukar
Artinya semakin tinggi nilai
inflasi
Hipotesis
menyatakan
bahwa
berpengaruh
signifikan
inflasi diterima.
nilai
di
Depresiasi
nilai
rupiah
yang
terhadap Dollar akan mengakibatkan
tukar
meningkatnya
biaya
untuk
terhadap
mengimpor. Untuk menutupi biaya
Hal ini sejalan
impor yang menjadi mahal produsen
dengan penelitian terdahulu oleh
akan
Adrian Sutawijaya, dan Zulfahmi,
sehingga
yang berjudul “Pengaruh faktor-faktor
kenaikan tingkat harga di Indonesia
ekonomi
yang merupakan cerminan dari laju
terhadap
inflasi
di
Indonesia”. Adapun hasil kesimpulan
menaikan
akan
harga
barang
mengakibatkan
inflasi.
1289
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi
tertentu.
Berdasarkan
hasil
terhadap Tingkat Inflasi di
penelitian, pertumbuhan ekonomi di
Indonesia
Indonesia lebih banyak ditopang oleh
Berdasarkan hasil regresi (uji
sisi
permintaan
yaitu
t) pada penelitian ini dengan tingkat
konsumsi
keyakinan 95% diketahui bahwa
konsumsi pemerintah. Itu artinya
pertumbuhan ekonomi berpengaruh
bahwa tingginya tingkat konsumsi
positif dan signifikan terhadap inflasi.
menggambarkan
Hipotesis yang menyatakan bahwa
permintaan barang dan jasa, sesuai
pertumbuhan ekonomi berpengaruh
dengan
signifikan terhadap inflasi diterima.
penawaran terhadap harga apabila
Artinya,
semakin
besar
masyarakat
tingginya
dan
tingginya
hukum permintaan
permintaan
juga
semakin
dan
meningkat
pertumbuhan ekonomi maka akan
maka akan menaikan tingkat harga.
meningkatkan
Oleh
tingkat
inflasi.
karena
pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
ekonomi
mencerminkan pertambahan output
tingginya konsumsi masyarakat dan
produksi
pemerintah tanpa diimbangi dengan
periode
barang dan jasa dari
ke
periode
menggambarkan
atau
juga
kenaikan
yang
itu,
penawaran
didorong
(pertambahan
oleh
ouput
produksi barang dan jasa ) akan
pendapatan pada suatu periode
menaikan tingkat inflasi.
Pengaruh Jumlah Uang Beredar
jumlah uang beredar berpengaruh
(M1) terhadap Tingkat Inflasi di
signifikan terhadap inflasi diterima.
Indonesia
Menurut teori, jumlah uang
Berdasarkan hasil regresi (uji
beredar berpengaruh positif terhadap
t) pada penelitian ini dengan tingkat
inflasi. Pada saat jumlah uang
keyakinan 95% diketahui bahwa
beredar
jumlah uang beredar secara parsial
maka akan meningkatkan inflasi.
memberikan pengaruh negatif dan
Namun
signifikan terhadap inflasi. Ini berarti
berbanding terbalik dengan teori.
bahwa
peningkatan
Hubungan dari jumlah uang beredar
persentase jumlah uang beredar
terhadap inflasi adalah negatif. Pada
sebesar 1 persen, akan menurunkan
keadaan jumlah uang beredar yang
inflasi sebesar 16, 42576 persen.
tinggi menggambarkan tingkat suku
Hipotesis yang menyatakan bahwa
bunga yang rendah , rendahnya
1290
adanya
mengalami
hasil
peningkatan
pengolahan
data
PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA
TAHUN 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin
_______________________________________________________________________
tingkat
suku
mendorong
kenaikan, bahkan apabila investasi
melakukan investasi.
terus terjadi akan mampu secara
Atas adanya investasi tersebut, maka
terus-menerus menciptakan output
akan mampu menciptakan usaha-
barang
usaha baru atau produktifitas baru
penawaran akan barang dan jasa
sehingga, output barang dan jasa di
mengalami peningkatan dan tingkat
masyarakat pun bertambah. Artinya
harga nya pun turun. Sesuai dengan
bahwa jumlah uang beredar yang
hukum permintaan dan penawaran
tinggi
adanya
terhadap harga, Jika barang dan jasa
pertambahan output barang dan jasa
yang ditawarkan meningkat maka
sehingga
akan menurunkan tingkat harga.
masyarakat
harga
di
bunga
imbangi
pada
tidak
oleh
akhirnya
akan
tingkat
dan
jasa
sehingga
mengalami
Gambar 4 Investasi Dan Jumlah Uang Beredar
Dari gambar tersebut membuktikan
uang beredar akan meningkatkan
bahwa semakin tingginya jumlah
investasi
Pengaruh Defisit anggaran nilai
tukar, Pertumbuhan Ekonomi, dan
Jumlah Uang Beredar secara
bersama-sama terhadap Inflasi di
Indonesia
1291
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 6, no 2, Juli – Desember 2016
Berdasarkan
hasil
regresi
uang beredar terhadap tingkat inflasi
diketahui bahwa defisit anggaran,
di Indonesia Periode 2000-2014
nilai tukar, pertumbuhan ekonomi
secara
dan jumlah uang beredar secara
signifikan.
simultan memberikan pengaruh yang
bersama
sama
adalah
Kemudian berdasarkan nilai
2
signifikan (nyata) terhadap Inflasi di
R sebesar 0.901321 atau 90.13%
Indonesia. Dari hasil perhitungan
hal ini berarti Defisit anggaran, Nilai
diperoleh πΉπΉβ„Žπ‘–π‘–π‘–π‘–π‘–π‘–π‘–π‘–π‘–π‘– sebesar 96.819
tukar, Pertumbuhan ekonomi, dan
pada taraf nyata 5% adalah 3.081.
Jumlah
uang
beredar
dapat
Berdasarkan hasil perhitungan, maka
menjelaskan perubahan pada faktor
dapat disimpulkan bahwa pengaruh
Inflasi sebesar 90.13% dan sisanya
variabel defisit anggaran, nilai tukar,
sebesar 9.87% dijelaskan oleh faktor
pertumbuhan ekonomi, dan jumlah
lain.
(nyata) terhadap inflasi di Indonesia
KESIMPULAN
Periode 2000-2014.
Tujuan utama dari penelitian
ini
adalah
pengaruh
untuk
defisit
mengetahui
dengan
menggunakan tingkat kepercayaan
nilai
yang sama 95%, secara individu
tukar, pertumbuhan ekonomi, dan
defisit anggaran memiliki pengaruh
jumlah uang beredar terhadap inflasi
negatif dan tidak signifikan terhadap
di
tingkat
Indonesia
Berdasarkan
anggaran,
Namun
tahun
2000-2014.
hasil
penelitian,
inflasi.
pertumbuhan
Nilai
ekonomi
dan
dan
memiliki
perhitungan dan pembahasan pada
pengaruh
bab-bab sebelumnya, penelitian ini
terhadap Inflasi di Indonesia. Di sisi
menghasilkan kesimpulan sebagai
lain jumlah uang beredar memiliki
berikut:
pengaruh
Defisit anggaran, nilai tukar,
positif
tukar
negatif
diperkuat
uang beredar secara bersama-sama
penelitian terdahulu).
secara
1292
dengan
beberapa
signifikan
DAFTAR PUSTAKA
______Badan
dan signifikan
(berlawanan dengan hipotesis dan
pertumbuhan ekonomi dan jumlah
berpengaruh
signifikan
Pusat
Statistik.
Statistik
Indonesia
2000-2014.
______Badan Pusat Statistik, Inflasi
di Indonesia Tahun
2000-2014,
Badan
Pusat Statistik.
______Kementrian
Keuangan,
Defisit
Anggaran
Tahun
2000-2014,
PENGARUH DEFISIT ANGGARAN, NILAI TUKAR, PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DIINDONESIA
TAHUN 2000-2014
Aso Sukarso, Andi Rustandi, Satria Nur Imaduddin
_______________________________________________________________________
Kementrian
Keuangan
______Badan Pusat Statistik, Nilai
Tukar
Rupiah
terhadap Dollar Tahun
2000-2014,
Badan
Pusat Statistik
______ Bank Indonesia, Jumlah
Uang Beredar Tahun
2000-2014,
Bank
Indonesia.
______ Badan Pusat Statistik,
Pertumbuhan
Ekonomi 2000-2014,
Badan Pusat Statistik
Boediono. 1985. Ekonomi Moneter,
edisi 3. BPFE :
Yogyakarta.
Komaludin Ade. 2009. Teori dan
Studi
Empiris
Ekonomi
Moneter,
Rizqi Press : Bandung
Nopirin.
1992.
Ekonomi
Internasional, edisi 3.
BPFE : Yogyakarta.
______ 1987. Ekonomi Moneter,
edisi.
BPFE
:
Yogyakarta.
Universitas
Kristen
Satya Wacana
Loly mulya, Syamsul amar, Idris.
Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi
tingkat inflasi dan
kinerja perekonomian
di Indonesia.
Adrian
Sutawijaya,
Zulfahmi.
Pengaruh
faktorfaktor
ekonomi
terhadap inflasi di
Indonesia.
Vecky Masinambow, Hanly Siwu,
Theodores Manuela
Langi, Vol 14 no.2 Mei
2014.
Analisis
pengaruh suku bunga
bi,
jumlah
uang
beredar, dan tingkat
kurs terhadap tingkat
inflasi di Indonesia.
Universitas
Sam
Ratulangi, Manado
Yusni Maulida, Mardiana, dan Antoni
Mayes.
Pengaruh
Defisisit
anggaran,
jumlah uang beredar,
dan
independensi
Bank
Indonesia
terhadap
Inflasi.
Universitas Riau
Endri. (2013). Analisis factor factor
yang mempengaruhi
inflasi di Indonesia.
ABFI
Institus
PERBANAS Jakarta.
Rio Manggi. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Inflasi
di Indonesia: Model
Demand Pull Inflation.
1293
Download